Presentation for Workshop Main ind final
Geografi
- Kondisi daerah berbukit, de
ngan tanah datar hanya 10,
3% (dibawah titik ketinggian
50 m)
- Tanah datar tersebar di sepa
njang pesisir dan dipisahkan
oleh bukit yang terjal dan la
ut
- Diharapkan tidak terjadi perl
uasan pengolahan lahan
Penggunaan Lahan
- 39% lahan telah berkembang men
jadi daerah pemukiman, perkebu
nan, pertanian dan tambak ikan.
- Sebagian besar lahan di daerah S
ulawesi Selatan telah dimanfaatk
an sepenuhnya, dan memiliki pot
ensi yang terbatas untuk perluas
an lahan bagi kegiatan perkebuna
n dan pertanian.
- 42% of permukaan ditutupi oleh h
utan(Sulawesi Selatan hanya 1
6%).
Curah Hujan dan Iklim Pertanian
Daerah Sulawesi berlimpah cur
ah hujan
Curah hujan bervariasi berdasa
rkan topografi dan angin musi
m.
Curah hujan bagian tengah, uju
ng utara dan kawasan Mammin
asata 2,500 mm.
Curah hujan tahunan di Palu, L
uwuk, dan Gorontalo relatif ren
dah (kurang dari 1,000 mm) .
Demografi
Populasi Sulawesi
- Sekitar 16 juta (tahun 2005) atau 7.3 % dari t
otal populasi indonesia.
- Populasi pada umumnya terpusat di selatan
dan utara Pulau Sulawesi
- Jumlah populasi daerah perkotaan (27.5%) l
ebih rendah dari rata-rata nasional (42.1%).
Pusat Populasi Utama (2005)
-Makassar: 1,194,583
-Manado:
405,715
-Palu:
291,872
-Kendari:
236,269
-Gorontalo:
153,036
-Palopo:
129,273
Pengangguran
- Pengangguran di Sulawesi Utara
(13.7%) dan Sulawesi Selatan (1
2.3%) lebih tinggi dari rata rata na
sional (10.5%).
- Pengangguran lebih rendah di Su
lawesi Tenggara (7.4%), dan Sula
wesi Barat (4.6%).
- Pada umumnya, rasio pengangguran
rendah dimana pertanian merupakan
mata pencaharian utama.
- Sektor sekunder dan tersier di daera
h perkotaan tidak cukup menyerap a
rus masuk penduduk dari daerah pe
desaan
Rasio Kemiskinan
Rasio kemiskinan (2002)
- Pulau Sulawesi:18.9%
- Rata-rata Nasional: 18.2%
Rasio kemiskinan bervariasi di ti
ap Propinsi dan Kabupaten
Propinsi
Rasio Kemi
skinan
Sulawesi Utara
11.2%
Sulawesi Tengah
25.9%
Sulawesi Selatan
14.7%
Sulawesi Tenggara
24.1%
Gorontalo
31.6%
Sulawesi Barat
27.3%
PDRB Per Kapita
PDRB per Kapita di Sulawesi ($ 594 pada tahun 2005) tetap pada le
vel 60% dari rata-rata nasional ($1,027).
- Sulawesi Utara menempati peringkat tertinggi ($719)
- Gorontalo menempati peringkat terendah ($298) atau kurang
dari sepertiga rata-rata nasional.
Komposisi PDRB
PDRB Pulau Sulawesi hanya berkontribusi 4.2% terhadap PDB Nasional; (bandin
gkan dengan populasi 7.3% dari jumlah penduduk total)
Sulawesi Selatan menyumbangkan 57.8% PDRB total di Pulau Sulawesi
Sektor primer masih mem
impin dalam perekonomia
n, memberikan kontribusi
22% sampai 53% PDRB (1
5% dari rata-rata nasiona
l).
Sektor Primer
(Pertanian, Perikanan, Peternakan, dan Kehutanan)
Sektor primer merupakan sektor utama yang menyerap angkata
n kerja 45% - 75% di tiap propinsi.
Sektor Primer
(Pertanian, Perikanan, Peternakan, dan Kehutanan)
Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas tenaga kerja s
ektor primer lebih tinggi dar
i rata-rata nasional, kecuali
Gorontalo.
Rasio Pertumbuhan PDRB
Rasio Pertumbuhan sektor pr
imer lebih tinggi dari rata rata
Nasional kecuali Sulawesi Sel
atan
Sektor Primer tetap dianggap penting sebagai penggerak utama perek
onomian Pulau Sulawesi bahkan di masa yang akan datang
Padi/Beras
- Lahan persawahan (1.2 juta ha) dii
kuti oleh kelapa (0.7 juta ha).
- Produktivitas terbesar terdapat di
Sulawesi Selatan, Utara dan Barat.
- Rasio kecukupan diperkirakan 17
6%
- Sulawesi Selatan memproduksi 6
3% padi di Sulawesi, dan mengeks
por beras ke propinsi lainnya di Su
lawesi dan Jawa.
