Pengaruh pemberian akut jus wortel (Daucus carota L.) pada tikus jantan Wistar : kajian terhadap organ ginjal dan kadar kreatinin serum - USD Repository

PENGARUH PEMBERIAN PADA TIKUS JANTAN

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  PEMBERIAN AKUT JUS WORTEL (Daucus carota PADA TIKUS JANTAN WISTAR : KAJIAN TERHADAP OR

DAN KADAR KREATININ SERUM

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  Daryono Thejo NIM : 068114073

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

  Daucus carota L.) : KAJIAN TERHADAP ORGAN GINJAL

PENGARUH PEMBERIAN PADA TIKUS JANTAN

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  PEMBERIAN AKUT JUS WORTEL (Daucus carota PADA TIKUS JANTAN WISTAR : KAJIAN TERHADAP OR

DAN KADAR KREATININ SERUM

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh :

  Daryono Thejo NIM : 068114073

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

  Daucus carota L.) : KAJIAN TERHADAP ORGAN GINJAL

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Walaupun seseorang hidup seratus tahun Walaupun seseorang tetapi malas dan tidak bersemangat, tetapi malas dan tid maka sesungguhnya, maka sesungguhnya, lebih baik orang yan lebih baik orang yang hidup hanya sehari tetapi berjuang dengan pe berjuang dengan penuh semangat

  (Dhammapada 112) Semoga Sang Triratna Semoga Sang Triratna selalu melindungi Semoga semua makhluk hidup berbahagia ua makhluk hidup berbahagia Karya ini kupersembahkan untuk : Karya ini kupersembahkan untuk :

  Papa dan Mam Papa dan Mama atas dukungan moral dan materialnya oral dan materialnya Kakak atas dukungan intelektualnya Kakak atas dukungan intelektualny Keluarga besarku atas dukungan sem s dukungan semangatnya Novianti atas doa dan sukacita yang diberikan n sukacita yang diberikan

  Sahabat dan teman-teman Almamaterku 20 Almamaterku 2006 FST yang telah memberikan semangat dan dukungan berikan semangat dan dukungannya

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Daryono Thejo Nomor Mahasiswa Nomor Mahasiswa : 068114073

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

  

PENGARUH PEMBERIAN PEMBERIAN AKUT JUS WORTEL (Daucus aucus carota L.)

PADA TIKUS JANTAN PADA TIKUS JANTAN WISTAR : KAJIAN TERHADAP OR : KAJIAN TERHADAP ORGAN GINJAL

DAN KADAR KREATININ DAN KADAR KREATININ SERUM

  Dengan demikian, saya demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, hak untuk untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk bentuk media lain, mengelolanya dalam ben mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, distribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan mempublikasikannya kepentingan akademis tanpaperlu meminta izin meminta izin dari saya maupun memberikan royalti royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 19 Desember 2009 Pada tanggal : 19 Desember 2009 Yang menyatakan ( Daryono Thejo )

  

PRAKATA

  Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan kasih setianya, penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Pemberian Akut Jus Wortel (Daucus carota L.) Pada Tikus Jantan Wistar : Kajian Terhadap Organ Ginjal dan Kadar Kreatinin Serum” sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan S1 dan mendapatkan gelar S.Farm di Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, motivasi, dan memberikan saran hingga terselesaikannya skripsi ini, terutama kepada :

  1. Ibu Rita Suhadi M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,

  2. Bapak Yosef Wijoyo, M.Si., Apt. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang selalu meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengetahuan, dan motivasi selama penelitian dan penyusunan skripsi ini,

  3. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktunya untuk menguji dan memberikan arahan demi sempurnanya skripsi ini,

  4. Bapak Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji yang telah meluangkan waktunya untuk menguji dan memberikan arahan demi sempurnanya skripsi ini,

  5. Ibu drh. Reny Kusumastuti, M.P., selaku Dosen yang membimbing dan membantu dalam pengamatan histopatologi organ ginjal,

  6. Bapak Ign. Y. Kristio Kristio Budiasmoro, M.Si., Romo Drs. P. Sunu P. Sunu Hardiyanto, S.J., M.Sc. dan Bapak dan Bapak Drs. Antonius Tri Priantoro, M. For. Sc Drs. Antonius Tri Priantoro, M. For. Sc yang merelakan waktunya untuk membagikan untuk membagikan pengetahuan statistikanya seputar seputar pengolahan data skripsi ini,

  7. Bapak Parjiman, Bapak Parjiman, Bapak Heru, dan Bapak Kayat selaku laboran selaku laboran yang telah banyak membantu selama penelitian ini, banyak membantu selama penelitian ini,

  8. Pius dan Thomas ya Thomas yang membantu dalam menekropsi (membunuh) (membunuh) subyek uji.

  Terima kasih atas pertolongan yang kalian berikan. Terima kasih atas pertolongan yang kalian berikan.

