ANALISIS PENGHITUNGAN BIAYA PENYUSUTAN DALAM RANGKA PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG TAHUN 2004 Studi Kasus pada PT.HANIL INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi

  

ANALISIS PENGHITUNGAN BIAYA PENYUSUTAN DALAM RANGKA

PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG TAHUN 2004

Studi Kasus pada PT.HANIL INDONESIA

S K R I P S I

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

  

Oleh:

Bening Kusumawardani

NIM : 042114112

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

  

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

  

ANALISIS PENGHITUNGAN BIAYA PENYUSUTAN DALAM RANGKA

PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG TAHUN 2004

Studi Kasus pada PT.HANIL INDONESIA

S K R I P S I

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

  

Oleh:

Bening Kusumawardani

NIM : 042114112

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

  

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Bening Kusumawardani Nomor Mahasiswa : 042114112

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada P erpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : Analisis Penghitungan Biaya Penyusutan Dalam Rangka Penghitungan Pajak Penghasilan Terutang Studi Kasus pada PT.HANIL INDONESIA beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublukasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 28 Februari 2009 Yang menyatakan, Bening Kusumawardani

  Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.

  ( Pengkhotbah 3 ayat 11 a )

  Kupersembahkan untuk: Bapakku Henry dan Ibuku Gestuti

  Adikku Deon, Om Tatang Teman-teman Kost dan LC Community

  Serta teman-teman Akuntansi C angkatan 2004 UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul: Analisis Penghitungan Biaya Penyusutan Dalam Rangka

  Penghitungan Pajak Penghasilan Terutang Tahun 2004 dan dimajukan untuk diuji pada tanggal 17 Februari 2009 adalah skripsi saya.

  Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

  Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tidakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.

  Yogyakarta, 28 Februari 2009 Yang membuat pernyataan, Bening Kusumawardani

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  Dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak, baik dalam bentuk binbingan, arahan, semangat, doa maupun fasilitas lainya. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih secara khusus kepada: a.

  Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S.J selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar kepada penulis.

  b.

  Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt selaku Dekan Fakutas Ekonomi, juga sebagai Pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

  c.

  Drs. Yusef Widya Karsana, M.Si., Akt selaku Kepala Program Studi Akuntansi yang telah memberi dorongan kepada penulis.

  d.

  Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Akt selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga serta memberikan masukan-masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  e.

  Bapak Edhy selaku manager personalia PT HANIL INDONESIA yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

  f.

  Bapak Ros selaku karyawan PT HANIL INDONESIA yang telah banyak membantu dalam mengumpulkan data.

  g.

  Bapak dan Ibu saya yang selalu memberikan dorongan kepada saya.

  h.

  Adik saya ( Deon ) yang selalu mendukung saya, teman-teman saya di kost ( Cik Lely, Erline, Larisa, Tika dan Yona ) terimakasih atas laptop dan komputernya . i.

  Teman-teman di kampus ( Anggi, Citra, Lisa, Amik, Helmy, Asih dan lain- lain ) terimakasih untuk printer dan bantuannya. j.

  Chernenke, Nova, Peha, Tating, Harry Fahry (trimakasih banyak atas ide- idenya) dan semua pihak yang telah membantu penulis.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

  Yogyakarta, 28 Februari 2009

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... iii HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI..................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS........................... vi HALAMAN KATA PENGANTAR................................................................. vii HALAMAN DAFTAR ISI............................................................................... viii HALAMAN DAFTAR TABEL....................................................................... x HALAMAN DAFTAR GAMBAR.................................................................. xi HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN............................................................... xii ABSTRAK....................................................................................................... xiii ABSTRACT..................................................................................................... xiv

  BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Rumusan Masalah.................................................................. 2 C. Tujuan Penelitian................................................................... 2 D. Manfaat Penelitian ................................................................. 3 E. Sistematika Penulisan ............................................................ 3 BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 5 A. Pajak Penghasilan.................................................................. 5 B. Harta Berwujud...................................................................... 12 C. Penyusutan............................................................................. 19 D. Review Penelitian Terdahulu ................................................. 20 BAB III METODE PENELITIAN............................................................... 23 A. Jenis Penelitian...................................................................... 23 B. Subyek Penelitian.................................................................. 23 C. Obyek Penelitian.................................................................... 23 D. Waktu Penelitian .................................................................... 23 E. Tempat Penelitian.................................................................. 23 F. Data yang Dibutuhkan........................................................... 24 G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 24 H. Teknik Analisis Data .............................................................. 24 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ....................................... 26 A. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan................................. 26 B. Lokasi Perusahaan ................................................................. 27 C. Struktur Organisasi ................................................................ 27 D. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ................................ 30 E. Personalia............................................................................... 31 F. Produksi ................................................................................. 32 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN..................................... 33

  B.

