POLA PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA TKW Studi Kasus di Keluarga TKW Dusun Tugu, Desa Banding, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang 2014 SKRIPSI

  

POLA PENDIDIKAN AKHLAK ANAK

DALAM KELUARGA TKW

Studi Kasus di Keluarga TKW Dusun Tugu, Desa Banding,

Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang 2014

  SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh MUSLIKHATUN UMAMI NIM 11110034 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) SALATIGA

  Muna Erawati, M. Si Dosen IAIN Salatiga Gedangan, RT 02/RW 01, No 10, Tuntang, Kab. Semarang HP 081931662001

NOTA PEMBIMBING

  Lamp. : 5 eksemplar Hal : Pengajuan Naskah Skripsi Yth. Rektor IAIN Salatiga Di Salatiga Assalamualaikum wr. Wb Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara: Nama : Muslikhatun Umami NIM : 11110034 Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul : POLA PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM

  KELUARGA TKW (Studi Kasus di Keluarga TKW Dusun Tugu, Desa Banding, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang Tahun 2015).

  Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan. Wassalamualaikum wr. Wb

  Salatiga, 27 Januari 2015 Pembimbing

  Muna Erawati, M. Si NIP. 19751218 199903 2 002

  

SKRIPSI

POLA PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA

TKW

STUDI KASUS DI KELUARGA TKW DUSUN TUGU, DESA

BANDING, KECAMATAN BRINGIN, KABUPATEN SEMARANG

  

2015

DISUSUN OLEH

MUSLIKHATUN UMAMI

11110034

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam,Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 30 Maret 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam.

  Susunan Panitia Penguji Ketua penguji : Drs. A. Bahrudin, M. Ag Sekretaris penguji : Muna Erawati, M. Si Penguji I : Dr. M. Zulfa, M. Ag. Penguji II : M. Gufron, M. Ag

  Salatiga, 30 maret 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M. Pd.

  Nip. 19670121 199903 1 002

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Muslikhatun Umami NIM : 11110034

  Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain.

  Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 30 Januari 2015 Yang menyatakan, MUSLIKHATUN UMAMI NIM. 11110034

  MOTTO

Artinya: “Hak anak atas orang tuanya, hendaklah orang tuanya memberi nama

yang baik kepadanya, dan mendidiknya dengan baik, dan menempatkannya

(tempat tinggal) di tempat yang baik/shaleh.

  PERSEMBAHAN

  Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Semua anggota keluargaku, suami dan anakku, orang tuaku, adik-adikku yang semuanya telah memotivasiku dan memberikan dukungan serta bantuan.

  2. Keluarga besarku yang dengan ikhlas mendo’akanku dan mendukungku.

  3. Ibu Muna Erawati M. Si yang dengan sabar membimbingku dalam penulisan skripsi.

  4. KH Habib Ikhsanudin dan Ibu Nyai, serta KH Zoemri RWS dan Ibu Nyai, serta keluarga ndalem yang lain yang telah mendidikku dan mengajariku banyak hal ketika di pesantren.

  5. Semua dosen dan guru-guruku yang dengan ikhlas dan sabar mendidikku.

  6. Semua ustadz-dan ustadzahku yang telah mendidikku dengan sabar.

  7. Semua sahabatku di IAIN Salatiga, sahabatku di YPP Al Huda Boyolali, sahabatku di PPTI Al Falah Grogol Salatiga, dan sahabatku yang lainnya trimakasih atas semuanya.

  8. Semua pihak yang telah berperan dalam penulisan skripsi ini, trimakasih atas bantuannya.

  ABSTRAK

  Umami, Muslikhatun. 2015. Pola Pendidikan Akhlak Anak dalam Keluarga

  TKW(Studi Kasus di Keluarga TKW Dusun Tugu, Desa Banding, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang). Skripsi. Fakultas Tarbiyah

  dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Muna Erawati, M. Si.

  Kata Kunci: pendidikan akhlak dan keluarga TKW

  Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan akhlak di keluarga TKW Dusun Tugu. Pertanyaan umum yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana pola pendidikan akhlak dalam keluarga TKW? (a) Siapa saja pihak yang terlibat dalam pendidikan akhlak anak di keluarga TKW? (b) Bagaimana strategi pendidikan akhlak di keluarga TKW? ((c) Nilai akhlak apa saja yang ditanamkan dalam pendidikan akhlak di keluarga TKW? (2) Apa saja kendala-kendala yang dihadapi keluarga dalam pendidikan akhlak anak di keluarga TKW Dusun Tugu, Desa Banding, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang 2015? (3) Apa faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan akhlak anak di keluarga TKW?.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan dengan jenis penelitian fenomenologis. Jadi kehadiran peneliti dilapangan sangat penting mengingat peneliti bertindak langsung dalam proses pencarian data dilapangan. Data yang berbentuk kata-kata diambil dari informan pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data tersebut berupa keterangan dari para informan. Selain data yang berupa keterangan yaitu data dari hasil observasi. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan, dan tahap akhir dari analisa data adalah mengadakan keabsahan temuan.

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pihak yang terlibat dalam pendidikan akhlak anak adalah orang tua, keluarga, guru atau ustadz, dan masyarakat. Strategi pendidikan akhlak anak dengan pemberian nasihat, peneladanan, dan pemberian hadiah. Nilai akhlak yang ditanamkan ada jujur, rajin, sabar, disiplin, ketuhanan. Kendala yang dihadapi keluarga dalam pendidikan akhlak kurangnya pengetahuan pengasuh, kurangnya ketrampilan pengasuh, dan kurangnya kepedulia pengasuh. Faktor yang memengaruhi pembentukan akhlak anak adalah perhatian pengasuh, faktor bawaan anak, dan lingkungan.

