BAB IV – PROFIL KOTA - DOCRPIJM d27d67f28c BAB IVBAB IV PROFIL KOTA

LAPORAN AKHIR

BAB IV – PROFIL KOTA

IV.1. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH
Kota Probolinggo merupakan salah satu daerah kota di wilayah bagian
Utara Propinsi Jawa Timur. Secara geografis Kota Probolinggo terletak antara
7o43’41” sampai 7o49’04” Lintang Selatan dan 113o10’ sampai 113o15’ Bujur
Timur dengan batas wilayah :
a. Sebelah Utara

: Selat Madura

b. Sebelah Timur

: Kecamatan Dringu (Kabupaten Probolinggo)

c. Sebelah Selatan

: Kecamatan


Leces,

Wonomerto,

Bantaran,

dan

Sumberasih (Kabupaten Probolinggo)
d. Sebelah Barat

: Kecamatan Sumberasih (Kabupaten Probolinggo)

Secara administrasi Kota Probolinggo terdiri dari 5 kecamatan yaitu
Kecamatan Mayangan dengan 5 Kelurahan, Kecamatan Kanigaran dengan
6 Kelurahan, Kecamatan Kedopok dengan 6 Kelurahan, Kecamatan Wonoasih
dengan 6 Kelurahan dan Kecamatan Kademangan dengan 6 Kelurahan. Dasar
pembagian wilayah administrasi Kota Probolinggo ini adalah Peraturan Daerah
Kota Probolinggo Nomor 20 Tahun 2006 tentang Penataan dan Pengembangan
Kelembagaan Kecamatan, dimana sebelumnya Kota Probolinggo hanya terdiri

dari 3 (tiga) kecamatan dan kemudian dilakukan penataan dan pengembangan
kecamatan menjadi 5 (lima) kecamatan yang membawahi 29 Kelurahan.
Pembagian Wilayah Administrasi Kota Probolinggo terlihat pada Tabel III.1.
Kota Probolinggo memiliki luas wilayah 5.666,7 Ha dengan urutan
wilayah Kecamatan mulai dari yang terluas yaitu Kecamatan Kedopok
(1.362,4 Ha), Kecamatan Kademangan (1.275,4 Ha), Kecamatan Wonoasih
(1.098,1 Ha), Kecamatan Kanigaran (1.065,3 Ha), dan yang terkecil adalah
Kecamatan Mayangan dengan luas 865,5 Ha.

Tabel III. 1 Pembagian Kecamatan Dirinci Per Kelurahan di Kota Probolinggo
NO
1

KECAMATAN
Mayangan
1. Mayangan
2. Sukabumi
3. Mangunharjo

LUAS (HA)

127,6
148,7
345,5

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

IV - 1

LAPORAN AKHIR

NO

2

3

4

5


KECAMATAN
4. Jati
5. Wiroborang
Jumlah
Kanigaran
1.Tisnonegaran
2.Curahgrinting
3.Kanigaran
4.Kebonsari Kulon
5.Kebonsari Wetan
6.Sukoharjo
Jumlah
Kademangan
1. Kademangan
2. Pilang
3. Ketapang
4. Triwung Lor
5. Triwung Kidul
6. Pohsangit Kidul

Jumlah
Wonoasih

LUAS (HA)
124,6
119,1
865,5

1. Wonoasih
2. Jrebeng Kidul
3. Pakistaji
4. Kedunggaleng
5. Kedungasem
6. Sumber Taman
Jumlah
Kedopok
1. Sumber Wetan
2. Kareng Lor
3. Jrebeng Kulon
4. Jrebeng Wetan

5. Jrebeng Lor
6. Kedopok
Jumlah
Jumlah Keseluruhan

247,9
126,9
342,7
155,8
97,6
94,4
1.065,3
213,0
306,8
205,1
207,7
176,3
166,5
1.275,4
84,3

197,0
185,5
129,8
314,5
187,0
1.098,1
487,6
234,5
153,0
90,5
286,6
110,2
1.362,4
5.666,7

Sumber : RTRW Kota Probolinggo Tahun 2009 – 2028

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014


IV - 2

LAPORAN AKHIR

IV - 3

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI
INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM)
BIDANG CIPTA KARYA KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2014

BAPPEDA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

Gambar 3. 1 Peta Wilayah Administrasi Kota Probolinggo
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

LAPORAN AKHIR

IV - 4


IV.2. DEMOGRAFI
Jumlah penduduk Kota Probolinggo pada akhir tahun 2012 tercatat
sebesar 219.139 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 108.810 jiwa
dan jumlah penduduk perempuan sebesar 110.329 jiwa. Sex ratio pada akhir
tahun 2012 sebesar 98,62 dimana angka ini berarti dari 100 penduduk
perempuan terdapat 99 penduduk laki-laki.
Persentase penduduk terbesar di Kecamatan Mayangan sebesar 27,6%,
disusul Kecamatan Kanigaran 25,5%, Kecamatan Kademangan sebesar 17,8%,
Kecamatan Wonoasih sebesar 14,8% dan Kecamatan Kedopok sebesar 14,3%.
Ditinjau dari aspek persebaran penduduk berdasarkan tingkat kepadatan
penduduk tersebut diketahui bahwa terjadi konsentrasi kepadatan penduduk
di wilayah Utara Kota Probolinggo (Kecamatan Mayangan dan Kanigaran –
53,1%) yang merupakan daerah pusat kota dengan luas wilayah yang
cenderung kecil (34,1%) jika dibandingkan dengan luas wilayah daerah Selatan
(Kecamatan Kademangan, Wonoasih dan Kedopok) dengan luas wilayah 65,9%
dan tingkat kepadatan penduduk 46,9%.
Jumlah kelahiran yang tercatat pada tahun 2012 sebesar 2.756 jiwa,
jumlah kematian sebesar 1.752 jiwa dan penduduk migrasi yang masuk 5.619
orang, sedangkan yang keluar 5.545 orang.

