Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan Warga Jemaat terhadapa pendeta Bersuamikan Pelaut di Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST) Inbar Jakarta T1 712006019 BAB II

(1)

9 BAB II

PENDETA DAN KELUARGANYA

II.1. Pendeta dan Pelayanannya

Pendeta adalah seor ang yang ber tugas melayani, baik membr itaan Fir man Tuhan, ber saksi, member ikan sakr amen yang sebagainya. Sebagai seor ang pendeta, jemaat menuntut agar pendetanya sebagai seor ang yang mempunyai jiw a sebagai seor ang malaikat. Untuk itu menjadi seor ang pendeta mempunyai kesiapan hati ter sendir i di dalam mempimpin ger eja Tuhan. Dar i kar akt er seor ang pendet a sangatlah dinilai oleh jemaatnya. Ar tinya bagaimana jemaat dapat meneladani pendetanya, apabila pendetanya tidak dapat diteladani. Sehingga sifat keteladanan pendeta sagatlah dituntut dalam pelayanan baik di ger eja maupun dikeluar ga. Sebagai seor ang pendeta per lu kesanggupan yang penuh untuk menjalani tugas dan panggilannya. Ber bicar a mengenai tugas dan pelayanan pendeta, ger eja mer upakan tempat yang utama bagi pendet a menjalankan tugas dan pelayanannya sebagai seor ang pendeta. 1Ger eja t ampak pada har i ibadah, itulah ger eja yang ber himpun.Ger eja pun tampak pada har i-har i ker ja, itulah ger eja yang menyebar . Ger eja yang ber himpun hanya beber apa jam seminggu, namun ger eja menyebar setiap har i sepanjang pekan melalui kehadir an tiap anggotanya dilingkungan hidupnya masing-masing. Di sini dapat dilihat letak str ategis dar i jemaat di mana kita menjadi sur at Kr istus di tengah-tengah masyar akat. Di sini pula letak str ategis pendeta, pendeta membekali anggotanya dan memampukan mer eka menjadi ger eja


(2)

10

yang menyebar .Ibar at pasukan tempur kaum aw am adalah pasukan bar is depan sedangkan pendeta adalah pasukan gar is bel akang yang memasok pembekalan. Tugas dan panggilan jemaat itu akan lebih sulit dimasa mendatang sebab pr oblematika hidup akan menjadi r umit. Untuk itu dibutuhkan pendeta dan jemaat yang ber mitr a, yaitu masing-masing tahu apa per annya dan masing-masing mampu menjalankan per annya.

II.2 Keluar ga

Keluar ga adalah unit ter kecil dar i masyar akat yang ter dir i atas kepala keluar ga dan beber apa or ang yang ter kumpul dan tinggal di suatu tempat di baw ah suatu atap dalam keadaan saling keter gantungan.Per anan keluar ga menggambar kan seper angkat per ilaku antar pr ibadi, sifat, kegiatan yang ber hubungan dengan pr ibadi dalam posisi dan situasi ter tentu.Per anan pr ibadi dalam keluar ga didasar i oleh har apan dan pola per ilaku dar i keluar ga, kelompokdan masyar akat.Keluar ga sebagai unit sosial ter kecil mempunyai per anan yang sangat menentukan.Boleh dikatakan sejahter a atau tidaknya suatu masyar akat, ter gantung pada sejahter a tidaknya keluar ga-keluar ga yang ada dalam masyar akat ter sebut.Lagi pula keluar ga mempunyai panggilan yang luhur yaitu menyediakan tempat dan suasana cintakasih yang timbal balik antar a suami dan istr i, antar a or ang tua dan anak, sehingga setiap anggota keluar ga dapat tumbuh dan ber kembang menjadi pr ibadi yang dew asa.

Mengingat fungsi keluar ga bagi seti ap anggota keluar ganya, maka ada beber apa fungsi atau per anan keluar ga yang ber guna bagi kehidupan penghuni


(3)

11

anggota keluar ga, di antar anya : Fungsi Pendidikan, dilihat dar i bagaimana keluar ga mendidik dan menyekolahkan anak untuk memper siapkan kedew asaan dan masa depan anak. Fungsi Sosialisasi, dilihat dar i bagaimana keluar ga memper siapkan anak menjadi anggota masyar akat yang baik. Fungsi Per lindungan, dilihat dar i bagaimana keluar ga melindungi anak sehingga anggota keluar ga mer asa ter lindung dan mer asa aman. Fungsi Per asaan, dilihat dar i bagaimana keluar ga secar a instuitif mer asakan per asaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam ber komunikasi dan ber inter aksi antar sesama anggota keluar ga. Sehingga saling penger tian satu sama lain dalam menumbuhkan kehar monisan dalam keluar ga.

FungsiAgama, dilihat dar i bagaimana keluar ga memper kenalkan dan mengajak anak dan anggota keluar ga lain melalui kepala keluar ga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia. Fungsi Ekonomi, dilihat dar i bagaimana kepala keluar ga mencar i penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian r upa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluar ga. Fungsi Rekr eatif, dilihat dar i bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluar ga, seper ti acar a nonton TV ber sama, ber cer it a tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya. FungsiBiologis, dilihat dar i bagaimana keluar ga mener uskan ketur unan sebagai gener asi selanjutnya. Member ikan kasih sayang, per hatian, dan r asa aman di ant ar a keluar ga, ser ta membina pendew asaan kepr ibadian anggota keluar ga.