  Analisis Data.......................................................................... 42 C. Hasil Penelitian dan Pembahasan.......................................... 85

  BAB VI PENUTUP ..................................................................................... 88 A. Kesimpulan ............................................................................ 88 B. Keterbatasan Penelitian ......................................................... 89 C. Saran ...................................................................................... 89 DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 91 LAMPIRAN..................................................................................................... 92

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1: Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri........................................................................ 11 Tabel 2: Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT)........................................... 11 Tabel 3: Jenis-jenis Harta B erwujud yang termasuk Kelompok 1.............. 13 Tabel 4: Jenis-jenis Harta B erwujud yang termasuk Kelompok 2.............. 14 Tabel 5: Jenis-jenis Harta Berwujud yang termasuk Kelompok 3.............. 16 Tabel 6: Jenis-jenis Harta Berwujud yang termasuk Kelompok 4.............. 18 Tabel 7: Tarif Penyusutan Harta Berwujud ................................................. 20 Tabel 8: Daftar Harta Berwujud PT. HANIL INDONESIA........................ 34 Tabel 9: Hasil Pengelompokan dan Perhitungan Biaya Penyusutan

  Harta Berwujud PT.HANIL INDONESIA

  31 Desember 2004 ............................................................... 45 Tabel 10: Hasil Pengelompokan dan Perhitungan Biaya Penyusutan

  Harta Berwujud Menurut Peraturan Perpajakan yang Berlaku Metode Saldo Menurun........................................................ 62

  Tabel 11: Perbandingan Harta Berwujud yang Berbeda Pengelompokannya dan Berbeda Biaya Penyusutannya...................................... 79 Tabel 12: Harta Berwujud yang Berbeda Pengelompokannya...................... 85 Tabel 13: Harta Berwujud yang Berbeda Biaya Penyusutannya................... 86

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1: Struktur Organisasi..................................................................... 29

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1 Surat Keterangan Penelitian.......................................................... 92 Lampiran 2 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 138/KMK.03/2002 …….. 94

  

ABSTRAK

  ANALISIS PENGHITUNGAN BIAYA PENYUSUTAN DALAM RANGKA PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN TERUTANG TAHUN 2004 Studi Kasus pada PT.HANIL INDONESIA

  Bening Kusumawardani NIM : 042114112

  Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  2009 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penghitungan biaya penyusutan dalam rangka penghitungan pajak penghasilan pada PT.HANIL

  INDONESIA sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

  Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) wawancara dan (2) dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah (1) mendiskripsikan praktek penghitungan penyusutan dalam rangka penghitungan pajak penghasilan yang dilakukan oleh perusahaan (2) mendiskripsikan penghitungan penyusutan dalam rangka penghitungan pajak penghasilan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku (3) membandingkan proses penghitungan penyusutan dalam rangka penghitungan pajak penghasilan yang dila kukan oleh perusahaan dengan peraturan perundang- undangan perpajakan yang berlaku (4) menarik kesimpulan dari perbandingan yang telah dilakukan.

  Dari hasil analisis data dapat diketahui bahwa proses perhitungan biaya penyusutan yang dilakukan PT. HANIL INDONESIA belum sesuai dengan proses penghitungan biaya penyusutan menurut peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

  

ABSTRACT

  AN ANALYSIS OF DEPRECIATION EXPENSE CALCULATION FOR

  INCOME TAX CREDIT CALCULATION IN 2004 A Case Study at PT.HANIL INDONESIA

  Bening Kusumawardani NIM : 042114112

  Sanata Dharma University Yogyakarta

  2009 The purpose of this research was to know whether the calculation of depreciation expence for calculation of income tax at PT.HANIL INDONESIA was already appropriate w ith the taxation law.

