RKPD Kota Bogor 2013 bab02 evaluasi

(1)

11 BAB I I

EVALUASI HASI L PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAI AN KI NERJA PENYELENGGARAAN PEMERI NTAHAN

2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

Kota Bogor terletak pada 106º 48’ Bujur Timur dan 6º 36’ Lintang Selatan, ± 56 Km Selatan dari I bu Kota Jakarta dan ± 130 Km Barat Kota Bandung, I bukota Provinsi Jawa Barat, dengan luas 11.850 ha. Wilayah Kota Bogor berbatasan dengan:

1. Sebelah Utara : Kecamatan Kemang, Bojong Gede, dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor.

2. Sebelah Timur : Kecamatan Sukaraj a dan Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor.

3. Sebelah Barat : Kecamatan Dramaga dan Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor.

4. Sebelah Selatan : Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan Caringin Kabupaten Bogor.

Wilayah Administrasi Kota Bogor dibagi menjadi 6 Kecamatan dan 68 Kelurahan, 780 Rukun Warga (RW) dan 3.510 Rukun Tetangga (RT).

Kota Bogor berada di ketinggian 190 – 330 mdpl, dengan kemiringan lereng berkisar 0 - 2% sampai dengan > 40% , dengan luas menurut kemiringan lereng yakni 0 - 2% (datar) seluas 1.763,94 ha, 2 - 15% (landai) seluas 8.091,27 ha, 15 - 25% (agak curam) seluas 1.109,89 ha, 25 - 40% (curam) seluas 764,96 ha, dan > 40% (sangat curam) seluas 119,94 ha. Suhu udara rata-rata setiap bulannya 26 0 C, dan kelembaban udara kurang lebih 70% . Kota Bogor disebut Kota Hujan karena memiliki curah hujan rata-rata yang tinggi, yaitu berkisar 4.000 sampai 4.500 mm/ tahun.

Kota Bogor memiliki struktur geologi aliran andesit seluas 2.719,61 ha, kipas aluvial seluas 3.249,98 ha, endapan seluas 1.372,68 ha, tufa seluas 3.395,17 ha, dan lanau breksi tufaan dan capili seluas 1.112,56 ha. Secara umum, Kota Bogor ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari endapan (batuan sedimen) dua


(2)

12

gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango (berupa batuan breksi tupaan/ kpal) dan Gunung Salak.

Lapisan batuan ini berada agak dalam dari permukaan tanah dan jauh dari aliran sungai. Endapan permukaan umumnya berupa alluvial yang tersusun oleh tanah, pasir, dan kerikil hasil pelapukan endapan, yang tentunya baik untuk vegetasi.

Tanah yang ada di seluruh wilayah Kota Bogor umumnya memiliki sifat agak peka terhadap erosi, yang sebagian besar mengandung tanah liat (clay), dengan tekstur tanah yang umumnya halus hingga agak kasar, kecuali di Kecamatan Bogor Barat, Tanah Sareal dan Bogor Tengah yang terdapat tanah yang bertekstur kasar.

Wilayah Kota Bogor dialiri oleh 2 sungai besar yaitu Sungai Ciliwung dan Sungai Cisadane dan anak-anak sungai, yang secara keseluruhan anak-anak sungai (Sungai Cipakancilan, Sungai Cidepit, Sungai Ciparigi, dan Sungai Cibalok) it u membentuk pola aliran pararel-subpararel sehingga mempercepat waktu mencapai debit puncak (time to peak) pada 2 sungai besar tersebut. Kota Bogor memanfaatkan kedua sungai ini sebagai sumber air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum.

Sumber air bagi Kota Bogor diperoleh dari sungai, air tanah, dan mata air. Kedalaman air tanah bervariasi sekitar 3 -12 m, kedalaman muka air tanah dalam keadaan normal (musim hujan) berkisar 3 - 6 m, sedangkan pada musim kemarau kedalaman muka air tanah mencapai 10 - 12 m. Kualitas air tanah di Kota Bogor terbilang cukup baik.

Sumberdaya alam lainnya berupa flora dan fauna juga ditemukan di Kota Bogor. Sejumlah tanaman tropis yang langka dapat ditemui di Kebun Raya Bogor yang dikenal memiliki koleksi tanaman tropis yang terlengkap di dunia. Selain itu, tanaman sayuran dan buah-buahan serta tanaman hias dan tanaman obat-obatan masih banyak diusahakan oleh masyarakat terutama di Kecamatan Bogor Selatan dan Bogor Barat. Kawasan rawan bencana di Kota Bogor adalah kawasan yang sering mengalami bahaya longsor dan kawasan yang rawan banjir. Daerah yang sering longsor umumnya di sekitar tebing sungai, sedangkan daerah yang rawan banjir hanya merupakan titik genangan yang tersebar pada beberapa kecamatan.


(3)

13

Dengan kondisi geografis yang relat if lebih baik dibandingkan dengan wilayah lainnya di kawasan Jabodetabek, maka Kota Bogor mempunyai potensi yakni menjadi tujuan utama bermukim bagi para pekerja di DKI Jakarta, serta tujuan wisata penduduk DKI Jakarta dan sekitarnya. Pertumbuhan yang cepat ini harus diiringi dengan upaya mempertahankan ruang terbuka hijau seluas 30% dari luas kota, pembangunan sumur resapan dan kolam retensi untuk meningkatkan penyerapan air ke dalam tanah dan mencegah tingginya debit drainase yang ada yang dapat menimbulkan banjir. Perkuatan kepada sempadan sungai maupun tebing yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan bencana longsor juga penting untuk dilakukan.

Jumlah penduduk Kota Bogor berdasarkan sensus Penduduk tahun 2010 mencapai 950.334 j iwa yang terdiri dari 484.791 jiwa laki-laki dan 465.543 jiwa perempuan, dengan Laju Pertumbuhan Penduduk mencapai 2,70 % . Sedangkan untuk tahun 2011 jumlah penduduk sebesar 973.113 Jiwa. Kepadatan penduduk mencapai 8.009 jiwa/ km2. Adapun rasio Sex penduduk Kota Bogor sebesar 1,04. Jumlah Kepala Keluarga mencapai 307.516 KK.


(4)

14 Gambar I I .1

Peta Batas Administrasi Kota Bogor

Sumber : RPJMD Kota Bogor 2010-2014

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Aktivitas perekonomian suatu daerah dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) daerah tersebut. PDRB adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan suatu wilayah. Dengan demikian PDRB dapat menggambarkan kegiatan roda perekonomian yang dilakukan masyarakat suatu daerah yang pada akhirnya menggambarkan tingkat kesejahteraan rakyatnya.

PDRB dalam konsep pendapatan regional, digunakan konsep “Domestik” yang berarti jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh kegiatan ekonomi suatu daerah tanpa memperhatikan siapa pemilik faktor produksinya. Dengan kata lain merupakan kemampuan suatu daerah dalam menghasilakn pendapatan/balas jasa kepada faktor produksi yang ikut dalam proses produksi di daerah tersebut.

Walaupun demikian pertumbuhan PDRB yang cukup tinggi belum menjamin tingkat kesejahteraan yang tinggi bagi masyarakat. Hal ini masih terkait dengan laju


(5)

15

pertumbuhan penduduk, struktur perekonomian daerah tersebut dan sifat kegiatan perekonomiannya.

Laju pertumbuhan penduduk yang melebihi laju pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi tidak meningkatnya kesejahteraan masyarakatnya

Ditinjau Atas Dasar Harga Berlaku, PDRB Kota Bogor tahun 2010 secara umum seluruh Sektor lapangan usaha mengalami kenaikan pertumbuhan sebesar 18,19 persen dibanding tahun 2009, yaitu dari Rp. 11.904.599,66 juta pada tahun 2009 menjadi Rp. 14.070.351,26 juta di tahun 2010.

PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 mengalami pertumbuhan sebesar 6,07 persen dari Rp. 4.508.601,05 juta di tahun 2009 menjadi Rp. 4.782.307,18 juta pada tahun 2010.

Keadaan PDRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2000 kurun waktu 2006 sampai dengan tahun 2010 disajikan pada tabel 2.1

Tabel 2.1.

PDRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan (2000) Tahun 2006 – 2010 ( Jutaan Rupiah )

. Tahun PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB Atas Dasar Harga Konstan

(1) (2) (3) (4)

1 2 3 4 5

2006 2007 2008 2009 2010

7.257.742,09 8.558.035,70 10.089.943,96 11.904.599,66 14.070.351,26

3.782.273,71 4.012.743,17 4.252.821,78 4.508.601,05 4.782.307,18

Sumber : BPS Kota Bogor 2011

Untuk melihat perkembangan PDRB Kota Bogor dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, sebagaimana tertuang pada Grafik 2.1


(6)

16

Grafik 2.1.

PDRB Kota Bogor Tahun 2006 – 2010 (milyar rupiah)

Sumber : BPS Kota Bogor 2011

dengan melihat bahwa PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, sebesar Rp. 7.257.742,09 juta di tahun 2006 meningkat menjadi Rp. 14.070.351,26 juta di tahun 2010 dan PDRB atas dasar harga konstan pun mengalami peningkatan dari Rp. 3.782.273,71 juta pada tahun 2006 menjadi Rp. 4.782.307,18 juta di tahun 2010, maka hal ini menggambarkan bahwa dalam kurun waktu lima tahun belakangan ini telah terjadi peningkatan riil yang walaupun tidak terlalu besar tetapi cukup menunjukkan bahwa peningkatan yang terjadi bukan hanya peningkatan yang disebabkan oleh harga yang jauh meningkat atau tingkat inflasi yang terjadi.

Pembangunan daerah bidang kesejahteraan sosial terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kota Bogor sesuai dengan misi 3 dalam RPJMD yaitu: “ meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan penuntasan wajib belajar 12 tahun” , peningkatan kesehatan dan keterampilan masyarakat, selain itu kualitas sumber daya manusia tercermin dari I PM.

I ndeks Pembangunan Manusia Kota Bogor pada tahun 2009 mencapai 75,48 dan pada tahun 2010 mencapai 75,75, sehingga terjadi kenaikan sebanyak 0,07 point. Dengan I ndeks Pendidikan tahun 2010 sebesar 87,60, AMH sebesar 98,77% rata-rata lama sekolah 9,79 tahun , I ndeks Kesehatan mencapai 73,12 dengan angka harapan hidup 68,87 tahun. I ndeks daya beli sebesar 66,53 dengan

Purchasing Power Parity sebesar Rp 647,890,-

0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000 14000 15000

2006 2007 2008 2009 2010

PDRB ADHB PDRB ADHK 2000


(7)

17 2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

1. Pendidikan

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan hak dasar setiap penduduk dan pemenuhan atas hak ini menjadi kewajiban pemerintah. Dalam kaitan ini, pemerintah daerah memiliki tanggung jawab besar agar seluruh penduduk yang mendominasi struktur umur di Kota Bogor memperoleh pendidikan yang layak. Selain jumlah penduduk yang besar, tantangan yang dihadapi dalam pengembangan pendidikan adalah relatif besarnya disparitas/ ketidakmerataan ketersediaan sarana pendidikan.