Itu adalah gambar an dar i per anan keluar ga yang ideal yang mungkin dapat dilakukan oleh setiap keluar ga.Tetapi pada kenyataannya, tidak semua keluar ga Kr isten dapat menjalani per anan keluar ga ter sebut, dikar enakan satu dan banyak


(4)

12

hal.Sebagai salah satu contoh, dimana pada saat ini penulis sedang meneliti mengenai keluar ga Kr isten di mana yang menjadi fokus yaitu keluar ga pendeta yang ber suamikan pelaut.Kar ena faktor tanggung jaw ab peker jaan yang har us dijalani oleh seor ang suami, di mana sebagai kepala keluar ga selayaknya member ikan kebutuhan per ekonomian kepada keluar ganya.Tetapi yang menjadi masalah adalah, dimana setelah kebutuhan ekonomi ter sbut dapat dipenuhi, kebutuhan yang lainya ter abaikan.

Ter kadang masyar akat memandang peker jaan sebagai seor ang pelaut, hanya dipandang sebelah mata saja.Hal ter sebut dikar enakan bahw a jar ak dan w aktu yang membuat peker jaan ter sebut menjadi penghalang untuk ter bentuknya keluar ga yang ideal.Ada banyak kemungkinan-kemungkinan yang ter jadi pada w aktu seor ang keluar ga ter pisah jauh dalam jangka w aktu yang lama dan jar ak yang jauh.Ter kadang masyar akat ser ing menilai negatif misalnya saja per selingkuhan kar ena komunikasi yang ter bat as disebabkan jar ak ter sebut.Sebenar nya pandangan masyar akat, tidak selalu benar , keluar ga dapat dibangun dengan baik ter gantung di mana seti ap anggota keluar ganya dapat memer ankan setiap tugas dan t anggung jaw abnya masing-masing.

II.3 Keluar ga JemaatKr isten

Keluar ga sebagai per sekutuan yang hidup, dalam Alkitab jelas Tuhan menghendaki bahw a keluar ga itu har us menjadi per sekutuan yang hidup. Dalam kitab Ulangan (Ul 6: 6-10), sangat jelas dikatakan bahw a keluar ga adalah sebagai


(5)

13

pusat pengajar an apa yang diimani. 2Disana tidak ada dikat akan bahw a tugas

mengajar dan mengasuh adalah tugas ibu, tetapi mengajar kan apa yang di imani (dalam hal ini iman Kr isten) ini adalah menjadi tugas ber sama dan kedua or ang tua. Tanpa member ikan bent eng yang kuat (pembekalan iman) di tengah-tengah keluar ga, maka besar kemungkinan anggota keluar ga itu bisa ter ser et kepada ar us negatif dar i moder nisasi.Keluar ga Kr ist en per caya kepada Tuhan Yesus Kr istus yang telah menebus dengan dar ah yang mahal, oleh kar ena itu dasar keluar ga Kr isten adalah iman. Iman ber bicar a mengenai keper cayaan yang utuh kepada Tuhan Yesus, dan tidak bimbang ketika per soalan datang mener pa dalam keluar ga ter sebut namun semakin kuat dalam ber gantung kepada Tuhan.

3Mener apkan kasih dalam setiap aspek kehidupan dalam keluar ga di mana

semua anggota keluar ga saling mengasihi. Kasih ini juga har us diter apkan dalam mendidik anak-anak mer eka untuk takut akan Tuhan. Kasih dan pengampunan dalam keluar ga akan menjadikan keluar ga itu solid dan har monis. (Amsal 13:24). Keluar ga yang hidup dalam kasih, yang dimaksud adalah kasih agape yang ber sumber dar i Allah sendir i. Kasih ini sesuatu yang mutlak ada (tidak boleh ditaw ar -taw ar ) melebihi hal-hal yang lain. Sumber nya hanya satu yakni dar i Yesus Kr istus sendir i (Yoh 14:27).Kasih inilah yang memungkinkan suami dan istr i dan semua anggota keluar ga mampu memikul tanggung jaw ab yang ber at , saling ber bagi, saling menolong, saling menegur dengan lemah lembut, saling menopang dan saling mengampuni.

2

Eli Tanya, Dapat kan Anak-anak Ber i man? Sebuah st udy Singkat Tent ang Iman Kr ist en “lensa”, (No 1, Vol 1, 2007),80.

3


(6)

14

4Kesetiaan dalam keluar ga, ini juga mer upakan kebajikan yang

utama.Kesetiaan mer upakan kemauan atau kesediaan semua pihak dalam keluar ga untuk membina tali per saudar aan yang r ukun, sehingga tidak ter putus oleh alasan apapun. Dalam tiap-tiap keluar ga pasti ada pencobaan, masalah dan per gumulan.Maka jika tidak di topang oleh kesetiaan bi sa saja kelur ga itu ter cer ai ber ai.

