Feminisme tokoh perempuan dalam kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu - USD Repository
FEMINISME TOKOH PEREMPUAN DALAM KUMPULAN CERPEN
MEREKA BILANG, SAYA MONYET! KARYA DJENAR MAESA AYU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh:
Oktavianus Rendi
061224042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
FEMINISME TOKOH PEREMPUAN DALAM KUMPULAN CERPEN
MEREKA BILANG, SAYA MONYET! KARYA DJENAR MAESA AYU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Disusun oleh:
Oktavianus Rendi
061224042
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2011
Yogyakarta, 5 September 2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
HALAMAN PERSEMBAHAN
Teriring syukur dan terimakasih penulis persembahkan skripsi ini kepada : Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah menciptakan, mencurahkan rahmat, kasih dan penyelenggaraanNya dalam hidupku.
Kedua orangtuaku F. Mingguk dan Sesilia Yatik atas segala kerendahan hati mendidik, mengarahkan, dan atas segala cinta serta kasih sayang yang tiada henti-hentinya dalam hidupku.
Adik-adikku Agnelus Riki dan Sebrianus Tri Hartadi yang tercinta dan tersayang, terimakasih atas dukungan dan semangat kalian.
MOTTO
Whit the great power come the great responsibility
(Spidermen I)
Setiap kali ada hal yang sulit menantang dan menimpaku,
Itu menandai awal era baru dalam hidupku
(Kimbely Kirberger)
Sebetulnya hidup ini sangat sederhana; tetapi kita merumitkannya
dengan rencana yang tidak kita laksanakan, dengan janji yang tidak
kita penuhi, dengan kewajiban yang kita lalaikan, dan dengan
larangan yang kita langgar.
(Mario Teguh)
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 September 2011 Yang menyatakan,
Oktavianus Rendi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Oktavianus Rendi NIM : 061224042 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul
Feminisme Tokoh Perempuan dalam Kumpulan Cerpen Mereka Bilang, Saya
Monyet! Karya Djenar Maesa AyuBeserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolannya dalam bentuk pangkalan data, mendidtribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 5 September 2011 Yang menyatakan,
Oktavianus Rendi
ABSTRAK
Rendi, Oktavianus. 2011. Feminisme Tokoh Perempuan dalam Kumpulan Cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu. Skripsi.
Yogyakarta : PBSID, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini mengkaji feminisme tokoh perempuan dalam kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! karya Djenar Maesa Ayu. Ada dua tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu (1) mendeskripsikan tokoh, penokohan, latar dan tema dalam kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! karya Djenar Maesa Ayu, dan (2) mendeskripsikan feminisme tokoh perempuan dalam kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! karya Djenar Maesa Ayu. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena wujud data penelitian ini berupa kata-kata, bukan angka-angka. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif. Dalam penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Dalam konteks ini, bahan-bahan tertulis yang dimaksud adalah kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! karya Djenar Maesa Ayu. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua teknik yaitu teknik simak dan teknik catat. Sedangkan instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tokoh dalam kumpulan cerpen
Mereka Bilang, Saya Monyet! karya Djenar Maesa Ayu terlibat dalam tema yang
mengandung nilai feminisme. Diantaranya yaitu saya (monyet), Maha dan Ibu, serta Mayra. Saya (monyet), Maha dan Mayra merupakan tokoh utama dalam kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! karya Djenar Maesa Ayu. Latar dalam kumpulan cerpen ini adalah latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Tema besar dalam kumpulan cerpen ini adalah tentang feminisme yang mencakup kekerasan terhadap perempuan, anak yang kurang mendapat perhatian dari orangtuanya, tema seks, dan kemunafikan. Dalam kumpulan cerpen Mereka
Bilang, Saya Monyet! karya Djenar Maesa Ayu penulis menemukan lima karakter
feminis tokoh perempuan yaitu (1) berani melawan, (2) berani mengutarakan pendapat, (3) berani bertanya, (4) berpendidikan, dan (5) mandiri.
Penelitian terhadap kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! karya Djenar Maesa Ayu ini membuktikan bahwa dalam kumpulan cerpen ini terdapat nilai-nilai feminis tokoh perempuan. Hasil penelitian ini dapat diterapkan dalam penelitian sastra.
