Strategi Dakwah Islam Radio Komunitas Santri (studi kasus pondok pesantren Ummul Quro Al-Islami) Bogor Jawa Barat

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh: DWI ARYANTI NIM: 1110051000046

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M


(2)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

DWI ARYANTI NIM: 1110051000046

Pembimbing,

Dr. Fatmawati, M.A NIP. 197609172001122002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H / 2014 M


(3)

(4)

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya, atau merupakan hasil plagiat atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 09 April 2014 Penulis


(5)

i

Dakwah merupakan sebuah kegiatan mengajak umat manusia untuk berbuat kebaikan dan melarang dari kejahatan, seiring dengan perkembangan zaman, maka saat ini kegiatan dakwah tidak hanya dapat dilakukan dengan tatap muka saja, namun penggunaan teknologi dalam bentuk media massa juga dapat dimanfaatkan sebagai media dakwah yang efektif, salah satunya ialah penggunaan media radio yang diamplikasikan di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami Bogor Jawa-Barat, radio merukan media alternatif untuk berdakwah di pondok pesantren ini, hal ini dikarnakan pesan dakwah yang dismpaikan oleh pondok pesantren tidak hanya dapat didengarkan oleh para penghuni pondok pesantren saja, melainkan dapat menjangkau masyarakat sekitarnya.

Dalam penelitian ini penulis mengajukan beberapa pertanyaan yang akan dijadikan sebagai rumusan masalah, di antaranya: Bagaimana Strategi Dakwah Islam Melalui Radio Komunitas dalma Meningkatkan Nilai Akhlak Masyarakat sekitar di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami? Dan Mengapa radio UQI 107,5 FM melakukan dakwah untuk masyarakat sekitar?

Pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus, Penulis berusaha untuk menggambarkan secara jelas segala yang terjadi di lapangan melalui observasi dan wawancara, kemudian dianalisa untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Adapun dalam penelitian ini peneliti mencoba menggunakan salah satu teori dari teori komunikasi. penulis menggunakan teori dependensi media, teori ini dikemukakan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur, mereka menyatakan bahwa kekuatan media massa dalam memengaruhi khalayak audiensi karena adanya sifat ketergantungan audiensi tergadap isi media massa. DeFleur dan Rokeach, juga mengatakan bahwa derajat ketergantungan terhadap media merupakan kunci dalam memahami kapan dan mengapa pesan media massa dapat mengubah kepercayaan, perasaan, dan prilaku audiensi.

Dari hasil penelitian yang telah penulis anilisis melalui hasil observasi dan wawancara, maka dapat disimpulkan bahwasanya strategi dakwah yang digunakan radio UQI 107,5 FM dalam meningkatkan nilai akhlak masyarakat sekitar ialah degan cara lebih banyak meyediakan program-program acara yang bersifat mendidik dan informatif dengan memiliki unsur dakwah yang kuat, dikarnakan masyarakat sekitar minim sekali tentang ilmu keagamaan, dan tidak adanya sebuah wadah untuk menuntut ilmu keagamaan, dengan alasan ini maka radio UQI 107,5 FM melakukan kegiatan dakwah kepada masyarakat sekitar agar mereka dapat menambah ilmu pengetahuan tentang agamanya dan dapat pemperbaiki akhlaknya. Sedangkan dalam fungsinya radio UQI 107,5 FM dapat dilihat dari segala efek yang ditimbulkan yakni efek kognitif, efek afektif, dan efek behavioral.


(6)

ii

yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, Dialah Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah memberikan nikmat Iman, Islam dan Ikhsan kepada seluruh umat manusia yang ada di muka bumi ini. Dialah Tuhan yang menciptakan akal sebagai mediator untuk berfikir dan merenung tentang kekuasaan-Nya, untuk mempelajari lautan ilmu-Nya dan yang terpenting untuk menyadari, mengetahui, mengingat dan menyaksikan akan eksistensi-Nya setiap saat.

Bersama rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana dan merupakan kewajiban akademis di Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan seluruh pengikutnya yang senantiasa istiqamah dalam mengikuti dan memegang teguh ajarannya dan menjalankan agama Allah SWT. Semoga uswatun hasanah yang beliau contohkan, menjadikan penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya pengikut yang senantiasa mengikutinya dalam kehidupan sehari-hari. Sepenuhnya penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini banyak mengalami kesulitan, hambatan, dan gangguan hingga terkadang rasa putus asa dan bosan pernah dirasakan. Namun, berkat doa, bantuan, motivasi, bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga dari berbagai pihak akhirnya


(7)

iii

Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Suparto, M.Ed., Ph.D, selaku wakil dekan bidang Administrasi Umum, Drs. Jumroni, M.Si., selaku wakil dekan bidang Akademik, dan Dr. H. Sunandar, M.A. selaku wakil dekan bidang kemahasiswaan.

2. Rachamt Bayhaki M.Si, selaku Kepala Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Umi Musyarrofah, M.A selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.

3. Dr. Fatmawati, M.A selaku dosen pembimbing yang telah banyak membimbing dan memberikan pengarahan serta motivasi yang terusmenerus seraya memberikan dukungan guna meraih masa depan yang lebih baik. Penulis menganturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada beliau, semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan kebaikan setiap saat kepada beliau beserta keluarga.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi khususnya untuk Drs. Hamdani, M.A selaku Dosen pembimbing Akademik KPI B 2010, Serta Seluruh Dosen yang telah mengajarkan dan mendidik ilmu pengetahuan serta ilmu yang bermanfaat bagi penulis selama menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Segenap pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif


(8)

iv

tercinta bpk. Komarudin, dan Ibu tersayang ibu Sri Wahyuni, kalianlah harta paling berharga yang penulis punya, serta Kakak tercinta Noviyanti yang tidak henti-hentinya memberikan semangat serta motivasi, dan Abang tersayang Abdulrohiem yang menjadi penyemangat bagi penulis. Kalian lah yang sangat penulis banggakan. Terima kasih atas semangat dan motivasi serta bantuan kalian untuk penulis yang bersifat materil. Semoga kebahagiaan dan keberkahan akan selalu menyertai serta mendapatkan balasan dari Allah SWT.

7. KH. Helmy Abdul Mubin, Lc. Selaku pimpinan Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis serta bantuan berupa arahan, motivasi, semangat, dan do’a sehingga terselesaikannya skripsi ini. 8. Dan segenap para ustadz dan ustadzah di Pondok Pesantren Ummul Quro

Al-Islami yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa terimakasih yang sebanyak-banyak untuk mereka semua selaku tempat penulis mencari data yang sangat membantu dan waktu luangnya untuk memberikan banyak petunjuk sehingga dapat selesai dengan baik skripsi ini. 9. Sahabat seperjuangan, Midah, teh Ulva, Iin, dan putri kalian lah yang menjadi

semangat penulis untuk selalu optimis dan yakin dalam setiap langkah, Kalian yang lelalu membantu penulis dalam segala hal selama kita menuntut Ilmu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak hari pertama perkuliahan sampai saat ini dan


(9)

v

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah memberikan nuansa persahabatan, kekeluargaan selama akhir hayat. Terima Kasih buat kalian yang telah memberikan motivasi dan do’a kepada penulis.

11.Semua pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun materil kepada penulis sehingga terselesaikan penulisan skripsi ini. Begitu banyak ucapan terima kasih yang penulis sampaikan, semoga Allah SWT membalas semua kebaikan keluarga dan sahabat-sahabatku tercinta Amin Ya Robbal Alamin.

Akhirnya, penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan. Karena itu, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Untuk itu penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat terutama bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Jakarta, 09 April 2014


(10)

vi LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ……… i

KATA PENGANTAR ……….. ii

DAFTAR ISI ………. vi

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang Masalah ………. 1

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ……… 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .………. 7

D. Tinjauan Pustaka ………. 8

E. Metodelogi Penelitian ……….. 10

F. Sistematika Penulisan ……….. 16

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN ……… 19

A. Teori Dependensi Media (Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur) ……….. 19

B. Strategi Dakwah 1. Pengertian Strategi ………. 22

2. Pengertian Dakwah ……… 25


(11)

vii

C. Radio

1. Sejarah dan Pengertian Radio ………... 36

2. Macam-macam Radio ... .. 38

3. Radio Sebagai Media Dakwah ……….. 39

BAB III GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN DAN RADIO UQI 107,5 FM ……… 43

A. Profil Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami ………… 43

B. Profil Radio UQI 107,5 FM 1. Sejarah dan Perkembangan Radio UQI 107,5 FM …… 46

2. Visi dan Misi Radio UQI 107,5 FM ………. 48

3. Struktur Organisasi Radio UQI 107,5 FM ……… 48

4. Program-Program Acara Radio UQI 107,5 FM …... 50

5. Alamat Radio ……… 54

6. Logo Radio ………... 55

7. Laporan Pendengar ………... 56

8. Segmentasi ……… 56

9. Kepemilikan Saham ……….. 57


(12)

viii

B. Efek pesan dakwah yang disiarkan bagi masyarakat sekitar

pondok pesantren Ummul Quro Al-Islami ... 67

1. Efek kognitif ………. 68

2. Efek afektif………. 70

3. Efek behavioral ..……… 71

C. Bentuk Strategi Dakwah Islam yang diterapkan Radio UQI 107,5 FM di Pondok Pesanntren Ummul Quro Al-Islami…. 73 D. Faktor pendukung dan penghambat proses siaran Radio UQI 107,5 FM di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami…….. 81

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ………. 84

B. Kritik dan Saran ………... 87

DAFTAR PUSTAKA ……….... 90

LAMPIRAN-LAMPIRAN

SURAT-SURAT KEABSAHAN PENELITIAN HASIL WAWANCARA


(13)

ix

Gambar 3.2. Logo Radio UQI 107,5 FM ……… 55


(14)

x

Ku Persembahkan Untuk Orang Tuaku Tercinta Bapak dan Ibu di Rumah


(15)

1

Islam yang kita kenal adalah agama dakwah. Yaitu agama yang menugaskan untuk menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia, sebagai rahmat bagi seluruh alam. Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia, bilamana ajaran Islam yang mencakup segenap aspek kehidupan itu dijadikan sebagai pedoman hidup dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.

