Peranan Metode Job Order Costing Terhadap Penetapan Harga Jual Pada PT. Jaya Sakti Tekstil di Majalaya.

(1)

ABSTRAK

Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi disertai dengan perdagangan bebas, persaingan dunia usaha akan semakin ketat. Produk dari luar negeri dapat dengan mudah diperoleh di dalam negeri dan bersaing dengan produk lokal. Oleh karena itu, sektor industri dalam negeri harus mampu menghasilkan produk yang mampu bersaing dengan produk luar negeri. Salah satu caranya adalah dengan menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau.

Agar produk yang dihasilkan dapat bersaing dan terjangkau, perusahaan harus dapat menentukan harga jual dengan tepat, karena itu perusahaan harus memiliki system perhitungan harga pokok yang akurat. Sistem perhitungan harga pokok yang tepat akan membantu manajemen untuk mengetahui dengan benar besarnya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan suatu produk.

Penulis melakukan penelitian pada PT. Jaya Sakti Tekstil yang memproduksi kain sarung dan serbet (kitchen towel) berdasarkan pesanan dimana produk yang dihasilkan bervariasi baik dari segi penggunaan bahan baku, tingkat kerumitannya, dan modelnya. Oleh karena itu, harga pokok produk untuk setiap pesanan akan berbeda-beda. Penelitian yang dilakukan menyangkut peranan metode job order costing dalam menetapkan harga jual. Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan perusahaan berdasarkan fakta dengan mengumpulkan data yang ada, mengolah, dan menganalisis data tersebut. Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan wawancara dengan pimpinan perusahaan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan perhitungan harga pokok produksi dan penetapan harga jual menurut perusahaan.

Selama ini PT. Jaya Sakti Tekstil membebankan biaya produksi tidak langsung dengan menggunakan satu dasar alokasi saja, yaitu total unit produk yang dihasilkan, sedangkan biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja ditelusuri secara langsung pada setiap pesanan. Dengan hanya menggunakan satu cost pool, maka perhitungan harga pokok menjadi kurang akurat sehingga dapat mengakibatkan harga jual yang terlalu rendah daripada harga pokok produksinya atau harga jual yang terlalu mahal.

Penulis menyarankan agar perusahaan menggunakan sistem biaya job order costing dengan multiple cost pool untuk mengalokasikan biaya produksi tidak langsung dan menggunakan jam tenaga kerja untuk menghitung biaya upah. Dengan demikian, dapat diperoleh harga pokok produk yang lebih akurat untuk setiap pesanan dan dapat mmbantu perusahaan dalam menetapkan harga jual produk yang dapat terjangkau.


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………...i

HALAMAN PENGESAHAN………...ii

SURAT PERNYATAAN……….iii

ABSTRAK……….v

KATA PENGANTAR………..vi

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL………xii

DAFTAR GAMBAR………...…...xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian……….1

1.2 Identifikasi Masalah………..2

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian………..3

1.4 Kegunaan Penelitian………..4

1.5 Kerangka Pemikiran………..5

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian……….6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Beban………..7

2.1.1 Klasifikasi Biaya……….8

2.2 Biaya Produksi……….11

2.2.1 Pengertian Biaya Produksi………11


(3)

2.2.2 Unsur-Unsur Biaya Produksi………12

2.2.2.1 Biaya Bahan Baku Langsung……….12

2.2.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung………...13

2.2.2.3 Biaya Produksi Tidak Langsung………14

2.2.3 Pembebanan Biaya Produksi……….15

2.2.3.1 Penelusuran Biaya Produksi………..15

2.2.3.2 Pengalokasian Biaya Produksi ………..15

2.2.3.3 Single and Multiple Overhead Costpool………17

2.3 Metode Akumulasi Biaya Produksi……….18

2.3.1 Metode Akumulasi Biaya Proses………..19

2.3.2 Metode Akumulasi Biaya Pesanan………...20

2.3.3 Metode Akumulasi Biaya Operasi………21

2.4 Harga Pokok Produk………22

2.4.1 Pengertian Harga Pokok………...22

2.4.2 Tujuan Penetapan Harga Pokok………23

2.4.3 Sistem Penetapan Harga Pokok………24

2.4.3.1 Sistem Penetapan Harga Pokok Dimuka…………...24

2.4.3.1.1 Sistem Harga Pokok Taksiran………26

2.4.3.1.2 Sistem Harga Pokok Standar………..27

2.4.3.2 Sistem Penetapan Harga Pokok Sesungguhnya…………29 2.5 Hubungan Antara Perhitungan Harga Pokok Dimuka dengan Job Order