ABSTRACT
Rendi, Oktavianus. 2011. Feminism of Women Characters in the Short Stories
Compilation Mereka Bilang, Saya Monyet! (They Call Me Monkey) Written by Djenar Maesa Ayu. Thesis. Yogyakarta: PBSID, FKIP, Sanata
Dharma University. The research analyzed the feminism in the women characters in short stories compilation Mereka Bilang, Saya Monyet! (They Call Me Monkey) written by Djenar Maesa Ayu. There are two purposes to obtain in this research namely, (1) To describe the characters, characterization, setting, and theme in the short stories compilation Mereka Bilang, Saya Monyet! (They Call Me Monkey) written by Djenar Maesa Ayu. And (2) To describe the feminism in the women characters in the short stories compilation Mereka Bilang, Saya Monyet! (They Call Me
Monkey) written by Djenar Maesa Ayu. It is descriptive research. The data
collection included words and pictures except number. In this research, written data meant is short stories compilation Mereka Bilang, Saya Monyet! (They Call
Me Monkey) written by Djenar Maesa Ayu. For finding the data, researcher used
two kinds of data gathering techniques namely listening technique and writing technique. Moreover, the research instrument in this research is the researcher.
The result of the research showed that the characters in the short stories compilation Mereka Bilang, Saya Monyet! (They Call Me Monkey) written by Djenar Maesa Ayu involved in the theme, such as Me (monkey), Maha and Mother, and Mayra, contained feminism values. Me (monkey), Maha, and Mayra are the major characters in this short stories compilation Mereka Bilang, Saya
Monyet ! (They Call Me Monkey) written by Djenar Maesa Ayu. The settings of
the short stories compilation are setting of place, time, and social. The themes of the short stories compilation are feminism about violence against women, disregarded children, gender, and hypocrite. In the short stories compilation, the researcher found feminism in five women characters namely, (1) dare to fight, (2) dare to express the idea, (3) dare to ask, (4) educated, and (5) self-manage.
The research toward the short stories compilation Mereka Bilang, Saya
Monyet! (They Call Me Monkey) written by Djenar Maesa Ayu showed that the
short stories contained feminism values in women characters. The result of the research can be applied in literary research.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan berkahNya kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi dengan judul Feminisme Tokoh Perempuan dalam Kumpulan Cerpen Mereka
Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daesah.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan arahan serta bimbingan serta saran dari berbagai pihak, oleh karena itu sebagai ungkapan rasa syukur, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Drs. J. Prapta Diharja, S.J, M.Hum., selaku dosen pembimbing I, yang telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk serta saran yang sangat besar manfaatnya dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Drs. G. Sukadi, selaku dosen pembimbing II, yang telah membimbing serta mengarahkan penulis serta memberikan masukan-masukan dalam penulisan skripsi ini.
3. Rohandi, Ph. D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
4. Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
5. Segenap dosen PBSID atas ilmu yang diberikan kepada penulis selama menempuh kuliah di Universitas Sanata Dharma.
6. Staf sekretariat PBSID, yang memberikan kelancaran serta kemudahan dalam berproses menyeselaikan skripsi di prodi PBSID.
7. Kedua orangtuaku ayahnda F. Mingguk dan Ibunda Sesilia Yatik, atas doa, kasih sayang, cinta, serta dukungan dan semangat yang tiada hentinya diberikan kepada penulis dari awal perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.
8. Adikku Agnelus Riki dan Sebrianus Trihartadi, terimakasih atas dukungan dan doanya.
9. Pak De Soekatmo sekeluarga dan Om Agus sekeluarga terima kasih atas dukungan, bimbingan dan perhatiannya kepada penulis.
10. Terimakasih buat Margaretha Heri, atas motivasi, saran, dan ide-idenya.
11. Teman-temanku terkasih Panyes, Dek Anas, Rino, Mace Erni, Mace Dewi, Tri Santoso, terima kasih atas pertemanan kita selama ini.
12. Anak-anak kos Brojowikalpo 28b, Pace Andre, Pace lui, Betu, Lito, Eman terima kasih atas kebersamaan kita selama ini.
13. Keluarga besar FKPMKS di Yogyakarta (tempat anak-anak Sintang bernaung) terima kasih atas pengalaman dan kebarsamannya kita selama merantau.
