Survai masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 dan implikasinya terhadap usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository

  

SURVAI MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH

SISWA-SISWI KELAS V SD KANISIUS BACIRO YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2006/2007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP

USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

  Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan Konseling

  

Disusun Oleh :

SHERLY YONATHAN

NIM : 021114024

  

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

  

Motto dan Persembahan

  “Janganlah takut, sebab AKU menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab AKU ini ALLAHmu; AKU akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; AKU akan memegang engkau dengan tangan kanan-KU yang membawa kemenangan.” (Yesaya 41:10)

  “Sungguh sulit jika aku terpaksa… dan begitu mudahnya jika aku mau.” “Daripada menghitung kesukaranmu, cobalah menjumlahkan berkat-berkat yang telah kamu terima.”

  Skripsi ini kupersembahkan untuk: Orangtuaku tercinta, papa William dan mama Martha yang sudah terus

memotivasi dan mendukungku dengan cinta dan doa sehingga aku bisa

menyelesaikan kuliah ini dengan baik. SD Kanisius Baciro Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepadaku untuk membimbing seluruh siswa-siswi selama tahun ajaran 2006-2007. Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai tempatku menimba ilmu.

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 20 November 2007 Penulis

  Sherly Yonathan

  

ABSTRAK

SURVAI MASALAH-MASALAH YANG BANYAK DIALAMI OLEH SISWA-

SISWI KELASV SD KANISIUS BACIRO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN

2006/2007 DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK

  

BIMBINGAN KLASIKAL

SHERLY YONATHAN

2007

  Penelitian ini bertujuan untuk mendespkripsikan masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007. hasil penelitian digunakan sebagai acuan untuk menyusun usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk siswa-siswi kelas V di sekolah tersebut. Pertanyaan yang secara khusus dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) Masalah-masalah apakah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006-2007? (2) Usulan topik-topik bimbingan apakah yang sesuai dengan masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006-2007?

  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survai. Subjek penelitian adalah seluruh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 yang berjumlah 78 orang. Instruman penelitian yang digunakan adalah “Kuisioner Masalah-masalah yang dialami oleh siswa SD”. Insrtumen tersebut disusun sendiri oleh peneliti berdasarkan beberapa bidang masalah (Pribadi, Sosial, Belajar dan Karir) dengan mengacu pada kajian pustaka. Instrumen penelitian terdiri dari 55 item. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah membuat tabulasi skor dari masing-masing item, menghitung skor total dari masing-masing item, dan menentukan masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Yogyakarta berdasarkan kriteria Penilaian Acuan Norma (PAN) tipe I, yaitu M + 0,75 S.

  Hasil penelitian antara lain: (1) Masalah yang banyak dialami oleh siswa- siswi kelas V Intrapersonal adalah siswa merasa kurang PD (percaya diri) jika diminta untuk berbicara di depan kelas atau di depan orang banyak; (2) Masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V Interpersonal adalah (a) siswa mudah marah atau kurang mampu mengendalikan diri dan (b) siswa kesulitan membagi waktunya untuk belajar dan kegiatan-kegiatan yang lain; (3) Masalah-masalah yang banyak dialami oleh seluruh siswa-siswi kelas V (Intrapersonal dan Interpersonal) adalah (a) siswa merasa kuatir tidak dapat memenuhi harapan orang tua atau orang yang menyantuni hidupnya; (b) siswa sering membalas perbuatan orang lain yang mengganggu/menyakiti hatinya; (c) siswa merasa takut nilai-nilai yang diperolehnya tidak memenuhi syarat untuk kenaikan kelas; (d) siswa mudah kecewa apabila gagal melakukan sesuatu.

