PENGARUH KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM KELUARGA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN REMAJA (STUDI PADA KELUARGA DI KELURAHAN GUNUNG AGUNG BANDAR LAMPUNG)

ABSTRAK
PENGARUH KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM KELUARGA
TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN REMAJA
(STUDI PADA KELUARGA DI KELURAHAN GUNUNG AGUNG BANDAR LAMPUNG)

Oleh
Mochammad Chaliq Moeslym JHS

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menjelaskan bagaimana pengaruh
komunikasi antar pribadi dalam keluarga terhadap pembentukan kepribadian
remaja dan serta memberikan penjelasan mengenai dampak yang ditimbulkan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Pada dasarnya, kepribadian seorang remeja dipengaruhi oleh banyak
faktor. Faktor tersebut meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor
lingkungan tempat tinggal. Keluarga merupakan sarana utama dan paling awal
dalam pembentukan kepribadian seorang anak. Dalam hal ini, keluarga memegang
peranan yang amat sangat penting. Perilaku orang tua dalam kesehari-harian
menjadi contoh bagi anaknya. Keberhasilan pembentukan kepribadian anak yang
baik sepenuhnya tergantung pendidikan yang diajarkan oleh orang tuanya.
Perilaku anak sekarang, merupakan cerminan pendidikan yang telah diberikan
orang tua..


Kata Kunci : Keluarga, Remaja,Kepribadian

ABSTRACT
EFFECT OF COMMUNICATION BETWEEN PRIVATE FAMILY ON
THE FORMATION OF ADOLESCENT PERSONALITY
( STUDY ON THE FAMILY COURT IN GUNUNG AGUNG BANDAR LAMPUNG)

by
Mochammad Chaliq Moeslym JHS

This study was carried out aiming to explain how the effects of interpersonal
communication in the family and adolescent personality formation and provide an
explanation of the impact . In essence , the personality of a remeja influenced by
many factors . These factors include : family factors , school factors , and
environmental factors residence . The family is the primary means in the
formation and earliest a child's personality . In this case , the family plays a very,
very important . The behavior of parents in daily - life in an example for his son .
The success of the child's personality formation depends entirely good education
taught by his parents . Child's behavior now , is a reflection of the education given

parents ..

KeyWords : Family, Adolescent, Personality

PENGARUH KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM KELUARGA
TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN REMAJA

g,(ochammad Qha[1q 9(oest2m

gqIS

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA SOSIOLOGI
Pada

Jurusan Sosiologi
Fakultas llmu Sosial dan llmu Politik


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLTTIK
.UNIVERSTTAS
LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG

2A14

Judul Skripsi

PENGAKUII KOITfUIIIIIASI ANTf,R PBIBADI
D,IIUIIII I$LUANGA TERIIADAP
PEIIBEIITUI(AN KEPBIBADIAN RDPIA.IA

Nama Mahasiswa

$&cftsmmqd Chstlol$Qestyn

Nomor Pokok Mahasiswa

1016011016


Jurusan

Sosiologi

Fakultas

Ilmu Sosial dan llmu Politik

IIIDFTTDTUJUI

l

Pembimbing

NrP 19690504 199403 2

002

Drs. Susetyo, ltI.S|.

NtP 195810M 198902 r oo1

SIIS

IIDNGESAIII{AN

1. Tim Pengqii

Ketua

Penguji

: Dra. Anlta Damal,antle, ltl.n.

Utama

: Dra. Pamswati

Darll Mllyan


2. Delqn Fakultas llmu Sosial dan llmu Politik

ffi'ff

Iladlawan, M.Si.
198605

I

OO2

Tanggal Lulus Ujian Skripsi : 29 Januarl20l,4

4-

PERNYATAAN

.
Dengan
1.


ini

saya menyatakan bahwa

Karya tulis saya, skripsi ini

:

adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (Sarjana

/Ahli

Madya), baik

di

Universitas


Lampung maupun perguruan tinggi lainnya
Karya tulis ini mumi gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri. tanpa bihtuan
dari pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau di
publikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai
acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

Pemyataan

ini

saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudan hari

terdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pemyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah di
peroleh karena karya tulis


ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan noma yang

berlaku di Perguruan Tinggi ini
Bandar Lampung Februari 2014
Yang memberi pemyataan

Mochammad Chaliq Moeslym JHS

NPM 1016011016

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 5
November 1992, merupakan anak ketiga dari empat
bersaudara,

buah

hati


dari

pasangan

Bapak

Ir.Hi.Djohansyah, MM dan Ibu Dra.Hj.Nurlina.

Penulis menempuh Pendidikan Dasar di SD Kartika II-5 Bandar Lampung yang
diselesaikan pada Tahun 2004. Lalu Sekolah Menengah Pertama di (SMP) Negeri
25 Bandar Lampung yang diselesaikan pada tahun 2007, kemudian Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 9 Bandar Lampung diselesaikan pada Tahun 2010
dan pada Tahun 2010 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

Organisasi yang pernah penulis tekuni selama menjadi mahasiswa adalah
Himpunan Mahasiswa Jurusan Sosiologi (HMJ Sosiologi) sebagai Publikasi
Dekorasi dan Dokumen (PUBDEKDOK) pada Tahun 2011. Penulis Melaksanakan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama 40 hari di Desa Gumuk Rejo, Kecamatan

Pagelaran, Kabupaten Pringsewu Pada Tahun 2013.

MOTTO

Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup di tepi jalan dan
dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.
(Lao Tse)
Kuolah kata, kubaca makna, kuikat dalam alenea, kubingkai dalam bab
sejumlah lima, jadilah mahakarya, serjana kuterim, orangtua dan keluarga
pun bahagia.
Non Basta essere bravi bisoga essere i migliore.
(Untuk menjadi yang terbaik tidak cukup dengan hanya bersikap baik)
(Irriducibili)

PERSEMBAHAN
Allhamdulilahi robbil ‘alamin
dengan mengucap syukur kepada Allah SWT
Aku persembahkan karya kecil ini untuk:

Papa dan Mamaku tercinta:
Ir. Djohansyah,MM dan Dra.Nurlina
yang telah membesarkan aku dengan penuh kasih sayang dan limpahan
cinta yang tak pernah berujujng, serta selalu mendoakan dan menunggu keberhasilanku
dengan penuh kesabaran dan pengorbanan.