14. Teman-teman PBSID angkatan 2006, terima kasih atas kebersamaan kita selama kuliah di Universitas Sanata Dharma. Semua akan menjadi kenangan indah dan tak terlupakan.
15. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan bagi para pembaca umumnya. Penulis menyadari bahwasanya skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
Yogyakarta, 5 September 2011 Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................. iii HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................... iv MOTTO .............................................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH .............................................................................................. vii ABSTRAK ........................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ......................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................ xiii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................
1 1.1 Latar Belakang ......................................................................
1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................
6 1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................
6 1.4 Manfaat Penelitian ................................................................
6 1.5 Batasan Istilah .......................................................................
7 1.6 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................
8 1.7 Sistematika Penyajian ...........................................................
8 BAB II LANDASAN TEORI ..............................................................
10 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................
10
2.2 Kajian Teori ..........................................................................
24 3.3 Teknik Pengumpulan Data ...................................................
32 4.2.2 Tokoh dan Penokohan dalam Cerpen “Lintah” ..........
4.2.1 Tokoh dan Penokohan dalam Cerpen “Mereka Bilang, Saya Monyet”! .....................................................................
32
28 4.2 Tokoh dan Penokohan ..........................................................
28 4.1.1 Sinopsis Cerpen ..........................................................
28 4.1 Deskripsi Data ......................................................................
26 BAB IV HASIL PENELITIAN ...........................................................
25 3.5 Teknik Analisis Data ............................................................
25 3.4 Instrumen Penelitian .............................................................
23 3.2 Sumber Data .........................................................................
12 2.2.1 Feminisme .........................................................................
23 3.1 Jenis Penelitian .....................................................................
22 BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................
20 2.2.7 Kerangka Teori ..................................................................
19 2.2.6 Cerita Pendek (Cerpen) .....................................................
18 2.2.5 Tema ..................................................................................
17 2.2.4 Latar ...................................................................................
16 2.2.3 Penokohan .........................................................................
16 2.2.2.2 Tokoh Protagonis dan Tokoh Antagonis ...............
15 2.2.2.1 Tokoh Utama dan Tokoh Tambahan .....................
12 2.2.2 Tokoh .................................................................................
35
4.2.3 Tokoh dan Penokohan dalam Cerpen “Melukis Jendela”
38 4.3 Latar ....................................................................................
41
4.3.1 Latar dalam Cerpen “Mereka Bilang, Saya Monyet!”
42 4.3.2 Latar dalam Cerpen “Lintah” .....................................
43 4.3.3 Latar dalam Cerpen “Melukis Jendela” ......................
47 4.4 Tema ....................................................................................
50
4.4.1 Tema dalam Cerpen “Mereka Bilang, Saya Monyet!”
51 4.4.2 Tema dalam Cerpen “Lintah” .....................................
52 4.4.3 Tema dalam Cerpen “Melukis Jendela” .....................
53 4.5 Keterkaitan Unsur Sastra dengan Feminisme ......................
54
4.6 Feminisme Tokoh Perempuan dalam Kumpulan Cerpen Mereka, Bilang, Saya Monyet .............................................
56
4.6.1 Feminisme Tokoh Perempuan dalam Cerpen “Mereka Bilang, Saya Monyet”..........................................................
57 4.6.1.1 Berani Melawan .............................................
57 4.6.1.2 Berani Mengutarakan Pendapat ....................
58 4.6.1.3 Berani Bertanya ..............................................
59
4.6.2 Feminisme Tokoh Perempuan dalam Cerpen “Lintah” 61 4.6.2.1 Berani Melawan .............................................
61 4.6.2.2 Berani Mengutarakan Pendapat .....................
62 4.6.2.3 Berpendidikan ................................................
63 4.6.2.4 Mandiri ...........................................................
64
4.6.3 Feminisme Tokoh Perempuan dalam Cerpen “Melukis Jendela”................................................................
65 4.6.3.1 Berani Melawan ............................................
65 4.6.3.2 Berani Mengutarakan Pendapat .....................
66 4.6.3.3 Berpendidikan ................................................
66 BAB V PENUTUP ...............................................................................
69 5.1 Kesimpulan .........................................................................
69 5.2 Implikasi .............................................................................
71 5.3 Saran ...................................................................................