Pembangunan bidang pendidikan mampu meningkatkan Angka Partisipasi Murni (APM) SD Sederajat pada tahun 2010 mencapai 99,28% meningkat 6,59% dibanding tahun 2009 sebesar 92,69% dan melebihi target RPJMD sebesar 94% . APM SMP Sederajat mencapai 74,27% meningkat sebesar 2,31% dibanding tahun 2009 sebesar 71,95% , melebihi target RPJMD sebesar 74% . APM SMA Sederajat mencapai 83,09% meningkat sebesar 3,09% dibanding tahun 2009 sebesar 70% , melebihi target RPJMD sebesar 73% . Adapun Angka Putus Sekolah (APS) SD sederajat sebesar 0,05% , belum dapat ditekan sesuai target RPJMD 0,03% , Angka Putus Sekolah (APS) SMP sederajat sebesar 0,13% , belum dapat ditekan sesuai target RPJMD 0,07% , Angka Putus Sekolah (APS) SMA sederajat sebesar 0,36% , melebihi target RPJMD 0,80% ., Angka Kelulusan SD sederajat sebesar 97,84% , belum dapat tercapai sesuai target RPJMD 100% , Angka Kelulusan SMP sederaj at sebesar 99,54% , melebihi target RPJMD sebesar 99% ., Angka Kelulusan SMA sederajat sebesar 100% , melebihi target RPJMD sebesar 99% , dan guru yang telah memiliki sertifikat pendidik mencapai 4.127 guru meningkat dari tahun 2009 yait u 3.226 guru.

Jumlah sarana pendidikan SD sederajat sebanyak 341 unit, SMP/ sederajat sebanyak 146 unit, dan jumlah sarana SMA/ SMK/ MA sederajat sebanyak 126 unit, sedangkan jumlah tenaga pengajar / Guru SD sederaj at sebanyak 4.867, Guru SMP sederajat sebanyak 3.473, dan jumlah guru SMA/ SMK/ MA sederajat sebanyak 4.084 orang.


(8)

18 2. Kesehatan

Status kesehatan penduduk dipengaruhi oleh banyak faktor dan diantaranya adalah layanan kesehatan. Efektifitas layanan kesehatan secara makro ditentukan, antara lain:

(1) Aksesibilitas sarana kesehatan, seperti: rumah sakit, puskemas dan balai pengobatan, klinik;

(2) Aksesibilitas tenaga pemberi layanan, seperti: dokter, perawat, bidan dan apoteker;

(3) Luas wilayah layanan serta jumlah yang harus dilayani. Semakin luas wilayah layanan, maka semakin berat upaya yang harus dilakukan untuk menjangkau masyarakat dan dijangkau masyarakat. Semakin banyak jumlah penduduk, maka semakin besar beban tugas yang harus dilakukan.

Pada tahun 2010, jumlah rumah sakit di Kota Bogor sebanyak 10 unit, puskesmas sebanyak 24 unit, puskesmas pembantu 27 unit dan Puskesmas keliling sebanyak 3 unit, Pemberi layanan kesehatan, terdiri dari tenaga medis spesialis sebanyak 2 orang, dokter gigi sebanyak 26 orang, perawat/ bidan sebanyak 220 orang, dan tenaga medis sebanyak 136 orang, tenaga farmasi sebanyak 23 orang, teknisi medis sebanyak 23 orang, tenaga sanitasi sebanyak 29 orang tenaga kesehatan masyarakat sebanyak 24 orang.

Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan hingga berat. Sebagian besar sarana pelayanan Puskesmas dipersiapkan untuk pelayanan kesehatan dasar terutama pelayanan rawat jalan, sedangkan RS disamping memberikan pelayanan pada kasus rujukan untuk rawat inap juga melayani kunjungan rawat jalan.

3. Tempat I badah

Ketersediaan tempat ibadah merupakah salah satu dari pelayanan sarana dan prasarana umum yang disediakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Tempat ibadah yang terus meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai 735


(9)

19

buah mesjid, 566 buah mushola, 90 buah gereja protestan dan 2 gereja katolik dan 9 buah Vihara/ Cetya/ Klenteng pada tahun 2010.

4. Jaringan Listrik

Pelayanan dan pengelolaan energi listrik dit angani oleh PT. PLN (Persero) Cabang Bogor dengan jangkauan pelayanan hampir seluruhnya telah terlayani. Pada tahun 2010 jumlah pelanggan listrik tercatat banyak 201.850 pelanggan, dengan jumlah pelanggan terbanyak berasal dari Kecamatan Tanah sareal yaitu sebanyak 43.336 pelanggan. Adapun jumlah pelanggan listrik dan daya tersambung munurut kecamatan sebagaimana tabel 2.2

Tabel 2.2

Pelanggan Listrik dan Daya Tersambung Di Kota Bogor 2010 No Kecamatan Jumlah Langganan Daya Tersambung

1 Bogor Selatan 34,721 53,865,690

2 Bogor Timur 20,491 57,342,380

3 Bogor Utara 41,321 76,906,410

4 Bogor Tengah 20,380 67,525,210

5 Bogor Barat 41,601 53,389,971

6 Tanah Sareal 43,336 76,140,920

Jumlah 170,480 335,268,691

Sumber : Kota Bogor Dalam Angka, Tahun 2011

5. Penataan Ruang

Cakupan pelayanan umum penataan ruang secara detail disusun berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, dimana dalam ketentuan tersebut salah satunya adalah bagaimana proporsi ruang terbuka hijau (RTH) di Kota Bogor sebesar 30% yang terdiri dari:

(1) 20% RTH Publik, dimana pemerintah daerah yang harus mengadakan baik pembebasan lahannya maupun komponen penunjangnya, dan

(2) 10% dilaksanakan oleh private yaitu lahan RTH yang ada di kawasan pemukiman atau lahan pekarangan rumah.


(10)

20

Pemerintah daerah juga diarahkan untuk mempunyai inisiasi membuat RTH di pemukiman padat dengan perhitungan tertentu, karena selain berfungsi sebagai paru-paru kota juga untuk evakuasi bencana.

6. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan pengorganisasian masyarakat. Gerakan PKK yang merupakan organisasi kemasyarakatan sebagai mitra kerja pemerintah dalam memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui keluarga. Jumlah kelompok binaan PKK di Kota Bogor sebanyak 75 kelompok (data tahun 2011).

Pelayanan pemberdayaan masyarakat dan Kelurahan juga dapat ditinjau dari keberadaan organisasi non pemerintah atau lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) sebanyak 68 kelompok,, Posyandu, Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) , Kelompok Masyarakat (Pokmas), Dasa Wisma, Posdaya (10 kelompok), kelompok binaan PKK 75 kelompok, serta kemandirian RT/ RW. Prosentase keswadayaan masyarakat dalam pembangunan mencapai 60 %,

7. Pemuda dan Olah Raga

Pembangunan pemuda sebagai salah satu unsur sumber daya manusia dan tulang punggung serta penerus cita-cita bangsa, terus disiapkan dan dikembangkan kualitas kehidupannya melalui peningkatan aspek pendidikan, kesejahteraan hidup dan tingkat kesehatan. Jumlah pemuda (usia 15-34 tahun) di Kota Bogor pada tahun 2010 adalah sebanyak 383.917 jiwa.

Untuk mewadahi aktivitas dan kreativitas generasi muda yang lebih berkualitas dan mandiri, terdapat berbagai wahana baik yang dikembangkan oleh Pemerintah, maupun atas inisiatif masyarakat seperti melalui berbagai organisasi kepemudaan.

2.1.4. Aspek Daya Saing.

Dlihat dari nilai Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) bebrapa tahun terakhir maka pertumbuhan ekonomi Kota Bogor semakin membaik, dimana pada tahun


(11)

21

2010 perekonomian Kota Bogor mencapai 6,07% dan mengalami sedikit kenaikan dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2009 sebesar 6,01 persen.

Pertumbuhan riil PDRB menunjukkan bahwa peningkatan yang terjadi bukan hanya peningkatan yang disebabkan oleh harga yang meningkat atau tingkat inflasi yang terjadi tetapi juga disebabkan oleh jumlah barang dan jasa yang diproduksikan dalam satu tahun tertentu.

Dilihat dari PDRB Atas Dasar Harga Konstan Sektor yang paling tinggi adalah sektor perdagangan ,hotel dan restoran sebesar 1.331.874,52 pada tahun 2009 dan mencapai 1398.254,93 pada tahun 2010. sektor yang paling rendah adalah sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2009 121,98 dan pada tahun 2010 mencapai 123,85, sementara capaian sektor lainnya terlihat pada tabel 2.3

Tabel 2.3

PDRB Atas Harga Konstan Tahun 2010

Pertanian 13.539,61 13.975,80

Pertambangan dan penggalian 121,98 123,85

Industri pengolahan 1.273.762,00 1.355.090,75

Listrik, gas, dan air bersih 146.236,51 156.395,94

Bangunan 312.096,14 324.954,50

Perdagangan, hotel, dan restoran 1.331.874,52 1.398.254,93 Pengangkutan dan komunikasi 453.533,15 487.253,72 Keuangan, persewaan, & jasa persh. 648.625,82 699.701,41

Jasa-jasa 328.811,32 346.556,29

PDRB 4.508.601,05 4.782.307,18

Uraian 2009* 2010**

Sumber : BPS Kota Bogor 2011

Dilihat dari PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Sektor pengangkutan dan Komunikasi merupakan Sektor yang paling tinggi pertumbuhannya yaitu 25,57 persen dan sektor yang pertumbuhannya paling rendah adalah sektor pertanian sebesar 7,95 persen diikuti sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar 8,02 persen.

Dilihat dari PDRB Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2009, Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan paling tinggi pertumbuhannya yaitu 7,87 persen dan sektor yang paling rendah adalah sektor Pertambangan dan Penggalian yaitu 1,54 persen diikuti sektor pertanian sebesar 3,22 persen.


(12)

22

Sedangkan pada tahun 2010 sektor pengangkutan dan komunikasi merupakan sektor tertinggi pertumbuhannya sebesar 25,57 persen dan yang terendah adalah pertanian sebesar 7,95 persen, seperti terlihat pada grafik 2.2

Grafik 2.2

Laju Pertumbuhan PDRB

Sumber : BPS Kota Bogor 2011

Gambaran kemajuan ekonomi suatu daerah dapat dilihat berdasarkan pada pengelompokan sektor Primer, Sekunder , dan tersier. Tahun 2010, Sektor tersier merupakan sektor dengan tingkat pertumbuhan tertinggi (6,11% ).

Untuk melihat daya saing suatu kota maka tidak bisa terlepas dari struktur perekonomian daerah tersebut. Struktur perekonomian menunjukan karakterisktik lapangan usaha masyarakat wilayah tersebut, peran dan kontribusinya terhadap jumlah pendapatan secara keseluruhan. Dari PDRB terlihat bahwa 4 sektor yang memilki kontribusi terbesar adalah :

1. Perdagangan, Jasa, Hotel dan Restoran 2. I ndustri pengolahan

3. Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 4. Pengangkutan dan komunikasi

keempat sektor diatas bila dilihat dari hasil analisis Lq merupakan sektor basis dengan Nilai LQ terbesar adalah sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan


(13)

23

merupakan sektor yang memiliki LQ terbesar yaitu 4,5005. Sedangkan yang termasuk sektor non basis adalah Pertanian, Pertambangan dan penggalian, serta I ndustri pengolahan.

Akan tetapi bila dipertaj am dengan analisis Shift share dengan menggunakan data PDRB 2007 -2009 maka ternyata 4 sector yang memiliki daya saing tertinggi adalah sector I ndustri pengolahan, diikuti oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, keuangan persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa-jasa. sementara sektor Perdagangan, Hotel & Restoran walaupun merupakan sector yang paling tinggi kontribusinya dalam PDRB Kota Bogor namun kurang memiliki daya saing tinggi.

2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD

2.2.1 Evaluasi Pelaksanaan RKPD Tahun 2010 sampai dengan Tahun 2011

MI SI I : Mengembangkan Perekonomian Masyarakat Yang Bertumpu Pada Jasa Perdagangan

Urusan Perdagangan

Urusan ini dilaksanakan melalui 3 (tiga) program yakni Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri, Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan, serta Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor.