  Dari hasil penelitian tersebut setiap anak mendapatkan pengasuhan yang berbeda, sehingga akhlak dari setiap anak juga berbeda tergantung pada pendidikan, kepribadian anak, serta lingkungan sekitarnya.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWt yang telah memberikan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “pola pendidikan akhlak dalam keluarga TKW (studi kasus di keluarga TKW dusun tugu, desa banding, kecamatan bringin, kabupaten semarang tahun 2015)”.

  Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, serta para pengikutnya yang setia. Beliau adalah utusan Allah untuk membebaskan manusia dari kejahiliahan dengan membawa agama islam.

  Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat dan tugas untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (SPd.I) di Sekolah Institut Agama Islam Negeri (I

  AIN) Salatiga. Skripsi ini berjudul .“pola pendidikan akhlak anak dalam keluarga TKW (studi kasus di keluarga TKW dusun tugu, desa banding, kecamatan bringin, kabupaten semarang tahun 2015)”.

  Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

  Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.

  Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Suwardi, M. Pd selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga

  4. Muna Erawati, M. Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.

  7. Semua anggota keluargaku suamiku, ibu serta ayahku, dan anggota keluarga yang lain yang telah menemani, membantu, dan memberikan motivasi kepada penulis.

  8. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini, sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Semoga amal kebaikan mereka diterima oleh Allah SWt.

  Skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga hasil penelitian ini dapat berguna bagi penulis khususnya serta para pembaca pada umumnya.

  Salatiga, 30 januari 2015 Penulis

  MUSLIKHATUN UMAMI 11110034

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL...................................................................................... i HALAMAN LOGO........................................................................................ ii PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................................... v MOTTO.......................................................................................................... vi PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii ABSTRAK .................................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................. xi DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1 B. Rumusan Masalah ....................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 7

  E.

  Penegasan Istilah ........................................................................ 8 F. Metode Penelitian ...................................................................... 10 1.

  Pendekatan dan Jenis Penelitian ......................................... 11 2. Kehadiran Peneliti .............................................................. 11 3. Lokasi Penelitian ................................................................ 12 4. Sumber Data ....................................................................... 12 5. Prosedur Pengumpulan Data .............................................. 13 6. Analisis Data ...................................................................... 14 7. Pengecekan Keabsahan Data ............................................. 15 G. Sistematika Penulisan Skripsi ................................................... 15

  BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pola Pendidikan Akhlak 1. Pengertian Pendidikan Akhlak............................................. 16 2. Model Pola Asuh Dalam Keluarga....................................... 17 3. Isi Materi Pendidikan Akhlak.............................................. 21 B. Keluarga TKW 1. Pengertian Keluarga TKW.................................................... 33 2. Faktor Penyebab Menjadi TKW.......................................... 34 3. Kendala Dan Pemecahan Yang Dihadapi Dalam Keluarga TKW a. Keadaan pengasuh.............................................................. 38 b. Pengasuhan anak selama ditinggal ibu menjadi TKW...... 39

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Letak Geografis......................................................................... 44 2. Keadaan Penduduk................................................................... 44 3. Diskripsi Pola Pendidikan Akhlak

  a. Hasil wawancara MZ 1.................................................. 48

  b. Hasil wawancara KS 1................................................... 51

  c. Hasil wawancara NH 1.................................................. 54

  d. Hasil wawancara BS 1................................................... 57

  e. Hasil wawancara ZR 1................................................... 59

  BAB IV PEMBAHASAN A. Pola Pendidikan Akhlak dalam Keluarga TKW 1. Pihak yang Terlibat dalam Pendidikan Akhlak...................... 62 2. Strategi Pendidikan Akhlak di Keluarga TKW...................... 65 3. Nilai Akhlak yang Ditanamkan dalam Pendidikan Akhlak di Keluarga TKW.................................................................. 68 B.

  Kendala yang Dihadapi Keluarga dalam Pendidikan Akhlak Anak di Keluarga TKW

  1. Kurangnya Pengetahuan Pengasuh Dalam Mendidik Anak... 71 2.

  Kurangnya Ketrampilan Pengasuh Dalam Mendidik Anak... 72 3. Kurangnya Kepedulian Pengasuh Dalam Mendidik Anak.... 73

  C.

  Faktor Yang Memengaruhi Pembentukan Akhlak Anak Dalam Keluarga TKW 1.

  Perhatian Pengasuh................................................................ 71 2. Kepribadian Bawaan Anak.................................................. 72 3. Lingkungan Sekitar.............................................................. 73

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan............................................................................................. 78 B. Saran ...................................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Usia ......................................................... 45 Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan .............................................. 53 Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan.................................................. 47 Tabel 4 Daftar Responden............................................................................... 47

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan akhlak merupakan pendidikan tingkah laku yang bertujuan

  untuk membentuk akhlak mahmudah. Jadi pendidikan akhlak adalah usaha untuk membentuk akhlak dari yang belum baik menjadi baik atau dari yang kurang baik menjadi lebih baik. Pendidikan akhlak adalah kebutuhan bagi setiap manusia yang harus diberikan agar dia menjadi insan yang baik.

