Peranan Pengendalian Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus PT Enseval Putera Megatrading, Tbk, Bandung).

ABSTRAK

Persediaan adalah aset yang yang sensitive terhadap penurunan harga
pasar, pencurian, pemborosan, kerusakan sehingga perusahaan dituntut untuk
dapat mengkoordinasi, mengelola, dan mengawasi aktivitas persediaan secara
efektif. Oleh karena itu, diperlukan pengendalian internal dalam suatu perusahaan
yang dapat membantu manajemen untuk mengelola persediaan barang secara
efektif dan untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan atau penyelewengan,
karena tujuan utama pengendalian internal terhadap persediaan adalah
mengamankan aset dan melaporkannya secara tepat dan akurat dalam laporan
keuangan.
Penyusunan Skripsi dengan judul “Peranan Pengendalian Internal
dalam Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Jadi”, yaitu
untuk mengetahui bagaimana pengendalian internal yang diterapkan dalam
perusahaan, menilai efektivitas dalam pengelolaan persediaan barang jadi, dan
untuk mengetahui seberapa besar pengendalian internal berperan dalam mengelola
barang jadi. Objek penelitian dilakukan pada perusahaan swasta yang bergerak
dalam bidang distributor produk-produk perawatan kesehatan dan produk-produk
lain sejenisnya, yaitu PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk, yang berlokasi di
Jalan Soekarno Hatta Nomor 344, Bandung.
Metode penelitian ini adalah deskriptif analisis dengan teknik

pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan
(menggunakan kuesioner). Setelah kuesioner tersebut diuji validitas dan
reliabilitasnya kuesioner tersebut disebarkan kepada 50 responden yang
merupakan karyawan PT. Enseval Putera Megatrading yang telah dipilih dari
populasi harus betul-betul representatif (mewakili), kemudian hasil kuesioner
tersebut diolah dengan menggunakan SPSS versi 11.5 Rank Pearson diperoleh
hasil sebesar 0.711 atau 71.1% dengan tingkat signifikan 0.05 > 0.021 ( á = 0.05
), dapat diketahui terdapat hubungan korelasi yang kuat dan positif, yang berarti
bahwa nilai uji statisik Rank Pearson menunjukan penolakan Ho dan penerimaan
H1, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal berperan dalam
menunjang efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi pada PT. Enseval
Putera Megatrading, Tbk.

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................

i


KATA PENGANTAR............................................................................

ii

DAFTAR ISI .........................................................................................

v

DAFTAR TABEL .................................................................................

viii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………

ix

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………

x


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian .....................................................

1

1.2 Identifikasi Masalah ..............................................................

4

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................

4

1.4 Kegunaan Penelitian ..............................................................

5

1.5 Kerangka Penelitian …………………………………………


6

1.6 Metode Penelitian ................................................................

11

1.7 Lokasi Penelitian ……………………………………………..

14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Tentang Peranan .......................................................

16

2.2 Pengendalian Internak ............................................................

16

2.2.1. Pengertian Pengendalian Internal..............................


16

2.2.2. Jenis Pengendalian Internal ......................................

18

2.2.3. Tujuan Pengendalian Internal ...................................

19

2.2.4. Unsur-Unsur Pengendalian Internal ..........................

22

Universitas Kristen Maranatha

2.2.5. Metode-metode Pengendalian Internal …………….

30


2.2.6. Keterbatasan Pengendalian Internal ………………..

32

2.3 Efektivitas ............................................................................

33

2.3.1. Pengertian Efektivitas ………………………………

33

2.4 Persediaan …………………………………………………....

34

2.4.1. Pengertian Persediaan ………………………………

34


2.4.2. Penggolongan Persediaan …………………………...

35

2.4.3. Sistem Pencatatan Persediaan ………………………

38

2.4.4. Metode Penilaian Persediaan ……………………….

39

2.4.5. Pengelolaan Persediaan …………………………….

.

2.5 Pengendalian Persediaan ……………………………………..

40

42

2.5.1. Tujuan Pengendalian Terhadap Persediaan ……… ...

44

2.5.2. Manfaat Pengendalian Penelitian …………………...

44

2.5.3. Teknik-Teknik Pengendalian Internal ………………

45

2.6 Peranan Pengendalian Internal Dalam Menunjang Efektivitas
Pengelolaan Persediaan Barang Jadi …………………………

47

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian ..................................................................

50

3.2 Metode Penelitian ..................................................................

50

3.2.1. Teknik Pengumpulan Data ………………………….

51

3.2.2. Operasional Variabel ……………………………….

53

3.2.3. Formula Hipotesis …………………………………..

54


3.2.4. Penetapan Indikator Variabel ……………………….

54

Universitas Kristen Maranatha

3.2.5. Pemilihan Populasi dan Sampel …………………….

57

3.2.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ……………...

59

3.2.7. Penetapan Tingkat Signifikan ………………………

62

3.2.8. Kriteria Penerimaan dan Penolakan Hipotesis ……..


63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ...................................................

64

4.2 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ……………...

..............

67

4.3 Hasil Penelitian .....................................................................

80

4.3.1. Uji Validitas ………………………………………...

82

4.3.2. Uji Reliabilitas ……………………………………...

86

4.3.3. Uji Rank Pearson …………………………………...

88

4.3.3.1. Angka Korelasi …………………………...

89

4.3.3.2. Signifikasi Hasil Korelasi ………………...

90

4.4 Pembahasan ………………………………………………….

93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ……………………………………………

…….. .

101

5.2 Saran-Saran …………………………………………………...

106

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………...

108

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1

Waktu Penelitian ..............................................................

15

Tabel 2.1

Tipe Persediaan Berdasarkan Tipe Perusahaan .............

37

Tabel 3.1

Penetapan Indikator Independen ....................................

54

Tabel 3.2

Penetapan Indikator Dependen ......................................

56

Tabel 3.4

Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Terhadap
Koefisien Korelasi ………………………………………...

62

Tabel 4.1

Hasil Pengujian Validitas .................................................

84

Tabel 4.2

Hasil Pengujian Reliabilitas ……………………………

...

87

Tabel 4.3

hasil Pengujian Rank Pearson …………………………

...

89

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1

Struktur Organisasi .....................................................

