Efektivitas kegiatan ekstrakurikuler muhadharah dalam pembentukan rasa percaya diri peserta didik MA Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo.

(1)

DALAM PEMBENTUKAN RASA PERCAYA DIRI PESERTA DIDIK MA FADLLILLAH TAMBAK SUMUR WARU SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh:

NORIS FIRMANSYAH

D01213040

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

APRIL 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Noris Firmansyah 2017, Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Muhadharah dalam Pembentukan Rasa Percaya Diri Peserta Didik MA Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo, Skripsi, Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata kunci: Ekstrakurikuler Muhadharah, Pembentukan Rasa Percaya Diri Dalam melakukan penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yang bersifat deskriptif. dengan menggunakan Metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Dalam melakukan observasi atau pengamatan di lapangan, penulis berperan sebagai pengamat. Selain sebagai pengamat penulis juga melakukan pengumpulan data menggunakan metode wawancara langsung dengan informan yang berkompeten dengan data atau informasi yang dibutuhkan peneliti, diantara informan yang peneliti wawancarai adalah kepala sekolah, pembimbing ekstrakurikuler muhadharah, pengurus ekstrakurikuler muhadharah dan peserta ekstrakurikuler muhadahrah

Rumusan masalah dalam skripsi ini tentang bagaiamana pelaksanaan ekstrakurikuler muahadharah, bagaimana pemebentukan rasa percaya diri peserta didik MA Fadllillah dan bagaimana efektivitas kegiatan ekstrakurikuler muhadharah dalam membentuk rasa percaya diri peserta didik MA Fadllillah.

Berdasarkan data yang diperoleh, menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan ekstrakurikuler muhadahrah berjalan dengan baik. Untuk pembentukan rasa percaya diri menggunakan pembiasaan latihan pidato, model peran, dukungan dan imbalan. ekstrakurikuler muhadharah ini efektif untuk membentuk rasa percaya diri peserta didik MA Fadllillah.hal ini dibuktikan dari hasil analisis data yang menyatakan bahwa semakin sering peserta didik mengikuti ekstrakurikuler muhadharah maka terbentuk rasa percaya dirinya

Dengan demikian ekstrakurikuler muhadharah ini layak untuk terus dilanjutkan atau dikembangkan seiring dengan dilakukan pengembangan-pengembangan guna untuk mencapai hasil yang lebih maksimal. Kesimpulan tersebut ditarik dari data-data hasil penelitian yang menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler muhadharah efektif untuk membentuk rasa percaya diri peserta didik dan sangat bermanfaat untuk madrasah dan peserta didik yang bersangkutan.


(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ... i

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK... vii

KATA PENGANTAR... viii

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian ... 8

E. Penelitian Terdahulu ... 9

F. Definisi Operasional ... 11


(8)

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Ekstrakurikulum ... 17

1. Pengertian Ekstrakurikuler ... 17

2. Komponen Kegiatan Ekstrakurikuler ... 19

B. Tinjauan Tentang Muhadharah ... 27

1. Pengertian Muhadharah ... 27

2. Fungsi Pidato/Muhadharah ... 30

3. Metode Pidato/Muhadharah ... 32

4. Strategi Pidato/Muhadharah ... 36

5. Sistematika Pidato/Muhadharah ... 39

6. Jenis-jenis Pidato/Muhadharah ... 40

C. Tinjauan Tentang Percaya Diri ... 45

1. Pengertian Percaya diri ... 45

2. Tinggkatan Percaya Diri ... 48

3. Cara Membentuk Rasa Percaya Diri ... 51

4. Ciri-ciri Oranag yang Percaya Diri ... 55

5. Faktor Percaya Diri ... 58

D. Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Muhadharah dalam Membentuk Rasa Peracaya Diri ... 60

BAB III: METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 66


(9)

C. Tempat Penelitian ... 68

D. Sumber Data ... 69

E. Teknik Pengumpulan Data ... 69

F. Teknik Analisis Data ... 73

G. Pengecekan Keabsahan Data ... 74

H. Tahap-tahap Penelitian ... 76

BAB IV: PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 77

1. Identitas Madrasah Aliyah Fadlillah ... 77

2. Letak Geografis Madrasah Aliyah Fadlillah ... 79

3. Visi dan Misi Madrasah Aliyah Fadlillah ... 79

4. Struktur Madrasah Aliyah Fadlillah ... 81

5. Keadaan Guru Madrasah Aliyah Fadlillah ... 82

6. Keadaan Peserta Didik Madrasah Aliyah Fadlillah ... 87

7. Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Aliyah Fadlillah ... 88

B. Penyajian Data ... 90

1. Pelaksanaan Ekstrakurikuler Muhadharah di MA Fadllillah 90 2. Pembentukan Rasa Percaya Diri Peserta didik ... 103

3. Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Muhadharah dalam Membentuk Rasa Percaya Diri Peserta Didik MA Fadllillah ... 106


(10)

C. Analisis Data ... 109 1. Pelaksanaan Ekstrakurikuler Muhadharah di MA Fadllillah 109 2. Pembentukan Rasa Percaya Diri Peserta didik ... 125 3. Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Muhadharah dalam Membentuk Rasa Percaya Diri Peserta Didik MA Fadllillah ... 130 4. Diskusi Hasil Penelitian ... 133

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ... 136 B. Saran-Saran ... 137 DAFTAR PUSTAKA ... 138 LAMPIRAN


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, saat ini bangsa indonesia sedang berupaya meningkatkan mutu pendidikan dalam menghadapi perkembangan zaman. Dunia pendidikan diharapkan mampu mewujudkan cita-cita bangsa dan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional tercantum dalam undang-undang Republik Indonesia Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyebutkan:

“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia. Sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.1

Pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan nasional tersebut dapat diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler

1

Republik Indonesia, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional RI No. 20 Tahun 2003, (Bandung: Citra Umbara, 2003), h.3


(12)

2

merupakan perangkat operasional (supplement dan complements) kurikulum,

yang perlu disusun dan dituangkan dalam rencana kerja tahunan/kalender pendidikan satuan pendidikan.2

Potensi seseorang tidak terwujud begitu saja apabila tidak diupayakan dan seberapa jauh individu tersebut mengupayakan sehingga bisa mewujudkan potensinya menjadi aktual dan terwujud dalam sikap kepribadiannya. Hal ini dapat diperoleh apabila seseorang tersebut memiliki rasa percaya diri terlebih dahulu, sehingga dapat meningkatkan perkembangannya baik oleh dirinya sendiri maupun lingkungan yang akan membantu pencapaiannya, dalam upaya membentuk rasa percaya diri peserta didik maka sekolahan menerapkan kegiatan Ekstrakurikuler.

Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler3

Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler memiliki makna dan tujuan yang sama. Seringkali kegiatan korikuler disebut juga sebagai

2

Lampiran III. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013, h.1

3


(13)

3

kegiatanekstrakurikuler. Bahkan mereka lebih menyukai dengan sebutan kegiatan ekstakurikuler.

Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler merupakan pengembangan dari

kegiatan intrakurikuler atau “merupakan aktivitas tambahan, pelengkap bagi

pelajaran yang wajib”. Kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dapat memberikan peluang pada anak untuk melakukan berbagai macam kegiatan di hadapan orang lain untuk mempertunjukkan pada orang tua dan temanteman apa yang mereka sedang pelajari.4

Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah untuk meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor serta mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.5

Muhadharah berasal dari kata رضحي-رضح yang berarti hadir, sebagai mashdar mim menjadi ةرضاحم yang artinya ceramah atau pidato.6 Pidato bisa disamakan dengan Retorika (Yunani) atau public speaking (inggris). Pidato

mempunyai arti “ suatu seni penyampaian berita secara lisan yang isinya bisa

berbagai macam.7 Pidato adalah tehnik pemakaian kata-kata atau bahasa secara efektif yang berarti keterampilan atau kemahiran dalam memilih kata yang dapat mempengaruhi komunikan sesuai dengan situasi dan kondisi

4

Yudha M. Saputra, Pengembangan Kegiatan KoEkstrakurikuler, (Jakarta: Depdikbud.1998), h.7

5

Lampiran III. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013, h.3

6

Ahmad Warson Al-Munawwir, Kamus Al-Munawwir: Arab Indonesia, (Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1984), h.294

7


(14)

4

komunikan tersebut. Sebagaimana dipahami bahwa definisi Muhadharah diidentikan dengan kegiatan atau latihan pidato atau ceramah yang ditekankan

pada skill peserta didik. Muhadharah dimaksudkan untuk mendidik para peserta

didik agar terampil dan mampu berbicara di depan khalayak untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam di hadapan umum dengan penuh percaya diri.

“Rasa percaya diri merupakan suatu keyakinan terhadap segala aspek yang dimiliki dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa

mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya”. Jadi orang yang percaya diri

memiliki rasa optimis dengan kelebihan yang dimiliki dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.8 “Rasa kurang percaya diri disebabkan oleh perasaan cemas dan tidak tenang serta perasaan-perasaan lain yang mengikutinya seperti malas, kurang sabar, sulit, susah atau rendah diri” . Hal ini yang membuat individu menjadi ragu akan kemampuan dalam dirinya.9

Pentingnya memiliki Kepercayaan Diri dalam pembelajaran adalah peserta didik dapat mengaktualisasikan diri. Aktualisasi diri adalah kemampuan seseorang untuk menemukan dan mengembangkan potensi yang dimiliki. Kepercayaan diri merupakan aspek yang sangat penting bagi sesorang untuk dapat mengembangkan potensinya. Jika seseorang memiliki bekal kepercayaan diri yang baik, maka individu tersabut akan dapat mengembangkan potensinya dengan mantap. Namun jika seseorang memiliki kepercayaan diri rendah, maka individu tersebut cenderung menutup diri, mudah frustasi ketika menghadapi kesulitan, canggung dalam menghadapi

8

Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, ( Puspa Swara: Jakarta, 2005), h.6

9


(15)

5

orang, dan sulit menerima realita dirinya. Dengan kepercayaan diri saat maju didepan public dapat meningkatkan keberanian peserta didik dalam menjawab pertanyaan. Selain itu meningkatkan komunikasi dengan baik, memiliki ketegasan, mempuyai penampilan diri yang baik, dan mampu mengendalikan perasaan. Memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam diri peserta didik dapat membantu mencapai prestasi dan hasil belajar yang lebih baik lagi. Anak yang ragu terhadap kemampuan diri sendiri / tidak percaya diri saat pembelajaran biasanya kurang dapat berbicara atau menyampaikan pesan kepada orang lain. Dengan begitu akan terjadi proses perubahan dalam diri peserta didik bukan hanya pada hasil belajar tetapi juga pada perilaku dan sikap peserta didik, yaitu keberanian, keaktifan, dan aktualisasi diri peserta didik saat proses belajar mengajar.

