Kumpulan Contoh Jurnal Matematika Murni | 191 344 1 SM

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

TEOREMA TITIK TETAP BANACH
Esih Sukaesih

Abstrak
Ruang Banach menjamin setiap barisan akan konvergen ke vektor di ruang tersebut.
Barisan iterasi yang kontraktif menjamin bahwa barisan tersebut akan konvergen ke suatu
titik. Kedua hal di atas yang menjamin keberadaan titik tetap pada operator kontraktif di
ruang Banach. Selain menunjukkan titik tetap pada ruang Banach, akan diberikan juga
beberapa aplikasi titik tetap. Kata-kata kunci: ruang metrik lengkap, operator kontraktif

dikenal sebagai Teorema Titik Tetap

Pendahuluan
Teorema titik tetap pertama kali

Banach.
Berikut ini diperkenalkan beberapa


diperkenalkan oleh L. E. J. Brouwer
pada

tahun

1912

yakni

pemetaan

Definisi

kontinu T pada bola tutup satuan di
mempunyai paling sedikit satu titik
tetap, yakni titik

=


sehingga

definisi dalam metrik.

.

pada tahun 1922 untuk membuktikan
teorema keberadaan titik tetap dalam
teori
waktu

persamaan
yang

menemukan

differensial.
sama,

S.


menemukan

Pada
Banach

teorema

kontraksi titik tetap atau lebih umum

Ruang

adalah himpunan

metrik ( ; )

dan metrik pada

didefinisikan sebagai fungsi


Teorema titik tetap Brouwer digunakan
oleh G. D. Birkho dan O. D. Kellog

[6]

1.

→ ℝ, yang memenuhi:


,

2.

( ; ) = 0

untuk

∶ ×
setiap


, dan ( ; ) > 0 untuk setiap

∈ , dengan ≠ .

( ; ) = ( ; )

untuk

setiap , ∈ .

3.

( ; ) ≤ ( ; ) + ( ; )

untuk setiap , , ∈ .

114

ISSN 1979-8911


Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

Definisi

[7] Barisan bilangan real

(barisan di

) adalah fungsi yang

terdefinisi

pada

{ 1,2,3, …} = ℕ

bilangan

dengan


asli

range

pada

himpunan bilangan real.
Definisi

Barisan (

[6]

konvergen
lim

disebut




ke

(

→∞

)

jika

, ) = 0. Ditulis (

Definisi [6] Barisan (

terdapat bilangan
bilangan
(

asli

) < .

;

Atau dapat dituliskan, (
barisan

terdapat

fungsi
konstanta

( ( ); ( )) ≤

setiap , ∈

Lipshitz. Jika

, →∞


,

( ; )

Jika

untuk

disebut fungsi

∈ ( 0, 1) maka disebut

fungsi kontraktif.

dirinya sendiri, yakni,

adalah peta

peta


oleh



∶ →

yang dipetakan ke

=

adalah .

berlaku

Titik Tetap Banach
Teorema

titik

merupakan

suatu

tetap

Banach

) adalah

Cauchy
(

→ℝ .



sehingga

, maka

prosedur

untuk

jika
menyatakan

lim

:

barisan

∈ ℕ sehingga untuk
, >

misal

Definisi [7] Titik tetap fungsi

> 0 ,

Cauchy, jika untuk setiap

dan

Misal himpunan

)→ .

) di ruang

= ( ; ) disebut

metrik

Definisi [7]

keberadaan

dan

) = 0.

ketunggalan titik tetap suatu pemetaan,
yang disebut iterasi. Dengan metode ini

Teorema [6] Setiap barisan konvergen
untuk

sembarang

dalam

suatu

adalah barisan Cauchy.
himpunan didefinisikan barisan rekursif
Definisi [6] Ruang metrik

disebut
,

,

, … yakni

ruang metrik lengkap (ruang Banach)
=

jika

setiap

barisan

Cauchy

di
dengan

= 1,2, …, sehingga diperoleh

merupakan barisan konvergen di .
=

115

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

(

=
=



dan

Berikut ini merupakan teorema titik

Titik

ruang metrik, dengan
lengkap

)=

,

operator kontraktif pada

barisan

(

(

=

)

,



(

)

,

)

,

≠ ∅ . Jika

∶ →

dan

iterasi

Tetap

Banach. [1] Misal = ( ; ) adalah

( ; ) dengan

∈ ( 0,1 )

memenuhi

(

Teorema

) ≤

sehingga diperoleh

tetap Banach.