Kakak dan Adikku:
M. Iqbal Chadafy JHS, M.Caesar Islamy JHS dan Cella Chintania JHS
aku ucapkan terimakasih banyak untuk kalian
yang selalu memberiku semngat dalam suka maupun duka,
aku persembahkan skripsi ini untuk kalian.

Almamater Tercinta Universitas Lampung

SAN WACANA
Bismillahirrohmannirohim,
Segala puji bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya. Tiada daya dan upaya serta
kekuatan yang penulis miliki untuk menyelesaikan skripsi ini, selain berkat daya,
upaya, dan kekuatan yang dianugrahkan-Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurah
kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang syafa’atnya selalu dita nanti hungga akhir
kelak. Skripsi ini dengan judul ;
PENGARUH KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI DALAM KELUARGA
TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN REMAJA

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sosilogogi di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
Penulis menyadari, bahwa apa yang ditulis dalam skripsi ini masih sangat jauh dengan
apa yang dicita-citakan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
dari semua pihak sehingga menjadi lebih baik, Dalam penulisan skripsi ini penulis
sangat menyadari banyak sekali bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai
pihak, maka dari itu penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Hi. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung.
2. Bapak Drs. Susetyo, M.Si., selaku Ketua Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung. Sekaligus Pembimbing
Akademik terimaksih atas bimbingannya selama saya menjadi mahasiswa di
Jurusan sosiologi.

3. Ibu Dra. Anita Damayantie, M.H., selaku Sekertaris Jurusan Sosiologi, Fakultas
Ilmu Sosial dan ilmu Politik Universitas Lampung, dan selaku Dosen
Pembimbing penulis, terimakasih atas waktu, motivasi, bimbingan, saran dan
kesabarannya dalam proses penulisan skripsi ini. Sehingga saya dapat meraih
gelar Sarjana Sosiologi (S.sos) di Universitas Bandar Lampung
4. Ibu Dra. Paraswati Daril Milyan, selaku dosen Pembahas seminar usul dan hasil
serta dosen Penguji skripsi yang telah mengoreksi, memberikan saran dan kritik
dalam penulisan skripsi ini selama penulis menjadi mahasiswa Jurusan
Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
5. Seluruh Dosen di Jurusan Sosiologi FISIP UNILA. Terimakasih atas semua
ilmu yang sudah Bapak dan Ibu Dosen berikan kepada penulis selama ini,
semoga ilmu yang didapat penulis selama kuliah di FISIP Sosiologi nantinya
bermanfaat untuk masa depan penulis.
6. Seluruh Staf Administrasi dan karyawan di FISIP UNILA yang telah membantu
melayani urusan administrasi perkuliah dan skripsi. (Paling Special untuk Mbak
Siti, terimakasih yang sebanyak-banyaknya mbak atas semua bantuannya)
7. Kedua Orang tuaku yang telah membesarkan dan mendidiku, memberikan kasih
sayang dengan penuh kesabaran, terima kasih atas doanya yang tiada henti
untuk keberhasilan anaknya.
8. Kakak dan adikku Iyay Dafy, Adin Ecal dan Adek Cella yang senantiasa
memberikan semangat dan doa atas keberhasilanku
9. Untuk ...................................., malaikat kecil yang tak pernah lelah dan bosan
memberikan semangat, membimbing, dan mengarahkanku untuk selalu
melakukan hal baik. “YOU ARE THE APPLE OF MY EYE”

10. Enam sahabat seperjuanganku Rezky Adithya, Yuki Agustian, Marully
Yudhasena, Muthia Oktifanny, Ratu Ayu Antika, dan Sabrina Ayunani ( Gue
S.sos Bwoyy!! *toss*)
11. Teman-teman Sosiologi 2010 : Zaqi, Aji, Ardi, Cileng, Panca, Rezika, Ketut,
Reza, Lanang, Tomi, Aziz, Emil, dll. (Makasih banyak sob untuk kalian semua,
harus tetep rutin futsal ya. maaf gak bisa disebutin satu-satu)
12. Sahabat-sahabat karibku, Ryan Rinaldi, Iyay didi, Daing Rio, Iyay Dede, Abang
Ijal, Bang edo, Dicky, Iyas, Bizar, Rian, Leo, Reky, Terry, Koko, Jete, Ideal,
Aryo, Faiz, Meliyan, Adit, Tia, Mareta, Mput, Arif, Amel, Dila, Novia. Sukses
Buat kalian.
13. Teman-teman KKN, Memet, Amoi, Nanda, Aya, Ambar, Desi, dan Adit (Gue
wisudaaaa ciiin!! Cucok!)
14. Kakak dan Adik tingkat Sosiologi FISIP UNILA.
15. Dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu

Penulis hanya bisa berdoa semoga ALLAH SWT membalas semua kebaikan kebaikan dari
semua pihak atas bantuan dalam penyusunan Skripsi dan semoha Skripsi ini dapat
bermanfaat, Amin

Bandar Lampung,

Februari 2014

Penulis

M. CHALIQ MOESLYM JHS

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ..........................................................................................................

i

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................

ii

HALAMAN PERSETUJUAN ..........................................................................

iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................

iv

SURAT PERNYATAAN ...................................................................................

v

RIWAYAT HIDUP ............................................................................................

vi

MOTTO ..............................................................................................................

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................

viii

SAN WACANA ..................................................................................................

ix

DAFTAR ISI.......................................................................................................

x

DAFTAR TABEL ..............................................................................................

xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................

xii

I. PENDAHULUAN .........................................................................................
A. Latar Belakang ..................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................
C. Tujuan Penelitian ...............................................................................
D. Manfaat Penelitian .............................................................................

1
1
7
7
7

II. KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR .....................................
A. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi ...............................................
B. Komunikasi Keluarga ........................................................................
C. Penjelasan Tentang Kepribadian........................................................
D. Pengertian Remaja .............................................................................
E. Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi .................................................
F. Kerangka Pikir ...................................................................................
G. Hipotesis Penelitian ...........................................................................

9
12
17
20
20
28
30

III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................................
A. Tipe Penelitian ..................................................................................
B. Definisi Konseptual ...........................................................................
C. Definisi Operasional ..........................................................................
D. Populasi dan Sampel ..........................................................................
E. Teknik Pengolahan Data ....................................................................

32
33
34
38
40

F. Teknik Analisa Data ..........................................................................

40

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI ..............................................
A. Keadaan Umum .................................................................................
B. Kependudukan ...................................................................................
C. Pemerintahan......................................................................................

