Strategi komunikasi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKB dan PP) Kabupaten Gowa dalam Menyosialisasikan Konsep Dua Anak Cukup - Repositori UIN Alauddin Makassar

  

STRATEGI KOMUNIKASI BADAN KELUARGA BERENCANA DAN

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN (BKB DAN PP) KAB. GOWA

DALAM MENYOSIALISASIKAN KONSEP DUA ANAK CUKUP

  

Skripsi

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial Jurusan Ilmu Komunikasi pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi

  UIN Alauddin Makassar Oleh :

  

A S W A D I

NIM: 50700108018

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI PER

  Dengan penuh k nuh kesadaran, penyusun yang bertanda tangan d gan di bawah ini menyatakan bahwa skrip skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun usun sendiri. Jika dikemudian hari terbukti rbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat lagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebahgia bahgian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar ya lar yang diperoleh karenanya batal demi huk i hukum.

  Makassar, 16 ar, 16 April 2015 Penyusun,

  A s w a d i

  NIM. 507001 0700108018

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillahirab ahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjantkan ke an ke hadirat allah SWT karena hanya berka berkat rahmat dan karunia-Nya penulis berhasil m asil menyelesaikan skripsi dengan judul: Str ul: Strategi Komunikasi BKB dan PP Kabupaten G aten Gowa Dalam Menyosialisasikan Konse Konsep Dua anak Cukup. Salam dan Shalawat ju wat juga tak lupa penulis haturkan untuk ntuk reformis ummat muslim seluruh dunia yakn yakni Rasulullah Muhammad SAW, yang t yang telah membawa umat manusia dari alam gelap m gelap menuju alam yang sangat luar biasa tera sa terangnya yang diridhai oleh Allah SWT.

  Skripsi ini diajuk diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi nikasi Universitas Islam Negeri Alauddin M din Makassar, sebagai salah satu syarat untuk memp memperoleh gelar keserjanaan S1 (Strata 1). ata 1). Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis m nulis mendapatkan bimbingan dan motivasi d ivasi dari berbagai pihak, baik secara moril maupun m upun materil. Oleh karena itu, patutlah denga dengan tulus penulis mengucapkan terima kasih kepa kepada: ima kasih secara pribadi penulis haturkan kepada kepada ayah saya

  1. Ucapan terima k Hartoyo R, SE, da SE, dan yang tercinta kepada ibu saya Nurmi Abdulla bdullah yang tidak pernah bosan m san mendoakan, memotivasi, menasehati dan dan memberikan arahannya.

  . Ahmad Thibraya, Ma, selaku Pelaksana Tugas ugas Rektor UIN

  2. Prof. Dr. H. Ahm Alauddin Makassa akassar.

  3. Dr. Hj. Muliaty Amin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.

  4. Bunda Ramsiah Tasruddin, S.Ag., M. Ag., selaku penguji I dan Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi. Dengan segenap rasa tulus memberikan waktu, dukungan, arahan, motivasi, nasehat serta bimbingan selama menempuh kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi.

  5. Dra. Audah Mannan M.Ag., selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi.

  Dengan segenap rasa tulus memberikan waktu, dukungan, arahan, motivasi, nasehat serta bimbingan selama menulis menempuh kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi.

  6. Dr. H. A. Aderus, Lc., MA., selaku pembimbing I yang selalu meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk mengarahkan serta membimbing penulis hingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

  7. Dr. Firdaus Muhammad, M.Ag., selaku pembimbing II dan Ketua Jurusan Jurnalistik yang selalu memberikan motivasi, arahan, waktu untuk menyelesaikan skripsi ini.

  8. Dra. ST. Aisyah. BM., M.Sos.I., selaku penguji II dan Sekretaris Jurusan Kesejahteraan Sosial yang selalu memberikan waktu, tenaga, pikiran, arahan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  9. Dosen dan para pegawai khususnya pegawai perpustakaan yang sudah sangat membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.

  10. Ucapan terima kasih kepada pihak BKB dan PP karena sudah sangat membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

  11. Ucapan terima kasih kepada saudara saya Aswan Hartoyo, Muh. Asrijal, Muh.

  Asrori Hartoyo, Asraf, Ulfa Isyanur, Syafira Asyara yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

  12. Ucapan terima kasih kepada kakanda saya Alm. Muh. Ashari Hartoyo yang telah memberikan motivasi dan semangat semasa hidupnya.

  13. Ucapan terima kasih kepada hj. Mutiara Abdullah. Ma, Hj. Hasniah, Rahmatiah, Mutiajayanti, SE.AK, Sjuhria, Mardiansyah Nugraha yang telah membantu baik dari segi moril dan materil.

  14. Ucapan terima kasih yang sangat mendalam kepada saudara-saudara saya (GS) Muh. Ilham R. S.Sos, Muhammad yashbar Rahman S.Pd, Andi Ali Imran S.Sos, Marzuki S.Sos., MM., Muhammad Risal. S.Sos, Muh. Mursyid S.Sos, Adi Irfan Yusuf yang sudah berjuang bersama-sama.