  9. Semua angkatan 2006 ter Semua angkatan 2006 terlebih kelas FST dan pihak yang tidak disebutkan s tidak disebutkan satu per satu, yang telah membantu selama penyelesaian skripsi ini. per satu, yang telah membantu selama penyelesaian skripsi ini. per satu, yang telah membantu selama penyelesaian skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak terdapat Penulis menyadar terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis itu, penulis mengharapkan saran dan kritik demi pen demi penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata Akhir kata besar harapan skripsi ini dapat bermanfaat dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu dan berbagai pihak. perkembangan ilmu dan berbagai pihak.

  Yogyakarta, 26 November 2009 Penulis

  Daryono Thejo

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang s Saya menyatakan dengan skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 26 November 2009 Yogyakarta, 26 November 2009 Penulis

  Daryono Thejo

  

INTISARI

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keamanan penggunaan jus wortel (Daucus carota L.) yaitu dengan menentukan ketoksikan akut jus wortel secara oral yang dinyatakan dengan nilai LD , pengaruh terhadap organ ginjal

  50 tikus jantan Wistar dan kadar kreatinin serumnya.

  Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Obyek uji yang digunakan adalah jus wortel yang terbagi dalam empat peringkat dosis, yaitu 1,094; 2,188; 4,375 dan 8,750 g/kgBB yang diberikan secara peroral ke subyek uji. Subyek uji yang digunakan adalah tikus jantan galur Wistar sebanyak 30 ekor dengan umur 60-90 hari, dan berat 100-200 gram. Subyek uji dibagi dalam 5 kelompok perlakuan, masing- masing kelompok terdapat 6 ekor tikus, yaitu : kelompok I sebagai kelompok kontrol negatif diberi diberi air putih merk “Aqua” 25 ml/kgBB, kelompok II-V sebagai kelompok perlakuan diberi jus wortel dalam 4 peringkat dosis.

  Data hasil pengamatan kemudian diolah dengan analisis statistik

  

Kruskal-Wallis untuk rasio berat organ ginjal, kadar kreatinin serum praperlakuan,

  dan kadar kreatinin serum pascaperlakuan (1 hari dan 14 hari), Two-Way Anova untuk analisis profil kenaikan berat badan, Paired t-test untuk analisis kadar kreatinin serum pascaperlakuan banding praperlakuan, dan Unpaired t-test untuk analisis kadar kreatinin serum pascaperlakuan 1 hari banding 14 hari.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa jus akut wortel memiliki efek toksik pada ginjal yang kemungkinan disebabkan ketoksikan dari bentuk autooksidasi beta karoten dalam wortel, ditunjukkan dengan adanya hemorrhagic, nekrosis tubulus dan glomerulus pada ginjal, namun tidak sampai mematikan subyek uji (LD semu). Sifat efek toksik pada organ ginjal mulai mengalami

  50

  pemulihan. Kadar kreatinin serum antara perlakuan jus wortel dengan kontrol negatif berbeda tidak bermakna. Kadar kreatinin serum pada penelitian ini tidak berkorelasi dengan kondisi ginjal. Kata kunci : jus wortel (Daucus carota L.), LD , ginjal, kadar kreatinin serum.

  50

  

ABSTRACT

  The aims of this study is to determine safety use of carrot juice (Daucus

  

carota L.) thats determine the acute toxicity of carrot juice orally expressed by

  LD values, the effect to the kidney organ Wistar male rats and serum creatinine

  50 levels.

  Research method used is a pure experimental with one-way randomized completely design. Test object used is carrot juice which is divided in 4 doses ranking, namely 1.094; 2.188; 4.375 and 8.750 g/kgBB the peroral given to test subjects. Test subjects used were male rats of Wistar strain 30 rats with age 60 – 90 days, and weighting 100 – 200 grams. Test subjects were divided into 5 treatment groups, each group consist of 6 rats, namely: group I as a negative control group were given water brand "Aqua" 25 ml/kgBB, group II-V in the treatment group were given carrot juice in 4 rating doses.

  Observation data was processed with statistical analysis Kruskal-Wallis for kidney organ weight ratios, serum creatinine levels pretreatment, and serum creatinine levels posttreatment (1 day and 14 days), Two-Way Anova for profile changes in weight analysis, Paired t-test for analysis of serum creatinine levels posttreatment versus pretreatment, and Unpaired t-test for analysis of serum creatinine levels posttreatment 1 day versus 14 days.

