Peranan Audit Internal dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus pada Giant Hyperpoint Bandung).

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Each company has their to run their activities. The goal of company is to earn the optimum profit. In that case the company should realize that a good managerial activities must have a good internal control too. A good internal control can be obtain if the material of internal control being fullfied, and to run those internal controlled in effectifly and eficiency need one unit to do the supervising and evaluating activities of the effective and eficiency of the internal control and thats we called internal audit.

The writter has done the research at Giant Hypeprpoint Bandung that run a retail business. The goal of this research is to know how big is the role of the internal audit to support the efectiveness of internal control of the fineshed goods inventory that’s running in Giant Hypeprpoint Bandung and beside that to know how the internal controll activities of the fineshed goods inventory in there.

The analysis is descriptif method is use in the writing, the technique that’s been used to collect the data is by doing interview, give the queationere and literature study. And the method to analyse the data is the statistic methode of J.D Champion.

In conclution is that the internal audit has a big role to support the effectiveness internal control of the fineshed goods inventory. This conclution comes from result of the answer the questionere in 84,19 %.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Setiap perusahaan mempunyai tujuan dalam melakukan kegiatannya. Tujuan dari perusahaan adalah memperoleh laba yang optimal. Maka dari itu perlu perusahaan perlu menyadari bahwa kegiatan manajemen yang baik harus menerapkan pengendalian internal yang memadai. Tujuan pengendalian internal dapat tercapai bila unsur-unsur pengendalian internal itu sendiri benar-benar dipenuhi, dan agar pengendalian itu berjalan secara efektif dan efisien, diperlukan suatu bagian tertentu untuk mengawasi dan mengevaluasi efektivitas dan efisiensi pengendalian internal yang disebut audit internal. Persediaan adalah merupakan unsur aktiva lancar yang terbesar dalam neraca, oleh karena itu persediaan harus dikelola dengan baik.

Penulis telah melakukan penelitian pada Giant Hyperpoint Bandung yang bergerak dibidang ritel. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar peranan audit internal di dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi yang dilakukan oleh Giant Hyperpoint Bandung dan mengetahui bagaimana pengendalian internal persediaan barang jadi pada Giant Hyperpoint Bandung.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, dimana teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data dilakukan melalui wawancara, kuesioner serta penelitian kepustakaan. Sedangka metode yang dilakukan untuk menganalisis data adalah metode statistik yang dikemukakan oleh J.D Champion.

Dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa audit internal telah berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan jawaban kuesioner sebesar 84,19 %.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PENGESAHAN ...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

ABSTRACT ...vii

ABSTRAK ...viii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xiv

DAFTAR TABEL ...xv

DAFTAR LAMPIRAN ...xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ...1

1.2 Identifikasi Masalah ...5

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ...5

1.4 Kegunaan Penelitian ...6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka ...7


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2 .1.1.1 Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal ...10