  The type of the research was case study. The data were obtained by doing interview and documentation. The data analysis techniques used were (1) describing the calculation of depreciation for calculation of income tax done by the company (2) describing the calculation of depreciation for calculation of income tax based on taxation law (3) comparing the process of depresiation calculation for calculation of income tax done by the company with the taxation law (4) inferring the conclution from the comparison done.

  From the data analysis result, it was know n that the process of calculation of depreciation done by PT. HANIL INDONESIA was not yet suitable w ith the process of calculation of depreciation according to taxation law.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki aktiva, baik aktiva berwujud ataupun

  aktiva tidak berwujud. Jika perusahaan memiliki aktiva berwujud jangka panjang atau biasa disebut harta berwujud, maka perusahaan akan dihadapkan pada masalah penyusutan. Ini dikarenakan baik menurut PSAK maupun peraturan perpajakan mengharuskan perusahaan melakukan penyusutan untuk aktiva yang mempunyai manfaat lebih dari satu tahun. Untuk itu harta berwujud harus dialokasikan secara sistematis sepanjang masa manfaatnya atau dengan kata lain harta berwujud harus disusutkan sepanjang masa manfaat.

  Akan tetapi tidak semua harta berwujud diperbolehka n untuk disusutkan. Ada harta berwujud yang tidak boleh disusutkan, yaitu tanah. Ada perlakuan khusus untuk harta berwujud yang berupa tanah. Tanah tidak disusutkan karena tanah memiliki masa manfaat yang tidak terbatas. Namun tanah yang memiliki masa manfaat yang terbatas bagi suatu perusahaan diperlakukan sebagai aktiva yang dapat disusutkan.

  Masalah penyusutan yang akan dihadapi perusahaan yang paling utama adalah masalah pemilihan metode penyusutan. Metode penyusutan yang digunakan berpengaruh pada besarnya biaya penyusutan dan besarnya biaya penyusutan akan mempengaruhi besarnya Penghasilan Kena pajak, sehingga juga akan berpengaruh pada perhitungan Pajak Penghasilan.

  Ada perbedaan antara penghitungan penyusutan yang dilakukan dalam rangka penghitungan pajak penghasilan dengan penyusutan yang dilakukan dalam rangka pembuatan laporan keuangan komersial. Salah satu perbedaannya adalah penyusutan yang dilakukan berdasarkan peraturan perudang-udangan perpajakan hanya dua metode yang diperbolehkan untuk digunakan, yaitu metode garis lurus dan saldo menurun. Sedangkan penyusutan dalam rangka pembuatan laporan keuangan komersial ada beberapa metode penyusutan yang dapat digunakan.

  B. Rumusan Masalah

  Apakah penghitungan biaya penyusutan dalam rangka penghitungan pajak penghasilan PT.HANIL INDONESIA pada tahun 2004 sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpaja kan yang berlaku?

  C. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyusutan yang dilakukan oleh perusahaan sudah sesuai atau belum dengan peraturan yang berlaku.

D. Manfaat Penelitian 1.

  Bagi perusahaan Penelitian ini dapat berguna bagi perusahaan untuk mengetahui apakah penyusutan yang dilakukan oleh perusahaan sudah sesuai belum dengan peraturan yang berlaku.

  2. Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini dapat menambah koleksi di perpustakaan, sehingga dapat dijadian reverensi bagi yang membutuhkan dan juga dapat menambah pengetahuan bagi semua pembaca.

  3. Bagi penulis Penelitian yang dilakukan ini dapat bermanfaat bagi penulis untuk menambah pengetahuan penulis.

E. Sistematika Penulisan

  Bab I Pendahuluan Bab ini terdiri dari latar belakang masala h, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian san sistematika penulisan. Bab II Landasan Teori Bab ini menguraikan tentang pengertian harta berwujud, pengertian penyusutan, metode penyusutan, pengelompokan aktiva, tarif penyusutan, pengertian pajak penghasilan, subjek dan objek pajak penghasilan dan tarif pajak.

  Bab III Metode Penelitian Bab ini menguraikan jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Bab IV Gambaran Umum Perusahaan Bab ini menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan yang diteliti, seperti: sejarah berdirinya perusahaan, lokasi perusahaan, struktur organisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab, dan personalia.

  Bab V Analisis Data dan Pembahasan Bab ini berisi tentang praktek penghitungan penyusutan dalam rangka penghitungan pajak penghasilan yang dilakukan oleh perusahaan, penghitungan penyusutan dalam rangka penghitungan pajak penghasilan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan pembahasan.

