PERLINDUNGAN KONSUMEN
PERLINDUNGAN
KONSUMEN
BY
SRI ASIH ROZA NOVA
TEORI-TEORI HUBUNGAN
PELAKU USAHA DENGAN
KONSUMEN
Caveat Emptor
Pelaku usaha dan konsumen adalah dua
pihak yang sangat seimbang sehingga tidak
perlu ada proteksi apapun bagi pihak
konsumen ( let the buyer beware /pembeli
harus berhati-hati)
The Privity of Contract
Kewajiban pelaku usaha dilaksanakan
sesuai dengan kontrak ( no privity, no
liability principle)
The Due Care Theory
Pelaku usaha harus berhati-hati
dalam memasarkan produk,
baik barang maupun jasa
( beban pembuktian berada
pada pihak pelaku usaha )
Prinsip kontrak bukan
merupakan syarat
Kebalikan dari privity contract
KONSEP UMUM PERLINDUNGAN
KONSUMEN
Pelaku
usaha
sangat
membutuhkan
dan
bergantung pada dukungan
konsumen
sebagai
pelanggan
Konsumen
sangat
tergantung
dari
hasil
produksi pelaku usaha
Pelaku usaha menyerahkan barang/ jasa
kepada konsumen, dan konsumen
membayar harga. Konsumen
menanggung atas resikonya sendiri
setelah kewajiban pokok masing-masing
pihak telah terpenuhi secara timbal
balik.
Konsumen tidak mendapat perlindungan
yang wajar, bahkan kerap kali menjadi
objek bagi pencari keuntungan pelaku
usaha
Konsumen
yang
bukan
konsumen akhir ( pelaku
usaha lanjutan ) dapat
melindungi
hak-haknya
dengan membuat kontrak
Konsumen
akhir
tidak
membuat
kontrak
untuk
melindungi haknya. Oleh
karena
itu
dibutuhkan
Hak Konsumen : Hak atas informasi yang benar,
jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang / jasa ( ps 4, butir c UU No. 8 Thn 1999
tentang Perlindungan Konsumen )
Barang : Setiap benda baik berwujud maupun
tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak
bregerak, dapat dihabiskan maupun tidak, yang
dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan
atau dimanfaatkan oleh konsumen.
Jasa : setiap layanan yang berbentuk pekerjaan
atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat
untuk dimanfaatkan oleh konsumen
PRINSIP-PRINSIP UMUM
PERLINDUNGAN KONSUMEN
( PS 2 UU NO. 8 / 1999 )
1.Prinsip
manfaat
2.Prinsip keadilan
(memperoleh hak dan melaksanakan
kewajiban secara adil)
3. Keseimbangan
Adanya keseimbangan antara kepentingan
konsumen, pelaku usaha dan pemerintah
dlam arti materil maupun spiritual
4.
Keamanan
dan
keselamatan
konsumen
Adanya jaminan keamanan dan
keselamatan
konsumen
dalam
menggunakan,
memakai
dan
memanfaatkan barang / jasa dari
pelaku usaha
5. Kepastian hukum
Agar
diperoleh
keadilan
dalam
penyelenggaraan
perlindungan
konsumen bagi pelaku usaha maupun
PRINSIP-PRINSIP
TANGGUNG JAWAB
PELAKU
USAHA
1. Tanggung
jawab berdasarkan unsur
kesalahan
Pelaku usaha baru dapat diminta
pertanggungjawaban
jiak ada unsur
kesalahan yang dilakukannya
Permasalahan prinsip ini :
- sulit bagi konsumen utk membuktikan
adanya unsur
kesalahan pelaku usaha
krn konsumen awam terhadap proses
produksi dalam suatu industri
Sulit bagi hakim utk menentukan
batasan sampai dimana kesalahan yang
dibuat oleh pelaku usaha tersebut
merugikan konsumen
Adanya ketidaktegasan terhadap
pengertian subjek pelaku usaha
( siapakah subjek pelaku usaha, pegawai
atau majikan?)
2. Prinsip Praduga untuk selalu
bertanggung jawab (presumption of
liability principle)
Pelaku usaha dianggap
bertanggung jawab
sampai ia dapat
membuktikan ia tidak
bersalah
Pasal 22 UUPK
menegaskan bahwa
beban pembuktian ( ada
3. Prinsip praduga untuk tidak selalu
bertanggung jawab
kerugian yang dialami konsumen tidak
selalu disebabkan oleh pelaku usaha,
4. Prinsip Tanggung jawab mutlak (strict
liability)
Pelaku usaha dapat dihukum atas
dasar adanya prilakunya yang
berbahaya dan merugikan
5. Prinsip tanggung jawab dengan
pembatasan
Pelaku usaha membuat klausula
baku untuk membatasi /
mengalihkan tanggung jawabnya.
