SKRIPSI HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUDSAMPANG TAHUN 2015

  SKRIPSI HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUDSAMPANG TAHUN 2015 Oleh Ucca Fajrin Wicitra Putri 011211233022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

  SKRIPSI HUBUNGAN ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUDSAMPANG TAHUN 2015 Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kebidanan Dalam Program Studi Pendidikan Bidan Pada Fakultas Kedokteran UNAIR Oleh Ucca Fajrin Wicitra Putri 011211233022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIDAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016

PENETAPAN PANITIA PENGUJI SIDANG

  Skripsi dengan judul Hubungan Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Perdarahan Postpartum Primer Di RSUDSampang Tahun 2015 Telah diuji pada tanggal : 8 Agustus 2016 Panitia penguji Skripsi : Ketua : Dr. Budi Utomo, dr., M.Kes

  NIP. 19650522 199702 1 001 Anggota Penguji : 1.Netti Herlina, S.Pd,M.Kes

  NIP.1951110121976032001

  2. Baksono Winardi, dr., Sp. OG (K) NIP. 19540903 198111 1 001

  Ihtiar, Tawakkal, Ikhlas, Sabar dan Syukur.

  MOTTO “Tentang bagaimana bertanggung jawab atas sebuah pilihan danmenjalani hidup yang sudah digariskan.”

  • -uccafajrin-

UCAPAN TERIMA KASIH

  Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbinganNya saya dapat m enyelesaikan s kripsi de ngan j udul “ Hubungan Anemia d alam K ehamilan d engan K ejadian P erdarahan P ostpartum P rimer D i RSUDSampang Tahun 2015 ”. S kripsiini merupakan s alah s atu s yarat unt uk memperoleh gelar s arjana ke bidanan ( S.Keb) pa da P rogram S tudi P endidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

  Bersama i ni p erkenankanlah s aya engucapkan t erimaksih yang s ebesar- besarnya dengan hati yang tulus kepada :

  1. Prof. Dr. dr. Soetojo, Sp.U selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga S urabaya yang t elah memberikan k esempatan dan f asilitas kepada saya untuk m engikuti da n m enyelesaikan pe ndidikan pr ogram studi pendidikan bidan.

  2. Baksono W inardi, d r., SP.OG ( K), s elaku pe mbimbing da n koordinator Program S tudi P endidikan B idan F akultas Kedokteran U niversitas Airlangga S urabaya yang t elah m emberikan k esempatan, m asukan yang membangun, da n dorongan ke pada saya untuk m enyelesaikan pr ogram pendidikan bidan.

  3. Netti H erlina, S .Pd,M., s elaku pe mbimbing yang t elah m emberikan dukungan, kritikan serta masukan yang membangun.

  4. Dr. Budi U tomo, dr ., M.Kes selaku penguji da n dosen m etodologi penelitian yang telah membimbing khususnya dalam mengolah data.

  5. Titin H amidah, dr ., s elaku di rektur R SUD S ampang yang t elah mengijinkan saya melakukan penelitian di RSUD Sampang.

  6. Staf RSUDSampangyang telah membantusaya mengambil data.

  7. Bapak Djuwardi dan I bu Musyawaratun yang t ak put us do anya agar putrinya s elalu di beri ke mudahan dalam m engerjakan s egala u rusan,Mas Pradhana, Ardhianta, mbak Upik dan mas Riko Sebastian A, terimakasih banyak atas dukungan, motivasi serta doa sepenuh hati.

  8. Teman s elalu m enyemangati : Lilis, S ankra, Afifa, Ria, Arum, Lutfi, Yovita,Ervi, S aa, B adai, serta teman s eperjuangan pendidikan bi dan Reguler 2012 dan Alih Jenis 2014.

  9. Pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terimakasih atas doa dan dukungannya.

  Semoga A llah S WT m embalas b udi b aik s emua p ihak yang t elah memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Saya sadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna tapi saya berharap bermanfaat bagi pembaca.

  Surabaya, Agustus 2016 Penulis

  RINGKASAN

  Kasus pe rdarahan pr imer di K abupaten Sampang pada t ahun 2013 -2015 tetap t inggi yakni 306 kasus ( 2013), 305 k asus ( 2014), da n 307 ka sus ( 2015). Menurut da ta D inkes Sampang tahun 2014, pe rdarahan c ukup be rperan s ebagai penyebab ke matian i bu ( 31,58%). Case Fatality Rate (CFR) te rtinggi a kibat perdarahan pos tpartum pada tahun 2014 yakni 1,97% ( 6 pr ang meninggal). Kematian i bu a kibat pe rdarahan pos tpartum da pat di cegah me lalui d eteksi d ini faktor resiko. Salah satunya adalah anemia (Manuaba,2005) Angka anemia pada kehamilan di Indonesia cukup t inggi s ekitar 67 % da ri s emua i bu ha mil de ngan variasi t ergantung p ada d aerah m asing-masing.(Depkes, 2012) .Menurut D inas Kesehatan Kabupaten Sampang, kasus anemia di Kabupaten Sampang mengalami trend yang meningkat dari tahun 2013 hingga 2015 yakni 555 kasus (tahun 2013), 682 kasus (tahun 2014), dan mencapai 998 kasus (tahun 2015).

  Masalah penelitian ini adalah tingginya perdarahan postpartum di kabupaten Sampang da n t rend a nemia yang s emakin ba nyak s etiap t ahunnya s ehingga dalam pe nelitian i ni be rtujuan unt uk m engetahui hubung an a ntara a nemia pa da kehamilan dengan kejadian perdarahan postpartum primer di RSUDSampang.

  Metode yang d igunakan ad alah analitik dengan p endekatan case control. Data v ariabel t erikat d an v ariabel b ebas yang d ibutuhkan diambil d ari data sekunder y akni Buku R egister d an R ekam M edik P asien. Populasi da lam penelitian i ni a dalah 94 7 i bu be rsalin s elama t ahun 2015. Jumlah s ampel ka sus dan s ampel kont rol di buat de ngan pe rbandingan 1: 1 de ngan m engikuti j umlah sampel k asus yang m emenuhi kr iteria i nklusi dan e ksklusi yakni t erdapat 68 sampel kasus dan 68 s ampel kontrol. Analisis data bivariat menggunakan uji Chi

  Square dibantu dengan SPSS 16 for Windows.