72 DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................
73 LAMPIRAN .........................................................................................
75
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbicara tentang wanita tak terlepas dari konsep emansipasi, karena justru
hal inilah yang menjadi tema sentral perdebatan panjang selama ini. Penindasan kaum
wanita dianggap mengingkari nilai-nilai hakiki pemberian Ilahi dan merupakan
penyelewengan terhadap martabat wanita sendiri. Karena itulah muncul gerakan-
gerakan emansipasi yang meratakan persamaan hak antara pria dan wanita (Manus
dkk., 1993: 1).Menjelang abad ke-21, gaung emansipasi, wanita karir dan wanita modern
makin menanjak pada posisi yang makin diakui dalam masyarakat, karena gerak maju
kaum wanita dewasa ini bukan hanya sekedar untuk mendapatkan persamaan hak-
haknya saja dengan kaum pria, tetapi juga dimaksudkan untuk meningkatkan
perannya baik dalam kehidupan berkeluarga maupun di dalam masyarakat dan
bangsanya (Manus Dkk., 1993: 1).Perempuan dan laki-laki secara kodrati oleh Tuhan diciptakan berbeda,
perempuan dapat hamil dan melahirkan sementara laki-laki dapat menghamili. Dalam
sejarah umat manusia lahir budaya patriarkat ketika perempuan (karena kodratnya
melahirkan) dianggap hanya mampu berperan di sektor domestik (sekitar rumah),
sementara laki-laki didorong untuk menguasai sektor publik (di luar rumah) yang
kenyataannya menghasilkan uang, kekuasaan dan pengaruh. Akibat pandangan ini
laki-laki yang bekerja mencari nafkah manguasai uang, kekuasaan dan pengaruh
sedangkan perempuan tidak. Perempuan mengalami diskriminasi, subordinasi
(dianggap sebagai warga kelas dua), marginalisasi (peminggiran), dan kekerasan
(Gandhi & Hetty, 2010: 130-131).
Salah satu agenda kemanusiaan yang mendesak untuk segera digarap adalah
kesetaraan dalam sistem hubungan laki-laki dan perempuan dalam masyarakat. Hal
ini perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh karena selama ini peran perempuan
masih jauh tertinggal dari laki-laki. Ketertinggalan itu tidak dikehendaki oleh
perempuan, tetapi disisi yang lain masih banyak di antara kaum perempuan sendiri
yang tidak merasa bahwa dirinya tertinggal. Diantara banyak perempuan, konon
sejumlah perempuan lebih daripada laki-laki, hanya segelintir orang yang
memperjuangkan emansipasi perempuan pada zaman R. A. Kartini. Bahkan, pada era
feminisme pun, jumlah mereka yang menjadi feminis tidak lebih banyak daripada
yang bukan feminis (Sugihartuti &Suharto, 2010: vii).Dasar pemikiran dalam penelitian sastra berperspektif feminis adalah upaya
pemahaman kedudukan dan peran perempuan seperti tercermin dalam karya sastra.
Pertama, kedudukan dan peran tokoh perempuan dalam karya sastra Indonesia
menunjukan masih didominasi oleh laki-laki. Dengan demikian, upaya
pemahamannya merupakan keharusan untuk mengetahui ketimpangan gender dalam
karya sastra, seperti terlihat dalam realitas sehari-hari masyarakat. Kedua, dari
resepsi pembaca karya sastra Indonesia, secara sepintas terlihat bahwa para tokoh
perempuan dalam karya sastra Indonesia tertinggal dari laki-laki, misalnya dalam
latar sosial pendidikannya, pekerjaannya, peranannya dalam masyarakat, dan
pendeknya derajat mereka sebagai bagian integral dan susunan masyarakat. Ketiga
masih adanya resepsi pembaca karya sastra Indonesia yang menunjukan bahwa
hubungan antara laki-laki dan perempuan hanyalah merupakan hubungan yang
didasarkan pada pertimbangan biologis dan sosial-ekonomis semata-mata
(Sugihartuti & Suharto, 2010: 15).Dominasi dan otoritas terhadap perempuan bukan hanya terjadi di dunia
nyata, tetapi juga tercipta dalam karya sastra. Karya sastra merupakan tulisan yang
mengekspresikan pikiran, perasaan, dan sikap pengerang terhadap kehidupan atau
realita sosial sebagai refleksi terhadap fenomena sosial yang terjadi disekelilingnya.
