PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN NON BANK : STUDI KASUS DI KOPERASI MUAMALAH SYARI’AH TEBUIRENG DIWEK JOMBANG.

(1)

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN. ... i

NOTA PEMBIMBING PERSETUJUAN... ii

NOTA PEMBIMBING PENGESAHAN ………... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ……… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PEDOMAN TRANSLITERASI ……… vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang . ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 12

C. Fokus Masalah... ... 13

D. Rumusan Masalah ... 13

E. Tujuan Penelitian ... 14

F. Manfaat Penelitian ... 14

G. Deskripsi Singkat Metode ... 15

H. Sistematika Pembahasan ... 15

BAB II : KAJIAN TEORI A. Konsep Sistem 1. Pengertian Sistem ... 16

2. Prinsip Dan Elemen Sistem ... 18


(2)

4. Jenis Sistem ... 23

B. Prosedur Kerja 1. Pengertian prosedur ... 24

2. Perbedaan Sistem, Prosedur dan Tata Kerja ... 26

C. Pembiayaan Lembaga Keuangan...………. 29

D. Tinjauan Syariah Pembiayaan Keuangan Islam 1. Falsafah Pembiayaan dalam Islam ... 33

E. Penelitian Terdahulu... 37

BAB III : METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian ... 42

B. Paradigma Dan Pendekatan Penelitian ... 42

C. Akses Peneliti dan Alur Berfikir Penelitian... 45

D. Tahap-Tahap Penelitian ... 47

E. Situasi Sosial, Sampel dan Instrumen ... 49

F. Analisis Data ... 52

G. Pengecekan Keabsahan Temuan ... 56

BAB IV :PAPARAN DATA PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Seting Penelitian 1. Sejarah Berdirinya program Koperasi Muamalah UNHASY ... . 58

2. Organisasi dan Struktur kepenguruasan ... 59

3. Kondisi Lingkungan... ... 69

B. Sistem dan Prosedur Pembiayaan Model Grameen Bank di koperasi Muamalah Syariah 1. Sistem Pembiayaan ModelGrameen Bank ... 71

2. Prosedur Pembiayaan ModelGrameen Bank ... 75

C. Pandangan Ekonomi Islam Tentang Sistem dan Prosedur Pembiayaan... 85

D. Pembahasan Hasil Penelitian...111 BAB V: PENUTUP


(3)

A. Kesimpulan ... 124 B. Saran ... 125

DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP


(4)

ABSTRAK

Problematika umat yang paling menonjol terletak pada bidang ekonomi. Apabila disebutkan lebih rinci ini akan tampak bahwa problem ekonomi umat ini mencakup tingkat penghasilan riil yang rendah, ketidakmerataan kemakmuran dan kesejahteraan hidup yang tinggi dan lain-lain. Problematika ini terselubung dibalik kemiskinan dan kesengsaraan umat, dan problematika itu juga terjadi di kec. Diwek oleh karena itu diperlukan suatu solusi untuk mengatasi problematika diatas. Ada program pemberdayaan ekonomi masyarakat yang sangat unik yaitu

Grameen Bank yang digagas oleh Muhammad Yunus yang telah merubah citra bangladesh yang semula menjadi negara termiskin didunia kini menjadi

motherland of microfinance.Program ini di adopsi di seluruh dunia termasuk juga di Koperasi Muamalah Syariah UNHASY. Setiap lembaga keuangan didalam memberikan pinjaman tentunya memiliki sistem dan prosedur juga termasuk di koperasi muamalah Syariah UNHASY.

Dan permasalahan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:A. Tentang

sistem dan prosedur pembiayaan dengan model Grameen Bank Koperasi

Muamalah Syariah UNHASY dan B. Pandangan ekonomi islam terhadap sistem

dan prosedur pembiayaan model Grameen Bank dikoperasi muamalah Syariah

UNHASY. Dan tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dan menganalisis

sistem dan prosedur pembiayaan yang di terapkan di Grameen Bank KBMT

Muamalah Syariah Unhasy dengan menggunakan kaca mata ekonomi islam. Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian kualitatif dan menggunakan pendekatan fenomonologis dan model penelitian agama.

Dalam penelitian ini diperoleh hasil pertama sistem yang digunakan dalam pembiayaan ini menggunakan sistem tanggung renteng dan karena pembiayaan ini tangpa jaminan maka sebagai gantinya calon nasabah harus mengikuti tahap-tahap yang dilakukan oleh lembaga. Tahap pertama para pengurus harus mencari calon nasabah yang terdiri dari orang miskin di desa, tahap kedua para calon yang dianggap layak harus membentuk kelompok yang terdiri dri 5 sampai 6 orang, ke tiga beberapa kelompok harus membentuk pusat atau center, keempat kelompok yang terbentuk harus mengikuti latihan wajib kumpulan(LWK) dan apabila lulus dalam LWK barulah diberi pinjaman.

Dari prosedur dan sistemnya pembiayaan dengan modelGrameen Bankdi

koperasi muamalah Syariah UNHASY terbebas dari unsur maysir, ghoror, riba

dan syubhat juga dalam pembiayaannya terdapat keadilan, keseimbangan kebebasan manfaat dan etika yang biasa disingkat K3ME


(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Problematika umat yang paling menonjol terletak pada bidang ekonomi.

Apabila disebutkan lebih rinci ini akan tampak bahwa problem ekonomi umat dewasa

ini sekurang-kurangnya mencakup tingkat penghasilan riil yang rendah, tingkat peran

serta dan kemampuan bersaing yang rendah dalam pengelolaan sumber-sumber

ekonomi nasional, tingkat pengangguran yang tinggi, keterbatasan kemampuan dalam

mengelola kegiatan-kegiatan bisnis, keterbatasan kemampuan dalam

mendayagunakan sumber-sumber informasi dan teknologi industri, ketidakmerataan

kemakmuran dan kesejahteraan hidup yang tinggi dan lain-lain. Problematika umat

ini terbungkus rapi dan terselubungi di balik wajah kemiskinan dan kesengsaraan

umat.1

Program-program yang dilakukan selama ini juga memberikan perhatian besar

terhadap upaya pengentasan kemiskinan karena pada dasarnya pembangunan yang

dilakukan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Meskipun

demikian masalah kemiskinan sampai saat ini terus menerus menjadi masalah yang

1

Adi Sasono, Didin Hafidudin dkk, Solusi Islam Atas Problematika Umat, Ekonomi, pendidikan dan Dakwah,Cet. I (Jakarta: Gema Insani Prees, 1998), 59-60.


(6)

2

berkepanjangan sehingga pembangunan termasuk pembangunan ekonomi perlu

ditingkatkan bahkan dimaksimalkan.

Menurut Bryant White, sebagaimana dikutip oleh Budi Suryadi,bahwa

pembangunan adalah upaya meningkatkan kemampuan manusia untuk memenuhi

masa depannya.2 Sedangkan pembangunan ekonomi merupakan kegiatan mengatur

urusan rumah tangga nasional untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk.3

Adapun yang menjadi kendala utama pembangunan di Indonesia adalah semakin

besarnya penduduk miskin dan pengangguran.4 Sejarah manusia mencatat bahwa

kemiskinan dan penganggguran merupakan tragedi kemanusiaan terbesar yang

hingga sekarang masih sulit dipecahkan, masalah kemiskinan bukan hanya menjadi

masalah lokal, nasional, tetapi sudah menjadi masalah global. Dalam rangka

kesejahteraan umum yang berkeadilan sosial maka Program-program Pemberdayaan

ekonomi masyarakat sangat penting dilakukan dalam proses pembangunan.

Keterbekangan yang dialami masyarakat ekonomi lemah didukung oleh rendahnya

tingkat pendidikan sebagian masyarakat tersebut, keterbelakangan daerah pedesaan,

sosial budaya dan permodalan yang sangat lemah. 5Kondisi ini membuat masyarakat

ekonomi lemah sulit berkembang. Ketiadaan agunan atau jaminan dan sulitnya

menjangkau perbankan membuat masyarakat ekonomi lemah tidak bisa mengakses

2Dikutip oleh Budi Suryadi dalamEkonomi Politik Modern: Suatu Pengantar, Cet. 1 (Yogyakarta: IRCiSoD, 2006), 58.

3

Muhammad,Manajemen Bank Syari’ah,Edisi Revisi (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), 2.

4

Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman Umum P2KP-3, Edisi Revisi (Jakarta: Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2007), 122.

5

Habib Adjie,Status Badan Hukum-Humuk, Prinsip-Prinsip Dan Tanggung Jawab Sosial Perseroan Terbatas, (Bandung, CV Mandara Maju, 2008), 66


(7)

3

modal untuk mengembangkan usahanya. Karena itu diperlukan suatu solusi untuk

mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta taraf

hidup masyarakat,

Pada prinsipnya Lembaga keuangan adalah badan usaha yang mempunyai

kekayaan dalam bentuk asset keuangan (financial assets). Kekayaan yang berupa

asset keuangan ini digunakan untuk menajalankan usaha di bidang usaha keuangan,

baik penyedia dana untuk membiayai usaha produktif dan kebutuhan konsumtif,

maupun jasa keuangan bukan pembiayaan. Dengan kata lain, keigatan usaha lembaga

keuangan lebih menekankan pada fungsi keuangan, yaitu jasa keuangan pembiayaan

dan jasa keuangan bukan pembiayaan.6

Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok lembaga keuangan yaitu

pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi pihak-pihak yang merupakan

defisit unit. Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil

dihimpun dari masyarakat, kegiatan ini dikenal dengan nama lending. Penyaluran

dana di lembaga keuangan dilakukan melalui pemberian pinjaman yang oleh

masyarakat dikenal dengan nama kredit atau pembiayaan.7

Pada ajaran ekonomi islam Dalam melaksanakan pembiayaan lembaga keuangan

harus memenuhi dua aspek yaitu yang pertama aspek syar’i berarti dalam setiap

6

Kasmir,Manajement Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), 65

7

Veithzal Rivai,Islamic Bangking: Sistem Bank Islam Bukan Hanya Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi Dalam Menghadapi Berbagai Persoalan Perbankan, Ekonomi, Global Sebuah Teori, Konsep Dan Aplikasi,Cet1, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 681


(8)

4

realisasi pembiayaan harus terhindar dari unsur Gharar, maysir, riba, syubhat dan

haramserta harus mengandung keseimbangan, keadilan, kebebasan manfaat dan etika

Menurut Nawawi8 pembiayaan dibagi menjadi empat macam yaitu pembiayaan

produktif, pembiayaan modal kerja, konsumtif dan investasi. Untuk memperoleh

pinjaman di bank dalam diri debitur harus memenuhi 5 prinsip yaitu collateral,

capital, capability, caracter dan condition of economy.9 Lembaga keuangan sendiri

dibagi menjadi dua macam yaitu Bank dan non Bank.10

Salah satu sub progam lembaga keuangan non bank yang ditujukan untuk

memberdayakan masyarakat adalah memberikan pinjaman tanpa jaminan. Pada

tataran praktiknya sebuah lembaga keuangan dengan mudah bahkan cepat akan

memberikan pinjaman kepada seorang nasabah tanpa ada tambahan beban apapun,

seperti jaminan. Hal ini didasarkan kepada sebuah wacana, Pertama, bahwa pada

sebuah lembaga keuangan hal mendasar bukan bisa atau tidaknya memberikan

pinjaman tanpa jaminan, karena, jaminan bukanlah kewajiban dalam stiap transaksi.