  Hasil p enelitian d itemukan p=0,000 < 0,05 m akaho di tolak, artinya a da hubungan a nemia d alam ke hamilan de ngan k ejadian pe rdarahan pos tpartum primer d i R SUD S ampang. Coefficient contingency yaitu 0,593 yang berarti kekuatan hubungannya sedang. Kemudian hasil Odds Ratio (OR) diperoleh hasil OR=43,5 [ C I 95% 1 6,05-117,93] yang be rarti r entang 16,05 -117,93 t idak melewati n ilai 1 , ma ka ib u b ersalin d engan anemia d alam k ehamilannya berpeluang perdarahan postpartum primer 43,5 lebih besar daripada ibu bersalin tanpa anemia dalam kehamilannya.

  Kesimpulan pe nelitian i ni, a da hubun gan a ntara a nemia da lam ke hamilan dengan kejadian perdarahan pospartum primer di RSUDSampang tahun 2015.

  ABSTRACT

  Relationship between anemia in pregnancy with the incidence of primary postpartum haemorrhage Ucca Fajrin Wicitra Putri

  Background :

  Cases of pr imary h emorrhage i n S ampang i n 2013 un til 2015 remain high and has no significant change and quite a role as a cause of maternal mortality ( 31.58%). C ase F atality R ate du e t o pos tpartum he morrhage i n 2014 which amounted to 1.97% (6 deaths). Cases of anemia in Sampang experiencing an i ncreasing t rend from 2013 t o 2015 a nd anemia t rend h as b ecome more an d more every year.

  Aim

  : this study aims to determine the relationship between anemia in pregnancy with the incidence of primary postpartum hemorrhage in RSUDSampang.

  Method

  : The method used is a case-control analytic approach. Data were taken from Registry and Patient Medical Record. The population in this study were 947 women giving birth during 2015. The number of case sample and control samples were made with a ratio of 1: 1 by following the number of sample cases that met the i nclusion a nd e xclusion c riteria. Bivariate da ta a nalysis w as us ing C hi SquareResult : The result p=0.000 <0,05 then Ho is rejected, it means that there is a relationship of anemia in pregnancy with the incidence of primary postpartum hemorrhage i n. C ontingency coefficient i s 0.593, w hich m eans t he pow er connection medium. Then the results of Odds Ratio (OR) result in 43.5 [ 95% CI 16.05 - 117.93] which means the mother giving birth with anemia in pregnancy chance of pr imary pos tpartum he morrhage 43.5 is greater th an w ithout a nemia. Conclusion : t here i s a r elationship be tween a nemia i n pr egnancy w ith t he incidence of primary postpartum hemorrhage.

  Conclusion :

  there i s a r elationship be tween a nemia i n pr egnancy with t he incidence of primary postpartum haemorrhage.

  Keywords : Anemia, Primary Postpartum Haemorrhage, Case-control

DAFTAR ISI

  Halaman SAMPUL DEPAN SAMPUL DALAM i

  PRASYARAT GELAR ii

  SURAT PERNYATAAN iii

  LEMBAR PERSETUJUAN iv

  PENETAPAN PANITIA PENGUJI v LEMBAR PENGESAHAN vi

  UCAPAN TERIMAKASIH viii

  RINGKASAN x

  ABSTRACT

  xi DAFTAR ISI xii

  DAFTAR TABEL xv

  DAFTAR GAMBAR xvii

  DAFTAR LAMPIRAN xviii

  DAFTAR ARTI SINGKATAN DAN ISTILAH xix

  BAB 1 PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang

  1

  1.2 Rumusan Masalah

  4

  1.3 Tujuan Penelitian

  4

  1.3.1 Tujuan umum

  4

  1.3.2 Tujuan khusus

  5

  1.4 Manfaat Penelitian

  5

  1.4.1 Manfaat teoritis

  5

  1.4.2 Manfaat praktis

  5

  1.5 Keaslian Penelitian

  5

  1.6 Risiko Penelitian

  6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

  2.1 Konsep Dasar Anemia dalam Kehamilan

  7

  2.1.1 Definisi anemia dalam kehamilan

  7

  2.1.2 Jenis anemia dalam kehamilan

  9

  2.1.3 Penyebab anemia dalam kehamilan

  12

  2.1.4 Gejala anemia pada kehamilan

  15

  2.1.5 Derajat anemia pada kehamilan

  16

  2.1.6 Pengaruh anemia pada kehamilan

  17

  2.1.7 Pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil

  18

  2.2 Perdarahan Post Partum

  20

  2.2.1 Definisi perdarahan postpartum

  20

  2.2.2 Jenis perdarahan post partum

  20

  2.2.3 Penyebab perdarahan post partum

  21

  2.2.4 Patofisiologi perdarahan post partum

  22

  2.2.5 Diagnosis

  28

  2.2.6 Pencegahan dan penanganan perdarahan postpartum

  30

  2.3 Hubungan Anemia dalam Kehamilan dengan Kejadian Perdarahan Post partum

  5.2.2 Analisis bivariat

  4.8 Kerangka Operasional

  50

  4.9 Ethical Clearance

  51

  4.9.1 Anonimity (tanpa nama)

  51

  4.9.2 Confidentiality (kerahasiaan)

  52 BAB 5 HASIL PENELITIAN

  5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

  53

  5.2 Hasil Penelitian

  53

  5.2.1 Karakteristik sampel

  53

  56 BAB 6 PEMBAHASAN

  4.7.3 Analisis bivariat

  7.1 Kesimpulan

  7.2.2 Saran bagi tenaga kesehatan

  66

  7.2.1 Saran bagi masyarakat

  66

  7.2 Saran

  66

  65 BAB 7 PENUTUP

  6.1 Perdarahan Postpartum Primer

  6.4 Keterbatasan Penelitian

  63

  6.3 Hubungan Anemia dalam Kehamilan dengan Kejadian Perdarahan Postpartu Primer

  61

  6.2 Anemia dalam Kehamilan

  58

  49

  48

  34 BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

  41

  43

  4.3.2 Sampel

  42

  4.3.1 Populasi

  42

  4.3. Populasi dan Sampel

  4.2. Rancangan Penelitian

  44

  41

  4.1. Jenis Penelitian

  40 BAB 4 METODE PENELITIAN

  3.2 Hipotesis

  36

  3.1 Kerangka Konseptual

  4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

  4.4.1 Lokasi penelitian

  4.7.2 Analisis univariat

  45

  47

  4.7.1 Pengolahan data

  47

  4.7 Pengolahan dan Analisis Data

  46

  4.6 Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

  4.5.2 Definisi operasional

  44

  44

  4.5.1 Variabel penelitian

  44

  4.5 Variabel Penelitian, Defenisi Operasional, dan Cara Pengukuran Variabel

  44

  4.4.2 Waktu penelitian

  67

  7.2.3 Saran bagi peneliti selanjutnya

  67 DAFTAR PUSTAKA

  68 LAMPIRAN

  71

  DAFTAR TABEL

  Halaman

Tabel 2.1 Jumlah cairan infus pengganti berdasarkan perkiraan volume kehilangan darah