Usaha untuk menyebar luaskan Islam, dan untuk merealisir ajaran Islam ditengah-tengah kehidupan umat manusia adalah merupakan usaha dakwah, yang dalam keadaan bagaimanapun dan dimanapun harus dilaksanakan oleh umat Islam.

Banyak ayat Al-Qur‟an dan Hadits Nabi Muhammad SAW yang memerintahkan pemeluknya menghadapi dunia dan manusia ini dengan jalan dakwah, karena Islam adalah agama yang aktif dan positif. Islam dan ajaran yang dibawanya penuh dengan jihad, seluruh ajaran Islam pasti berpengaruh kepada hal-hal yang positif, yaitu dengan senantiasa memerintahkan umatnya untuk beramal, bertindak, giat, dan berjuang untuk kebaikan.

Menjadi seorang muslim berarti menjadi juru dakwah bila dan dimana saja, di segala bidang dan ruang.


(16)

Rasulullah SAW. Bersabda :

ًةيآ ولو ينع اوغلب

“ Sampaikanlah dari padaku walaupun hanya satu ayat.”(HR. Al -Bukhori) 1

Begitulah arti dari hadits Nabi SAW. yang memerintahkan umatnya untuk berdakwah walaupun hanya satu ayat. Sepenggal hadits ini juga menjelaskan

bahwasanya “ umat manusia hanya akan merasakan kenikmatan hidup beragama jikalau mereka memenuhi atau merasakan udara seluruhnya dengan kegiatan berjuang, memenuhi usaha dan gerak, menjalankan amanat dan kepercayaan suci ini dengan segala kesungguhan dan kepenuhan hati.2

Seiring dengan perkembangan zaman, dewasa ini keberadaan media massa mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan manusia, tidak dapat dimungkiri bahwasanya peran media massa sangat dibutuhkan oleh berbagai golongan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan sehari-hari, tidak terkecuali dalam hal berdakwah, dengan mengikuti perkembangan zaman metode dakwah dengan tatap muka bukanlah menjadi satu-satunya cara untuk berdakwah, kini media massa dapat digunakan menjadi salah satu sarana dakwah, salah satunya adalah radio.

Radio merupakan salah satu bentuk media massa yang sangat berpengaruh bagi semua kalangan masyarakat dikarenakan bentuk penyampainnya kepada

1

K.H.M. Isa Anshary, Mujahid Dakwah, (Bandung: C.V Diponegoro, 1991), h. 22.

2


(17)

audien dengan jumlah yang sangat banyak dan serempak. Oleh karena itu radio dapat dijadikan salah satu sarana alternatif untuk menyampaikan pesan kepada khalayak banyak.

Perkembangan radio dimulai dari penemuan phonograph (gramofon), yang juga bisa digunakan untuk memainkan rekaman, oleh Edison pada tahun1877. Pada saat yang sama James Clerk Maxwell dan Helmholtz Hertz melakukan eksperimen elektromagnetik untuk mempelajari fenomena yang kemudian dikenal sebagai gelombang radio. Namun muncul Marconi, orang yang kemudian memanfaatkan kedua penemuan tersebut untuk mengembangkan sistem komunikasi melalui gelombang radio pada tahun 1896. Siaran radio secara reguler dimulai pada tahun 1912 oleh Charles Herrold.3

Radio merupakan media massa elektronik tertua di dunia. Selama hampir satu abad lebih keberadaan radio siaran telah berhasil mengatasi persaingan keras seperti film dan televisi.4 Hal ini dikarenakan kelebihan yang dimiliki oleh media elektronik radio itu sendiri yang dimana keberadaannya berada dimana saja, dan dapat menjangkau setiap pendengarnya dari segala golongan, karena akses-nya yang mudah untuk didapatkan dan biayanya yang cenderung murah, tidak sampai di situ, kelebihihan lain yang dimiliki media ini ialah karena penggunaannya yang mudah dan dapat berada di mana saja, maka radio dapat didengarkan secara

3

Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, (Jakarta: Kencana, 2007) hal. 25

4Muhammad Rifa‟i, “Analisis Isi Pesan Dakwah Program Hikmah Di Radio JIC 107,7 FM,”

(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Komunikasi dan Ilmu Dakwah, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2013), hal. 2


(18)

bersamaan saat sedang melakukan aktivitas lain, bahkan jika sedang menggunakan media massa lain.

Berdasarkan sifat dan kegunaannya, maka radio dapat menjadi salah satu sarana untuk menyampaikan pesan dakwah, di zaman teknologi yang sedang berkembang ini menyampaikan pesan dakwah melalui media merupakan salah satu jalan alternatif yang efektif, salah satunya dengan menggunakan media radio. Bahkan sekarang ini penggunaan radio tidak hanya diaplikasikan di beberapa tempat tertentu, melainkan penggunaan media ini dapat diaplikasikan dimana saja seperti contohnya di beberapa pondok pesantren modern yang memiliki saluran dan studio radio itu sendiri, seperti halnya di pondok pesantren Ummul Quro Al-Islami Bogor-Jawa Barat. Pondok pesantren yang dulunya dikenal dengan bentuk metode pembelajarnya yang terkesan tradisional, kini tidak dapat dikatakan demikian, di karenakan dengan adanya perkembangan teknologi yang sangat pesat maka pondok pesantern pun dapat menyeimbangkan bentuk komunikasi yang digunakannya. Adapun pengaplikasian sarana radio di pondok pesantern tersebut tentunya mempunyai suatu tujuan yakni tidak lain untuk digunakan dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sebagai media pembelajaran sekaligus media dakwah untuk menyampaikan pesan dakwah yang tidak hanya dapat didengarkan oleh para santrinya melainkan juga dapat didengarkan oleh masyarakat sekitarnya yang minim akan pengetahuan agama.

Radio UQI 107.5 FM dengan mengusung motto "Radio Santri-Tempat Berbagi", hadir sebagai sebuah Radio yang mengkombinasikan program-program


(19)

bernuansa Islami dan program-program umum yang dibawakan dengan gaya khas remaja. Radio ini berdiri dibawah naungan Lembaga Pendidikan Pesantren Modern yang bernama Ummul-Quro Al-Islami dengan jumlah santri sebanyak 3.500 (data sekretaris tahun ajaran 2012-2013) yang berasal dari berbagai penjuru daerah di tanah air. 5

Radio UQI 107.5 FM sebagai salah satu media hiburan sekaligus media dakwah, telah mendapat sambutan yang cukup baik dari masyarakat luas, dan dengan didukung SDM yang berpengalaman dalam bidang radio siaran, serta sajian program-program yang bernuansa Islami, edukatif, dan informatif, radio UQI 107.5 FM mampu memenuhi kebutuhan informasi, hiburan dan edukasi masyarakat luas.

Salah satu tujuan didirikannya radio UQI 107.5 FM ini yaitu untuk

mengubah opini “sebagian masyarakat” yang saat ini masih memandang pelajar

pesantren (baca: santri) hanya sebatas individu yang memiliki kemampuan dalam hal-hal keagamaan yang sifatnya tradisional saja. Melalui media radio ini, santri pun dibekali keterampilan di bidang radio broadcasting, sebagai bekal mereka untuk menjawab tantangan di masa depan yang semakin kompetitif. Disamping itu, dengan porsi program bernuansa Islami yang lebih besar, radio UQI ini menjadi media dakwah yang efektif untuk menyentuh seluruh lapisan masyarakat, khususnya kalangan remaja, karena memang yang menjadi segmen radio ini

5“UQI 107.5 FM”,

Artikel ini diakses pada tanggal 05 Maret 2014 pukul: 21:00 WIB dari www.facebook.com


(20)

adalah kaum remaja. Dengan demikian, melalui program-program acara yang disuguhkan, berharap radio UQI 107.5 FM tidak hanya dapat menjadi media hiburan tapi juga media yang dapat memenuhi kebutuhan informasi dan edukasi para pendengarnya khususnya di bidang dakwah.

Atas dasar alasan itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai strategi dakwah melalui media radio, serta fungsinya sebagai media penyampaian pesan dakwah di pondok pesantern Ummul Quro Al-Islami. Dengan demikian, berdasarkan latar belakang dan pemikiran diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan berjudul: STRATEGI DAKWAH ISLAM RADIO KOMUNITAS SANTRI (Studi Kasus Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami Bogor-Jawa Barat)”.

B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah

a. Pembatasan masalah

Pada penelitian ini, pembatasan masalah diambil agar penelitian yang penulis lakukan lebih terarah dan terperinci. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini dibatasi pada strategi dakwah Islam melalui radio komunitas santri dalam meningkatkan nilai akhlak bagi masyarakat sekitar di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami Bogor-Jawa Barat.

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut:


(21)

1. Bagaimana strategi dakwah radio UQI 107,5 FM dalam mningkatkan nilai akhlak masyarakat sekitar di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islam? 2. Mengapa radio UQI 107,5 FM melakukan dakwah untuk masyarakat

sekitar?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana strategi dakwah melalui radio dalam meningkatkan nilai akhlak masyarakat sekitar yang diterapkan di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami Bogor-Jawa Barat, dan agar dapat mengetahui apa penyebab radio UQI 107,5 FM melakukan dakwah untuk masyarakat sekitarnya.

Sedangkan untuk manfaatnya dapat dikategorikan sebagai berikut.

a. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah dan referensi bagi pengembangan Ilmu Komunikasi khususnya jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Serta dapat menambah wawasan bagi para penjuru dakwah dalam penerapan strategi dakwah dalam media massa yang sesuai dengan kemajuan teknologi sehingga dapat menopang kebutuhan masyarakat akan pengetahuan Islam.


(22)

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan segenap bagian masyarakat, pengajar, mahasiswa, pelajar umumnya dan para santri dan masyarakat sekitar pondok pesantern Ummul Quro Al-islami khususnya, serta para praktisi dakwah dan lainnya bahwa kita sebagai seorang muslim ikut berperan dalam mensosialisasikan nilai-nilai Islam. Terutama bagi pengelola-pengelola stasiun radio yang menjadikan radio sebagai saalah satu sarana dakwah khususnya penerapan dakwah melalui radio di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami Bogor Jawa Barat.