Menurut Luxemburg (1989: 5) sastra merupakan sebuah ciptaan, sebuah kreasi,
bukan kreasi, bukan pertama-tama sebuah imitasi. Sang seniman menciptakan
sebuah dunia baru, meneruskan proses penciptaan di alam semesta, bahkan
menyempurnakannya. Sastra terutama merupakan suatu luapan emosi yang spontan.
Hakikat sastra adalah imajinasi dan kretifitas, sehingga sastra sering dikaitkan
dengan ciri-ciri tersebut. Sastra sebagai karya imajinatif. Acuan dalam sastra adalah
dunia fiksi atau imajinasi. Sastra mentransformasikan kenyataan ke dalam teks.
Sastra menyajkan dunia dalam kata, yang bukan dunia sesungguhnya, namun dunia
yang “mungkin” ada. Walaupun berbicara dengan acuan dunia fiksi, namun menurut
Max Eastman, kebenaran dalam karya sastra sama dengan kebenaran di luar karya
sastra, yaitu pengetahuan sistematis yang dapat dibuktikan. Fungsi utama sastrawan
adalah membuat manusia melihat apa yang sehari-hari ada di dalam kehidupan, dan
membayangkan apa yang secara konseptual nyata dan sebenarnya sudah diketahui
(Welleck & Warren, 1990: 30-31).Cerpen merupakan salah satu karya sastra yang digunakan penggarang untuk
menggambarkan, mengekspresikan, dan mengkritik kenyataan sosial yang terjadi
disekitarnya. Hubungan antara satu orang dengan orang lain, antara perempuan dan
laki-laki dalam masyarakat juga terdapat dalam cerpen yang terrepresentasikan
dalam tokoh-tokohnya. Pengarang menceritakan bagaimana relasi antara satu tokoh
dengan tokoh lain, tokoh-tokoh dalam cerita dengan masyarakat. Berbagai macam
konflik juga diciptakan pengarang dalam cerpen.Menurut Selden via Sugihartuti & Suharto (2010: 32) selain di dalam dunia
empiris, diskriminasi perempuan juga dapat terjadi di dalam dunia literer. Dalam hal
ini, karya sastra sebagai dunia imajinatif merupakan media tumbuhnya subordinasi
perempuan. Dunia sastra dikuasai laki-laki. Artinya, karya sastra seolah-olah
ditujukan untuk pembaca laki-laki. Kalaupun ada perempuan, ia dipaksa untuk
membaca sebagai seorang laki-laki.Fenomena komersialisasi seksualitas perempuan dapat juga terjadi dalam
dunia sastra. Dalam novel-novel dan cerpen-cerpen populer, dapat juga terjadi dalam
karya berbobot, misalnya, penggambaran kecantikan seorang tokoh perempuan
menjadi sesuatu yang penting. Pengarang bahkan ada yang sengaja menyelipkan
gambaran seksualitasnya. Digambarkan bahwa tokoh laki-laki memperebutkan tokoh
cantik yang menjadi tokoh utama. Lebih jauh lagi, ada kalanya perebutan itu
dilakukan untuk keperluan pemenuhan nafsu semata-mata ( Sugihartuti & Suharto,
2010: viii).Hal inilah yang mendasari penulis untuk menganalisa permasalahan yang
terdapat dalam kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! karya Djenar Maesa
Ayu dalam perspektif karya sastra feminisme. Dalam penelitian ini, peneliti akan
membahasa tiga dari sebelas cerpen dalam kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya
Monyet! . Ketiga cerpen itu ialah “Mereka Bilang, Saya Monyet!”, “Lintah”, dan
“Melukis Jendela”. Peneliti mambatasi cerpen yang dibahas karena dalam ketiga
cerpen tersebut banyak terjadi ketidaksetaraan jender dan kekerasan-kekerasan
terhadap perempuan, di mana perempuan hanya dipandang sebelah mata oleh kaum
lelaki.Hal yang mendorong peneliti melakukan penelitian ini dikarenakan, (1) cerita
pendek dalam kumpulan cerpen Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa
Ayu menonjolkan tokoh perempuan dalam melawan dominasi laki-laki, (2) peneliti
merasa prihatin terhadap kekerasan-kekerasan yang dilakukan pria terhadap wanita
baik itu di dunia nyata maupun dalam karya sastra, (3) penelitian sastra dengan
menggunakan pendekatan feminisme masih jarang dilakukan oleh mahasiswa
Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah (PBSID), Universitas Sanata
Dharma.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimanakah tokoh, penokohan, tema, dan latar dalam kumpulan cerpen
Mereka Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu?