Penanganan urusan perdagangan dapat dilihat melalui capaian kinerja dengan indikator berupa persentase kasus yang terselesaikan terhadap total kasus oleh BPSK, tingkat pengawasan barang beredar dan pengujian mutu barang, serta peningkatan nilai ekspor. Secara umum capaian kinerja tahun 2011 dapat memenuhi target. Capaian Indikator tingkat pengawasan barang beredar dan pengujian mutu barang adalah 60% dengan target sebesar 56%. Sesuai Permendag 20/2009, tentang cara Pengawasan, ada Kategori Barang/Jasa yang harus diawasi antara lain; Standar, label, Klausal Baku, Pelayanan purna jual, cara


(14)

24 menjual, iklan (cara promosi) dan merchandise, dari masing masing kategori tersebut didalamnya terdapat jenis barang dan jasa, melihat banyaknya jumlah barang dan jasa yang termasuk kedalam kategori tersebut pada tahun 2011 pengawasan terfokus pada pengawasan label produk makanan dan minuman, label pada produk bahan bangunan, barang wajib SNI terutama pada helm, tata cara promosi, penggunaan bahasa indonesia pada produk import. Pemberantasan Cukai Ilegal yang terfokus pada rokok, dimana Dinas Perindustrian dan Perdagangan melaksanakan pengumpulan informasi pita cukai palsu atau penjualan rokok/tembakau yang tidak dilekati pita cukai, baik penjualan grosir maupun eceran di 68 kelurahan, dan pada tahun 2011 baru terlaksana di 20 Kelurahan.

Realisasi nilai ekspor 2011 meningkat 2,86 % dibandingkan tahun 2010 dengan nilai ekspor tahun 2011 sebesar US$ 156.204.542 sedangkan untuk nilai impor tahun 2011 sebesar US$ 28.763.918,63 sehingga neraca perdagangan US$ 127.440.623,37. Pada tahun 2011 Rasio Peneraan Unit per Tahun adalah 50,5% dengan target sebesar 30%. Target Unit Peneraan berdasarkan RPJMD adalah 600 UTTP, tahun 2011 terlaksana sebanyak 303 unit UTTP yang ditera.

Urusan Perindustrian

Urusan Perindustrian dilaksanakan melalui 2 program yaitu Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah (IKM) dan Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah (UKM).

Indikator hasil penanganan urusan industri dapat dilihat dari indikator kinerja berupa jumlah industri kecil dan menengah serta jumlah industri yang sudah memanfaatkan teknologi tepat guna. Pada tahun 2011 jumlah Industri Kecil dan Menengah (kumulatif) mencapai 3.477 unit, melebihi target yang ditetapkan dalam RPJMD yaitu sebesar 3.213 unit.

Pertumbuhan Industri Kecil Menengah berdasarkan jumlah unit usaha mengalami peningkatan 3,61% yaitu bertambah sebanyak 121 unit usaha dari 3.356 unit usaha pada tahun tahun 2010 menjadi 3.477 unit usaha pada tahun 2011. Penambahan unit usaha industri tersebut diantaranya pada bidang industri makanan sebanyak 44 unit usaha, industri minuman 15 unit usaha, industri furniture 1 unit usaha, industri percetakan 14 unit usaha, industri kimia dan karet 3 unit usaha, industri kimia 11 unit usaha, industri mesin dan rekayasa 1 unit usaha, industri


(15)

25 logam 12 unit usaha, industri alat angkut 4 unit usaha, industri tekstil10 unit usaha, industri kulit 4 unit usaha, dan industri elektronik 2 unit usaha. Jumlah industri yang memanfaatkan Teknologi Tepat Guna juga melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 600 unit yaitu mencapai 762 unit.

Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

Urusan Koperasi dan UKM difokuskan pada peningkatan pertumbuhan koperasi dan UKM. pelaksanakan urusan dilaksanakan melalui Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi, Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha bagi UMKM dan Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima (PKL). Pencapaian kinerja diukur dari peningkatan rata-rata omset KUKM, peningkatan jumlah koperasi dan UMKM serta rasio modal sendiri terhadap omset KUKM.

Jumlah UMKM di Kota Bogor sebanyak 32.578 UMKM, sedangkan yang terbina sampai dengan tahun 2011 sebanyak 2.669 UMKM, koperasi yang aktif mencapai 14,9 % dari total 758 koperasi, seperti yang tertuang dalam tabel 2.4.

Tabel 2.4

Capaian Kinerja Koperasi dan UMKM Tahun 2011

No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi %

Capaian 1. Persentase pertambahan

UMKM yang dibina dari Total UMKM

32.578

unit 7%( 2.607) 6,8% (2.669) 100,3% 2. Persentase Koperasi Aktif 758 unit 20%( 302) 14,9 % ( 264) 87,4%

Sumber : LKPJ kota bogor, tahun 2011

Untuk jumlah koperasi aktif dan jumlah UMKM yang terbina, jumlah tenaga kerja dan asset UMKM dan omset UMKM mengalami peningkatan. Pada tahun 2009 jumlah UMKM yang terbina sebanyak 2.059 UMKM meningkat menjadi 2.669 pada

tahun 2011, sedangkan Omset UKM pada tahun 2009 sebesar Rp. 3.237.966.900.000 meningkat menjadi Rp. 3.309.690.727.828 pada tahun 2011,


(16)

26 Tabel 2.5

Perkembangan UKM, Tenaga Kerja Dan Nilai Investasi Kota Bogor

URAIAN 2009 2010 2011

Jumlah UKM 32,578

32.578 32.578

Jumlah UKM yang terbina oleh Kankop

2.059

2.231 2.669

Jumlah Tenaga Kerja

59.962

60.262 60.804

Asset UKM

592.205.554.900

601.088.638.224 606.498.435.968 Omset UKM

3.237.966.900.000 3.270.346.569.000 3.309.590.727.828 Sumber : Kantor Koperasi dan UMKM 2011

Jumlah koperasi di Kota Bogor pada tahun 2010 sebanyak 757 koperasi meningkat menjadi 773 koperasi pada tahun 2011. Koperasi yang melaksanakan RAT tahun 2010 sebanyak 181 koperasi dan pada tahun 2011 menjadi 217 koperasi dengan jumlah asset Rp. 200.249.860.406 pada tahun 2010 meningkat menjadi Rp.163.694.392.292 pada tahun 2011.Adapun rincian keragaman koperasi sebagaimana tertuang dalam tabel; 2.6

Tabel 2.6

Keragaman Koperasi Tahun 2010 dan 2011

Sumber : Kantor Koperasi dan UMKM 2011

Salah satu Program dalam urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah adalah Pembinaan Pedagang Kaki Lima (PKL), dimana telah dilakukan pelatihan cara pembuatan makanan dan minuman yang baik dan berstandar kesehatan yang diikuti oleh 40 (empat puluh) PKL dengan jenis komoditi kuliner dari 4 (empat) lokasi zona yaitu zona Batutulis, Zona Pengadilan, Zona Pejagalan dan Zona Cidangiang serta pembinaan secara berkala kepada 4(empat) lokasi PKL yaitu Zona

Uraian 2010 2011

Jumlah Koperasi 757 Koperasi 773 Koperasi

Koperasi yang melaksanakan RAT 181 Koperasi 217 Koperasi

Jumlah Anggota 35.349 orang 60.673 orang

Modal Sendiri Rp. 63.278.352.111,- Rp. 79.993.430.598,- Modal Luar Rp. 124.565.892.378,- Rp. 163.694.392.292,- Volume Usaha Rp. 133.378.765.432,- Rp. 266.275.683.655,- Asset Rp. 200.249.860.405,- Rp. 266.703.590.289,- SHU Rp. 13.186.181.211,- Rp. 13.559.641.479,-


(17)

27 Bangbarung, Binamarga, Gang Selot dan Ekalokasari, sehingga terbentuk 2 (dua) koperasi pedagang yaitu Koperasi Pedagang Selobang dan Koperasi Pedagang Bineka. Kepada PKL tersebut juga diberikan bantuan perbaikan sarana dan prasarana berdagang bagi PKL Bangbarung pasca kebakaran, diberikan bantuan modal usaha oleh Kementerian Koperasi dan UMKM kepada 2(dua) koperasi pedagang (Selobang dan Bineka) masing-masing Rp. 50.000.000 ( lima puluh juta rupiah).

Urusan Penanaman Modal

Penanganan urusan penanaman modal ditangani oleh Badan Pelayanan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal (BPPTPM) melalui program peningkatan promosi dan kerjasama investasi. Selama kurun waktu Tahun 2011, realisasi nilai investasi yang ditanamkan di Kota Bogor mencapai Rp. 7.645.526.589.000,- (Tujuh Triliun Enam Ratus empat Puluh Lima Milyar Lima Ratus Dua Puluh Enam Juta Lima Ratus Delapan Puluh Sembilan Ribu Rupiah). Sedangkan Target pencapaian investasi Tahun 2011 berdasarkan RPJM sebesar Rp. 1.003.471.000.000,- (Satu Triliun Tiga Milyar Empat Ratus Tujuh Puluh Satu Juta Rupiah) atau melampaui target sebesar 761, 91 %. Pencapaian tersebut dicapai oleh terealisasinya investasi 1.091 perusahaan, terdiri dari 1.088 perusahaan PMDN dan 3 Perusahaan PMA.

Pada tahun 2011, realisasi pendapatan retribusi izin mencapai Rp. 13.651.084.669,99. atau 123,39 % dari target sebesar Rp. 11.063.093.970,00

dengan rincian sebagai berikut:

 Realisasi Retribusi IMB sebesar Rp 11.969.941.117,00 (126 %) dari target sebesar Rp 9.500.000.000,00;

 Realisasi Retribusi HO sebesar Rp 1.268.900.853,00. (105 %) dari target sebesar Rp 1.200.000.000,00.;

 Realisasi Retribusi PPTUR dan Retribusi Izin Jalan Masuk sebesar Rp 412.042.711,00. (113,48 %) dari target sebesar Rp 363.093.970,00.

 Realisasi Surat Izin Usaha Perdagangan mencapai Rp. 200.000,00.

Keberadaan Toko Waralaba/Non Waralaba/Minimarket di Kota Bogor sampai dengan Tahun 2011 berjumlah 114 Toko. Dimana 96 Toko dengan perizinan yang lengkap dan 18 Toko perizinannya tidak lengkap.


(18)

28 Urusan Pariw isata

Penanganan urusan pariwisata dilakukan melalui Program Pengembangan Pariwisata Daerah. Pencapaian kinerja penanganan urusan pariwisata tahun 2011 terukur dari indikator-indikator sebagai berikut :

1. Kunjungan wisatawan ke Kota Bogor pada tahun 2011 mencapai jumlah 3.264.169 orang yang terdiri dari 3.112.414 wisatawan lokal dan 151.755 wisatawan mancanegara, sepeti terlihat pada grafik 2.3.

Gambar 2.3

Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2010 dan 2011

Sumber : LKPJ kota bogor, tahun 2011

2. Pertumbuhan kunjungan wisatawan lokal tahun 2011 mencapai 10,02%, pada tahun 2010 jumlah wisatawan mencapai 2.967.426 orang dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 3.264.169 orang.

3. Kontribusi sektor pariwisata pada PDRB Kota Bogor Tahun 2011 terbagi pada 2 kelompok, yaitu

 Sektor perdagangan, jasa, hotel dan restoran yang mencapai 18,87%  Kelompok Jasa Hiburan mencapai 3,4 %

Dengan demikian, Penanganan Urusan Pariwisata Kota Bogor tahun 2011, secara keseluruhan telah mampu mendorong terjadinya peningkatan kunjungan wisatawan ke Kota Bogor sebanyak 14,3%.

