PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA PELAKU PERUSAKAN SITUS INTERNET NEGARA Repository - UNAIR REPOSITORY
BAB II KUALIFIKASI TINDAK PIDANA PERUSAKAN SITUS INTERNET NEGARA DITINJAU DARI ASPEK HUKUM PIDANA
2.1 Penyusupan dan Perusakan Situs Internet Negara yang Dapat Dikualifikasikan Sebagai Perbuatan Pidana
Perkembangan zaman digital telah menciptakan teknologi dan informasi yang semakin canggih dan tanpa batas. Segala hal yang ada di dalam dunia nyata dapat dilakukan di dalam dunia virtual walaupun kegiatan tersebut hanya berupa
. Banyak hal yang berkembang di dalam dunia virtual yang
non physical
menimbulkan berbagai macam dampak.Dampak tersebut dapat berupa dampak positif dan juga dampak negatif.Berbagai dampak tersebut tergantung kepada setiap pengguna dunia virtual karena setiap pengguna telah mengetahui akibat yang ditimbulkan dari penggunaan komputer dan internet.Perkembangan komputer dan internet tidak dapat diimbangi dengan perkembangan hukum yang mengatur berbagai macam kejahatan yang ada didalam dunia virtual.
Ada beberapa kasus mengenai kejahatan komputer yang tidak mampu diselesaikan oleh lembaga hukum,Penyebabnya ialah kejahatan komputer dilakukan dengan cara-cara yang canggih dan sukar untuk dimengerti.Salah satu contoh tersebut adalah pembobolan dan perusakan situs internet yang dilakukan
20 oleh hacker Indonesia terhadap situs internet pemerintahan Australia. 20 Peretas Indonesia serang situs Australia, Pembobolan dan perusakan tersebut terjadi akibat pemerintah Australia dan pemerintah amerika bekerjasama menyadap dan memata-matai pemerintah Indonesia sehingga menimbulkan kerusakan situs internet pemerintah Australia. Penggunaan komputer dan internet sebagai sarana kejahatan dijalankan dengan menggunakan program- program komputer.”Program komputer bukanlah seperti program yang ditemukan di dalam radio dan televisi.Program yang dimaksud di sini adalah intruksi-intruksi yang berupa kode-kode numerik (0 dan 1),yang berada di dalam memory komputer untuk memberitahukan komputer pekerjaan
21 Kesulitan lainnya adalah Aparatur penegak
apa saja yang harus diselesaikan.” hukum kurang mengerti dan memahami cara membuktikan suatu kejahatan komputer.Hal tersebut memerlukan suatu penanganan dan keahlian khusus yakni aparat penegak hukum yang khusus untuk menangani kejahatan dalam dunia virtual sesuai dengan pasal 43 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
22
11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yaitu: Selain Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia,Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah yang lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik diberi wewenang khusus sebagai Penyidik sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang tentang Hukum Acara Pidana untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang Teknologi Informasi dan Transaksi Elektronik. Hambatan yang lain adalah lemahnya penegakan hukum yang diterapkan aparat penegak hukum kepada para pelaku di dalam dunia Virtual.Hambatan ini disebabkan oleh Sulitnya proses penangkapan yang dilakukan oleh aparat penegak 21 Edmon Makarim,Kompilasi Hukum Telematika,Raja Grafindo Persada,Jakarta,h.72 hukum Karena Dunia virtual adalah hal yang bersifat tidak nyata atau disebut dengan Non fisik.
Kasus-kasus kejahatan dunia virtual di Indonesia semakin bertambah dan Meluas.Kejahatan di dalam dunia virtual yang dilakukan oleh pelaku tidak hanya menyerang atau mengancam suatu kelompok tertentu saja tetapi meluas hingga instansi publik dan pemerintah juga terkena dampak dari kejahatan tersebut.Salah satu bentuk dari kejahatan yang dilakukan kepada instansi publik dan pemerintah adalah perusakan situs atau situs internet instansi pemerintahan.Beberapa contoh kasus dari perusakan tersebut antara lain yaitu pembajakan yang dilakukan
23
terhadap situs atau situs internet Kepolisisan Republik Indonesia , kedua yaitu
24
pembajakan situs KPU Bekasi, ketiga Pembobolan situs Kepresidenan yaitu
25 WWW.PresidenSby.info dan yang terakhir adalah perusakan data pelaut dalam
26 situs Kementerian Perhubungan.
Kasus-kasus kejahatan komputer diatas membuktikan bahwa terdapat kejahatan di dalam dunia virtual yang jelas merugikan negara.Kejahatan di dalam dunia virtual memberikan pengertian yang tidak jelas.Pengertian tersebut apakah pelaku kejahatan perusakan situs atau Situs internet negara termasuk di dalam 23 Bilal Ramadhan dan Jibril Muhamad,Polisi Selidiki Pembajak Situs Polri,
Mei 2011,Dikunjungi pada tanggal 2 Desember 2014 24 Didi Purwadi,Situs Kpu Bekasi Dibajak,
tober 2012,Dikunjungi pada tanggal 2 Desember 2014. 25 Adi,Hacker Pembobol Situs Presiden SBY Ditangkap,Januari 2013,Dikunjungi pada tanggal 2Desember 2014. 26 Data Pelaut HIlang Dalam Website
suatu kejahatan (perbuatan jahat) atau termasuk di dalam suatu Tindak pidana,Hal ini yang akan dijelaskan oleh penulis di dalam Bab II ini.
2.1.2 TEORI DI DALAM TINDAK PIDANA A. Istilah dan unsur-unsur tindak pidana
Istilah merupakan suatu perjanjian antara orang-orang yang menggunakannya tentang apa yang dimaksud atau yang diartikan dengan suatu
27
istilah. Istilah mengenai tindak pidana tidak dijelaskan KUHP pada pasal- pasalnya maupun di dalam penjelasannya.Istilah tindak pidana berasal dari bahasa belanda yakni “Het strafbare feit”,Menurut E.Y. Kanter dan S.R.Sianturi memiliki empat istilah.