Menghor mati antar a keluar ga.Hor mat ar tinya saling menghar gai satu dengan yang lain. Hor mat ber ar ti memandang tiap anggota keluar ga sebagai anuger ah Tuhan yang har us disyukur i.5Hor mat ber ar ti, saling mengakui bahw a pasangan suami istr i

dan anak anak memiliki kelemahan.dan kekur angan masing-masing. Menyadar i bahw a manusia tidak akan ada yang sempur na, sehingga tidak ada yang menjadi angkuh, sombong, tinggi hati dan mengagungkan super ior itasnya. Kita, sama sama or ang ber dosa dan lemah di hadapan Allah. Tidak boleh tidak, siapapun dan bagaimanapun kehebatan seseor ang mengatur keluar ga, selalu ada saja per soalan yang timbul dalam keluar ga.Itulah dinamika keluar ga. Namun yang menjadi per soalan adalah: bagaimana kita menghadapi seti ap per soalan keluar ga itu. Har uskah kita 'pecah kongsi’ andaikata dal am keluar ga ada per soalan yang pelik.Tuhanlah yang menjadi landasan keluar ga, tidak ada satu lembagapun di dunia yang dapat mencer aiber aikan keluar ga itu.Dan tujuan akhir keluar ga bukanlah har ta tetapi adalah damai sejahter a (bnd, Mazmur 133:1).Yesus telah member i Dir

4

Tim Lahaye. 2000. Kebahagiaan Per nikaha n Kr isten. PT. BPK Gunung Mulia,36

5

James Dobson. 1997. Istr i Anda Rewel…? ( Kesejaht er aan Emosi Istr i a dalah Tanggung Jawab Suami-Pahamilah Dia ). Yayasan Kalam Hidup,28


(7)

15

Nya sendir i untuk manusia agar semua yang mener iman-Nya ber oleh keselamat an.Teladan kasih ini har uslah menjadi motivator keluar ga-keluar ga kr isten untuk hidup saling mengisi dan member i dalam hal kebaikan,kr itik membangun dan juga cinta kasih.6

Hidup dengan r oh, kehidupan yang dipenuhi Roh adalah kehidupan yang mener apkan fir man Tuhan dan ber jalan dalam kebenar an, dalam hal ini alangkah ber bahagianya jika keluar ga Kr isten hidup dalam kebenar an dan hidup dalam keter buakaan satu sama lain, tidak penyelew engan seks yang ter selubung dengan or ang lain (per selingkuhan) dengan ataupun tidak sepengetahuan pasangan. Dew asa ini per selingkuhan sangatlah mar ak yaitu aktifitas seksual dengan or ang lain yang bukan istr inya. 7Per selingkuhan har us dihindar i oleh semua pasangan

Kr isten dan sehar usnya juga oleh semua yang telah menikah. Per selingkuhan ini bisa mer usak r umah tangga dan menghambat ber kat (Matius 12:25), (Yer emia5:25). Selain per selingkuhan, penyembahan ber hala, per dukunan, ir i hati, amar ah dengki, ketamakan, cinta uang, kemabukan, pesta por a, bor os, juga har us dihindar i kar ena bisa mer usak per sekutuan dengan Allah. Keluar ga kr isten yang har monis akan mencer minkan buah-buah Roh dalam kehidupan mer eka (Galatia 5:22).

6

Mar jor ie L. Thompson, (t er j) Ny. Olor ia. 2000. Keluar ga Sebagai Pusat Pembentukan. PT. BPK Gunung Mulia,10

7


(8)

16

II.4 Kehidupan Keluar ga Seor ang Pendeta

Pendeta boleh dikatakan or ang nomor satu atau salah satu or ang yang paling berpengaruh. Banyak orang melihat cerminan gereja dari seorang gembala sidangnya. Wajar bila pendeta lebih baik dibandingkan jemaatnya ter utama dalam halpenguasaan akan fir man Tuhan dan iman.Makanya seor ang gembala sidang har uslahmenjadi contoh hidup bagi par a jemaatnya. Bukan ber ar ti har us 100% sempur na,karena bagaimanapun tidak mungkin seorang manusia bisa sesempurna Yesus. Kalau pendeta bisa membawa jemaatnyamenjadi maju, itu baik. Namun yang terjadi juga bisa sebaliknya. Kenyataan bahwa parapemimpin r ohani adalah juga manusia biasa yang serba terbatas memang harus disadari oleh umat agar tak mengharapkan yang berlebihan dari para pemimpinnya.

Yang per tama dan yang utama yang menjadi kekuatan di dalam dir i pendeta adalah keyakinannya, jauh di dalam dir inya sendir i, bahw a Allah telah memanggil dia menjadi seor ang pelayan.Ji ka keper cayaan i ni tidak dapat diguncangkan, semua unsur lain di dalam kehidupan pendeta akan jatuh kedalam keindahan t empat dan pelayanan.Tidak ada ker aguan bahw a Alkitab menggambar kan bahw a seor ang pelayan adalah seor ang manusia Allah. Dalam Per janji an Lama tidak ada seor ang nabi yang ber ani masuk ke dalam tugas yang suci ini ber dasar kan keinginannya sendir i. Allah telah memanggil Dia (Ul. 18:20).

Pelayan dar i Kr istus disebut juga sebagai “utusan-utusan Kr istus” (2 Kor . 5:20); yang ber ar ti mer eka datang dan ber bicar a atas namaNya.Mer eka adalah


(9)

17

pelayan dar i tugas penyelengar aan Allah yang diper cayakan untuk member itakan injil kepada manusia.Seor ang pelayan juga har us memiliki sebuah kesalehan yang dalam.Seper ti yang telah kita sampaikan, bahw a dia mer upakan sebuah model bagi jemaat.Di a har us menjadi cor ong iman.Dia har us memiliki kapasitas mental yang baik dan t er latih dalam pengetahuan Kitab Suci.Dia har us menjadi seseor ang yang bijaksana dalam hal-hal pr aktikal dan memiliki kemampuan kepemimpinan.Sejumlah besar dar i kesuksesan pendet a didasar kan atas penguasaannya ter hadap hal-hal pr aktikal yang ber kualitas.