  The results showed that the carrot juice has acute toxic effects on the kidney is probably due toxicity of autooxydation form of beta carotene in carrots, indicated by a hemorrhagic, necrotic tubules and glomerulus of the kidney, but not to kill the test subject (pseudo LD

  50 ). Toxic effects to kidney organ are starting to

  recover. Serum creatinine levels between carrot juice treatment and a negative control treatment showed no significant difference between them. Serum creatinine levels in this study did not correlate with kidney conditions. Keywords: carrot juice (Daucus carota L.), LD 50 , kidney, serum creatinine levels.

  

DAFTAR ISI

Halaman

  HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS ........................ vi PRAKATA................................................................................................. vii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... ix

  INTISARI .................................................................................................. x

  ABSTRACT................................................................................................. xi

  DAFTAR ISI.............................................................................................. xii DAFTAR TABEL...................................................................................... xviii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xix DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xxiv

  BAB I PENGANTAR................................................................................ 1 A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

  1. Permasalahan ................................................................................. 3

  2. Keaslian penelitian......................................................................... 4

  3. Manfaat penelitian ......................................................................... 9

  B. Tujuan Penelitian ................................................................................. 9

  1. Tujuan umum ................................................................................. 9

  2. Tujuan khusus ................................................................................ 9

  BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................ 10 A. Tanaman Wortel................................................................................... 10

  1. Sistematika tanaman ...................................................................... 10

  2. Nama sinonim ................................................................................ 10

  3. Nama daerah .................................................................................. 10

  4. Morfologi ....................................................................................... 10

  5. Kultivar wortel ............................................................................... 11

  6. Kandungan kimia ........................................................................... 12

  7. Khasiat ........................................................................................... 12

  B. Beta Karoten ........................................................................................ 12

  C. Toksikologi .......................................................................................... 16

  1. Definisi toksikologi........................................................................ 16

  2. Asas umum toksikologi.................................................................. 16

  a. Kondisi efek toksik .................................................................. 16

  b. Mekanisme aksi efek toksik..................................................... 17

  c. Wujud efek toksik .................................................................... 17

  d. Sifat efek toksik ....................................................................... 18

  3. Jenis uji toksikologi ....................................................................... 18

  a. Uji ketoksikan tak khas ............................................................ 19

  b. Uji ketoksikan khas.................................................................. 19

  D. Toksisitas Akut .................................................................................... 20

  3. Fotomikroskopi ginjal .................................................................... 25

  1. Definisi........................................................................................... 28

  F. Kreatinin .............................................................................................. 28

  c. Nefropati tubulus distal............................................................ 28

  b. Nefropati tubulus proksimal .................................................... 27

  a. Glomerulus (glomerulonefropati) ............................................ 27

  4. Nefrotoksikan................................................................................. 26

  c. Pelvis........................................................................................ 26

  b. Medula ..................................................................................... 26

  a. Korteks ..................................................................................... 25

  2. Anatomi dan fisiologi ginjal .......................................................... 23

  1. Definisi........................................................................................... 20

  1. Definisi dan fungsi ......................................................................... 23

  E. Ginjal.................................................................................................... 23

  50 ........................................................................ 22

  3. Penggolongan LD

  e. Pengamatan dan pemeriksaan .................................................. 22

  d. Faktor lingkungan .................................................................... 21

  c. Dosis dan jumlah hewan .......................................................... 20

  b. Cara pemberian ........................................................................ 20

  a. Pemilihan spesies hewan.......................................................... 20

  2. Rancangan percobaan .................................................................... 20

  2. Mekanisme pembentukan kreatinin ............................................... 28

  3. Fungsi kreatinin serum................................................................... 29

  BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 30 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 30 B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...................................... 30

  1. Variabel penelitian ......................................................................... 30

  a. Variabel bebas.......................................................................... 30

  b. Variabel tergantung.................................................................. 30

  2. Variabel pengacau terkendali......................................................... 30

  3. Variabel pengacau tak terkendali................................................... 31

  4. Definisi operasional ....................................................................... 31

  C. Alat atau Instrumen Penelitian............................................................. 31

  D. Bahan atau Materi Penelitian ............................................................... 32

  1. Subyek uji ...................................................................................... 32

  2. Sediaan uji...................................................................................... 32

  3. Kontrol negatif ............................................................................... 32

  4. Formalin 10%................................................................................. 32

  5. Pakan dan minum subyek uji ......................................................... 32

  6. Garam NaCl fisiologis ................................................................... 32

  E. Tata Cara Peneltitian............................................................................ 33

  1. Determinasi tanaman wortel (Daucus carota L.) .......................... 33

  2. Pengelompokan subyek uji ............................................................ 33

  3. Penanganan subyek uji................................................................... 33

  4. Orientasi penetapan konsentrasi jus wortel (Daucus carota L.).... 34

  5. Orientasi penetapan dosis jus wortel (Daucus carota L.).............. 34

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 42 A. Determinasi Tanaman Wortel .............................................................. 42 B. Pengamatan Gejala-Gejala Klinis ........................................................ 43 C. Potensi Ketoksikan Akut Jus Wortel (LD