Teorema

;



(



adalah



, maka
>

)

,

(

)

,

mempunyai tepat satu titik tetap.

Untuk

Bukti.

pertidaksamaan segitiga diperoleh

Pertama; kita konstruksi barisan (
Pilih sebarang
barisan iterasi (



).

dan didefinisikan

) dengan

,

=

(

≤ (

⋯+

Barisan tersebut merupakan barisan dari



pemetaan

= (

,

=

,

=

,…

terhadap .

Kedua: akan ditunjukkan bahwa (
adalah

barisan

Cauchy,

.

⋯+

;

(
(

+

(1 +
=

merupakan pemetaan yang
karena

kontraktif maka memenuhi

) = (

=

sehingga

konvergen dalam ruang lengkap
Karena

)

;

dengan menggunakan

)+

(

)+

(

,

)

(

,

)+

)

+ ⋯+
+ ⋯+

)+

;

)

;
,

;

(

,

) (

,

)

) (

,

)

)

∈ ( 0,1 ) , dan 1 −

< 1

sehingga diperoleh

116

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

;

(

Pada
(

ruas

)<

(

kanan,

∈ ( 0,1 )

,

).

dan

) tetap, sehingga dapat kita

,

ambil pada ruas kanan sekecil mungkin
dengan

yang cukup besar (dan

> ). Ini menunjukkan bahwa (

)

akan

ditunjukkan

kekonvergenan pada ruang lengkap.
Karena (

) adalah barisan Cauchy

pada ruang

yang lengkap maka (

)

adalah barisan yang konvergen dan
(

) konvergen ke suatu titik di



Misalkan

sehingga

.

(

lim (

akan

ditunjukkan

bahwa

adalah titik tetap dari

pemetaan

. Dengan pertidaksamaan

segitiga diketahui bahwa
) + (
;

bahwa (
( ;

(

;

) ≤

) ≤ ( ;
;

)

sekecil mungkin untuk

disimpulkan

bahwa

)→

(

karena

> 0

bahwa
=

.

( ;

Dapat
) = 0

,

. Ini menunjukkan

adalah titik tetap

.

Kelima, akan ditunjukkan bahwa
tidak

mempunyai

Misalkan

titik

tetap

lain.

mempunyai dua titik tetap

dan ′ sehingga
Oleh karena itu
( , ′) =

(

′=

= dan
,

′) ≤

′.

( , ′)

hal tersebut hanya mungkin untuk

)=

( ;

)

)+

dan jumlah sebelah kanan dapat dibuat

)

konvergen ke .
Keempat,

;

(

akibatnya

adalah barisan Cauchy.
Ketiga,



≤ ( ;

= ( ;

( ;

) ≤

) dan diketahui
( ; ) sehingga

)+ (
)+

;

)

( ;
=

) = 0 karena

′.฀

∈ ( 0,1 ) . Jadi

Akibat (Iterasi, batas error). Misal
ruang metrik
adalah
:

pada



ruang

, dan

≠ ∅ . Misal

lengkap

dan

misal

adalah operator kontraktif
. Misal untuk sebarang

didefinisikan barisan (

) dengan



117

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

,

,

=

,

=

, …,

=



,…

=

konvergen ke tepat satu titik
mempunyai



=

estimasi

di . Dan

error

prior

; ) ≤

(

segitiga diperoleh
(

1−

,

)

,

)

,

Untuk > , dengan pertidaksamaan

(selanjutnya disebut estimasi prior)
(

(

)≤ (

,

)

+

(

,

+

(

,

)

)+ ⋯

(

,

dan estimasi error posterior (selanjutnya


disebut estimasi posterior)
; ) ≤

(

Bukti.

(

1−

,

=

dengan

)



dengan
,

=

;

) ≤

)

(

,

)

∈ ( 0,1 ) , akibatnya

karena

(
)=

,

(

)

,

(

,

1−

) adalah barisan





)

,

+ ⋯+

=

Cauchy.

(

+ ⋯+

< 1 . Sehingga diperoleh,

Akan ditunjukkan (

,

)

)+

)

,

+

) (

adalah operator kontraktif

( ; ).