Akhir nya, dia har us mempunyai nama yang baik di luar jemaat (1 Tim.3:7; 2 Kor .4:2; 6:3). Pelayananan ser ing dir endahkan dan dihina oleh or ang-or ang yang tidak ber guna, beber apa dar i antar a mer eka ber salah dengan membuat kompr omi ter hadap hal-hal yang memalukan.Setiap pelayan dar i Allah har us memiliki keyakinan atas panggilannya, bahw a dihadapan Allah dan manusia, dengan keyakinan yang teguh, kemuliaan yang menyer tainya.

Keluar ga pendeta yang baik, adalah yang memiliki sikap yang mendukung pelayanan.Sebuah kehidupan yang dialir i oleh sungai kehidupan, air yang menyegar kan jiw a yang dahaga. Jika seor ang pendeta telah menemukan seor ang r ekan bagi dia, yang telah ditetapkan Allah, maka dia akan memiliki kesiapan dalam membangun pelayanannya dalam pondasi yang teguh. Kitab suci menekankan bahw a seor ang pendeta dipimpin oleh kehidupan pr ibadinya dan menjadi contoh yang ber har ga bagi jemaatnya.Hal itu bukan ber ar ti “Lakukan apa yang saya katakan” tetapi jauh lebih baik untuk menyampaikan “Per buatlah seper ti yang saya lakukan.” Pendet a adalah seor ang pendeta dan bukan hanya ketika ber ada di at as


(10)

18

mimbar tetapi akan lebih ber kuasa, lebih dinamis, lebih efektif juga didalam kehidupannya sehar i-har i yang ter lihat di depan mata jemaatnya. Ser ing ter jadi per gumulan apabila seor ang pendeta mendapatkan seor ang pasangan hidup yang tidak bisa ber sama-sama melayani kar ena peker jaan. Tetapi hal ter sebut tidak menjadi suatu masalah bagi kehidupan jemaat, apabila seor ang pendeta ter sebut dapat member ikan contoh kehidupan yang baik bagi jemaatnya, maka hal-hal negatif dar i pandangan masyar akat ter sebut akan sir na. Sehingga jemaat dapat memandang baik bagi kehidupan keluar ga pendetanya.

Keluar ga pendeta diibar atkan sebagai akuar ium, dimana setiap or ang dapat melihatnya secar a tr anspar an apabila ada sesuatu yang ter jadi di dalamnya maka setiap or ang dapat melihatnya. Kehidupan keluar ga pendeta sesungguhnya sama seper ti kehidupan keluar ga Kr isten lainnya, dalam hal ini penulis mengambil bagian penelitian bagi keluar ga pendeta yang kepala keluar ganya seor ang pelaut. Mengingat bahw a kepala keluar ga adalah sebagai seor ang imam di dalam keluar ga sehingga per anan dan fungsinya sangatlah dibutuhkan dalam mengatur keadaan keluar ganya.Dalam hal ini keluar ga pendeta per empuan dapat melakukan tugas dan pangilannya sebagai seor ang ister i dan mer angkap sebagai seor ang kepala keluar ga selama suaminya menjalani tugas dan peker jaannya.

2. 4 Hubungan Suami Ister i di dalam Keluar ga

Per nikahan dan keluar ga Kr isten mempunyai tujuan yang jelas kar ena memang untuk maksud itulah Allah menciptakan lembaga per nikahan.Bahkan Allah menetapkan bahw a lembaga per nikahan dan keluar ga menjadi pusat kehidupan manusia seutuhnya.


(11)

19

Ada beber apa pemahaman di dalam Alkitab yang mendasar i per nikahan di dalam Kr isten, di antar anya adalah :

a. Kesadar an akan kehendak Tuhan yang menciptakan manusia sebagai

pasangan laki-laki dan per empuan.

Pasangan yang sepadan.“Maka Allah mencipt akan manusia it u menur ut gambar

-Nya, menur ut gambar Allah dicipt akan-Nya dia; laki -laki dan per empuan

dicipt akan-Nya mer eka” (Kej. 1:27).TUHAN Allah ber fir man: "Tidak baik, kalau

manusia it u seor ang dir i saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang

sepadan dengan dia." ( Kej. 2:18)

Manusia yang diciptakan segambar Allah tentu mempunyai sisi per samaan ter tentu dengan Allah, w alaupun dalam tingkat kemuliaannya jauh ber beda.Kar ena sifat Allah adalah kasih, maka manusia juga mempunyai kasih.Kasih selalu membutuhkan par tner untuk dikasihi dan mengasihi.Itulah salah satu r encana Allah menciptakan manusia dengan kehendak bebas. Allah mau ber ada dalam hubungan kasih dengan manusia, tetapi Allah menyadar i bahw a manusia juga membutuhkan par tner yang sepadan untuk bisa ber ada dalam hubungan kasih yang saling melengkapi. 8Untuk itulah Allah menciptakan

manusia ber pasangan.Sepadan maksudnya pasangan yang ser asi, seimbang, sesuai , pantas, dalam hakekat dan dalam hak ser ta kew ajiban. Dalam Kejadian 2:18-25, pasangan yang sepadan ini sebagai kesatuan dan keutuhan yang indah:

