PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V B SDN 1 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATA
PELAJARAN IPS KELAS V B SDN 1 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Skripsi
Oleh
ANITA PURYANTI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(2)
ABSTRAK
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA
MATA PELAJARAN IPS KELAS V B SDN 1 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN
2011/2012 Oleh
ANITA PURYANTI
Permasalahan penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar. Hasil belajar merupakan realisasi dari kemampuan berpikir siswa pada pembelajaran IPS kelas V B SD Negeri 1 Metro Utara. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa pada pembelajaran IPS kelas V B SD Negeri 1 Metro Utara menggunakan pendekatan keterampilan proses. Penelitian ini menggunakan metode PTK dengan tiga siklus yang setiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data kegiatan dikumpulkan melalui lembar observasi dan instrumen tes pada setiap siklus. Analisis data menggunakan analisa data kualitatif dan kuantitatif.
Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran IPS kelas V B SD Negeri 1 Metro Utara dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase rata-rata kemampuan berpikir siswa pada siklus I (31,67%), siklus II (46,36%), dan siklus III (63,3%).
Berdasarkan hasil temuan pengembangan proses pembelajaran, peneliti merekomendasikan agar guru kelas V Sekolah Dasar (SD) dapat menggunakan pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran IPS supaya kemampuan berpikir siswa dapat meningkat serta siswa tidak menganggap pembelajaran IPS membosankan.
(3)
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA MATA
PELAJARAN IPS KELAS V B SDN 1 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh
ANITA PURYANTI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
(4)
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dra. Asmaul Khair, M.Pd.
Sekretaris :Drs. Siswantoro, M. Pd.
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. A. Sudirman, M.H.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si NIP 19600315 198503 1 003
(5)
xi DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
(6)
xii
DAFTAR GRAFIK
1. Rekapitulasi Persentase kemampuan berpikir Siswa per-Siklus...83
2. Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru per-Siklus...86
3. Rekapitulasi Rata-rata Hasil Belajar...88
(7)
vii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR GRAFIK... ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Rumusan Masalah ... 5
1.4 Tujuan Penelitian ... 6
1.5 Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA...7
A. Kemampuan berpikir... ... 7
1. pengertian kemampuan berpikir ... 7
2. indikator kemampuan berpikir ... 8
B. Pendekatan Keterampilan Proses ... 9
1. pengertian pendekatan... ... 9
2. pengertian pendekatan keterampilan proses... 10
3. langkah-langkah pendekatan keterampilan proses ... 12
4. kelebihan dan kekurangan pendekatan keterampilan proses... ... 12
C. Ilmu Pengetahuan Sosial...14
1. pengertian ilmu pengetahuan sosial ... 14
2. tujuan dan karakteristik pembelajaran IPS SD ... 16
(8)
viii
BAB III METODE PENELITIAN...21
A. Prosedur Penelitian ... 21
B. Setting Penelitian ... 22
1 Tempat Penelitian ... 22
2 Waktu Penelitian ... 22
3 Subjek Penelitian ... 22
C. Teknik Pengumpulan Data ... 22
D. Alat Pengumpulan Data ... 23
E. Teknik Analisis Data ... 23
F. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...38
A. Hasil Penelitian...38
1. Deskripsi lokasi penelitian...38
2. Hasil penelitian siklus I ... 38
a. Tahap perencanaan siklus I...38
b. Tahap pelaksanaan tindakan siklus I ... 39
c. Hasil observasi pada siklus I...43
1. Kemampuan berfikir siswa ... 43
2. Kinerja guru ... 46
3. Hasil Belajar... 52
d. Refleksi...53
3. Hasil Penelitian siklus II ... 54
a. Tahap perencanaan siklus II ... 54
b. Tahap pelaksanaan tindakan siklus II... 54
c. Hasil observasi pada siklus II ... 59
1. Kemampuan berpikir siswa ... 59
2. Kinerja guru ... 62
3. Hasil Belajar... 66
d. Refleksi...67
4. Hasil penelitian siklus III ... 68
a. Tahap perencanaan siklus III...68
b. Tahap pelaksanaan tindakan siklus III...68
c. Hasil observasi pada siklus III...73
1. Kemampuan berpikir siswa...73
2. Kinerja guru ... 75
3. Hasil Belajar... 80
d. Refleksi ... 81
B. Pembahasan ... 81
1. Kemampuan berpikir Siswa ... 82
2. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 84
(9)
ix
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ... 91
5.2 Saran ... 91
DAFTAR PUSTAKA...93
(10)
xiii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Surat Keterangan Penelitian dari Fakultas... 96
2. Surat Penelitian Pendahuluan dari Fakultas ... 97
3. Surat Izin Penelitian dari Fakultas... ... 98
4. Surat Pernyataan Teman Sejawat...99
5. Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah ... 100
6. Pemetaan/Analisis SK-KD.. ... 102
7. Silabus Pembelajaran.. ... 113
8. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I ... 123
9. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II ... 135
10.Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus III ... 148
11.Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 160
12.Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 166
13.Lembar Kerja Siswa Siklus III... 172
14.Bahan Ajar... ... 178
15.Media Ajar... ... 197
16.Instrumen tes I... . ... 205
17.Instrumen tes II... ... 211
18.Instrumen tes III... ... 217
19.Kemampuan berpikir Siswa Siklus I Pertemuan I ... 244
20.Kemampuan berpikir Siswa Siklus I Pertemuan II ... 225
21.Kemampuan berpikir Siswa Siklus II Pertemuan I ... 226
22.Kemampuan berpikir Siswa Siklus II Pertemuan II ... 227
23.Kemampuan berpikir Siswa Siklus III Pertemuan I ... 228
24.Kemampuan berpikir Siswa Siklus III Pertemuan II ... 229
25.Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I ... 231
26.Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan II ... 232
27.Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan I ... 235
28.Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan II ... 237
29.Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III Pertemuan I ... 239
30.Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus III Pertemuan II ... 241
31.Lembar Hasil belajar siswa...244
(11)
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kemampuan berpikir siswa (siklus I pertemuan I)... ... 44
2. Kemampuan berpikir siswa (siklus I pertemuan II)... 45
3. Persentase kemampuan berpikir siswa siklus I... .. 46
4. Kinerja Guru Siklus I Pertemuan I... ... 47
5. Kinerja Guru pada Siklus I Pertemuan II ... 49
6. Nilai Kinerja Guru Siklus I... 52
7. Hasil belajar siklus I... ... 52
8. Kemampuan berpikir siswa (siklus II pertemuan I) ... 59
9. Kemampuan berpikir siswa (siklus II pertemuan II ... 60
10. Persentase kemampuan berpikir siswa siklus II ... 61
11. Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan I ... 62
12. Kinerja Guru pada Siklus II Pertemuan II ... 64
13. Nilai Kinerja Guru Siklus II... ... 66
14. Hasil belajar siswa siklus II... ... 66
15. Kemampuan berpikir siswa (siklus III pertemuan I) ... 73
16. Kemampuan berpikir siswa (siklus III pertemuan II)... 74
17. Persentase kemampuan berpikir siswa siklus III ... 75
18. Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan I ... 76
19. Kinerja Guru pada Siklus III Pertemuan II ... 78
20. Nilai Kinerja Guru Siklus III... ... 80
21. Hasil belajar siswa siklus III... ... 80
22. Rekapitulasi Persentase kemampuan berpikir Siswa Per-Siklus ... 82
23. Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru per-Siklus ... 85
24. Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa ... 87
(12)
ii
MOTTO
Jangan pernah mengendurkan semangat
Ketika orang tua mendukung apa yang kita lakukan
Jangan pernah mengecewakan ketika kita dipercaya
Perjalanan hidup tak pernah datar, kadang berliku dan
juga terjal
Tetap ikhlas dan tegar adalah salah satu jalan menggapai
sebuah impian
(13)
HALAMAN PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:
nama mahasiswa : Anita Puryanti NPM : 0813053019 program studi : S- 1 PGSD jurusan : Ilmu Pendidikan
fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “ Peningkatan Kemampuan Berpikir Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Pada Mata Pelajaran IPS Kelas V B SDN 1 Metro Utara Tahun Pelajaran 2011/2012” adalah asli hasil penelitian saya dan tidak plagiat, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya. Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku.