Jaminan bersifat mubah. Boleh ada dan boleh juga tidak ada. Apalagi dalam prinsip

syariah yang terpenting dalam transaksi dalah adanya saling percaya, sehingga antar

pihak tidak ada yang memakan harta sesama dengan cara yang batil.11

8

Ismail Nawawi, ManajemenPerbankan Syariah, Teori, Pengantar, Praktik Dan Isu-Isu Kontemporer Perkembangan Dan Pengembangan Industri Perbankan Syariah, (Jakarta: VIV Press, 2014)227,228

9

Iswardono, Uang Dan Bank, (Bandung: BPFE, 1999), 49

10

Binti Nur Asiah,Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah,(Yogyakarta: Teras, 2014), 80

11

Syariah Mandiri, Pinjaman Tanpa Agunan Syariah dalam www.Syariahmandiri.co.id,2011,04, 1 November, 2015


(9)

5

Kedua, beberapa akad muamalah bahkan tidak mensyarakatkan adanya jaminan,

seperti akan mudlarabah dan musyarakah. Hal ini semakin memperjelas bahwa

jaminan bukanlah satu-satunya solusi yang harus diterapkan dalam setiap transaksi

pinjam meminjam. Untuk itu sangat diperlukan adanya pemikiran yang lebih

mendalam dalam rangka mencari alternatif untuk menggantikan posisi jaminan dalam

transaksi pinjam meminjam pada lembaga keuangan.12

Salah satu alternatif yang pernah diterapkan terkait dengan pinjaman tanpa

jaminan adalah progam pembiayaan dengan model Gramen Bank yang dicetuskan

oleh Muhammad Yunus.13Gramen Bank adalah model kredit mikro yang di mulai di

Bangladesh. Program ini beroprasi dengan cara memberikan pinjaman kecil kepada

orang yang kurang mampu tanpa membutuhkan collateral. System ini dikembangan

berdasarkan ide bahwa orang miskin memiliki kemampuan yang kurang digunakan.

Yang khas dari program kredit ini adalah pinjaman diberikan kepada kelompok

perampuan produktif yang masih berada pada status sosial miskin. Pola Grameen

Bank ini telah diadopsi oleh 130 negara di dunia yang kebanyakan ddi Negara asia

dan afrika. Jika diterapkan dengan konsisten pola ini dapat mencapai tujuan untuk

membantu perekonomian masyarakat miskin melalui perempuan.

Gramen Bank yang digagas Muhammad Yunus ini yang telah merubah citra Bangladesh yang merupakan Negara termiskin dunia kini telah dikenal sebagai

Motherland of Microfinance (ibu dari usaha kecil) yang sering juga disebut Banking

12

B Harahap,Kedudukan, Fungsi Dan Problematika Jaminandalam Core.ac.uk, 1 November, 2015

13


(10)

6

the Unbankable.14Grameen Bank benar-benar telah memberikan pinjaman bagi

orang-orang termiskin di daerah pedesaan agar mereka dapat membentuk

permodalaan atau kekayaan dan sumber pendapatan.15

Pembiayaan model Grameeen Bankbisa dibilang cukup mudah dan sangat tepat

untuk diterapkan pada masyarakat miskin pedesaan yang belum tersentuh oleh sistem

perbankan secara luas. Model pembiayaan ini bisa juga wahana dakwah dalam

konteks Dakwah Bil Mal untuk meningkatkan spiritualitas dan membiasakan diri

untuk bisa disiplin, sabar, toleransi dan sosialis. Hal ini bisa dilihat dari komitmen

para nasabah. Yakni apabila sudah mendapat pinjaman tersebut, maka mereka harus

bisa disiplin untuk hadir pada setiap perkumpulan untuk membayar anggsuran yang

telah disepakati.16

Grameen Bank17 adalah sebuah sistem pembiayaan baru yang merupakan bisnis sosial yang nirlaba yaitu memberikan pinjaman tanpa jaminan, untuk memenuhi

kriteria guna mendapatkan pinjaman tanpa agunan calon peminjam akan membentuk

kelompok yang beranggotakan lima orang, setiap anggota harus menjalani sesi

pelatihan selama seminggu sebelum mereka dapat menerima pinjaman tersebut dan

sesi latihan tersebut harus ditindak lanjuti dengan pertemuaan kelompok yang

diselenggarakan secara mingguan dengan pejabat Grameen Bank sangat bergantung

14

Pera Suparianti, Pemberdayaan Ekonomi Perempuan ala Muahammad Yunus dalam,

http://www.rahima.or.id/index.php?..., (Januari, 2011)

15

Pandu Suharto, Grameen Bank Sebuah Model Bank untuk Orang Miskin di Bangladesh (Jakarta: LPPI, 1991), 34.

16

Afay Cikarang,Sistem Grameen Bank,dalam Id.net.org.com, 2015

17


(11)

7

pada apa yang disebut Collaterall off Peer Presure, berbeda dengan laporan yang

digunakan secara luas, sekarang ini peminjam yang berada di kelompok solidaritas

tidak perlu menjamin secara bersama-sama pinjaman yang diterima setiap anggota,

selain itu juga terdapat pendampingan dari para petugas Grameen Bank dalam hal

pemberdayaan ekonominya.

Secara garis besar menurut muhamad Asep beberapa prinsip operasional

Grameen Bankdapat dijelaskan sebagai berikut:18

1. Untuk lebih memudahkan masyarakat miskin dalam mengaksesnya, prosedur

dibuat sesederhana mungkin. Tidak seperti perbankkan pada umumnya yang

mengharuskan nasabah untuk datang satu persatu ke kantor bank. Grameen bak

menggunakan metode jemput bola, mulai proses pengajuan, pencairan serta

pembayaran angsuran bisa dilakukan di tempat di nasabah. 19

2. Skema dan plafond pembiayaan serta jadwal angsuran diduat seflekseble mungkin,

disesuaikan dengan kemampuan bayar nasabah. Nasabah bisa melakukan angsuran

pembayaan secara harian, mungguan bahkan bulanan.

3. Menerapkan konsep membiayaan kelompok (group lending). Para calon nasabah

yang mengajukan pembiayaan akan digabungkan kedalam sebuah kelompok.

Kelompok ini mempunyai beberapa fungsi, diantaranya sebagai sarana

pembelajaran bersama para anggota, tempat untuk memperkuat rasa kekeluargaan

18

Dikutip dari Muhammad Asep Zailani,Mengenal Konsep Grameen Bank, dalam kompasiana.com, 25 Juni 2015)

19


(12)

8

dan kerja sama, serta memperkuat posisi tawar kelompok terhadap pihak lain.

Sedangkan pada pihak Grameen Bank sendiri, dengan terbentuknya kelompok ini

akan lebih mudah dalam melakukan pengawasan dan pembinaan.

4. Sebagai salah satu intrumen pengawasan dan pengamanan dalam pembiayaan,

maka pihak grameen bank menerapkan aturan tanggung renteng di dalam

kelompok. Konsep ini bisa menyelesaikan permasalah ketika ada kemacetan

anggota.

5. Pihak Grameen Bank akan memberikan pendampingan secara terstruktur kepada

kelompok nasabah. Mereka secara preodik akan diberikan meteri-materi

penguatan karakter dan rasa kepercayaan diri, pemberian bimbingan teknis dan

pelatihan-pelatihan serta meteri lain yang mendukung perkembangan usaha.

6. Untuk membantu masyarakat miskin agar suatu saat bisa mandiri, maka pihak

Grameen Bank akan mewajibkan pada anggotanya untuk menyisihkan sebagaikan keuntungannya sebagai tabungan. Bahkan nasabah diberi kesempatan untuk

membeli sabagian saham bank.20

Sebagai mana pelaksanaan Grameen Bank di Bangladesh saat ini di Koperasi

Syariah Muamalah Tebuireng menerapkan konsep pembiayaan dengan model

Grameen Bank yang diprakarsai oleh mahasiswa UNHASY jurusan

Mualamalah.21Motivasi yang mendorong dibentuknya program Grameen Bank di

Koperasi Syariah Muamalah Tebuireng adalah untuk memberdayakan ekonomi

20

Ibid

21


(13)

9

masyarakat miskin,22 dikarenakan sistem yang selama ini dijalankan pemerintah

hanya bersifat top down dan dirasa kurang sesuai dengan kebutuhan lokal dan tidak

langgeng oleh karena itu Program Grameen Bank koperasi Syariah Muamalah ini

dibentuk untuk memberdayakan masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi,

pemberdayaan masyarakat miskin yang dimaksudkan hanya dikhususkan bagi kaum

perempuan, hal ini menjadi syarat untuk menjadi anggota nasabahGrameen Bank.23

Gramen Bank koperasi Syariah Muamalah Tebuireng memberikan pinjaman kepada orang-orang miskin untuk permodalan tanpa menggunakan jaminan dengan

menggunakan sistem dan prosedur. Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen

yang saling berinteraksi yanga rtinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.