(4)

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian………...32

3.2 Metodelogi Penelitian………..32

3.2.1 Pengumpulan Data…...……….33

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data………33

3.2.3 Variabel dalam Penelitian……….34

3.2.4 Langkah-langkah Penelitian………..35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian………37

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan………..37

4.1.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas………..37

4.1.2.1 Struktur Organisasi………38

4.1.2.2 Uraian Tugas……….38

4.1.3 Proses Produksi………45

4.1.4 Jenis-jenis Biaya dan Klasifikasi Biaya Pada Perusahaan………...46

4.1.4.1 Jenis-jenis Biaya pada PT. Jaya Sakti Tekstil…………...47

4.1.4.2 Klasifikasi Biaya pada PT. Jaya Sakti Tekstil…………...52

4.1.5 Perhitungan Harga Pokok Produk PT. Jaya Sakti Tekstil…………60

4.1.5.1 Biaya Bahan Baku……….…60

4.1.5.2 Biaya Tenaga Kerja ………..62

4.1.5.3 Biaya Produksi Tidak Langsung………63

4.2 Pembasahan……….66


(5)

4.2.1 Penetapan Harga Pokok Produk Sesuai dengan Metode Job Order

Costing……….66

4.2.2 Perhitungan Biaya Produksi……….68

4.2.2.1 Biaya Bahan Baku………68

4.2.2.2 Biaya Tenaga Kerja………..68

4.2.2.3 Biaya Produksi Tidak Langsung………..71

4.2.3 Penetapan Harga Jual………...79

4.2.3.1 Penetapan Harga Jual pada PT. Jaya Sakti Tekstil……..…80

4.2.3.2 Penetapan Harga Jual Berdasarkan Job Order Costing…...81

4.2.4 Perbandingan Harga Jual ………82

4.2.5 Peranan Perhitungan Metode Job Order Costing dalam Penetapan Harga………83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….….86

5.2 Saran………89

DAFATAR PUSTAKA………91


(6)

DAFTAR TABEL

No Tabel Keterangan Tabel Halaman

Tabel 4.1 Pengelompokkan Biaya-Biaya yang Terjadi Pada

PT. Jaya Sakti Tekstil………50

Tabel 4.2 Anggaran Biaya Produksi PT. Jaya Sakti Tekstil Tahun 2007…………..51

Tabel 4.3 Pengelompokkan Biaya-Biaya yang Terjadi Pada PT. Jaya Sakti Tekstil (Menurut Penulis)………..58

Tabel 4.4 Anggaran Biaya Produksi PT. Jaya Sakti Tekstil Tahun 2007 (Menurut Penulis)………..59

Tabel 4.5 Jumlah Unit Pesanan……….……….60

Tabel 4.6 Anggaran Biaya Bahan Baku Kain Sarung……….………...62

Tabel 4.7 Anggaran Biaya Bahan Baku Kain Serbet Motif Sogo…….………62

Tabel 4.8 Anggaran Biaya Bahan Baku Kain Serbet Motif Indi……….…………..62

Tabel 4.9 Biaya Tenaga Kerja Langsung……….…………..63

Tabel 4.10 Anggaran Biaya Produksi Langsung Tahun 2007 Untuk 34.293 Unit……….…...64

Tabel 4.11 Harga Pokok Produk Untuk Kain Sarung Sebanyak 12.894 Unit...67

Tabel 4.12 Harga Pokok Produk Unuk Kain Serbet Motif Sogo……….67

Tabel 4.13 Harga Pokok Produk Untuk Kain Serbet Motif Indi……….67

Tabel 4.14 Data Penggunaan Waktu Untuk Satu Unit Produk………....70


(7)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

No Tabel Keterangan Tabel Halaman

Tabel 4.15 Cost Pool I……….…73 Tabel 4.16 Perhitungan Pengalokasian BPTL Cost Pool I per Pesanan…….……….73 Tabel 4.17 Cost Pool II………74 Tabel 4.18 Jumlah Jam Tenaga Kerja per Pesanan……….……….75 Tabel 4.19 Perhitungan Pengalokasian Biaya Produksi Tidak Langsung

cost pool II per Pesanan……….75 Tabel 4.20 Cost Pool III………...75 Tabel 4.21 Anggaran Jumlah Jam Mesin……….76 Tabel 4.22 Perhitungan Pengalokasian Biaya Produksi Tidak Langsung

