Peranan Job Order Costing dalam Menetapkan Harga Jual Produk pada CV. Kharisma.

(1)

vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Globalization and free trade create competition becomes more intense. Therefore, the industrial sector in the country should be able to produce products that can compete with foreign products.

The author conducted research on Kharisma Advertising Company that manufactures a wide range of clothing, like shirts, banners, and others. Research carried out concerning the role of job order costing in the sale price of the product. The author uses descriptive analytical research method, the method of research that aims to describe the state of the company based on the facts by collecting existing data, process and analyze data. Data collection techniques on the author, among others: the research field, which consists of observation, interviews, and documentation, as well as library research.

From the results of the discussion that has been done, it is known that the job order costing not play a role in calculating the cost in advance and in the sale price for each order. During this time, the company calculates the cost of products for each order by summing the cost of direct materials and direct labor costs alone, without taking into account the cost of factory overhead. The calculation of direct labor costs the company has not been performed on each process for each order. Selling price is calculated by adding the mark up by 40% for orders.

Based on the above findings, the author recommend that companies use job order costing method in calculating the cost in advance and in setting the selling price, cost classify correctly, put it into the factory overhead cost calculations as well as charge it properly by using some cost pool with cost driver, and use of labor hours to calculate the cost of wages.


(2)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Globalisasi dan perdagangan bebas membuat persaingan usaha semakin ketat. Oleh karena itu, sektor industri dalam negeri harus mampu menghasilkan produk yang mampu bersaing dengan produk luar negeri

Penulis melakukan penelitian terhadap Perusahaan Kharisma Adertising yang memproduksi berbagai macam pakaian,seperti kaos, kemeja, spanduk, dan lain-lain. Penelitian yang dilakukan menyangkut peranan job order costing dalam menetapkan harga jual produk. Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif analitis, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan perusahaan berdasarkan fakta dengan mengumpulkan data yang ada, mengolah, dan menganalisis data tersebut. Teknik pengumpulan data yang dilakukan antara lain: penelitian lapangan, yang terdiri dari observasi, wawancara, dan dokumentasi, serta penelitian kepustakaan.

Dari hasil pembahasan yang telah dilakukan, diketahui bahwa job order costing belum berperan dalam menghitung harga pokok di muka dan dalam menetapkan harga jual untuk tiap pesanan. Selama ini, perusahaan menghitung harga pokok produk untuk setiap pesanan dengan menjumlahkan biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung saja, tanpa memperhitungkan biaya overhead pabrik. Perhitungan biaya tenaga kerja langsung belum dilakukan perusahaan pada tiap proses untuk setiap pesanan. Harga jual produk dihitung dengan menambahkan mark up sebesar 40%.

Berdasarkan penemuan di atas, maka penulis menyarankan agar perusahaan menggunakan metode job order costing dalam menghitung harga pokok di muka dan dalam menetapkan harga jualnya, mengklasifikasikan biaya dengan tepat, memasukkan biaya overhead pabrik ke dalam perhitungan harga pokok serta membebankannya secara tepat dengan menggunakan beberapa cost pool dengan cost driver, dan menggunakan jam tenaga kerja untuk menghitung biaya upah.


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ... vi

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Rerangka Pemikiran ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Akuntansi, Akuntansi Biaya, dan Akuntansi Manajemen ... 7

