Penerapan Activity-Based Costing Sebagai Suatu Strategi dalam Menentukan Pemasok (Supplier) (Studi Kasus pada CV. Tunas Dwipa).
ABSTRACT
In the face of competition, business entities are required to have good strategies in making decisions for the company. Of these strategies will be seen whether the company is viable to survive in competition with other companies or not. One important strategy for the company did was to determine the supplier. In this thesis, CV. Tunas Dwipa implement Activity-Based Costing (ABC) in determining its suppliers. Activity-Activity-Based Costing System can assist managers in identifying opportunities to improve value, and can identify changes that affect the activity and component suppliers and consumers in the value chain. By using the ABC method a company can identify the cost of its suppliers with cost drivers, so that companies can make informed decisions about which suppliers should be chosen by the company.
With the achievement of this theory, the expected CV. Tunas Dwipa can determine the right supplier for their business.
(2)
vii
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Dalam menghadapi persaingan, badan usaha dituntut untuk memiliki strategi-strategi yang baik dalam mengambil keputusan bagi perusahaan. Dari strategi-strategi tersebut nantinya akan terlihat apakah perusahaan tersebut layak untuk bertahan dalam persaingan dengan perusahaan lainnya atau tidak. Salah satu strategi yang penting untuk dilakukan oleh perusahaan adalah menentukan pemasok. Dalam penulisan tugas akhir ini, CV. Tunas Dwipa menerapkan Activity-Based Costing (ABC) dalam menentukan pemasoknya. Activity-Based Costing System dapat membantu manajer dalam hal mengidentifikasi peluang-peluang dalam memperbaiki nilai, dan dapat mengidentifikasi perubahan aktivitas dan komponen yang mempengaruhi pemasok dan konsumen dalam rantai nilai. Dengan menggunakan metode ABC perusahaan dapat mengidentifikasi biaya pemasoknya menggunakan berbagai pemicu biaya, sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai pemasok yang harus dipilih oleh perusahaan. Dengan pencapaian teori ini, diharapkan CV. Tunas Dwipa dapat menentukan pemasok yang tepat bagi perusahaannya.
(3)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRACT ... vi
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
BAB I ... 1
PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Rerangka Penelitian ... 7
1.6 Metodelogi Penelitian ... 8
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ... 8
1.6.2 Metode Pengolahan Data ... 10
BAB II ... 11
KAJIAN PUSTAKA ... 11
2.1 Pengertian Activity-Based Costing ... 11
2.2 Asumsi dan Konsep-konsep Dasar Activity-Based Costing ... 12
2.3 Activity-Based Costing Sebagai Dasar Alokasi Biaya Overhead Pabrik Yang Lebih Akurat ... 14
2.4 Perbandingan Antara Conventional System Dengan Activity-Based Costing System ... 15
2.5 Tahap-tahap Activity-Based Costing ... 19
2.6 Syarat Penerapan Sistem Activity-Based Costing... 20
2.7 Prosedur Pembebanan Biaya Overhead dengan Sistem Activity-Based Costing ... 22
(4)
ix
Universitas Kristen Maranatha
2.10 Analisis Value Chain ... 26
2.11 Tahapan Analisis Value Chain ... 27
2.12 Pembagian Aktivitas dalam Analisis Value Chain ... 29
2.12.1 Hubungan Pemasok (Supplier Linkages) ... 29
2.12.2 Hubungan Konsumen (Customer Linkages) ... 30
2.12.3 Hubungan Internal (Internal Linkages) ... 31
2.13 Peranan Activity-Based Costing dalam Analisis Value Chain untuk Meningkatkan Keunggulan Kompetitif ... 31
2.14 Peranan Activity-Based Costing dalam Menentukan Pemasok (Supplier) ... 33
BAB III ... 36
METODOLOGI PENELITIAN ... 36
3.1 JENIS PENELITIAN ... 36
3.2 JENIS DATA ... 36
3.3 METODE PENGUMPULAN DATA ... 37
3.4 ANALISIS DATA ... 38
BAB IV ... 39
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
