ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi Kasus pada BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri)

(1)

commit to user

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERMINTAAN PEMBIAYAAN

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

(Studi Kasus pada BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Magister Program Studi Ekonomi dan Studi Pembangunan

Konsentrasi: Ekonomi Keuangan Perbankan dan Kebanksentralan

Oleh:

JOKO LELONO BAMBANG WIDOYONO

NIM S4209101


(2)

(3)

(4)

commit to user


(5)

commit to user

v

MOTTO

Pendidikan seseorang tidak akan pernah sempurna sampai ia

mati.


(6)

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk

v

Almamaterku

v

Isteri tercinta


(7)

commit to user

vii ABSTRAK

Studi ini dilakukan di BMT Muamalah Mandiri Baturetno, Wonogiri. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap permintaan pembiayaan lembaga keuangan syariah. Data yang digunakan berupa data primer, yaitu data yang secara langsung diperoleh dari sumbernya (anggota) dengan menyebarkan kuesioner. Variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel pendapatan, pendidikan dan persepsi pelayanan BMT sebagai variabel independen dan variabel permintaan pembiayaan di BMT sebagai variabel dependen. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi berganda linear dengan metode Ordinary Least Square (OLS).

Dari hasil studi ini menunjukkan bahwa variabel pendapatan, pendidikan dan persepesi terhadap pelayanan, secara individu berpengaruh signifikan terhadap permintaan pembiayaan di BMT. Nilai R-Square menunjukkan bahwa variabel-variabel independen tersebut dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap permintaan pembiayaan sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain selain variable pendapatan, pendidikan dan persepsi anggota terhadap pelayanan BMT. Dari hasil pengujian asumsi klasik diperoleh kesimpulan bahwa dalam data penelitian tersebut tidak terdapat autokorelasi, heteroskedastisitas maupun multikolinearistas.

Saran yang dapat diajukan adalah bagi BMT disarankan agar kualitas pelayanan lebih ditingkatkan sehingga para anggota lebih simpati dan tertarik untuk menggunakan jasa pelayanan, bagi Pemerintah dan masyarakat pada umumnya kualitas pendidikan lebih ditingkatkan sehingga diharapkan keikutsertaan masyarakat sebagai anggota lembaga keuangan syariah lebih banyak dan lebih merata.

Kata kunci : BMT, Permintaan Pembiayaan, Pendapatan, Pendidikan, Persepsi Pelayanan, Persepsi Riba, Ordinary Least Square (OLS)


(8)

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur Alhamdulillahir robbil ’alamiin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul : “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan Lembaga Keuangan Syariah (Studi Kasus Pada BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri ).

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna karena terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, sehingga dalam penulisan tesis ini tidak lepas dari bantuan, dorongan, bimbingan, dan petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. JJ. Sarungu,MS selaku Ketua Program Pasca Sarjana Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta;

2. Bapak Dr. Guntur Riyanto,M.S selaku Pembimbing I yang selalu sabar memberikan bimbingan dan support kepada penulis dalam menyusun tesis ini; 3. Bapak Drs. Wahyu Agung Setyo,MSi selaku Sekretaris Program Pasca

Sarjana Magister Ekonomi dan Studi Pembangunan sekaligus Pembimbing II yang dengan sabar telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam


(9)

commit to user

ix

membimbing, memberikan nasihat, dan memberikan masukan yang berarti dalam penyusunan tesis ini;

4. Seluruh Pengurus dan Pengelola BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri yang telah banyak membantu dan memberikan kelancaran penulis dalam mengumpulkan data yang sangat berguna dalam penyusunan tesis ini; 5. Seluruh responden anggota pembiayaan BMT Muamalah Mandiri Baturetno

Wonogiri yang telah meluangkan waktunya untuk diinterview dan mengisi kuesioner sehingga melengkapi data-data yang dibutuhkan oleh penulis; 6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu baik secara langsung

maupun tidak langsung atas bantuan dan doanya kepada penulis hingga terselesaikannya penelitian ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dalam rangka kesempurnaan tesis ini. Semoga karya kecil ini dapat bermanfaat bagi segenap pembaca.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Surakarta, Maret 2011


(10)

commit to user

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ... ... iv

HALAMAN MOTTO ... ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ... vi

ABSTRAK ... ... vii

KATA PENGANTAR ... ... ix

DAFTAR ISI ... ... xi

DAFTAR TABEL ... ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... ... 1

B. Perumusan Masalah ... ... 5

C. Tujuan Penelitian ... ... 5

D. Manfaat Penelitian ... ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... ... 6

1. Baitul Maal wa Tamwil ... 6

a. Sejarah dan Pengertian BMT ... 6

b. Tujuan dan Fungsi Pendirian BMT ... 8

c. Ciri-Ciri Utama BMT... 9

d. Asas, Landasan dan Prinsip Operasional BMT ... 10

e. Kegiatan Usaha BMT... 10


(11)

commit to user

xi

g. Analisis Pembiayaan ... 16

2. Perbedaan Lembaga Keuangan Syariah ... 17

3. Perilaku Konsumen ... 21

4. Perbedaan BMT dengan Koperasi ... 26

5. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan ... 29

B. Penelitian Terdahulu ... ... 32

C. Kerangka Penelitian ... ... 34

D. Hipotesis... ... 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... ... 36

A. Ruang Lingkup Penelitian ... ... 36

B. Unit Analisis ... ... 36

C. Jenis dan Sumber Data ... ... 36

D. Populasi dan Sampel ... ... 37

E. Metode Pengumpulan Data ... ... 37

F. Definisi Operasional Variabel ... ... 38

G. Teknik Analisis Data ... ... 39

1. Uji Coba Insttrumen ... 39

2. Model Regresi Liier Berganda ... 41

3. Uji Pemilihan Model ... 42

4. Uji Asumsi Klasik ... 44

5. Uji Statistik ... 45

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... ... 50

A. Gambaran Umum BMT Muamalah Mandiri ... ... 50

1. Identitas BMT Muamalah Mandiri ... 50

2. Profil Anggota ... 57

3. Produk Layanan BMT Muamalah Mandiri ... 58

4. Perkembangan BMT Muamalah Mandiri ... 62

B. Analisis Data ... ... 65

1. Analisis Deskripsi Data ... 65

a. Gambaran Karakteristik Responden ... 66


(12)