Cost pool III per Pesanan………...77 Tabel 4.23 Total Pengalokasian Biaya Produksi Tidak Langsung per Pesanan……..77 Tabel 4.24 Perhitungan Harga Pokok Produksi per Pesanan………...78 Tabel 4.25 Perbandingan HPP Menurut PT. Jaya Sakti Tekstil dengan

Perhitungan HPP Menurut Penulis………78 Tabel 4.26 Perbandingan Harga Jual………...82


(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Jaya Sakti Tekstil………39


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Saat ini perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Terutama sejak pemerintah memberikan kelonggaran dalam syarat menanamkan modal bagi para investor asing. Oleh karena itu banyak investor asing yang mulai membangun industrinya di kawasan Indonesia. Hal ini dapat terjadi karena di Indonesia memiliki banyak sumber daya manusia dan infrastruktur upah untuk buruh di Indonesia sangat murah dibandingkan dengan negara lain, oleh karena itu banyak investor asing yang mulai tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Dengan berkembangnya dunia usaha ini, maka industri manufaktur di Indonesia mengalami persaingan yang ketat.

Industri tekstil cocok untuk dikembangkan di Indonesia yang memiliki sumber daya manusia yang banyak. Dengan semakin berkembangnya industri-industri tekstil di Indonesia diharapkan dapat mengurangi jumlah pengangguran. Dalam menghadapi ketatnya persaingan, maka suatu perusahaan harus dapat merencanakan, mengorganisir serta mengendalikan semua kegiatannya dengan cermat termasuk pengendalian biaya. Tanpa adanya pengendalian biaya maka harga jual yang ditetapkan tidak akan kompetitif.


(10)

Bab I Pendahuluan 2

Produksi yang dihasilkan oleh PT Jaya Sakti Tekstil dibuat berdasarkan pesanan disamping produksi secara massa. PT Jaya Sakti Tekstil merupakan perusahaan tekstil yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Didasarkan pada pesanan, maka perusahaan menentukan harga pokok produknya dengan menggunakan metode Job Order Costing.

Menentukan harga pokok produk dengan menggunakan metode Job Order Costing ini memiliki fungsi untuk menentukan harga jual produk, oleh karena itu perusahaan dapat mengambil keputusan apakah pesanan dari pelanggan akan diterima atau ditolak.

Perhitungan harga pokok ini harus sudah sesuai dengan sifat proses produksi perusahaan, yaitu proses produksi berdasarkan pesanan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada PT Jaya Sakti Tekstil di Majalaya dan menyusun penelitian yang berjudul : ”Peranan Metode Job Order Costing Terhadap Penetapan Harga Jual pada PT. Jaya Sakti Tekstil di Majalaya.”

1.2Identifikasi Masalah

Biaya produksi merupakan dasar penting dalam menentukan harga jual yang dapat menghasilkan laba bagi perusahaan. Dalam mengalokasikan biaya kepada produk yang dihasilkan dengan tepat, diperlukan metode pembiayaan yang tepat dan bermanfaat bagi perusahaan tersebut.


(11)

Bab I Pendahuluan 3

Oleh karena itu, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana klasifikasi biaya produksi yang dilakukan perusahaan ?

2. Apakah perusahaan telah menerapkan metode Job Order Costing dalam perhitungan harga pokok produk ?

3. Bagaimana perusahaan menetapkan harga pokok produk berdasarkan metode Job Order Costing ?

4. Bagaimana cara perusahaan menentukan harga jual suatu produk ?

5. Bagaimana peranan Job Order Costing terhadap penetapan harga jual pada perusahaan ?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini dibuat untuk mengetahui peranan metode Job Order Costing terhadap penetapan harga jual.

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengklasifikasian biaya produksi yang dilakukan oleh perusahaan.