Madrasah Aliyah Fadlillah merupakan lembaga pendidikan Islam yang berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Fadllillah dan dikepalai oleh H. M. Agus Rachman Iskandar, S.Pd.I. Madrasah Aliyah ini menerapkan system kurikulum terpadu, yaitu perpaduan antara kurikulum

nasional dengan kurikulum TMI (Tarbiyatul Mu’allimin Al’Islamiyah). Dimana buku-buku yang digunakan dalam kurikulum ini banyak berbahasa Arab karna diambil atau diimpor langsung dari Pondok Pesantren Darussalam Gontor, hal ini menjadi salah satu ciri khas Madrasah Aliyah Fadllillah dan merupakan pembeda atau diferensiasi dengan Madrasah Aliyah lainnya di daerah wau sidoarjo


(16)

6

Di Madrasah Aliyah ini bukan hanya sistem pendidikannya mengadopsi sistem pendidikan pondok pesantren Modern Gontor (Tarbiatul Muallimin Al Islamiyah) tetapi juga sistem pendidikannya berkolaborasi dengan sistem pendidikan formal milik Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) ataupun Kementerian Agama (Kemenag) sehingga madrasah ini lebih mengedepankan nilai-nilai keislaman dalam pendidikan dan pengajaranya.

Berdasarkan pengamatan saya pada hari kamis 10 November 2106 di lembaga MA Fadllillah, Rasa percaya diri peserta didik MA Fadllillah menurut saya kurang. Hal tersebut saya temukan ketika meareka ada tugas presentasi terkait materi pelajaran, Ketika mereka disuruh maju untuk presentasi, mereka saling tunjuk antar teman untuk persentasi dengan alasan malu dan tidak bisa. MA Fadllillah sudah menerapkan Ekstrakurikuler Muhadharah untuk membentuk rasa percaya diri, tetapi masi ada bebrapa peserta didik yang masi merasa malu dan tidak percaya diri ketika mereka berbicara di depan Public, mungkin dikarenakan beberapa sebab.

Madarasah Aliyah fadllillah ini telah menerapkan beberapa ekstrakurikuler untuk menggali dan mengembangkan potensi peserta didik, salah satu ekstrakurikuler tersebut adalah Muhadharah,yakni latihan pidato. yang mana dari kegiatan tersebut diharapkan peserta didik terbentuk rasa percaya dirinya sehingga mampu berbicara dan berkomunikasi dengan baik ketika berada didalam maupun luar kelas, ketika pembelajaran maupun ketika berhadapan dengan orang banyak diluar kelas. Melalui Muhadharah ini para peserta didik dilatih untuk berbicara menyampaikan pidato di depan teman-teman dan


(17)

7

gurunya secara bergantian layaknya seorang da’i yang sedang menyampaikan pesan-pesan dakwah. sebelum mereka latihan pidato mereka diberi pengarahan dan pengetahuan teknik-teknik pidato. Muhadharah ini dilaksanakan dengan maksud agar mereka memiliki keberanian untuk tampil di depan publik (public speaking) dengan penuh

percaya diri. Adapun pelaksanaannya diadakan secara rutin setiap pekan sebanyak dua kali, yaitu pada hari Senin dan kamis malam di kelas sesuai dengan kelompok masing-masing.

Maka dari latar belakang tersebut, peneliti ingin melakukan penelitihan

dengan judul “Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Muhadharah dalam Pembentukan Rasa Percaya Diri Peserta Didik MA Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yang akan diteliti yaitu:

1. Bagaimana pelaksanaan Ekstrakurikuler Muhadharah di MA Fadllillah?

2. Bagaimana Pembentukan Rasa Percaya Diri Peserta didik MA Fadllillah?

3. Bagaimana Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Muhadharah dalam Membentuk Rasa Percaya Diri Peserta Didik MA Fadllillah?


(18)

8

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Bagaimana pelaksanaan pendidikan Ekstrakurikuler Muhadharah di MA fadllllah.

2. Untuk mengetahui Bagaimana cara pembentukan Rasa Percaya Diri Peserta didik MA Fadllillah.

3. Untuk mengetahui Efektivitas kegiatan Ekstrakurikuler Muhadharah dalam membentuk rasa percaya diri peserta didik MA Fadllillah.

D. Kegunaan Penelitian

Selain melatih peneliti agar lebih tanggap terhadap permasalahan sosial pada umumnya, hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini ada dua yaitu secara teoritis dan secara praktis.

1. Secara Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam upaya mengkaji dan mengembangkan kegiatan Ekstrakurikuler Muhadahrah sebagai media pembentukan rasa percaya diri Peserta Didik.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang manfaat diterapkannya ekstrakurikuler Muhadharah sebagai upaya membentuk rasa percaya diri Peserta Didik


(19)

9

2. Secara Praktis

a. Bagi sekolah lain, dapat digunakan sebagai acuan menerapkan Ekstrakurikuler Muhadharah sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler untuk membentuk rasa percaya diri peserta didik.

b. Bagi para guru, dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan kualitas pelaksanaan pendidikan Muhadharah.

c. Bagi peserta didik, dapat digunakan untuk memotivasi diri dalam upaya meningkatkan rasa percaya diri melalui pendidikan Muhadharah.

E. Penelitian Terdahulu

Dari hasil penelitian yang penah diteliti sebelumnya digunakan sebagai bahan pertimbangan, sekaligus acuan dan masukan bagi peneliti. Penelitian sebelumnya diharapkan dapat melengkapi dari sudut pandang yang lain, sehingga pada penelitian sekarang akan lebih terfokus untuk diteliti.

Pada penelitian sebelumnya yang pertama dilakukan oleh Ainatul Falastin mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung 2015 dengan judul

“Strategi Guru Agama dalam Meningkatkan Moral Siswa melalui

Ekstrakurikuler Muhadharah dan Muhadatsah di MAN Trenggalek”


(20)

10

1. Persamaan

Pada penelitian sebelumnya peneliti juga membahas tentang kegiatan Muhadharah.

2. Perbedaan

Pada penelitian sebelumnya peneliti membahas tentang peran Muhadharah sebagai pembentukan Moral tetapi pada penelitain yang saya lakukan membahas tentang Muhadharah sebagai kegaiatan untuk membentuk rasa percaya diri Peserta Didik.

Pada penelitian sebelumnya yang kedua dilakukan oleh Farihatush

Sholihah Laela mahasiswi Fakultas Agama Islam Universitas

Muhammadiyah Surakarta 2010 dengan judul “Pelaksanaan Pendidikan Muhadharah sebagai upaya meningkatkan Percaya diri Siswa (Studi

Kasus Di Smp Al-Islam Kartasura Tahun Pelajaran 2010/2011)

Adapun hasil penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan: 1. Persamaan

Pada penelitian sebelumnya membahas tentang Muhadharah sebagai sarana untuk menigkatkan rasa percaya diri peserta didik.

2. Perbedaan

Pada penelitian sebelumnya hanya menjelaskan bagaimana pelaksanaan Muhadharah, berbeda dengan penelitian yang saya lakukan, yakni membahas tentang efektivitas Muhadharah dalam membentuk rasa percaya diri peserta didik.


(21)

11

Perbedaan kedua yakni lembaga pendidikan yang diteliti oleh masing-masing peneliti berbeda atau bukan satu lembaga yang sama.

F. Definisi Operasional

Definisi Operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Konsep ini sangat penting, karena hal yang diamati itu membuka kemungkinan bagi orang lain untuk melakukan hal yang serupa.

Untuk memudahkan dalam memahami dan memperoleh gambaran yang lebih jelas serta komprehensif mengenai judul skripsi yang peneliti susun, maka dalam hal ini akan dijelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul

skripsi ini yaitu: “Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Muhadharah dalam Pembentukan Rasa Percaya Diri Peserta Didik MA Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo”. Agar tidak terjadi Miss UnderStanding dalam memahami maksud tersebut, maka peneliti akan menjelaskan maksud tersebut sebagai berikut:

1. Efektivitas

Efektivitas berasal dari kata dasar efektif. berasal dari bahasa inggris

“effective”. Dalam kamus bahasa Indonesia, kata efektif mempunyai arti

mempunyai efek, pengaruh atau akibat. Maka efektivitas bisa diartikan seberapa tingkat besar keberhasilan yang dapat diraih (dicapai) dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.


(22)

12

Menurut kamus ensiklopedia Indonesia ( 1989 ) efektivitas adalah menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan. Suatu usaha dikatakan efektivitas apabila usaha itu telah mencapai tujuannya. Adapun efektivitas menurut Madya Kasihadi bahwa efektivitas adalah keadaan yang menunjukkan sejauh mana apa yang direncanakan dapat tercapai, semakin banyak rencana yang dapat dicapai semakin efektif pada kegiatan tersebut.10

2. Ekstrakurikuler Muhadharah

Program Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang disesuakan dengan kebutahan pengetahuan, pengembangan,bimbingan dan pembiasaan siswa agar memiliki kemampuan dasar penunjang. Kegiatan-kegiatan dalam program ekstrakurikuler diarahkan pada upaya memantapkan pembentukan kepribadian siswa. Dalam hal pendidikan agama Islam kegiatan ini dikemas melalui aktifitas shalat berjama’ah/sholat jum’at di sekolah, upacara hari besar Islam, kegiatan OSIS/rohis, bakti sosial, kesenian bernapaskan Islam, dan berbagai kegiatan sosial keagamaan lainnya yang dilaksanakan di luar jam pelajaran.11

Sedangkan Muhadharah berasal dari kata رضحي-رضح yang berarti hadir, sebagai mashdar mim menjadi ةرضاحم yang artinya ceramah atau

10

Madyo Kasihadi dan Eko Susilo, Dasar-Dasar Pendidikan, (Semarang: EffharOffset, 1985), h.54

11

Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), h.170.


