PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V MIS ASINAN KECAMATAN BAWEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA

  

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V MIS ASINAN KECAMATAN BAWEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Disusun Oleh: Muhamad Fauzi 11511026 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA

  

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

MELALUI METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS V MIS ASINAN KECAMATAN BAWEN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Disusun Oleh: Muhamad Fauzi 11511026 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

  

MOTTO

1.

  Raihlah ilmu, dan untuk meraih ilmu belajarlah untuk tenang dan sabar (Umar bin Khattab) 2. Bukan waktu yang akan menjawab, melainkan kita yang akan menentukan kapan waktunya.

  

كلس نمو: لاق ملسو هيلع الله ىلص الله لوسر نا هنع الله يضر ةريره يبا نع

ةنجلا ىلا اقيرط هل الله لهس املع هيف سمتلياقيرط Artinya:

  Dari Abu Hurairah r.a bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa yang menempuh perjalanan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah SWT akan memudahkan jalannya menuju surga (H.R.Muslim)

  

PERSEMBAHAN

  Puji syukur selalu terpanjatkan ke hadirat Allah SWT, beserta sholawat dan salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Rasullah SAW, ku persembahkan skripsi untuk: 1.

  Orang tuaku tersayang ayah Joko Nur Hadi dan Ibu Nur Hidayah yang telah membesarkan, mendidik dengan kasih sayang dan pengorbanan tanpa letih maupun pamrih baik secara lahir maupun batin dengan iringan doa restu demi kesuksesan putranya. Terimakasih atas cinta dan kasih sayang yang telah diberikan selama ini, juga setiap dukungan moral maupun spiritual yang tulus diberikan, semoga selalu dalam limpahan kasih sayang Allah SWT dunia dan akhirat.

  2. Kakak-kakak terhebatku yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan materi yang engkau berikan untuk adikmu ini.

  3. Keluarga besarku terimakasih atas doa dan motivasi yang selalu diberikan.

  4. Bapak Fatchurrohman, S.Ag,M.Pd. selaku pembimbing yang selalu sabar membimbing hingga terselesaikannya skripsi ini.

  5. Seluruh Bapak Ibu dosen yang telah bersedia memberikan ilmu dan terimakasih atas dorongan dan motivasinya.

  6. Kawan-kawan di kosan Klaseman yang selalu menemani hari-hariku.

  7. Kawan-kawan seperjuangan PGMI angkatan 2010 terutama PGMI A yang selalu menemani dan memberi kegembiraan, motivasi, serta semangat tanpa kenal lelah.

  8. Calon istriku yang selalu memberikan motivasi sekaligus intimidasi untuk selesainya sekripsi ini

  9. Para pembaca yang budiman.

KATA PENGANTAR

  Segala puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah pada Nabi Muhammad SAW, yang senantiasa dinanti- nantikan syafa’atnya di yaumul

  qiyamah

  nanti. Penyusunan skripsi dengan judul “Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Role Playing Pada Siswa Kelas V MIS Asinan Kecamatan Bawen Tahun Pelajaran 2015/2016

  ” ini, adalah untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar akademik sarjana pendidikan dalam bidang Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan PGMI 3.

  Bapak Fathcurrohman S.Ag.,M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya guna memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan hingga akhir penyusunan skripsi ini.

  4. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan bimbinganya kepada penulis.

  

ABSTRAK

  Fauzi, Muhamad 2016, Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Metode Role

  Playing Pada Siswa Kelas V MIS Asinan Kecamaatan Bawen Tahun

Pelajaran 2015/2016. Skripsi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga Pembimbing Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd. Kata kunci : Hasil Belajar, Kemampuan Berbicara, Role Playing. Penetitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar sisiwa

  kelas V MIS Asinan Kecamatan Bawen pada Bahasa Indonesia dengan metode pembelajaran Role Playing. Masalah yang dikaji adalah apakah penerapan model dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Bahasa

  Role Playing

  Indonesia pada siswa kelas V MIS Asinan Kecamatan Bawen Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian yang digunakan adalah penetilian tindakan kelas dengan metode Role Playing. Subjek penelitian ini adalah sisiwa kelas V yang berjumlah 9 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus setiap siklusnya merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari: perencanaan, pelaksanaan, observasi, refleksi.

