Penerapan Activity-Based Costing Sebagai Suatu Strategi dalam Menentukan Pemasok (Supplier) (Studi Kasus pada CV. Tunas Dwipa).

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

In the face of competition, business entities are required to have good strategies in making decisions for the company. Of these strategies will be seen whether the company is viable to survive in competition with other companies or not. One important strategy for the company did was to determine the supplier.

In this thesis, CV. Tunas Dwipa implement Activity-Based Costing (ABC) in determining its suppliers. Activity-Based Costing System can assist managers in identifying opportunities to improve value, and can identify changes that affect the activity and component suppliers and consumers in the value chain. By using the ABC method a company can identify the cost of its suppliers with cost drivers, so that companies can make informed decisions about which suppliers should be chosen by the company.

With the achievement of this theory, the expected CV. Tunas Dwipa can determine the right supplier for their business.


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Dalam menghadapi persaingan, badan usaha dituntut untuk memiliki strategi yang baik dalam mengambil keputusan bagi perusahaan. Dari strategi-strategi tersebut nantinya akan terlihat apakah perusahaan tersebut layak untuk bertahan dalam persaingan dengan perusahaan lainnya atau tidak. Salah satu strategi yang penting untuk dilakukan oleh perusahaan adalah menentukan pemasok.

Dalam penulisan tugas akhir ini, CV. Tunas Dwipa menerapkan

Activity-Based Costing (ABC) dalam menentukan pemasoknya. Activity-Activity-Based Costing System dapat membantu manajer dalam hal mengidentifikasi peluang-peluang dalam

memperbaiki nilai, dan dapat mengidentifikasi perubahan aktivitas dan komponen yang mempengaruhi pemasok dan konsumen dalam rantai nilai. Dengan menggunakan metode ABC perusahaan dapat mengidentifikasi biaya pemasoknya menggunakan berbagai pemicu biaya, sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai pemasok yang harus dipilih oleh perusahaan.

Dengan pencapaian teori ini, diharapkan CV. Tunas Dwipa dapat menentukan pemasok yang tepat bagi perusahaannya.


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….……i

HALAMAN PENGESAHAN……….….ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI………...……iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB IPENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian... 6

BAB IIKAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1 Pengertian Activity-Based Costing ... 7

2.2 Asumsi dan Konsep-konsep Dasar Activity-Based Costing ... 8

2.3 Activity-Based Costing Sebagai Dasar Alokasi Biaya Overhead Pabrik Yang Lebih Akurat ... 10

2.4 Perbandingan Antara Conventional System Dengan Activity-Based Costing System . ... 11


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.6 Syarat Penerapan Sistem Activity-Based Costing ... 16

2.7 Prosedur Pembebanan Biaya Overhead dengan Sistem Activity-Based Costing ... ... 18

2.8 Manfaat Activity-Based Costing ... 20

2.9 Pengertian Value Chain ... 21

2.10 Analisis Value Chain ... 21

2.11 Tahapan Analisis Value Chain ... 23

2.12 Pembagian Aktivitas dalam Analisis Value Chain ... 24

2.12.1 Hubungan Pemasok (Supplier Linkages) ... 25

2.12.2 Hubungan Konsumen (Customer Linkages) ... 25

2.12.3 Hubungan Internal (Internal Linkages) ... 26

2.13 Peranan Activity-Based Costing dalam Analisis Value Chain untuk Meningkatkan Keunggulan Kompetitif ... 27

2.14 Peranan Activity-Based Costing dalam Menentukan Pemasok (Supplier) ... 29

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN ... 31

3.1 RANCANGAN PENELITIAN ... 31

3.2 JENIS DATA ... 31

3.4 ANALISA DATA ... 33

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 34

4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 34

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 35

4.1.3 Produksi Perusahaan ... 35

4.1.4 Elemen Biaya ... 38


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

4.2.1 Biaya Bahan Baku Langsung... 39

4.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 40

4.2.3 Biaya Overhead Pabrik ... 41

4.2.4 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Konvensional ... 43

4.2.5 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Activity-Based Costing. 45 4.2.6 Penerapan Metode Activity-Based Costing dalam Menentukan Pemasok ... 50