0 500,000 1,000,000 1,500,000 2,000,000 2,500,000 3,000,000 3,500,000

Tahun 2010 Tahun 2011

lokal 2,821,508 3,112,414

mancanegar a 145,918 151,755

Ju

m

la

h

W

is

a

t

a

w

a


(19)

29 Urusan Ketenagakerjaan

Urusan Ketenagakerjaan melalui Program Peningkatan Kesempatan Kerja dan Program Peningkatan Kesempatan Kerja. Adapun Pencapaian indikator kinerja urusan ketenagakerjaan adalah sebagai berikut:

Pencapaian indikator kinerja urusan ketenagakerjaan :

1. Tingkat partisipasi angkatan kerja tahun 2011 mencapai 90,96% atau 595.724 jumlah penduduk angkatan kerja tahun 2011 dari 654.959 jumlah penduduk usia kerja. Angka ini meningkat dari tingkat partisipasi tahun 2010 yang mencapai 84,33% atau 716.428 jumlah penduduk angkatan kerja tahun 2010 dari 849.577 jumlah penduduk usia kerja.

2. Pencari kerja yang ditempatkan di tahun 2011 mencapai 13,49% atau 2.631 pencari kerja. Angka ini menurun dari capaian tahun 2010 yang mencapai 27,44% dari 4.631 pencari kerja yang berhasil ditempatkan pada tahun 2010. 3. Tingkat pengangguran terbuka di tahun 2011 mencapai 3,27% dari 595.724

penduduk angkatan kerja angka ini menurun dari tahun 2010 yang mencapai 2,36% dari 716.428 jumlah penduduk angkatan kerja.

4. Tingkat keselamatan dan perlindungan tenaga kerja di tahun 2011 mencapai 44.68 % atau sekitar 365 perusahaan yang telah menerapkan K3 dari 817 jumlah perusahaan di wilayah kota bogor. Angka ini meningkat dari capaian tahun 2010 yang mencapai 18,01% atau sekitar 146 perusahaan dari 816 jumlah perusahaan di Kota Bogor

5. Tingkat penyelesaian perselisihan buruh dengan pengusaha pada tahun 2011 mencapai 100% atau sekitar dari 18 jumlah kejadian perselisihan buruh dengan pengusaha. Capaian ini sama dengan dari capaian di tahun 2010 yang mencapai 100% dari 13 jumlah kejadian perselisihan buruh dengan pengusaha tahun 2010.

6. Tingkat penyelesaian perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan Pemerintah Daerah mencapai 100% dari 18 jumlah kejadian perselisihan buruh dan pengusaha terhadap kebijakan pemda. Angka ini sama dengan capaian tahun 2010 yang mencapai 100% dari 13 kejadian perselisihan buruh dan pengusaha dengan kebijakan pemda tahun 2010.

7. Rasio jumlah pencari kerja terhadap lowongan kerja mencapai 38% atau lebih tinggi dari target tahun 2011 sebesar 20%.


(20)

30 8. UMK sesuai dengan Kebutuhan Hidup Layak sebesar Rp. Rp.1.174.200,-

atau lebih besar dari target tahun 2011 sebesar Rp 956.500,-

9. Penurunan jumlah pekerja anak dan anak terpaksa bekerja mencapai 33,33% atau lebih kecil dari target tahun 2011 yang mencapai 35%.

Jumlah perusahaan yang membina pekerja tentang K3 mencapai 100 perusahaan dari target 2010 yang mencapai 100 perusahaan,

Urusan Ketahanan Pangan

Urusan Ketahanan Pangan meliputi Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.

Pencapaian kinerja penanganan Urusan Ketahanan Pangan sesuai dengan RPJMD Tahun 2010 – 2014 adalah sebagai berikut :

a. Skor PPH (Pola Pangan Harapan) tahun 2011 sebesar 90,1% melebihi target RPJMD untuk tahun 2011 sebesar 82%. Skor PPH ini menunjukkan ketersediaan pangan, dengan rincian Skor PPH sebagaimana tertuang dalam tabel 2.7

Tabel 2.7

Skor Pola Pangan Harapan Kota Bogor Tahun 2011

No Kelompok Pangan Gram/kapita/hari Kalori Skor PPH Skor PPH Ideal

1 Padi-padian 341,2 1125 25 25,0

2 Umbi-umbian 63,5 66 1,5 2,5

3 Pangan Hewani 117,5 191 17,4 24,0

4 Minyak dan Lemak 17,6 159 3,6 5,0

5 Buah/Biji Berminyak 3,0 6 0,1 1,0

6 Kacang-kacangan 52,3 201 10,0 10,0

7 Gula 31,5 115 2,5 2,5

8 Sayur dan Buah 786,6 283 30,0 30,0

9 Lain-lain 0,0 0 0,0 0,0

Total 2.145 90,1 100

Sumber data : Kantor Ketahananan Pangan, Tahun 2011.

b. Jumlah kelompok tani yang dibina sebanyak 12 Kelompok, sesuai dengan target RPJMD.


(21)

31 c. Penyaluran raskin selama tahun 2011 di seluruh kecamatan dan kelurahan dengan lancar dengan distribusi sebagaimana yang tercantum pada tabel 2.8.

Tabel 2.8

Realisasi Penyaluran Raskin Tahun 2011

Sumber : Kantor Ketahanan Pangan, tahun 2011.

Urusan Pertanian

Penanganan urusan Pertanian melalui Program Peningkatan Produksi Pertanian, Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak, dan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian. Penanganan urusan pertanian sepanjang tahun 2011 telah menghasilkan beberapa pencapaian sebagai berikut :

Realisasi panen tanaman padi di lahan seluas 1.732 Ha atau sebesar 112 % dari target 1.547 Ha, dengan jumlah produksi padi sebesar 10.443,96 ton Gabah Kering Giling (GKG) diperoleh produktivitas padi per tahun rata-rata mencapai 6,03 Ton/ Ha. Apabila dikonversi ke komoditi pangan beras, maka beras yang dihasilkan Kota Bogor selama tahun 2011 adalah 6.600,58 ton beras (konversi dari Padi GKG ke beras = 63,2 % )

Kebutuhan beras per kapita per tahun sebanyak 95 kg/ jiwa/ tahun, maka dengan jumlah penduduk sebanyak 950.334 jiwa, Kota Bogor membutuhkan beras sebanyak 90.281,730 ton/ tahun. Berdasarkan data hasil produksi beras local Kota Bogor yang berjumlah 6.600,58 ton beras, maka kontribusi produksi beras lokal Kot a Bogor pada tahun 2011 sebesar 7.31 % .

No. Kecamatan Jumlah

RTS

Target 1 Thn (Ton) Realisasi Penyaluran (Ton) % 1. 2. 3. 4. 5. 6. Tanah Sareal Bogor Timur Bogor Tengah Bogor Selatan Bogor Barat Bogor Utara 6.962 3.670 5.084 10.092 11.289 5.231 1.253.160 660.600 915.120 1.816.560 2.032.020 941.580 1.253.160 660.600 915.120 1.816.560 2.032.020 941.580 100 100 100 100 100 100 Jumlah 42.328 7.619.040 7.619.040 100


(22)

32

Di bidang peternakan, tercatat populasi hewan ternak besar terdiri dari 833 ekor sapi perah, 331 Sapi potong dan 202 ekor kerbau. Ternak kecil terdiri dari 11.107 domba dan 2.111 kambing, sedangkan untuk ternak unggas terdiri dari ayam buras 231.441 ekor, ayam petelur 600 ekor, ayam potong 218.500 ekor, itik 1.512 ekor, burung merpati 15.574 ekor, burung puyuh 600 ekor, dan kelinci 2.959 ekor.

Adapun produksi daging tahun 2011dapat dilihat pada tabel 2.9.

Tabel 2.9

Data Produksi Daging Tahun 2011

Kom odit i Daging

Produksi (Kg) No

Lokal RPH/ TPH/ TPA Lain-lain

(Daging Qurban) Jum lah

1 Sapi 279.276 4.158.442 407.026 4.844.744

2 Kerbau 33.595 714 665 34.974

3 Kam bing/ dom ba 67.314 127.696 144.888 339.898

4 Unt a 127 127

5 Ayam

- Buras 122.260 255.500 0 377.760

- Broiler 134.640 7.294.534 0 7.429.174

6 It ik 3.716 237.250 0 240.966

Jumlah 13.267.643

Sumber Data : Dinas Pertanian Kota Bogor, Tahun 2011

Jumlah komoditi pertanian yang bernilai tambah tinggi terdiri dari tanaman hias, ikan hias, jambu bij i, dan lain-lain dengan target capaian pada tahun 2011 sebanyak 23 komoditi realisasi 24 komoditi yang mempunyai nilai tinggi di bidang pertanian/ peternakan, yaitu Anggrek, Phylodendron, Cordyline, Talas Bogor, Pisang Ambon, Padi Organik, Jambu biji getas merah, Dodol Talas, Keripik Pisang, Keripik Talas, Keripik Singkong, Nata de Coco, Juince jambu Getas Merah, Youghurt dan ayam krispi, lele, ikan hias, kelinci, lele sangkuriang, milk fish/ bandeng isi, sabun rumput laut, ikan balita, kaki naga.

Jumlah hewan yang dipotong di RPH dengan target capaian 20.515 ekor realisasi 2011 mencapai 30.306 ekor.

Pencapaian target program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak melalui kegiatan ini hanya 50 % yaitu sebanyak 101.076 ekor dari target 201.800 ekor.


(23)

33

Penanganan perikanan sepanjang tahun 2011 telah menghasilkan beberapa pencapaian sebagai berikut :

 Jumlah produksi ikan di Kota Bogor pada tahun 2011 adalah 24.300.695,15 kg atau 24.300,695 ton dengan norma gizi ikan sebesar 31,5 kg.kap/ tahun dan target daerah sebesar 29.935.521 kg. Sehingga capaian kinerja produksi perikanan Kota Bogor pada tahun 2011 sebesar 81,71% angka ini meningkat dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 70,80% .

 Untuk jumlah ikan konsumsi Kota Bogor pada tahun 2011 sebesar 3.795.211 kg atau 3.795 Ton. Dengan target ketersediaan pangan 2012 sebesar 19,56 kg/ kap/ thn, maka diperoleh konsumsi ikan Kota Bogor tahun 2011 sebesar 76,38% . Sedangkan untuk produksi ikan hias Kota Bogor tahun 2011 sebanyak 13.254.124 ekor angka ini turun dari tahun 2010 13.519.206 ekor.

Urusan Pemberdayaan Masyarakat

Penanganan urusan pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya mendorong masyarakat sebagai pihak yang ikut berperan di dalam mengelola pembangunan skala wilayah, dan merangsang tumbuhnya keswadayaan masyarakat dalam menangani persoalan-persoalan wilayah.

Urusan pemberdayaan masyarakat mendukung Misi 1 dan Misi 4 dalam RPJMD Kota Bogor 2010 – 2014. Untuk mencapai maksud tersebut telah dilaksanakan dilaksanakan melalui 3 (tiga) program meliputi Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Kelurahan, Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Kelurahan, dan Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Kelurahan.

Penanganan urusan pemberdayaan masyarakat secara umum telah terealisasi 100 % dari target yang telah dit etapkan pada tahun 2011, sebagaimana tertuang dalam tabel 2.10.