  Penelitian dilaksanakan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tema memainka tokoh drama kelas V MIS Asinan Kecamatan Bawen dengan metode

  

Role Playing menghasilkan peningkatan hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari

  kondisi awal dari hasil pembahasan yaitu nilai rata-rata kelas 33,4% siswa yang tuntas belajar, pada siklus I meningkat menjadi 55,55%. Selanjutnya meningkat lagi pada siklus II menjadi 88,89%. Berdasarkan hasil belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa melalui metode Role Playing dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak kelas V MIS Asinan Kecamatan Bawen Tahun Pelajaran 2015/2016.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL LEMBAR BERLOGO HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... i HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................ ii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................ iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................... iv KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi ABSTRAK ........................................................................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6 D. Hipotesis Penelitian dan Indikator Keberhasilan ......................................... 6 E. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 6 F. Definisi Operasional..................................................................................... 8 G. Metode Penelitian......................................................................................... 9 H. Sistematika Penulisan ................................................................................ 15 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ............................................................................................... 16 1. Pengertian Belajar ................................................................................ 16 2. Cirri-ciri Belajar ................................................................................... 17 3. Factor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ................................ 21

  5. Wujud Hasil Belajar ............................................................................. 28 B. Kemampuan Berbicara ............................................................................... 30 1.

  Keterampilan Berbahasa ...................................................................... 30 2. Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa .............................. 35 3. Berbicara Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi .................................... 41 4. Batasan dan Tujuan Berbicara ............................................................. 44 5. Berbicara Sebagai Seni dan Ilmu ......................................................... 45 6. Metode Penyampaian dan Penilaian Berbicara .................................... 45 C. Bermain Peran ............................................................................................ 46 1.

  Pengertian Metode Bermain Peran....................................................... 46 2. Langkah-langkah Bermain Peran ......................................................... 48 3. Kelebihan dan Kekurangan .................................................................. 51

  BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian ........................................................................................ 53 1. Gambaran Umum MIS Asinan............................................................. 53 2. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah .......................................................... 54 3. Data Personalia..................................................................................... 54 4. Data Siswa ............................................................................................ 55 5. Sarana Prasarana dan Fasilitas ............................................................. 56 6. Pelaksanaan Penelitian ......................................................................... 56 B. Deskripsi Pra Siklus ................................................................................... 57 C. Deskripsi Siklus I ....................................................................................... 57 1. Tahap Perencanaan............................................................................... 58 2. Tahap Tindakan .................................................................................... 58 3. Tahap Pengamatan atau Observasi....................................................... 60 4. Refleksi ................................................................................................ 60 D. Deskripsi Kegiatan Siklus II ...................................................................... 62 1. Tahap Perencanaan............................................................................... 62 2. Tahap Tindakan .................................................................................... 62

  4. Refleksi ................................................................................................ 65

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 66 1. Analisis Pra –Siklus ............................................................................ 66 2. Analisi Siklus I .................................................................................... 66 3. Analisi Siklus II .................................................................................. 67 B. Pembahasan ............................................................................................... 76 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................................ 79 B. Saran ........................................................................................................... 80 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  DAFTAR TABEL

  Tabel: 3.1 Data Nama-nama Guru MI Asinan 54 Tabel: 3.2 Daftar Siswa MI Asinan 55 Tabel: 3.3 Daftar Sarana Prasarana dan Fasilitas 48 Tabel: 3.4 Daftar Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II 56

Tabel 4.1 Nilai Pre Test Bahasa Indonesa 67

  Tabel: 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus 1 68 Tabel: 4.3 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Siklus I 69 Tabel: 4.4 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II 73 Tabel: 4.5 Hasil Pengamatan Terhadap Guru Sikus II 74 Tabel: 4.6 Data Hasil Rekapitulasi Nilai Persiklus 77 Tabel: 4.7 Rekapitulasi Ketuntasan 77