  15. Ucapan terima kasih kepada Regina Labite. S.Sos, Nur Karlina P. S.Sos, Surakhmi. S.Pd, ST Aisyah Alsyam. SE yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

  16. Ucapan terima kasih kepada Jurusan Ilmu Komunikasi terkhusus teman-teman angkatan 2008 yang telah meluangkan waktunya.

  17. Ucapan terima kasih kepada yang terkhusus Wiwi Pratiwi S.Hum yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. ma kasih kepada teman-teman KKN Desa. Salassa alassae yang telah

  18. Ucapan terima ka memberikan motiv motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini. ma kasih kepada teman-teman Clan Sul-Sel terkhu terkhusus Jumriadi

  19. Ucapan terima ka Amri. S.Ip., Faidi Faidil Ichzan. S.Ip., yang telah membantu dalam m lam menyelesaikan skripsi ini.

  Gowa, 16 Ap

  16 April 2015

  A s w a d i

  NIM. 507 . 50700108018

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ....................................................... ii

PENGESAHAN .............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................

  30 C. Keluarga Berencana ......................................................................

  42 BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................

  41 F. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................

  41 E. Instrument Penelitian ....................................................................

  38 D. Metode Pengolahan dan Analisis Data .........................................

  37 C. Metode Pengumpulan Data ...........................................................

  37 B. Metode Pendekatan .......................................................................

  32 BAB III. METODOLOGI PENELITIA ..................................................... 37-42 A. Jenis Penelitian ..............................................................................

  14 B. Sosialisasi ......................................................................................

  iv

  12 BAB II. TINJAUAN TEORITIS ................................................................. 14-32 A. Strategi Komunikasi ......................................................................

  11 E. Tujuan dan kegunaan Penelitian ...................................................

  11 D. Kajian Terdahulu ...........................................................................

  10 C. Rumusan Masalah .........................................................................

  1 B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus ..........................................

  

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1-13

A. Latar Belakang ...............................................................................

  

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

PEDOMAN TRANSLITERASI .................................................................. x

ABSTRAK ..................................................................................................... xiv

  43 A. Gambaran umum BKB dan PP (Badan Keluarga Berencana Dan

  1. Kondisi Umum BKB dan PP ............................................

  63 6. Tahap Evaluasi ...................................................................

  73 DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

  72 B. Implikasi .......................................................................................

  70 BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................

  69 4. Faktor kesadaran masyarakat ............................................

  69 3. Faktor akses dan letak geografis .......................................

  67 2. Faktor kinerja aparatur BKB dan PP .................................

  65 1. Faktor finansial ..................................................................

  64 C. Faktor Penghambat BKB dan PP dalam menyosialisasikan program dua anak cukup ...........................................................

  63 5. Waktu Pelaksanaan Sosialisi ..............................................

  43 2. Kependudukan dan KB .....................................................

  3. Bentuk-Bentuk Komunikasi Dalam Pelaksanaan Sosialisasi 54 4. Pesan-pesan yang Disampaikan dalam Sosialisasi ...........

  2. Hal-hal Yang Dilakukan Pada Saat Perencanaan Sosialisasi 54

  1. Pihak-pihak Yang Terlibat Dalam Perencanaan Sosialisasi 53

  53

  50 B. Langkah-langkah Komunikasi BKB Dan PP Kabupaten Gowa sebelum melakukan sosialisasi ...................................................

  47 6. Struktur Organisasi ...........................................................

  47 5. Keberadaan BKB Dan PP Kab. Gowa ..............................

  46 4. Misi ...................................................................................

  45 3. Visi ....................................................................................

  75 LAMPIRAN-LAMPIRAN

PEDOMAN TRANSLITERASI

1. Konsonan h}a

  Hamzah ( ء) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (’).

  Huruf

Nama Huruf Latin Nama

Arab

  Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan ا

  Ba b be ب

  Ta t te ت s\a ṣ es (dengan titik di atas) ث

  Jim J je ج ha ḥ ha (dengan titik di bawah) ح

  Kha Kh ka dan ha خ dal d de

  د zal ż zet (dengan titik di atas) ذ

  Ra R er ر

  Zai Z zet ز

  Sin S es س

  Syin sy es dan ye ش s}ad ṣ es (dengan titik di bawah)

  ص d}ad ḍ de (dengan titik di bawah) ض t}a ṭ te (dengan titik di bawah)

  ط z}a ẓ zet (dengan titik di bawah) ظ

  

  ‘ain apostrof terbalik ع Gain G ge غ

  Fa F ef ف

  Qaf Q qi ق

  Kaf K ka ك

  Lam L el ل

  Mim M em م

  Nun N en ن

  Wau W we و

  Ha H ha ـﻫ

  

  Hamzah apostrof ء

  Ya Y ye ى

2.Vokal

  Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri atas vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

  Tanda Nama Huruf Latin Nama

  fathah a a َا kasrah i i

   ِا dammah u u

   ُا

  Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu: Tanda Nama Huruf Latin Nama

  i fathah dan ya a a dan i

  ْﻰَـ

  fathah dan wau au a dan u

  ْﻮَـ Contoh: َﻒـْﻴـَﻛ : kaifa َل : haula

  ْﻮـَﻫ

  3. Maddah Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,

  transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Nama Nama

  Harkat dan Huruf Huruf dan Tanda

  Contoh:

  fathah a dan garis di atas

  dan alif ā ى َ ... | ا َ ... atau ya

  َت : ma>ta ﺎَـﻣ

  : rama> kasrah dan ya i dan garis di atas Ī

  ﻰــ ِ◌ ﻰـَﻣَر

  : qi>la َﻞـْﻴـِﻗ

  dammah dan u dan garis di atas

  ū ﻮــُـ

  wau

  ُت : yamu>tu ْﻮُـﻤـَﻳ

  4. Ta’ marbutah Transliterasi untuk ta marbutah ada dua, yaitu: ta marbutah yang hidup atau

  mendapat harkat fathah, kasrah, dan dammah, transliterasinya adalah [t]. Sedangkan ta marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun, transliterasinya adalah [h].