2. Untuk mengetahui cara perusahaan menerapkan metode Job Order Costing dalam perhitungan harga pokok produk.


(12)

Bab I Pendahuluan 4

4. Untuk mengetahui cara perusahaan menetapkan harga jual produknya

5. Untuk mengetahui peranan Job Order Costing terhadap penetapan harga jual pada perusahaan.

1.4Kegunaan Penelitian

Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi perusahaan yang diteliti.

Diharapkan dapat memberikan masukan bagi manajemen perusahaan dalam menentukan harga jual produk melalui perhitungan harga pokok yang tepat dan benar.

2. Bagi Penulis.

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi penulis untuk dapat lebih memahami mengenai perhitungan dan penentuan harga pokok produksi. Penulis juga berharap dapat menerapkan teori yang dipelajari pada pekerjaan.

3. Perkembangan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan masalah Job Order Costing.


(13)

Bab I Pendahuluan 5

1.5Rerangka Pemikiran

Perusahaan menetapkan harga jual produk berdasarkan perhitungan harga pokok produk. Untuk memperoleh informasi harga pokok yang akurat dan benar, maka dibutuhkan prosedur perhitungan biaya-biaya selama proses produksi. Unsur-unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik.

Dalam menentukan harga jual, dibutuhkan semua informasi mengenai biaya-biaya yang terjadi selama proses produksi. Informasi ini harus disajikan secara tepat agar memperoleh perhitungan akumulasi biaya yang akurat. Oleh karena itu perusahaan memerlukan akuntansi biaya. Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat bagi manajemen perusahaan dalam menyajikan informasi biaya suatu produk.

Penyajian laporan biaya yang tepat dapat membantu perusahaan dalam proses penghitungan harga pokok produk. Tanpa pembebanan biaya yang tepat, harga pokok yang dihasilkan dapat lebih tinggi atau lebih rendah dari yang sebenarnya. Produksi yang harga pokoknya terlalu tinggi akan dijual dengan harga yang lebih mahal dari yang seharusnya dan dapat mengakibatkan penurunan penjualan. Sebaliknya jika harga pokok dinilai terlalu rendah dari yang sebenarnya terjadi maka harga jual akan lebih murah, padahal mungkin saja harga pokok produksinya lebih tinggi dari harga


(14)

Bab I Pendahuluan 6

dikeluarkan selama proses produksi, serta memberi laba yang diinginkan oleh perusahaan. Namun harga jual harus sesuai dengan kualitas produknya dan terjangkau.

Untuk perusahaan yang memproduksi berbagai jenis produk dan berdasarkan pesanan dari pembeli, seperti perusahaan tekstil, maka lebih tepat jika perusahaan menggunakan metode job order costing sebagai sistem penghitungan biayanya. Setiap pesanan dari pembeli mempunyai spesifikasi yang berbeda sesuai dengan keinginan pemesannya. Dengan job order costing, pembebanan biaya akan dilakukan kepada masing-masing pesanan, sehingga harga pokok setiap pesanan dapat dihitung dengan lebih akurat.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh penulis merupakan perusahaan tekstil yang berada di kawasan Majalaya yaitu perusahaan tekstil PT. Jaya Sakti. Waktu penelitian adalah dari bulan November 2007 sampai dengan bulan Februari 2008.


(15)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian di PT. Jaya Sakti Tekstil dan melakukan pembahasan atas hasil penelitian tersebut, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. PT. Jaya Sakti Tekstil telah menelompokkan biaya produksi dalam proses produksinya menjadi tiga kelompok yang terdiri dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi tidak langsung. Dari pengelompokkan biaya ini masih terdapat pengelompokkan biaya yang kurang tepat yang dilakukan oleh perusahaan. Misalnya biaya bahan bakar yang dimasukkan menjadi biaya produksi tidak langsung, padahal biaya ini merupakan biaya yang berhubungan dengan pemasaran, oleh karena itu tidak boleh diperlakukan sebagai biaya produksi tidak langsung. Dalam penyusunan anggaran biaya produksi, PT. Jaya Sakti Tekstil memasukkan biaya non-produksi seperti gaji staf administrasi, staf keuangan, biaya listrik kantor ke dalam biaya produksi. Hal ini tidak tepat karena biaya-biaya yang boleh dibebankan ke produk hanya biaya yang berhubungan dengan proses produksi saja.


