Karsinoma Hepatoseluler Diagnosis dan Terapi (Studi Pustaka).
ABSTRAK
KARSINOMA HEPATOSELULER DIAGNOSIS DAN TERAPI
Jeremia, 2003. Pembimbing : Freddy Tumewu A., dr., MS
Karsinoma Hepatoseluler adalah Hepatoma maligna yang berasal dari jaringan parenkhim hati. Merupakan tumor ganas primer hati yaitu tumor yang berasal dari jaringan hati sendiri. Sirosis hati merupakan predisposisi terbanyak dari Karsinoma Hepatoseluler. Dan banyak Karsinoma Hepatoseluler terkena infeksi virus hepatitis B aktif dengan ditemukannya HBsAg didalam serum. Karsinoma Hepatoseluler merupakan tumor ganas dengan prognosis yang amat buruk, dimana umumnya
penderita meninggal dalam jangka waktu 2-3 bulan setelah pertamakali diagnosisnya
ditegakkan.
Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui diagnosis
dan terapi Karsinoma Hepatoseluler secara spesifik, dan perkembangan patogenesa
penyakit hingga menj adi Karsinoma Hepatoseluler, sehingga dapat dicegah dengan operasi atau terapi secara medis dengan obat-obatan.
Dengan pendekatan diagnosis yang baik dapat ditegakkan secara dini Karsinoma
Hepatoseluler. Dan yang terutama
adalah
mencegah penyakit hepatitis B sedinimungkin dan gejala sisanya Karsinoma Hepatoseluler, yaitu dengan melakukan imunisasi.
Dengan pengertian dan pemahaman yang baik tentang diagnosis dan terapi dari penyakit Karsinoma Hepatoseluler, maka diharapkan kita dapat mencegah penyakit hepatitis dan gejala sisa dari Karsinoma Hepatoseluler sedini mungkin.
(2)
ABSTRACT
CARCINOMA HEPATOCELLULAR DIAGNOSIS AND THERAPY
Jeremia, 2003. Tutor : Freddy Tumewu A., dr.,MS
Hepatocellular Carcinoma is a primary malignant liver carcinomu that comes
from transformation of hepatocytes. The most predisposing conditions for the
development of Hepatocellular Carcinoma is cirrhotic liver. Beside
of
that, theincidence of Hepatocellular Carcinoma is correlated with active hepatitis B virus
infections, where we can find HBsAg in it's serum. The prognosis is bad, where the
I ife expectancy usually 2-3 months after it was first diagnosed.
Objective is to specifically knowing the diagnosis and therapy Hepatocellular
Carcinoma, pathogenic mechanisms for the development of Hepatocellular Carcinoma, so it can be prevented with surgical technique or medical therapy.
Conclusions with a good approach we can diagnose Hepatocellular
Carcinoma earlier. And the most important thing is to prevent the hepatitis B disease
and its sequelae Hepatocellular Carcinoma, with immunization.
Recommendations with a good understanding and knowledge of Carcinoma
Hepatocellular 's diagnosis and therapy, it is hoped that we can prevent hepatitis and
(3)
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL . . .
.
. . ..
. . .. .
. . . .... . . LEMBAR PERSETUJUAN . . . .. . . .. . __. . . . .. . . .. . . SURAT PERNYATAAN ... ABSTRAK ... . ......
...
.. .. .... ... .. . . . .. .... ... ... ...,....
... ... .. ... .. .. .. .
... .ABSTRA CK . . .
.
. . ..
. . . KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR BAGAN ... . ...BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .. ... . .
.
..
. .
. . . .. . . . .. ...
...
. . .. . .. ... . ..
. . ... .. . .. . . .. ..
. ..
. . . . . 1.2. Identifikasi Masalah . . . ..
. . . ..
. . . .. .
. ..
. . ..
. . ..
. . ..
. . ..
. . . ..
. . ..
. 1.3. Maksud dan Tujuan . ... . ..
. . ..
. .. . . .
.. .
.. .
. . ..
. . .. .
. . ..
. . ..
. . ..
. . . .1.4. Metode Penelitian .
..
.
. .. .
.
..
..
. . .. . .
. .. .
..
. . . .. . ..
..
..
..
. . .BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA2.1. Pembagian Tumor Hati ... 2.2. Staging Karsinoma Hepatoseluler Menurut Okuda Staging Sistem 2.3. Anatomi dan Fisiologi Hati .... .
. . .
.. .
. .
. ..
.
.