  Berdasarkan hasil penelitian, disusunlah suatu usulan topik-topik bimbingan

  

ABSTRACT

A SURVEY ON THE MOST PROBLEM FACED BY THE FIFTH GRADE

STUDENTS OF KANISIUS BACIRO YOGYAKARTA PRIMARY SCHOOL

  

IN THE ACADEMIC YEAR OF 2006/2007 AND THE IMPLICATIONS ON

THE CLASSICAL GUIDANCE TOPICS PROPOSAL

SHERLY YONATHAN

2007

  This research was aimed at describing the problems dealt by the fifth grade students of Kanisius Baciro Yogyakarta Primary School during the academic year of 2006/2007. The result of this research was used as the reference in arranging the suitable classical guidance topics proposal for the fifth grade students of the school. The questions that particulary responded in this research were : (1) What kind of problems that were faced by the fifth grade students of Kanisius Baciro Yogyakarta Primary School during the academic year of 2006/2007? (2) What kind of classical guidance topics proposal that is suitable with the problems faced by the fifth grade students of Kanisius Baciro Yogyakarta Primary School during the academic year of 2006/2007?

  This research was descriptive in nature by using the survey method. The subject of the research covered the entire fifth grade students of Kanisius Baciro Primary School in the academic year of 2006/2007, wich consisted of 78 students. The research instrument was the “Questionnaire Asking for The Problems the Primary School Students Dealt”. That instrument, which consisted of 55 items, was based on several problems classifications (Individual, Social, Study, and Career), was prepared by referring to library research. The technique of data processing were the score tabulation and calculation the total score, and determination of the problems of the fifth grade students of Kanisius Baciro Yogyakarta Primary School based on the criteria of the Norms Referent Assessment (NRA) type I, i.e.: M+0.75S.

  The results of the research shows that (1) The problems of the fifth grade students on “Intrapersonal” was : The students don’t have confidence on himself/herself if they were asked to talk in front of class or people; (2) The problems of the fifth grade students on “Interpersonal” were : (a) The students was easy to get anggry or unable to control herself/himself, (b) The students get difficulty in sharing time for study and the other activity; (3) The problems of the fifth grade students on “Intrapersonal” and “Interpersonal” were : (a) The students were affraid if they can’t fulfill the parent’s hope; (b) The students often did revenge to someone else that hurt him/her; (c) The students were worried if they got bad results; (d) The students were often disappointed easily when they were failed.

  Based on the results of research, a suitable classical guidance’s topics proposal for the fifth grade students of Kanisius Baciro Yogyakarta Primary School could be well arranged.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kemurahan kasih, karunia dan penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

  Penyusunan skripsi ini sebagai wujud dari seluruh pengetahuan dan pengalaman penulis selama kurun waktu lima tahun sebagai mahasiswa Universitas Sanata Dharma dan satu tahun dipercaya sebagai salah satu tenaga bimbingan dan konseling di SD Kanisius Baciro Yogyakarta. Penulis merasa terpanggil untuk menyumbangkan sesuatu yang berharga bagi SD Kanisius Baciro, khususnya untuk meningkatkan pelayanan bimbingan dan konseling bagi siswa-siswinya.

  Penulisan skripsi ini tidak dapat berjalan tanpa bantuan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada:

  1. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan membimbing penulis dari awal hingga selesainya penulisan skripsi ini.

  2. Suster Dra. C. L. Milburga, M.Ed. dan Ibu A. Setyandari S.Pd., Psi., M.A. selaku dosen tamu yang juga ikut memberikan masukan-masukan yang positif demi penyempurnaan skripsi ini.

  3. Dr. M. M. Sri Hastuti, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling.

  4. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah membekali penulis dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman selama penulis menimba ilmu.

  5. Kepala sekolah, Koordinator SD dan Koordinator Bimbingan SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta yang telah memberikan ijin mengadakan uji coba kuisioner.

  6. Seluruh siswa-siswi kelas V SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta tahun ajaran 2006-2007 yang telah bersedia mengisi kuisioner ujicoba.

  7. Sr. M. Serafine, OP selaku Kepala sekolah SD Kanisius Baciro Yogyakarta atas kepercayaan dan kesempatan bagi penulis untuk memberikan pelayanan bimbingan dan konseling.

  8. Seluruh siswa-siswi kelas V Intrapersonal dan V Interpersonal SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006-2007 yang dengan senang hati dan antusias mengisi kuisioner penelitian dan memberi dukungan kepada penulis.

  9. Teman-teman angkatan 2002 dari Prodi Bimbingan dan Konseling, khususnya Nadia dan Prinses, terima kasih atas persahabatan, dukungan dan pengertiannya.