commit to user

xii

2. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 75

a. Uji Validitas ... 75

b. Uji Reliabilitas ... 76

3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 77

a. Uji Pemilihan Model ... 77

b. Uji Asumsi Klasik ... 79

c. Uji Statistik ... 82

d. Interpretasi Ekonomi ... 86

BAB V PENUTUP... ... 90

A. Kesimpulan ... ... 90

B. Saran... ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... ... 92


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

2.1 Perbandingan Antara Bank Syariah Dan Bank Konvensional ... ... 18

3.1 Kategori NILAI KMO ... ... 39

4.1 Perkembangan Keuangan BMT ... ... 62

4.2 Komposisi Pendidikan Formal Karyawan BMT ... ... 64

4.3 Distribusi Umur Responden ... ... 66

4.4 Distribusi Jenis Kelamin Responden ... ... 68

4.5 Distribusi Bidang Pekerjaan Responden ... ... 69

4.6 Distribusi Jumlah Pendapatan Responden ... ... 70

4.7 Distribusi Tingkat Pendidikan Responden ... ... 71

4.8 Persepsi Anggota Mengenai Keramahan Pegawai BMT ... ... 72

4.9 Persepsi Anggota Mengenai Pelayanan yang Cepat dan Akurat ... ... 73

4.10 Persepsi Anggota Mengenai Prosedur Pembiayaan BMT ... ... 74

4.11 Persepsi Anggota Mengenai Kelengkapan Fasilitas BMT ... ... 75

4.12 Hasil Uji MWD ... ... 78

4.13 Hasil Regresi Linier Berganda ... ... 78

4.14 Hasil r2 Pada Regresi Antar Variabel Independen ... ... 80

4.15 Hasil Uji White untuk Mendeteksi Heteroskedastisitas ... ... 81

4.16 Hasil Uji Breusch Godfrey untuk Mendeteksi Autokorelasi ... ... 82

4.17 Hasil Uji F-Statistik (α = 5%) ... ... 83

4.18 Hasil Uji t-Statistik (α = 5%) ... ... 85 Halaman Tabel


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran ... ... 34

3.1 Daerah Kritis Uji-t ... ... 46

3.2 Daerah Kritis Uji-F ... ... 48

4.1 Struktur Organisasi BMT Muamalah Mandiri Baturetno ... ... 56

4.2 Daerah Kritis Uji F Statistik... ... 84

4.3 Daerah Kritis Variabel Pendapatan, Pendidikan dan Persepsi Pelayanan ... 86


(15)

commit to user

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Hasil Uji MWD Linier Lampiran 2 Hasil Uji MWD Log-Linier Lampiran 3 Hasil Regresi Linier

Lampiran 4 Hasil Regresi Log-Linier Lampiran 5 Hasil Uji White

Lampiran 6 Hasil Uji Klein Lampiran 7 Hasil Uji B-G


(16)

commit to user

ii

ABSTRAK

ABSTRAK

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT POS INDONESIA (PERSERO) KANTOR POS SOLO 57100 TAHUN 2009-2010

ILHAM NUGROHO HANUNG NAWAN F3308152

Analisis laporan keuangan dilakukan untuk menginterpretasikan informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan. Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk melakukan analisis rasio keuangan PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 dan mengetahui kinerja keuangan serta memberi saran strategi apa untuk menaikkan kinerja keuangan PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100.

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui kinerja keuangan PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010. Data yang digunakan adalah data primer yakni laporan keuangan PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010. Metode analisis yang digunakan adalah analisis vertikal dan analisis horisontal. Tehnik yang digunakan dalam analisis laporan keuangan ini adalah analisis rasio yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas.

Hasil penelitian pada PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 tahun 2009-2010 menunjukkan bahwa pada rasio likuiditas rata-rata mengalami kenaikan. Meskipun rasio likuiditas mengalami kenaikan, tetapi PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 dapat dikatakan dalam keadaan illikuid karena masih berada di bawah 200%. Pada rasio solvabilitas menunjukkan hasil bahwa pada tahun 2010 tingkat kemampuan perusahaan untuk memenuhi hutangnya lebih terjamin dibandingkan pada tahun 2009. Pada rasio profitabilitas menunjukkan hasil bahwa pada PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 memiliki manajemen laba yang cukup baik, tetapi kurang baik pada manajemen biayanya. Pada rasio aktivitas menunjukkan hasil yang baik pada perputaran piutangnya di tahun 2009 dibandingkan tahun 2010.

PT Pos Indonesia (Persero) Kantor Pos Solo 57100 diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya, sehingga pada rasio laporan keuangannya menghasilkan angka yang lebih baik. Kinerja keuangan dapat ditingkatkan dengan menaikkan jumlah pendapatan yaitu dengan melakukan strategi pemasaran yang lebih baik sehingga dapat memberikan keuntungan yang lebih besar.


(17)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Awal krisis dan kelesuan ekonomi dunia saat ini ternyata tidak hanya melanda pada negara maju, bahkan negara yang sedang berkembang seperti Indonesia juga mendapatkan imbas dari melemahnya perekonomian dunia. Pemutusan hubungan kerja, bahkan demo seringkali kita lihat dari berbagai media, hal ini menimbulkan sikap pesimisme sebagian masyarakat terhadap masa depan. Beberapa usaha baik di bidang industri skala kecil maupun besar secara tidak langsung juga terkena dampak melemahnya perekonomian global tersebut. Tidak lain beberapa perbankan di Indonesia juga mengalami hal yang senada bahkan ada bank swasta yang hampir terlikuidasi karena dampak tersebut. Disisi lain bank yang berlandaskan syariah justru mengalami kemajuan prestasi. Indikatornya adalah bank-bank yang berlandaskan syariah mulai bermunculan bahkan dapat menjangkau lapisan tingkat bawah dalam bentuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) syariah, Baitul Maal Wat Tamwil (BMT).

Salah satu aktivitas yang penting dalam manajemen dana BMT adalah pelemparan dana (lending financing). Istilah ini dalam keuangan konvensional dikenal dengan sebutan kredit dan dalam keuangan syariah sering disebut pembiayaan. Pembiayaan sering digunakan untuk


(18)

commit to user

menunjukkan aktivitas utama BMT, karena berhubungan dengan rencana memperoleh pendapatan.