43
44
48

V. HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................................
A. Identitas Responden ...........................................................................
B. Komunikasi Keluarga Terhadap Remaja (X) ....................................
C. Kepribadian Remaja (Y) ....................................................................
D. Hubungan Komunikasi Antar pribadi dalam keluarga (X) Dengan
Pembentukan kepribadian Remaja (Y) ..............................................
E. Pembahasan........................................................................................

72
73

VI. KESIMPULAN DAN SARAN....................................................................
A. Kesimpulan .........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

77
78

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................

79

LAMPIRAN........................................................................................................

80

49
50
60

DAFTAR TABEL

Halaman
GAMBARAN UMUM DAERAH LOKASI
1. Tabel.1 Distribusi Penduduk menurut Jenis Kelamin....................................

43

2. Tabel.2 Distribusi Penduduk menurut Kelompok Umur ...............................

44

3. Tabel.3 Distribusi Penduduk menurut Agama ...............................................

45

4. Tabel.4 Distribusi Penduduk menurut Tingkat Pendidikan ...........................

45

5. Tabel.5 Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian .............................

46

6. Tabel.6 Identitas Responden Menurut Kelompok Umur ...............................

48

7. Tabel.7 Distribusi Penduduk menurut Jenis Kelamin....................................

49

8. Tabel.8 Remaja bebas menyampaikan pendapat dalam keluarga ..................

50

9. Tabel.9 Remaja selalu diikutsertakan dalam menentukan aturan-aturan keluarga 51
10. Tabel.10 Keluarga melarang sesuatu disertakan dengan alasan yang jelas ...

52

11. Tabel.11 Penyesuaian diri dalam keluarga terhadap perubahan ....................

53

12. Tabel.12 Komunikasi di dalam keluarga bersifat langsung dan jelas ............

54

13. Tabel.13 Aturan-aturan yang diterapkan oleh keluarga .................................

55

14. Tabel.14 Kedekatan emosi antar anggota keluarga .......................................

56

15. Tabel.15 Keluarga sering melakukan kegiatan bersama-sama ......................

57

16. Tabel.16 Keluarga memiliki sikap yang luwes terhadap hal-hal baru ...........

58

17. Tabel.17 Keluarga memiliki banyak otonomi untuk mencapai tujuan pribadi

59

18. Tabel.18 Kepribadian yang emosional ..........................................................

60

19. Tabel.19 Periang dan penuh semangat...........................................................

61

20. Tabel.20 Orang yang lugu dan polos .............................................................

62

21. Tabel.21 Orang yang penuh pemikiran ..........................................................

62

22. Tabel.22 Orang yang perasa terhadap orang lain...........................................

63

23. Tabel.23 Orang yang idealis ..........................................................................

64

24. Tabel.24 Orang yang dinamis dan aktif .........................................................

65

25. Tabel.25 Orang yang berkemauan tegas dan kuat .........................................

66

26. Tabel.26 Orang yang emosional dalam bertindak .........................................

67

27. Tabel.27 Pemilik kepribadian yang rendah hati ............................................

68

28. Tabel.28 Pemilik sifat yang mudah bergaul dan santai .................................

69

29. Tabel.29 Orang yang pandai menyembunyikan emosi ..................................

70

30. Tabel.30 Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Pembentukan
Kepribadian ..... ..............................................................................................

72

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Sejak dahulu manusia memerlukan komunikasi, sebagai mahluk sosial di dalam
mencapai dan memenuhi kebutuhan dan kepentingan sangat membutuhkan
manusia lain, manusia satu memerlukan manusia lain atau kelompok lain,
sehingga manusia baik perseorangan maupun sebagai anggota kelompok selalu
berhubungan. Saling berhubungan ini bagi manusia merupakan proses
komunikasi. Adapun bentuk komunikasi yaitu komunikasi verbal dan nonverbal,
Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang menggunakan lambang bahasa,
yang mencakup bahasa lisan dan tulisan, sedangkan komunikasi non-verbal lebih
mencakup gerak-gerik sikap, ekspresi muka pakaian yang bersifat simbolik.
Komunikasi baik dalam arti aktivitas simbolis, proses maupun pertukaran makna,
selalu ada beberapa bentuk tindakan dan aktivitas manusia atau tampilan objek
yang mewakili makna tertentu. Beberapa bentuk itu yakni komunikasi antar
pribadi, kelompok kecil dan besar, organisasi, publik dan massa serta komunikasi
antar dua orang, tiga orang, komunikasi dalam keluarga komunikasi wilayah atau
komunikasi dalam daerah tertentu yakni bangsa dan Negara. Jelas bahwa
komunikasi itu serba ada dan serba tempat artinya komunikasi itu ada di manamana (Liliweri, 2002 :6).

2

Keluarga atau rumah merupakan lingkungan sosial remaja yang pertama.
Merupakan tempat pertama bagi seseorang untuk melakukan interaksi sosialnya.
Menurut Hadianto (1986:18) suasana keluarga terutama komunikasi antar anggota
keluarga mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan remaja.
Corak interaksi dalam suasana komunikasi antar pribadi dalam keluarga akan
dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian remaja, serta memberikan media
bagi remaja untuk dapat berkembang secara wajar. Ada jutaan keluarga lain yang
para anggota keluarganya terlihat rukun tetapi hanya karena menghindari
pengungkapan perasaan yang terbuka dan apa adanya, maka para anggota
keluarga tersebut tidak dapat benar-benar saling mengenal satu sama lain. Dengan
demikian mereka tidak bisa mengalami keindahan dari keakraban dan "persatuan"
yang berasal dari komunikasi yung terbuka, jujur, dan konstruktif.
Kemampuan remaja dalam mengontrol emosinya merupakan satu kemampuan
yang terkandung dalam konsep kecerdasan emosi. Istilah kecerdasan emosi
pertama kali dikemukakan oleh Howard Garner dengan nama kecerdasan pribadi,
namun pada akhirnya diperkenalkan secara lebih luas kepada masyarakat umum
dengan istilah kecerdasan emosi (Daniel Goleman, 2001:49). Kecerdasan emosi
merupakan kapasitas untuk mengenali perasaan diri sendiri dan orang lain,
memotivasi diri sendiri, mengelola emosi dalam diri sendiri dan dalam hubungan
dengan orang lain (Daniel Goleman, 2001:58).
Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama untuk mengetahui kepribadian
remaja, dalam lingkungan yang akrab ini banyak pilihan-pilihan yang dimiliki
untuk bereaksi, serta bagaimana membaca dan mengungkapkan harapan dan rasa