  32 Tabel 2.2 Penyebab perdarahan postpartum

  33 Tabel 4.1 Defenisi operasional hubungan anemia dalam kehamilan dengan perdarahan postpartum primer di RSUD Sampang

  45 Tabel 4.2 Distribusi frekuensi sampel

  49 Tabel 4.3 Kontigensi 2 x 4 pengaruh anemia dalam kehamilan terhadapkejadian perdarahan postpartum

  50 Tabel 5.1 Distribusi frekuensipenyebab perdarahan postpartum primer di RSUD Sampang tahun 2015

  53 Tabel5.2 Distribusi frekuensiusia ibu bersalin di RSUD Sampang tahun 2015

  54 Tabel5.3 Distribusi frekuensiparitas ibu bersalin di RSUD Sampang tahun 2015

  54 Tabel5.4 Distribusi frekuensipendidikan ibu bersalin di RSUD Sampang tahun 2015

  55 Tabel5.5 Distribusi frekuensikejadian anemia dalam kehamilan ibu bersalin di RSUD Sampang tahun 2015

  56 Tabel 5.6 Tabulasi silang anemia dalam kehamilan dengan kejadian perdarahan postpartum primer di RSUD Sampang tahun 2015

  56

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman

Gambar 2.1 Cara membuat diagnosis perdarahan postpartum menurut penyebabnya

  30 Gambar 3.1 Kerangka konsep penelitian hubungan anemia dalam kehamilan dengan perdarahan postpartum primer.

  39 Gambar 4.1 Desain penelitian hubungan anemia dalam kehamilan dengan perdarahan postpartum primer di RSUD Sampang

  42 Gambar 4.2 Variabel penelitian hubungan anemia dalam kehamilan dengan perdarahan postpartum primer

  45 Gambar 4.3 Kerangka operasional penelitian hubungan anemia dengan perdarahan postpartum primer di RSUD Sampang

  51

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian Mahasiswa Program Studi

  Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Tahun Ajaran 2015-2016

  71 Lampiran 2 Surat Permohonan Ijin Penelitian

  73 Lampiran 3 Surat Rekomendasi Ijin Penelitian Bakesbangpol Kabupaten Sampang

  74 Lampiran 4 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian di RSUD Sampang

  75 Lampiran 5 Surat Permohonan Kelayakan Etik

  76 Lampiran 6 Surat Keterangan Kelaikan Etik

  77 Lampiran 7 Lembar Penjelasan Penelitian (Information for Consent)

  78 Lampiran 8 Lembar Persetujuan (Informed Consent)

  79 Lampiran 9 Lembar Pengumpul Data

  80 Lampiran 10 Tabulasi Penelitian

  82 Lampiran 11 Analisa Data Menggunakan SPSS 16

  86 Lampiran 12 Lembar Konsultasi

  92

DAFTAR DAFTAR ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

  AKI = Angka Kematian Ibu APTT = Activated partial thromboplastin time BBLR = berat badan lahir rendah BT = Bleeding Time CFR = Case Fatality Rate CT = Clotting Time HB = Hemoglobin HPP = hemmorrhagic postpartum

  IMT = Indeks Masa Tubuh

  IPKM = Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat p = level of significance (x

  2

  hitung) PRC = packed red cells PT = Prothrombin time RSUD = Rumah Sakit Umum Daerah SBR = Segmen bawah Rahim WB

  = whole blood

  WHO = Word Health Organzsation α = nilai tingkat kesalahan

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Kabupaten Sampang menduduki peringkat ke-426 dari 440 kabupaten/kota di Indonesia d alam p emeringkatan Indeks P embangunan K esehatan M asyarakat (IPKM) pa da t ahun 20 10. D alam l ingkup P rovinsi J awa T imur, K abupaten Sampang m enduduki p eringkat ke -38 d ari 38 ka bupaten/kota. ( Kementrian Kesehatan RI., 2010)

  Pelayanan ke sehatan m aternal m erupakan s alah s atu uns ur pe nentu s tatus kesehatan. D alam l iteratur d emografi, A ngka K ematian Ibu ( AKI) m erupakan indikator yang m enunjukkan ba nyaknya k ematian pe rempuan pa da s aat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena s ebab-sebab l ain, pe r 100.000 ke lahiran hi dup ( BKKBN, 2011) . H asil SDKI menyebutkan, sepanjang periode 2007-2012 kasus kematian ibu melonjak cukup tajam. Diketahui, pada 2012, A KI mencapai 359 pe r 100 r ibu penduduk atau m eningkat sekitar 57% bila dibandingkan dengan kondisi pa da 2007, yang hanya s ebesar 228 pe r 100 r ibu pe nduduk. ( SDKI, 2012 ). R endahnya s tatus kesehatan di K abupaten S ampang a kibat pe mbangunan k esehatan yang kur ang memuaskan tersebut dapat dilihat pada trend jumlah kematian ibu yang meningkat dari tahun 2009 (18 kematian) sampai pada tahun 2011 ( 24 kematian), meskipun pada tahun 2012 angka kematian ibu turun (10 kematian). Pada tahun 2013 dan 2014 kematian ibu kembali meningkat masing-masing 19 ke matian dan kembali turun pada tahun 2015 (14 kematian).