BAB VSIMPULAN DAN SARAN ... 53

5.1 SIMPULAN ... 53

5.2 SARAN ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Konsep Dasar Activity-Based Costing ... 10

Gambar 2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 35


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel I Perbandingan Activity-Based Costing System dengan Conventional System ... 14

Tabel II Data Volume Penjualan ... 39

Tabel III Data Pemakaian Jam Tenaga Kerja Langsung ... 40

Tabel IV Biaya Overhead Pabrik ... 43

Tabel V Biaya Bahan Baku Langsung ... 43

Tabel VI Harga Pokok Produksi ... 45

Tabel VII Daftar Aktivitas-aktivitas yang Menyerap Biaya Overhead ... 46

Tabel VIII Pembebanan biaya overhead pabrik ke aktifitas ... 47

Tabel IX Daftar Activity Driver ... 48

Tabel X Tarif Overhead per Aktivitas ... 48

Tabel XI Rincian Biaya Overhead Pabrik per unit ... 49

Tabel XII Total BOP Tiap Jenis Produk ... 49

Tabel XIII Harga Pokok Produk Per Unit ... 50

Tabel XIV Biaya Aktivitas ... 51

Tabel XV Data Pemasok ... 51


(8)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Persaingan antar perusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa semakin kuat (sumber: http://digilib.it.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10830-2599100022-Chapter1.pdf). Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang. Perusahaan juga dituntut sebisa mungkin untuk dapat meningkatkan proses produksi atau aktivitas perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien. Adapun berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk dapat bertahan dalam persaingan antar perusahaan, yaitu:

1. Meningkatkan kinerja perusahaan. 2. Efisiensi biaya.

3. Dapat mengembangkan perusahaan.

4. Mampu menganalisis lingkungan agar dapat memperoleh informasi yang benar, lengkap, dan akurat.

Dalam menghadapi persaingan ini, perusahaan juga dituntut untuk memiliki strategi-strategi yang baik dalam mengambil keputusan bagi perusahaan. Dari strategi-strategi tersebut nantinya akan terlihat apakah perusahaan tersebut layak untuk bertahan dalam persaingan dengan perusahaan lainnya atau tidak.


(9)

Bab I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha Agar perusahaan bisa unggul dalam persaingan yang sangat ketat dengan lingkungan yang selalu berubah, maka perusahaan perlu mengantisipasi, menanggapi, dan mengurangi atau mengeliminasi hal-hal yang menyebabkan ketidakekonomisan yang terjadi dalam perusahaan. Sebagian besar perusahaan akan berusaha untuk bisa bertahan, bahkan berkembang dalam bisnisnya sehingga yang menjadi andalan adalah keunggulan bersaing. Perusahaan pada umumnya mampu memperoleh keunggulan persaingan jika pangsa pasar yang dimiliki mampu memberikan kekuatan yang menonjol di atas kekuatan pesaing dan kemampuannya untuk mengembangkan citra produk perusahaan terhadap pelanggan. Untuk mencapai hal itu perusahaan akan menggunakan strategi bersaing.

Selain perusahaan harus memiliki strategi yang baik dalam bersaing, salah satu hal yang penting untuk dilakukan perusahaan adalah menentukan pemasok (supplier) bagi perusahaannya. Hal tersebut sangat penting karena pemasok merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi banyak aktivitas internal suatu perusahaan dan dengan signifikan meningkatkan biaya pembelian (Hansen & Mowen, 2006) Terjemahan: Fitriasari dan Kwary.

Pemilihan pemasok merupakan alat untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Hal ini disebabkan kualitas barang yang berasal dari pemasok akan mempengaruhi ketepatan waktu, kenyamanan, keselamatan, harga, dan lain-lain.

