Strategi dakwah radio Madani FM kepada masyarakat Kabupaten Bojonegoro melalui program pengajian Ahad Pagi.

STRATEGI DAKWAH RADIO MADANI FM KEPADA MASYARAKAT
KABUPATEN BOJONEGORO DALAM PROGRAM PENGAJIAN AHAD
PAGI

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Sos.I)

Oleh :
Luqman Afrizal Ilmi
NIM. B01212037

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
JURUSAN KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2017

ABSTRAK


Luqman Afrizal Ilmi, NIM. B01212037, 2017. Strategi Dakwah Radio Madani
FM Kepada Masyarakat Kabupaten Bojonegoro Melalui Program Pengajian
Ahad Pagi
Kata Kunci: Strategi Dakwah, Pengajian Ahad pagi
Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah bagaimana strategi
dakwah radio Madani FM dalam program Pengajian Ahad Pagi. Adapun tujuan
penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah radio Madani FM
dalam program Pengajian Ahad pagi.
Untuk mengidentifikasi persoalan tersebut secara mendalam dan
menyeluruh, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Sehingga data yang didapatkan oleh peneliti akan disajikan dengan
cermat secara deskriptif menggunakan kata-kata. Peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Sementara
untuk menegaskan keabsahan data digunakan teknik triangulasi dan penggalian
data melalui referensi yang memadai.
Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa strategi dakwah radio
Madani FM dalam program Pengajian Ahad Pagi ada 2 yaitu: (1) mengenal
khalayak dengan cara Forum Group Discussion (FGD) dan survei Nielsen. (2)
menyusun pesan dengan cara memilih issue yang lagi tren dan penggunaan gaya
bahasa yang lugas sesuai segmentasi pendengar dan menetapkan metode repetisi

dengan cara mengulang rekaman program yang berisi materi dakwah dengan
model penyampaian yang sama halnya dengan kultum-kultum yang ada.
Adapun rekomendasi untuk penelitian berikutnya hendaknya dilakukan
peneliti yang lebih mendalam pada strategi suatu program radio sehingga dapat
ditemukan variasi-variasi baru dalam penggunaan strategi yang digunakan dalam
program radio.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan semakin canggih dan modernnya berbagai macam
teknologi informasi, dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
khususnya teknologi komunikasi, menuntut adanya perimbangan pembinaan
keagamaan sebagai pondasi kehidupan melalui media elektronik berupa siaran

keagamaan yang lebih bermutu dan profesional sesuai dengan tuntunan era
globalisasi.1
Islam sebagai agama dakwah mewajibkan umatnya untuk melakukan
internalisasi, transmisi, difusi, transformasi, dan aktualisasi syariat Islam
dengan berbagai metode dan media yang bersumber pada al-Quran, sebagai
kitab dakwah dan sunnah Rosulullah kepada umat manusia. Kewajiban para
da’i untuk memfungsikan dakwah sehingga dapat mengarahkan umat untuk
menguasai teknologi komunikasi dan teknologi informasi bagi kepentingan
perwujudan khair al-Ummah, mampu menyusun dan melaksanakan program
dakwah yang antisipasif dan solusif terhadap kompleksitas masalah mad’u

1

Ahmad Buwaethy, Dakwah Dan Media Elektronik, (http:/bimasislam.depag.go.id, Diakses 02
September 2016)
1

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

dalam menerima dan merespon aneka ragam informasi.2

Dakwah bil- lisan atau yang biasa disebut dakwah melalui lisan atau
perkataan adalah salah satu metode penyampaian dakwah melalui lisan.
Dakwah bil-lisan bukan hanya terdapat pada tabligh atau khotbah Islam saja,
tetapi dakwah bil-lisan bisa menggunakan kecanggihan teknologi siaran radio.
Di era teknologi informasi, berbagai bentuk media komunikasi telah mampu
mempermudah manusia dalam melakukan interaksi dengan sosial dan
lingkungannya. Teknologi informasi, salah satunya adalah radio. Radio adalah
media massa yang sangat penting, oleh karena lebih banyak orang yang dapat
menangkap atau mendengar radio daripada media lainnya. Siarannya akan lebih
cepat sampai ke pendengarnya tanpa memandang perbedaan letak geografis,
daripada misalnya berita-berita di surat kabar kepada pembacanya.3
Dalam hal ini, radio telah menjadi sarana manusia untuk menjalin
komunikasi dalam segala hal. Meski demikian, selain sebagai media
penyampaian berita, tidak sedikit kemudian menjadi radio sebagai sarana
mempengaruhi ruang kesadaran orang agar memiliki kesamaan perspektif
dalam melihat sesuatu. Salah satunya radio juga sebagai sarana dakwah. Di
dalam aktivitas dakwah juga memiliki beberapa strategi dakwah. Diantaranya
2

Aep Kusnawan, Komunikasi Dan Penyiaran Islam, (Bandung : benang merah press, 2004),


hal xiii
3

A.W Widjaja, Komunikasi, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Aksara,
1993), h. 79
2

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

yakni Strategi Tilawah (membacakan ayat-ayat Allah SWT.), Strategi
Tazkiyah (mensucikan jiwa), Strategi Ta’lim (mengajarkan Al-Qur‟an dan
Al-Hikmah).
Diantara ketiga strategi tersebut, strategi dakwah yang sesuai dengan
media radio yaitu menggunakan strategi tilawah. Yang mana strategi tersebut
meminta mitra dakwah mendengarkan penjelasan pendakwah atau mitra
dakwah membaca sendiri pesan yang ditulis oleh pendakwah. Demikian ini
merupakan transfer pesan dakwah dengan lisan dan tulisan. Strategi tilawah
lebih banyak pada ranah kognitif (pemikiran) yang transformasinya melewati
indra pendengaran (al-sam‟) dan indra penglihatan (al-abshar) serta ditambah

akal yang sehat (al-af‟idah).4 Demikian yang dapat dipahami dari surat alMulk ayat: 23

‫ي أنشأكمۡ وجعل لكم ل َس ۡ ع و ۡۡ ۡبصر و ۡۡ ۡف دة قل ايٗ َم ت ۡشكرو‬
ٓ ‫ق ۡل هو لَذ‬
“Katakanlah, Dia-lah yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu
pendengaran, penglihatan, dan hati. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.
(QS. Al-Mulk [67]: 23).5
Untuk menggapai komunikasi dakwah yang baik dalam suatu media radio,
tidak jauh adalah dengan mengatur suatu penempatan program yang baik juga,
bahkan strategi khusus juga sangat dibutuhkan dalam mencapai target pendengar
4