  Angka K ematian Ibu d i Indonesia t erjadi ka rena pe rdarahan, hi pertensi, infeksi, kom plikasi a bortus, pe rsalinan l ama d an l ain-lain. P enyebab terbesar kematian Ibu s elama t ahun 2010 -2012 m asih t etap s ama yaitu pe ndarahan (30,3%) ( Kementrian K esehatan R I, 2014) . M enurut da ta D inas K esehatan kabupaten p ada t ahun 2014, pe rdarahan cukup b erperan m enjadi p enyebab kematian Ibu di K abupaten S ampang ( 31,58%). K asus pe rdarahan pr imer di Kabupaten Sampang pada tahun 2013 hi ngga 2015 tetap tinggi yakni 306 kasus (tahun 2013), 305 kasus (tahun 2014), dan 307 kasus (tahun 2015). Case Fatality

  Rate

  (CFR) tertinggi akibat perdarahan postpartum terjadi pada tahun 2014 yakni 1,97% ( 6 or ang m eninggal). D ata l aporan t ahunan R umah S akit U mum D aerah (RSUD) K abupaten S ampang m enyebutkan p ada t ahun 2015 t erdapat 663 persalinan de ngan kom plikasi da ri 947 persalinan, da n t erdapat 120 ka sus perdarahan postpartum pada tahun yang sama.

  Penyebab terjadinya perdarahan postpartum diantaranya adalah atonia uteri, laserasi j alan l ahir, he matoma, s isa pl asenta, ruptura ut eri, i nversio ut eri, s ub involusi di daerah insersi plasenta, dan luka bekas seksio sesarea. (Wiknjosastro, 2005; Mochtar, 2011; Walyani, 2015). Penyebab utama perdarahann postpartum primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.

  Penyebab utama perdarahan postpartum sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta (Manuaba, 2001).

  Menurut de partemen k esehatan R I, ke matian i bu a kibat pe rdarahan postpartum dapat dicegah melalui deteksi dini adanya faktor resiko. Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian perdarahan pascapersalinan pada kehamilan, antara lain pl acenta pr evia, a tonia ut eri, i nfeksi pe nyakit, g izi bur uk, e klamsia, pa ritas ibu hamil, anemia kehamilan, jarak persalinan, usia kehamilan, umur ibu, riwayat pemeriksaan kehamilan (ANC), dan riwayat persalinan terdahulu.(Manuaba,2001) Kadar hemoglobin yang kurang menjadi faktor tidak langsung terjadinya perdarahan pos tpartum. Ibu ha mil de ngan a nemia ke adaan Hb da lam da rah kurang, sehingga oksigen yang diikat dalam darah dan dikirim ke seluruh tubuh juga kur ang. A nemia da lam ke hamilan i alah kondi si i bu de ngan ka dar hemoglobin di bawah 11gr% pada trimester 1 d an 3 a tau kadar <10,5gr% pa da trimester 2. N ilai ba tas tersebut da n pe rbedaannya de ngan kondi si w anita t idak hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2 (Wiknjosastro, 2005). Kerja jantung akan dipacu lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan O2 ke semua organ t ubuh a pabila t erjadi a nemia, a kibatnya penderita s ering b erdebar da n jantung cepat lelah (Sin sin, 2008). Tindakan operatif dalam persalinan dilakukan apabila i bu cep at l elah d alam p ersalinan, s ehingga d apat m enyebabkan r obekan jalan lahir, ruptur uteri, dan inversio uteri yang merupakan penyebab perdarahan. Kekurangan s uplai oks igen da pat m enyebabkan pe rsalinan yang l ama a kibat kelelahan otot r ahim di dalam be rkontraksi ( inersia ut eri) da n pe rdarahan pa sca melahirkan ka rena a tonia ut eri yakni t idak a danya kont raksi ot ot r ahim. (Wiknjosastro, 2005; Saifuddin, 2006 ).

  Angka kejadian anemia pada kehamilan di Indonesia cukup tinggi sekitar 67% dari semua ibu hamil dengan variasi tergantung pada daerah masing-masing.

  Sekitar 1 0-15% t ergolong a nemia be rat yang s udah t entu a kan m empengaruhi tumbuh kembang janin dalam rahim (Depkes, 2012).

  Tingginya anemia yang me nimpa ib u h amil me mberikan d ampak negative terhahap j anin yang di kandung da ri i bu da lam ke hamilan, pe rsalinan maupun nifas yang di antaranya akan lahir janin dengan berat badan lahir rendah (BBLR), partus prematur, abortus, pendarahan post partum, partus lama dan syok. Hal ini tersebut berkaitan de ngan ba nyak f aktor a ntara l ain; s tatus g izi, um ur, da n pekerjaan (Sarwono Prawirohardjo, 2011).

  Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang, kasus anemia di Kabupaten Sampang m engalami t rend yang m eningkat yakni 555 ka sus ( tahun 201 3), 682 kasus (tahun 2014), dan mencapai 998 kasus (tahun 2015).

  Tingginya angka ke matian i bu a kibat pe rdarahan pos tpartum di ka bupaten Sampang d an an gka a nemia p ada k ehamilan yang t erus b ertambah s etiap tahunnya m enjadikan pe nulis i ngin l ebih m engetahui a pakah t erdapat hu bungan antara anemia pada kehamilan dengan kejadian perdarahan postpartum.

  1.2 Rumusan Masalah

  Apakah ad a h ubungan an tara an emia p ada k ehamilan d engan k ejadian perdarahan postpartum primer di RSUD Sampang?

  1.3 Tujuan Penelitian

  1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan antara anemia pada kehamilan dengan kejadian perdarahan postpartum primer di RSUD Sampang.

  1.3.2 Tujuan Khusus 1) Mengidentifikasi ke jadian pe rdarahan pos tpartum pr imer di R SUD Sampang tahun 2015.

  2) Mengidentifikasi Anemia dalam kehamilan di RSUD Sampang Tahun 2015

  3) Menganalisis hubunga n a nemia pa da ke hamilan de ngan k ejadian perdarahan postpartum primer di RSUD Sampang Tahun 2015.

  1.4 Manfaat Penelitian

  1.4.1 Manfaat teoritis Hasil pe nelitian i ni da pat m emberikan pe mbanding da n acuan b agi penelitian s elanjutnya b erkaitan dengan a nemia pa da i bu ha mil de ngan kejadian perdarahan postpartum primer.

  1.4.2 Manfaat Praktis Memberikan informasi kepada masyarakat tentang hubungan anemia pada ibu hamil dengan kejadian perdarahan postpartum primer dan pentingnya penanganan anemia pada ibu hamil untuk meminimalkan resiko terjadinya perdarahan postpartum primer.