..
.
..
. . .. .
..
..
. .. .
. .. .
2.4. Patologi Makroskopik dan Mikroskopik Karsinoma Hepatoseluler
2.5. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Karsinoma Hepatoseluler . . .
2.6. Diagnosis Karsinoma Hepatoseluler . .
. . .
..
. ..
..
. ..
. .
. . . ..
. . ..
. . ..
. . . 2.6.1. Anamnesa.. . ..
. . ..
. . .viii 1 ii iii .. iv V vi viii xi xii 1 2 2 2 3 6 7 9 11 15 15
(4)
2.6.2. Pemeriksaan Laboratorium .. ... a . Sel-Sel Darah ... b . Tes Bio Kimiawi ... 2.6.3. Pemeriksaan Serologis ... a . Serum Alpha-fetoprotein (AFP) ...
2.6.4. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik ...
a . Pemeriksaan Radiologi ... b . HBsAg ...
1 . Foto Toraks ... 2 . SpIenoportografi ... 3 . Angiografi Hepatik ... 4 . Pemeriksaan Lainnya ... b . Laparoskopik ... ... c . Biopsi Hati ... d . Sidik Hati (Sintigrafi Hati) ... e . Ultrasonografi ...
f. Computed Tomography (CT) ...
2.7. Terapi Karsinoma Hepatoseluler ... a . Sitostatika ... b . Kemoterapi ...
d . Pembedahan/Operasi/Reseksi ...
c
. Radiasi ...2.8. Metastase Karsinoma Hepatoseluler ... 2.9. Prognosis Karsinoma Hepatoseluler ...
BAB
III
PEMBAHASAN ...17 17 17 18 18 20 22 22 23 23 23 24 24 25 26 27 28 30 31 31 32 32 33 34 35
(5)
BAB
IV
KESIMPULAN DAN SARAN4.1. Kesimpulan ... 39
4.2. Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 41
RIWAYAT HIDUP ... 42
(6)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Tumor primer hati (Sheila Sherlock,1990) ... 5
Tabel 2.2. Prevalensi petanda VHB pada Karsinoma Hepatoseluler
(7)
DAFTAR BAGAN
Halaman Bagan 2.1. Staging Hepatocellular Carcinoma (Fleming ID, Cooper JS,
...
Hensen DE, 1997).. 6
Bagan 2.2. Hasil dari infeksi virus hepatitis B (* = simptomatik,
**
=asimptomatik). (Sumber:Engerix-B, product monograph,
Smith-Kline Beecham Biologicals). ... 13
(8)
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
Kanker hati atau Karsinoma Hepatoseluler merupakan tumor ganas hati primer yang paling sering ditemukan dibandingkan dengan tumor ganas primer hati lainnya seperti limfoma maligna, fibrosarkoma dan hemangioendotelioma (Sjaifoellah Noer.dkk., 1996). Karsinoma Hepatoseluler yang kadang masih disebut hepatoma, atau Liver Cell Carcinoma, merupakan 90% dari karsinoma primer hati, sedangkan 10% sisanya adalah Cholangiocarcinoma dan mixed type (Andries.F.T., 2000). Karsinoma Hepatoseluler merupakan tumor ganas dengan prognosis yang amat buruk, dimana umumnya penderita meninggal dalam jangka waktu 2-3 bulan
sesudah diagnosisnya ditegakkan. Hal ini diakibatkan karena umumnya penderita
datang terlambat. Angka resektabilitas tumor ini amat rendah. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kenyataan bahwa hampir 90% kasus atau lebih tumor disertai dengan sirosis hati. Lebih dari itu juga karena sifat “multisite” atau fokus yang multipel dari tumor (Ali Sulaiman, 1990).
Penegakan diagnosa yang dini pada penderita tumor sangat penting karena
akan
mempengaruhi prognosa dan pengobatan serta hasilnya Pada hepatoblastomayang belum bermetastase, operasi eksisi total dapat dilakukan terhadap 50% kasus di samping pemberian kemoterapi. Sedangkan pada Karsinoma Hepatoseluler dapat dilakukan terhadap 33% di samping pemberian kemoterapi (Ismart Edy Hasibuan, 2003).