Sebagai upaya memperoleh pendapatan yang semaksimal mungkin, aktivitas pembiayaan BMT juga menganut azas syariah, yakni dapat berupa bagi hasil, keuntungan maupun jasa manajemen. Upaya ini harus dikendalikan sedemikian rupa sehingga kebutuhan likuiditas dapat terjamin dan tidak banyak dana yang menganggur (Ridwan, 2004: 163-164).

Berawal dari kondisi tersebut, merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti dan dicermati faktor apa saja yang mempengaruhi para anggota dalam meminta pembiayaan pada BMT Muamalah Mandiri Baturetno di Kabupaten Wonogiri. Berdasarkan dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penelitian ini merupakan suatu ”analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan lembaga keuangan syariah (Studi Kasus Pada BMT Muamalah Mandiri Baturetno, Wonogiri)”. Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan, maka dalam penelitian ini faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan dibatasi pada variabel pendapatan, pendidikan dan persepsi anggota terhadap pelayanan BMT, sedangkan untuk variabel lain seperti : umur, jenis kelamin, maupun jenis pekerjaan akan dijelaskan dalam sebuah analisis deskriptif terkait pembiayaan yang responden minta.


(19)

commit to user

B. Perumusan Masalah

Apakah variabel pendapatan, tingkat pendidikan dan persepsi pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap permintaan pembiayaan pada BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh variabel pendapatan, tingkat pendidikan dan persepsi pelayanan terhadap permintaan pembiayaan pada BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri.

D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan masukan berupa informasi dan mungkin juga saran kepada pihak-pihak yang berkompeten dalam perbankan syariah khususnya pihak BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri.

2. Bagi akademisi diharapkan penelitian ini memperkaya referensi yang berkaitan dengan perbankan syariah khususnya faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan pembiayaan.

3. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan untuk penelitian-penelitian selanjutnya.


(20)

commit to user BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) a. Sejarah dan Pengertian BMT

Sejarah berdirinya BMT dimulai dari ide para aktivis Masjid Salman ITB Bandung yang mendirikan koperasi Jasa Keahlian Teknosa pada tahun 1980. Koperasi inilah yang menjadi cikal bakal BMT yang berdiri pada tahun 1984. Seiring kebutuhan masyarakat akan lembaga keuangan mikro serta kebijakan pemerintah yang mendorong tumbuh kembangnya lembaga keuangan mikro, maka peluang pengembangan BMT sangatlah besar.

Definisi BMT sebagai berikut:

1) BMT merupakan suatu lembaga keuangan syariah yang berupaya mengembangkan dan meningkatkan kegiatan ekonomi khususnya pengusaha kecil ke bawah.

2) Dalam melaksanakan operasionalnya, BMT berpedoman pada prinsip syariah.

b. Tujuan dan Fungsi Pendirian BMT

Didirikannya BMT bertujuan meningkatkan kualitas usaha ekonomi untuk kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Pengertian tersebut di atas dapat dipahami bahwa


(21)

commit to user

BMT berorientasi pada upaya peningkatan kesejahteraan anggota dan masyarakat.

c. Ciri-Ciri Utama BMT

Ciri utama yang membedakan BMT dengan lembaga keuangan lainya antara lain (Ridwan, 2004: 132): Berorientasi bisnis, mencari laba bersama, meningkatkan pemanfaatan ekonomi paling banyak untuk anggota dan masyarakat, bermanfaat untuk mengefektifkan pengumpulan dan penyaluran dana zakat, infaq dan sedekah bagi kesejahteraan orang banyak.

d. Asas, Landasan dan Prinsip Operasional BMT

Asas dan landasan BMT adalah Pancasila dan UUD 1945 serta berprinsip Syari’ah Islam, keimanan, keterpaduan (kaffah), kekeluargaan/koperasi, kebersamaan, kemandirian dan profesionalisme (Ridwan, 2004: 129)

Dalam menjalankan operasionalnya serta untuk menjaga kepercayaan para anggotanya, BMT selalu berpegang teguh pada prinsip-prinsip sebagai berikut (Ridwan, 2004: 129): Dari, untuk, dan kepada anggota; Kebersamaan atau Ukhuwah Islamiyah; Mandiri, Swadaya, dan Musyawarah.

e. Kegiatan Usaha BMT

Dalam kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat, secara garis besar kegiatan usaha BMT dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :


(22)

commit to user 1) Penghimpunan Dana (Funding)

Penghimpunan dana oleh BMT diperoleh melalui simpanan, yaitu dana yang dipercayakan oleh nasabah kepada BMT untuk disalurkan ke sektor produktif dalam bentuk pembiayaan dalam bentuk simpanan dan simpanan berjangka. 2) Penyaluran Dana (Financing)

Penyaluran dana adalah kegiatan usaha BMT yang dilakukan dengan kegiatan usaha memberikan pembiayaan. Pembiayaan adalah suatu fasilitas yang diberikan BMT kepada anggotanya untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh BMT dari anggotanya.

f. Prosedur dan Proses Pembiayaan

Prosedur pembiayaan adalah gambaran sifat atau metode untuk melaksanakan kegiatan pembiayaan. Seseorang yang berhubungan dengan pembiayaan harus menempuh prosedur pembiayaan yang sehat meliputi prosedur persetujuan pembiayaan, prosedur administrasi dan prosedur pengawasan pembiayaan.

g. Analisis Pembiayaan

Analisis pembiayaan merupakan salah satu bagian dari proses pembiayaan yang sangat penting. Kegiatan analisis merupakan pekerjaan yang sangat komplek karena harus menilai suatu kondisi eksternal dengan data yang mungkin tidak lengkap. Pengumpulan informasi harus dilakukan sedetail mungkin agar dalam pemberian pembiayaan dapat berjalan lancar.