1.2.2 Bagaimanakah feminisme tokoh perempuan dalam kumpulan cerpen Mereka
Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu?1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah.
1.3.1 Mendeskripsikan tokoh, penokohan, tema, dan latar dalam kumpulan cerpen
Mereka Bilang, Saya Monyet ! Karya Djenar Maesa Ayu.
1.3.2 Mendeskripsikan feminisme tokoh perempuan dalam kumpulan cerpen Mereka
Bilang, Saya Monyet! Karya Djenar Maesa Ayu.1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi pemerhati karya sastra Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan mengenai kritik sastra feminis dalam karya sastra serta mampu mempertahankan perkembangan dunia sastra.
1.4.2 Bagi peneliti lain Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau sebagai acauan bagi peneliti selanjutnya, yaitu berupa bahan referensi penelitian yang relevan mengenai aspek feminisme yang terkandung dalam karya sastra.
1.5 Batasan Istilah
Beberapa istilah penting yang dipakai dalam penelitian ini perlu penegasan supaya tidak menimbulkan salah penafsiran.
1. Feminisme Gerakan kaum perempuan yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum perempuan dan laki-laki (Moeliono, dkk. 1993: 241).
2. Perempuan Orang (manusia) yang mempunyai puki, dapat menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui (KBBI, 2003: 856).
3. Tokoh Individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan di dalam berbagai peristiwa cerita (Sudjiman via Sugihastuti & Suharto, 2010: 50).
4. Penokohan Penyajian watak, penciptaan citra, atau pelukisan gambaran tentang seseorang yang ditampilkan sebagai tokoh cerita (Sudjiman via Sugihastuti & Suharto, 2010: 50).
5. Tema Gagasan, ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra (Sudjiman, 1991: 51).
6. Latar Segala keterangan, petunjuk, pengacauan, yang berkaitan dengan waktu, ruang dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu karya sastra (Sudjiman, 1991: 46).
7. Cerita pendek (cerpen) Sebuah cerita prosa fiksi yang panjangnya antara seribu sampai lima ribu kata (Sayuti, 2000: 8).
1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah feminisme dalam kumpulan cerpen
Mereka Bilang, Saya Monyet! karya Djenar Maesa Ayu, mencakup “Mereka Bilang,
Saya Monyet!”, “ Lintah”, dan “ Melukis Jendela”.1.7 Sistematika Penyajian Skripsi ini terdiri dari lima bab yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Landasan
Teori, Bab III Metodologi Penelitian, Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, dan
Bab V Kesimpulan dan Saran. Bab I Pendahuluan, pada bab ini akan membahasa tentang latar belakang
masalah penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang
lingkup penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian.
Bab II Landasan Teori, pada bab ini akan membahasa tentang penelitian terdahulu yang relevan dan kerangka teori. Bab III Metodologi Penelitian, pada bab ini akan membahas tentang jenis
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknik
analisis data.Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, pada bab ini akan membahas
tentang hasil penelitian dan pembahasan yang terkandung dalam karya sastra yang
diteliti.Bab V Kesimpulan dan Saran, pada bab ini akan membahas kesimpulan dan saran-saran bagi peneliti lain.