Cara pengobatan atau terapi lain seperti radioterapi , kemoterapi atau
embolisasi hasilnya masih mengecewakan. Mengingat hal-hal tersebut diatas, maka
usaha-usaha sekarang sebaiknya diarahkan kepada diagnosis dini dari tumor dan
(9)
2
Umumnya diagnosis Karsinoma Hepatoseluler terlambat ditegakkan. Untuk mendiagnosis Karsinoma Hepatoseluler dapat dipakai berbagai macam sarana diagnostik baik yang sifatnya invasif maupun yang tidak invasif. Sarana diagnostik invasif antara lain angiografi, biopsi hati, laparaskopi, dan laparatomi. Sedangkan yang tidak invasif antara lain pemeriksaan fisik, ultrasonografi, CT-scan dan laboratorium (Sjaifoellah Noer.dkk., 1996).
Pada kesempatan kali ini akan dibahas tentang Karsinoma Hepatoseluler yaitu dari segi pencegahan dan diagnosis dini menemukan tumor pada stadium masih kecil serta terapi atau pengobatannya. Sebab dari kedua segi tersebut maka akan didapatkan pertanda dari tumor secara dini, sehingga pertumbuhan dan perkembangan dari Karsinoma Hepatoseluler dapat ditekan sekecil mungkin. Juga sedikit akan dibahas tentang etiologi, patogenesa, gejala klinik, metastase, dan prognosis dari Karsinoma Hepatoseluler.
I.2. Identifikasi masalah
1. Apa etiologi dari Karsinoma Hepatoseluler?
2. Bagaimana diagnosis, terapi dan prognosa dan Karsinoma Hepatoseluler?
I.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan
dan
pembahasan ini adalah mengenal tumor ganasKarsinoma Hepatoseluler sehingga dapat diagnosa secara dini yang gunanya untuk dapat mencegah perkembangan Karsinoma Hepatoseluler secara operasi atau pengobatan.
I.4. Metode
(10)
BAB
IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dengan uraian-uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut Sampai saat sekarang belum diketahui dengan pasti penyebab sebenarnya dari
Karsinoma Hepatoseluler. Tetapi ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab atau asal Karsinoma Hepatoseluler. Faktor-faktor predisposisi tersebut yaitu:
1. 2.
3.
4.
5 . 6 .
Infeksi Hepatitis B Chronis Sirosis Hati
Faktor Nutrisi
Hepato Karsinogen Dalam Makanan Hemokromatosis
Infeksi.
Patogenesa atau perjalanan penyakit hingga menjadi Karsinoma Hepatoseluler merupakan tumor yang pertumbuhannya lambat. Sebagian besar penderita Karsinoma Hepatoseluler terkait dengan riwayat infeksi virus hepatitis B dan C.
Lebih
dari
50 persen penderita Karsinoma Hepatoseluler disertai sirosis.Karsinoma Hepatoseluler &diagnosis jika tiba-tiba terdapat perubahan gambaran klinik pada penderita sirosis hati. Kadang-kadang Karsinoma Hepatoseluler ditemukan saat dilakukan skrining pada penderita sirosis hati menggunakan
ultrasonografi dan pemeriksaan aIfa fetoprotein
(AFP).
Dengan pendekatan diagnosis yang baik dapat ditegakkan secara dini tumor ganas
(11)
40
4.2. Saran
Dengan mengetahui Tumor Ganas Karsinoma Hepatoseluler baik itu dari segi
etiologinya, diagnosis dan terapi, gambaran klinik
dan
metastasenya sertaprognosisnya maka dapat diharapkan dapat mencegah terjadinya Karsinoma Hepatoseluler secara dini serta pengelolaannya secara klinik.
(12)
41 DAFTAR PUSTAKA
Andries, F.T. 2000. Diktat Penuntun Kuliuh Hepar Bugiun Patologi Anutomi II. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. 50-53.
Gips, C.H., Wilson, J.H.P.. 1993. Diagnosis dun Terupi Penyakit Huti dun Empedu. Jakarta: Hipokrates. 204-207.
Hadi, Sujono. 1999. Gustroenterologi. Edisi 7. Bandung: Penerbit Alumni. 694- 733.
Himawan, Sutisna. 1990. Kumpulan Kuliuh Putologi. Edisi I. Jakarta: Bagian Patologi Anatomik F.K.U.I. 226-249.
http://www. flash-med. com/oncologystaging0 7. htm http://www. iptek. net. id/ind/cakrawala/penyakit 7. htm http://www. medal. org/adocs/docs ch2 7
Ismart Edy Hasibuan. 2003. Diagnosis Tumor Ganas Hati padu Anuk.
http://www. tempointeraktif.com/medika/arsip/08200 I
J. Hudyono. 2003. Hepatitis A-B-C. http://www.spi-hepatitis.co. id/berita2. htm
Kompas
C
yber Media. 2002. Penatalaksanaan Mutakhir Penyakit Kanker Hati.http://www. kompas. com/kesehatan/news/0204. htm
Sherlock, Sheila. 1990. Penyakit Hati dan Sistem Saluran Empedu. Jakarta: Widya Medika. 597-627.