Tabel III. 2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk
Kota Probolinggo Tahun 2012
LUAS
KEPADATAN
JUMLAH PENDUDUK
WILAYAH
PENDUDUK
NO KECAMATAN
Km2
%
L
P
Jumlah
%
(jiwa/km2)
1
Kademangan
12,754
22,5
19.343

19.649
38.992 17,8
3.057
2
Kedopok
13,624
24
15.594
15.679
31.273 14,3
2.295
3
Wonoasih
10,981
19,4
16.215
16.311
32.526 14,8
2.962
4
Mayangan
8,655
15,3
29.903
30.565
60.468 27,6
6.986
5
Kanigaran
10,653
18,8
27.755
28.125
55.880 25,5
5.245
Jumlah
56,67
100
108.810
110.329
219.139 100
3.867
Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka Tahun 2013

NO
(1)
1

Tabel III. 3 Komposisi Penduduk Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012
URAIAN
2009
2010
2011
2012
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Jumlah Penduduk (jiwa)

2

Rata-rata kepadatan penduduk (km )

3

Laju Pertumbuhan Penduduk (%)

4

Penduduk menurut :

2

217.501

217.349

218.061

219.139

3.838

3.836

3.848

3.867

0,31

-0,07

0,33

0,49

a. Jenis kelamin
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

LAPORAN AKHIR

NO
(1)

URAIAN
(2)

2009
(3)

2010
(4)

2011
(5)

2012
(6)

- Laki-laki

107.865

108.028

108.321

108.810

- Wanita

109.636

109.321

109.740

110.329

98,38

98,82

98,71

98,62

65,26

63

68,08

67,65

8,53

6,85

4,66

5,12

91,47

93,15

95,34

94,88

b. Sex ratio
c. Angkatan kerja :
- Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK)
- Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT)
- Tingkat Kesempaten Kerja (TKK)

IV - 5

Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

Tabel III. 4 Penduduk Kota Probolinggo Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Tahun 2009 - 2012
NO.
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

USIA
(th)
2
0-4
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60+
Total

2009
L
P
3
4
9.652
8.727
9.622
9.214
9.054
8.514
8.681
8.244
9.004
8.845
9.814
10.330
8.143
8.893
8.963
9.268
8.188
8.766
7.426
7.965
6.191
6.136
4.794
4.466
8.333
10.268
107.865
109.636
217.501

2010
L
P
5
6
8.932
8.599
9.309
8.925
9.250
8.687
8.614
8.201
8.768
8.746
10.351
10.416
9.801
9.398
9.050
8.881
8.194
8.518
6.889
7.576
5.930
6.066
4.595
4.351
8.345
10.957
108.028
109.321
217.349

2011
L
P
7
8
6.748
6.549
9.459
8.912
9.599
9.064
8.927
8.534
8.853
8.509
9.621
9.498
9.593
9.560
8.913
8.934
8.925
9.118
7.259
8.010
6.303
6.642
5.034
4.978
9.087
11.432
108.321
109.740
218.061

2012
L
P
9
10
8.617
8.286
9.635
8.995
9.714
9.104
9.002
8.576
8.768
8.335
9.326
9.293
9.319
9.356
8.724
8.961
8.901
9.053
7.167
7.971
6.235
6.656
4.953
4.955
8.449
10.788
108.810 110.329
219.139

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Probolinggo Tahun 2013

Apabila diperhatikan dalam tabel III.4 di atas, dapat diketahui bahwa
penduduk berdasarkan usia selama kurun waktu 2009-2012, 74,81 persen
sampai dengan 76,91 persen penduduk Kota Probolinggo termasuk usia
produktif (usia 15-60+ tahun), dan 23,05 persen sampai dengan 25,18 persen
masuk dalam kelompok usia non produktif (usia 0-14 tahun). Berdasarkan
perhitungan angka tersebut memberikan gambaran bahwa selama kurun waktu
2009-2012

angka

ketergantungan

(age

dependency

ratio)

penduduk

Kota Probolinggo rata-rata sebesar 31,40, ini berarti bahwa secara hipotesis
setiap

100 penduduk usia produktif, menanggung sekitar 31-32 orang

penduduk usia tidak produktif.

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

LAPORAN AKHIR

Tabel III. 5 Jumlah Penduduk Miskin Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012

%
∑ Pedduk
No.
Thn
Pedduk Miskin
∑ Pendduk Miskin thdp
(jiwa)
(jiwa)*
∑ Pendduk
(5)
(1)
(2)
(3)
(4)
((4)/(3)x100%)
1.
2008
216.833
51.285
23,65
2.
2009
217.501
47.079
21,64
3.
2010
217.349
41.364
19,03
4.
2011
218.061
38.800
17,79
5.
2012
219.139
Proses update
Proses update
Sumber : BPS Kota Probolinggo Tahun 2013

Gambar 3. 2 Trend Penurunan Jumlah Penduduk Miskin Kota Probolinggo

Angka kemiskinan adalah proporsi jumlah penduduk yang hidup
dibawah garis kemiskinan dalam total jumlah penduduk suatu wilayah.
Berdasarkan tabel
penduduk

Kota

1.12 prosentase

penduduk

miskin terhadap jumlah

Probolinggo tahun 2008 sampai dengan tahun

2011

mengalami penurunan, untuk tahun 2008 mencapai sebesar 23,65 persen,
tahun 2009 sebesar 21,64 persen, tahun 2010 sebesar 19,03 persen dan
tahun 2011 mencapai sebesar 17,79 persen.
Menurunnya penduduk miskin di Kota Probolinggo (data awal tahun
2011 penduduk miskin Kota Probolinggo sejumlah 74.629 jiwa) berdasarkan
surat resmi Sekretariat Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan,
ditandatangani oleh Sekretaris Eksekutif TNP2K Nomor B-398/Setwapres/D3/TNP2K.03.04/07/2013, tanggal 22 Juli 2013) dijelaskan bahwasanya yang
menjadi pedoman mengukur kinerja penanggulangan kemiskinan disuatu
wilayah adalah angka kemiskinan yang dihasilkan melalui Survey Sosial
Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dilaksanakan oleh BPS (yang masuk kategori
sangat miskin dan miskin). Mendasari hal tersebut maka angka kemiskinan
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

IV - 6

LAPORAN AKHIR

Kota Probolinggo tahun 2011 sebesar 38.800 jiwa menurun dibandingkan
tahun 2010 sebesar 41.364 jiwa.
Trend menurunnya penduduk miskin di Kota Probolinggo merupakan
dampak program-program penanggulangan kemiskinan yang non sektoral dan
sinergitas antar SKPD melalui Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
(TKPK) Kota Probolinggo.

Berbagai program prioritas yang digulirkan untuk

mengatasi masalah kemiskinan bertujuan untuk menumbuhkan pemberdayaan
dan kemandirian masyarakat sehingga dapat meringankan beban pemenuhan
kebutuhan dasar, pengembangan usaha, perluasan lapangan kerja dan
peningkatan pendapatan masyarakat.

IV.3. TOPOGRAFI
Wilayah Kota Probolinggo terletak pada ketinggian 0 sampai kurang dari
50

meter

dia

atas

permukaan

air

laut.