2.1.1 Pengertian Akuntansi ... 7

2.1.2 Pengertian Akuntansi Biaya ... 7


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.2 Biaya ... 8

2.2.1 Pengertian Biaya ... 8

2.2.2 Klasifikasi Biaya ... 10

2.3 Biaya Produksi ... 15

2.3.1 Pengertian Biaya Produksi ... 15

2.3.2 Unsur-unsur Biaya Produksi ... 16

2.3.2.1 Biaya Bahan Langsung ... 17

2.3.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 17

2.3.2.3 Biaya Produksi Tidak Langsung ... 18

2.3.3 Unsur-unsur Biaya Non-Produksi ... 19

2.4 Metode Akumulasi Biaya Produksi ... 20

2.4.1 Metode Akumulasi Biaya Proses (Process Costing) ... 21

2.4.2 Metode Akumulasi Biaya Pesanan (Job Order Costing) ... 22

2.4.2.1 Karakteristik Job Order Costing ... 23

2.4.2.2 Job Order Cost Sheet ... 25

2.4.3 Metode Akumulasi Biaya Campuran (Operation Costing) ... 26

2.5 Harga Pokok Produk ... 27

2.5.1 Pengertian Harga Pokok Produk ... 27

2.5.2 Tujuan Penetapan Harga Pokok Produk ... 29

2.5.3 Sistem Penetapan Harga pokok produk ... 30

2.5.3.1 Sistem Penetapan Harga Pokok Produk Sesungguhnya . 30 2.5.3.2 Sistem Penetapan Harga Pokok di Muka ... 31

2.5.3.2.1 Sistem Harga Pokok Taksiran ... 31


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

2.6 Harga Jual Produk ... 34

2.6.1 Dasar Penentuan Harga Jual Produk ... 35

2.6.1.1 Market Based Pricing ... 35

2.6.1.2 Cost Based Pricing ... 36

2.6.2 Unsur-unsur yang Mempengaruhi Penentuan Harga Jual Produk ... 37

2.7 Hubungan antara Job Order Costing dalam Menetapkan Harga Jual .. 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 41

3.1 Metode Penelitian ... 41

3.1.1 Teknik Pengumpulan Data ... 41

3.1.2 Langkah-langkah Penelitian ... 43

3.1.3 Waktu dan Periode Penelitian ... 44

3.2 Objek Penelitian ... 44

3.2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 44

3.2.2 Kegiatan Usaha Perusahaan ... 47

3.2.3 Struktur Organisasi Perusahaan dan Uraian Tugas ... 49

3.2.3.1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 49

3.2.3.2 Uraian Tugas ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Biaya-biaya yang Ada di Perusahaan ... 53

4.2 Pengelompokkan Biaya ... 55


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

4.2.2 Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 55

4.2.3 Biaya Produksi Tidak Langsung ... 56

4.2.4 Biaya Operasional ... 58

4.3 Perhitungan Harga Pokok pada Perusahaan Kharisma Advertising ... 60

4.3.1 Perhitungan Biaya Bahan Langsung ... 61

4.3.2 Perhitungan Biaya Tenaga Kerja Langsung ... 64

4.3.3 Perhitungan Biaya Produksi Tidak Langsung ... 67

4.3.4 Perhitungan Cost of Good Manufacture ... 74

4.4 Penetapan Harga Jual Produk pada Perusahaan KHARISMA ... 76

4.4.1 Perhitungan Harga Jual Produk ... 77

4.5 Peranan Job Order Costing dalam Menetapkan Harga Jual Produk pada Perusahaan Kharisma Advertising ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 84

5.1 Kesimpulan ... 84

5.2 Saran ... 86

DAFTAR PUSTAKA ... 89


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Struktur Organisasi Perusahaan ... 50


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel I Anggaran Biaya Produksi dan Non Produksi Perusahaan Kharisma

Advertising tahun 2010 ... 54

Tabel II Pengelompokkan Biaya-Biaya yang Terjadi pada Perusahaan Kharisma Advertising (Menurut Perusahaan) ... 59

Tabel III Pengelompokkan Biaya-Biaya yang Terjadi pada Perusahaan Kharisma Advertising (Menurut Penulis) ... 60

Tabel IV Perhitungan Biaya Pemakaian Bahan Langsung di muka tanggal 16 September 2010 (Menurut Perusahaan) ... 62

Tabel V Perhitungan Biaya Pemakaian Bahan Langsung di muka tanggal 20 Agustus 2010 (Menurut Perusahaan) ... 63

Tabel VI Perhitungan Biaya Pemakaian Bahan Langsung di muka tanggal 16 September 2010 (Menurut Penulis) ... 63

Tabel VII Perhitungan Biaya Pemakaian Bahan Langsung di muka tanggal 20 Agustus 2010 (Menurut Penulis) ... 64