Pemasok adalah partner bagi perusahaan yang berperan penting dalam memenuhi kebutuhan perusahaan. Pemasok yang sehat akan mendorong proses perkembangan perusahaan. Tidak banyak pebisnis yang menyadari pentingnya menjaga hubungan dengan pemasok mereka yang telah banyak membantu bisnisnya untuk tumbuh. Bagaimanapun juga, pemasok sangat strategis posisinya bagi sebuah


(10)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha bisnis. Tanpa mereka, maka bisnis tersebut harus memulai semua hal dari awal dengan modal yang sangat besar. Mengingat pentingnya pemasok bagi perusahaan sudah sewajarnya dalam pemilihan memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang lebih luas.

Analisis value chain menghubungkan perusahaan dengan para pemasok dan para pelanggannya. Analisis value chain merupakan analisis aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai, baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Analisis value chain merupakan salah satu alat analisis manajemen biaya yang dapat digunakan untuk memberikan informasi guna membuat keputusan strategis dalam menghadapi persaingan bisnis. Hubungan perusahaan dengan para pemasoknya akan memberi manfaat bagi perusahaan dalam hal peningkatan kualitas bahan baku, waktu pengantaran bahan baku lebih tepat, dan dapat menghemat biaya. Menjaga hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan pemasok merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena dapat memberikan peluang untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan, baik dalam hal pengurangan biaya maupun atau peningkatan kualitas.

Seorang manajer harus dapat mengidentifikasi biaya apa saja yang akan dikeluarkan untuk para pemasoknya. Apabila seorang manajer tidak mampu mengidentifikasi dengan baik dan benar biaya pemasoknya, maka akan menimbulkan masalah bagi perusahaannya. Untuk mengatasi masalah tersebut terdapat suatu sistem yang dapat membantu manajer dalam mengidentifikasi biaya pemasoknya. Sistem ini disebut dengan sistem biaya berdasarkan aktivitas (Activity-Based Costing


(11)

Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha perubahan karena dapat disebut sebagai sistem yang dapat membantu usaha-usaha perbaikan yang dilakukan perusahaan secara berkesinambungan.

Activity-Based Costing System dapat membantu manajer dalam hal

mengidentifikasi peluang-peluang dalam memperbaiki nilai (value), dan dapat mengidentifikasi perubahan aktivitas dan komponen yang mempengaruhi pemasok (supplier) dan konsumen (customer) dalam rantai nilai (value chain).

Selain manajer mengidentifikasi biaya yang benar untuk pemasok, ia juga perlu untuk mengevaluasi para pemasok berdasarkan pada total biaya, bukan hanya pada harga pembelian saja. Activity-Based Costing System adalah kunci untuk mengusut biaya-biaya yang berhubungan dengan pembelian, mutu atau kualitas, keandalan, dan waktu pengantaran ke para pemasok. Mengusut supplier-driver costs ke para pemasok dapat memungkinkan perusahaan untuk memilih dengan benar para pemasok yang murah, dan yang dapat meningkatkan profitabilitas.

Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut sebagai studi akhir dalam penyusunan skripsi dengan judul “PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING SEBAGAI SUATU STRATEGI DALAM MENENTUKAN PEMASOK (SUPPLIER) (STUDI KASUS PADA CV. TUNAS DWIPA)”.


(12)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pembebanan biaya produksi pada perusahaan? 2. Bagaimana tahapan dalam melakukan Activity-Based Costing?

3. Sejauhmana peranan Activity-Based Costing dapat membantu perusahaan dalam menentukan pemasok?

4. Bagaimana penerapan Activity-Based Costing sebagai suatu strategi dalam menentukan pemasok (supplier)?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Ingin mengetahui penerapan pembebanan biaya produksi pada perusahaan. 2. Ingin mengetahui tahap-tahap dalam Activity-Based Costing.