=

(

(1 +

,…

(

)+

=

=

=

pada , yang memenuhi

(

,

) (

=

, …,

⋯+

= (

Diketahui sebarang
,

,

(

,
(

,

)

Pada

)

(

,

ruas
,

)≤

1−

kanan,

(

,

).

∈ ( 0,1 )

dan

) tetap, sehingga dapat kita

ambil pada ruas kanan sekecil mungkin
dengan

yang cukup besar ( dan

> ). Ini menunjukkan bahwa (

)

118

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

→ ∞ maka

adalah Cauchy. Untuk
diperoleh
, )≤

(

(

1−

Untuk estimasi posteri or,



, )≤

(

karena

(

dengan
)≤

,

(

metrik

). Misal

adalah operator konstraktif

pada bola tertutup
} ,
(

,

;

∶ →

yakni

= { : ( ,

yang

) ≤

( ; )

)≤

memenuhi

untuk

(

) < (1 − ) .

,

,
, …,

,

=

=

konvergen ke suatu

=



,

yang

merupakan titik tetap dari
merupakan titik tetap tunggal di

Karena semua

)

,

1

(

1−
1

)

,

(1 − ) =

1−

berada di

. Begitu



karena

tertutup.฀

dan

Lema (Kekontinuan) [1] Pemetaan
kontraksi

pada ruang metrik

adalah

Bukti.
∶ →

Misalkan

,…

=

<



(

pemetaan kontinu.

Maka barisan iterasi
=

gunakan

semua

∈ , lebih jauh, asumsikan bahwa

,



juga

dan

1−

adalah pemetaan di ruang
ke dirinya sendiri (

) dan dengan

,

ke

)≤

,

Teorema (Kontraksi pada bola) [1]
Misal

(

) < ( 1 − ) diperoleh

,
(

) untuk

yang berada di . Misal

mengganti

, )

) .฀

,

dan

= 0

(

∈ ( 0,1 ) diperoleh
(

Akan ditunjukkan bahwa (
semua

).

,

Bukti.

dan
.

adalah operator

kontraktif pada ruang metrik


misal
< 1,
(

di

,

. dan

. Maka untuk suatu

)≤

(

, )
119

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2



karena
(



di

,

, ) → 0 jika

sehingga

→ ∞ . Berarti

, sehingga

kontinu di .฀

Untuk menggunakan teorema Banach,

= (

dengan

) . Misalkan

= (

, jadi dari persamaan (1) dan (2)
diperoleh
( , ) =

(



) = max|

,

diperlukan ruang metrik lengkap dan
kontraktif.

himpunan

dari semua urutan-

Misalkan
≤ max|

bilangan real, ditulis
= (

) , = (

, …,

= (

, …,
) ,

, …,

dan seterusnya. Pada
metrik

didefinisikan

Pada

didefinisikan

:

dengan
=

=

dengan

(2)

+

adalah matrik real

=
×





dan

(1)

dapat

dinyatakan

dalam komponennya dengan cara
= ∑

+

= , …, ,

.

ditulis

dalam

bentuk

( , ) , dengan
= max ∑

(3)

.

Teorema (Persamaan linear) [1] Jika
suatu sistem
=

(

+

=

,

tententu)

(4)
dari
= (

vektor kolom.
Persamaan

dapat

adalah vektor

tetap. Untuk selanjutnya vektor adalah

)

Perhatikan bahwa pertidaksamaan di

( , ) ≤

− | . (1)

|

− | max

( , ) max

=

atas

= ( , ) lengkap.

tetap

) ,

dengan
( , ) = max |



(

= max

pemetaan

) =

persamaan
, …,

linear

dengan

) yang belum diketahui

memenuhi


< 1 ( = 1, …, )

(5)

120

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2



dengan matrik nonsingular

mempunyai tepat satu solusi . Solusi

=

tersebut dapat diperoleh dengan limit

yang bersesuaian. Maka (8) menjadi

( )

dari barisan iterasi
( )

dengan sebarang
(

)

(

=

)

( )

,

,

( )

=

,… ,

atau

dan
= 0,1, … .

+

(

)

, ) ≤

(

=

(6)

+ ).

Ini memberikan iterasi (4.6) dengan

Batas galat
(

+

(

(

)

,

(

)

)≤

(

( )

,

( )

,

=

).