Tabel VIII Lamanya Waktu Produksi Tiap Pesanan ... 66

Tabel IX Biaya-biaya yang terdapat dalam Cost Pool I, II, III ... 69

Tabel X Cost Pool I ... 69

Tabel XI Cost Pool II... 70

Tabel XII Cost Pool III ... 71

Tabel XIII Anggaran Jumlah Jam Mesin ... 71

Tabel XIV Perhitungan Pengalokasian BPTL Cost Pool I per Pesanan ... 72


(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha

Tabel XVI Perhitungan Pengalokasian BPTL Cost Pool III per Pesanan ... 73 Tabel XVII Total Pengalokasian Biaya Produksi Tidak Langsung per Pesanan ... 73 Tabel XVIII Perhitungan Harga Pokok Produk per Pesanan ... 74 Tabel XIX Perhitungan Harga Pokok Produk per Pesanan (Menurut Penulis) .... 74 Tabel XX Perbandingan Hasil Perhitungan Harga Pokok Produk Menurut

Perusahaan dengan yang Diusulkan Penulis ... 74 Tabel XXI Perhitungan Harga Jual untuk Pesanan 16 September ... 78 Tabel XXII Perhitungan Harga Jual untuk Pesanan 20 Agustus ... 78 Tabel XXIII Perhitungan Harga Jual untuk Pesanan 16 September (Menurut

Penulis) ... 79 Tabel XXIV Perhitungan Harga Jual untuk Pesanan 20 Agustus (Menurut

Penulis) ... 79 Tabel XXV Perbandingan Harga Jual ... 80


(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dalam upaya untuk mempertahankan dan merebut pangsa pasar persaingan, manajemen harus diikutsertakan dengan usaha yang keras. Salah satu faktor yang harus diperhatikan manajemen untuk dapat bertahan dan berkembang dalam industrinya adalah dengan memperhatikan keinginan konsumen. Pada setiap produk yang ditawarkan kepada konsumen harus memiliki kualitas yang baik dan dengan harga yang terjangkau oleh konsumen. Manajemen harus melakukan perhitungan yang akurat atas biaya-biaya yang terjadi yang berkaitan dengan proses produksi atas produknya sendiri.

Dewasa ini, industri konveksi merupakan salah satu industri yang sedang berkembang di Indonesia. Industri ini menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya, terutama dalam menghadapi persaingan bebas. Dengan ditandai masuknya berbagai perusahaan asing dalam industri sejenis yang mencoba untuk mengambil pangsa pasar saat ini dengan berbagai motif-motif pakaian yang lebih menarik.

Perusahaan Kharisma Advertising adalah perusahaan yang bergerak dalam industri konveksi, khususnya pakaian yang menghasilkan produk sesuai dengan permintaan dari konsumen. Produk yang dihasilkan seperti kaos, kemeja, dan spanduk. Untuk jenis produk yang berdasarkan pesanan, setiap pesanan akan dilakukan dengan proses produksi yang berbeda satu dengan yang lainnya.


(11)

BAB I PENDAHULUAN 2

Universitas Kristen Maranatha

Dalam situasi persaingan yang kompetitif menuntut Perusahaan Kharisma Advertising untuk mampu menentukan harga jual yang bersaing. Harga jual merupakan faktor yang penting dalam merencanakan keuntungan dalam bentuk laba yang ingin dicapai atau nama perusahaan yang baik di mata konsumen. Perhitungan harga pokok yang tepat sangat diperlukan sebagai salah satu dasar untuk menetapkan harga jual. Jika perusahaan tidak mengetahui berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk membuat suatu produk dengan tepat, maka perusahaan akan mengalami kesulitan dan kesalahan dalam pengambilan keputusan penetapan harga jual produknya.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada Perusahaan Kharisma Advertising yang bergerak dalam industri konveksi sebagai obyek penelitian.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam mempertahankan kelangsungan hidup, perusahaan harus dapat bersaing dan memperoleh tingkat laba yang maksimal. Untuk memperoleh laba tersebut, perusahaan harus dapat menentukan harga jual untuk suatu produk agar produk tersebut dapat bersaing di pasar serta memberikan laba yang memadai bagi perusahaan tersebut.

