PENGEMBANGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL BERBASIS PESANTREN DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SISWA MA FADLLILLAH : STUDI DI PONDOK PESANTREN FADLLILLAH TAMBAK SUMUR WARU SIDOARJO.

(1)

PENGEMBA

BERBASIS

KEPRI

(Studi di Pondok

Diajukan unt Magi

UNIVE

BANGAN KURIKULUM MUATAN LOKA

SIS PESANTREN DALAM PEMBENTU

RIBADIAN SISWA MA FADLLILLA

ok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur War

TESIS

n untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh G Magister Dalam Program Studi Pendidikan Islam

Oleh: JUARI

NIM. F1.3.2.12.178

PASCASARJANA

ERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPE SURABAYA

2015

LOKAL

TUKAN

LLAH

Waru Sidoarjo)

oleh Gelar m


(2)

(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Juari, 2015. Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Berbasis Pesantren dalam Pembentukan Kepribadian Siswa MA Fadllillah (Studi di Pondok Pesantren

Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo).Tesis, Program Magister (S-2) Institusi

Program Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren dalam pembentukan kepribadian siswa. Madrasah merupakan salah satu jembatan yang dilalui generasi muda dalam membentuk kepribadian dan etika bangsa, maka perlu adanya kegiatan khusus yang disebut kurikulum muatan lokal berbasis pesantren. Sebagai tempat penelitian adalah Madrasah Aliyah Fadllillah yang bernaung pada Yayasan Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo, pendekatan yang digunakan menggunakan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data dipergunakan untuk memperoleh data teoritik maupun empirik. Pengumpulan data teoritik dilakukan melalui studi pustaka (library research), sedangkan pengumpulan data empirik menggunakan teknik 1. Interview (Wawancara), 2. Observasi Partisipan, 3. Studi Dokumentasi, dan untuk menganalisis data penelitian, peneliti menggunakan analisis deskriptif kualitatif.

Dalam pengembangan kurikulum muatan lokal di Madrasah Aliyah Fadllillah selain menggunakan pedoman dari Departemen Agama dan Pendidikan Nasional juga menggunakan pedoman dari pesantren dengan mengadopsi dari kurikulum Pondok Modern Gontor Ponorogo yaitu dengan cara menambah materi pelajaran keagamaan pada kegiatan kurikuler (intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler). Dalam pembentukan kepribadian siswa ada dua cara, 1. Pembentukan Pola Pikir, 2. Pembentukan Pola Jiwa (Perilaku). Pada problem dan solusi pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren di Madrasah Aliyah Fadllillah Tambak Sumur Waru, 1. Pada tahap perencanaan. Problem yang dihadapi waktu yang lama dan dana yang cukup besar, kurang intensifnya pembahasan perencanaan. Solusi, mengadakan event khusus pengurus pesantren dan struktural sekolah secara rutin, mencarikan anggaran dana tambahan untuk insentif pengurus pesantren, struktural madrasah, mengadakan workshop kurikulum KTSP. 2. Problem tahap pelaksanaan, pada guru pengampu baik persiapan, pelaksanaan, evaluasi pembelajaran. Solusi, mengikutkan workshop, supervisi kepala sekolah, contoh-contoh kongkrit model pembelajaran, buku tentang inovasi model pembelajaran terbaru, menambah media belajar, menyusun acuan tentang kurikulum dan standar evaluasi mata pelajaran muatan lokal, mewajibkan guru ekstrakurikuler untuk menyusun program kegiatan ekstra beserta prosedur evaluasinya, serta memberlakukan sanksi.


(6)

ABSTRACT

Juari, 2015. Local Content Curriculum Developing Based on Boarding School in Forming the Personality of Fadllillah Senior High School’s Student (Studying in

Fadllillah Boarding School Tambak Sumur Waru Sidoarjo). Thesis, Master

Program (S-2) Institutional Graduate Program UIN Sunan Ampel Surabaya

The aim of this research is to know how is the developing of Local Content Curriculum based onboarding school in Forming Student’s Personality. School is

one the bridges passed by the youngsters in forming and ethics of the nation, therefore it needs special activity called Local Content Curriculum Based on Pesantren. As a place of research is Madrasah Aliyah Fadllillah sheltered at Yayasan Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo, the approach uses a qualitative approaching, data collection technique used to obtain the theoretical and empirical data. The theoretical data collection is done through library (library research), whereas the collection of empirical techniques 1. Interview, 2. Participant Observation, 3. Documentation Studying, and for analyzing the research data, the researchers used a qualitative descriptive analysis. In the development Local Content Curriculum in Madrasah Aliyah Fadllillah addition to using the guidelines of the Ministry of Religious Affairs and the Ministry of Education also uses guidelines of the boarding school by adopting the curriculum Pondok Modern Gontor Ponorogo that is by adding the religious subject matter curricular activities (intra-curricular, extracurricular and co-curricular). There are two ways in forming of the student's personality, 1. Establishment of Mindset, 2. Forming Patterns of Life (Behavior). In the problem and solution of the Developing on Local Content Curriculum Based on boarding school in Madrasah Aliyah Fadllillah Waru, 1. In the planning stage. Problems that faced are long time and big amount of funds, less-intensive of planning discussion. Solution hold an event specialized for board of boarding school and school regularly, finding the budget additional funds for the board of boarding school, schools, hold a workshop on KTSP curriculum. 2. Problem implementation stages of teachers, even from preparation, implementation, evaluation of learning. Solution, include them on workshop, headmaster supervising, concrete examples of learning model, books about new learning models innovation, adding media learning, compiling references on curriculum and evaluation standards of local content subjects, obliging teachers to develop a program of extracurricular activities and their extra evaluation procedure, as well as impose sanctions.


(7)

,

.

"

"

)

"

"

(

)

S-2

(

.

.

,

,

.

,

.

.

.

.

.

,

.