Apabila

ketinggian

tersebut

dikelompokkan atas; ketinggian 0 -10 meter, ketinggian 10 -25 meter,
ketinggian 25 -50 meter. Semakin ke wilayah selatan, ketinggian dari
permukaan laut semakin besar. Namun demikian seluruh wilayah Kota
Probolinggo relatif berlereng (0 – 2%). Hal ini mengakibatkan masalah erosi
tanah dan genangan cenderung terjadi di daerah ini.

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

IV - 7

LAPORAN AKHIR

IV - 8

RPI2-JM
BIDANG CIPTA KARYA
KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2014

Gambar 3. 3 Peta Topografi Kota Probolinggo

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

IV - 9

LAPORAN AKHIR

IV.4. GEOHIDROLOGI
Di wilayah Kota Probolinggo terdapat 6 sungai yaitu Kali Kedunggaleng,
Umbul, Banger, Legundi, Kasbah, dan Pancur. Sungai-sungai tersebut mengalir
sepanjang tahun, mengalir dari arah selatan ke utara sesuai dengan kelerengan
wilayah

dan

mempunyai

hulu

di

wilayah

Kabupaten

Probolinggo.

Untuk keperluan usaha pertanian, sungai-sungai tersebut telah dimanfaatkan
seluruhnya melalui saluran-saluran irigasi yang dibangun untuk maksud itu.

NO
1
2
3
4
5
6
Sumber :

Tabel III. 6 Data Sungai di Kota Probolinggo
SUNGAI
PANJANG (KM)
Kali Kedunggaleng
3,40
Kali Umbul
4,35
Kali Banger
6,40
Kali Legundi
6,30
Kali Kasbah
6,00
Kali Pancur
3,20
RTRW Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2028

Berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Penetapan Kelas Air pada Wilayah Sungai Baru – Bajulmati, Wilayah Sungai
Pekalen – Sampeyan, Wilayah Sungai Bondoyudo – Bedadung, Wilayah Sungai
Welang – Rejoso dan

Wilayah Sungai Madura – Bawean, telah ditetapkan Kelas

Air Wilayah Sungai Welang – Rejoso di Kota Probolinggo sebagaimana Tabel di
Bawah ini.
Tabel III. 7 Penetapan Kelas Air Wilayah Sungai Welang – Rejoso di
Kota Probolinggo
No

Nama DAS

Nama Sungai

Catchment
Area (Km2)
104,90

Lokasi

23

Pesisir

Sungai Pesisir

24

Sumber Rejeki

Sungai Sumber
Rejeki

2,80

25

Legundi

Sungai Legundi

46,83

26

Umbul

Kali Umbul

9,22

Kota Prob.

27

Sukabumi

Sukabumi

1,64

28

Mangunharjo

Sungai
Mangunharjo

2,45

29

Kedunggaleng

Kali
Kedunggaleng

273,50

Kota & Kab
Prob.
Kota Prob.
Kota & Kab
Prob.

Batas – Batas
Peruntukan
Ds. Ngadas Kec.
Sukapura – Ds. Pesisir
Kec. Sumberasih
Kel. Pilang

II

Ds. Wonokerso Kec.
Sumber – Ds. Pilang Kec.
Kademangan
Ds. Sumberwetan – Kel.
Pilang

III

Kota Prob.

Kel. Tisnonegaran – Kel.
Sukabumi

II

Kota Prob.

Kel. Kanigaran – Kel.
Mangunharjo

IV

Kota & Kab
Prob.

Ds. Ledok Ombo Kec.
Sumber – Ds. Dringu Kec.
Dringu

III

Sumber : Peraturan Gubernur Nomor 32 Tahun 2013
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

Kelas
Air
III

III

LAPORAN AKHIR

Selain sungai maka sumber air irigasi dan sumber air baku lainnya
adalah mata air yang terdapat di berbagai tempat. Terdapat 16 (enam belas)
Mata air yang ada di Kota Probolinggo dan harus dilindungi kelestariannya
antara lain :
1. Sumber Mata Air Langse.
2. Sumber Mata Air Jalil.
3. Sumber Mata Air Tiban.
4. Sumber Mata Air Gentong
5. Sumber Mata Air Umbul.
6. Sumber Mata Air Sumber Pacar.
7. Sumber Mata Air Sumber Kekok.
8. Sumber Mata Air Arum.
9. Sumber Mata Air Jati.
10.Sumber Mata Air Sumber Taman.
11.Sumber Mata Air Sentong.
12.Sumber Mata Air Ardi.
13.Sumber Mata Air Kareng.
14.Sumber Mata Air Grinting.
15.Sumber Mata Air Pilang Renes.
Air tanah di Kota Probolinggo umumnya jernih dan tidak berbau.
Penduduk yang belum mendapat fasilitas air system perpipaan PDAM
umumnya menggunakan air tanah sebagai sumber air minum. Hal ini
dilakukan dengan menggunakan sumur atau pompa. Kedalaman air tanah di
Kota Probolinggo, yang dilihat dari kedalaman sumur, bervariasi antara
kedalaman

3

sampai

12

meter.

Semakin

ke

selatan

kedalamannya

semakin tinggi.

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

IV - 10

LAPORAN AKHIR

IV - 11

RPI2-JM
BIDANG CIPTA KARYA
KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2014

Gambar 3. 4 Peta Kedalaman Air Tanah Kota Probolinggo
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

LAPORAN AKHIR

IV - 12

RPI2-JM
BIDANG CIPTA KARYA
KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2014

Gambar 3. 5 Peta Sumber Mata Air Kota Probolinggo
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

LAPORAN AKHIR

IV.5. GEOLOGI
Wilayah Kota Probolinggo dibentuk dari bahan induk batuan volkanik
dan zaman quarter muda (young quarternary volcanic product) dan batuan
endapan (alluvium). Bahan induk tersebut terbentuk dengan fisiografi yang
relatif datar. Bahan induk alluvium terdapat pada wilayah bagian utara dan
tenggara,

sedangkan

bahan

induk

volcanic

product

terdapat

pada

bagian lainnya.
Tabel III. 8 Luas Wilayah Berdasarkan Pada Jenis Batuan Induk di
Kota Probolinggo
NO
JENIS BAHAN INDUK
LUAS (HA)
LUAS (%)
1
Alluvium
1.899,90
33,53
2
Young Quartenary Volcanic Product
3.766,9
66,47
Jumlah
5.666,8
100,00
Sumber : RTRW Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2028