Pengambilan keputusan dalam penetapan harga jual ditentukan oleh harga pokok produk yang merupakan informasi utama bagi manajemen sebagai dasar penetapannya. Maka dari itu, harga produk produk mempunyai peranan yang penting dalam penetapan harga jual. Metode perhitungan harga pokok produk tergantung


(12)

BAB I PENDAHULUAN 3

Universitas Kristen Maranatha

pada sifat proses produksi yang dijalankan. Job order costing perlu digunakan pada perusahaan yang sifat proses produksinya berdasarkan pesanan.

Berdasarkan fakta ini, maka penulis telah mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perusahaan dalam penetapan harga pokok produknya?

2. Apakah perusahaan menggunakan Job Order Costing dalam menentukan harga pokok produknya?

3. Bagaimana perusahaan menentukan harga jual produk selama ini?

4. Bagaimanakah peranan Job Order Costing dalam penetapan harga jual produk pada perusahaan?

1.3 Tujuan

Sebelum melakukan penelitian, harus diketahui tujuan dari penelitian yang akan dilakukan untuk mengetahui maksud diadakan penelitian. Karena itu, penulis menguraikan tujuan dari penelitian yang dilakukan, yaitu:

1. Mengetahui perusahaan telah menggunakan Job Order Costing dalam menentukan harga pokok produknya atau belum.

2. Mempelajari cara penetapan harga pokok produk yang dilakukan perusahaan. 3. Mengetahui peranan Job Order Costing dalam menetapkan harga jual produk

dalam perusahaan.


(13)

BAB I PENDAHULUAN 4

Universitas Kristen Maranatha

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis berharap agar penelitian ini dapat memberikan manfaat-manfaat bagi semua pihak internal dan eksternal, yaitu:

1. Bagi perusahaan

Hasil dari penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam perhitungan harga pokok produk, agar dapat dihasilkan perhitungan harga pokok produk yang lebih akurat sehingga perusahaan dapat menentukan harga jual yang tepat.

2. Bagi penulis

Hasil dari penelitian ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan penulis mengenai peranan Job Order Costing dalam menetapkan harga jual serta untuk menambah wawasan berpikir dan memberikan contoh nyata penerapan ilmu yang diterima di perkuliahan ke dalam situasi yang sebenarnya.

3. Bagi pihak lain

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi penambahan pemikiran dan sebagai referensi bagi semua pihak yang akan melakukan penelitian-penelitian sejenis, serta dapat meningkatkan pemahaman mengenai Job Order Costing.

1.5 Rerangka Pemikiran

Perkembangan dunia usaha sekarang ini semakin luas sehingga menimbulkan persaingan yang lebih ketat dan menyebabkan semakin beratnya tugas manajemen dalam mengelola perusahaan. Manajemen dituntut untuk membuat keputusan secara tepat agar dapat menguntungkan perusahaan secara keseluruhan.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 5

Universitas Kristen Maranatha

Kebutuhan manajemen terhadap informasi meluas meliputi bidang-bidang keuangan, produksi, pemasaran, hokum, dan lingkungan. Secara umum, semakin besar suatu organisasi, maka semakin besar pula kebutuhan manajemen terhadap informasi. Informasi akuntansi manajemen membantu memenuhi berbagai kebutuhan untuk perencanaan dan pengendalian serta pengambilan keputusan. Salah satu pengambilan keputusan yang penting adalah mengenai penetapan harga jual produk.

Dalam usaha untuk menetapkan harga jual, dibutuhkan informasi mengenai biaya-biaya yang terjadi di perusahaan. Informasi mengenai biaya-biaya ini harus disajikan secara tepat dan akurat agar dapat memperoleh perhitungan akumulasi biaya yang akurat yang pada akhirnya dapat menjadi dasar untuk menetapkan harga jual dengan tepat.