  10. My Lovely Hippo and Little Sweetie yang selalu “ready” mengetik, menghitung, menggambar, mengedit, mengeprint, menemani, dan mendukung penulis dari awal hingga akhir penyusunan skripsi ini.

  11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala dukungan, perhatian dan bantuannya (Spesial buat semua keluarga besarku di Waingapu, Sumba Timur, NTT).

  Penulis berharap, semoga penulisan skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan juga bagi siapa saja yang menaruh perhatian terhadap pelayanan Bimbingan dan Konseling.

  Yogyakarta,

  20 November 2007 Penulis

  

DAFTAR ISI

Halaman

  HALAMAN JUDUL ………………………………………………………... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………. iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………. iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……………………… v ABSTRAK ………………………………………………………………….. vi ABSTRACT ………………………………………………………………… vii KATA PENGANTAR ……………………………………………………… viii DAFTAR ISI………………………………………………………………... xi DAFTAR TABEL…………………………………………………………... xiv DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….... xv BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………….

  1 A. Latar Belakang Masalah …………………………………………

  1 B. Perumusan Masalah ……………………………………………..

  4 C. Tujuan Penilitian ………………………………………………...

  4 D. Manfaat Penelitian ………………………………………………

  4 E. Batasan Istilah ……………………………………………………

  5 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………..

  7 A. Ciri–ciri Anak SD …………………………………………….....

  7 B. Tugas Perkembangan Anak SD …………………………………

  9 C. Kebutuhan Anak SD …………………………………………….

  12 D. Kurikulum SD …………………………………………………...

  14

  2. Prinsip Pengembangan Kurikulum …………………………….

  15 3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum ……………………………... ..

  18 E. Bimbingan Konseling di SD ……………………………………..

  20 1. Pengertian Bimbingan Konseling ……………………………..

  20

  2. Tujuan Bimbingan Konseling …………………………………

  22

  3. Fungsi Bimbingan Konseling …………………………………

  22

  4. Bidang Bimbingan ……………………………………………

  24 5. Prinsip-prinsip Bimbingan Konseling ………………………..

  27 6. Asas-asas Bimbingan Konseling ……………………………..

  29 F. Bimbingan Klasikal …………………………………………….

  34 BAB III : METODOLOGI PENELITIAN …………………………………

  37 A. Jenis Penelitian …………………………………………………

  37 B. Subyek Penelitian ………………………………………………

  37 C. Instrumen Penelitian ……………………………………………

  38 D. Prosedur Pengumpulan Data ……………………………………

  45 E. Teknik Analisis Data ……………………………………………

  47 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN …………………

  49 A. Hasil Penelitian …………………………………………………

  49 B. Pembahasan …………………………………………………….

  52

  1. Masalah yang hanya dialami oleh siswa-siswi kelas V Intrapersonal ………………………………………...

  53

  2. Masalah yang hanya dialami oleh siswa-siswi Kelas V Interpersonal ……………………………………….. .

  54 3. Masalah yang dialami oleh seluruh siswa-siswi kelas V ……..

  58 BAB V : USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL ………….

  73 A. Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal ……………………….

  73 B. Satuan Pelayanan Bimbingan …………………………………..

  75 BAB VI : RINGKASAN, KESIMPULAN, DAN SARAN ………………..

  82 B. Kesimpulan ……………………………………………………...

  86 C. Saran …………………………………………………………….

  87 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………

  89 LAMPIRAN ………………………………………………………………..

  91

  

TABEL

Halaman

  Tabel 1 : Rincian Jumlah Siswa Kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta ………………..

  38 Tabel 2 : Kisi-kisi Penyusunan Kuisioner Masalah Siswa (Kuisioner belum final) …………………………………..

  39 Tabel 3 : Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas ………………..

  42 Tabel 4 : Kisi-kisi Kuisioner Penelitian (Kuisioner sudah final) ……………………………………

  42 Tabel 5 : Masalah-masalah yang paling banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 ……………………………………

  50 Tabel 6 : Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal Untuk kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta …………………………..

  73

  

LAMPIRAN

Halaman

  Lampiran 1 : Data Tabulasi Ujicoba ……………………………… 91 Lampiran 2 : Hasil Perhitungan Taraf Validitas …………………..