  2. Kreatinin serum pascaperlakuan .................................................... 69

  1. Kreatinin serum praperlakuan........................................................ 68

  F. Analisis Kadar Kreatinin Serum .......................................................... 68

  E. Analisis Berat Rasio Organ Ginjal....................................................... 67

  2. Analisis hasil histopatologis 14 hari .............................................. 57

  1. Analisis hasil histopatologis 24 jam .............................................. 50

  D. Pengamatan Makroskopis dan Mikroskopis Ginjal ............................. 45

  50 )........................................ 45

  F. Analisis Hasil ....................................................................................... 40

  6. Pemejanan jus wortel ..................................................................... 35

  c. Pemeriksaan histopatologi organ ginjal ................................... 40

  b. Pembuatan preparat histopatologi............................................ 39

  a. Pengambilan dan pengamatan histopatologi............................ 39

  9. Histopatologi organ ginjal.............................................................. 39

  b. Pengukuran kadar kreatinin serum pascaperlakuan ................. 38

  a. Pengukuran kadar kreatinin serum praperlakuan..................... 38

  8. Pengukuran kadar kreatinin serum................................................. 38

  7. Pengamatan .................................................................................... 35

  G. Analisis Berat Badan Tikus ................................................................. 72

  H. Analisis Berat Pakan dan Minum ........................................................ 73

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 76 A. Kesimpulan .......................................................................................... 76 B. Saran .................................................................................................... 76 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 78 LAMPIRAN............................................................................................... 82 BIOGRAFI PENULIS ............................................................................... 109

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Potensi ketoksikan akut zat kimia pada hewan........................ 23 Tabel 2. Gejala klinis dalam uji ketoksikan akut ................................... 37 Tabel 3. Gejala-gejala klinis tikus jantan Wistar akibat pemberian akut jus wortel.......................................................................... 44 Tabel 4. Hasil pemeriksaan makroskopis organ ginjal tikus jantan

  Wistar akibat pemberian akut jus wortel.................................. 46

  Tabel 5. Hasil pemeriksaan histopatologi organ ginjal tikus jantan

  Wistar akibat pemberian akut jus wortel.................................. 47

  Tabel 6. Berat rasio organ ginjal ............................................................ 67 Tabel 7. Kadar kreatinin serum praperlakuan ........................................ 69 Tabel 8. Kadar kreatinin serum pascaperlakuan banding praperlakuan............................................................................. 70 Tabel 9. Kadar kreatinin serum kelompok pascaperlakuan H-1 dan

  H-14 ......................................................................................... 70 Tabel 10. Kadar kreatinin serum pascaperlakuan H-1 banding pascaperlakuan H-14................................................................ 71

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Struktur beta karoten................................................................ 13 . Gambar 2. Penangkapan radikal peroksil (ROO ) oleh beta karoten ......... 13 Gambar 3. Struktur beta apo-8’-karotenal, salah satu produk degradasi oksidatif dari beta karoten........................................................ 15 Gambar 4. Struktur ginjal .......................................................................... 24 Gambar 5. Struktur nefron ......................................................................... 24 Gambar 6. Bagian-bagian ginjal ................................................................ 25 Gambar 7. Bagian korteks ......................................................................... 25 Gambar 8. Bagian Medula ......................................................................... 26 Gambar 9 Mekanisme pembentukan kreatinin ......................................... 29 Gambar 10. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian air putih 25 ml/kgBB yang mengalami

  hemorrhagic (pengecatan hematoksilin-eosin pembedahan

  24 jam dengan perbesaran 400x) ............................................. 51 Gambar 11. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian air putih 25 ml/kgBB yang mengalami

  hemorrhagic (pengecatan hematoksilin-eosin pembedahan

  24 jam dengan perbesaran 100x) ............................................. 51 Gambar 12. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian jus wortel dosis 1,094 g/kgBB yang mengalami nekrosis tubulus fokal (pengecatan hematoksilin-eosin pembedahan 24 jam dengan perbesaran 400x) ........................ 52