(7)

. (9)

=

Perhatikan pada dua metode standar,
iterasi Jacobi, dan iterasi Gauss-Seidel,

Kondisi (5) adalah syarat cukup
yang sering digunakan dalam aplikasi
untuk kekonvergenan. Ini merupakan
Matematika.
criteria jumlah baris karena melibatkan
jumlah baris dengan menjumlahkan
Iterasi Jacobi

nilai mutlak dari setiap unsur baris dari

Metode
baris

iterasi

ini

didefinisikan

. Jika (1) digantikan dengan
dengan

metrik yang lain, maka akan diperoleh
(

kondisi yang berbeda.
Suatu sistem dari
dengan

persamaan linear

variabel yang tidak diketahui,

(

)

(10)

dengan

(8)
Iterasi

dalam

=

diasumsikan

=

adalah matrik persegi

−∑

=

= 1, …,

biasanya ditulis sebagai

dengan

)

ini

(8)

dan

≠ 0 untuk = 1, …, .
diharapkan

dapat

baris.
menyelesaikan persamaan ke j dalam

Banyak metode iterasi untuk persamaan
persamaan (8) untuk
(8)

dengan det

satunya

dengan

≠ 0 yakni

. Persamaan (10)

salah

mentransformasikan

dapat ditulis dalam bentuk (6) dengan
= −

(

− ),

=

(11)
121

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

dengan

adalah matrik

= diag

diagonal dengan unsur tak nol adalah

dengan

≠ 0 untuk setiap .

Matrik (3) dapat dituliskan dalam

diagonal utama dari .
Kondisi (5) diaplikasikan pada

di

bentuk
= − +

persamaan (11) merupakan syarat cukup
kekonvergenan

dan diasumsikan

= 1, …,

dari

iterasi

Jacobi.

dengan



adalah iterasi Jacobi dan ,

dalam (11) cukup sederhana,

adalah matrik segitiga bawah dan matrik

persamaan (5) dapat dinyatakan dalam

segitiga atas dengan unsur diagonal

unsur-unsur . Hasil dari criteria jumlah

utama semuanya nol. Jika persamaan

baris untuk iterasi Jacobi

(13) dikalikan dengan

Karena



= 1, …, , (12)

< 1,

atau

,

maka

diperoleh solusi sistem dalam bentuk
(

)

=

(

+

)

(

+

)

atau


<

,

= 1, …, . (12*)

Ini menjamin kekonvergenan untuk
diagonal utama dari

. Metode iterasi

Jacobi adalah metode koreksi simultan.

(

− )

(

)

Kalikan dengan (

=

(

+

− )

sehingga

− )

,

= (

− )

Persamaan (5) diaplikasikan ke

metode koreksi berturutan. Metode ini
didefinisikan dengan



)

=
(

)

−∑

. (14)
dalam

persamaan (14) adalah syarat cukup

Metode iterasi Gauss-Seidel adalah

(

.

persamaan (6) berbentuk
= (

Iterasi Gauss-Seidel

)

kekonvergenan iterasi Gauss-Seidel.
Misalkan persamaan diferensial biasa
eksplisit dengan orde pertama

(

)



=

(13)

( , ) dengan nilai awal ( ) =

(15)

122

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

dengan

dan

adalah bilangan real
(

)

tertentu.

=

1



Contoh 1. Teorema titik tetap Banach
diperoleh

hasil

(

iterasi

)

pada

tabel

pada persamaan linear.
berikut:
Misal sistem persamaan linear
2

+

+

= 4

+ 2

+

= 4

+ 2

= 4

+

Persamaan di atas dapat dituliskan

8

2
1
1

(

)

0
2
0
2
0

Perhatikan dari table di atas diperoleh

dalam bentuk
1

( )
( )
Iterasi ke-m
0
0
0
1
2
2
2
0
0
3
2
2
4
0
0
Tabel 1. Iterasi Jacob

1
2
1

hasil iterasi yang divergen, sehingga

4
= 4
4

1
1
2

kita tidak bisa menentukan solusi dari

sehingga persamaan matrik di atas

sistem persamaan linear di atas.

memenuhi kondisi (4.5), yakni


|

|=

+

+

=

< 1,

(b) Akan

digunakan

metode

iterasi

Gauss-Seidel



|

|=

+ +

< 1 ,

=

(

dan


|

|=

+

Sehingga diperoleh

dengan
(a) Akan

( )

+

=

Jacob,yakni

=

1



< 1.