Grameen Bank Syariah Muamalah Tebuireng menggunakan sistem tanggung renteng dalam pembiayaannnya yaitu perikatan dimana beberapa orang bersama-sama

sebagaipihak yang berhutang berhadapan dengan kreditur dimana jika salah satu dari

debitur itu telah membayar utangnya maka pembayaran itu akan membebaskan

teman-temanya dari hutang .24

Didalam sistem ini apabila ada anggotanya yang tidak hadir dan tidak menitip

angsurannya maka anggota kelompok lain harus bertanggung jawab dalam

pembayaran tersebut.25dan semua anggota kelompok harus memperhatikan satu sama

lain dalam penggunaan pinjaman masing-masing anggota dan ketua kelompok akan

22

HMJ Muamalah,Proyek Proposal, (Proposal, 2014)

23

Ibid

24

Salim,Pengantar Hukum Perdata Tertulis,(Jakarta: Sinar Grafika: 2009), 176

25


(14)

10

bertanggung jawab terlaksannya disiplin kelompok serta mengumpulkan

kewajiban-kewajiban anggotanya yaitu membayar angsuran dan juga tabungan26. Di program

Grameen Bank koperasi Syariah Muamalah ini juga mengorganisasikan anggotanya dalam bentuk kelompok karena kelompok bertindak sebagai sumber tekanan terhadap

anggotanya untuk memenuhi kewajibannya terhadap lembaga keuangan serta untuk

menentang perbuatan anti sosial dan juga dengan memungkinkan anggotanya untuk

merubah kelemahan sendiri menjadi kekuatan yang positif dan juga sebagai wahana

utama bagi partisipasi para anggotanya.27

Karena pembiayaan ini bebas tanpa jaminan maka sebagai gantinya calon

nasabah harus mengikuti syarat-syarat atau tahap-tahap yang dilakukan oleh koperasi

Syariah Muamalah Tebuireng . Tujuan dari tahap-tahap ini untuk melatih

kedisiplinan dan keseriusan calon nasabah adalah sebagai berikut: 28 tahap pertama

adalah para petugas koperasi mencari calon nasabah yang terdiri dariorang miskin

didesa kedua Para calon yang dianggap layak diberi pembiayaan harus membentuk

kelompok yang terdiri dari 5 sampei 6 orang ketiga beberapa kelompok membentuk

satu pusat ke empat kelompok yang baru terbentuk harus mengikuti Latihan Wajib

Kumpulan(LWK). Dalam LWK diajarkan mengenai prinsip-prinsip Grameen Bank

cara permohonan pinajamn dan cara pembayaran pinjaman . Ke lima apabila mereka

26

Pandu Suharto,Grameen Bank, 55

27

Mila Isnaini Mahmudah,Wawancara, Tebuireng 1 agustus, 2015

28


(15)

11

sudah lulus dalam LWK maka sudah sah menjadi anggota dan baru dicairkan dana

pinjaman.

Melihat latar belakang di atas, maka saat ini pembiayaan model Grameeen Bank

merupakan salah satu system pengentasan kemiskinan yang sangat solutif sangat

relevan untuk dikembangkan di dalam dunia perbankkan. Oleh karena itu penting

selaki dilakukan penelitian yang serius untuk guna menyempurkan konsep yang ada

dari segala kekurangan-kekurangan dalam penerapannya.

B. Identifikasi Masalah.

Permasalahan yang dapat di identifikasi dalam latar belakang sebagai berikut:

1. Problematika umat yang paling menonjol terletak pada bidang ekonomi. Dan

problematika itu terselubung dibalik wajah kemiskinan dan kesengsaraan.

2. Untuk itu diperlukan suatu cara atau alternatif untuk menanggulangi problem

kemiskinan tersebut.

3. Pada prinsipnya Lembaga keuangan adalah badan usaha yang mempunyai

kekayaan dalam bentuk asset keuangan (financial assets).

4. Salah satu sub progam lembaga keuangan non bank yang ditujukan untuk

memberdayakan masyarakat adalah memberikan pinjaman tanpa jaminan.

5. Pembiayaan model Grameeen Bank merupakan di antara model pembiayaan yang

tanpa jaminan

6. Saat ini di Koperasi Syariah Muamalah Tebuireng tepatnya dikecamatan Diwek


(16)

12

7. Di koperasi Muamalah Syariah Tebuireng Kec. Diwek Kab. Jombang terdapat

sistem dan prosedur pembiayaan.

8. Sistem dan prosedur pembiayaan model Grameen Bank di koperasi Muamalah

Syari’ah Tebuireng Diwek, Jombangharus diteliti perspektif ekonomi syariah. C. Fokus Masalah

Berdasarkan identifikasi maslah di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi

fokus pembahsan adalah:

1. Sistem dan prosedur pembiayaan model Grameen Bank di koperasi Muamalah

Syariah UNHASY Tebuireng Kec. Diwek Kab. Jombang

2. Pandangan Islam terhadap sistem pembiayaan model Grameen Bank di koperasi

Muamalah Syari’ahUNHASY Tebuireng Diwek, Jombang

D. Rumusan Masalah.

Dari uraian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Bagaimana sistem dan prosedur pembiayaan model Grameen Bank di koperasi

Muamalah Syariah UNHASY di Tebuireng Kab. Jombang?

2. Bagaimanapandangan ekonomi islam tentang sistem pembiayaan model Grameen


(17)

13

E. Tujuan Penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk memahami, dan menganalisis sistem pembiayaan

model Grameen Bank yang diterapkan di koperasi Muamalah Syari’ah UNHASY

Tebuireng Jombang kemudian prosedur dan sistem tersebut dianalisis menggunakan

kacamata ekonomi Islam.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Penelitian Secara Teoristis.

Sebagai bahan kajian ilmiah, baik bagi penulis sendiri maupun bagi masyarakat

luas yang tertarik untuk mendalami wacana tentang pembiayaan tanpa jaminan model

Grameen Banksebagai sumbangan bagi khazanah ilmu ekonomi.

2. Manfaat Penelitian Secara Praktis.

Diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan masukan bagi semua

lembaga, instansi pemerintahan dan masyarakat luas guna mengembangkan serta

mencari solusi tepat untuk mengatasi permasalahan yang berhubungan dengan

peniadaan jaminan terhadap pembayaran angsuran bagi kaum praktisi khususnya

dalamGrameen Banktempat penelitian kaum akademisi dan masyarakat luas.

G. Deskripsi Singkat Metode.

Dalam penelitian ini menggunakan paradigma metoda kualitatif yaitu penelitian

yang bersifat naturalistik dengan pendekatan studi kasus. Paradigma filsafat


(18)

14

mencoba memahami makna dibalik yang ada. Dalam Pendekatannya peneliti

menggunakan pendekatan fenomenologi model Alfred Schutz dan pendekatan agama

model taufik Abdullah.

Dalam studi kasus peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap

program, kejadian, proses, aktifitas terhadap satu orang atau lebih. Tehnik

pengumpulan data peneliti menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi

sedangkan analisisnya menggunakan deskriptif analisis dan analisis Bogdan dan

Biklen

H. Sistematika Pembahasan.

Untuk menyelesaikan problem akademik di atas, maka penelitian ini akan

dilakukan dengan sistematika sebagai berikut:

Kajian dalam penelitian ini dimulai degnan Bab I yang berisi Pendahuluan, yang

menjelaskan tentang latar belakang, ruang lingkup penelitian, fokos penelitian dan

rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Di dalamnya menjelaskan

beberapa hal penting tentang kegelisahan-kegelisan akademik (academic problems).

Selanjutkan diuraikan kerangka teoritis, dan metode yang akan digunakan dalam

penelitian beserta langkah-langkahnya. Dengan demikian, penelitian ini dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya. Bagian akhir dari Bab ini adalah sistematika


(19)

15

Setelah gambaran di atas menjadi jelas, maka pada bagian berikutnya yang akan

dilakukan adalah membahas teori pembiayaan lembaga keuangan non bank. Adapun

tujuannya ialah untuk menemukan atau untuk memperoleh penjelasan mengenai

intrumen yang akan dijadikan tolok ukur dalam dalam menganalisis data. Bagian ini

akan dimulai dengan membahasan teori prosedur dan sistem secara umum, kemudian

masuk ke dalam teori pembiayaan secara umum, baru kemudian teori pembiayaan

dalam perspektif ekonomi islam yang dilengkapi dengan pelenitian terdahulu.

Keseluruhan uraian ini akan dituangkan dalam Bab II.

Setelah barometernya ditemukan, maka pada tahapan Bab III penulis akan

menguraikan tentang metode penelitian yang akan digunakan dalam membendah

kegelisahan akademik pada bab I di atas.

Adapun di dalam bab IV berisi tentang deskripsi seting penelitian, analisis

system dan prosedur pembiyaan model Grameen Bank di Koperasi Muamalah

Syariah UNHASY prespektif ekonomi Islam. Pembahasan dalam bab ini di akhiri

dengan pembahasan hasil penelitian.

Langkah terakhir dalam penelitian ini adalah penekanan-penekanan terhadap

temuan penelitian dan saran-saran dari penulis kepada pihak akademisi dan kepada

berbagai pihak yang berkompeten untuk merespon hasil penelitian ini. Secara

bersamaan keduanya akan dituangkan dalam bab V yang merupakan penutup dan


(20)

BAB II

SISTEM DAN PROSEDUR PEMBIAYAAN LEMBAGA

KEUANGAN ISLAM

A. Konsep Sistem.

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk

menyelesaikan suatu sasaran tertentu.1

1. Pengertian dan Definisi Sistem

Sistem berasal dari bahasa latin(Systema) dan bahasa yunani(sustema) adalah

suatu kesatuan yang terdirinkomponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk

memudahkan informasi, materi atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini

sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi,

dimana suatu model matematika seringkali bisa dibuat.2

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang

ada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya

seperti negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan

lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk sutu negara

1

Pengertian Sistem Menurut Para Ahlidalam www.pengertian ahli.com 2013/08, 13 November 2015

2


(21)

17

dimana yang berperan sebagaipenggeraknya adalah rakyat yang berada dalam negara

tersebut.3

Berbagai definisi sistem menurut para pakar antara lain saebagai berikut

menurut Indrajit4 sistem mengandung arti kumpulan-kumpulan dari

komponen-komponen yang dimiliki unsur keterkaitan antara satu dengan lainnya. Sistem

menurut jogianto5merupakan kumpulan dari elemen elemen yang berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan suatu kejadian kejadian

dan kesatuan yang nyata adalah obyek nyata, seperti tempat, benda dan orang-orang

yang betul-betul terjadi.