  97 Lampiran 3 : Kuisioner Penelitian ………………………………... 107 Lampiran 4 : Hasil Perhitungan Realibilitas ……………………… 111 Lampiran 5 : Rekapitulasi Hasil Penelitian dan Perhitungan Standar Deviasi ……………………. 112 Lampiran 6 : Modul Pengembangan Diri …………………………. 114

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

  tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional dari istilah- istilah pokok yang digunakan dalam penelitian ini.

A. Latar Belakang Masalah

  Pendidikan bertujuan untuk tercapainya perkembangan yang optimal dari setiap individu sesuai dengan kemampuan, bakat, minat, dan nilai-nilai yang dianut oleh setiap peserta didik (Depdikbud, 1994). Undang-undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 Ayat 1 sebagai berikut:

  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

  Pendidikan di sekolah mengupayakan agar peserta didik mengembangkan pemahaman, nilai dan sikap, serta ketrampilan yang dibutuhkan sesuai dengan tugas perkembangannya. Pemahaman diupayakan terutama melalui pengajaran, ketrampilan diupayakan terutama melalui pelatihan, dan pembentukan nilai dan sikap diupayakan terutama melalui pembimbingan.

  Para siswa SD mempunyai tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan dengan baik. Pembimbingan intensif dari orang dewasa yang ada di sekitarnya sangat mempengaruhi keberhasilannya dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan.

  Dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya, siswa memerlukan bantuan dari orang lain yang lebih dewasa. Mereka membutuhkan kehadiran orang lain yang mau mendengarkan dan menjadi tempat untuk mencurahkan masalah yang mereka hadapi. Untuk membantu siswa dalam mengatasi masalah yang mereka hadapi, sekolah dapat memberikan bantuan lewat penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling. Penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling oleh pihak sekolah bagi para siswa dilaksanakan oleh guru pembimbing, berkenaan dengan perkembangan bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir yang tersusun dan terencana dalam suatu program bimbingan dalam jangka waktu tertentu.

  Guru pembimbing dapat membantu siswa mengatasi permasalahan mereka lewat konseling individual maupun kegiatan bimbingan kelompok atau klasikal. Dalam kegiatan bimbingan kelompok atau klasikal, topik-topik bimbingan mengacu pada tugas-tugas perkembangan siswa SD. Topik-topik bimbingan akan lebih tepat sasaran dan efektif apabila disesuaikan dengan kebutuhan dan permasalahan yang dialami oleh siswa.

  Penulis saat ini bekerja sebagai salah satu tenaga bimbingan di SD satu SD yang dikelola oleh Yayasan Santo Dominikus yang beralamat di jalan Melati Wetan No:53 Yogyakarta. Pada tahun ajaran 2006/2007 sekolah ini mulai memberlakukan kegiatan bimbingan klasikal. Sekolah menyediakan satu sampai dua jam pelajaran untuk kegiatan bimbingan klasikal. Topik-topik bimbingan disusun berdasarkan isi layanan bimbingan yang diambil dari buku Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan Siswa di Sekolah Dasar yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

  Penulis melihat dan mengalami sendiri bahwa penentuan topik-topik dalam kegiatan bimbingan klasikal kurang tepat pada sasaran. Tenaga bimbingan yang ada kurang mengetahui masalah-masalah apa yang dihadapi oleh siswa-siswi. Pihak sekolah bersama guru bimbingan konseling belum pernah secara sistematis berupaya untuk mengetahui masalah-masalah yang banyak dialami oleh para peserta didiknya, agar dapat menyusun dan memberikan topik-topik bimbingan klasikal yang tepat sasaran dan efektif.

  Karena itu penulis ingin mengetahui permasalahan-permasalahan yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro, Yogyakarta.

  Berdasarkan permasalahan yang banyak dialami oleh siswa-siswi tersebut maka penulis akan memberikan usulan topik-topik bimbingan yang sesuai.

  Penulis khusus mengadakan penelitian terhadap siswa-siswi kelas V karena dianggap sudah lebih mengerti akan suatu masalah yang dihadapinya dan mampu mengungkapkan dirinya baik secara lisan maupun tulisan.