67

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

1. Organization Chart PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk Cabang
Bandung.
2. Organization Chart PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk.
3. Daftar Pertanyaan Penelitian.
4. Daftar Jawaban Responden
5. Hasil Uji Validitas.
6. Hasil Uji Reliabilitas.
7. Hasil Pengujian Rank Pearson.
8. Faktur.
9. Surat Pesanan.
10. Delivery Order.
11. Tanda Terima Retur Barang.
12. Form Monitoring PDA.
13. Register Serah Terima Surat Order Kanvas PDA.
14. Rencana Bon Kanvas.
15. Surat Penelitian Untuk Penyusunan Skripsi.
16. Surat pernyataan.

Universitas Kristen Maranatha

ORGANIZATION CHART
PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk Cabang Bandung.
Area Bussiness Manager
(ABM)
Secretary

MIDI

OTC Plus

Distrik
Manager

Field Sales
Superfisor

CP Plus

KWT

Distrik
Manager

Distrik
Manager

Field Sales
Superfisor

Field Sales
Superfisor

Farma Ethical

Distrik
Manager

Distrik
Manager

Field Sales
Superfisor

Field Sales
Superfisor

Head
Accounting

Pool Factur
Casir

Adm
Salesman

Ass Salesman

Adm
Salesman

Ass Salesman

Adm
Salesman

Ass Salesman

Adm
Salesman

Ass Salesman

Adm
Salesman

Ass Salesman

Administrasi
Account
Receivable

Head
Finance

Chief
Logistic

Organization Chart
PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk (Kantor Pusat).
President Director

Managing Director

Finance & Accounting Director

HRD

MIDI

OTC Plus

CP Plus

Internal Audit

KWT

Farma Ethical

Purchasing/
Import

Finance

Accounting

Daftar Pertanyaan Penelitian

Bapak/Ibu yang terhormat, saya ingin mengetahui tentang Peranan Pengendalian Internal dalam
Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Jadi di PT.Enseval Putera Megatrading.
Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini.
_________________________________________________________________________________________________________

Berilah tanda • (checklist) untuk menjawab pertanyaan berikut ini:
I. Data tentang Responden:
1. Jenis kelamin:

( ) pria

( ) wanita

2. Jabatan: ————————————————
3. Umur :

Th

__________________________________________________________________________________________________________

KUESIONER VARIABEL INDEPENDEN
(Pengendalian Internal)
Pernyataan Pengambilan keputusan:
Sangat
Tidak Setuju
Tidak Setuju
Netral
Setuju
Sangat Setuju
(1)-----------------(2)--------------(3)---------------(4)-------------------(5)
No. Pernyataan
A. Unsur-unsur Pengendalian Internal.
1. Control Environment
1.

Manajemen memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan
dengan mengutamakan integritas.

2.

Komite audit independen atau tidak dipengaruhi oleh manajemen,
harus memiliki pengetahuan tentang laporan keuangan.

3.

Para manajemen dan pegawai memiliki integritas dan nilai etis
yang tinggi.

4.

Manajemen dan pegawai memiliki latar belakang pendidikan,
keahlian dan pengetahuan yang diperlukan dalam pekerjaan.

STS TS

N

S

SS

Pegawai merupakan pegawai yang berkompeten dan dapat
5.

dipercaya dimana pegawai yang kompeten dipilih, dievaluasi,
ditraining, dipromosikan, dan dikompensasikan

6.

Terdapat batasan yang jelas mengenai tanggung jawab, tugas dan
wewenang:
-

Dewan komisaris.

-

Manajemen puncak.

-

Manajemen jenjang dibawahnya.

2. Risk Assessment.
7.

Perancangan

dan

pelaksanaan

pengendalian

internal

untuk

mengurangi terjadinya kesalahan dalam pengelolaan persediaan.
8.

Laporan keuangan disajikan dengan wajar sesuai dengan Prinsip
Akuntansi yang Berlaku Umum.

3. Control Activities.
9.

Setiap dokumen dan catatan diberi nomor urut atau dipranomori.

10.

Terdapat pemisahan tugas yang cukup untuk mencegah terjadinya
salah saji yang material.

11.

Otorisasi yang memadai atas transaksi dan kegiatan dalam
perusahaan.

12.

Dilakukan pengendalian fisik atas aktiva dan catatan secara
berkala.

13.

Pengecekan independen atas pelaksanaan kegiatan perusahaan agar
laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan PABU.

4. Monitoring.
14.

Monitoring dilakukan oleh pegawai yang berwenang.

15.

Monitoring dilakukan untuk menentukan apakah pengendalian
internal telah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

B. Tujuan umum pengendalian Internal.
16.

Laporan keuangan yang disajikan dapat diandalkan dan sesuai
dengan

kenyataan

atau

tidak

ada

manipulasi

dalam

penyusunannya.
17.

Seluruh kegiatan opeasional perusahaan dilakukan dengan efektif
dan efisien.

18.

Pengendalian yang dibuat sesuai dengan peraturan yang berlaku
dalam perusahaan.

C. Tujuan khusus pengendalian internal
19.

Setiap transaksi persediaan diotorisasi dengan tepat (Otorisasi).

20.

Setiap transaksi persediaan yang dicatat dengan lengkap
(Kelengkapan).

21.

Setiap transaksi persediaan dinilai dengan akurat (Akurasi).

22.

Setiap

transaksi

persediaan

diklasifikasikan

dengan

tepat

(Klasifikasi).
23.

Setiap transaksi persediaan dicatat pada waktu yang tepat (Tepat
waktu).

24.

Setiap transaksi persediaan yang dimasukan dengan tepat kedalam
catatan tambahan dan diiktisarkan dengan tepat. (Posting dan
Iktisar).

25.

Menjaga keamanan persediaan untuk menghindari terjadinya
pencurian atau kehilangan persediaan.

26.

Melaporkan persediaan secara akurat dalam laporan keuangan.

KUESIONER VARIABEL DEPENDEN
(Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Jadi)

A. Syarat Pengelolaan Persediaan yang Baik.
I. Penetapan Tanggung Jawab dan Kewenangan yang Jelas atas Persediaan
No.
1.

Pernyataan

STS TS

Terdapat struktur organisasi yang memuat secara jelas, wewenang
setiap unit kerja.

2.

Terdapat job description secara tertulis yang lengkap dengan
perincian instruksi manual untuk setiap pekerjaan.

