BAB02

(1)

Bab 2

Jarak Pandangan

SUB POKOK BAHASAN

Umum

Jarak Pandangan Henti Jarak Pandangan Menyiap

1.1 Pengertian Umum

Jarak pandangan adalah panjang bagian jalan di depan pengemudi yang masih dapat dilihat dengan jelas, diukur dari tempat kedudukan mata pengemudi. Kemampuan untuk dapat melihat ke muka dengan jelas merupakan hal yang penting untuk keselamatan bagi pengemudi di jalan. Lintasan dan kecepatan kendaraan di jalan sangat dipengaruhi oleh kontrol pengemudi seperti kemampuan, ketrampilan dan pengalaman mengemudi.

Untuk keamanan di jalan, perencana harus mengutamakan faktor keamanan sebagai faktor pertama dan harus dipenuhi untuk mencapai tingkat keamanan yang cukup. Jalan harus direncanakan sedemikian sehingga dapat menyediakan jarak pandangan yang cukup. Pada saat menyiap kendaraan di muka, jarak pandangan yang cukup memungkinkan pengemudi untuk berada pada lintasan berlawanan. Ini memungkinkan pula pengemudi dapat mengendalikan kecepatan kendaraannya untuk dapat menghindari timbulnya bahaya pada jalur lintasannya ataupun penghalang.

Jarak pandangan yang cukup dapat direncanakan dengan menyesuaikan rencananya pada dua hal, yaitu:


(2)

 Jarak yang diperlukan oleh kendaraan untuk berhenti (stopping), jarak ini harus berlaku pada semua jalan.

 Jarak yang diperlukan untuk melakukan penyiapan (passing)

kendaraan lain, sangat diperlukan pada ajalan dengan dua jalur atau tiga jalur.

1.2 Jarak Waktu Persepsi dan Reaksi

Jarak waktu persepsi dan reaksi adalah jarak perjalanan kendaraan selama waktu persepsi dan reaksi. Jarak ini merupakan hasil perkalian antara kecepatan kendaraan dengan waktunya. Besar jarak ini dapat dihitung dengan persamaan berikut:

dp = 0,278V.t 2.1

dimana : dp = jarak PIEV (m)

V = kecepatan rencana (km/jam) t = waktu PIEV (detik)

2.3 Jarak Mengerem

Jarak mengerem ini dapat diturunkan berdasarkan prinsip mekanika dengan meninjau kendaraan yang sedang berjalan menurun dengan kecepatan V, seperti pada gambar 2.1


(3)

Gambar 2.1 Gaya-gaya pada kendaraan saat mendaki Dimana :

W = berat kendaraan

f = koefisien antara ban dan permukaan perkerasan jalan

 = sudut jalan terhadap horizontal a = perlambatan kendaraan saat direm

Db = jarak horizontal selama mengerem sampai

berhenti

g = percepatan gravitas u = kecepatan saat mengerem G = tg  (% kemiringan/100)

Dengan kaidah mekanika (Hukum Newton), didapat:

o Gaya friksi kendaraan W.f.cos 

o Gaya aksi kendaraan akibat perlambatan

W

.

a

g

,

o Komponen berat kendaraan W. sin 

Ketiga hubungan di atas disubstitusikan ke dalam persamaan keseimbangan gaya (Hukum newton II) F = m.a, sehingga akan didapat persamaan sebagai berikut:

W . sin  - W.f.cos  =

W

.

a

g

Perlambatan menyebabkan kendaraan dalam keadaan melawan gaya ke bawah, didapat persamaan kecepatan V dalam rumus:

a = -

V

2


(4)

Dimana x adalah jarak perjalanan kendaraan dalam bidang datar selama mengerem, dan persamaaan di atas dapat ditulis menjadi.

W sin  - W. f . cos  = -

W

.

V

2

g

.

x

Tetapi, Db = x cos  sehingga

W.V2

2g.Db cos = W.f.cos - W sin sehingga menjadi

V2

2g.Db = f – tg atau menjadi

Db =

W.V2

2g.(ftg γ)

Tetapi bahwa tg  adalah kemiringan / kelandaian G (dalam %), sehingga persamaan 3.32 dapat ditulis seperti:

Db =

V2

2g.(fG) 2.2

Jika g ditetapkan 9,8 m/det2 dan V dalam km/jam, maka persamaan 3.6

disederhanakan menjadi:

Db=

V2

254(fG) 2.3

Untuk kendaraan ditanjakan, berdasarkan persamaan 2.7 dapat ditulis:


(5)

Db =

V2

254(f±G) 2.4

dimana : Tanda (+) digunakan untuk kendaraan menanjak, dan Tanda (-) digunakan untuk kendaraan menurun

1.3 Koefisien friksi mengerem

Untuk mendapatkan jarak mengerem kendaraan, dipengaruhi oleh parameter koefisien friksi antara ban dan perkerasan jalan, sehingga nilainya sangat tergantung dari kondisi dan bentuk ban, jalan dan lingkungan seperti iklim (hujan atau panas). Hal tersebut menyebabkan besarnya koefisien friksi besarnya tidak tetap, disamping besarnya bervariasi juga ditentukan oleh besarnya kecepatan (berbanding terbalik).

