ADAB INTERAKSI GURU DAN MURID DALAM KISAH MUSA DAN KHIDHR (TELAAH TERHADAP SURAT AL- Adab Interaksi Guru Dan Murid Dalam Kisah Musa Dan Khidhr (Telaah Terhadap Surat Al-Kahf Ayat 60-82).
ADAB INTERAKSI GURU DAN MURID DALAM KISAH
MUSA DAN KHIDHR (TELAAH TERHADAP SURAT ALKAHF AYAT 60-82)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Oleh:
Afif Arundina Raniyatushafa’
G 0000 900 45
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ABSTRAK
Kisah-kisah dalam Al-Qur’an merupakan berita dari suatu permasalahan
dalam masa yang saling berkelanjutan atau dengan kata lain suatu pemberitaan
mengenai keadaan umat yang telah lalu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.
Salah satu kisah dalam Al-Qur’an yang berkenaan dengan kisah umat terdahulu
yaitu kisah Musa dan Khidhr yang terdapat dalam Surat Al-Kahf Ayat 60-82,
karena mengandung i‘tibār yang harus diamati dan dijadikan ‘ibrah dalam
kehidupan.
Penelitian dalam skripsi ini membahas tentang masalah adab interaksi
guru dan murid dalam kisah Musa dan Khidhr (telaah terhadap Surat Al-Kahf ayat
60-82) dan bertujuan untuk mengetahui adab interaksi guru dan murid dalam
kisah tersebut beserta relevansinya dengan komponen interaksi guru dan murid
serta problema dan tantangan pendidikan Islam kontemporer.
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian pustaka (library
research), dengan sumber data yang digunakan adalah Tafsir Al-Mishbāh
karangan Muhammad Quraish Shihab dan Tafsir Al-Maraghi karangan Ahmad
Musthafa Al-Maraghi yang diterjemahkan oleh Hery Noer Aly dan Bahrun
Abubakar, ditambah dengan buku-buku penunjang lain yang berkaitan dengan
masalah penelitian.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi,
kemudian dianalisis dengan menekankan pada analisis isi (content analysis) dan
menggunakan metode deskriptif dan induktif.
Ada enam poin adab interaksi murid terhadap guru dan lima adab interaksi
guru dengan murid dalam surat Al-Kahf ayat 60-82 yang sesuai dengan ahli
pendidikan yaitu belajar dengan niat ibadah karena Allah, semangat dalam
menuntut ilmu, memperlihatkan keseriusan dengan ungkapan sopan dan
tawadhu’, menghormati guru, murid memposisikan diri sebagai seseorang yang
membutuhkan ilmu, menghormati guru dan menepati kontrak belajar yang sudah
disepakati antara murid dengan guru. Seorang guru harus melakukan tes minat
dan bakat, melakukan kontrak belajar dengan murid, memberikan hukuman
kepada murid sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukan, menjelaskan suatu
pelajaran secara bertahap, dan menjelaskan hikmah (pengetahuan irfani) dibalik
fakta atau fenomena (pengetahuan empiri) kepada murid.
Dalam kisah Musa dan Khidhr ini memiliki relevansi dengan pendidikan
Islam kontemporer yaitu adanya komponen interaksi guru dan murid, seperti
tujuan pendidikan, metode pendidikan, ciri-ciri interaksi guru dan murid, dan
adanya pola interaksi antara guru dan murid, serta memiliki solusi bagi problema
dan tantangan pendidikan Islam kontemporer, seperti tujuan menuntut ilmu yang
certificate oriented, orientasi pendidikan Islam yang tidak menentu dan cenderung
berpijak pada kebutuhan pragmatis, metode pembelajaran yang cenderung
konservatif dan dikhotomi pendidikan.
Kata kunci: adab, guru dan murid, surat Al-Kahf ayat 60-82
1
dengan
PENDAHULUAN
pendidikan
apabila
dalam proses interaksi tersebut
A. Latar Belakang Masalah
mengandung tujuan pendidikan,
Banyak
pendidik, anak didik, metode,
kisah-kisah
yang
situasi pendidikan, materi atau
terdapat di dalam Al-Qur’an
bahan yang diberikan dalam
karena berkaitan erat dengan
proses
adanya interaksi yang memuat
pendidikan. Kisah adalah salah
unsur-unsur pendidikan. Namun
satu metode Al-Qur’an untuk
tidak semua interaksi dikatakan
menyampaikan
sebagai interaksi guru dan murid
berbagai
aktivitas
tanpa mengetahui syarat dan
dalam
masyarakat
faktor terpenting dalam proses
konsekuensi-konsekuensi
tersebut.
perbuatan baik dan buruk kepada
tentang
pendidikan
Menurut
Winarno
pendidikan
berbagai
alat
ide,
manusia
dan
Surakhmad (1996: 14), yang
manusia
disebut sebagai interaksi guru
bertindak
dengan
berpikir
dan
terlebih
dahulu.