  Gambar 1. 1 Model Tahapan

  DAFTAR GAMBAR

  9

  • – Tahapan Pelaksanaan PTK

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Lampiran 2 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus I Lampiran 3 Lembar Pengamatan Guru Siklus 1 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Lampiran 5 Daftar Nilai Hasil Belajar Siklus II Lampiran 6 Lembar Pengamatan Guru Siklus 1I Lampiran 7 Gambar Dokumentasi Penelitian Lampiran 8 Lembar Konsultasi Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 11 Daftar Nilai SKK Lampiran 12 Riwayat Hidup Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kegiatan pembelajaran telah dilakukan seusia

  manusia itu sendiri sebagai pelaku pendidikan. Namun dalam praktik pendidikan yang universal, akan ditemukan keragaman sebanyak ragam komunitas manusia. Itulah sebabnya pendidikan hanya ditemukan unsur

  universal nya saja. Keragaman pendidikan yang terjadi di atas bumi ini

  disebabkan karena perbedaan cara memberikan makna terhadap pendidikan itu sendiri sebagai gejala sosial (Jumali, 2004 : 15).

  Dalam UU SISDIKNAS 2003 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, keerdasan, akhlaq mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Jumali, 2004 : 85).

  Pengajaran bahasa indonesia disekolah dasar memiliki arti dan peranan penting bagi siswa, karena kepada siswa mula-mula diletakkan landasan kemampuan bahasa indonesia. Hal ini bertambah penting mengingat sebagian besar siswa kita yang memasuki sekolah dasar hampir tidak memiliki latar belakang berbahasa Indonesia.satu-satunya keterampilan yang mereka miliki hanyalah berbicara dalam bahasa daerah. Sekolah adalah pintu masuk kearah pengenalan berbahasa Indonesia. Faktor lain yang menambah penting pengajaran bahasa Indonesia ialah fungsinya sebagai pengantar.

  Idealnya pembelajaran berbahasa yang baik tanpa mengabaikan keterampilan berbahasa yang lain adalah menitik beratkan pada keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara dipandang memiliki peranan sentral dalam tujuan pembelajaran bahasa, karena hakikat belajar bahasa adalah belajar komunikasi, terutama komunikasi lisan. Demikian pula dengan hakekat pembelajaran Bahasa Indonesia. Hakekat pembelajaran Bahasa Indonesia ialah peningkatan kemampuan siswa untuk komunikasi dalam bahasa indonesiayang baik dan benar secara lisan dan tulis. Keterampilan berbicara juga sering dipandang sebagai tolak ukur untuk menilai keberhasilan dalam pembelajaran bahasa.

  Untuk menunjang tercapainya pembelajaran tersebut juga diperlukan keterampilan guru memilih metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.

  Metode yang dipakai dalam pembelajaran harus efektif dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran akan mudah tercapai. Jika tujuan pembelajaran memfokuskan keterampilan berbicara sebagai tujuan maka harus ditunjang dengan metode yang sesuai.

  Kenyataan yang terjadi pada pembelajaran berbahasa indonesia di Sekola Dasar/Madrasah Ibtidaiyah pada umumnya belum semua guru bahasa menyadari behwa keterampilan berbicara juga penting dicapai dalam pembelajaran tersebut. Belum semua guru menyadari bahwa tujuan pembelajaran Bahasa Indonseia adalah mampu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi secara lisan ataupun tulisan.

  Guru juga belum memberikan ruang kepada peserta didik untuk mengembangkan keterampilan tersebut. Guru dalam mengajarkan Bahasa Indonesia ataupun bahasa yang lainya lebih sering mengutamakan hal formal seperti struktur dan tatanan bahasa. Sehingga siswa tidak bisa secara leluasa belajar tentang keterampilan berbicara yang baik dan benar. Siswa juga lebih sering dibebani materi yang gramatikal.

  Guru mengajarkan pembelajaran Bahasa Indonesia juga cenderung menggunakan metode-metode yang monoton, membosankan dan hanya berfokus untuk mencapai keterampilan selain berbicara. Metode ceramah dan metode drill (latihan) lebih banyak dan lebih sering digunakan guru dalam pembelajaran Bahasa Indonseia.