  Kalau pada kata yang berakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbu-

  tah itu ditransliterasikan dengan ha (h).

  Contoh: : raudah al-atfal

  ﻷا ِلﺎَﻔْﻃ

  ُﺔـَﺿْوَر : al-madinah al-fadilah

  ُﺔَﻠــِﺿﺎَـﻔـْﻟَا ُﺔـَﻨـْﻳِﺪـَﻤـْﻟَا : al-hikmah

  ُﺔــَﻤـْﻜـِﺤْـﻟَا

  

ABSTRAK

Nama Penyusun : ASWADI Nim : 5070108018

Judul Skripsi : STRATEGI KOMUNIKASI BADAN KELUARGA

BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN

PEREMPUAN (BKB DAN PP) KABUPATEN GOWA DALAM MENYOSIALISASIKAN KONSEP DUA ANAK CUKUP

  Penelitian ini dilatarbelakangi adanya BKB dan PP yang melaksanakan program perencanaan keluarga berencana dengan konsep dua anak cukup. Terlihat dari aktifnya BKB dan PP dalam menyosialisasikan konsep dua anak cukup melalui media dan menjalin rekanan kerja dalam pelaksanaan program andalannya, sehingga masyarakat dapat merujuk kepada konsep BKB dan PP yang dicanangkannya ke dalam tatanan masa depan keluarga yang harmonis dan berkualitas. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui bagaimana langkah- langkah dan apa yang menjadi faktor penghambat BKB dan PP dalam menyosialisasikan slogan dua anak cukup di Kabupaten Gowa.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dan tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, library research (riset perpustakaan), dan dokumentasi. Subjek penelitian ini adalah langkah-langkah dan faktor penghambat BKB dan PP dalam menyosialisasikan slogan dua anak cukup di Kabupaten Gowa.

  Hasil temuan dari penelitian ini bahwa langkah-langkah BKB dan PP Kabupaten Gowa dibagi menjadi dua bagian. Yang pertama, langkah internal berupa rapat intern, evaluasi setiap minggunya, perencanaan program, pembuatan event dan pembuatan laporan. Yang kedua, langkah eksternal seperti menyosialisasikan melalui media cetak dan elektronik, penyuluhan, memberikan konseling, serta mengadakan rekanan kerja terhadap institusi ataupun pihak swasta yang dianggap bersinergi, memasang spanduk di beberapa ruas jalan dan melakukan pelatihan di luar kota bagi setiap bagian di BKB dan PP.

  Langkah-langkah dan strategi komunikasi yang telah dilakukan BKB dan PP, dianggap sudah berjalan ideal, namun belum maksimal. Karena pada bagian ini BKB dan PP melakukan langkah-langkah yang kurang inovatif dalam mensukseskan konsep dua anak cukup dan dalam hal ini juga, BKB dan PP memiliki faktor penghambat dalam pelaksanaanya yaitu: kurangnya kinerja dari aparatur dan kurangnya finansial BKB dan PP dalam pelaksanaannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu cara untuk mewujudkan keluarga yang sakinah adalah

  mengikuti program Keluarga Berencana (KB). KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi umatnya, KB merupakan salah satu upaya pemerintah yang dikoordinir oleh Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKB dan PP) dengan program untuk membangun keluarga-keluarga bahagia dan sejahtera serta menjadikan keluarga yang berkualitas. KB dapat dipahami juga sebagai suatu program nasional yang dijalankan pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan pertumbuhan populasi penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan barang dan jasa.

  Pelaksanaan program tersebut salah satunya adalah dengan cara menganjurkan. setiap keluarga agar mengatur dan merencanakan kelahiran anak, dengan menggunakan alat kontrasepsi modern. Sebab, dengan mengatur kelahiran anak, keluarga biasanya akan lebih mudah menyeimbangkan antara keadaan dan kebutuhan, pendapatan dan pengeluaran. Dan pada akhirnya dapat lebih mudah membentuk sebuah keluarga bahagia dan sejahtera. Bila pertumbuhan penduduk

  2

  dapat ditekan, maka masalah yang dihadapi tidak seberat menghadapi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali.

  Dalam Undang-Undang Nomor 10 tahun 1992, pembangunan keluarga sejahtera diarahkan pada pengembangan kualitas keluarga, melalui upaya keluarga berencana, dalam rangka membudayakan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera. Pembangunan keluarga sejahtera bertujuan untuk membangun kualitas keluarga agar dapat timbul rasa aman, nyaman, tentram dan harapan masa depan yang lebih baik dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan kebahagiaan batin.