  B. Perumusan Masalah

  Dalam penelitian ini masalah-masalah yang akan dibahas adalah:

  1. Masalah-masalah apakah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas

  V SD Kanisius Baciro Yogyakarta, tahun ajaran 2006/2007 ?

  2. Usulan topik-topik bimbingan apakah yang sesuai dengan masalah- masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta, tahun ajaran 2006/2007 ? C.

   Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Mendeskripsikan masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa- siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta, tahun ajaran 2006/2007.

  2. Mengusulkan topik-topik bimbingan yang sesuai dengan masalah- masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi V SD Kanisius Baciro Yogyakarta, tahun ajaran 2006/2007.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Kepala Sekolah Mendapatkan informasi mengenai masalah-masalah yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V. Berdasarkan informasi tersebut diharapkan semakin menyadari pentingnya pelayanan bimbingan konseling di sekolah.

  2. Bagi Konselor Sekolah Memperoleh informasi yang dapat dipergunakan untuk menyusun rencana pelayanan bimbingan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan peserta didik.

  3. Bagi para Siswa Mendapatkan pelayanan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahannya.

  4. Bagi Peneliti Peneliti sebagai salah satu tenaga bimbingan konseling di sekolah tersebut dapat membantu pihak sekolah dalam memberikan pelayanan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan peserta didik.

E. Batasan Istilah

  1. Masalah yang banyak dialami adalah kesulitan yang banyak dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Kanisius Baciro Yogyakarta, sebagaimana yang disebutkan dalam butir kuisioner masalah siswa SD.

  2. Topik bimbingan klasikal adalah pokok bahasan yang diberikan kepada siswa secara berkelompok dengan tujuan untuk membantu siswa mengatasi masalah yang dialami.

  3. Kelas V Intrapersonal dan kelas V Interpersonal adalah penamaan kelas-kelas (mulai dari kelas I – VI) yang diambil dari daftar Multiple Inteligensi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ciri-ciri Anak Sekolah Dasar Dalam Depdikbud (1994), siswa Sekolah Dasar pada umumnya

  berusia antara 6 sampai dengan 13 tahun dan dalam tahap perkembangannya sedang berada pada masa kanak-kanak. Pada masa ini anak mulai memasuki lingkungan sekolah. Ada tiga ciri utama yang menonjol pada masa ini, yaitu:

  1. Dorongan yang besar untuk berhubungan dengan kelompok sebaya yang lebih luas dari lingkungan keluarga.

  2. Dorongan ingin tahu tentang dunia sekitarnya.

  3. Pertumbuhan fisik mendorong anak untuk menyenangi permainan yang dapat mengarah pada dunia pekerjaan.

  Selanjutnya, dalam ketiga ciri itu terdapat sejumlah tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh siswa sekolah dasar yang mencakup aspek pribadi, sosial, akademik, dan karier.

  Pergaulan anak pada masa ini sudah menjadi luas, tidak hanya di lingkungan keluarga tetapi juga dalam lingkungan sekolahnya. Sekolah merupakan lingkungan yang memberikan pengaruh besar bagi perkembangan dirinya. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah banyak mempengaruhi dan membantu proses penyelesaian tugas-tugas perkembangan. Perkembangan itu

  Dalam Hurlock (1997:146-148), anak-anak usia sekolah dasar termasuk dalam periode akhir masa kanak-kanak. Orang tua, pendidik, dan ahli psikologi memberikan berbagai label yang mencerminkan ciri-ciri penting dari periode akhir masa kanak-kanak.

  Label yang digunakan oleh orang tua disebut sebagai usia yang

  

menyulitkan (suatu masa dimana anak tidak lagi mau menuruti perintah dan

  dimana ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya dari pada oleh orang tua dan anggota keluarga lain), usia yang tidak rapih (suatu masa dimana anak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan), dan usia bertengkar (suatu masa dimana banyak terjadi pertengkaran antarkeluarga dan suasana rumah yang tidak menyenangkan bagi anggota keluarga).