)

.(

.

.

)

.(

.

.

,

,

.

,

,

KTSP

.

.

,

,

,

,

.

,

,

,

,

,

,

.

.

:

,

,


(8)

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Halaman Pernyataan Keaslian Tesis... ii

Halaman Persetujuan Tesis... iii

Pengesahan Tim Penguji... iv

Pedoman Transliterasi... v

Abstrak... vi

Kata Pengantar... ix

Daftar Isi... xii

Daftar Gambar... xv

Daftar Tabel... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah... 6

C. Rumusan Masalah... 7

D. Tujuan Penelitian... 7

E. Kegunaan Penelitian... 8

1. Secara Teoritis... 8

2. Secara Praktis... 8

F. Penelitian Terdahulu... 9

G. Metode Penelitian... 12

H. Sistematika Pembahasan... 15

BAB II KAJIAN TEORI A. Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal... 17

1. Pengertian Kurikulum Muatan Lokal... 17

2. Macam-Macam Kurikulum Muatan Lokal... 24

3. Ruang Lingkup Kurikulum Muatan Lokal... 26


(9)

5. Isi Kurikulum Muatan Lokal... 31

6. Strategi Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal... 33

7. Evaluasi Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal... 33

8. Tinjauan Struktur Kuriklum Muatan Lokal Berbasis Pesantren... 35

B. Pembentukan Kepribadian Siswa... 41

1. Pengertian Kepribadian... 41

2. Ciri-Ciri Kepribadian... 45

3. Strategi Pembentukan Kepribadian Islami... 51

BAB III SAJIAN HASIL PENELITIAN A. Profil Madrasah... 58

1. Sejarah Madrasah Aliyah Fadllillah Waru... 58

2. Visi dan Misi... 59

a. Visi Satuan Pendidikan... 59

b. Misi Satuan Pendidikan... 60

c. Struktur Organisasi... 62

d. Kondisi Nyata dan Kondisi Ideal Madrasah Aliyah Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo... 69

B. Pengembangan Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Berbasis Pesantren dalam Membentuk Kepribadian Siswa... 70

1. Proses Pengembangan Kurikulum... 70

2. Macam-Macam Kurikulum Muatan Lokal berbasis Pesantren di Madrasah Aliyah Fadllillah Tambak Sumur Waru... 73

3. Pembentukan Kepribadian Siswa... 83

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Analisa Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal dalam Pembentukan Kepribadian Siswa di Madrasah Aliyah Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo... 90


(10)

1. Tujuan Pelaksanaan Program Muatan Lokal... 90

2. Isi Kurikulum Muatan Lokal... 92

3. Strategi Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal... 93

4. Strategi Pembentukan Kepribadian Siswa... 99

B. Analisis Problematika dan Solusi Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Berbasis Pesantren dalam Pembentukan Kepribadian Siswa di Madrasah Aliyah Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo... 102

BAB V PENUTUP A. Simpulan... 109

B. Saran/Rekomendasi... 112

DAFTAR PUSTAKA... 113


(11)

DAFTAR GAMBAR


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1... 70 Tabel 3.2... 76


(13)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Madrasah merupakan khazanah lembaga pendidikan Islam yang diwariskan generasi muslim terdahulu. Pada periode modern, madrasah digunakan sebagai bentuk lembaga pendidikan yang memiliki ciri-ciri modern. Dalam konteks Indonesia awal abad ke-20, yang sekaligus periode kebangkitan madrasah Indonesia, kaum muslimim menggunakan madrasah sebagai simbol lembaga pendidikan Islam modern dengan ciri-ciri lembaga pendidikan klasikal, kurikulum terstruktur, ujian dirancang periodik, kenaikan kelas dan sertifikat sebagai tanda lulus.

Istilah madrasah sebagai nomenklatur pendidikan nasional Indonesia secara eksplisit dicantumkan dalam undang-undang pada 2003, setelah lebih dari satu abad istilah ini digunakan muslim Indonesia. Penyebutan tersebut terkait dengan modernisasi madrasah yang berlangsung sejak awal abad ke-20

yang puncaknya pada pergeseran definisi madrasah “dari lembaga pendidikan Islam” menjadi “sekolah umum berciri khas agama”1

Madrasah tidak mungkin lepas dari berbagai problema yang dihadapi terutama dalam upaya inovasi sistem pendidikan Islam. Beberapa permasalahan yang muncul, antara lain: pertama, berkurangnya muatan materi pendidikan agama. Kedua, tamatan madrasah serba tanggung.


(14)

2

Pengetahuan agamanya tidak mendalam sedangkan pengetahuan umumnya juga rendah.2

Sebagaimana diketahui, bahwa lembaga pendidikan Islam pertama didirikan di Indonesia adalah dalam bentuk pesantren.3 Melalui karakternya yang khas, pesantren telah mampu meletakkan dasar-dasar pendidikan keagamaan yang kuat. Sebagaimana diungkapkan oleh Karel A. Steenbrink,4 bahwa pendidikan yang dikelola oleh pemerintah kolonial ini berpusat pada pengetahuan dan keterampilan duniawi, yaitu pendidikan umum, sedangkan pendidikan Islam lebih ditekankan pada penghayatan agama.

Berdasarkan pada Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 30 Ayat 3,dan 4 dan PP tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 93, Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor: Dj. I/885/2010 tentang Perpanjangan Penetapan Status Kesetaraan (Mu’a>dalah) Lembaga Pendidikan pada Pondok Pesantren dengan MA/SMA, Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Nomor: E.IV/PP.O32/Kep/80/98 tentang Pemberian Status Disamakan Kulliyah al-Mu’allimi>n al-Islamiyah (KMI) Pondok PM Gontor Ponorogo Propinsi Jawa Timur, maka pendidikan di pondok pesantren sudah mendapatkan pengakuan yang jelas, dan memperoleh fasilitas yang sama seperti institusi-institusi

2

Dawam Raharjo (ed), Pesantren dan Pembaharuan,(Jakarta: LP3ES, 1983), 2.