Pada tabel 3-5 memperlihatkan besarnya nilai friksi berdasarkan perbedaan kecepatan menurur standar AASHTO yang dapat digunakan untuk perencanaan geometrik jalan. Perencanaan panjang Jarak Pandangan Henti sangat penting untuk semua perencanaan jalan. Kemampuan melihat kemuka yang cukup akan memberikan keamanan untuk berhenti pada alinyemen horizontal dan vertikal pada seluruh bagian jalan.

Tabel 2.1 Koefisien friksi mengerem Kecepatan

(km/jam) KoefisienFriksi (f) Kecepatan(km/jam) KoefisienFriksi (f)

32 0,40 80 0,30

40 0,38 88 0,30

48 0,35 97 0,29

56 0,34 104 0,29


(6)

72 0,31

Sumber: A Policy on Geometric Design of Highways and Streets, Washington DC AASHTO, 1984.

1.4 Jarak Pandangan Henti

Jarak yang ditempuh kendaraan antara saat pengemudi melihat halangan pada lintasannya dan saat kendaraan akan berhenti lebih besar dari pada jarak yang ditempuh dengan mengerem. Penjumlahan kedua bagian jarak tersebut merupakan jarak pandangan henti. Jadi perumusan untuk jarak pandangan henti dapat ditulis sebagai berikut:

Ds = 0,278.V.t +

V

2

254

(

f

±

G

)

2.5

Dimana

Ds = jarak pandangan henti (m)

V = kecepatan rencana (km/jam)

t = total waktu persepsi dan reaksi (detik) f = koefisien friksi antara ban dan perkeras jalan G = kelandaian jalan (%)

Contoh 2.1 Dimana :

V = +60 km/jam

L = Kelandaian 6 %

fm = Koefisien rencana (km/jam) = 0,00065 . Vr + 0,19

= 0,00065 60 + 0,19 = 0,153 m

Untuk jalan datar

Vr = 60 km/jam

dp = 0,287 . V. tr = 0,287 . 60 .2,5


(7)

= 41,7 m

dr =

602

254(0,153+0,06)

= 66,541 m

dh = dp + dr

= 41,7 + 66,541 = 108,241 m

Untuk Jalan mendaki

dp = 41,7 m

dr =

602

254(0,153+0,06)

= 66,541 m

dh = dp + dr

= 41,7 + 66,541 = 108,241 m

Untuk jalan menurun

dp = 41,7 m

dr =

602

254(0,153−0,06)

= 152,400 m

dh = dp + dr

= 41,7 + 152,400 = 194,10 m

Soal 1

Diketahui data lengkung FC V = 40 k/jam t = 2,5 detik

f = -0.000625*V + 0.19 G = +0.77%


(8)

1.5 Jarak Pandangan Menyiap

Jarak pandangan menyiap adalah panjang bagian jalan yang diperlukan oleh pengemudi suatu kendaraan untuk melaksanakan gerakan menyiap kendaraa lain yang lebih lambat dengan aman. Jarak pandangan menyiap diperlukan untuk menjamin pengemudi dalam gerakan menyiap terhadap kendaraan di muka dengan menggunakan jalur lain yang berlawanan arah pada jalan dua jalur dengan memberikan pandangan ke muka yang cukup jauh agar memperkecil kemungkinan benturan dengan kendaraan yang datang dari arah berlawanan.

Penentuan jarak pandangan menyiap yang diperlukan pada jalan dua lajur menurut AASHTO didasarkan pada jarak yang ditempuh dengan posisi kritis dari gerakan menyiap, sehingga secara teoritis diusahakan mendekati keadaan sesungguhnya. Berdasarkan asumsi tersebut, standar AASHTO mendefinisikan jarak pandangan menyiap minimum sebagai penjumlahan dari empat bagian jarak, seperti diperlihatkan pada gambar 2.3 berikut.