  Bab VI Penutup Bab ini berisi tentang, kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pajak Penghasilan 1. Pengertian Pajak Penghasilan a. Pengertian Pajak Pengertian pajak menurut S.I. Djajadiningrat yang dikutip

  oleh Tjahjono dan Husein (2000:3) adalah sebagai berikut: Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian daripada kekayaan ke kas negara disebabkan suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum.

  Definisi pajak menurut Soemitro yang dikutip Mardiasmo (2003: 1) adalah sebagai berikut: “Pajak adalah iuran kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

  Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan ciri-ciri yang melekat pada pengertian pajak (Tjahjono dan Husein, 2000:3) adalah: 1)

  Pajak dipungut oleh negara, berdasarkan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

  2) Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individu oleh pemerintah atau tidak ada hubungan langsung antara jumlah pembayaran pajak dengan kontraprestasi secara individu.

  3) Penyelenggaraan pemerintah secara umum merupakan kontra prestasi dari negara.

  4) Diperuntukkan bagi pengeluaran rutin pemerintah, jika masih surplus digunakan untuk public investment.

  5) Pajak dipungut disebabkan adanya suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu kepada seseorang.

  6) Pajak dapat pula mempunyai tujuan yang tidak budgeter, yaitu mengatur.

  b.

  Pengertian Penghasilan “Penghasilan adalah jumlah uang yang diterima atas usaha yang dilakukan orang perorangan, badan, dan bentuk usaha lainnya yang dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi seperti mengkonsumsikan dan/atau menimbun serta menambah kekayaan” (Judisseno, 1997: 76).

  c.

  Pengertian Pajak Penghasilan “Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam suatu tahun pajak” (Resmi, 2003:74).

2. Subyek dan Obyek Pajak Penghasilan

  Sesuai dengan pasal (2) ayat (1) UU No.17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan, yang menjadi subyek pajak penghasilan adalah: a.

  Orang Pribadi; b.

  Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak; c.

  Badan; d.

  Badan usaha tetap.

  Sedangkan yang menjadi obyek pajak penghasilan seperti ya ng tercantum dalam pasal (4) ayat (1) UU No. 17 Tentang Pajak Penghasilan: Yang menjadi Objek Pajak adalah penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk : a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain dalam Undang-undang ini; b. hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan penghargaan; c. laba usaha; d. keuntungan karena penjua lan atau karena pengalihan harta termasuk:

  1) keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;

  2) keuntungan yang diperoleh perseroan, persekutuan dan badan lainnya karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota;

  3) keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, atau pengambilalihan usaha;

  4) keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan atau sumbangan, kecuali yang diberikan ke pada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat, dan badan keagamaan atau badan pendidikan atau badan sosial atau pengusaha kecil termasuk koperasi yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan atau penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan; e. penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya; f. bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian utang; g. dividen, dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha koperasi; h. royalti; j. penerimaan atau perolehan pembayaran berkala; k. keuntungan karena pembe basan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah; l. keuntungan karena selisih kurs mata uang asing; m. selisih lebih karena penilaian kembali aktiva; n. premi asuransi; o. iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan da ri anggotanya yang terdiri dari Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas; p. tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenakan pajak.

3. Penghitungan Pajak Pneghasilan Terutang

  Secara umum rumus untuk menghitung pajak penghasilan terutang, seperti yang ditulis oleh Tjahyono dan Husein (2000: 171) adalah sebagai berikut:

  

Pajak penghasilan terutang = Penghasilan Kena Pajak x Tarif PPh

a.

  Berdasarkan Undang-undang No.17 Tahun 2000 pasal 6, besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan Betuk Usaha Tetap, ditentukan berdasarkan penghas ilan bruto dikurangi:

  1) biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan, termasuk biaya pembelian bahan, biaya berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk gaji, upah, honorariun, bonus, gratifikasi dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang, bunga, sewa, royalty, biaya perjalanan, biaya pengolahan limbah, piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, premi asuransi, biaya administrasi dan pajak kecuali pajak penghasilan;

  2) penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun;

  3) iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan;

  4) kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan;

  5) kerugian dari selisih kurs mata uang asing; 6) biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di

  Indonesia 7) biaya bea siswa, magang, dan pelatihan; 8) piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat: a) telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;

  b) telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara (BUPLN) atau adanya perjanjian tertulis mengenai penghapusan piutang atau pembebasan untang antara kreditur dengan debitur yang bersangkutan; c) telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau khusus; dan d) wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada Direktur Jenderal Pajak yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak.

  b.