8


(12)

20

Penolong yang sepadan, dar i tulang r usuk, tulang dar i tulangku,daging dar i dagingku, meninggalkan ayahnya dan ibunya,ber satu dengan istr inya, keduanya menjadi satu daging, keduanya telanjang (tr anspar ansi dalam komunikasi).

b. Kesadar an akan r encana Allah member kati pasangan suami-istr i

“Maka Allah menciptakan manusia itu menur ut gambar -Nya, menur ut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan per empuan dicipt akan-Nya mer eka. Allah

member kat i mer eka, lalu Allah ber fir man kepada mer eka: "Ber anakcuculah dan

ber t ambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, ber kuasalah atas

ikan-ikan di laut dan bur ung-bur ung di udar a dan atas segala binat ang yang mer ayap di bumi." Allah member kati lebih dahulu manusia yang disatukan-Nya untuk segala tugas panggilannya yang har us dijalankan (Kej 1:28).Tetapi hidup yang sepadan/ ser asi, kesatuan yang indah ini “hilang” kar ena manusia menur unkan der ajatnya menjadi hamba dosa (Kej 3:1-15).9Hanya oleh Anuger ah, dalam

pengor banan Yesus Kr istus, manusia ini di kembalikan kepada citr a yang semula, makhluk yang mulia

c. Tindakan Allah yang memper satukan Pasangan suami-istr i

“Demikianlah mer eka bukan lagi dua, melainkan sat u. Kar ena it u, apa yang t elah

diper sat ukan Allah, t idak boleh dicer aikan manusia." (Matius 19:6b)

Allah sendir i yang ber tindak memper satukan suami-istr i. Jadi sekalipun kita sendir i telah memilih teman hidup, menjalin dan memelihar a hubungan,

9


(13)

21

memper siapkan segala sesuatu untuk per nikahan kita, secar a iman kita har us mengakui bahw a dibalik semua usaha kita sebenar nya Allah yang ber tindak. Hal ini menjadi dasar yang penting dar i per nikahan yaitu: membentuk suatu per sekutuan yang mendukung tindakan Allah ter sebut. Salah satunya t etap memelihar a keutuhan dan kehar monisan keluar ga.10

Bagi seor ang laki-laki dan seor ang per empuan memasuki per nikahan, maka keduanya menajdi pelaksana pr insip monogami.Satu suami untuk satu istr i dan satu istr i untuk satu suami.Inilah per nikahan Kr istiani, monogami.

d. Teladan hubungan Kr istus dengan jemaat-Nya

“Hai ist er i, t unduklah kepada suamimu sepert i kepada Tuhan, kar ena suami

adalah kepala ist er i sama seper t i Kr ist us adalah kepala jemaat . Dialah yang

menyelamat kan t ubuh”.(Efesus 5:22-23)

Sebagai mur id Kr istus, kita semua ter panggil untuk belajar dan meneladani Gur u kita. Tunduknya istr i kepada suami tidak per nah boleh dipaksakan, sama seper ti jemaat tidak per nah dipaksakan tunduk oleh Kr istus. Jemaat tunduk kar ena mengalami dan menyadar i keagungan Kasih Kr istus yang sudah mengor bankan selur uh dir i-Nya.Demikian juga kasih suami har us meneladani Kasih Kr istus yang tidak ber syar at.At as dasar itu, maka tujuan keempat dar i per nikahan ialah menjadi saksi t entang Kasih Kr istus.(Yoh. 13:35; 1 Yoh 4:12). Kehidupan keluar ga Kr isten yang har monis dan menjadi ber kat bagi banyak

10


(14)

22

or ang akan mer upakan suatu kesaksian yang sangat ber ar ti bagi setiap or ang di sekeliling kita.

Pasangan suami-istr i mer upakan pasangan yang tiada duanya, yang dipakai menggambar kan hubungan Kr istus dengan jemaat (Efesus 5:31-33).

e. Dasar Per nikahan Kr isten ialah Kasih Allah yang menyempur nakan cinta kasih manusia

Melalui per nikahan dan pembentukan keluar ga, or ang per caya dipanggil untuk masuk ke dalam pr oses pendidikan yang paling efektif.Alkitab menyaksikan bahw a manusia diciptakan Allah menur ut r upa dan gambar -Nya (Kejadian 1:26).Dan salah satu kar ekter istik dar i natur manusia yang istimew a ini adalah per tumbuhannya yang tidak mengenal kata cukup.Manusi a diciptakan untuk ter us-mener us tumbuh dalam bakat, talenta dan kebenar an. Sehingga manusia dapat diper siapkan untuk menjadi par tner (r ekan ker ja) Allah dalam menger jakan dan mengelola selur uh ciptaanNya

Sejak kejatuhan dalam dosa, manusia menjadi r usak dan kehilangan kemuliaan Allah.cinta manusiaw i saja tidak cukup.Har us ada cinta Allah yang sejati menjadi dasar sebuah hubungan suami-istr i.Kita har us belajar untuk memper oleh pemulihan Allah dalam kemampuan kita mengasihi. Dalam bahasa yunani, ada 4(empat) penger tian tentang ‘cinta’/ kasih :

Philia :Kasih per t emanan. Ini mer upakan pember ian Allah pada semua


(15)

23

Philia.Dalam kasih ini, ada unsur per asaan.Emosi, kehangatan.Ia ada kar ena ikatan hubungan ter tentu seper ti: sahabat, teman ker abat.