3

takut. Untuk mengetahui kepribadian remaja bukan hanya melalui hal-hal yang
diucapkan dan dilakukan oleh orang tua secara langsung kepada anak, melainkan
juga melalui contoh-contoh yang mereka berikan sewaktu menangani perasaan
mereka sendiri atau perasaan yang biasa muncul antara suami dan istri (Daniel
Goleman, 2001:268). Keluarga juga dapat membuat seorang anak melakukan
interaksi sosial berdasarkan simpati, belajar memperhatikan keinginan-keinginan
orang lain, belajar bekerja sama, bantu membantu, atau dengan kata lain seorang
anak pertama kali belajar memegang peranan sebagai makhluk sosial yang
memiliki norma-norma dan kecakapan-kecakapan tertentu dalam pergaulan
dengan orang lain.
Karena itu sebelum ia mengenal norma-norma dan nilai-nilai dari masyarakat
umum, pertama kali ia menyerap norma dan nilai yang dianut dalam keluarganya
untuk dijadikan bagan dari kepribadiannya. Sehingga tidak mengherankan kalau
ada pendapat bahwa segala sifat negatif yang ada pada anak yang kelak akan
tumbuh menjadi remaja ini sebenarnya ada pula pada orang tuanya. Bukan
semata-mata karena faktor keturunan atau sifat bawaan, akan tetapi terjadi karena
proses pendidikan, proses sosilisasi, mengutip pendapat Sigmund Freud yang
disebut “Proses Identifikasi". (Gerungan, 1998 : 132).
Oleh karena itu, peranan keluarga sangat penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan remaja (Malyono, l99l: 26). Menyatakan sebagai berikut:
"Keluarga merupakan wadah pembentukan pribadi anggota-anggota keluarganya
terutama remaja yang sedang mengalami pertumbuhan fisik dan rohani, dengan
demikian, kedudukan keluarga sangat fundamental dan mempunyai peranan vital
bagi pendidikan seorang remaja. Lingkungan secara potensial dapat membentuk
pribadi remaja atau seseorang untuk hidup lebih betanggung jawab".

4

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang di dalamnya terdapat
fungsi-fungsi penting seperti fungsi pendidikan atau sosialisasi fungsi kasih
peneliting, fungsi Afeksi (sebagai tempat untuk mendapatkan dan mencurahkan
kasih peneliting) dan sebagainya. Dan fungsi-fungsi keluarga tersebut hanya akan
mencapai hasil yang semestinya apabila terjadi interaksi sosial di dalamnya.
Interaksi sosial ini akan banyak mempengaruhi perkembangan individu-individu
yang menjadi anggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Dalam suatu
interaksi sosial tidak akan terjadi tanpa adanya komunikasi. Sementara itu,
pengertian komunikasi menurut Pratikno (1975: 70) adalah suatu usaha kegiatan
manusia untuk menyarnpaikan apa yang menjadi pikiran dan perasaannya,
harapannya dan pengalamanya kepada orang lain.
Sulit mengatakan sebuah keluarga berkualitas dengan hubungan diantara
anggotanya amat renggang dan bahkan dapat pecah hanya kerena persoalan karier
dan materi. Kondisi seperti ini bukan tanpa konsekuensi. Keluarga yang tadinya
mempunyai fungsi sebagai tempat pemenuhan kebutuhan afeksi, kini terasa
gersang. Di rumah, remaja tidak lagi mendapat ketentraman dan kasih peneliting
dalam porsi yang seharusnya Interaksi antar anggota keluarga cenderung sangat
minim, bahkan mereka sibuk dengan urusan dan kepentingan masing-masing.
Situasi seperti ini tentu tidak menyenangkan bagi sang remaja, inilah sebabnya
hingga remaja akhirnya lebih senang berada di luar rumah. Namun jika suasana
komunikasi antaranggota keluarga berjalan dengan baik dan remaja mendapatkan
kasih peneliting yang cukup dari kedua orang tua serta mengajarkan remaja sopan
santun dalam berbicara dan terbuka jika menghadapi persoalan-persoalan yang

5

rumit kepada orang tua maka suara otomatis akan dapat mempengaruhi
kepribadian remaja.
Menurut Haditono (1986:18) suasana keluarga terutama komunikasi antara
anggota mempunyai penganrh besar terhadap perkembangan anak. Hal tersebut
merupakan tantangan besar dalam komunikasi antar pribadi dalam keluarga.
Semua aspek kepribadian remaja terbentuk melalui interaksi dari faktor-faktor
yang ada disekitarnya. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah faktor keluarga
khususnya suasana komunikasi antar anggota keluarga karena faktor inilah yang
berperan pertama kali dalam mempengaruhi dan membentuk kepribadian remaja.
Masalah kepribadian remaja sering kali mencemaskan para orang tua juga
pendidik, pejabat pemerintahan dan sebagainya dikarenakan remaja merupakan
generasi penerus yang akan melanjutkan pembangunan yang sedang dilaksanakan.
Maka dengan demikian pengaruh komunikasi keluarga sangatlah menentukan
kepribadian remaja keluarga seharusnya mengawasi sikap anak remajanya.
Menurut Andi Mappiare (1982:27) membagi remaja kedalam bentuk, Remaja
awal dan Remaja akhir. Remaja awal berada dalam usia 12 tahun atau rentangan
usia 13 tahun-17 tahun atau 18 tahun remaja akhir berada dalam rentangan usia 18
tahun-21 tahun atau 22 tahun.
Sedangkan menurut Soekanto (l987: 16), dari sudut umur sulit untuk menentukan
secara pasti siapa yang dianggap remaja. Akan tetapi lazimnya masyarakat
berpendapat bahwa ada golongan remaja muda (Gadis berusia l3 tahun-l7 tahun
dan laki-laki berusia l4-l7 tahun) dan golongan lanjut bagi remaja yang menginjak
usia 17-21 tahun.

6

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dinyatakan bahwa remaja merupakan.
massa peralihan dari anak-anak menuju dewasa dimana berada diantara usia 12
hingga 2l tahun dan belum menikah serta sikap mereka masih dipengaruhi oleh
tingkat fisikologi dan emosionalitas yang belum matang.
Pengaruh komunikasi keluarga yang terjadi di dalam penelitian ini adalah
komunikasi yang terjalin antara remaja dengan anggota-anggota keluarganya yang
dimana merupakan keluarga yang terdiri dari bapak, ibu, ssrta anak-anaknya
bagaiman komunikasi keluarga tersebut berjalan dan bagaimana peranannya
dalam membentuk kepribadian remaja pada saat mereka bersosialisasi dengan
teman sebaya dan terhadap masyarakat sekitar lingkungannya. (Sarlito, 2002:32).
Berdasarkan hasil pra riset yang dilakukan, pereliti memilih kelurahan Gunung
Agung, RT 02, RW 02 Kecamatan Langkapura Bandar Lampung dikarenakan:
l.