Metro, 20 Mei 2012 Yang membuat pernyataan,
Anita Puryanti
(14)
i PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan kepada:
Ayah dan ibu tercinta yang telah membesarkan dengan rasa
sayang dan cintanya yang tulus serta mendoakan
keberhasilanku
Kakakku tersayang Teguh Wiharsono, dan adikku tercinta Aji
Santoso yang menanti keberhasilanku
Suami ku, Ivan Yuliadi tercinta yang selalu memberikan
motivasi dalam penyelesaian skripsi
(15)
Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Berpikir Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Pada Pembelajaran IPS kelas V B SDN 1 Metro Utara Tahun Pelajaran 2011/2012
Nama : Anita Puryanti
NPM : 0813053019
Program Studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Mengesahkan,
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Asmaul Khair, M.Pd NIP 19520919 197803 2 002
Drs. Siswantoro, M.Pd NIP 19540929 198403 1 001
Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd NIP 19510507 198103 1 002
(16)
iii RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bumiharjo, Lampung Timur pada tanggal 22 Februari 1990, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Samnusi dan Ibu Karyatun.
Penulis mengenal pendidikan pertama kali di Taman Kanak-Kanak PGRI Bumiharjo, Lampung Timur yang diselesaikan pada tahun 1997. Kemudian penulis melanjutkan pendidikannya di SDN 1 Bumiharjo, Lampung Timur yang diselesaikan pada tahun 2002. Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) di SLTP Negeri 1 Batanghari yang diselesaikan pada tahun 2005, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 4 Metro yang diselesaikan pada tahun 2008.
Pada tahun 2008, penulis terdaftar sebagai mahasiswa pada Program Studi S-1 PGSD Universitas Lampung melalui tes SNMPTN Universitas Lampung.
(17)
iv SANWACANA
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Berpikir Siswa Melalui Pendekatan Keterampilan Proses Pada Pembelajaran IPS Kelas V B SD Negeri 1 Metro Utara Tahun Pelajaran 2011/2012”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada fakultas keguruan dan ilmu pendidikan di Universitas Lampung.
Penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung.
3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S-1 PGSD
Universitas Lampung.
4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua UPP Metro S-1 PGSD sekaligus
selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dengan penuh kesabaran dan memberikan saran yang sangat bermanfaat juga sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan mengarahkan dengan bijaksana.
(18)
v
5. Bapak Drs. Siswantoro, M.P.d., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran.
6. Bapak Drs. A. Sudirman, M. H., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran.
7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf S-1 PGSD UPP Metro yang turut andil dalam
kelancaran penyusunan skripsi ini.
8. Ibu Mundriyani, S.Pd.SD., selaku Kepala SD Negeri 1 Metro Utara, serta
Dewan Guru dan Staf Administrasi yang telah banyak membantu peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
9. Ibu Nahrotun, S.Pd.SD., selaku teman sejawat yang banyak membantu peneliti
dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.
10.Kedua Orang tua tercinta dan kakak serta adik-adik peneliti yang telah banyak
memberikan dukungan moril maupun materil serta kasih sayang demi keberhasilan studi peneliti.
11.Seluruh rekan-rekan S-1 PGSD angkatan 2008 yang tidak bisa peneliti
sebutkan satu persatu, yang telah berjuang bersama demi masa depan yang cerah.
12.Seluruh sahabat-sahabat peneliti yang selalu memberikan semangat serta
motivasi untuk keberhasilan peneliti dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
13.Semua pihak yang telah banyak membantu dalam kelancaran penyusunan
skripsi ini.
Peneliti menyadari mungkin skripsi ini masih terdapat kekurangan baik dari penulisan maupun isi, akan tetapi peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan
(19)
vi manfaat bagi peningkatan dan perkembangan mutu pendidikan khususnya pendidikan dasar.
Metro, Maret 2012 Peneliti
(20)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu proses untuk membelajarkan sesuatu kepada siswa. Pendidikan harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar siswa dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan secara efektif. Mutu pendidikan harus selalu ditingkatkan, agar dihasilkan mutu pendidikan yang baik. Pendidikan mengandung pengertian suatu perbuatan yang disengaja untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.
Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1 Pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Ihsan (2008: 3-4) mengatakan bahwa pendidikan bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan perkembangan zaman. Pendidikan yang dikelola secara tertib, teratur, efektif, dan efisien akan mempercepat tercapainya tujuan nasional. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut diselenggarakan pendidikan secara formal. Pendidikan formal di Indonesia terbagi menjadi empat jenjang, mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah
(21)
Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sampai pada Perguruan Tinggi (PT).
Suharjo (2006: 1) mengemukakan bahwa pendidikan di SD dimaksudkan sebagai upaya pembekalan kemampuan dasar siswa berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang bermanfaat bagi dirinya sesuai tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya yang lebih tinggi. Salah satu keterampilan atau kemampuan tersebut dapat diberikan melalui setiap pembelajaran yang diberikan, misalnya dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD.
Pendidikan IPS pada setiap jenjang tidaklah sama. Seperti pernyataan Nu’man Soemantri, bahwa IPS merupakan pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA (massofa.wordpress.com). Selain itu tingkat perkembangan berpikir anak di setiap jenjang tersebut berbeda-beda pula. Menurut Piaget anak dalam usia 7-11 tahun berada pada perkembangan kemampuan intelektual pada tingkat konkrit operasional (Budiningsih, 2004: 38). Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, sedangkan materi yang disajikan dalam pembelajaran IPS di SD harus membina dan mengembangkan sikap rasa ingin tahu dan cara berpikir obyektif, kritis, analistik baik secara individual maupun kelompok. (Conny 1990: 3 ) menjelaskan bahwa fungsi pendidikan SD tidak semata-mata menjadikan melek huruf saja tetapi juga melek hitung. Melek huruf maupun melek hitung, pada hakekatnya merupakan langkah awal dalam upaya menciptakan kemampuan berpikir siswa untuk belajar menambah perolehan pengetahuannya.
Pada usia 8-12 tahun dilihat dari aspek perkembangan berpikir, ingatan semakin kuat. Pada masa ini anak mulai memperhatikan keadaan sekelilingnya dengan obyektif. Karena timbul keinginannya untuk mengetahui kenyataan, keinginannya itu akan
(22)
mendorong untuk menyelidiki segala sesuatu yang ada di lingkungannya ( Zulkifli, 2000: 59 ).