D. Tinjauan Pustaka

Penelitian dengan membahas tentang radio sebagai media dakwah, sebelumnya juga telah dilakukan oleh beberapa mahasiswa Universitas Islam Negeri Jakarta. Khususnya mahasiswa pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Namun yang menjadi perbedaan adalah bahwa mahasiswa sebelumnya telah meneliti tentang analisis isi pesan dakwah yang disampaikan melalui program acara di radio tertentu, sedangkan dalam penelitian ini penulis lebih menekankan kepada bentuk strategi dakwah melalui radio dalam menyiarkan pesan-pesan dakwah didalamnya serta untuk mengetahui apa penyebab radio UQI 107,5 FM sehingga menyiarkan pesan dakwah bagi masyarakat sekitarnya.


(23)

Meskipun terdapat perbedaan tentang fokus yang diteliti, namun penulis tetap merujuk kepada beberapa judul skripsi yang berkaitan, diantaranya,

“Analisis Isi Pesan Dakwah Program Hikmah Di Radio JIC 107,7 FM” oleh Muhammad Rifa‟i, dalam penelitiannya membahas tentang isi pesan dakwah apa saja yang terkandung pada program “Hikmah” di Radio JIC 107,7 FM Jakarta, serta kecendrungan isi pesan dakwah pada program “hikmah” di radio JIC 107,7

FM. Persamaannya ialah sama-sama meneliti tentang dakwah dan media radio,

namun yang menjadi perbedaan jika Muhammad rifa‟i meneliti tentang analisis

pada program tertentu sedangkan penulis meneliti tentang strategi dakwah melaui radio.6

Selain itu penulis juga merujuk kepada judul “Analisis Isi Pesan Dakwah Pada Program Siaran Citra Muslimah Di Radio CBB 105,7 FM”, oleh Nur Fajrina

yang membahas tentang kecendrungan isi pesan yang terdapat pada program siaran citra muslimah di radio CBB 105,7 FM. Persamaannya dengan penulis sama-sama meneliti tentang dakwah dan media radio, dan perbedaannya berada pada fokus penelitiannya, jika Nur Fajrina membahas tentang analisis pesan dakwah di program radio sedangkan penulis membahas tentang strategi radio di pondok pesantren Ummul Quro Al-Islami.7

6Muhammad Rifa‟i, “Analisis Isi Pesan Dakwah Program Hikmah Di Radio JIC 107,7 FM”,

(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013).

7Nur Fajrina, “Analisis Isi Pesan Dakwah Pada Program Siaran Citra Muslimah Di Radio

CBB 105,7 FM”, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013).


(24)

Selain itu penulis juga merujuk kepada skripsi milik Musta‟in Abdullah

yang mebahas tentang ”Strategi Komunikasi Dakwah pada Radio Rama FM,

Yogyakarta ( Studi Terhadap Format Komunikasi Program Religi Embun Pagi)”.8 Dari ke empat rujukan ini mempunyai perbedaan dalam fokus pembahasan diteliti, juka ke empat penelitian ini lebih membahas tentang analisis ini program dan format acara maka dalam penelitian ini penulis membahas tentang strategi dakwah Islam Radio Komunitas Santri dalam Meningkatkan Nilai Akhlak bagi Masyarakat Sekitar Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami Bogor Jawa-Barat.

E. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan tipe penelitian ini menggunakan tipe deskripsi kualitatif, dimana penulis mendeskripsikan atau mengkonstruksi wawancara-wawancara mendalam terhadap subjek penelitian. Di sini penulis bertindak selaku faslitator dan realitas dikonstruksikan oleh subjek penelitian. Selanjutnya penulis bertindak sebagai aktivis yang ikut memberi makna secara kritis pada realitas yang dikonstruksi subjek penelitian.9

8Musta‟in Abdullah, “Strategi Komunikasi D

akwah pada Radio Rama FM, Yogyakarta ( Studi Terhadap Format Komunikasi Program Religi Embun Pagi)”, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah Universitas Islami Nrgeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009).

9

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Risen Komunikasi, Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran edisi: 1, cet. 5.


(25)

2. Metode penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian studi kasus, dalam bukunya Rachmat Kriyantono studi kasus adalah metode riset yang menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara konferhensif berbagai aspek individu, kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis. Penelaah berbagai sumber data ini membutuhkan berbagai macam instrument pengumpulan data. Karena itu, penulis dapat menggunakan wawancara mendalam, observasi non partisipan, dokumentasi, rekaman, bukti-bukti fisik, dan lainnya.10

3. Subjek dan Objek penelitian

Subjek penelitian adalah sumber-sumber tempat memperoleh informasi.11

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah para tim radio UQI 107,5 FM slaku juru dakwah. Sedangkan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah bentuk penerapan strategi dakwah yang dilakukan radio UQI 107,5FM dalam meningkatkan nilai akhlak masyarakat sekitar di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami serta masalah apa yang ada dilingkungan masyarakat sekitar sehingga radio UQI 107,5 FM menyiarkan pesan dakwah. Adapun

10

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Risen Komunikasi, h: 65.

11


(26)

sumber data akan didapat melalui hasil observasi dan wawancara penulis kepada para subjek penelitian terkait tentang objek yang akan diteliti.

4. Tahapan penelitian

Tahap dalam melakukan penelitian ini adalah, a).pengumpulan data, b). Pengolahan data, dan c).Analisis data.

a. Teknik pengumpulan data

Seorang peneliti harus melakukan kegiatan pengumpulan data. Kegiatan pengumpulan data adalah prosedur yang sangat menentukan baik tidaknya penelitian tersebut. Adapun teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan penulis untuk mengumpulkan data.12 Adapun teknik pengumpulan data yang penulis lakukan didapatkan dengan cara mengumpulkan data-data melalui berbagai instrumen sebagai berikut:

1) Wawancara mendalam

Wawancara adalah percakapan antara periset/peneliti (seseorang yang berharap mendapatkan informasi) dan informan (seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek yang akan di teliti. Wawancara merupakan metode

12

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Risen Komunikasi, Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. edisi: 1, cet. 5 (Jakarta: Kencana, 2010), h: 95


(27)

pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Adapun wawancara ini merupakan salah satu metode pengumpulan data pada penelitian kualitatif.13

Dalam penelitian ini peneliti melakukan kegiatan wawancara kepada para tim redaksi radio UQI 107,5 FM, yakni ustadz Dicky Mulyanto selaku manager operasional dari radio UQI 107,5 FM, dan Tiara Melia Putri selaku salah satu penyiar radio UQI 107,5 FM, serta para santri pondok pesantren Ummul Quro Al-Islami, dan kepada beberapa masyarakat sekitar pondok selaku pendengar/audien dari radio UQI 107,5 FM.

2) Telaah Teks Program/ Data recording analisis

Selain wawancara, penulis mencoba menggali informasi/data secara lebih mendalam lagi, yaitu melalui telaah rekaman program. Setelah itu rekaman program tersebut akan penulis transkip ke dalam bentuk sebuah teks. Begitu pula dengan data-data lainnya seperti data wawancara, penulis juga akan menuangkannya dalam bentuk teks yang kemudian akan menjadi bahan analisis penulis untuk mengambil sebuah kesimpulan dalam penelitian ini.

13

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Risen Komunikasi, Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. (Jakarta: Kencana, 2010) edisi: 1, cet. 5,hal: 100


(28)

3) Observasi non partisipan

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang digunakan pada riset kualitatif. Observasi adalah suatu kegiatan mengamati secara langsung (tanpa mediator) sebuah objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut.

Selain itu observasi merupakan sebuah interaksi (prilaku) dan percakapan yang terjadi di antara subjek yang diteliti. Sehingga keunggulan metode ini adalah data yang dikumpulkan dalam dua bentuk: interaksi dan percakapan. Artinya selain perilaku nonverbal juga mencangkup perilaku verbal dari orang-orang yang diamati. Ini mencangkup antara lain apa saja yang dilakukan, perbincangan apa saja yang dilakukan termasuk bahasa-bahasa gaul serta benda-benda apa yang mereka buat atau gunakan dalam interaksi sehari-hari.14

Dalam penelitian ini peneliti telah melakukan observasi selama bulan Februari sampai April 2014. Karena untuk mengetahui proses produksinya maka dilakukan waktu yang cukup lama. Dalam teknik observasinya, peneliti menggunakan observasi yang bersifat langsung. Observasi secara langsung yakni melakukan kunjungan dengan mengamati langsung pelaksanaan siaran radio terutama dalam siaran program-program dakwah di radio UQI 107,5 FM yang berada di

14

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Risen Komunikasi, Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran edisi: 1, cet. 5.


(29)

lingkungan Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami Bogor-Jawa Barat.

4) Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan menginvestasi dokumen-dokumen yang relevan dan terkait dengan permasalahan yang diteliti. Yaitu mempelajari dan menganalisa bahan-bahan yang didapatkan berupa tulisan, gambar-gambar yang diambil dari hasil foto, arsip berupa diktat, dan lain sebagainya guna menguatkan kebenaran data yang telah diperoleh melalui observasi dan wawancara.

Dalam hal ini penulis akan mengambil data-data, foto-foto, serta arsip-arsip yang berhubungan dengan aktivitas serta program-program yang disiarkan oleh radio UQI 107,5 FM di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami Bogor-Jawa Barat, seperti foto wawancara dan studio siaran, yang dapat memperkuat data penelitian, dan data-data ini dapat diperoleh langsung dari dokumen yang ada di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami Bogor-Jawa Barat.

b. Pengolahan data

Dalam melakukan pengolahan data, peneliti mencoba mengolah semua data-data yang didapatkan baik dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi, semua data tersebut akan diolah sehingga menjadi suatu pembahasan yang dapat dianalisis setelahnya.


(30)

c. Teknik analisis data

Analisis data dilakukan setelah data-data berupa kata-kata, kalimat, atau narasi baik yang diperoleh dari hasil wawancara observasi maupun dokumen terkumpul semua. Kemudian data tersebut diklasifikasikan ke dalam kategori-kategori tertentu. Pengklasifikasian atau pengkategorian ini harus benar-benar mempertimbangkan kebenaran data, dengan memilah-milah data yang memang benar-benar didapatkan dari sumber yang terpercaya dan memang benar kebenarannya dapat dibuktikan. Selanjutnya dari hasil data-data yang dikumpulkan maka penulis akan membuat kesimpulan berdasarkan data-data yang telah didapatkan, kemudian data-data tersebut diolah atau direvisi kembali dengan menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini, yaitu penulis menyusun dengan membagi menjadi lima bab:

BAB I PENDAHULUAN:

Dalam bab ini membahas mengenai latar belakang masalah penelitian, perumusan dan pembatasan masalah dalam penelitian, tujuan dan manfaat dari penelitian, tinjauan pustaka, metodelogi yang digunakan dalam penelitian, dan sistematika penulisan.