Tanpa pembebanan biaya yang tepat, harga pokok yang dihasilkan akan overcosted atau undercosted, yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan mengenai harga jual produk atau jasa. Jika overcosted, maka harga jualnya terlalu tinggi sehingga sulit untuk dijual dan dianggap merugikan, walaupun mungkin bermanfaat. Sebaliknya, produk yang harga pokoknya undercosted akan dijual dengan harga yang terlalu rendah dan dianggap menguntungkan, padahal mungkin saja keuntungan yang diperoleh tidak sebesar yang diperkirakan bahkan dapat merugikan perusahaan.

Harga jual yang ditetapkan harus dapat menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan, serta member laba yang memadai bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Oleh karena itu, dilihat dari kepentingan informasi mengenai harga pokok dalam penentuan harga jual, maka perusahaan membutuhkan suatu perhitungan yang tepat dan akurat. Dengan Job Order Costing, pembebanan


(15)

BAB I PENDAHULUAN 6

Universitas Kristen Maranatha

biaya akan dilakukan kepada masing pesanan sehingga harga pokok masing-masing pesanan dapat ditentukan dengan lebih akurat untuk menetapkan harga jual yang akurat juga.

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa perhitungan harga pokok produk yang akurat untuk setiap pesanan sangatlah penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Hal ini membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian di perusahaan KHARISMA Advertising Dengan judul “Peranan Job Order Costing dalam Menetapkan Harga Jual Produk”.


(16)

84 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan atas hasil penelitian pada Perusahaan Kharisma Advertising, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Job order costing belum diterapkan dalam penetapan harga jual pada Perusahaan Kharisma Advertising, karena perhitungan harga pokok di muka dan penetapan harga jual yang dilakukan oleh Perusahaan Kharisma Advertising belum memenuhi kriteria-kriteria job order costing. Hal ini ditunjang dengan kenyataan-kenyataan sebagai berikut:

 Untuk setiap produk pesanan, perusahaan telah menghitung harga pokok produk di muka untuk masing-masing pesanan yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya, namun perusahaan hanya menjumlahkan biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung setiap pesanan. Perusahaan tidak melakukan perhitungan biaya overhead pabrik secara terperinci ke dalam harga pokok produk. Menurut perusahaan, perhitungan biaya overhead pabrik tercakup ke dalam persentase mark up. Hal ini dapat menyebabkan harga pokok produk menjadi undercosted.

 Perusahaan memasukkan biaya bahan pembantu yang jumlahnya cukup besar ke dalam unsur biaya bahan langsung, sehingga mengakibatkan harga pokok


(17)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 85

Universitas Kristen Maranatha

produk hasil perhitungan perusahaan menjadi terlalu tinggi (overcosted) dan harga jualnya pun menadi terlalu tinggi (overpricing).

 Dalam menghitung biaya tenaga kerja langsung, perusahaan belum melakukan penelusuran atas jumlah pemakaian jam tenaga kerja langsung pada setiap proses untuk setiap pesanan. Perusahaan memperhitungkan biaya tenaga kerja langsung dengan tarif harian, sehingga mengakibatkan perhitungan biaya tenaga kerja langsung menjadi tidak akurat, yaitu menjadi lebih besar dari yang seharusnya dibebankan (overcosted).

2. Dalam menghitung harga pokok produk di muka, yaitu untuk menghitung biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Perusahaan Kharisma Advertising menggunakan standar dan anggaran biaya langsung dan biaya tenaga kerja langsung setiap tahunnya. Anggaran mengenai biaya overcosted pabrik dan biaya operasional digunakan oleh perusahaan untuk mempertimbangkan penetapan mark up dan untuk membandingkan dengan biaya yang sesungguhnya tejadi. Anggaran tersebut dibuat oleh perusahaan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah lalu dengan ditambah penyesuaian tertentu menurut kebijakan pemilik perusahaan dan berdasarkan informasi harga yang diperoleh dari pemasok.

3. Perusahaan menggunakan cost based pricing dalam menetapkan harga jual produknya, dengan harga pokok yang menjadi dasar utama bagi perusahaan untuk menentukan harga jual. Harga jual ditentukan dengan menambahkan mark up dari harga pokok produknya. Besarnya mark up ditentukan oleh perusahaan berdasarkan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya atau dengan melihat pada para pesaingnya. Karena harga pokok yang dihitung perusahaan


(18)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 86

Universitas Kristen Maranatha

kurang tepat (overcosted), maka berakibat pula pada harga jual yang menjadi terlalu tinggi (overpricing).