Jenis tanah penting diketahui terutama dalam usaha pengembangan
pertanian. Jenis tanah di wilayah Kota Probolinggo terdiri dari Alluvial,
Mediteran, dan Regosol. Jenis tanah alluvial regosol terdapat pada daerah
paling utara yaitu daerah pantai. Alluvial kelabu tua pada bagian tengah ke
utara. Jenis tanah yang terluas di wilayah Kota Probolinggo adalah alluvial
coklat keabuan, yaitu dari bagian tengah hingga selatan kota. Jenis tanah
regosol coklat terdapat sebagian kecil di bagian timur kota, sedangkan
kompleks grumosol hitam dan litosol pada bagian barat daya kota. Jenis tanah
aluvial (63.98%) merupakan tanah yang sangat baik untuk usaha pertanian,
karena tersedia cukup mineral yang diperlukan untuk tumbuh-tumbuhan.
Demikian pula jika digunakan untuk bangunan, jenis tanah ini mempunyai
daya tahan yang kuat karena merupakan endapan tanah liat yang bercampur
pasir halus. Jenis tanah grumosol (4.82%) sifat tanahnya mudah longsor dan
memiliki drainase buruk. Dengan demikian, tentunya jenis tanah ini kurang
baik guna didirikan bangunan karena selalu terancam bahaya. Jenis tanah
Mediteran (31.20%) merupakan jenis tanah yang memiliki karakteristik
tahan menahan.
Tabel III. 9 Jenis Tanah Kota Probolinggo
NO
JENIS TANAH
LUAS (HA)
1
Regosol
273.01
2
Mediteran
1,768.34
3
Aluvial
3,625.80
Jumlah
5667.15
Sumber : RTRW Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2028

LUAS (%)
4.82
31.2
63.98
100

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

IV - 13

LAPORAN AKHIR

Kemampuan tanah suatu wilayah perlu ditinjau mengenai kedalaman
efektif tanah, tesktur tanah, drainase, dan faktor pembatasnya.
1. Kedalaman efektif
Kedalaman efektif merupakan kedalaman tanah dimana perakaran tanaman
masih bisa tumbuh denga baik. Kedalaman tanah di wilayah Kota
Probolinggo adalah lebih dari 90 cm.
2. Tekstur Tanah
Tesktur tanah adalah perbandingan partikel liat, debu dan pasir yang
terdapat pada suatu gumpalan tanah. Data mengenai tekstur tanah yang
diperoleh adalah tekstur tanah pada kedalaman 20 cm.
Tekstur tanah secara umum diklasifikasikan dalam 3 kelas, yaitu halus,
sedang dan kasar. Tekstur tanah di Kota Probolinggo terdiri dari tekstur
halus dan sedang. Tanah bertekstur halus terdapat di wilayah bagian Utara,
sedangkan tanah bertekstur sedang terdapat di bagian wilayah lainnya. Luas
tanah bertekstur halus ialah 3.816 Ha (67,35% dari luas wilayah), sedang
tanah bertekstur sedang ialah 1.849,93 Ha (32,65% luas wilayah). Tanah
pertanian, tanah bertekstur sedang merupakan tanah yang paling mudah
pengolahannya.
3. Drainase
Drainase yang dimaksud adalah kemampuan permukaan tanah untuk
merembeskan air secara alami. Keadaan drainase tanah dikelompokkan atas
3 kelas, yaitu drainase baik/tidak pernah tergenang, tergenang periodik,
dan drainase tergenang terus-menerus. Sebagian besar wilayah Kota
Probolinggo berdrainse cukup baik/tidak pernah tergenang. Drainase
tergenang periodik terdapat di dekat pantai dan beberapa kawasan di
daerah tengah. Areal persawahan dan tambak dimasukkan pada tanah
berdrainase baik.
Tabel III. 10 Kemampuan Tanah berdasarkan Kondisi Drainase Kota Probolinggo
NO
DRAINASE
LUAS (HA)
LUAS (%)
1
Baik (tidak pernah tergenang)
5,556.80
96.06
2
Tergenang periodik
52.5
0.93
3
Tergenang terus-menerus
57.5
1.01
Jumlah
5,666.80
100
Sumber : RTRW Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2028

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

IV - 14

LAPORAN AKHIR

IV - 15

RPI2-JM
BIDANG CIPTA KARYA
KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2014

Gambar 3. 6 Peta Geologi Kota Probolinggo
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

LAPORAN AKHIR

IV - 16

RPI2-JM
BIDANG CIPTA KARYA
KOTA PROBOLINGGO
TAHUN 2014

Gambar 3. 7 Peta Jenis Tanah Kota Probolinggo
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

LAPORAN AKHIR

IV.6. KLIMATOLOGI
Kota Probolinggo mempunyai perubahan 2 musim setiap tahunnya,
yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Pada kondisi normal, musim
penghujan terjadi pada Bulan Desember sampai dengan Mei, sedangkan
musim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai bulan Nopember.
Pada bulan Juni sampai dengan November arus angin bertiup dari
Australia mengandung uap air, hingga mengakibatkan musim kemarau.
Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Mei arus angin mengandung
uap air berhembus dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim
hujan. Musim kering yang terjadi pada bulan Juli sampai dengan Oktober
berpengaruh terjadinya angin kering dari arah tenggara ke barat laut, yang
populer dengan sebutan ”Angin Gending”.
Data dari Dinas Pekerjaan Umum Bidang Pengairan, jumlah curah hujan
terbanyak terjadi di bulan Januari. Selama bulan Juli sampai September tidak
terjadi hujan di Kota Probolinggo. Jumlah curah hujan pada tahun 2012 lebih
tinggi dibanding tahun 2011.

Gambar 3. 8 Jumlah Curah Hujan Kota Probolinggo Tahun 2012

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

IV - 17

LAPORAN AKHIR

IV - 18

Tabel III. 11 Jumlah Curah Hujan dan Jumlah Hari Hujan Kota Probolinggo
Tahun 2012
NAMA STASIUN HUJAN
Triwung Kidul
Kademangan
Pakistaji
Probolinggo
BULAN
Curah
Hari
Curah
Hari
Curah
Hari
Curah
Hari
Hujan
Hujan
Hujan
Hujan
Hujan
Hujan
Hujan
Hujan
Januari
339
26
321
26
358
19
324
16
Februari
189
18
217
18
197
13
185
9
Maret
256
19
291
14
273
10
191
11
April
58
2
74
2
44
5
49
5
Mei
1
40
4
12
2
Juni
45
3
15
2
31
2
Juli
Agustus
September
Oktober
10
1
13
1
November
12
4
6
3
50
1
3
1
Desember
125
17
100
13
143
16
80
7
TotaL 2012
1034
91
1062
81
1080
66
875
53
Total 2011
1313
84
1062
81
1414
93
1292
48
Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka Tahun 2013