Het strafbare feit
“Demikianlah istilah (term) ‘Het strafbare feit’ ,telah diterjemahkan
28
dalam bahasa Indonesia sebagai:
a. Perbuatan yang dapat/boleh dihukum
b. Peristiwa pidana
c. Perbuatan pidana
d. Tindak pidana Para sarjana memiliki pengertian mengenai Strafbaar feit sendiri- sendiri.Pengertian tersebut dibagi menjadi beberapa kelompok yakni menurut
27 E.Y, Kanter dan S.R. Sianturi,Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia Dan
Pnerapannya,Storia Grafia,Jakarta, (selanjutnya disingkat E.Y. Kanter dan S.R.Sianturi I), sarjana barat,sarjana Indonesia dan dari Universitas.Pengertian ini akan dibahas dimulai dari sarjana barat antara lain: a. Perumusan SIMONS
SIMONS merumuskan bahwa:”Een strafbaar feit” adalah suatu handeling (tindakan/perbuatan) yang diancam dengan pidana oleh undang- undang,bertentangan dengan hukum (onrechtmatig) dilakukan dengan kesalahan (schuld) oleh seseorang yang mampu bertanggung jawab.kemudian beliau membaginya dalam dua golongan unsure yaitu:unsure-unsur objektif yang berupa tindakan yang dilarang/diharuskan,akibat keadaan/masalahtertentu;dan unsur subjektif yang berupa kesalahan (schuld) dan kemampuan bertanggungjawab
29 (toerekeningsvatbaar) dari petindak.
b. Perumusan VOS
VOS merumuskan:”Strafbaarfeit adalah suatu kelakuan (gedraging)
30 manusia yang dilarang dan oleh undang-undang diancam dengan pidana.
c. Perumusan VAN HAMEL
VAN HAMEL merumuskan “Strafbaar feit” itu samadengan yang dirumuskan oleh SIMONS,hanya ditambahkannyadengan kalimat”tindakan mana
31
yang dapat dipidana”
29 .Ibid,h.205 dikutip dari Simons,Leerboek v/h Ned.Strafrecht,h.100
Sarjana Indonesia yang mengartikan Strafbaar feit kedalam berbagai definisi-definisi yakni: a. Menurut Moeljatno
Perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu aturan hukum dilarang dan diancam pidana,asal saja dalam pada itu diingat bahwa larangan ditujukan kepada perbuatan(yaitu suatu keadaan atau kejadian yang ditimbulkan oleh kelakuan orang),sedangkan ancaman pidananya ditujukan kepada orang yang
32 menimbulkan kejadian itu.
b. Menurut R.Tresna Peristiwa-pidana itu ialah sesuatu perbuatan atau rangkaian perbuatan manusia,yang bertentangan dengan undang-undang atau peraturan-peraturan lainnya,terhadapa perbuatan mana diadakan tindakan penghukuman.Beliau Menerangkan bahwa perumusan tersebut jauh daripada sempurna,karena dalam uraian beliau selanjutnya diutarakan bahwa sesuatu perbuatan baru dapat dipandang sebagai peristiwa pidana,apabila telah memenuhi segala syarat yang
33 diperlukan.
c. Menurut Wirjono Prodjodikoro
Merumuskan,TINDAK-PIDANA berarti Suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman-pidana.Dan pelaku itu dapat dikatakan
34
merupakan”Subject”tindak-pidana Pendapat dari kelompok Universitas yakni Utrecht pengertian strafbaarfeit setelah diterjemahkan adalah a. Pendapat UTRECHT
UTRECHT menganjurkan pemakaian istilah peristiwa pidana,karena peristiwa istilah peristiwa itu meliputi perbuatan(handelen atau doen,Positif)atau
35
)Maupun akibatnya
melalaikan (Verzuin atau nalaten atau niet-doen,negatif Unsur-unsur Tindak Pidana
Dari pengertian peristilahan diatas dapat ditarik beberapa persamaan kesimpulan dalam merumuskan hal yang berkaitan dengan unsur-unsur suatu tindak pidana.Di dalam peristilahan diatas juga membentuk perbedaan untuk merumuskan suatu unsur-unsur tindak pidana, E.Y.KANTER DAN
36 S.R.SIANTURI dalam bukunya menulis:
Dari uraian tersebut diatas,secara ringkas dapatlah disusun unsur-unsur dari tindak pidana,yaitu: Ke
- – 1 Subjek Ke – 2 Kesalahan 34
- – 3 Bersifat melawan hukum Ke – 4 Suatu Tindakan yang dilarang atau diharuskan oleh undang- undang/perundangan dan terhadap pelanggarnya diancam dengan pidana Ke – 5 Waktu,Tempat dan Keadaan,(unsur objektif lainnya).