  1.5 Keaslian Penelitian

  1.5.1 Ratih S uci Wi jaya, t elah m elakukan p enelitian s ebelumnya p ada t ahun 2013 dengan judul “Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi Periode 19 A pril 2013 – 31 Mei 2013” dengan hasil ada hubungan Hubungan A nemia P ada Ibu H amil D engan K ejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi Periode 19 April 2013 – 31 Mei 2013.

  Yang m embedakan d engan p enelitian s ebelumnya ad alah v ariabel independent, w aktu d an t empat p enelitian. P ersamaannya ad alah D esain penelitian ad alah o bservasional an alitik d engan p endekatan cross sectional.

  1.5.2 Ayu W uryanti, t elah m elakukan pe nelitian s ebelumnya pa da t ahun 2010 dengan j udul “ Hubungan A nemia da lam ke hamilan de ngan p erdarahan postpartum karena atonia uteri di RSUD Wonogiri” dengan hasil terdapat hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan perdarahan postpartum karena atonia uteri. Yang m embedakan d engan p enelitan s ebelumnya adalah v ariable dependent, w aktu d an t empat p enelitiaan. P ersamaannya ad alah D esain penelitian adalah observasional analitik dengan pendekatan case control.

1.6 Risiko Penelitian

  Penelitian ini tidak be risiko pa da s ubjek penelitian s ecara l angsung k arena penelitian ini menggunakan data sekunder (data rekam medik) di rumah sakit yang dipakai penelitian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Anemia dalam Kehamilan

  2.1.1 Definisi anemia dalam kehamilan Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, s ehingga k apasitas da ya a ngkut oks igen unt uk ke butuhan or gan- organ vi tal pa da i bu da n j anin m enjadi be rkurang. S elama ke hamilan, i ndikasi anemia ad alah j ika k onsentrasi he moglobin kur ang da ri 10,50 s ampai dengan 11,00 gr/dl (Varney, 2006 ). Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu hamil dengan ka dar he moglobin di ba wah 11 g r% pa da t rimester I d an III a tau ka dar hemoglobin < 10,5 gr% pada trimester II ( Depkes RI, 2009 ).

  Hemoglobin ( Hb) yaitu kom ponen s el da rah m erah yang be rfungsi menyalurkan oks igen k e s eluruh t ubuh, j ika H b be rkurang, j aringan t ubuh kekurangan oks igen. O ksigen di perlukan t ubuh unt uk ba han ba kar pr oses metabolisme. Zat besi merupakan bahan baku pembuat sel darah merah. Ibu hamil mempunyai tin gkat m etabolisme yang tin ggi mis alnya u ntuk me mbuat j aringan tubuh j anin, m embentuknya m enjadi or gan dan j uga unt uk m emproduksi energi agar ibu hamil bisa tetap beraktifitas normal sehari – hari ( Sin sin, 2008).

  Fungsi Hb merupakan komponen utama eritrosit yang berfungsi membawa oksigen da n ka rbondioksida. W arna m erah pa da da rah di sebabkan ol eh kandungan Hb yang merupakan susunan protein yang komplek yang terdiri dari protein, globulin dan satu senyawa yang bukan protein yang disebut heme. Heme tersusun dari suatu senyawa lingkar yang bernama porfirin yang bagian pusatnya ditempati oleh logam besi (Fe). Jadi heme adalah senyawa-senyawa porfirin-besi, sedangkan he moglobin a dalah s enyawa ko mplek a ntara globin dengan heme.(Masrizal, 2007)

  Anemia Defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena terganggunya pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam d arah. S eseorang d ikatakan t elah m endekati an emia w alaupun b elum ditemukan ge jala-gejala fisiologis a pabila s impanan z at be si da lam t ubuh or ang tersebut sudah sangat rendah. Simpanan zat besi yang sangat rendah lambat laun tidak akan cukup untuk membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang sehingga kadar hemoglobin terus menurun di bawah batas normal, keadaan inilah yang di sebut a nemia gizi be si ( Masrizal, 2007) . A nemia de fisiensi be si a dalah anemia yang d isebabkan o leh b erkurangnya cadangan besi t ubuh. K eadaan i ni ditandai dengan menurunnya saturasi transferin, berkurangnya kadar feritin serum atau hemosiderin sumsum tulang. Secara morfologis keadaan ini diklasifikasikan sebagai anemia m ikrositik hi pokrom di sertai penurunan ku antitatif pada sintesis hemoglobin. D efisiensi besi m erupakan pe nyebab ut ama anemia. W anita us ia subur sering mengalami anemia, karena kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi sewaktu hamil.(Evatt dalam Masrizal, 2007)

  Anemia d efisiensi z at b esi (kejadian 6 2,30%) ad alah anemia d alam kehamilan yang paling sering terjadi dalam kehamilan akibat kekurangan zat besi.

  Kekurangan i ni di sebabkan ka rena ku rang m asuknya uns ur z at b esi da lam makanan, gangguan r eabsorbsi, da n pe nggunaan t erlalu ba nyaknya z at besi.

  Anemia Megaloblastik (kejadian 29,00%), dalam kehamilan adalah anemia yang disebabkan ka rena de fisiensi a sam f olat. A nemia H ipoplastik ( kejadian 8, 0% ) pada wanita hamil adalah anemia yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah merah. Etiologinya belum diketahui dengan pasti kecuali sepsis, sinar rontgen, racun dan obat-obatan. Anemia Hemolitik (kejadian 0,70%), yaitu a nemia yang di sebabkan ka rena penghancuran s el da rah m erah berlangsung le bih c epat, yaitu p enyakit ma laria (Mochtar, 20 11; W iknjosastro, 2005).

  2.1.2 Jenis anemia dalam kehamilan Pembagian anemia dalam kehamilan menurut Wiknjosastro (2005) adalah anemia de fisiensi be si ( 62,3%), a nemia m egaloblastik ( 29,0%), anemia hipoplastik (8,0%), anemia hemolitik (0,7%).