  Menurut undang-undang tersebut, gerakan keluarga berencana didefinisikan sebagai upaya peningkatan kepeduliaan dan peran serta masyarakat melalui pendewassan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan

  1 keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga.

  Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara yang termasuk memiliki kepadatan penduduk terbanyak di dunia. Hal ini disebabkan salah satunya adalah karena negara Indonesia memiliki tingkat kelahiran yang begitu tinggi sehingga terjadilah kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk tersebut tentu saja menjadi suatu masalah bagi negara Indonesia yang perlu diperhatikan oleh pemerintah sehingga banyak upaya yang dipilih atau diprogramkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi kepadatan penduduk tersebut dengan cara melakukan program Keluarga Berencana atau dikenal dengan singkatan KB.

1 Badan Keluarga Berencana, Program Nasional Kependudukan Keluarga Berencana:

  3

  Salah satu masalah kependudukan yang cukup besar di Indonesia adalah jumlah kepadatan penduduk yang sangat besar. Hal ini menimbulkan berbagai macam masalah lain. Untuk itu, pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB) yaitu program pembatasan jumlah anak yakni dua untuk setiap keluarga.

  Program Keluarga Berencana merupakan usaha langsung yang bertujuan untuk mengurangi tingkat kelahiran melalui penggunaan alat kntrasepsi. Berhasil atau tidaknya Pelaksaan Program Keluarga Berencana akan menetukan pula berhasil atau tidaknya usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa Indonesia.

  Pertambahan penduduk yang cepat, tidak seimbang dengan peningkatan produksi akan mengakibatkan ketegangan–ketegangan sosial dengan segala akibat yang luas.

  Dengan adanya program KB maka laju pertumbuhan penduduk dapat ditekan untuk menghindari terjadinya peledakan penduduk yang luar biasa, karena diperkirakan jika angka persentase kesetaraan jumlah penduduk yang ber-KB dapat dinaikkan 1 % per tahun, maka diprediksikan jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 sekitar 237,8 juta jiwa, ini masih di bawah dari angka proyeksi

  2 penduduk tahun 2015 yang diperkirakan sekitar 248 juta jiwa.

  Dengan adanya kebijakan pemerintah unutk pengaturan laju pertumbuhan penduduk dan pengaturan jumlah kelahiran di Indonesia merupakan bagian dari 2 Sugianto, Pelayanan data dan Informasi Kependudukan dan Keluarga Berencana Pada

  4

  kebijakan kependudukan nasional, yang dalam hal ini pelaksanaan program KB di daerah pada era otonomi perlu ditentukan sasaran kinerja program untuk mewujudkan keserasian kependudukan di berbagai bidang pembangunan. Dengan terkendalinya jumlah penduduk, maka akan tercipta generasi yang berkualitas, sehingga dapat meneruskan pembangunan Indonesia yang berkualiatas.

  Selain mendatangkan pengaruh yang positif, program KB juga memiliki pengaruh yang kurang menguntungkan, ini dilihat dari semakin meningkatnya partisipasi masyarakat dalam ber-KB, maka penggunaan metode KB berupa penggunaan AKDR, implant, suntik KB, pil KB juga semakin meningkat, maka biaya yang harus di keluarkan pemerintah untuk pengadaan alat–alat dan obat

  3 untuk kontrasepsi di Indonesia dapat dikatakan cukup tinggi.

  Kegagalan program keluarga berencana bisa dilihat pada hilangnya simbol-simbol keluarga berencana di masyarakat, keluarga berencana tidak popular lagi di masyarakat. Penurunan minat terhadap keluarga berencana mengakibatkan peningkatan pertumbuhan penduduk. Pada tahun 1990, penduduk Indonesia mencapai 179,4 juta jiwa, meningkat pada tahun 2000 menjadi 206,3 juta jiwa. Di tahun 2020, jumlah penduduk bakal menjadi 261 juta jiwa, dan tahun

  4 2025 menjadi 273,2 juta jiwa.

  Selain itu, rendahnya tingkat kinerja aparatur (penyuluh keluarga berencana) juga menjadi permasalahan, padahal di tengah arus globalisasi, era 3 4 www.BKKBN.go.id.

  Tribun Timur, “Data Penduduk Indonesia” Tribun Timur, 27 Desember 2008.

  5

  disentralisasi dan otonomi daerah, pembangunan di sektor kependudukan utamanya yang terkait dengan pengendalian laju pertumbuhan kependudukan, dalam hal ini program keluarga berencana (KB), bukan saja perlu mendapat perhatian besar tapi juga keseriusan dalam pelaksanaannya. Jika program keluarga berencana sukses dan dapat secara bermakna mengendalikan pertumbuhan penduduk maka target pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat bisa lebih cepat tercapai.

  Program keluarga berencana nasional merupakan salah satu program sosial dasar yang sangat penting artinya bagi kemajuan suatu bangsa. Program ini memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pembangunan sumber daya manusia di masa kini dan di masa depan yang menjadi prasyarat bagi kemajuan dan kemandirian bangsa. Terwujudnya keluarga berkualitas, menjadi visi program keluarga berencana, akan membangun generasi baru bangsa Indonesia yang unggul di masa depan dan mejadi sumber daya pembangunan yang tangguh dan mandiri, serta mampu berkompetensi dengan bangsa-bangsa lain di dunia, khususnya dalam era globalisasi.