  Karena manusia yang baik akan menguntungkan orang lain dan dirinya sendiri, tetapi sebaliknya jika orang yang tidak baik akan merugikan orang laindan dirinya sendiri pula.

  Nata berpendapat jika kata al-tahzib berarti pendidikan akhlak atau menyucikan diri dari perbuatan akhlak buruk. Dari arti kata tersebutPendidikan akhlak adalahmemperbaiki mental seseorang yang tidak sejalan dengan ajaran atau norma kehidupan menjadi sejalan dengan ajaran norma, memperbaiki perilakunya agar menjadi baik dan terhormat serta memperbaiki akhlak dan budi pekertinya agar menjadi berakhlak mulia (Nata, 2010:16). Akhlak adalah kebiasaan, kehendak. Berarti bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya itu disebut akhlak (Achmad,1998:62). Contoh bila kehendak itu membiasakan memberi, kebiasaan kehendak itu ialah akhlak dermawan.

  Istilah akhlak tidaklah jauh dari etika dan moral, karena ketiganya mencakup pengertian tingkahlaku, tabiat, perangai, karakter manusia yang sesama makhluk. Menurut Imam Ghazali akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran( Nata, 2002:4). Sedangkan etika adalah teori tentang perbuatan manusia ditimbang menurut baik-buruknya, ukuran baik-buruknya adalah tanggapan pembawaan manusia (Achmad, tt:13-15). Moral adalah tolok ukur untuk menentukan betul salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari segi baik-buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu dan terbatas. Norma norma moral adalah tolok ukur yang dipakai masyarakat untuk mengukur kebaikan seseorang. ( Magnis, 2005:19).

  Jadi ketiganya memiliki sumber yang berbeda. Akhlak adalah yang menjadi ukuran baik dan buruk atau mulia dan tercela. Sumber akhlak adalah Al-Quran dan sunah,bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat sebagaimana konsep etika dan moral. Etika untuk menentukan nilai perbuatan manusia baik atau buruk tolak ukur yang digunakan atau sumbernya adalah

  

akal pikiran atau rasio(filsafat), sedangkan dalam pembicaraan moral tolak

  ukur yanng digunakan adalah norma-norma yang tumbuh dan berkembang dan berlangsung dimasyarakat.

  Anak sangat ditentukan perkembangannya oleh keluarga. Ayah dan Ibu serta anggota lain di rumah harus bekerjasama dalam mendidik Anak. Mansur mengemukakan “Dalam masalah pendidikan yang pertama dan utama, keluargalah yang memegang peranan utama dan memegang tanggung jawab keluarga terutama Ayah dan Ibu sangat mempengaruhiperkembangan Anak. Sehingga orang tua perlu mempertimbangkan hal-hal yang akan dilakukan jika harus berpisah dengan Anak.

  Dalam sebuah hadistelah dijelaskan beberapa kewajiban orang tua terhadap anak:

  ةح ابساو ةب اتنىا ًميعي نا و ًب دا و ًمسا هسحي نا دى ِ ىىا ًيع دَى َا ىىا ُّقَح

  ) مم احىا ياوز( كزدا اذا ًجوصي ناو ابيطلاا ًقشسي لا ناو ةي امسىاو

  

Artinya: “ :Hak anak atas orang tuanya membaguskan namanya dan

akhlak/sopan santun, mengajarkan tulis menulis, berenang, dan memanah,

memberi makan dengan makanan yang baik, menikahkannya bila telah cukup

umur.”(Syu’bu Al Iman Li Al Baihaqi, hadis ke 8137:2856)

  Hal itu sangatlah jelas jika mendidik akhlak anak hukumnya wajib, karena disitu disebutkan jika orang tua wajib mendidik sopan santun yang juga merupakan akhlak.

  Akhlak adalah kebiasaan, kehendak. Berarti bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu maka kebiasaannya iti disebut akhlak.(Achmad, 1998:62). Contoh bila kehendak itu membiasakan memberi, kebiasaan kehendak itu ialah akhlak dermawan.

  Djatnika berpendapat jika “Akhlak yang mulia menurut ajaran islam adalah melaksanakan kewajiban-kewajiban menjauhi segala larangan-larangan memberikan hak pada yang mempunyainya, baik yang berhubungan dengan Allah maupun yang berhubungan dengan makhluk, dirinya sendiri, orang lain dan lingkungannya,dengan sebaik-baiknya seakan melihat Allah dan apabila tidak perbuatan itu benar-benar dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Dan kesemuanya itu dilandasi dengan iman dan taqarrub kepada A llah” (Djatnika, 1996:24).

  Orang yang ada di sisi anak tidak hanya bertugas untuk mendidik saja, tetapi mengasuhnya.

  “Asuh mempunyai arti mendidik, mengajar, dan merawat anak dari awal kehadirannya sampai batas waktu tertentu, sesuai posisi anak sebagai mahluk biopsikososiospiritual, tanpa mengharap imbalan

  ”(Lestari & Ngatini,2010:2). Jadi hal-hal lain salain mandidik juga harus dilakukan dengan baik, karena akan mempengaruhi yang lainnya.

  TKW (Tenaga KerjaWanita) adalah pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan atau ibu rumah tangga dengan menjadi buruh di negara lain.

  Kebanyakan mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga, meskipun ada beberapa yang bekerja menjadi karyawan pabrik, penjaga toko atau yang lainnya. Dalam RUU Tenaga Kerja Luar Negri (versi badan legislatif) mendefinisikan TKI atau pekerja Indonesia di luar negri adalah setiap orang Indonesia dewasa yang sedang dan pasca bekerja di luar negri di dalam suatu hubungan kerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain (Bab 1 pasal 1 angka 1) (Tim PSGK, 2007:11).