(



=

0
= 0
0

digunakan

)

diperoleh

hasil

(

iterasi

)

)

pada

tabel

berikut:
metode

iterasi

Iterasi
ke- m
0
1

(

)

(

0
2

)

(

0
1

)

0
0.5
123

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

2
3
4
5
6
7
8
9
10

1.25
1.125
0.8125
1.03125 1.078125 0.945313
0.988281 1.033203 0.989258
0.98877 1.010986 1.000122
0.994446 1.002716 1.001419
0.997932 1.000324 1.000872
0.999402 0.999863 1.000367
0.999885 0.999874 1.000121
1.000003 0.999938 1.000029
Tabel 2. Iterasi Gauss-Seidel

Perhatikan bahwa hasil iterasi setiap
unsur dari
(

)

Lipschitz)

sehingga

( ; ),( ; ) ∈

| ( , ) − ( , ) | ≤ | − |.

Maka nilai awal dari masalah (15)
mempunyai solusi tunggal. Solusi ini

(

)

→ 1 , dan

(

)

→ 1.

− ,

berada pada interval [
dengan

masing-masing konvergen

→ 1,

untuk

< min

, ,

1

],

+

.

Bukti.

Jadi dapat disimpulkan bahwa solusi
Misal ( ) adalah ruang metrik dari
dari sistem persamaan di atas adalah
semua fungsi kontinu bernilai real pada
1
= 1 .
1

interval

Teorema (Teorema keberadaan dan

Biasa)[1]

Misalkan

adalah persamaan kontinu pada persegi
= {( , ) : | −

dan untuk suatu
sehingga

| ≤ ,| −

∈ ℝ dan

terbatas, misalkan

| ( , )| ≤

|≤ }

∈ℝ,

untuk semua ( , ) ∈ . (16)

Misalkan bahwa

memenuhi kondisi

Lipschitz pada R yang bersesuaian
dengan (4.15), yakni terdapat konstanta

− ,

]

+

dengan

metrik didefinisikan dengan

( ; ) = max| ( ) − ( ) | .


ketunggalan Picard pada Persamaan
Diferensial

= [

sehingga ( ) adalah lengkap. Misal
adalah subruang dari ( ) yang memuat
semua fungsi

Sehingga

∈ ( ) , yang memenuhi

| ( )−

|≤

.

adalah ruang lengkap.

Dengan mengintegrasikan diperoleh
(15) yang dapat ditulis dalam bentuk
=

,

diketahui

didefinisikan dengan





(konstanta
124

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

+ ∫

( ) =

, ( )

∈ , karena

terdefinisi untuk setiap





c, sehingga jika

<

, ( ) ∈

dan

(17) ada karena
Akan

, maka

dan integral

.

Teorema

bahwa

titik

tetap

Banach

menyatakan bahwa

mempunyai titik



, yakni, sebuah

tetap tunggal

fungsi kontinu di
memenuhi

kontinu pada .

diperlihatkan

memetakan

(17)

=

pada

yang
=

. Dengan

dan persamaan (4. 17) diperoleh
+ ∫

( )=

ke dirinya sendiri, dapat

, ( ) ∈

, ( )

digunakan (17) dan (4.15), sehingga

Karena

diperoleh

(18) dapat dideferensialkan. Berarti

( )−

|

|=

Sebaliknya, setiap solusi (15) harus
≤ | −

|≤

memenuhi (18). ฀

.

kontraksi

. Dengan kondisi Lipshitz ,
( )−

|

= ∫

≤| −


( )|

( , ).



, ( )
| ( ) − ( )|

, maka bisa kita peroleh nilai



dengan
=

|≤

< min

( ; ) dengan
, ,

< 1 , sehingga

mengakibatkan

dari (15) adalah
,

, …} diperoreh

iterasi Picard

maksimum dari ruas kiri yakni
|

Banach

limit dari barisan {

, ( ) −

| max

Teorema
solusi

Karena ruas kanan tidak bergantung
pada

kontinu,

terdeferensialkan dan memenuhi (15).

, ( )

Akan ditunjukkan bahwa
pada

dengan

( )=

dengan

+ ∫

,

( )

(19)

= 0,1,2, ….