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), hal. 32-33

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Juz 21-30, (Jakarta: Percetakan dan
Offset “JAMUNU”, 1965), hal. 273
5

3


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

yang baik. Karena setiap media penyiaran yang ingin berhasil harus terlebih
dahulu memiliki suatu rencana pemasaran strategis yang berfungsi sebagai
panduan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki.6 Oleh sebab itu,
strategi komunikasi lebih diperlukan dalam suatu program dakwah yang terdapat
dalam suatu media khususnya radio, untuk menunjang keberhasilan keberhasilan
suatu program.
Pada prinsipnya dakwah dapat dilakukan dalam dalam bentuk lisan,
tulisan dan perbuatan, yang terpenting untuk mengutarakan suatu pesan dari
program dibutuhkan sebuah komunikasi yang baik, mudah dipahami oleh
pendengar dan efektif. Seperti yang dijelaskan oleh Asep Syamsul dalam
bukunya yang berjudul Komunikasi Dakwah bahwa Komunikasi efektif adalah
komunikasi yang berhasil mencapai tujuan, mengesankan, dan mampu
menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada komunikan. Secara
etimologis kata efektif (effective) sering diartikan dengan mencapai hasil yang
diinginkan (producing desired result), dan menyenangkan (having a pleasing
effect).7
Saat ini sudah banyak radio yang memiliki program dakwah.
Khususnya di Kabupaten Bojonegoro. Banyak radio yang berlatar belakang

religi dan memiliki program religi dengan model interaktif. Yakni salah
6

Morissan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana, 2009), hal 236

7

Asep Syamsul M. Romli, Komunikasi Dakwah, Pendekatan, (Bandung), hal. 44
4

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

satunya siaran radio Madani FM, radio ini juga berperan sebagai penting
dalam mewarnai dakwah islam dan menyuguhkan siaran khusus keislaman
salah satunya dalam bentuk program-program materi siaran dakwah untuk
masyarakat kota Bojonegoro.
Salah satu penyampaian dakwah dengan menggunakan siaran radio
adalah progam “ Pengajian Ahad Pagi ” yang merupakan satu-satunya program
dakwah yang menjadi andalan dalam radio Madani FM dengan cara
menyiarkannya setiap hari di waktu pagi hari.

Program “ Pengajian Ahad Pagi ” ini memiliki kemasan program yang
menarik untuk diteliti. Karena program ini tetap mempertahankan pengemasan
program dengan model ceramah yang tidak ada tanya jawab dari pendengar,
meskipun saat ini lagi tren program religi dengan ceramah interaktif. Namun
untuk menarik simpati pendengar manager program memadukan dua cara.
Pertama adalah komunikasi dakwah yang disampaikan oleh beberapa ustadz
yang bergantian setiap harinya. Kedua, komunikasi persuasif dan informatif dari
penyiar Madani FM.
Sementara itu Tujuan didirikan radio ini adalah untuk fasilitas dakwah
melalui udara. Program-program radio Madani FM tidak sama dengan radio
pada umumnya karena radio ini berlatar belakang dakwah dan informasi.
Program – program yang disajikan seperti kajian ustad-ustad di pagi hari,
5

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

yang diambil dari rekaman pengajian setiap ahad pagi di masjid AT-Taqwa
tak lain juga merupakan satu lembaga dengan radio Madani FM .8
Dari paparan tersebut, maka peranan media radio sangat penting untuk
berdakwah karena media merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

rangka meneruskan tugas dakwah, sebab media komunikasi merupakan alat
yang dapat mempermudah sampainya dakwah kepada sasaran yang diinginkan,
seperti media radio yang dipergunakan sebagai media untuk berdakwah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang fenomena dakwah yang diuraikan di
atas, maka pokok permasalahan yang dapat dijadikan obyek kajian penelitian
ini adalah : Bagaimana strategi dakwah radio Madani FM kepada masyarakat
Kabupaten Bojonegoro dalam progam “Pengajian Ahad Pagi ” ?.
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah : Untuk mengetahui strategi dakwah radio
Madani FM kepada masyarakat Kabupaten Bojonegoro dalam progam
“Pengajian Ahad Pagi ”.

8

Tim Pengumpul Data Sejarah Muhammadiyah Kabupaten Bojonegoro, Kumpulan Data
Sejarah Muhammadiyah Bojonegoro, (Bojonegoro, 2004), hal 152

6


digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

D. Manfaat penelitian
1. Secara praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi para
pelaku dakwah baik perorangan maupun kelompok, dalam merumuskan
strategi yang tepat untuk

mengatasi masalah berdakwah dengan

memanfaatkan media elektronik pada Komunikasi Penyiaran Islam.
2.

Secara teoritis
hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada

beberapa kalangan diantaranya :
1. Kampus UIN Sunan Ampel Surabaya, terutama pada program studi Strata
1 (S-1) Komunikasi Penyiaran Islam.
Hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai koleksi referensi
di perpustakaan, sebagai khazanah keilmuan yang dapat dijadikan sumber
kajian bagi para mahasiswa yang hendak mengetahui atau bahkan
menelaah dan meneliti dalam konteks yang berbeda, sehingga dapat
ditindaklanjuti untuk kepentingan-kepentingan keilmuan pada masa yang
akan datang.
2. Penulis pribadi

7

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Hasil penelitian ini, bagi penulis dapat memberikan tambahan
pengalaman dalam bidang keilmuan pribadi dan membuka cakrawala
pemikiran penulis. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan oleh penulis
sendiri – sebagai ahli komunikasi – untuk membantu pendakwah sebagai
wawasan dalam bidang dakwah bil lisan.
3. Mahasiswa-mahasiswi program studi Strata 1 (S-1) Komunnikasi
Penyiaran Islam.
Hasil penelitian ini, bagi mahasiswa-mahasiswi program studi Strata
1 (S-1) Komunikasi Penyiaran Islam dapat dijadikan sebagai tambahan
pengalaman dalam tradisi keilmuan, dan dapat dijadikan bahan penelitian
lanjutan sebagai tugas akhir perkuliahan.
4. Masyarakat umum.
Hasil penelitian ini, bagi masyarakat umum dapat memberikan
wawasan tentang strategi dakwah bil lisan dengan menggunakan media
yang serba canggih saat ini. Apalagi jika hasil penelitian ini nantinya
dibukukan atau dikemas dengan bahasa yang mudah dimengerti
masyarakat awam dan kemudian dipublikasikan.