- Sulawesi Utara dan Tengah mengi
mpor beras dari Thailand dan Vietn
am (28,500 ton/tahun)
Kakao
- Indonesia merupakan produser terbe
sar ketiga di dunia, setelah Pantai Ga
ding dan Ghana.
- Sulawesi memproduksi 71% dari pro
duksi nasional.
- Tanaman kakao sebagian besar dibu
didayakan oleh petani kecil (smallhol
der) .
- Kakao sangat besar kontribusinya ter
hadap pendapatan ekspor, khususny
a Sulawesi Tengah (menyumbang 8
8% pendapatan total) dan Sulawesi S
elatan (38%).
Kelapa
- Indonesia merupakan produsen kelapa te
rbesar di dunia (32% produksi dunia).
- Sulawesi memproduksi 18% produksi tot
al. Dua per tiga produksi di Pulau Sulawe
si berpusat di Sulawesi Utara dan Tengah.
- Terdapat penurunan produksi kelapa akhi
r-akhir ini, khususnya untuk Sulawesi Uta
ra
Jagung
- Jagung merupakan bahan panga
n terpenting kedua di Pulau Sula
wesi
- Produksi lahan pertanian jagung
di Gowa, Takalar dan Kabupaten
Pohuwato di Gorontalo mencapai
4.7 ton/ha atau lebih tinggi dari ra
ta-rata nasional (3.5 ton/ha).
- Jagung merupakan sumber peng
hasilan ekspor di Gorontalo (men
yumbang 55% dari pendapatan ek
spor total)
Perikanan
- 47% produksi perikanan terdapa
t di Propinsi Sulawesi Selatan.
- Bitung memiliki hasil tangkapan
ikan terbesar (136,001 ton).
- Budidaya laut lainnya seperti ud
ang, rumput laut, teripang, dan m
utiara juga memegang peranan p
enting dalam pendapatan ekspor.
- Potensi perikanan di propinsi l
ainnya belum sepenuhnya dim
anfaatkan.
Sektor Sekunder
(Pertambangan, pabrik, energi dan konstruksi)
Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas tenaga kerja lebih
rendah dari rata rata nasional, k
ecuali untuk kawasan tenggara
(dengan produksi nikel).
Rasio Pertumbuhan PDRB
Rasio Pertumbuhan di Pulau Su
lawesi lebih tinggi dari rata-rata
nasional, kecuali Sulawesi Utara
Sulawesi Selatan, Tenggara dan Utara harus dapat memberikan kontrib
usi untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja di Sulawesi Tenga
h, Barat dan Gorontalo
Pertambangan
Sumber Utama
-
Nikel (Sulawesi Selatan dan Tenggara)
Emas (Sulawesi Utara dan Gorontalo)
Oil & Gas (Sulawesi Selatan dan Tengah)
Batu Gamping/Kapur (Sulawesi Selatan)
Nikel memberikan kontribusi 79% pendap
atan ekspor di Sulawesi Tenggara dan 3
4% di Sulawesi Tengah
Sumber-sumber lainnya, belum dieks
plorasi
Pertambangan memiliki potensi memberikan pote
nsi lebih besar dalam ekonomi regional
Sektor Tersier
(Perdagangan, Transportasi & Komunikasi, Keuangan, dan Jasa)
Produktivitas Tenaga Kerja
Kecuali Sulawesi Tenggara,
produktivitas tenaga kerja le
bih rendah dari rata rata nas
ional
Rasio Pertumbuhan PDRB
Rasio pertumbuhan PDB di Su
lawesi secara umum lebih ting
gi dari rata rata Nasional
Dibutuhkan Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas
Sektor-Sektor Potensial
Sulawesi Ut
ara
Perikanan
Pertanian
Perkebunan
Ikan Laut, Mutiara,
Padi, Maizena, Kentan
g, Sayuran
Kelapa, Kopi, Cengk
Rumput Laut, Budi D
aya Laut
Peternakan
Sapi, Babi
eh, Vanila
Pertambangan dan La
innya
Pariwisata, Pengola
han Kelapa, Bio-die
sel, Furniture, Emas, Holt
ikultura
Sulawesi Te
ngah
Sulawesi Se
latan
Ikan Laut, Budi Daya
Laut
Ikan Laut, Rumput
Laut, Budi Dya Laut
Padi, Kentang
Kokoa, Kelapa, Te
Sapi, Babi
mbakau, Cengkeh, Ko
pi
Padi, Maizena, U
bi Kayu,Kedelai, S
Minyak dan Gas Bu
mi, Tenaga Air, Nikel,
Batu Granit, Kayu Hitam,
Bio-Diesel
Kokoa, Kopi, Kaca
Sapi, unggas,
semen, Nikel, Batu pu
Kokoa, Kacang M
ede, Tebu, Vanila
Sapi, Unggas
Nikel, Batu Pualam, Pari
ng mede, Vanila
Babi
ayuran
alam, Pariwisata, Pembuat
an Kapal, Tenaga Air, Gas
Alam
Sulawesi
Tenggara
Mutiara, Teripang, Pe
rikanan Laut, Budi Da
ya Laut
Padi, Ubi Kayu
Gorontalo
Mutiara, Ikan Lau
Maizena, Padi, Cabe
Kelapa, Cengekeh, Ke
miri, Gula Aren
Sapi, Kambin
g, Babi
Emas, Batu Granit, Hutan
Ikan Laut, Budi Daya
Laut
Padi, Kentang
Kelapa, kopi, kak
ao, minyak kelap
a sawit, Jeruk
Kambing, Unggas
Bio-diesel, Tenaga Air
t, Budi daya Laut
Sulawesi Ba
rat
wisata, Aspal, Kayu Jati
Perubahan Paradigma ke Pembangunan Yang Berkel
anjutan
Per kapita
PRDB (US $)
1,000
600
Strategi Dasar
Kelebihan
Kelemahan
•Ketersediaan Sumber Daya (Pertanian,
Pertambangan, Perikanan)
•Kawasan pegunungan yang tand
us di Gorontalo dan Propinsi Sul
awesi Tengah
•Pusat pembangunan Indonesia Bagian
Timur
Tend ekonomi global: kekurangan dan pening
katan harga energi, sumber daya alam.