(16)

Bab V Kesimpulan dan Saran 87

2. PT. Jaya Sakti Tekstil telah menerapkan metode job order costing dalam perhitungan harga pokok. PT. Jaya Sakti melakukan perhitungan harga pokok produknya dengan cara menjumlahkan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi tidak langsung untuk masing-masing pesanan tesebut.

3. PT. Jaya Sakti telah melakukan perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan metode job order costing. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dicatat berdasarkan standar atau pengalaman yang telah lalu. Sedangkan biaya produksi tidak langsung dihitung dengan menggunakan anggaran yang kemudian dialokasikan kepada setiap pesanan dengan menggunakan satu cost pool saja dan memakai dasar alokasi total unit produksi yang dihasilkan. Dengan hanya menggunakan satu cost pool saja maka akan terdapat pesanan yang harga pokok produksinya yang undercosted atau overcosted.

4 Perusahaan memakai cost based picing dalam menentukan harga jual produknya, dimana harga pokok produk merupakan dasar utama perusahaan untuk menentukan harga jualnya. Harga jual ditentukan dengan menambah besarnya mark-up dari total biaya yang dikeluarkan. Besarnya mark up ditentukan oleh perusahaan berdasarkan pengalaman-pengalaman pada tahun sebelumnya. Karena harga pokok yang dihitung perusahaan kurang akurat, maka berdampak pula pada harga jual produknya.


(17)

Bab V Kesimpulan dan Saran 88

5 Pada PT. Jaya Sakti sebenarnya metode perhitungan job order costing telah berperan dalam menetapkan harga pokokp produknya, harga pokok produk merupakan dasar untuk menetapkan harga jual. Hal ini dapat dilihat dari : • Pengelompokkan biaya yang terjadi di perusahaan sudah cukup baik yaitu

biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi tidak langsung.

• Biaya bahan langsung dan tenaga kerja dibebankan langsung kepada produk karena kedua dapat ditelusuri secara langsung kepada produknya. • Biaya produksi tidak langsung dialokasikan ke produk dengan

menggunakan satu cost pool, dengan dasar alokasinya jumlah unit produksi.

Perhitungan harga pokok sebagai dasar penetapan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan dengan yang dilakukan oleh penulis terdapat perbedaan, karena perhitungan yang dilakukan oleh penulis lebih tepat karena biaya tenaga kerja dibebankan ke produk berdasarkan jam tenaga kerja dan biaya produksi tidak langsung dikelompokkan menjadi beberapa cost pool, dan dialokasiakan dengan menggunakan dasar alokasi yang mempunyai hubungan cause and effect.


(18)

Bab V Kesimpulan dan Saran 89

tingkat kesulitan pembuatan, lama waktu pengerjaan, dan sebagainya. Degan metode job order costing, perusahaan dapat menghitung harga pokok produknya setiap pesanan dengan lebih akurat antara lain karena biaya tenaga kerja dihitung menggunakan jam tenaga kerja sehingga untuk produk yang pengerjaannya lebih lama akan dibebankan biaya lebih besar dan biaya produksi tidak langsung akan dialokasikan ke masing-masing pesanan dengan lebih dari satu cost pool, dan menggunakan cost driver yang mempunyai hubungan yang erat terhadap kelompok-kelompok biaya tersebut.

5.2 Saran

Setelah membuat kesimpulan-kesimpulan di atas, pada sub bab ini penulis akan menguraikan beberapa sarannya dalam penelitian yang sudah dilakukan :

1. Perusahaan sebaiknya menganalisis kembali pengelompokkan biaya produksi yang selama ini sudah dilakukan oleh perusahaan. Hal ini perlu dilakukan agar dapat diperoleh perhitungan harga pokok yang lebih akurat dan dapat digunakan dalam menetapkan harga jual yang akurat.

2. perusahaan sebaiknya berhati-hati dalam menyusun anggaran biaya produksi dimana biaya non-produksi seperti gaji staff bagian keuangan, staff administrasi, biaya listrik untuk kantor dan lain-lain yang tidak memiliki hubungan dengan proses produksi sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam biaya produksi.


(19)

Bab V Kesimpulan dan Saran 90

3. Biaya produksi tidak langsung sebaiknya dialokasikan kepada produk dengan menggunakan lebih dari satu cost pool karena tidak semua biaya produksi tidak langsung memiliki cost driver yang sama. Dengan menggunakan cost pool yang sesuai dengan cost driver nya maka perhitungan biaya produksi tidak langsung akan menjadi lebih akurat.