(31)

BAB II KERANGKA PEMIKIRAN:

Dalam bab ini membahas tentang teori Dependensi atau ketergantungan media, dakwah dan strategi dakwah, dan media dakwah yaitu radio.

BAB III PROFIL PONDOK PESANTREN DAN RADIO UQI 107,5 FM:

Dalam bab 3 ini membahas tentang gambaran umum dari Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, sejarah dan perkembangan radio UQI 107,5 FM, visi dan misi radio UQI 107,5 FM, struktur organisasi di radio UQI 107,5 FM, program-program acara di radio UQI 107,5 FM, alamat radio, logo radio, laporan pendengar, segmentasi, dan kepemilikan saham.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN:

Dalam bab ini membahas tentang penerapan strategi dakwah Islam melalui radio komunitas santri dalam meningkatkan akhlak masyarakat sekitar di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami Bogor-Jawa Barat serta samalah apa yang terjadi sehingga radio UQI 107,5 FM menyampaikan pesan dakwah bagi masyarakat sekitar.


(32)

BAB V PENUTUP:

Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, sebagai kesimpulan dari jawaban masalah yang telah dirumuskan secara singkat, kemudian ditambah dengan kritik dan saran yang berkaitan dengan hasil temuan penelitian.


(33)

19

A. Teori Dependensi Media (Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur)

Teori merupakan pernyataan umum yang merangkum pemahaman tentang cara dunia bekerja.1 Adapun dalam bukunya Rachmat Kriyantono menjelaskan bahwasanya fungsi teori dalam penelitian ialah membantu peneliti untuk menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya. Teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi diantara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut.2

Selain itu tujuan dari teori komunikasi massa ialah sebagai berikut:3 1. Untuk menjelaskan pengaruh-pengaruh komunikasi massa.

2. Untuk menjelaskan manfaat komunikasi massa yang digunakan oleh masyarakat.

3. Untuk menjelaskan pembelajaran dari media massa.

4. Dan untuk menjelaskan peran media massa dalam pembentukan pandangan-pandangan dan nilai-nilai masyarakat.

1

Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr., Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, Cet. Ke-5 (Jakarta: PT. Kencana, 2011). h: 12

2

Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran, Cet. Ke-5,

(Jakarta: PT. Kencana, 2010). h: 43

3

Severin dan Tankard, Jr., Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, h: 13


(34)

Adapun dalam penelitian ini penulis mencoba menggunakan salah satu teori dari teori komunikasi yang tentunya berhubungan dengan dunia penyiaran, yakni penulis menggunkan teori dependensi. Teori dependensi ini juga dikenal dengan teori ketergantungan, lahirnya teori dependensi ini setelah munculnya teori penggunaan dan kepuasan, yang memberikan gagasan bahwa yang memandang media memberikan efek terbatas kepada audiensi. Dengan kata lain teori penggunaan dan kepuasan menjamin kemampuan individu untuk melakukan control terhadap media yang mereka konsumsi karena media memiliki kemampuan terbatas untuk memengaruhi audiensi.

Dengan demikian pada tahun 1975, Melvin DeFluer dan Sandra Ball-Rokeach mengemukakan gagasan mereka mengenai teori ketergantungan (dependency theory) yang membahas mengenai kekuatan media massa dalam memengaruhi khalayak audiensi karena adanya sifat ketergantungan audiensi tergadap isi media massa.4

Teori ketergantungan memiliki dasar asumsi bahwa pengaruh media ditentukan oleh hubungaan antara sistem sosial yang lebih luas, peran media dalam sistem tersebut dan hubungan khalayak dengan media. Dengan demikian menurut DeFleur dan Rokeach ketergantungan audiensi terhadap media bersifat

4

Morrisan, Teori Komunikasi: Individu hingga Massa, edisi: 1, (Jakarta: Kencana Prenada Media Gorup, 2013). h: 515


(35)

integral yang mencakup tiga pihak yaitu: media, audiensi, dan sistem sosial yang melingkupinya.5

Menurut DeFleur dan Rokeach, derajat ketergantungan terhadap media merupakan kunci dalam memahami kapan dan mengapa pesan media massa dapat mengubah kepercayaan, perasaan, dan prilaku audiensi. Adapun derajat ketergantungan khalayak terhadap media ditentukan oleh tingkat kepentingan informasi yang disampaikan media, dan derajat perubahan dan konflik yang terjadi dalam masyarakat.6

Rokeach dan DeFleur mengemukakan dua faktor yang menentukan ketergantungan seseorang terhadap media:

1. Seseorang akan lebih bergantung pada media yang dapat memenuhi sejumlah kebutuhannya sekaligus, dibandingkan dengan media yang hanya mampu memenuhi beberapa kebutuhan saja.

2. Perubahan sosial dan konflik yang terjadi di masyarakat dapat menyebabkan perubahan pada intisusi , kepercayaan dan kegiatan yang sudah mapan. Situasi sosial yang yang bergejolak dapat menimbulkan perubahan pada komunikasi media.

Jika dikaitkan teori ketergantungan dengan bahasan penelitian pada skripsi ini, tentu sangat cocok digunakan dalam penelitian ini jika dilihat dari faktor, gejala dan efek yang ditimbulkan antara keduanya mempunyai

5

Morrisan, Teori Komunikasi: Individu hingga Massa, edisi: 1, (Jakarta: Kencana Prenada Media Gorup, 2013). h: 515

6


(36)

kesamaan, dan kesamaan-kesamaan tersebut akan dibahas pada 4 tentang analisis dan hasil temuan data.

B. Strategi Dakwah 1. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos, yang berarti jenderal.

Oleh karena itu kata strategi secara harfiah berarti “seni pada jenderal”. Kata

ini mengacu pada apa yang merupakan perhatian utama pada manajemen

puncak organisasi. Secara khusus strategi „penempaan‟ misi perusahaan,

penetapan sasaran organisasi dengan mengikat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.7

Sedangkan dalam bukunya, Onong Uchyana Efendi mengatakan

bahwasanya “Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai jalan yang hanya memberikan arah saja, melainkan juga harus mampu menunjukkan bagaimana taktik

operasionalnya”.8

7

George A. Steiner dan John B. Miner, Kebijakan dan Strategi Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1997) edise ke-2, h. 18

8

Onong Uchyana Efendi, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992), h. 32


(37)

Dengan demikian dapat dikatakan bahwasanya strategi merupakan sebuah rencana yang kemudian dirancang proses pelaksanaannya dengan sebaik-baiknya dan kemudian diterapkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pada awalnya strategi diberlakukan dalam peristiwa peperangan demi mengalahkan musuh, namun pada akhirnya strategi berkembang untuk semua kegiatan organisasi, termasuk keperluan ekonomi, sosial, budaya dan agama sekalipun.

Dalam setiap kegiatan organisasi tentunya diperlukan sebuah strategi khusus demi mencapai tujuan yang ditargetkan, karena dengan strategi ini diharapkan akan menghasilkan sebuah hasil yang diinginkan oleh organisasi tersebut.

Adapun strategi media merupakan bagian akhir dari proses informasi dan komunikasi yang akan dilakukan. Pemilihan media juga sangat menentukan keberhasilan, efektivitas dan efisiensi komunikasi yang dilakukan.9 Dalam hal ini pondok pesantren Ummul Quro Al-Islami menggunakan media radio sebagai sebuah strategi untuk menyampaikan pesan dakwahnya kepada masyarakat sekitarnya.

Setelah menetapkan media radio sebagai sebuah strategi dalam menyampaikan pesan dakwahnya, maka hal tersebut dapat dikatakan sebagai komunikasi dakwah, maka selanjutnya yang harus dilakukan oleh kamunikasi dakwah agar proses komunikasi berjalan dengan efektif adalah dengan

9


(38)

memperhatikan faktor persepsi. Jika persepsi seorang penjuru dakwah tidak akurat, maka tidak akan bisa berkomunikasi secara efektif. Proses mencapai kesepakatan, lazimnya berlangsung secara bertahap karena itu para

komunikator dakwah atau da‟i perlu memperhatikan 5 sasaran pokok dalam proses komunikasi, yaitu:

1. Membuat pendengar mendengarkan apa yang penjuru dakwah katakana 2. Membuaat pendengar memahami apa yang mereka dengar atau lihat. 3. Membuat pendengar menyetujui apa yang telah mereka dengar, (atau tidak

menyetujui apa yang penjuru dakwah katakan, tetapi dengan pemahaman yang benar).

4. Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud penjuru dakwah dan bisa mereka terima.

5. Memperoleh umpan balik dari pendengar.10

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi efektif akan tercapai jika maksud dari pesan yang disampaikan oleh komunikator dapat dipahami dengan baik oleh komunikan, dan komunikasi memberikan umpan balik seperti yang diharapkan oleh komunikator.

10


(39)

2. Pengertian Dakwah

Usaha untuk menyebar luaskan Islam, dan untuk merealisir ajaran Islam ditengah-tengah kehidupan umat manusia adalah merupakan usaha dakwah. Kewajiban agama Islam antara lain ialah menyampaikan ajaran Islam kepada seluruh umat manusia. Yang pada dasarnya adalah watak dari agama Islam itu sendiri. Kapan dan dimanapun berada umat Islam wajib dan tidak akan berhenti untuk melaksanakan tugasnya untuk berdakwah. Sebagai mana firman Allah dalam Al-Quran, surah Ali- Imran, ayat 104:

كتل

ف رع لب رمأي ريخل ىلإ عدي ٌةمأ مكنم

{104}

حلف ل مه ك ل أ

.

ركن ل ع

ني

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru pada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan

mencegah yang murka, mereka itu lah orang-orang yang

beruntung.”(QS Ali-Imran [3]: 10411

Tafsir Ibnu Katsir

Allah Swt. berfirman bahwasanya hendaklah ada dari kalian sejumlah orang yang bertugas untuk menegakkan perintah Allah, yaitu dengan menyeru orang-orang untuk berbuat kebajikan dan melarang perbuatan yang mungkar, mereka adalah golongan yang beruntung.