Selanjutnya

akan

dipaparkan

Teorema titik tetap Banach sebagai
syarat dari keberadaan dan ketunggalan

=

) diperoleh
kontraktif pada

untuk persamaan integral. Persamaan
integral dalam bentuk
( )−



( , ) ( )

=

( ) (20)
125

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

disebut persamaan Fredholm bentuk

Karena

kedua, dengan [ , ] adalah interval,

mendefinisikan operator

adalah fungsi yang tidak diketahui pada
[ , ],

dalah parameter. Kernel

persamaan

adalah

fungsi

dari

bahwa

yang

integral

dengan

akan

) = max

,

max

dibahas adalah persamaan integral yang



( )+

=

semua fungsi kontinu yang terdefinisi

max



pada interval = [ , ] dengan metrik
( , ) = max



| ( ) − ( )|

(21)

Untuk mengaplikasikan teorema titik
tetap Banach maka ruang [ , ] harus
lengkap. Asumsikan bahwa
dan

kontinu pada

. Maka

∈ [ , ]

adalah

fungsi terbatas pada , misalkan
| ( , )| ≤

untuk setiap ( , ) ∈ .(22)

Persamaan (20) dapat dituliskan ke
dalam bentuk
( ) =

yakni

=

( )+



( , ) ( )

(23)

.





|

( )−

( )|

( , ) ( )

( , ) ( )


( , ) ( )

= | | max





( )+



[ , ] yakni ruang

berada pada ruang

menjadikan

persamaan (22) diperoleh
(

yang

: [ , ] →

kontraktif. Dari persamaan (21) menjadi

adalah fungsi pada [ , ] .
Persamaan

kontinu, persamaan (23)

[ , ] . Selanjutnya akan ditunjukkan

= [ , ] × [ , ] , dan

terdefinisi pada

dan





( , ) ( )

( , ) ( )

( , ) ( )







≤ | | max ∫ | ( , ) ( ) −


( , ) ( )|

≤ | | max ∫ |


( )−

( )|

= | | max ∫ | ( ) − ( ) |


≤ | | max | ( ) − ( ) | ∫


( , )( − )

= | |

Hal ini dapat ditulis dalam bentuk
(

,

)≤

( , ) , dengan

126

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

= | | ( − ).

Perhatikan

bahwa

= 2+

merupakan

kontraktif ( < 1) jika
| |≤

Teorema

titik

(

)

( ) = 2+ ∫

= 2+ ∫

(24)

.

2+

Tetap

( ) = 2+ ∫


Contoh 2. Teorema titik tetap Banach

= 2+ ∫

pada persamaan diferensial.



Misalkan persamaan differensial
− 1 dengan nilai awal ( 0 ) = 2 .

Akan

diselesaikan

iterasi

Picard

(

dengan

dengan

dengan

,

+ ∫

= 0

dan

( ) =

Diperoleh:

Barisan

( ) − 1.
( 2 − 1)

= 2+

∫ (1 +

+
2+



+

+

+

+

−1

1+

+

+

iterasi

=

di



+

atas

∙ ∙

akan

, sehingga dapat


=

( 0 ) = 2 adalah

.

1+

(Persamaan

integral
dan

pada

persamaan Fredholm (20) kontinu pada
1

dan

bahwa

)

+

Fredholm)[1]. Misalkan

= 2+

− 1)

+

−1

disimpulkan bahwa solusi dari

×

( ) = 2 + ∫ (2 +

1+

konvergen ke 1 +

Teorema
( ) = 2+

+

1 dengan nilai awal

( )

,

= 2+

metode

) = 2 , sehingga diperoleh
( ) =

2+

Banach

memberikan teorema berikut ini.

=

+

= 2+

terdefinisi

= [ , ] , dan asumsikan

memenuhi (24) dengan
pada

(22).

Maka

mempunyai solusi tunggal

(20)
di

.

127

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

Fungsi

ini adalah limit dari barisan

iterasi {

, …} , dengan

,

dan

dapat

( , )

( )

dituliskan



( ) =

.(25)

( , ) ( )

=

( ) . (26)

Perbedaan antara persamaan (20) dan
(26) adalah batas atas dalam persamaan

persamaan (26) adalah varibel. Faktanya,

Karena

| ( , )| ≤

∈ [ , ]

,

( )+

=

Volterra)[1].