  Gambar 13. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian jus wortel dosis 2,188 g/kgBB yang mengalami nekrosis tubulus fokal menuju multifokal (pengecatan hematoksilin-eosin pembedahan 24 jam dengan perbesaran 400x) ........................................................................................ 53

  Gambar 14. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian jus wortel dosis 2,188 g/kgBB yang mengalami nekrosis glomerulus fokal menuju multifokal (pengecatan hematoksilin-eosin pembedahan 24 jam dengan perbesaran 100x) ........................................................................................ 54

  Gambar 15. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian jus wortel dosis 4,375 g/kgBB yang mengalami nekrosis tubulus multifokal (pengecatan hematoksilin-eosin pembedahan 24 jam dengan perbesaran 400x) ........................ 55

  Gambar 16. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian jus wortel dosis 4,375 g/kgBB yang mengalami nekrosis glomerulus multifokal (pengecatan hematoksilin- eosin pembedahan 24 jam dengan perbesaran 100x)............... 55

  Gambar 17. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian jus wortel dosis 8,750 g/kgBB yang mengalami nekrosis tubulus multifokal menuju diffuse (pengecatan hematoksilin-eosin pembedahan 24 jam dengan perbesaran 400x) ........................................................................................ 56

  Gambar 18. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian jus wortel dosis 8,750 g/kgBB yang mengalami nekrosis glomerulus multifokal (pengecatan hematoksilin- eosin pembedahan 24 jam dengan perbesaran 100x)............... 57

  Gambar 19. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian air putih 25 ml/kgBB yang mengalami

  hemorrhagic (pengecatan hematoksilin-eosin pembedahan

  14 hari dengan perbesaran 100x) ............................................. 58 Gambar 20. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian jus wortel dosis 1,094 g/kgBB yang mengalami nekrosis tubulus fokal menuju multifokal (pengecatan hematoksilin-eosin pembedahan 14 hari dengan perbesaran 400x) ........................................................................................ 59

  Gambar 21. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian jus wortel dosis 1,094 g/kgBB yang mengalami nekrosis glomerulus fokal menuju multifokal (pengecatan hematoksilin-eosin pembedahan 14 hari dengan perbesaran 100x) ........................................................................................ 60

  Gambar 22. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian jus wortel dosis 2,188 g/kgBB yang mengalami nekrosis tubulus multifokal (pengecatan hematoksilin-eosin pembedahan 14 hari dengan perbesaran 400x) ........................ 61

  Gambar 23. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian jus wortel dosis 2,188 g/kgBB yang mengalami nekrosis glomerulus multifokal (pengecatan hematoksilin- eosin pembedahan 14 hari dengan perbesaran 100x)............... 61

  Gambar 24. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian jus wortel dosis 4,375 g/kgBB yang mengalami nekrosis tubulus multifokal menuju diffuse (pengecatan hematoksilin-eosin pembedahan 14 hari dengan perbesaran 400x) ........................................................................................ 62

  Gambar 25. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian jus wortel dosis 4,375 g/kgBB yang mengalami nekrosis glomerulus multifokal (pengecatan hematoksilin- eosin pembedahan 14 hari dengan perbesaran 100x)............... 63

  Gambar 26. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian jus wortel dosis 8,750 g/kgBB yang mengalami nekrosis tubulus multifokal menuju diffuse (pengecatan hematoksilin-eosin pembedahan 14 hari dengan perbesaran 400x) ........................................................................................ 64

  Gambar 27. Fotomikroskopi organ ginjal tikus jantan Wistar akibat pemberian jus wortel dosis 8,750 g/kgBB yang mengalami nekrosis glomerulus multifokal (pengecatan hematoksilin- eosin pembedahan 14 hari dengan perbesaran 100x)............... 64

  Gambar 28. Grafik kenaikan berat badan tikus jantan Wistar akibat pemejanan akut jus wortel........................................................ 73 Gambar 29. Grafik rata-rata jumlah pakan tikus jantan Wistar per harinya...................................................................................... 74 Gambar 30. Grafik rata-rata jumlah minum tikus jantan Wistar per harinya...................................................................................... 75

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Gambar wortel ......................................................................... 82 Lampiran 2. Gambar jus wortel konsentrasi 35% dan 4,376% .................... 82 Lampiran 3. Foto blender ............................................................................. 82 Lampiran 4. Foto ruang pemeliharaan.......................................................... 83 Lampiran 5. Foto timbangan ........................................................................ 83 Lampiran 6. Foto pengambilan sampel darah .............................................. 83 Lampiran 7. Foto proses pembedahan.......................................................... 84 Lampiran 8. Penentuan dosis dari konsentrasi ............................................. 84 Lampiran 9. Konversi dari dosis terendah ke konsentrasi terendah ............. 84 Lampiran 10. Perhitungan pemberian volume pada tikus .............................. 84 Lampiran 11. Konversi dosis tertinggi ke manusia 70 kg .............................. 85 Lampiran 12. Pengamatan gejala klinis kontrol negatif “Aqua”