•Perluasan produksi merupakan
hal yang sulit pada daerah yang
miskin sumber daya.
Strategi
StrategiDasar
Dasar
1.1. Pembangunan
Pembangunanberbasis
berbasissumber
sumberdaya
dayamenggunakan
menggunakanrantai
rantaiklaster
klasterindustri
industri
pada
kawasan
prioritas
pada kawasan prioritas
2.2. Proses
Prosesawal
awalpada
padamasyarakat
masyarakatlokal
lokalakan
akanditingkatkan
ditingkatkandalam
dalamrantai
rantai klaster
klaster
industri.
industri.
3.3. Jaringan
Jaringanlogistik
logistikyang
yangeffisien
effisiensangat
sangatdibutuhkan
dibutuhkanuntuk
untukmenghubungkan
menghubungkanPP
usat
usatProduksi,
Produksi,Daerah
DaerahPengolahan,
Pengolahan,dan
danPasar
Pasarlokal.
lokal.. .
Pembangunan Klaster Industri
1. Rantai klaster industri akan
dikembangkan pada kawas
an prioritas di seluruh Pula
u Sulawesi.
2. Rantai klaster akan disesuai
kan menurut kategori indus
tri
Penurunan Dampak Lingkungan dan Industrialisasi Regi
onal
(Rencana konsep Bahan bakar Bio-Diesel)
1) Industri bahan bakar bio dies
el adalah salah satu industri
potensial.
Kawasan Utara BD
F
2) Bahan bakar bio diesel berm
anfaat bagi para petani kelap
a miskin dengan pengolahan
awal dan dengan menjual pro
duk tersebut ke pasar.
3) Pengolahan akhir dan lanjut
an tanaman untuk bahan ba
kar bio diesel dapat ditanam
di tiap blok. .
Tanaman B
DF
Kawasan Tengah/
Barat BDF
Kawasan 2 Tenga
h BDF
Pengolahan Lanjuta
n Tanaman Kelapa
Kawasan Sel
atan BDF
Alternatif Pembangunan
Alt-1
Pembangunan daerah prioritas yang sesuai deng
an Rencana Tata Ruang (berorientasi pertumbuh
an )
Alt-2
Pembangunan daerah prioritas dan daerah pede
saan secara bersamaan (Pembangunan yang mer
ata)
Alt-3
Pembangunan daerah prioritas yang dilanjutkan
dengan pembangunan daerah pedesaan (pemba
ngunan bertahap).
Pola Pembangunan
(Direkomendasikan dalam Alternatif 3 )
(Jangka Pendek)
Daerah Prioritas
Utama
5-10 tahun
(Jangka Menengah)
Seluruh daerah prio
ritas
10-20 tahun
(Jangka Panjang)
Seluruh Daerah
20- tahun
Kebutuhan Klaster Regional
Export
2. Namun, blok ekonomi
bersifat penting untuk
pembangunan terpadu
Pulau Sulawesi.
Manado
Export
Kalimantan
1. Sulawesi memiliki 6 pe
merintahan propinsi.
Gorontalo
Maluku,
Papua
Palu
Luwuk
Mamuju
3. Pelabuhan dengan jari
ngan jalan penghubun
g akan menjadi inti klas
ter tersebut.