(9)

Gambar 2.2 Proses g erakan menyiap pada jalan 2jalur 2 arah. Keterangan:

 d1 = jarak yang ditempuh kendaraan menyiap selama waktu

persepsi-reaksi hingga percepatan awal untuk menempati jalur berlawanan

 d2 = jarak yang ditempuh kendaraan menyiap selama

menempati jalur berlawanan

 d3 = jarak antara kendaraan menyap dan kendaraan yang

berlawanan arah pada akhir gerakan meniap (clearance distance).

 d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan arah berlawanan

sebesar 2/3 waktu kendaraan menyiap menempati jalur berlawanan.

Jarak yang ditempuh selama persiapan gerakan untuk menyiap (d1)

dihitung menurut AASHTO adalah:

d1 = 1,47.t1 ( V – m +

a

.

t

1

2

)

ii


(10)

t1 = waktu yang diperlukan untuk persiapan

menyiap (detik)

a = percepatan rata-rata (mph/det) V = kecepatan kendaraan menyiap (mph) m = perbedaan kecepatan kendaraan disiap dan

menyiap (mph)

Berdasarkan AASHTO, waktu yang diperlukan untuk persiapan kendaraan menyiap berkisar antara 3,6–4,5 detik sedangkan percepatan rata-rata selama persiapan menyiap berkisar antara 1,38 – 1,51 mph/det.

Jarak yang ditempuh kendaraan yang menyiap sewaktu menempati jalur berlawanan arah (d2) berdasarkan AASHTO adalah

d2= 1,47 V.t2 ii

dimana :

t2 = waktu kendaraan menyiap berada di jalur

berlawanan (detik)

V = kecepatan rata-rata kendaraan menyiap (mph)

AASHTO mengasumsikan bahwa waktu kendaraan menyiap saat menempati jalur berlawanan sekitar 8,9–11,4 detik, untuk kecepatan rencana berkisar 20-70 mph.

Jarak bebas (d3) tergantung kecepatannya yaitu 33–310 ft. Dan jarak

yang ditempuh oleh kendaraan dari arah berlawanan (d4) diperkirakan

2/3 jarak yang ditempuh kendaraan yang menyiap selama berada di jalur berlawanan.

Jarak pandangan menyiap rencana didasarkan pada hasil studi lapangan dan menggunakan asumsi sebagai berikut:

a) Kendaraan yang disiap berjalan dengan kecepatan tetap

b) Kendaraan menyiap mengurangi kecepatannya hingga sama, dan selanjutnya mengikuti kendaraan yang disiap


(11)

c) Ketika berada di daerah menyiap, pengemudi memerlukan waktu persepsi-reaksi untuk mengamati daerah menyiap didepannya dan bersiap untuk menambah percepatannya.

d) Saat menyiap dapat dilakukan dan kendaraan segera menempati jalur lalu litnas berlawanan, kendaraan menyiap menambah percepatannya selama gerakan tersebut dan kecepatan rata-rata selama menempati jalur berlawanan adalah 10 mph (15 km/jam) lebih besar dari kendaraan yang disiap.

e) Ketika kendaraan yang menyiap segera kembali ke jalur lintasannya, terdapat suatu jarak bebas yang cukup antara kendaraan menyiap dengan kendaraan yang datang dari arah berlawanan.

Dalam tabel 2.2 Jarak pandangan Henti dan Menyiap dalam beberapa variasi kecepatan metode Bina Marga

Tabel 2.2 Jarak Pandangan V (km per jam) JPH (m) Kecepatan Kendaraan Disiap (km/jam) Kecepatan Kendaraan Menyiap (km/jam) Standar Jarak Pandangan Menyiap (m) Jarak Pandangan Menyiap Minimum (m)

30 30 32 48 150 100

40 40 42 58 200 150

50 55 55 71 250 200

60 75 66 82 350 250

80 110 76 92 550 350

100 160 87 104 -

-Contoh soal

Diketahui

Vr = 60 km/jam

m = 15 km/jam

a = 2,268 detik t1 = 3,68 detik


(12)

Ditanyakan hitunglah JPM Solusi ;

Vm = Vr + m = 60 + 15 = 75 km/jam

d1 = jarak yang ditempuh kendaraan menyiap selama waktu persepsi-reaksi hingga percepatan awal untuk menempati jalur berlawanan

= 0,278 t1 (Vm – m – ½ a . t1)

= 0,287. 3,68 (75 – 15 - ½ . 2,268 . 3,68) = 1,148 (60 – 4,173)

= 64,089 m

d2 = jarak yang ditempuh kendaraan menyiap selama menempati jalur berlawanan

= 0,278 . Vm . t2

= 0,287 . 75 . 9,422 = 202,809 m

d3 = jarak antara kendaraan menyap dan kendaraan yang berlawanan arah pada akhir gerakan meniap (clearance distance).