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, penulis akan menguraikan beberapa saran yang diharapkan akan berguna bagi perusahaan, yaitu:

1. Sebaiknya perusahaan menggunakan metode job order costing dalam melakukan perhitungan harga pokok produk di muka dan harga jualnya agar diperoleh perhitungan yang lebih akurat sehingga dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dengan lebih baik.

2. Perusahaan sebaiknya mengelompokkan biaya-biaya yang ada di perusahaan dengan tepat. Biaya-biaya yang ada di perusahaan seharusnya diklasifikasikan menjadi biaya produksi dan biaya operasional dengan tepat. Kemudian biaya produksi ini dikelompokkan menjadi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi tidak langsung. Hal ini perlu dilakukan agar dapat diperoleh perhitungan harga pokok yang lebih akurat untuk kemudian digunakan dalam menghitung harga jual.

3. Dalam perhitungan harga pokok produk, sebaiknya biaya bahan pembantu dikelompokkan sebagai biaya overhead pabrik, bukan sebagai bagian dari biaya bahan langsung. Pemisahan biaya bahan menjadi bahan langsung dan biaya bahan pembantu perlu dilakukan dalam menghitung harga pokok sebab pembebanan kedua biaya tersebut ke tiap produkk berbeda. Biaya bahan langsung akan dibebankan secara langsung, sedangkan biaya bahan pembantu akan dibebankan


(19)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 87

Universitas Kristen Maranatha

dengan cara pengalokasian, karena biaya tersebut sulit untuk ditelusuri ke setiap produk.

4. Dalam menghitung harga pokok produk, perusahaan sebaiknya memasukkan semua unsur biaya produksi, yang meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik sebaiknya dimasukkan dan dihitung sebagai unsur dari harga pokok produk. Biaya overhead pabrik sebaiknya dikelompokkan ke dalam beberapa cost pool dan dialokasikan dengan menggunakan dasar alokasi yang berbeda yang mempunyai hubungan sebab akibat dengan setiap kelompok biaya tersebut. Biaya-biaya overhead pabrik yang homogen dikelompokkan ke dalam satu cost pool, kemudian dipilih dasar alokasi yang sesuai untuk setiap cost pool tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar pembebanan biaya overhead pabrik ke produk menjadi lebih akurat.

5. Perhitungan biaya tenaga kerja langsung sebaiknya menggunakan tarif per jam tenaga kerja langsung sesuai dengan jam tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi setiap pesanan agar diperoleh perhitungan yang lebih akurat, sehingga untuk produk yang pengerjaannya lebih lama akan dibebankan biaya lebih besar dan sebaliknya.

6. Perusahaan perlu berhati-hati dalam menetapkan harga jual agar harga jual yang ditawarkan dapat bersaing di pasaran, sebab harga jual yang terlalu tinggi akan mengakibatkan perusahaan sulit untuk bersaing dan kehilangan pelanggan. Sebaiknya perusahaan menurunkan harga jual produknya atau perusahaan dapat mempertahankan harga tersebut tanpa menurunkannya dengan meningkatkan


(20)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 88

Universitas Kristen Maranatha

kualitas produk yang dihasilkan, yang mempunyai keunggulan dibandingkan pesaingnya.


(21)

89 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Atkinson, Anthony A., Rajiv D. Banker, Robert S. Kaplan, and S. Mark Young. (2001). Management Accounting. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Balakrishnan, Ramji and K. Sivaramakrishnan. (2002). Volume 14. Journal of Management Accounting research.

Carter, William K, and Milton F. Usry. (2002). Edisi 13. Cost Accounting. Cincinati Ohio: South Western Publishing Co.

Hansen Dor R, Maryanne M. Mowen. (2005). Edisi 7. Management Accouning. USA: Thomson South-Western.

Hilton, Ronald W. (2002). Edisi 5. Managerial Accounting. Boston: Mc. Graw Hill/Irwin.