Parepare
Kendari
Export
Makassar
Jawa
Sub-Klaster Regional (alternatif)
Manado
Buol
Kwandang
Toli-toli
Gorontalo
Marisa Isimu
Tengah
Poso
Barat
Swawa
Kotamoba
gi
Luwuk
Makass
ar
Jenepont
o
Tenggara
Kolaka
Watampo
ne
Bulukum
ba
Blok
Marisa Isimu
Tilamu Gorontalo
ta
Donggal
a
Palu
Bauba
u
Klaster Menurut Propinsi
Kotamoba
gi
Mamuju
Mamuju
Poso
Luwuk
Blok
Palu-Mamuju-Luwu
Kolonoda
k
le
Una-aha
Lasusua
Parepar
e Barr
u
Pangkajen
e
Laha
Bitun
g
Tondano
Manado-Gorontalo
Lasoro
Kendari
Selatan
Kwandang
Swawa
Kolonoda
le
Lasusua
Pangkajen
e
Tolitoli
Utara
Una-aha
Parepar
e Barr
u
Buol
Gorontalo
Tilamu
ta
Donggal
a
Palu
Manado
Bitun
g
Tondano
Makass
ar
Jenepont
o
Blok
Lasoro
Kendari
Kolaka
Makassar-Kendari
Watampo
ne
Bulukum
ba
Laha
Baub
au
Klaster Menurut Blok
Muatan Barang Pelabuhan
• Peningkatan sarana pelabuhan m
erupakan hal yang penting untuk
meningkatkan muatan barang di
Sulawesi.
• Kebutuhan muatan barang pelab
uhan di Makassar, Bitung, Kend
ari, dan Pantoloan di Palu menin
gkat terutama sehubungan deng
an pembangunan ekonomi dan s
osial di Sulawesi.
(As of 2006)
Pergerakan Penumpang
Rute utama kapal ferry
•Kolaka-Bajoe (200,000)
•BauBau-Waara (170,000)
•Bira-Pamatata (120,000)
•Gorntalo-Pagimana (70,000)
•Mamuju (40,000)
(tahun 200
5)
Kapal Penumpang
•Pelabuhan Makassar (750,000)
•Pelabuhan Manado (520,000)
•Pelabuhan Palu (130,000)
•Pelabuhan Parepare (490,000)
Bandingkan dengan penumpang angk
utan udara antara Makassar dan Kend
ari (160,000)
Transportasi Udara
Air transport
service area of
Palu
Tahuna
300 km
Buol
Tolitoli
150
km
Swawa
Gorontalo
Palu
Pasangk
ay
300 km
150
km
Luwuk
Poso
Morowali
Mamuj
u
Air transport
service area of
Makassar
150
km
Makassa
r
Kendari
150
km
Laha
Bauba
u
150 km
Feeder airports terletak dalam ra
dius 150-300 km dari ibukota pr
opinsi (Makassar dan Palu)
Angkutan Kereta Api
• Pembangunan Kereta api
tercantum dalam Rencan
a Tata Ruang
• Rencana akan ditinjau se
cara detail, sesuai denga
n peningkatan kebutuha
n.
Jaringan Jalan
• Kontribusi mode angkutan jalan di Sulawe
si diperkirakan 64% pada angkutan baran
g, yang lebih rendah dari pada rata-rata na
sional 92%.
• Walaupun kepadatan jalan sedikit lebih tin
ggi dari pada rata-rata nasional, sebagian
besar jalan arteri merupakan jalur sempit 2
lajur.
• Jalan memutar diperlukan untuk perjalana
n antar ibukota propinsi.
• Di Kendari jarak yang memutar dua kali le
bih jauh dari pada jarak yang lurus dari pr
opinsi lain.
Jaringan Jalan Saat ini
Arahan Dasar
Pengembangan Jalan
Bahkan dengan rata-rata pertumbuhan 9% pe
r tahun, kapasitas jalan 2 lajur (13.000 SMP p
er hari) dapat menunjang kebutuhan lalu linta
s sampai dengan 2023.
Dengan mempertimbangkan:
• Peningkatan jalan tambahan yang dius
ulkan seperti Proyek Peningkatan Jalan
Bermuatan Tinggi (HLRIP-II)
• Peningkatan jalan tambahan yang sesu
ai dengan kerangka pembangunan regi
onal
• Keamanan Lalu Lintas dan dampak ling
kungan di kota dan desa sepanjang jal
an antar kota.
• Pembangunan jalan raya penghubung
di sisi laut pada empat semenanjung u
tama
(Rencana Jalan Proyek Peningkatan Jalan Berm
uatan Tinggi (HLRIP-II)
NAUTICAL HIGHWAY dan Hubungan Dengan
Pulau-Pulau Tetangga
Anggr
ek
Manad
o
Filipina
Bitung
Kalimantan
Palu
Pos
o
NAUTICAL HIGHWAY
Luwuk
Banggai
Jalan Raya Di sisi La
ut Dengan kapal ferr
y Ro-Ro
Mamuju
Palo
po
Parepare
Makassar
Jawa
Kolak
a
Watampon
e
( Bone )
Maluku,
Papua
Kenda
ri
Buton
1) Mengurangi beban kepada lingkungan melalui penggunaan energi yang
efisien
2) Mendorong pembangunan daerah-daerah andalan dengan menghubung
kan empat semenanjung.