  (1) Defisiensi Besi Anemia D efiensi z at b esi m erupakan k elainan gizi yang p aling sering di temukan di du nia da n m enjadi m aslah ke sehatan m asyarakat yang b ersifat epidik. A nemi J enis in i me nyerang le bih d ari 2 mil yar penduduk duni a. D i negara be rkembang,terdapat 370 j uta w anita menderita anemia k arena d efisiensi z at b eis. P revalensi r ata-rata l ebih tinggi pada ibu hamil (51%) dibandingkan pada wanita tidak hamil (41%) (Gibney dkk, 2009).

  Anemia da lam ke hamilan ka rena ke kurangan be si i ni di sebabkan karena kur ang m asuknya uns ur b esi de ngan m akanan, ka rena gangguan tesorpsi, ga ngguan penggunaan, a tau ka rena t erlampau ba nyaknya b esi keluar dari badan, misalnya perdarahan. (Wiknjosastro, 2005)

  Anemia D efisiensi b esi ad alah an emia yang t erjadi ak ibat kekurangan zat besi dalam darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah b erkurang k arena terganggunya p embentukan s el-sel d arah m erah akibat k urangnya k adar z at b esi d alam d arah. J ika s impanan z at b esi dalam t ubuh s eseorang s udah s angat r endah be rarti or ang t ersebut mendekati a nemia w alaupun b elum d itemukan g ejala-gejalafisiologis.

  Simpanan z at be si yang s angat r endah l ambat laun t idak a kan c ukup untuk membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang sehingga kadar hemoglobin terus menurun di bawah batas normal, keadaan inilah yang di sebut a nemia g izi be si ( M asrizal, 2007) . M enurut E vatt da lam Masrizal ( 2007) an emia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh be rkurangnya cadangan be si t ubuh. K eadaan i ni di tandai de ngan menurunnya s aturasi t ransferin, be rkurangnya k adar f eritin s erum at au hemosiderin s umsum t ulang. S ecara m orfologis ke adaan i ni diklasifikasikan s ebagai a nemia m ikrositik hi pokrom di sertai penurunankuantitatif pa da s intesis he moglobin. D efisiensi be si merupakan penyebab utama anemia. Wanita usia subur sering mengalami anemia, k arena k ehilangan d arah s ewaktu m enstruasi d an p eningkatan kebutuhan besi sewaktu hamil.

  (2) Defisiensi Asam Folat Asam f olat a dalah vi tamin yang p enting unt uk pe mbentukan s el darah merah normal. Defisiensi terjadi pada individu yang jarang makan sayuran atau buah dimasak, terutama individu lansia yang tinggal sendiri atau i ndividu alkoholisme. Alkohol m eningkatkan kebutuhan asam folat dan alkoholik biasanya mempunyai diit kurang vitamin. Kebutuhan asam folat j uga m eningkat p ada anemia h emolitik d an k ehamilan. P asien dengan pemberian makan IV atau nutrisi parenteral jangka panjang akan mengalami d efisiensi f olat s etelah b eberapa b ulan t anpa s uplemen IM.

  Beberapa p asien p enyakit u sus h alus tidak m enyerap as am folat d engan normal. (Baughman, 2000) Kebutuhan f olat m eningkat l ima s ampai s epuluh ka li l ipat pa da kehamilan k arena t ransfer f olat d ari i bu k e j anin yang m enyebabkan dilepasnya c adangan f olat m aternal. P eningkatan b esar t erjadi p ada kehamilan multiple, diet yang buruk, infeksi dan anemia hemolitik. Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi selama kehamilan juga menghambat penyerapan as am f olat. D efisiensi as am f olet o leh k arenanya s angat umum t erjadi p ada k ehamilan d an p enyebab u tama p enyebab an emia megaloblastik pada kehamilan.(Wiknjosastro,2005)

  (3) Anemia Hipoplastik Anemia pa da wanita h amil yang di sebabkan karena s umsung tulang kur ang m ampu mebuat s el-sel d arah b aru, d inamakan an emia hipoplastik dalam kehamilan. Wiknjosastro (2005).

  Etiologi a nemia h ipoplastik k arena k ehamilan hingga ki ni be lum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar rentgen, racun, atau obat-obat. (Wiknjosastro, 2005)

  (4) Anemia Hemolitik Anemia he molitik di sebabkan ka rena pe nghancuran s el da rah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik s ukar me njadi h amil, a pabila ia hamil, ma ka a nemianya biasanya menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan k risis he molitik pa da w anita yang s ebelumnya t idak menderita anemia. (Wiknjosastro, 2005)

  2.1.3 Penyebab anemia dalam kehamilan Penyebab anemia umunya adalah kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan darah saat persalinan yang lalu, dan penyakit – penyakit kronik (Mochtar, 2011).

  Dalam kehamilan penurunan kadar hemoglobin yang dijumpai selama kehamilan disebabkan oleh karena dalam kehamilan keperluan zat makanan bertambah dan terjadinya perubahan-perubahan dalam darah : penambahan volume plasma yang relatif lebih besar daripada penambahan massa hemoglobin dan volume sel darah merah. D arah b ertambah b anyak d alam k ehamilan yang la zim d isebut h idremia atau hipervolemia. Bertambahnya s el-sel darah adalah kurang jika dibandingkan dengan be rtambahnya plasma s ehingga t erjadi pe ngenceran da rah. D i m ana pertambahan t ersebut a dalah s ebagai be rikut : pl asma 30% , s el da rah 18 %, da n hemoglobin 19% . P engenceran da rah di anggap s ebagai p enyesuaian di ri secara fisiologi d alam k ehamilan d an b ermanfaat bagi w anita h amil te rsebut.

  Pengenceran ini meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, ka rena s ebagai a kibat hi pervolemia t ersebut, ke luaran j antung (cardiac output) juga meningkat. Kerja jantung ini lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik (Wiknjosastro, 2005 ).

  Pola makan adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Pola makan yang baik ha ru m emenuhi ko nsep da sar gizi s eimbang. H al i ni da pat di capai de ngan mengonsumsi b eraneka ragam m akanan s etiap hari d alam j umlah yang t epat.