Edisi 2.
Sjaifoellah Noer, Sarwono Waspadji, A. Muin Rachman, LA Lesmana, Djoko Widodo, Harry Isbagio, Idrus Alwi, Unggul Budi Husodo, dkk 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I , Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 3 10-3 16.
Sulaiman, Ali. 1990. Virus Hepatitis B, Sirosis Huti dan Karsinoma Hepatoseluler.
Jakarta: CV. Infomedika. 18 1
-
190.(1)
DAFTAR BAGAN
Halaman Bagan 2.1. Staging Hepatocellular Carcinoma (Fleming ID, Cooper JS,
...
Hensen DE, 1997).. 6
Bagan 2.2. Hasil dari infeksi virus hepatitis B (* = simptomatik,
**
= asimptomatik). (Sumber:Engerix-B, product monograph,Smith-Kline Beecham Biologicals). ... 13
(2)
PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
Kanker hati atau Karsinoma Hepatoseluler merupakan tumor ganas hati primer yang paling sering ditemukan dibandingkan dengan tumor ganas primer hati lainnya seperti limfoma maligna, fibrosarkoma dan hemangioendotelioma (Sjaifoellah Noer.dkk., 1996). Karsinoma Hepatoseluler yang kadang masih disebut hepatoma, atau Liver Cell Carcinoma, merupakan 90% dari karsinoma primer hati, sedangkan 10% sisanya adalah Cholangiocarcinoma dan mixed type (Andries.F.T., 2000). Karsinoma Hepatoseluler merupakan tumor ganas dengan prognosis yang amat buruk, dimana umumnya penderita meninggal dalam jangka waktu 2-3 bulan sesudah diagnosisnya ditegakkan. Hal ini diakibatkan karena umumnya penderita datang terlambat. Angka resektabilitas tumor ini amat rendah. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kenyataan bahwa hampir 90% kasus atau lebih tumor disertai dengan sirosis hati. Lebih dari itu juga karena sifat “multisite” atau fokus yang multipel dari tumor (Ali Sulaiman, 1990).
Penegakan diagnosa yang dini pada penderita tumor sangat penting karena
akan
mempengaruhi prognosa dan pengobatan serta hasilnya Pada hepatoblastoma yang belum bermetastase, operasi eksisi total dapat dilakukan terhadap 50% kasus di samping pemberian kemoterapi. Sedangkan pada Karsinoma Hepatoseluler dapat dilakukan terhadap 33% di samping pemberian kemoterapi (Ismart Edy Hasibuan, 2003).Cara pengobatan atau terapi lain seperti radioterapi , kemoterapi atau embolisasi hasilnya masih mengecewakan. Mengingat hal-hal tersebut diatas, maka usaha-usaha sekarang sebaiknya diarahkan kepada diagnosis dini dari tumor dan pencegahan hepatokarsinogenesis (Ali Sulaiman, 1990).
(3)
2
Umumnya diagnosis Karsinoma Hepatoseluler terlambat ditegakkan. Untuk mendiagnosis Karsinoma Hepatoseluler dapat dipakai berbagai macam sarana diagnostik baik yang sifatnya invasif maupun yang tidak invasif. Sarana diagnostik invasif antara lain angiografi, biopsi hati, laparaskopi, dan laparatomi. Sedangkan yang tidak invasif antara lain pemeriksaan fisik, ultrasonografi, CT-scan dan laboratorium (Sjaifoellah Noer.dkk., 1996).
Pada kesempatan kali ini akan dibahas tentang Karsinoma Hepatoseluler yaitu dari segi pencegahan dan diagnosis dini menemukan tumor pada stadium masih kecil serta terapi atau pengobatannya. Sebab dari kedua segi tersebut maka akan didapatkan pertanda dari tumor secara dini, sehingga pertumbuhan dan perkembangan dari Karsinoma Hepatoseluler dapat ditekan sekecil mungkin. Juga sedikit akan dibahas tentang etiologi, patogenesa, gejala klinik, metastase, dan prognosis dari Karsinoma Hepatoseluler.