Sistem menurut murdick R.G. 6adalah seperangkat elemen yang membentuk

kumpulan atau prosedur-prosedur bagan bagan pengolahan yang mencari sustu tujuan

bagian atau tujuan bersama dengan mengoperasikan datadan atau barang pada waktu

rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan energi atau barang. Sistem

menurut Jerry Futz Gerald adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

saling berhubungan , berkumpul bersa,ma–sama untuk menyelesaikan suatu kegiatan

atau untuk menyelesaikan sasaran tertentu.

Sistem menurut Davis GB 7sistem secara fisik adalah suatu kumpulan dari

elemen-elemen yang beroperasi bersama-sama untuk menyelesaikan suatu sasaran.

3

Pengertian Sistem,Unsur dan arti sistem menurut para ahli dalam www. Artikelsiana.com, 13 november, 2015

4

Indrajit,Analisis Dan Perancangan Sistem Berorientasi Object,(Bandung: Informatika, 2001), 2

5

Jogianto,Sistem Teknologi Informasi, (Yogyakarta: Andi, 2005,)2

6

Murdick,Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern, (Jakarta:Erlangga, 1991), 27

7


(22)

18

Menurut Harijini Djojodiharjo suautu sistem adalah sekumpulan obyek yang

mencakup hubungan fungsioanal antara tiap-tiap obyek dan hubungan antara ciri tiap

obyek dan yang secara keseluruhan merupakan sustu kesatuan secara fungsional,

menurut Lani Sidharta sistem adalah himpunan dari bagian bagian yang saling

berhubungan yang secara bersama mencapai tuuan-tujuan yang sama.

Kata sistem banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari dalam

forum diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan

pada banyak bidang pula, sehingga maknya menjadi beragam. Dalam pengertian yang

paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan

diantara mereka.8.

2. Prinsip dan Elemen Sistem.

Pada prinsipnya setiap sistem selalu terdiri dari empat elemen, adalah sebagai

berikut9:

a. Obyek, yang dapat berupa bagian, elemen ataupun variabel. Ia dapat benda fisik,

abstrak, ataupun keduanya sekaligus tergantung pada sifat sistem tersebut.

b. Atribut yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan obyeknya.

c. Hubungan internal diantara obyek-obyek didalamnya

d. Lingkungan, tempat dimana sistem berada

8

Ibid

9


(23)

19

e. Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem yaitu: tujuan, masukan,

proses, keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta

lingkungan.

3. Karakteristik Sistem.

Jogianto10 mengemukakan sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat

tertentu yakni:

a. Komponen.

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi yangartinya

saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau

elemen elemen sistem dapat berupa suatu sub sistem atau bagian-bagian dar sistem.

Setiap sub sistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi

tertentu mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan.

b. Batasan Sistem

Batasan sistem(boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem

dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batasan suatu sistem

menunjukkan ruanglingkup sistem tersebut.

c. Lingkungan Luar Sistem;

Lingkungan luar(environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas sistem

yang mempengaruhi operasi. Lingkungan luar sistem dapat menguntungkan dana

dapat juga menguntungkan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan

10

Jogianto,Analisis Dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori Dan Praktek Aplikasi Bisnis,(yogyakarta: Andi, 2005), 3


(24)

20

berupa energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara.

sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan kalau

tidak maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Penghubung Sistem.

Penghubung(interfance) merupakan media penghubung antara satu sub sistem

dengan sub sistem lainnya, melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber

daya mengalir dari satu sub sistem ke sub sistem lainnya. Dengan penghubung suatu

sub sistem dapat berintegrasi dengan sub sistem yang lainnya membantuk satu

kesatuan

Sedangkan menurut Burch dan Grundnitski desain sistem dapat didefinisikan

sebagai, penggambaran,, perncanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari

beberapa elemen terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.11

Desain sistem menetukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan tahap

ini menyangkut mengkonfigurasi dari komponen komponen perangkat lunak ke

pernagkat keras dari suatu sistem sehingga stelah intaalasi dari sistem akan

benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisis

sistem.12

Berdasarkan beberapa definisi fiatas maka desain sistem dapat diartikan sebagai

berikut:

a. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem.

11

John G Burch, Information Sistem Teori And Practice, (John Wiley, 1979)

12


(25)

21

b. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional

c. Persipan rancang bangun untuk implementasi.

d. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk

e. Yang dapat berupa penggambaran. Perencanaan dan pembuatan sketsa atau

pengaturan dari beerapa elemen yang terpisah kedalam satu kesatuan yang utuh

dan berfungsi.

f. Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-komponen perangkat

lunak dan perangkay keras dari suatu sistem.

Tahap desain sistem mepunyai dua tujuan antara lainsebagai berikut:13

a. Masukan sistem, masukan sistem adalah energi yang memasukkan kedlam sistem.

Masukan dapat berupa masukan perawatan(maintenance input) dan masukan

sinyal(signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya

sistem tersebut dapat beroperasi. Signalinput adalah energi yang diproses untuk

didapatkan keluaran sebagai contoh di dalam komputernya dan data adalah signal

input untuk diolah menjadi informasi.

b. Keluaran sistem. Keluaran(output) sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Misalnya

untuk sistem komputer panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna

dan merupakan sisa pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang

dibutuhkan.

13

Modul 3 desain sistem secara umum pendahuluandalam www. Unhas.ac.id.arsitektur-komputer, 12 November, 2015


(26)

22

c. Pengolahan sistem. Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang

akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah

masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa

barang jadi.

d. Sasaran sistem, sebuah sistem sudah tentu mempunyai sasaran dan tujuan. Dengan

adanya sasaran sistem maka kita dapat menetukan masukan yang dibutuhkan

sistem dan keluaran apa yang akan dihasilkn sistem tersebut dapat dikatakan

berhasil apabila mencapai atau mengenai sasaran ataupun tujuan.

Menurut jogianto HM sistem dibagi menjadi beberapa bentuk antara lain:14

a. Sistem abstrak, adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak

tampak secara fisik.

b. Sistem phisik adalah sistem yang ada secara fisik.

c. Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam tidak dibuat

manusia.

d. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia.

e. Sistem tertentu adalah sistem yang beroperasi dengan tingkah laku yang sudah

dapat diprediksi sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan.

f. Sistem tak tentu(probabilistik sistem) adalah sistem yang kondisi masa depannya

tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.

14


(27)

23

g. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak berhubungan dengan lingkungan

luarnya.

h. Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan

lingkungan luarnya

5. Jenis sistem.

Husni Iskandar Pohan dan Kusnariyanti Saiful Bahri menjelaskan bahwa pada

dasarnya ada dua macam jenis sistem yaitu:15

a. Sistem alami seperti sistem matahari, sistem luar angkasa sistem reproduksi dan

lain sebagainya.

b. Sistem buatan manusia seperti sistem hukum, sistem perpustakaaan, sistem

transprortasi dan lain sebagainya.

Sementara pelaku dari sistem yang dimaksud terdiri dari tujuh kelompok

yaitu:16

a. Pemakai.

b. Manajemen.

c. Pemeriksa.

d. Penganalisa sistem.

e. Pendesain sistem,

f. Programmer.

15

Husni Iskandar pohan, kusnariyanto, Pengantar Perancang Sistem, (Jakarta: Erlangga, 1997)72

16

Criswansungkono, Managemen Infirmasi Sistem Dalam Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta: Salemba, 2009),26


(28)

24

B. Prosedur Kerja.

Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan

beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin

pengananan secara seragam transaksi organisasi yang terjadi berulang ulang. Jadi

suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan posedur merupakan urutan

kegiatan klerikal.17

1. Definisi Prosedur Kerja.

Menurut muhammad ali prosedur adalah tata cara kerja atau cara

menjalankan suatu pekerjaan , menurut amin wijaya prosedur adalah sekumpulan

bagian yang saling berkaitan misalnya orang, jaringan gudang yang harus dilayani

dengan cara yang tertentu oleh sejumlah pabrik dan pada gilirannya akan

mengirimkan pelannggan menurut proses tertentu.18

Sedangkan menurut komarudin prosedur pada dasarnya adalah suatu

susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan

prosedur-prosedur yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama

dari suatu organisasi.19

Sedangkan pengertian prosedur menurut ismail nawawi20mengatakan bahwa

prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang

merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan

17

Kiki Rizki,Pengertian dan definisi prosedurdalam qieqierizki.blogspot.com, 13 November 2015

18

Muhamad Ali,Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi, (Bandung: Angkasa, 2000)325

19

Komarudin,Manajemen Kantor Teori dan Praktek,(Bandung: Triganda karya, 1992), 836-837

20


(29)

25

suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang. Berdasarkan pendapat beberapa

ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud prosedur adalah suatu

tatacara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan

memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.

Sedangkan menurut the macquary dictionary, prosedur adalah perbuatan

atau cara kerja dalam segala tindakan atau proses. Dalam bidang menejemen prosedur

dapat didefinisikan sebagai langkah-langkah pentahapan dan urutan-urutan pekerjaan

dalam rangka mencapai tujuan secara efisien dan efektif. Prosedur adalah bagian dari

struktur tehnis dari sebuah organisasi.21

Prosedur berisi cara yang dispesifikasikan untuk melaksanakan suatu

aktifitas atau suatu proses. Prosedur dapat didokumentasikan atau tidak. Apabila

prosedur didokumentasikan bioasanya disebut prosedur tertulis atau prosedur

terdokumentasikan.

Prosedur tertulis atau terdokumentasi biasanya mengikuti aturan formal

berikut ini:22

a. Stuktur, maksud dan ruang lingkup kegiatan.

b. Tanggung jawab(siapa yang menerapkan prosedur)

c. Acuan atau dokumentasi terkait.