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Veri Dani Wardani (2005), Maria Viustana (2009), dan Yogi Dwi Hartanto
(2009).Penelitian yang dilakukan oleh Veri Dani Wardani (2005), yaitu Male
Feminis dan Kontra Male Feminis dalam Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk
karya Ahmad Tohari . Penelitian ini menggunakan pendekatan objektif karena analisis
ini berangkat dari teks. Sumber data ini adalah semua perilaku tokoh yang pro feminis
(male feminis) dan kontra male feminis dalam teks novel Trilogi Ronggeng Dukuh
Paruk karya Ahmad Tohari yang berkaitan dengan peran male feminis dan kontra
male feminis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laki-laki ada yang menghargai
perempuan dan juga ada yang tidak menghormati perempuan. Peran male feminis dan
kontra male feminis ini pada intinya menggambarkan perilaku yang menghargai
sosok perempuan dan perilaku yang tidak menghargai perempuan. Faktor-faktor yang
menyebabkan munculnya male feminis adalah faktor kultur kesenian tradisional dan
kontra male feminis itu meliputi faktor ekonomi, faktor seksualitas dalam kultur
masyarakat Jawa.Penelitian yang dilakukan oleh Maria Viustana (2009), yaitu Modernisasi
Pikiran dan Tindakan Perempuan dalam Novel Maria dan Mariam Karya Farahdiba
Pendekatan Kritik Sastra Feminis. Penelitian ini mengkaji tentang modernisasi
perempuan dalam novel Maria dan Mariam. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kritik sastra feminis. Sedangkan metode yang
digunakan adalah metode kualitatif. Dari kajian tersebut, ditemukan bahwa
modernisasi yang dialami perempun berupa modernisasi dalam berfikir dan
bertindak. Modernisasi dalam berfikir, meliputi kebebasan berfikir dan keberanian
berpendapat. Sedangkan modernisasi dalam bertindak, meliputi mandiri dalam
menjalankan kehidupan dan memiliki kebebasan dalam berpenampilan.Penelitian yang dilakukan oleh Yogi Dwi Hartanto (2009), yaitu
Ketidakadilan Gender dan Sikap Perempuan dalam Novel Bibir Merah Karya
Achmad Munif . Studi ini menganalisis tentang bentuk ketidakadilan gender dan sikap
perempuan yang terdapat dalam novel Bibir Merah karya Achmad Munif. Pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sastra feminis. Sedangkan
metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Hasil dari penelitian
tersebut adalah melalui relasi gender, (1) terdapat dua manifestasi ketidakadilan
gender yang berupa kekerasan yaitu kekerasan domestik dan kekerasan publik, (2)
steriotipe, ini terlihat dari pelabelan perempuan sebagai pribadi yang lemah, (3)
subordinasi terhadap perempuan, terlihat dari tersingkirnya perempuan dan hilangnya
pengakuan status sosial perempuan dalam masyarakat. Tiga bentuk sikap perempuan
yang dominan yaitu perempuan sebagai subjek, perempuan sebagai objek, dan sikap
penolakan perempuan tanpa mengubah status sosial dan status ekonomi.Dari hasil penelitian terdahulu di atas, menghasilkan nilai feminis serta sikap-
sikap perempuan terutama dalam mempertahankan haknya untuk setara dengan laki-
laki. Perempuan dianggap sebagai bawahan laki-laki sehingga menimbulkan berbagai
upaya untuk dapat mempertahankan haknya.Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman peminat karya sastra,
terutama mengenai feminisme. Penelitian-penelitian terdahulu kiranya relevan
dengan penelitian ini, karena penelitian ini juga menemukan sikap perempuan dalam
melawan dominasi dari laki-laki. Peneliti mengharapkan penelitian terdahulu tersebut
dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan bahan perbandingan.2.2 Kajian Teori
2.2.1 Feminisme
Menurut Djajanegara, (2000: 1-3) terdapat tiga pendapat asal mula munculnya
feminisme di Amerika Serikat, yakni pendapat pertama berkaitan dengan aspek
politis, pendapat kedua berkaitan dengan aspek agama, dan pendapat ketiga berkaitan
dengan konsep sosialisme dan konsep Marxis.Awal 1960-an dan 1970-an merupakan tonggak berdirinya gerakan feminis.