(23)

commit to user

2. Perbedaan Lembaga Keuangan Syariah dengan Lembaga Keuangan Konvensional.

Secara umum perbandingan antara bank syariah dan bank konvensional, disajikan dalam tabel 2.1 berikut:

Tabel 2.1

Perbandi ngan Antara Bank S yari ah dan Bank Konvensional

Parameter Bank Syariah Bank Konvensional

Landasan hukum

UU Perbankan dan Landasan Syariah

UU Perbankan Return Bagi hasil, margin pendapatan

sewa, komisi/fee Bunga, komisi/fee Hubungan dengan nasabah Kemitraan, Investor-investor, investor-pengusaha Debitur-kreditur Fungsi dan kegiatan Bank

Intermediasi, manager investasi, investor, sosial, jasa keuangan

Intermediasi, jasa keuangan

Prinsip dasar operasi

Anti riba dan anti maysir Tidak anti riba dan maysir

Prioritas pelayanan

1. Tidakbebas nilai (prinsip syariah Islam)

2. Uang sebagai alat tukar dan bukan komoditi

3. Bagi hasil, jual beli, sewa

1. Bebas nilai (prinsip materialis) 2. Uang sebagai

komoditi 3. Bunga

Orientasi Kepentingan publik Kepentingan pribadi Bentuk usaha Tujuan social-ekonomi Islam,

keuntungan

Keuntungan Evaluasi

nasabah

Bank komersial, bank

pembangunan, bank universal, atau multi purpose

Bank komersial

Hubungan nasabah

Lebih hati-hati karena partisipasi dalam risiko Kepastian pengembalian pokok dan bunga Sumber likuiditas jangka pendek

Erat sebagai mitra usaha Terbatas debitur-kreditur

Pinjaman yang diberikan

Terbatas Pasar uang, bank


(24)

commit to user

Prinsip usaha Komersial dan non komersial, berorentasi laba dan nirlaba

Komersial dan non komersial,

berorientasi laba Pengelolaan

dana

Pasiva ke Aktiva Aktiva ke Pasiva Lembaga

penyelesaian sengketa

Pengadilan, arbitrase Pengadilan, Badan Arbitrase Syariah Nasional

Risiko Investasi 1. Dihadapi bersama antara bank dan nasabah dengan prinsip keadilan dan kejujuran

2. Tidak mungkin terjadi negative spread

1. Risiko bank tidak terkait langsung dengan debitur, risiko debitur tidak terkait langsung dengan bank 2. Kemungkinan terjadi negative spread Monitoring pembiayaan/Kre dit

Memungkinkan bank ikut dalam manajemen nasabah Terbatas pada administrasi Struktur Organisasi Pengawas

Dewan komisaris, Dewan Pengwas Syariah, Dewan Syaraiah Nasional

Dewan komisaris

Criteria pembiayaan

Bankable, Halal Bankable, Halal atau haram

Sumber: Rifai, 2007

3. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah studi yang terpusat pada cara individu mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.

4. Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Pembiayaan a. Tingkat Pendapatan

Dalam penelitian ini pendapatan yang akan digunakan sebagai variabel penelitian adalah besarnya pendapatan anggota pembiayaan


(25)

commit to user

yang menjadi responden selama satu bulan. Satuan yang dipakai dalam mengukur pendapatan responden adalah rupiah.

b. Tingkat pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan diasumsikan semakin tinggi pula pengetahuannya. Dengan semakin tinggi pengetahuan seseorang akan semakin mudah mengakses informasi dan membuat satu keputusan. Hal ini akan mempengaruhi besarnya permintaan pembiayaan.

c. Persepsi anggota terhadap pelayanan BMT

Persepsi pelayanan merupakan penilaian terutama dari sisi keunggulan dan kelemahan pelayanan BMT. Variabel ini disetarakan dengan selera yang sesuai teori merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan. Sehingga variabel persepsi anggota terhadap pelayanan BMT diduga berpengaruh terhadap permintaan pembiayaan.

B. Kerangka Pemikiran

Dengan landasan tersebut maka dijadikan sebagai variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen yaitu pembiayaan yang diberikan oleh BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri, seperti digambarkan pada gambar berikut ini.


(26)

commit to user

Alur pemikiran tersebut dapat dijelaskan bahwa seseorang anggota dalam meminta pembiayaan diduga dipengaruhi oleh :

1. Pendapatan diduga mempengaruhi permintaan pembiayaan karena pendapatan anggota terkait dengan kemampuan seseorang dalam mengangsur pembiayaan serta melunasi pembiayaan tersebut.

2. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang dan mempengaruhi pola pikirnya. Variabel ini diduga mempengaruhi tingkat permintaan pembiayaan.

3. Sehingga variabel persepsi anggota terhadap pelayanan BMT diduga berpengaruh terhadap permintaan pembiayaan.

C. Hipotesis

Diduga bahwa tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan persepsi pelayanan berpengaruh signifikan positif terhadap permintaan pembiayaan kepada BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri.

Anggota

Pendapatan

Tingkat pendidikan

Persepsi pelayanan


(27)

commit to user BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat pada BMT Muamalah Mandiri yang beralamatkan di Jalan Raya Baturetno (Batulor RT 03 RW 17 Baturetno) Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah.

B. Unit Analisis

Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah anggota atau nasabah BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri yang mendapatkan pembiayaan.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 macam, yaitu : 1. Data primer

2. Data sekunder

D. Populasi dan Sampel

1. Jumlah Populasi : 1323 orang. 2. Tehnik pengambilan sampel

Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (1960), yaitu :

N n= --- 1 + Ne2


(28)

commit to user 1323

n = --- 1 + 1323x0,12

n = 93 Dimana :

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi). (e = 0,1).

E. Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer 2. Data Skunder

F. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Dependen

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai permintaan pembiayaan yang disalurkan oleh BMT Muamalah Mandiri Baturetno, diukur dalam rupiah.

2. Variabel Independen

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Pendapatan : merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh anggota

dalam waktu 1 bulan, diukur dalam rupiah.

b. Tingkat pendidikan : Merupakan lama anggota mengenyam pendidikan, diukur dalam tahun.


(29)

commit to user

c. Persepsi anggota terhadap pelayanan BMT : Merupakan penilaian terutama dari sisi keramahan pegawai, kecepatan pelayanan, prosedur pembiayaan dan fasilitas BMT, diukur dengan skala linkert.

G. Teknik Analisis Data

1. Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen dilakukan untuk memperoleh instrumen yang layak digunakan dalam penelitian. Uji coba ini dilakukan kepada 30 orang sampel uji coba, dimana data yang telah diperoleh kemudian diolah menggunakan software SPSS Versi 16.0 untuk dilakuakan uji validitas dan reliabilitas.

2. Model Regresi Linear Berganda

Penelitian ini menggunakan alat analisis regresi linier berganda. Analisis ini untuk mengetahui hubungan antara satu variabel terikat dengan beberapa variabel bebas.