  Kenyataan yang terjadi di MIS Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, keterampilan berbicara siswa kelas V masih kurang. Dari siswa yang ada, hanya sekitar 3 siswa yang mempunyai nilai 80 dan yang lain masih berada dibawah rata-rata atau masih kurang dari KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Cara penyampaian pelajaran Bahasa Indonesia oleh guru menjadi salah satu faktor penyebabnya, guru cenderung menggunakan metode ceramah dan nyatanya siswa bosan dengan cara penyampaian guru tersebut. Selain merasa bosan, motivasi siwa juga masih terlihat rendah. Siswa kelas V MIS Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang ini nyatanya masih belum mempunyai keberanian untuk menyampaikan ide-ide ataupun maju kedepan hanya untuk memperkenalkan diri didepan teman- teman sekelasnya.

  Atas keadaan tersebut, penulis merasa perlu melakukan sebuah penelitian yang menggunakan metode bermain peran untuk memecahkan masalah pembelajaran yang ada, yakni untuk mengembangkan keterampilan berbicara.

  Metode mengajar adalah kata yang mengatakan untuk menandai serangkaian kegiatan yang diarahkan oleh guru yang hasilnya adalah belajar.

  Dengan demikian metode mengajar dapat diartikan sebagai proses atau prosedur yang hasilnya adalah belajar atau dapat pula diartikan sebagai alat pembelajaran menjadi aktif (Kastolani, 2014 : 148).

  Bermain peran (role playing) adalah berekting sesuai dengan peran yang ditentukan terlebih dahulu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu seperti menghidupkan kembali suasana historis atau sejarah (Abdul Aziz Wahab, 2009 :83 dalam bukunya Kastolani, 2014 : 148).

  Bermain peran dapat meningkatkan rasa percaya diri anak untuk berbicara didepan teman-temanya, sehingga membuat seorang anak mampu berkomunikasi dengan baik terhadap lawan bicara dimanapun mereka bertemu dengan seseorang yang sudah dikenal maupun yang baru saja lain agar siswa mengerti bahwa kedudukan orang lain itu lebih penting dari diri siswa di samping itu siswa dapat mengungkapkan perasaan orang lain.

  Dari fenomena itulah, maka perlulah diadakan suatu penelitian guna membantu menyelesaikan masalah yang ada dengan mengadakan penelitian dengan judul

  “Peningkatkan Kemampuan Berbahasa Melalui Metode

  Role Playing Pada Siswa Kelas V MIS Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016”.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masakah yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah metode role playing dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa kelas V MI Tahun Pelajaran 2015/2016? C.

   Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan berbahasa melalui metode

  role playing pada siswa kelas V MIS Asinan Kecamatan Bawen Tahun Pelajaran 2015/2016.

  D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara, apabila hipotesis salah, maka akan ditolak, apabila fakta-fakta membenarkan hipotesis, maka akan diterima. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : metode role

  playing dapat meningkatkan kemampuan berbahasa pada siswa kelas V MIS Asinan Kecamatan Bawen.

  E. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini akan membantu meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui metode bermain peran dalam pembelajaran yang akan disampaikan secara mendalam. Adapun pelaksanaan penelitian ini akan berguna sebagai berikut :

  1. Manfaat Teoritis Manfaat penelitian ini sebagai dasar pengembangan kajian ilmu bahasa indonesia khusus materi peningkatan kemampuan berbahasa melalui metode role playing pada siswa kelas V MIS Asinan Kecamatan Bawen Tahun Pelajaran 2015/2016.

  2. Manfaat praktis a.

  Sebagai upaya meningkatkan kualitas pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia di MI.

  b.

  Sebagai masukkan bagi guru MI bahwa kemampuan berbicara siswa dapat meningkat melalui metode bermain peran.

F. Definisi Operasional

  Untuk menjelaskan judul penelitian ini, maka akan kami berikan penjelasan beberapa istilah dalam penulisan ini. Istilah-istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1.

  Hasil belajar Hasil belajar merupakan prestasi belajar peserta didik secara keseluruhan. Yang menjadikan indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan (Mulyasa, 2009 : 248).

  2. Kemampuan Berbicara Berbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada masa tersebut kemampuan berbicara atau berujar dipelajari (Tarigan, 1987 : 3).

  Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi- bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan (Tarigan, 1987 : 15).

  3. Metode Bermain Peran Bermain peran (role playing) adalah berekting sesuai dengan peran yang ditentukan terlebih dahulu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu seperti menghidupkan kembali suasana historis atau sejarah (Abdul Aziz Wahab, 2009 :83 dalam bukunya Kastolani, 2014 : 148).

  Metode bermain peran (role playing) sering disinonimkan dengan metode sosio drama yang berasal dari dua kata, yaitu kata “sosio” dan “drama”. “Sosio” berarti sosial dan “drama” berarti mempertunjukkan, mempertontonkan atau memperliharkan. Metode sosiodrama dapat diartikan sebagai cara dalam menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan dan mempertontonkan atau mendramatisasikan cara tingkah laku dalam hubungan sosial (Syaifu Sagala, 2013 dalam bukunya Kastolani, 2014 : 149).

  Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa bermain peran / sosiodrama adalah suatu metode dengan cara memainkan suatu peran yang menekankan penghayatan di mana para siswa turut serta dalam memainkan peranan di dalam mendramatisasikan masalah-masalah sosial.

G. Metodologi Penelitian 1.

  Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

  PTK dapat diartikan sebagai penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik (Mulyasa, 2011 : 10).

  PTK adalah bentuk penelitian yang dilakukan secara kolaboratif dan parsipasif. Artinya, peneliti tidak melakukan penelitian ini secara sendiri, akan tetapi penelitiakan berkolaborasi dan berpaatisipasi dengan sejawat atau kolega yang berminat sama dalam permasalahan penelitian (Syamsudin, 2007 : 228).

  PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan yang ada pada setiap siklus yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang dapat digambarkan sebagai berikut (Suharsimi Arikunto 2008:74)

  Tabel 1.1 Pelaksanaan Perencanaan

  Permasalahan Tindakan Tindakan I

  Siklus I

  Pengamatan atau Refleksi I pengumpulan data I Pelaksanaan

  Permasalahan Baru Perencanaan Hasil Refleksi tindakan II Tindakan II

  Siklus II

  Pengamatan atau Refleksi II Pengumpulan

  Data II Apabila masalah

Dilanjutkan

belum

ke siklus

terselesaikan

berikutnya

  2. Subjek Penelitian Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V

  MIdengan jumlah keseluruhan 9 siswa yaitu 5 laki-laki dan 4 siswa perempuan. Penelitian menggunakan pola kolaboratif yaitu peneliti sebagai pengamat dan guru yang melaksanakanya. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester 1 tahun ajaran 2015/2016.

  3. Langkah-langkah Penelitian Menurut Kurt Lewin dalam bukunya Zainal Aqib (2006 : 21) dalam pelaksanaan PTK mencakup empat langkah, yaitu : a.

  Siklus 1)

  Perencanaan

  a) Menyusun satuan pelajaran yang sesuai dengan penelitian.

  b) Menyusun rancangan tindakan dalam bentuk rencana pembelajaran (RPP).

  c) Menyusun rancangan evaluasi yang meliputi tes dan non tes. 2)

  Pelaksanaan Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan perencanaan pada proses pembelajaran. Siswa memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru, dilanjutkan guru memberi contoh. Pada tahap ini dievaluasi apakah siswa sudah dapat berbicara dengan baik atau belum sesuai dengan unsur-unsur pembangun kalimat.

  Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama pembelajaran berlangsung, tindakan ini untuk mengetahui kemampuan berbicara setelah melaksakan pembelajaran dengan metode bermain peran. 3)

  Pengamatan Pengamatan dilakukan secara hati-hati dan cermat, rinci terhadap yang dilakukan siswa selama proses belajar mengajar.

  Pengamatan dilakukan dengan cara test, pada pengamatan ini aktivitas siswa dicatat oleh peneliti selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan berbicara ini, peneliti mengadakan pengamatan mengenai keaktifan siswa, apakah siswa mengalami kesulitan atau tidak dalam mengikuti kegiatan belajar kemampuan berbicara.