2.1.1.2 Fungsi, Wewenang dan Tanggungjawab Audit Internal ...13

2.1.1.3 Klasifikasi Audit Internal ...15

2.1.1.4 Fungsi dan Kedudukan Audit Internal ...17

2.1.1.5 Program Audit Internal ...18

2.1.1.6 Pelaksanaan Program Audit Internal ...22

2.1.1.7 Laporan Hasil Audit Internal ...24

2.1.2 Tindak Lanjut Atas Laporan Hasil Audit ...25

2.1.3 Efektivitas ...26

2.1.4 Pengendalian Internal ...28

2.1.4.1 Unsur-unsur Pengendalian Internal ...29

2.1.4.2 Tujuan Pengendalian Internal ...32

2.1.4.3 Keterbatasan Pengendalian Internal ...34

2.1.5 Pengendalian Internal Persediaan ...36

2.1.6 Unsur-unsur Pengelolaan Persediaan Barang Jadi ...38

2.1.7 Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Barang Jadi ...39

2.1.8 Hasil Penelitian Terdahulu ...42

2.2 Kerangka Pemikiran ...44

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...45

3.1.1 Sejarah Perusahaan ...45


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

3.1.3 Aktivitas Perusahaan ...55

3.1.3.1 Bidang Usaha dan Stratgei Perusahaan ...55

3.1.4 Lokasi Perusahaan ...56

3.2 Metode Penelitian ...56

3.2.1 Populasi dan Sampel ...56

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ...58

3.2.3 Operasionalisasi Variabel ...59

3.2.4 Teknik Pengembangan Dimensi ...61

3.2.5 Analisis Data ...63

3.2.5.1 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Data ...63

BAN IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ...68

4.1.1 Pelaksanaan Audit Internal ...68

4.1.1.1 Independensi ...68

4.1.1.2 Kompetensi ...69

4.1.2 Program Audit Internal Persediaan Barang Jadi ...70

4.1.3 Pelaksanaan Audit Internal Pada Persediaan Barang Jadi ...72

4.1.3.1 Complience...72

4.1.3.2 Verification ...72

4.1.3.3 Evaluation ...73

4.1.4 Laporan Hasil Audit ...73


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

4.1.6 Pelaksanaan Pengendalian Internal Persediaan Barang Jadi Pada

Giant Hyperpoint Bandung ...75

4.1.6.1 Lingkungan Persediaan ...75

4.1.6.2 Penetapan Resiko Yang Memadai ...78

4.1.6.3 Aktivitas Pengendalian ...80

4.1.6.4 Informasi dan Komunikasi ...82

4.1.6.5 Pemantauan (Monitoring) ...83

4.1.7 Tujuan Pengendalian Internal ...83

4.1.8 Analisa Data ...85

4.1.8.1 Variabel Independent ”Peranan Audit Internal Yang Memadai” ...85

4.1.8.2 Variabel Dependent ”Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Barang Jadi” ...88

4.1.8.3 Peranan Audit Internal Dalam Menunujang Efektivitas Pengendalian Persediaan Barang Jadi ...91

4.2 Pembahasan ...94

4.2.1 Peranan Audit Internal Yang Memadai Pada Giant Hyperpoint Bandung ...94

4.2.2 Keefektivan Pengendalian Internal Persediaan Barang jadi yang Telah Ditetapkan Giant Hyperpoint Bandung ...96

4.2.3 Peranan Audit Internal Dalam Menunujang Efektivitas Pengendalian Persediaan Barang Jadi Pada Giant Hyperpoint Bandung ...97


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ...99 5.2 Saran ...104 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR


(9)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Sejalan dengan berkembangnya bisnis usaha, perkembangan ekonomi suatu negara tidak lepas dari para pelaku ekonomi yang ikut berperan serta dalam kegiatan ekonomi yang berlaku di dalam maupun di luar negeri. Pembukaan pasar bebas antar negara ASEAN dengan Cina merupakan perwujudan dari perjanjian perdagangan yang beranggotakan Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina dan Brunei Darussalam dengan Cina, yang disebut dengan ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA). Perkembangan ini memicu setiap negara untuk selalu siap tanggap dalam mengantisipasi segala perubahan-perubahan yang terjadi khususnya di bidang perekonomian dan perdagangan. (detik.com)

Perkembangan tersebut membawa dampak yang sangat baik untuk perkembangan di dunia usaha dan bisnis di Indonesia, hal tersebut mungkin dapat diterima oleh perusahaan-perusahaan yang merupakan penggerak perekonomian di Indonesia. Di dalam perusahaan, terdapat penggerak yang terdiri dari tingkatan manajemen mulai dari tingkat atas sampai manajemen tingkat bawah yang bertanggungjawab dalam setiap kegiatan yang terjadi di perusahaan. Setiap kegiatan ini diharapkan dapat berjalan sesuai dengan rencana serta tercapainya efektivitas dan efisien. Oleh karena itu, perusahaan juga membutuhkan suatu sistem pengendalian internal yang dapat mengarahkan dan mengawasi jalannya kegiatan perusahaan. (www.google.co.id)


(10)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha

2

Menurut Mulyadi (2002) pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain, yang di desain untuk memberikan 3 (tiga) golongan tujuan berikut :

a. Keandalan laporan keuangan

b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku c. Efektivitas dan efisiensi operasi

Berdasarkan pengertian diatas maka pengendalian internal yang baik adalah pengendalian yang mampu menjamin operasi yang efisien dan efektif, laporan keuangan yang dapat dipercaya dan ketaatan perusahaan pada hukum dan peraturan yang ada.