3. Uji Pemilihan Model

Dalam penelitian ini untuk menentukan model regresi, linear ataukah log-linear, maka akan digunakan metode MacKinnon, White dan Davidson atau lebih dikenal dengan MWD test.

4. Uji Asumsi Klasik a. Uji multikolinearitas b. Uji heteroskedastisitas c. Uji autokorelasi


(30)

commit to user 5. Uji Statistik

a. Uji F statistik

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama.

b. Uji R 2 (koefisien determinasi)

Uji ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Tingkat ketepatan regresi ditentukan oleh besarnya adjusted R 2 .

c. Uji t statistik (uji parsial)

Uji ini dilakukan untuk menguji kemampuan dari masing-masing variabel independen secara sendiri-sendiri.


(31)

commit to user BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum BMT Muamalah Mandiri Baturetno

1. Identitas BMT Muamalah Mandiri a. Letak geografis

Kantor BMT Muamalah Mandiri terletak di Jalan Raya Baturetno (Batulor RT 03/ 17), Desa Baturetno, Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri. Kabupaten Wonogiri mempunyai 25 kecamatan dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 sebanyak 851.366 jiwa merupakan pasar yang cukup potensial untuk mengembangkan BMT. Struktur ekonomi Kabupaten Wonogiri didominasi oleh sektor pertanian, industri pengolahan, serta perdagangan, hotel, dan restoran. b. Sejarah berdirinya BMT Muamalah Mandiri Baturetno

Secara garis besar proses pendirian BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri adalah sebagai berikut :

1) BMT Muamalah Mandiri Batureno mulai beroperasi tanggal 1 Maret 2007.

2) Membuat akte pendirian pada tanggal 12 Maret 2007 dengan nomor 689/KDK.11-29/IV/2007, disahkan oleh Notaris.

c. Visi, Misi dan Tujuan BMT

Adapun visi, misi dan tujuan BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri, yakni:


(32)

commit to user

1) Visi BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri:

Visi BMT Muamalah Mandiri adalah menjadi motor penggerak program kemandirian rakyat menuju terwujudnya masyarakat yang sejahtera

2) Misi dari BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri

a) Membangun dan mengembangkan system ekonomi syariah yang sehat.

b) Mendidik masyarakat untuk jujur, bertanggung jawab, professional dan bermartabat.

c) Mengelola usaha secara professional sehingga memberikan manfaat yang optimal dan memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat.

d) Bersinergi dan maksimal pada segala peran siap menghadaopi tantangan dan resiko.

e) Menyalurkan dana social kepada yang berhak menerima (mustahiq).


(33)

commit to user d. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri adalah sebagai berikut :

RAPAT ANGGOTA

PENGURUS :

1. KETUA : JOKO LELONO BW, S.Pd.

2. SEKRETARIS : SUDARMO, S.Pd.I.

3. BENDAHARA : HJ. SITI

PENGAWAS :

1. SUTARSO, S.E

2. ROESILAWATI,

S.E.

GENERAL MANAGER

JURU SURVEY : SUKISNO, S.H.

KABAG. PEMBIAYAAN : SETYARTO, A.Md.

PETUGAS PENGAWAS INTERN

:

HJ. SUTARSI, A.Ma. KOMITE PEMBY :

1.HJ. SUTARSI, A.Ma.

2.JOKO LELONO BW, S.Pd.

3.SETYARTO,A.Md.

4.RETNONINGSIH

5.SUKISNO

JURU TAGIH. 1. TRIYONO 2. DONA M

KABAG. AKUNTANSI : HERU SETIAWAN, S.E.

C.S : LUH SARI

KEPALA CABANG / MANAGER : HJ. SUTARSI, A.MA

KABAG. DANA : NIKEN W, S.H.

KASIR :

1.RETNONINGSIH

2.WIDIYARTANTI

JURU BUKU : LINDAWATI PENASEHAT SYARIAH :

PUJIANTO, S.E.

PENASEHAT ASET & INFRASTRUKTUR : H. WIDDODO, A.Mk. PENASEHAT MANAGEMEN

& OPERASIONAL: SUPRAPTO, M.Pd.


(34)

commit to user

2. Produk Layanan BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri

BMT Muamalah Mandiri mempunyai banyak produk jasa keuangan, produk-produk tersebut dikelompokkan menjadi dua yaitu : a. Produk Simpanan

Produk simpanan tersebut meliputi :

Simpanan, Simpanan Berjangka, Simpanan Pokok Khusus (SPK), Simpanan Pendidikan, Simpanan Haji, Simpanan Qurban, Simpanan Walimah, Simpanan Hari Tua dll.

b. Produk Pembiayaan

Sasaran pembiayaan adalah semua sektor ekonomi dari anggota, yang meliputi : Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Ijarah, Pembiayaan Musyarakah, Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Al-Qard Al-Hasan

B. Analisis Data

1. Analisis Deskripsi Data

Dalam penelitian ini dilakukan atas beberapa aspek yang mempengaruhi jumlah pembiayaan yang disetujui oleh BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri, meliputi:

a. Gambaran Karakteristik Responden 1) Umur responden

2) Jenis kelamin


(35)

commit to user 4) Tingkat pendapatan responden

Pendapatan yang paling dominan berkisar antara 100 ribu – 5 juta, hal ini menunjukkan bahwa anggota pembiayaan BMT Muamalah Mandiri meliputi masyarakat berpendapatan menengah ke bawah.

5) Tingkat Pendidikan

Dari 93 responden yang diambil sebagai sampel, diketahui bahwa frekuensi tingkat pendidikan responden paling banyak adalah tingkat pendidikan SD, SMP dan SMA yaitu sebanyak 64 orang, sedangkan responden yang berpendidikan tinggi/sarjana (diploma, S1, S2) sebanyak 24 orang dan responden yang berpendidikan rendah (tidak tamat SD) sebanyak 5 orang.