(23)

13

pidato.12 Pidato bisa disamakan dengan Retorika (Yunani) atau public

speaking (inggris). Pidato mempunyai arti “ suatu seni penyampaian berita

secara lisan yang isinya bisa berbagai macam.13 Pidato adalah tehnik pemakaian kata-kata atau bahasa secara efektif yang berarti keterampilan atau kemahiran dalam memilih kata yang dapat mempengaruhi komunikan sesuai dengan situasi dan kondisi komunikan tersebut. Sebagaimana dipahami bahwa definisi Muhadharah diidentikan dengan kegiatan atau latihan pidato atau ceramah yang ditekankan pada skill peserta didik.

Jadi Ekstrakurikuler Muhadharah adalah kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di luar jam pelajaran dengan kegiatan latihan pidato di depan public dengan tujuan melatih peserta didik untuk bias berbiacara di depan public dengan rasa percaya diri.

3. Pembentukan Percaya Diri

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Online, Kata pembentukan memliki arti Proses, Cara, Perbuatan Membentuk.

Sedangkan Percaya diri adalah keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu. Percaya diri juga merupakan keyakinan orang atas kemampuannya untuk menghasilkan level-level pelaksanaan yang mempengaruhi kejadian-kejadian yang mempengaruhi kehidupan mereka. Percaya diri adalah keyakinan bahwa orang mempunyai kemampuan untuk memutuskan

12

Ahmad Warson Al-Munawwir, Kamus Al-Munawwir : Arab Indonesia, h.294

13


(24)

14

jalannya suatu tindakan yang dituntut untuk mengurusi situasi-situasi yang dihadapi.14

Jadi Pembentukan Percaya diri adalah Proses Pembentukan keyakinan seseorang tentang kelebihanya yang dia milik sehingga dia melakukan suatu aktivitas atau tindakan dengan optimis.

4. Peserta Didik MA Fadllillah

Secara terminologi peserta didik adalah anak didik atau individu yang mengalami perubahan, perkembangan sehingga masih memerlukan bimbingan dan arahan dalam membentuk kepribadian serta sebagai bagian dari struktural proses pendidikan. Dengan kata lain peserta didik adalah seorang individu yang tengah mengalami fase perkembangan atau pertumbuhan baik dari segi fisik dan mental maupun fikiran.15

MA Fadllillah adalah salah satu lembaga pendidikan Islam yang berlokasi di desa Tambak Sumur Waru Sidoarjo, yang dikepalahi Oleh H. M. Agus Rachman Iskandar, S.Pd.I, dan dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Fadllillah.

Jadi Peserta Didik Fadllillah adalah Anak didik dari lembaga Pendidikan MA Fadllillah yang berada dibawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Fadllillah.

Dari definisi beberepa istilah di atas, penulisan skripsi ini dapat diartikan sebagai suatu penelitian yang ingin mengetahui tentang sejauh

14

http://www.anakadam.com/2016/08/psikologi-percaya-diri/. Diunduh pada hari sabtu 16 November 2016, jam 00.03

15

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Cetakan ke II, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006), h.40


(25)

15

mana tercapainya tujuan dari kegiatan latihan pidato dalam pembentukan rasa percaya diri peserta didik MA Fadllillah tambak sumur waru sidoarjo tahun pelajaran 2016-2017, maka dari itu peneliti mengambil judul

“Efektivitas kegiatan ekstrakurikuler muhadharah dalam pembentukan rasa percaya diri peserta didik MA Fadllillah”

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini, maka peneliti membuat sistematika pembahasan sebagai berikut:

Bab satu pendahuluan terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penelitian terdahulu, definisi operasional dan sistematika pembahasan.

Bab dua kajian pustaka berisi tinjuan tentang Ekstrakurikuler Muhadharah yang mencakup pengertian ekstrakurikuler, komponen ekstrakurikuler, pengertian muhadharah, tujuan pidato/muhadharah, metode pidato/muhadharah,strategi pidato/muhadahrah, sistematika pidato/muhadhrah , jenis-jenis pidato selanjutnya akan dipaparkan tentang percaya diri, yang meliputi pengertian percaya diri, tingkatan percaya diri, faktor yang mempengaruhi terbentuknya percaya diri, cara mengembangkan percaya diri, serta ciri-ciri orang yang percaya diri.

Bab tiga metode penelitian terdiri dari Pendekatan dan jenis penelitian, Subjek dan Objek Penelitian, Tahap-tahap Penelitian, Sumber dan jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data.


(26)

16

Bab empat membahas tentang gambaran umum tentang MA Fadlillah Waru Sidoarjo meliputi: profil madrasah struktur madrasah, keadaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan madrasah, keadaan peserta didik, keadaan sarana dan prsarana disekolah tersebut. Selanjutnya membahas analisis tentang pelaksanaan ekstrakurikuler muhadaharah, pembentukan rasa percaya diri peserta didik MA Fadllillah dan efektivitas kegiatan ektrakurikuler muhadharah dalam pembentukan rasa percaya diri MA Fadlillah Waru Sidoarjo

Bab lima membahas tentang kesimpulan dari rumusan masalah yang dibahas dan juga rekomendasi yang perlu diperhatikan guna untuk masukan berdasarkan manfaat dan tujuannya, didalamnya juga terdapat saran-saran peneliti kepada MA Fadlillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo yang berdasarkan dari temuan sehingga lebih baik.

Dalam bab dua tentang kajian teori, peneliti mengalami kendala dalam pencarian lieratur tentang ekstrakurikuler, peneliti sudah mencari literatur ekstrakurikuler di beberapa perpustakaan, toko buku dan skripsi terdahulu, peneliti tidak menemukan literatur yang fokus membahas tentang ekstrakurikuler,maka dari itu, teori tentang ekstrakurikuler yang peneliti cantumkan di bab dua tidak bersumber dari buku ekstrakurikuler melainkan dari buku lain yang dalamnya menjelaskan tentang ekstrakurikluler.


(27)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Ekstrakurikuler 1. Pengertian Ekstrakurikuler

Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat, dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum. Berdasarkan definisi tersebut, maka kegiatan di sekolah atau pun di luar sekolah yang terkait dengan tugas belajar suatu mata pelajaran bukanlah kegiatan ekstrakurikuler1

Menurut suryo subroto ekstrakulikuler adalah merupakan kegiatan belajar yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di sekolah atau di luar sekolah untuk memperluas wawasan atau kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran2

Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa kegiatan Esktrakulikuler adalah kegiatan tambahan, di luar struktur program yang pada

1

Lampiran III. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013, h.1

2


(28)

18

umumnya merupakan kegiatan pilihan.3 Ekstrakulikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran baik dilaksanakan di sekolah maupun di luar sekolah dengan maksud untuk lebih memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah di miliki siswa dari berbagai bidang studi.4

Menurut Direktorat pendidikan menengah kejuruan adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksananakan di sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluaswawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah di pelajari dari berbagai mata pelajaran dari kurikulum yang ada di sekolah. Ekstrakulikuler merupakan bentuk kegiatan yang dilakukan siswa di luar jam tatap muka, di laksanakan di sekolah maupun di luar jam sekolah.5

Menurut Yudha M. Saputra Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran sekolah biasa, yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa, mengenai hubungan antar mata pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan berkala atau hanya dalam waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai. 6

3

Ibid., h.271

4

Moh. Uzar Usman, Lilis Setyowati, Upaya Optimalisasi kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: Posdakarya, 1993), h.22

5

Dewa Ketut Sukardi, Desak Made Sumiati, Bimbingan dan penyuluhan, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1990), h.98

6


(29)

19

Kegiatan ekstrakulikuler mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : a. Kegiatan dilakukan diluar jam mata pelajaran biasa

b. Kegiatan dilakukan baik di luar maupun di dalam sekolah

c. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk menambah wawasa dan pengetahuan siswa.

d. Kegiatan ini mempunyai tujuan untuk mengembangan bakat dan minat peserta didik.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan sebuah upaya untuk melengkapi kegiatan kurikuler yang berada diluar jam pelajaran yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah guna melengkapi pembinaan manusia seutuhnya dalam hal pembentukan kepribadian, minat dan bakat para peserta didik.

2. Komponen Kegiatan Ekstrakurikuler a. Visi dan Misi

1) Visi

Visi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah berkembangnya potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, dan kemandirian peserta didik secara optimal melalui kegiatan- kegiatan di luar kegiatan intrakurikuler.

2) Misi

Misi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah sebagai berikut:


(30)

20

a) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih dan diikuti sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat peserta didik.

b) Menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengekspresikan dan mengaktualisasikan diri secara optimal melalui kegiatan mandiri dan atau berkelompok.7

Apabila melihat dari Visi Misi yang telah tertulis di atas menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat membentuk kepribadian peserta didik sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.

b. Fungsi dan Tujuan 1) Fungsi

Menurut Zainal Aqib & Sujak Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir yaitu :

a) Fungsi Pengembangan

Fungsi Pengembangan Yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.

7


(31)

21

b) Fungsi sosial

Fungsi sosial yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik

c) Fungsi rekreatif

Fungsi rekreatif yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.

d) Fungsi persiapan karir.