  Tarif pajak penghasilan menurut Undang-undang No.17 Tahun 2000 Pasa l 17 adalah sebagai berikut: Tabel 1 Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Negeri

  Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak Sampai dengan Rp25.000.000,00 5% Diatas Rp25.000.000,00 sampai dengan 10% Rp50.000.000,00 Diatas Rp50.000.000,00 sampai dengan 15% Rp100.000.000,00 Diatas Rp100.000.000,00 sampai dengan 25% Rp200.000.000,00 Diatas Rp200.000.000,00 35%

  Sumber: www.pajak.go.id Tabel 2 Tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT)

  Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Sampai dengan Rp50.000.000,00 10% Diatas Rp50.000.000,00 sampai dengan 15% Rp100.000.000,00 Diatas Rp100.000.000,00 30%

  Sumber: www.pajak.go.id

B. Harta Berwujud 1.

  Pengertian Harta Berwujud a.

  Menurut Akuntansi Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

  No.16 (2004 paragraf 05) pengertian aktiva tetap adalah sebagai berikut: “Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.” b. Menurut Perpajakan

  Menurut Mardiasmo (2001:117), “Harta berwujud adalah harta yang dimiliki oleh perusahaan, yang dimaksudkan untuk tidak dijual kembali, dikelompokkan menjadi harta berwujud bangunan dan harta berwujud bukan bangunan dengan masa manfaat yang berbeda untuk setiap kelompoknya”.

2. Pengelompokan Harta Berwujud Menurut Perpajakan a.

  Harta Berwujud Kelompok Bukan Bangunan Harta berwujud bukan bangunan dikelompokkan berdasarkan

  Keputusan Menteri Keuangan Nomor 138/KMK.03/2002 tentang pengelompokan Jenis-jenis Harta Berwujud. Pengelompokan jenis- jenis harta berwujud bukan bangunan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 138/KMK.03/2002 adalah sebagai berikut. Tabel 3 Jenis -jenis Harta Berwujud yang Termasuk Kelompok 1 Nomor

  Jenis Usaha Jenis Harta Urut

  1. Semua jenis usaha a.

  Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan termas uk meja, bangku, kursi, lemari, dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan.

  b.

  Mesin kantor seperti masin ketik, mesin hitung, duplikator, mesin fotokopi, mesin akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner, dan sejenisnya.

  c.

  Perlengkapan lainnya seperti amplifier ,

  tape/cassete , video recorder, televisi dan sejenisnya.

  d.

  Sepeda motor, sepeda, dan becak.

  e.

  Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang bersangkutan.

  f.

  Alat dapur untuk memasak, makanan, dan minuman.

  g.

  Dies, Jigs, dan Mould.

  2. Pertania n, Alat yang digerakkan bukan dengan perkebunan, mesin. kehutanan, perikanan

  3. Industri makanan Mesin ringan yang dapat dipindah- dan minuman pindahkan seperti huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pullet dan sejenisnya.

  4. Perhubungan, Mobil taksi, bus, dan truk yang digunakan pergudangan, dan sebagai angkutan umum. komunikasi

  5. Industri semi Falsh memory tester, write machine,

  byporar test system, eliminatio (PE8-1) pose

  konduktor

  checker .

  Sumber: www.pajak.go.id

  Tabel 4 Jenis -jenis Harta Berwujud yang Termasuk Kelompok 2 Nomor

  Jenis Usaha Jenis Harta Urut

  1. Semua jenis usaha a.

  Mebel dan peralatan dari logam termasuk meja, bangku, kursi, lemari dan sejenisnya yang bukan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin, dan sejenisnya.

  b.

  Mobil, bus, truk, speed boat, dan sejenisnya.

  c.

  Container dan sejenisnya.

  2. Pertanian, a.

  Mesin pertanian/perkebunan seperti perkebunan, traktor dan mesin bajak, penggaruk, kehutanan, penanaman, penebar benih dan perikanan sejenisnya.

  b.

  Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang pertanian, kehutanan, perkebunan, dan perikanan.