  4) Refleksi

  Pada tahap ini akan dilihat hasil perencanaan, tindakan, dan pengamatan. Atas dasar pengamatan kemampuan berbicara akan dikaji cermat perubahan yang terjadi dan mencari pemecahan atas masalah yang timbul. Pada siklus I dimungkinkan terdapat banyak kesalahan dan kegagalan siswa dalam membuat kalimat. Peneliti akan mengulangi kegiatan ini pada siklus II sebagai perbaikan siklus I yang didapat digunakan sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan kemampuan berbicara.

  4. Teknik Pengumpulan Data Untuk mempermudah menggambarkan perubahan yang terjadi dalam PTK, maka penelitian ini peneliti menggunakan beberapa cara diantaranya : a.

  Obesrvasi Dalam setiap siklus peneliti melakukan pengamatan kepada siswa untuk mengetahui peningkatan pembelajaran.

  b.

  Tes Tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil pelajaran siswa, dalam hal ini adalah keterampilan berbahasa.

  c.

  Dokumentasi Dokumentasi untuk mengumpulkan data yang bersifat dokumen seperti lembar observai, lembar hasil tes dan sebagainya.

  5. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.

  Lembar Observasi Lembar observasi adalah untuk menjamin keterlaksanaan metode Bermain Peran dalam pembelajaran. Lembar obeservasi ini didapat dari hasil observasi. b.

  Tes Tes digunakan untuk mengumpulkan data mengenai hasil pelajaran siswa, dalam hal ini adalah keterampilan berbicara siswa.

6. Analisis Data

  Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yakni sebesar ≥ 70. Oleh karena itu setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya atau mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ≥ 70. Sebaliknya jika siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa ≤ 70.

  Untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus digunakan tolok ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL). Adapun Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL) yang dipilih sebesar 85% (Trianto, 2009: 241).

  Peneliti menggunakan perhitungan presentase untuk menentukan Kriteria Ketuntasan Klasikal dengan rumus :

  × 100 = P keterangan F = Frekuensi N = Jumlah siswa seluruhnya P = Jumlah nilai dalam persen (Djamarah, 2005: 264) Untuk menghitung rentang kategori pada lembar observasi guru ditentukan rumus (Supramono dan Sugiarto, 1993: 29):

  −

  i = Dimana i = Interval kelas

  1 ⁄

  H = nilai observasi tertinggi + unit pengamat terkecil

  2

  1 ⁄

  L = nilai observasi terkecil - unit pengamat terkecil

  2 K = Banyaknya kelas H.

   Sistematika Penelitian

  Bagian awal yang meliputi sampul, lembar berlogo judul persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran

  Bab I pendahuluan berisi yang mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, definisi operasional, dan sistematika penulisan. Metode penelitian yang mencakup rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, instrumen penelitian, pengumpulan data, dan analisis data.

  Bab II kajian pustaka mencakup: peningkatan hasil belajar, keterampilan berbicara, dan metode role playing. Bab III metodologi penelitian berisi tentang deskripsi pelaksanaan pra siklus meliputi rencana, tindakan, pengamatan dan refleksi. Deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, dan sebagainya.

  Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan meliputi deskripsi per iklus yang membahas mengenai data dari hasil pengamatan atau wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan dan berisi pembahasan.

  Bab V penutupberisi kesimpulan dan saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar Secara umun belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku akibat adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Dalam arti luas mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan,

  sikap dan sebagainya. Setiap perilaku ada yang tampak atau dapat diamati dan ada pula yang tidak dapat diamati. Belajar adalah perubahan kemampuan dan siposisi seseorangyang dapat dipertahankan dalam suatu periode tertentu dan bukan merupakan hasil dari proses pertumbuhan (Rosma Hartiny,2010: 31).

  Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanindividu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Syaiful Bahri Djamarah,2011: 13).

  Howard L. Kingskeymengatakan bahwa learning is the proses

  by which behavior (in the broader sense) is originated or changed through practice or training. Belajar adalah proses dimana tingkah

  laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan (Syaiful Bahri Djamarah,2011:12).

  Dari beberapa pendapat diatasnya bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan raga. Gerak raga yang ditunjukkan harus sejalan dengan proses jiwa untuk mendapatkan perubahan. Tentu saja perubahan yang di harapkan bukan perubahan fisik, tetapi perubahan jiwa dengan sebab masuknya kesan- kesan yang baru.