3) Meningkatkan hubungan transportasi dengan pulau tetangga
- Kondisi daerah berbukit, de
ngan tanah datar hanya 10,
3% (dibawah titik ketinggian
50 m)
- Tanah datar tersebar di sepa
njang pesisir dan dipisahkan
oleh bukit yang terjal dan la
ut
- Diharapkan tidak terjadi perl
uasan pengolahan lahan
Penggunaan Lahan
- 39% lahan telah berkembang men
jadi daerah pemukiman, perkebu
nan, pertanian dan tambak ikan.
- Sebagian besar lahan di daerah S
ulawesi Selatan telah dimanfaatk
an sepenuhnya, dan memiliki pot
ensi yang terbatas untuk perluas
an lahan bagi kegiatan perkebuna
n dan pertanian.
- 42% of permukaan ditutupi oleh h
utan(Sulawesi Selatan hanya 1
6%).
Curah Hujan dan Iklim Pertanian
Daerah Sulawesi berlimpah cur
ah hujan
Curah hujan bervariasi berdasa
rkan topografi dan angin musi
m.
Curah hujan bagian tengah, uju
ng utara dan kawasan Mammin
asata 2,500 mm.
Curah hujan tahunan di Palu, L
uwuk, dan Gorontalo relatif ren
dah (kurang dari 1,000 mm) .
Demografi
Populasi Sulawesi
- Sekitar 16 juta (tahun 2005) atau 7.3 % dari t
otal populasi indonesia.
- Populasi pada umumnya terpusat di selatan
dan utara Pulau Sulawesi
- Jumlah populasi daerah perkotaan (27.5%) l
ebih rendah dari rata-rata nasional (42.1%).
Pusat Populasi Utama (2005)
-Makassar: 1,194,583
-Manado:
405,715
-Palu:
291,872
-Kendari:
236,269
-Gorontalo:
153,036
-Palopo:
129,273
Pengangguran
- Pengangguran di Sulawesi Utara
(13.7%) dan Sulawesi Selatan (1
2.3%) lebih tinggi dari rata rata na
sional (10.5%).
- Pengangguran lebih rendah di Su
lawesi Tenggara (7.4%), dan Sula
wesi Barat (4.6%).
- Pada umumnya, rasio pengangguran
rendah dimana pertanian merupakan
mata pencaharian utama.
- Sektor sekunder dan tersier di daera
h perkotaan tidak cukup menyerap a
rus masuk penduduk dari daerah pe
desaan
Rasio Kemiskinan
Rasio kemiskinan (2002)
- Pulau Sulawesi:18.9%
- Rata-rata Nasional: 18.2%
Rasio kemiskinan bervariasi di ti
ap Propinsi dan Kabupaten
Propinsi
Rasio Kemi
skinan
Sulawesi Utara
11.2%
Sulawesi Tengah
25.9%
Sulawesi Selatan
14.7%
Sulawesi Tenggara
24.1%
Gorontalo
31.6%
Sulawesi Barat
27.3%
PDRB Per Kapita
PDRB per Kapita di Sulawesi ($ 594 pada tahun 2005) tetap pada le
vel 60% dari rata-rata nasional ($1,027).
- Sulawesi Utara menempati peringkat tertinggi ($719)
- Gorontalo menempati peringkat terendah ($298) atau kurang
dari sepertiga rata-rata nasional.
Komposisi PDRB
PDRB Pulau Sulawesi hanya berkontribusi 4.2% terhadap PDB Nasional; (bandin
gkan dengan populasi 7.3% dari jumlah penduduk total)
Sulawesi Selatan menyumbangkan 57.8% PDRB total di Pulau Sulawesi
Sektor primer masih mem
impin dalam perekonomia
n, memberikan kontribusi
22% sampai 53% PDRB (1
5% dari rata-rata nasiona
l).
Sektor Primer
(Pertanian, Perikanan, Peternakan, dan Kehutanan)
Sektor primer merupakan sektor utama yang menyerap angkata
n kerja 45% - 75% di tiap propinsi.
Sektor Primer
(Pertanian, Perikanan, Peternakan, dan Kehutanan)
Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas tenaga kerja s
ektor primer lebih tinggi dar
i rata-rata nasional, kecuali
Gorontalo.
Rasio Pertumbuhan PDRB
Rasio Pertumbuhan sektor pr
imer lebih tinggi dari rata rata
Nasional kecuali Sulawesi Sel
atan
Sektor Primer tetap dianggap penting sebagai penggerak utama perek
onomian Pulau Sulawesi bahkan di masa yang akan datang
Padi/Beras
- Lahan persawahan (1.2 juta ha) dii
kuti oleh kelapa (0.7 juta ha).
- Produktivitas terbesar terdapat di
Sulawesi Selatan, Utara dan Barat.
- Rasio kecukupan diperkirakan 17
6%
- Sulawesi Selatan memproduksi 6
3% padi di Sulawesi, dan mengeks
por beras ke propinsi lainnya di Su
lawesi dan Jawa.