4. Perusahaan perlu berhati-hati dalam menetapkan harga jual, agar harga jual yang ditawarkan dapat bersaing di pasaran sebab harga yang terlalu tinggi akan mengakibatkan perusahaan kehilangan pelanggan dan harga yang terlalu rendah dari harga produksinya akan mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, A. A., Rajiv D. Banker., Robert S. Kaplan., and Mark S. Young. 2001. Management Accounting. 3th edition. Upper Saddle River, New Jersey. Prentice Hall International, Inc.

Garrison, R. H., Eric W, Noreen. 2003, Managerial Accounting : Concepts for Planning and Decision Making. 10th edition. USA : McGraw Hill, Inc

Hansen, L H., William K. Carter., and Milton F. Usry. 2002.. Cost Accounting. 13th edition. Cincinnai, Ohio: Dame, a division of Thomson Learning.

Hilton, C. T, Gary L. Sundem., William O. Stratton. 2002.. Introduction to Management Accounting. 12th edition. New Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2000. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Kotler, P. 2003.. Marketing Management. 11th edition. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Maher, M. 1997. Cost Accounting: Creating Value for Management. 5th edition. Chicago: Irwin, Inc.

Meigs, R. F., Jan R. William., Susan F. Haka., Mark S. Battner. 1999. Accounting: The Best for Business Decisions. 11th edition. USA: McGraw Hill, Inc.

Mulyadi, 2003. Akuntansi Biaya. 6th edition. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi


(21)

Supriyono. R. A. 1992. Akuntansi Biaya – Perencanaan dan Pengendalian Biaya Serta Pembuatan Keputusan. 2nd edition. Yogyakarta: BPFE

Weygandt, J. J., Donald E. Kieso, Paul D, Kimmel, 2002. Accounting Principle. 6th edition. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.


(1)

2. PT. Jaya Sakti Tekstil telah menerapkan metode job order costing dalam perhitungan harga pokok. PT. Jaya Sakti melakukan perhitungan harga pokok produknya dengan cara menjumlahkan biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi tidak langsung untuk masing-masing pesanan tesebut.

3. PT. Jaya Sakti telah melakukan perhitungan harga pokok produk dengan menggunakan metode job order costing. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja dicatat berdasarkan standar atau pengalaman yang telah lalu. Sedangkan biaya produksi tidak langsung dihitung dengan menggunakan anggaran yang kemudian dialokasikan kepada setiap pesanan dengan menggunakan satu cost

pool saja dan memakai dasar alokasi total unit produksi yang dihasilkan.

Dengan hanya menggunakan satu cost pool saja maka akan terdapat pesanan yang harga pokok produksinya yang undercosted atau overcosted.

4 Perusahaan memakai cost based picing dalam menentukan harga jual produknya, dimana harga pokok produk merupakan dasar utama perusahaan untuk menentukan harga jualnya. Harga jual ditentukan dengan menambah besarnya mark-up dari total biaya yang dikeluarkan. Besarnya mark up ditentukan oleh perusahaan berdasarkan pengalaman-pengalaman pada tahun sebelumnya. Karena harga pokok yang dihitung perusahaan kurang akurat, maka berdampak pula pada harga jual produknya.


(2)

Bab V Kesimpulan dan Saran 88

5 Pada PT. Jaya Sakti sebenarnya metode perhitungan job order costing telah berperan dalam menetapkan harga pokokp produknya, harga pokok produk merupakan dasar untuk menetapkan harga jual. Hal ini dapat dilihat dari : • Pengelompokkan biaya yang terjadi di perusahaan sudah cukup baik yaitu

biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi tidak langsung.

• Biaya bahan langsung dan tenaga kerja dibebankan langsung kepada produk karena kedua dapat ditelusuri secara langsung kepada produknya. • Biaya produksi tidak langsung dialokasikan ke produk dengan

menggunakan satu cost pool, dengan dasar alokasinya jumlah unit produksi.

Perhitungan harga pokok sebagai dasar penetapan harga jual yang dilakukan oleh perusahaan dengan yang dilakukan oleh penulis terdapat perbedaan, karena perhitungan yang dilakukan oleh penulis lebih tepat karena biaya tenaga kerja dibebankan ke produk berdasarkan jam tenaga kerja dan biaya produksi tidak langsung dikelompokkan menjadi beberapa cost pool, dan dialokasiakan dengan menggunakan dasar alokasi yang mempunyai hubungan

cause and effect.