8

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

E. Definisi Konsep
Dalam penelitian Analisis Progam Religi Madani FM Sebagai Media
Dakwah “Strategi Dakwah Radio Madani FM Kepada Masyarakat Melalui
program Pengajian Ahad pagi Kabupaten Bojonegoro“ mengandung beberapa
konsep antara lain :
1. Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa ‫ٱ‬unani klasik yaitu “stratos” yang
artinya tentara dan kata “agein” yang berarti memimpin. Lalu muncul
kata strategos yang artinya pemimpin tentara pada tingkat atas. Jadi,
strategi adalah konsep militer yang bisa diartikan sebagai seni perang
jenderal (The Art of general), atau suatu rancangan yang terbaik untuk
memenangkan peperangan.
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk
mencapai suatu tujuan. Demikian pula dengan strategi komunikasi yang
merupakan paduan perencanaan komunikasi dan manajemen komunikasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.9
Secara bahasa strategi berasal dari bahasa ‫ٱ‬unani, yaitu „strattegeia’
atau sering disebut „stratos’ yang berarti militer dan „ag’ yang artinya

9

Onong Uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Rosdakarya, 1997), h. 32
9

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

memimpin. Berdasarkan pemaknaan ini, maka kata strategi pada awalnya
bukan kosakata dari disiplin ilmu menejemen, namun lebih dekat dengan
bidang dengan bidang kemiliteran.10
Strategi sendiri bisa diartikan dengan atau upaya untuk mengarahkan
dan mengarahkan potensi dan sumberdaya ke dalam rangkaian kegiatan
untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.11
Sedangkan dalam buku Perencanaan dan Strategi Komunikasi yang
ditulis oleh Hafied Cangara, Rogers berpendapat, memberi batasan
pengertian strategi komunikasi sebagai suatu rancangan yang dibuat
untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala yang lebih besar
melalui transfer ide-ide baru. Seorang pakar perencanaan komunikasi
Middleton juga berpendapat, membuat definisi dengan menyatakan
“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen
komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima
sampai pada pengaruh (efek) yang dirancang untuk mencapai tujuan
komunikasi yang optimal.12

10

PB. Triton, Marketing Strategic Meningkatkan Pangsa Pasar dan Daya Saing (Yogyakarta :
Tugu Publisher, 2008), hal. 12
11
Samsur Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran Dakwah Islam (Jakarta : Amza, 2008), hal. 165
12
Hafied Cangara, Perencanaan & Strategi Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 61
10

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Dalam buku Teori Komunikasi Antar Pribadi yang di tulis oleh
Muhammad Budyatna, Miller dan Steinberg membagi strategi kendali
komunikasi menjadi lima strategi yaitu:
1). Strategi Wortel Teruntai, berupa pemberian imbalan yang oleh
komunikator diberikan kepada pihak lain.
2). Strategi Pedang Tergantung, didasarkan pada asumsi bahwa
komunikator akan mengulang perilaku yang menyebabkan diberinya
imbalan.
3). Strategi Katalisator, komunikator sekedar mengingatkan kepada yang
bersangkutan akan suatu tindakan yang agaknya bisa diterima.
4). Strategi Kembar Siam, mengenai kendali, bukan untuk menciptakan
hubungan yang diinginkan melainkan merupakan hasil dari semacam
hubungan yang sudah ada atau sudah terbentuk.
5). Strategi Dunia Khayal, mengandalkan pada ilusi atau khayalan pada
perasaan-perasaan yang ditimbulkan sendiri mengenai kendali.13

13

Muhammad Budyatna, Teori Komunikasi Antar Pribadi, (Jakarta: Kencana, 2012), hal. 75
11

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

2. Madani FM
Radio Madani FM ini dinaungi oleh lembaga Muhammadiyah
Bojonegoro. Radio Madani FM berada di lingkungan Masjid At-Taqwa
Muhammadiyah Bojonegoro. Tujuan didirikan radio ini adalah salah
satunya untuk fasilitas dakwah melalui udara. Program-program radio
Madani FM tidak sama dengan radio pada umumnya karena radio ini
berlatar dakwah dan informasi.14
Program adalah segala hal yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk
memenuhi kebutuhan audiennya.15
Tingkat persaingan stasiun radio di kota-kota besar dewasa ini cukup
tinggi dalam merebut perhatian audien. Program radio harus dikemas
sedemikian rupa agar menarik perhatian dan dapat diikuti sebanyak
mungkin orang. Jumlah stasiun radio yang semakin banyak mengharuskan
pengelola stasiun radio untuk semakin jeli membidik audiennya. Setiap
produksi program harus mengacu pada kebutuhan audien yang menjadi
target stasiun radio.16

14

Tim Pengumpul Data Sejarah Muhammadiyah Kabupaten Bojonegoro, Kumpulan Data
Sejarah Muhammadiyah Bojonegoro, (Bojonegoro, 2004), hal 153
15

Morissan, Manajemen Media Penyiaran, , (Jakarta: Kencana, 2012), hal.199-200

16

Morissan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana, 2009),

hal. 220
12

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

3. Media Dakwah
Media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah
berarti perantara atau pengantar

(Arsyad 2006 : 3). Dalam bahasa

inggris media merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti
tengah, antara, rata-rata. Dari pengertian ini ahli komunikasi
mengartikan media sebagai alat yang menghubungkan pesan-pesan
komunikasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan
(penerima pesan).
Secara etimologis perkataan dakwah berasal dari bahasa Arab
yang berarti seruan, ajakan, panggilan. Sebagaimana yang diajarkan
dan diperintahkan oleh Imam Bukhori dan Abdullah Ibnu Al Ash
bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda :

‫بلّغو عنّي ول ْو آية‬
Artinya : sampaikan apa yang (kamu terima) dari padanya walaupun
hanya satu ayat.17
4. Pengajian Ahad Pagi
“Pengajian Ahad Pagi” merupakan sebuah program religi yang
terdapat pada radio Madani FM. Pada program ini fokusnya pendalaman
17

Al Nawawi, Riyadh Al Sholihin (Pekalongan : Raja Murah), hal. 529
13

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

agama Islam dan menyampaikan ajaran-ajaran kebaikan yang pernah
dilakukan oleh nabi Muhammad saw untuk umatnya, bukan mengenai
perbandingan antar agama.
Program ini berdurasi 30 menit. Dimulai pukul 05.00 sampai 05.30.
Rekaman penyiar radio sebagai pengantar program 1 menit. Model
penyampainya satu arah, yaitu ustadz yang memberikan materi selama
15-20 menit tanpa ada umpan balik langsung dari audien.
Materi dan ustadz yang menyampaikan akan berganti setiap harinya.
Kemudian dilanjut dengan pemutaran lagu-lagu religi sekitar 5-7 menit.
Sedangkan 2 menit penutup tersisa setelah itu penyiar masuk di segmen
terakhir dan memberikan komunikasi persuasif dan informatif sebaliknya
ada beberapa audien yang mengomentari.