6) Persepsi anggota terhadap pelayanan BMT

Dalam hal ini beberapa aspek yang akan digunakan antara lain: a) Keramahan pegawai BMT Muamalah Mandiri Baturetno b) Pelayanan yang cepat dan akurat para pegawai BMT

Muamalah Mandiri Baturetno

c) Prosedur pembiayaan dari BMT Muamalah Mandiri d) Kelengkapan fasilitas BMT Muamalah Mandiri

2. Uji Coba Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Berdasarkan hasil perhitungan analisis faktor dengan menggunakan


(36)

commit to user

untuk dianalisis. Hasil KMO dan Bartlett’s Test bahwa derajat KMO-MSA menunjukkan angka 0,828 yang berarti bahwa data yang ada memiliki kategori bagus untuk dianalisis faktor. Selain itu, dalam Anti Image Corelation Matrixes dapat dilihat bahwa item yang ada memilikki Anti Image Corelation 0,50, sehingga semua item dianggap layak untuk dianalisis faktor.

b. Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan software SPSS Versi 16.0 bahwa variabel persepsi pelayanan layak untuk dianalisis. Dari hasil olah data dapat diketahui bahwa hasil uji reliabilitas variabel persepsi pelayanan menunjukkan nilai alpha ≥ 0,70 sehingga bisa dinyatakan bahwa kuisoner dalam penelitian ini sudah reliabel.

3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

a. Uji Pemilihan Model

Dari hasil uji MWD model linier diperoleh hasil bahwa Z1 signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5% (Z1 =0,0268). Maka model yang benar adalah log-linier. Hasil uji MWD model log-linier diperoleh hasil bahwa Z2 tidak signifikan secara statistik pada tingkat signifikansi 5% (Z2 = 0,5147), maka model yang benar adalah


(37)

commit to user

log-linier. Berdasarkan hasil uji MWD di atas dapat disimpulkan bahwa model yang baik untuk digunakan dalam penelitian ini adalah log-linier. Berdasarkan hasil pengujian MWD di atas, dalam penelitian ini menggunakan model log-linier. Adapun hasil pengujian regresi linier berganda dengan

Dari hasil regresi yang telah diolah menggunakan eviews 3.0 di atas maka didapat persamaan regresi adalah sebagai berikut:

LPBY = β0+ β1LINCM + β2LEDU + β3PYN+µi

LPBY = 2,966+0,731LINCM + 0,868LEDU + 0,026 PYN t-hitung = (3,136729) (9,354671) (9,719386) (3,395045)

Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap persamaan tersebut dengan uji asumsi klasik dan uji statistik .

b. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah suatu keadaan dimana terjadi hubungan linear yang sempurna atau mendekati sempurna diantara beberapa atau semua variabel independen. Untuk mengetahui adanya multikolinearitas digunakan metode Klein, yaitu membandingkan nilai r2 regresi variabel independen satu terhadap variabel independent lainnya dengan nilai koefisien determinasi (R2). Jika R2> r2 maka tidak terjadi multikolinearitas, dan jika R2< r2 terjadi multikolinearitas.


(38)

commit to user

Dari pengolahan data dihasilkan bahwa semua korelasi antar variabel independen memiliki nilai r2 yang lebih kecil jika dibandingkan dengan R2 (r2< R2). Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen tidak terdapat masalah multikolinearitas.

2) Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas muncul apabila kesalahan atau residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lainnya. Untuk mengetahui apakah terjadi atau tidak heteroskedastis dilakukan dengan Uji White. Dimana keputusan ada tidaknya heteroskedastisitas berdasarkan besar kecilnya nilai Obs*R2 .

Berdasarkan hasil olah data dihasilkan bahwa nilai χ2hitung

(nilai Obs*R-squared) lebih kecil dari χ2tabel yakni 13,47531 (nilai

Obs*R-squared)< 21,0621 (nilai α = 5%, df 12 = 21,0621) dan nilai probabilitas dari sebagian variabel lebih besar dari nilai taraf signifikansi 5%, maka pada model tersebut tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

3) Uji Autokorelasi

Uji ini dilakukan dengan meregresi semua variabel bebas dan variabel tak bebas, kemudian dilakukan uji Breusch Godfrey terhadap residu dari hasil model tersebut. Dari model tersebut akan diperoleh Obs*R-squared (χ2hitung) untuk kemudian dibandingkan


(39)

commit to user

dengan χ2

tabel dengan derajat kebebasan 1 dalam tabel statistik Chi

Square menggunakan tingkat signifikansi 5%.

Dari hasil olah data didapat nilai Obs*R-squared (χ2hitung)

adalah sebesar 1,425113 sedangkan nilai χ2tabel(α = 0,05 ; df = 1)

dalam tabel statistik Chi Square sebesar 3,84146. Dengan demikian dapat dilihat bahwa nilai Obs*R-squared (χ2hitung) lebih kecil dari χ2

tabel , maka tidak terdapat masalah autokorelasi.

c. Uji Statistik

1) Uji F - Statistik (Uji Secara Bersama-sama)

Uji F adalah uji untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Berdasarkan dari hasil pengolahan yang diperoleh dari model

log-linier, nilai Fhitung363,5795>Ftabel2,60, dengan probabilitas

signifikansinya sebesar 0,000000 yang berarti signifikan pada taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti bahwa dalam hasil regresi dengan

log-linier secara bersama-sama variabel pendapatan, pendidikan, variabel PYN (Persepsi anggota terhadap pelayanan BMT) mempunyai pengaruh yang signifikan/nyata terhadap jumlah permintaan pembiayaan pada derajat signifikansi 5%.


(40)

commit to user 2) Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Uji Koefisien Determinasi (R2) dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat (dependen). Uji ini dapat dilihat dari koefisien determinasi R2. Besarnya R2 menunjukkan pengaruh yang dijelaskan oleh variabel dependen. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh nilai R2 sebesar 0,924560 atau sekitar 92 %. Hal ini berarti bahwa 92 %variabel jumlah permintaan pembiayaan dapat dijelaskan oleh variabel pendapatan, pendidikan, variabel PYN (Persepsi anggota terhadap pelayanan BMT), sedangkan sisanya 8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model.