Fungsi persiapan karir yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler diadakan tidak hanya untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan keterampilan mengenai hubungan antara berbagai mata pelajaran saja. Melainkan juga untuk pembinaan atau pembekalan diri manusia.8

2) Tujuan

Tujuan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah:

8

Zainal Aqib dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter., (Bandung : Yrama Widya, 2011), h.69


(32)

22

a) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik. b) Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat mengembangkan bakat

dan minat peserta didik dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya.9

Sedangkan menurut departemen agama RI, Tujuan kegiatan ekstrakulikuler antara lain sebagai berikut :

a) Meningkatkan dan memantapkan pengetahuan siswa

b) Mengembangkan bakat, minat, kemampuan dan keterampilan dalam upaya pembinaan kepribadian.

c) Menenal hubungan antar mata pelajaran dalam kehidupan masyarakat.10

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakulikuler di sekolah menurut direktorat pendidikan menengah kejuruan adalah :

a) Kegiatan ekstrakulikuler harus dapat meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, efektif dan psikomotor b) Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya

penbinaan pribadi menuju pembinaan manusia yang seutuhnya yang positif.11

9

Ibid., h.3

10

Departemen Agama RI, Basic Kompetensi Guru (Jakarta: Proyek Pembibitan Calon Tenaga Kependidikan Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Departemen Agama RI, 2004), h.29

11


(33)

23

Menurut Moh.Uzer Usman & Lilis Tujuan dari kegiatan ekstrakurikuler yaitu:

a) Meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitif maupun afektif.

b) Mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya.

c) Mengetahui serta membedakan hubungan antara satu mata pelajaran dengan lainnya.12

Para ahli berbeda pendapat dalam Fungsi dan tujuan kegiatan ekstrakurikuler ini, tetapi perbedaan itu tidak terlalu berbeda, apaila disimpulkan dapat diketahui bahwa secara umum fungsi dan tujuan ekstrakurikuler adalah mengembangkan potensi peserta didik secara kognitif, efektif dan psikomotorik sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.

d)Prinsip Kegiatan

Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan prinsip sebagai berikut.

1) Bersifat individual, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan potensi, bakat, dan minat peserta didik masing-masing.

12


(34)

24

2) Bersifat pilihan, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan sesuai dengan minat dan diikuti oleh peserta didik secara sukarela.

3) Keterlibatan aktif, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat dan pilihan masing-masing.

4) Menyenangkan,yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana yang menggembirakan bagi peserta didik.

5) Membangun etos kerja, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan dilaksanakan dengan prinsip membangun semangat peserta didik untuk berusaha dan bekerja dengan baik dan giat.

6) Kemanfaatan sosial, yakni bahwa kegiatan ekstrakurikuler dikembangkan dan dilaksanakan dengan tidak melupakan kepentingan masyarakat.13

Menurut Yudha M. Saputra beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler sebagai berikut:

1) Segala kegiatan sekolah harus diarahkan kepada pembentukan pribadi anak.

2) Harus ada keseuaian antara program dengan kebutuhan masyarakat.

13


(35)

25

3) Harus sesuai dengan karakteristik anak.

4) Harus selalu mengikuti arah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.14

Suatu kegiatan dibentuk harus sesuai dengan prinsip kegiatan tersebut, maka dalam mengadakan kegiatan ekstrakurikuler harus sesuai dengan prinsip ekstrakurikuler tersebut. Dari beberapa prinsip kegiatan ekstrakurikuler, yang terpenting yakni kegiatan ekstrakurikuler harus sesaui kebutuhan, menyenangkan, dan bermanfaaf bagi peserta didik.

e) Jenis dan Bentuk Kegiatan

Kegiatan ekstrakurikuler dapat berbentuk.

1) Krida; meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka), dan lainnya;

2) Karya ilmiah; meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan lainnya;

3) Latihan/olah bakat/prestasi; meliputi pengembangan bakat olahraga, seni dan budaya, cinta alam, jurnalistik, teater, keagamaan, dan lainnya; atau

4) Jenis lainnya.15

14


(36)

26

Jenis kegiatan ekstrakurikuler tidak hanya terpaku dari penjelasan di atas, akan tetapi jenis kegiatan ekstrakurikuler tergantung pada instansi sekolah dan sekolah membentuk ekstrakurikuler sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari sekolah tersebut.

f) Format Kegiatan

Kegiatan ekstrakurikuler dapat diselenggarakan dalam berbagai bentuk.

1) Individual; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik secara perorangan.

2) Kelompok; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh kelompok-kelompok peserta didik.

3) Klasikal; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik dalam satu kelas.

4) Gabungan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh peserta didik antarkelas.

5) Lapangan; yakni kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan dalam format yang diikuti oleh seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan lapangan.16

15

Lampiran III. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013, h.4

16


(37)

27

Dalam format kegiatan ekstrakurikuler terdapat beberapa bentuk, bisa dibentuk dengan format individual, yakni secara perorangan, kemudian secara kelompok yakni kegiatan tersebut diikuti oleh beberapa kelompok, kemudian secara klasikal, yakni kegaiatan tersebut dilaksanakan dengan anggota satu kelas, kemudian format gabungan, yakni kegiatan tersebut dilaksanakan dengan anggota antar kelas dan yang terakhir format lapangan yakni format yang diikuti oleh seorang atau sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar sekolah atau kegiatan lapangan.

B. Tinjauan Tentang Muhadharah 1. Pengertian Muhadharah

Muhadharah berasal dari kata رضحي-رضح yang berarti hadir, sebagai mashdar mim menjadi ةرضاحمyang artinya ceramah atau pidato.17 Pidato bisa disamakan dengan Retorika (Yunani) atau public speaking

(inggris). Pidato mempunyai arti “ suatu seni penyampaian berita secara

lisan yang isinya bisa berbagai macam.18 Pidato adalah tehnik pemakaian kata-kata atau bahasa secara efektif yang berarti keterampilan atau kemahiran dalam memilih kata yang dapat mempengaruhi komunikan sesuai dengan situasi dan kondisi komunikan tersebut. Sebagaimana dipahami bahwa definisi Muhadharah diidentikan dengan kegiatan atau

17

Ahmad Warson Al-Munawwir, Kamus Al-Munawwir: Arab Indonesia, h.294

18


(38)

28

latihan pidato atau ceramah yang ditekankan pada skill peserta didik.

Muhadharah dimaksudkan untuk mendidik para peserta didik agar terampil dan mampu berbicara di depan khalayak untuk menyampaikan ajaran-ajaran Islam di hadapan umum dengan penuh percaya diri.

Menurut Itsna Maharuddin, Public speaking adalah seni berbicara dihadapan masa atau orang banyak dengan berbagai maksud dan tujuan. 19 Public speaking merupakan ilmu berbicara di depan umum, berani berbicara di depan public, berbicara di depan public merupakan kegiatan yang pada dasarnya dilakukan dalam rangka komunikasi. Menurut Kenneth burke, bahwa setiap bentuk-bentuk komunikasi adalah sebuah drama. Karenanya seorang pembicara hendaknya mampu mendramatisir keadaan khalayaknya. 20

Dahulu public speaking dikenal sebagai retorika. Retorika biasanya disinonimkan dengan seni atau kepandaian berpidato, sedangkan tujuannya dalah menyampaikan pikiran dan perasaan kepada orang lain agar meraka mengikuti kehendak kita. 21

Suharso dan Ana Retnoningsih mengungkapkan dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia bahwa ceramah adalah “pidato membahas suatu

masalah,” di samping itu juga mengungkapkan bahwa pidato adalah

“ucapan yang tersusun baik-baik yang ditujukan kepada orang atau

19

Itsna Maharuddin, Seni Pidato dalam bahasa Inggris,( Yogyakarta: Immortal Publisher, 2016). h.11

20

Saifuddin Zuhri, Public Speaking.(Edisi pertama, Yogyakarta; Graha Ilmu, 2010). h.1

21


(39)

29

orang banyak untuk menyatakan selamat, menyambut kedatangan, dan sebagainya.22

Menurut Luqman Hadinegoro, makna pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak, atau wacana yang disiapkan untuk di ucapkan didepan khalayak, dengan maksud agar para pendengar dari pidato tadi dapat memahami, mengetahui, menerima serta dapat diharapkan bersedia melaksanakan segala sesuatu yang disampaikan terhadap mereka, pidato juga merupakan seni berbicara di depan umum.23

Suryountoro mengungkapkan, bahwa pidato adalah berbicara di muka orang banyak dengan tujuan tertentu dan maksud tertentu.24 Dari definisi tersebut, maka terdapatlah unsur-unsur pidato di antaranya: di muka orang banyak dan dengan tujuan tertentu.

Dengan demikian berbicara di muka satu atau dua orang saja, bukan disebut berpidato, yang dimaksud orang banyak tidak ada ukuran yang umum. Tapi disini diberi batasan, sekelompok orang yang berkumpul; umpamanya: 15 orang atau lebih. Adapun yang dimaksud tujuan tertentu ialah dalam mengemukakan sesuatu hal, soal, masalah dan sebagainya. Jadi jika hanya berbicara tanpa tujuan atau tanpa pokok persoalan, maka bukanlah pidato.

22

Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Semarang: Widya Karya., 2005), h.107&379

23

Luqman Hadinegoro, Teknik Seni Berpidato Mutakhir, (Yogyakarta: Absolut, 2007), h. 1

24


(40)

30

Retorika dan pidato dapat dibedakan sebagai berikut, Retorika adalah salah satu bentuk komunikasi dengan audiens yang cukup banyak sehingga berupa massa. Pidato adalah terjadi dalam suatu Group

communication (Komunikasi kelompok. kecil=ceramah dalam kelas) atau

Group communication (Komunikasi kelompok yang cukup besar.25

Secara global muhadahrah dapat diartikan sebagai ajang latihan pidato peserta didik , latihan berbicara di depan public dengan beberapa persiapan dan teknik, untuk melatih seseorang agar bisa berbicara di depan public dengan bahasa yang baik penampilan yang tenang dan penuh percaya diri.

2. Fungsi Pidato/Muhadharah

Fungsi pidato sangat banyak dan beragam, yang kesemuanya akan merujuk pada tujuan yang hendak dicapai dengan adanya pidato tersebut, dapat disebutkan, fungsi-fungsi pidato tersebut diantaranya adalah:

1) Memberikan informasi 2) Menghibur

3) Membujuk

4) Menarik perhatian 5) Meyakinkan 6) Memperingatkan 7) Membentuk kesan

25


(41)

31

8) Memberikan instruksi 9) Membangun semangat

10) Menggerakkan massa, dan lain-lainnya.