F. Sistematika Pembahasan
Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan proposal ini,
maka penulis akan menyajikan pembahasan dalam beberapa bab yang
sistematikanya adalah sebagai berikut :

14

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I : PENDAHULUAN
Merupakan tahapan awal dasar dari proposal penelitian ini. Yang
meliputi; latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, definisi konseptual dan sistematika pembahasan
BAB II : LANDASAN TEORI
Dalam bagian ini materi menjelaskan tentang kajian pustaka dan objek
kajian yang dikaji, penjelasannya.
BAB III : PENYAJIAN DATA
Metode penelitian, pada bab ini memuat uraian secara rinci tentang
metode dan langkah-langkah penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis
penelitian, jenis dan sumber data, unit analisis, tahapan penelitian, teknik
pengumpulan, teknik analisis data, teknik keabsahan data.

BAB IV : ANALISIS DATA
Bab ini tentang laporan hasil penelitian, mengenai data dan fakta objek
penelitian dan jawaban dari rumusan masalah yang ada yang didasarkan pada
hasil pengamatan, dokumentasi dan lain-lain.

15

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban langsung
dari permasalahan. Yang perlu diingat bahwa kesimpulan harus sinkron
dengan rumusan masalah, baik dalam hal urutan atau jumlahnya. Disamping
itu, dalam bab ini juga disajikan saran yang ditujukan bagi para peneliti
selanjutnya berkaitan dengan hasil penelitian ini.

16

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB II
KEPUSTAKAAN
A. Kajian Pustaka
1.

Pengertian Strategi Dakwah
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk
mencapai suatu tujuan. Demikian pula dengan strategi komunikasi
yang merupakan paduan perencanaan komunikasi dan manajemen
komunikasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.24
a. Tahap-tahap Strategi
Fred R. David mengatakan bahwa dalam proses strategi ada
tahapan-tahapan yang harus ditempuh, yaitu:
1) Perumusan Strategi
Pada tahap ini adalah proses merencanakan dan menyeleksi
berbagai strategi yang akhirnya menuntun pada pencapaian misi
dan tujuan organisasi.
2) Implementasi Strategi
Implementasi Strategi disebut juga sebagai tindakan dalam
strategi, karena implementasi berarti memobilisasi untuk
mengubah strategi yang dirumuskan menjadi suatu tindakan.

24

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, (Bandung: Rosdakarya,
2005), hal. 32
17

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Agar tercapai kesuksesan dalam implementasi strategi, maka
dibutuhkan disiplin, motivasi, dan kerja keras.
3) Evaluasi Strategi
Evaluasi

strategi

adalah

proses

dimana

manager

membandingkan antara hasil-hasil yang diperoleh dengan
tingkat pencapaian tujuan. Tahap akhir dalam strategi adalah
mengevaluasi strategi yang telah dirumuskan sebelumnya.25
b. Definisi Dakwah
Ahmad Ghusuli menjelaskan bahwa dakwah merupakan
pekerjaan atau ucapan untuk mempengaruhi manusia supaya
mengikuti islam.26 Menyampaikan Dakwah Islamiyah kepada
umum adalah suatu kewajiban yang terpikul atas pundak umat
Islam. Bahkan menyuruh dengan ma’ruf dan melarang dari yang
munkar adalah pokok yang utama dalam agama serta sangat
dibutuhkan masyarakat luas.27 Berdakwah bagi setiap muslim
merupakan tugas mulia. Seperti disebutkan diatas, setiap muslim
mempunyai tugas dan kewajiban untuk berdakwah atau menjadi
pendakwah. Tugas dan kewajiban mulia itu tertera jelas dalam
firman-firman Allah, di antaranya :

25
26
27

Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prenhallindo, 2002), hal. 5

Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 14
Hamzah Tualeka ZN, Pengantar Ilmu Dakwah, (Surabaya: Alpha, 2005), hal. 9
18

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

“Dan hendaklah ada di antara kamu, umat yang berdakwah,
yang mengajak kepada kebaikan, menyuruh mengerjakan yang
benar dan melarang perbuatan salah atau kemungkaran. Mereka
itulah orang-orang yang beruntung. “ ( QS Ali Imran: 104 ).28
Berdakwah sesuai dengan keahlian dan bidang yang kita geluti
memiliki nilai plus-plus setidaknya antara karier dan dakwah akan
terus mengalir bersama. Dengan begitu dakwah islam akan tetap
menyala lewat jalur karier yang digeluti.29Dakwah merupakan
suatu proses yang berkesinambungan yang ditangani oleh para
pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia
masuk ke jalan Allah, dan secara bertahap menuju perikehidupan
yang islami.30 Dakwah bukan hanya bunyi kata-kata, tetapi ajakan
psikologis yang bersumber dari jiwa da’i. Gebyar-gebyar aktivitas
dakwah banyak kita jumpai, tetapi hakikinya, itu belum tentu suatu
dakwah, sebaliknya boleh jadi justru kontra dakwah. Lalu dakwah
itu apa ? Hakikat dakwah bisa dilihat dari sang Da’i, bisa juga dari
makna yang dipersepsikan oleh masyarakat yang menerima
dakwah.
28

Sutirman Eka Ardhana, Jurnalistik Dakwah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), hal 11

29

Kurdi Mustofa, Dakwah Dibalik Kekuasaan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hal
31
30

Didin Hafidhiddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), hal 77
19

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id



Dakwah Sebagai Tablig. Tablig artinya menyampaikan,
orangnya disebut mubaligh. Dakwah sebagai tablig wujudnya
adalah mubalig menyampaikan materi dakwah ( ceramah )
kepada masyarakat. Materi dakwah bisa berupa keterangan,
informasi, ajaran, seruan, atau gagasan. Tablig biasanya
dilakukan dari atas mimbar, baik di masjid, di majelis taklim,
atau

di

tempat

lain.

Pusat

perhatian

tablig

adalah

menyampaikan, illa al balagh,setelah itu bagaimana respons
masyarakat sudah tidak lagi menjadi tanggung jawab mubalig.