Misalkan

pada

adalah

adalah fungsi

untuk setiap ( , ) ∈ .

Dengan (21), diperoleh untuk setiap

|

integral

dan

terbatas pada , misalkan,

diperoleh teorema

(Persamaan

( , ) ( )

kontinu pada

tertutup dan terbatas,

keberadaan dan ketunggalan.

Teorema



( )+

(27)

(20) adalah konstan , sedangkan pada

tanpa restriksi pada

didefinisikan

sebagai

( )+

Misalkan persamaan integral Volterra
( )−

dengan

=

: [ , ]→ [ , ]

= 0,1,2, …,
( )=



Perhatikan bahwa persamaan (26)

adalah

sebarang fungsi kontnu pada
untuk

Bukti.

( )+
=





( )−

( )|

( , ) ( )

( , ) ( )



persamaan (4.26) merupakan fungsi
kontinu pada [ , ] dan kernel

kontinu

pada daerah

dengan



≤ ,

dalam bidang-

≤ ≤ . Maka persamaan

(26) mempunyai solusi tunggal
[ , ] untuk setiap .



=

pada







( , ) ( )
( , ) ( )

( , ) ( )
( , ) ( )





128

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

≤| | ∫

( , ) ( )

= | | ∫

( , )





( , ) ( )



( )− ( )

= | |

( , )( − ).

= | | ∫

( , )

≤ | | (4.28)


≤| |

(

| |

)

( , ).

!

Untuk

( )−

(29)

( )| ≤

= 1 diperoleh pertidaksamaan

(28). Asumsikan pertidaksamaan (29)
berlaku untum

, dari pertidaksamaan

=

( )+
( )+

=





= | | ∫





( )−



( , )

!

(

= | |

( , ) ∫
)

(

)!

(

)
!

( , ).

Jadi terbukti bahwa pertidaksamaan
∈ ℕ.

(29) berlaku untuksetiap

Dengan menggunakan −

( , )
( , )

( )

( , )

( )
( )
( )









akan

pada ruas kanan pertidaksamaan (29)



(

)≤

,

dengan

(

= | |
( )

( , )

( )



tercapai, sehingga akan diperoleh

( )|

( , )

( , )

)

dan nilai maksimum untuk

(27) diperoleh
|

( )

(

∫| |

Akan ditunjukkan dengan induksi
|

( )−

( )−

= | | | |

bahwa

( )−

( )

( , )∫

= | |

( , )

( )

( )− ( )

≤| |

= | | ∫

Untuk

tetap dan

( , )

)
!

.

yang cukup besar

maka akan diperoleh

< 1 . Berarti

adalah pemetaan kontraktif pada
[ , ] . Akibat dari teorema akan

diperoleh lema berikut ini.
129

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2



Lema (Titik Tetap)[1]. Misal :

tetap dari

adalah pemetaan pada ruang metrik

adalah pemetaan kontraktif pada
untuk suatu bilangan bulat positif
Maka

.

pada persamaan integral.
)−

Diketahui ( ) = sin (

Bukti.
adalah

=

tidak bisa

Contoh 3. Teorema titik tetap Banach

mempunyai titik tetap.

Asumsikan bahwa

, Perhatikan bahwa

memiliki titik tetap lebih dari satu. ฀

= ( , ) , dan misal

lengkap

dari

juga merupakan titik tetap



( )

, dan

( ) = sin (

+
).

Akan ditentukan solusi dari persamaan
pemetaan kontraktif pada

. Dengan
di atas dengan metode iterasi

teorema titik tetap Banach, pemetaan ini
mempunyai tetap satu titik tetap
yakni

.

=

Berarti

=

.

Teorema Banach juga mengakibatkan
bahwa

Khususnya

( ) = sin (

,


( )

.

)−

+

Sehingga diperoleh barisan sebagai
berikut:

=



jika
, karena

→ ∞.
=

( )=

,
sin (

maka diperoleh
=

)−

+ ∫

sin (

)−

+

sin (

)

)−

+

( )

= lim


= lim


= lim


=



= lim
=

.