. Ibid.Dikutip dari Wirjono,Asas-Asas Hukum Pidana Di Indonesia,h.45 Ke
Sedangkan Moeljatno didalam bukunya memiliki perndapat yang sedikit berbeda dengan E.Y.KANTER DAN S.R.SIANTURI.Di dalam bukunya Moeljatno menulis mengenai unsur-unsur atau elemen suatu perbuatan pidana:
37 Jadi untuk menyimpulkan apa yang diajukan diatas,maka yang merupakan
unsur atau elemen perbuatan pidana adalah:
a. Kelakuan dan akibat(=Perbuatan)
b. Hal atau keadaan yang menyertai perbuatan
c. Keadaan tambahan yang memberatkan pidana
d. Unsur melawan hukum yang objektif
e. Unsur melawan hukum yang subjektif Agar mempermudah dalam memahami unsur-unsur suatu perbuatan pidana,maka akan dijelaskan kedua teori yang digunakan yakni teori E.Y.Kanter dan S.R. dan Moeljatno.Menurut Moeljatno unsur-unsur tindak pidana antara lain:
a. Kelakuan dan akibat ( = perbuatan )
Pengertian kelakuan dan akibat(=perbuatan) atau dapat disebut dengan
38
perbuatan pidana menurut Moeljatno “Bahwa perbuatan pidana adalah perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum larangan mana disertai ancaman
(saksi) yang berupa pidana tertentu,bagi siapa yang melanggar aturan tersebut.” Di dalam teori ini dipisahakan antara kelakuan dan akibat.kelakuan hanya menunjuk kepada sifat perbuatannya saja,sedangkan akibat merupakan suatu kejadian yang ditimbulkan oleh kelakuan atau bisa disebut dengan kesalahan
b. Hal ikhwal atau keadaan yang menyertai perbuatan Menurut Meljatno hal ikhwal atau keadaan yang menyertai perbuatan yang mengutip Van Hamel dibagi menjadi dua golongan,yaitu yang mengenai diri
39
orang yang melakukan perbuatan dan yang mengenai sisi luar pelaku. Untuk mempermudah memahami pengertian yang pertama Contoh dari perbuatan yang pertama adalah pasal 394 KUHP dan pasal 413 KUHP.Pasal-pasal tersebut menjelaskan perbuatan pidana yang dilakukan oleh orang yang memiliki hubungan dirinya dengan perbuatan tersebut.Kalau tidak dokter dan Tentara yang melakukan perbuatan tersebut maka tidak mungkin ada pasal tersebut.Contoh golongan yang kedua yaitu pasal 112 KUHP dan pasal 332 KUHP.Pasal-pasal ini menjelaaskan bahwa perbuatan yang dilakukan tidak berhubungan dengan diri pelaku tetapi faktor luar yang berada di dalam diri pelaku.Jika perbuatan Makar terhadap negara harus dilakukan dengan pihak asing maupun melarikan seorang wanita tanpa persetujuan keluarga tidak ada maka hal ini tidak akan memenuhi golongan kedua.
Selain ikhwal atau keadaan tertentu yang menyertai perbuatan dari golongan pertama dan golongan kedua menurut Moeljatno terdapat hal ikhwal tambahan,tetapi hal tersebut bukan merupakan suatu elemen tindak pidana
40 Moeljatno menulis:
Kadang-kadang dalam rumusan perbuatan pidana yang tertentu dijumpai pula adanya hal ikhwal tambahan yang tertentu pula;misalnya dalam pasal 164,165: kewajiban untuk melapor kepada yang berwajib jika mengetahui akan terjadinya suatu kejahatan. Orang yang tidak melapor baru melakukan perbuatan pidana,kalau kejahatan tadi kemudian betul-betul terjadi.Hal kemudian terjadinya kejahatan itu merupakan unsur tambahan.
c. Keadaan tambahan yang memberatkan pidana Pengertian keadaan tambahan disini adalah keadan yang memberatkan pidana.Contoh untuk memudahkan pengertian diatas adalah pasal 333 ayat (1)
KUHP mengenai merampas kemerdekaan seseorang diancam dengan hukumana pidana delapan tahun,Tetapi di dalam ayat (2) jika perbuatan tersebut menyebabkan luka berat maka ancaman pidananya ditambah menjadi 9 tahun.Contoh lain untuk pengertian diatas adalah pasal 351 KUHP megenai penganiayaan diancam dengan hukuman pidana dua tahun delapan bulan tetapi didalam ayat (2) ,dan (3) Jika perbuatannya menyebabkan luka berat maka ancaman pidananya menjadi lima tahun dan Jika perbuatannya menyebabkan kematian maka ancaman pidananya menjadi tujuh tahun.
d. Unsur melawan hukum objektif
Pengertian unsur melawan hukum objektif adalah Suatu perbuatan tertentu yang tanpa diberi unsur melawan hukum perbuatannya merupakan sesuatu yang telah melawan hukum.Melawan hukum disini yang dimaksud adalah sifat dari perbuatan tersebut tidak perlu dimasukan menjadi suatu unsur tersendiri.Moeljatno menulis mengenai pengertian unsur melawan hukum objektif yakni “Biasanya dengan adanya perbuatan yang tertentu seperti yang dirumuskan dengan unsur-unsur diatas maka sifat yang pantang dilakukannya perbuatan itu sudah tampak dengan wajar.Sifatdemikian ini,ialah sifat melawan hukumnya
41
perbuatan,tidak perlu dirumuskan lagi sebagai elemen atau unsur tersendiri.” Untuk memudahkan pengertian unsur melawan hukum secara objektif maka ada beberapa contoh didalam pasal yang memenuhi pengertian unsur diatas yakni pasal 338 ayat (1) KUHP menentukan bahwa barangsiapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain diancam dengan pembunuhan.Rumusan pasal tersebut telah jelas bahwa tanpa memasukan unsur atau sifat melawan hukum secara langsung perbuatan tersebut telah melanggar hukum.
Contoh lain adalah pasal pasl 108 ayat (1) ke-1 yang menentukan bahwa diancam dengan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun karena pemberontakan orang yang melawan pemerintah dengan senjata.Melawan pemerintah merupakan unsur atau sifat yang melawan hukum walaupun tanpa diberi tambahan atau keterangan melawan hukum.
e. Unsur melawan hukum yang subjektif
42 Unsur melawan hukum yang subjektif menurut Moeljatno adalah : “....
Perbuatan tidak terletak pada keadaan objektif,tetapi pada keadaan subjektif,yaitu terletak dalam hati sanubari terdakwa sendiri.
”Jadi perbuatan tersebut terdapat di dalam diri pelaku apakah ingin melakukan suatu tindak pidana atau tidak.Untuk mempermudah pengertian mengenai unsur melawan hukum yang subjektif maka contoh yang tepat adalah pasal 362 KUHP mengenai pencurian.Di dalam pasal tersebut dirumuskan bahwa barang siapa mengambil barang sesuatu ,yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain,dengan maksud dimiliki secara melawan hukum,diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun.Rumusan
pasal ini sangat jelas bahwa terdapat keinginan untuk memiliki suatu benda atau barang secara melawan hukum.Keinginan disini merupakan keinginan yang terdapat pada niat atau hati dan pikiran pelaku.Berbeda dengan perbuatan yakni mengembalikan barang hilang milik orang lain.Unsur-unsur perbuatan pidananya terpenuhi yakni mengambil barang milik orang lain tetapi perbuatan mengambil barang hilang milik orang lain ini tanpa ada rasa ingin memiliki dan tujuannya adalah untuk mengembalikan barang tersebut kepada pemiliknya sehingga niat dari pelaku tersebut menjadikan unsur melawan hukum yang subjektif menjadi hilang sehingga tindakan orang tersebut tidak dapat dipidana.