Dalam perusahaan, pengendalian internal ini dilakukan oleh audit internal. Audit internal adalah sebuah aktivitas konsultasi dan keyakinan objektif yang dikelola secara independen di dalam organisasi dan diarahkan oleh filosofi penambahan nilai untuk meningkatkan operasional perusahaan. Audit internal tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan risiko, kecukupan kontrol, dan pengelolaan organisasi. Audit internal merupakan profesi yang dinamis dan terus berkembang yang mengantispasi perubahan dalam lingkungan operasinya dan beradaptasi terhadap perubahan dalam struktur organisasi, proses, dan teknologi. (Sawyer et al, 2005)

Menurut Konsorsium Organisasi Profesi Audit internal (2004) menyatakan bahwa fungsi dari audit internal, yaitu penanggungjawab fungsi audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi.


(11)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha

3

Dalam mencapai tujuan perusahaan, berbagai cara diterapkan pada semua bidang kegiatan perusahaan termasuk masalah perencanaan dan pengendalian persediaan. Persediaan menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2002;No.14) adalah aktiva :

a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau

c. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digubakan dalam proses produksi atau pemberian jasa

Peranan audit internal sangat besar dalam hal persediaan baik barang jadi maupun bahan baku, karena persediaan merupakan salah satu aktiva yang sangat berpengaruh terhadap perusahaan dalam hal melakukan kegiatannya. Suatu pengendalian diperlukan untuk dapat mengendalikan persediaan. Pengendalian dilakukan untuk mengendalikan persediaan baik dalam hal perputarannya, metode yang digunakan, dan hal lainnya yang menyangkut persediaan. Atas dasar kesadaran akan pentingnya persediaan barang jadi tersebut dalam menjalankan kegiatan organisasi, maka pihak manajemen harus mengefektifkan pengendalian internal untuk membantu manajemen dalam menjalankan kegiatannya.

Terdapat beberapa penelitian yang menguji tentang peranan audit internal terhadap efektivitas pengendalian internal persediaan, diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Eli Nurlaela dengan judul “Peranan Audit Intern Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Intern Persediaan Obat-obatan (Studi Kasus Rumah Sakit “X” di Bandung)”. Penelitian tersebut bermaksud untuk mengetahui sejauh mana manfaat audit internal dan pengendalian internal terhadap persediaan obat-obatan di bagian farmasi rumah sakit tersebut. Hasil dari penelitian tersebut


(12)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha

4

adalah bahwa pelaksanaan audit internal atas persediaan obat-obatan pada Rumah Sakit tersebut sangat memadai dan pada pengendalian internal persediaan obat-obatan sudah sangat efektif. Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Silvia Lorenz dengan judul “Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengelolaan Persediaan Barang Dagangan (Survei pada PT.X di Bandung)”. Penelitian tersebut bermaksud untuk mengetahui sejauh mana peranan audit internal dan pengendalian internal terhadap persediaan barang dagangan. Hasil dari penelitian tersebut adalah audit internal atas pengelolaan persediaan barang dagangan di PT. X Bandung sudah memadai, pengelolaan persediaan barang dagangan sudah dilaksanakan secara efektif dan audit internal telah berperan dalam menunjang efektivitas pengelolaan barang dagangan. Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Alwin Fauzan dengan judul “Peranan Audit Internal Dalam Menunjang efektivitas Pengendalian Internal Persediaan barang jadi (Studi kasus PT. X Bandung)”. Penelitiannya bermaksud untuk mengetahui sejauh mana peranan audit internal dan pengendalian internal terhadap persediaan barang jadi. Hasil dari penelitian tersebut adalah audit internal atas persediaan barang jadi di PT. X Bandung sudah memadai, pengendalian internal persediaan barang jadi sudah dilaksanakan secara efektif dan audit internal telah berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal barang jadi.