IV.7. SOSIAL EKONOMI
IV.7.1. KONDISI SOSIAL
IV.7.1.1. Karakteristik Sosial Masyarakat
Karakteristik sosial penduduk Kota Probolinggo dapat dilihat dari segi
etnik dan budaya masyarakatnya. Masyarakat Probolinggo dilihat dari sosial
budaya sebagian berasal dari budaya agraris (petani dan nelayan) dan
berkembang menjadi masyarakat urbanis. Sedangkan ditinjau dari suku,
sebagian besar merupakan Suku Jawa dan Madura yang terkenal ulet, lugas,
terbuka, dan kuat dalam mengarungi kehidupan (berjiwa wiraswasta tinggi).
Selain

itu

perpaduan

masyarakat

dan

budaya

yang

masih

asli

dicerminkan dengan gotong royong, dan adat budaya khas, serta diwarnai
dengan unsur Islam. Hal ini dapat dipandang sebagai potensi masyarakat
sehingga menjadi modal dalam peningkatan sumber daya manusia sehingga
terbentuk suatu masyarakat yang handal dan berkembang dan mudah tanggap
terhadap kemajuan.
Lebih dari itu potensi potensi yang ada menjadikan ketahanan sosial
masyarakat akan mampu menangkal dan menyaring kemungkinan adanya
pengaruh budaya luar yang negatif. Salah satu wujud kekhasan budaya
masyarakat ialah lahirnya seni budaya khas daerah seperti seni tari, seni suara,

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

LAPORAN AKHIR

seni musik dan seni rupa. Hal ini selain memperkuat budaya masyarakat juga
menjadi aset yang bisa dikembangkan untuk wisata maupun industri.

IV.7.1.2. Tingkat Pendidikan Masyarakat
Tabel III. 12 Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Probolinggo Tahun 2008 - 2012
KELOMPOK UMUR
2008
2009
2010
2011
2012
Tidak / Belum Sekolah

31.459

31.534

31.500

31.754

43.297

Belum Tamat SD

17.524

17.573

17.609

17.693

17.514

Tamat SD

62.858

62.986

62.948

63.178

55.516

Tamat SLTP

29.500

29.574

29.519

29.584

27.876

Tamat SLTA

50.832

50.964

50.829

50.893

49.460

Diploma I/II

1.871

1.876

1.871

1.877

1.482

Diploma III

1.869

1.873

1.867

1.870

2.057

Sarjana (S1)

9.460

9.488

9.463

9.478

10.623

Sarjana (S2)

529

531

530

531

713

Sarjana (S3)

11

11

11

11

13

Tidak Terisi

11.050

11.091

11.142

11.192

10.587

216.962

217.501

217.349

218.061

219.139

TOTAL

Sumber : Kota Probolinggo Dalam Angka Tahun 2013

Berdasarkan data tingkat pendidikan masyarakat di Kota Probolinggo,
diketahui bahwa mayoritas penduduk di Kota Probolinggo memiliki tingkat
pendidikan yang tergolong rendah, yaitu tamatan SD dan SMA.

Pengukuran dimensi kemampuan menyerap ilmu pengetahuan suatu
daerah dilakukan melalui dua hal yaitu Angka Melek Huruf (AMH) umur 15
tahun ke atas dan angka rata-rata lama sekolah (RLS). Pada tahun tahun 2011
angka melek huruf di Kota Probolinggo mencapai sebesar 92,51 persen lebih
baik dari tahun 2010 sebesar 92,49 persen. Pada tahun 2012 angka melek
huruf meningkat menjadi

93,35 persen artinya prosentase penduduk yang

buta huruf mengalami penurunan. Penurunan angka buta huruf dimungkinkan
karena adanya pembelajaran bagi masyarakat yang tidak dapat baca tulis oleh
para kader kelurahan. Pemerintah berupaya terus untuk memberantas buta
huruf karena masih ada sebagian penduduk usia 64+ yang belum memiliki
kesadaran akan pentingnya pendidikan.

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

IV - 19

LAPORAN AKHIR

Tabel III. 13 Rata-rata Lama Sekolah Penduduk 15 Tahun ke atas Kota Probolinggo
Rata-rata Lama Sekolah (tahun)

Kabupaten/Kota
(1)

2007
(2)

2008
(3)

2009
(4)

2010
(5)

2011
(6)

Kab. Lumajang

5,90

5,90

6,03

6,10

6,41

Kab. Jember

6,29

6,29

6,45

6,53

6,73

Kab. Banyuwangi

6,68

6,68

6,81

6,85

6,89

Kab. Bondowoso

5,20

5,20

5,49

5,54

5,66

Kab. Situbondo

5,68

5,68

5,99

6,18

6,19

Kab. Probolinggo

5,00

5,00

5,08

5,57

5,80

Kab. Pasuruan

6,16

6,16

6,33

6,34

6,54

Kota Probolinggo

8,29

8,29

8,35

8,52

8,53

Kota Pasuruan
Jawa Timur

8,74
6,90

8,74
6,95

8,81
7,20

8,85
7,24

8,96
7,34

Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

Pada tahun 2011, rata-rata lama sekolah penduduk Kota Probolinggo
mencapai 8,53 tahun yang berarti penduduk usia 15 tahun ke atas di Kota
Probolinggo bersekolah hingga tingkat SLTP kelas 2 semester II (8 tahun 6,36
bulan atau hampir naik ke kelas 3 SLTP). Dibanding lima tahun yang lalu ratarata lama sekolah penduduk di Kota Probolinggo, naik 2,88 bulan.
Untuk Jawa Timur rata-rata lama sekolahnya adalah 7,34 tahun, artinya
apabila dibandingkan dengan beberapa Kabupaten lain di sekitar Kota
Probolinggo, rata-rata lama sekolah di Kota Probolinggo masih terhitung cukup
baik (di atas rata-rata).
Kondisi di Kota Probolinggo bisa dijelaskan dengan dua kemungkinan.
Pertama, kesadaran masyarakat Kota Probolinggo dalam hal pendidikan
memang masih kurang. masyarakat masih merasa cukup dengan pendidikan
tingkat SD. Kedua, masyarakat Kota Probolinggo yang berpendidikan tinggi,
memilih untuk tidak tinggal di Kota Probolinggo dan memutuskan tinggal di
daerah yang lebih mendukung dalam mendapatkan lapangan pekerjaan yang
lebih sesuai dengan tingkat pendidikannya. Singkatnya, banyak Sumber Daya
Manusia (SDM) Kota Probolinggo yang lari keluar kota untuk pengembangan
diri sesuai dengan pendidikan yang diterimanya. Hal ini tentu merupakan
kerugian yang besar untuk Kota Probolinggo karena SDM adalah modal dasar
bagi pembangunan. Oleh karena itu upaya untuk memaksimalkan ketersediaan
fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat menunjang
dalam meningkatkan mutu pendidikan.