Berdasarkan kurikulum 2006 ada 2 kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa yaitu kemampuan intelektual dan kemampuaan sosial. Kemampuan intlektual adalah pengembangan kemampuan siswa dalam berfikir tentang ilmu-ilmu sosial dan masalah kemasyarakatan. Proses berfikir mencakup kemampuan dalam mencari informasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan temuan. Sedangkan kemampuan sosial yaitu kemampuan yang berkenaan dengan manusia, masyarakat dan lingkungannya (S. Hamid Hasan ( dalam Sapriya dkk. (2006: 19). Kompetensi di atas akan dapat dimiliki oleh siswa, tentunya melalui suatu proses pembelajaran didalam kelas.
Berdasarkan kurikulum 1984 ada 2 metode yang digunakan untuk mencapai tujuan keterampilan proses, salah satunya dengan menggunakan metode problem
solving. Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan belajar mengajar yang
mengarah kepada kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa (Semiawan (1987: 17).
Untuk mendukung pelaksanaan pendekatan keterampilan proses dipilih metode
problem solving dimana guru memberi kesempatan kepada kelompok-kelompok siswa
untuk merumuskan masalah, membuat kesimpulan atau menyusun alternatif untuk memecahkan suatu masalah yang telah ditemukan sebelumnya. Penggunaan metode pembelajaran yang tepat akan menentukan keberhasilan kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang telah peneliti lakukan di SD Negeri 1 Metro Utara, khususnya pada kelas V B, diketahui bahwa dalam pembelajaran IPS masih banyak siswa yang belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Sekolah telah menetapkan nilai KKM untuk pembelajaran IPS adalah 6,5,
(23)
sedangkan dari 30 siswa, hanya 5 siswa yang telah mencapai KKM. Setelah dilakukan pengamatan, ternyata hal itu disebabkan oleh beberapa faktor. Selama proses pembelajaran guru kurang melibatkan siswa. Saat menjelaskan materi guru lebih banyak terpaku pada buku paket tanpa didukung oleh media pembelajaran lainnya. Sedangkan pada kenyataannya, guru terlihat lebih aktif daripada siswa, sehingga pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru. Hal tersebut mengakibatkan situasi pembelajaran menjadi kurang menyenangkan bagi siswa sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai.
Untuk mengatasi rendahnya kemampuan berfikir siswa dalam pembelajaran maka perlu dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkannya, salah satunya yaitu dengan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa berpartisipasi lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti bermaksud meningkatkan kemampuan berpikir siswa, oleh karena itu akan dilakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul “Peningkatan kemampuan berpikir siswa melalui pendekatan
keterampilan proses pada mata pelajaran IPS di kelas V B SD Negeri 1 Metro Utara tahun pelajaran 2011/2012”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut:
1. Rendahnya kemampuan berpikir siswa pada pembelajaran IPS kelas V B SD Negeri 1 Metro Utara yang tercermin dari rendahnya hasil belajar mereka.
2. Belum diterapkannya pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPS kelas V B SD Negeri 1 Metro Utara.
(24)
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut “Apakah pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa kelas V B pada mata pelajaran IPS di SD Negeri 1 Metro Utara tahun pelajaran 2011 / 2012.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa melalui pendekatan keterampilan proses pada mata pelajaran IPS kelas V B di SD Negeri 1 Metro Utara.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Bagi Siswa
Meningkatkan kemampuan berpikir, khususnya terhadap siswa kelas V B dalam pembelajaran IPS, melalui pendekatan keterampilan proses.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di kelasnya, serta menambah kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran IPS
3. Bagi SD Negeri 1 Metro Utara
Sebagai masukan dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui penerapan pendekatan keterampilan proses khususnya dalam pembelajaran IPS.
(25)
Menambah pengetahuan serta wawasan peneliti dalam menerapkan pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran IPS
(26)
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kemampuan Berpikir 1. Kemampuan Berpikir
Kemampuan adalah kapasitas seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan. Seseorang dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Berfikir merupakan ciri utama bagi manusia,berfikir disebut juga sebagai proses bekerjanya akal.
Kemampuan berpikir merupakan sekumpulan keterampilan yang kompleks yang dapat dilatih sejak usia dini. Berpikir menurut Suryabrata merupakan proses aktif dinamis yang bersifat ideasional dalam rangka pembentukan pengertian, pembentukan pendapat, dan penarikan kesimpulan
( Suryabrata, 1993: 54). Sedangkan menurut Conny, berpikir merupakan proses mental yang terjadi karena berfungsinya otak dalam rangka mencari jawaban atas suatu persoalan, menemukan ide-ide, mencari pengetahuan, atau sekedar untuk berimajinasi. Proses berpikir terjadi oleh berfungsinya otak manusia, karena otak manusia merupakan pusat kesadaran, pusat berpikir, perilaku, dan emosi manusia mencerminkan keseluruhan dirinya, kebudayaan, kejiwaan, bahasa dan ingatannya (Conny, 1997: 50).
Pengembangan kemampuan intelektual adalah pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir tentang ilmu-ilmu sosial dan masalah-masalah kemasyarakatan. Udin S. Winataputra (1996) dalam Sapriya dkk. (2006: 19) mengemukakan bahwa dimensi intelektual merujuk pada ranah kognitif terutama yang berkenaan dengan
(27)
proses berpikir atau pembelajaran yang menyangkut proses berpikir atau pembelajaran yang menyangkut proses kognitif yang bertaraf tinggi dari mulai kemampuan pemahaman sampai evaluasi. S. Hamid Hasan ( dalam Sapriya dkk. (2006: 20) menambahkan bahwa pada proses berpikir mencakup pula kemampuan dalam mencari informasi, mengolah informasi dan mengkomunikasikan temuan. Beyer ( dalam Sapriya dkk. (2006: 20) mendefinisikan berpikir sebagai suatu “proses penemuan
makna dan proses mental” dari apa yang didengar, dilihat, dibaca atau dari apa yang
sudah menjadi ingatan dan pemahaman seseorang, sehingga dalam hal ini proses kognitif yang diperlukan oleh seseorang dalam mendapatkan, mengumpulkan dan mengolah serta menerapkan informasi yang diperolehnya melalui berpikir. Bloom mengemukakan dasar-dasar dalam berpikir yaitu: ingatan, pemahaman, penerapan, aplikasi, sintesis dan evaluasi.
2. Indikator Kemampuan Berpikir
Sapriya dkk. ( 2006: 21 ) Menyatakan bahwa ada 6 indikator kemampuan berpikir yaitu:
1) Mendeskripsikan, 2) menyimpulkan, 3) menganalisis informasi, 4) melakukan konseptualisasi, 5) membuat generalisasi,6) pengambilan keputusan
Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa kemampuan berpikir merupakan kemampuan atau kesanggupan seseorang untuk melakukan sesuatu melalui transformasi informasi yang melibatkan interaksi yang kompleks antara berbagai proses mental seperti penilaian, abstraksi, penalaran, imajinasi dan pemecahan masalah untuk melakukan yang harus ia lakukan.
B. Pendekatan Keterampilan Proses 1.Pengertin Pendekatan
(28)
Muchlisin (1992: 3) menjelaskan bahwa “pendekatan merupakan suatu cara yang dianggap terkait untuk mencapai sesuatu”. Sementara Depdikbud (1989: 7) menegaskan bahwa “pendekatan proses belajar mengajar yang diterapkan pada kurikulum diarahkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan mendasar dalam diri siswa agar mampu menemukan dan mengelola perolehannya”.