Dari beberapa penelitian diatas, alasan penulis untuk melakukan penelitian kembali karena ingin meneliti bagaimana bila penelitian tersebut dilakukan di Giant Hyperpoint Bandung, yang bergerak di bidang retail. Maka penulis melakukan penelitian dengan judul :


(13)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha

5

”Peranan Audit Internal Dalam Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan Barang Jadi (Studi Kasus Pada Giant Hyperpoint Bandung)”

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pembahasan latar belakang diatas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah pelaksanaan audit internal atas persediaan barang jadi pada Giant Hyperpoint Bandung sudah memadai?

2. Apakah pengendalian internal atas persediaan barang jadi pada Giant Hyperpoint Bandung sudah efektif?

3. Bagaimana peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi pada Giant Hyperpoint Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Dari penelitian ini penulis bermaksud memperoleh informasi dan data yang cukup sehingga permasalahan yang telah dikemukakan diatas dapat digambarkan dengan jelas melalui informasi yang diperoleh tersebut. Tujuan penelitian yang hendak dicapai dari penelitian yang hendak dicapai dari penelitian in adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah pelaksanaan audit internal atas persediaan persediaan barang jadi pada Giant Hyperpoint Bandung sudah memadai. 2. Untuk mengetahui apakah pengendalian internal atas persediaan barang jadi


(14)

Bab I Pendahuluan

Universitas Kristen Maranatha

6

3. Untuk mengetahui apakah audit internal berperan dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi pada Giant Hyperpoint Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian diharapkan agar dapat bermanfaat bagi : 1. Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis tentang peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi di Giant Hyperpoint Bandung.

2. Manajemen Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi manajemen Giant Hyperpoint Bandung.

3. Pihak Lain

Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi pengetahuan yang bermanfaat mengenai peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan barang jadi di Giant Hyperpoint Bandung.


(15)

Bab V Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 99

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada Giant Hyperpoint Bandung yang telah dikemukakan sebelumnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Giant Hyperpoint Bandung telah melaksanakan audit internal atas persediaan barang jadi secara memadai, dapat dilihat dari sebagai berikut :

a. Pelaksanaan audit internal dilakukan oleh auditor internal yang independen dan kompeten. Dengan adanya independensi ini memungkinkan auditor internal untuk menjelankan tugasnya tanpa memihak siapapun sehingga akan memberikan informasi yang objektif, benar dan bermanfaat kepada manajemen. Auditor internal yang ada di Giant Hyperpoint mempunyai kompetensi dibidang audit baik dari segi pendidikan maupun dari segi pendidikan maupun dari pengalaman kerja sehingga dapat mecari dan menentukan masalah-masalah yang terjadi pada auditee serta memberikan saran-saran sebagai solusi penyelesaiannya.

Audit internal memiliki status organisasi yang terpisah dari divisi-divisi lain. Sehingga memungkinkan keberadannya bertindak secara leluasa serta bersikap objektif yang memungkinkan baginya untuk membrikan saran atau rekomendasi secara jujur dan apa adanya berdasarkan hasil temuan yang diperoleh selama melakukan audit.