3

M. Sarijo ,Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, (Jakarta: Dharma Bakti, 1980).

4

Karel A. Steenbrink,Pesantren, Madrasah, Sekolah; Pendidikan Islam dalam Kurun Modern, (Jakarta: LP3ES, 1986), 24-25.


(15)

3

pendidikan lainnya manakala mengikuti regulasi-regulasi yang telah ditetapkan pemerintah.5

Masa remaja merupakan saat yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai agama, terutama penanaman akidah pada masa pemulaan remaja. Sehingga, nilai tersebut akan tertanam kuat pada jiwa anak sampai dewasa kelak. Sebab, pendidikan pada fase pemulaan remaja adalah pondasi dasar bagi kepribadian anak yang menuju remaja.

Orang tua merupakan orang yang pertama kali dikenal anak dan lingkungan yang paling awal, di mana anak melakukan interaksi adalah lingkungan keluarga. Tetapi karena kesibukan dari orang tua, kebanyakan mereka melimpahkan tanggung jawab anaknya pada institusi pendidikan yang bernama pesantren. Para orang tua menyerahkan anak-anaknya pada pesantren. Terserah anak mereka mau dijadikan apa. Biarlah pesantren yang bertanggung jawab atas pendidikan anaknya. Di sini, tampak ada suatu mentalitas yang mengkhawatirkan, yakni bahwa orang tua tidak mau repot-repot dengan pembinaan dan pendidikan anaknya. Sehingga peran orang tua dalam mendidik dan menanamkan akidah anak digantikan guru, terutama guru agama.

Dalam hal ini muatan lokal yang digunakan diupayakan dapat membawa anak ke arah kehidupan keagamaan yang sesuai dengan ajaran Islam, serta berupaya dalam membentuk keyakinan, akidah dan pembentukan


(16)

4

kepribadian anak. Menurut Zakiah Daradjat6, semua ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan dorongan dari dalam diri anak yang bersumber pada iman dan takwa, untuk ini diperlukan pendidikan agama. Langkah yang dilakukan pesantren adalah harus mampu berinovasi dalam memanfaatkan lingkungannya untuk menyeimbangkan dunia dan akhirat, salah satunya adalah berinovasi memprogramkan kurikulum yang ada dengan kurikulum muatan lokal.

Kurikulum muatan lokal merupakan salah satu kesatuan utuh yang tak terpisahkan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum muatan lokal merupakan upaya agar penyelenggaraan pendidikan di daerah dapat disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional, sehingga pengembangan dan implementasi kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi KTSP.

Dengan adanya kurikulum muatan lokal, ini berarti pengakuan atas perbedaan, ini berarti pula memberikan kesempatan bagi pribadi untuk memilih apa yang diinginkannya. Karena itu muatan lokal menjadi program pendidikan yang bersifat luwes, yang dapat memberikan pelayanan terhadap perbedaan minat dan kesempatan peserta didik. Ini tidak berarti mendidik pribadi menjadi orang yang individualistik tetapi muatan lokal harus dapat berfungsi mendorong pribadi kearah kemajuan sosialnya dalam masyarakat dan membentuk kepribadian peserta didik yang lebih baik.

6


(17)

5

Model-model pesantren yang terintegrasi dengan madrasah kini telah bermunculan di berbagai daerah. Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo misalnya, pesantren ini juga menyelenggarakan madrasah umum dari jenjang Madrasah Tsanawiyah dan MA, MA Fadllillah merupakan kelanjutan Madrasah Tsanawiyah Fadllillah yang telah berdiri sejak tahun ajaran 2008/2009. Baik antara Madrasah Tsanawiyah dan MA Fadllillah keduanya bernaung dalam satu yayasan yaitu Yayasan Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo, yang berdiri dengan akta notaris Nastiti Anugrahwati, SH. No 359.29 Oktober 1998.

Untuk mengembangkan kurikulum dan kepribadian siswa yang sesuai visi madrasah dan akidah Islam, di MA Fadllillah Tambak Sumur Waru menerapkan kurikulumnya pada muatan lokal berbasis pesantren dengan mengadopsi dari kurikulum Pondok Modern Gontor Ponorogo yaitu dengan cara menambah materi pelajaran keagamaan pada kegiatan kurikuler (intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler) yang terintregasi pada basis pesantren karena sangat mendukung dalam upaya membentuk kepribadian peserta didik yang lebih baik.

Kurikulum MA di Pondok Pesantren Fadllillah menggunakan kurikulum Pondok Modern Darus Salam Gontor dikarenakan pendidikan PM Gontor yang bersifat integratif dalam kaitannya dengan kurikulum, pelaksanaan kurikulum di PM Gontor, tidak mengajarkan pelajaran agama saja, akan tetapi pelajaran umum juga diajarkan, dan keduanya berjalan seimbang, seiringan, karena kedua pelajaran itu sama-sama penting.


(18)

6

Berdasarkan uraian dan latar belakang diatas, maka kajian secara mendalam mengenai “Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Berbasis

Pesantren dalam Pembentukan Kepribadian Siswa MA Fadllillah (Studi di Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo)” perlu untuk dilakukan, agar ciri khas dan keunggulan madrasah berbasis pesantren ini dapat terungkap dalam penelitian ini.

B. IDENTIFIKASI DAN BATASAN MASALAH

Madrasah merupakan salah satu jembatan yang dilalui generasi muda dalam membentuk karakter dan etika bangsa, maka perlu adanya kegiatan khusus yang disebut kurikulum muatan lokal berbasis pesantren yang bisa lebih maksimal dalam melaksanakan situasi pembelajaran dan agar mampu mengembangkan kurikulum pendidikan islamnya baik melalui celah muatan lokalnya maupun dengan menambah waktu belajar yang dikhususkan untuk materi-materi keislaman sesuai visi dan misi lembaga pendidikan masing-masing.