Menurut E.Y.Kanter dan S.R. Sianturi bahwa unsur-unsur suatu tindak pidana antara lain:
1. Subjek
Menurut E.Y.Kanter dan S.R.Sianturi bahwa subjek merupakan salah satu
43
unsur dari suatu tindak pidana mereka menulis: ”jadi yang dianggap sebagai subjek tindak pidana adalah manusia(natuurlijke persoonen),sedangkan hewan dan badan-badan hukum (rechts persoonen) tidak dianggap sebagai suatu subjek.Bahwa hanya manusialah yang dianggap sebagai subjek tindak pidana….”
Di dalam perkembangannya subjek tindak pidana mengalami suatu perluasan makna.pengertian mengenai subjek tindak pidana tidak hanya untuk
44
manusia saja.E.Y.Kanter dan S.R.Sianturi menulis yakni: Dalam perkembangan hukum pidana selanjutnya bukan hanya manusia saja yang dianggap sebagai subjek,terutama dalam hal-hal yang menyangkut:Sumber keuangan negara(perpajakan,bea import dan eksport barang dan lain sebagainya),pengaturan perekonomian (pengendalian harga,penggunaan cek,pengaturan perusahaan dan sebagainya),pengaturan keamanan (sebversi,keadaan bahaya dan lain sebagainya),tetapi juga badan hukum.
45 E.Y.Kanter dan S.R.Sianturi menulis :
mengenai badan hukum menjadi subjek dalam tindak pidana ditemukan di dalam Undang-Undang tindak pidana ekonomi (Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1955 L.N.No.27 tahun 1955,Jo Perpu L.N.Nomor 118.tahun 1960) pada pasal 15 disebut antara lain:ayat (1).Jika suatu tindak pidana ekonomi dilakukan oleh atau atas nama suatu badan hukum,suatu perserikatan orang yang lainnya,atau suatu yayasan maka tuntutan pidana dilakukan dan hukuman pidana serta tindakan tata tertib dijatuhkan,baik terhadap badan hukum perseroan,perserikatan atau yayasan itu,baik terhadap mereka yang memberi perintah melakukan tindak pidan ekonomi itu atau bertindak sebagai pimpinan,dalam perbuatan atau kelalaian itu,maupun terhadap kedua-duanya.
Dari Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa subjek tindak pidana adalah manusia (Natuurlijke person) atau badan hukum (Rechtpersoon). 43 E.Y. Kanter dan S.R.Sianturi I Op.Cit.h.218
2. Kesalahan
46 E.Y.Kanter dan S.R.Sianturi menulis:
Antara Petindak dengan suatu tindakan yang terjadi harus ada hubungan kejiwaan(psychologisch),selain daripada penggunaan salah satu bagian tubuh,panca indera atau alat lainnya sehingga terwujudnya sesuatu tindakan..Hubungan kejiwaan itu sehingga sedemikian rupa,dimana petindak dapat menilai tindakannya,dapat menentukan apakah akan dilakukannya atau dihindarinya,dapat pula menginsyafi ketercelakaan tindakannya itu,atau setidak- tidaknya,oleh kepatutan dalam masyarakat memandang bahwa tindakan itu adalah tercela.Bentuk hubungan kejiwaan itu (dalam istilah hukum-pidana)disebut kesengajaan atau kealpaan.Selain daripada itu tiada terdapat dasar-dasar atau alasan-alasan peniadaanbentuk hubungan kejiwaan tersebut.Dengan pendek,pada petindak terdapat kesalahan.
3. Bersifat melawan hukum Banyak sekali pengertian mengenai hal bersifat melawan hukum menurut para sarjana-sarjana.Menurut E.Y.Kanter dan S.R.Sianturi dalam tulisannya
47
mereka berpendapat bahwa: ”Bersifat melawan hukum berarti bertentangan dengan hukum,atau tidak sesuai dengan larangan atau keharusan hukum,atau menyerang suatu kepentinan yang dilindungi oleh hukum.Dalam hal ini dimaksud dengan hukum adalah hukum positip(yang berlaku)”Sedangakan Pompe mengambil istilah bersifat melawan hukum sama dengan “tindakan yang tidak sesuai dengan hukum”Pompe menulis:
48
“Inti dari arrest tanggal 31 Desember 1919 tentang pasal 1365 BW,mengenai pengertian dari ‘tindakan yang tidak sesuai dengan hukum’ Onrechtmatige daad) yaitu: merusak hak subjektif seseorang menurut undang-undang;melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kesusilaan….” Sedangkan “Simons mengatakan bahwa pengertian dari bersifat melawan hukum adalah bertentangan dengan hukum pada umumnya.”
49
a. Bersifat melawan hukum sebagai suatu delik Bersifat melawan hukum sebagai suatu delik dibagi menjadi 2 macam golongan yaitu bersifat melawan hukum secara formal dan melawan hukum secara material.E.Y. Kanter dan S.R.Sianturi menulis mengenai pengertian para penganut teori bersifat melawan hukum formal yakni:”Para Penganut bersifat melawan hukum yang formal mengatakan,bahwa pada setiap pelanggaran delik sudah dengan sendirinya terdapat sifat melawan hukum dari tindakan pelanggaran tersebut”.
50 Maksud dari pengetian diatas adalah Jika suatu rumusan delik tidak
menyatakan perbuatan tersebut adalah perbuatan yang melawan hukum Karena dalam rumusan tersebut dengan sendirinya perbuatan tersebut merupakan suatu 48 Ibid dikutip dari pompe hand book v/h Ned.Strafrecht,h.100 perbuatan melawan hukum.Jika di dalam rumusan delik tersebut mencantumkan unsur melawan hukum maka harus dapat dibuktikan bahwa perbuatan tersebut harus melawan hukum.