Dakwah sebagai ajakan. Orang akan tertarik kepada ajakan jika
tujuannya menarik. Oleh karena itu, Da’i harus bisa
merumuskan tujuan kemana masyarakat akan diajak. Ada dua
tujuan, makro dan mikro. Tujuan makro cukup jelas, yaitu
mengajak manusia kepada kebahagiaan dunia akhirat. Da’i dan
mubalig pada umumnya tidak pandai merumuskan tujuan
mikro, tujuan jangka pendek yang mudah terjangkau, yang
menarik hati masyarakat,.



Dakwah

sebagai

pekerjaan

menanam.

Berdawah

juga

mengandung arti mendidik manusia agar mereka bertingkah
laku sesuai dengan nilai-nilai Islam. Nilai-nilai yang ditanam
dalam

dakwah

adalah

kaimanan,

kejujuran,

keadilan,

kedisiplinan, kasih sayang, rendah hati, dan nilai akhlak mulia
lainnya.
20

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id



Dakwah berupa pekerjaan membangun. Secara makro dakwah
juga bermakna membangun, membangun apa ? Sebagaimana
dicontohkan dalam sejarah, dakwah juga bisa dimaksud untuk
membangun data tata dunia islam, lebih kecil lagi membangun
membangun masyarakat islam atau islami, dan lebih kecil lagi
membangun komunitas islam.31

c. Srategi Dakwah
Dalam menentukan desain strategi dan struktur dakwah,
maka para manajer dakwah harus jeli dalam melihat kondisi
mad’u, sehingga aktivitas dakwah akan lebih mantap, efesien, serta
mampu melakukan kendali-kendali ketat yang ada dalam segala
aktivitas dakwah.
Adapun faktor yang mempengaruhi strategi dan struktur
organisasi dakwah dalam pengorganisasiannya adalah :
a. Takaran dan struktur
Besar kecilnya organisasi dakwah akan mempengaruhi
strukturnya. Organisasi yang besar dengan banyak anggota di
dalamnya akan lebih cenderung memiliki lebih banyak spesialis,
departementalisasi, peraturan, dan tatanan dibanding organisasi yang

31

Faizah dan Lalu Muchsin Effendi, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Prenada Media, 2001),

hal. xii-xiv
21

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

skopnya kecil. Disamping itu, tambahan wilayah dakwahnya pun
lebih luas dan kompleks.32
2. Media Radio
a. Pengertian Radio
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk
pengiriman

sinyal

dengan

cara

modulasi

dan

radiasi

elektromagnetik (gelombang elektromagnetik). Gelombang ini
melintas, dan merambat lewat udara, dan bisa juga merambat
lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini
tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).33
Dalam mempengaruhi pikiran dan tingkah laku, dan
menggugah perasaan agaknya radio memiliki potensi yang besar,
karena ia memiliki aspek bunyi suara manusia, sebagai identitasnya
yang pertama, sehingga ia mampu untuk menimbulkan rasa
keakraban dan keintiman dengan khalayaknya dan dapat
berpartisipasi secara layak di dalam kesempatan-kesempatan yang
bersifat seremonial. Para pendengar dapat memperoleh suatu
perasaan partisipasi personal dari radio yang mana dapat
menimbulkan suatu approach untuk a face to face contact.34

32

M Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Rahmat Semesta, 2006),

hal. 134
33

Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, Radio
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Radio diakses 10 Desember 2016)
34

Arifin Anwar, Strategi Komunikasi, (Bandung: Armico, 1984), hal. 81
22

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

b. Sejarah radio
Sejarah media penyiaran sebagai penemuan teknologi
berawal dari detemukannya radio oleh para ahli teknik di Eropa
dan Amerika. Sejarah media penyiaran dunia dimulai ketika ahli
fisika Jerman bernama Heinrich Hertz pada tahun 1887 berhasil
mengirim dan menerima gelombang radio. Upaya Hertz itu
kemudian dilanjudkan oleh Guglielmo Marconi ( 1874-1937)
dari Italia yang sukses mengirimkan sinyal morse-berupa titik
dan garis-dari sebuah pemancar kepada suatu alat penerima.
Sinyal yang dikirim Marconi itu berhasil menyeberangi Samudra
Atlantik pada tahun 1901 dengan enggunakan gelombang
elektromagnetik.
Sebelum perang Dunia I meletus, Reginald Fassenden
dengan bantuan perusahaan General Electric ( GE ) Corporation
Amerika berhasil menciptakan pembangkit gelombang radio
kecepatan tinggi yang dapat mengirimkan suara manusia dan
juga musik. Sementara itu tabung hampa udara yang ketika itu
bernama audion berhasil pula diciptakan. Penemuan Audion
menjadikan penerimaan gelombang radio

menjadi lebih

mudah.35
Radio awalnya cenderung diremehkan dan perhatian
kepada penemuan baru hanya terpusat sebagai alat teknologi

35

Arifin Anwar, Strategi Komunikasi, (Bandung: Armico, 1984), hal. 90-91
23

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

transmisi. Radio lebih banyak digunakan oleh militer dan
pemerintahan untuk kbutuhan penyampaian informasi dan
berita. Radio lebih banyak dimanfaatkan para penguasa untuk
tujuan yang berkaitan dengan ideologi dan politik secara umum.
Peran radio dalam menyampaikan pesan mulai diakui
pada tahun 1909, ketika informasi yang dikirimkan melalui
radio berhasil menyelamatkan seluruh penumpang kapal laut
yang mengalami kecelakaan dan tenggelam. Radio menjadi
medium yang teruji dalam menyampaikan informasi yang cepat
dan akurat sehingga kemudian semua orang mulai melirik media
ini.
Pesawat radio yang pertama kali diciptakan, memiliki
bentuk yang besar dan tidak menarik serta sulit digunakan
karena menggunakan tenaga listrik dari baterai yang berukuran
besar. Menggunakan pesawat radio ketika itu, membutuhkan
kesabaran dan pengetahuan elektronik yang memadai.
Tahun 1926, perusahaan manufaktur radio berhasil
memperbaiki

kualitas

produknya.