Peneliti merupakan penduduk asli daerah ini, lahir dan besar disini, hal ini

memudahkan peneliti dalam berbaur dalam masyarakat dan remaja di lingkungan
ini, sehingga peneliti dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang peneliti
inginkan dalam proses penelitian ini.
2.

Karena Banyaknya remaja yang labil dan memliki kepribadian yang buruk

dikarenakan krangnya perhatian dari orang tua dalam berkomunikasi dalam
keluarga.
3.

Masyarakat Kelurahan Gunung Agung, RT 02, RW 02 Kecamatan

Langkapura, Bandar Lampung masih kurang mengerti pentingnya pengaruh
komunikasi keluarga terhadap perkembangan kepribadian remaja.

7

Maka berdasarkan latar belakang dan fenomena di atas penulis tertarik untuk
meneliti permasalahan tersebut, serta dapat melihat Pengaruh komunikasi antar
pribadi dalam keluarga. dengan pembentukan kepribadian remaja khususnya
remaja yang tinggal di kelurahan Gunung Agung, RT 02, RW 02 Kecamatan
Langkapura, Bandar Lampung. Remaja yang akan diteliti dalam penelitian ini
adalah remaja yang berada dalam keluarga kecil yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak
yang tinggal di kelurahan Gunung Agung, RT 02, RW 02 Kecamatan Langkapura,
Bandar Lampung dengan pertimbangan umur remaja yang berusia antara 12-21
tahun dimana usia-usia inilah yang masih rentan dan dikarenakan usia-usia itu
masih ingin mencari jati dirinya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan berbagai uraian di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan
permasalahaonya adalah : Seberapa Besar Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi
Dalam Keluarga Dengan Pembentukan Kepribadian Remaja.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh komunikasi antar pribadi
dalam keluarga dengan pembentukan kepribadian remaja.
D. Manfaat Penelitian
1.

Secara teoritis manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan

tambahan pengetahuan dan memperkaya khasanah ilmu komunikasi yang ditiru

8

dari segi Komunikasi Antar Pribadi, khususnya Pengaruh komunikasi antar
pribadi dalam keluarga dengan pembentukan kepribadian remaja
2.

Secara praktis dapat menambah pengetahuan kepada keluarga agar lebih

memahami Pengaruh Komunikas antar pribadi dalam keluarga dengan
pembentukan kepribadian remaja.

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
Berkomunikasi antar pribadi merupakan keharusan bagi manusia. Manusia
membutuhkan dan senantiasa berusaha membuka serta menjalin komunikasi atau
hubungan dengan sesamanya. Selain itu adanya sejumlah kebutuhan dalam diri
manusia yang hanya dapat dipuaskan lewat komunikasi dengan sesamanya.
Secara umum komunikasi antar pribadi dapat diartikan sebagai suatu proses
pertukaran antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Pengertian proses
mengacu pada perubahan dan tindakan ( Action ) yang berlangsung secara terus
menerus. Komunikasi antar pribadi juga merupakan suatu pertukaran, yaitu
tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik, sedangkan
makna yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut adalah kesamaan
pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang
digunakan dalam proses komunikasi.
Komunikasi antar pribadi didefinisikan oleh Joseph A. Devito dalam bukunya
"The lnterpersonal Communication Book" yang dikutip oleh Onong Uchjana. E,
dalam bukunya “Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi" (2000, 59) sebagai: “The
process of sending and receiving massage between two persons, or the small

10

group or persons, with some effect and some immediate feeback" (Devito,
1939:4).
Definisi tersebut dapat diartikan bahwa komunikasi antar pribadi adalah proses
pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara kelompok
kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
Selanjutnya Dedy Mulyana mendefinisikan komunikasi antar pribadi sebagai
berikut:
"Komuniksai antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap
pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal
maupun non verbal”. (200l; 73).
Dari kedua definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi antar pribadi bisa
berlangsung antara dua orang memang yang sedang bercakap-cakap, dan
pentingnya

situasi

komunikasi

antar

pribadi

adalah

karena

prosesnya

memungkinkan berlangsung secara dialogis.
1. Peranan Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi sangat penting bagi kebahagiaan hidup kita Johnson
(1981) menunjukkan beberapa peranan yang disumbangkan oleh komunikasi antar
pribadi dalam rangka menciptakan kebahagiaan hidup manusia seperti yang
dikutip oleh A. Supratiknya dalam bukunya "Komunikasi Antar Pribadi”,
(1995;9) yaitu:
a . Pertama komunikasi antar pribadi membantu perkembangan intelektual dan
sosial kita. Perkembangan kita sejak masa bayi sampai masa dewasa
mengikuti pola semakin meluasnya ketergantungan kita pada orang lain.

11

Diawali dengan ketergantungan atau komunikasi yang intensif dengan ibu
pada masa bayi. Lingkaran ketergantungan atau komunikasi itu meniadi
semakin luas dengan bertarnbahnya usia kita. Bersamaan proses itu,
perkembangan intelektual dan sosial kita sangat ditenttrkan oleh kualitas
komunikasi kita dengan orang lain.
b.

Kedua, identitas atau jati diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi
dengan orang lain, secara sadar maupun tidak sadar kita mengamati,
memperhatikan dan mencatat dalam hati semua tanggapan yang diberikan
oleh orang lain tentang diri kita. Berkat pertolongan komunikasi dengan
orang lain kita dapat menemukan diri, yaitu mengetahui siapa diri kita
sebenarnya.

c.

Ketiga dalam rangka memahami realitas disekeliling kita serta menguji
kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia
disekitar kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan
pengertian orang lain tentang realitas yang sama. Tentu saja pembandingan
sosial (social comparison) semacam itu hanya dapat kita lakukan lewat
komunikasi dengan orang lain

d.

Keempat kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas
komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain, lebih-lebih orang-orang
yang merupakan tokoh-tokoh signifikan (significant figures) dalam hidup
kita.