  (25 ml/kgBB) .......................................................................... 86 Lampiran 13. Pengamatan gejala klinis dosis I Jus Wortel

  (1,094 g/kgBB) ........................................................................ 87 Lampiran 14. Pengamatan gejala klinis dosis II Jus Wortel

  (2,188 g/kgBB) ........................................................................ 88 Lampiran 15. Pengamatan gejala klinis dosis III Jus Wortel

  (4,375 g/kgBB) ........................................................................ 89 Lampiran 16. Pengamatan gejala klinis dosis IV Jus Wortel

  (8,750 g/kgBB) ........................................................................ 90

  Lampiran 17. Berkas pemeriksaan histopatologis organ ginjal tikus jantan Wistar ................................................................... 91 Lampiran 18. Hasil analisis statistik............................................................... 94

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Penelitian Sejak ribuan tahun yang lalu, obat dan pengobatan tradisional sudah ada

  di Indonesia, jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dengan obat-obatan modernnya dikenal masyarakat. Pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tumbuhan berkhasiat obat merupakan pengobatan yang dimanfaatkan dan diakui masyarakat dunia, yang menandai kesadaran untuk kembali ke alam (back to

  

nature) adalah untuk mencapai kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi

berbagai penyakit secara alami (Wijayakusuma, 2000).

  Pengobatan tradisional pada umumnya lebih aman daripada obat-obatan modern. Walaupun begitu, obat tradisional harus hati-hati dalam penggunaannya.

  Beberapa tanaman yang digunakan dalam pengobatan tradisional dalam jumlah sedikit merupakan obat, tetapi akan berubah menjadi racun bila dipakai dalam jumlah berlebihan (Werner, 1989).

  Salah satu contoh tanaman obat tradisional adalah wortel. Tanaman ini sering dikonsumsi masyarakat dengan diolah menjadi sayur ataupun dibuat jus.

  Menurut penelitian yang telah dilakukan, wortel dapat digunakan sebagai obat anti inflamasi (Hapsari, 2003; Widarsih, 2003; Rasmandani, 2004; Kristama, 2007), analgesik (Putra, 2003; Widhianata, 2007), dan hepatoprotektif (Nuraeni, 2003; Widari, 2004). Menurut Dalimartha (2007) dan Hutapea (1993) wortel juga memiliki khasiat lain yaitu sebagai obat antiseptik, laksatif, sebagai penurun

  2

  tekanan darah tinggi dan untuk kesehatan mata, dimana zat yang dicurigai berkhasiat adalah beta karoten.

  Menurut Wijayakusuma (2000), penggunaan tanaman obat tradisional dalam pengobatan tradisional di Indonesia dianggap kuno, tidak ilmiah, tidak rasional karena tidak dilakukan uji farmakologi, toksisitas, uji klinik, dan berbagai uji lainnya, sehingga khasiat dan keamanannya masih diragukan. Oleh karena itu perlu diuji toksisitas akut jus wortel.

  Toksisitas akut merupakan uji yang dilakukan dengan memberikan zat kimia yang sedang diuji sebanyak satu kali dalam jangka waktu 24 jam (Lu, 1995). Penelitian ketoksikan akut mencakup semua organ, namun dalam penelitian ini hanya dipilih satu organ saja, yaitu ginjal. Hal ini dikarenakan arah dari penelitian ini lebih mengenai pengaruh pemberian akut jus wortel (Daucus

  

carota L.) terhadap organ ginjal, karena pengaruh pemberian akut jus wortel bisa

  berefek positif atau justru berefek negatif (toksik). Selain itu ginjal merupakan organ sasaran utama dari efek toksik (Lu, 1995) sehingga mengundang ketertarikan peneliti untuk meneliti apakah jus wortel dapat bersifat toksik terhadap organ ginjal yang akan diperiksa kondisi ginjalnya secara makroskopik dan mikroskopik (histopatologi).

  Selain melihat perubahan struktural (histopatologi) yang terjadi pada organ ginjal, penelitian ini juga dilakukan pengukuran terhadap kadar kreatinin serum untuk melihat pengaruh pemberian akut jus wortel terhadap perubahan biokimiawi dalam tubuh dan bagaimana hubungannya terhadap organ ginjal.