Er os :Kasih kar ena r omant isme, keindahan, kekayaan, kepandaian, dan

sebagainya. Dalam kasih ini ada banyak unsur per asaan, emosi dan kehangatan,

tapi sangat tidak stabil.Er os ter gantung pada si kekasih atau yang dikasihi.Selama yang dikasihi masih memiliki daya tar ik, har ta dan sebagainya tetap dikasihi.Kar ena Er os mer upakan cinta ber syar at at au menuntut adanya timbal balik.Walaupun demikian, er os bukanlah sesuatu yang jelek.Hidup per nikahan tanpa adanya eor s bisa dikatakan ‘damai tapi ger sang’.Hidup ber sama satu r umah tetapi tidak ada kehangat an atau saling menggembir akan.

Stor ge: Kasih per t alian hubungan dar ah. Or ang tua – anak, saudar a kandung, ker abat lainnya.

Agape :Kasih ini mer upakan Kasih Ilahi. Allah adalah Kasih (I Yohanes 4:8). Agape bisa dimiliki manusia bila ia sudah mengenal Kr istus kar ena Agape adalah kar unia Roh Kudus (Roma 5:5). Agape dapat diser tai per asaan. Ia ber sifat stabil kar ena tidak t er gantung pada or ang yang dikasihi dan sifatnya tidak ber syar at. Pada Allah, agapae adalah pr akar sa Allah atas kehendak bebas-Nya. Pada manusia, agapae ter gantung pada anuger ah Allah dan kehendak manusia untuk taat pada per intah Allah.

Kehidupan Pasangan Suami-Istr i dan keluar ga Kr ist en har us ter ikat er at dalam Kr istus, sehingga pemahaman dan pemikir an Pasutr i dan keluar ga dipengar uhi kasih Kr istus.Melalui kesehati an dan doa dan pembacaan Alkitab. Dengan demikian


(16)

24

segala yang ber kait an dengan dosa akan dihindar kan kar ena Yesus Kr istus ditempatkan selaku Tuhan yang memimpin per nikahan dan keluar ga. Menyadar i akan hal ini, maka Pasutr i har us menampakkan ikatan yang er at dengan Kr istus sebagai Sumber kekuatan dan keselamat anya. Pasutr i mau membicar akan dan adanya kesediaan untuk saling mendengar kan ser ta memahami dan kemudian saling memaafkan akan membaw a pengar uh baik bagi keutuhan per nikahan dan keluar ga Kr isten.Istilah per nikahan lestar i, yaitu dua or ang Pasutr i yang saling mengasihi adalah dua or ang yang ber sama-sama mengasihi Kr istus. Dengan kat a lain, menjadi Pasutr i yang takut akan Tuhan. Sehingga tindakan keker asan dalam r umah tangga tidak akan ter jadi.

II. 5 Har apan War ga Jemaat Umumnya Ter hadap Pelayanan dan Keluar ga Pendeta.

Jemaat ber har ap bahw a di dalam pelayanannya pendeta bisa menjadi pemimpin yang akan membaw a ger eja menjadi ber kat bagi banyak or ang.

11Menur ut Luther pelayanan seor ang pendeta bagi jematnya yang utama i alah di

mana pendeta mampu untuk mengajar , ber khotbah dan mempr oklamir kan Fir man Tuhan, pendeta juga mampu membaptis, menguduskan dan menyelenggar akan Per jamuan, pengakuan dosa, dan ber doa bagi or ang-or ang lain. Sebagai seor ang pendeta, jemaat ber har ap pendeta dapat mampu menumbuhkembangkan iman per caya jemaat kepada Kr istus semakin ber t umbuh dan ber tumbuh, yang pada akhir nya Fir man dapat disebar kepada setiap or ang.Keluar ga pendeta yang baik,

1111


(17)

25

adalah yang memiliki sikap yang mendukung pelayanan.Jemaat juga ber har ap bahw a pendeta dan keluar ga pendeta dapat dijadikan sebagai sebuah contoh keluar ga Kr isten yang har monis yang dapat ditir u oleh w ar ga jemaatnya.Sehingga keluar ga pendeta dapat menjadi ber kat bagi banyak or ang.Misalnya di dalam hal hubungan suami ister i yang har monis, atau membimbing dan mengajar anak-anak. Yang nantinya keluar ga pendeta akan menjadi keluar ga panutan bagi jemaatnya.