(16)

Bab V Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 100

b. Pelaksanaan audit internal dilakukan melaui tahapan-tahapan yang telah ditentukan, yang meliputi :

a) Program Audit Internal

Program audit internal persediaanbarang jadi dibuat berdasarkan SOP (Standar Operasional Perusahaan) yang didalamnya diatur pelaksanaan audit per semesteran. Dimana pelaksanaannya tergantung dari kebutuhan audit.

b) Tahap Pelaksanaan Audit Internal

Dalam melaksankan auditnya, auditor internal pada Giant Hyperpoint Bandung melakukan semua fungsi audit internal, yaitu mencakup : complienece, verification dan evaluation.

c) Tahap Laporan Audit

Laporan hasil audit dibuat oleh auditor internal setelah selesai melaksanakan audit. Di dalam laporan audit terdapat uraian mengenai apa yang telah di audit, bagian-bagian mana yang pelu diperbaiki, sistem yang berlaku saat ini dan rekomendasi yang diusulkan oleh auditor.

d) Tahap Tindak Lanjut

Setelah mendapatkan laporan hasil pemeriksaan, manajemen dapat menindak lanjuti rekomendasi atau saran-saran yang diberikan oleh auditor internal. Akan tetapi hal ini bukan suatu keharusan yang perlu dilakukan oleh manajemen. Apabila rekomendasi atau saran-saran yang diberikan oleh auditor internal itu di tindak lanjuti oleh manajemen, itu


(17)

Bab V Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 101

merupakan bentuk dari kepercayaan manajemen terhadap kinerja dari auditor internal.

Kelemahan yang ada ialah kurangnya pengawasan terhadap rekomendasi yang telah diberikan manajemen sehingga audit internal tidak tahu apakah rekomendasi yang telah diberikan manajemen sehingga audit internal tidak tahu apakah rekomendasi dijalankan dengan baik atau tidak oleh manajemen. 2. Giant Hyperpoint Bandung telah melaksanakan pengendalian persediaan barang

jadi secara efektif, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya : a) Komponen Pengendalian Internal yang memadai

 Lingkungan pengendalian yang memadai

Di Giant Hyperpoint Bandung berlaku falsafah manajemen yang mempengaruhi nilai-nilai etika dan mempunyai komitmen terhadap kompetensi para karyawannya dengan adanya kebijakan dan prosedur kepegawaian yang jelas. Perusahaan juga didukung oleh struktur organisasi yang jelas serta terdapat dewan komisaris yang bertugas mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilakukan oleh manajemen. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas akan memudahkan di dalam pelimpahan wewenang dan tanggungjawab.

 Penetapan Resiko yang memadai

Resiko yang ada di Giant Hyperpoint Bandung dipengaruhi oleh perunahan lingkungan operasi perusahaan, adanya karyawan baru, penerapan sistem informasi yang baru serta penggunaan teknologi baru di dalam operasi perusahaan.


(18)

Bab V Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 102

 Kegiatan Pengendalian Internal yang memadai

Aktivitas pengendalian terdiri dari review kerja yang dilakukan oleh DM (Depertement Manager). Adanya pemisahan fungsi agar pelimpahan wewenang dan tanggungjawab menjadi jelas.

 Informasi dan komunikasi yang memadai

Informasi dan komunikasi yang baik akan memudahkan manajemen di dalam melakukan evaluasi dan pengambilan keputusan.

 Pemantauan yang memadai

Pemantauan dilakukan secara terus menerus dan periodik untuk meminimalkan adanya kecurangan atau kesalahan-kesalahan prosedur yang terjadi di dalam perusahaan.

b) Tujuan Pengendalian Internal

 Efektivitas dan efisiensi operasi

Efektivitas dan efisiensi dalam persediaan cukup memadai hal ini dengan dittatinya prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

 Laporan Persediaan yang dapat diandalkan

Laporan dibuat secara periodik dan di dukung oleh dokumen-dokumen yang akurat.

 Ketaatan pada hukum dan peraturan yang berlaku

Giant Hyperpoint Bandung telah mentaati hukum dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah.

Kelemahannya adalah pada saat barang datang dari supplier telat tidak ada batas waktu untuk penerimaan barang dibagian receiving sehingga stock persediaan kosong.