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

IV - 20

LAPORAN AKHIR

IV.7.2. KONDISI EKONOMI
IV.7.2.1. PDRB
Kinerja perekonomian suatu daerah secara makro dapat digambarkan
dari nilai produk domestik regional bruto. Hal ini karena di dalam nilai tersebut
mampu menggambarkan kemampuan suatu wilayah untuk menciptakan output
(nilai tambah) yang mencakup semua output barang dan jasa yang dihasilkan
selama jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Dari nilai PDRB tersebut
dapat diketahui berbagai indikator antara lain : pertumbuhan ekonomi, inflasi
di tingkat produsen, sektor yang dominan dan PDRB perkapita.
Angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Probolinggo Atas
Dasar Harga Berlaku (ADHB) selama kurun waktu tiga tahun terakhir masingmasing adalah 4,768 trilyun rupiah pada Tahun 2010; 5,262 trilyun rupiah
pada Tahun 2011 dan 5,880 trilyun rupiah pada Tahun 2012. Sementara,
angka PDRB Kota Probolinggo Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000, selama
kurun waktu tiga tahun terakhir masing-masing 2,021 trilyun rupiah pada
Tahun 2010; 2,154 trilyun rupiah pada Tahun 2011 dan 2,303 trilyun rupiah
pada Tahun 2012.
Beralihnya

struktur

lapangan

usaha

sebagian

masyarakat

Kota Probolinggo dari sektor pertanian ke sektor ekonomi lainnya dapat
terlihat

dari

besarnya

peranan

masing-masing

sektor

ini

terhadap

pembentukan PDRB Kota Probolinggo. Selama kurun waktu tiga tahun terakhir,
sumbangan terbesar dihasilkan oleh sektor perdagangan, hotel dan restaurant.
Pada tahun 2012, sumbangan sektor perdagangan, hotel dan restauran
mencapai 45,39%, kemudian diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi
dengan andil sebesar 13,80%, kemudian sector industri pengolahan sebesar
12,76%. Sektor lainnya yang kontribusinya relatif cukup besar adalah sektor
jasa-jasa (12,48%). Adapun sumbangan lima sektor lainnya masih kurang dari
10%,

dengan

penyumbang

terkecil

adalah

sektor

pertambangan

dan

penggalian hampir 0 persen.
Seluruh sektor ekonomi pada tahun 2012 mencatat pertumbuhan positif
kecuali sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Bila
diurutkan pertumbuhan PDRB menurut sektor ekonomi dari yang tertinggi ke
yang

terendah,

maka

pertumbuhan

tertinggi

dihasilkan

oleh

sektor

perdagangan, hotel dan restauran sebesar 9,52%, diikuti sektor bangunan
sebesar 7,01%; sektor Lembaga keuangan sebesar 7,04%; sektor jasa-jasa
sebesar 4,81%; sektor listrik, gas dan air bersih sebesar 4,79% dan sektor
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

IV - 21

LAPORAN AKHIR

IV - 22

industri pengolahan sebesar 4,91%. Sementara sektor pertanian mengalami
penurunan sebesar minus 2,40% dan sektor pertambangan dan penggalian
minus 1,20%.

Gambar 3. 9 Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012

NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

9.

Tabel III. 14 Peranan ekonomi sektoral PDRB Kota Probolinggo
Tahun 2008 - 2012
ADHK (PERSEN)
ADHB (PERSEN)
LAP. USAHA
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011
Pertanian
9,56
9,17
8,02
7,14
6,52
9,07
8,88
7,77
6,75
Pertambangan &
0
0
0
0
0
0
0
0
0
penggalian
Industri
14,78 14,11 13,64 13,51 13,26 15,14 14,34 13,75 13,31
pengolahan
Listrik, gas dan
1,37
1,33
1,34
1,33
1,30
1,15
1,08
1,08
1,09
air bersih
Konstruksi
0,87
0,88
0,91
0,90
0,91
0,96
0,97
1,07
1,10
Perdagangan,
41,89 43,18 44,58 45,73 46,86 40,16 40,94 42,60 44,03
hotel & restoran
Pengangkutan & 13,74 13,68 13,53 13,55 13,51 15,71 15,16 14,36 14,21
komunikasi
Keuangan,
7,17
7,18
7,40
7,47
7,48
6,60
6,58
6,75
6,97
persewa-an &
jasa perusahaan
Jasa-jasa
10,62 10,46 10,58 10,37 10,17 11,20 12,05 12,62 12,54
Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

Berdasarkan data series pada tabel diatas, diketahui bahwa peranan
ekonomi sektoral PDRB Kota Probolinggo tersaji bahwasanya 3 sektor lapangan
usaha berturut-turut selama 4 tahun terakhir menduduki posisi tertinggi
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

2012
6,36
0
12,76
1,05
1,11
45,39
13,80
7,05

12,48

LAPORAN AKHIR

IV - 23

dibandingkan 6 sektor lainnya, yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran,
sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor industri pengolahan.
Dua sektor berikutnya yaitu sektor jasa-jasa dan sektor keuangan, sewa,
jasa perusahaan dapat berpotensi lebih berkembang lagi melalui peran
pemerintah maupun masyarakat untuk lebih mengembangkan potensi lokal
yang ada.

IV.7.2.2. Indikator Ekonomi Makro

No
1.

Tabel III. 15 Peranan ekonomi sektoral PDRB Kota Probolinggo
Tahun 2008 - 2012
TAHUN
INDIKATOR MAKRO
2009
2010
2011
Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
a. Jumlah Penduduk
217.501
b. Laju Pertumbuhan Penduduk (%)
0,31
5,35
c. Laju Pertumbuhan Ekonomi ( %)
3,55
d. Laju Inflasi (%)
8,759
e. Pendapatan Perkapita(Rp./Th) (juta)

2012

217,349
-0,07
6,12
6,68
9,302

218.061
0,33
6,58
3,78
9,882

219.13
9
0,49
6,85
5,88
10,500

92,06
8,47

92,49
8,52

92,51
8,53

93,35
8,61

103,47
82,54
71,80

105,26
93,13
85,91

102,61
106,60
86,73

101,08
91,37
101,87

114,35
106,49
95,88

114,7
120,17
124,23

111,31
138
122,13

110,13
116,63
126,19

43 bayi
4 org

70,17
19,13
78 bayi
166/kh
6 org

70,52
10,80
56 bayi
191/kh
7 org

70,52
10,95
41 bayi
106/kh
4 org

65,26
8,53
47.079

63,00
5,54
41.364

68,08
4,66
38.800

67,65
5,12**
update

40.085
330.156
101.677
471.917

45.715
333.173
138.356
517.244

57.455
377.700
130.055
565.211

6. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
73,73
Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

74,33

74,85

69.261
458.38
7
86.559
614.20
8
75,23

2.