Adapun pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS antara lain: a) pendekatan kontekstual, b) pendekatan konstruktivisme, c)
pendekatan deduktif, d) pendekatan induktif, e)
pendekatan konsep, d) pendekatan keterampilan proses,(http:/djepok.blogspot.com/201 0/07/macam macam pendekatan pembelajara).
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam proses belajar mengajar diharapkan siswa dapat memahami suatu konsep pengetahuan dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai pemahaman hingga dapat
menerapkannya. Keperluan adanya pendekatan dalam proses belajar mengajar. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka, pendekatan dalam proses belajar mengajar selalu berkembang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan keterampilan proses, karena pendekatan tersebut merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang mampu melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir siswa.
2. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati suatu konsep. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau mengembangkan kemaampuan berpikir siswa. Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan pengembangan keterampilan- keterampilan intelektual, sosial dan fisik yang bersumber
(29)
dari kemampuan- kemampuan mendasar yang prinsipnya telah ada dalam diri siswa (DEPDIKBUD, dalam Moedjiono, 1992/ 1993 : 14)
Pendekatan keterampilan proses menurut Depdikbud (1989: 8) adalah cara
memandang anak didik sebagai manusia yang seutuhnya”. Semiawan (1987: 17)
menjelaskan “pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan belajar mengajar
yang mengarah kepada kemampuan-kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa.
Cara memandang ini diterjemahkan dalam kegiatan belajar mengajar yang sekaligus memperhatikan pengembangan pengetahuan sikap dan nilai serta keterampilan. Keterampilan dalam bahasan ini mempunyai arti keterampilan menggunakan pikiran, nalar dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk mencapai hasil tertentu termasuk kreativitas (Semiawan 1990: 18).
Supriatna, dkk. (2007: 180) menyebutkan ada lima langkah dalam pembelajaran dengan keterampilan proses, yaitu: 1) Identifikasi masalah, 2) Pengembangan alternative, 3) Pengumpulan data untuk menguji alternative, 4) Pengujian alternative, 5) Pengambilan keputusan.
Dengan pendekatan keterampilan proses siswa dituntut untuk aktif baik individual maupun kelompok yang tampak dalam kegiatan yaitu (Suryosubroto: 2002: 72):
1. Berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan
2. Mempelajari, mengalami dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh situasi pengetahuan
3. Merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepadanya. 4. Belajar dalam kelompok.
5. Mencobakan sendiri konsep-konsep tertentu
6. Mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan, dan penghayatan nilai-nilai secara lisan atau penampilan
(30)
Kadar keterampilan tergantung dari kemampuan daya pikir, daya nalar dan kreativitas. Keterampilan bertitik tolak pada pandangan bahwa setiap siswa mempunyai potensi atau kemampuan yang berbeda.
Menurut Semiawan, dkk (Nasution, 2007 : 1.9-1.10) menyatakan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan kemampuan- kemampuan yang mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian pendekatan keterampilan proses merupakan pengembangan keterampilan intelektual sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dari dalam diri siswa untuk dapat melatih daya pikir atau mengembangkan kemampuan berpikir siswa.
3. Kelebihan dan kekurangan pendekatan keterampilan proses
Dalam
http://gindayinda.blogspot.com/2010/10/pendekatan-keterampilan-proses.html
Kelebihan pendekatan keterampilan proses yaitu:
a Siswa terlibat langsung dengan obyek nyata sehingga mempermudah pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran
b Siswa menemukan sendiri konsep-konsep yang dipelajari c Melatih siswa untuk berfikir lebih kritis
d Melatih siswa untuk bertanya dan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran
e Mendorong siswa untuk menemukan konsep-konsep baru
f Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menggunakan metode ilmiah Kekurangan Pendekatan Ketrampilan proses yaitu:
a Membutuhkan waktu yang relative lama untuk melakukannya
b Jumlah siswa dalam kelas harus relative kecil, karena setiap siswa memerlukan perhatian dari guru.
c Memerlukan perencanaan dengan teliti.
d Tidak menjamin setiap siswa akan dapat mencapai tujuan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
e Sulit membuat siswa turut aktif secara merata selama proses berlangsungnya pembelajaran.
(31)
4.Langkah-langkah Pendekatan Keterampilan Proses
http://www.sarjanaku.com/2011/01/pendekatan-keterampilan-proses-dalam.html
a. Pendahuluan atau pemanasan
Tujuan dilakukan kegiatan ini adalah mengarahkan siswa pada pokok permasalahan agar mereka siap, baik mental emosional maupun fisik.
Kegiatan pendahuluan atau pemanasan tersebut berupa:
Pengulasan atau pengumpulan bahan yang pernah dialami siswa yang ada hubungannya dengan bahan yang akan diajarkan.
Kegiatan menggugah dan mengarahkan perhatian siswa dengan mengajukan pertanyaan, pendapat dan saran, menunjukkan gambar atau benda lain yang berhubungan dengan materi yang akan diberikan.
b. Pelaksanaan proses belajar mengajar atau bagian inti
Dalam kegiatan proses pembelajaran suatu materi, hendaknya melibatkan siswa secara aktif agar dapat mengembangkan kemampuan proses berupa mengamati, mengklasifikasi, menginteraksikan, meramalkan, mengaplikasikan konsep, merencanakan dan melaksanakan penelitian serta mengkomunikasikan hasil perolehannya yang pada dasarnya telah ada pada diri siswa.
Sedangkan menurut Djamarah (2002 :92) kegiatan-kegiatan yang tergolong dalam langkah-langkah proses belajar mengajar atau bagian inti yang bercirikan keterampilan proses, meliputi :
1. Menjelaskan bahan pelajaran yang diikuti peragakan, demonstrasi, gambar, modal, bagan yang sesuai dengan keperluan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengembangkan kemampuan mengamati dengan cepat, cermat dan tepat.
2. Merumuskan hasil pengamatan dengan merinci, mengelompokkan atau
mengklasifikasikan materi pelajaran yang diserap dari kegiatan pengamatan terhadap bahan pelajaran tersebut.
3. Menafsirkan hasil pengelompokkan itu dengan menunjukkan sifat, hal dan peristiwa atau gejala yang terkandung pada tiap-tiap kelompok.
4. Meramalkan sebab akibat kejadian perihal atau peristiwa lain yang mungkin terjadi di waktu lain atau mendapat suatu perlakuan yang berbeda.
5. Menerapkan pengetahuan keterampilan sikap yang ditentukan atau diperoleh dari kegiatan sebelumnya pada keadaan atau peristiwa yang baru atau berbeda.
6. Merencanakan penelitian umpamanya mengadakan percobaan sehubungan dengan masalah yang belum terselesaikan.
7. Mengkomunikasikan hasil kegiatan pada orang lain dengan diskusi, ceramah mengarang dan lain-lain.
(32)
c. Penutup
f. Mengkaji ulang kegiatan yang telah dilaksanakan serta merumuskan hasil yang telah diperolehnya
g. Mengadakan tes akhir
h. Memberikan tugas-tugas lain .
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam langkah-langkah pendekatan keterampilan proses terdapat beberapa tahapan yang bisa dikembangkan dalam pembelajaran sehingga mampu memberikan susasana yang berbeda kepada siswa.
C. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
Istilah ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan nama mata pelajaran ditingkat sekolah atau nama program studi di perguruan tinggi yang identik dengan istilah “social studies” dalam kurikulum persekolahan di negara lain, khususnya di negara-negara barat seperti Australia dan Amerika Serikat. Namun pengertian IPS di tingkat persekolahan itu sendiri mempunyai perbedaan makna khususnya antara IPS di sekolah Dasar (SD) dengan IPS untuk sekolah menengah pertama (SMP) dan IPS untuk sekolah menengah atas (SMA). Pengertian IPS di sekolah tersebut ada yang berarti program pengajaran, ada yang berarti mata pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang berarti gabungan (paduan) dari sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu.
Perbedaan ini dapat pula diidentifikasi dari pendekatan yang diterapkan pada masing-masing jenjang persekolahan tersebut.Pengertian IPS merujuk pada kajian
(33)
yang memusatkan perhatiannya pada aktifitas kehidupan manusia. Berbagai dimensi manusia dalam kehidupan sosialnya merupakan fokus kajian dari IPS. Aktivitas manusia dilihat dari dimensi waktu yang meliputi masa lalu, sekarang dan masa depan. Aktivitas manusia yang berkaitan dalam hubungan dan interaksinya dengan aspek keruangan atau geografis. Aktivitas manusia dalam memenuhi segala kebutuhan hidupnya dalam dimensi arus produksi, distribusi dan konsumsi. Selain itu dikaji pula bagaimana manusia membentuk seperangkat peraturan sosial dalam menjaga pola interaksi sosial antar manusia dan bagaimana cara manusia memperoleh dan mempertahankan suatu kekuasaan.
Pada intinya, fokus kajian IPS adalah berbagai aktivitas manusia dalam berbagai dimensi kehidupan sosial sesuai dengan karakteristik manusia sebagai makhluk sosial. (Sapriya, 2006)Terdapat perbedaan yang esensial antara IPS sebagai ilmu-ilmu sosial (social sciences) dengan pendidikan IPS sebagai social studies. Jika IPS lebih dipusatkan pada pengkajian ilmu murni dari berbagai bidang yang termasuk dalam ilmu-ilmu sosial (social sciences) atau dalam kata lain IPS adalah sebagai wujudnya. Setiap disiplin ilmu yang tergabung dalam ilmu-ilmu sosial berusaha untuk mengembangkan kajiannya sesuai dengan alur keilmuannya dan menumbuhkan “body of knowledge”.
Dari pengertian Ilmu Pendidikan Sosial di atas dapat peneliti simpulkan bahwa IPS adalah semua bidang ilmu yang berkenaan dengan manusia dalam konteks sosialnya atau semua bidang ilmu yang mempelajari manusia sebagai anggota masyarakat. Tujuan pembelajaran IPS yaitu untuk membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupan sendiri ditengah-tengah kekuatan fisik
(34)
dan sosial yang pada giliranya akan mejadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.
2. Tujuan dan Karakteristik Pembelajaran IPS SD
Tujuan pendidikan IPS dikembangkan atas dasar pemikiran bahwa pendidikan IPS merupakan suatu disiplin ilmu. Oleh karena itu pendidikan IPS harus mengacu pada tujuan Pendidikan Nasional. Dengan demikian tujuan pendidikan IPS adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menguasai disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih tinggi.Ada tiga aspek yang harus dituju dalam pengembangan pendidikan IPS, yaitu aspek intelektual, kehidupan sosial, dan kehidupan individual.
Pengembangan kemampuan intelektual lebih didasarkan pada pengembangan disiplin ilmu itu sendiri serta pengembangan akademik dan thinking skill. Tujuan intelektual berupaya untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam memahami disiplin ilmu sosial., kemampuan berpikir, kemampuan prosesual dalam mencari informasi dan mengkomunikasikan hasil temuan. Pengembangan kehidupan sosial berkaitan dengan pengembangan kemampuan dan tanggung jawab siswa sebagai anggota masyarakat. Tujuan ini mengembangkan kemampuan sepeti berkomunikasi, rasa tanggung jawab sebagai warga negara dan warga dunia, kemampuan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan bangsa. Termasuk dalam tujuan ini adalah pengembangan pemahaman dan sikap positif siswa terhadap nilai, norma dan moral yang berlaku dalam masyarakat. (Sundawa, 2006)Fokus utama dari program IPS adalah membentuk iindividu-individu yang memahami kehidupan sosialnya-dunia manusia, aktivitas dan interaksinya yang ditujukan untuk menghasilkan anggota masyarakat yang bebas, yang mempunyai rasa tanggung
(35)
jawab untuk melestarikan, malanjutkan dan memperluas nilai-nilai dan ide-ide masyarakat bagi generasi masa depan.
Ada 3 kajian utama berkenaan dengan dimensi tujuan pembelajaran IPS di SD, yaitu:
1. Pengembangan Kemampuan Berpikir Siswa
Pengembangan kemampuan intelektual adalah pengembangan kemampuan siswa dalam berpikir tentang ilmu-ilmu sosial dan masalah-masalah kemasyarakatan. Udin S. Winataputra (1996) mengemukakan bahwa dimensi intelektual merujuk pada ranah kognitif terutama yang berkenaan dengan proses berpikir atau pembelajaran yang menyangkut proses kognitif bertaraf tinggi dari mulai kemampuan pemahaman sampai evaluasi. S. Hamid Hasan (1998) menambahkan bahwa pada proses berpikir mencakup
pula kemampuan dalam mencari informasi, mengolah informasi dan
mengkomunikasikan temuan.
2. Pengembangan Nilai dan Etika Sosial
S. Hamid Hasan (1996) mengartikan nilai sebagai sesuatu yang menjadi kriteria suatu tindakan, pendapat atau hasil kerja itu bagus/ positif atau tidak bagus/ negatif. Franz Von Magnis (1985) menyatakan bahwa etika adalah penyelidikan filsafat tentang bidang moral, ialah bidang yang mengenai kewajiban-kewajiban manusia serta tentang yang baik dan yang buruk.
3. Pengembangan Tanggung Jawab dan Partisipasi Sosial
Dimensi yang ketiga dalam pembelajaran IPS adalah mengembangkan tanggung jawab dan partisipasi sosial yakni yang mengembangkan tujuan IPS dalam
(36)
membentuk warga negara yang baik, ialah warga negara yang berpartisipasi aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget (1963) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang (kongkrit), dan bukan masa depan yang belum bisa mereka pahami (abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD.
Berbagai cara dan teknik pembelajaran dikaji untuk memungkinkan konsep-konsep abstrak itu dipahami anak. Bruner (1978) memberikan pemecahan berbentuk jembatan bailey untuk mengkongkritkan yang abstrak itu dengan enactive, iconic, dan
symbolic melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta, grafik,
lambang, keterangan lanjut, atau elaborasi dalam kata-kata yang dapat dipahami siswa. Itulah sebabnya IPS SD bergerak dari yang kongkrit ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas (expanding environment approach) dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang
sempit menjadi lebih luas, dari yang dekat ke yang
jauh, dan seterusnya dunia negara tetangga negara propinsi kota/kabupaten kecamatan k elurahan/desa, RT/RW, tetangga-keluarga.