3.

Bagian gudang bertanggung jawab atas pengelolaan persediaan
barang jadi.

II. Tujuan dan kebijaksanaan persediaan.
4.

Kebijaksanaan manajemen yang mengatur akumulasi persediaan
dirumuskan dengan baik dan jelas.

5.

Tujuan pengelolaan persediaan ditetapkan agar mencegah adanya
kesimpangsiuran dalam melaksanakan tugas.

III. Fasilitas Penyimpanan (gudang) dan Penangganan Persediaan yang Memadai
6.

Sarana penyimpanan barang cukup memadai dari segi keamanan
secara fisik, sehingga mencegah terjadinya kerusakan dan
pencurian.

7.

Lalu lintas persediaan barang jadi sudah memadai.

8.

Selalu dilakukan pengamatan dan analisa terhadap penyimpangan
yang terjadi atas pengelolaan persediaan barang jadi.

N

S

SS

IV. Klasifikasi dan Identifikasi Persediaan yang Layak.
9.

Persediaan barang jadi yang ada telah diklasifikasikan menurut
kemasan dan tingkat kelembabannya

10.

Setiap barang jadi yang disimpan di gudang telah disusun secara
teratur.

V. Standarisasi dan Simplifikasi Persediaan.
11.

Pengelompokan persediaan dilakukan dengan menggunakan
sistem komputer.

12.

Setiap jenis, ukuran, dan sifat persediaan yang didistribusikan
harus sesuai dengan standar persediaan.

VI. Catatan dan Laporan yang Cukup.
13.

Setiap jenis pencatatan persediaan diselenggarakan dengan
menggunakan metode perpetual

14.

Laporan mengenai pengelolaan persediaan barang jadi disusun
tepat waktu.

VII. Tenaga Kerja yang Memuaskan
15.

Perusahaan memiliki program pelatihan yang memadai bagi
karyawannya.

16.

Tanggung jawab dalam pengelolaan persediaan barang diserahkan
kepada pihak yang kompeten dan bertanggung jawab di bidangnya
(Kepala gudang).

TERIMA KASIH



Hasil Uji Validitas menggunakan SPSS versi 11.5

KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy.
Bartlett's Test of
Sphericity

Approx. Chi-Square

171

Sig.

.000

2

PI6

.660

PI7

.690

PI8

.743

PI10

.564

PI11

.769

PI12

.559

PI13

.644

PI14

.497

PI15

.634

PI16

.669

PI21

.660

PI22

.690

PI23

.743

455.720

df

Component
1

.689

E3

.560

E4

.764

E5

.687

E9

.870

E10

.663

E11

.751

E13

.657

E14

.603

E16

.731

Hasil Uji Reliabilitas dengan menggunakan SPSS versi 11.5



1. Variabel Independen: Pengendalian Internal.
R E L I A B I L I T Y
Scale
Mean
if Item
Deleted
PI6
52.2200
PI7
52.0400
PI8
52.1200
PI10
52.1200
PI11
52.1800
PI12
52.1400
PI13
52.0200
PI14
52.1200
PI15
52.0800
PI16
52.1000
PI21
52.2200
PI22
52.0400
PI23
52.1200
Reliability Coefficients
N of Cases =
Alpha =

A N A L Y S I S
Scale
Variance
if Item
Deleted

-

S C A L E

Corrected
ItemTotal
Correlation

16.5016
16.2433
15.9445
16.4343
16.2731
16.9392
16.4690
17.2098
16.5241
15.4796
16.5016
16.2433
15.9445

.5944
.6313
.6785
.5055
.6969
.4815
.5672
.4005
.5681
.5964
.5944
.6313
.6785

50.0

(A L P H A)

Alpha
if Item
Deleted
.8819
.8800
.8775
.8866
.8775
.8870
.8831
.8906
.8830
.8830
.8819
.8800
.877

N of Items = 13

.8907

2. Variabel Dependen : Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Jadi.
R E L I A B I L I T Y

E3
E4
E5
E9
E10
E11
E13
E14
E16

A N A L Y S I S

Scale
Mean
if Item
Deleted

Scale
Variance
if Item
Deleted

35.7800
35.9600
35.9800
36.0000
36.0400
36.0200
36.0600
35.9800
36.0200

9.1547
8.4065
8.3873
8.0816
8.7331
8.4690
8.5065
8.8363
8.4690

-

S C A L E

Corrected
ItemTotal
Correlation
.4619
.6840
.5768
.8108
.5663
.6622
.5448
.5233
.6622

(A L P H A)

Alpha
if Item
Deleted
.8695
.8507
.8612
.8389
.8611
.8526
.8642
.8649
.8526

Reliability Coefficients
N of Cases =
Alpha =



50.0

N of Items =

9

.8714

Hasil Pengujian Rank Pearson dengan menggunakan SPSS versi 11.5
Correlations
TOTALA
TOTALPI

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N

TOTALE

Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)

TOTALB

1

.711(*)

.

.021

50

50

.711(*)

1

.021

.

N
50
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed

50

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Fellisiani Ayunda
NRP

: 0351204

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir/Skripsi ini adalah hasil karya sendiri
dan bukan duplikasi dari orang lain.
Apabila dikemudian hari diketahui pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima
sanksi berupa pencabutan gelar dan pembatalan ijazah yang telah dikeluarkan.

Bandung, Desember 2006
Yang menyatakan,

(Fellisiani Ayunda)

BAB I Pendahuluan

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian
Persediaan merupakan harta yang sensitive terhadap penurunan harga
pasar, pencurian, pemborosan, kerusakan sehingga perusahaan dituntut untuk
dapat mengkoordinasi, mengelola, dan mengawasi aktivitas persediaan secara
efektif.
Menurut Mulyadi (1998:256), pengertian persediaan adalah:
“Persediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan
untuk dijual dalam kegiatan bisnis normal atau barang-barang yang
akan dikomsumsi dalam pengelolaan produk yang akan dijual.”
Perusahaan juga perlu memperhatikan jumlah persediaan, jangan sampai
jumlah persediaan terlalu banyak atau terlalu sedikit. Apabila jumlah persediaan
terlalu

sedikit

akan

memperlambat

aktivitas

penjualan

barang

yang

mengakibatkan perusahaan tidak dapat beroperasi dalam kapasitas normal.
Apabila jumlah persediaan terlalu banyak maka akan mengakibatkan pemborosan
biaya karena adanya persediaan yang menganggur, biaya modal yang harus
dikeluarkan, resiko keusangan, kerusakan, dan resiko kehilangan, juga dapat
menimbulkan biaya penyimpanan yang disebabkan kelebihan persediaan. Oleh
karena itu, untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan pengendalian internal
yang memadai dalam perusahaan yang dapat membantu manajemen untuk
mengelola persediaan barang dan meminimalisasi terjadinya kesalahan atau
penyelewengan, meskipun suatu pengendalian internal tidak dapat menjamin