(24)

34 Tabel 2.10

Capaian Indikator Kinerja Urusan Pemberdayaan Tahun 2011

No Indikator Kinerja Satuan Target 2011 Realisasi 2011

1 Meningkatnya profesionalisme pelaku usaha Teknologi Tepat Guna (TTG) di Kelurahan

orang 50 50

2 Meningkatnya penggunaan Teknologi Tepat Guna (TTG) oleh masyarakat

pameran 2 2

3 Meningkatnya pemahaman remaja mesjid dalam usaha ekonomi dan IPTEK

orang 100 100

4 Meningkatnya profesionalisme Pengurus UEK SP

UEK-SP 68 68

5 Meningkatnya profesionalisme pengelolaan KUBE Gakin

% 80 80

6 Meningkatnya peranan pengurus mesjid dalam usaha masyarakat

orang 100 100

7 Meningkatnya profesionalisme pengelolaan kinerja modal UEK SP

UEK-SP 68 68

Sumber:Lakip Tahun 2011

Urusan Ketransmigrasian

Penanganan urusan transmigrasi dilaksanakan melalui Program Pembinaan dan Penempatan Transmigrasi dengan capaian dari target di RPJMD sebanyak 30 KK, Kota Bogor pada Tahun 2011 hanya mendapat kuota sebanyak 5 KK, penentuan kuota tersebut ditentukan oleh Dirjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi (P2K Trans) Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI.

MI SI 2 : Mew ujudkan Kota Yang Bersih Dengan Sarana Prasarana Transportasi Yang Berkualitas

Urusan Lingkungan Hidup Urusan ini dilaksanakan melalui :

1. Program Peningkatan Pengendalian Polusi,

2. Program Peningkataan Kualitas dan Akses I nformasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

3. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan 4. Program Kemitraan Lingkungan Hidup


(25)

35

5. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

6. Program Pengendalian Pencemaran dan Pengrusakan Lingkungan 7. Program Pengembangan Kinerja Pelayanan Persampahan, serta 8. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau.

Capaian dari program tersebut sebagaimana tertuang dalam tabel 2.11

Tabel. 2.11 Capaian Program

Peningkatan Pengendalian pencemaran dan Kerusakan lingkungan SASARAN

PROGRAM indikator program

Capaian Kerja Program Target Realisasi % 1 Terpantaunya

kualitas air

Tingkat pemenuhan baku mutu kualitas

air 98 % 98 % 100

Persentase jumlah sampling yang

dipantau 100

%

100% 100

2 Terpantaunya kualitas udara

Tingkat pemenuhan baku mutu kualitas

udara 80 % 80% 100

Persentase jumlah sampling yang

dipantau 100

%

100% 100

3 Terpantaunya kualitas tanah

Tingkat pemenuhan baku mutu kualitas

tanah

- -

Persentase jumlah sampling yg dipantau - -

4

Meningkatnya pengawasan pelaksanaan pengelolaan lingkungan

Persentase usaha/kegiatan yang telah memiliki dokumen lingkungan yang sudah melaksanakan kewajiban sesuai dengan ketentuan lingkungan

10%

11,89% 118,9 Persentase pelanggaran pengelolaan

lingkungan 95 % 95 % 100

Sumber:Lakip Tahun 2011

Target dan realisasi capaian program peningkatan dan pengendalian polusi pada tahun 2011 rata-rata mencapai 100 %, sedangkan penurunan dampak lingkungan sekibat emisi gas buang mencapai 137,5 % melebihi target yang ditetapkan, dengan rincian sebagaimana tertuang pada tabel 2.12


(26)

36 Tabel 2.12

Target Capaian Program Peningkatan dan Pengendalian Polusi

SASARAN PROGRAM indikator program Capaian kerja program Target Realisasi %

1

Terkendalinya polusi limbah cair dari usaha dan atau kegiatan

Tingkat pemenuhan baku

mutu kualitas limbah cair 25 % 25 % 100 Persentase jumlah

sampling yang dipantau 30 % 30 % 100 2

Terpantaunya

pengelolaan limbah B3 Jumlah kegiatan usaha

yang diawasi dan dibina 30 30 100

3

Menurunnya dampak lingkungan akibat emisi gas buang

Jumlah biodesel yang

dihasilkan 8.760 lt/Th 12.050 lt 137,5

Sumber : Lakip Tahun 2011

Target dan realisasi capaian program peningkatan dan pengendalian kualitas dan ekses informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup pada tahun 2011 rata-rata mencapai 100 %, sedangkan peningkatan ketersediaan data dan informasi lingkungan hanya mencapai 80 %, kurang dari target yang ditetapkan, dengan rincian sebagaimana tertuang pada tabel 2.13

Tabel 2.13

Target Capaian Program Peningkatan Pengendalian Kualitas dan Akses Informasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

SASARAN PROGRAM indikator program Capaian kerja Program

Target Realisasi % 1 Meningkatnya edukasi

dan komunikasi masyarakat dibidang lingkungan hidup

Jumlah sekolah yang dibina untuk menjadi sekolah

berbudaya lingkungan pertahun

1 Sekolah 1 Sekolah 100

Jumlah kelompok masyarakat yang terbina aspek lingkungan hidup

2 Kel 2 Kel 100 2 Meningkatnya

ketersediaan data dan informasi lingkungan

Tingkat ketersediaan SLHD

85 % 80 % 94,18 Sumber : Lakip Tahun 2011

Target dan realisasi capaian program peningkatan pengendalian kualitas dan ekses informasi sumberdaya alam dan lingkungan hidup, dengan sasaran program meningkatnya kemitraan pemerintah, perguruan tinggi, swasta dalam bidang


(27)

37 lingkungan mencapai 300 %, dimana target kemitraan sebanyak 1 kemitraan dan realisasinya mencapai 3 kemitraan, sebagaimana tertuang pada tabel 2.14

Tabel . 2.14

Target Capaian Program Peningkatan Pengendalian Kualitas dan Akses Informasi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup

SASARAN PROGRAM indikator program Capaian kerja Program Target Realisasi % Meningkatnya kemitraan

pemerintah, perguruan tinggi, masyarakat, swasta dalam bidang lingkungan

Jumlah kemitraan 1 3 300

33

Sumber : Lakip Tahun 2011

Target dan realisasi capaian program perlindungan dan konservasi sumber daya alam, telah tercapai melebihi target yang ditetapkan, kecuali jumlah mata air yang terlindungi hanya mencapai 60 %, sebagaimana tertuang pada tabel 2.15

Tabel . 2.15

Target Capaian Program Perlindungan dan Konservasi Sumberdaya Alam

SASARAN

PROGRAM indikator program

Capaian kerja Program Target Realisa

si %

1

Meningkatnya penanganan lahan kritis

Persentase luas penanganan

lahan kritis (kumulatif) 0,91% 1,20 % 131,86

2

Meningkatnya konservasi sumberdaya air

jumlah mata air yang terlindungi 5 3 60 Jumlah Usaha/kegiatan yang

dipantau 150 160 106,67

Jumlah Sumur Resapan 893 titik 953 106,71 Sumber : Lakip Tahun 2011

Capaian Kinerja persampahan mencapai 72% melebihi dari target RPJMD sebesar 70,1%

Capaian Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau, antar lain renovasi taman kencana, peliharaan 180 taman kota, lapangan, jalur hijau, Penghijauan di Jalur Hijau Jalan, Sempadan Jalan dan Penghijauan di Trotoar jalan sebanyak 1.837 Kegiatan Penataan Jalur Hijau Sekitar Kebun Raya


(28)

38 Urusan Pekerjaan Umum

Urusan Pekerjaan Umum meliputi program:

a. Program Pembangunan Jalan, jembatan dan Drainase b. Program Peningkatan Jalan, Jembatan dan Drainase c. Program Pemeliharaan Jalan, Jembatan dan Drainase

d. Program Pembangunan sistem informasi /data base Jalan, Jembatan dan Drainase

e. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan

f. Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya

g. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya.

h. Program Pengendalian Banjir

i. Program Penataan Dan Pengaturan Bangunan Gedung

j. Program Pengaturan, Pembinaan, Pengawasan Jasa Konstruksi

Target dan realisasi capaian urusan pekerjaan umum pada tahun 2011, sebagaimana tertuang pada tabel 2.16

Tabel 2.16

Capaian Urusan Pekerjaan Umum Tahun 2011

No Program Indikator Kinerja Program Target Tahun 2011

Realisasi Tahun 2011 Prosen tase Capaian Ket I Program Pengembangan,

pengelolaan dan konservasi Sungai, danau dan Sumber Daya Air Lainnya

1 Ketersediaan dokumen perencanaan teknis pengembangan, pengelolaan dan konservasi danau, situ ( 3 paket dalam 3 lokasi)

DED Kolam Retensi (3 paket dalam 3 lokasi)

DED Kolam retensi 1 Lokasi

30%

2 Luas Lahan untuk pengembangan, pengelolaan dan konservasi danau/situ

( 6 situ = 16,4 Ha) + Kolam retensi 3 Ha = 1 kolam)

0 0 %

3 Jumlah danau/situ dan kolam retensi yang berkondisi baik

6 situ 1 situ 16,67%

4 Terbangunnya danau/situ dan kolam retensi

- - -

II Program Pengembangan dan pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya

1 Ketersediaan dokumen perencanaan teknis pengembangan, pengelolaan jaringan irigasi dan sungai

100% 100% 100%

2 Luas lahan untuk peningkatan kapasitas saluran, sungai dan panjang jaringan irigasi

8.594, 5 m2 0% 0%

3 Panjang saluran, sungai dan jaringan irigasi dengan kapasitas memadai

0,75 Km 5,521 Km 736%

4 Panjang saluran dan sungai berkondisi baik (terpelihara)

146 Km 271 Km 186%

III Program Pengendalian Banjir

- Penurunan luas kawasan rawan genangan dan banjir

42 Ha 4,5 Ha 10,7 %

IV Program Pembangunan jalan, jembatan dan drainase

1 Tingkat ketersediaan dokumen perencanaan untuk rencana pembangunan jalan, drainase dan jembatan


(29)

39

2 Luas lahan yang disediakan untuk pembangunan jalan dan jembatan

3,5 Km 0,44 Km 12,6%

3 Panjang jaringan jalan 3,5 Km 0,0975 Km 2,78%

4 Panjang drainase yang di sediakan 2,5 Km 2 Km 80,4 %

5 Panjang jembatan yang disediakan 1 unit 0 0 %

6 Panjang Trotoar yang disediakan 300 m2 480 m2 160 % V Program Peningkatan jalan,

jembatan dan drainase

1 Jumlah perencanaan peningkatan jalan, drainase dan jembatan

100% 100% 100%

2 Luas lahan yang disediakan untuk peningkatan jalan, jembatan dan drainase

13,5 Km 0,306 Km 8,7 %

3 Panjang jaringan jalan, drainase dan jembatan yang ditingkatkan

13,5 Km 10,54 Km 78,1 %

VI Program Pemeliharaan jalan, jembatan dan drainase

1 Jumlah perencanaan pemeliharaan jalan, jembatan dan drainase

100% 100% 100%

2 Panjang jalan yang berkualitas baik 635 Km 260,4 Km 41 % 3 Panjang pedestrian yang berkualitas

baik

290 Km 218,4 Km 75,3 %

4 Jembatan yang berkualitas baik 30 unit 21 unit 70%

VII Program Pembangunan Sistem Informasi/data base Jalan, Jembatan dan Drainase

- Leger jalan 30% 44,4% 148 %

VIII Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan

- Tingkat penyediaan sarana dan prasarana kebinamargaan

70% 70% 100 %

Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011

Urusan Perumahan Rakyat

Urusan ini dilaksanakan melalui Program Lingkungan Sehat Perumahan dan Lingkungan Sehat Pemukiman. Pada tahun 2011 Kota Bogor mendapat juara ke-3 untuk kota besar se-Indonesia dalam bidang Pembangunan Sarana Prasarana Keciptakaryaan.

a. Program Lingkungan Sehat Perumahan  perbaikan RTLH sebanyak 196 unit

 Program Corporate Social Responsibility (CSR) Bank BJB juga membantu dalam pembangunan 3 unit Child Centre, 3 unit Posyandu dan perbaikan Gedung Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM)