= 30 m

d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan arah berlawanan sebesar 2/3 waktu kendaraan menyiap menempati jalur berlawanan. = 3/4 . d2

= 2/3 . 202,809 = 135,206 m

dm = jarak yang ditempuh kendaraan menyiap selama menempati jalur berlawanan

= d1 + d2 + d3 + d4

= 64,089 + 202,809 + 30 + 135,206 = 432,104 m

Untuk kecepatan rata-rata (Vr) = 60 km/jam, kelandaian max jalan sebesar 8 %


(13)

a. Jarak pandang henti

a. Dari tabel perencanaan 75 m (jarak pandang henti minimum) b. Jh hitungan

Jarak pada waktu sadar dan reaksi mengerem (d1)

d1 = 0,278 . V . t

= 0,278 . 60 . 2,5 = 41,7 m

Jarak yang diperlukan untuk berhenti setelah menginjak rem (d2)

d2 =

Vr2 254(f + L)

=

60

2

254

(

0,3

+

0,04

)

= 41,69 m Jadi Jh = d1 + d2

= 41,7 + 41,69 = 83,3 m

Dari hasil diatas diambil Jh terbesar = 125 m b. Jarak pandang menyiap

a. Dari tabel perencanaan Jd = 350 m b. Jd hitungan

Jarak yang ditempuh selama waktu tanggap (d1)

d1 = 0,278 . T1

(

Vr -m

+

a . T

1

a

)

= 0,278 . 3,68

(

60 -10 +

2,268 . 3,68

2

)


(14)

Jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali kelajur semula (d2)

d2 = 0,278 . Vr . T2

= 0,278 . 60 . 9,44 = 157,46 m

Jarak antara kendaraan menyusul setelah gerakan menyusul dengan kendaraan lawan (d3 )

d3 = 30 m

Jarak yang ditempuh oleh lawan (d4 )

d4 =

2 3. d2

= 2 3. 157,46 = 104,97 m Jadi Jd = d1 + d2 + d3 + d4

= 55,42 + 157,46 + 30 + 104,97 = 347,85 m


(1)

Gambar 2.2 Proses g erakan menyiap pada jalan 2jalur 2 arah. Keterangan:

 d1 = jarak yang ditempuh kendaraan menyiap selama waktu

persepsi-reaksi hingga percepatan awal untuk menempati jalur berlawanan

 d2 = jarak yang ditempuh kendaraan menyiap selama

menempati jalur berlawanan

 d3 = jarak antara kendaraan menyap dan kendaraan yang

berlawanan arah pada akhir gerakan meniap (clearance distance).

 d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan arah berlawanan

sebesar 2/3 waktu kendaraan menyiap menempati jalur berlawanan.

Jarak yang ditempuh selama persiapan gerakan untuk menyiap (d1)

dihitung menurut AASHTO adalah:

d1 = 1,47.t1 ( V – m +

a

.

t

1

2

)

ii


(2)

t1 = waktu yang diperlukan untuk persiapan

menyiap (detik)

a = percepatan rata-rata (mph/det) V = kecepatan kendaraan menyiap (mph) m = perbedaan kecepatan kendaraan disiap dan

menyiap (mph)

Berdasarkan AASHTO, waktu yang diperlukan untuk persiapan kendaraan menyiap berkisar antara 3,6–4,5 detik sedangkan percepatan rata-rata selama persiapan menyiap berkisar antara 1,38 – 1,51 mph/det.

Jarak yang ditempuh kendaraan yang menyiap sewaktu menempati jalur berlawanan arah (d2) berdasarkan AASHTO adalah

d2= 1,47 V.t2 ii dimana :

t2 = waktu kendaraan menyiap berada di jalur

berlawanan (detik)

V = kecepatan rata-rata kendaraan menyiap (mph)

AASHTO mengasumsikan bahwa waktu kendaraan menyiap saat menempati jalur berlawanan sekitar 8,9–11,4 detik, untuk kecepatan rencana berkisar 20-70 mph.

Jarak bebas (d3) tergantung kecepatannya yaitu 33–310 ft. Dan jarak

yang ditempuh oleh kendaraan dari arah berlawanan (d4) diperkirakan

2/3 jarak yang ditempuh kendaraan yang menyiap selama berada di jalur berlawanan.