Sebelum masuk pada pokok permasalahan, ruang lingkup pembahasan akan dibatasi pada dua tema pokok yaitu :

1. Pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren dalam pembentukan kepribadian siswa.

2. Proses pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren dalam pembentukan kepribadian siswa.


(19)

7

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren di MA Fadllillah (Studi di Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo)?

2. Bagaimana pembentukan kepribadian siswa di MA Fadllillah (Studi di Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo)?

3. Apa problem dan solusi dari proses pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren dalam pembentukan kepribadian siswa MA Fadllillah (Studi di Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo)?

D. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan:

1. Pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren di MA Fadllillah (Studi di Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo).

2. Pembentukan kepribadian siswa di MA Fadllillah (Studi di Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo).

3. Problem dan solusi dari proses pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren dalam pembentukan kepribadian siswa MA Fadllillah (Studi di Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo).


(20)

8

E. KEGUNAAN PENELITIAN

Hasil penelitian mengenai pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren dalam pembentukan kepribadian siswa MA Fadllillah (Studi di Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo) ini diharapkan dapat memberi manfaat dan kontribusi yang signifikan, yaitu:

1. Secara Teoritis

Arah dan prospek pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren dalam pembentukan kepribadian siswa MA Fadllillah (Studi di Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo) ini akan memberikan kontribusi bagi berkembangnya penyelenggaraan pendidikan di madrasah.

2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini layak untuk direkomendasikan kepada pengelola madrasah, khususnya kepala madrasah, pengurus pesantren dan para guru.

b. Bagi MA Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo, hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan yang membangun bagi peningkatan kualitas kurikulum muatan lokal berbasis pesantren dalam pembentukan kepribadian siswa dan proses pendidikan di madrasah yang bersangkutan.


(21)

9

F.PENELITIAN TERDAHULU

Untuk melengkapi referensi dan pengembangan penelitian ini, peneliti mempelajari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain, yang terkait dengan fokus penelitian ini, serta menjadi bahan pertimbangan dan perbandingan dalam penelitian. Adapun penelitian yang terkait dengan penelitian penulis adalah:

1. Nur Hasanah (2002) dalam karya ilmiah berjudul “Efektivitas Kurikulum Berbasis Kompetensi sebagai Aplikasi Pembelajaran Kontekstual di MTs

Nurul Huda Badean Kabat Banyuwangi”, Penelitian ini lebih difokuskan pada pendeskripsan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, yang meliputi penyiapan bahan dan isi pengajaran, pendekatan pengajarannya, komponen KBK, tujuan, materi pembelajaran, strategi, organisasi kurikulum, dan evaluasinya yang telah dilaksanakan di MTs Nurul Huda

tersebut. Jadi, Fokus penelitian ini lebih pada “proses” pelaksanaan KBK

MTs Nurul Huda. Hal ini menjadi berbeda bila dibandingkan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan, yakni fokus materi kurikulumnya dan tempatnya pun berbeda.

2. Umi Hanifah (2009), dalam karya ilmiah yang berjudul ”Implementasi Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Berbasis Agama untuk Mencapai

Standar Kompetensi Kelulusan (Studi di MTs-MA At-Tanwir Talun

Sumberrejo Bojonegoro)” Data hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini menunjukkan bahwa pelaksanaan kurikulum muatan lokal berbasis agama di sekolah tersebut dilakukan dengan cara menambah mata


(22)

10

pelajaran yaitu: al-Imla>, al-Insha>, al-Mut}a>la’ah, al-Mah}fuz}a>t, al-N}ahwu, al-S}arf, Tamri>n Lughah al-‘Arabiyah, al-Bala>ghah, al-Qura>n, al-Tajwi>d, al-Tafsi>r, al-Tarbiyah al-‘Amaliyyah, Bida>yah al-Hida>yah, ‘Ilmu Nafs, Muh}ad}arah. Dalam pelaksanaannya, kurikulum muatan lokal berbasis agama di MTs at-Tanwir Talun Sumberrejo Bojonegoro dikatakan cukup efektif karena kurikulum yang diterapkan menggunakan kurikulum kombinasi yaitu dari Departemen Agama, Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional, Kurikulum Kulliyah al-Mu’allimi>n al-Islamiyah (KMI) PM Gontor Ponorogo.

3. Cacih Nurhayati (2008) “Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam Membentuk Kepribadian Peserta Didik (Studi Kasus MTs Al Bahri

Jakarta Timur” peneliti ini menunjukkan bahwa terdapat fungsi dan peranan penting di setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah terutama dalam hal ini adalah mata pelajaran PKn dan mata pelajaran PKn yang diajarkan melalui struktur pendidikan memiliki fungsi dan peranan dalam mencetak potensi manusia yang berbudaya sosial dan nasional yang dapat membentuk ciri khas dan dapat mewarnai kepribadian jiwa bangsa dan rakyat indonesian dimata dunia.

Fokus pelaksanaan penelitian dan hasil karya ilmiah di atas berbeda dengan yang akan penulis lakukan, dimana penelitian pada karya ilmiah pertama tersebut hanya mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan kurikulum KBK secara spesifik, sehingga diketahui kekurangan dan hambatan-hambatan yang dihadapi. pada penelitian kedua pelaksanaan


(23)

11

kurikulumnya hanya dilaksanakan disekolah bukan pesantren. Sedang penelitian ketiga mata pelajaran yang digunakan sebagai penelitian pembentukan kepribadian siswa adalah mata pelajaran PKn bukan muatan lokal.