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan

2

sepenuhnya bahwa tidak akan terjadi kesalahan kesalahan atau penyelewengan
dalam suatu perusahaan.
Menurut Committee of Sponsoring Organization of The Treadway
Commission (COSO) yang dikutip oleh Arens, Elder, and Beasley (2006:301),
pengertian internal control yaitu:
“Internal control a process designed to profit reasonable assurance
regarding the achievement of management’s objectives in the following
categoties:
a. Reliability financial reporting
b. Efficiency and effetiveness of operations.
c. Compliance with laws and regulation.”
Pengendalian internal yang baik dapat tercapai dengan menerapkan
pengendalian internal pada semua bidang perusahaan termasuk pengelolaan
persediaan, dimana pengendalian

persediaan yang memadai mensyaratkan

adanya pemisahan fungsi pertanggung jawaban atas fungsi otorisasi, pencatatan,
dan penyimpanan persediaan.
PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk (PT. EPM), merupakan perusahaan
yang bergerak sebagai distributor untuk produk-produk kesehatan dan produkproduk lainnya yang sejenis untuk wilayah Kota Bandung dan Kota Tasikmalaya.
Sebagai distributor perusahaan ini dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan
persediaan barang jadi secara efektive, sehingga dapat meminimalisasi terjadinya
kesalahan seperti barang yang rusak, expired, kekurangan atau kelebihan stock
barang

jadi

digudang.

Jika

kesalahan-kesalahan

tersebut

tidak

dapat

diminimalisasi atau ditanggulangi akan dapat mengakibatkan penurunan profit
bahkan kerugian, karena persediaan barang jadi merupakan salah satu aktiva

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan

3

perusahaan yang sangat berpengaruh dalam kegiatan operasional PT. EPM yang
bergerak sebagai distributor.
Pada bulan September 2006 PT. EPM baru mengganti program Under Dos
yang digunakan dalam perusahaan dengan program Oracle Order Management
untuk mengelola untuk seluruh aktivitas operasional perusahaan. Penggantian
program ini disebabkan karena terdapat kelemahan pada program under dos yaitu
memakan waktu yang lama baik pada proses monitoring yang dilakukan
perusahaan pusat terhadap perusahaan cabang maupun pada proses order barang,
sehingga perusahaan tidak dapat menetapkan proses dellivery one day. Sedangkan
pada program Oracle Order Management proses monitoring yang dilakukan
perusahaan pusat terhadap perusahaan cabang dan proses order barang dapat
dilakukan lebih cepat, sehingga perusahaan dapat menerapkan proses delivery one
day. Untuk mempermudah dan mempercepat proses order dan pengiriman barang,
perusahaan memberikan inventaris PDA (Personal Digital Accesment) kepada
setiap salesman perusahaan. PDA yang dilengkapi dengan software yang
memadai, sehingga order yang dikirim melalui PDA langsung muncul dikantor
pusat dan kantor cabang. PT EPM memiliki lebih dari 40 perusahaan cabang
diseluruh Indonesia sehingga perusahaan pusat menginginkan proses monitoring
yang efektif dan tidak memakan waktu yang lama, dengan penggunaan program
Oracle ini membantu manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan
cabang dengan efektif dan untuk mengetahui kesalahan atau penyelewengan yang
mungkin terjadi dalam perusahaan. Perusahaan juga menginginkan pengendalian
yang efektif untuk memonitor persediaan barang jadi yang terdapat digudang
untuk menghindari terjadinya kerusakan, pencurian, keusangan, maupun over atau

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan

4

under stock, karena persediaan barang jadi merupakan aktiva perusahaan yang
sangat penting mengingat PT. EPM bergerak sebagai distributor untuk wilayah
Kota Bandung dan Kota Tasikmalaya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
pada

PT.

Enseval

Putera

dengan judul “Peranan

Megatrading Tbk,

Pengendalian Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan
Barang Jadi”.

1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan mengidentifikasi
permasalahan pada salah satu sub sistem akuntansi yaitu pengendalian internal
yang berhubungan langsung dengan efektivitas pengelolaan persediaan barang
jadi, yaitu sebagai berikut:
1. Apakah pengendalian internal yang diterapkan PT. Enseval Putera
Megatrading sudah efektif.
2. Apakah pengelolaan persediaan barang pada PT. Enseval Putera
Megatrading telah dilaksanakan secara efektif.
3. Seberapa besar peranan pengendalian internal dalam menunjang
efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi pada PT. Enseval Putera
Megatrading.

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan

5

1. Untuk mengetahui efektivitas pengendalian internal yang diterapkan PT.
Enseval Putera Megatrading.
2. Untuk mengetahui dan menilai efektivitas dalam pengelolaan persediaan
barang jadi PT. Enseval Putera Megatrading.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengendalian internal berperan dalam
mengelola barang jadi PT. Enseval Putera Megatrading.

1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihakpihak sebagai berikut:
1. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan
yaitu pengetahuan, wawasan tentang teori-teori, praktik mengenai peranan
pengendalian internal dalam menunjang efektivitas pengelolaan persediaan
barang jadi, sehingga dapat meminimalisasi teradinya kesalahan atau
penyelewengan persediaan barang jadi pada perusahaan.
2. Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam penerapan
teori-teori pengendalian internal yang telah dipelajari selama kuliah,
sehingga dapat membantu penulis dalam menerapkannya pada saat terjun
kemasyarakat, dan untuk memenuhi prasyarat akademis untuk mengkuti
siding sarjana lengkap di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unversitas
Kristen Maranatha.

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan

6

3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan pengetahuan
sebagai bahan referensi bagi mereka yang ingin melakukan penelitian
mengenai pengendalian internal khususnya mengenai pengendalian
persediaan barang jadi.

