Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keberadaan Saham Tidur dan Kinerja Perusahaan T2 912012020 BAB V

BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

1.1. Simpulan
Penelitian

ini

bertujuan

untuk

menganalisis

kinerja perusahaan yang sahamnya tidur di BEI dengan
menganalisis keuangan perusahaan yang teridiri dari
rasio ROA, ROE, EPS, dan PER. Berdasarkan analisis
combined analysis yaitu penggabungan analisis time
series dan cross sectional approach menghasilkan
temuan bahwa rata-rata hanya terdapat 12 (18%)
saham tidur yang memiliki kinerja baik. Hasil tersebut

membuktikan bahwa mayoritas saham tidur cenderung
berkinerja buruk yaitu tidak mengalami pertumbuhan
kinerja, bahkan beberapa perusahaan diantaranya
memiliki nilai rasio negatif dan mengalami penurunan
kinerja tiap tahunnya.

1.2. Implikasi
5.2.1 Impilkasi Teoritis
Hasil

penelitian

ini

membuktikan

bahwa

mayoritas saham tidur cenderung memiliki kinerja yang
buruk yaitu tidak mengalami pertumbuhan kinerja,

bahkan beberapa diantaranya mengalami penurunan
35

kinerja.

Hal

perusahaan
pengaruh

ini
yang

atas

memberikan
dinilai

tingkat


implikasi

buruk

akan

likuiditas

kinerja

membawa

saham,

yaitu

penurunan likuiditas saham yang tidak menutup
kemungkinan saham yang dimiliki perusahaan menjadi
saham tidur.


5.2.1 Impilkasi Terapan
a.

Bagi

Investor,

dalam

berinvestasi

disarankan

menghindari saham yang berkinerja buruk karena
saham menjadi kurang aktif diperdagangkan yang
lama kelamaan akan menjadi saham tidur. Selain
itu investor perlu berhati-hati berinvestasi pada
perusahaan yang jumlah saham beredar dan nilai
kapitalisasinya kecil dipasaran karena berpotensi
menjadi saham tidur.

b.

Bagi

Perusahaan,

perlu

meningkatkan

kinerja

perusahaan dan menambah jumlah saham yang
beredar dipasaran agar saham diminati investor
dan kembali aktif diperdagangkan.

36

1.3. Keterbatasan Penelitian dan Agenda
Penelitian Mendatang

Penelitian ini hanya menganalisis karakteristik
dan kinerja perusahaan yang sahamnya tidur di BEI,
namun tidak dilakukan pengujian terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi saham pada perusahaan
menjadi saham tidur. Faktor-faktor tersebut antara lain
kinerja perusahaan, jumlah saham beredar, harga
saham, dan kapitalisasi pasar. Selain itu penelitian ini
tidak melihat perkembangan transaksi saham tidur,
apakah

saham tidur tidak mengalami peningkatan

transaksi jangka panjang, atau saham tidur hanya
berlangsung jangka pendek, yang kemungkinan dapat
kembali aktif diperdagangkan.
Berkaitan dengan keterbatasan penelitian ini
maka agenda penelitian mendatang dapat dilakukan
pengujian terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
saham tidur, serta melakukan pengamatan terhadap
perkembangan transaksi pada saham tidur. Selain itu
saham


tidur

dapat

juga

dikaitkan

dengan

porsi

kepemilikan saham tertinggi (ultimate ownership), dan
menilai prospek perusahaan menggunakan Capital
Expenditure Growth.

37