- Sulawesi Utara dan Tengah mengi
mpor beras dari Thailand dan Vietn
am (28,500 ton/tahun)
Kakao
- Indonesia merupakan produser terbe
sar ketiga di dunia, setelah Pantai Ga
ding dan Ghana.
- Sulawesi memproduksi 71% dari pro
duksi nasional.
- Tanaman kakao sebagian besar dibu
didayakan oleh petani kecil (smallhol
der) .
- Kakao sangat besar kontribusinya ter
hadap pendapatan ekspor, khususny
a Sulawesi Tengah (menyumbang 8
8% pendapatan total) dan Sulawesi S
elatan (38%).
Kelapa
- Indonesia merupakan produsen kelapa te
rbesar di dunia (32% produksi dunia).
- Sulawesi memproduksi 18% produksi tot
al. Dua per tiga produksi di Pulau Sulawe
si berpusat di Sulawesi Utara dan Tengah.
- Terdapat penurunan produksi kelapa akhi
r-akhir ini, khususnya untuk Sulawesi Uta
ra
Jagung
- Jagung merupakan bahan panga
n terpenting kedua di Pulau Sula
wesi
- Produksi lahan pertanian jagung
di Gowa, Takalar dan Kabupaten
Pohuwato di Gorontalo mencapai
4.7 ton/ha atau lebih tinggi dari ra
ta-rata nasional (3.5 ton/ha).
- Jagung merupakan sumber peng
hasilan ekspor di Gorontalo (men
yumbang 55% dari pendapatan ek
spor total)
Perikanan
- 47% produksi perikanan terdapa
t di Propinsi Sulawesi Selatan.
- Bitung memiliki hasil tangkapan
ikan terbesar (136,001 ton).
- Budidaya laut lainnya seperti ud
ang, rumput laut, teripang, dan m
utiara juga memegang peranan p
enting dalam pendapatan ekspor.
- Potensi perikanan di propinsi l
ainnya belum sepenuhnya dim
anfaatkan.
Sektor Sekunder
(Pertambangan, pabrik, energi dan konstruksi)
Produktivitas Tenaga Kerja
Produktivitas tenaga kerja lebih
rendah dari rata rata nasional, k
ecuali untuk kawasan tenggara
(dengan produksi nikel).
Rasio Pertumbuhan PDRB
Rasio Pertumbuhan di Pulau Su
lawesi lebih tinggi dari rata-rata
nasional, kecuali Sulawesi Utara
Sulawesi Selatan, Tenggara dan Utara harus dapat memberikan kontrib
usi untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja di Sulawesi Tenga
h, Barat dan Gorontalo
Pertambangan
Sumber Utama
-
Nikel (Sulawesi Selatan dan Tenggara)
Emas (Sulawesi Utara dan Gorontalo)
Oil & Gas (Sulawesi Selatan dan Tengah)
Batu Gamping/Kapur (Sulawesi Selatan)
Nikel memberikan kontribusi 79% pendap
atan ekspor di Sulawesi Tenggara dan 3
4% di Sulawesi Tengah
Sumber-sumber lainnya, belum dieks
plorasi
Pertambangan memiliki potensi memberikan pote
nsi lebih besar dalam ekonomi regional
Sektor Tersier
(Perdagangan, Transportasi & Komunikasi, Keuangan, dan Jasa)
Produktivitas Tenaga Kerja
Kecuali Sulawesi Tenggara,
produktivitas tenaga kerja le
bih rendah dari rata rata nas
ional
Rasio Pertumbuhan PDRB
Rasio pertumbuhan PDB di Su
lawesi secara umum lebih ting
gi dari rata rata Nasional
Dibutuhkan Peningkatan Efisiensi dan Produktivitas
Sektor-Sektor Potensial
Sulawesi Ut
ara
Perikanan
Pertanian
Perkebunan
Ikan Laut, Mutiara,
Padi, Maizena, Kentan
g, Sayuran
Kelapa, Kopi, Cengk
Rumput Laut, Budi D
aya Laut
Peternakan
Sapi, Babi
eh, Vanila
Pertambangan dan La
innya
Pariwisata, Pengola
han Kelapa, Bio-die
sel, Furniture, Emas, Holt
ikultura
Sulawesi Te
ngah
Sulawesi Se
latan
Ikan Laut, Budi Daya
Laut
Ikan Laut, Rumput
Laut, Budi Dya Laut
Padi, Kentang
Kokoa, Kelapa, Te
Sapi, Babi
mbakau, Cengkeh, Ko
pi
Padi, Maizena, U
bi Kayu,Kedelai, S
Minyak dan Gas Bu
mi, Tenaga Air, Nikel,
Batu Granit, Kayu Hitam,
Bio-Diesel
Kokoa, Kopi, Kaca
Sapi, unggas,
semen, Nikel, Batu pu
Kokoa, Kacang M
ede, Tebu, Vanila
Sapi, Unggas
Nikel, Batu Pualam, Pari
ng mede, Vanila
Babi
ayuran
alam, Pariwisata, Pembuat
an Kapal, Tenaga Air, Gas
Alam
Sulawesi
Tenggara
Mutiara, Teripang, Pe
rikanan Laut, Budi Da
ya Laut
Padi, Ubi Kayu
Gorontalo
Mutiara, Ikan Lau
Maizena, Padi, Cabe
Kelapa, Cengekeh, Ke
miri, Gula Aren
Sapi, Kambin
g, Babi
Emas, Batu Granit, Hutan
Ikan Laut, Budi Daya
Laut
Padi, Kentang
Kelapa, kopi, kak
ao, minyak kelap
a sawit, Jeruk
Kambing, Unggas
Bio-diesel, Tenaga Air
t, Budi daya Laut
Sulawesi Ba
rat
wisata, Aspal, Kayu Jati
Perubahan Paradigma ke Pembangunan Yang Berkel
anjutan
Per kapita
PRDB (US $)
1,000
600
Strategi Dasar
Kelebihan
Kelemahan
•Ketersediaan Sumber Daya (Pertanian,
Pertambangan, Perikanan)
•Kawasan pegunungan yang tand
us di Gorontalo dan Propinsi Sul
awesi Tengah
•Pusat pembangunan Indonesia Bagian
Timur
Tend ekonomi global: kekurangan dan pening
katan harga energi, sumber daya alam.