  TKW menjadi pilihan ibu-ibu yang ingin mendapat penghasilan banyak dengan mudah dan tanpa membutuhkan ketrampilan khusus. Hampir semua orang bisa asalkan dia benar-benar bertekad melakukannya. Untuk menjadi TKW tidak harus bermodal banyak guna mendapatkan pendidikan bahasa biaya pendidikan dengan sistem potong gaji setelah dia bekerja. Hal inilah yang menyebabkan pekerjaan ini menjadi pilihan mereka. Tim PSGK STAIN berpendapat jika faktor yang mendorong perempuan menjadi TKW ada tiga: Faktor tekanan ekonomi, faktor tekanan psikologis, faktor kemudahan menjadi TKW (Tim PSGK, 2007:31-38).

  Sebenarnya gaji mereka tidak terlalu besar, tetapi dibanding dengan keuangan orang yang memiliki ekonomi rendah sudah cukup lumayan.

  Pendapatan mereka digunakan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga keluarga dirumah dan sisannya untuk simpanan. Kebanyakan dari mereka tidak menggunakan gajinya untuk modal usaha sehingga dia bisa merubah kondisi ekonominya, tetapi mereka mempergunakan sisa uangnya untuk memperbaiki rumah dan membeli sebidang tanah. Ada juga TKW yang uangnya habis karena digunakan untuk berfoya-foya suaminya.

  Di Dusun Tugu banyak ibu rumah tangga yang memilih jalan hidupnya untuk menjadi TKW. Mereka ada yang bekerja di Saudi Arabia, Abudabi, Taiwan, dll. Biasanya mereka pergi selama dua tahun, tetapi ada juga yang sampai tiga atau empat tahun. Pekerjaan mereka juga beragam, ada yang mengasuh anak, merawat lansia, pembantu rumah tangga, dll. Banyak diantara mereka yang kembali kesana setelah pulang ke kampung karena merasa lebih nyaman berada di sana.

  Alasan mereka memilih pekerjaan itu karena hasilnya yang lumayan, tidak membutuhkan biaya tinggi, dan tidak membutuhkan pendidikan yang rumah tangga sehingga mereka kemungkinan besar bisa mengerjakannnya, hanya saja bahasa komunikasinya yang berbeda dan perlu belajar. Alasan lainnya, sebagian ada yang tidak mempunyai sumber pendapatan, karena mempunyai pendapatan yang tidak mencukupi, serta tidak dimilikinya jalan atau modal untuk mendapatkan penghasilan. Mereka melakukan itu karena keadaan yang mendesak, demi keluarganya agar bisa bertahan hidup. Ada juga yang benar-benar bertekad karena merasa tidak cukup dengan pendapatan yang di berikan oleh suaminya atau ingin memiliki rumah bagus dan tanah yang luas seperti tetangga yang kaya.

  Di Dusun Tugu sebagian besar orang bermata pencaharian sebagai petani dan pengrajin besek ikan dan nasi, akan tetapi sawah di daerah Tugu tidak ada sistem irigasinya sehingga sawah hanya bisa digarap ketika musim penghujan. Selain itu biasanya masyarakat hanya memiliki sebidang tanah yang hasilnya tidak cukup untuk makan sampai masa panen selanjutnya tiba. Nilai jual besekjuga sangat rendah, bahkan besek nasi sudah digeser oleh bakul plastik sehingga kurang laku dan masyarakat beralih ke besek ikan.

  Dalam sehari rata-rata mereka mendapat satu ikat yang harganya 7500 dan bahan baku bambu juga harus membeli. Sebagian dari kepala keluarga mereka ada yang merantau ke luar kota untuk bekerja sebagai tukang bangunan atau tukang cat di sela-sela musim menggarap sawah. Akan tetapi mereka yang mempunyai ketrampilan tidak harus pergi ke luar kota untuk bertahan hidup, mereka ada yang berprofesi sebagai tukang atau pengrajin

  Mereka yang pergi kurang memikirkan dampak negatif dari kepergiannya pada keluarga, terutama bagi anaknya. Anak sangat membutuhkan peran ibu untuk memberikan kasih sayang, pendidikan dan perhatian. Mereka hidup tanpa kasih sayang seorang ibu dan hanya mendapatkan perhatian dari ayah dan orang lain di sekitarnya. Sebagian ayah ada yang kurang memperhatikan anaknya karena kurangnya ketlatenan dari pribadi seorang ayah dan sebagian ada yang karena ayahnya menyeleweng setelah ditingggal ibu. Laki-laki yang ditinggal istrinya ada yang justrubermain judi, bermain perampuan, dan mencuri. Sehingga dengan keadaan seperti itu anak tidak lagi terurus dan hanya mendapatkan pemenuhan kebutuhan materi saja. Anak-anak mereka tidak mau sekolah tidak mau mengaji sehingga setelah dewasa hanya menjadi orang yang kurang baik. Mereka yang diperhatikan ayahnya saja juga nakal karena kurangnya kasih sayang dan ketlatenan dari seorang ayah.

  Kasih sayang seorang ibu sangat dibutuhkan oleh anak. Bagi yang memang pergi ke luar negeri ayah menjalankan perannya sebagai sosok Ayah sekaligus Ibu, supaya mereka menjadi orang yang baik, terarah, dan tidak kurang kasih sayang. Dalam mengasuh Anak perlu kesungguhan dan usaha yang total agar Anak terbentuk sesuai keinginan orang tua, anak berakhlakul karimah dan menjadi kebanggaan orang tua.