(19)

Bab V Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 103

3. Audit Internal yang dilakukan Giant Hyperpoint Bandung telah berperan dalam menunjang efektivitas pegendalian internal persediaan barang jadi, hal ini didasarkan pada :

a) Auditor internal memeriksa urutan nomor dari purchese order/pull order dengan mencocokannya dengan laporan penjualan. Hal ini dilakukan untuk memeriksa apakah ada dokumen yang hilang.

b) Auditor internal memerikasa apakah pengeluaran barang dari gudang telah didukung oleh dokumen yang diotorisasi oleh bagian sales support (receiving).

c) Auditor internal mengawasi pelaksanaan stock opname terhadap barang jadi setahun dua kali. Stock opname dilakukan secara menyeluruh, dimana hasilnya dibandingkan dengan dokumen-dokumen yang ada.

d) Auditor internal memeriksa kebenaran atas nilai persediaan barang jadi dengan cara membandingkannya dengan purchese order, input, broken stock dan pengecekan fisik

e) Auditor internal akan melaporkan hasil auditnya dalam bentuk laporan kepada Store GM yang kenudian diserahkan ke pusat. Hasil audit akan disertai dengan saran perbaikan apabila ditemukan suatu kesalahan atau penyimpangan dalam penerapan pengendalian internal atas persediaan barang jadi.

4. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan pada bab IV diperoleh hasil 84, 19 % yang merupakan hasil perhitungan atas seluruh jawaban responden sehingga pengujian data yang penulis kemukakan ” Pelaksanaan Audit


(20)

Bab V Simpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 104

Internal Yang Memadai Berperan Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Internal atas Persediaan Barang jadi”, dapat terlaksana.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat dikemukakan oleh penulis setelah melakukan penelitian atas peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian persediaan barang jadi adalah sebagai berikut :

 Untuk audit internal sebaiknya melakukan pengawasan secara terus-menerus atas hasil rekomendasi yang telah dikemukakannya, apakah sudah dilakukan dengan baik atau tidak.

 Untuk gudang sebaiknya barang di tata dengan baik sehingga memudahkan di dalam pendataan dan pengawasan.

Untuk bagian receiving sebaiknya digunakan batas waktu penerimaan barang dari supplier dan tidak menerima supplier yang telat terkecuali dengan alasan yang kuat.


(21)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., dan Lobbecke, James K.(2000). Auditing an Integreated Approach, 8th edition, Prentice Hall Inc: Englewood, New Jersey.

Champion, Dean J., (1990). Basic Statistic for Social Research, Second edition, New York: A.Ronald Press Publishing

COSO, Internal Control Integrated Frame Work. (1997). edition in two volumes, comitee of Sponsoring Organizations of The Treadway Commission,

Hasan, Iqbal.( 2004). “Analisis Data Penelitian dengan Statistik”. Jakarta : Bumi Aksara.

Ikatan Akuntansi Indonesia, (2001). “Standar Profesional Akuntan Publik”. Salemba Empat.

Ikatan Akuntansi Indonesia, (2002). “Standar Akuntansi Keuangan ” .Jakarta : Salemba

Jogiyanto. (2005) “Metodologi Penelitian Bisnis”. BPFE : Yogyakarta

Mulyadi, Kanaka Puradiredja, 1998. “Auditing”, Edisi Kelima, Penerbit Salemba Empat : Jakarta.

Nazir, Moch,(1999). “Metode Penelitian”, Edisi Kelima, Ghalia Indonesia Anggota IKAPI : Jakarta.

Tugiman, Hiro (1997). Standar Profesional Audit Internal, Bandung.

Wilson, James D, and Campbell, John B. (1981). Controllership : The work of Management Accountant, Third Edition, New York : John Willey and Sonc Inc. Dialihbahaskan oleh Tjintjin F Tjendra.(1997). Controllership : Tugas Akuntan Manejemen, edisi Ketiga, Jakarta : Erlangga.

www.detik.com www.google.co.id


(1)

b. Pelaksanaan audit internal dilakukan melaui tahapan-tahapan yang telah ditentukan, yang meliputi :

a) Program Audit Internal

Program audit internal persediaanbarang jadi dibuat berdasarkan SOP (Standar Operasional Perusahaan) yang didalamnya diatur pelaksanaan audit per semesteran. Dimana pelaksanaannya tergantung dari kebutuhan audit.