Ps 18 UUPK, tidak membolehkan
pelaku usah untuk membuat
klausula baku dalam hal
pengalihan tanggung jawabnya
BENTUK-BENTUK
TANGGUNG JAWAB
PELAKU USAHA
1.Contractual
liability
Tanggung jawab dari pelaku usaha
berdasarkan kontrak, atas kerugian
konsumen
2. Product liability
Tanggung jawab pelaku usaha atas
kerugian konsumen akibat
menggunakan produk yang dihasilkan
3. Professional liability
Tanggung jawab pelaku usaha didasarkan
pada pertanggungjawaban
proffesionalnya. ( strict liability dan
contracttual liability )
4. Criminal libaility
Tanggung jawab pelaku usaha didasarkan
pada pertanggung jawaban pidana.
Pembuktian uyang digunakan adalah
pembuktian terbalik (ps 22 UUPK)
KLAUSULA BAKU
Setiap aturan atau ketentuan dan
syarat-syarat yang telah dipesiapkan
dan ditetapkan terlebih dahulu secara
sepihak oleh pelaku usaha yang
dituangkan dalam suatu dokumen atau
perjanjian yang mengikat dan wajib
dipenuhi oleh konsumen.
Pembuatan klausula baku dibolehkan
oleh UUPK, asalkan tidak bertentangan
dengan ketentuan apsal 18 UUPK
PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA
PERDAGANGAN JASA
TELEKOMUNIKASI
Penyelenggara telekomunikasi tidak
dilarang menggunakan klausula baku
dengan persyaratan tidak melanggar
ketentuan pasal 18 UUPK
Dalam hal pemutusan hub telekomunikasi,
penyelenggara telekomunikasi diwajibkan
memberikan kompensasi kepada
pelanggan. Klausula kompensasi ini
dimasukan dalam kontrak berlangganan
KONSUMEN
BY
SRI ASIH ROZA NOVA
TEORI-TEORI HUBUNGAN
PELAKU USAHA DENGAN
KONSUMEN
Caveat Emptor
Pelaku usaha dan konsumen adalah dua
pihak yang sangat seimbang sehingga tidak
perlu ada proteksi apapun bagi pihak
konsumen ( let the buyer beware /pembeli
harus berhati-hati)
The Privity of Contract
Kewajiban pelaku usaha dilaksanakan
sesuai dengan kontrak ( no privity, no
liability principle)
The Due Care Theory
Pelaku usaha harus berhati-hati
dalam memasarkan produk,
baik barang maupun jasa
( beban pembuktian berada
pada pihak pelaku usaha )
Prinsip kontrak bukan
merupakan syarat
Kebalikan dari privity contract
KONSEP UMUM PERLINDUNGAN
KONSUMEN
Pelaku
usaha
sangat
membutuhkan
dan
bergantung pada dukungan
konsumen
sebagai
pelanggan
Konsumen
sangat
tergantung
dari
hasil
produksi pelaku usaha
Pelaku usaha menyerahkan barang/ jasa
kepada konsumen, dan konsumen
membayar harga. Konsumen
menanggung atas resikonya sendiri
setelah kewajiban pokok masing-masing
pihak telah terpenuhi secara timbal
balik.
Konsumen tidak mendapat perlindungan
yang wajar, bahkan kerap kali menjadi
objek bagi pencari keuntungan pelaku
usaha
Konsumen
yang
bukan
konsumen akhir ( pelaku
usaha lanjutan ) dapat
melindungi
hak-haknya
dengan membuat kontrak
Konsumen
akhir
tidak
membuat
kontrak
untuk
melindungi haknya. Oleh
karena
itu
dibutuhkan
Hak Konsumen : Hak atas informasi yang benar,
jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang / jasa ( ps 4, butir c UU No. 8 Thn 1999
tentang Perlindungan Konsumen )
Barang : Setiap benda baik berwujud maupun
tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak
bregerak, dapat dihabiskan maupun tidak, yang
dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan
atau dimanfaatkan oleh konsumen.