 Perbaikan sarana prasaranan melalui Urban Renewal dengan capaian sbb:

Target dan capaian kegiatan urban renewel, sebagaimana tertuang pada tabel 2.17


(30)

40 Tabel 2.17

Target Dan Capaian Kegiatan Urban Renewal

KEGIATAN URAIAN TARGET

KINERJA

CAPAIAN KINERJA Urban

Renewal Kebon Pedes

Terbangunnya sarana dan prasarana di wilayah Tanah Sareal :

1 RTH Pertamanan 300 m2 100 %

2 Pembangunan Kantor Pengelola Kawasan 60 m2 100 %

3 Pembangunan kandang sapi 2 Unit 100 %

4 Selter pengolahan pupuk 36 m2 100 %

5 Pembangunan gedung pengolahan hasil ternak 1 Unit 100 %

6 Bangunan bio listrik 36 m2 100 %

7 Menara air 1 Unit 100 %

8 Ruang penjaga 16 m2 100 %

9 Pematangan lahan + urugan 1100 m3 100 %

10 Pembangunan kios di sentra ekonomi 6 Unit 100 %

11 Bangunan laboratorium 30 m2 100 %

12 Bangunan MCK 2 Unit 100 %

13 Pengawasan Urban Renewal 1 Paket 100 %

14 Tembok Penahan Tanah Blok V 403,24 m3 100 %

15 Dinding pembatas di blok V 369 m2 100 %

16 Pemasangan PDAM 1 Unit 100 %

17 PJU + Panel 6 Titik 100 %

18 Pemasangan listrik + instalasi 4 Unit 100 % 19 Belanja konstruksi jembatan penyebrangan di

atas air 24 m2 100 %

Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011

 Pembuatan jalan lingkungan di Kelurahan Muarasari seluas 1200 m2, serta PJU 10 titik

 PerbaikanSarana Umum di Lokasi P2WKSS, Lomba Kelurahan dan Lomba Posyandu.


(31)

41 Tabel 2.18

Kegiatan PerbaikanSarana Umum

KEGIATAN URAIAN TARGET

KINERJA CAPAIAN KINERJA Perbaikan Sarana Umum di Lokasi Binaan P2WKSS, Lomba Kelurahan dan Lomba Posyandu

Terbangunnya sarana prasarana lingkungan perumahan permukiman

1 Perbaikan PSU di Lokasi Binaan P2WKSS Kel.Tegal Lega :

- Jalan P2WKSS - TPT P2WKSS - Jembatan P2WKSS - Posyandu P2WKSS

531,3 m2 100 % 81,91 m3 100 % 1 Unit 100 % 1 Unit 100 % 2 Perbaikan PSU di Lokasi Lomba 10

Program PKK Kel.Harjasari 80 m3 100 % 3 Perbaikan PSU di Lokasi Lomba Posyandu

Kel.Cimahpar 1 Unit 100 %

T O T A L

Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011

Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman di 6 Kecamatan se Kota Bogor yang meliputi Kecamatan Tanah Sareal, Kecamatan Bogor Selatan, Kecamatan Bogor Barat, Kecamatan Bogor Tengah, Kecamatan Bogor Timur dan Kecamatan Bogor Utara, dengan rincian sebagaimana tertuang pada tabel 2.19 sampai dengan tabel 2.24.

Tabel 2.19

Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kecamatan TanahSareal

KEGIATAN URAIAN TARGET

KINERJA PENCA PAIAN KINERJ A Pembangunan /Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kec. Tanah Sareal

Terbangunnya sarana prasarana di wilayah Tanah Sareal :

Pengaspalan Jalan Lingkungan RW.04,05 Kel.Sukaresmi 2212 m2 100 %

Pengaspalan Jalan Lingkungan RW.01,02 Kel.Sukadamai 2273.28 m2 100 %

Pengaspalan Jalan Halaman Dinkes 1570 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RT.01,02 RW.06 Kel.Mekarwangi 391.1 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RT.03 RW.09 Kel.Kencana 391.1 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RT.01,02,03,04 RW.01,02,05 Komplek Duta Kencana II Jl.Duta Pelangi RT.05 RW.11 Kel.Kedungbadak

2296.5 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan Jalan Dadali II RT.02 RW.05

Kel.Tanah Sareal 1191.5 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RT.02,03 RW.01 Kel.Kedungjaya 473.4 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RT.05 RW.09 dan Jl.Flamboyan 4


(32)

42

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.09 RT.01,02,03 ; RW.01

RT.03 Kel.Sukadamai 1450.46 m2 100 %

Lanjutan Perbaikan Jalan Kp.Riau RT 02/03 Kel.Mekarwangi 286 m2 100 %

Perbaikan Jalan RT 01/14 Situ Asem Kel.Mekarwangi 225 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RT 05/04 Kukupu Kel.Cibadak 525 m2 100 %

Perbaikan Jalan dan turap Gg.Talang RT 03/04 Kel.Sukaresmi 22.8 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RT 05/06 Kel.Sukaresmi 16.74 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RT 02/05 Kel.Sukaresmi 221 m2 100 %

Perbaikan Jalan taman cimanggu Utara Kel.Kedung Waringin 430 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan Cimanggu Utara RT 03/08 228 m2 100 %

Perbaikan jalan Perkutut Rt 05/03 Kel.Tanah Sareal 486 m2 100 %

Pembangunan Tembok Penahan Tanah RT.05 RW.04

Kel.Kedungbadak 109.39 m3 100 %

Pembangunan Sedotan Kali Ciereng RT.02 RW.01

Kel.Kedungjaya 192.14 m3 100 %

Pembangunan Saluran Air RT.05/04 Cimanggu Gang Amil

RT.02/03 RW.04 Kel.Kedung Badak 265.4 m2 100 %

Perbaikan Saluran air Gg.Kamboja RT 05/04 Kel.Kedungjaya 212 m1 100 %

T O T A L

Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011:

Tabel 2.20

Kegiatan Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana Kecamatan Bogor Selatan

Kegiatan Uraian Target

Kinerja Pencapaian

Pembangunan /Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kec. Bogor Selatan

Terbangunnya sarana prasarana di wilayah Bogor Selatan :

Child Center Kel.Harjasari 1 Unit 100 %

Rehabilitasi Turap dan Kamar Mandi SDN Cipaku I 59,1 m3 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.02,10 Kel.Genteng 1200 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.03 Kel.Rangga Mekar 2312,5 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.04 Kel.Pakuan 710 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.01,02 Kel.Bojong Kerta 1872 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.18 Kel.Cipaku 1600 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.02,04 Kel.Kertamaya 1430 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.04 Kel.Pamoyanan 1505 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.06,08 Kel.Muarasari 2440 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.10,12 dan 13 Kel.Empang 1763,6 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RT.01,02, RW.05 ; RT.01,04 RW.15

Kel.Bondongan 640 m2 100 %

Perbaikan Jalan Masuk SD Rangga Mekar RW.05 Kel.Rangga Mekar 167,37 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RT.1,2,3 RW.8 Kel.Rancamaya 954,4 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RW.08 RT.07 Kel.Cikaret 101,7 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RT.03 RW.11 Kel.Pamoyanan 613 m2 100 %

Perbaikan Jalan Pakuan RT.01,02 RW.04 ; RT.01,02,03,04 RW.05

Kel.Pakuan 2043,58 m2 100 %

Perbaikan Jalan Mekarsari RW.03 dan jalan setapak kampung


(33)

43

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.10 Kel.Mulyaharja 468,93 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak (paving Blok) Kel.Harjasari 179,8 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RT 01,02,04 RW 05 Kel.Batutulis 637,8 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RT 01/04 Kel.Genteng 46 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RT 01/05 Kel.Batutulis 473 m2 100 %

Lanjutan Perbaikan Jalan Lingkungan RW 10 Kel.Mulyaharja 403,1 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RT 02/02 Kel.Mulyaharja 910,02 m2 100 %

Lanjutan Perbaikan Jalan Lingkungan RW 03 Kel.Ranggamekar 625 m2 100 %

Lanjutan JPO Batu Tulis 736,4 kg 100 %

Pembangunan Tembok Penahan Tanah Kel.harjasari 625 m3 100 %

Pembangunan Tembok Penahan Tanah RT 01/01, RT 02/09

Kel.Genteng 65,36 m3 100 %

Pembangunan Tembok Penahan Tanah RT 01 Kel.Bojongkerta 65,38 m3 100 %

Pembangunan Tembok Penahan Tanah RT 03/07 Kel.Bondongan 80,28 m3 100 %

Perbaikan Tembok Penahan Tanah RW 03 Kel.Ranggamekar 66,04 m3 100 %

Perbaikan Drainase RT 02/04 Kel.Rancamaya 69 m1 100 %

Pembuatan Saluran Air RT 01/09 dan RT 02,03,04 RW 01

Kel.Genteng 24,4 m1 100 %

Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011

Tabel 2.21

Kegiatan Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kecamatan Bogor Barat

Kegiatan Uraian kinerja Target

Penca Paian kinerja

Pembangunan /Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kec. Bogor Barat

Terbangunnya sarana prasarana di wilayah Bogor Barat:

Pembuatan Posyandu RW 01 Kel.Gunung Batu 1 Unit 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.02,07 Kel.Bubulak 2168,75 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.05 Kel.Balumbangjaya 481,5 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.01 Kel.Semplak 1583,75 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.04,10 Kel.Cilendek Barat 1780,68 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.03,05 dan 10 Kel.Curug 1480,5 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan Mesjid Al Ikhlas RT.03 RW.04 Kp.Cilubang

Nagrak Kel.Situ Gede 437,5 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RT.02 RW.04 Kel.Balumbangjaya 195 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RT. 01,02 RW.03 Kel.Balumbangjaya 197,4 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RW.06,07 dan 12 Kel.Pasir Jaya 2065 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RT.03 RW.01 Kel.Curug 94,2 m2 100 %

Perbaikan Jalan Sirnasari 3 RT.02 RW.09 Sindang Barang 810 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan Gg.Makam RT.02 RW.05 Kel.Cilendek Barat 582,3 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RW.01,11,13 Kel.Loji 2474 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan (Lanjutan) Jl.Panorama RW.05

Kel.Sindangbarang 273 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW 07,16 Kel.Cilendek Barat 1424,29 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW 01,04,08 Kel.Bubulak 464 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW 03,10 Kel.Bubulak 399,6 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW 05,07 Kel.Bubulak 603,6 m2 100 %


(34)

44

Perbaikan Jalan Lingkungan RW 07 Kel.Pasir Mulya 408 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RT 01,02,04 RW 04 Kel.Balumbangjaya 549,2 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RT 03, 04 RW 03 Kel.Balumbangjaya 243 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RW 04 Kel.Situgede 238,51 m2 100 %

Pembangunan Jalan Setapak dan MCK RT 01,02 RW 08 Kel.Semplak 124 m2 100 %

Pembangunan Tembok Penahan Tanah RW.02 Kel.Cilendek Timur 469 m3 100 %

Pembangunan Tembok Penahan Tanah RW. 02,11 Kel.Gunung Batu 503,32 m3 100 %

Pembangunan Tembok Penahan Tanah RW.04 Kel.Margajaya 201,6 m3 100 %

Pembangunan Tembok Penahan Tanah RW 12 Kel.Cilendek Barat 143 m3 100 %

Pembangunan Tembok Penahan Tanah Gg.Mushola RT 07/05

Kel.Pasirjaya 88,82 m3 100 %

Pembangunan Saluran Pembuangan air hujan permukiman RW.05,06,07

Kel.Situ Gede 425 m1 100 %

Pembangunan Saluran Drainase RT.05 RW.04 Kel.Balumbangjaya 53 m1 100 %

Pembangunan Saluran Drainase RT.04 RW.05 Jabaru IV Kel.Pasir Kuda 227,8 m1 100 %

Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011

Tabel 2.22

Kegiatan Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kecamatan Bogor Tengah