3) Uji t Statistik (Uji Parsial)

Merupakan pengujian variabel secara individu atau sendiri-sendiri yang dilakukan untuk melihat apakah variabel Independen berpengaruh secara statistik terhadap variabel dependen. Dari penelitian ini maka model empirik yang akan diuji adalah sebagai berikut:

a) Variabel INCM (Pendapatan)

Berdasarkan hasil olahan data diperoleh nilai thitung9,354671>

ttabel1,96, memiliki nilai signifikansi 0,0000 di bawah α = 0,05


(41)

commit to user

pendapatan mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan pembiayaan secara statistik.

b) Variabel EDU (Pendidikan)

Berdasarkan hasil olahan data diperoleh nilai thitung9,719386>

ttabel1,96, memiliki nilai signifikansi 0,0000 di bawah α = 0,05

maka Ho ditolak dan menerima Ha yang artinya variabel Pendidikan mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan pembiayaan secara statistik.

c) Variabel PYN ( Persepsi Pelayanan)

Berdasarkan hasil olahan data diperoleh nilai thitung3,395045>

ttabel1,96, memiliki nilai signifikansi 0,0010 di bawah α = 0,05

maka Ho ditolak dan menerima Ha yang artinya variabel PYN (Persepsi Pelayanan) mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan pembiayaan secara statistik.

d. Interpretasi Ekonomi

1) Pengaruh Pendapatan Anggota terhadap Permintaan Pembiayaan Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel pendapatan anggota mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan pembiayaan di BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri dengan koefisien regresi sebesar 0,731, artinya jika pendapatan anggota naik 1 persen maka besarnya permintaan pembiayaan naik


(42)

commit to user

0,731 persen, dengan asumsi variabel-variabel lain cateris paribus.

Pernyataan ini sesuai dengan hipotesis bahwa variabel pendapatan anggota mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan pembiayaan di BMT.

Hasil penelitian di atas senada dengan pendapat Miller dkk (1989: 23-24) bahwa pendapatan/penghasilan merupakan faktor yang menentukan pola permintaan akan suatu komoditas Hal ini disebabkan, apabila pendapatan masyarakat meningkat maka daya beli masyarakat terhadap suatu barang/ jasa juga akan meningkat.

Terkait dengan permintaan pembiayaan, besarnya pendapatan sangat berpengaruh terhadap permintaan pembiayaan karena pendapatan merupakan sumber utama untuk mengangsur pembiayaan, hal ini terkait dengan kemampuan seseorang dalam mengangsur pembiayaan serta melunasi pembiayaan tersebut. Selain itu dari pihak BMT pendapatan anggota sangat penting untuk penilaian dalam mempertimbangkan pemberian pembiayaan, hal ini untuk menghindari adanya pembiayaan yang macet

2) Pengaruh Pendidikan Anggota terhadap Permintaan Pembiayaan Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel pendidikan anggota mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan pembiayaan di BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri dengan koefisien regresi sebesar 0,868, artinya jika tingkat pendidikan anggota naik 1 persen maka besarnya permintaan


(43)

commit to user

pembiayaan naik 0,868 persen, dengan asumsi variabel-variabel lain cateris paribus. Pernyataan ini sesuai dengan hipotesis bahwa variabel pendidikan anggota mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan pembiayaan di BMT.

Semakin tinggi tingkat pendidikan diasumsikan semakin tinggi pula pengetahuannya. Dengan semakin tinggi pengetahuan seseorang akan semakin mudah mengakses informasi dan membuat satu keputusan. Berdasarkan hasil análisis deskripsi anggota pembiayaan di BMT Muamalah Baturetno adalah pendidikan SD, SMP dan SMA sehingga permintaan pembiayaan pada kisaran 500 ribu sampai 2 juta ( tabel 4.7 ).

3) Pengaruh Persepsi Pelayanan terhadap Permintaan Pembiayaan. Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel persepsi pelayanan mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan pembiayaan di BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri dengan koefisien regresi sebesar 0,026, artinya jika pelayanan anggota naik 1 persen maka besarnya permintaan pembiayaan naik 0,026 persen, dimana asumsi variabel-variabel lain cateris paribus. Pernyataan ini sesuai dengan hipotesis bahwa variabel pelayanan anggota mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan pembiayaan di BMT dengan derajat signifikansi 5 % yang ditunjukkan dengan probabilitas sebesar 0,0010 (tabel 4.18).


(44)

commit to user

Hasil penelitian di atas sesuai dengan pendapat Dilulio, 1994 dalam Dwiyanto (2002:60), bahwa responsivitas sangat diperlukan dalam pelayanan publik karena hal tersebut merupakan bukti kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.


(45)

commit to user BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dengan permasalahan dan tujuan serta hipotesis dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel pendapatan berpengaruh signifikan positif terhadap permintaan pembiayaan.

2. Variabel pendidikan berpengaruh signifikan positif terhadap permintaan pembiayaan.

3. Variabel persepsi pelayanan berpengaruh signifikan positif terhadap permintaan pembiayaan.

B. Saran

1. Bagi para anggota yang ingin mengambil pembiayaan perlu memperhitungkan kemampuan untuk membayar angsuran hingga pelunasannya terlebih dahulu. Setidaknya pendapatan yang sudah dikurangi dengan angsuran masih dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

2. Bagi Pemerintah dan masyarakat pada umumnya kualitas pendidikan perlu lebih ditingkatkan. Seseorang yang memiliki pengetahuan lebih tinggi


(46)

commit to user

akan semakin memiliki wawasan yang lebih luas dan semakin mudah membuat satu keputusan sehingga diharapkan keikutsertaan masyarakat sebagai anggota lembaga keuangan syariah akan semakin meningkat. 3. Bagi BMT terkait internal BMT itu sendiri disarankan untuk selalu

meningkatkan kualitas pelayanan mengingat semakin banyaknya persaingan dari Perbankan Konvensional, Perbankan Syariah, Koperasi dan BMT lainnya.

4. Bagi para akademisi yang lain, perlu adanya penelitian sejenis dengan variabel yang berbeda dan alat analisis yang berbeda pula sehingga hasil penelitian bervariatif.


(1)

commit to user

pendapatan mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan pembiayaan secara statistik.

b) Variabel EDU (Pendidikan)

Berdasarkan hasil olahan data diperoleh nilai thitung9,719386>

ttabel1,96, memiliki nilai signifikansi 0,0000 di bawah α = 0,05

maka Ho ditolak dan menerima Ha yang artinya variabel Pendidikan mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan pembiayaan secara statistik.

c) Variabel PYN ( Persepsi Pelayanan)

Berdasarkan hasil olahan data diperoleh nilai thitung3,395045>

ttabel1,96, memiliki nilai signifikansi 0,0010 di bawah α = 0,05

maka Ho ditolak dan menerima Ha yang artinya variabel PYN (Persepsi Pelayanan) mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan pembiayaan secara statistik.

d. Interpretasi Ekonomi

1) Pengaruh Pendapatan Anggota terhadap Permintaan Pembiayaan

Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel pendapatan anggota mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan pembiayaan di BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri dengan koefisien regresi sebesar 0,731, artinya jika pendapatan anggota naik 1 persen maka besarnya permintaan pembiayaan naik


(2)

commit to user

0,731 persen, dengan asumsi variabel-variabel lain cateris paribus. Pernyataan ini sesuai dengan hipotesis bahwa variabel pendapatan anggota mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan pembiayaan di BMT.