  Dengan keadaan tersebut peneliti bermaksud untuk meneliti masalah itu agar mengetahui tentang pola keluarga TKW dalam mendidik akhlak anaknya KELUAGA TKW, Studi Kasus di Keluarga TKW Dusun Tugu, Desa Banding, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang 2015.

  B. Rumusan Masalah 1.

   Bagaimana pola pendidikan akhlak anak dalam keluarga TKW di Dusun

  Tugu, Desa Banding, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang 2015? a.

   Siapa saja pihak yang terlibat dalam pendidikan akhlak anak di

  keluarga TKW? b. Bagaimana strategi pendidikan akhlak anak di keluarga TKW? c.

  Nilai akhlak apa saja yang ditanamkan dalam pendidikan akhlak anak di keluarga TKW?

  2. Apa saja kendalayang dihadapi keluarga dalam pendidikan akhlak anak di keluarga TKW Dusun Tugu, Desa Banding, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang 2015? 3. Apa faktor-faktor yang memengaruhi pembentukan akhlak anak di keluarga TKW?

  C. Tujuan Penelitian 1.

  Untuk mengetahui pola pendidikan akhlak anak dalam keluarga TKW di Dusun Tugu, Desa Banding, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang 2015? a.

  Untuk mengetahui pihak yang terlibat dalam pendidikan akhlak anak di keluarga TKW.

  b.

  Untuk mengetahui strategi pendidikan akhlak anak di keluarga TKW. c.

  Untuk mengetahui nilai akhlakanak yang ditanamkan dalam pendidikan akhlak di keluarga TKW.

  2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi keluarga dalam pendidikan akhlak anak di keluarga TKW Dusun Tugu, Desa Banding, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang 2015? 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi akhlak anak di keluarga TKW.

D. Manfaat Penelitian 1. Teoretik

  Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan untuk pengembangan kualitas pendidikan akhlak anak di keluarga TKW serta meningkatkan kualitas akhlak anak-anak TKW terutama di Dusun Tugu.

2. Praktis

  Penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi praktis berupa pengetahuan mengenai pola pendidikan akhlak anak bagi pengasuh, serta pendidikan akhlak yang tepat bagi anak-anak TKW. Sehingga mereka akan terdidik akhlaknya dan berakhlakul karimah.

E. Penegasan Istilah Pola artinya bentuk (struktur) yang tetap (Qodratilah, 2011:419).

  “Istilah pola dan model sama-sama merupakan kerangka atau bentuk awal yang bersifat umum kemudian diberi sentuhan personal menuju bentuk yang sempurna yang bersifat unik, pola lebih bersifat umum, dasar, dan kaku, Akhlak adalah sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa (Mahmud, 2004:26-27).Sedangkan pendapat lain akhlak adalah sifat-sifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya (Asmaran, 2002:1).Pendapat lain lagi akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Al Ghazali dalam Nata, 2002:4).Jadi akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang selalu ada padanya yang menimbulkan bermacam-macam perbuatan dengan mudah tanpa pemikiran. Pendidikan akhlak adalahmemperbaiki mental seseorang yang tidak sejalan dengan ajaran atau norma kehidupan menjadi sejalan dengan ajaran norma, memperbaiki perilaku agar menjadi baik dan terhormat, serta memperbaiki akhlak dan budi pekertinya agar menjadi berakhlak mulia (Nata, 2010:16).

  Tujuan pendidikan akhlak adalah memperbaiki mental seseorang. Nata menyebutkan Pendidikan akhlak adalah memperbaiki mental seseorang yang tidak sejalan dengan ajaran atau norma kehidupan menjadi sejalan dengan ajaran norma, memperbaiki perilakunya agar menjadi baik dan terhormat serta memperbaiki akhlak dan budi pekertinya agar menjadi berakhlak mulia (Nata, 2010:16). Jadi tujuan pendidikan akhlak anak adalah untuk perbaikan mental anak.

  Dalam RUU Tenaga Kerja Luar Negri (versi badan legislatif) indonesia dewasa yang sedang dan pasca bekerja di luar negri di dalam suatu hubungan kerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain (Bab 1 pasal 1 angka 1) (Tim PSGK, 2007:11).

  Mughni mendefinisikan buruh migran indonesia adalah setiap orang yang akan, sedang, dan pasca bekerja di luar negri di dalam suatu hubungan kerja dengan menerima upah dan imbalan dalam bentuk lain. (Tim PSGK, 2007:11-12).

  Jadi keluarga TKW adalah keluarga yang ibu di keluarga itu bekarja di luar negri di dalam satu hubungan kerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain.

  Jadi pola pendidikan akhlak dalam keluarga TKW adalah bentuk usaha orang tua dalam memperbaiki mental anak agar sesuai dengan norma kehidupan dan ajaran agama, memperbaiki perilakunya supaya lebih baik dan memperbaiki akhlak dan budi pekertinya agar berakhlak mulia. Anak yang laki-laki agar menjadi anak yang soleh, dan yang perempua menjadi anak yang solikhah. Sementara sosok ibu sebagai orang yang paling dekat dengan anak pergi ke luar negri.

E. Metode Penelitian

  Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data dan informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti (Darmawan, 2014: 127).