4.1 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 39
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ... 39
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan ... 40
4.1.3 Produksi Perusahaan ... 40
4.1.3.1 Karakteristik Produk ... 40
4.1.3.2 Jenis Bahan ... 41
4.1.3.3 Proses Produksi ... 41
4.1.4 Elemen Biaya ... 43
4.2 PEMBAHASAN ... 44
4.2.1 Pembebanan Biaya Produksi pada Perusahaan ... 44
4.2.1.1 Biaya Bahan Baku Langsung ... 44
4.2.1.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 45
4.2.1.3 Biaya Overhead Pabrik ... 46
4.2.1.4 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Konvensional ... 49
(5)
4.2.1.5 Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode
Activity - Based Costing ... 50
4.2.2 Tahapan – tahapan dalam Melakukan Activity Based – Costing ... 51
4.2.3 Penerapan Activity – Based Costing ... 52
4.2.4 Penerapan Activity – Based Costing dalam Menentukan Pemasok ... 56
BAB V ... 60
SIMPULAN DAN SARAN ... 60
5.1 SIMPULAN ... 60
5.2 SARAN ... 61
(6)
xi
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Rerangka Penelitian ... 7
Gambar 2 Konsep Dasar Activity-Based Costing ... 14
Gambar 3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 40
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel I Perbandingan Activity-Based Costing System dengan Conventional
System ... 18
Tabel II Data Volume Penjualan ... 45
Tabel III Data Pemakaian Jam Tenaga Kerja Langsung ... 46
Tabel IV Biaya Overhead Pabrik ... 48
Tabel V Biaya Bahan Baku Langsung ... 49
Tabel VI Harga Pokok Produksi ... 50
Tabel VII Daftar Aktivitas-aktivitas yang Menyerap Biaya Overhead ... 52
Tabel VIII Pembebanan biaya overhead pabrik ke aktifitas ... 53
Tabel IX Daftar Activity Driver ... 53
Tabel X Tarif Overhead per Aktivitas ... 54
Tabel XI Rincian Biaya Overhead Pabrik per unit ... 55
Tabel XII Total BOP Tiap Jenis Produk ... 55
Tabel XIII Harga Pokok Produk Per Unit ... 56
Tabel XIV Biaya Aktivitas... 57
Tabel XV Data Pemasok ... 57
(8)
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Persaingan antar perusahaan, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa semakin kuat (sumber: http://digilib.it.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10830-2599100022-Chapter1.pdf). Kondisi demikian menuntut
perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau dapat lebih berkembang. Perusahaan juga dituntut sebisa mungkin untuk dapat meningkatkan proses produksi atau aktivitas perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien. Adapun berbagai macam cara yang dapat dilakukan untuk dapat bertahan dalam persaingan antar perusahaan, yaitu:
1. Meningkatkan kinerja perusahaan. 2. Efisiensi biaya.
3. Dapat mengembangkan perusahaan.
4. Mampu menganalisis lingkungan agar dapat memperoleh informasi yang benar, lengkap, dan akurat.
Dalam menghadapi persaingan ini, perusahaan juga dituntut untuk memiliki strategi-strategi yang baik dalam mengambil keputusan bagi perusahaan. Dari strategi-strategi tersebut nantinya akan terlihat apakah perusahaan tersebut layak untuk bertahan dalam persaingan dengan perusahaan lainnya atau tidak.
(9)
Bab I Pendahuluan 2
Agar perusahaan bisa unggul dalam persaingan yang sangat ketat dengan lingkungan yang selalu berubah, maka perusahaan perlu mengantisipasi, menanggapi, dan mengurangi atau mengeliminasi hal-hal yang menyebabkan ketidakekonomisan yang terjadi dalam perusahaan. Sebagian besar perusahaan akan berusaha untuk bisa bertahan, bahkan berkembang dalam bisnisnya sehingga yang menjadi andalan adalah keunggulan bersaing. Perusahaan pada umumnya mampu memperoleh keunggulan persaingan jika pangsa pasar yang dimiliki mampu memberikan kekuatan yang menonjol di atas kekuatan pesaing dan kemampuannya untuk mengembangkan citra produk perusahaan terhadap pelanggan. Untuk mencapai hal itu perusahaan akan menggunakan strategi bersaing.