•Perluasan produksi merupakan
hal yang sulit pada daerah yang
miskin sumber daya.
Strategi
StrategiDasar
Dasar
1.1. Pembangunan
Pembangunanberbasis
berbasissumber
sumberdaya
dayamenggunakan
menggunakanrantai
rantaiklaster
klasterindustri
industri
pada
kawasan
prioritas
pada kawasan prioritas
2.2. Proses
Prosesawal
awalpada
padamasyarakat
masyarakatlokal
lokalakan
akanditingkatkan
ditingkatkandalam
dalamrantai
rantai klaster
klaster
industri.
industri.
3.3. Jaringan
Jaringanlogistik
logistikyang
yangeffisien
effisiensangat
sangatdibutuhkan
dibutuhkanuntuk
untukmenghubungkan
menghubungkanPP
usat
usatProduksi,
Produksi,Daerah
DaerahPengolahan,
Pengolahan,dan
danPasar
Pasarlokal.
lokal.. .
Pembangunan Klaster Industri
1. Rantai klaster industri akan
dikembangkan pada kawas
an prioritas di seluruh Pula
u Sulawesi.
2. Rantai klaster akan disesuai
kan menurut kategori indus
tri
Penurunan Dampak Lingkungan dan Industrialisasi Regi
onal
(Rencana konsep Bahan bakar Bio-Diesel)
1) Industri bahan bakar bio dies
el adalah salah satu industri
potensial.
Kawasan Utara BD
F
2) Bahan bakar bio diesel berm
anfaat bagi para petani kelap
a miskin dengan pengolahan
awal dan dengan menjual pro
duk tersebut ke pasar.
3) Pengolahan akhir dan lanjut
an tanaman untuk bahan ba
kar bio diesel dapat ditanam
di tiap blok. .
Tanaman B
DF
Kawasan Tengah/
Barat BDF
Kawasan 2 Tenga
h BDF
Pengolahan Lanjuta
n Tanaman Kelapa
Kawasan Sel
atan BDF
Alternatif Pembangunan
Alt-1
Pembangunan daerah prioritas yang sesuai deng
an Rencana Tata Ruang (berorientasi pertumbuh
an )
Alt-2
Pembangunan daerah prioritas dan daerah pede
saan secara bersamaan (Pembangunan yang mer
ata)
Alt-3
Pembangunan daerah prioritas yang dilanjutkan
dengan pembangunan daerah pedesaan (pemba
ngunan bertahap).
Pola Pembangunan
(Direkomendasikan dalam Alternatif 3 )
(Jangka Pendek)
Daerah Prioritas
Utama
5-10 tahun
(Jangka Menengah)
Seluruh daerah prio
ritas
10-20 tahun
(Jangka Panjang)
Seluruh Daerah
20- tahun
Kebutuhan Klaster Regional
Export
2. Namun, blok ekonomi
bersifat penting untuk
pembangunan terpadu
Pulau Sulawesi.
Manado
Export
Kalimantan
1. Sulawesi memiliki 6 pe
merintahan propinsi.
Gorontalo
Maluku,
Papua
Palu
Luwuk
Mamuju
3. Pelabuhan dengan jari
ngan jalan penghubun
g akan menjadi inti klas
ter tersebut.