b) Tahap Pelaksanaan Audit Internal

Dalam melaksankan auditnya, auditor internal pada Giant Hyperpoint Bandung melakukan semua fungsi audit internal, yaitu mencakup :

complienece, verification dan evaluation.

c) Tahap Laporan Audit

Laporan hasil audit dibuat oleh auditor internal setelah selesai melaksanakan audit. Di dalam laporan audit terdapat uraian mengenai apa yang telah di audit, bagian-bagian mana yang pelu diperbaiki, sistem yang berlaku saat ini dan rekomendasi yang diusulkan oleh auditor.

d) Tahap Tindak Lanjut

Setelah mendapatkan laporan hasil pemeriksaan, manajemen dapat menindak lanjuti rekomendasi atau saran-saran yang diberikan oleh auditor internal. Akan tetapi hal ini bukan suatu keharusan yang perlu dilakukan oleh manajemen. Apabila rekomendasi atau saran-saran yang diberikan oleh auditor internal itu di tindak lanjuti oleh manajemen, itu


(2)

merupakan bentuk dari kepercayaan manajemen terhadap kinerja dari auditor internal.

Kelemahan yang ada ialah kurangnya pengawasan terhadap rekomendasi yang telah diberikan manajemen sehingga audit internal tidak tahu apakah rekomendasi yang telah diberikan manajemen sehingga audit internal tidak tahu apakah rekomendasi dijalankan dengan baik atau tidak oleh manajemen. 2. Giant Hyperpoint Bandung telah melaksanakan pengendalian persediaan barang

jadi secara efektif, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya : a) Komponen Pengendalian Internal yang memadai

 Lingkungan pengendalian yang memadai

Di Giant Hyperpoint Bandung berlaku falsafah manajemen yang mempengaruhi nilai-nilai etika dan mempunyai komitmen terhadap kompetensi para karyawannya dengan adanya kebijakan dan prosedur kepegawaian yang jelas. Perusahaan juga didukung oleh struktur organisasi yang jelas serta terdapat dewan komisaris yang bertugas mengawasi pengelolaan perusahaan yang dilakukan oleh manajemen. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas akan memudahkan di dalam pelimpahan wewenang dan tanggungjawab.

 Penetapan Resiko yang memadai

Resiko yang ada di Giant Hyperpoint Bandung dipengaruhi oleh perunahan lingkungan operasi perusahaan, adanya karyawan baru, penerapan sistem informasi yang baru serta penggunaan teknologi baru di dalam operasi perusahaan.


(3)

 Kegiatan Pengendalian Internal yang memadai

Aktivitas pengendalian terdiri dari review kerja yang dilakukan oleh

DM (Depertement Manager). Adanya pemisahan fungsi agar

pelimpahan wewenang dan tanggungjawab menjadi jelas.  Informasi dan komunikasi yang memadai

Informasi dan komunikasi yang baik akan memudahkan manajemen di dalam melakukan evaluasi dan pengambilan keputusan.

 Pemantauan yang memadai

Pemantauan dilakukan secara terus menerus dan periodik untuk meminimalkan adanya kecurangan atau kesalahan-kesalahan prosedur yang terjadi di dalam perusahaan.

b) Tujuan Pengendalian Internal

 Efektivitas dan efisiensi operasi

Efektivitas dan efisiensi dalam persediaan cukup memadai hal ini dengan dittatinya prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.  Laporan Persediaan yang dapat diandalkan

Laporan dibuat secara periodik dan di dukung oleh dokumen-dokumen yang akurat.

 Ketaatan pada hukum dan peraturan yang berlaku

Giant Hyperpoint Bandung telah mentaati hukum dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah.