Jarak pandangan menyiap rencana didasarkan pada hasil studi lapangan dan menggunakan asumsi sebagai berikut:

a) Kendaraan yang disiap berjalan dengan kecepatan tetap

b) Kendaraan menyiap mengurangi kecepatannya hingga sama, dan selanjutnya mengikuti kendaraan yang disiap


(3)

c) Ketika berada di daerah menyiap, pengemudi memerlukan waktu persepsi-reaksi untuk mengamati daerah menyiap didepannya dan bersiap untuk menambah percepatannya.

d) Saat menyiap dapat dilakukan dan kendaraan segera menempati jalur lalu litnas berlawanan, kendaraan menyiap menambah percepatannya selama gerakan tersebut dan kecepatan rata-rata selama menempati jalur berlawanan adalah 10 mph (15 km/jam) lebih besar dari kendaraan yang disiap.

e) Ketika kendaraan yang menyiap segera kembali ke jalur lintasannya, terdapat suatu jarak bebas yang cukup antara kendaraan menyiap dengan kendaraan yang datang dari arah berlawanan.

Dalam tabel 2.2 Jarak pandangan Henti dan Menyiap dalam beberapa variasi kecepatan metode Bina Marga

Tabel 2.2 Jarak Pandangan V (km per jam) JPH (m) Kecepatan Kendaraan Disiap (km/jam) Kecepatan Kendaraan Menyiap (km/jam) Standar Jarak Pandangan Menyiap (m) Jarak Pandangan Menyiap Minimum (m)

30 30 32 48 150 100

40 40 42 58 200 150

50 55 55 71 250 200

60 75 66 82 350 250

80 110 76 92 550 350

100 160 87 104 -

-Contoh soal

Diketahui

Vr = 60 km/jam

m = 15 km/jam

a = 2,268 detik t1 = 3,68 detik


(4)

Ditanyakan hitunglah JPM Solusi ;

Vm = Vr + m = 60 + 15 = 75 km/jam

d1 = jarak yang ditempuh kendaraan menyiap selama waktu persepsi-reaksi hingga percepatan awal untuk menempati jalur berlawanan

= 0,278 t1 (Vm – m – ½ a . t1)

= 0,287. 3,68 (75 – 15 - ½ . 2,268 . 3,68) = 1,148 (60 – 4,173)

= 64,089 m

d2 = jarak yang ditempuh kendaraan menyiap selama menempati jalur berlawanan

= 0,278 . Vm . t2

= 0,287 . 75 . 9,422 = 202,809 m

d3 = jarak antara kendaraan menyap dan kendaraan yang berlawanan arah pada akhir gerakan meniap (clearance distance).

= 30 m

d4 = jarak yang ditempuh oleh kendaraan arah berlawanan sebesar 2/3 waktu kendaraan menyiap menempati jalur berlawanan. = 3/4 . d2

= 2/3 . 202,809 = 135,206 m

dm = jarak yang ditempuh kendaraan menyiap selama menempati jalur berlawanan

= d1 + d2 + d3 + d4

= 64,089 + 202,809 + 30 + 135,206 = 432,104 m

Untuk kecepatan rata-rata (Vr) = 60 km/jam, kelandaian max jalan sebesar 8 %


(5)

a. Jarak pandang henti

a. Dari tabel perencanaan 75 m (jarak pandang henti minimum) b. Jh hitungan

Jarak pada waktu sadar dan reaksi mengerem (d1)

d1 = 0,278 . V . t

= 0,278 . 60 . 2,5 = 41,7 m

Jarak yang diperlukan untuk berhenti setelah menginjak rem (d2)

d2 =

Vr2 254(f + L)

=

60

2

254

(

0,3

+

0,04

)

= 41,69 m Jadi Jh = d1 + d2

= 41,7 + 41,69 = 83,3 m

Dari hasil diatas diambil Jh terbesar = 125 m b. Jarak pandang menyiap

a. Dari tabel perencanaan Jd = 350 m b. Jd hitungan

Jarak yang ditempuh selama waktu tanggap (d1)

d1 = 0,278 . T1

(

Vr -m

+

a . T

1

a

)

= 0,278 . 3,68

(

60 -10 +

2,268 . 3,68

2

)


(6)

Jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali kelajur semula (d2)

d2 = 0,278 . Vr . T2

= 0,278 . 60 . 9,44 = 157,46 m

Jarak antara kendaraan menyusul setelah gerakan menyusul dengan kendaraan lawan (d3 )

d3 = 30 m

Jarak yang ditempuh oleh lawan (d4 )

d4 =

2 3. d2 =

2 3. 157,46 = 104,97 m Jadi Jd = d1 + d2 + d3 + d4

= 55,42 + 157,46 + 30 + 104,97 = 347,85 m