(1)

20

Penolong yang sepadan, dar i tulang r usuk, tulang dar i tulangku,daging dar i dagingku, meninggalkan ayahnya dan ibunya,ber satu dengan istr inya, keduanya menjadi satu daging, keduanya telanjang (tr anspar ansi dalam komunikasi).

b. Kesadar an akan r encana Allah member kati pasangan suami-istr i

“Maka Allah menciptakan manusia itu menur ut gambar -Nya, menur ut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan per empuan dicipt akan-Nya mer eka. Allah member kat i mer eka, lalu Allah ber fir man kepada mer eka: "Ber anakcuculah dan ber t ambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, ber kuasalah atas ikan-ikan di laut dan bur ung-bur ung di udar a dan atas segala binat ang yang mer ayap di bumi." Allah member kati lebih dahulu manusia yang disatukan-Nya untuk segala tugas panggilannya yang har us dijalankan (Kej 1:28).Tetapi hidup yang sepadan/ ser asi, kesatuan yang indah ini “hilang” kar ena manusia menur unkan der ajatnya menjadi hamba dosa (Kej 3:1-15).9Hanya oleh Anuger ah, dalam

pengor banan Yesus Kr istus, manusia ini di kembalikan kepada citr a yang semula, makhluk yang mulia

c. Tindakan Allah yang memper satukan Pasangan suami-istr i

“Demikianlah mer eka bukan lagi dua, melainkan sat u. Kar ena it u, apa yang t elah diper sat ukan Allah, t idak boleh dicer aikan manusia." (Matius 19:6b)

Allah sendir i yang ber tindak memper satukan suami-istr i. Jadi sekalipun kita sendir i telah memilih teman hidup, menjalin dan memelihar a hubungan,

9


(2)

21

memper siapkan segala sesuatu untuk per nikahan kita, secar a iman kita har us mengakui bahw a dibalik semua usaha kita sebenar nya Allah yang ber tindak. Hal ini menjadi dasar yang penting dar i per nikahan yaitu: membentuk suatu per sekutuan yang mendukung tindakan Allah ter sebut. Salah satunya t etap memelihar a keutuhan dan kehar monisan keluar ga.10

Bagi seor ang laki-laki dan seor ang per empuan memasuki per nikahan, maka keduanya menajdi pelaksana pr insip monogami.Satu suami untuk satu istr i dan satu istr i untuk satu suami.Inilah per nikahan Kr istiani, monogami.

d. Teladan hubungan Kr istus dengan jemaat-Nya

“Hai ist er i, t unduklah kepada suamimu sepert i kepada Tuhan, kar ena suami adalah kepala ist er i sama seper t i Kr ist us adalah kepala jemaat . Dialah yang menyelamat kan t ubuh”.(Efesus 5:22-23)

Sebagai mur id Kr istus, kita semua ter panggil untuk belajar dan meneladani Gur u kita. Tunduknya istr i kepada suami tidak per nah boleh dipaksakan, sama seper ti jemaat tidak per nah dipaksakan tunduk oleh Kr istus. Jemaat tunduk kar ena mengalami dan menyadar i keagungan Kasih Kr istus yang sudah mengor bankan selur uh dir i-Nya.Demikian juga kasih suami har us meneladani Kasih Kr istus yang tidak ber syar at.At as dasar itu, maka tujuan keempat dar i per nikahan ialah menjadi saksi t entang Kasih Kr istus.(Yoh. 13:35; 1 Yoh 4:12). Kehidupan keluar ga Kr isten yang har monis dan menjadi ber kat bagi banyak

10


(3)

22

or ang akan mer upakan suatu kesaksian yang sangat ber ar ti bagi setiap or ang di sekeliling kita.

Pasangan suami-istr i mer upakan pasangan yang tiada duanya, yang dipakai menggambar kan hubungan Kr istus dengan jemaat (Efesus 5:31-33).

e. Dasar Per nikahan Kr isten ialah Kasih Allah yang menyempur nakan cinta kasih manusia

Melalui per nikahan dan pembentukan keluar ga, or ang per caya dipanggil untuk masuk ke dalam pr oses pendidikan yang paling efektif.Alkitab menyaksikan bahw a manusia diciptakan Allah menur ut r upa dan gambar -Nya (Kejadian 1:26).Dan salah satu kar ekter istik dar i natur manusia yang istimew a ini adalah per tumbuhannya yang tidak mengenal kata cukup.Manusi a diciptakan untuk ter us-mener us tumbuh dalam bakat, talenta dan kebenar an. Sehingga manusia dapat diper siapkan untuk menjadi par tner (r ekan ker ja) Allah dalam menger jakan dan mengelola selur uh ciptaanNya

Sejak kejatuhan dalam dosa, manusia menjadi r usak dan kehilangan kemuliaan Allah.cinta manusiaw i saja tidak cukup.Har us ada cinta Allah yang sejati menjadi dasar sebuah hubungan suami-istr i.Kita har us belajar untuk memper oleh pemulihan Allah dalam kemampuan kita mengasihi. Dalam bahasa yunani, ada 4(empat) penger tian tentang ‘cinta’/ kasih :

Philia :Kasih per t emanan. Ini mer upakan pember ian Allah pada semua


(4)

23

Philia.Dalam kasih ini, ada unsur per asaan.Emosi, kehangatan.Ia ada kar ena ikatan hubungan ter tentu seper ti: sahabat, teman ker abat.

Er os :Kasih kar ena r omant isme, keindahan, kekayaan, kepandaian, dan sebagainya. Dalam kasih ini ada banyak unsur per asaan, emosi dan kehangatan, tapi sangat tidak stabil.Er os ter gantung pada si kekasih atau yang dikasihi.Selama yang dikasihi masih memiliki daya tar ik, har ta dan sebagainya tetap dikasihi.Kar ena Er os mer upakan cinta ber syar at at au menuntut adanya timbal balik.Walaupun demikian, er os bukanlah sesuatu yang jelek.Hidup per nikahan tanpa adanya eor s bisa dikatakan ‘damai tapi ger sang’.Hidup ber sama satu r umah tetapi tidak ada kehangat an atau saling menggembir akan.