  Label yang digunakan oleh para pendidik adalah usia sekolah dasar. Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa; dan mempelajari pelbagai ketrampilan penting tertentu, baik ketrampilan kurikuler maupun ekstrakurikuler. Para pendidik juga memandang periode ini sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi – suatu masa dimana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Sekali terbentuk, kebiasaan untuk bekerja di bawah, di atas atau sesuai dengan kemampuan cenderung menetap sampai

  Label yang digunakan oleh ahli psikologi adalah usia berkelompok, suatu masa dimana perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya. Oleh karena itu, anak ingin menyesuaikan diri dengan standar yang disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku. Keadaan ini mendorong ahli psikologi untuk menyebut periode ini sebagai usia penyesuaian diri. Para ahli psikologi juga menamakan masa akhir kanak-kanak dengan usia

  kreatif, suatu masa dalam rentang kehidupan dimana anak menjadi

  konformosis atau pencipta karya yang baru dan orisinal. Masa akhir kanak- kanak seringkali disebut sebagai usia bermain, karena luasnya minat dan kegiatan bermain.

B. Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar

  Havigurst (dalam Pakasi, 1985) merumuskan sebagai berikut: Tugas-tugas dalam perkembangan adalah tugas-tugas yang timbul pada atau kira-kira pada masa perkembangan tertentu dalam kehidupan seseorang bilamana berhasil akan menimbulkan kebahagiaan dan akan diharapkan berhasil pada tugas perkembangan berikutnya. Sebaiknya bilamana gagal dia akan menimbulkan ketidak bahagiaan pada diri pribadi yang bersangkutan, tidak diterima oleh masyarakatnya, dan mengalami kesulitan untuk mencapai tugas-tugas perkembangan selanjutnya. Menurut Havigurst (Pakasi, 1985) tugas-tugas perkembangan ini bersumber

  1. Kematangan fisik 2. Ransangan atau tuntutan dari masyarakat.

  3. Norma pribadi mengenai aspirasi-aspirasinya.

  Tidak semua anak akan lancar mencapai tugas-tugas perkembangan, karena dalam kenyataannya gangguan dalam perkembangan akan selalu bisa timbul. Kalau perkembangannya ternyata menyimpang dari norma-norma yang ada, ini akan berakibat timbulnya kesulitan dalam penyesuaian diri secara sosial, emosional dan kepribadiannya terhadap lingkungan hidupnya (Pakasi, 1985).

  Menurut buku Kurikulum 2004 tentang Pedoman Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar, tugas-tugas perkembangan Sekolah Dasar, Madrasah Ibtidaiyah dan Sederajat adalah:

  a. Menanamkan dan mengembangkan kebiasaan serta sikap dalam beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

  b. Mengembangkan ketrampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.

  c. Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari- hari.

  d. Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya.

  e. Belajar menjadi pribadi yang mandiri.

  f. Mempelajari ketrampilan fisik sederhana yang diperlukan baik untuk permainan maupun kehidupan. g. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai sebagai pedoman perilaku.

  h. Membina hidup sehat untuk diri sendiri dan lingkungan serta keindahan. i. Belajar memahami diri sendiri dan orang lain sesuai dengan jenis kelaminnya serta menjalankan peran tanpa membedakan jenis kelamin. j. Mengembangkan sikap sosial terhadap kelompok, lembaga sosial, serta rasa cinta terhadap tanah air, bangsa dan negara. k. Mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk perencanaan masa depan.

  Penguasaaan tugas-tugas perkembangan tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang tua seperti pada tahun-tahun prasekolah.

  Sekarang penguasaan ini juga menjadi tanggung jawab guru-guru dan sebagian kecil juga menjadi tanggung jawab kelompok teman-teman.

  Misalnya pengembangan berbagai ketrampilan dasar seperti membaca, menulis, berhitung dan pengembangan sikap-sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga merupakan tanggung jawab guru dan juga orang tua (Hurlock, 1997:148). Menjadi anggota kelompok memberi kesempatan besar untuk memperoleh pengalaman belajar, meskipun orang tua dapat membantu meletakkan dasar penyesuaian diri anak dengan teman-teman sebaya.