1.5 Kerangka Pemikiran
Persediaan merupakan harta yang sensitive terhadap penurunan harga
pasar, pencurian, pemborosan, kerusakan, sehingga perusahaan dituntut untuk
dapat mengkoordinasi, mengelola, dan mengawasi aktivitas persediaan secara
memadai.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002:14.1), pengertian persediaan
adalah
“Persediaan adalah aktiva:
a. Tersedianya untuk dijual dalam kegiatan usaha normal.
b. Dalam proses produksi atau kegiatan usaha norma.
c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.”

Terdapat beberapa kelompok penggolongan persediaan, Penggolongan
persediaan dipengeruhi oleh sifat dan jenis perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Smith and Skousen (1997:327-328), terdapat 3 kelompok
persediaan yaitu:
a. Raw Material (Bahan Baku).
Merupakan barang yang diperoleh untuk digunakan dalam proses produksi.

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan

7

b. Goods in Process (Barang Dalam Proses).
Terdiri dari bahan baku yang sebagian telah diproses dan perlu dikerjakan
lebih lanjut sebelum dapat dijual kepada konsumen.
c. Finished Goods (Barang Jadi).
Merupakan produk yang telah selesai diproduksi dan menunggu untuk dijual
kepada konsumen.
PT. EPM bergerak sebagai distributor produk-produk kesehatan dan
produk-produk lain sejenisnya, maka PT. EPM mengelola persediaan dalam
bentuk barang jadi yang siap disalurkan kepada konsumen maupun agen-agen.
Oleh karena itu, pengelolaan persediaan harus direncanakan dan dilaksanakan
dengan sebaik-baiknya.
Menurut Wilson and Campbell dalam buku Controllership yang
alihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera (1999:479), agar pengelolaan
persediaan dapat berhasil dengan baik ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

“Clearly defined responsibility and autority in regard to inventories.
Well defined objectives and policies.
Adequate storage and handling facilities.
Proper classification and indentification of inventories.
Standardization and simplification of inventories.
Adequate records and reports.
Satisfactory personnel.”
Tujuh syarat diatas dapat diartikan sebagai berikut:

1. Penetapan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas terhadap
persediaan.
2. Sasaran dan kebijaksanaan yang dirumuskan dengan baik.
3. Fasilitas pergudangan dan penanganan yang memuaskan.

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan

8

4. Klasifikasi dan identifikasi persediaan secara layak.
5. Standarisasi dan simplifikasi persediaan.
6. Catatan dan laporan yang cukup.
7. Tenaga kerja yang memuaskan.

Dalam arti luas, pengelolaan persediaan meliputi fungsi perencanaan dan
pengendalian yang didalamnya termasuk penetapan dan pemeliharaan komposisi
dan kuantitas yang tepat untuk bahan baku atau produk yang diperlukan untuk
memenuhi syarat-syarat produksi atau pesanan dengan baik.
Setiap perusahaan baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil
memerlukan pengendalian internal yang baik dan memadai. Dalam perusahaan
yang volume kegiatannya masih relative, pimpinan perusahaan dapat mengawasi
dan mengendalikan secara langsung seluruh aktivitas perusahaan, akan tetapi
untuk perusahaan yang volume kegiatannya relative besar atau berkembang pesat,
pimpinan perusahaan tidak dapat mengawasi dan mengendalikan secara langsung
seluruh aktivitas perusahaan mengingat keterbatasan kemampuan dan waktu yang
dimiliki pimpinan perusahaan. Dengan adanya pengendalian internal maka
diharapkan dapat mengurangi terjadinya kesalahan atau penyelewengan dalam
perusahaan dan membantu manajemen dalam mengelola perusahaan.
Menurut Committee of Sponsoring Organization of The Treadway
Commission (COSO) yang dikutip oleh Arens, Elder, and Beasley (2006:301),
pengertian internal control yaitu:
“Internal control a process designed to profit reasonable assurance
regarding the achievement of management’s objectives in the following
categoties:
a. Reliability financial reporting

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan

9

b. Efficiency and effetiveness of operations.
c. Compliance with laws and regulations.”

Pengendalian internal merupakan suatu proses yang dipengaruhi oleh
suatu kesatuan dewan direksi, manajemen, dan pihak lain, dimana pengendalian
tersebut dirancang untuk meyediakan jaminan yang memadai untuk mencapaian
tujuan dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan.
Menurut Ratliff (1996:11), ada beberapa tujuan internal control yang
sangat penting dalam pengelolaan perusahaan yaitu:
“All management activities may be viewed within the context of control,
the objectives of which are:
1. The reliability and the integrity of information.
2. Compliance with policies, plans, procedures, laws, and regulations.
3. The safeguarding of assets.
4. The economical and efficient use of resources.
5. The accomplishment of esthablished objectives and goals for
operations and programs.”
Dengan demikian pengendalian internal sangat dibutuhkan dalam
mengelola suatu perusahaan, karena dengan adanya pengedalian internal
perusahaan dapat melakukan seluruh kegiatan secara efektif. Hal ini dapat dilihat
dari tujuan pengendalian internal yang sangat membantu perusahaan dalam
mengawasi dan menilai seluruh kegiatan perusahaan seperti keandalan informasi,
mengamankan aset perusahaan, penggunaan sumber daya secara efisien dan
ekonomis, pencapaian sasaran dan tujuan perusahaan, dan kesesuian dengan
kebijakan, prosedur, hukum, dan peraturan yang berlaku. Pada pelaksanaannya,
pengendalian internal tidak dapat terlepas dari faktor manusia sehingga perlu
diawasi secara terus-menerus untuk dapat mengetahui apakah pengendalian
internal telah berjalan dengan baik. Pengendalian internal juga harus cukup