  Pengambilan metode ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola oleh orang yang paling dekat dengan dirinya yaitu Ibu. Mereka diusahakan agar memiliki akhlakul karimah walaupun tanpa didikan dari Ibu mereka.

  Orang yang selalu disisinya mungkin adalah Bapak, Kakak, Kakek, dan Nenek, bibi, atau paman.

  1. Pendekatan dan jenis penelitian

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif mempunyai latar aktual sebagai sumber langsung data dan peneliti merupakan instrumen kunci dalam penelitian tersebut. Penelitian kualitatif kami maksudkan sebagai jenis penelitian yang temuan- temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik ataubentuk hitungan lainnya (Strauss & Corbin,2007:4). Penelitian kualitatif adalah deskriptif, data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar daripada angka. Dalam penelitian ini lebih berkonsentrasi pada proses daripada hasil atau produk serta cenderung menganalisis data mereka secara induktif (Emzir, 2011:2-3).

  Jenis penelitiannya adalah fenomenologis. Penelitian ini melihat secara dekat interpretasi individual tentang pengalaman-pengalamannya.

  Penelitian fenomenologis berusaha memahami makna dari sebuah pengalaman dari perspektif partisipan.

  2. Kehadiran peneliti

  Dalam penelitian ini, peneliti secara langsung mendapatkan data dari responden sehingga sangat leluasa untuk mendapatkan data secara peneliti sangat mengetahui keadaan responden yang akan mempermudah peneliti mendapatkan data dan perkembangan dari waktu-kewaktu. Data yang lengkap mudah didapatkan oleh peneliti.

  3. Lokasi penelitian

  Lokasi penelitian di Dusun Tugu, Desa Banding, Kec. Bringin, Kab. Semarang. Di daerah pedesaan yang disitu terdapat banyak TKW.

  Daerah tersebut merupakan daerah tempat tinggal peneliti sendiri.

  4. Sumber data

  Dalam penelitian ini peneliti menggunakan buku sebagai sumber data yang bersifat teoretik. Peneliti menggunakan teknik observasi dan wawancara guna mendapatkan data yang valid secara langsung dari informan penelitian kemudian dianalisis. Dengan kata lain sumber data yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

a) Sumber data primer

  Yaitu sumber data yang berkaitan langsung dengan objek riset (Arikunto, 1989: 1). Data primer dalam penelitian ini adalah data di lapangan yang dapat menyempurnakan penelitian ini.Informan utama dalam penelitian ini diantaranya anak dan pengasuh anak bisa bapak, nenek, kakek, ataukakak. Dan informan pendukungnya adalah pihak yang berperan dalam pendidikan anak, tetangga, dan teman sebaya anak. Peneliti membatasi keluarga TKW yang memiliki anak usia 6- 12 tahun yaitu anak usia sekolah dasar.

b) Sumber data sekunder

  Yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer. Data skunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi berupa foto monografi di lingkungan penelitian serta data-data lain di tempat pebelitian.

5. Prosedur pengumpulan data

  Untuk memperoleh data yang dibutuhkan peneliti menggunakan beberapa metode, diantaranya: Observasi, wawancara, analisis data, dan pengecekan keabsahan temuan. Semua itu dibutuhkan agar didapat data yang lengkap dan valid.

a) Observasi

  Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah observasi atau pengamatan yaitu perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau sesuatu ( Emzir, 2011:37- 38).Peneliti menggunakan observasi partisipan yaitu observasi yang dilakukan oleh peneliti yang berperan sebagai anggota yang berperan serta dalam kehidupan masyarakat topik penelitian (Emzir,2011:39).Penulis melakukan pengamatan secara langsung pada keluarga TKW mengenai pendidikan akhlak yang diterapkannya pada anak agar memiliki ahlakul karimah. Bagaimana caranya, siapa yang melakukannya, serta kapan diterapkannya.

  b) Wawancara Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu.

  Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu interviewer (yang mengajukan pertanyaaan) dan interviewee (yang memberikan jawaban) atas pertanyaan itu (Moleoeng, 2011:186). Wawancara akan dilakukan terhadap Anak, Bapak, Kakak, Kakek, atau Nenek serta anggota keluarga lain. Untuk menggali data mengenai pola pendidikan akhlak di dalam keluarga TKW, akhlak anak yang ibunya menjadi TKW, dan kendala yang dihadapi dalam mendidik akhlak anak yang ibunya menjadi TKW.

  c) Analisis data

  Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya,mencari dan mengemukakan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moloeng, 2011:248).Dalam penelitian ini menggunakan analisis induktif, yaitu mentransformasi fakta-fakta khusus sebagai bahan untuk membangun kesimpulan. Metode ini digunakan untuk menganalisis keadaan keluarga TKW, khususnya mengenai pola pendidikan akhlak anak yang ibunya menjadi TKW.

d) Pengecekan keabsahan temuan

  Agar diperoleh data yang akurat peneliti terjun langsung dengan melakukan wawancara dan observasi.Untuk mendapatkan data yang tepat peneliti akan melakukan triangulasi data dengan mewawancarai secara langsung beberapa informan penelitian baik informan utama maupun informan pendukung dengan beberapa teknis yang berbeda, sehingga akan dihasilkan jawaban yang beragam dan kemudian data tersebut akan penulis simpulkan.

G. Sistematika Penulisan

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyusun sistematikanya sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian, metologi penelitian, dan sistematika penulisan.