Pesawat

radio

sudah

menggunakan tenaga listrik yang ada dirumah sehingga lebih
praktis, menggunakan dua knop untuk mencari sinyal, athena
dan penampilannya yang lebih baik menyerupai peralatan
furnitur. Tahun 1925 sampai dengan tahun 1930, sebanyak 17

24

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

juta pesawat radio terjual kepada masyarakat dan dimulailah era
radio menjadi media massa.
Stasiun radio pertama muncul ketika seorang ahli teknik
bernama Frank Conrad di Pittsburgh AS, pada tahun 1920 secara
iseng-iseng sebagai bagian dari hobi, membangun sebuah
pemancar radio di garasi rumahnya. Conrad menyiarkan lagulagu,

mengumumkan

hasil

pertandingan

olahraga

dan

menyiarkan instrumen musik yang dimainkan putranya sendiri.
Dalam waktu singkat, Conrad berhasil mendapatkan banyak
pendengar seiring dengan meningkatnya penjualan pesawat
radio ketika itu. Stasiun radio yang dibangun Conrad itu
kemudian itu diberi nama KDKA dan masih tetap mengudara
hingga saat ini, menjadikannya sebagai stasiun radio tertua di
Amerika dan mungkin juga di dunia.
Seiring dengan munculnya berbagai stasiun radio, peran
radio sebagai media massa semakin besar dan mulai
menunjukkan kekuatan nya dalam memengaruhi masyarakat.
Pada tahun 1938, masyarakat Manhattah, New Jersey, Amerika
Serikat panik dan geger serta banyak yang mengungsi ke luar
kota ketika stasiun radio CBS menayangkan drama radio yang
menceritakan makhluk ruang angkasa menyerang bumi.
Meskipun sudah dijelaskan bahwa peristiwa serbuan itu hanya
ada dalam siaran radio, namun kebanyakan penduduk tidak

25

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

langsung percaya. Dalam sejarah siaran, peristiwa itu dicatat
sebagai efek siaran paling dramatik yang pernah terjadi di muka
bumi.36
c. Program Siaran Radio
1) Berita
Berita radio merupakan laporan atas suatu peristiwa
atau pendapat yang penting atau menarik. Siaran berita
dibedakan dengan siaran informasi. Siaran berita adalah
sajian fakta yang diolah kembali menurut kaidah jurnalistik
radio. Sedangkan siaran informasi tidak selalu bersumber
dari fakta di lapangan namun tetap dikerjakan menurut
kaidah jurnalistik.
2) Perbincangan (Talk Show)
Perbincangan radio (talk show) pada dasarnya adalah
kombinasi antara seni berbicara dan seni wawancara. Setiap
penyiar radio sudah semestinya adalah seorang yang pandai
menyusun kata-kata. Singkatnya seorang penyiar haruslah
pandai berbicara. Namun penyiar yang pandai berkata-kata
belum tentu bagus mewawancarai orang. Tidak semua
penyiar,

pandai

mewawancarai

orang.

Apalagi

36

Morissan, Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi, (Cet keII;Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), hal. 1-3
26

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

menggabungkan

keterampilan

berbicara

dengan

berwawancara.
3) Infotainmen
Infotainmen dalam bahasa Inggris yaitu Infotainment
yang

merupakan

singkatan

dari

information

dan

entertainment yang berarti suatu kombinasi sajian siaran
informasi dan hiburan atau sajian informasi yang bersifat
menghibur. Segmentasi program ini ersifat heterogen dan
umumnya disajikan secara easy listening dengan durasi 5
hingga 60 menit.
4) Jinggle
Jinggle atau radio air promo adalah gabungan musik
dan kata yang mengidentifikasi keberadaan sebuah stasiun
radio. Tujuan produksi jinggle bagi radio adalah untuk
mempromosikan

keberadaan

radio

baru

di

tengah

masyarakat, memberikan informasi simbol atau identitas
terpenting dari radio agar selalu diingat pendengar,
membentuk citra radio di benak pendnegar, pada saat
disiarkan berfungsi sebagai jeda , selingan, dan sejenisnya.37
5) Periklanan

37

Morissan, Manajemen Media Penyiaran, (Jakarta: Kencana, 2009), hh. 220-229
27

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Radio merupakan medium periklanan yang menarik
karena suatu alasan yang tidak lain adalah penghantaran
pesannya kepada khalayak yang homogen. Iklan radio
diproduksi dengan biaya yang tidak mahal sehingga dapat
diubah, diperbarui, dan dispesialisasikan untuk memenuhi
kebutuhan khalayak.38
6) Dakwah
Berdakwah (tabligh) melalui siaran radio, untuk
mencapai sasarannya, yakni para pendengar, tidak memiliki
proses yang kompleks. Setiap materi tabligh tinggal
diucapkan di depan corong radio sebanyak yang diinginkan.
Pelaksanaannya pun berlangsung dengan mudah dan cepat.
Tabligh radio dapat dilakukan melalui musik maupun
kata-kata. Tulang punggung tabligh lewat radio siaran
adalah musik. Orang menyetel radio terutama untuk
mendengarkan musik, sebab musik merupakan hiburan.
Dalam hal ini musik yang dimaksud yaitu musik religi.
Kata-kata yang ada dalam siaran radio, di samping
berbentuk

hiburan,

juga

sebagai

penerangan

dan

38

Stanley J. Baran, Pengantar Komunikasi Massa, terjemahan S. Rouli Manalu
(Jakarta: Erlangga, 2008), h.271
28

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

pendidikan. Bahkan, tabligh dapat menyajikan warta berita
atau ceramah-ceramah yang bermanfaat.39
3. Dakwah Melalui Media Radio
Perkembangan teknologi elektronik telah membawa dampak
kepada

perkembangan di

bidang komunikasi

massa. Berkat

perkembangan teknologi elektronik ini arus informasi dapat berjalan
cepat dan simultan, sehingga mampu menembus ruang dan waktu
antara dua tempat yang berbeda, salah satunya media radio.40
Diawali dari pemahaman kata “radio” sebagaimana yang
sering disebut orang atau khalayak, radio adalah sebuah benda atau
pesawat yang bisa diterima pancaran gelombang elektromagnetik
sehingga mengeluarkan suara, bisa dipegang dan dapat dibawa
kemana-mana. Jadi radio adalah sesuatu yang menghasilkan bunyi

atau suara karena dipancarkan oleh gelombang atau frekuensi
melalui udara. Dari pengertian diatas maka yang dimaksud media
radio adalah media komunikasi yang menyalurkan gagasan dan
informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka, berupa
program yang teratur dan berkesinambungan.
Radio tetap menarik dan dibutuhkan karena senantiasa
menyesuaikan dengan tuntunan perubahan zaman, meskipun
dewasa ini media informasi sudah semakin beragam dengan segala

39

Aep Kusnawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam, (Bandung: Benang Merah Press,
2004), hh. 52-53
40

Tommy Suprapto, Berkarier Di Bidang Broadcasting, (Yogyakarta :Media Pressindo,
2006), hal 5.
29