3. Ingin mengetahui sejauhmana Activity-Based Costing dapat membantu perusahaan dalam menentukan pemasok.

4. Ingin mengetahui penerapan metode Activity-Based Costing sebagai suatu strategi dalam menentukan pemasok (supplier) dalam suatu perusahaan.


(13)

Bab I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang dapat digunakan oleh perusahaan mengenai penerapan metode Activity-Based Costing dalam menentukan pemasok (supplier). Dan diharapkan penelitian ini dapat menjadi usulan yang baik dalam perkembangan perusahaan yang diteliti di masa yang akan datang.

2. Bagi Penulis

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai penerapan metode Activity-Based Costing dalam menentukan pemasok (supplier).

 Penulis juga dapat memperoleh kesempatan mempraktekkan akuntansi manajemen hingga penuls mendapat gambaran serta pengertian antara teori dengan yang dipraktekkan.

3. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi tambahan bagi penelitian selanjutnya mengenai perbandingan teori metode Activity-Based


(14)

53 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dan juga beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat dalam perusahaan.

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan metode Activity-Based Costing perusahaan membebankan biaya berdasarkan aktivitas-aktivitasnya yang menyerap biaya, sehingga menyebabkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.

2. Bahwa penerapan Activity-Based Costing dapat membantu perusahaan dalam menentukan pemasok (supplier) yang tepat bagi perusahaan. Activity-Based

Costing dapat membantu manajer dalam hal mengidentifikasi peluang-peluang

dalam memperbaiki nilai, dan dapat mengidentifikasi perubahan aktivitas dan komponen yang mempengaruhi pemasok dan konsumen dalam rantai nilai. 3. Dengan penerapan metode Activity-Based Costing perusahaan dapat

mengidentifikasi biaya pemasoknya, sehingga terlihat perbandingan total biaya per unit antara pemasok satu dengan yang lainnya. Dari perbandingan tersebut perusahaan dapat mengambil keputusan mengenai pemasok yang akan digunakan untuk menyalurkan kebutuhan bahan baku perusahaan.


(15)

Bab V Simpulan dan Saran 54

Universitas Kristen Maranatha 5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka saran-saran yang dapat diberikan adalah:

1. Penerapan Activity-Based Costing akan memberikan informasi tentang biaya aktivitas, yang memungkinkan manager untuk menekan aktivitas yang menimbulkan biaya tetapi tidak bernilai tambah sehingga harga jual yang ditetapkan untuk tiap produk dapat lebih bersaing lagi. Dengan membebankan biaya overhead sesuai aktivitas, dapat menetapkan harga jual yang lebih tepat untuk tiap produk, sehingga tidak kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba yang maksimal.

2. Perusahaan harus dapat mengidentifikasi biaya pemasoknya dengan benar. Selain itu, perusahaan juga perlu mengevaluasi para pemasok berdasarkan pada total biaya, bukan hanya pada harga pembelian saja.


(16)

55 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Edward J, Kung H. Chen, Thomas W. Lin. (2000). Diterjemahkan oleh A. Susty Ambarriani. Manajemen Biaya. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Garrison, Ray H, dan Eric W. Noreen. (2006). Diterjemahkan oleh Nuri Hinduan dan Edward Tanujaya. Akuntansi Manajerial, Edisi 11, Salemba Empat, Jakarta.

Google.(http://digilib.it.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10830-2599100022-Chapter1.pdf)

Hansen, Don R, dan Maryanne M. Mowen. (2006). Diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Akuntansi Manajemen, Edisi 7, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi Keempat, BP STIE YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi, (2003). Activity-Based Cost System, Edisi Keenam, Cetakan Pertama, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi. (2005). Akuntansi Biaya, Edisi Keenam, Yogyakarta: Aditya Media.

Prakarsa, Wahjudi. (1995). SIM Sebagai Pendukung dan Penentu Keunggulan

Strategi Organisasi. Media Akuntansi. No. 05/THN II/1995.