  Seiring dengan perkembangan zaman, jumlah penduduk dalam suatu daerah juga ikut bertambah. Salah satu daerah yang jumlah penduduknya berkembang pesat secara signifikan adalah Kabupaten Gowa. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik Indonesia) pada tahun 2009 tingkat pertumbuhan penduduk Kabupaten Gowa berjumlah 617.317 jiwa, dan pada tahun 2010 jumlah

  6

  penduduk mencapai 652.941 jiwa, setelah itu, pada tahun 2011 jumlah penduduk

  5 Kabupaten Gowa semakin meningkat yaitu mencapai angka 659.513 jiwa.

  Bertambahnya jumlah penduduk secara signifikan, menjadi pekerjaan rumah bagi pihak BKB dan PP. BKB dan PP (Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan), adalah lembaga pemerintah non departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera. BKB dan PP harus membuat program tertentu untuk menekan laju jumlah pertumbuhan penduduk, karena mengingat tidak seimbangnya lapangan kerja yang tersedia di Kabupaten Gowa dengan jumlah penduduk yang ada. Secara tidak langsung akan memberikan pengaruh kepada berbagai sektor, terutama sektor ekonomi.

  Pertumbuhan penduduk yang tidak seiring dengan ketersediaan lapangan pekerjaan akan mengakibatkan tingginya angka pengangguran. Pola hidup seorang pengangguran adalah identik dengan kriminalitas untuk memenuhi tuntutan ekonomi keluarga. Program BKB dan PP yang bertujuan untuk menciptakan keluarga yang berhasil dengan prediksi masa depan yang lebih baik

  : 9

  sejak dini. Sebagaimana firman Allah Swt dalam surah (Qs.An-Nisa ) yang berbunyi:

  اﻮُﻟﻮُﻘَـﻴْﻟَو َﻪﻠﻟا اﻮُﻘـﺘَﻴْﻠَـﻓ ْﻢِﻬْﻴَﻠَﻋ اﻮُﻓﺎ َﺧ ﺎًﻓﺎَﻌِﺿ ًﺔﻳرُذ ْﻢِﻬِﻔْﻠَﺧ ْﻦِﻣ اﻮُﻛَﺮَـﺗ ْﻮَﻟ َﻦﻳِﺬﻟا َﺶْﺨَﻴْﻟَو 5 اًﺪﻳِﺪَﺳ ًﻻْﻮَـﻗ

  Regional linvestment “Data penduduk Kabupaten Gowa dari tahun 2007-2011”

  7

  Terjemahannya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka

  6 mengucapkan perkataan yang benar”.

  Ayat tersebut memberikan dorongan kepada umat islam yang merancang masa depan anak-anak mereka, baik dari segi pendidikan maupun ekonomi.

  Terlebih lagi masalah adalah kehidupan beragama. Memiliki dua orang anak lebih mudah mengatur, mendidik, dan mempersiapkan masa depannya yang lebih berkualitas daripada memiliki anak yang banyak namun tidak terurus. Disamping itu gaji pegawai negeri di Indonesia hanya cukup untuk dua orang anak.

  Berdasarkan turunan keputusan Mu’tamar Majelis tarjih Muhammadiyah di Sidoarjo tahun 1968 tentang masalah keluarga berencana berkesimpulan bahwa Islam menganjurkan agar kehidupan anak keturunannya jangan sampai terlantar sehingga menjadi tanggungan orang lain.

  Dalam keputusan presiden nomor 20 tahun 2000 tentang badan koordinasi keluarga berencana nasional, BKB dan PP mempunyai tugas merumuskan kebijakan pengelolaan dan koordinasi pelaksanaan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera, mengembangkan dan memantapkan peran serta masyarakat, meningkatkan kualitas program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera serta pemberdayaan perempuan secara terpadu bersama instansi terkait. 6 Departemen Agama, Al- Quran dan terjemahan (Bandung: Mizan Bunaya Kreativa,

  8

  BKB dan PP dalam tahun terakhir ini pernah sukses dengan slogan dua anak cukup, laki-laki perempuan sama saja. Namun, untuk menghormati hak asasi manusia, kini BKB dan PP memiliki slogan dua anak cukup. Ini menjadi slogan sekaligus program unggulan BKB dan PP sendiri.

  Slogan ini sudah diperkenalkan dan sosialisasikan kepada masyarakat. Sebagaimana yang dikemukakan, Sekretaris BKB dan PP Kabupaten Gowa, Sofyan Daud bahwa:

  Anggapan masyarakat masih terjadi kontrofersi, terutama yang masih menganut faham mengenai banyak anak mendatangkan banyak rezeki masih sulit menerima konsep sosialisai dua anak cukup. Sebaliknya bagi masyarakat dengan tingkat pendidikan menegah ke atas, sudah mulai memikirkan masalah kelangsungan pendidikan serta kesejahteraan anak di masa depan sehingga mudah menerima konsep

  7 dua anak cukup.