I.2. Identifikasi masalah
1. Apa etiologi dari Karsinoma Hepatoseluler?
2. Bagaimana diagnosis, terapi dan prognosa dan Karsinoma Hepatoseluler?
I.3. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan
dan
pembahasan ini adalah mengenal tumor ganas Karsinoma Hepatoseluler sehingga dapat diagnosa secara dini yang gunanya untuk dapat mencegah perkembangan Karsinoma Hepatoseluler secara operasi atau pengobatan.I.4. Metode
(4)
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
Dengan uraian-uraian diatas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
Sampai saat sekarang belum diketahui dengan pasti penyebab sebenarnya dari Karsinoma Hepatoseluler. Tetapi ada beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab atau asal Karsinoma Hepatoseluler. Faktor-faktor predisposisi tersebut yaitu: 1. 2. 3. 4. 5 . 6 .
Infeksi Hepatitis B Chronis Sirosis Hati
Faktor Nutrisi
Hepato Karsinogen Dalam Makanan Hemokromatosis
Infeksi.
Patogenesa atau perjalanan penyakit hingga menjadi Karsinoma Hepatoseluler merupakan tumor yang pertumbuhannya lambat. Sebagian besar penderita Karsinoma Hepatoseluler terkait dengan riwayat infeksi virus hepatitis B dan C. Lebih
dari
50 persen penderita Karsinoma Hepatoseluler disertai sirosis. Karsinoma Hepatoseluler &diagnosis jika tiba-tiba terdapat perubahan gambaran klinik pada penderita sirosis hati. Kadang-kadang Karsinoma Hepatoseluler ditemukan saat dilakukan skrining pada penderita sirosis hati menggunakan ultrasonografi dan pemeriksaan aIfa fetoprotein(AFP).
Dengan pendekatan diagnosis yang baik dapat ditegakkan secara dini tumor ganas hati serta pencegahan penyalut
dari
Karsinoma Hepatoseluler adalah cara yang sangat penting, yaitu dengan melakukan imunisasi.(5)
40 4.2. Saran
Dengan mengetahui Tumor Ganas Karsinoma Hepatoseluler baik itu dari segi etiologinya, diagnosis dan terapi, gambaran klinik
dan
metastasenya serta prognosisnya maka dapat diharapkan dapat mencegah terjadinya Karsinoma Hepatoseluler secara dini serta pengelolaannya secara klinik.(6)
DAFTAR PUSTAKA
Andries, F.T. 2000. Diktat Penuntun Kuliuh Hepar Bugiun Patologi Anutomi II. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha. 50-53.
Gips, C.H., Wilson, J.H.P.. 1993. Diagnosis dun Terupi Penyakit Huti dun Empedu. Jakarta: Hipokrates. 204-207.
Hadi, Sujono. 1999. Gustroenterologi. Edisi 7. Bandung: Penerbit Alumni. 694- 733.
Himawan, Sutisna. 1990. Kumpulan Kuliuh Putologi. Edisi I. Jakarta: Bagian Patologi Anatomik F.K.U.I. 226-249.
http://www. flash-med. com/oncologystaging0 7. htm http://www. iptek. net. id/ind/cakrawala/penyakit 7. htm http://www. medal. org/adocs/docs ch2 7
Ismart Edy Hasibuan. 2003. Diagnosis Tumor Ganas Hati padu Anuk. http://www. tempointeraktif.com/medika/arsip/08200 I
J. Hudyono. 2003. Hepatitis A-B-C. http://www.spi-hepatitis.co. id/berita2. htm Kompas
C
yber Media. 2002. Penatalaksanaan Mutakhir Penyakit Kanker Hati. http://www. kompas. com/kesehatan/news/0204. htmSherlock, Sheila. 1990. Penyakit Hati dan Sistem Saluran Empedu. Jakarta: Widya Medika. 597-627.
Edisi 2.
Sjaifoellah Noer, Sarwono Waspadji, A. Muin Rachman, LA Lesmana, Djoko Widodo, Harry Isbagio, Idrus Alwi, Unggul Budi Husodo, dkk 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I , Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 3 10-3 16.
Sulaiman, Ali. 1990. Virus Hepatitis B, Sirosis Huti dan Karsinoma Hepatoseluler. Jakarta: CV. Infomedika. 18 1
-
190.Widjaja, Suwandhi. 1999. Virus Hepatitis B, C, dan G. Edisi I. Jakarta: Grasindo. 7-13.