Pengertian mengenai sifat melawan hukum material menurut Van Hamel
51
adalah: Bahwa setiap delik dianggap ada unsur bersifat melawan hum.Tetapi sehubungan dengan pembuktian,dikatakan jika bersifat melawan hukum dicantumkan secara tegas sebagai unsur delik,atau bersifat melawan hukum tidak dinyatakan dengan tegas akan tetapi timbul keragu-raguan apakah menurut faham masyarakat tindakan itu bersifat melawan hukum,maka dalam dua hal tersebut harus ada (usaha) pembuktian.
5. Suatu tindakan yang dilarang atau diharuskan oleh undang- undang/Perundangan dan terhadap pelanggarnya Diancam dengan pidana Menurut E.Y.Kanter dan S.R.Sianturi bahwa setiap tindakan yang bertentangan dengan hukum dan yang mengganggu masyarakat atau kepentingan umum harus diserta dengan turun tangannya penguasa.Menurut mereka:“Singkatnya perlu ditentukan tindakan-tindakan apa saja yang dilarang atau diharuskan dan ditentukan ancaman pidananya dalam perundang- undangan.Penjatuhan pidana kepada pelanggar,selain dimaksudkan untuk menegakkan keadilan,juga untuk mengembalikan keseimbangan kejiwaan dalam
52 masyarakat”.
6. Waktu,tempat dan keadaan,(unsur objektif lainnya)
Pengertian waktu,tempat dan keadaan menurut E.Y.Kanter dan S.R.Sianturi adalah:
53
….artinya dipandang dari sudut tempat,tindakan itu harus terjadi pada suatu tempat di mana ketentuan pidana Indonesia berlaku;Dipandang dari sudut waktu,tindakan itu masih dirasakan sebagai suatu tindakan yang perlu diancam dengan hukum pidana (belum daluwarsa);dan dari sudut keadaan,tindakan itu harus terjadi pada suatu keadaan dimana tindakan itu dipandang sebagai tercela.
Jenis-jenis tindak pidana
“Tindak pidana dapat dibagi-bagi dengan menggunakan berbagai kriteria.Pembagian ini berhubungan erat dalam berat/ringannya ancaman,sifat,bentuk dan perumusan suatu tindak pidana.”
54 Di dalam KUHP
terdapat dua macam jenis tindak pidana yang pertama adalah kejahatan yang terdapat di dalam buku II KUHP sedangkan pelanggaran terdapat di dalam buku
III KUHP.Pembagian Kejahatan dan pelanggaran di dalam KUHP tidak memiliki alasan yang jelas tetapi menurut beberapa sarjana pembagian tersebut didasarkan kepada beberapa hal berikut:Moeljatno mengutip smidt bahwa dasar pembagian kriteria tersebut berdasarkan kepada delik-delik,Moeljatno menulis:
55 Menurut M.v.T.(smidt I hal 63 dan seterusnya) pembagian atas dua jenis
tadi didasarkan atas perbedaan prinsipiil.Dikatakan,bahwa kejahatan adalah rechtsdelicten,yaitu perbuatan-perbuatan yang meskipun tidak ditentukan dalam undang-undang,sebagai perbuatan pidana,telah dirasakan sebagai Onrecht,Sebagai perbuatan yang bertentangan dengan tata hukum.Pelanggaran sebaliknya adalah wetsdelicten,yaitu perbuatan- 53 Ibid,h.210 perbuatan yang sifat melawan hukumnya baru dapat diketahui setelah ada wet yang menentukan demikian. Ada beberapa contoh untuk membedakan antara perbuatan yang
rechtsdelicten dan perbuatan yang wetsdelicten yaitu:Pasal 338 KUHP tentang
Pembunuhan,Pasal 362 KUHP mengenai Pencurian,dan Pasal 503 KUHP yakni Menggangu Kesejahteraan pada malam hari.beberapa Pasal-Pasal ini termasuk didalam jenis rechtdelicten karena sebelum adanya peraturan mengenai perbuatan jahat yang diatur di dalam perundang-undangan,perbuatan ini oleh masyarakat dianggap sebagai suatu perbuatan yang menyimpang sehingga tanpa adanya pengaturan di dalam perundang-undangan masyarakat merasa perbuatan tersebut adalah perbuatan yang salah.Sedangkan contoh untuk perbuatan yang wetsdelicten antara lain yaitu pasal 489 KUHP mengenai kenakalan dan pasal 503 KUHP mengenai kegaduhan.Pasal-pasal ini termasuk di dalam wetsdelicten karena perbuatan tersebut baru ada setelah diatur di dalam suatu undang-undang yang menyebabkan perbuatan tersebut menjadi suatu perbuatan yang salah.
Teori ini memiliki kelemahan yakni tidak semua hal yang diatur di dalam pelangggaran sebelum adanya undang-undang merupakan hal tersebut tidak bertentangan dengan hukum atau penyimpangan yang terjadi di dalam suatu masyarakat. Menurut Moeljatno “Sudah sejak sebelum Wetboek v. Strafrecht mulai berlaku pandangan ini ditentang.Disebutkan antara lain bahwa ada pelanggaran yang sebelum adanya ketentuan wet,sudah dirasakan sebagai suatu
56 Penjelasan mengenai kedua pandangan tersebut kini
perbuatan yang tidak patut,” mulai ditinggalkan dan terdapat pandangan baru yang dianggap mampu menjelaskan dasar pembagian kejahatan dan pelanggaran.
Pandangan kedua mengenai dasar pembagian kejahatan dan pelanggaran dilihat dari perbedaan massa pidana tersebut.Menurut Moeljatno pembagian tersebut dinamakan perbedaan kuantitatif.Moelja tno menulis:“….diganti dengan pandangan bahwa hanya ada perbedaan kuantitatif (soal berat dan entengnya
57 Maksud dari pengertian
ancaman pidana) antara kejahatan dan pelanggaran.” diatas adalah jika suatu perbuatan diancam dengan hukuman yang lebih berat maka perbuatan tersebut termasuk di dalam kategori kejahatan,sedangkan jika suatu perbuatan diancam dengan hukuman yang ringan maka perbuatan tersebut termasuk di dalam kategori pelanggaran.