21

Richard Tardif, The Pinguin Macquary Dictionary Of Australian Education, (Ringwood Victoria: Penguin Books Australia, 2001), 28

22


(30)

26

d. Proses atau tahapan yang perlu dilakukan, bagaimana melakukan dan dimana akan

dilakukan.

e. Bahan, alat dan dokumen yang dipergunakan.

f. Dokumentasi dan rekaman.

g. Lampiran.

h. Informasi pengendalian.23

2. Perbedaan Sistem, Prosedur dan Tata Kerja.

Menurut mulyadi dalam bukunya sistem akutansi sistem adalah suatu

jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

kegiatan pokok organisasi.24

Sedangkan prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal biasanya

melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk

menjamin penanganan secara seragam transaksi organisasi yang terjadi

berulang-ulang.25

Prosedur kerja dibuat juga tata kerja adalah pembentukan sebuah struktur

kerja yang disusun dengan membentuk badan utama yang bertugas membuat

skat-skat bagian dari sebuah organisasi atau anggota kelompok26

Sedangkan perbedaan27tata kerja, sistem kerja maupun prosedur kerja dalam

organisasi merupakan satu kesatuan yang bulat, ketiga-tiganya merupakan tidak

23

Ibid

24

Mulyadi,Sistem Akutansi,(Yogyakarta: Salemba Empat, 2001)

25

Kiki Rizki,Pengertian dan definisi prosedurdalam qieqierizki.blogspot.com, 13 November 2015

26


(31)

27

lanjut dalam rangka pelaksanaan suatu bidang pekerjaan tertentu. Perbedaan

pengertian antara tata kerja, sistem kerja, dan prosedur kerja dari tiga kegiatan

tersebut menurut saudara mana yang paling penting?

a. Tata kerja:merupakan cara pekerjaan dengan benar dan berhsail guna atau bisa

mencapai tingkat efisien yang maksimal.

b. Prosedur kerja: merupakan tahapan dalam tatakerja yang harus dilalui suatu

pekerjaan baik mengenai dari mana asalnya dan mau menuju mana, kapan

pekerjaan tersebut harus diselesaikan maupun alat apa yang harus digunakan agar

pekerjaan tersebut dapat diselesaikan.

c. Sistem kerja merupakan susunan antara tata kerja dan prosedur yang menjadi satu

sehingga membentuk suatu pola tertentu dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.28

Dari uraian pembahasan terebut dapat dimappingkan dalam tabel berikut:

Tabel:2.1 mapping teori sistem dan prosedur

Nomer Teori/judul Variabel Keterangan

1 Ismail nawawi29

(2014)

1. Objek, yang dapat

berupa bagian, elemen

ataupun variabel.ia

dapat berupa benda fisik, abstrak ataupun

keduanya sekaligus

tergantung sifat sistem tersebut.

2. Atribut, yang

Prinsip dan elemen sistem

kerja

27

Tata Kerja, Prosedur dan Sistem e-Learningdalam Elearning. Gunadarma.ac.id.doc.modul, Agustus, 13 November 2015

28

Ibid

29


(32)

28

menentukan kualitas

atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya.

3. Hubungan internal

diantara obyek-obyek didalamnya

4. Lingkungan dimana

tempat sistem berada

2. Jogianto

(2005)30

1. Suatu sistem terdiri dari

sejumlah komponen

yang berinteraksi

2. Batasan

sistem(boundary)

merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem ang lainnya.

3. Lingkungan

luar(environment) dari

suatu sistem adalah

apapun diluar batas

sistem yang

mempengaruhi operasi.

4. Penghubung(interfance)

merupakan media

penghubung antara satu sub sistem dengan sub sistem lainnya

Karakteristik kerja

3 Ismail nawawi

(2014)31

1. Struktur, maksud dan

ruang lingkup suatu

kegiatan.

2. Tanggung jawab(siapa

yang menerapkan

prosedur)

3. Acuan atau dokumen

terkait.

Prosedur Kerja

30

Jogianto,Analisis dan Desain,3

31


(33)

29

4. Proses atau tahapan yang

perlu dilakukan dan

dimana akan dilakukan. 5. Bahan, alat, dan dokumen

yang dipergunakan.

6. Dokumentasi Dan

rekaman.

7. Lampiran atau lembaran.

8. Informasi

langkah-langkah kerja dan

pengendaliaan.

C. Pembiayaan Lembaga Keuangan.

Kasmir mendefinisikan pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan

yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara

bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayayai untuk

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan

imbalan atau bagi hasil.32

Menurut Kasmir pembiayaan harus memenuhi unsur-unsur sebagai

berikut:33

1. Kepercayaan

2. Kesepakatan

3. Jangka Waktu.

4. Resiko dan Balas Jasa.34

32

Kasmir,Manajemen Perbankan,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001), 92

33

Kasmir,Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), 251

34


(34)

30

Selain unsur-unsur di atas,dalam pembiayaan juga terdapat prinsip analisi

pembiyaan yang didasarkan pada rumus 5C, yaitu 1) Character, adalah sifat atau

watak seseorang yang dalam hal ini adalah calon debitur. 2) Capital, 3) Colateral,

merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik berupa fisik maupun non

fisik. 4)Condition, dan 5) Capasity. 35Adapun pembiayaan sendiri ditinjau dari sifat

penggunaannya menurut Nawawi dapat dibagi menjadi du hal yaitu36:

Pertama Pembiayaan Produktif yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas yaitu untuk peningkatan usaha, baik

usaha produksi maupun perdagangan.

Kedua Pembiayan konsumtif yaitu pembiayaan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk memenuhi

kebutuhan.37

Pembiayaan ditinjau dari segi keperluan pembiayaan produktif dapat dibagi

menjadi dua hal berikut:38

1. Pembiayaan modal kerja yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: (a)

peningkatan produksi baik secara kuantitatif maupun kualitatif dan (b) untuk

keperluan perdagangan atas peningkatanutility of placedari suatu barang.

35

Muhammad,Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2002), 60

36

Ismail Nawawi,Manajemen Perbankan Syariah, Teori, Pengantar Praktik Dan Isu-Isu Kontemporer Perkembangan Dan Pengembangan Industri Perbankan Syariah,(Jakarta: Viv Press, 2014), 227-228.

37

Syafii antonio,Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek,(Jakarta: Gema Insani Press), 160

38


(35)

31

2. Pembiayaan inverstasi yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang

modal(capital gods)serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.39

Jenis pembiayaan pada LKS akan diwujudkan dalam bentuk aktiva

produktif dan aktiva tidak produktif, yaitu:

1. Jenis aktiva produktif pada LKS dialokasikan dalam bentuk pembiayaan sebagai

berikut:

a. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, meliputi:40

1) Pembiayaan mudhorobah yaitu akad kerjasama usaha antara dua pihak, dimana

pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi

pengelola, keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam

kontrak.

2) Pembiayaanmusyarakahadalah akad`kerja sama usaha antara dua pihak atau lebih

dimana masing-masing pihak memberikan konstribusi dana dengan kesepakatan

bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.

b. Pembiayaan dengan prinsip jual beli meliputi:41

1) Pembiayaan murabahahadalah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan

keuntungan yang disepakati.

2) Pembiayaansalam Pembelian barang yang diserahkan dikemudian hari sedangkan

pembayarannya dilakukan dimuka.

39

Nawawi,Manajemen Perbankan Syari’ah,228.

40

Muhammad,Manajemen Pembiayaan Bank Syariah,(Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), 22-25

41


(36)

32

3) Pembiayaanistisna’adalah kontrak penjualan antara pembeli dan pembuat barang,

dimana pembuat barang menerima pesanan dari pembeli.

c. Pembiayaan dengan sistim sewa meliputi:

1) Pembiayaan ijaroh adalah perjanjian sewa menyewa suatu barang dalam waktu

tertentu melalui pembayaran sewa.

2) Pembiayaan ijaroh mumtahiyah biltanilik/ wal igtina adalah akad sewa yang

diakhiri dengan kepemilikan barang ditangan si penyewa.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat di tabel berikut:

Tabel 2.2

Nomer Teori variabel Keterangan

1. Kasmir 1. Kepercayaan

2. Kesepakatan 3. Jangka waktu

4. Resiko dan

balas jasa

Unsur pembiayaan

2. Ismail Nawawi Pembiayaan

dengan sasaran yaitu:

1. Produktif. 2. Konsumtif. 3. Modal kerja 4. investasi

Penggolongan pembiayaan

Dalam tabel ini yang pertama menjelaskan tentang pendapat kasmir mengenai

unsur pembiayaan yang meliputi kesepakatan, kepercayaan, jangka waktu, resiko dan

balas jasa, sedangkan yang kedua tentang penggolongan pembiayaan menurut ismail


(37)

33

D. Tinjauan Syariah Pembiayaan Keuangan Islam. 1. Falsafah pembiayaan dalam islam

Dalam melaksanakan pembiyaan, bank syariah harus memenuhi (1) aspek

syar’i; (2) aspek ekonomi.42

Secara lebih terperinci Ismail Nawawi mengatakan, dalam melakukan

aktivitas ekonomi, para pelaku ekonomi harus menghindarkan diri dari:43

a. Unsur Riba. Secara harfiah riba adalah tambahan. Sedangkan menurut syariat

adalah menambah suatu yang khusus. Jadi riba adanya penambahan nilai. Praktik

ini ditandaskan oleh Al-Qur’an, Sunnah dan ijma’. Firman Allah dalam Al-Qur’an:

)

:

275

(

“Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba(QS.

Al-Baqarah:275)44

b. Unsur Penipuan (Gharar). Suatu yang tidak diketehui akibatnya dari sisi ada dan

tidak ada. Secara etimologis gharar bermakna kekawatiran atau resiko dan

menhadapi menghadapi suatu kecelakaan, kerugian, tidak pasti serta kebinasaan ha

ini telah dijelaskan oleh imam nawawi:

42

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: Unit penerbit dan percetakan akademi manajemen perusahaan ykpn, 2002), hal. 28

43

Ismail Nawawi, Ekonomi Islam, Perspektif Teori, System Dan Aspek Hukum, (Surabaya: Putera Medfia nusantara, 2009), 136-140.

44


(38)

34

.

.

“Gharar adalah sesuatu yang secara lahirnya menipu pembeli sedangkan batinnya

tidak diketahui. Jadi jual berli gharar adalah jual berli yang tidak diketahui akibatnya dan menyebabkan permusuhan dan kemurkaan karena terdapat unsure dhalim dan penghianatan. Adapun keharaman transaksi gharar merupakan

larangan yang paling mendasar dalam bab jual beli aau transaksi”45

Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa Nabi Saw. melarang jual beli dengan

unsurgharar:

“Sesungguhnya Nabi Saw melarang jual beli dengan unsur gharar (HR. Abu Daud)

c. Unsur Judi (maysir). Kata maysir artinya mudah, karena orang mengharap akan

memperoleh uang tanpa susah payah. Atau berasal dari kata yasar yang berarti

kaya, karena dengan perjudian orang dibuai harapan untuk menjadi kaya.