11

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemah Juz 1-30, (Surabaya: Mekar Surabaya, 2004) hal: 17


(40)

Makna yang dimaksud dari ayat ini ialah hendaklah ada segolongan orang dari kalangan umat ini yang bertugas untuk mengemban urusan tersebut, sekalipun urusan tersebut memang diwajibkan pula atas setiap individu dari umat ini.

Sedangkan Tafsiran dari surat ali-imron ayat 104 menurut Departemen Agama Pemerintah Indonesia yakni, untuk mencapai maksud tersebut perlu adanya segolongan umat Islam yang bergerak dalam bidang dakwah yang selalu memberi peringatan, bilamana nampak gejala-gejala perpecahan dan penyelewengan. Karena itu pada ayat ini diperintahkan agar supaya di antara umat Islam ada segolongan umat yang terlatih di bidang dakwah yang dengan tegas menyerukan kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf (baik) dan mencegah dari yang mungkar (keji).12

Dengan demikian umat Islam akan terpelihara dari pada perpecahan dan adu domba dari pihak manapun. Menganjurkan berbuat kebaikan saja tidaklah cukup tetapi harus dibarengi dengan menghilangkan sifat-sifat yang buruk.

Maka kewajiban pertama umat Islam itu ialah menggiatkan atau melaksanakan kegiatan dakwah agar agama Islam dapat berkembang baik dan sempurna sehingga banyak pemeluk-pemeluknya. Dengan dorongan agama

12Departemen Agama “Tafsir Surat Ali Imron Ayat 104.”

Artikel ini diakses pada tanggal 07/04/1014 pukul 22:00 WIB dari http://tafsirdepag.blogspot.com/2013/05/tafsir-surah-ali-imran-104.html,.


(41)

akan tercapailah bermacam-macam kebaikan sehingga terwujud persatuan yang kokoh. Dari persatuan yang kokoh tersebut akan timbullah kemampuan yang besar untuk mencapai kemenangan dalam setiap perjuangan. Mereka yang memenuhi syarat-syarat perjuangan itulah orang-orang yang sukses dan beruntung.

Ditinjau dari etimologi atau bahasa, kata dakwah berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a – yad’u – da’watan, artinya mengajak menyeru dan memanggil.13

Warson Munawir, menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggil (to call), mengundang(to invite), mengajak (to summon), menyeru(to propose), mendorong(to urge) dan memohon(to pray).14

Dengan demikian, secara etimologi dakwah merupakan suatu proses penyampaian (tabligh) atas pesan-pesan tertentu yang berupa ajakan atau seruan dengan tujuan agar orang lain memenuhi ajakan dakwah.15

Sedangkan pengertian dakwah secara terminologi, telah banyak dipaparkan oleh para ahli, di mana masing-masing definisi saling melengkapi. Walaupun berbeda susunan redaksinya, namun maksud dan makna hakikatnya sama. Di antaranya:

13

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: AMZAH, 2009) hal. 1

14

Warson Munawir, Kamus Al-Munawwir, (Surabaya: Pustaka Progressif, 1994) hal. 439.

15


(42)

1) Menurut Tohan Yahya Omar

“Mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai

dengan perintah Tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.”16

2) Menurut H.M. Arifin

“Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap, penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai message yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur pemaksaan.”17

3) Menurut Hamzah Ya’kub

“Mengajak manusia dengan hikmah kebijaksanaan untuk mengikuti

petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya.”18

4) Menurut Ali Mafudz

“Mendorong (memotivasi) manusia untuk melakukan kebaikan dan

mengikuti petunjuk serta memerintah mereka berbuat ma’ruf dan

16

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: AMZAH, 2009),, h. 3

17

Amin, Ilmu Dakwah,, h. 4

18


(43)

mencegah dari perbuatan mungkar agar mereka memperoleh kebaikan di

dunia dan akhirat.”19

5) Menurut Ahmad Ghalwasy

“Dakwah sebagai pengetahuan yang dapat memberikan segenap usaha

yang bermacam-macam yang mengacu pada upaya penyampaian ajaran Islam kepada seluruh manusia yang mencangkup akidah, syariah, dan

akhlak.”20

Dalam berbagai pemahaman definisi dakwah sebagaimana disebutkan di atas, meskipun terdapat perbedaan kalimat, namun sebenarnya tidaklah terdapat perbedaan yang prinsipil. Dari berbagai perumusan definisi di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Dakwah itu merupakan suatu aktivitas atau usaha yang dilakukan dengan sengaja atau sadar.

2) Usaha dakwah tersebut berupa ajakan kepada jalan Allah dengan al-amar bi al-ma’ruf an-nahyu an al-munkar.

3) Dakwah adalah aktivitas yang pelaksanaannya dapat dilakukan dengan berbagai cara dan metode.21

4) Dakwah adalah usaha peningkatan pemahaman keagamaan untuk mengubah pandangan hidup, sikap bathin dan prilaku umat yang tidak

19

Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h. 16

20

Ilaihi, Komunikasi Dakwah, h. 16

21


(44)

sesuai dengan ajaran Islam menjadi sesuai dengan tuntutan syariat untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.22

Sebagai perbuatan atau aktivitas, Dakwah adalah peristiwa komunikasi di mana da’i menyampaikan pesan melalui lambang-lambang kepada mad’u, dan mad’u menerima pesan itu, mengolahnya dan kemudian meresponnya. Jadi, proses saling mempengaruhi antara da’i dan mad’u adalah merupakan peristiwa mental.23

Dengan demikian, dakwah juga dapat diartikan sebagai proses penyampaian ajaran agama Islam kepada umat manusia. Sebagai suatu proses, dakwah tidak hanya merupakan usaha penyampaian saja, tetapi merupakan usaha untuk mengubah way of thinking, way of feeling, dan way of life manusia sebagai sasaran dakwah ke arah kualitas kehidupan yang lebih baik.24

a. Unsur-unsur dakwah

Adapun Unsur-unsur dakwah adalah sebagai berikut:

Yang dimaksud unsur-unsur dakwah dalam pembahasan ini adalah bagian-bagian yang terkait dan merupakan satu kesatuan dalam suatu penyelenggaraan dakwah. Jadi, unsur-unsur dakwah tersebut adalah:

22

M. Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 21

23

Achmad Mubarok, Psikologi Dakwah, Cet. Ke -4 (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2008). h. 20

24


(45)

1). Subjek Dakwah

Subjek dakwah adalah yang melaksanakan tugas-tugas

dakwah, orang itu disebut da‟i atau muballigh.25

Dalam pengertian subjek dakwah yang terorganisir, dapat

dibedakan dalam tiga komponen, yaitu da‟i, perencana dan pengelola

dakwah.

2). Objek Dakwah (audience).

Objek dakwah adalah setiap orang atau sekelompok orang yang dituju atau menjadi sasaran suatu kegiatan dakwah. Tentunya dalam memilih obyek sasaran ini tidak ada perbedaan entah itu laki-laki atau perempuan, dan adapun sasaran yang kita pilih haruslah yang rasional, dalam artian bahwa sasaran tersebut harus obyektif sesuai dengan kondisi dan situasi.

3). Materi Dakwah

Materi dakwah adalah isi pesan yang disampaikan oleh pendakwah kepada objek dakwah tersebut, yakni ajaran agama Islam yang sebagaimana telah terkandung dalam al-Qur‟an dan Hadits. Materi-materi dakwah meliputi Tauhid, Akhlak, dan Ibadah. Adapun dalam proses berdakwah haruslah memiliki persiapan yang matang dalam segala hal termasuk dalam penyiapan materi dakwah tersebut.

25


(46)

4). Media Dakwah

Media dakwah ialah alat-alat yang dipakai untuk menyampaikan

ajaran Islam. Hamzah Ya‟qub membagi media dakwah itu menjadi lima, di antaranya:

1. Lisan, inilah media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara. Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan dan sebagainya.

2. Tulisan, berupa buku majalah, surat kabar, korespondensi (surat, e-mail, sms), spanduk dan lain-lain.

3. Lukisan, berupa gambar, karikatur dan sebagainya. 4. Audio, radio dan tip recorder

5. Audio visual, yaitu alat dakwah yang dapat merangsang indra pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, bisa berbentuk televisi, slide, ohp, internet, dan sebagainya.

6. Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan

ajaran Islam yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh mad‟u. 26 5). Metode Dakwah.

Metode dakwah adalah cara-cara menyampaikan pesan kepada objek dakwah, baik itu kepada individu, kelompok maupun masyarakat agar pesan-pesan tersebut mudah diterima, diyakini dan diamalkan.27

6). Landasan Dakwah

Landasan dakwah dalam al- Qur‟an ada tiga, yaitu:

26

Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010) h. 21

27

Shalahudin Sanusi, Pembahasan Sekitar Prinsip-Prinsip Dakwah Islam (Semarang: Ramadhani, 1964), h. 111.


(47)

a. Bil hikmah( kebijaksanaan), yaitu cara-cara penyampaian pesan-pesan dakwah yang esuai dengan keadaan penerima dakwah.28

b. Mau’idah hasanah, yakni memberi nasehat atau mengingatkan kepada orang lain dengan tutur kata yang baik, sehingga nasehat tersebut dapat diterima tanpa ada rasa keterpaksaan. Penggunaan metode dakwah model ini dapat dilakukan antara lain dengan melalui: kunjungan keluarga, sarasehan, penataran/kursus-kursus, ceramah umum, tabligh, penyuluhan.29

c. Mujadalah (bertukar pikiran dengan cara yang baik), berdakwah dengan mengunakan cara bertukar pikiran (debat) dengan tidak memberikan tekanan-tekanan dan tidak pula dengan menjelekkan yang menjadi mitra dakwah.30 Pada masa sekarang menjadi suatu kebutuhan, karena tingkat berfikir masyarakat sudah mengalami kemajuan.

b. Tujuan Dakwah

Proses penyelenggaraan dakwah yang telah diuraikan diatas terdiri dari berbagai aktivitas seperti yang mana telah diterangkan bahwa

28

Shalahudin Sanusi, Pembahasan Sekitar Prinsip-Prinsip Dakwah Islam (Semarang: Ramadhani, 1964), h. 123.

29

Syamsuri Siddiq, Dakwah dan Teknik Berkhutbah ( Bandung: Al-Ma‟arif,1983), h. 27.