Kisah
murid
beberapa
apabila
unsur
memuat
dasar,
agar
dan
mempunyai
di
mereka
dapat
spesifikasi
antaranya adalah bahan (materi)
leluasa
yang menjadi isi proses, tujuan
gagasan-gagasan,
yang jelas yang akan dicapai,
pesan
pelajar (anak didik) yang aktif
memberatkan pembaca sehingga
mengalami,
tidak merasa jemu dan bosan
yang
guru
(pendidik)
melaksanakan
untuk
lebih
mengutarakan
ide-ide
dengan
dan
tidak
(Ahmadi, 2001: 7).
proses,
Dengan demikian, kisah-
metode tertentu untuk mencapai
tujuan, proses interaksi tersebut
kisah
berlangsung
ikatan
merupakan berita dari suatu
alat
permasalahan dalam masa yang
situasional
dalam
dan
adanya
Al-Qur’an
saling berkelanjutan atau dengan
pendidikan.
Suatu
dalam
kisah
kata
dapat
lain
suatu
pemberitaan
mengenai keadaan umat yang
dikatakan memiliki keterkaitan
2
telah
lalu
dan
Penulis juga ingin mengungkap
peristiwa-
salah satu kisah dalam Al-
peristiwa yang telah terjadi.
Interaksi guru dan murid
Qur’an yang berkenaan dengan
akan menjadi hubungan timbal
kisah umat terdahulu. Kisah ini
balik
apabila
berkenaan dengan Musa dan
keduanya saling mengindahkan
Khidhr yang terdapat dalam Al-
aturan agama, norma dan nilai-
Qur’an Surat Al-Kahf Ayat 60-
nilai
Namun,
82 karena mengandung i‘tibār
yang
yang harus diamati dan dijadikan
yang
yang
dalam
baik
berlaku.
kenyataannya
banyak terjadi di masyarakat,
‘ibrah
dalam
pendidikan
Diungkapkan dalam buku Kisah-
khususnya di Indonesia, banyak
kisah Sangat Misterius Super
perilaku
Inspiratif
dunia
yang
tidak
sesuai
dalam
kehidupan.
dalam
Al-Qur’an
2011:
141-143),
dengan norma, nilai, dan prinsip
(Horriyah,
kesopanan yang diatur dalam
“semua kisah yang terkandung
lembaga
adat-
dalam Al-Qur’an menyimpan
maupun
banyak hikmah dan pelajaran
ajaran agama. Sedikitnya ada
untuk kita petik, tak terkecuali
berbagai kejadian asusila akibat
kisah Musa dan Khidhr yang
tidak
adab
mengajarkan mengenai sikap,
dan
adab dan etika dalam menuntut
istiadat
pendidikan,
masyarakat
dilaksanakannya
kesopanan
murid.
antara
Ada
guru
murid
ilmu”.
yang
melakukan tindakan tidak terpuji
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini
terhadap gurunya.
kondisi
adalah untuk mengetahui adab
yang terjadi di lapangan, maka
interaksi guru dan murid dalam
diperlukan kajian khusus tentang
kisah Musa dan Khidhr (telaah
adab interaksi guru dan murid
terhadap Surat Al-Kahf ayat 60-
untuk
proses
82) serta relevansi adab interaksi
menekan
guru dan murid dalam kisah
Berawal
dari
menunjang
pendidikan
dan
Musa
kejadian yang tidak diinginkan.
3
dan
Khidhr
tersebut
1. Interaksi guru dan murid
dengan komponen interaksi guru
mempunyai tujuan
dan murid, serta problema dan
tantangan
pendidikan
2. Mempunyai prosedur yang
Islam
direncanakan untuk mencapai
kontemporer.
tujuan
3. Interaksi guru
LANDASAN TEORI
dan murid
ditandai dengan penggarapan
materi khusus
A. Pengertian Interaksi Guru dan
4. Ditandai
Murid
interaksi
5. Guru
yang
membutuhkan disiplin
pengajaran. Menurut Sardiman
(2011:
pendidikan
1),
7. Mempunyai batas waktu
interaksi
mengandung
8. Diakhiri dengan evaluasi
arti
9. Evaluasi dilakukan oleh guru
adanya kegiatan interaksi dari
tenaga
pengajar
sebagai
6. Interaksi guru dan murid
untuk tujuan pendidikan dan
M.
berperan
pembimbing
berlangsung dalam suatu ikatan
A.
aktivitas
murid
Interaksi guru dan murid
adalah
dengan
untuk
yang
mengetahui
sudah
melaksanakan tugas mengajar di
tercapai atau tidaknya tujuan
satu pihak dengan warga belajar
pengajaran
(murid, anak didik atau subjek
ditentukan
belajar)
yang
sedang
Murid
Interaksi antara guru
di pihak lain.