  BKB dan PP dalam menyosialisasikan programnya tersebut perlu memperhatikan aspek komunikasi atau strategi komunikasi yang digunakan sehingga programnya bisa diterima dan dilaksanakan dengan baik oleh masyarakat.

  Sosialisasi adalah satu konsep umum yang bisa diartikan sebagai sebuah proses belajar melalui interaksi dengan orang lain, tentang cara berpikir, merasakan, dan bertindak. Kesemuanya itu merupakan hal yang sangat penting dalam menghasilkan partisipasi sosial yang efektif. Sosialisasi merupakan proses yang terus terjadi selama hidup kita. 7 Sofyan Daud, sekretaris BKB dan PP, Wawancara oleh penulis di Kantor BKB DAN PP

  9

  Dalam proses sosialisasi, komunikasi menjadi hal yang sangat penting. Komunikasi merupakan salah satu unsur penting dalam hidup bermasyarakat. Hal itu merupakan salah satu faktor untuk menciptakan interaksi sosial dan hubungan sosial.

  Komunikasi merupakan elemen penting bagi proses sosialisasi dalam masyarakat. Tanpa adanya komunikasi antar anggota masyarakat, proses sosialisasi tidak akan dapat berlangsung. Jadi, dengan adanya komunikasi, proses sosialisasi dalam masyarakat akan dapat berlangsung secara maksimal.

  Proses sosialisasi tercipta dari interaksi sosial, dan interaksi sosial tercipta dari Komunikasi yang berjalan lancar. Ketiga hal itu tak mampu dipisahkan karena saling berkaitan, dan harus ada untuk menciptakan sosialisasi yang maksimal. Jadi, komunikasi mendukung dan menjadi faktor utama terjadinya suatu sosialisasi di dalam masyarakat. Tanpa adanya komunikasi, proses sosialisasi di dalam masyarakat tidak akan berlangsung ataupun tercipta secara

  8 baik.

  Dalam upaya menyosialisasikan program dua anak cukup peran humas BKB dan PP Kabupaten Gowa sangat penting guna mensukseskan program tersebut kemasyarakat, hal ini untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Gowa. Apabila laju pertumbuhan penduduk tidak dapat teratasi maka akan berdampak keberbagai sektor, khususnya ke sektor ekonomi karena terbatasnya lapangan kerja di Kabupaten Gowa.

  10

  Sebaliknya apabila program tersebut bisa berjalan dengan baik itu juga bisa berdampak kepada kesejahteraan masyaraka Kabupaten Gowa.

  Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan ini melalui penelitian dengan judul: “Bagaimana Strategi

  

Komunikasi Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan

(BKB DAN PP) Kabupaten Gowa dalam Menyosialisasikan Dua Anak

Cukup.”

B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus

  Judul yang diangkat dalam penelitian ini adalah Strategi Komunikasi

  

Badan Kelurga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan (BKB dan PP)

Kabupaten Gowa dalam Menyosialisasikan konsep Dua anak cukup, maka

  untuk menghindari kesalahpahaman dalam menginterpretasikan judul yang diajukan dalam penelitian ini, penulis menguraikan makna kata-kata kunci yang terdapat dalam judul:

  1. Strategi komunikasi adalah rencana yang disusun secara sistematis dalam melakukan sosialisasi program dua anak cukup agar tujuan dari sosialisasi itu tercapai.

2. Sosialisasi adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan Badan Keluarga

  Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan (BKB dan PP) Kabupaten Gowa untuk menyampaikan sebuah pesan kemasyarakat Kabupaten Gowa untuk mengajak dan mempengaruhi bertapa pentingnya program ini.

  11

3. Konsep adalah suatu gagasan atau ide yang dicanamkam oleh Badan

  Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan (BKB dan PP) untuk membantu pemerintah menekan angka pertumbuhan penduduk Kabupaten Gowa. Dalam hal ruang lingkup penelitian, peneliti memberikan batasan dalam penelitian ini untuk menghindari kesalahpahaman dan persepsi baru sehingga tidak keluar dari apa yang menjadi fokus penelitian.

  Peneliti disini hanya fokus pada strategi komunikasi Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan (BKB dan PP) Kabupaten Gowa dalam menyosialisasikan konsep dua anak cukup.

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti mengangkat rumusan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana langkah-langkah komunikasi Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan (BKB dan PP) Kabupaten Gowa dalam menyosialisasikan program dua anak cukup?

  2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat Badan Keluarga Berencana Dan Pemberdayaan Perempuan (BKB dan PP) Kabupaten Gowa dalam menyosialisasikan program dua anak cukup?

D. Kajian Terdahulu

1. Penelitian terdahulu yang relevan

  Penelitian tentang strategi komunikasi yang dilakukan suatu lembaga

  12

  strategi komunikasi BKKBN dalam menyosialisasikan konsep dua anak lebih baik. Tapi sebelumnya sudah ada dua penelitian yang membahas masalah strategi komunikasi BKKBN, namun perbedaannya adalah objek kajiannya: kedua penelitian terdahulu tersebut adalah sebagai berikut:

a. Strategi Komunikasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional

  (BKKBN) Provinsi DIY dalam Menginformasikan program Penyiapan Kehidupan Berkeluarga bagi Remaja (PKBR) di Yogyakarta Tahun 2010-2014. Skripsi riska Rizkiana, mahasiswi ilmu Komunikasi Institut

  9 Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta pada tahun 2011.

b. Strategi Komunikasi Bidang Bina Ketahanan Remaja BKKBN Provinsi Jawa Tengah Dalam Meningkatkan Jumlah Peserta Generasi Berencana.