Pandangan lain mengenai dasar pembagaian kejahatan dan pelanggaran terdapat di dalam Code penal.Code penal membagi menjadi 3 jenis pembagian yakni Crimes,Delicts dan Contravention.Di dalam bukunya Moeljatno
58
menjelaskan bahwa: Di sini pembagaian tidak didasarkan atas perbedaan prinsipiil seperti dia atas.Tetapi atas dasar ketertiban semata-mata
(un division plutot d’orde
,yaitu menurut macamnya pidana yang diancamkan
que de principe)
hal mana yang
(peines criminelles,correctionelles atau de police) ditentukan oleh pasal 1 Code Penal.
Pembagian jenis diatas menentukan bagaimana suatu perbuatan dihukum berdasarkan kompetensi Absolutnya yakni pengadilan mana yang berwenang mengadili suatu perkara.jenis pembagian ini banyak diikuti oleh negara negara seperti Jerman dan Swiss.Moeljatno menulis mengenai pembagian kejahatan dan
59
pelanggaran di jerman: ”…Umpamanya pasal 1 Deutsches Gesetzbuch menentukan:Perbuatan yang diancam mati,Zuchthaus atau Festunghaft lebih dari
5 tahun adalah Verbrechen.Perbuatan yang diancam dengan Festungshaft sampai 5 tahun,dengan penjara atau denda lebih dan 150 dmark …”
Contoh yang lain adalah KUHP di Swiss Moeljatno menulis
60
yakni: ”Dalam KUHP Swiss, Pasal 9 :Verbrechen adalah perbuatan yang diancam dengan Zuchthaus.Vergehen yang diancam dengan penjara sebagai pidana yang terberat:pasal 101.Ubertretung adalah perbuatan-perbuatan yang diancam dengan Haft oder Busze atau hanya Busze saja.”
Selain perbedaan mengenai kejahatan dan pelanggaran dilihat dari berat atau ringannya suatu perbuatan pidana menurut Molejatno perbedaan yang lain
61
adalah: 1. Pidana penjara hanya diancamkan pada kejahatan saja.
2. Jika menghadapi kejahatan maka bentuk kesalahan (kesengajaan atau kealpaan) yang diperlukan disitu,harus dibuktikan oleh jaksa,sedangkan jika mengahadapi pelanggaran hal itu tidak usah.Berhubung dengan itu kejahatan dibedakan pula dalam kejahatan yang dolus dan culpa.
59 Ibid
3. Percobaan untuk melakukan pelanggaran tidak dapat dipidana (pasal 54).Juga pembantuan pada pelanggaran tidak dipidana (pasal 60).
4. Tenggang kedaluwarsa,baik untuk hak menentukan maupun hak perjalanan pidana bagi pelanggaran adalah lebih pendek daripada kejahatan tersebut masing-masing adalah satu tahun dan dua tahun.
5. Dalam hal Perbarengan (concursus) cara pemidanaan berbeda buat pelanggaran dan kejahatan.Kumulasi pidana yang enteng lebih mudah daripada pidana berat (pasal 65,66,70).
2.2 Modus Operandi Pelaku Perusakan Situs internet
Pelaku perusakan situs merasa perbuatan yang telah dilakukan berhasil jika perbuatannya membawa perubahan fungsi dan dampak sehingga tujuan dari pelaku tersebut dapat tercapai.pelaku melakukan teknik-teknik atau cara tertentu agar mampu membuat suatu program komputer menjadi rusak.Ada berbagai macam cara maupun teknik para pelaku untuk dapat masuk kedalam suatu program komputer dan merubah pengaturan progam yang asli.Salah satu teknik atau cara untuk melakukan suatu perusakan program komputer dengan cara menyusup kedalam program orang lain tanpa diketahui atau secara diam- diam.Dalam penyusupan ada berbagai tahap yang harus dilalui sehingga perusakan tersebut menjadi berhasil.
Ada istilah mengenai pelaku yang merusak program maupun sistem kerja dengan hacker atau cracker.Istilah hacker dan cracker memiliki pengertian yang berbeda.perbedaan istilah tersebut dapat dilihat dari tujuan dari para pelaku
62
tersebut.Di dalam bukunya Sutan Remmy menulis: ”tujuan para cracker adalah menjebol secure system dari komputer,sedangkan tujuan para hacker hanyalah untuk memperoleh pengetahuan tentang sistem-sistem komputer dan apabila mungkin menggunakan pengetahuan tersebut untuk sekedar ‘bercanda’ tanpa harus merugikan orang lain.”dari pengertian atas dapat disimpulkan bahwa perbuatan menyusup dengan niat dan pebuatan jahat kedalam suatu sistem keamanan komputer dengan kepentingan tertentu disebut dengan cracker sedangkan hacker adalah hanya menggunakan keahliannya untuk melakukan hal ilmiah mengenai suatu sistem komputer.Menurut Edmon makarim di dalam
63
bukunya menulis mengenai pengertian hacker yakni: orang yang mengakses suatu sistem komputer dengan suatu cara yang salah dan tidak sah.Di dalam penjelasan selanjutnya istilah hacking akan diartikan secara luas,yakni baik dalam hal hacking maupun dalam hal cracking.