Mengenai perjudian imam thabari berkata:

“Setiap permainan yang didalamnya terdapat undian/adu nasib baik berupa

minum-minuman, tarik suara atau berdiri maka itu termasuk jugi”.46

Keharaman praktik ini dipertegas dalam Al-Qur’an:

45

Nawawi Al Bantani,al-Tausyîh Ala Syarah Fath al-Qarîb al-Mujîb,(Surabaya: Al-Hidayah, 2013), 47

46


(39)

35

)

:

90

(

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,

(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah

termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu

mendapat keberuntungan”

d. Unsur haram. Suatu yang haram sangat dilarang oleh Allah dan rasulnya dalam

al-qur’an dan Hadis. Transaksi yang haram ada dua kategori, (1) haram karena

dzatnya, seperti babi, khamar, bangkai, dan segala suatu yang dipersembahkan

kepada kepada selalin Allah. (2) haram karena proses yang menyertainya, seperti

transaksi hasil pencurian, dan lain sebagainya.

e. Unsur syubhat. Syubhat artinya mirip, serupa atau mencampur. Dalam

terminology syariah syubhat artinya perkara yang bercampur antara yang halal dan

yang haram dan tidak diketahui secara pasti status hukumnya apakah itu haram

atau halal. Hal ini senada dengan pernyataan Imam Al-Jurjani:

“Syubhat adalah sesuatu yang tidak diyakini apakah ia halal ataukah haram"47

Rasulullah Saw bersabda:

)

(

47

Ali Bin Abdul Aziz Aljurjani,Alwasathah Baina Al Mutanabby Wa Khushumih, (Damaskus: Daar Kutub Al-Ilmiyat,2014), 467


(40)

36

“Yang halal itu jelas, dan yang haram itu jelas, diantara keduanya itu ada hal yang

shubhat (tidak jelas) yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia. Barang siapa yang menghindari syubhat maka telah benar-benar selamat agama dan

kehormatannya”. (HR. Bukhori)

Selain itu menurut Ismail Nawawi48 di dalam pembiayaan juga

seharusnya mengandung unsur sebagai berikut:

a. Kebebasan

Kebebasan dalam ekonomi islam dapat dibedakan dalam beberapa

kategori yaitu kebebasan dalam berinteraksi, kebebasan dalam berproduksi,

kebebasan dlam berbelanja, kebebasan dalam memilih, melanjutkan atau

membatalkan transaksi barang. Walaupun islam memberikan kebebasan dalam

ekonomi tetapi ada sarana kontrolnya yaitu Al-Quran dan As-sunnah.

b. Keseimbangan.

Dalam ekonomi pembangunan keseimbanagn merupakan hal yang

penting terkait dengan semua stake holder maupun keseimbangan antara manusia

dengan penciptanya , material, spiritual, jasmani maupun rohani. Keseimbangan

yang terwujud dalam kesederhanaan, hemat dan menjauhi sikap pemborosan

termasuk keseimbangan

c. Berorientasi Kepada Kemaslahatan.

Islam dalam membentuk kemaslahatan selalu berorientasi terhadap

kepentingan individu dan kepentingan bersama menentukan aturan aturan ekonomi

48


(41)

37

antara lain melalui jual beli sebagai manifestasi mengkonsumsikan harta benda.

Jual beli mempunyai tujuan mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan.

d. Keadilan

Keadilan didalam Al-Quran disebutkan lebih dari seribu kali, setelah

perkataan Allah dan ilmu pengetahuan. Nilai keadilan sangat penting dalam ajaran

islam terutama dalam kehidupan hukum,sosial dan ekonomi. Untuk itu keadilan

harus ditetapkan dalam kehidupan ekonomi seperti proses distribusi, produksi

dan konsumsi.

e. Etika.

Berkaitan dengan prinsip etika ekonomi Qordhawi mengemukakan etika

pada umumnya. Prinsip etika tersebut berkaitan dengan dasar-dasar yang dapat

dijadikan pegangan agar kegiatan ekonomi berjalan sesuai kodrat

E. Penelitian Terdahulu.

Beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan beberapa peneliti antara lain

sebagai berikut:

1. Penelitian Rani Ernawati

Penelitian yang berjudul analisis akad pembiayaan mudharabah pada BMT

dalam meningkatkan pendapatn masyarakat studi kasus di KJKS BMT Umat Sjahtera

Abadi Rembang yang dilakukan oleh Rani Ernawati (2012) dengan hasil sebagai


(42)

38

a. Akad pembiayaan mudharabah yang dilaksanakan oleh pihak KJKS BMT Umat

Sejahtera abadi dapat dikatakan dapat memberikan perubahan pada tingkat

pendapatan masyarakat sekitar.

b. Melalui pembiayaan mudharabah ini para pedagang kecil yang memrlukan

tambahan modal untuk mengembangkan usahanya dengan mudah mereka

mendapatkan dengan cara mengajukan pembiayaan yaitu pembiayan mudharabah.

c. Dengan adanya pembiayaan tersebut mereka tidak perlu meminjam kepada

rentenir yang menggunakan sistem bunga yang melambung tinggi.

d. Dalam KJKS BMT umat sejahtera abadi ini mereka memberikan modal bukan

hanya dalam bentuk uang saja melainkan juga dalam bentuk peralatan yang dapat

dijadikan sarana untuk bekerja49

2. Penelitian Rinda Wijayanti

Penelitian yang berjudul pelaksanaan pembiayaan murabahah di BMT Artha

barokah imogiri yang dilakukan oleh Rinda Wijayanti 2012 dengan hasil sebagai

berikut:

a. Pelaksanaan Murabahah di BMT Imogiri terdapat beberapa penyimpangan atau

ketidaksesuaian dengan ketentuan fatwa DSN no 04/DSN-MUI/IV/2000 tentang

murabahah dalam pelaksanaannya yaitu tentang akad wakalah dan mengenai

penerapan jaminan yang diwajibkan keberadaannya dalam pembiayaan

49Rani Ernawati, ‘’

Analisis Aakad Pembiayaan Mudharabah Pada BMT Dalam Meningkatkan Pendapatan Masyarakat Studi Kasus di KJKS BMT Umat Sejahtera Abadi Rembang’’,


(43)

39

b. Karena penerapan akad akalah tidak sesuai dengan ketentuan maka berdampak

pada konstruksi hukum pembiayaan murabahah yaitu hubungan hukum antara para

pihak

c. Dalam pelaksanaanya transaksi pembiayaan murabahah ini lebih condong atau

tampak seperti perjanjian pinjam-meminjam atau utang piutang karena

memposisikan BMT bukan sebagai penjual akan tetapi sebagai penyedia

pinjaman/dana saja. 50

3. Penelitian Reno Rudianto

Penelitian yamg berjudul pelaksanaan pembiayaan musyarokah di BMT

Al-Bina Tasikmalaya.2012 dengan hasilpenelitian sebgai berikut:

a. Perjanjian pembiayaan musyarokah antara pihak BMT dengan nasabah dalam

mekanisme akad pembiayaan musyarokah pada BMT Al bina dimulai dari segi

akad, obyek akad sudah sesuai dengan ketentuan DSN tentang musyarokah.

b. Dalam prakteknya pihak BMT dalam menentukan prosentase bagi hasil

menggunakan perhitungan di awal sehingga muncul adanya ketidak sesuaian

dalam keuntungan yang disepakati di awal oleh pihak BMT.

c. Hal ini tentu saja berbenturan dengan fatwa DSN MUI/IV/2000/no 8 tentang

Musyarakah bahwasannya tidak ada keuntungan ditentukan di awal sehingga yang

50

Rinda Wijayanti, ‘’ Pelaksanaan Pembiayaan Murabahah di BMT Arthabarokah Imogiri, ‘’(Tesis,


(44)

40

berlaku bukanlah skema bahi hasilmelainkan adanya tanggungan kepada nasabah

dengan kewajiban membeyar bunga.

d. Nasabah merasa keberatan untuk melakukan kerja sama dengan BMT.51

4. Penelitian Rosyidah Asnah Afifah

Penelitian yang berjudul penerapan prinsip pemberian pembiayaan Murabahah

di BMT Ar-Rahman Tulungagung yang dilakukan oleh Rosyidah Asnah

Afifah,(2014) dengan hasil sebagai berikut:

a. BMT Ar-Rahman melaksanakan proses persiapan, tahap penilaian,tahap-tahap

keputusan pembiiayaan, pelaksanaan dan administrasi pembiayaan dan supervisi

pembiayaan atau pembinaan pembiayaan terhadap nasabah. Ketentuan tersebut

tertuang jelas dalam standar operasional perusahaan. Dalam prosesnya BMt

Ar-Rahman menyamakan semua proses pembiayaan.

b. BMT Ar-Rahman menggunakan prinsip 5 cdalam menilai nasabah untuk

menentukan apakah pengajuan pembiayaan tersebut diterima ataukah

ditolakanalisis 5 C kepada nasabah dilakukan secara bersama. BMT Ar-Rahman

menekankan poincaracter,collateral, dancapasitydari nasabah.52

5. Penelitian Dwi Riska Amalia

Penelitian yang berjudul analisis pembiayaan bai’bitsaman ajil pada BMT

MMU Sidogiri Pasuruan (2008) dengan hasil sebagai berikut:

51Reno Rusdianto, ‘’Pembiayaan

Musyarokah di BMT Al Bina Tasikmalaya, (Tesis, 2012)

52

Rosyidah Asnah Afifah,penerapan prinsip pemberian pembiayaan Murabahah di BMT Ar-Rahman Tulungagung,(2014)


(45)

41

a. BMT telah menetapkan prosedur pembiayaan yang harus dipenuhi oleh setiap

calon nasabah diawali dengan pengajuan permohonan samapai kepada informasi

persetujuan realisasi pembiayaan dan dngan menggunakan prinsip analisis

pembiayaan 5c.

b. Pembiayaan BBA memberikan kontribusi yang sangta besar terhapap pendapatan

BMT MMU53

Sebuah hal yang lazim apabila terdapat persamaan dan perbedaan antara tesis yang

dibahas penulis dengan tesis diatas, persamaannya yaitu sama-sama membahas

tentang pembiayaan lembaga keuangan non bank dan prosedur serta sistem

pembiayaan di lembaga keuangan non bank dan perbedaannya adalah terletak pada

obyek penelitiannya kalau penulis menggunakan koperasi syariah muamalah sebagai

penelitian sedangkan tesis diatas menggunakan BMT kemudian dari jenisnya penulis

meneliti pembiayaan model Grameen Bankserta pandangan ekonomi islam terhadap

model pembiayaan tersebut

53

Dwi Riska Amalia, analisis pembiayaan bai’bitsaman ajil pada BMT MMU Sidogiri Pasuruan, (2008)


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian.