Dari banyaknya fungsi-fungsi dari sebuah pidato, maka fungsi yang paling sering digunakan adalah: memberikan informasi (to inform), yang bertujuan untuk menyampaikan informasi atau keterangan kepada pendengar, khalayak diharapkan untuk mengetahui, mengerti, dan menerima informasi yang disampaikan. Menghibur (to entertain), atau the speech to entertain bertujuan menghibur, melepas ketegangan, menggairahkan suasana, atau hanya sekedar memberikan selingan yang enak setelah menjalani rangkaian acara melelahkan. Tetapi perlu diketahui pidato rekreatif bukan berarti harus selalu melucu.26 Meyakinkan (to convince), dan memberikan instruksi (to instruct), keempat fungsi itulah yang paling sering digunakan orang pada masa kini untuk meyampaikan pidatonya.27

Fungsi pidato sangatlah banyak apabila kita merujuk pada teori di atas sangatlah banyak, tetapi yang sering saya ketahui dan saya jumpai tujuan dari orang yang berpidato yakni sebagai informasi,Propaganda dan education.

26

Yunus Hanis Syam, Kiat Sukses Berpidato, h.88

27


(42)

32

3. Metode Pidato/Muhadharah

Dalam pidato terdapat empat metode dalam penyampaianya, empat metode tersebut adalah: Impromtu, manuskrip, memoriter, dan ekstemporer.

a. Impromtu

Impromtu adalah pidoto yang dilakukan dengan improvisasi tanpa persiapan teks atau naskah. Apa yang disampaikan pembicara kepada para pendengar spontan keluar dari lisannya. Hal tersebut merupakan pengembangan gagasan yang saat itu ada di benak pembicara. Metode ini biasa dilakukan ole para pembicara yang sudah berpengalaman. Kelebihan metode ini antara lain:28

a. Pembicara lebih bebas mengunkapkan gagasannya, tidak terpancang pada naskah.

b. Pembicara lebih dapat melakukan kontak mata dengan para pendengarnya sehingga komunikasi bisa berjalan lebih efektif. c. Pembicara bisa mengetahui situasi dan kondisi para pendengarnya,

sehingga bisa menyesuaikan diri untuk merespon kondisi sekelilingnya.

Selain kelebihan, metode inin juga memiliki kekurangan, seperti: 1) Menimbulkan kesulitan pemahaman kerena pembicaraan yang

kurang terarah dan pemilihan bahasa yang kurang tepat.

28


(43)

33

2) Durasi pidato dapat melebihi batas waktu yang sudah ditentukan karena pembicaraan meluas dari topic yang sudah ditentukan. Atau sebaliknya. Pidato sangat pendek dan kurang dari waktu yang ditentukan karena pembicara kehabisan kata-kata.

3) Penyampaian yang tidak lancer dan tersendat-sendat.29 b. Manuskrip

Metode ini mengharuskan pembicara membuat dan mempersiapkan naskah pidatonya terlebih dahulu. Naskah mencakup segala hal yang akan disampaikan kepada para pendengar. Jadi, naskah dibuat sedetail mungkin kerena naskah tersebut akan dibicarkan.

Metode ini sangat tepat bagi para pemula, terlebih yang memiliki keterbatasan kemampuan berpidato.

Beberapa kelebihan metode manuskrip:

1) Naskah dapat dibuat sebaik mungkin dengan pemilihan bahsa dan kata-kata yang paling tepat sehingga pidato lebih mudah dipahami oleh para pendengar dan tujuan pidato tercapai.

2) Terhindarnya kesalahan pengucapan karena sudah berlatih membaca naskah yang telah dipersiapkan.

3) Durasi waktu tepat karena sudah diatur dan direncanakan sedemikian rupa.30

29


(44)

34

Adapun kekurangan dari metode ini diantaranya:

1) Tidak adanya interaksi karena pembicara fokus pada naskah yang dibacanya.

2) Kaku dan tidak komunikatif seingga kerap kali membosankan. 3) Memerlukan waktu khusus untuk membuat naskah.

d. Memoriter

Metode ini membutuhkan persiapan yang lebih disbanding dua metode sebelumnya. Tentu saja karena metode ini membutuhkan naskah yang harus dibuat dan dipersiapkan. Pembicara juga membutuhkan waktu untuk menghafal naskah tersebut.

Seperti dua metode sebelumnya, metode ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihannya:

1) Menimbulkan kesan bahwa pembicara sangatlah hebat dan menguasai materi yang disampaikan.

2) Pembicara dapat berkomunikasi dengan para pendengar.31

Kekurangannya:

1) Jika lupa, akan menimbulkan kepanikan bagi pembicara yang tentu saja akan berdampak pada reaksi yang diberikan oleh

30

Ibid., h.27

31


(45)

35

pendengar yang semakin memperburuk kondisi ketenangan pembicara.

2) Datar dan monoton kerena pembicara hanya mengungkapkan apa yang sudah dihafalkannya.

e. Ekstemporer

Dalam metode ini, pembicara tidak menggunakan naskah untuk dibaca, juga tidak menghafalkan materi yang ingin disampaikan. Pembicara hanya membuat point-point penting atau garis besar apa yang akan disampaikannya kepada pendengar. Metode ini kerap digunakan ole para pembicara yang sudah berpengalaman.

Adapun kelebihan metode ini adalah:

1) Komunikasi antara pembicara dan pendengar dapat berjalan lebih efektif karena pembicara dapat melakukan kontak mata dengan para pendengarnya.

2) Pembicara lebih dapat memaksimalkan bahasa tubuh karena ia tidak fokus pada teks atau naskah sehingga penyampaian bisa lebih menarik.

3) Pembicara terkesan menguasai materi yang disampaikannya. Sedangkan kekurangan dari metode ini adalah:

1) Jika pembicara tidak mahir menyusun kalimat secara spontan, point penting yang dimilikinya sulit untuk difahami oleh para pendengar.


(46)

36

2) Pembicara harus banyak berlatih dan memiliki banyak perbendaharaan kata, sehingga tidak terjadi pengulangan kata yang sama berkali-kali. 32

Untuk metode pidato ada beberapa metode tetapi dari beberapa metode tersebut apalagunanya jika tidak diimbangi dengan strategi dan persiapan mental yang matang, metode pidato terdapat empat metode pidato yang memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing..

Dalam penggunaan beberapa metode di atas,pembicara harus memperhatikan kapasitas diri dan pengalaman berpidato, apabila pembicara sudah berpengalaman maka metode impromptu dan ekstemporer cocok untuk digunakan, apabila pembicara masi belum berpengalaman dan belum pandai dalam mengelolah kata maka metode Manuskrip dan memoriter sangat cocok.

4. Strategi Pidato/Muhadharah

Tugas seorang public speaker adalah menyampaikan ide kepada audiens dan ide tersebut berpotensi untuk mempengaruhi tindakan audiens. Untuk itu, sangat diperlukan persiapan yang optimal sebelum melakukan presentasi di depan audiens. Saya merangkum strategi dan persiapan tersebut dalam lima hal, yaitu :

32


(47)

37

1) Pengenalan Audiens, pengenalan audiens dapat membekali kita dalam memilih bahan, menyusun, dan menyajikannya dengan strategi yang tepat. Hal ini dikarenakan pengetahuan kita tentang publik akan menjadi konkret. Untuk mengenali calon audiens, terdapat hal-ha umum dan khusus yang perlu diperhatikan, antara lain:a. Hal umum, jumlah audiens, rentang usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, agama, sosial-politik-ekonomi, dan adat

budaya.b. Hal khusus, antara lain :• Perhatikan motivasi kedatangan audiens• Perhatikan tingkat pengetahuan auidens•

Perhatikan kemungkinan reaksi atau sikap audiens

2) Pengorganisasian materi, semakin banyak informasi yang dapatkan maka akan semakin baik persiapan materinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

a) Mengetahui informasi yang dibutuhkan b) Mengetahui sumber informasi

c) Memilih beberapa informasi dari beberapa kumpulan yang telah didapatkan

d) Menyusun struktur materi

3) Pengenalan tempat, seorang pembicara yang baik akan mengenali terlebih dahulu medan dimana ia akan berbicara. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :

a) Hadir sekurang-kurangnya satu jam sebelum acara dimulai untuk melihat kondisi fisik secara keseluruhan.


(48)

38

b) Pastikan posisi saat akan berbicara. c) Perhatikan outdoor atau indoor.

d) Perhatikan syarat kebutuhan anda untuk berbicara, seperti kelengkapan audio visual

4) Penampilan fisik, audiens cenderung akan memberikan penilaian ketika mendapat kesan pertama yang diberikan oleh pembicara. Maka dari itu, banyak hal yang harus diperhatikan secara mendetil, antara lain :

a) Kerapian, kebersihan, dan kesesuaian pakaian. b) Kenampakan fisik saat tampil, seperti.

c) Berdiri santai tetapi tegap.

d) Kaki harus rapi dan terlihat sopan.

e) Keadaan tangan santai dan dapat melakukan gerakan yang seproporsional mungkin.

f) Wajah terlihat meyakinkan tetapi tidak tegang.33

Dalam berpidato selain terdapat metode pidato, terdapat juga strategi pidato, terdapat beberapa strategi yang dijelaskan di atas yakni pengenalan audiens, pengorganisasian materi, pengenalan tempat dan penampilan fisik. Semua strategi tersebut sangatlah penting dipersiapkan, tetapi yang tidak kalah penting yakni persiapan mental, karena apabila hanya pengorganisasian materi,

33

http://mahasiswa.ung.ac.id/291414010/home/2015/1/13/public-speaking-makalah.html. diakses pada tgl 23 November 2016


(49)

39

pengenalan tempat dan penampilan fisik tanpa persiapan mental yang baik juga, maka pidato menjadi kurang baik.

5. Sistematika Pidato/Muhadharah

Agar dapat berpidato dengan lancar dan runtut sebelumnya perlu disipakan naskah pidato. Secara garis besar naskah pidato terdiri atas tiga bagian, yaitu pembukaan, isi, dan penutup.

a. Pembukaan, meliputi:

1) Salam pembuka, misalnya: Assalaamualaikum warahmatullaahi wa barakatur, salam sejahtera bagi kita semua.