Shank, Jhon K, dan Vijay Govindarajan. (2000). Strategic Cost Management and the

Value Chain. Second Edition. Thomson Learning: South-Western College

Publishing.

Supriyono. (2002). Akuntansi Manajemen, Proses Pengendalian Manajemen, STIE YPKN, Yogyakarta.


(1)

Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha

perubahan karena dapat disebut sebagai sistem yang dapat membantu usaha-usaha perbaikan yang dilakukan perusahaan secara berkesinambungan.

Activity-Based Costing System dapat membantu manajer dalam hal

mengidentifikasi peluang-peluang dalam memperbaiki nilai (value), dan dapat mengidentifikasi perubahan aktivitas dan komponen yang mempengaruhi pemasok (supplier) dan konsumen (customer) dalam rantai nilai (value chain).

Selain manajer mengidentifikasi biaya yang benar untuk pemasok, ia juga perlu untuk mengevaluasi para pemasok berdasarkan pada total biaya, bukan hanya pada harga pembelian saja. Activity-Based Costing System adalah kunci untuk mengusut biaya-biaya yang berhubungan dengan pembelian, mutu atau kualitas, keandalan, dan waktu pengantaran ke para pemasok. Mengusut supplier-driver costs ke para pemasok dapat memungkinkan perusahaan untuk memilih dengan benar para pemasok yang murah, dan yang dapat meningkatkan profitabilitas.

Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut sebagai studi akhir dalam penyusunan skripsi dengan judul “PENERAPAN

ACTIVITY-BASED COSTING SEBAGAI SUATU STRATEGI DALAM

MENENTUKAN PEMASOK (SUPPLIER) (STUDI KASUS PADA CV. TUNAS


(2)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pembebanan biaya produksi pada perusahaan? 2. Bagaimana tahapan dalam melakukan Activity-Based Costing?

3. Sejauhmana peranan Activity-Based Costing dapat membantu perusahaan dalam menentukan pemasok?

4. Bagaimana penerapan Activity-Based Costing sebagai suatu strategi dalam menentukan pemasok (supplier)?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Ingin mengetahui penerapan pembebanan biaya produksi pada perusahaan. 2. Ingin mengetahui tahap-tahap dalam Activity-Based Costing.

3. Ingin mengetahui sejauhmana Activity-Based Costing dapat membantu perusahaan dalam menentukan pemasok.

4. Ingin mengetahui penerapan metode Activity-Based Costing sebagai suatu strategi dalam menentukan pemasok (supplier) dalam suatu perusahaan.


(3)

Bab I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang dapat digunakan oleh perusahaan mengenai penerapan metode Activity-Based Costing dalam menentukan pemasok (supplier). Dan diharapkan penelitian ini dapat menjadi usulan yang baik dalam perkembangan perusahaan yang diteliti di masa yang akan datang.

2. Bagi Penulis

 Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai penerapan metode Activity-Based Costing dalam menentukan pemasok (supplier).

 Penulis juga dapat memperoleh kesempatan mempraktekkan akuntansi manajemen hingga penuls mendapat gambaran serta pengertian antara teori dengan yang dipraktekkan.

3. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi tambahan bagi penelitian selanjutnya mengenai perbandingan teori metode Activity-Based


(4)

53 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dan juga beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat dalam perusahaan.

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan metode Activity-Based Costing perusahaan membebankan biaya berdasarkan aktivitas-aktivitasnya yang menyerap biaya, sehingga menyebabkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.

2. Bahwa penerapan Activity-Based Costing dapat membantu perusahaan dalam menentukan pemasok (supplier) yang tepat bagi perusahaan. Activity-Based

Costing dapat membantu manajer dalam hal mengidentifikasi peluang-peluang

dalam memperbaiki nilai, dan dapat mengidentifikasi perubahan aktivitas dan komponen yang mempengaruhi pemasok dan konsumen dalam rantai nilai. 3. Dengan penerapan metode Activity-Based Costing perusahaan dapat

mengidentifikasi biaya pemasoknya, sehingga terlihat perbandingan total biaya per unit antara pemasok satu dengan yang lainnya. Dari perbandingan tersebut perusahaan dapat mengambil keputusan mengenai pemasok yang akan digunakan untuk menyalurkan kebutuhan bahan baku perusahaan.