Tempat penelitian atau setting penelitian sebagai tempat obyek penelitian bagi

peneliti untuk melakukan penelitian kualitatif atau penelitian naturalistic. Dalam

penelitian ini peneliti bermaksud mendapatkan data secara alamiah berkaitan dengan

sistem dan prosedur pembiayaan model Grameen Bank, oleh karena itu ditetapkan

penelitian di lembaga keuangan non bank ini.

Dengan demikian situasi sosial penelitian ini yaitu di Koperasi Muamalah

Syariah UNHASY, pemilihan tempat penelitian dan situasi sosial ini disebabkan

karena di lembaga ini terdapat pembiayaan model Grameen Bankdan tidak bertujuan

profit oriented.

B.Paradigma dan Pendekatan Penelitian.

Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif atau naturalistik(post

Positivisme). Peneliti mengungkapkan paradigma penelitian kualitatif ini adalah melakukan konstruktivistik yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak,

interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan setiap


(47)

43

ditemukan hanya melalui penelaahan terhadap orang-orang melalui interaksinya

dengan situasi sosial mereka.1

Dengan penelitian kualitatif ini peneliti mengkaji perspektif partisipan dengan

strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif oleh

peneliti ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang

partisipan. Dengan demikian arti atau pengenrtian kualitatif tersebut adalah penelitian

yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti

merupakan instrumen kunci.2

Dalam penelitiaan ini peneliti menggunakan pendekatan fenomenologis model

alfred Scutz. Bahwa Alfred Schutz dalam ekeke dan chike ekeopara 3dalam kajiannya

melihat prilaku sosial sebagai prilaku yang berorientasi pada masa lampau, sekarang

atau masa depan seseorang atau orang lain.4 Dengan memunculkan the stream

consiousness (arus kesadaran) bahwa lapisan terdalam dapat dijangkau dengan

merefleksikan sumber tertinggi fenomena makna(sinn)dan pemahaman (verstehen)

Dalam penelitian ini di samping menggunakan model Alfred Schutz peneliti

juga menggunakan model berkaitan dengan penelitian agama. Peneliti mengikuti

1

Sugeng Puji Leksono, Metoda PenelitianKomunikasi Kualitatif, (Malang:Kelompok Intans Publishing, 2015, 36)

2

Ibid

3

Revemeka C Keke, Chike Ekeopara, Phenomenological Approach To The Study Of Religion A

Historical Perspektive’’europan Jurnal Of Scientific Reserch, vol 44, no 2(2010), 267

4


(48)

44

pendapat taufik abdullah 5 setidaknya penelitian agama bermuara pada tiga poin

utama yaitu:

1. Menempatkan agama sebagai doktrin yang berangkat dari keinginan mengetahui

esensi ajaran dan kebenaran agama, sebagaimana dilakukan para mujtahid dan

pemikir agama. Dalam hal ini kajian didalamnya adalah ilmu-ilmu keagamaan

dan juga perbandingan agama. Dalam penelitian ini peneliti membandingkan

pembiayaan model Grameen Bank yang ditetapkan oleh Muhammad Yunus dan

Grameen Bank yang diterapkan di KBMT Muamalah Syariah UNHASY

2. Memahami struktur dan dinamika masyarakat dengan wawasan agama, dimana

merupakan awal dari terbentuknya suatu komunitas atau kesatuan hidup yang

diikat oleh keyakinan dan kebenaran hakiki yang sama dan memungkinkan

berlakunya suatu patokan pengetahuan yang juga sama, sehingga meskipun berasal

dari suatu ikatan spiritual para pemeluk agama membentu masyarakat sendiri yang

berbeda dari komunitas kognitif lainnya(sosiologi, antropologi, sejarah dan

seterusnya). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengetahuan ekonomi

islam dan menganalisis pembiayaannya secara islam.6

3. Mengungkapkan sikap anggota masyarakat terhadap agama yang

dianutnya(psikologi agama). Jika kategori pertama mempersoalkan subtansi ajaran

dengan segala refleksi pemikiran terhadap ajaran, aktegori kedua meninjau agama

dalam kehidupan sosial kategori ketiga adalah usaha untuk mengetahu corak

5

Taufik Abdullah,Metodologi Penelitian Agama:Suatu Pengantar(Yogyakarta :Tiara Wacana, 2010), X-XI

6


(49)

45

penghadapan masyarakat terhadap simbol dan ajaran agama. Dalam penelitian ini

peneliti melihat corakperilaku pengelola di lembaga ini 7

Oleh karena itu penelitian agama tidak cukup hanya bertumpu pada konsep

agama secara normatif atau hanya menggunakan model-model ilmu sosial melainkan

keduanya saling menopang.Sehingga peneliti yang sama sekali tidak memahami

agama yang diteliti akan mengalami kesulitan karena realitas harus dipahami

betdasarkan konsep agama yang dipahami.8

Berangkat dari permasalahan tersebut pendekatan- pendekatan metodologis

dalam studi atau kajian tentang agama islam secara terus menerus mendapat perhatian

cukup besar dari para intelektual agama. Dalam perkembangannya kemudian

dirmuskan sebagai pendekatan yang diadopsi atau berdasarkan disiplin-disiplin

keilmuan tertentu seperti sejarah, filasafat, sosiologi termasuk juga fenomenologi.

Pendekatan yang diupayakan untuk sekilas dibahas dalam tulisan ini adalah

pendekatan fenomenologi agama, dengan kata lain kajian yang dilakukan untuk

memahami esensi dan atau memahami manifestasi fenomena dari perspektif islam.

C. Akses Penelitian Dan Alur Berfikir Penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan akses penelitian dengan para

pengelola Grameen Bank KBMT Muamalah Syariah UNHASY adanya kemudahan

untuk berkomunikasi dengan mereka baik dengan manajer maupun pengelola,

7

Ibid

8


(50)

46

peneliti bisa melakukan kerjasama delam melakukan observasi ditempat kerja

mereka, sehingga mendapatkan kemudahan dalam melakukan penelitian.

Sedangkan alur berfikir dalam penelitisn ini peneliti tidak hanya menggunakan

couriosity (rasa ingin tahu) saja lalu terjun kelapangan untuk mengumpulkan data, tetapi penelitian harus berawal dari identifikasi masalah dan berlanjut pada

tahap-tahap selanjutnya9. Peneliti melakukan penelitian ilmiah dengan proses sebagai

berikut:

1. Masalah/pertanyaan penelitian

2. Telaah teoritis

3. Analisa fakta

4. Kesimpulan.10

Tahap-tahap ini dilakukan peneliti untuk pendekatan penelitian kualitatif yang

berbeda dengan tahapan kuantitatif linier, maka peneliti melakukan penelitian

kualitatif secara siekuler dan emergent(berkembang selama penelitian berlangsung)

berikut peneliti memperlihatkan perbedaan langkah dalam alur berfikir penelitian

kualitatif seperti terlihat pada gambar berikut:

9

Ismail Nawawi,Metoda Penelitian Kualtiatif,(Jakarta: Dwi Putra Pustaka Jaya, 2012), 14

10


(51)

47

Gambar 3. 1 Tentang Alur Berfikir Peneliti

Penjelasan

Gambar ini menjelaskan tentang Proses dapat diinterpretasikan yaitu suatu

penelitian berawal dari adanya masalah. Sebagai penelitian ilmiah masalah tersebut

dikonsultasikan dengan teori atau konsep dan diidentifikasi fenomena empiriknya

yang ditempuh kemudian di analisis dan menghasilkan sebuah temuan dan berujung

pada kesimpulan maka yang terakhgir menjadi karya ilmiah atau tesis

D. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mengikuti pendapatnya Moleong 11 yang

mengemukakan bahwa’’ pelaksanaan penelitian ada 4 tahap yaitu:

11

Moleong,Metode Penelitian Kualitatif( Jakarta:PT Remaja Rosda Karya, 2005), 127

IDENTIFIKASI

Al-Qur’an

Fenomena

 Konsep

 Teori

Analisis dan Pembahasan

Temuan


(52)

48

1. Tahap sebelum kelapangan, meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian

paradigma dengan teori, mencakup observasi lapangan, konsultasi fokus

penelitian, penyusunan usulan penelitian.

2. Tahap pekerjaan lapangan, meliputi mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan

dengan sistem dan prosedur pembiayaan model Grameen Bank. Data tersebut

diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.12

3. Tahap analisis data meliputi analisis data baik yang diperoleh dari observasi,

dokumen maupun wawancara mendalam

4. Kemudian diilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang

dileiti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek

sumberdata yang didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-benar

valid sebagai adasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan

proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang diteliti.

5. Tahap penulisan laporan meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua

rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data.

Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan pembimbing untuk

mendapatkan perbaikan saran-saran demi kesempurnaan tesis kemudian

ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan penulis tesis.

12


(53)

49

E. Situasi Sosial,Dan Instrumen

Dalam penelitian ini, situasi sosial atau populasi dapat dinyatakan sebagai

obyek penelitian yang ingin diketahui apa yang sebenarnya terjadi didalamnya. Pada

situasi penelitian ini penulis akan mengamati secara mendalam praktek pembiayaaan

tanpa jaminan model Grameen Bank di Grameen Bank KBMT Muamalah Syariah

IKAHA di Tebuireng Jombang

Sedangkan untuk menentukan informan atau narasumber peneliti mengikuti

kriteria yang disampaikan spradley dia mengemukakan untuk sampel awal sangat

disarankan suatu situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dari banyak

domain lainnya. Selanjutnya dinyatakan bahwa sampel atau informan sebagai sumber

data atau sebagai informan atau narasumber sebaiknya memenuhi kriteria sebagai

berikut:13

1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi,

sehingga sesuatu itu tidak hanya diketahui tetapi juga dihayati.