2) Sapaan hormat; biasanya sapaan penghoramatan disampaikan kepada seseorang yang kedudukannya dianggap paling penting. 3) ucapan syukur kepada Tuhan atas limahan rahmat, karunia yang

telah diberikan kepada kita semua. b. Isi Pidato

Bagian isi merupakan bagian inti dari pidato. Pada bagian ini, paparan mengenai topik yang disajikan menduduki persentase yang paling banyak.

Pembicara akan menguraikan secara rinci dan panjang lebar topik materi yang akan disampaikan kepada hadirin. Agar isi pidato dapat dengan mudah ditangkap isinya oleh pendengar, pembicara dapat


(50)

40

seterusnya. Penandapenanda seperti itu juga akan memudahkan penulis dalam menyusun gagasan teks pidato.

c. Penutup Pidato, meliputi:

1) Simpulan pendek dari uraian sebelumnya.

2) permintaan maaf kepada hadirin mungkin saja terdapat kekhilafan dan kesalaham dalam berpidato.

3) Salam penutup.

Dalam penutup dapat juga diisi dengan mengutip pendapat atau katakata mutiara dari tokoh-tokoh besar, atau pantun yang sesuai dengan situasi saat itu.34

Suatu pekerjaan apabila disusun secara sistematis akan berjalan dengan lancar dan tepat waktu dan sebaliknya, maka dalam pidato apabila ingin berjalan dengan baik harus menggunakan sistematika yang baik pula, sistematika berpidato yakni meliputi pembukaan, isi dan penutup, maka apabila seseorang akan berpidato hendaknya dia mempersiapkan pembukaan yang berkesan, isis yang berbobot dan penutupan yang jelas.

6. Jenis-jenis Pidato/Muhadharah

Berdasarkan isi dan sifatnya, Haryadi mengelompokkan pidato ke dalam tiga jenis, yaitu pidato informatif, pidato propagandis, dan pidato edukatif.

34

http://www.dosenpendidikan.net/2015/11/sistematika-pidato-dan-contoh-naskah-teks-pidato-singkat.html. Diakses pada hari sabtu tgl 3 Desember 2016


(51)

41

1. Pidato informatif mempunyai ciri-ciri:

a. objektif, yaitu menurut apa adanya dan sesungguhnya, dasarnya memberi penerangan sejelas-jelasnya dan tidak menyimpang dari pokok persoalan.

b. realistis, yaitu mengikuti apa yang sebenarnya, baik pahit maupun manis.

c. motivatif, artinya memberi pengarahan agar diperoleh kesadaran baru.

d. zakelijk, yakni tidak menyimpang dari persoalan dan jujur. 2. Pidato propagandis mempunyai ciri-ciri:

a. subjektif, artinya dapat menyimpang dari hakikat kebenaran demi tercapainya tujuan.

b. Fiktif, yakni lebih banyak gambaran-gambaran yang indah-indah, fatamorgana, isapan jempol.

c. pemutarbalikan fakta bila perlu, artinya segala cara dapat dilakukan termasuk memutarbalikkan fakta demi mempero-leh pengaruh yang besar.

d. agitatif, artinya dilakukan secara bersemangat dan berapi-api. e. demagogis, yaitu berisi pengarahan-pengarahan yang

menyesatkan orang lain, bahkan sering melakukan fitnah dan adu domba.

f. agresif, artinya bersikap menyerang lawan.


(52)

42

3. Pidato edukatif memiliki ciri-ciri:

a. objektif, apa yang dituju atau dimaksud.

b. rasional, yakni berdasarkan pikiran sehat, bukan emosi, dan mementingkan kebenaran.

c. Berdasarkan ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggung ja-wabkan kebenaran ilmiahnya.

d. defensif, artinya bersifat mempertahankan kebenaran ilmiahnya.

e. Tenang waktu mengemukakan, dimaksudkan untuk mema-suk-kan pengertian.35

Bentuk atau macam pidato beragam adanya yang sesuai dengan maksud serta tujuan yang hendak dicapai, adapun bentuk-bentuk tersebut adalah:

a. Pidato instansi Pemerintah

Pidato ini datangnya selalu dari pemerintah untuk semua warga atau rakyat dimana isinya berupa pesan-pesan khusus dan resmi, yang dapat dipertanggungjawabkan. Cara penyampaian pidato ini dapat dilakukan dengan berbagai macam, semisal: dengan melalui pertemuan langsung antara pejabat pemerintah dengan rakyat, melalui berbagai media massa seperti televisi atau radio, dan lain-lainnya.

35


(53)

43

Mengingat pendengarnya orang dalam jumlah banyak, dalam hal ini rakyat atau warga negara, maka diperlukan kejelasan, ketepatan, dan kepastian dari isi pidato tersebut. Kesalahan atau ketidakbenaran isi pidato yang disampaikan dapat berakibat fatal bagi pemerintah,karena akan berhadapan langsung dengan rakyat atau warga negara secara keseluruhan.

b. Pidato dalam Parlemen

Pidato jenis ini bersifat resmi atau formil karena diselenggarakan oleh suatu negara dengan para peserta dari negara-negara tetangga atau negara-negara-negara-negara sahabat. Isi dari pidato dalam parlemen ini biasanya menyangkut hubungan antar negara atau untuk melakukan kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.36

c. Pidato Penerangan Instansi

Pidato jenis ini biasanya bersifat informative, yakni memberi penerangan dan deductive atau mendidik. Seperti: instansi kesehatan memberi pengarahan kepada masyarakat perihal cara memberantas jentik- jentik nyamuk demam berdarah serta penanggulangan bagi orang yang terkena penyakit demam berdarah dan lain-lainnya.37

36

Luqman Hadinegoro, Teknik Seni Berpidato Mutakhir,, h.9

37


(54)

44

d. Pidato dari suatu Perusahaan

Isi pidato jenis ini biasanya berupa iklan atau propaganda yang dimaksudkan untuk memperkenalkan dan menunjukkan barang yang diproduksi oleh perusahaan yang bersangkutan, yang menyangkut perihal: mutu atau kualitas, kelebihannya, harga, isi, kandungan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan produk atau barang dari perusahaan tersebut. Cara penyampaian pidato jenis ini beragam sesuai dengan kemajuan jaman, dapat melalui sarana massa media yang tersedia, seperti: televisi atau radio dan lain-lainnya.38

e. Pidato yang bersifat Mendadak

Sesuai dengan namanya, pidato jenis ini bersifat mendadak, seperti pada acara tertentu, semisal: perayaan, pembukaan suatu bengunan, pembukaan pasar raya, perayaan ulang tahun dan acara-acara lainnya.

Pidato terbagi menjadi bebreapa jenis, secara umum yakni jenis pidato informatif, pidato propagandis, dan pidato edukatif. Yang mana pidato informatif mempunyai tujuan untuk memberikan informasi, kalau pidato propagandis bertujuan untuk menarik simpati dan perhatian dari pendengar, dan pidato edukatif

38


(55)

45

bertujuan memberikan pendidikan, pengajaran dari pembicara kepada pendengar.

C. Tinjauan Tentang Percaya Diri 1. Pengertian Percaya diri

Rasa percaya diri adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya. Jadi orang yang percaya diri memiliki rasa optimis dengan kelebihan yang dimiliki dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Siswa yang mempunyai rasa percaya diri tinggi dapat memahami kelebihan dan kelemahan yang dimiliki. Kelemahan- kelemahan yang ada pada dirinya merupakan hal yang wajar dan sebagai motivasi untuk mengembangkan kelebihan yang dimilikinya bukan dijadikan penghambat atau penghalang dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.39

Menurut Thursan Hakim percaya diri secara sederhana dapat dikatakan sebagai suatu keyakikan sesorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membantunya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.40

39

Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, h.6

40


(56)

46

Menurut Aprianti Y Rahayu percaya diri diartikan suatu keadaan dimana seseorang harus mampu menyalurkan segala kemampuan yang dimilikinya untuk melakukan sesuatu secara maksimal dengan memiliki keseimbangan antara tingkah laku, emosi, dan spiritual. Kepercayaan diri juga merupakan sikap positif seseorang dalam menghadapi lingkungannya.41

Menurut Enung Fatimah kepercayaan diri adalah :“sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut bahwa ia merasa memiliki kompetensi, yakin mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi

aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri”.42 Menurut Anita Lie Percaya diri berarti yakin akan kemampuannya untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan masalah. Dengan percaya diri, seseorang merasa dirinya berharga dan mempunyai kemampuan menjalani kehidupan, mempertimbangkan berbagai pilihan dan membuat keputusan sendiri.43

41

Aprianti Y Rahayu, Anak Usia TK: Menumbuhkan Kepercayaan Diri Melalui Kegiatan Bercerita, (Jakarta: Indeks, 2013), h.64

42

Enung Fatimah , Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: CV Pustaka Setia,2006).h.149

43

Anita Lie, 1001 Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Ana, ( Jakarta: Elex Media Komputindo,2003), h.4


(57)

47

Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia bahwa tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat sesuatu. Kepercayaan diri itu lahir dari kesadaran bahwa jika memutuskan untuk melakukan sesuatu, sesuatu itu pula yang harus dilakukan. Kepercayaan diri itu akan datang dari kesadaran seorang individu bahwa individu tersebut memiliki tekad untuk melakukan apapun, sampai tujuan yang ia inginkan tercapai.44

Orang yang dikatakan memiliki kepercayaan diri adalah orang yang puas dengan dirinya. Orang yang puas dengan dirinya ialah orang yang merasa mengetahui dan mengakui ketrampilan dan kemampuan yang dimilikinya, serta mampu menunjukkan keberhasilan yang dicapai dalam kehidupan bersosial. 45

Rasa percaya diri merupakan sikap yakin dan percaya terhadap kempampuan yang dimiliki seorang individu. Individu yang percaya diri akan merasa mampu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, masalah dan berani mengambil keputusan. Rasa percaya diri berkaitan erat dengan integritas diri, wawasan pengetahuan, keberanian, sudut pandang yang luas, dan harga diri yang positif

44

Barbara De Angelis, Canfidance (percaya diri), (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.10

45

Lindenfield Gael ,Alih bahasa Ediati Kamil, Mendidik Anak Agar Percaya Diri., (Jepara: Silas Press, 1997), h.3


(58)