Aktifitas yang dilakukan oleh hacker maupun cracker memiliki istilah masing-masing.Aktifitas hacker disebut dengan hacking sedangkan aktifitas cracker disebut dengan cracking.Sutan Remmy menjelaskan di dalam bukunya
64
hacking adalah perbuatan membobol sistem komputer. pengetian yang lain mengenai hacking dan cracking menurut Brenner adalah:”hacking is gaining 62 Sutan remmy Syahdeini,Kejahatan & Tindak Pidana Komputer,Pustaka Utama
Grafiti,Jakarta,2009,(selanjutnya disingkat Sutan Remmy I) h.119 63 Edmon Makarim,Kompilasi Hukum Telematika,Raja Grafindo
unauthorized access to a computer system and,as such,is conceptually analogous
65 . to real-world trespassing ”dan cracking yakni:”Gaining unautorished access to a computer system for the purpose of committing a crime ‘inside’ the system,is
66
conceptually analogous to burglary.”Tahapan-tahapan para hacker perusak situs yang menyusup ke dalam
67
suatu program komputer antara lain:
a. Mencari sistem komputer yang hendak dimasuki
b. Menyusup dan menyadap password
c. Menjelajahi sistem komputer
d. Membuat backdoor dan menghilangkan jejak
a. Mencari sistem komputer yang hendak dimasuki Cara yang dilakukan adalah melalui Signar Carrier yakni suatu cara untuk masuk kedalam sebuah sistem komputer melalui sambungan telfon yang dihubungkan pada modem.semakin majunya zaman dan dengan ditemukannya internet maka cara metode untuk memasuki suatu sistem semakin mudah yaitu melalui host yang didalamnya terdapat port yang merupakan jalan masuk keluarnya suatu data komputer ke komputer lainnya.
b. Menyusup dan menyadap password
65 Sutan Remmy I,Ibid
,Dikutip dari Susan W. Brenner.”Cybercrime:re-thinking crime
control strategies”,sebagaimana dimuat dalam Crime Online,Edited by Yvonne Jewkes,Milan Publishing,2007:13-14 Cara yang dilakukan adalah mencari username dan password dalm sebuah sistem komputer.Cara ini semakin susah karena adanya fitur enskripsi yaitu
68 Penyandian terhadap suatu pesan sehingga sebelum hacker mampu masuk di
dalam suatu data maka enkripsi terebut akan keluar dan menyaring data yang berbentuk kombinasi huruf dan angka .Hacker juga menggunakan metode “brute
69
forcing ”yaitu mencoba kombinasi karakter baik itu huruf,angka,maupun karakter lain.
c. Menjelajahi sistem komputer Cara yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode sniffing yakni
“tindakan menyadap dan memeriksa paket-paket-data yang melintas di dalam
70 Metode ini dapat dikombinasikan dengan metode lain seperti cache
jaringan.”
poison yakni ‘Meracuni’ tabel daftar alamat dalam router atau perangkat
71 Di dalam mengolah suatu jaringan yang menjadi target,seorang
sejenisnya.” terkadang menggunakan metode lain untuk menyusup suatu sistem
hacker
komputer.Salah satu metode tersebut dengan menggunakan key logger yakni
72 Cara-cara lain
“merekam setiap tombol yang ditekan oleh pemakai komputer.” yang cukup efektif yakni dengan menggunakan metode Trojan horse yakni “cara memeperoleh suatu akses sehingga seolah-olah hacker tersebut memiliki
73 kewenangan. 68 ” 69 Edmon Makarim I,Ibid,h.403 70 Ibid 71 Ibid Ibid d. Membuat backdoor dan menghilangkan jejak Kegiatan backdoor dilakukan para hacker yakni untuk mempermudah para hacker untuk masuk ke dalam suatu sistem komputer yang dahulu pernah dimasuki.kegiatan tersebut bertujuan agar memudahakan para hacker tidak lagi susah melakukan kegiatan pembobolan.Cara ini juga efektif untuk menghilangkan jejak para hacker agar tidak diketahui pengguna komputer.
Di dalam melakukan penyusupan untuk merusak suatu sistem informasi para hacker memiliki beberapa jenis atau tipe serangan. Di dalam bukunya Remy mengutip pendapat Galley bahwa:”Ada tiga tipe serangan terhadap sistem Informasi.ketiga tipe serangan itu adalah serangan fisik (physical attack),Serangan sinktatik (syntactic attack) dan serangan semantic (semantic attack
).”
74 Pengertian
dari ketiga tipe tersebut adalah
a. The physical attack yakni serangan hacker terhadap suatu peralatan komputer dengan cara merusak fisik dari komputer itu sendiri (hardware) dengan tujuan agar sistem komputer tersebut(software) menjadi rusak.contoh dari Physical attack adalah dengan cara merusak atau menghancurkan komputer
b. The syntactic attack yakni serangan hacker terhadap komputer dengan
tujuan dan cara yakni memasuki dan merusak suatu sistem atau jaringan komputer dan membuat salinan data (Menggandakan dirinya) sehingga sistem tersebut menjadi error.Jenis kejahatan yang masuk di dalam kategori Syntatic attack adalah denial of service (DOS) dan attack and distributed denial of service (DDOS).
c. The semantic attack yakni serangann hacker terhadap sebuah sistem
komputer dengan cara memodifikasi atau mengubah suatu data yang benar menjadi data yang salah.Alat yang digunakan untuk mengubah data yang benar menjadi salah adalah melalui mekanisme e-mail,message boards,dan situs internet.
Di dalam melancarkan aksi merusak situs negara para hacker biasanya menggunakan cara syntactic attack yakni memasuki situs-situs atau situs internet negara dengan melalui sistem komputer.Para hacker memiliki alat-alat untuk memasuki sistem atau jaringan komputer negara.Salah satunya dengan cara menyebarkan Malware (malicious Software).Penjelasan mengenai malware akan dilanjutkan dalam pembahasan dibawah ini.