  3. Industri makanan a.

  Mesin yang mengolah produk asal dan minuman binatang, unggas, dan perikanan misalnya pabrik susu, pengalengan ikan b.

  Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesin minyak kelapa, margarin, penggilingan kopi, kembang gula, mesin pengolah biji- bijian seperti penggilingan beras, gandum, tapioka.

  c.

  Mesin yang menghasilkan/ memproduksi minuman dan bahan-bahan minuman segala jenis.

  d.

  Mesin yang menghasilkan/ memproduksi makanan dan bahan-bahan makanan segala jenis.

  4. Industri mesin Mesin yang menghasilkan/ memproduksi mesin ringan seperti mesin jahit, pompa air.

  5. Perkayuan Mesin dan peralatan penebangan kayu.

  Konstruksi Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat, dump, truk, crane bulldozer, dan sejenisnya.

  6. Perhubungan, a.

  Truk kerja untuk pengangkutan dan pergudangan, dan bongkar muat, truk peron, truk ngangkan, komunikasi dan sejenisnya.

  b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat dibuat untuk pengangkutan barang tertentu (misal gandum, Lanjutan Tabel 4 Jenis -jenis Harta Berwujud yang Termasuk Kelompok 2 batu -batuan, biji tambang, dan sebagainya) termasuk kapal pendingan dan kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat sampai 100 DWT.

  c.

  Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT.

  d.

  Perahu layar pakai atau tanpa motor yang memuat berat sampai denagn 250 DWT.

  e.

  Kapal balon.

  7. Telekomunikasi a.

  Perangkat pesawat telepon.

  b.

  Pesawat telegraf, termasuk pesawat pengiriman, dan penerimaan radio telegraf dan radio telepon.

  8. Industri semi Auto frame leader, automatic logic konduktor handler, backing over, ball shear tester,

  bipolar test handler (automatic), cleaning machine, coating machine, cutting oven, cutting press, dombar cut machine, dicer, die bamder, die shear test, dynamic burn in system oven, dynamic test handler elimination (PGE -01), full automatic handler, full automatic mark, hand maker, individual mark, inserter remover machine, laser maker (Furn A-01), logic test system, maker (mark), memory test sysatic, MPS manual, o/s tester manualtem, molding, mounter, MPS autom, pass oven, pose checker, reform machine, SMD stocker, taping machine, tubar cut press, trimming/forming machine, wire bander, wire pull tester.

  Sumber: www.pajak.go.id

  Tabel 5 Jenis -jenis Harta Berwujud yang Termasuk Kelompok 3 Nomor

  Jenis Usaha Jenis Harta Urut

  1. Pertambangan Mesin yang dipakai dalam bidang selain minyak dan pertambangan, termasuk mesin-mesin gas yang mengolah produk pelika

  2. Pemintalan, a.

  Mesin yang mengolah/menghasilkan pertenunan, dan produk-produk tekstil, misalnya kain pencelupan katun, sutra, serat-serat buatan, wol, bulu hewan lainnya, lena rami, permadani, kain-kain bulu, tule.

  b.

  Mesin untuk preparation, bleaching,

  dyeing, printing, finishing, texturing, packaging , dan sejenisnya.

  3. Perkayuan a.

  Mesin yang mengolah / menghasilkan produk - produk kayu, barang-barang dari jerami, rumput dan bahan anyaman lainnya.

  b.

  Mesin dan peralatan penggergajian kayu.

  4. Industri kimia a.

  Mesin peralatan yang mengolah / menghasilkan produk industri kimia dan industri yang ada hubungannya dengan industri kimia (misalnya bahan kimia anorganis, persenyawaan organis dan anorganis dan logam mulia, elemen radio aktif, isotop, bahan kimia organis, produk farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat, pernis, minyak eteris dan

  resinoida -resinonida wangi-wangian,

  obat kecantikan dan obat rias, sabun,

  detergent dan bahan organis pembersih

  lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak, produk pirotehnik , korek api,

  alloy piroforis , barang fot ografi dan sinematografi.

  b.

  Mesin yang mengolah / menghasilkan produk industri lainnya (misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester dan eter dari selulosa, karet sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat dan kulit mentah). Lanjutan Tabel 5 Jenis -jenis Harta Berwujud yang Termasuk Kelompok 3

  5. Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin menengah dan berat (misalnya mesin mobil, mesin kapal).