  Akhirnya dapat disimpulkan bahwa adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, psikomotorik.

2. Ciri-ciri Belajar

  Jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku,maka ada beberapa perubahan tertentu yang dimasukkan ke dalan ciri-ciri belajar menurut (Syaiful Bahri Djamarah 2011:15) ciri-ciri belajar adalah : a.

  Perubahan yang terjadi secara sadar Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya induvidu merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan dalam jiwa. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, jadi perubahan tingkah laku individu yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk kategori perubahan dalam pengertian belajar. Karena indivodu yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan tersebut.

  b.

  Perubahan dalam belajar bersifat fungsional Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar berikutnya, misalnya, jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis.

  Perubahan itu berlangsung terus menerus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.

  c.

  Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah dan tertuju untun memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh.

  Perubahan yang bersifat aktif. Artinya bahwa perubahn itu tidak terjadi dengan sendirinya,malainkan karena usaha individu sendiri.

  d.

  Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat,keluar air mata, yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap. Misalnya, kecakapan seorang anak dalam memainkanpiano setelah belajar, tidak akan hilang, melainkan akan terus dimiliki dan bahkan makin berkembang bila terus dipergunakan atau dilatih.

  e.

  Perubahan dalan belajar bertujuan atau terarah Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Misalnya seseorang yang belajar membaca,sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar membaca. Dengan demikian, perbuatan belajar dilakukan senantiasa terarah pada tingkah laku yang telah di tetapkannya.

  f.

  Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika sesorang belajar sesuatu,sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyaleuruh dalam sikap kebiasaan,keterampilan,pengetahuan.

  g.

  Prinsip-prinsip belajar Prinsip-prinsip belajar menurut teori gestalt (Syaiful Bahri

  Djamarah, 2011:20-22) adalah sebagai berikut: a) Belajar berdasarkan keseluruhan

  Orang berusaha menghubungkan suatu pelajaran yang lain sebanyak mungkin. Bahan pelajaran tidak dianggap terpisah, tetapi merupakan satu kesatuan.

  b) Belajar adalah suatu proses perkembangan

  Manusia sebagai suatu organism yang berkembang. Kesediannya mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan jiwa batiniah, tetapi juga perkembangan anak karena lingkungan dan pengalaman.

  c) Anak didik sebagai organisme keseluruhan

  Anak didik belajar tidak hanya intelektualnya saja tetapi juga emosional dan jasmaniahnya. Dalam pembelajaran selain mengajar guru juga memdidik untuk membentuk pribadi anak didik.

  d) Terjadi transfer

  Belajar pada pokonya yang terpenting penyesuaian pertama, yaitu memperoleh tanggapan yang tepat. Mudah atau sukarnya masalah itu terutama adalah masalah pengamatan. Bila dalam suatu kemampuan telah dikuasai betul-betul, maka dapat dipindahkan untuk menguasai kemampuan yang lain.

  e) Belajar adalah reorganisasi pengalaman

  Pengalaman adalah hadir dari suatu antara anak didik dengan lingkungannya. f) Balajar harus dengan insight

  Suatu saat dalam proses belajar dimana sesorang melihat pengertian tentang sangkut paut dengan hubungan-hubungan tertentu dalam unsur yang mengandung problem.

  g) Belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat,keinginan, dan tujuan.

  Hal ini terjadi bila banyak hubungan dengan apa yang diperlukan anak didik dalam kehidupan sehari-hari.

  h) Belajar berlangsung terus menerus

  Dalam rangka untuk memperoleh ilmu pengetahuan sebanyak- banyaknya, anak didik harus terus belajar. Tidak hanya disekolah, tetapi diluar sekolah, lingkungan, dan masyarakat anak didik harus belajar.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

  Menurut Baharudin dan Wahyuni (2008:19-28) faktor-faktor yang mempengeruhi proses belajar adalah sebagai berikut: a.