  Bab II kajian teori, berisi tentang diskripsi pendidikan akhlak anak, dan bagaimana pola pendidikan akhlak anak dan bagaimana penerapan dalam keluarga TKW.

  Bab III membahas tentang gambaran umum, diskripsi pola pendidikan akhlak anak dalam keluarga TKW. Bab IV analisis tentang pola pendidikan akhlak anak dalam keluarga TKW di Dusun Tugu, Desa Banding, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang 2015. Bab V penutup berisi kesimpulan dan saran sebagai masukan dalam dunia

BAB II KAJIAN TEORITIS A. Pola Pendidikan Akhlak 1. Pengertian pendidikan akhlak Anak merupakan titipan dari Allah SWt yang harus kita jaga, dalam

  ar tian ki ta harus mengasuhnya, mendidiknya serta menghidupinya dengan cara sebaik mungkin semampu kita. Hal itu harus benar-benar kita berikan secara ikhlas, karena hal itu hukumnya adalah wajib. Kewajiban tersebut bisa kita titipkan pada orang lain yang lebih mampu untuk membantu kita mendidik anak, misalnya ustad, guru, dan kiyai. Karena kemampuan orang dalam mendidik anak berbeda-beda. Akan tetapi tugas mendididik tidak bisa kita bebankan pada orang lain, tanggung jawab tetap berada ditangan orang tua. “Pendidik di luar keluarga hanya sebagai bantuan dan meringankan beban saja” (Ahid, 2010:vi).

  Sangatlah tidak tepat jika seseorang menyerahkan sepenuhnya pendidikan anak pada lembaga tertentu dan tidak ikut serta dalam mendidik anak. Keberhasilan pendidikan tersebut kurang maksimal, karena waktu anak lebih banyak di rumah dari pada di lembaga pendidikan tersebut. Selain itu bentuk tanggung jawab dari orang tua kurang terwujudkan. “Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan bagi anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik” (Ahid, 2010:100). Untuk itu orang tua tidak boleh sembarangan

  Pendidikan mempunyai arti yang sangat luas, dan setiap orang mempunyai pengertian yang berbeda-beda tentang pendidikan. Nata mengartikan pendidikan sebagai usaha memperbaiki mental seseorang yang tidak sejalan dengan ajaran atau norma kehidupan menjadi sejalan dengan ajaran norma, memperbaiki perilakunya agar menjadi baik dan terhormat serta memperbaiki akhlak dan budi pekertinya agar menjadi berakhlak mulia (Nata, 2010:16).

2. Model pola asuh dalam keluarga

  Model adalah ragam atau cara yang terbaik (Sulistiyo & Mulyono:306). “Istilah pola dan model sama-sama merupakan kerangka atau bentuk awal yang bersifat umum kemudian diberi sentuhan personal menuju bentuk yang sempurna yang bersifat unik, pola lebih bersifat umum, dasar, dan kaku, sedangkan model lebih bersifat subjektif” (Lestari & Ngatini, 2010:1).

  “Asuh mempunyai arti mendidik, mengajar, dan merawat anak dari awal kehadirannya sampai batas waktu tertentu, sesuai posisi anak sebagai mahl uk biopsikososiospiritual, tanpa mengharap imbalan” (Lestari & Ngatini, 2010:2).

  “Keluarga adalah umat kecil yang memiliki pemimpin dan anggota, mempunyai pembagian tugas dan kerja, serta hak dan kewajiban bagi masing- masing anggotanya”(Ahid, 2010:75). Jadi yang termasuk dalam anggota keluarga adalah suami, istri, ayah, ibu, anak, serta orang yang

  Selain keluarga ada pihak-pihak di luar rumah yang berperan dalam pendidikan anak seperti guru, ustadz, serta tetangga sekitar yang peduli.

  Meskipun perannya sangat sedikit juga sangat mempengaruhi akan tetapi tidak boleh dianggungjawabkan sepenuhnya karena pendidikan adalah tugas orang tua. “Pendidik di luar keluarga hanya sebagai bantuan dan meringankan beban sa ja” (Ahid, 2010:vi). Jadi model pola asuh dalam keluarga adalah kerangka dalam mendidik, mengajar dan merawat pada jangka waktu tertentu dalam keluarga.

  Pola asuh menurut Hurlock, Schneider, dan Lore ada tiga: otoriter, permisif, demokratis (Lestari & Ngatini, 2010:6-8).

a. Otoriter

  Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang ditandai dengan cara mengasuh anak-anaknya dengan aturan-aturan ketat, seringkali memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan bertindak atas nama diri sendiri dibatasi (Mansur, 2005:354). Pola asuh ini cukup ketat dengan apa yang mereka harapkan dari anaknya dan hukuman perilaku anak yang kurang baik juga berat. Peraturan diterapkan secara kaku dan seringkali tidak dijelaskan secara memadai dan kurang memahami serta mendengarkan kemauan anaknya. Penekanan pola asuh ini adalah ketaatan tanpa bertanya dan menghargai tingkat kekuasaan. Disiplin pada rumah tangga ini cenderung kasar dan banyak hukuman yang diberikan pada anak.

  b. Permisif

  Orang tua pada kelompok ini membiarkan anaknya untuk menampilkan dirinya dan tidak membuat aturan yang jelas serta kejelasan tentang perilaku yang mereka harapkan. Mereka seringkali menenima atau tidak peduli dengan perilaku yang buruk.

  Hubungan mereka dengan anaknya adalah hangat dan menerima. Pola ini mengasuh anak dengan sangat bebas.