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan

10

fleksibel untuk dapat disesuaikan dengan perubahan situasi dan kondisi yang
mungkin terjadi.
Pengendalian internal yang memadai dapat tercapai dengan menerapkan
pengendalian internal pada semua bidang perusahaan termasuk pengelolaan
persediaan, dimana pengendalian

persediaan yang memadai mensyaratkan

adanya pemisahan fungsi pertanggung jawaban atas fungsi otorisasi, pencatatan,
dan penyimpanan persediaan.
Menurut Wilson Campbell (1999:429) dalam buku Controllership yang
alihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera, pengendalian persediaan yang baik
adalah:
“Pengendalian persediaan meliputi pengendalian kualitas dan jumlah
dalam batas-batas yang telah direncanakan dan perlindungan fisik
persediaan.”
Tujuan utama pengendalian internal terhadap persediaan menurut Warren
et all (2005:395) juga akan tercapai, yaitu:
1. “Safeguarding the inventory.
2. Properly reporting it in the financial statements .”
Dengan adanya pengendalian persediaan persediaan yang baik maka
diharapkan akan menjamin kelancaran, produktivitas, dan operasional serta
membantu meningkatkan profit perusahaan. Oleh karena itu, pengendalian
persediaan sangat penting dalam perusahaan karena persediaan merupakan salah
satu aktiva perusahaan yang penting dan memiliki nilai yang signifikan dalam
laporan keuangan. Pada PT. EPM yang bergerak sebagai distributor, pengendalian
persediaan sangat penting dalam perusahaan untuk menghindari terjadinya

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan

11

kerusakan, pencurian, under atau over stock. Perusahaan dituntut untuk dapat
melindungi dan mengelola persediaan barang jadi seefektif mungkin, karena jika
persediaan tidak dilindungi dan dikelola dengan baik dapat menimbulkan
kerugian bahkan dapat mengakibatkan tidak tercapainya sasaran dan tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, penulis menarik suatu hipotesis
sebagai berikut:
”Pengendalian internal yang dilaksanakan secara efektif, akan dapat
berperan dalam menunjang efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi.”

1.6 Metode Penelitian.
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif
analitis yaitu metode penelitian dengan cara mengumpulkan data-data dan
informasi-informasi yang diperlukan untuk mendapatkan data yang actual,
menganalisisnya, dan menyajikannya kembali sehingga diperoleh gambaran yang
jelas mengenai keadaan perusahaan yang penulis teliti.
Dalam melakukan penelitian, penulis mengumpulkaan data yang diperoleh
dari objek penelitian berupa:
1. Data primer (primary data).
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli(tidak melalui media perantara). Data primer
secara khusus dikumpulkaan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan
peneliti. Data orimer dapat berupa opini subjek (orang) secara individual

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan

12

atau kelompok, hasil obsevasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau
kegiatan, dan hasil pengujian.
2. Data Sekunder (Secondary Data).
Data sekunder merupakan data sumber penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak
lain).Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis
yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan.

1.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research).
Penelitian yang bersifat teoritis untuk memperoleh data sekunder.
Penelitian ini dilakukan dengan membaca dan mempelajari literatureliteratur, dan buku-buku yang berhubungan dengan pengendalian internal
terhadap persediaan dengan tujuan menemukan teori-teori yang dapat
menunjang analisis permasalahan. Penelitian ini juga dilakukan untuk
memperluas wawasan berpikir penulis dalam memecahakan masalahmasalah yang ditemukan pada saat penelitian.
2. Penelitian Lapangan (Field Research).
Penelitian lapangan dilakukan dengan tujuan memperoleh data primer dan
dilakukan dilokasi yang diteliti dengan cara:

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan

13

a. Observasi.
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan
pengamatan langsung dilokasi penelitian yang berhubungan dengan
data yang diperlukan.
b. Wawancara.
Dilakukan dengan cara berhubungan langsung dengan pihak-pihak
yang berkepentingan dalam perusahaan yang diteliti.
c. Kuesioner.
Yaitu teknik untuk mendapatkan data dengan cara mengadakan
komunikasi dengan responden berupa angket yang berisi sejumlah
pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.
d. Dokumentasi.
Yaitu teknik pengumpulan data dan pengumpulan bahan-bahan yang
diperlukan sehubungan dengan penelitian berupa peraturan-peraturan,
pedoman-pedoman, dan formulir-formulir yang digunakan perusahaan.

1.6.2 Operasional Variabel.
Dalam menguji hipotesis kejelasan tentang kedudukan variabel-variabel
yang dilibatkan dalam hipotesis merupakan kunci dalam memilih teknik analisis
maupun menafsirkan hasilnya. Maka terdapat dua variabel yang digunakan, yaitu:
1. Independent Variabel (X) atau Variabel Bebas.
Yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain atau terjadi
mendahului variabel tidak bebas. Sesuai dengan judul skripsi yang penulis
kemukakan yaitu: “Peranan Pengendalian Internal Dalam Menunjang

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan

14

Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Jadi.” Maka yang menjadi
variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah Pengendalian Internal.
2. Dependent Variabel (Y) atau Variabel Terikat.
Yaitu variabel yang dapat mempengaruhi atau tergantung pada variabel
bebas dalam mengolah atau manipulasi. Maka yang menjadi variabel
terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Efektivitas Pengelolaan Persediaan
Barang Jadi.

1.6.3 Formula Hipotesis.
Untuk mengetahui peranan pengedalian internal dalam menujang
efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi, maka langkah pertama dalam
prosedur pembuatan keputusan mengenai pengujian kedua variable diatas adalah
menetapkan hipotesisi nolnya (Ho), apabila Ho ditolak maka hipotesis pengganti H1
merupakan hipotesis penelitian dari penulis. Hipotesis tersebut dapat dinyatakan
sebagai berikut:
Ho: Pengendalian Internal tidak berperan dalam menunjang efektivitas
pengelolaan persediaan barang jadi.
H1: Pengendalian internal berperan dalam menunjang efektivitas pengelolaan
persediaan barang jadi.