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

kecanggihannya, tetapi radio tetap menjadi primadona karena
nyaman dinikmati, tanpa harus dengan sengaja duduk secara serius
di depan radio, dapat didengar secara santai sambil tiduran atau
mengerjakan aktivitas lain, mengingat karakteristik yang dimiliki,
pesawat radio yang bentuknya kecil, sederhana dan mudah dibawa
kemana-mana tetap menjadi pilihan sebagai media yang paling
murah, mudah dibeli, mudah didapatkan, dan bisa dinikmati
diberbagai tempat, misalnya saat santai atau dikala serius, di
rumah, di kantor, di kampus, tempat kerja, di dapur, di kamar tidur.
Itulah media radio, kemudahan dan kesederhanaanya itulah
akhirnya hampir semua orang mengenalnya, bisa disimak dan
dinikmati program acaranya.41
Dengan demikian, perkembangan teknologi media radio
merupakan peluang sekaligus juga tantangan bagi para mubaligh.
Dikatakan sebagai peluang berarti dengan semakin beragamnya media
komunikasi dan semakin praktis dan efektifnya seorang komunikator
berhubungan dengan komunikan, maka media radio tersebut
digunakan untuk mubaligh, akan menjadikan tabligh lebih cepat dan
tepat sampai kepada sasarannya. Dan dikatakan sebagai tantangan
sebab untuk menggunakannya saja para mubaligh perlu memiliki
keterampilan, untuk membangunnya sendiri butuh dana yang tidak
sedikit, untuk mengembangkannya akan semakin dihadapkan dengan
tantangan persaingan dengan pengelola media lainya.42

41

Didin Safiuddin , Radio Siaran, ( Sidoarjo: Maret 2005), hal 1

42

Didin Safiuddin , Radio Siaran, ( Sidoarjo: Maret 2005), hal 1
Aep Kusnawan, Komunikasi dan Penyiaran Islam, (Bandung : benang merah press,
2004), hal x
42

30

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

Melalui kepedulian ini, diharapkan para mubaligh dan para
pengelola media khususnya radio dapat memiliki jati diri islami, serta
dapat mencitrakan medianya dengan nilai-nilai islam, memiliki
kebebasan dan keberanian untuk memberantas dekadensi moral
dengan berbagai bentuknya, menggalakan pendidikan akhlak dan
memajukan kualitas iman, ilmu, dan amal masyarkat.dan diharapkan
mampu mengemban visi misi tabligh.
Hal di atas penting dilakukan karena merupakan panggilan
nurani manusia yang paling fitri, sebab perjuangan di jalan Allah
merupakan

perjuangan

untuk

mengaktualisasikan

potensi

kemanusiaan seseorang sebagai mahluknya di muka bumi dalam
menyebarkan cinta kasih sayangnya kepada sesama manusia.43

4. Peranan Media radio Sebagai Media Dakwah
Media massa radio mempunyai arti penting bagi masyarakat
baik masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan karena dapat
mendapat pengetahuan. Di dalam proses komunikasi, peran ideal
radio sebagai media publik adalah mewadahi sebanyak mungkin
kebutuhan dan kepentingan pendengarnya. Ada

tiga

bentuk

kebutuhan, yaitu informasi, pendidikan, dan hiburan. Tidak
terpenuhinya salah satu kebutuhan tersebut akan membuat radio
kehilangan fungsi sosial, kehilangan pendengar, dan pada akhirnya
akan digugat masyarakat sebab tidak berguna bagi mereka.44
Sebagai pemegang ranah publik media radio mempunyai
peran memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam

44

Masduki, Jurnalistik Radio, (Yogyakarta : LKiS 2001 ), hal 2
31

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

bidang.45
a. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu pranata yang muncul sebagai
suatu konsekuensi logis dari adanya suatu kebutuhan manusia
akan pengajaran dan penerangan agama. Dalam hal ini dikenal
dua sistem pendidikan yaitu pendidikan formal dan pendidikan
non formal. Pendidikan formal adalah pendidikan yang diatur
oleh pemerintah atau swasta dan memiliki tingkatan tertentu
misalnya SD, SMP, SMU dan Universitas negeri. Sedangkan
pendidikan non formal adalah salah satu bentuk pendidikan yang
diperogramkan oleh pemerintah dan swasta untuk tujuan tertentu
misalnya kursus-kursus seperti sekarang ini antara lain kursus
komputer, bahasa inggris, akutansi, perhotelan dan lain-lain.
Selain kedua jenis pendidikan tersebut untuk menambah
wawasan ilmu pengetahuan tentang agama, masayarakat
memperoleh pendidikan melalui media massa radio. Hal ini
untuk melengkapi atau menjaring ilmu pengetahuan yang lebih
lengkap mengenai agama.
b. Informasi
Informasi adalah acara, siaran, penayangan, tulisan yang
memberikan penerangan tentang agama atau penjelasan
mengenai hal-hal yang telah, sedang, maupun akan berlalu atas
45

Amnast Nasution, Potret Media Massa Radio, (http: //www.pppi.or.id, diakses 04
juni 2009)
32

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

suatu peristiwa, tindakan, penemuan, hasil karya atau sikap
perorangan maupun kelompok serta kebijakan atau program
pemerintah yang bertujuan meningkatkan kewaspadaan dan
menambah wawasan. Dari pengertian diatas dapat diambil
kesimpulan yang sederhana bahwa media radio mempunyai
fungsi informasi kepada masyarakat sebagai sarana alat untuk
menyampaikan pesan tertentu agar masyarakat mengetahui
semua informasi yang disampaikan.
c. Hiburan
Media

radio

selain

sebagai

media

pendidikan,

informasi, juga sebagai media hiburan. Peranan radio sebagai
hiburan paling banyak dijumpai dibandingkan dengan media
lainya seperti majalah, surat kabar, dan buletin, sehingga
sebagian besar masyarakat bertumpu kepada media radio.
Pengertian hiburan menurut media elektronik radio adalah
pemutaran atau penyiaran hiburan seperti musik Indonesia,
musik asing, musik daerah, hiburan ringan, lawak dan lain
lainya.
Media radio

merupakan hiburan

yang murah bila

dibandingkan dengan media massa lainya, mencari hiburan di radio
tidak mengeluarkan biaya, karena media tersebut pada umumnya
dimiliki setiap rumah penduduk.46

46

Zakbah, Peranan Media Massa Lokal Bagi Pembinaan Dan Pengembangan Budaya
Daerah Riau, (Tanjung Pinang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996/1997), hal 26.