48

2. Tinggkatan Percaya Diri

Macam-macam tingkatan percaya diri

a. Kepercayaan yang negative (ats-Tsiqah as-Salbiyyah)

Maksudnya, seseorang yakin dengan diri dan kemampuannya, akan tetapi ia hanya berhenti dalam tahapan ini. Ia tidak mengembangkan dirinya dan tidak menggunakan kemampuannya. Percaya diri semacam ini tidak diragukan lagi adalah kepercayaan negative, karena ia tidak akan menambah kesuksesannya dan tidak akan memberikan nilai-nilai positif dalam kehidupannya.

b. Kepercayaan diri yang berlebihan (ats-Tsiqah az-Za’idah)

Percaya diri tingkat ini yaitu kepercayaan diri yang berlandaskan kemampuan dan kekuatan sesungguhnya, akan tetapi pelakunya terlalu melebih-lebihkan kemampuan dirinya dan kekuatannya. Kepercayaan diri semacam ini walaupun tidak kita mungkiri bahwa ia kadang-kadang bermanfaat, terkadang ia juga menjadi bumerang bagi pelakunya, sehingga membuatnya berhadapan dengan perkara yang lebih besar. Hasilnya ia gagal dan tidak berhasil mewujudkan kesuksesan kesuksesannya. Selain itu, biasanya orang-orang yang bersikap dengan kepercayaan diri berlebihan ini tidak akan mendapatkan rasa cinta dan penghormatan dari 0rang-orang yang berada di sekelilingnya. Ia


(59)

49

juga menjadi pelakunya, biasanya tidak mengakui kesalahan-kesalahannya dan tidak mengambil pelajaran dari kesalahan-kesalahannya.46 c. Kepercayaan diri yang menipu (ats-Tsiqah al-Khadzibah)

Kepercayaan diri yang menipu yaitu kepercayan diri yang tidak berdasarkan kadar objektif kekuatan dan kemampuan pelakunya. Walaupun ia tampak dalam roman dan kata-katanya, hanya saja ia dusta, karena ia tidak akan pernah mengantarkannya menuju kesuksesan dan keistimewaan apa pun. Ia hanya sekedar kata-kata saja, bukan kemampuan. Ia hanyalah ungkapan, bukan perbuataan.

d. Kepercayaan diri yang terancam (ats-Tsiqoh al-Muhaddadah)

Kepercayaan diri ini yaitu kepercayaan diri yang tidak muncul dari dalam diri pelakunya, akan tetapi diwariskan oleh kedua orang tuanya, baik berupa kedudukan sosial maupun harta. Ia adalah kepercayaan diri yang terancam, karena jika kepercayaan diri yang dibentuk oleh factor-faktor eksternal ini tidak disertai oleh kepercayaan diri internal berupa keyakinan pelakunya terhadap kekuatan, kemampuan, dan keistimewaan dirinya dengan berbagai harapan dan cita-citanya, maka ia akan menjadi kepercayaan diri yang terancam, yaitu terancam oleh kemungkinan perubahannya menjadi kepercayaan diri berlebihan di satu sisi, dan

46


(60)

50

ia juga terancam di sisi lainya oleh kemungkinan hilangnya harta yang dimilikinya dan kedudukannya karena sebab tertentu.47

e. Kepercayaan diri yang lemah (ats-Tsiqah adh-Dha’ifah)

Yaitu seseorang yang tidak mengoptimalkan kekuatan dan kemampuannya dengan sungguh-sungguh, serta berlebih-lebihan dalam merendahkan diri dan kemampuannya, ia gampang menyerah kepada kegagalan, tidak memiliki kesabaran yang cukup, dan juga sangat penakut. Ia takut pada kegagalan, takut pada penolakan orang lain, takut mengungkapkan pendapatnya, dan takut bersaing, ia juga kadang-kadang berusaha, mungkin tanpa disadarinya, menyembunyikan kelemahan ini dengan suara keras, merendahkan orang lain, dan tidak menerima kritikan. Sangat disayangkan, sebagian kita mengidap kepercayaan diri yang lemah ini di satu sisi kehidupan kita, atau di sebagian besar sisi kehidupan kita.48

f. Kepercayaan diri yang super (ats-Tsiqah al-Fa’alah).

Kepercayaan diri yang menonjolkan kekuatan dan kemampuan kita yang paling tinggi, yang membuat kita mampu menampilkan hal terbaik yang kita miliki, membantu kita untuk membebaskan diri dari hal-hal menakutkan yang ada dalam diri kita, memenuhi kita dengan harapan yang akan membantu kita

47

Ibid.,h.18

48


(61)

51

mewujudkan segala harapan, membantu kita untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam diri kita, membela hak-hak kita, dan bersabar, yang membuat kita mampu melewati kegagalan apa pun.

Secara ringkas, kepercayaan diri super adalah kekuatan, keberanian, harapan, kesabaran, dan langkah utama agar kita bisa mewujudkan apa yang kita inginkan dalam kehidupan ini. Secara singkat, inilah yang kami maksud dengan kepercayaan diri super.49

Dari beberapa tingkatan perecaya diri yang telah dipaparkan oleh ahlinya,tingkatan percaya diri dibagi menjadi enam tingkatan, yakni kepercayaan yang negative, kepercayaan diri yang berlebihan, kepercayaan diri yang menipu, kepercayaan diri yang terancam, kepercayaan diri yang lemah dan kepercayaan diri yang super.dari beberapa tingkatan percaya diri tersebut, tingkatan percaya diri super lah yang diharapkan dapat dicapai oleh orang, karena dengan percaya diri super-lah seseorang akan mampu mewujudkan harapan, dan mengungkapkan apa yang ada di dalam diri seseorang.

3. Cara Membentuk Rasa Percaya Diri

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membentuk kepercayaan diri diantaranya adalah sebagai berikut:

49


(62)

52

a. Cinta

Individu perlu dicintai tanpa syarat. Untuk perkembangan harga diri yang sehat dan langgeng, mereka harus merasa bahwa dirinya dihargai karena keadaannya yang sesungguhnya, bukan yang seharusnya, atau seperti yang diinginkan orang lain.

b. Rasa aman

Bila individu merasa aman, mereka akan mencoba mengembangkan kemampuannya dengan menjawab tantangan serta berani mengambil resiko yang menarik.

c. Model Peran

Mengajar lewat contoh adalah cara yang paling efektif agar anak mengambangkan sikap dan kertampilan sosial untuk percaya diri. Dalam hal ini peran orang lain sangat dibutuhkan untuk dijadikan contoh bagi individu untuk dapat mengembangkan rasa percaya diri.

d. Aku berpengatahuan Luas

Setiap orang pasti memilki kelebihan atau keunggulan. Untuk perlu menemukan kelebihan atau keunggulan pada diri kita dan kemudian mengembangkan dengan sungguh-sungguh. Jika berhasil akan meningkatkan kepercayaan diri kita.

e. Hubungan

Untuk mengembangkan rasa percaya diri terhadap segala hal individu perlu jelas mengalami dan bereksperimen dengan


(63)

53

beraneka hubungan diri yang dekat dan akrab dirumah ataupun teman sebaya.

f. Kesehatan

Untuk bisa menggunakan sebaik-baiknya kekuatan dan bakat kita, kita membutuhkan energi. Jika mereka dalam keadaan sehat, dalam masyarakat bisa dipastikan bahwa anak yang tampak sehat biasanya mendapatkan lebih banyak pujian, perhatian, dorongan moral dan bahkan kesempatan.

g. Sumber daya

Sumber daya memberikan dorongan yang kuat karena dengan perkembangan kemampuan anak memungkinkan mereka memakai kekuatan tersebut untuk menutupi kelemahan yang mereka miliki.

h. Dukungan

Individu membutuhkan dorongan dan pembinaan bagaimana menggunakan sumber daya yang mereka miliki. Dukungan juga merupakan faktor utama dalam membantu individu sembuh dari pukulan rasa percaya diri yang disebabkan karena oleh trauma, luka dan kekecewaan.

i. Upah dan hadiah

Upah dan hadiah juga merupakan proses mengembangkan rasa percaya diri agar menyenangkan dari usaha yang telah


(64)

54

dilakukan.50

Sedangkan Peter Lauster memberikan beberapa petunjuk untuk meningkatkan rasa percaya diri, yaitu:

a. Sebagai langkah pertama, carilah sebab-sebab mengapa individu merasa percaya diri.

b. Mengatasi kelemahan, dengan adanya kemauan yang kuat individu akan memandang suatu perbaikan yang kecil sebagai keberhasilan yang sebenarnya.

c. Mengembangkan bakat dan kemaunya secara optimal.

d. Merasa bangga dengan keberhasilan yang telah dicapai dalam bidang tertentu.

e. Jangan terpengaruh dengan pendapat orang lain, dengan kita berbuat sesuai dengan keyakinan diri individu akan merasa merdeka dalam berbuat segala sesuatu.

f. Mengembangkan bakat melalui hobi.

g. Bersikaplah optimis jika kita diharuskan melakukan suatu pekerjaan yang baru kita kenal dan ketahui.

h. Memilki cita-cita yang realistis dalam hidup agar kemungkinan untuk terpenuhi cukup besar.

i. Jangan terlalu membandingkan diri dengan orang lain yang menurut kita lebih baik.51

50

Lindenfield Gael, Mendidik Anak Agar Percaya Diri, h.14-15

51


(65)

55

Menurut Thursan Hakim cara-cara untuk dapat membentuk rasa percaya diri adalah sebagai berikut: membangkitkan kemauan yang keras, biasakan untuk memberanikan diri, berpikir positif dan menyingkirkan pikiran negatif, biasakan untuk selalu berinisiatif, selalu bersikap mandiri: mau belajar dari kegagalan, tidak mudah menyerah,bersikap kritis dan objektif, pandai membaca situasi, dan pandai menenpatkan diri.52

Terdapat banyak cara untuk membentuk diri,banyak jalan untuk membentuk persaya diri, dengan memiliki kemauan yang kuat dan mampu menempatkan diri dalam segala situasi, dapat berpikir positif danmempunyai keyakinan yang kuat untuk berhasil, menghilangkan perasaan cemas, memiliki sikap optimis, dan dapat menyelesaikan tugas secara mandiri merupakan cara yang yang efisien.