2.3 Jenis Malware
1. Pengertian Malware Sutan remmy mengutip Webopedia bahwa pengertian dari Malware atau
75
malicious software yakni Perangkat lunak yang dirancang khusus untuk merusak atau mengganggu suatu sistem komputer. Terdapat banyak jenis malware yang digunakan untuk masuk kedalam celah-celah sistem dan jaringan suatu komputer.Jenis-jenis tersebut adalah Virus,Trojan Horse,Worm dan Logic Bomb 75 Ibid,dikutip dari
2. Jenis-jenis Malware
a. Virus Komputer Virus komputer pertama kali diciptakan oleh seorang mahasiswa jurusan komputer yakni Len Adelman yang digunakan dalam rangka untuk menulis tesisnya dibawah bimbingan dosen Fred Cohen.Dari hal tersebut Fred Cohen memberikan suatu defisni virus yakni”A computer program that can infect other
computer programs by Modifying then to include a (possibly evolved) copy of it
76 self Terdapat dua pengetian virus komputer menurut sutan remmy yakni ”.
pengertian secara sempit dan pengertian secara luas.”Dalam pengertian yang sempit virus komputer adalah suatu program komputer yang dapat menggandakan dirinya sendiri dan menulari suatu komputer tanpa izin atau tanpa sepengetahuan
77 Sedangkan pengertian pengguna atau pemilik komputer yang bersangkutan”.
yang luas adalah “istilah virus umumnya digunakan untuk menunjuk kepada
78 Cara kerja virus komputer setiap tipe program perusak (malware program)”.
sama dengan cara kerja virus yang terdapat di dalam suatu penyakit.Virus-virus tersebut dibuat oleh para hacker dan menyebarkan melalui sistem dan jaringan komputer.Virus-virus yang disebar kemudian menyusup kedalam suatu komputer yang sehat dan mulai menggandakan dirinya sampai komputer korban menjadi tidak dapat berfungsi normal.
76 Ibid,h.144 dikutip dari M.E. Kabay,phD,CISSP,Crime,Use of Computer in,www2.norwich.edu/mkabay/overviews/crime_use_of_computers_in.Pdf,terakhir dikunjungi 6 Mei 2008. 77 Ibid
Komputer yang telah diciptakan di dunia ini rentan terhadap serangan virus komputer.Sutan remmy menulis bahwa Suatu komputer yang terkena virus dapat diketahui ciri-cirinya.Gejala yang biasanya terindikasi apabila komputer anda terinfeksi antara lain:
79
1. Arsip (files) dan data terhapus
2. Diperlukan waktu yang lebih lama untuk dapat membuka program/aplikasi komputer
3. Tulisan-tulisan dan gambar-gambar pada layar komputer berserakan dan muncul tulisan-tulisan dan gambar-gambar dan teks yang tidak lazim.
4. Terdengar suara-suara yang tidak lazim keluar dari keyboard atau hardisk
5. Hardisk beroperasi secara berlebihan atau justru tidak dapat diakses
6. Ruang disk dan nama-nama di dalamnya berubah tanpa diketahui apa penyebabnya
7. Peralatan sistem,seperti scandisk,tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Terdapat beberapa contoh kasus-kasus mengenai penyebaran virus.contoh- contoh ini merupakan kasus yang terkenal di dalam dunia virtual yakni:
1. Melissa Virus ini populer pada bulan Maret tahun 1999 berhasi yang menyerang komputer-komputer melalui media E-mail. Virus-virus ini menyebar dengan cara ketika para korban membuka jendela word document.virus tersebut menyerang dengan cara para pengguna yang mengakses Outlook Express tidak mengetahui bahwa virus tersebut telah menempel di dalam program Outlook Express.Ketika pengguna mengirimkan data melalui Outlool Express secara tidak sengaja akan mengirimkan virus kepada 50 orang yang ada di dalam Global Address
Book .ketika virus tersebut terkirim dan diterima oleh pengguna maka virus
tersebut akan menulis
“Important message from [name]”.virus ini mengakibatkan
satu juta pengguna komputer tertular dan kerugian materi mencapai $ 80 juta.FBI berhasil berhasil menangkap pelaku penyebar virus Melissa yang bernama David Smith.David dihukum selam 10 tahun di New Jersey dan didakwa atas perbuatannya yakni melakukan pencurin,penyebaran virus.
2. Love Bug (I Love You)
Virus ini mempunyai kemampuan untuk menyebar sendiri melalui jaringan komputer.Sistem kerja dari virus ini adalah dengan cara melalui e-mail yang tertulis kalimat”Kindly check the attached love letter coming from me”.Ketika tulisan tersebut dibuka virus yang terdapat di dalamnya langsung merusak sistem komputer tersebut.Hal yang dilakukan oleh virus tersebut adalah menggandakan dirinya sebanyak mungkin,kemudian hasil menggandakan dirinya masuk kedalam Adress Book yang terdapat di dalam komputer dan terakhir merusak arsip maupun data-data yang terdapat di dalam komputer yang ditujunya.Virus ini membawa banyak dampak di seluruh dunia dimulai dari pemerintah amerika serikat,Gedung putih hingga Pentagon.Pembuat virus ini adalah Onel de Guzman seesorang yang berkebangsaan Filipina.Onel de Guzman dilakukannya.Perbuatan tersebut tidak pernah ditunut karena pada saat itu Filipina belum memiliki Undang-Undang yang mengatur mengenai Tindak pidana di bidang telematika.
b. Worm Sutan remmy menulis di dalam bukunya bahwa “Worm (cacing komputer) adalah suatu program yang biasanya menyebar melalui hubungan-hubungan antar
80 Worm memiliki cara kerja yang sama dengan virus jaringan komputer”.
komputer yakni membuat salinan-salinan untuk menggandakan dirinya dan mengirimkan salinan-salinan tersebut kepada komputer korban.Dampak yang ditimbulkan oleh worm sangat besar contohnya yakni morris worm pada tahun 1988.Morris worm menyebar secara cepat dan efektif sehingga menimbulkan kerusakan yang cukup parah yakni 6.000 mesin dalam waktu 90 menit.Contoh lainnnya adalah worm yang bernama Code Red.Worm ini berhasil merusak 300.000 mesin dalam waktu 14 hari pada tahun 2001.
Walaupun memiliki kesamaan dalam hal sistem penyebaran dan cara kerjanya,Worm dan virus tetap memiliki perbedaan.Perbedaan antara worm dan
81
virus menurut Stuart Staniford adalah: “If the malicious code can break into another computer and start it self 80 running there immediately with no human intervention,then it’s a Worm.If