Agar merasa berharga, kita membutuhkan konfirmasi dari orang lain, yakni
pengakuan berupa tanggepan dari orang lain yang menunjukan bahwa diri kita
normal, sehat dan berharga lawan dari konfirmasi adalah dikonfirmasi, yakni

12

penolakan dari orang lain berupa tanggapan yang menunjukkan bahwa diri kita
abnorrnal, tidak sehat dan tidak berharga. Semuanya hanya kita peroleh lewat
komunikasi dengan orang lain.
B. Komunikasi Keluarga
Menurut St. Vembriarto (1989: 36), pengertian keluarga adalah
"Kelompok sosial kecil yang umunnya terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Hubungan sosial diantara keluarga relative tetap karena didasarkan atas
ikatan darah, perkawinan atau adopsi. Hubungan antara anggota keluarga
dijiwai oleh suasana afeksi dan rasa tanggung jawab.
Lebih lanjut oleh Aristoteles dinyatakan bahwa :
“Keluarga merupakan inti dari masyaraka! keluarga merupakan bagian
dari masyarakat dan ada hubungan timbal balik antara keluarga dan
masyarakat, jika keadaan keluarga tidak stabil maka masyarakat itu pula
tidak stabil, demikian pula jika masyarakat mengalami kesukaran berarti
keluarga pun mengalami kesukaran" (Dalam Soejito, 1986 : 5 4).
Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang sangat besar pengaruhnya
terhadap proses sosialisasi remaja Dalam Keluarga seorang anak pertama kali
mengenal lingkungannya dan suatu kehidupan diluar dirinya. Adanya interaksi
antara anggota keluarga yang satu dengan yang lain menyebabkan seorang anak
menyadari akan dirinya, bahwa seorang individu harus memenuhi segala
kebutuhan hidupnya. Keluarga sebagai kesatuan yang sosial yang terkecil dalam
masyarakat mempunyai fungsi antara lain :
1.

Merupakan pusat kelompok individual dimana di dalamnya terdapat kesatuan
yang intim dalam derajat yang tinggi.

2.

Untuk melanjutkan keturunan.

3.

Penanggung jawaban dalam pemiliharaan dan pengasuhan anak.

13

4.

Sebagai unit ekonomi terutama dalam pemenuhan kebutuhan Pangan,sandang
dan papan.

5.

Menetapkan status, artinya dijadikan dasar untuk menetapkan atau
menentukan status yang turun temurun. (Soeleman, 1986:67).

Keluarga terbagi meqiadi 2 macam yaitu:
1.

Keluarga Batih atau Inti (Nuclear Family), yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak yang lahir dari pemikahan keduanya dan yang belum berkeluarga
(Termasuk anak tiri dan anak angkat jika ada).

2.

Keuarga Luas atau Keluarga Besar (Exstended Family), yang keangotaannya
tidak hanya meliputi suami, istri, dan anak-anak yang belum menikah ataupun
berkeluarga tetapi juga termasuk kerabat lain yang biasanya tinggal dalam
sebuah rumah tangga bersama seperti mertua (Orang tua, suami/istri), adih
kakak ipar dan lain-lain atau bahkan pembantu RT atau orang lain tinggal
menumpang.

Berdasarkan pengertian di atas, maka jelaslah bahwa di dalam suatu keluarga
terdapat beberapa anggota keluarga yang terdiri dari suami/ayah, seorang istri/ibu
dan anak-anak yang merupakan buah kasih peneliting mereka. Kehidupan dalam
keluarga ini ditandai dengan adanya ikatan batih yang kuat, hubungan yang erat
dan merupakan kesatuan yang terkecil dalam masyarakat dan merupakan keluarga
batih.
Dengan demikian keluarga batih mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut:
1.

Unit terkecil dalam masyarakat yang mengatur hubungan seksual yang
seyogya nya.

14

2.

Wadah tempat berlangsungnya sosialisasi, yakni proses dimana anggotaanggota masyarakat yang baru mendapatkan pendidikan untuk mengenal,
memahami, mentaati dan menghargai kaidah-kaidah serta nilai-nilai yang
berlaku.

3.

Unit terkecil dalam masyarakat yang memenuhi kebutuhan ekonomis.

4.

Unit terkecil dalam masyarakat tempat anggota-anggotanya mendapat
perlindungan bagi ketentraman jiwanya.

Adapun pendapat tentang 7 fungsi dasar keluarga, yaitu :
1.

Fungsi Afeksi, sebagai tempat untuk mendapatkan dan mencurahkan kasih
peneliting.

2.

Fungsi Sosialisasi, Menjadikan keluarga sebagi tempat berinteraksi pertama
kali.

3.

Fungsi Pendidikan, Melalui keluarga seorang individual akan mendapatkan
pengetahuan tentang benar dan salah, boleh dan tidak boleh dengan segala
konsekuensinya.

4.

Fungsi Rekreasi, Melalui keluarga seorang individu mengharapkan tempat
untuk mendapatkan kesenangan, membantunya menyelesaikan masalah atau
sekedar melepaskan kelelahan.

5.

Fungsi Proteksi, Keluarga juga berfungsi untuk memberikan perlindungan
baik secara fisik maupun mental.

6.

Fungsi Ekonomi, Merupakan fungsi dominan, dimana keluarga dapat
memenuhi kebutuhan hidup seorang individu.

7.

Fungsi Biologik, Keluarga merupakan salah satu wadah untuk merumuskan
keturunan. (ST. Vembriarto, 1993 : 36-38).

15

Dengan demikian betapa pentingnya peran komunikasi keluarga khususnya orang
tua sebagai tokoh tauladan bagi anak terutama anak yang menginjak usai remaja
dimana pencarian jati diri mereka tengah terjadi. Komunikasi dalam keluarga juga
memungkinkan keluarga menjadi sebuah lingkungan yang kondusif yang
memberikan kebebasan untuk mengungkapkan diri, pikiran dan perasaan tanpa
takut dicela ditertawakan atau dihukum. Dengan itu dapat dinyatakan, keluarga
yang baik adalah keluarga yang bisa mendorong dan memahami perkembangan
remaja dan memberikan andil yang positif bagi pembentukkan sikap di kalangan
remaja. Dikarenakan apabila remaja merasa kurang diterima kelgarganya maka ia
akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan dunia luar bahkan
mungkin hingga ia tumbuh dewasa akan sulit untuk berinteraksi dengan
kalangannya.
Berdasarkan uraian di atas, maka komunikasi dalam keluarga mempunyai peranan
sangat penting terhadap anggota-anggotanya antara lain:
1.