4. Ciri-ciri Oranag yang Percaya Diri

Peter Lauster menjabarkan ciri-ciri orang yang percaya diri adalah: memiliki rasa empati, optimis, tidak mementingkan diri sendiri, ambisius, toleransi kepada sesama, saling memahami, memiliki rasa kehati-hatian, tidak pemalu dan mampu menghadapi persoalan hidup.53Menurut Thursan Hakim mengemukakan beberapa ciri-ciri

52

Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri, h.170

53


(1)

mempunyai rasa percaya tinggi dengan di imbangi potensi diri dan

kelebihan seseorang sehingga orang tersebut akan optimis dalam mencapai

cita-citanya. seseorang yakin dengan diri dan kemampuannya, akan tetapi ia

hanya berhenti dalam tahapan ini. Ia tidak mengembangkan dirinya dan tidak

menggunakan kemampuannya maka percaya diri ini tidak akan berguna bagi

diri seseorang. Selanjutnya percaya diri yang berlandaskan kemampuan dan

kekuatan sesungguhnya, akan tetapi pelakunya terlalu melebih-lebihkan

kemampuan dirinya dan kekuatannya. Kepercayaan diri semacam ini

walaupun tidak kita mungkiri bahwa ia kadang-kadang bermanfaat, terkadang

ia juga menjadi bumerang bagi pelakunya.

Dengan demikian, saran dari peneliti yakni agar supaya memberi inovasi

dalam pelaksanaan ekstrakurikuler muhadahrah dan agara supaya

mengembangkan potensi dan kelebihan peserta didik sehingga bisa

menghantarkan peserta didik ke jalan kesuksesan bukan sebaliknya ke jalan


(2)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pelaksanaan Ekstrakurikuler Muhadharah di MA Fadllillah ini baik,

Hal ini dibuktikan dengan analisis data yang menyatakan bahwa

pelaksanaan ekstrakurikuker muhadharah telah sesuai dengan komponen

yang ada dalam ekstrakurikuler muhadharah.

2. Pembentukan rasa percaya diri peserta didik MA Fadllillah melalui

ekstrakurikuler muhadharah ini dengan latihan pidato yang dilakukan

terus menerus dan secara berkelanjutan, dalam satu bulan peserta didik

maju tiga kali sehingga peserta didik akan terbiasa berbicara di depan

umum dengan rasa percaya diri, selain itu juga dengan menggunakan

model peran, dukungan dan upah atau imbalan dengan perlombahan.

3. Kegiatan ekstrakurikuler muhadharah dalam membentuk rasa percaya

diri peserta didik MA Fadllillah peneliti menyatakan bahwa

ekstrakurikuler muhadharah ini efektif, hal ini dibuktikan dari hasil

analisis data yang menyimpulkan bahwa semakin sering peserta didik

mengikuti ekstrakurikuler muhadharah maka terbentuk rasa percaya


(3)

B. Saran-saran

Berdasarkan data-data hasil penelitian yang dilakukan di Madrasah Aliyah

Fadlillah yang kemudian dianalisis sedemikian rupa, maka untuk peningkatan

kualitas supaya menjadi lebih baik peneliti memberikan beberapa saran

kepada instansi MA Fadlilllah sebagai berikut:

a. Agar membuat inovasi dalam pelaksanaan ekstrakurikuler muhadharah

sehingga ekstrakurikuler muhadharah tidak terlalu monoton sehingga

membosankan.

b. Agar supaya mengoptimalkan rasa percaya diri dengan sering memberikan

kesempatan kepada peserta didik untuk tampil lombah pidato di luar


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Cetakan ke II, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006)

Ahmad Warson Al-Munawwir, Kamus Al-Munawwir: Arab Indonesia,

(Yogyakarta: Pustaka Progresif, 1984)

Amirul Hadi dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (bandung:

Pustaka Setia, 1998)

Anita Lie, 1001 Cara Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Ana, ( Jakarta: Elex

Media Komputindo,2003)

Aprianti Y Rahayu, Anak Usia TK: Menumbuhkan Kepercayaan Diri Melalui

Kegiatan Bercerita, (Jakarta: Indeks, 2013)

Asyraf syahin, Berani Taklukkan diri sendiri, (Surakarta: Al-Jadid, 2012)

B. Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, ( Jakarta: Rineka Cipta, 1997)

Barbara, Angelis, Canfidance (percaya diri), (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2003)

Departemen Agama RI, Basic Kompetensi Guru (Jakarta: Proyek Pembibitan

Calon Tenaga)

Dewa Ketut Sukardi, Desak Made Sumiati, Bimbingan dan penyuluhan, (

Jakarta: Rineka Cipta)

Enung Fatimah , Psikologi Perkembangan: Perkembangan Peserta Didik,

(Bandung: CV Pustaka Setia,2006)

Gael Lindenfield, Mendidikan Anak Agar Percaya Diri,( Jakarta: Penerjemah Kamil, 1997)

Haryadi, Pengantar Berbicara, (Yogyakarta: IKIP Yogyakart:,1994)

Itsna Maharuddin, Seni Pidato dalam bahasa Inggris,( Yogyakarta: Immortal

Publisher, 2016)

John W Santrock Adolescence, Perkembangan Remaja,( Jakarta: Penerjemah Shinto, Erlangga B, 2003)


(5)

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana, 2012)

Kependidikan Biro Kepegawaian Sekretariat Jenderal Departemen Agama RI, 2004)

Lampiran III. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013

Lexy J, Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2002)

Lindenfield Gael ,Alih bahasa Ediati Kamil, Mendidik Anak Agar Percaya

Diri., (Jepara: Silas Press, 1997)

Lindenfield Gael ,Alih bahasa Ediati Kamil, Mendidik Anak Agar Percaya Diri., (Jepara: Silas Press, 1997)

Luqman Hadinegoro, Teknik Seni Berpidato Mutakhir, (Yogyakarta: Absolut,

2007)

Luxori, Y, Percaya Diri, (Jakarta : Khalifa, 2004)

Madyo Kasihadi dan Eko Susilo, Dasar-Dasar Pendidikan, (Semarang:

EffharOffset, 1985)

Moh. Uzar Usman, Lilis Setyowati, Upaya Optimalisasi kegiatan Belajar

Mengajar, (Bandung: Posdakarya, 1993)

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013)

Peter Lauster, Tes Kepribadian Penerjemah: Gulo, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006)

Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Pembangunan Watak Bangsa, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005)

Republik Indonesia, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional RI No. 20 Tahun 2003, (Bandung: Citra Umbara, 2003)

Richard M Steers Efektivitas Organisasi, ( Jakarta: Erlangga. Tangkilisan, Nogi Hessel, 2005)

S.suryountoro, Contoh Contoh Pidato, ( Malang: Bintang Pelajar, 1979)

Saifuddin Zuhri, Public Speaking.(Edisi pertama, Yogyakarta; Graha Ilmu, 2010)


(6)

Sanafiyah Faisal, Penelitian Kualitatif Dasar-dasar dan Aplikasinya, (Malang: Yayasan Asah Asih Asuh, 1990)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2013)

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2013)

Suharso dan Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Semarang: Widya Karya., 2005)

Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya Dir,( Puspa Swara :Jakarta,

2005)

Yudha M. Saputra, Pengembangan Kegiatan KoEkstrakurikuler, (Jakarta:

Depdikbud.1998)

Yunus Hanis Syam, Kiat Sukses Berpidato, ( Jogjakarta: Media Jenius Lokal, 2004)

Zainal Aqib dan Sujak, Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter., (Bandung : Yrama Widya, 2011)

http://mahasiswa.ung.ac.id/291414010/home/2015/1/13/public-speaking-makalah.html.

http://www.anakadam.com/2016/08/psikologi-percaya-diri/.

http://www.dosenpendidikan.net/2015/11/sistematika-pidato-dan-contoh-naskah-teks-pidato-singkat.html.


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM UPAYA PENANAMAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Upaya Penanaman Kedisiplinan Peserta Didik Di SD Negeri Kudu 01 Baki Sukoharjo.

0 3 16

EFEKTIVITAS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DALAM UPAYA PENANAMAN KEDISIPLINAN PESERTA DIDIK Efektivitas Kegiatan Ekstrakurikuler Dalam Upaya Penanaman Kedisiplinan Peserta Didik Di SD Negeri Kudu 01 Baki Sukoharjo.

0 4 12

Integrasi kurikulum 2013 dan kurikulum pondok pesantren serta implementasinya di MTs Fadllillah Tambak Sumur Waru Sidoarjo.

2 42 110

Efektifitas kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dalam pembentukan akhlak peserta didik di SMP Negeri 13 Surabaya.

12 159 128

PENGARUH WORD OF MOUTH MARKETING TERHADAP KEPUTUSAN ORANGTUA MEMILIH MTS. FADLLILLAH SEBAGAI TEMPAT PENDIDIKAN: STUDY DI PONDOK PESANTREN FADLLILLAH TAMBAK SUMUR WARU SIDOARJO.

5 12 102

KORELASI ANTARA KEGIATAN KEAGAMAAN DENGAN PEMBENTUKAN AKHLAK PESERTA DIDIK DI SMA ISLAM SIDOARJO.

0 0 136

MODERNISASI DAN PERUBAHAN PERILAKU SANTRIWATI : STUDI KASUS DI PONDOK PESANTREN FADLLILLAH DESA TAMBAK SUMUR KECAMATAN WARU KABUPATEN SIDOARJO.

0 1 95

PENGEMBANGAN KURIKULUM MUATAN LOKAL BERBASIS PESANTREN DALAM PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SISWA MA FADLLILLAH : STUDI DI PONDOK PESANTREN FADLLILLAH TAMBAK SUMUR WARU SIDOARJO.

6 23 36

KONTRIBUSI SENAM PRESTASI DALAM PEMBENTUKAN SPORTIVITAS DAN RASA PERCAYA DIRI PADA ATLET

1 0 11

PENGEMBANGAN KARAKTER PERCAYA DIRI SISWA MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SENI MUSIK HADRAH DI MA KARE, MADIUN

0 1 80