Jasa : setiap layanan yang berbentuk pekerjaan
atau prestasi yang disediakan bagi masyarakat
untuk dimanfaatkan oleh konsumen
PRINSIP-PRINSIP UMUM
PERLINDUNGAN KONSUMEN
( PS 2 UU NO. 8 / 1999 )
1.Prinsip
manfaat
2.Prinsip keadilan
(memperoleh hak dan melaksanakan
kewajiban secara adil)
3. Keseimbangan
Adanya keseimbangan antara kepentingan
konsumen, pelaku usaha dan pemerintah
dlam arti materil maupun spiritual
4.
Keamanan
dan
keselamatan
konsumen
Adanya jaminan keamanan dan
keselamatan
konsumen
dalam
menggunakan,
memakai
dan
memanfaatkan barang / jasa dari
pelaku usaha
5. Kepastian hukum
Agar
diperoleh
keadilan
dalam
penyelenggaraan
perlindungan
konsumen bagi pelaku usaha maupun
PRINSIP-PRINSIP
TANGGUNG JAWAB
PELAKU
USAHA
1. Tanggung
jawab berdasarkan unsur
kesalahan
Pelaku usaha baru dapat diminta
pertanggungjawaban
jiak ada unsur
kesalahan yang dilakukannya
Permasalahan prinsip ini :
- sulit bagi konsumen utk membuktikan
adanya unsur
kesalahan pelaku usaha
krn konsumen awam terhadap proses
produksi dalam suatu industri
Sulit bagi hakim utk menentukan
batasan sampai dimana kesalahan yang
dibuat oleh pelaku usaha tersebut
merugikan konsumen
Adanya ketidaktegasan terhadap
pengertian subjek pelaku usaha
( siapakah subjek pelaku usaha, pegawai
atau majikan?)
2. Prinsip Praduga untuk selalu
bertanggung jawab (presumption of
liability principle)
Pelaku usaha dianggap
bertanggung jawab
sampai ia dapat
membuktikan ia tidak
bersalah
Pasal 22 UUPK
menegaskan bahwa
beban pembuktian ( ada
3. Prinsip praduga untuk tidak selalu
bertanggung jawab
kerugian yang dialami konsumen tidak
selalu disebabkan oleh pelaku usaha,
4. Prinsip Tanggung jawab mutlak (strict
liability)
Pelaku usaha dapat dihukum atas
dasar adanya prilakunya yang
berbahaya dan merugikan
5. Prinsip tanggung jawab dengan
pembatasan
Pelaku usaha membuat klausula
baku untuk membatasi /
mengalihkan tanggung jawabnya.
Ps 18 UUPK, tidak membolehkan
pelaku usah untuk membuat
klausula baku dalam hal
pengalihan tanggung jawabnya
BENTUK-BENTUK
TANGGUNG JAWAB
PELAKU USAHA
1.Contractual
liability
Tanggung jawab dari pelaku usaha
berdasarkan kontrak, atas kerugian
konsumen
2. Product liability
Tanggung jawab pelaku usaha atas
kerugian konsumen akibat
menggunakan produk yang dihasilkan
3. Professional liability
Tanggung jawab pelaku usaha didasarkan
pada pertanggungjawaban
proffesionalnya. ( strict liability dan
contracttual liability )
4. Criminal libaility
Tanggung jawab pelaku usaha didasarkan
pada pertanggung jawaban pidana.
Pembuktian uyang digunakan adalah
pembuktian terbalik (ps 22 UUPK)
KLAUSULA BAKU
Setiap aturan atau ketentuan dan
syarat-syarat yang telah dipesiapkan
dan ditetapkan terlebih dahulu secara
sepihak oleh pelaku usaha yang
dituangkan dalam suatu dokumen atau
perjanjian yang mengikat dan wajib
dipenuhi oleh konsumen.
Pembuatan klausula baku dibolehkan
oleh UUPK, asalkan tidak bertentangan
dengan ketentuan apsal 18 UUPK
PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA
PERDAGANGAN JASA
TELEKOMUNIKASI
Penyelenggara telekomunikasi tidak
dilarang menggunakan klausula baku
dengan persyaratan tidak melanggar
ketentuan pasal 18 UUPK
Dalam hal pemutusan hub telekomunikasi,
penyelenggara telekomunikasi diwajibkan
memberikan kompensasi kepada
pelanggan. Klausula kompensasi ini
dimasukan dalam kontrak berlangganan