Selain perusahaan harus memiliki strategi yang baik dalam bersaing, salah satu hal yang penting untuk dilakukan perusahaan adalah menentukan pemasok (supplier) bagi perusahaannya. Hal tersebut sangat penting karena pemasok merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi banyak aktivitas internal suatu perusahaan dan dengan signifikan meningkatkan biaya pembelian (Hansen & Mowen, 2006) Terjemahan:
Fitriasari dan Kwary. Pemilihan pemasok merupakan alat untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Hal ini disebabkan kualitas
barang yang berasal dari pemasok akan mempengaruhi ketepatan waktu, kenyamanan, keselamatan, harga, dan lain-lain.
Pemasok adalah partner bagi perusahaan yang berperan penting dalam memenuhi kebutuhan perusahaan. Pemasok yang sehat akan mendorong proses perkembangan perusahaan. Tidak banyak pebisnis yang menyadari pentingnya menjaga
(10)
Bab I Pendahuluan 3
Universitas Kristen Maranatha
hubungan dengan pemasok mereka yang telah banyak membantu bisnisnya untuk tumbuh. Bagaimanapun juga, pemasok sangat strategis posisinya bagi sebuah bisnis. Tanpa mereka, maka bisnis tersebut harus memulai semua hal dari awal dengan modal yang sangat besar. Mengingat pentingnya pemasok bagi perusahaan sudah sewajarnya dalam pemilihan memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang lebih luas.
Analisis value chain menghubungkan perusahaan dengan para pemasok dan para pelanggannya. Analisis value chain merupakan analisis aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai, baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun dari luar perusahaan. Analisis value chain merupakan salah satu alat analisis manajemen biaya yang dapat digunakan untuk memberikan informasi guna membuat keputusan strategis dalam menghadapi persaingan bisnis. Hubungan perusahaan dengan para pemasoknya akan memberi manfaat bagi perusahaan dalam hal peningkatan kualitas bahan baku, waktu pengantaran bahan baku lebih tepat, dan dapat menghemat biaya. Menjaga hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan pemasok merupakan hal yang penting bagi perusahaan karena dapat memberikan peluang untuk meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan, baik dalam hal pengurangan biaya maupun atau peningkatan kualitas.
Seorang manajer harus dapat mengidentifikasi biaya apa saja yang akan dikeluarkan untuk para pemasoknya. Apabila seorang manajer tidak mampu mengidentifikasi dengan baik dan benar biaya pemasoknya, maka akan menimbulkan masalah bagi perusahaannya. Untuk mengatasi masalah tersebut terdapat suatu sistem
(11)
Bab I Pendahuluan 4
yang dapat membantu manajer dalam mengidentifikasi biaya pemasoknya. Sistem ini disebut dengan sistem biaya berdasarkan aktivitas (Activity-Based Costing System).
Activity-Based Costing System merupakan bagian daripada manajemen perubahan
karena dapat disebut sebagai sistem yang dapat membantu usaha-usaha perbaikan yang dilakukan perusahaan secara berkesinambungan.
Activity-Based Costing System dapat membantu manajer dalam hal
mengidentifikasi peluang-peluang dalam memperbaiki nilai (value), dan dapat mengidentifikasi perubahan aktivitas dan komponen yang mempengaruhi pemasok (supplier) dan konsumen (customer) dalam rantai nilai (value chain).
Selain manajer mengidentifikasi biaya yang benar untuk pemasok, ia juga perlu untuk mengevaluasi para pemasok berdasarkan pada total biaya, bukan hanya pada harga pembelian saja. Activity-Based Costing System adalah kunci untuk mengusut biaya-biaya yang berhubungan dengan pembelian, mutu atau kualitas, keandalan, dan waktu pengantaran ke para pemasok. Mengusut supplier-driver costs ke para pemasok dapat memungkinkan perusahaan untuk memilih dengan benar para pemasok yang murah, dan yang dapat meningkatkan profitabilitas. Berdasarkan uraian-uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut sebagai studi akhir dalam penyusunan skripsi dengan judul “PENERAPAN ACTIVITY-BASED COSTING
SEBAGAI SUATU STRATEGI DALAM MENENTUKAN PEMASOK
(12)
Bab I Pendahuluan 5
Universitas Kristen Maranatha
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pembebanan biaya produksi pada perusahaan? 2. Bagaimana tahapan dalam melakukan Activity-Based Costing?