Berdasarkan penelitian dan analisis yang dilakukan penulis, metode perhitungan biaya job order costing dapat diterapkan pada PT. Jaya Sakti karena setiap pesanan berbeda-beda dari jumlah bahan baku yang digunakan,


(3)

tingkat kesulitan pembuatan, lama waktu pengerjaan, dan sebagainya. Degan metode job order costing, perusahaan dapat menghitung harga pokok produknya setiap pesanan dengan lebih akurat antara lain karena biaya tenaga kerja dihitung menggunakan jam tenaga kerja sehingga untuk produk yang pengerjaannya lebih lama akan dibebankan biaya lebih besar dan biaya produksi tidak langsung akan dialokasikan ke masing-masing pesanan dengan lebih dari satu cost pool, dan menggunakan cost driver yang mempunyai hubungan yang erat terhadap kelompok-kelompok biaya tersebut.

5.2 Saran

Setelah membuat kesimpulan-kesimpulan di atas, pada sub bab ini penulis akan menguraikan beberapa sarannya dalam penelitian yang sudah dilakukan :

1. Perusahaan sebaiknya menganalisis kembali pengelompokkan biaya produksi yang selama ini sudah dilakukan oleh perusahaan. Hal ini perlu dilakukan agar dapat diperoleh perhitungan harga pokok yang lebih akurat dan dapat digunakan dalam menetapkan harga jual yang akurat.

2. perusahaan sebaiknya berhati-hati dalam menyusun anggaran biaya produksi dimana biaya non-produksi seperti gaji staff bagian keuangan, staff administrasi, biaya listrik untuk kantor dan lain-lain yang tidak memiliki hubungan dengan proses produksi sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam biaya produksi.


(4)

Bab V Kesimpulan dan Saran 90

3. Biaya produksi tidak langsung sebaiknya dialokasikan kepada produk dengan menggunakan lebih dari satu cost pool karena tidak semua biaya produksi tidak langsung memiliki cost driver yang sama. Dengan menggunakan cost

pool yang sesuai dengan cost driver nya maka perhitungan biaya produksi

tidak langsung akan menjadi lebih akurat.

4. Perusahaan perlu berhati-hati dalam menetapkan harga jual, agar harga jual yang ditawarkan dapat bersaing di pasaran sebab harga yang terlalu tinggi akan mengakibatkan perusahaan kehilangan pelanggan dan harga yang terlalu rendah dari harga produksinya akan mengakibatkan perusahaan mengalami kerugian.


(5)

Atkinson, A. A., Rajiv D. Banker., Robert S. Kaplan., and Mark S. Young. 2001.

Management Accounting. 3th edition. Upper Saddle River, New Jersey.

Prentice Hall International, Inc.

Garrison, R. H., Eric W, Noreen. 2003, Managerial Accounting : Concepts for Planning

and Decision Making. 10th edition. USA : McGraw Hill, Inc

Hansen, L H., William K. Carter., and Milton F. Usry. 2002.. Cost Accounting. 13th edition. Cincinnai, Ohio: Dame, a division of Thomson Learning.

Hilton, C. T, Gary L. Sundem., William O. Stratton. 2002.. Introduction to Management

Accounting. 12th edition. New Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2000. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Kotler, P. 2003.. Marketing Management. 11th edition. Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall International, Inc.

Maher, M. 1997. Cost Accounting: Creating Value for Management. 5th edition. Chicago: Irwin, Inc.

Meigs, R. F., Jan R. William., Susan F. Haka., Mark S. Battner. 1999. Accounting: The

Best for Business Decisions. 11th edition. USA: McGraw Hill, Inc.

Mulyadi, 2003. Akuntansi Biaya. 6th edition. Yogyakarta: Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi


(6)

Supriyono. R. A. 1992. Akuntansi Biaya – Perencanaan dan Pengendalian Biaya Serta

Pembuatan Keputusan. 2nd edition. Yogyakarta: BPFE

Weygandt, J. J., Donald E. Kieso, Paul D, Kimmel, 2002. Accounting Principle. 6th edition. New Jersey: John Wiley and Sons, Inc.