1.7 Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian pada sebuah perusahaan yang bergerak
sebagai distributor produk-produk perawatan kesehatan dan produk-produk lain

Universitas Kristen Maranatha

BAB I Pendahuluan

15

sejenisnya, yaitu pada PT. Enseval Putera Megatrading Tbk, yang berlokasi di
Jalan Soekarno Hatta Nomor 344, Bandung.
Waktu penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus

sampai dengan

November 2006, untuk rinciannya dalam tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1
Waktu Penelitian
Penelitian

Ags' 06
3
4

Sept' 06
1 2 3

4

1

Okt' 06
2 3

4

1

Nov'06
2 3

4

Des' 06
1
2

Briefing Skripsi
Rancangan Skripsi
Bab 1-3
Bab 4-5
Abstrak

Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan dan Saran

101

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada PT. Enseval
Putera Megatrading, Tbk (PT. EPM), dengan uji korelasi Pearson diperoleh hasil
hubungan keeratan antara variabel X (Pengendalian internal) dan variabel Y
(Efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi) sebesar 0.711 atau 71.1 % yang
berarti terdapat hubungan yang kuat antara variabel X dan Y. Untuk mengetahui
besarnya pengaruh antara variabel X dan Y menggunakan Koefisien Determinasi,
yaitu R = r2 sebesar 0.506, yang berarti variabel X (Pengedalian internal) cukup
berperan dalam menunjang variabel Y (Efektivitas pengelolaan persediaan barang
jadi). Dari hasil tersebut dapat kita ketahui terdapat 0.496 faktor lain yang
mempengaruhi efektivitas pengelolaan persediaan barang selain pengendalian
internal, yaitu planning untuk stock penjualan, planning distribusi barang, dll.
Hasil signifikasi korelasi Pearson yang menggunakan á = 0.05 adalah 0.21 < 0.05,
yang berarti Ho ditolak dan H1 diterima yaitu: Pengendalian internal berperan
dalam menunjang efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi. Faktor-faktor
yang mendukung adalah sebagai berikut:
1. Control environment atau lingkungan pengendalian terdiri dari tindakan
kebijakan, dan prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak terhadap

Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan dan Saran

102

pengendalian dan tentang pentingnya pengendalian internal dalam suatu
perusahaan. Komponen-komponen penting dalam lingkungan pengedalian adalah:


Integrity and ethical value. Para manajemen dan pegawai memiliki integritas
dan nilai etis yang tinggi, untuk mengurangi dan meniadakan tindakantindakan yang kurang baik bagi perusahaan. Hal ini dilakukan dengan
diadakan tes psikotes untuk mengetahui kepribadian para pegawai.



Board of directors or audit committee participation. Internal audit kurang
independen karena kedudukan internal audit berada dibawah direktur
keuangan dan akuntansi, sehingga kurang independen jika tugaskan untuk
mengaudit laporan keuangan.



Management philosophy and operating style. Manajemen memberikan
pelayan terbaik pada pelanggan dengan mengutamakan integritas di atas
segalanya, gigih untuk mecapai yang terbaik, membangun kerjasama tim yang
kuat, selalu melakukan inovasi serta tangkas menghadapi perubahan.



Human resources policies and practices. Manajemen dan pegawai memiliki
latar belakang pendidikan, pengetahuan, dan keahlian yang memadai dalam
mengoperasikan software yang digunakan perusahaan, serta mengikuti
training-training untuk mendukung pelaksanaan tugasnya.



Commitment to competence. Pegawai merupakan pegawai yang berkompeten
dan dapat dipercaya dimana pegawai yang kompeten dipilih, dievaluasi,
ditraining, dipromosikan, dan dikompensasikan.



Organizational structure. Adanya struktur organisasi yang memuat secara
jelas wewenang, tanggung jawab, dan tugas-tugas masing-masing bagian
dalam perusahaan.

Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan dan Saran



103

Assignment of autority and responsibility. Metode formal dari komunikasi
tentang otoritas dan tanggung jawab dengan pengendalian adalah saling
berhubungan dan sama penting dalam pelaksanaan kegiatan operasional
perusahaan.

2. Risk Assessment. Pada PT. EPM dilakukan perkiraan resiko dengan cara penilaian
dan penganalisaan manajemen terhadap resiko yang berkaitan dengan penyajian
laporan keuangan yang wajar sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku
Umum (PABU).
3. Control activity.


Terdapat pemisahan tugas yang cukup, misalnya: pemisahan tugas antara
fungsi pemegang aktiva dengan fungsi akuntansi, juga dilakukan sistem rotasi
dan penempatan pegawai yang dilakukan dua tahun sekali, hal ini dilakukan
untuk mencegah terjadinya manipulasi, karena seseorang yang menempati
suatu posisi cukup lama sudah mengetahui kelemahan sistem yang digunakan
perusahaan sehingga memiliki peluang melakukan manipulasi.



Setiap transaksi yang terjadi harus diotorisasi terlebih dahulu oleh pihak yang
berwenang, seperti transaksi penjualan harus diotorisasi kepala keuangan.



Dokumen dan catatan yang memadai, misalnya dokumen diberi nomor urut,
dokumen disiapkan pada saat terjadi transaksi.



Pengendalian fisik atas aktiva dan catatan dilakukan secara berkala sebulan
sekali.

Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan dan Saran



104

Dilakukan pemeriksaan independen atas seluruh kegiatan operasional secara
periodik.

4. Monitoring. Monitoring atau pemantauan yang merupakan proses penilaian
kualitas kinerja pegawai dan untuk menentukan apakah pengendalian internal
telah berjalan sesuai yang direncanakan dilakukan secara berkala.
5. Terdapat tiga tujuan umum pengendalian internal, yaitu:


Keandalan laporan keuangan. Laporan keuangan PT. EPM dapat diandalkan,
hal dapat dilihat dari kepemilikan PT. EPM yang sudah dijual dibursa efek
dalam bentuk saham-saham.



Mendorong efisiensi dan efektivitas operasional. Kegiatan operasional pada
PT. EPM sudah efisiensi dan efektif, hal ini dapat dilihat dari kegiatan
operasional yang berjalan dengan baik tanpa adanya kesalahan yang
menyebabkan pemborosan.



Ketaatan dan kesesuaian pada hukum dan peraturan. Ketaatan hukum dan
peraturan yang berlaku, hal dapat dilihat dari ditaatinya Undang-Undang
Perburuhan, Undang-Undang Perpajakan, dan Undang-Undang Perseroan
Terbatas.

6. Terdapat delapan tujuan khusus pengendalian internal terhadap persediaan barang
jadi, yaitu:


Setiap transaksi persediaan barang jadi dicatat dengan lengkap.



Setiap transaksi persediaan barang jadi diotorisasi dengan tepat



Setiap transaksi persediaan barang jadi dinilai dengan akurat.

Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan dan Saran



105

Setiap transaksi persediaan barang jadi diklasifikasikan dengan tepat sesuai
dengan merk dan jenis persediaan.