Penelitian yang akan peneliti lakukan lebih terfokus pada dua variabel, yakni pertama: Pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren dalam pembentukan kepribadian siswa yang diterapkan berada di madrasah, berupa kurikulum muatan lokal pada materi pelajaran keagamaan dan kegiatan kurikuler (kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler) yang terintregasi pada basis pesantren Kedua: kendala dan solusi pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren dalam pembentukan kepribadian siswa. Dan tempatnya pun berbeda yaitu di MA Fadllillah yang ada dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo.

Berdasarkan deskripsi mengenai beberapa hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa penelitian yang telah ada belum terfokus pada pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren dalam pembentukan kepribadian siswa.Terkait dengan hal itu, penelitian yang akan peneliti lakukan merupakan kajian penting demi terwujudnya sistem pendidikan madrasah yang lebih baik dan memiliki ciri khas dimasa mendatang.


(24)

12

G. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan metode analisis data yaitu:

1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mendalam tentang pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren dalam pembentukan kepribadian siswa, karena dalam penelitian kualitatif memahami makna yang mendasari tingkah laku partisipan, mendeskripsikan latar dan interaksi yang kompleks, eksplorasi untuk mengidentifikasikan tipe-tipe informasi, mendeskripsikan fenomena.7

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi pada MA Fadllillah yang bernaung dalam Yayasan Pondok Pesantren Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo, yang berdiri dengan akta notaris Nastiti Anugrahwati, S.H. No 359.29 Oktober 1998. Pemilihan dan penentuan lokasi tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa pertimbangan atas dasar kekhasan, keunikan, dan sesuai dengan topik dalam penelitian ini.

b. Prosedur Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dipergunakan untuk memperoleh data teoritik maupun empirik. Pengumpulan data teoritik dilakukan

7


(25)

13

melalui studi pustaka (library research), sedangkan pengumpulan data empirik menggunakan teknik berikut:

1) Interview(Wawancara)

Wawancara merupakan teknik utama dalam metodologi kualitatif. Dan wawancara digunakan untuk mengungkap makna secara mendasar dalam interaksi yang spesifik. Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur

(unstandarized interview) yang dilakukan tanpa menyusun suatu

daftar pertanyaan yang ketat.8

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data secara langsung melalui dialog apa adanya berkenaan dengan implementasi kurikulum muatan lokal berbasis pesantren, yang meliputi tahap persiapan/perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi di MA Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo. Melalui interview ini diharapkan peneliti akan mendapat jawaban dan pengakuan berupa kata-kata apa adanya, serta ungkapan-ungkapan spontanitas yang bersifat unik/khas dari kepala sekolah, kepala bidang kurikulum dan pengajaran, dewan guru, pengurus yayasan, wali murid, masyarakat sekitar, karyawan, maupun para murid di lingkungan MA Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo.


(26)

14

2) Observasi Partisipan

Teknik observasi partisipasi ini digunakan untuk melengkapi dan menguji hasil wawancara yang diberikan oleh informan yang mungkin belum menyeluruh atau belum mampu menggambarkan segala macam situasi atau bahkan melenceng. Dalam observasi partisipasi, menggunakan buku catatan kecil dan alat perekam.9 3) Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung untuk memahami dan menganalisis pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren dalam pembentukan kepribadian siswa. Data tersebut meliputi personal document (dokumen pribadi) and official

document (dokumen resmi), sebagai alat pengumpul data adalah

tape recorder, handycam,kamera, dan lembar catatan lapangan.

2. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses penyusunan data agar data tersebut dapat ditafsirkan.10Analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara sistematis transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun oleh peneliti.

Untuk menganalisis data penelitian, penulis menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yakni setelah pengumpulan data dan penyeleksi data, penulis mencoba melakukan penyederhanaan data ke dalam bentuk

9

Ibid., 109

10

Dadang Kahmad,Metode Penelitian Agama, Prespektif Ilmu Perbandingan Agama,(Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010). 100.


(27)

15

paparan untuk memudahkan pembaca dalam memahami, kemudian diinterpretasikan dengan jelas untuk menjawab permasalahan yang diajukan, data dipaparkan sedetail mungkin dengan uraian-uraian serta analisis kualitatif dengan langkah-langkah deduktif yakni menganalisis data-data umum, kemudian dari data dan fakta yang umum itu ditarik suatu kesimpulan yang bersifat khusus sebagai berikut:

Data di kualifikasi sesuai dengan masalah penelitian. a. Hasil kualifikasi kemudian disistematisasikan.

b. Data yang telah disistematisasikan kemudian dianalisis untuk dijadikan dasar dalam pengambilan kesimpulan.

H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Sistematika pembahasan hasil penelitian ini dapat diklasifikasikan sistematis sebagai berikut:

Bab Satu adalah pendahuluan, terdiri dari enam sub bab yang meliputi: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, penelitian terdahulu, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Pada Bab Dua terdiri dari dua sub bab yang berisi landasan teoritis, yang menjelaskan tentang pengembangan kurikulum muatan lokal dan pembentukan kepribadian siswa.

Bab Tiga adalah sajian hasil penelitian ini merupakan deskripsi sajian hasil penelitian penemuan di lapangan, yang membahas tentang gambaran umum tempat penelitian. Pada bab ini akan dideskripsikan mengenai: Profil


(28)

16

sekolahan, pengembangan pelaksanaan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren dalam membentuk kepribadian siswa.

Bab Empat merupakan hasil penelitian yang terdiri dari analisis hasil penelitian. Pada bab ini meliputi dua hal yaitu: Analisa data meliputi analisa tentang pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren dalam pembentukan kepribadian siswa di MA Tambak Sumur Waru Sidoarjo. Analisa tentang problematika dan solusi pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren dalam pembentukan kepribadian siswa di MA Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo, dengan tajam dan mendalam agar dapat memberikan gambaran dan kesimpulan yang jelas.

Pada Bab Lima ini penutup ini dituliskan simpulan dari hasil penelitian, saran-saran/rekomendasi bagi sekolah serta pihak lain yang akan melanjutkan penelitian ini.