  Faktor internal 1)

  Faktor fisiologis Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi individu. Faktor ini dibedakan menjadi dua macam yaitu: a) Keadaan tonus jasmani

  Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat mempengaruhi aktifitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu . sebaiknya, kondisi fisik yang lemah dan sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal.

  b) Keadaan fungsi jasmani

  Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi jasmani pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktifitas belajar yang baik pula.

  Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga dapat mengenal dunia luar. 2)

  Faktor psikologis Faktor-faktor psikologi adalah keadaan psikologi sesorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah:

  a) Kecerdasan/inteligensi siswa

  Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengang cara yang tepat. Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siawa. Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaiknya semakin rendah tingkat intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.

  b) Motivasi

  Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar

  c) Minat

  Minat berarti kecederungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat memberikan pengaruh terhadap aktivitas belajar. Karena jika seseorang tidak memiliki minat untuk belajar,ia tidak akan semangat atau bahkan tidak mau belajar.

  d) Sikap

  Sikap adlah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa, dan sebagainya. Baik secara positif maupun negative. Sikap siswa dalam belajar dapat mempengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran atau lingkungan sekitarnya.

  e) Bakat

  Bakat adalah kemampuan seseorang yang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apanila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang sedang dipelajari, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil.

  b.

  Faktor eksternal 1)

  Lingkungan sosial

  a) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antar ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau admintrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.

  b) Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan memepengaruhi belajar sisiwa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

  c) Lingkungan sosial keluarga. lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat- sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara keluarga, orangtua, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas dengan baik.

  2) Lingkungan nonsosial

  Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:

  a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Sebaiknya, bila kondisi alam tidak mendukung proses belajar siswa akan terhambat.

  b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama. Hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi,dan lain sebagainya,

c) Faktor materi pembelajaran (yang diajarkan kepada siswa).

  Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa,begitu juga dengan metode mengajar guru,disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap aktivitas belajar siswa, maka guru harus menguasai materi pembelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.

4. Pengertian Hasil Belajar

  Perubahan yang terjadi pada diri individu dari yang tidak mampu menjadi mampu dan membutuhkan proses pada jangka waktu tertentu merupakan hasil belajar. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh pengalaman merupakan hasil belajar. Hasil belajar juga dipengaruhi oleh pengalaman seseorang walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa proses belajar seseorang terjadi karena disengaja maupun tidak disengaja.

  Seorang guru harus belajar mengadakan pembaharuan pembelajaran dengan memasukkan pengalaman-pengalaman belajar yang menarik. Pembelajaran yang menarik adalah pembelajaran yang benar-benar membelajarkan siswa, semakin siswa terlibat aktif dalam pembelajaran akan semakin berkualitas hasil belajar siswa. Jadi siswa tidak hanya sekedar datang, duduk, catat, pulang, tanpa ada pengalaman belajar. Sehingga siswa dapat meningkatkan kualitas hasil belajarnya.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SD NEGERI 4 RUKTI HARJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 62

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SD NEGERI 4 RUKTI HARJO LAMPUNG TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 16 59

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V B SDN 1 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 57

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN PKN MELALUI METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) PADA SISWA KELAS X.2 SMA N 1 TALAMAU

0 0 12

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) PADA SISWA KELAS XII IPA.4 SMAN 1 KINALI Ukhfi Hendri

0 0 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN WAWANCARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAYING SISWA KELAS V SDN OMBUL 2 BANGKALAN TAHUN PELAJARAN 20162017 TESIS

0 0 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN (SATUAN PANJANG) MELALUI METODE PROBLEM BASED LEARNING PADA SISWA KELAS IV MI KEPUTON KECAMATAN BLADO KABUPATEN BATANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

0 3 162

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS V SDN BANYUBIRU 04 KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2013/2014 - Test Repository

8 56 120

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAPEL IPA MATERI ALAT PENCERNAAN MANUSIA MELALUI STRATEGI CONCEPT MAPPING PADA SISWA KELAS V MIN KECANDRAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

0 0 153

UPAYA PENINGKATAN MENGHAFAL SURAT AL-FIIL DAN AL-MA’UN MELALUI METODE PRACTICE-REHEARSAL PAIRS PADA SISWA KELAS V SD NEGERI BALEAGUNG KEC. GRABAG KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

0 1 96