Kelemahannya adalah pada saat barang datang dari supplier telat tidak ada batas waktu untuk penerimaan barang dibagian receiving sehingga stock


(4)

3. Audit Internal yang dilakukan Giant Hyperpoint Bandung telah berperan dalam menunjang efektivitas pegendalian internal persediaan barang jadi, hal ini didasarkan pada :

a) Auditor internal memeriksa urutan nomor dari purchese order/pull order dengan mencocokannya dengan laporan penjualan. Hal ini dilakukan untuk memeriksa apakah ada dokumen yang hilang.

b) Auditor internal memerikasa apakah pengeluaran barang dari gudang telah didukung oleh dokumen yang diotorisasi oleh bagian sales support

(receiving).

c) Auditor internal mengawasi pelaksanaan stock opname terhadap barang jadi setahun dua kali. Stock opname dilakukan secara menyeluruh, dimana hasilnya dibandingkan dengan dokumen-dokumen yang ada.

d) Auditor internal memeriksa kebenaran atas nilai persediaan barang jadi dengan cara membandingkannya dengan purchese order, input, broken

stock dan pengecekan fisik

e) Auditor internal akan melaporkan hasil auditnya dalam bentuk laporan kepada Store GM yang kenudian diserahkan ke pusat. Hasil audit akan disertai dengan saran perbaikan apabila ditemukan suatu kesalahan atau penyimpangan dalam penerapan pengendalian internal atas persediaan barang jadi.

4. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan pada bab IV diperoleh hasil 84, 19 % yang merupakan hasil perhitungan atas seluruh jawaban responden sehingga pengujian data yang penulis kemukakan ” Pelaksanaan Audit


(5)

Internal Yang Memadai Berperan Dalam Meningkatkan Efektivitas Pengendalian Internal atas Persediaan Barang jadi”, dapat terlaksana.

5.2 Saran

Saran-saran yang dapat dikemukakan oleh penulis setelah melakukan penelitian atas peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian persediaan barang jadi adalah sebagai berikut :

 Untuk audit internal sebaiknya melakukan pengawasan secara terus-menerus atas hasil rekomendasi yang telah dikemukakannya, apakah sudah dilakukan dengan baik atau tidak.

 Untuk gudang sebaiknya barang di tata dengan baik sehingga memudahkan di dalam pendataan dan pengawasan.

Untuk bagian receiving sebaiknya digunakan batas waktu penerimaan barang dari supplier dan tidak menerima supplier yang telat terkecuali dengan alasan yang kuat.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arens, Alvin A., dan Lobbecke, James K.(2000). Auditing an Integreated Approach, 8th edition, Prentice Hall Inc: Englewood, New Jersey.

Champion, Dean J., (1990). Basic Statistic for Social Research, Second edition, New York: A.Ronald Press Publishing

COSO, Internal Control Integrated Frame Work. (1997). edition in two volumes, comitee of Sponsoring Organizations of The Treadway Commission,

Hasan, Iqbal.( 2004). “Analisis Data Penelitian dengan Statistik”. Jakarta : Bumi Aksara.

Ikatan Akuntansi Indonesia, (2001). “Standar Profesional Akuntan Publik”. Salemba

Empat.

Ikatan Akuntansi Indonesia, (2002). “Standar Akuntansi Keuangan ” .Jakarta : Salemba

Jogiyanto. (2005) “Metodologi Penelitian Bisnis”. BPFE : Yogyakarta

Mulyadi, Kanaka Puradiredja, 1998. “Auditing”, Edisi Kelima, Penerbit Salemba

Empat : Jakarta.

Nazir, Moch,(1999). “Metode Penelitian”, Edisi Kelima, Ghalia Indonesia

Anggota IKAPI : Jakarta.

Tugiman, Hiro (1997). Standar Profesional Audit Internal, Bandung.

Wilson, James D, and Campbell, John B. (1981). Controllership : The work of

Management Accountant, Third Edition, New York : John Willey and Sonc

Inc. Dialihbahaskan oleh Tjintjin F Tjendra.(1997). Controllership : Tugas

Akuntan Manejemen, edisi Ketiga, Jakarta : Erlangga.

www.detik.com www.google.co.id