30


(48)

dilakukannya dakwah tersebut memiliki suatu misi dalam rangka mencapai nilai tertentu.

Adapun tujuan Dakwah adalah merupakan salah satu faktor yang paling penting dan sentral. Pada tujuan itulah dilandaskan dalam rangka usaha kerjasama dakwah ini. Maka dari itu tujuan utama dakwah adalah nilai atau hasil akhir yang ingin dicapai atau diperoleh oleh keseluruhan tindakan dakwah. Untuk tercapainya tujuan utama inilah maka semua penyusunan rencana dan tindakan dakwah harus ditujukan dan diarahkan.

Sebagaimana telah dirumuskan dalam pengertian dakwah, maka

tujuan utama dakwah adalah “ Terwujudnya kebahagiaan dan

kesejahteraan hidup didunia dan di akhirat yang diridhoi Allah SWT. dan Rasulnya ( amar ma’ruf nahy munkar)”31

Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa Tujuan dakwah adalah mengubah tingkah laku manusia, dari tingkah laku yang negatif ke tingkah laku yang positif.

3. Strategi Dakwah

Berdasarkan pengertian tentang strategi di atas maka dapat dikatakan bahwasanya strategi dakwah merupakan sebuah bentuk strategi yang diterapkan dalam kegiatan dakwah, pada umumnya keberhasilan dalam kegiatan dakwah tergantung kepada penyampaian yang disampaikan oleh para

31


(49)

da‟i, oleh karena itu seorang da‟i atau penjuru dakwah haruslah memiliki strategi khusus demi kelancaran kegiatan dakwah yang akan dilakukannya. Di bawah ini merupakan bentuk strategi dakwah yang harus memperhatikan beberapa asas dakwah, di antaranya:

1. Asas Fisiologis, yaitu asas yang membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses aktifitas dakwah Islam.

2. Asas keahlian dan kemampuan da‟i.

3. Asas sosiologis, yaitu asas yang membahas masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi lingkungan yang menjadi tempat sasaran dakwah.

4. Asas psikologis, yaitu asas yang mengharuskan adanya keseimbangan antara biaya, waktu, dan tenaga yang harus dikeluarkan dengan pencapaian hasil dakwah yang akan dicapai.32

Keberadaan strategi dakwah tentunya juga dibutuhkan dalam pengelolaan radio UQI 107,5 FM. Dikarnakan sebuah penyusunan stretegi atau perencanaan merupakan starting point dari aktivitas manajerial. Karena bagaimanapun sempurnanya suatu aktivitas organisasi tetap membutuhkan sebuah perencanaan. Karena perencanaan merupakan langkah awal bagi sebuah kegiatan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait agar

32


(50)

memperoleh hasil yang optimal. Dengan demikian, adanya sebuah strategi atau perencanaan tentunya akan memudahkan para tim radio untuk menyiarkan dakwah islam kepada masyarakat sekitarnya.

C. Radio

1. Sejarah dan Pengertian Radio

Perkembangan radio dimulai dari penemuan phonograph (gramofon), yang juga bisa digunakan untuk memainkan rekaman, oleh Edison pada tahun1877. Pada saat yang sama James Clerk Maxwell dan Helmholtz Hertz melakukan eksperimen elektromagnetik untuk mempelajari fenomena yang kemudian dikenal sebagai gelombang radio. Namun muncul Marconi, orang yang kemudian memanfaatkan kedua penemuan tersebut untuk mengembangkan sistem komunikasi melalui gelombang radio pada tahun 1896.Siaran radio secara reguler dimulai pada tahun 1912 oleh Charles Herrold.33

Kemudian di Indonesia radio pertama yang diresmikan oleh pemerintah ialah (Radio Republik Indonesia) RRI, yang diresmikan pada tanggal 11 September 1945, yaitu hari yang bertepatan dengan pertemuan terakhir dari beberapa pertemuan yang membahas visi dan misi RRI selaku lembaga penyiaran Negara yang merdeka. Kemudian selang beberapa tahun

33

Muhammad Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran, (Jakarta: PT. Kencana, 2007) h. 25


(51)

kemudian muncullah radio-radio siaran swasta yang ikut meramaikan dunia penyiaran Indonesia. Radio siaran pertama yang muncul pada saat itu bernama Radio Ampera yang menggunakan mobil unit sebagai sarana siarannya. Setelah itu bermunculan radio-radio siaran amatir lainnya, seperti Radio Lasykar Rahman Hakim, Radio Pancasila, Radio Eksperimen Fakultas UI, Radio KAMI, Radio Mahasiswa Djakarta, dan lain-lain.34

Sedangkan pengertian dari radio itu sendiri ialah, radio merupakan media massa auditif, yakni dikonsumsi di telinga atau pendengaran. Radio juga menciptakan gambar dalam imajinasi pendengar dengan kekuatan kata dan suara.Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi pendengar melalui kata dan suara, yang disebut dengan theatre of mind. Pendengar hanya bisa membayangkan apa yang dikemukakan termasuk sosok sang penyiar radio. Radio identik dengan musik atau lagu sehingga dijadikan media utama dalam memperdengarkan musik atau lagu. Umumnya, musik merupakan kekuatan yang dimiliki sebuah stasiun radio untuk menyedot pendengar.35

Kemudian dalam bukunya Moeryanto Ginting, radio adalah alat komunikasi massa yang menggunakan lambang komunikasi yang berbunyi. Kemudian radio juga merupakan media komunikasi yang dimanfaatkan untuk

34

Hidajanto Djamal dan Andi Fachruddin, Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional dan Regulasi, (Jakarta: Kencana, 2011) h: 23

35

Fatmasari Ningrum, Sukses Menjadi Penyiar Radio, Scriptwriter, dan Reporter Radio,


(52)

mengirim warta/pesan jarak jauh yang dapat ditangkap oleh sekelompok orang yang mendengarkan melalui pemancar radio yang diinginkannya.

2. Macam-macam Radio

Radio dibagi ke dalam dua kategori yaitu radio komersil dan radio komunitas, yang dimaksud radio komersil ialah radio yang daya pancarnya lebih tinggi hingga kepelosok desa, dan dapat menerima tayangan iklan dari berbagai produk, sedangkan yang dimaksud dengan radio komunitas ialah sebagai berikut:

a). Independen b). Tidak komersil c). Daya pancar rendah

d). Luas jangkauan hanya wwilayah tertentu e). Hanya untuk kepentingan komunitas.

Ada sejumlah perbedaan antara radio komunitas dengan radio komersil, yaitu tata cara pengelolaan dan tujuan pendiriannya. Pengelolaan radio komunitas memperhatikan aspek keterlibatan warga atau komunitas. Tujuan kegiatan penyiaran di radio komunitas melayani kebutuhan informasi warganya sehingga keterlibatan mereka dalam merumuskan program sangat penting.


(53)

Hal berbeda terjadi di dunia radio komersil. Lembaga ini berdiri untuk meraih pendengar sebanyak-banyaknya sehingga aspek rating sangat diperhitungkan sebagai ukuran gengsi radio. Hidup dan matinya radio komersil terletak pada pemasukan iklan sehingga seluruh kreativitas diukur dari segmen pasar yang disasar. Singkat kata, radio komunitas mengutamakan kepentingan dan kebutuhan warga di wilayah tempat radio tersebut sementara radio komersil diarahkan kepada segmen pasar.

Sedangkan dalam studi kasus ini pondok pesantren Ummul Quro Al-Islami menggunakan radio komunitas yakni radio UQI 107,5 FM sebagai media dalam menyampaikan pesan dakwah kepada masyarakat sekitar.

3. Radio sebagai Media Dakwah

Media audio seperti radio dalam dakwah merupakan alat-alat yang dapat dioperasikan sebagai sarana penunjang kegiatan dakwah yang ditangkap melalui indra pendengaran. Media audio sudah bisa digunakan orang untuk berbagai kegiatan secara efektif. Melalui audio ini cukup tinggi efektivitasnya dalam penyebaran informasi.36

Dan salah satu bentuk dari media audio ialah radio, dalam melaksanakan dakwah, penggunaan radio sangatlah efektif dan efisien. Melalui radio, suara dapat dipancarkan ke berbagai daerah yang jaraknya

36


(54)

tidak terbatas. Jika dakwah dilakukan melalui siaran radio maka akan mudah dan praktis, di karnakan dakwah akan mampu menjangkau jarak komunikasi yang jauh dan tersebar. Efektivitas dan efisiensi ini juga akan terdukung jika

seorang da‟i mampu memodifikasi dakwah dalam metode yang cocok dengan situasi dan kondisi siaran, apakah melalui metode ceramah, sandiwara radio, melalui forum tanya jawab atau bentuk-bentuk siaran lainnya.37

Dalam sejarahnya, RRI Jakarta ketika kebangkitan Orde Baru, menjadi

sangat terkenal dengan acara siaran “Kuliah Subuh”yang diselenggarakan

oleh almarhum Buya Hamka. Kepeloporan kuliah subuh RRI itu sekarang marak disiarkan melalui radio siaran swasta, bahkan juga diikuti oleh berbagai TV swasta.38

Saat ini telah banyak radio-radio siaran yang bernuansa dakwah, seperti misalnya radio Asy-Syafi‟iyyah, radio At-Tohiriyyah di Jakarta, radio MQ FM di Pondok Pesantren Darut Tauhid Bandung Dan Tentunya Radio UQI 107,5 FM Di Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami yaitu sebagai objek dari penelitian ini.

Disadari atau tidak, media dalam penggunaan komunikasi terutama media massa telah meningkatkan intensitas, kecepatan, dan jangkauan komunikasi yang dilakukan manusia dalam komunikasi dakwah massa.

Secara terperinci Hamzah Ya‟qub membagi media dakwah itu menjadi lima

37

Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah, (Jakarta: AMZAH, 2009). Cet. 1.h: 119

38


(55)

macam, diantaranya; Lisan, tulisan, lukisan/gambar, audio visual dan akhlak. Sedangkan jika dilihat dari segi penyampaian pesan dakwah, dibagi menjadi tiga golongan, yaitu:

1. The spoken words (berbentuk ucapan) 2. The printed writing (berbentuk tulisan) 3. The audio visual (berbentuk gambar hidup)39

Sedangkan dalam penelitian ini yang membahas tentang strategi radio komunitas santri di pndok pesantren Ummul Quro Al-Islami, maka dapat dikatakan bahwasanya media dakwah yang digunakan ialah media lisan yakni media dakwah yang paling sederhana yang menggunakan lidah dan suara. Selain itu media audio juga digunakan dalam penelitian ini yakni media dakwah yang dapat merangsang indra pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, dalam hal ini media radio hanya merangsang indera pendengaran saja.