(29)

109

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Dari pembahasan yang diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam pengembangan kurikulum muatan lokal di MA Fadllillah Tambak Sumur Waru selain menggunakan pedoman dari Depag dan Diknas juga menggunakan pedoman dari pesantren dengan mengadopsi dari kurikulum Pondok Modern Gontor Ponorogo yaitu dengan cara menambah materi pelajaran keagamaan pada kegiatan kurikuler (intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler). Tujuan dari pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren adalah agar output yang dihasilkan dari MA Fadllillah ini mempunyai kemampuan yang berimbang antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum. Adapun proses pembelajaran kurikulum muatan lokal berbasis pesantren adalah disesuaikan dengan madrasah sehingga terbentuk koordinasi yang baik antara madrasah dan pesantren. Metode yang digunakan dalam sistem pembelajaran ini adalah metode hafalan, kajian, tanya jawab, diskusi, dll. Sedangkan waktu

pelaksanaan kurikulum ini adalah adalah setelah do’a bersama, dan materi

yang sudah termasuk dalam kurikulum disesuaikan dengan jadwal pelajaran yang sudah ada.


(30)

110

2. Dalam pembentukan kepribadian siswa ada dua cara yang dilakukan, di antaranya:

a. Pembentukan Pola Pikir.

Meningkatkan pola pikir siswa diperlukan informasi atau ilmu pengetahuan tentang islam yang dikaitkan dengan fakta yang terjadi, dan pola pendidikan yang bersifat aplikatif. Pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren di MA Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo ini sangat berpengaruh dalam memahamkan siswa terhadap hukum-hukum Islam, ajaran-ajaran Islam.

b. Pembentukan Pola Jiwa (Perilaku)

Pengaruh penerapan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren terjadi jika siswa bisa mengkaitkan antara keinginan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dengan pemahaman yang sudah didapat dalam sistem pembelajaran. Dari data yang diperoleh oleh peneliti di Madrsah Aliyah Fadllillah Tambak Sumur, bahwa guru-guru mengajarkan materi tentang tata cara taat pada Allah, misalkan tentang praktek s}alat d}uha>,

do’a bersama sebelum pelajaran dimulai, dll. Selain itu islam juga

mengajurkan agar kita senantiasa berakhlak mulia, bersikap wara’ dan

qana>’ah agar mampu menghilangkan kecenderungan yang buruk dan bertentangan dengan Islam.

Dari data yang diperoleh peneliti bahwa selain mengajarkan materi guru-guru di MA Fadllillah dituntut untuk memberikan teladan yang baik kepada siswa, baik itu tentang tingkah laku kepada sesama atau


(31)

111

orang yang lebih tua. Dari sini dapat disimpulkan bahwa untuk membentuk pola nafsiyah (jiwa) siswa, diperlukan ketaatan yang kuat kepada Allah, dan juga berakhlak yang baik antar sesamanya agar siswa memiliki kepribadian yang baik dan sesuai norma agama Islam. 3. Problematika dan Solusi Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal

Berbasis Pesantren Dalam Pembentukan Kepribadian Siswa di MA Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo

Pertama, pada tahap perencanaan. Problem yang dihadapi antara lain

waktu yang lama dan dana yang cukup besar. Ditambah dengan kurang intensirnya pembahasan perencanan. Sehingga solusinya dengan mengadakanevent khusus pengurus pesantren dan struktural sekolah yang ditentukan waktunya secara rutin. Kemudian mencarikan anggaran dana tambahan untuk insentif pengurus pesantren dan struktural sekolah, dan mengadakanworkshopkurikulum KTSP.

Kedua, problematika pada tahap pelaksanaan, ialah terkait dengan

kendala yang dihadapi para guru pengampu, baik persiapan sebelum pembelajaran, pelaksanaan di kelas maupun evaluasi pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh Guru. Solusi yang telah diusahakan antara lain mengikutkan workshop, supervisi kepala sekolah, diberikan contoh-contoh kongkrit model pembelajaran dan buku tentang inovasi model pembelajaran terbaru, menambah media belajar, menyusun acuan tentang kurikulum dan standar evaluasi bagi mata pelajaran muatan lokal,


(32)

112

mewajibkan guru ekstrakurikuler untuk menyusun program kegiatan ekstra beserta prosedur evaluasinya, serta memberlakukan sanksi.

B. Saran/Rekomendasi

1. MA Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo, setelah adanya kajian penelitian ini, diharapkan bias lebih memperhatikan dan mengembangkan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren ini secara sempurna, dengan tetap memperhatikan problem-problem yang dihadapi, sehingga mampu melihat kekurangan-kekurangan di masa sebelumnya untuk dicarikan solusi secara realistis bagi pengembangan di masa mendatang.

2. Untuk meningkatkan kepribadian siswa hendaknya sistem pembelajaran yang digunakan menggunakan perpaduan antara peningkatan pola pikir (peningkatan pemahaman siswa berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan hukum-hukum Islam) dan pola sikap (pola jiwa).

3. Bagi madrasah secara umum, kajian deskriptif pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren di MA Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo, dapat dijadikan contoh dan pijakan dalam pengembangan di tempat lain, dengan tetap memperhatikan corak dan kondisi daerah dimana madrasah itu berada. Sehingga mampu menyerap aspirasi masyarakat sekitar, dan tetap mengembangkan konsep pendidikan berbasis masyarakat (community based education).


(33)

113

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Hafidz, Metode Rasulullah Membangun Kepribadian Ummat:

Analisis Kepribadian Rasul saw di Bidang Pendidikan, (Bogor: Pustaka

Thoriqul Izzah, 2003).

Arikunto, S, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Surabaya: Fajar Mulya 2010.

An Nabhani, Taqiyuddin, Syakhshiyah Islam, (Bogor: Pustaka Thoriqul Izzah, 2003).