(37)
Pendidikan IPS SD disajikan dalam bentuk synthetic science, karena basis dari disiplin ini terletak pada fenomena yang telah diobservasi di dunia nyata. Konsep, generalisasi, dan temuan-temuan penelitian dari synthetic science ditentukan setelah fakta terjadi atau diobservasi, dan tidak sebelumnya, walaupun diungkapkan secara filosofis. Para peneliti menggunakan logika, analisis, dan keterampilan (skills) lainnya untuk melakukan inkuiri terhadap fenomena secara sistematik.Agar diterima,hasil temuan dan prosedur inkuiri harus diakui secara publik. (Supriatna, 2007)
Suatu tujuan dalam pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku (performance) murid-murid yang kita harapkan setelah mereka mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran menyatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan sekedar proses dari pengajaran itu sendiri.
Berdasarkan tujuan dan karakteristik dari IPS pada jenjang sekolah dasar dapat peneliti simpulkan, bahwa dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut. Sehingga kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metoda, dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan agar pembelajaran IPS di sekolah dasar benar-benar mampu mengkondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi siswa untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Karena pengkondisian iklim belajar merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan pendidikan.
D. HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas, yaitu Apabila dalam pembelajaran IPS menggunakan pendekatan keterampilan
(38)
proses dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka akan dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa kelas V B di SD Negeri 1 Metro Utara.
(39)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research (Wardhani, dkk., 2007: 1.3). Secara garis besar, terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi (Arikunto, dkk., 2006: 16).
Adapun siklus penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
Gambar 1. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Sumber: Modifikasi dari Arikunto (2006: 16)
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
SIKLUS I
SIKLUS II
?
Perencanaa
Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
Perencanaa
Pelaksanaan
SIKLUS III Pengamatan Refleksi
Perencanaa
Pelaksanaan Refleksi
(40)
Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Metro Utara yang terletak di Jl. Pattimura No. 136, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Metro Utara, Kota Metro.
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/ 2012, yang dimulai dari bulan Februari dan berakhir dibulan Mei 2012.
3. Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipan antara peneliti dengan guru kelas V B SD Negeri 1 Metro Utara. Adapun subjek penelitian yaitu guru kelas V B dan siswa yang berjumlah 30 orang siswa dengan komposisi 12 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pada tahap ini pengumpulan data yang dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan.
1. Observasi:
Observasi, dilaksanakan untuk mengamati aktivitas belajar siswa saat mengikuti pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses serta kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung, dengan memberikan check list pada lembar observasi.
2. Tes hasil belajar:
Tes, dilaksanakan untuk mengetahui tingkat ketercapaian hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran, dengan memberikan tes akhir (postest).
(41)
D. Alat Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan penelitian ini menggunakan alat pengumpulan data, yaitu: 1. Panduan observasi:
Lembar observasi ialah suatu alat yang digunakan untuk mengamati obyek tertentu, dalam hal ini aktivitas siswa di kelas selama pembelajaran dan saat mengikuti diskusi, serta kinerja guru dalam menjalankan pembelajaran.
2. Soal-soal tes:
Soal, merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian hasil belajar siswa terhadap materi pembelajaran dalam bentuk tes akhir (postest).
E. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisa data kualitatif, digunakan untuk menganalisis data guna menjaring aktivitas belajar siswa dan kinerja guru. Nilai aktivitas belajar setiap siswa dan
analisis kinerja guru diperoleh dengan rumus:
NP = SM X R Keterangan:
NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap
Diadopsi dari Purwanto (2009: 102).
Tabel 1. Kualifikasi persentase skor hasil observasi keaktifan belajar siswa dan kinerja guru
(42)
80,01 % - 100 % Sangat Tinggi
60,01 % - 80 % Tinggi
40,01 % - 60,00 % Sedang
21,01 % - 40,00 % Rendah
0 – 20 % Sangat Rendah
(Triyana, Arifah Nur dalam http://www.scribd.com)
2. Analisa data kuantitatif, digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan berfikir melalui hasil belajar siswa. Data kuantitatif ini didapatkan dengan menghitung rata-rata kelas dari hasil tes yang diberikan kepada siswa dengan rumus:
X̅ = ∑ �� Keterangan:
X̅ = nilai rata-rata kelas
∑ x = total nilai yang diperoleh siswa n = jumlah siswa
Diadopsi dari repository.upi.edu/operator/upload/s_pgsd_0805472_chapter3.pdf. Tabel 2. Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam %
Tingkat Keberhasilan (%) Arti
> 80% Sangat tinggi
60-79% Tinggi
40-59% Sedang
20-39% Rendah
<20% Sangat rendah
(Sumber: Aqib, dkk., 2009: 41)
F. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
(43)
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I ini dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran yang matang guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam siklus I, peneliti mempersiapkan proses pembelajaran IPS melalui pendekatan keterampilan proses. Adapun langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan materi pembelajaran yang akan diajarkan, yaitu ”Perjuangan
Melawan Penjajahan Belanda”.
b. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersama guru. c. Membuat media pembelajaran.
d. Membuat lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa yang mengacu pada pembelajaran IPS menggunakan pendekatan keterampilan proses, pedoman observasi kinerja guru, tes akhir (post test) untuk memperoleh data hasil belajar siswa.
e. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), yaitu berupa soal essay untuk setiap siklus.
2. Pelaksanaan
Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran sebelumnya. Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran IPS menggunakan pendekatan keterampilan proses pada siklus I sesuai dengan perencanaan di bawah ini:
Kegiatan Awal
a. Guru mengkondisikan kelas untuk memulai kegiatan pembelajaran.
(44)
c. Guru menyampaikan apersepsi dengan mengajak siswa untuk bernyanyi “Hari Kemerdekaan” dan menggali pengetahuan siswa tentang pahlawan perjuangan lainnya.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Melibatkan siswa mencari informasi mengenai alasan kedatangan bangsa Belanda di Indonesia.
b. Meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang alasan Bangsa Belanda datang ke Indonesia dan penindasan yang dilakukan terhadap Bangsa Indonesia melalui media gambar peta pulau Jawa.
b. Bersama siswa menetapkan jawaban sementara dari permasalahan yang diberikan.
c. Membentuk 6 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa. d. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas berupa LKS.
e. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk berpikir, menganalisis, dan menyelesaikan LKS yang diberikan sehingga mengetahui jawaban dari permasalahan yang diberikan.
f. Mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling untuk membantu kelompok yang mengalami kesulitan.
(45)
g. Meminta perwakilan dari tiap kelompok untuk maju membacakan hasil diskusi sehingga diketahui apakah jawaban sementara yang dibuat oleh siswa pada awal pembelajaran sesuai dengan hasil diskusi siswa.
h. Memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk memberi tanggapan dari jawaban siswa yang maju.
i. Memberi penguatan kepada siswa yang berani maju dan memberi tanggapan.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
b. Bersama siswa meluruskan, dan memperjelas penjelasan dari setiap jawaban kelompok.
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir, guru:
a. Bersama siswa membuat simpulan atas materi pelajaran yang telah dipelajari. b. Memberikan tindak lanjut terhadap proses dan hasil pembelajaran
3. Observasi
Peneliti mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung yaitu keaktifan dan keantusiasan siswa, termasuk saat siswa melakukan kegiatan diskusi, serta kinerja guru selama proses pembelajaran. Segala aktivitas siswa dan kinerja guru diamati dengan memberikan tanda check list dan memberikan nilai pada lembar observasi.