2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan

yang tengah di teliti.

3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.

4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri.

5. Mereka yang pada mulanya tergolong sangat asing denga peneliti sehingga lebih

menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.

13


(54)

50

Instrumen adalah alat yang dapat dipakai peneliti untuk mendapatkan data.

Dalam penelitian instrument utama adalah peneliti sendiri atau anggota tim peneliti

F. Tehnik Pengumpulan Data Dan Penetapan Instrumen

Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian.

Karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar

mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan

standar untuk memperoleh data yang diperlukan.

1. Observasi Langsung14

Observasi langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata

tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam kegiatan

sehari-hari kita selalu menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Observasi ini

digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik tentang

bagaimana proses pembiayaan model Grameen Bank di koperasi Muamalah Syariah

UNHASY .

Tujuan untuk menggunakan model ini untuk mencatat praktek, sistem dan

prosedur di Grameen bank sewaktu kejadian tersebut berlaku sehingga tidak

menggantungkan data dari ingatan seseorang. Observasi langsung juga dapat

memeperoleh data dari subyek baik yang tidak dapat berkomunikasi secara verbal

atau yang tidak mau berkomunikasi secara verbal

14

Ismail Nawawi,Metode Penelitian Kualitatif Teori Dan Aplikasi Interdisipliner Untuk Ilmu Sosial, Ekonomi, Ekonomi Islam, Agama, Manajemen Dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Cv Dwi Putra Pustaka Jaya), 186


(55)

51

2. Wawancara.15

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka dengan si penanya dan

penjawab.tujuan peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh data secara

jelas dan kongkrit tentang proses sistem dan prosedur pembiayaaan di Grameen

Bank, dalam penelitian ini peneliti menggunakan informan kunci, informan utama

dan informan umum.

3. Dokumentasi16

Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis baik berupa karangan, memo,

pengumuman, instruksi, majalah, buletin, dan berita yang disiarkan di media masa.

Dari uraiandiatas maka metode dokumntasi adalah pengumpulan data yang dilakukan

peneliti untuk meneliti catatan-catatan penting yang sangat erat hubungannya dengan

obyek penelitian. Tujuan dari metode ini untuk memeproleh data secara jelas dan

kongkrit tentang prosedur dan sistem pembiayaan model Grameen Bank di Koperasi

Muamalah Syariah Tebuireng

4. Penetapan Informan.

Peneliti dalam menetapkan informan kunci, informan utama dan informan umum

dengan berpedoman yang disampaikan oleh spradley.17ia mengungkapkan untuk

sampel awal disarankan suatu situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam

muara dari banyak domain lainnya.

15

Engkus,Metodologi Penelitian, 66-67

16


(1)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan.

Sebagai karya tulis ilmiah tentunya harus menyertakan suatu kesimpulan pada akhir suatu tulisan yang secara nyata menggambarkan isi tulisan secara ringkas, berdasarkan pembahasan bebrapa bab sebelumnya maka kesimpulan yang di dapatkan penulis adalah sebagai berikut:

1. Pembiayaan model Grameen Bank Koperasi Muamalah Syariah

UNHASYmerupakan pembiyaan tanpa jaminan dengan sistem tanggung renteng, atau perikatan dimana beberapa orang bersama-sama sebagai pihak yang berutang berhadapan dengan satu orang kreditor. Adapun prosedurnya ialah untuk mendapatkan pinjaman para calon peminjam harus mengikuti pelatihan(Latihan Wajib Kumpul atau LWK) yang diadakan selama 1 minggu berturut-turut yang tujuannya adalah untuk mengetahui tentang caracter, capasity, capital, kondisi ekonomi nasabah, dan kemudian mengorganisasikan para peminjam atau anggotanya dalam bentuk kelompok atau group dan pusat atu center. Selanjutnya dilakukan pertemuan-pertemuan secara berlaka untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan perbankannya secara terbuka.

2. Menurut pandangan ekonomi islam Pembiayaan model Grameen Bankdi koperasi

Muamalah Syariah UNHASY ini tidak terdapat rumusan MAGHRIB SH (maysir,


(2)

125

dalam pembiayaan ini menerapkan keadilan, keseimbangan, kebebasan, manfaat dan etika(K3ME)

B. Saran

1. Bagi Para Akademisi Dan Praktisi Ekonomi Islam

bahwa ekonomi islam adalah konsep ekonomi yang tidak semata-mata berbicara profit oriented yang menjamin kehalalan sebuah transaksi, tapi lebih dari itu ia berbasis keadilan dan memberikan keseimbangan hidup. Tidak sedikit lembaga perbankan maupun non perbankan yang sudah berlabel syariah yang terjebak dalam doktrin ekonomi bisnis semata, sehingga tak ubahnya meskipun sudah berlabel islam tapi masig sangat bernafaskan konvensional. Dengan penelitian ini sangat diharapkan konsep-konsep ekonimo syariah lebih bisa menyentuh problematika sosial seperti halnya Grameen Bank dengan qardhl al-hasan-nya.

2. Kepada semua pihak khususnya pengurus koperasi bahwa pembinaaan dan pengawasan serta pendampingan kepada nasabah harus lebih ditingkatkan lagi

khususnya yang berhubungan dengan masalah ekonomi, peningkatan &

pengembangan usaha agar pendapatan nasabah lebih meningkat lagi dan tidak ada nasabah yang melakukan penyelewengan-penyelewengan terhadap pinjamannya, sehingga pemberian pinjaman tidak diselewengkan untuk kepentingan rumah tangga & konsumsi serta nama pembiayaan Grameen Bank irtu harus di pertimbangkan kembali karena terdapat perbedaan yang mendasar dari


(3)

126

Bank yang dicetuskan dan dipraktekkan oleh Muhammad Yunus, oleh karena itu

sebaiknya nama pembiayaannya di ganti dengan nama lain yang syar’i

3. Bagi Penelitian Yang Akan Datang

Bagi para peneliti yang akan datang diharapkan meneliti tentang dampak

pembiayaan model Grameen Bankterhadap perekonomian baik tu regional maupun

nasional karena masih banyak persoalan dan hal yang menarik dari pembiayaan model ini. Untuk itu diharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang hal ini.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik, Metodologi Penelitian Agama Suatu Pengantar, (Yogyakarta, Tiara Wacana,

2004)

Adji, Habibi, Status Badan Hukum, Prinsip Dan Tanggung Jawab Perseroan Terbatas,

(Bandung, CV Mandara Maju 2008)

Ali, Mukti,Metodologi Ilmu Agama Islam Dalam Taufik Abdullah.

Andri Soemitra,Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2010)

Antonio, Syafii,Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press)

Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta: Pustaka Binamass Presindo, 2001)

Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman Umum P2KP 3, Edisi Revisi, (Jakarta, Direktorat

Jenderal Cipta Karya, 2001)

Iswardono,Uang dan Bank, (Bandung:BPFE, 1999)

Jogianto,Sistem Teknologi Informasi, (Yogyakarta, Andi, 2005)

Kasmir,Bank&Lembaga Keuangan Lainnya, edisi 6, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada) Kasmir,Manajement Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004)

Masud, Ibnu,Fiqih Madzhab Syafii, (Bandung, Pustaka Setia, 2007)

Moleong, Lexi, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Cet. XXVII (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2010)

M. Toha Anggoro dkk, Metode penelitian, Buku Materi Pokok IDIK 4306/2 SKS/Modul 1-6,

Edisi II (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007)

Muhammad,ManajemenBank Syari’ah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2004)


(5)

Mulyadi,Sistem Akutansi, (Yogyakarta: Salemba, 2001)

Murdick,Sistem Informasi Untuk Manajemen Modern,(Jakarta, Erlangga, 1991)

Nawawi, Ismail,Manajemen Umum,(Jakarta, VIV Press, 2014)

Nawawi, Ismail, Ekonomi Islam Perspektif Teori, Sistem Dan Aspek Hukum, (Surabaya, Putra Media Nuasantara, 2009)

Nawawi, Ismail, Metoda Penelitian Kualitatif, Teori Dan Apliasi Interdesipliner Untuk Ilmu Sosial, Ekonomi, Ekonomi Islam, Agama, Manajemen Dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta, Dwi Putra Pustaka Jaya)

Nawawi, Ismail,Manajemen Perbankan Syariah, Teori Pengantar Praktek, Isu-Isu Kontemporer

perkembangan Dan Pengembangan Industri Perbankan Syariah, (Jakarta, VIV Press, 2014)

Salim,Pengantar hukum perdata tertulis,(Jakarta, Sinar Grafika, 2009)

Sasono, Adi,Solusi Islam atas problematika umat, ekonomi, pendidikan dan dakwah, (jakarta, Gema Insanipress, 1998)

Suharto,PanduGrameen Bank, ( Jakarta: LembagaPengembangan Bank Syari’ah, 1989)

Suharto, Pandu Grameen Bank Sebuah Model Bank untuk Orang Miskin di Bangladesh(Jakarta:

LPPI, 1991)

Todaro, Michael, Pembangunan Ekonomi, Alih Bahasa Aris Munandar, (Jakarta, PT Gelora Aksara Pratama

Suryadi, Budi,Ekonomi Politik Moderncet. 1, (Jakarta, IRCISOD, 2006)

A-lquran dan Terjemahnya, Depag RI(bandung: J-Art, 2005)

Pera Suparianti, Pemberdayaan Ekonomi Perempuan ala Muahammad Yunus dalam,


(6)

RahmatFirdaus, Maya Ariyanti,Managemen Perkreditan Bank Umum,(Bandung: ALFABETA,

2008)

Sumadi Suryabrata,Metodologi Penelitian( Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2006)

Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian, Suatu pendekatan Praktik, Edisi Revisi 2010 (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), 31.

Saifuddin Azwar,Metode Penelitian, Cet. VII (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007).

Antonius Sumarwan, Muhammad Yunus, Grameen Bank dan Kredit Mikro bagi Orang Miskin

dalam,www.dapunta.com.id.yunus_grameen_bank_dankredit_mikro_bagi_orang_misk

in,

Pera Suparianti, Pemberdayaan Ekonomi Perempuan ala Muahammad Yunus dalam,