Stor ge: Kasih per t alian hubungan dar ah. Or ang tua – anak, saudar a kandung, ker abat lainnya.

Agape :Kasih ini mer upakan Kasih Ilahi. Allah adalah Kasih (I Yohanes 4:8). Agape bisa dimiliki manusia bila ia sudah mengenal Kr istus kar ena Agape adalah kar unia Roh Kudus (Roma 5:5). Agape dapat diser tai per asaan. Ia ber sifat stabil kar ena tidak t er gantung pada or ang yang dikasihi dan sifatnya tidak ber syar at. Pada Allah, agapae adalah pr akar sa Allah atas kehendak bebas-Nya. Pada manusia, agapae ter gantung pada anuger ah Allah dan kehendak manusia untuk taat pada per intah Allah.

Kehidupan Pasangan Suami-Istr i dan keluar ga Kr ist en har us ter ikat er at dalam Kr istus, sehingga pemahaman dan pemikir an Pasutr i dan keluar ga dipengar uhi kasih Kr istus.Melalui kesehati an dan doa dan pembacaan Alkitab. Dengan demikian


(5)

24

segala yang ber kait an dengan dosa akan dihindar kan kar ena Yesus Kr istus ditempatkan selaku Tuhan yang memimpin per nikahan dan keluar ga. Menyadar i akan hal ini, maka Pasutr i har us menampakkan ikatan yang er at dengan Kr istus sebagai Sumber kekuatan dan keselamat anya. Pasutr i mau membicar akan dan adanya kesediaan untuk saling mendengar kan ser ta memahami dan kemudian saling memaafkan akan membaw a pengar uh baik bagi keutuhan per nikahan dan keluar ga Kr isten.Istilah per nikahan lestar i, yaitu dua or ang Pasutr i yang saling mengasihi adalah dua or ang yang ber sama-sama mengasihi Kr istus. Dengan kat a lain, menjadi Pasutr i yang takut akan Tuhan. Sehingga tindakan keker asan dalam r umah tangga tidak akan ter jadi.

II. 5 Har apan War ga Jemaat Umumnya Ter hadap Pelayanan dan Keluar ga Pendeta.

Jemaat ber har ap bahw a di dalam pelayanannya pendeta bisa menjadi pemimpin yang akan membaw a ger eja menjadi ber kat bagi banyak or ang.

11Menur ut Luther pelayanan seor ang pendeta bagi jematnya yang utama i alah di

mana pendeta mampu untuk mengajar , ber khotbah dan mempr oklamir kan Fir man Tuhan, pendeta juga mampu membaptis, menguduskan dan menyelenggar akan Per jamuan, pengakuan dosa, dan ber doa bagi or ang-or ang lain. Sebagai seor ang pendeta, jemaat ber har ap pendeta dapat mampu menumbuhkembangkan iman per caya jemaat kepada Kr istus semakin ber t umbuh dan ber tumbuh, yang pada akhir nya Fir man dapat disebar kepada setiap or ang.Keluar ga pendeta yang baik,

1111


(6)

25

adalah yang memiliki sikap yang mendukung pelayanan.Jemaat juga ber har ap bahw a pendeta dan keluar ga pendeta dapat dijadikan sebagai sebuah contoh keluar ga Kr isten yang har monis yang dapat ditir u oleh w ar ga jemaatnya.Sehingga keluar ga pendeta dapat menjadi ber kat bagi banyak or ang.Misalnya di dalam hal hubungan suami ister i yang har monis, atau membimbing dan mengajar anak-anak. Yang nantinya keluar ga pendeta akan menjadi keluar ga panutan bagi jemaatnya.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan Warga Jemaat terhadapa pendeta Bersuamikan Pelaut di Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST) Inbar Jakarta T1 712006019 BAB I

0 1 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan Warga Jemaat terhadapa pendeta Bersuamikan Pelaut di Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST) Inbar Jakarta T1 712006019 BAB IV

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan Warga Jemaat terhadapa pendeta Bersuamikan Pelaut di Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST) Inbar Jakarta

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pandangan Warga Jemaat terhadapa pendeta Bersuamikan Pelaut di Gereja Masehi Injili Sangihe Talaud (GMIST) Inbar Jakarta

0 0 1

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Sosio-Teologis terhadad Tradisi Penjualan Anak di Jemaat Gereja Masehi Injili Timor Kodya Kupang T1 712006027 BAB I

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Sosio-Teologis terhadad Tradisi Penjualan Anak di Jemaat Gereja Masehi Injili Timor Kodya Kupang T1 712006027 BAB II

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Sosio-Teologis terhadad Tradisi Penjualan Anak di Jemaat Gereja Masehi Injili Timor Kodya Kupang T1 712006027 BAB IV

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Sosio-Teologis terhadad Tradisi Penjualan Anak di Jemaat Gereja Masehi Injili Timor Kodya Kupang T1 712006027 BAB V

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kajian Sosio-Teologis terhadad Tradisi Penjualan Anak di Jemaat Gereja Masehi Injili Timor Kodya Kupang

0 0 17

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tanggapan Warga Jemaat Gereja-Gereja Bebas di Sumba Timur Terhadap Penolakan Perempuan Sebagai Pendeta

0 0 14