Mengembangkan

kreatifitas

berfikir

dan

imajinasi,

memahami

dan

mengendarilmn diri serta meningkatkan kematangan berfikir sebelum
mengambil kesimpulan.
2.

Meningkatkan hubungan insani (Human Relation), menghindari dan
mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta
berbagai pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

Sosialisasi, Penyedian sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan bersikap
dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan
firngsi sosialnya dan dapat aktif dalam masyrakat (Hafeid, 1998: 61-68). Pada

16

masing-masing keluarga terdapat sistem komunikasi yang berbeda, yakni
Komunikasi Terbuka dan Komunikasi Tertutup.
1. Komunikasi Terbuka
Dalam persepsi suasana komunikasi terbuka dapar dilihat pada sistem keluarga
terbuka. Sebuah sistem yang terbuka adalah sistem dimana bagian-bagian saling
berhubungan, responsive dan sensitive, terhadap satu sama lain, dan
memungkinkan informasi mengalir antara lingkungan internal dan lingkungan
eksternal. Dimana aturan-aturan yang berlaku di dalam keluarga lebih fleksibel
dan remaja diberikan kebebasan untuk mengeluarkan pendapat. Bagi Satir,
keluarga-keluarga yang terganggu adalah keluarga-keluarga tertutup; keluargakeluarga yang memelihara adalah keluarga-keluarga terbuka. Dalam suatu sistem
tertutup, komunikasi tidak langsung, tidak jelas, tidak spesifik, tidak sebangun,
mengganggu pertumbuhan "aturan-aturan tertutup dan usang, dan orang-orang
menyesuaikan kebutuhan-kebutuhan mereka dengan aturan-aturan. Sementara
dalam sistem yang terbuka komunikasi langsung, spesifik, sebangun, dan
mendorong pertumbuhan aturan-aturan terbuka dan baru", berubah bila kebutuhan
muncul.
Keluarga-keluarga bahagia serupa, namun setiap keluarga yang tidak bahagia
adalah tidak bahagia dengan caranya masing-masing, narnun setiap keluarga
memiliki keunikan, dengan sejarahnya sendiri, nilai-nilai, dan norma-nolma
perilakunya sendiri. Sebagai keluarga yang mempunyai perangkat nilai dan
pengharapan bagi anggota-anggotanya, keluarga juga memiliki pengharapanpengharapan atas komunikasi. Dimana ada saat-saat yang layak untuk

17

membicarakan topik-topik tertentu, isu-isu yang tidak pernah diangkat, anggotaanggota yang harus didekati atau tidak didekati. Dengan kata lain keluarga
memiliki pedoman menganai aturan-aturan komunikasi yang dapat dipahami.
Dalam sebuah keluarga misalnya percakapan pada saat makan malam mungkin
dikhususkan mengenai topik-topik hangat seperti berita dan film. Problemproblem yang serius dan kemungkinan-kemungkinan perubahan dibicarakan agak
malam dan hanya dengan ayah atau ibu. Atau mungkin mempunyai suatu aturan
untuk tidak pernah memotong pembicaraan ayah ketika ia berbicara, meskipun ia
menceritakan sesuatu yang telah diketahui. Aturan-aturan ini kadang-kadang
harus diperbaharui (Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss,1996:216).
2. Komunikasi Tertutup
Dalam

suatu

sistem

tertutup

bagian-bagian

secara

kaku

dihubungkan

ataudiputuskan sekaligus. Dimana infomasi tidak mengalir antara bagian-bagian
atau dari luar ke dalam atau dalam ke luar. Ketika bagian-bagian itu bekerja
informasi bocor ke dalam dan ke luar tapi tanpa arah. Dimana aturan-atruan yang
berlaku didalam keluarga sangat kaku dan remaja tidak diberikan kebebasan untuk
mengeluarkan pendapat.
C. Penjelasan Tentang Kepribadian
Dalam psikoanalisis dikenal proyeksi, sebagai salah satu cara pertahanan ego,
Proyeksi adalah mengeksternalisasikan pengalaman subjekrif secara tidak sadar.
Orang melempar kesalahan pada orang lain, maling teriak malik adalah contoh
tipikal dari proyeksi. Pada persepsi interpersonal, orang mengenakan pada orang
lain sifat-sifat yang ada pada dirinya yang tidak disenangnya. Sudah jelas, orang

18

yang banyak melakukan proyeksi akan tidak cermat menanggai persoalan stimuli,
bahkan mengaburkan gambaran sebenarnya. Sebaliknya, orang yang menerima
dirinya apa adanya orang yang tidak dibebani perasaan bersalah, cenderung
menafsirkan orang lain lebih cermat (Norman, 1953; Omwake, 1954; Baker dan
Block, 1957). Begitu pula, orang yang tenang, mudah bergaul dan ramah
cenderung memberikan penilaian positif pada orang lain. Ini disebut leniency
effect (Boston dan Maslow, 1957).
Pada tahun 1950-an sekelompok peneliti di universitas California di Barkeley
melakukan penelitian intensif tentang kepribadian otoriter atau authoritarian
personality (Adomo, Frenkel-Brunswile, Levinson, dan Sanford. 1950).
Kepribadian otoriter adalah sindrom kepribadian yang ditandai oleh ketegaran
berpegangan pada nilai-nilai konvensional, hasrat berkuasa yang tinggi, kekakuan
dalam hubungan interpersonal, kecendrungan melemparkan tanggung jawab pada
sesuatu di luar dirinya, dan memproyeksikan sebab-sebab dai peristiwa yang tidak
menyenangkan pada kekuatan di luar dirinya Theodor Newcomb (1961)
membuktikan dengan penelitiannya bahwa orang-orang non-otoriter cenderung
lebih cermat menilai orang lain, lebih mampu melihat nuansa dalam perilaku
orang lain; sebaliknya orang-orang otoriter cenderung memproyeksikan
kelemahan dirinya kepada orang lain, dan menilai orang lain dalam kategorikategori yang sempit (hitam-putih, jelek-baik, ekstrem-tidak ekstrem, pancasilaistidak pancasilais). Persepsi interpersonal menjadi lebih sulit lagi, karena persona
stimuli bukanlah benda mati yang tidak sadar. Manuasia secara sadar berusaha
memmpilkan dirinya kepada orang lain sebaik mungkin. Inilah yang disebut
Erving Goffinan sebagai self-presentation (penyajian diri).