C. Kebutuhan Anak Sekolah Dasar

  Anak-anak yang sedang menjalankan tugas perkembangan memiliki kebutuhan yang mendorong mereka untuk memenuhinya. Kebutuhan ini tidak jauh beda dengan kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow (Atkinson, dkk. 1991:318) yang menggolongkannya menjadi tujuh tingkatan sebagai berikut:

  1. Kebutuhan fisiologis yaitu kebutuhan yang paling dasar, paling kuat dan paling jelas. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan mempertahankan hidup secara fisik, yaitu kebutuhan akan makanan dan minuman.

  2. Kebutuhan akan rasa aman yaitu kebutuhan agar terjamin bebas dari bahaya atau serangan terhadap dirinya. Biasanya orang tidak suka jika keamanannya jadi terancam.

  3. Kebutuhan akan kasih sayang yaitu kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, misalnya menjalin persahabatan dan persaudaraan.

  4. Kebutuhan akan penghargaan yaitu kebutuhan akan penilaian yang mantap dari orang lain pada dirinya termasuk kemampuan yang dimilikinya.

  5. Kebutuhan akan pengetahuan yaitu kebutuhan untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman yang menyangkut berbagai bidang kehidupan, dan pengembangan pengetahuan yang dimilikinya.

  6. Kebutuhan akan keindahan yaitu kebutuhan untuk menikmati keindahan yang menyebabkan orang merasa bahagia atau gembira serta rasa puas.

  7. Kemampuan aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk mewujudkan kemampuan yang ada pada dirinya.

  Anak SD memiliki kebutuhan yang tidak jauh berbeda dengan kebutuhan yang digambarkan oleh Maslow. Sejak lahir seorang anak sudah disadarkan bahwa ia adalah makhluk sosial. Ia membutuhkan rasa aman dan kasih sayang dari orang tua, teman-teman, guru-guru di sekolah dan dari semua orang yang hidup, bergaul dan bekerja dengannya. Dalam kehidupannya bersama teman-temannya dalam kelompok ia membutuhkan pengakuan, dihargai dan diterima oleh teman-temannya serta status atau kedudukan dalam kelompok itu. Dengan bertambahnya usia, sifat egosentrisnya semakin berkurang. Dia mulai menunjukkan perhatian kepada orang lain, mengasihi disamping dikasihi, mengakui disamping diakui, menghargai disamping dihargai, menerima disamping diterima (Pakasi, 1985:29).

  Winkel (1997:160) juga menyebutkan kebutuhan pada anak sekolah dasar, yang terutama berkisar pada kebutuhan mendapat kasih sayang dan perhatian, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk memajukan perkembangan kognitifnya, serta memperoleh pengakuan dari teman sebaya.

  Jika semua kebutuhan anak-anak tersebut dapat terpenuhi dengan baik, maka pada umumnya perkembangan anak akan berjalan baik dan lancar.

  Sebaliknya jika tidak terpenuhi, maka dia akan menggunakan cara-cara lain seperti melawan, berkelahi, mengganggu teman untuk menarik perhatian orang di sekitarnya (Pakasi, 1985:29-30).

D. Kurikulum Sekolah Dasar 1. Kurikulum Berbasis Kompetensi

  Menurut Depdikbud (2004), kompetensi terkait dengan penguasaan pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap dasar yang direfleksikan dalam kemampuan berpikir dan bertindak yang bersifat dinamis, berkembang, dan dapat diraih setiap waktu. Kemampuan berpikir dan bertindak secara konsisten memungkinkan seseorang menjadi kompeten dalam menguasai pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap-sikap dasar. Kemampuan berpikir dan bertindak itu didasari oleh budi pekerti luhur baik dalam kehidupan pribadi, sosial, kemasyarakatan, keberagamaan, dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Budi pekerti luhur itu sesuai dengan kaidah-kaidah agama, adat- istiadat, aturan keilmuan, hukum perundangan dan kebiasaan yang berlaku.

  Kurikulum berbasis kompetensi berorientasi pada: (a) kemampuan sebagai hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri siswa melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (b) keberagaman kondisi individu yang dimanifestasikan sesuai dengan potensi dan kebutuhannya (Depdikbud, 2004).