Kemudian jika digolongkan ke dalam tiga golongan segi penyampaian pesan dakwahnya, maka penelitian ini termasuk kedalam tipe yang pertama yakni The Spoken Words (berbentuk ucapan) yang termasuk dalam kategori ini adalah alat yang mengeluarkan bunyi.Karena hanya dapat ditangkap oleh

39


(56)

telinga dan bisa disebut dengan the audial media dan dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti telepon, radio dan lain-lain.40

Selain itu dakwah melalui media massa tentunya memiliki keunggulan dan keefektifan dalam menyampaikan pesan dakwah, salah satunya dalam menggunakan media radio, adapun keunggulan dan kelebihan yang didapatkan dengan berdakwah melalui radio di antaranya:

1. Bersifat langsung

2. Radio siaran memiliki daya tarik yang kuat yang memiliki tiga unsur, yakni music, kata-kata dan efek suara

3. Biaya yang relatif murah

4. Mampu menjangkau tempat-tempat terpencil 5. Tidak terhambat kemampuan baca dan tulis.41

40

Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), h: 107

41


(57)

43

A. Profil Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami

Nama Ummul Quro diambil dari julukan kota Mekkah di Saudi Arabia. Maksud pendiri mengambil nama ini ialah untuk mengambil berkah dari kota Mekkah yang suci yang selalu di banjiri oleh kaum muslimin dari segala penjuru dunia. Tabarrukan yang dimaksud ialah para pengajar dan para santrinya ikhlas mencari ridha Allah SWT semata serta agar pondok ini selalu penuh dibanjiri oleh kaum muslimin yang datang dari berbagai penjuru di seluruh tanah air, bahkan tidak menutup kemungkinan datang dari luar Indonesia untuk menuntut ilmu sebanyak-banyaknhya di Pesantren ini. Kata Al-Islami setelah Ummul Quro untuk member ciri khas dan penegasan sebagai lembaga pendidikan Islam.1

Pesantren Modern Ummul-Quro Al-Islami memulai tonggak sejarahnya pada tanggal 21 Juli 1993 atau bertepatan dengan 1 Muharram 1413 H dengan ditandai oleh peletakan batu pertama pondasi masjid pesantren yang dilakukan

oleh Ro’is NU cabang Bogor KH. Muhtar Royani (pimpinan Pesantren Riyadul

Aliyah Cisempur, Caringin Bogor), dan yang dihadiri juga oleh Bapak Camat,

1

Bagian Pengajaran Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, Tuntunan Sukses Belajar Santri di UQI,(Bogor, PP. Ummul Quro Al-Islami, 2009) h. 49.


(58)

dan Kapolsek setempat) serta sebagian ulama sekitar dan beberapa ulama Jawa Timur.2

Secara resmi pesantren ini mulai beroperasi pada tanggal 10 Juli 1994, dengan pimpinan pesantrennya adalah KH. Helmy Abdul Mubin, Lc. (penggagas sekaligus pendiri). Beliau adalah seorang ulama yang berasal dari kepulauan Madura Jawa Timur. Alumni Pesantren Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur dan beliau meraih gelar sarjananya dari University of Medina, Saudi Arabia.3

Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami sebagai lembaga pendidikan, dakwah dan pengabdian masyarakat menjalankan pendidikannya dengan sistem asrama (boarding). Pendiri (kiai), dewan guru dan para santri belajar dan bermukim di dalam pesantren dengan nuansa kekeluargaan yang harmonis dan dinamis.Seluruh insan pesantren dapat berhubungan dan berkomunikasi langsung selama 24 (dua puluh empat jam), baik antara guru dengan kiai, murid dengan guru, dan sebaliknya.

Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami bertekad menghadirkan nuansa pendidikan yang islami, humanis dan komprehensif dengan mengedepankan nilai-nilai luhur budaya bangsa dalam meraih masa depan yang lebih maslahat di era persaingan yang semakin kompetitif.

2

Bagian Pengajaran Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, Tuntunan Sukses Belajar Santri di UQI,(Bogor, PP. Ummul Quro Al-Islami, 2009), h. 49.

3

PM. Ummul Quro Al-Islami.Artikel ini diakses pada tanggal 30/03/14, pukul 15:00 WIB. Dari Website:www.pesantren-uqi.com


(59)

Berawal dari sini, kelak akan lahir generasi-generasi tangguh yang menjunjung tinggi kalimat Allah, memegang teguh kebenaran, keadilan, nilai-nilai kebangsaan, mengedepankan akhlak mulia serta generasi yang unggul dalam prestasi, keilmuan, kepemimpinan dan kemandirian. Untuk mencapai tujuan mulia di atas, maka ditetapkanlah visi dan misi Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al-Islami sebagai berikut:4

1. Visi

Terwujudnya generasi islam yang unggul dalam prestasi, berakhlak mulia, beramal saleh dan tekun beribadah berdasarkan paham ahlu sunnah

wal jama’ah.

2. Misi

a. Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik

b. Menyiapkan kader-kader ulama dan pemimpin umat yang mutafaqqih fi ad-diin berpaham ahlussunnah wal jama’ah

c. Mempersiapkan generasi Islam yang kompeten (science, skill, social behaviour, sincere faith) untuk berkiprah di dunia internasional

4

PM. Ummul Quro Al-Islami.Artikel ini diakses pada tanggal 30/03/14, pukul 15:00 WIB. Dari Website: www.pesantren-uqi.com


(60)

d. Mendidik generasi Islam yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya serta memiliki rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, keluarga, masyarakat dan negara.

B. Profil Radio UQI 107,5 FM

1. Sejarah dan Perkembangan Radio UQI 107,5 FM

Dengan mengusung motto "Radio Santri-Tempat Berbagi". Radio Ummul-Quro Al-Islami awalnya berdiri dengan frekuensi 107,8 FM namun, dikarnakan adanya masalah dalam pemancaran siarannya maka radio UQI 107.8 FM mengganti frekuensi siarannya dengan 107,5 FM. Adapun sejarah berdirinya radio ini atas saran dari salah satu alumni Pondok pesantern Ummul Quro Al-Islami yakni alumni ke-3 yang beranama Zaenal Arifin, beliau sendiri pun sebelumnya sudah mengelola stasiun radio di daerah banten, beliau mengelola radio komunitas pula namun dalam pengelolaannya cenderung komersil di karnakan ia juga menerima iklan-iklan komersil. Adapun pertama kali beliau datang kepada pemimpin pondok dan menyarankan untuk mendirikan sebuah stasiun radio sebagai ajang media pembelajaran bagi para santri khususnya di bidang penyiaran dan sebagai


(61)

media alternatif untuk berdakwah pula bagi masyarakat sekitar, selain itu juga dapat dijadikan unit usaha di kemudian harinya.5

Dengan demikian maka dapat di katakan bahwa berdirianya radio UQI 107,5 FM memiliki tujuan untuk mengubah opini sebagian masyarakat yang masih memandang pelajar pondok pesantren (santri) hanya sebatas individu yang memiliki kemampuan dalam hal-hal keagamaan. Melalui media radio ini, santri pun dapat memiliki keterampilan di bidang lain, seperti radio siaran, sebagai bekal mereka untuk menjawab tantangan di masa depan yang semakin kompetitif.

Ummul Quro Al-Islami (UQI) 107.8 FM dengan motto "Radio Santri Tempat Berbagi" hadir sebagai sebuah Radio Komunitas bernuansa islami yang dibawakan dengan gaya khas remaja.

Dengan didukung SDM yang berpengalaman serta sajian program-program yang bernuansa islami, edukatif, dan informatif.Maka Radio Ummul-Quro (UQI) 107.5 FM mampu memenuhi kebutuhan informasi serta hiburan masyarakat luas.Di samping itu, dengan porsi program bernuansa islami yang lebih besar. Radio UQI 107,5 FM juga menjadi media dakwah yang efektif untuk menyentuh masyarakat umum tetapi tetap di bawakan dengan gaya khas remaja tanpa menghilangkan sisi-sisi islaminya.

.

5

wawancara pribadi dengan. Dicky Mulyanto (Manajer operasional radio UQI 107,5 FM) Bogor, 10/03/14.


(62)

2. Visi Dan Misi Radio UQI 107,5 FM

a. Visi :

Menciptakan dan menjaga identitas sebagai stasiun radio yang tidak hanya memenuhi kebutuhan hiburan dan informasi pendengarnya, tetapi juga menyampaikan dakwah yang dikemas secara menarik.

b. Missi :

1) Menjadi sarana untuk aktualisasi dan pengembangan kualitas diri para penyiarnya

2) Menjadi media alternatif yang islami, informatif, edukatif, dan menghibur.6

3. Struktur Organisasi Radio UQI 107,5 FM

Struktur organisasi di pimpin oleh direktur operasional, setelah direktur operasional ada manajer operasional, kemudian di susul dengan sekretaris dan penanggung jawab program acara, setelah itu disusul dengan para penyiar radio UQI 107,5 FM. namun dikarnakan adanya kendala dalam SDM yang sering berubah-ubah jadi posisi sekretaris untuk semntara

6

wawancara pribadi dengan Dicky Mulyanto (Manajer operasional radio UQI 107,5 FM) Bogor, 10/03/14.


(63)

dirangkap oleh manajer operasional, adapun untuk penanggung jawab program acar di serahkan kepada masing-masing penyiar.7

Bagan Struktur Organisasi Tim Radio UQI 107,5 FM

Direktur operasional

Ust. Saiful Fallah S.Pd.I

Manajer operasional

Ust. Dicky Mulyanto

Sekretaris

Ust. Dicky Mulyanto

Penanggung Jawab Acara

Seluruh pengisi program acara

PENYIAR

Gambar 3.1. Struktur Organisasi Tim Radio UQI 107,5 FM

7

wawancara pribadi dengan. Dicky Mulyanto (Manajer operasional radio UQI 107,5 FM) Bogor, 10/03/14.