  6. Perhubungan dan

  a. Kapal penumpang, kapal barang, kapal komunikasi khusus dibuat untuk pengangkutan barang- barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkapan ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.

  b. Kapal dibuat khusus untuk mengela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.

  c.

  Dok terapung.

  d.

  Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat diatas 250 DWT.

  e.

  Pesawat terbang dan helicopter- helikopter segala jenis.

  7. Telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar, dan kendali jarak jauh. Sumber: www.pajak.go.id Tabel 6 Jenis -jenis Harta Berwujud yang Termasuk Kelompok 4 Nomor

  Jenis Usaha Jenis Harta Urut 1. Konstruksi Mesin berat untuk konstruksi.

  2. Perhubungan dan a.

  Lokomotif uap dan tender atas rel.

  b. telekomunikasi Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere atau dengan tenaga listrik dari sumber luar.

  c.

  Lokomotif atas rel lainnya.

  d.

  Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk kontainer khusus dibuat dan diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alat atau beberapa alat pengangkutan.

  e.

  Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang- barang tertentu (misalnya gandum, batu- batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT.

  f.

  Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran- keran terapung dan sebagainya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT.

  g.

  Dok-dok terapung. Sumber: www.pajak.go.id b.

  Harta Berwujud Kelompok Bangunan Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 138/KMK.03/2002, pengelompokan harta berwujud bangunan hanya dibagi menjadi dua yaitu bangunan permanen dan bangunan tidak permanen

C. Penyusutan 1.

  Pengertian Penyusutan Pengertian penyusutan menurut PSAK No.17 (2004 paragraf 02) adalah “Alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aktiva sepanjang masa manfaat yang diestimasi”. Sedangkan pengertian jumlah yang dapat disusutkan adalah ”Biaya perolehan suatu aktiva, atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk biaya perolehan dalam laporan keuangan, dikurangi nila i sisanya” (PSAK No.17 2004 paragraf 09).

2. Metode Penyusutan Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000

  Penyusutan menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000 Pasal 11 dapat dilakukan dengan dua metode yaitu: a.

  Metode Garis Lurus “Penyusutan dengan metode ini dilakukan dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang ditetapkan bagi harta tetap yang bersangkutan” (Tjahyono dan Husein 2000: 232). Rumusnya adalah sebagai berikut:

  Biaya Penyusutan = Harga Perolehan X Tarif Penyusutan b.

  Metode Saldo Menurun “Penyusutan harta tetap berwujud dengan metode saldo menurun dilakukan dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif penyusutan atas dasar nilai buku harta” (Tjahyono dan Husein 2000: 232). Rumusnya adalah sebagai berikut:

  Untuk harta berwujud bangunan hanya boleh disusutkan dengan metode garis lurus saja, sedangkan untuk harta berwujud bukan bangunan dapat disusutkan dengan metode garis lurus atau saldo menurun. Jika menggunakan metode saldo menurun, pada akhir masa manfaat nilai sisa buku disusutkan sekaligus.

3. Tarif Penyusutan Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000

  Tarif menyusutan Harta berwujud menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 pasal 11 adalah sebagai berikut:

  Tabel 7 Tarif Penyusutan Harta Berwujud Tarif penyusutan

  Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat Garis Lurus

  Saldo Menurun

  Non Bangunan Kelompok I

  4 Tahun 25% 50% Kelompok II

  8 Tahun 12,50% 25% Kelompk III

  16 Tahun 6,25% 12,50% Kelompok IV

  20 Tahun 5% 10% Bangunan Permanen

  20 Tahun 5% - Tidak Pemanen

  10 Tahun 10% - Sumber: www.pajak.go.id

D. Review Penelitian Terdahulu

  Wara (2003) telah melakukan penelitian tentang analisis perbandingan penerapan metode depresiasi harta berwujud menurut perusahaan dengan metode depresiasi harta berwujud menurut Undang-Undang No 17 Tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Perusahaan Tekstil Kusumatex Yogyakarta, diperoleh kesimpulan bahwa depresiasi menurut Undang-Undang Perpajakan. Setelah dilakukan pengujian hipotesis distribusi t diperoleh hasil, yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan antara penerapan metode depresiasi harta berwujud yang dilakuka n oleh perusahaan dengan metode depresiasi harta berwujud menurut Undang- Undang No.17 Tahun 2000.