Arsyad, Azhar,Media Pengajaran,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000) Blogspot.com/2007/11/pengembangan-muatan-lokal.html Riwayuat (2007:4) Cacih Nurhayati “ Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam Membentuk Kepribadian Peserta Didik (Studi Kasus MTs Al Bahri Jakarta

Timur”Jakarta: Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, 2008.

Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi

Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional, cet. I, 2003.

Hamalik, Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006).

Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002).


(34)

114

Hasbullah, Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya

terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2006.

https://www.mts-nurul-falah-tasikmalaya.blogspot.com (diunduh pada Kamis, 19 Maret 2015)

http://sobatbaru.blogspot.com/2010/12/0engertian-pondok-pesantren.html http://pondok ngalah.net/karya-santri/91-mondok-siapa-takut.html

http://makalah skripsi. Blogspot.com/2008/12/kurikulum-muatan-lokal.html http://massofa.wordpress.com/2008/07/30/apa-harus-dilakukan-guru-dalam-pelaksanaan-proses-belajar-mengajar

http://ariefyuri.blogspot.com/2009/03/pentingnya-kegiatan-ekstrakurikuler.html http://deskripsi.com/k/kokurikuler

Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2013).

Ismail Yusanto, dkk, Menggagas Pendidikan Islam, (Bogor: Al-Azhar Press, 2004).

Kahmad, Dadang, Metode Penelitian Agama, Prespektif Ilmu Perbandingan

Agama. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010.

Kurikulum MA Fadllillah Waru Sidoarjo Tahun Pelajaran 2014 - 2015

Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Grafindo Jakarta: Pustaka Utama, 1997.

Mardiyah, Kepemimpinan Kiai dalam Memelihara Budaya Organisasi, Malang: Aditya Media Publishing, 2012.


(35)

115

M. Dahlan Y. Al Barry dan L. Lya Sofyan Yacub, Kamus Induk Istilah Ilmiah

Seri Intelektual,Surabaya: Target Press, 2003.

Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Pemberdayaan, Pengembangan Kurikulum hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan.

Bandung: Yayasan Cendekia, 2003.

Muhajir, N, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasih, Cet VIII, 1998.

Mulyasa, E, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis., Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

Nasution, S.,Asas-Asas Kurikulum,Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Nasution, S.,Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003) Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Bandung:

Ciputat Press, 2003.

Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994.

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, Model Pengembangan Mata Pelajaran Muatan Lokal SD/MI/MI/SDLB- SMP/MTS?SMPLB-SMA/MA/SMALB/SMK,

Jakarta : Depdiknas,2007.

Raharjo, Dawam. (ed), Pesantren dan Pembaharuan. Jakarta: Lembaga Penelitian, Pengembangan Pendidikan, Ekonomi dan Sosial, 1983.

Riyanto, Y.Metode Penelitian Pendidikan,Surabaya: Penerbit SIC, 2001. Riwayuat,Pengembangan Muatan Lokal,http://islamintelek-pendidikan. Sarijo, M,Sejarah Pondok Pesantren di Indonesia, Jakarta: Dharma Bakti, 1980.


(36)

116

Steenbrink, Karel A, Pesantren, Madrasah, Sekolah; Pendidikan Islam dalam Kurun Modern. Jakarta: LP3ES, 1986.

Subhan, Arief, Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad ke-20. Jakarta: Kencana, 2012.

Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1994).

Sukmadinata, Nana Shaodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1999).

Sudjana, Nana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar Baru Offset, 1996).

Suryosubroto, B,Tata Laksana Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990).

Umi Hanifah,” Implementasi Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Berbasis

Agama untuk Mencapai Standar Kompetensi kelulusan (Studi di Madrasah

Tsanawiyah-Aliyah At-Tanwin Sumberrejo Bojonegoro).”Semarang: Skripsi,

Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo, 2009.

Utomo, Erry, Dkk, Pokok-Pokok Pengertian dan Pelaksanaan Kurikulum Muatan


(1)

111

orang yang lebih tua. Dari sini dapat disimpulkan bahwa untuk membentuk pola nafsiyah (jiwa) siswa, diperlukan ketaatan yang kuat kepada Allah, dan juga berakhlak yang baik antar sesamanya agar siswa memiliki kepribadian yang baik dan sesuai norma agama Islam. 3. Problematika dan Solusi Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal

Berbasis Pesantren Dalam Pembentukan Kepribadian Siswa di MA Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo

Pertama, pada tahap perencanaan. Problem yang dihadapi antara lain

waktu yang lama dan dana yang cukup besar. Ditambah dengan kurang

intensirnya pembahasan perencanan. Sehingga solusinya dengan

mengadakanevent khusus pengurus pesantren dan struktural sekolah yang

ditentukan waktunya secara rutin. Kemudian mencarikan anggaran dana tambahan untuk insentif pengurus pesantren dan struktural sekolah, dan

mengadakanworkshopkurikulum KTSP.

Kedua, problematika pada tahap pelaksanaan, ialah terkait dengan

kendala yang dihadapi para guru pengampu, baik persiapan sebelum pembelajaran, pelaksanaan di kelas maupun evaluasi pembelajaran di kelas yang dilakukan oleh Guru. Solusi yang telah diusahakan antara lain mengikutkan workshop, supervisi kepala sekolah, diberikan contoh-contoh kongkrit model pembelajaran dan buku tentang inovasi model pembelajaran terbaru, menambah media belajar, menyusun acuan tentang kurikulum dan standar evaluasi bagi mata pelajaran muatan lokal,


(2)

112

mewajibkan guru ekstrakurikuler untuk menyusun program kegiatan ekstra beserta prosedur evaluasinya, serta memberlakukan sanksi.

B. Saran/Rekomendasi

1. MA Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo, setelah adanya kajian penelitian ini, diharapkan bias lebih memperhatikan dan mengembangkan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren ini secara sempurna, dengan tetap memperhatikan problem-problem yang dihadapi, sehingga mampu melihat kekurangan-kekurangan di masa sebelumnya untuk dicarikan solusi secara realistis bagi pengembangan di masa mendatang.