  Hal ini ternyata dapat diterapkan pada orang dewasa yang sudah matang pemikirannya (Mansur, 2005:357). Karena mereka sudah bisa memilah tersendiri mana yang tepat dan mana yang tidak, asalkan bekal pengetehuan yang dimilikinya sudah cukup.

  c. Demokratis

  Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang ditandai dengan pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak-anaknya, dan kemudian anak diberi kesempatan untuk tidak selalu tergantung kepada orang tua (Mansur,2005:355). Orang tua yang memberikan kebebasan yang memadai pada anaknya tetapi memiliki standar perilaku yang jelas. Mereka memberikan alasan yang jelas dan mau mendengarkan anaknya tetapi juga tidak segan untuk menetapkan beberapa perilaku dan tegas dalam menentukan batasan. Menurut islam ada enam model pola asuh yang bisa dijadikan referensi dalam mendidik anak, diantaranya: metode dialog Qur’ani dan nabawi, metode kisah Al Qur’an dan nabawi, metode keteladanan, metode praktek dan perbuatan, metode ibrah dan

  mau’izah, metode targhib dan tarhib (Lestari & Ngatini, 2010:9-10).

  a. Metode dialog Qur’ani dan nabawi

  Metode ini juga bisa disebut dengan metode hiwar (percakapan). Metode hiwar atau dialog adalah percakapan silih berganti antara dua pihak atau lebih melalui tanya jawab mengenai satu topik, dan dengan sengaja diarahkan kepada satu tujuan yang dikehendaki (Gunawan, 2014:260).

  b. Metode kisah Al Qur’an dan nabawi

  Mendidik anak menggunakan metode ini yakni dengan cara menceritakan kisah-kisah teladan yang ada pada al- Qur’an, serta kisah-kisah nabi dan umat islam terdahulu. Karena dengan mendengar cerita seorang anak akan terpengaruh mengikutinya.

  c. Metode keteladanan

  Maksud metode ini yakni mendidik anak dengan cara memberi teladan yang baik supaya anak memiliki perilaku yang sama dengan yang dicontohkan. Karena teladan atau contoh akan sangat mudah mempengaruhi anak, orang tua tidak perlu banyak memberikan pengarahan asalkan dia melakukan hal-hal yang baik

  d. Metode praktek dan perbuatan

  Metode ini yakni mendidik anak dengan cara mengajari anak secara langsung tanpa teori yang bertele-tele. Jadi anak langsung diberikan pengertian pada hal yang dimaksud, anak dapat langsung menangkap apa yang dia jelaskan.

  e. Metode ibrah dan mau’izah

  Metode ini yakni mendidik anak dengan cara mengambil pelajaran dan khikmah dari setiap peristiwa yang dialaminya, sehingga dari situ anak bisa meresapi maknanya. Anak sangat membutuhkan dampingan orang tua disetiap hal yang dialaminya, karena anak belum bisa mengambil hikmah disetiap kejadian. Karena semua taqdir allah itu baik dan apa yang terjadi adalah pelajaran bagi yang mengalaminya.

  f.

   Metode targhib dan tarhib

  Metode ini yakni mendidik anak dengan cara memberitahukan anak atas akibat dari perbuatan yang dilakukan baik positif maupun negatif. Jadi disetiap yang dilakukan ada akibatnya, sehingga anak selalu diarahkan untuk memilah-milah apa yang akan dia lakukan. Apapun yang dia lakukan akan mendapatkan akibat positif dan negatif.

Dokumen yang terkait

Motivasi Remaja Perempuan Daerah Pesisir Menjadi TKW Ke Malaysia (Studi Kasus Pada Remaja Perempuan di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang)

1 73 85

POLA PENGASUHAN ANAK DALAM KELUARGA KADER PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (Studi Pada Keluarga Kader Partai Keadilan Sejahtera Desa Braja Harjosari, Kabupaten Lampung Timur)

0 6 3

STUDI DESKRIPTIF TANGGUNG JAWAB SUAMI YANG DI TINGGAL ISTRI BEKERJA MENJADI TKW (Studi pada kepala Keluarga di Kelurahan Wan Dadi Kecamatan Sukarame)

1 13 56

PENDIDIKAN ANAK DALAM KELUARGA

0 0 21

PENGARUH ISTRI BEKERJA DI LUAR NEGERI DALAM MEWUJUDKAN KELUARGA SAKINAH (Studi Kasus TKW di Dusun Ringin Desa Payaman, Kecamatan Solokuro, Kabupaten Lamongan) SKRIPSI

0 0 11

MODEL PENDIDIKAN AKHLAK ANAK USIA DINI (Studi Kasus pada Masyarakat Alas Roban Desa Sentul Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang Tahun 2009)

0 0 174

PENGARUH KEHARMONISAN KELUARGA TERHADAP AKHLAK REMAJA (Studi Kasus pada Remaja Desa Glawan Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun 2010) - Test Repository

0 1 109

NILAI-NILAI EDUKATIF DALAM TRADISI GUGUR GUNUNG Studi Kasus di Dusun Kalisari Desa Ngadirejo Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)

0 0 127

MODEL PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA MUSLIM (Studi Kasus di Desa Pulutan Rw 03 Tahun 2015) SKRIPSI

0 1 139

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI MEMBANGUN KIJINGNGIJING (Studi Deskriptif Di Dusun Siwal Desa Siwal Kecamatan Kaliwungu Kabupaten Semarang) SKRIPSI

0 0 144