Ini menunjukkan bahwa
titik tetap dari

sin (

adalah

. Karena setiap titik



sin (

)

130

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

cos(

)−

= sin (

)+

= sin (

))

cos(

)





=

+ ∫

sin (

)−



sin (





+
=





)

)−



)−

+
)−

( sin (
( −4

−2+ 4
sin (



cos(

)+

)+

+
2 cos(
)+



( −4

)))

=
)−

sin (
)



=
sin (

+

( )

+ 2

sin (

cos(

))

)+

)−



) + 2 cos(

)−

sin (

=
sin (

+

−2+

( )=

sin (

cos(

)+

))

( )

sin(



( −4



cos(

4

+

) + 2 cos(

)−

= sin (

2
)−

)+

sin (

2

( )=
sin (

cos(

4

(1 −

+

( sin (

( −4

+

+ 2

−2+

2 cos(

+
)−

−2+ 4
sin (



cos(

)+

)+

)))

131

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

Perhatikan

=
sin (



)−

24 + 32

( −32

− 16

cos(

−4

8

{

+

)+

)+

( sin(

24



)+

cos(

8

24 cos(

( )} akan konvergen ke
)−

sin (

( )=

.

pada persamaan integral.

)+

cos(

16

barisan

Contoh 4. Teorema titik tetap Banach

+

( sin(

16



untuk | | ≤ 1 ,



)) +

Diketahui ( ) = −
( )

, dan

+ √ +

( )= √ .

Akan ditentukan solusi dari persamaan
di atas dengan metode iterasi

)

=

( )=
sin (



)−

24 + 32
8
16
16
8
24

+

( −32

cos(

−4

)+



)+

cos(

)+

( sin (

)) +
)

( )

.

berikut:
( )=

)+

cos(

+ √ + ∫

Sehingga diperoleh barisan sebagai

+

( sin (

24 cos(

− 16







+ √ + ∫

( )

= −

+ √ + ∫

= −

+ √ +

= −

+ √ +

132

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

( )=



+ √ + ∫

= −

( )

=



+ √ +





= −

= −

= −

+ √ +

+

+

+

+







+ √ +

+ √ −





+ √ +

+



+

+

+
+

+
+ √ −

= −

+



+
+

( )=

+

+



+ √ + ∫

( )

=



+ √ +



+ √ + ∫

+



+

( )=



= −



+ √ +



+

( )
+



+



+

=




+ √ +

+



+

= −
+





+ √ +
+

+







+
+

133

ISSN 1979-8911

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

= −



+ √ +



+

+

+

+

linear,

persamaan

differensial

dan

integral.



Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih

= −

+ √ −
+

+

+





+

kepada DIPA-BOPTAN UIN SGD
Bandung

yang

telah

memberikan

bantuan penelitian kepada penulis.

Referensi
[1.]
Perhatikan
{

untuk | | ≤ 1 ,

( )} akan konvergen ke



barisan
( )=

Functional Analysis With Applications,(
1978).
[2.]

+ √ .

Erwin Kreyszig, Introductory

Fell, D.A., “Metabolic Control

Analysis: a survey of its theoretical and
experimental development”, Biochem.
J. 286 (1992), 313-330.

Kesimpulan

[3.]
Titik tetap operator dapat ditentukan
dengan cara membentuk barisan iterasi
yang kontraktif,. Barisan kontraktif

S.M.,

Heinrich,
Metabolic

R.

dan

Rapoport,

regulation

and

mathematical models, Prog. Biophys.
Molec. Biol. 32 (1977),1-82.
[4.]

Shifton, D.C., An introduction to

dapat diperoleh jika operator bersifat

Metabolic Control Analysis, Deanna C,

kontraktif, dan teorema titik tetap

Shifton, 2007.

Banach menjamin bahwa titik tetap ada

[5.]

Einar Hille, Method in Classical

and Functional
dan

tunggal.

Keberadaan

dan

ketunggalan titik tetap tersebut dapat
diaplikasikan pada sistem persamaan

Analysis,

Addison-

Wesley Publising Company, 1972.
[6.]

Casper Goffman and George

Pedrick, First Course in Functional
Analysis, Prentice hall, India, 1974.
134

Edisi Juli 2015 Volume IX No. 2

ISSN 1979-8911

Robert G. Bartle, Donald R. Sherbert,
Introduction to Real Analysis 4th
Edition, John Willes and Sons Inc, 2011.

Esih Sukaesih*
Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan
Teknologi
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
esih.yjf@gmail.com
*Corresponding author

135