Horngren, Charles W., George Foster, and Srikant Datar. (2006). Edisi 12. Cost Accounting. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Mulyadi. (2005). Edisi 5. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Polimeni, Ralph S., Frank J. Fabozzi, and Arthur H. Adelberg. (1994). Edisi 3. Cost Accounting: Concepts and Applications for Managerial Decision Making. USA: Mc. Graw Hill, Inc.

Rayburn, L. Gayle. (1993). Edisi 6. Cost Accounting. Chicago: Irwin.

Weygant, Jerry. J, Donald E. Kieso, Walter G. Kell. (2002). Accounting Principles. New Jesrsey: Prentice Hall, Inc.


(1)

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan atas hasil penelitian pada Perusahaan Kharisma Advertising, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Job order costing belum diterapkan dalam penetapan harga jual pada Perusahaan Kharisma Advertising, karena perhitungan harga pokok di muka dan penetapan harga jual yang dilakukan oleh Perusahaan Kharisma Advertising belum memenuhi kriteria-kriteria job order costing. Hal ini ditunjang dengan kenyataan-kenyataan sebagai berikut:

 Untuk setiap produk pesanan, perusahaan telah menghitung harga pokok produk di muka untuk masing-masing pesanan yang berbeda-beda satu dengan yang lainnya, namun perusahaan hanya menjumlahkan biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung setiap pesanan. Perusahaan tidak melakukan perhitungan biaya overhead pabrik secara terperinci ke dalam harga pokok produk. Menurut perusahaan, perhitungan biaya overhead pabrik tercakup ke dalam persentase mark up. Hal ini dapat menyebabkan harga pokok produk menjadi undercosted.

 Perusahaan memasukkan biaya bahan pembantu yang jumlahnya cukup besar ke dalam unsur biaya bahan langsung, sehingga mengakibatkan harga pokok


(2)

produk hasil perhitungan perusahaan menjadi terlalu tinggi (overcosted) dan harga jualnya pun menadi terlalu tinggi (overpricing).

 Dalam menghitung biaya tenaga kerja langsung, perusahaan belum melakukan penelusuran atas jumlah pemakaian jam tenaga kerja langsung pada setiap proses untuk setiap pesanan. Perusahaan memperhitungkan biaya tenaga kerja langsung dengan tarif harian, sehingga mengakibatkan perhitungan biaya tenaga kerja langsung menjadi tidak akurat, yaitu menjadi lebih besar dari yang seharusnya dibebankan (overcosted).

2. Dalam menghitung harga pokok produk di muka, yaitu untuk menghitung biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Perusahaan Kharisma Advertising menggunakan standar dan anggaran biaya langsung dan biaya tenaga kerja langsung setiap tahunnya. Anggaran mengenai biaya overcosted pabrik dan biaya operasional digunakan oleh perusahaan untuk mempertimbangkan penetapan mark up dan untuk membandingkan dengan biaya yang sesungguhnya tejadi. Anggaran tersebut dibuat oleh perusahaan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang telah lalu dengan ditambah penyesuaian tertentu menurut kebijakan pemilik perusahaan dan berdasarkan informasi harga yang diperoleh dari pemasok.

3. Perusahaan menggunakan cost based pricing dalam menetapkan harga jual produknya, dengan harga pokok yang menjadi dasar utama bagi perusahaan untuk menentukan harga jual. Harga jual ditentukan dengan menambahkan mark up dari harga pokok produknya. Besarnya mark up ditentukan oleh perusahaan berdasarkan pengalaman-pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya atau dengan


(3)

kurang tepat (overcosted), maka berakibat pula pada harga jual yang menjadi terlalu tinggi (overpricing).

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, penulis akan menguraikan beberapa saran yang diharapkan akan berguna bagi perusahaan, yaitu:

1. Sebaiknya perusahaan menggunakan metode job order costing dalam melakukan perhitungan harga pokok produk di muka dan harga jualnya agar diperoleh perhitungan yang lebih akurat sehingga dapat mendukung proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan dengan lebih baik.