  Pengelompokan b ahan makanan di bagi m enjadi t iga f ungsi ut ama z at-zat g izi yaitu sebagai sumber energi atau tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. M akanan yang m engandung gizi s eimbang ha rus m engandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral (Ayudhitya, 2012). Seringnya ibu hamil mengkonsumsi makanan yang mengandung zat yang menghambat penyerapan zat besi s eperti t eh, kopi , ka lsium ( K usumah, 2009 ) . W anita ha mil c enderung terkena anemia pada triwulan III karena pada masa ini janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama setelah lahir ( Sin sin, 2008) . P ada pe nelitian D jamilus da n H erlina ( 2008) m enunjukkan a danya kecendrungan bahwa semakin kurang baik pola makan, maka akan semakin tinggi angka kejadian anemia.

  Ibu hamil yang kurang patuh mengkonsumsi tablet Fe mempunyai risiko 2,429 kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi tablet Fe (Jamilus dan Herlina 2008 ) . Kepatuhan menkonsumsi tablet Fe diukur dari k etepatan j umlah t ablet yang dikonsumsi, ke tepatan cara m engkonsumsi tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulangi anemia, khususnya a nemia ke kurangan be si. S uplementasi be si m erupakan car a ef ektif karena ka ndungan b esinya yang di lengkapi asam f olat yang s ekaligus da pat mencegah anemia karena kekurangan asam folat (Depkes, 2009).

  Departemen k esehatan RI m engatakan k ematian i bu ak ibat p erdarahan postpartum dapat dicegah melalui deteksi dini adanya faktor resiko. Faktor risiko yang mempengaruhi kejadian perdarahan pascapersalinan pada kehamilan, antara lain pl acenta pr evia, a tonia ut eri, i nfeksi pe nyakit, g izi bur uk, e klamsia, pa ritas ibu hamil, anemia kehamilan, jarak persalinan, usia kehamilan, umur ibu, riwayat pemeriksaan kehamilan (ANC), dan riwayat persalinan terdahulu.(Manuaba,2001)

  Faktor um ur m erupakan f aktor r isiko ke jadian anemia p ada i bu ha mil. Umur s eorang i bu b erkaitan d engan al at – alat r eproduksi w anita. U mur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun. Kehamilan diusia < 20 tahun dan diatas 35 t ahun dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan diusia < 20 t ahun s ecara bi ologis be lum opt imal e mosinya cenderung l abil, mentalnya b elum ma tang s ehingga mu dah me ngalami ke guncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat – zat gizi selama ke hamilannya. P ada us ia > 35 t ahun t erkait de ngan k emunduran da n penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini. Hasil pe nelitian d idapatkan ba hwa um ur i bu pa da s aat ha mil s angat berpengaruh terhadap kajadian anemia (Amirrudin dan Wahyuddin, 2004).

  Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia. Hal ini dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi be lum opt imal, s udah ha rus m emenuhi ke butuhan nut risi j anin yang dikandung ( W iknjosastro, 2005; M ochtar, 20 11). J arak k elahiran m empunyai risiko 1,146 ka li l ebih be sar t erhadap ke jadian a nemia ( A mirrudin da n Wahyuddin, 2004)

  Paritas a dalah j umlah a nak yang t elah di lahirkan ol eh s eorang i bu ba ik lahir hidup maupun lahir mati. Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nut risi. Z at – zat g izi a kan t erbagi u ntuk i bu da n unt uk j anin yang dikandungnya s elama h amil. H asil an alisis d idapatkan b ahwa t idak t erdapat hubungan a ntara pa ritas de ngan ke jadian a nemia pa da i bu ha mil, i bu ha mil dengan paritas tinggi mempunyai risiko 1.454 ka li lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang paritas rendah ( Djamilus dan Herlina, 2008) status ekonomi merupakan faktor yang menjadi penyebab anemiayakni memiliki efek apabila status ekonomiyang lebih rendah menimbulkan angka nutrisi buruk yang lebih tinggi dan sehingga mengakibatkan angka anemia defisiensi zat besi lebih tinggi. Ras juga memainkanperanan sebagai contoh rata- rata orang kulithitamkadar hemoglobinnya lebih rendah daripada orang kulit putih tanpamemperhatikan tingkat sosio-ekonomi.(Varney, 2006)

  2.1.4 Gejala anemia pada kehamilan Pada anamnese sering didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mataberkunang-kunang, nafsu makan berkurang dan keluhan muntah muntah lebih hebat pada kehamian muda (Manuaba,2008)

  Ibu h amil de ngan k eluhan l emah, puc at, m udah pi ngsan, de ngan tekanandarah da lam ba tas nor mal, pe rlu di curigai a nemia de fisiensi be si. Ibu dengan a nemia de fisiensi be si s ecara kl inis da pat di lihat tubuh yang puc at da n tampak lemah (malnutrisi). Guna memastikan seorang ibu menderita anemia atau tidak, m aka di kerjakan pemeriksaan k adar H emoglobin da n pe meriksaan da rah tepi. P emeriksaan H emoglobin de ngan s pektrofotometri m erupakan s tandar (Wiknjosastro, 2005).

  Proses k ekurangan z at b esi s ampai m enjadi a nemia m elalui b eberapa tahap: awalnya terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi dalam bentuk fertin di ha ti, s aat kons umsi z at be si da ri m akanan tidak c ukup, f ertin i nilah yang diambil. Daya serap zat besi dari makanan sangat rendah, Zat besi pada pangan hewan lebih tinggi penyerapannya yaitu 20 – 30 % sedangkan dari sumber nabati 1-6 %. Bila terjadi anemia, kerja jantung akan dipacu lebih cepat untukmemenuhi kebutuhan O 2 ke s emua or gan t ubuh, a kibatnya pe nderita s ering be rdebar da n jantung cepat lelah. Gejala lain adalah lemas, cepat lelah, letih, mata berkunang kunang, mengantuk, selaput lendir , kelopak mata, dan kuku pucat (Sin sin, 2008).

  2.1.5 Derajat anemia pada kehamilan Ibu hamil dikatakan anemia bila kadar hemoglobin atau darah m erahnya kurang dari 11,00 g r%. Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar

  Hb < 11 % menurut Word Health Organization (WHO). Anemia pada ibu hamil di Indonesia sangat bervariasi, yaitu: Tidak anemia : Hb ≥11 gr%, Anemia ringan : Hb 9 -10.9 gr%, Anemia s edang : H b 7 -8.9 gr%, A nemia b erat : H b < 7gr % (Depkes, 2009; Kusumah, 2009; Shafa, 2010).