3. Sejauhmana peranan Activity-Based Costing dapat membantu perusahaan dalam menentukan pemasok?
4. Bagaimana penerapan Activity-Based Costing sebagai suatu strategi dalam menentukan pemasok (supplier)?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui penerapan pembebanan biaya produksi pada perusahaan. 2. Untuk mengetahui tahap-tahap dalam Activity-Based Costing.
3. Untuk mengetahui sejauhmana Activity-Based Costing dapat membantu perusahaan dalam menentukan pemasok.
4. Untuk mengetahui penerapan metode Activity-Based Costing sebagai suatu strategi dalam menentukan pemasok (supplier) dalam suatu perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
(13)
Bab I Pendahuluan 6
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang dapat digunakan oleh perusahaan mengenai penerapan metode Activity-Based Costing dalam menentukan pemasok (supplier). Dan diharapkan penelitian ini dapat menjadi usulan yang baik dalam perkembangan perusahaan yang diteliti di masa yang akan datang. 2. Bagi Penulis
• Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis mengenai penerapan metode Activity-Based Costing dalam menentukan pemasok (supplier).
• Penulis juga dapat memperoleh kesempatan mempraktekkan akuntansi manajemen hingga penuls mendapat gambaran serta pengertian antara teori dengan yang dipraktekkan.
3. Bagi Pihak Lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi tambahan bagi penelitian selanjutnya mengenai perbandingan teori metode Activity-Based Costing dengan penerapannya secara nyata.
(14)
Bab I Pendahuluan 7
Universitas Kristen Maranatha
1.5 Rerangka Pemikiran
Activity-Base-Costing Methode adalah suatu sistem akuntansi yang berfokus pada aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk dan jasa. Intinya adalah bagaimana mengalokasikan BOP (Biaya Overhead Pabrik) sesuai komponen harga pokok produksi kepada produk dengan adil dan tepat berdasarkan aktivitasnya.
Aktivitas (activity) adalah setiap kejadian atau transaksi yang merupakan pemicu biaya, sedangkan pemicu biaya adalah faktor penyebab dari biaya yang dikeluarkan. Dalam Activity Base Costing, harus dilakukan penelitian aktivitas apa sajayang dilakukan untuk memproduksi suatu produk. Ketelitian penemuakn aktivitas akan menyebabkan ketelitian perhitungan harga pokok produk.
CV. TUNAS DWIPA
Activity-Based-Costing Methode
Menolak Pemasok Menerima Pemasok
Aplikasi
(15)
Bab I Pendahuluan 8
Pemilihan pemasok merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi suatu produk. Metode Analysis Base Costing merupakan suatu metode yang dapat membantu perusahaan untuk menentukan pemasok yang akan di pilih untuk melakukan produksi di perusahaannya.
1.6 Metodelogi Penelitian
Metodelogi penelitian merupakan urutan dari langkah-langkah dan kerangka berpikir yang dibuat untuk merumuskan, menganalisa dan memecahkan masalah yang di hadapi.
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan dalam mencari dan mengumpulkan data yang berguna bagi perkembangan penelitian skripsi adalah sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Dilakukan untuk memperoleh data-data teoritis yang menjadi dasar dari pembahasan dalam penyusunan penelitian ini yang berupa literatur-literatur maupun bentuk lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.
2. Survey Lapangan
Dilakukan untuk memperoleh gambaran yang mendalam mengenai badan usaha dan permasalahan yang dihadapi badan usaha tersebut.
(16)
Bab I Pendahuluan 9
Universitas Kristen Maranatha
Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam pembahasan permasalahan yang ada, dilakukan beberapa tehnik penelitian, yaitu :
a. Wawancara Langsung
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan pihak intern perusahaan.
b. Dokumentasi
Data-data yang dibutuhkan diperoleh dari dokumen-dokumen intern perusahaan.
3. Observasi
Dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian, yaitu proses produksi perusahaan.
(17)
Bab I Pendahuluan 10
1.6.2 Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskripktif kuantitatif. Dari data-data yang dikumpulkan, maka langkah berikutnya yang harus di tempuh adalah pengolahan data. Adapun pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Mengumpulkan data-data permintaan akan produk dan biaya produksinya, serta data mengenai pemasoknya untuk dilakukan pengolahan data dalam menentukan pemasok yang tepat dengan menggunakan
activity-based-costing.
- Menganalisis aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam proses produksinya - Melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
(18)
60
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dan juga beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat dalam perusahaan.