Kegiatan Uraian Target

kinerja

Pencapaian kinerja

Pembangunan/ Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kec. Bogor Tengah

Terbangunnya sarana prasarana di wilayah Bogor Tengah :

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.05,12 Kel.Ciwaringin 1051,26 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.05 Kel.Panaragan 191 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan di RT.03 RW.11 Kel.Ciwaringin 35 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RT.05 RW.12 Kel.Ciwaringin 215,72 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RT.01,02 RW.02 Kel.Babakan 647,44 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RT.03 RW.3 Kel.Cibogor 521 m2 100 %

Pembuatan Jalan Tembus RT.01 RW.04 Kel.Tegal Lega 146,8 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RW 04 Kel.Paledang 913 m2 100 %

Perbaikan Jembatan Gantung RW.05 Kel.Sempur 1 Unit 100 %

Pembangunan Tembok Penahan Tanah RW.07 Kel.Gudang 184,2 m3 100 %

Lanjutan Pembangunan Tembok Penahan Tanah RW. 04

Kel.Cibogor 155,9 m3 100 %

Pembangunan Tembok Penahan Tanah RW.02,06 Kel.Kebon Kalapa 360 m3 100 %

Pembangunan Tembok Penahan Tanah RT.04 RW.10 Kel.Ciwaringin 91 m3 100 %

Pembangunan Turap dan Menara Mesjid RW 05 Kel.Cibogor 1 Unit 100 %

Pembangunan Tembok Penahan Tanah RT 02/06 Kel.Panaragan 95,59 m3 100 %

Pembangunan Saluran air RT.03 RW.05 Kel.Sempur 77 m1 100 %

Pembangunan Saluran air RT.02 RW.02 Kp.Cingcau Kel.Gudang 83,22 m3 100 %

Pembangunan Saluran Air Hujan di Kel.Tegallega 66,78 m1 100 %


(35)

45 Tabel 2.23

Kegiatan Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kecamatan Bogor Timur

KEGIATAN URAIAN KINERJA TARGET

PENCAP AIAN KINERJ A Pembangunan/ Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kec. Bogor Timur

Terbangunnya sarana prasarana di wilayah Bogor Timur:

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.01 Kel.Sukasari 4850 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan Gang Pemuda RW.01 Kel.Katulampa 311.9 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.02,03,06,07 Kel.Sindang Sari 487 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.02,03,08,10 Kel.Sindang Rasa 5500.6 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RW.06,07,08 dan 12 Kel.Baranangsiang 1032.92 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RT.06 RW.07 Kel.Sindang Rasa 177.98 m2 100 %

Pembutan Jalan Tembus dari RT.05 s.d 02 RW.05 Kel.Sindangsari 52.36 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RT.03,04,05 RW.03 Kel.Sukasari 14.85 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan dan Drainase Al Busro RW.02

Kel.Katulampa 770 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RT 05/09 Kel.Katulampa 234 m2 100 %

Pengaspalan Jalan RT 07/08 Kel.Katulampa 240 m2 100 %

Perbaikan Jalan RT 01/07 Kel.Sindangsari 584.65 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW 02,03,06,07 Kel.Sindangsari 3833.34 m2 100 %

Perbaikan Jalan Sukamulya Kel.Sukasari 450.5 m2 100 %

Perbaikan PSU Kel.Sindangsari 133 m2 100 %

Perbaikan Saluran RT 01,02 RW 05 Kel.Sindangsari 48.38 m1 100 %

Perbaikan Saluran Air Hujan dan Penutup beton RT 03/03

Kel.Sindangsari 19.27 m1 100 %

Pembangunan Saluran air di Bantar Kemang RT.01/13

Kel.Baranangsiang 770 m1 100 %

Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011

Tabel 2.24

Kegiatan Pembangunan/Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kecamatan Bogor Utara

Kegiatan Uraian Target

kinerja Pencapa ian Kinerja Pembangunan/ Perbaikan Sarana Prasarana Lingkungan Permukiman Kec. Bogor Timur

Terbangunnya sarana prasarana di wilayah Bogor Timur:

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.01 Kel.Sukasari 4850 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan Gang Pemuda RW.01 Kel.Katulampa 311.9 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.02,03,06,07 Kel.Sindang Sari 487 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW.02,03,08,10 Kel.Sindang Rasa 5500.6 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RW.06,07,08 dan 12 Kel.Baranangsiang 1032.92 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RT.06 RW.07 Kel.Sindang Rasa 177.98 m2 100 %


(36)

46

Perbaikan Jalan Lingkungan RT.03,04,05 RW.03 Kel.Sukasari 14.85 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan dan Drainase Al Busro RW.02

Kel.Katulampa 770 m2 100 %

Perbaikan Jalan Setapak RT 05/09 Kel.Katulampa 234 m2 100 %

Pengaspalan Jalan RT 07/08 Kel.Katulampa 240 m2 100 %

Perbaikan Jalan RT 01/07 Kel.Sindangsari 584.65 m2 100 %

Perbaikan Jalan Lingkungan RW 02,03,06,07 Kel.Sindangsari 3833.34 m2 100 %

Perbaikan Jalan Sukamulya Kel.Sukasari 450.5 m2 100 %

Perbaikan PSU Kel.Sindangsari 133 m2 100 %

Perbaikan Saluran RT 01,02 RW 05 Kel.Sindangsari 48.38 m1 100 %

Perbaikan Saluran Air Hujan dan Penutup beton RT 03/03

Kel.Sindangsari 19.27 m1 100 %

Pembangunan Saluran air di Bantar Kemang RT.01/13

Kel.Baranangsiang 770 m1 100 %

Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011

Pengelolaan dan pemeliharaan Rusunawa

Target penerimaan sewa pada tahun 2011 sebesar Rp.250.000.000,- telah terlampaui menjadi Rp. 283.500.000,- sehingga capaian sebesar 113,4% dengan jumlah penghuni rusunawa pada akhir tahun 2011 berjumlah 110 KK.

Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman (MCK)

Untuk peningkatan kulaitas lingkugan pemukimaan target kinerja dan capaian kinerja sebagaimana tabel 2.25:

Tabel 2.25

Kegiatan Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman (MCK)

KEGIATAN URAIAN TARGET

KINERJA

PENCAPAIAN KINERJA Peningkatan

Kualitas Lingkungan Permukiman (MCK)

Pembangunan / perbaikan MCK di 5 wilayah:

1

Pembuatan MCK Curug Indah RT.01,02 RW.01 Kec.Bogor Barat

1 Paket 100 %

2

Pembuatan MCK Umum dan Saluran buis beton RT.03 Kel.Kedung Badak

1 Paket 100 %

3

Penutupan selokan dan pembuatan MCK Pulo Armin RT.05 RW.04 Kel.Baranangsiang

1 Paket 100 %

T O T A L


(37)

47 Perbaikan Sarana dan Prasarana Olahraga/Pendidikan/Penunjang Pendidikan

Kegiatan Perbaikan Sarana dan Prasarana Olahraga/Pendidikan/Penunjang Pendidikan, sebagaimana tertuang pada tabel 2.26

Tabel 2.26

Target dan capaian Perbaikan Sarana dan Prasarana Olahraga

KEGIATAN URAIAN TARGET

KINERJA

PENCAPAIAN KINERJA Perbaikan

Sarana

Olahraga/Pendidi kan/Penunjang Pendidikan

Tersedianya sarana olahraga yang representatif:

Renovasi Lapangan Bola Volley dan Lapangan Basket untuk SMAN 7 Bgr

1 Paket 100 %

Renovasi Lapangan

Basket untuk SMPN 3 Bgr 1 Paket 100 %

T O T A L

Sumber : LKPJ Kota Bogor, Tahun 2011

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat ( PNPM )

Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendukung program penanggulangan kemiskinan di perkotaan, dengan hasi sebagai berikut yaitu :

a. Perbaikan/pembangunan drainase sepanjang 4.175 m’ dengan anggaran dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM APBN) dan swadaya masyarakat.

b. Perbaikan jalan lingkungan seluas 19.781 m2 dengan anggararan dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM APBN) dan swadaya masyarakat.

c. Perbaikan jembatan sebanyak 110 unit dengan anggaran an dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM APBN) dan swadaya masyarakat.

d. Pembangunan MCK sebanyak 6 unit dengan anggaran dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM APBN) - dan swadaya masyarakat.

e. Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebanyak 85 unit dengan anggaran dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM APBN) dan swadaya masyarakat .

f. Perbaikan/pembangunan Posyandu sebanyak 10 unit dengan anggaran dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM APBN) dan swadaya masyarakat.

g. Pembangunan fasilitas pendidikan 1 unit dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM APBN) dan swadaya masyarakat.


(38)

48 h. Pembangunan kios 1 unit dengan anggaran dari Bantuan Langsung

Masyarakat (BLM APBN) dan swadaya masyarakat.

i. Tempat pembuangan sampah 45 unit dengan anggaran dari Bantuan Langsung Masyarakat (BLM APBN) dan swadaya masyarakat.

Program Peningkatan Kesiagaan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran 1) Pemeriksaan alat pemadam kebakaran dan hidrant

Target pemeriksaan alat pemadam kebakaran dan hidrant pada tahun 2011 sebanyak 400 bangunan , 520 hidrant adapun realisasi sepanjang tahun 2011 sebanyak 227 bangunan dan 520 hidrant, sehingga capaian sebesar pemeriksaan bangunan adalah 57 % dan hidrant 100 %.

2) Piket Petugas Pemadam Kebakaran

Target piket pemadam kebakaran tahun 2011 adalah 365 hari dimana terbagi dalam 6 regu piket didua Pos. Adapun setiap regu melaksanakan 121 hari jadwal piket. Realisasi pada Tahun 2011 adalah 100%, dimana target 365 hari dapat dilaksanakan seluruhnya.

3) Pengembangan Sistem Komunikasi Pencegahan Kebakaran

Selama tahun 2011 telah dikembangkan sebanyak 15 titik sistem komunikasi pencegahan kebakaran, sehingga capaian kegiatan ini sebesar 100%.

4) Gladi Anggota Pemadam Kebakaran, Latihan Relawan, Kebakaran dan Latihan Anggota Kebakaran terhadap 150 orang masyarakat.