2. Untuk meningkatkan kepribadian siswa hendaknya sistem pembelajaran yang digunakan menggunakan perpaduan antara peningkatan pola pikir

(peningkatan pemahaman siswa berkaitan dengan ilmu pengetahuan

dan hukum-hukum Islam) dan pola sikap (pola jiwa).

3. Bagi madrasah secara umum, kajian deskriptif pengembangan kurikulum muatan lokal berbasis pesantren di MA Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo, dapat dijadikan contoh dan pijakan dalam pengembangan di tempat lain, dengan tetap memperhatikan corak dan kondisi daerah dimana madrasah itu berada. Sehingga mampu menyerap aspirasi masyarakat sekitar, dan tetap mengembangkan konsep pendidikan berbasis masyarakat (community based education).


(3)

113

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Hafidz, Metode Rasulullah Membangun Kepribadian Ummat:

Analisis Kepribadian Rasul saw di Bidang Pendidikan, (Bogor: Pustaka

Thoriqul Izzah, 2003).

Arikunto, S, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Surabaya: Fajar

Mulya 2010.

An Nabhani, Taqiyuddin, Syakhshiyah Islam, (Bogor: Pustaka Thoriqul Izzah,

2003).

Arsyad, Azhar,Media Pengajaran,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000)

Blogspot.com/2007/11/pengembangan-muatan-lokal.html Riwayuat (2007:4)

Cacih Nurhayati “ Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam

Membentuk Kepribadian Peserta Didik (Studi Kasus MTs Al Bahri Jakarta

Timur”Jakarta: Skripsi, UIN Syarif Hidayatullah, 2008.

Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Biro Hukum dan Organisasi

Sekretariat Jendral Departemen Pendidikan Nasional, cet. I, 2003.

Hamalik, Oemar, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Remaja

Rosda Karya, 2006).

Hamalik, Oemar, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,


(4)

114

Hasbullah, Otonomi Pendidikan: Kebijakan Otonomi Daerah dan Implikasinya

terhadap Penyelenggaraan Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2006.

https://www.mts-nurul-falah-tasikmalaya.blogspot.com (diunduh pada Kamis, 19 Maret 2015)

http://sobatbaru.blogspot.com/2010/12/0engertian-pondok-pesantren.html http://pondok ngalah.net/karya-santri/91-mondok-siapa-takut.html

http://makalah skripsi. Blogspot.com/2008/12/kurikulum-muatan-lokal.html http://massofa.wordpress.com/2008/07/30/apa-harus-dilakukan-guru-dalam-pelaksanaan-proses-belajar-mengajar

http://ariefyuri.blogspot.com/2009/03/pentingnya-kegiatan-ekstrakurikuler.html http://deskripsi.com/k/kokurikuler

Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Jogjakarta:

AR-RUZZ MEDIA, 2013).

Ismail Yusanto, dkk, Menggagas Pendidikan Islam, (Bogor: Al-Azhar Press,

2004).

Kahmad, Dadang, Metode Penelitian Agama, Prespektif Ilmu Perbandingan

Agama. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010.

Kurikulum MA Fadllillah Waru Sidoarjo Tahun Pelajaran 2014 - 2015

Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Grafindo Jakarta:

Pustaka Utama, 1997.

Mardiyah, Kepemimpinan Kiai dalam Memelihara Budaya Organisasi, Malang:


(5)

115

M. Dahlan Y. Al Barry dan L. Lya Sofyan Yacub, Kamus Induk Istilah Ilmiah

Seri Intelektual,Surabaya: Target Press, 2003.

Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Pemberdayaan,

Pengembangan Kurikulum hingga Redefinisi Islamisasi Pengetahuan.

Bandung: Yayasan Cendekia, 2003.

Muhajir, N, Metode Penelitian Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasih, Cet VIII,

1998.

Mulyasa, E, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan Praktis.,

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006.

Nasution, S.,Asas-Asas Kurikulum,Jakarta: Bumi Aksara, 1995.

Nasution, S.,Pengembangan Kurikulum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003)

Nurdin, Syafruddin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Bandung:

Ciputat Press, 2003.

Pius A Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya:

Arkola, 1994.

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, Model Pengembangan Mata Pelajaran

Muatan Lokal SD/MI/MI/SDLB- SMP/MTS?SMPLB-SMA/MA/SMALB/SMK,

Jakarta : Depdiknas,2007.

Raharjo, Dawam. (ed), Pesantren dan Pembaharuan. Jakarta: Lembaga

Penelitian, Pengembangan Pendidikan, Ekonomi dan Sosial, 1983. Riyanto, Y.Metode Penelitian Pendidikan,Surabaya: Penerbit SIC, 2001.

Riwayuat,Pengembangan Muatan Lokal,http://islamintelek-pendidikan.


(6)

116

Steenbrink, Karel A, Pesantren, Madrasah, Sekolah; Pendidikan Islam dalam Kurun Modern. Jakarta: LP3ES, 1986.

Subhan, Arief, Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad ke-20. Jakarta:

Kencana, 2012.

Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,

1994).

Sukmadinata, Nana Shaodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek,

(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1999).

Sudjana, Nana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung:

Sinar Baru Offset, 1996).

Suryosubroto, B,Tata Laksana Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990).

Umi Hanifah,” Implementasi Pelaksanaan Kurikulum Muatan Lokal Berbasis

Agama untuk Mencapai Standar Kompetensi kelulusan (Studi di Madrasah

Tsanawiyah-Aliyah At-Tanwin Sumberrejo Bojonegoro).”Semarang: Skripsi,

Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo, 2009.

Utomo, Erry, Dkk, Pokok-Pokok Pengertian dan Pelaksanaan Kurikulum Muatan