Hasil penelitian di atas senada dengan pendapat Miller dkk (1989: 23-24) bahwa pendapatan/penghasilan merupakan faktor yang menentukan pola permintaan akan suatu komoditas Hal ini disebabkan, apabila pendapatan masyarakat meningkat maka daya beli masyarakat terhadap suatu barang/ jasa juga akan meningkat.

Terkait dengan permintaan pembiayaan, besarnya pendapatan sangat berpengaruh terhadap permintaan pembiayaan karena pendapatan merupakan sumber utama untuk mengangsur pembiayaan, hal ini terkait dengan kemampuan seseorang dalam mengangsur pembiayaan serta melunasi pembiayaan tersebut. Selain itu dari pihak BMT pendapatan anggota sangat penting untuk penilaian dalam mempertimbangkan pemberian pembiayaan, hal ini untuk menghindari adanya pembiayaan yang macet

2) Pengaruh Pendidikan Anggota terhadap Permintaan Pembiayaan

Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel pendidikan anggota mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan pembiayaan di BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri dengan koefisien regresi sebesar 0,868, artinya jika tingkat pendidikan anggota naik 1 persen maka besarnya permintaan


(3)

commit to user

pembiayaan naik 0,868 persen, dengan asumsi variabel-variabel lain cateris paribus. Pernyataan ini sesuai dengan hipotesis bahwa variabel pendidikan anggota mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan pembiayaan di BMT.

Semakin tinggi tingkat pendidikan diasumsikan semakin tinggi pula pengetahuannya. Dengan semakin tinggi pengetahuan seseorang akan semakin mudah mengakses informasi dan membuat satu keputusan. Berdasarkan hasil análisis deskripsi anggota pembiayaan di BMT Muamalah Baturetno adalah pendidikan SD, SMP dan SMA sehingga permintaan pembiayaan pada kisaran 500 ribu sampai 2 juta ( tabel 4.7 ).

3) Pengaruh Persepsi Pelayanan terhadap Permintaan Pembiayaan.

Hasil regresi menunjukkan bahwa variabel persepsi pelayanan mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan pembiayaan di BMT Muamalah Mandiri Baturetno Wonogiri dengan koefisien regresi sebesar 0,026, artinya jika pelayanan anggota naik 1 persen maka besarnya permintaan pembiayaan naik 0,026 persen, dimana asumsi variabel-variabel lain cateris paribus. Pernyataan ini sesuai dengan hipotesis bahwa variabel pelayanan anggota mempunyai pengaruh yang positif terhadap permintaan pembiayaan di BMT dengan derajat signifikansi 5 % yang ditunjukkan dengan probabilitas sebesar 0,0010 (tabel 4.18).


(4)

commit to user

Hasil penelitian di atas sesuai dengan pendapat Dilulio, 1994 dalam Dwiyanto (2002:60), bahwa responsivitas sangat diperlukan dalam pelayanan publik karena hal tersebut merupakan bukti kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, menyusun agenda dan prioritas pelayanan serta mengembangkan program-program pelayanan publik sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.


(5)

commit to user

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dengan permasalahan dan tujuan serta hipotesis dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Variabel pendapatan berpengaruh signifikan positif terhadap permintaan pembiayaan.

2. Variabel pendidikan berpengaruh signifikan positif terhadap permintaan pembiayaan.

3. Variabel persepsi pelayanan berpengaruh signifikan positif terhadap permintaan pembiayaan.

B. Saran

1. Bagi para anggota yang ingin mengambil pembiayaan perlu

memperhitungkan kemampuan untuk membayar angsuran hingga pelunasannya terlebih dahulu. Setidaknya pendapatan yang sudah dikurangi dengan angsuran masih dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

2. Bagi Pemerintah dan masyarakat pada umumnya kualitas pendidikan perlu lebih ditingkatkan. Seseorang yang memiliki pengetahuan lebih tinggi


(6)

commit to user

akan semakin memiliki wawasan yang lebih luas dan semakin mudah membuat satu keputusan sehingga diharapkan keikutsertaan masyarakat sebagai anggota lembaga keuangan syariah akan semakin meningkat. 3. Bagi BMT terkait internal BMT itu sendiri disarankan untuk selalu

meningkatkan kualitas pelayanan mengingat semakin banyaknya persaingan dari Perbankan Konvensional, Perbankan Syariah, Koperasi dan BMT lainnya.

4. Bagi para akademisi yang lain, perlu adanya penelitian sejenis dengan variabel yang berbeda dan alat analisis yang berbeda pula sehingga hasil penelitian bervariatif.


Dokumen yang terkait

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas Bank Syariah ( Studi Kasus Bank Syariah Mandiri)

0 20 89

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN LOYALITAS KARYAWAN PADA BMT MITRA MANDIRI WONOGIRI Analisis Faktor-Faktor Yang Menentukan Loyalitas Karyawan Pada Bmt Mitra Mandiri Wonogiri.

1 10 11

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN LOYALITASKARYAWAN PADA BMT MITRA MANDIRI WONOGIRI Analisis Faktor-Faktor Yang Menentukan Loyalitas Karyawan Pada Bmt Mitra Mandiri Wonogiri.

0 4 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH BMT Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kredit Macet Pada Lembaga Keuangan Mikro Syariah BMT Surya Madani Boyolali Tahun 2013-2014.

0 1 16

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH BMT AMANAH MANDIRI DI WONOGIRI.

0 0 14

PENDAHULUAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH BMT AMANAH MANDIRI DI WONOGIRI.

0 0 8

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KREDIT MACET PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO SYARIAH BMT DI SUKOHARJO.

0 1 9

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN PEMBIAYAAN MURABAHAH : Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri Cabang Rawamangun.

8 16 34

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Margin Murabahah Untuk Pembiayaan Pemilikan Rumah (Studi Kasus : Bank Syariah Mandiri).

1 1 6

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT UMKM MENGAJUKAN PEMBIAYAAN PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARI’AH (STUDI KASUS DI BMT BAROKAH MAGELANG) - Test Repository

0 4 114