3.

4.

5.

Kesejahteraan Sosial dan Pendidikan
a. Angka Melek Huruf(%)
b. Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS /
Tahun)
c. Angka Partisipasi Murni(APM/Th)

SD

SMP

SMU
d. Angka Partisipasi Kasar (APK/Th)

SD

SMP

SMU
Kesehatan
a. AngkaHarapan Hidup (AHH/Th)
b. Angka Kematian Bayi
(AKB/1.000KH)
c.Jumlah Kematian Ibu (orang)
Ketenagakerjaan & tingkat kemiskinan
a. Angka Partisipasi Angkatan Kerja (%)
b. Tingkat Pengangguran Terbuka
c. Jumlah Penduduk Miskin
Keuangan Daerah (juta)
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
b. Dana Perimbangan
c. Lain-lain Pendapatan Yang Sah
d. APBD

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

LAPORAN AKHIR

Secara umum indikator makro Kota Probolinggo periode 2009-2012
menunjukkan peningkatan dan pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal ini
dapat menjadi salah satu indikasi bahwa tingkat kesejahteraan

masyarakat

Kota Probolinggo relatif menjadi lebih baik.

IV.7.2.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi
Tabel III. 16 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Probolinggo dan Jawa Timur
Tahun

Kota Probolinggo

Jawa Timur

2009
5,35
2010
6,12
2011
6,58
2012
6,85
Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun

Pada

tabel

III.16

diketahui

bahwa

laju

5,01
6,68
7,22
7,27
2013

pertumbuhan

ekonomi

Kota Probolinggo dalam empat tahun terakhir berada pada trend yang positif,
artinya

kondisi perekonomian di Kota Probolinggo

dapat

memberikan

pertumbuhan yang positif walaupun masih di bawah rata-rata pertumbuhan
ekonomi regional Jawa Timur. Kecuali pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi
Kota Probolinggo lebih tinggi 0,34, hal ini bersamaan dengan munculnya
bencana lumpur Lapindo, sehingga sedikit banyak mempengaruhi kondisi
agregat perekonomian Jawa Timur, namun LPE Kota Probolinggo tahun 2012
lebih tinggi dari LPE Nasional sebesar 6,3 persen.

IV.7.2.4. Laju Inflasi
Perkembangan inflasi di Kota Probolinggo dari tahun ke tahun
mengalami fluktuasi, diujung tahun 2012 inflasi mencapai 5,88 % yang berarti
terjadi kenaikan dari tahun 2011 sebesar 3,78%. Kenaikan inflasi disebabkan
kenaikan harga barang dan jasa di Kota Probolinggo yang dipengaruhi
perkembangan situasi ekonomi nasional yang didorong kenaikan harga
komoditas tertentu di pasar internasional.
Tabel III. 17 Perkembangan Inflasi Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012
NO
TAHUN
INFLASI
1
2009
3,55
2
2010
6,68
3
2011
3,78
4
2012
5,88
Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

IV - 24

LAPORAN AKHIR

Gambar 3. 10 Grafik Perkembangan Inflasi Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012

IV.7.2.5. Pendapatan Per Kapita
Secara agregat perkembangan pendapatan per kapita masyarakat Kota
Probolinggo mencerminkan trend positif tahun 2009-2012, hal ini dapat
diindasikan

bahwa

terjadi

peningkatan

pendapatan

masyarakat

yang

berimplikasi meningkatnya kesejahteraan masyarakat dari kondisi sebelumnya.

Gambar 3. 11 Grafik Pendapatan Per Kapita Kota Probolinggo Tahun 2009 - 2012

IV.7.2.6. Laju Investasi
Investasi produktif merupakan upaya untuk menanamkan modal dengan
harapan akan mendapatkan keuntungan pada masa yang akan datang.
Investasi tidak hanya ditinjau dari aspek ekonomi tapi juga dari aspek manusia
sebagai sumber daya insani dan manusia sebagai sumber daya sosial.

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

IV - 25

LAPORAN AKHIR

Dalam aspek ekonomi, investasi dilakukan dengan memanfaatkan
potensi ekonomi daerah secara optimal dan berkelanjutan, sehingga dapat
meningkatkan

kemajuan

perekonomian

daerah

yang

akan

berdampak

langsung terhadap terciptanya lapangan kerja baru yang pada akhirnya akan
bermuara

terhadap

peningkatan

pendapatan

masyarakat,

mengurangi

pengangguran dan kemiskinan.
Salah satu wujud investasi yang dilakukan oleh masyarakat yaitu
besarnya nilai pinjaman masyarakat yang diberikan oleh bank umum dan BPR
untuk menambah modal usahanya, investasi dan konsumsi yang menunjang
investasi. Hal ini dapat tergambarkan pada tabel di bawah ini.
Tabel III. 18 Posisi Pinjaman Rupiah dan Valuta Asing yang diberikan Bank Umum
dan BPR di Kota Probolinggo dan Jenis Penggunaannya (Juta Rp)
Jenis Penggunaan
2010
2011
2012
Maret 2013
Modal Kerja
352.146
390.846
494.210
504.670
Investasi
560.117
642.103
674.721
670.413
Konsumsi
412.078
585.795
607.849
650.065
Total
1.324.341 1.618.744 1.776.780
1.825.148
Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

Berdasarkan tabel diatas diketahui data yang diperoleh Bank Indonesia
diketahui besarnya pemberian pinjaman yang diberikan bank umum dan BPR di
Kota

Probolinggo

mengalami

peningkatan

setiap

tahunnya,

hal

ini

menunjukkan berkembangnya investasi di masyarakat didukung sektor
perbankan sebagai lembaga keuangan penyalur pinjaman, turut berkontribusi
dalam peningkatan investasi di Kota Probolinggo.
Apabila dilihat dari jenis penggunaannya maka pinjaman tersebut
dipergunakan untuk modal kerja, investasi dan konsumsi. Selama tiga tahun
terjadi trend investasi yang positif dengan pertumbuhan investasi rata-rata
sebesar 15,99%, yang menjadi perhatian dari tabel diatas dapat dlihat besarnya
posisi pinjaman pada bulan Maret 2013 telah mencapai Rp. 1825.148 (juta Rp)
melebihi angka capaian akhir tahun 2012.
Berikutnya pada tabel di bawah ini dapat dilihat realisasi investasi
daerah (PMDN) berdasarkan bidang usaha sumber data Badan Pelayanan
Perijinan & Penanaman Modal Kota Probolionggo menunjukkan perkembangan
yang baik. Hal ini didukung oleh kebijakan perijinan terpadu satu pintu,
reformasi birokrasi aparatur dan standar pelayanan publik yang transparan.