Setiap transaksi persediaan barang jadi dicatat kurang tepat waktu, hal ini
disebabkan karena penggantian program baru yang kapasitas sotwarenya
kurang memadai dibandingkan dengan jumlah transaksi yang terjadi.



Setiap transaksi persediaan barang jadi dimasukkan dengan tepat kedalam
catatan tambahan dan diikhtisarkan dengan benar.



Menjaga keamanan persediaan barang jadi yang dimiliki perusahaan.



Melaporkan secara akurat persediaan dalam dalam laporan keuangan.

7. Beberapa faktor yang mendukung tercapainya syarat pengelolaan persediaan yang
baik antara lain:


Penetapan tanggung jawab dan kewenangan yang jelas terhadap persediaan
barang jadi yang dimiliki perusahaan.



Sasaran dan kebijaksanaan persediaan dirumuskan dengan baik untuk
mengihindari terjadinya over atau under stock.



Fasilitas pergudangan dan penanganan persediaan barang jadi telah dilakukan
secara memadai.



Klasifikasi dan identifikasi persediaan barang jadi yang layak.



Standarisasi dan simplifikasi persediaan barang jadi yang memadai.



Catatan dan laporan persediaan barang jadi yang dibuat secara lengkap dan
dengan adanya pergantian program yang digunakan dalam perusahaan, yaitu
program Under Dos yang diganti dengan program Oracle Order Management

Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan dan Saran

106

mempercepat proses dellivery barang dan mempercepat proses monitoring
yang dilakukan pusat mengingat PT. EPM memiliki 40 cabang perusahaan
yang tersebar diseluruh Indonesia.


Tenaga kerja yang diperkerjakan memiliki latar belakang pendidikan,
pengetahuan, dan keahlian yang memadai serta mengikuti training-training
untuk mendukung pelaksanaan tugasnya.
Meskipun demikian masih terdapat beberapa kelemahan dalam peranan

pengendalian internal dalam menunjang efektivitas pengelolaan persediaan barang
jadi yang dilakukan PT. EPM, yaitu sebagai berikut:
1. Dalam struktur organisasi posisi kedudukan internal audit berada dibawah
direktur keuangan dan akuntansi, sehingga kurang independen apabila ditugaskan
untuk mengaudit laporan keuangan dan kinerja divisi lainnya.
2. Kapasitas software yang digunakan perusahaan masih kurang memadai
dibandingkan dengan jumlah transaksi yang terjadi setiap harinya, sehingga ada
keterlambatan dalam memproses data transaksi.

5.2 Saran-Saran.
Setelah mengadakan penelitian, maka penulis memberikan saran yang
mungkin dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dan masukan bagi perusahaan
maupun bagi penelitian selanjutnya, yaitu:

Universitas Kristen Maranatha

BAB V Kesimpulan dan Saran



107

Bagi perusahaan.
1. Perusahaan sebaiknya menempatkan posisi internal audit langsung berada
dibawah President Director, agar pemeriksaan yang dilakukan internal audit
menjadi lebih independen, jika ditugaskan mengaudit laporan keuangan dan
kinerja divisi lainnya.
2. Sebaiknya perusahaan mengganti kapasitas software dengan kapasitas yang
lebih besar, agar tidak terjadi keterlambatan dalam memproses data transaksi.



Bagi penelitian selanjutnya
Hasil korelasi sebesar 0.506 yang berarti hubungan korelasi antara variabel X
(Pengendalian internal) dan variabel Y (Efektivitas pengelolaan persediaan
barang jadi) cukup kuat atau pengedalian internal cukup berperan dalam
menunjang efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi. Dari hasil tersebut
dapat diketahui terdapat 0.496 faktor-faktor lain yang berperan dalam menunjang
efektivitas pengelolaan persediaan barang jadi, diantaranya adalah planning untuk
stock penjualan, planning distribusi barang, dll. Diharap faktor tersebut dapat
diteliti lebih lanjut oleh peneliti lain yang berminat.

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arens et al., 2006, Auditing and Integrated Approach, 11th, New Jersey: Prentice Hall.
Arens et al. 2003, Auditing dan Pelayanan Verifikasi, edisi 9, Jakarta: Indeks
Arens and Loebbecke, 1997, Auditing Pendekatan Terpadu, Jakarta: Salemba Empat.
Badudu dan Zain, 1994, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan
Bungin, Burhan, 2005, Metode Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Cooper dan Emory, 1996, Metode Penelitian Bisnis, Jakarta: Erlangga.
Hartono, Drs, M.Pd, 2004, Statistik Untuk Penelitian, Yogyakarta: Lembaga Study
Filsafat, Kemasyarakatan, Kependidikan, dan Perempuan (LSFK2P)
Hasan M, Iqbal, 2002, Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif), Jakarta:
Bumi Aksara.
Hasan M, Iqbal, 2002, Pokok-Pokok Materi Statisitik 2 (Statistik Inferensif), Jakarta:
Bumi Aksara
Hasan M, Iqbal, 2004, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta: Bumi Aksara
Hasan M, Iqbal, 2002, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,
Jakarta: Ghalia.
Hansen and Mowen, 2005, Management Accounting, South Western: Thomson.
Ikatan Akuntansi Indonesia, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, Jakarta:
Salemba Empat

108

Universitas Kristen Maranatha

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba
Empat
Irdiantoro,1999, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen,
Yogyakarta: BPFE.
Komaruddin, 1996, Ensiklopedia Manajemen, Edisi ke-2, Jakarta: Bina Aksara.
Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset UntukBisnis dan Ekonomi, Jakarta: Erlangga.
Lieberman, Hillier, 2005, Introduction to Operation Research, New Jersey, Mc Graw
Hill.
Maynard Greg R, Februari 1999, Internal Auditing as a Function of Risk
Management, Journal The Institute of Internal Auditors.
Messier et al., 2005, Auditing and Assurance Service a Systematic Approach, 4th,
Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Jakarta: Salemba Empat.
Mulyadi dan Kanaka, 1998, Auditing, Jakarta: Salemba Empat.
Niswonger, Warren, Reeve, and Fess, 2002, Prinsip-Prinsip Akuntansi, Jakarta:
Erlangga.
Ratliff, 1996, Internal Auditing An Integrated Approach. Prentice Hall.
Santoso, Singgih, 2004, Mengatasi Berbagai Masalah St