2. Perusahaan sebaiknya mengelompokkan biaya-biaya yang ada di perusahaan dengan tepat. Biaya-biaya yang ada di perusahaan seharusnya diklasifikasikan menjadi biaya produksi dan biaya operasional dengan tepat. Kemudian biaya produksi ini dikelompokkan menjadi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi tidak langsung. Hal ini perlu dilakukan agar dapat diperoleh perhitungan harga pokok yang lebih akurat untuk kemudian digunakan dalam menghitung harga jual.

3. Dalam perhitungan harga pokok produk, sebaiknya biaya bahan pembantu dikelompokkan sebagai biaya overhead pabrik, bukan sebagai bagian dari biaya bahan langsung. Pemisahan biaya bahan menjadi bahan langsung dan biaya bahan pembantu perlu dilakukan dalam menghitung harga pokok sebab pembebanan kedua biaya tersebut ke tiap produkk berbeda. Biaya bahan langsung akan dibebankan secara langsung, sedangkan biaya bahan pembantu akan dibebankan


(4)

dengan cara pengalokasian, karena biaya tersebut sulit untuk ditelusuri ke setiap produk.

4. Dalam menghitung harga pokok produk, perusahaan sebaiknya memasukkan semua unsur biaya produksi, yang meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik sebaiknya dimasukkan dan dihitung sebagai unsur dari harga pokok produk. Biaya overhead pabrik sebaiknya dikelompokkan ke dalam beberapa cost pool dan dialokasikan dengan menggunakan dasar alokasi yang berbeda yang mempunyai hubungan sebab akibat dengan setiap kelompok biaya tersebut. Biaya-biaya overhead pabrik yang homogen dikelompokkan ke dalam satu cost pool, kemudian dipilih dasar alokasi yang sesuai untuk setiap cost pool tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar pembebanan biaya overhead pabrik ke produk menjadi lebih akurat.

5. Perhitungan biaya tenaga kerja langsung sebaiknya menggunakan tarif per jam tenaga kerja langsung sesuai dengan jam tenaga kerja yang digunakan untuk memproduksi setiap pesanan agar diperoleh perhitungan yang lebih akurat, sehingga untuk produk yang pengerjaannya lebih lama akan dibebankan biaya lebih besar dan sebaliknya.

6. Perusahaan perlu berhati-hati dalam menetapkan harga jual agar harga jual yang ditawarkan dapat bersaing di pasaran, sebab harga jual yang terlalu tinggi akan mengakibatkan perusahaan sulit untuk bersaing dan kehilangan pelanggan. Sebaiknya perusahaan menurunkan harga jual produknya atau perusahaan dapat mempertahankan harga tersebut tanpa menurunkannya dengan meningkatkan


(5)

kualitas produk yang dihasilkan, yang mempunyai keunggulan dibandingkan pesaingnya.


(6)

Atkinson, Anthony A., Rajiv D. Banker, Robert S. Kaplan, and S. Mark Young. (2001). Management Accounting. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Balakrishnan, Ramji and K. Sivaramakrishnan. (2002). Volume 14. Journal of Management Accounting research.

Carter, William K, and Milton F. Usry. (2002). Edisi 13. Cost Accounting. Cincinati Ohio: South Western Publishing Co.

Hansen Dor R, Maryanne M. Mowen. (2005). Edisi 7. Management Accouning. USA: Thomson South-Western.

Hilton, Ronald W. (2002). Edisi 5. Managerial Accounting. Boston: Mc. Graw Hill/Irwin.

Horngren, Charles W., George Foster, and Srikant Datar. (2006). Edisi 12. Cost Accounting. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Mulyadi. (2005). Edisi 5. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.

Polimeni, Ralph S., Frank J. Fabozzi, and Arthur H. Adelberg. (1994). Edisi 3. Cost Accounting: Concepts and Applications for Managerial Decision Making. USA: Mc. Graw Hill, Inc.

Rayburn, L. Gayle. (1993). Edisi 6. Cost Accounting. Chicago: Irwin.

Weygant, Jerry. J, Donald E. Kieso, Walter G. Kell. (2002). Accounting Principles. New Jesrsey: Prentice Hall, Inc.