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

IV - 26

LAPORAN AKHIR

NO
1
2

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

17

18

Tabel III. 19 Data Realisasi Investasi Daerah / PMDN
BIDANG USAHA
2010
2011
Pertanian (Penggilingan Padi)
50.000.000
Peternakan (usaha ternak,
pemotong hewan,
pembudidayaan sarang
burung)
Perikanan
Perkebunan / Kehutanan
Pertambangan dan
Penggalian Gol. C
Perindustrian
10.135.694.128
Perdagangan
308.270.565.974 134.182.250.000
Koperasi
Perhotelan/losmen/penginap
2.257.827.664
1.323.931.882
an
Rumah Makan & Bar/Cafe
1.330.000.000
Gedung Perumahan dan Ruko
200.000.000
Gedung Perkantoran,
5.824.848.000
Supermarket & Supermall
Konstruksi Bangunan Sipil
598.260.000
Pergudangan
158.396.913.984 375.810.292.400
Transportasi darat dan laut
Kesehatan (RS Umum,
Bersalin Swasta, Apotek,
Toko Obat dll)
Hiburan/Rekreasi (Ush
830.080.000
3.092.760.000
Wisata/ Travel, Bioskop,
Bilyard, Karaoke, Diskotik,
Video Game/Play Station)
Lain-lain ( Tower / Klinik
Kecantikan )
JUMLAH
469.805.387.622
532.498.036.410
Sumber : LKPJ AMJ Walikota Probolinggo Tahun 2013

2012
-

26.700.319.128
358.486.784.467
7.107.952.583
8.991.848.000
12.115.000.000
32.614.322.000
24.683.809.000
281.924.238.000
27.851.205.000
-

5.185.678.000

20.643.243.000
806.304.399.178

806.304.399.178

532.498.036.410

469.805.387.622

Gambar 3. 12 Grafik Peningkatan Investasi Daerah / PMDN Kota Probolinggo
Tahun 2010 - 2012

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

IV - 27

LAPORAN AKHIR

IV.7.2.7. APBD Kota
Pendapatan

daerah

sebagai

motor

penggerak

pemerintahan

dan

pembangunan suatu daerah meliputi semua penerimaan uang melalui rekening
kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak daerah
dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh daerah.
Pendapatan daerah dibagi ke dalam tiga jenis, yaitu Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan Lain-lain Pendapatan yang sah.
Pendapatan asli daerah merupakan porsi pendapatan yang secara
hukum dan upaya diperoleh melalui usaha yang dilakukan oleh pemerintah
daerah. Melalui kreatifitas dan inovasi yang konstruktif dari pemerintah
daerah, pendapatan asli daerah diharapkan dapat meningkat dari tahun ke
tahun sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada, hal ini menjadi cermin
kinerja daerah.
Kondisi perekonomian Kota Probolinggo jika ditinjau dari aspek
Keuangan Daerah yang berasal dari dana APBD Kota Probolinggo, Realisasi
Pendapatan Pemerintah Kota Probolinggo Tahun Anggaran 2012 adalah 614,21
milyar rupiah. Sumber pendapatan terbesar berasal dari Pendapatan Transfer
sebesar 535,637 milyar rupiah (87,21%) dari total pendapatan daerah. Sumber
lainya berasal dari Pendapatan Asli Daerah 69,261 milyar rupiah (11,28%) dan
Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar 9,308 milyar rupiah (1,51%). Dana
Alokasi

Umum

(DAU)

Probolinggo

yaitu

pendapatan

daerah).

mengandalkan

merupakan

sebesar

hasil

pos

367,601

Sedangkan
restribusi

terbesar

milyar

Pendapatan
daerah

dan

dari

rupiah
Asli
pajak

pendapatan

(59,85%
Daerah

dari

(PAD)

daerah.

Kota
total
masih

Sedangkan

Realisasi Belanja Peme-rintah Kota Probolinggo pada tahun 2012 sebesar
578,77 milyar rupiah.

Gambar 3. 13 Realisasi Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Pemerintah
Kota Probolinggo Tahun 2010 - 2012
RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

IV - 28

LAPORAN AKHIR

Mulai tahun 2009 perbandingan PAD terhadap kekuatan APBD sebesar
8,01%, tahun 2010 sebesar 8,13%, tahun 2011 sebesar 9,17%, tahun 2012
sebesar 10,50%.
Kinerja pendapatan daerah secara holistik berarti pula kekuatan APBD
Kota Probolinggo periode tahun 2009-2013 mengalami kecenderungan
meningkat, tahun 2009 sebesar ±Rp. 471 milyar, tahun 2010 sebesar ±Rp. 517
milyar, tahun 2011 sebesar ±Rp. 565. milyar, tahun 2012 sebesar ±Rp. 615
milyar, dan tahun berjalan 2013 diperkirakan sebesar ±Rp. 649 milyar.
Meningkatnya kekuatan APBD Kota Probolinggo masih didominasi dari
anggaran transfer pemerintah pusat, kondisi ini biasanya dipicu dengan
semakin bertambahnya transfer dana alokasi umum untuk daerah namun
sejalan dengan target LPE gaji pegawai juga meningkat seiring kebijakan
pemerintah pusat untuk meningkatkan belanja gaji PNS sebesar 10% serta
gaji ke 13.
Untuk itu diharapkan dengan adanya pengembangan Pelabuhan Tanjung
Tembaga akan banyak mengundang investor dan pelaku bisnis baik dalam
maupun international yang nantinya akan mendulang PAD dan menambah
pendapatan daerah. Daerah dapat lebih mengembangkan program-program
yang berpihak kepada pro growth, pro job, pro poor, pro gender dan pro
environment untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Gambar 3. 14 Grafik Perkembangan Keuangan Daerah Kota Probolinggo
Tahun 2010 - 2012

RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2 - JM) BIDANG CIPTA KARYA
PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO – TAHUN 2014

IV - 29