Parepare
Kendari
Export
Makassar
Jawa
Sub-Klaster Regional (alternatif)
Manado
Buol
Kwandang
Toli-toli
Gorontalo
Marisa Isimu
Tengah
Poso
Barat
Swawa
Kotamoba
gi
Luwuk
Makass
ar
Jenepont
o
Tenggara
Kolaka
Watampo
ne
Bulukum
ba
Blok
Marisa Isimu
Tilamu Gorontalo
ta
Donggal
a
Palu
Bauba
u
Klaster Menurut Propinsi
Kotamoba
gi
Mamuju
Mamuju
Poso
Luwuk
Blok
Palu-Mamuju-Luwu
Kolonoda
k
le
Una-aha
Lasusua
Parepar
e Barr
u
Pangkajen
e
Laha
Bitun
g
Tondano
Manado-Gorontalo
Lasoro
Kendari
Selatan
Kwandang
Swawa
Kolonoda
le
Lasusua
Pangkajen
e
Tolitoli
Utara
Una-aha
Parepar
e Barr
u
Buol
Gorontalo
Tilamu
ta
Donggal
a
Palu
Manado
Bitun
g
Tondano
Makass
ar
Jenepont
o
Blok
Lasoro
Kendari
Kolaka
Makassar-Kendari
Watampo
ne
Bulukum
ba
Laha
Baub
au
Klaster Menurut Blok
Muatan Barang Pelabuhan
• Peningkatan sarana pelabuhan m
erupakan hal yang penting untuk
meningkatkan muatan barang di
Sulawesi.
• Kebutuhan muatan barang pelab
uhan di Makassar, Bitung, Kend
ari, dan Pantoloan di Palu menin
gkat terutama sehubungan deng
an pembangunan ekonomi dan s
osial di Sulawesi.
(As of 2006)
Pergerakan Penumpang
Rute utama kapal ferry
•Kolaka-Bajoe (200,000)
•BauBau-Waara (170,000)
•Bira-Pamatata (120,000)
•Gorntalo-Pagimana (70,000)
•Mamuju (40,000)
(tahun 200
5)
Kapal Penumpang
•Pelabuhan Makassar (750,000)
•Pelabuhan Manado (520,000)
•Pelabuhan Palu (130,000)
•Pelabuhan Parepare (490,000)
Bandingkan dengan penumpang angk
utan udara antara Makassar dan Kend
ari (160,000)
Transportasi Udara
Air transport
service area of
Palu
Tahuna
300 km
Buol
Tolitoli
150
km
Swawa
Gorontalo
Palu
Pasangk
ay
300 km
150
km
Luwuk
Poso
Morowali
Mamuj
u
Air transport
service area of
Makassar
150
km
Makassa
r
Kendari
150
km
Laha
Bauba
u
150 km
Feeder airports terletak dalam ra
dius 150-300 km dari ibukota pr
opinsi (Makassar dan Palu)
Angkutan Kereta Api
• Pembangunan Kereta api
tercantum dalam Rencan
a Tata Ruang
• Rencana akan ditinjau se
cara detail, sesuai denga
n peningkatan kebutuha
n.
Jaringan Jalan
• Kontribusi mode angkutan jalan di Sulawe
si diperkirakan 64% pada angkutan baran
g, yang lebih rendah dari pada rata-rata na
sional 92%.
• Walaupun kepadatan jalan sedikit lebih tin
ggi dari pada rata-rata nasional, sebagian
besar jalan arteri merupakan jalur sempit 2
lajur.
• Jalan memutar diperlukan untuk perjalana
n antar ibukota propinsi.
• Di Kendari jarak yang memutar dua kali le
bih jauh dari pada jarak yang lurus dari pr
opinsi lain.
Jaringan Jalan Saat ini
Arahan Dasar
Pengembangan Jalan
Bahkan dengan rata-rata pertumbuhan 9% pe
r tahun, kapasitas jalan 2 lajur (13.000 SMP p
er hari) dapat menunjang kebutuhan lalu linta
s sampai dengan 2023.
Dengan mempertimbangkan:
• Peningkatan jalan tambahan yang dius
ulkan seperti Proyek Peningkatan Jalan
Bermuatan Tinggi (HLRIP-II)
• Peningkatan jalan tambahan yang sesu
ai dengan kerangka pembangunan regi
onal
• Keamanan Lalu Lintas dan dampak ling
kungan di kota dan desa sepanjang jal
an antar kota.
• Pembangunan jalan raya penghubung
di sisi laut pada empat semenanjung u
tama
(Rencana Jalan Proyek Peningkatan Jalan Berm
uatan Tinggi (HLRIP-II)
NAUTICAL HIGHWAY dan Hubungan Dengan
Pulau-Pulau Tetangga
Anggr
ek
Manad
o
Filipina
Bitung
Kalimantan
Palu
Pos
o
NAUTICAL HIGHWAY
Luwuk
Banggai
Jalan Raya Di sisi La
ut Dengan kapal ferr
y Ro-Ro
Mamuju
Palo
po
Parepare
Makassar
Jawa
Kolak
a
Watampon
e
( Bone )
Maluku,
Papua
Kenda
ri
Buton
1) Mengurangi beban kepada lingkungan melalui penggunaan energi yang
efisien
2) Mendorong pembangunan daerah-daerah andalan dengan menghubung
kan empat semenanjung.
3) Meningkatkan hubungan transportasi dengan pulau tetangga