(5)

Bab V Simpulan dan Saran 54

Universitas Kristen Maranatha

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka saran-saran yang dapat diberikan adalah:

1. Penerapan Activity-Based Costing akan memberikan informasi tentang biaya aktivitas, yang memungkinkan manager untuk menekan aktivitas yang menimbulkan biaya tetapi tidak bernilai tambah sehingga harga jual yang ditetapkan untuk tiap produk dapat lebih bersaing lagi. Dengan membebankan biaya overhead sesuai aktivitas, dapat menetapkan harga jual yang lebih tepat untuk tiap produk, sehingga tidak kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba yang maksimal.

2. Perusahaan harus dapat mengidentifikasi biaya pemasoknya dengan benar. Selain itu, perusahaan juga perlu mengevaluasi para pemasok berdasarkan pada total biaya, bukan hanya pada harga pembelian saja.


(6)

55 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Edward J, Kung H. Chen, Thomas W. Lin. (2000). Diterjemahkan oleh A. Susty Ambarriani. Manajemen Biaya. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Garrison, Ray H, dan Eric W. Noreen. (2006). Diterjemahkan oleh Nuri Hinduan dan Edward Tanujaya. Akuntansi Manajerial, Edisi 11, Salemba Empat, Jakarta.

Google.(http://digilib.it.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10830-2599100022-Chapter1.pdf)

Hansen, Don R, dan Maryanne M. Mowen. (2006). Diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Akuntansi Manajemen, Edisi 7, Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi Keempat, BP STIE YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi, (2003). Activity-Based Cost System, Edisi Keenam, Cetakan Pertama, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Mulyadi. (2005). Akuntansi Biaya, Edisi Keenam, Yogyakarta: Aditya Media.

Prakarsa, Wahjudi. (1995). SIM Sebagai Pendukung dan Penentu Keunggulan

Strategi Organisasi. Media Akuntansi. No. 05/THN II/1995.

Shank, Jhon K, dan Vijay Govindarajan. (2000). Strategic Cost Management and the

Value Chain. Second Edition. Thomson Learning: South-Western College

Publishing.

Supriyono. (2002). Akuntansi Manajemen, Proses Pengendalian Manajemen, STIE YPKN, Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

Design Penerapan Activity Based Costing System untuk Menentukan Harga Pokok Produksi (Studi Kasus pada Perusahaan Autobody Manufaktur dan Komponen Otomotif di CV Delima mandiri)

1 29 143

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING DALAM MENENTUKAN HARGA SEWA KAMAR ( Studi Kasus Pada Hotel Pandanaran Semarang ).

0 4 15

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RS Islam Klaten).

1 1 11

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSUD Dr. Moewardi Surakarta).

0 0 14

PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP PENERAPAN METODE ACTIVITY-BASED COSTING SYSTEM DALAM MENENTUKAN BESARNYA TARIF JASA RAWAT INAP (Studi Kasus Pada RSJD Surakarta).

0 0 14

Penerapan Activity-Based Costing Sebagai Suatu Strategi dalam Menentukan Pemasok (Supplier) (Studi Kasus pada CV. Tunas Dwipa).

1 1 20

Penerapan Activity Based Costing dalam Menentukan Harga Jual Produk (Studi CV Batara Eka Jaya).

0 0 20

Peranan Penerapan Activity Based Costing System dalam Menentukan Harga Pokok Produk pada CV. Bandung Mulia Konveksi.

14 28 19

Penerapan Activity-Based Costing dalam Menentukan Harga Pokok Produk yang Lebih Akurat pada CV. Agro Duta.

0 0 16

ANALISIS PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA CV NATURAL PALEMBANG

0 0 16