  Pengukuran H b yang d isarankan o leh W HO i alah d engan cara cyanmet, namun c ara ox yhaemoglobin da pat pul a di pakai asal di standarisir t erhadap c ara cyanmet. S ampai s aat i ni ba ik di P uskesmas maupun di R umah S akit m asih menggunakan alat S ahli. D an pe meriksaan d arah di lakukan t iap t rimester da n minimal dua kali selama hamil yaitu pada trimester I dan trimester III ( Depkes , 2009; Kusumah, 2009).

  2.1.6 Pengaruh anemia pada kehamilan Anemia d alam k ehamilan m emberi p engaruh k urang b aik b agi ibu, ba ik dalam ke hamilan, pe rsalinan, m aupun ni fas da n m asa s elanjutnya. P enyulit- penyulit yang dapat timbul akibat anemia adalah : keguguran (abortus), kelahiran prematurs, p ersalinan y ang la ma akibat k elelahan o tot r ahim d i d alam berkontraksi ( inersia uteri), p erdarahan p asca m elahirkan k arena t idak adanya kontraksi otot rahim (atonia uteri), syok, infeksi baik saat bersalin maupun pasca bersalin, s erta an emia yang b erat ( <4 gr%) d apat m enyebabkan d ekompensasi kordis. Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan kematian ibu pada persalinan (Wiknjosastro, 2005; Saifuddin, 2006 ).

  Pengaruh anemia pada kehamilan. Risiko pada masa antenatal: berat badan kurang, pl asenta pr evia, e klamsia, ke tuban pe cah di ni, a nemia pa da m asa intranatal d apat te rjadi tenaga unt uk m engedan l emah, pe rdarahan i ntranatal, shock, dan masa pascanatal dapat terjadi subinvolusi. Sedangkan komplikasi yang dapat t erjadi p ada n eonatus : p remature, ap gar s cor r endah, gawat j anin (Anonim,”tt”). B ahaya p ada T rimester II d an tr imester III, an emia d apat menyebabkan t erjadinya pa rtus pr emature, p erdarahan ante pa rtum, gangguan pertumbuhan ja nin d alam r ahim, a sfiksia in trapartum s ampai k ematian, g estosis dan mudah terkena infeksi, mola hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, ke tuban pe cah di ni, da n de kompensasi kor dis hi ngga ke matian i bu (Wiknjosastro, 2005; Manuaba, 2007 ).

  Bahaya an emia p ada i bu h amil s aat p ersalinan, d apat m enyebabkan gangguan hi s – kekuatan m engejan, k ala d ua b erlangsung l ama s ehingga d apat melelahkan dan s ering m emerlukan t indakan ope rasi ke bidanan, ka la t iga da pat diikuti retensio plasenta dan perdarahan postpartum akibat atonia uteri, kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri. primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif (Manuaba, 2007). Anemia kehamilan dapat menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga akan m empengaruhi i bu s aat m engedan unt uk m elahirkan b ayi ( Smith et.al., 2010).

  Pertumbuhan pl asenta d an j anin t erganggu di sebabkan ka rena t erjadinya penurunan H b yang di akibatkan k arena s elama ha mil vol ume da rah 50 % meningkat da ri 4 ke 6 L , vol ume pl asma m eningkat s edikit yang m enyebabkan penurunan kons entrasi Hb da n ni lai he matokrit. P enurunan i ni a kan l ebih ke cil pada i bu hamil yang m engkonsumsi z at besi. Kenaikan vol ume darah be rfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi dari plasenta dan untuk penyediaan cadangan saat kehilangan darah w aktu melahirkan. Selama kehamilan rahim, plasenta dan janin m emerlukan a liran da rah yang c ukup unt uk m emenuhi ke butuhan nutrisi (Smitht et.al., 2010 ).

  2.1.7 Pencegahan dan penanganan anemia pada ibu hamil Pencegahan an emia p ada i bu h amil d apat d ilakukan an tara l ain d engan cara: m eningkatkan kon sumsi z at be si da ri m akanan, m engkonsumsi pangan hewani da lam j umlah c ukup, na mun ka rena ha rganya cukup t inggi s ehingga masyarakat sulit menjangkaunya. Untuk itu diperlukan alternatif yang lain untuk mencegah anemia gizi b esi, m emakan b eraneka ragam m akanan yang m emiliki zat g izi s aling me lengkapi te rmasuk v itamin yang d apat me ningkatkan penyerapan zat besi, seperti vitamin C. Peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 25, 50, 100 da n 250 m g dapat meningkatkan penyerapan zat besi sebesar 2, 3, 4 dan 5 ka li. Buah-buahan s egar d an s ayuran s umber vi tamin C , na mun da lam proses pe masakan 50 - 80 % vi tamin C a kan r usak. M engurangi kons umsi makanan yang b isa m enghambat p enyerapan z at b esi s eperti : f itat, fosfat, tannin(Wiknjosastro, 2005 ; Masrizal, 2007).

  Penanganan anemia d efisiensi b esi ad alah d engan p reparat b esi yang diminum (oral) atau dapat secara suntikan (parenteral). Terapi oral adalah dengan pemberian pr eparat be si : f ero s ulfat, f ero gluconat, a tau N a-fero b isitrat. Pemberian p reparat 60 mg/hari d apat m enaikkan ka dar H b s ebanyak 1 gr% perbulan. Sedangkan pemberian preparat parenteral adalah dengan ferum dextran sebanyak 1000 m g (20 m l) i ntravena a tau 2× 10 m l s ecara i ntramuskulus, da pat meningkatkan hemoglobin relatif cepat yaitu 2gr%. Pemberian secara p arenteral ini ha nya be rdasarkan i ndikasi, di m ana t erdapat i ntoleransi be si pa da t raktus gastrointestinal, anemia yang be rat, da n k epatuhan pa sien yang bur uk. P ada daerah-daerah de ngan f rekuensi ke hamilan yang t inggi da n de ngan t ingkat pemenuhan nutrisi yang minim, seperti di Indonesia, setiap wanita hamil haruslah diberikan sulfas ferosus atau glukonas ferosus sebanyak satu tablet sehari selama masa kehamilannya. Selain itu perlu juga dinasehatkan untuk makan lebih banyak protein da n s ayur-sayuran yang m engandung ba nyak m ineral s erta vi tamin (Wiknjosastro 2005).