  Skripsi Raden Kevin Mohan, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas

  10 Diponegoro Semarang pada tahun 2012.

  Pada judul tersebut di atas belum ada yang membahas khsusunya berhubungan dengan objek penelitian, maka penulis memandang perlu untuk diteliti dan dikembangkan lebih lanjut.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

  9 Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:

  Riska Rizkina, “http://www.jurnalisipol.co.id-20110918232714- strategi-komunikasi- badan-koordinasi-keluarga-berencana-nasional-(bkkbn)-provinsi-diy-dalam-menginformasikan- program-penyiapan-kehidupan-berkeluarga-bagi-remaja-di-yogyakarta. Akses, (19 Maret 2013). 10 Raden Kevin Mohan, http://www.radenkevinundip.co.id-1953243209- strategi-

  13

  a. Untuk mengetahui proses sosialisasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKB dan PP) Kabupaten Gowa dalam menyampaikan program dua anak cukup.

  b. Untuk mengetahui langakah-langkah yang ditempuh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKB dan PP) Kabupaten Gowa dalam sosislisasi program dua anak cukup.

2. Kegunaan Penelitian

a. KegunaanTeoritis

  1) Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penulis terutama dalam bidang komunikasi.

  2) Untuk menambah Khazanah penelitian ilmu komunikasi, khususnya yang berhubungan dengan sosialisasi konsep dua anak cukup oleh BKB dan PP di Kabupaten Gowa. 3) Untuk menjadi bahan referensi bagi peneliti lainnya dalam meneliti hal-hal yang relevan.

  4) Diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa dijadikan bahan bacaan dan sebagai informasi kepada para pembaca.

  b. Kegunaan Praktis 1) Secara praktis dalam penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk mengetahui manfaat program atau konsep dua anak cukup.

  2) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bentuk pemecahan masalah ledakan jumlah penduduk.

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Strategi Komunikasi Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen

  untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.

  1 Suatu strategi juga merupakan keseluruhan keputusan kondisional tentang

  tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukanperumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi khalayak.

  2 Ada empat tujuan dalam strategi komunikasi sebagai berikut:

  1. To Secure Understanding yaitu untuk memastikan bahwa terjadi suatu pengertian dalam berkomunikasi.

  2. To Establish Acceptance, yaitu bagaimana cara penerimaan itu terus dibina dengan baik.

  3. To Motivate Action yaitu penggiatan untuk memotivasinya,

  1 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2005), h. 32 2 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi, (Bandung: PT Amrico, 1984), hal. 59

  4. To Goals Which Communicator Sought To Achieve yaitu bagaimana mencapai tujuan yang hendak dicapai oleh pihak komunikator dari

  3 proses komunikasi tersebut .

  Strategi juga memiliki fungsi ganda sebagaimana dijelaskan oleh Effendy yaitu4 :

  1. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan instruktif secara sistematik kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal.

  2. Menjembatani ”cultural gap”, yaitu kondisi yang terjadi akibat kemudahan diperolehnya dan kemudahan dioperasionalkannya media yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan merusak nilai-nilai yang dibangun. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menyusun strategi komunikasi adalah dengan merperhatikan segala kelebihan dan kekurangan yang melekat pada komponen-komponen komunikasi

  4

  tersebut , yaitu :

  a. Komunikator Istilah komunikator berpadanan dengan kata pengirim, dalam bahasa

  Inggris sender dan enconder. Istilah-istilah ini diberi makna sama ketika bertindak sebagai pelaku/pengirim informasi. Dalam komunikasi antar manusia, komunikator tidak bisa lepas dari proses komunikasi. Disini peran yang 3 Onong Uchjana Effendy, h. 32 dilakukan adalah sebagai pengirim simbol/lambang/bahasa/informasi apapun. Syarat komunikasi efektif bagi seseorang komunikator adalah mempunyai kredibilitas, keterampilan berkomunikasi, personality, (kepribadian), dan

  5

  kemampuan komunikator memperhitungkan harapan komunikan. Indikator yang paling penting dalam komunikator adalah kredibilitas yaitu menyangkut

  6

  kepercayaan dan keahlian. Kepercayaan dan keahlian yang di maksud adalah dari aspek keilmuan dan pengetahuan sesuai dengan apa yang akan disampaikan. Seorang komunikator yang kredibel harus memiliki beberapa ciri yaitu memiliki energi tinggi dan toleransi terhadap tekanan, rasa percaya diri, kendali internal, kestabilan dan kematangan emosional, integritas pribadi,

  7 motivasi kekuasaan dan orientasi kepada keberhasilan.