  Kristina (1998) telah melakukan penelitian tentang perbedaan perlakukan penyusutan aktiva tetap berwujud menurut Standar Akuntansi Keuangan dengan peraturan perpajakan serta pengaruhnya terhadap laba kena pajak. Penelitian tersebut dilakukan di KUD Kota Boyolali dengan tujuan untuk mengetahui penyebab terjadinya beda waktu, pengaruh yang ditimbulkan karena adanya beda waktu dan perlakuan terhadap perbedaan jumlah pajak penghasilan menurut akuntansi dengan jumlah pajak penghasilan menurut perpajakan berdasarkan PSAK. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan: 1.

  Beda waktu terjadi karena perbedaan pengakuan saat dilakukannya penyusutan aktiva tetap berwujud dan karena adanya PP Nomor 47 Tahun 1994 yang mengatur tentang peralihan UU Nomor 7 Tahun 1983 ke UU Nomor 10 Tahun 1994.

  2. Pengaruh yang ditimbulkan karena adanya beda waktu adalah laba kena pajak akan bertambah atau berkurang sebesar selisih beda waktu mula - mula pada tahun yang bersangkutan dan kompensasi pada tahun sebelumnya.

  3. Perbedaan jumlah pajak penghasilan menurut akuntansi dengan jumlah pajak penghasilan menurut perpajakan akan dicatat di neraca dengan nama akun ”Pajak Penghasilan yang Ditangguhkan”.

  Triono (2008) telah melakukan penelitian tentang analisis biaya penyusutan aktiva tetap berwujud menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tahun 2003 dan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Penelitian tersebut dilakukan di CV Bangun Cipta Raharja Invesment, dengan tujuan untuk mengetahui jumlah biaya penyusutan aktiva tetap berwujud menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Undnag-undang Perpajakan No. 17 Tahun 2000 dan jumlah selisih perhitungan biaya penyusutan aktiva tetap. Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa jumlah biaya penyusutan aktiva tetap berwujud menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan adalah sebesar Rp30.471.00,00. Sedangkan menurut Undang-Undang Perpajakan No. 17 Tahun 2000 adalah sebesar Rp42.582.000,00, maka selisih perhitungan biaya penyusutan aktiva tetapnya adalah Rp12.111.000,00.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu melakukan penelitian

  secara mendalam mengenai subyek/obyek tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai subyek/obyek tertentu

  B. Subyek Penelitian

  Subyek penelitian adalah karyawan bagian akuntansi yang mengurusi masalah pajak dan biaya.

  C. Obyek Penelitian

  Sedangkan obyek penelitian adalah tabel atau daftar harta berwujud dan perhitungan penyusutannya.

  D. Waktu Penelitian

  Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2008

  E. Tempat Penelitian

  Penelitian dilakukan pada perusahaan industri textile PT.HANIL INDONESIA

F. Data yang Dibutuhkan

  Data yang diperlukan adalah: 1.

  Gambaran umum perusahaan yang terdiri dari sejarah berdirinya perusahaan, lokasi perusahaan, srtuktur organisasi dan hal-hal lain yang berhubungan dengan perusahaan.

  2. Tabel atau daftar harta berwujud perusahaan dan perhitungan penyusutannya.

3. Perhitungan pajak penghasilan perusahaan.

G. Teknik Pengumpulan Data

  Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah, 1.

  Wawancara langsung dengan karyawan.

2. Dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data yang diperlukan.

H. Teknik Analisis Dat a 1.

  Mendiskripsikan praktek penghitungan penyusutan dalam rangka penghitungan pajak penghasilan yang dilakukan oleh perusahaan.

  2. Mendiskripsikan penghitungan penyusutan dalam rangka penghitungan pajak penghasilan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

  a.

  Mengelompokkan harta berwujud berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 138/KMK.03/2002.

  b.

  Menghitung biaya penyusutan harta berwujud menurut kelompoknya .

  3. Membandingkan proses penghitungan penyusutan dalam rangka penghitungan pajak pe nghasilan yang dilakukan oleh perusahaan dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

  4. Menghitung Pajak Penghasilan dan membandingkannya dengan perhitungan Pajak Penghasilan perusahaan.

  5. Menarik kesimpulan dari perbandingan yang telah dilakukan.

  

BAB IV