5) Pengadaan 13 jenis Alat-alat Penanggulangan Bencana Alam dan 28 jenis alat pemadam Kebakaran

6) Pemeliharaan alat Pemadam Kebakaran 7) Tindakan Penanggulangan Bencana Alam

Target penanggulangan bencana adalah 11 menit pada setiap tindakan, adapun rata-rata waktu kecepatan penanganan bencana 11 menit, sehingga capaian 100 %. Jumlah kejadian bencana alam pada tahun 2011 yang ditangani oleh UPTD Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan bencana Alam sebanyak 63 kejadian, dengan rincian 34 kejadian kebakaran, 23 kejadian pohon tumbang, 3 kejadian longsor, 2 kejadian banjir, dan 1 kejadian orang hanyut. Perincian kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :


(39)

49 Urusan Perhubungan

Urusan Perhubungan melalui Program Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan, Program Peningkatan dan Pengamanan Lalu Lintas, Program Peningkatan Pelayanan Angkutan dan Program Peningkatan Kelaikan Pengoperasian Kendaraan Bermotor, Program Peningkatan Sarana, Prasarana, Operasional dan Akomodasi Aparatur

A. Program Pembangunan Sarana Dan Prasarana Perhubungan, dilakukan melalui :

1. Peningkatan retribusi UPTD terminal pada tahun 2011, sebagaimana tertuang dalam tabel 2.27:

Tabel. 2.27

PENDAPATAN RETRIBUSI UPTD TERMINAL TAHUN 2011

NO JENIS PUNGUTAN

TARGET TAHUN 2011 Perda No. 6 Tahun

2008

REALISASI TAHUN

2011 %

1 2 3 5 6

1 Retribusi TPR Rp 345.200.000,- Rp 379.619.000,- 109,97 2 Retribusi Non Bis Dalam

Kota Rp 1.372.572.000,- Rp 1.410.266.000,- 102,75 3 Retribusi Non Bis Antar

Kota Rp 45.320.000,- Rp 47.429.000,- 104,65

4 Fasilitas MCK Rp 108.320.000,- Rp 119.214.000,- 110,06 5 Retribusi Harian Kios Rp 101.520.000,- Rp 84.393.500,- 83,13 6 Retribusi Parkir

Kendaraan Bermotor Rp 268.768.000,- Rp 201.565.000,- 75,00 Jumlah Rp 2.241.780.000,- Rp 2.242.486.500,- 100,04

Sumber : Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 2011

2 Detail Engineering Design (DED) untuk Jembatan Penyeberangan

Orang (JPO) di 3 (tiga) titik lokasi, yaitu:

a. Depan Masjid Raya ( Jalan Raya Pajajaran)

b. Depan Rumah Sakit Palang Merah Indonesia (PMI) Jalan Raya Pajajaran.

c. Depan Muara Krakatau (Jalan Raya Tajur)

3. Kajian Penempatan Lokasi dan DED Fasilitas Pemberhentian Angkutan Umum Kota Bogor (shelter/ Non Trans Pakuan) untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kontruksi dan lokasi fasilitas pemberhentian angkutan umum sehingga dapat terwujudnya


(1)

99

Grafik 2.12

Jumlah Penurunan KK Miskin Tahun 2011 (KK

)

-200 400 600 800 1.000 1.200 1.400 1.600 BOGOR TENGAH BOGOR UTARA TANAH SAREAL * BOGOR BARAT* BOGOR SELATAN BOGOR TIM UR *

KOTA BOGOR

137 164

253

358 346

1 94 1.45 2

8 1 130

16 4

48 4

336

194

1 .3 89

(* ) Da t a p er lu Ver ifikasi Ul an g

Penur unan KK M iskin Kot a Bogor Tahun 201 0 - 20 11

201 0

201 1

Sumber Bappeda Kota Bogor

Adanya penurunan jumlah KK miskin sebanyak 1389 KK berarti telah terjadi

kenaikan status KK miskin pada 1.389 KK dari total KK binaan sebanyak 6146 KK,

sehingga masih menyisakan sebagai KK binaan yang ststus ekonominya tidak

berubah, sebagaimana tertuang pada tabel 2.70

Tabel 2.70

Perubahan Status Gakin Tahun 2010

Naik absolut % t hd RTS

BOGOR TENGAH 5.084 237 156 81 0,19%

BOGOR UTARA 5.231 224 94 130 0,31%

TANAH SAREAL * 6.962 309 145 164 0,39%

BOGOR BARAT* 11.289 495 11 484 1,14%

BOGOR SELATAN 10.092 500 164 336 0,79%

BOGOR TIM UR * 3.670 4.381 4.187 194 0,46%

KOTA BOGOR 42.328 6.146 4.757 1.389 3,28%

Kecam at an RTS Binaan Tet ap Naik

Sumber: BPMKB, Bappeda Kota Bogor diolah

Adanya penurunan persentase KK miskin di Kota Bogor sebanyak 3,28%

merupakan kontribusi dari masing-masing Kecamatan. Kecamatan Bogor Barat

memberikan kontribusi sebanyak 34,85%, sedangkan yang terendah adalah

Kecamatan Bogor Tengah sebanyak 5,83%. Rincian kontribusi per kecamatan,

sebagaimana tertuang pada grafik 2.13


(2)

100

Grafik 2.13

Kontribusi kecamatan dalam penurunan KK Miskin Tahun 2011

5,83%

9,36% 11,81%

34,85% 24,19%

13,97%

Kontribusi per Kecamatan dalam penurunan 3,28% KK tahun 2011

BOGOR TENGAH BOGOR UTARA TANAH SAREAL BOGOR BARAT BOGOR SELATAN BOGOR TIM UR

Sumber : Bappeda Kota Bogor

2.2. Permasalahan Pembangunan Daerah

Pembangunan yang telah dilaksanakan selama beberapa tahun terakhir ini telah memberikan hasil dan manfaat bagi kehidupan masyarakat secara keseluruhan, namun demikian terdapat permasalahan yang timbul dalam proses pembangunan menyebabkan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat yang memadai belum terrealisasi sesuai dengan harapan yang ditetapkan dalam RPJMD Kota Bogor tahun 2010-2014.

2.3.1. Permasalahan Daerah yang Berhubungan dengan Prioritas dan

Sasaran Pembangunan Daerah

2.3.1.1 Permasalahan Empat Prioritas Pembangunan

a. Transportasi

Kondisi ketidakefisienan transportasi juga terjadi di Kota Bogor, hal ini tercermin dari adanya titik-titik rawan kemacetan di berbagai wilayah Kota dan kesemrawutan lalu lintas.

1. Kualitas pelayanan Transportasi umum yang kurang memadai.


(3)

101

3. Rendahnya disiplin masyarakat dalam bertransportasi.

4. Masih rendahnya kesadaran pengguna jalan dalam mentaati rambu lalu

lintas.

5. Rasio panjang jalan terhadap jumlah kendaraan tidak seimbang.

b. PKL:

Penanganan Pedagang Kaki Lima, secara umum telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bogor, dengan berbagai macam program dan kegiatan,tetapi masih ada hambatan atau kendala yaitu :

1. Kesadaran para pelaku usaha informal masih rendah

2. Belum adanya konsistensi dalam penegakan dan penertiban PKL

c. Kebersihan:

Permasalahan yang terjadi dalam penanganan masalah kebersihan di Kota Bogor yaitu :

1. Volume sampah terangkut terhadap jumlah timbunan sampah belum

seimbang

2. TPA yang ada belum memadai sesuai dengan perundang-undangan.

d. Kemiskinan:

Permasalahan yang terjadi dalam penanganan masalah kemiskinan di Kot a Bogor yaitu :

1. Validitas dan realibilitas data kemiskinan

2. Rendahnya kesempatan kerja bagi keluarga miskin

3. Rendahnya pendidikan keluarga miskin

2.3.1.2 Permasalahan Pembangunan

1. Permasalahan pada Bidang Sosial Budaya meliputi:

a. Pendidikan, antara lain beberapa permasalahan mendasar yang

memerlukan penanganan segera mencakup:


(4)

102

2) penyediaan sarana prasarana pendidikan belum memenuhi Standar

Pelayanan Minimal.

3) masih terdapat Masyarakat yang buta aksara dan putus jenjang.

b. Kesehatan, antara lain beberapa permasalahan mendasar yang

memerlukan penanganan segera mencakup :

1) belum meratanya mutu layanan kesehatan

2) masih belum adanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan

masyarakat

3) masih rendahnya Pola Hidup Bersih dan Sehat;

4) masih terdapat penyakit yang disebabkan oleh faktor epidemi.

2. Permasalahan pada Bidang Keolahragaan adalah pembinaan olahraga yang

belum tertata secara sistematis antara olahraga pendidikan di lingkungan persekolahan, olahraga rekreasi dan olah raga tradisional di lingkungan masyarakat, dan olahraga prestasi untuk kelompok atlit yang menjadi tulang punggung Kota Bogor dalam pentas kompetisi olahraga nasional. Sedangkan permasalahan dibidang kepemudaan masih terbatasnya sarana dan prasana untuk mewadahi aktivitas dan kreativitas generasi muda yang lebih berkualitas dan mandiri.

3. Permasalahan pada Bidang Pemberdayaan Perempuan masih sangat

terbatasnya program/ kegiatan terutama yang terkait dengan kesempatan usaha, masih terdapat perempuan dan anak menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga, serta belum optimalnya peran lembaga sosial masyarakat terhadap perlindungan perempuan dan anak.

4. Permaslahan di Aspek Budaya adalah belum tergali dan termanfaatkannya

potensi dan kearifan budaya lokal (indigeneos knowledge) sebagai modal sosial dalam pembangunan. Selain itu perlu ditingkatkan ketahanan budaya masyarakat akibat imbas pengaruh globalisasi.

5. Adanya kecenderungan peningkatan jumlah dan jenis Penyandang Masalah

Kesej ahteraan Sosial (PMKS). Hal ini tampak dari merebaknya kasus-kasus permasalahan sosial seperti perdagangan manusia (trafficking), HI V AI DS, dan penyalahgunaan narkoba. Peran serta masyarakat dalam penanganan masalah sosial masih relatif rendah sebagai akibat pola pikir masyarakat yang


(5)

103

masih menganggap tabu untuk mengungkap permasalahan sosial, meskipun berdampak luas terhadap kehidupan bermasyarakat. Kemiskinan di Kot a Bogor Relatif masih tinggi.

6. Permasalahan di Bidang Ekonomi adalah pertumbuhan investasi belum

mampu meningkatkan keterkaitan dengan usaha ekonomi lokal dan belum mampu menyediakan lapangan/ kesempat an kerja untuk mengimbangi jumlah penganggur/ pencari kerja.

Beberapa kendala dalam upaya peningkatan investasi di Kota Bogor, antara lain:

a. belum efisien dan efektifnya birokrasi, belum adanya kepastian hukum

dan kepastian berusaha serta jaminan keamanan berusaha dalam bidang penanaman modal, dan masih rendahnya infrastruktur pendukung.

b. masih tingginya angka pengangguran yang disebabkan tidak

sebandingnya jumlah pertumbuhan angkatan kerja dengan laju pertumbuhan kesempatan kerja, serta rendahnya kompetensi tenaga kerja, sehingga, angkatan kerja yang begitu besar di Kota Bogor belum terserap secara optimal oleh sektor-sektor formal.

7. Permasalahan di bidang I nfrastruktur Wilayah antara lain:

a. I nfrastruktur transportasi di wilayah di Kota Bogor masih belum

memadai yang ditunjukkan, antara lain sebagai berikut: rendahnya tingkat kemantapan dan kondisi jalan, rendahnya kualitas dan cakupan pelayanan infrastuktur jaringan jalan, kurangnya ketersediaan dan perlengkapan jalan dan fasilitas lalu lintas, belum optimalnya kondisi dan penataan sistem hirarki terminal sebagai tempat pertukaran moda transportasi, dan jumlah pergerakan yang terjadi khususnya pergerakan di wilayah tengah Kota Bogor belum terakomodasikan dengan optimal;

b. Permasalahan pada aspek infrastruktur sumber daya air dan irigasi,

antara lain:

(1). Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air dan


(6)

104

(2). Bencana banj ir masih terus terj adi akibat menurunnya kapasitas

infrastruktur sumber daya air dan daya dukung lingkungan serta

tersumbatnya saluran drainase akibat membuang sampah

sembarangan.

c. Permasalahan pada bidang tata ruang dan Pengembangan Wilayah

adalah Penyimpangan pemanfaatan ruang ditunjukkan oleh tingginya alih fungsi lahan produktif karena pengaruh kegiatan ekonomi, perkembangan penduduk maupun kondisi sosial budaya. Alih fungsi yang terjadi umumnya mengabaikan rencana tata ruang yang telah direncanakan sebelumnya. Alih fungsi lahan kawasan lindung menjadi kawasan budidaya (lahan terbangun) juga masih relatif tinggi.