  Kreatinin serum adalah produk samping pemecahan fosfokreatin otot dalam

  3

  menghasilkan energi yang akan mengalir lewat darah menuju ke ginjal untuk diekskresikan. Apabila terjadi gangguan fungsi pada ginjal, akan mengurangi ekskresi kreatinin dan akan berakibat terjadi peningkatan kadar kreatinin serum sehingga kreatinin serum dapat menggambarkan kondisi ginjal (Fischbach and Dunning, 2004). Karena hal itulah maka dilakukan penelitian mengenai pengaruh pemberian akut jus wortel (Daucus carota L.) pada tikus jantan Wistar : kajian terhadap organ ginjal dan kadar kreatinin serum.

1. Permasalahan

  Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, permasalahan yang muncul adalah : a. Berapa besar potensi ketoksikan akut jus wortel yang dinyatakan dengan kisaran Median Lethal Dosage (LD

  

50 ) ?

  b. Bagaimana gejala, wujud, sifat dan mekanisme efek toksik dari jus wortel ?

  c. Bagaimana pengaruh pemberian akut jus wortel terhadap organ ginjal pada tikus Wistar ? d. Bagaimana pengaruh pemberian akut jus wortel terhadap kadar kreatinin serum pada tikus Wistar ? e. Apakah terdapat suatu korelasi antara kondisi organ ginjal dengan kadar kreatinin serum pada tikus galur Wistar yang terpejan jus wortel ?

  4

2. Keaslian penelitian

  Beberapa penelitian mengenai khasiat dan keamanan tanaman wortel adalah sebagai berikut : a. Daya Anti Inflamasi Infus Umbi Wortel (Daucus carota L.) Pada Mencit Jantan (Hapsari, 2003).

  Infusa umbi wortel (Daucus carota L.) mempunyai daya anti inflamasi yang ditunjukkan dengan kemampuan infusa umbi wortel dalam mengurangi pembengkakan akibat pemberian injeksi karagenin 1% secara subplanar. Daya anti inflamasi air perasan umbi wortel dosis dosis 4,75; 9,5; 19; dan 38 g/kgBB berturut-turut adalah sebesar 38,62%; 67,43%; 54,47%; 26,25%.

  b. Daya Anti Inflamasi Perasan Umbi Wortel (Daucus carota L.) Pada Mencit Putih Jantan (Widarsih, 2003).

  Air perasan umbi wortel (Daucus carota L.) mempunyai daya anti inflamasi yang ditandai dengan penurunan bobot udema akibat pemberian injeksi karagenin 1% secara subplanar. Daya anti inflamasi air perasan umbi wortel dosis 1,25; 2,5; 5; 10; dan 20 ml/kgBB berturut-turut adalah sebesar 19,01%; 46,41%; 103,71%; 75,39%; dan 53,58%.

  c. Efek Hepatoprotektif Air Perasan Umbi Wortel (Daucus carota L.) Terhadap Mencit Jantan Terinduksi CCl 4 (Nuraeni, 2003). Air perasan umbi wortel (Daucus carota L.) mempunyai efek hepatoprotektif terhadap mencit jantan terinduksi CCl . Efek hepatoprotektif ditandai dengan

  4

  menurunnya aktivitas GPT-serum dan menurunnya derajat kerusakan sel hati akibat hepatotoksikan CCl . Efek hepatoprotektif air perasan umbi wortel

  4

  5

  dosis 0,14; 0,392; 1,162; 3,50; 10,50 dan 31,50 ml/kgBB berturut-turut adalah sebesar 10,53%; 12,83%; 18,87%; 28,26%; 35,70% dan 77,12%.

  d. Efek Analgesik Air Perasan Umbi Wortel (Daucus carota L.) Pada Mencit Putih Betina (Putra, 2003).

  Air perasan umbi wortel (Daucus carota L.) mempunyai kemampuan analgesik pada mencit putih betina. Efek analgesik air perasan umbi wortel dosis 1,25; 2,5; 5; 10; dan 20 ml/kgBB secara berturut-turut adalah sebesar 29,72%; 43,68%; 67,36%; 60,74%, dan 31,18%.

  e. Daya Anti Inflamasi Sari Umbi Wortel (Daucus carota L.) Pada Mencit Putih Jantan (Kajian Terhadap Lama Masa Pemberian) (Rasmandani, 2004).