  Terkait dengan keterampilan komunikasi Kris Cole memerincinya dengan ciri-ciri yaitu: 1). Dapat berkomunikasi dengan jelas, 2). Memiliki rasa asertiv dan empati, 5 3). Memiliki Integritas,

  Soleh Soemirat, Dasar-Dasar Komunikasi, (Bandung:Program Pascasarjana UNPAD, 2000), hal.5 6 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung:Remaja Rosdakarya: 2005) hal.

  257. 7 Gary Yukl, Kepemimpinan Dalam Organisasi. Terjemahan oleh Budi Supriyanto, (Jakarta: P.T.Indeks: 2009), hal. 223.

  4). Memiliki kemampuan mendorong dan memotivasi, 5). Memiliki respek pada orang lain 6). Mampu sebagai pemain tim dan bekerjasama secara efektif.

  Kepribadian komunikator juga harus diperhitungkan seperti cara bertingkah laku, bersikap, berkomunikasi terhadap public/masyarakat.

  Komunikator juga harus mampu memprediksi harapan khalayak/masyarakat tentang apa yang akan disampaikannya.

  Peranan komunikator dalam strategi komunikasi sangatlah penting. Para ahli komunikasi cenderung sependapat bahwa dalam melancarkan komunikasi lebih baik mempergunakan pendekatan yang disebut A-A Procedure atau from Attention to Action Procedure. A-A Procedure adalah penyederhanaan dari suatu proses yang disingkat AIDDA (Attention, Interest, Desire, Decision, Action).

  Proses perubahan sebagai efek komunikasi melalui tahapan yang dimulai dengan membangkitkan perhatian. Apabila perhatian komunikan telah terbangkitkan, hendaknya disusul dengan upaya menumbuhkan minat, yang merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian. Minat adalah kelanjutan dari perhatian yang merupakan titik tolak bagi timbulnya hasrat untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan komunikator. Hanya ada hasrat saja pada diri komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan, yakni keputusan untuk melakukan tindakan.

  Selain melalui pendekatan di atas, maka seseorang komunikator harus mempunyai kemampuan untuk melakukan perubahan sikap, pendapat, dan

  8 tingkah laku apabila dirinya terdapat faktor-faktor kredibilitas dan attractiveness.

b. Materi atau Pesan

  Dalam bahasa Inggris pesan disebut sebagai message, content atau informasi. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunkasi atau melalui media telekomunikasi, isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Adapun sesuatu yang dimaksud dengan pesan dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan pengirim/komunikator kepada penerima/komunikan. Syarat komunikasi efektif bagi sebuah pesan adalah menarik, dapat memperoleh kebutuhan individual (personal needs) pada komunikan, cara memperoleh dapat memuaskan kebutuhan pesan yang disampaikan, pesan dapat memuaskan kebutuhan emosi, pesan dapat memuaskan kebutuhan harapan yang logis bagi penerima pesan. Isi pesan dalam strategi komunikasi mengenai sangat menentukan efektivitas komunikasi.

  Wilbur Schramm (dalam Effendy) mengatakan bahwa agar komunikasi yang dilancarkan dapat lebih efektif, maka pesan yang disampaikan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

1. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga dapat menarik perhatian sasaran dimaksud.

  2. Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga sama-sama dapat dimengerti.

3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu.

  4. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi, yang layak bagi situasi kelompok di mana sasaran berada pada saat ia gerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.

c. Media atau Saluran

  Setiap komunikasi merupakan proses pengoperan lambang-lambang yang berarti antar individu dan pada umumnya bersifat timbal balik dan selalu berbentuk lisan, tulisan, dan audio visual. M.O Palapah membagi media atau

  9 saluran ini menjadi dua bagian : media umum dan media massa.

  Media umum artinya media yang dapat digunakan untuk menyalurkan ketiga macam komunikasi, yaitu komunikasi persona, kelompok, dan massa.

  Sedangkan media massa hanya digunakan untuk menyalurkan komunikasi massa saja.

  Dalam komunikasi antar pribadi panca indera dianggap sebagai media komunikasi. Sedangkan dalam komunikasi massa media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, dimana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Selama ini kecenderungan dalam penggunaan media adalah alat komunkasi massa.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kompatibilitas terhadap Keputusan Adopsi Ide dan Alat Kontrasepsi Keluarga Berencana Pria di Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan

1 47 128

Strategi Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kabupaten Karo Dalam Pelaksanaan Pengendalian Laju Pertumbuhan Penduduk Di Kabupaten Karo.

8 126 81

Pelaksanaan Program Kota Layak Anak Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anak Oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan

13 126 136

Laporan Praktek Kerja Lapangan di Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana

0 16 1

Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Melalui Kegiatan Tentara Nasional Indonesia Manunggal Keluarga Berencana Kesehatan (Studi Deskriptif Mengenai Strategi Komunikasi Melalui Kegiatan Tentara Nasional Indonesia Manunggal

0 2 1

Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Badan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana Kabupaten Banjar

0 0 22

Pelaksanaan Program Kota Layak Anak Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anak Oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan

0 1 10

Konsep Mendidik Anak dalam al-Qur’an - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 1 126

Relevansi Pengangkatan dan Pemberdayaan Anak Angkat dalam Hukum Islam - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 95

Strategi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan KCP Pangkep dalam Menyosialisasikan Program Jaminan Pensiun - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 122