(46)
4. Refleksi
Peneliti menganalisis hasil pengamatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Analisis aktivitas siswa meliputi sejauh mana siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan sejauh mana kemampuan berfikir siswa berkembang dalam pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses. Analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai kelas. Hasil analisis digunakan sebagai kajian yang akan direncanakan untuk perencanaan dan pembanding terhadap hasil siklus II.
Siklus II
Hasil pembelajaran pada siklus II ini diharapkan lebih baik daripada hasil siklus pembelajaran pada siklus I. Adapun langkah-langkah pada siklus II ini, antara lain: 1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran dengan lebih baik guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam siklus II, peneliti
mempersiapkan proses pembelajaran IPS menggunakan pendekatan
keteraampilan prosesdengan langkah-langkah:
a. Menetapkan materi pembelajaran, yaitu ” Perlawanan Menentang Penjajahan
Jepang”.
b. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersama guru. c. Membuat media pembelajaran.
d. Membuat lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dan saat siswa melakukan kegiatan diskusi.
e. Membuat lembar observasi untuk mengamati kegiatan atau kinerja guru selama pembelajaran berlangsung.
(47)
f. Membuat instrument tes akhir (postest) IPS untuk memperoleh data hasil belajar siswa.
g. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), yaitu berupa soal essay untuk setiap siklus.
2. Pelaksanaan
Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran sebelumnya. Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran IPS menggunakan pendekatan keterampilan proses pada siklus II sesuai dengan perencanaan di bawah ini:
Kegiatan Awal
a. Guru mengkondisikan kelas untuk memulai kegiatan pembelajaran.
b. Guru mengomunikasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa. c. Guru menyampaikan apersepsi berupa: bertanya kepada siswa mengenai
materi pelajaran yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. d. Meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Melibatkan siswa mencari informasi mengenai awal masa penjajahan Jepang. b. Meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang penjajahan bangsa Jepang di Indonesia.
(48)
b. Bersama siswa menetapkan jawaban sementara dari permasalahan yang diberikan.
c. Membentuk 6 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa. d. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas berupa LKS.
e. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk berpikir, menganalisis, dan menyelesaikan LKS yang diberikan sehingga mengetahui jawaban dari permasalahan yang diberikan.
f. Mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling untuk membantu kelompok yang mengalami kesulitan.
g. Meminta perwakilan dari tiap kelompok untuk maju membacakan hasil diskusi sehingga diketahui apakah jawaban sementara yang dibuat oleh siswa pada awal pembelajaran sesuai dengan hasil diskusi siswa.
h. Memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk memberi tanggapan dari jawaban siswa yang maju.
i. Memberi penguatan kepada siswa yang berani maju dan memberi tanggapan.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
b. Bersama siswa meluruskan, dan memperjelas penjelasan dari setiap jawaban kelompok.
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir, guru:
a. Bersama siswa membuat simpulan atas materi pelajaran yang telah dipelajari. b. Memberikan tindak lanjut terhadap proses dan hasil pembelajaran
(49)
3. Observasi
Dalam siklus II ini peneliti juga mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung, apakah siswa dapat menjawab pertanyaan atau dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan benar. Hasil kerja (pada lembar jawaban) juga diobservasi dengan cara yang sama dengan siklus I.
4. Refleksi
Peneliti menganalisis hasil pengamatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Analisis aktivitas belajar siswa meliputi sejauh mana siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan sejauh kemampuan berfikir siswa terhadap materi
pembelajaran IPS menggunakan pendekatan keterampilan proses serta
membandingkannya dengan hasil pengamatan pada siklus I dalam bentuk persentase, apakah ada peningkatan atau tidak. Analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai kelas. Hasil analisis digunakan sebagai kajian yang akan direncanakan untuk perencanaan dan pembanding terhadap hasil siklus III.
Siklus III
Hasil pembelajaran pada siklus III ini diharapkan lebih baik daripada hasil siklus pembelajaran pada siklus II. Adapun langkah-langkah pada siklus III ini, antara lain:
1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti membuat rencana pembelajaran dengan lebih baik guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Dalam siklus III, peneliti mempersiapkan proses pembelajaran IPS menggunakan pendekatan keterampilan prosesdengan langkah-langkah:
(50)
a. Menetapkan materi pembelajaran, yaitu ” Tokoh-tokoh Pergerakan Nasional dan Peranan Sumpah Pemuda dalam Mempersatukan Bangsa Indonesia”. b. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bersama guru. c. Membuat media pembelajaran.
d. Membuat lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dan saat siswa melakukan kegiatan diskusi.
e. Membuat lembar observasi untuk mengamati kegiatan atau kinerja guru selama pembelajaran berlangsung.
f. Membuat tes akhir (postest) untuk memperoleh data hasil belajar siswa.
g. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS), yaitu berupa soal essay untuk setiap siklus.
2. Pelaksanaan
Langkah tindakan ini merupakan pelaksanaan dari rencana pembelajaran sebelumnya. Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran IPS menggunakan pendekatan keterampilan proses pada siklus III sesuai dengan perencanaan di bawah ini:
Kegiatan Awal
a. Guru mengkondisikan kelas untuk memulai kegiatan pembelajaran.
b. Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa.
c. Guru menyampaikan apersepsi dengan mengajak siswa untuk menyanyikan lagu “Ibu Kartini” dan menjelaskan lagu dengan materi yang akan diajarkan.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
(51)
a. Melibatkan siswa mencari informasi mengenai tokoh-tokoh pergerakan nasional.
b. Meminta beberapa siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang tokoh-tokoh pergerakan nasional melalui media gambar tokoh-tokoh pahlawan (RA. Kartini, Dewi Sartika, Ki Hajar Dewantara, Ahmad Dahlan, Wahid hasyim, Dr. Sutomo). b. Bersama siswa menetapkan jawaban sementara dari permasalahan yang
diberikan.
c. Membentuk 6 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5 orang siswa. d. Memfasilitasi siswa melalui pemberian tugas berupa LKS.
e. Memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk berpikir,
menganalisis, dan menyelesaikan LKS yang diberikan sehingga mengetahui jawaban dari permasalahan yang diberikan.
f. Mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling untuk membantu kelompok yang mengalami kesulitan.
g. Meminta perwakilan dari tiap kelompok untuk maju membacakan hasil diskusi sehingga diketahui apakah jawaban sementara yang dibuat oleh siswa pada awal pembelajaran sesuai dengan hasil diskusi siswa.
h. Memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk memberi tanggapan dari jawaban siswa yang maju.
i. Memberi penguatan kepada siswa yang berani maju dan memberi tanggapan.
Konfirmasi
(52)
a. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
b. Bersama siswa meluruskan, dan memperjelas penjelasan dari setiap jawaban kelompok.
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir, guru:
a. Bersama siswa membuat simpulan atas materi pelajaran yang telah dipelajari. b. Memberikan tindak lanjut terhadap proses dan hasil pembelajaran
3. Observasi
Dalam siklus III ini peneliti juga mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, aktivitas belajar ini digunakan untuk mengamati kemampuan berfikir siswa apakah siswa dapat menjawab pertanyaan atau dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan benar. Hasil belajar (pada lembar jawaban) juga diobservasi dengan cara yang sama dengan siklus I dan II. 4. Refleksi
Peneliti menganalisis hasil pengamatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Analisis aktivitas belajar siswa meliputi sejauh mana siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan sejauh mana kemampuan berpikir dapat ditin gkatkan pembelajaran IPS menggunakan pendekatan keterampilan prosesserta m embandingkanya dengan hasil pengamatan pada siklus I dan II dalam bentuk persentase, apakah ada peningkatan atau tidak. Seluruh data yang terkumpul disusun dan diolah dalam laporan penelitian tindakan kelas ini.