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan metode Activity-Based Costing perusahaan membebankan biaya berdasarkan aktivitas-aktivitasnya yang menyerap biaya, sehingga menyebabkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.
2. Bahwa penerapan Activity-Based Costing dapat membantu perusahaan dalam menentukan pemasok (supplier) yang tepat bagi perusahaan.
Activity-Based Costing dapat membantu manajer dalam hal mengidentifikasi peluang-peluang dalam memperbaiki nilai, dan dapat mengidentifikasi perubahan aktivitas dan komponen yang mempengaruhi pemasok dan konsumen dalam rantai nilai.
3. Dengan penerapan metode Activity-Based Costing perusahaan dapat mengidentifikasi biaya pemasoknya, sehingga terlihat perbandingan total
(19)
Bab V Simpulan dan Saran 61
biaya per unit antara pemasok satu dengan yang lainnya. Dari perbandingan tersebut perusahaan dapat mengambil keputusan mengenai pemasok yang akan digunakan untuk menyalurkan kebutuhan bahan baku perusahaan.
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka saran-saran yang dapat diberikan adalah:
1. Penerapan Activity-Based Costing akan memberikan informasi tentang biaya aktivitas, yang memungkinkan manager untuk menekan aktivitas yang menimbulkan biaya tetapi tidak bernilai tambah sehingga harga jual yang ditetapkan untuk tiap produk dapat lebih bersaing lagi. Dengan membebankan biaya overhead sesuai aktivitas, dapat menetapkan harga jual yang lebih tepat untuk tiap produk, sehingga tidak kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba yang maksimal.
2. Perusahaan harus dapat mengidentifikasi biaya pemasoknya dengan benar. Selain itu, perusahaan juga perlu mengevaluasi para pemasok berdasarkan pada total biaya, bukan hanya pada harga pembelian saja.
(20)
62
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, Edward J, Kung H. Chen, Thomas W. Lin. (2000). Diterjemahkan oleh A. Susty Ambarriani. Manajemen Biaya. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Garrison, Ray H, dan Eric W. Noreen. (2006). Diterjemahkan oleh Nuri Hinduan dan Edward Tanujaya. Akuntansi Manajerial, Edisi 11, Salemba Empat, Jakarta.
Google.(http://digilib.it.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10830-2599100022-Chapter1.pdf)
Hansen, Don R, dan Maryanne M. Mowen. (2006). Diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Akuntansi Manajemen, Edisi 7, Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi Keempat, BP STIE YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi, (2003). Activity-Based Cost System, Edisi Keenam, Cetakan Pertama, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi. (2005). Akuntansi Biaya, Edisi Keenam, Yogyakarta: Aditya Media.
Prakarsa, Wahjudi. (1995). SIM Sebagai Pendukung dan Penentu
Keunggulan Strategi Organisasi. Media Akuntansi. No. 05/THN
II/1995.
Shank, Jhon K, dan Vijay Govindarajan. (2000). Strategic Cost
Management and the Value Chain. Second Edition. Thomson
Learning: South-Western College Publishing.
Supriyono. (2002). Akuntansi Manajemen, Proses Pengendalian Manajemen, STIE YPKN, Yogyakarta.
(1)
Bab I Pendahuluan 8
Pemilihan pemasok merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan untuk memproduksi suatu produk. Metode Analysis Base Costing merupakan suatu metode yang dapat membantu perusahaan untuk menentukan pemasok yang akan di pilih untuk melakukan produksi di perusahaannya.
1.6 Metodelogi Penelitian
Metodelogi penelitian merupakan urutan dari langkah-langkah dan kerangka berpikir yang dibuat untuk merumuskan, menganalisa dan memecahkan masalah yang di hadapi.
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian yang digunakan dalam mencari dan mengumpulkan data yang berguna bagi perkembangan penelitian skripsi adalah sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Dilakukan untuk memperoleh data-data teoritis yang menjadi dasar dari pembahasan dalam penyusunan penelitian ini yang berupa literatur-literatur maupun bentuk lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas.
2. Survey Lapangan
Dilakukan untuk memperoleh gambaran yang mendalam mengenai badan usaha dan permasalahan yang dihadapi badan usaha tersebut.