33

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5. Tujuan Dakwah Melalui Media Radio
a. Pelajaran agama (teaching)
Pelajaran agama melalui media radio dapat disamakan dengan
pelajaran bahasa, pelajaran menyanyi dan seterusnya. Tujuannya ialah
memberikan pelajaran tentang ilmu agama kepada semua pendengar
dengan tidak membedakan kepercayaan. Dengan mengikuti pelajaran
tersebut pendengar merasa tertarik untuk percaya dan beriman yang
akhir dengan memeluknya dengan penuh keyakinan.

b. Penyebaran Agama ( Speading )
Penyebaran agama melalui media radio dapat diartikan
sebagai proganda untuk menarik perhatian pendengar di luar
lingkungannya yang bersifat informatif edukatif. Hal ini dapat
digambarkan bahwa agama yang dibawakan adalah yang paling
baik tanpa harus menjelek-jelekan agama lain. Kesempurnaan
agama tersebut harus dapat dibuktikan bahwa agama tersebut dapat
menjamin kebenaran. Pada dasarnya usaha tersebut terutama
ditujukan kepada mereka para pendengar yang belum memeluk
suatu agama. Tetapi karena sifat audien media radio yang non
selective siaran-siaran tersebut dapat didengar oleh orang-orang
yang sudah beragama.
c. Tuntutan agama (evagelion)
Tuntunan agama melalui media radio merupakan suatu
usaha yang paling diharapkan oleh masyarakat. Usaha ini bersifat
pelajaran atau pendidikan ataupun bersifat proganda. Tetapi
34

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

tujuannya utamanya adalah memberikan tuntunan bekal hidup
beragama bagi pemeluk-pemeluk agamanya sendiri.47
6. Kelebihan Dakwah Melalui Media Radio
Media radio termasuk media komunikasi yang memilki
efektifitas tinggi dalam menyampaikan pesan, Pengunaan radio
sebagai salah satu media dakwah merupakan pilihan yang tepat.
Pesawat radio yang kecil, harganya murah, dan bisa didengarkan
kapanpun, dimanapun, serta bisa dijangkau meski pada tempat
yang terpencil menjadi alasan kenapa radio diminati oleh banyak
orang. Dengan menggunakan radio sebagai media dakwah, da’i
bisa lebih efisien dalam menyampaikan pesan dakwahnya kepada
mad’unya dan dengan jangkauan yang luas.
Penyebaran agama (speading)
Radio

sebagai

media

dakwah

memiliki

beberapa

keutamaan antara lain:
1) Program radio dipersiapkan oleh seorang ahli, sehingga
bahan yang disampaikan benar-benar berbobot (bermutu).
2) Radio merupakan bagian dari budaya masyarakat.
3) Harga dan biaya cukup murah, sehingga masyarakat
mayoritas memiliki alat itu.
4) Mudah

dijangkau

oleh

masyarakat.

Artinya

audien/pendengar cukup di rumah.

47

Ahmad Buwaethy, Dakwah Dan Media Elektronik, (http:/bimasislam.depag.go.id,
35

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

5) Radio mampu menyampaikan kebijaksanaan, informasi
secara cepat dan akurat.
6) Pesawat radio mudah dibawa kemana-mana.
Keterbatasan atau kelemahan media radio sebagai media
dakwah antara lain :
1) Siaran hanya sekali di dengar (tidak dapat diulang).
2) Terikat oleh pusat pemancarnya dan waktu siaran. Artinya
siaran radio tidak setiap saat dapat didengar menurut
kehendaknya (obyek dakwah).
3) Terlalu peka akan gangguan sekitar, baik bersifat alami
maupun teknis.48
7. Kelemahan Dakwah Melalui Media Radio
Keterbatasan atau kelemahan media radio sebagai media dakwah
menurut Asmuni Syukir dalam bukunya dasar-dasar strategi dakwah
Islam antara lain adalah :
a. Siaran hanya sekali didengar (tidak dapat diulang), kecuali memang
dari pusat pemancarnya.
b. Terikat oleh pusat pemancarnya dan waktu siaran, artinya siaran
radio tidak setiap saat dapat didengar menurut kehendaknya.
c. Terlalu peka akan gangguan sekitar, baik bersifat alami maupun

48

Asmuni Syukur, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983),
hh.176-177
36

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

teknis.49
Sedangkan kelemahan media radio sebagai media dakwah menurut
Aep Kusnawan, dalam bukunya

Dokumen yang terkait

Strategi dakwah radio wadi 102 FM dalam meningkatkan program siaran radio

7 44 84

Dakwah melalui media radio : analisis program cahaya pagi radio al-alkassalam sejahtera jakarta rasfm

5 26 86

Strategi Dakwah Islam Radio Komunitas Santri (studi kasus pondok pesantren Ummul Quro Al-Islami) Bogor Jawa Barat

3 27 134

Produksi Program Radio: Analisis Program Sindo Pagi Di Radio Sindo Trijaya Fm

7 66 169

Strategi Program Suara (Salam Ukhuwah Erdamah) Sebagai Media Dakwah Di Radio Erdamah 107.7 Fm

6 31 89

Strategi Humas Radio Pikiran Rakyat FM Dalam Mensosialisakan Program Siaran (Studi Deskriptif Tentang Radio Pikiran Rakyat FM Dalam Mensosialisasikan Program Siaran Melalui Branding Ob Van Kepada Masyarakat di Kota Bandung)

0 6 18

Strategi Humas Radio Pikiran Rakyat FM Dalam Mensosialisakan Program Siaran (Studi Deskriptif Tentang Radio Pikiran Rakyat FM Dalam Mensosialisasikan Program Siaran Melalui Branding Ob Van Kepada Masyarakat di Kota Bandung)

0 2 18

Kelompok Pengajian Ahad Pagi “Al Manar” Deteksi Dini Penyakit Gagal Ginjal Kronik

0 4 9

PERAN PENGAJIAN AHAD PAGI CABANG MUHAMMADIYAH DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI AGAMA ISLAM Peran Pengajian Ahad Pagi Cabang Muhammadiyah Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama Islam Masyarakat Desa Tulung Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten Tahun 2016-2017.

0 1 15

PERAN PENGAJIAN AHAD PAGI CABANG MUHAMMADIYAH DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI AGAMA ISLAM Peran Pengajian Ahad Pagi Cabang Muhammadiyah Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama Islam Masyarakat Desa Tulung Kecamatan Tulung Kabupaten Klaten Tahun 2016-2017.

0 1 18