Gerakan feminis itu muncul di Amerika sebagai bagian dari kultur radikal termasuk
hak-hak sipil (civil rights) dan kebebasan seksual (sexual liberation) (Fakih, 1996:
106). Pada awalnya gerakan feminisme berangkat dari kesadaran akan ketertindasan
perempuan. Kesadaran ini membenetuk kebutuhan untuk mengakhiri penindasan
terhadap perempuan. Feminisme dianggap sebagai alat yang tepat untuk mendobrak
penindasan dan eksploitasi perempuan. Meski terjadi perbedaan antarfeminis
mengenai apa, mengapa, dan bagimana penindasan dan eksploitasi itu terjadi, namun
mereka sepaham bahwa hakikat perempuan feminis adalah demi kesamaan, martabat,
dan kebebasan mengontrol raga dan kehidupan baik di dalam maupun di luar rumah.Feminisme muncul sebagai akibat dari adanya prasangka jender yang
menomorduakan perempuan. Anggapan bahwa secara universal laki-laki berbeda
dengan perempuan mengakibatkan perempuan dinomorduakan. Perbedaan tersebut
tidak hanya pada kriteria biologis, melainkan juga pada sosial-budaya. Asumsi
tersebut membuat kaum perempuan semakin terpojok, oleh karena itulah kaum
feminis memperjuangkan hak-hak perempuan di semua aspek kehidupan, dengan
tujuan agar kaum perempuan mendapat kedudukan yang sederajat dengan kaum laki- laki.Feminisme berasal dari kata feminist (pejuang hak-hak kaum wanita) yang
kemudian meluas menjadi feminism (suatu faham yang memperjuangkan hak-hak
kaum wanita). Dalam arti leksikal feminisme berarti gerakan kaum wanita yang
menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum wanita dan kaum pria (Moeliono,
1988: 241).Menurut Redyanto (2005: 100), feminisme adalah suatu gerakan yang
memusatkan perhatian pada perjuangan perempuan dalam menempatkan
eksistensinya. Dalam sastra feminisme adalah studi sastra yang mengarahkan fokus
pada perempuan, yang mengemukakan pemikiran berupa kritik terhadap dominasi
laki-laki dengan mengedepankan identitas keperempuanan.
Menurut Geofe via Sugihastuti (2000: 37) feminisme adalah teori persamaan hak
antara laki-laki dan wanita di bidang politik, ekonomi, dan sosial, atau gerakan yang
terorganisasi yang memperjuangkan hak-hak serta kepentingan kaum wanita.Wolf via Sofia (2009: 13) mengartikan feminisme adalah sebagai sebuah teori
yang mengungkapkan harga diri pribadi dan harga diri semua perempuan. Istilah
“menjadi feminis” bagi Wolf, harus diartikan dengan “menjadi manusia”. Sedangkan
secara leksikal, Moeliono,dkk. (1993: 241) menyatakan bahwa feminisme adalah
gerakan kaum perempuan yang menuntut persamaan hak sepenuhnya antara kaum
perempuan dan laki-laki. Persamaan hak itu meliputi semua aspek kehidupan, baik
dalam bidang politik, ekonomi, pendidikan, sosial, maupun budaya.Feminisme adalah paham yang menggerakan pemahaman dan penyadaran
tentang kehidupan perempuan, khususnya “pengalaman hidup terluka kaum
perempuan”. Tapi sering dikatakan di kalangan masyarakat bahwa feminisme adalah
konsep kehidupan wanita Barat modern yang bebas, independen, permisif, keras
kepala, mau menang sendiri, dan sejenisnya (Murniati, 2004:237).Feminisme sebagai gerakan pada mulanya berangkat dari asumsi bahwa kaum
perempuan pada dasarnya ditindas dan dieksploitasi, serta usaha untuk mengakhiri
penindasan dan eksploitasi tersebut. Mereka sepaham bahwa hakikat perjuangan
feminis adalah demi kesamaan, martabat, dan kebebasan mengontrol raga dan
kehidupan baik di dalam maupun di luar rumah (Fakih, 1996: 99).Teori feminisme memfokuskan diri pada pentingnya kesadaran mengenai
persamaan hak antara perempuan dan laki-laki dalam semua bidang. Teori ini
berkembang sebagai reaksi dari fakta yang terjadi di masyarakat, yaitu adanya konflik
kelas, konflik ras, dan terutama karena adanya konflik jender. Feminisme mencoba
untuk mendekonstruksi sistem yang menimbulkan kelompok yang mendominasi dan
didominasi, serta sistem hegemoni dimana kelompok subordinat terpaksa harus
menerima nilai-nilai yang ditetapkan oleh kelompok yang berkuasa. Feminisme
mencoba untuk menghilangkan pertentangan antara kelompok yang lemah dengan
kelompok yang dianggap kuat. Lebih jauh lagi, feminisme menolak ketidakadilan
sebagai akibat masyarakat patriarki, menolak sejarah dan filsafat sebagai disiplin
yang berpusat pada laki-laki (Ratna, 2004: 186).Dalam konteks penelitian ini, konsep atau teori feminisme yang digunakan
oleh peneliti, feminisme adalah teori tentang persamaan hak antara laki-laki dan