(53)
(54)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas V B pada pembelajaran IPS di SD Negeri 1 Metro Utara dapat disimpulkan:
Penggunaan pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Hal ini sesuai dengan pengamatan observer yang telah dilakukan terhadap siswa mulai dari siklus I sampai siklus III. Kemampuan berpikir siswa dari setiap siklus mengalami peningkatan, yaitu nilai rata-rata siklus II meningkat dari siklus I yaitu 31,67 % menjadi 46,36 % dengan peningkatan sebesar 14,69 % dan nilai rata-rata siklus III meningkat dari siklus II yaitu 46,36% menjadi 63,3 % dengan peningkatan sebesar 16,94 %..
5.2 Saran
a. Kepada guru, supaya dalam melaksanakan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS dapat menggunakan pendekatan keterampilan proses sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif dan kemampuan berfikir siswa menjadi meningkat.
b. Pada saat proses pembelajaran sebaiknya guru memberikan arahan kepada siswa agar siswa mampu menggali pengetahuan serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Kepada mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), agar dapat lebih memahami tugas seorang guru dalam upaya untuk meningkatkan kualitas
(55)
pendidikan dengan mengatasi berbagai masalah yang dihadapi sehingga dapat menjadi seorang guru sekolah dasar yang dapat dijadikan contoh yang baik.
(56)
1
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta.
Aqib, Zainal, dkk.2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Widya. Bandung.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.
Beyer. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Budiningsih, Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Conny, Semiwan, 1997:50. http://id.shvoong.com/exact
sciences/1988536-kemampuan-berpikir-abstrak/#ixzz1bqhrYAuv Diakses, 09.00 WIB
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah. 2011.langkah-langkah pandekatan keterampilan proses
http://www.sarjanaku.com/2011/01/pendekatan-keterampilan-proses-dalam.html. Diakses 21/05/2012. pukul 13.00 WIB
Gindayani. 2012 pengertian pendekatan keterampilan proses http://
blogspot.com/2010/10/pendekatan-keterampilan-proses.html. Diakses 09.00 WIB
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai
Pengembangan Profesi. PT Rajawali Pers. Jakarta
Lasmawan. 2010. Tujuan pembelajaran IPS di sekolah
dasar
http://lasmawan.blogspot.com/2010/10/tujuan-pembelajaran-ips-di-sekolah.html. Diakses 28/7/2012
Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosda. Bandung.
(57)
2
Sofa. 2010. Pengertian, Ruang Lingkup, dan Tujuan IPS.
http://massofa.wordpress.com. Diakses 1/11/2012. Pukul 20.00 WIB.
Sapriya. (2006). konsep dasar ips. Bandung: UPI PRESS.
Supriatna, dkk. 2006. belajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. UPI PRESS Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Triyana, Arifah Nur. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Peluang dan Statistika di SMP
Negeri 4 Depok Yogyakarta Kelas IX C.
http://www.scribd.com/doc/51704402/16/G-Teknik-Analisis-Data. Diakses
(1)
a. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
b. Bersama siswa meluruskan, dan memperjelas penjelasan dari setiap jawaban kelompok.
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan akhir, guru:
a. Bersama siswa membuat simpulan atas materi pelajaran yang telah dipelajari. b. Memberikan tindak lanjut terhadap proses dan hasil pembelajaran
3. Observasi
Dalam siklus III ini peneliti juga mengamati aktivitas belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, aktivitas belajar ini digunakan untuk mengamati kemampuan berfikir siswa apakah siswa dapat menjawab pertanyaan atau dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru dengan benar. Hasil belajar (pada lembar jawaban) juga diobservasi dengan cara yang sama dengan siklus I dan II. 4. Refleksi
Peneliti menganalisis hasil pengamatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Analisis aktivitas belajar siswa meliputi sejauh mana siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan sejauh mana kemampuan berpikir dapat ditin gkatkan pembelajaran IPS menggunakan pendekatan keterampilan proses serta m embandingkanya dengan hasil pengamatan pada siklus I dan II dalam bentuk persentase, apakah ada peningkatan atau tidak. Seluruh data yang terkumpul disusun dan diolah dalam laporan penelitian tindakan kelas ini.
(2)
(3)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap siswa kelas V B pada pembelajaran IPS di SD Negeri 1 Metro Utara dapat disimpulkan:
Penggunaan pendekatan keterampilan proses pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa. Hal ini sesuai dengan pengamatan observer yang telah dilakukan terhadap siswa mulai dari siklus I sampai siklus III. Kemampuan berpikir siswa dari setiap siklus mengalami peningkatan, yaitu nilai rata-rata siklus II meningkat dari siklus I yaitu 31,67 % menjadi 46,36 % dengan peningkatan sebesar 14,69 % dan nilai rata-rata siklus III meningkat dari siklus II yaitu 46,36% menjadi 63,3 % dengan peningkatan sebesar 16,94 %..
5.2 Saran
a. Kepada guru, supaya dalam melaksanakan pembelajaran khususnya pada mata pelajaran IPS dapat menggunakan pendekatan keterampilan proses sehingga kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif dan kemampuan berfikir siswa menjadi meningkat.
b. Pada saat proses pembelajaran sebaiknya guru memberikan arahan kepada siswa agar siswa mampu menggali pengetahuan serta mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Kepada mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), agar dapat lebih memahami tugas seorang guru dalam upaya untuk meningkatkan kualitas
(4)
(5)
1
DAFTAR PUSTAKA
Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta.
Aqib, Zainal, dkk.2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Widya. Bandung.
Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.
Beyer. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Budiningsih, Asri. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Conny, Semiwan, 1997:50. http://id.shvoong.com/exact
sciences/1988536-kemampuan-berpikir-abstrak/#ixzz1bqhrYAuv Diakses, 09.00 WIB Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah. 2011.langkah-langkah pandekatan keterampilan proses
http://www.sarjanaku.com/2011/01/pendekatan-keterampilan-proses-dalam.html. Diakses 21/05/2012. pukul 13.00 WIB
Gindayani. 2012 pengertian pendekatan keterampilan proses http:// blogspot.com/2010/10/pendekatan-keterampilan-proses.html. Diakses 09.00 WIB
Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi. PT Rajawali Pers. Jakarta
Lasmawan. 2010. Tujuan pembelajaran IPS di sekolah
dasar http://lasmawan.blogspot.com/2010/10/tujuan-pembelajaran-ips-di-sekolah.html. Diakses 28/7/2012
Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosda. Bandung.
(6)
Sofa. 2010. Pengertian, Ruang Lingkup, dan Tujuan IPS. http://massofa.wordpress.com. Diakses 1/11/2012. Pukul 20.00 WIB.
Sapriya. (2006). konsep dasar ips. Bandung: UPI PRESS.
Supriatna, dkk. 2006. belajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. UPI PRESS Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Triyana, Arifah Nur. 2009. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa pada Pokok Bahasan Peluang dan Statistika di SMP
Negeri 4 Depok Yogyakarta Kelas IX C.
http://www.scribd.com/doc/51704402/16/G-Teknik-Analisis-Data. Diakses