19

Menurut Roucek dan Waren sosiolog Amerika ada tiga faktor yang
mempengaruhi pembentukan kepribadian seorang individu' yaitu :
1.

Faktor biologis/fisik adalah suatu faktor yang timbul secara lahiriah di dalam
diri seorang individu. Contoh, seseorzmg. yang dilahirkan dengan cacat fisik
atau penampilannya kurang ideal, pasti ia akan menjadi pemalu, sukar
bargaul, dan sifat minder lainnya.

2.

Faktor psikologi/kejiwaan, adalah suatu faktor yang membentuk suatu
kepribadian yang ditunjang dari berbagai watak, seperti : pemarah, pemalu,
agresif, dan lain-lain. Contoh, temperamen pemarah jika dipaksa atau didesak
untuk melakukan sesuatu yang tidak ia sukai, maka akan memuncak
amarahnya.

3.

Faktor

sosiologi/lingkungan,

adalah

suatu

faklor

yang

membentuk

kepribadian seorang individu sesuai dengan kenyataan yang nampak pada
kehidupan kelompok atau lingkungan masyarakat sekitarnya tempat ia
berpijak, contoh seseorang yang lahir di lingkungan yang penuh solidaritas,
pasti orang tersebut akan mempunyai kepribadian solider atau sikap
pengertian terhadap sesama.
Menurut Florence Littauer (1992), dipetik dari bukunya yang berjudul Personality
Plus. Setiap orang memiliki kepribadian yang susunan komponennya berbeda
dengan orang lain. Karena itu setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda
dengan orang lain. Namun demikian untuk memudahkan kepribadian itu dapat
dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:
1.

Sanguinis itu bersifat spontan, lincah, periang, optimistik, ekstrovert, tetapi
sukapamer dan suka memerintah.

20

2.

Melankolis bersifat penuh pemikiran, setia, tekun, analitis, tetapi pesimistik
dan introvert.

3.

Koleris bersifat suka berpetualang, persuasif dan percaya diri, keras kepala
dan kurang simpatik.

4.

Phlegmatis bersifat ramah, sabar, puas, dan diplomatis, tetapi kurang
bersemangat dan pemurung.

D. Pengertian Remaja
Definisi remaja bagi masyarakat Indonesia ternyata relatif sulit dikarenakan
Indonesia terdiri dari berbagai macarn suku, adat istiadat serta tingkah laku sosial
ekonomi maupun fisik. Sarlito Wirawan Sarwono menggunakan batasan usia l l 24 tahun dan belum menikah untuk remaja lndonesia dengan pertimbangan
sebagai berikut :
1.

Usia 11 tahun adalah usia dimana tada-tanda seksual sekunder mulai nampak
(Kriteria fisik).

2.

Dibanyak masyarakat Indonesia, usia 11 tahun adalah usia dimana sudah
diangap akil baligh, baik menurut adat maupun agama, sehingga masyarakat
tidak lagi memperlakukan mereka sebagai anak-anak (Kriteria Sosial).

3.

Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa
seperti tercapainya identitas diri (Ego identity, menurut ertikson), tercapainya
fase genital dari perkembangan fisikoseksual (menurut Frued) dan tecapainya
puncak perkembangan kognitif maupun moral.

4.

Batasan usia 24 tahun merupakan batasan usia maksimal, yaitu untuk
memberi peluang bagi mereka yang mencapai batasan usia tersebut masih

21

menggantungkan kepada orang tua belum mempunyai hak penuh sebagai
orang dewasa (secara tradisi/adat), belum bisa memberikan pendapat sendiri
dan sebagainya, dengan kata lain orang-orang yang sama batasan usia 24
tahun belum dapat memenuhi persyaratan kedewasaan secara sosial maupun
fisikologi masih dapat digolongkan sebagi remaja. Golongan ini banyak
terdapat di Indonesia terutama dikalangan masyarakat menegah ke atas yang
mempersyaratkan berbagai hal (Pendidiakan setingi-tingginya) untuk
mencapai kedewasaan sebelum usia tersebut.
5.

Dalam definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan karena arti
perkawinan masih sangat penting di masyarakat kita secara menyeluruh,
karena seseorang yang telah menikah pada usia beberapa pun dianggap dan
diperlukan sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun dalam
kehidupan bermasyarakat dan keluarga. Karenanya definisi remaja disini
dibatasi khusu yang belum menikah (Sarlito, 1989: 14-15).

Remaja adalah suatu tingkatan umur, dimana anak-anak tidak dapat disebut lagi
anak-anak tetapi mereka belum dapat dikatakan dewasa, dan usia apabila ada
diantara 14 tahun dan belum menikah. (Kartono, 1982: 181).
Sedangkan Andi Mappiare (1982:27) membagi remaja kedalam bentuk, Remaja
awal dan Remaja akhir. Remaja awal berada dalam usia 12 atau 13 tahun – 17
atau 18 tahun remaja akhir berada dalam rentangan usia 17 atau 18-21 atau22
tahun.
Menurut Soekanto (l987: 16), dari sudut umur sulit untuk menentukan secara pasti
siapa yang diangap remaja. Akan tetapi lazimnya masyarakat berpendapat bahwa

22

ada golongan remaja muda (Gadis berusia 13 tahun-I7 tahun dan laki-laki berusia
l-17 tahun) dan agolongan lanjut bagi remaja yang menginjak usia 17-21tahun.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dinyatakan bahwa remaja merupakan
massa peralihan dari anak-anak menuju dewasa dimana berada diantara usia 13
hingga 21 tahun dan belum menikah serta perilaku mereka masih dipengaruhi oleh
tingkat fisikologi dan emosionalitas yang belum stabil.
1. Ciri-Ciri Remaja
Untuk Mengenal lebih jauh mengenai remaja maka perlu dikemukakan mengenai
ciri-ciri seseorang sehingga ia disebut sebagai remaja Menurut Soekanto (1987:
23). Ciri-Ciri remaja apabila dilihat dari sudut kepribadian adalah sebagai berikut:
a.

Perkembangan fisik yang pesat sehingga ciri-ciri fisik sebagai laki-laki atau
wanita tampak semakin tegas, hal mana secara efektif ditonjolkan oleh para
remaja, sehingga perhatian terhadap jenis kelamin lain semakin meningkat.
oleh remaja perkembangan fisik yang baik dianggap sebagai salah satu
kebanggan.

b.

Munculnya keinginan yang kuat untuk mengadakan interaksi social dengan
kalangan yang lebih dewasa atau dianggap lebih matang kepri