(64)

4. Program-Program Acara Radio UQI 107,5 FM8

Tabel 3.1. Konten Program Acara Radio UQI 107,5 FM KONTEN PROGRAM ACARA

RADIO UQI 107.5 FM – RADIO SANTRI TEMPAT BERBAGI

a. (with announcer)

NO NAMA PROGRAM KATEGORI KONTEN

1 Pencerah Kalbu (PEKA)

ISLAMI Nasihat & hikmah tentang berbagai macam permasalahan agama Islam dengan referensi kitab kuning (dengan

narasumber).

2 Ragam Muslimah (RAMAH)

ISLAMI Kajian seputar permasalahan sehari-sehari muslimah, yang dikemas dalam obrolan ringan dan tanya jawab.

3 Beranda Pesantren (BERAS)

ISLAMI Informasi seputar kegiatan pesantren modern UQI, dari kegiatan ekstrakurikulernya sampai dengan organisasi santrinya. Dan secara berkala mengundang pengurus atau pembimbing organisasi sebagai narasumber.

4 Ensiklopedia Dunia ISLAMI Uraian tentang berbagai hal

8

Wawancara pribadi dengan. Dicky Mulyanto (Manajer operasional radio UQI 107,5 FM) Bogor, 10/03/14.


(65)

Islam (ENNIDA) dalam bidang seni, ilmu

pengetahuan, sejarah peradaban dan tokoh dalam Islam.

Sajian hadis-hadis Rasulullah beserta penjelasannya dan kisah orang-orang saleh terdahulu (segmen baru).

5 Islamic News Update ISLAMI Memberikan informasi dan berita seputar dunia Islam dari

mancanegara.

Memberikan resensi dan rekomendasi mengenai buku-buku Islami, mengajak pendengar berdiskusi tentang buku Islami (segmen baru).

6 Untaian Hikmah

Alqur’an (UNTA)

ISLAMI Kajian ayat-ayat Alqur’an beserta penjelasan hikmahnya (dengan narasumber).

7 Belajar Tajwid Interaktif

ISLAMI Kajian mengenai kaidah ilmu tajwid, dan media bagi para pendengar untuk belajar

Alqur’an beserta hukum

bacaannya (dengan narasumber).

8 Morning Show /Morning Show on the Weekend

UMUM Sajian berita dari tanah air dan mancanegara, serta informasi-informasi ringan, unik dan


(66)

menarik.

Memberikan rekomendasi tempat wisata dan kuliner dan obrolan tentang topik yang serudan ringan (Weekend).

9 Informasi & Tips (INTIPS)

UMUM Sajian informasi mengenai tips-tips kesehatan tentang makanan dan gaya hidup serta media jual beli bagi para pendengar.

10 I Love Indonesia Music (INEM)

UMUM Sajian informasi seputar musik tanah air, dari lagu-lagu yang sedang hits hingga info terkini mengenai penyanyi atau bandnya.

11 Inspiring Woman UMUM Membahas profil dan kisah

perjuangan hidup sosok seorang wanita yang mengandung inspirasi.

12 Girl’s Talk UMUM Obrolan ringan khas remaja

perempuan, dari tips-tips menarik hingga permasalahan sehari-hari mereka.

13 Football Corner UMUM Sajian informasi dan berita seputar sepakbola dari dalam dan luar negeri.


(67)

b. (recording/non announcer)

NO

NAMA PROGRAM KATEGORI KONTEN

1 Nasyid Air Play ISLAMI Memutarkan lagu-lagu

nasyid yang hits.

2 Voice Of Islam (VOI) ISLAMI Talk show membahas topik-topik menarik seputar permasalahan agama Islam.

3 Ratib Al-Athas ISLAMI Ratib Al-Athas beserta

sejarah dan hikmahnyaserta faidah membacanya.

4 Yasin & Tahlil ISLAMI Yasin & Tahlil beserta hikmah dan faidah membacanya.

5 Murrattal ISLAMI Memutarkan murrattal

Alqur’an.

6 Ceramah Agama ISLAMI Ceramah agama dari para

da’i terkenal seperti Ust.

Yusuf Mansyur,

KH.Zainuddin MZ & Ust. Arifin Ilham.

7 Kangguru Indonesia (KGI)

UMUM Belajar bahasa Inggris, bersama Kangguru


(68)

Indonesia –sebuah lembaga kerjasama

Australia-Indonesia dalam bidang pendidikan.

8 IT Info UMUM Informasi seputar dunia

teknologi.

5. Alamat radio9

Nama Perusahaan : Radio Ummul-Quro 107.8 FM

Alamat : Lt. 2 Gedung Britama Pondok Pesantren

UmmulQuro Al-Islami, Banyusuci,

Leuwimekar Leuwiliang Bogor

Nama di Udara : UQI FM/ UMMUL-QURO FM

Frekuensi : 107.5 FM

Telephone/SMS : 0251 – 8644986/0856-59571078 General Manager : Saiful Falah SPd,I

Manager Operational : Dicky Mulianto Radius Jangkauan : 10 KM

Waktu On Air : Pukul 04.00 s/d 24.00

9

Wawancara pribadi dengan Dicky Mulyanto (Manajer operasional radio UQI 107,5 FM) Bogor, 10/03/14.


(69)

6. Logo radio


(70)

7. Laporan pendengar

Dari hasil wawancara dengan manager operasional UQI 107,5 FM, makan peneliti mendapatkan sebuah keterangan bahwasanya setiap laporan pendengar yang masuk, hampir seluruhnya bersifat positif dan menbangun, dan mereka sangat antusias dengan program-program yang di sajikan oleh UQI 107,5 FM.

Adapun laporan dari pendengarnya sendiri sejauh ini bersifat hal-hal yang positif, biasanya para pendengar selalu memberikan masukan-masukan atau saran-saran yang bersifat membangun program acara kami, jadi untuk sejau ini belum ada komplen-komplen yang mengecewakan kecuali disaat adanya kebocoran siaran dari stasiun lain yang kami alami di saat masih memakai frekuensi yang lama”10

8. Segmentasi

Adapun segmentasi dari radio UQI 107,5 FM ini dapat merangkup segala usia, dikarnakan radio ini memiliki program-program acara yang ditargetkan untuk anak muda dan orang tua, contohnya seperti program acara kajian/ceramah, ragam muslimah dan belajar tajwid, program ini juga dapat didengarkan bagi semua kalangan baik orang tua maupun anak muda. Namun jika dilihat dari porsi program acaranya lebih banyak dikemas untuk remaja, akan tetapi walaupun program acaranya

10

Wawancara pribadi dengan Dicky Mulyanto ( pengelola atau manajer operasional Radio UQI 107,5 FM), Bogor, 10 maret 2014.


(71)

ditargetkan untuk remaja namun tidak menghilangkan sisi ke islamannya atau nilai pondok pesantrennya.11

9. Kepemilikan saham

Dalam kepemilikan sahamnya Radio UQI 107,5 FM, 100% milik Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami, karna Radio ini berdiri di bawah naungan sebuah Lembaga Pendidikan Pesantren Modern (Ummul-Quro Al-Islami) yang berkembang cukup pesat. Terbukti dari jumlah peserta didik yang mencapai angka ± 3500 siswa/i yang berasal dari berbagai daerah..Yang bertujuan untuk mengubah opini sebagian masyarakat yang masih memandang pelajar pondok pesantren hanya sebatas individu yang memiliki kemampuan dalam hal-hal keagamaan. Melalui media radio ini, santri pun dapat memiliki keterampilan di bidang lain, seperti radio siaran, selain itu juga bertujuan sebagai media alternatif yang tidak hanya memberikan sisi hiburan semata namun dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar terhadap pengetaahuan Islam atau bisa di katakan sebagai media alternatif untuk menyampaikan pesan dakwah.12

C. Prestasi Radio UQI 107,5 FM

Belum lama ini Tim Radio UQI 107,5 FM meraih juara umum dalam perlombaan yang diadakan di Radio Lesmana Bogor untuk tingkat pelajar

11

Wawancara dengan Ustadz. Dicky Mulyanto (Manajer operasional radio UQI 107,5 FM). Bogor, 10/03/14

12


(72)

SMU/sederajat se-Bogor raya., Radio Lesman merupakan stasiun radio yang cukup bergengsi di wilayah kota Bogor.

Dari semua peserta lomba yang mengikuti perlombaan produksi siaran di Radio Lesmana Bogor, perwakilan dari tim Radio UQI 107,5 FM merupakan satu-satunya peserta yang berlatar belakang dari pondok pesantren, dalam proses siaran pun tim radio UQI 107,5 FM yang hanya membuka acara siaran dengan

kata salam “Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh”.13

Radio UQI 107,5 FM sebenarnya mengeluarkan sebanyak dua tim sebagai perwakilan untuk mengikuti perlombaan pelaksanaan produksi siaran di radio Lesmana Bogor, dank ke-dua tim tersebut masuk ke-10 besar yang kemudian disaring kembali untuk mendapatkan juara umumnya, setelah mengikuti proses penyaringan kembali, maka terpilihlah tim pertama dari radio UQI 107,5 FM sebagai Juara Umum dari perlombaan pelaksanaan produksi siaran yang di adakan Oleh stasiun Radio Lesman se-Bogor Raya.14

Adapun prestasi yang didapatkan ini menjadi sebuah kado ulang tahun untuk radio UQI 107,5 FM yang ke- 4, ini semua merupakan berkat kerja keras para tim dan disimplin serta strategi-strategi yang diterapkan, maka keberhasilan ini diharpkan dapat menjadi sebuah motivasi bagi kedepannya untuk lebih baik lagi.

13

Wawancara pribadi dengan Tiara Melani Putri (penyiar radio UQI 107,5 FM) Bogor,10/03/14

14


(1)

Seusai wawancara bersama manajer operasional dan salah satu penyiar Radio UQI 107,5 FM


(2)

Seusai wawancara dengan Bpk. Untung Sudarma (Pendengar setia Radio UQI 107,5 FM) saat menghadiri acara HUT ke 4 Radio UQI 107,5 FM di Gedung Serba Guna PP.

Ummul Quro Al-Islami.


(3)

Acara santunan 100 anak yatim dalam rangka HUT KE 4 Radio UQI 107,5 FM di Gedung Serba Guna PP. Ummul Quro Al-Islami.

Piagam dan Piala Saat memenangi perlombaan Broadcasting di Radio Lesmana se Bogor Raya.


(4)

(5)

(6)