  Sekolah berkewajiban menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan belajar, dan karir mereka. Tugas perkembangan ini harus dicapai melalui penguasaan kompetensi. Selain guru pembimbing, guru mata pelajaran dan guru kelas di SD dan yang sederajat, serta personil sekolah yang lainnya di bawah kepemimpinan Kepala Sekolah mempunyai peran masing-masing dalam memberdayakan pelayanan bimbingan dan konseling. Mereka diharapkan senantiasa berkoordinasi dan bekerjasama dalam rangka pelaksanaan kurikulum yang berlaku (Depdikbud, 2004).

2. Prinsip Pengembangan Kurikulum

  Menurut Depdikbud (2006), kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut:

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

  Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.

  b. Beragam dan terpadu

  Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.

  c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

  Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

  d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

  Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

  e. Menyeluruh dan berkesinambungan

  Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

  f. Belajar sepanjang hayat

  Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.

  Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

  g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

  Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

3. Prinsip Pelaksanaan Kurikulum

  Menurut Depdikbud (2006), pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan menggunakan prinsip-prinsip sebagai berikut: a. Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.

  b. Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (1) belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (2) belajar untuk memahami dan menghayati, (3) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (4) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (5) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

  c. Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral. d. Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing

  

ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di

  tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).

  e. Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip

  

alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang

  di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).

  f. Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

  g. Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

  Pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah, bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

E. Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar 1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

  Dalam Winkel (1997:158), bimbingan konseling di sekolah dasar ditujukan pada penyiapan siswa untuk melanjutkan ke pendidikan menengah atau memasuki lapangan kerja.

  Terdapat tiga pandangan dasar mengenai bimbingan di sekolah dasar, yaitu bimbingan yang terbatas pada pengajaran yang baik (instructional

  guidance ); bimbingan hanya diberikan kepada siswa yang menunjukkan

  gejala-gejala penyimpangan dari laju perkembangan yang normal; dan pelayanan bimbingan tersedia untuk semua murid, supaya proses perkembangannya berjalan lebih lancar. Pandangan yang terakhir dewasa ini pelayanan bimbingan yang mengacu pada pandangan pertama dan kedua tidak perlu diabaikan, misalnya dengan mengerahkan seorang tenaga professional di bidang psikologi anak dan psikiatri anak (159-160).

  Berdasarkan pasal 25 Peraturan Pemerintah Nomor 28/1990, dalam buku Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Dasar: “Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi,mengenal lingkungan, dan merencanakan masa depan”.

  Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi siswa, dimaksudkan untuk membantu siswa mengenal kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya.

Dokumen yang terkait

TANGGAPAN REMAJA TENTANG SERIAL TV (SINETRON) ADA APA DENGAN CINTA DI RCTI (study pada siswa-siswi kelas II MAN Malang I tahun ajaran 2004-2005)

0 3 1

Hubungan pemberian biasiswa terhadap peningkatan hasil belajar mata pelajaran biologi siswa kelas II SLTP Negeri se Kabupaten Bondowoso tahun ajaran 2000/2001

0 4 61

pengaruh model pembelajaran webbed terhadap keterampilan menulis karangan pada siswa kelas IV SDIT Al-Mubarak Jakarta pusat tahun ajaran 2014/2015

4 24 258

Pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan abstraksi siswa di kelas VII SMPN 01 Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 20172018

0 0 6

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Klero 02 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang tahun ajaran 20172018 yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 15 laki-laki dan 15 perempuan. 3.3 Waktu Penelitian

0 0 12

Bentuk pengawasan hakim oleh komisi yudisial dan implikasinya terhadap prinsip kekuasaan kehakiman yang merdeka

0 0 91

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

Perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran project based learning (pjbl) dan konvensional pada pokok bahasan lingkaran kelas viii smp n 3 Tanjung Morawa tahun ajaran 2017-2018 - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 162

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN - Penerapan model pembelajaran kreatif dan produktif pada materi pokok zat dan wujudnya kelas VII semester I SMP-N 7 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014. - Digital Library IAIN Palangka Raya

0 1 9

Peningkatan hasil belajar IPS Materi Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan melalui media audio-visual dan metode snowball theowing pada kelas V MI Ma’arif Global Blotongan Salatiga tahun ajaran 2017/2018 - Test Repository

0 0 201