(2)
Bab I Pendahuluan 9
Universitas Kristen Maranatha
Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam pembahasan permasalahan yang ada, dilakukan beberapa tehnik penelitian, yaitu :
a. Wawancara Langsung
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan pihak intern perusahaan.
b. Dokumentasi
Data-data yang dibutuhkan diperoleh dari dokumen-dokumen intern perusahaan.
3. Observasi
Dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian, yaitu proses produksi perusahaan.
(3)
Bab I Pendahuluan 10
1.6.2 Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskripktif kuantitatif. Dari data-data yang dikumpulkan, maka langkah berikutnya yang harus di tempuh adalah pengolahan data. Adapun pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
- Mengumpulkan data-data permintaan akan produk dan biaya produksinya, serta data mengenai pemasoknya untuk dilakukan pengolahan data dalam menentukan pemasok yang tepat dengan menggunakan activity-based-costing.
- Menganalisis aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam proses produksinya - Melakukan perbaikan-perbaikan yang diperlukan.
(4)
60
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dan juga beberapa saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat dalam perusahaan.
5.1 SIMPULAN
Berdasarkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan menggunakan metode Activity-Based Costing perusahaan membebankan biaya berdasarkan aktivitas-aktivitasnya yang menyerap biaya, sehingga menyebabkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat.
2. Bahwa penerapan Activity-Based Costing dapat membantu perusahaan dalam menentukan pemasok (supplier) yang tepat bagi perusahaan. Activity-Based Costing dapat membantu manajer dalam hal mengidentifikasi peluang-peluang dalam memperbaiki nilai, dan dapat mengidentifikasi perubahan aktivitas dan komponen yang mempengaruhi pemasok dan konsumen dalam rantai nilai.
3. Dengan penerapan metode Activity-Based Costing perusahaan dapat mengidentifikasi biaya pemasoknya, sehingga terlihat perbandingan total
(5)
Bab V Simpulan dan Saran 61
biaya per unit antara pemasok satu dengan yang lainnya. Dari perbandingan tersebut perusahaan dapat mengambil keputusan mengenai pemasok yang akan digunakan untuk menyalurkan kebutuhan bahan baku perusahaan.
5.2 SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka saran-saran yang dapat diberikan adalah:
1. Penerapan Activity-Based Costing akan memberikan informasi tentang biaya aktivitas, yang memungkinkan manager untuk menekan aktivitas yang menimbulkan biaya tetapi tidak bernilai tambah sehingga harga jual yang ditetapkan untuk tiap produk dapat lebih bersaing lagi. Dengan membebankan biaya overhead sesuai aktivitas, dapat menetapkan harga jual yang lebih tepat untuk tiap produk, sehingga tidak kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba yang maksimal.
2. Perusahaan harus dapat mengidentifikasi biaya pemasoknya dengan benar. Selain itu, perusahaan juga perlu mengevaluasi para pemasok berdasarkan pada total biaya, bukan hanya pada harga pembelian saja.
(6)
62
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, Edward J, Kung H. Chen, Thomas W. Lin. (2000). Diterjemahkan oleh A. Susty Ambarriani. Manajemen Biaya. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Garrison, Ray H, dan Eric W. Noreen. (2006). Diterjemahkan oleh Nuri Hinduan dan Edward Tanujaya. Akuntansi Manajerial, Edisi 11, Salemba Empat, Jakarta.
Google.(http://digilib.it.ac.id/public/ITS-Undergraduate-10830-2599100022-Chapter1.pdf)
Hansen, Don R, dan Maryanne M. Mowen. (2006). Diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Akuntansi Manajemen, Edisi 7, Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen, Konsep, Manfaat dan Rekayasa, Edisi Keempat, BP STIE YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi, (2003). Activity-Based Cost System, Edisi Keenam, Cetakan Pertama, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Mulyadi. (2005). Akuntansi Biaya, Edisi Keenam, Yogyakarta: Aditya Media.
Prakarsa, Wahjudi. (1995). SIM Sebagai Pendukung dan Penentu Keunggulan Strategi Organisasi. Media Akuntansi. No. 05/THN II/1995.
Shank, Jhon K, dan Vijay Govindarajan. (2000). Strategic Cost Management and the Value Chain. Second Edition. Thomson Learning: South-Western College Publishing.
Supriyono. (2002). Akuntansi Manajemen, Proses Pengendalian Manajemen, STIE YPKN, Yogyakarta.