  Lama masa pemberian mempengaruhi daya anti inflamasi sari umbi wortel (Daucus carota L.) pada mencit jantan yang ditunjukkan bahwa pemberian sari umbi wortel secara berlebihan dapat menurunkan daya anti inflamasi sari umbi wortel. Pemberian sari umbi wortel dosis 5 ml/kgBB hari ke-1 sampai hari ke-4 menunjukkan penurunan berat rata-rata udema kaki mencit, namun pada hari ke-5 dan ke-6 mengalami peningkatan berat rata-rata udema kaki mencit dibanding hari sebelumnya.

  f. Efek Hepatoprotektif Perasan Umbi Wortel (Daucus carota L.) Pada Mencit Jantan Terinduksi Parasetamol : Kajian Berdasarkan Perbedaan Tempat Tumbuh (Widari, 2004).

  Perasan umbi wortel (Daucus carota L.) dosis 1,47 ml/kgBB pada tempat yang berbeda yaitu pada daerah Tawangmangu dan Kopeng memiliki efek

  6

  hepatoprotektif yang berbeda terhadap mencit jantan terinduksi parasetamol dosis 250 mg/kgBB.

  g. Pengaruh Perlakuan Perasan Umbi Wortel (Daucus carota L.) Secara Subkronis Terhadap Gambaran Histopatologis Ginjal Tikus Putih (Adita, 2006).

  Perasan umbi wortel (Daucus carota L.) memiliki potensi efek toksik terhadap organ ginjal tikus putih bila digunakan dalam waktu jangka pendek, yaitu selama 14 hari berturut-turut. Wujud efek toksiknya berupa hemorrhagic, erosi epitel tubulus, dan peradangan. Sifat efek toksiknya terbalikkan pada tikus jantan dan bersifat tak terbalikkan pada tikus betina.

  h. Pengaruh Perlakuan Perasan Umbi Wortel (Daucus carota L.) Secara Subkronis Terhadap Gambaran Histopatologis Hepar Tikus Putih Jantan dan Betina (Mayana, 2006).

  Perasan umbi wortel (Daucus carota L.) memiliki potensi efek toksik terhadap organ hati tikus putih bila digunakan dalam waktu jangka pendek, yaitu selama 14 hari berturut-turut. Wujud efek toksiknya berupa hyperemia multifokal, hemorrhagic, dan degenerasi melemak. Sifat efek toksiknya tak terbalikkan pada tikus jantan dan betina. i. Pengaruh Perlakuan Perasan Umbi Wortel (Daucus carota L.) Secara

  Subkronis Terhadap Gambaran Histopatologis Ovarium Tikus Putih (Sunu, 2006).

  Perasan umbi wortel (Daucus carota L.) dosis 8,53 ml/kgBB memiliki potensi efek toksik terhadap organ ovarium tikus putih bila digunakan dalam waktu

  7

  jangka pendek, yaitu selama 14 hari berturut-turut. Wujud efek toksik berupa kerusakan ovarium dan penghambatan oogenesis. Sifat efek toksiknya adalah tak terbalikkan. j. Pengaruh Perlakuan Perasan Umbi Wortel (Daucus carota L.) Secara

  Subkronis Terhadap Gambaran Histopatologis Organ Lambung dan Usus Halus Tikus Putih (Lingganingsih, 2006).

  Perasan umbi wortel (Daucus carota L.) dosis 3,41 ml/kgBB mempunyai spektrum efek toksik terhadap organ lambung tikus putih jantan, sedangkan dosis 8,53; 21,33; dan 53,32 ml/kgBB mempunyai spektrum efek toksik berupa erosi epitel lapisan mukosa dan peradangan pada organ lambung tikus putih jantan dan betina. Perasan umbi wortel tidak mempengaruhi terjadinya spektrum efek toksik pada organ usus halus. Sifat efek toksiknya pada organ lambung bersifat terbalikkan. k. Efek Analgesik Jus Umbi Wortel (Daucus carota L.) Pada Mencit Putih Betina (Widhianata, 2007).

  Jus umbi wortel (Daucus carota L.) terbukti mempunyai khasiat analgesik dengan metode rangsang kimia pada mencit putih betina. Efek analgesik jus umbi wortel dosis 0,5; 1; 2; 4; dan 8 g/kgBB secara berturut-turut adalah sebesar 17,71%; 27,04%; 36,77%; 56,02%; dan 41,25%. l. Efek Anti Inflamasi Ampas Wortel (Daucus carota L.) Pada Kelinci Putih Betina (Kristama, 2007).

  8

  Pemberian ampas wortel (Daucus carota L.) selama 3 dan 4 hari pada kelinci putih betina memiliki efek anti inflamasi yang ditandai dengan penurunan mean skor eritema. m. Toksisitas Akut Sari Wortel (Daucus carota L.) Kajian terhadap Organ