dan
B. Ciri-ciri Interaksi Guru dan
untuk
Murid
murid
telah
menjelaskan
dimaksudkan
mencapai
pendidikan
Syaiful Bahri Djamarah
15-16),
telah
C. Tujuan Interaksi Guru dan
melaksanakan kegiatan belajar
(2000:
yang
tujuan
nasional
yang
dicanangkan
oleh
bahwa ciri-ciri interaksi guru
pemerintah dalam Undang-
dan murid sebagai berikut:
Undang Republik Indonesia
Nomor
4
20
Tahun
2003
tentang Sisdiknas Bab II
mendukung
Pasal 3, yaitu:
pembelajaran
serangkaian
Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif (Djamarah, 2000: 1621) bahwa interaksi guru dan
murid
tujuan, bahan pelajaran, metode,
alat
berinteraksi
Syaiful Bahri Djamarah
(2000: 13-14) menyebutkan ada
lima pola interaksi guru dan
murid, yaitu:
1. Pola Guru-Murid
Dalam
bentuk
yang
pelaksanaan,
interaksi
belajar
mengajar
dengan
pola
komunikasi
satu arah ini
semua kegiatan berpusat pada
guru
Keduanya
Murid
(teacher
centered).
tidak
berusaha
membuktikan
mencapai
tentang
tujuan yang telah ditentukan.
kebenaran
pengetahuan
yang
diterimanya, apalagi mencoba
Proses interaksi antara guru dan
mengaplikasikan
murid tidak terlepas dari adanya
komponen-komponen
belajar
Guru dan Murid
saling
untuk
sumber
E. Macam-macam Pola Interaksi
yang bertindak sebagai pelaku
bersama-sama
dan
(Fathurrohman, 2012: 60).
melibatkan
pendidikan.
sejumlah
komponen, di antaranya adalah
dilakukan oleh guru dan murid
dalam
mengandung
belajar
aktivitas
sedang
dimuat dalam buku Guru dan
Interaksi Guru dan Murid
mengajar
yang
berlangsung. Hal ini seperti yang
Pendidikan nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
membentuk
watak
serta
peradaban
bangsa
yang
bermartabat
dalam
rangka mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya
potensi peserta didik
agar menjadi manusia
yang beriman dan
bertakwa
kepada
Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara
yang demokratis serta
bertanggung jawab.
D. Komponen-komponen
Kegiatan
kegiatan
pendapat.
Hubungan antara guru dan
yang
5
berlangsung
interaksi
belajar
sepihak, yaitu dari pihak guru
tersebut
sedangkan
(Roestiyah, 1994: 41).
berperan sebagai pembimbing
murid
hanya
yang
2. Pola Guru-Murid-Guru
dan
menciptakan
kondisi
yang
dan
jalannya
kegiatan pembelajaran.
ini sebagai fasilitator yang
motivasi
guru
mengawasi
mengarahkan
Tugas guru pada pola
memberikan
mengajar
4. Pola
Guru-Murid,
Murid-
Guru, Murid-Murid
Pola komunikasi multi
memungkinkan murid untuk
Guru
arah, memungkinkan adanya
masalah-
kesempatan yang sama bagi
masalah tertentu agar timbul
setiap murid dan guru untuk
inisiatif dari murid untuk
saling
mengkritisi dan memecahkan
murid
permasalahan
tersebut.
permasalahan akan senantiasa
Sehingga terjadilah interaksi
aktif mencari jawaban dengan
antara guru dan murid, karena
inisiatifnya sendiri sedangkan
pada pola ini ada hubungan
guru
hanya
membimbing,
timbal balik yang terjadi di
mengarahkan
dan
antara guru dan murid dan
menunjukkan sumber belajar
ada
(Roestiyah, 1994: 41-45).
giat
belajar.
melontarkan
situasi
khusus
yang
berinteraksi.
yang
Setiap
menghadapi
5. Pola Melingkar
timbul yaitu interaksi belajar
Proses
mengajar.
interaksi
belajar mengajar bisa terjadi
3. Pola Guru-Murid-Murid
dalam
Dalam hal ini, guru
pola
komunikasi
menciptakan situasi
seperti di atas, yaitu setiap
dan kondisi sehingga tercipta
murid mendapatkan giliran
suasana dan proses belajar
untuk
mengajar yang aktif. Masing-
pendapat,
masing
jawaban,
hanya
peranan
murid
dalam
memegang
mengemukakan
sanggahan
namun
diperkenankan
proses
6
dan
tidak
untuk
berbicara dua kali agar murid
yang
lain
G. Hubungan Baik Guru dan
mendapatkan
Murid
Guru dan murid memiliki
giliran untuk mengemukakan
pendapat,
sanggahan
adab yang harus dipenuhi dalam
dan
proses interaksi pendidikan. Kata
jawaban.
F. Macam-macam
adab
Metode
menunjuk
pada
suatu
kebiasaan, etika, pola tingkah
Interaksi Guru dan Murid
laku
Metode adalah cara yang
yang
dianggap
sebagai
pada fungsinya merupakan alat
model yang membawa implikasi
yang digunakan untuk mencapai
makna etika dan sosial (Syafi’i,
tujuan. Hal ini berlaku bagi guru
2009).
sebagai metode mengajar dan
berarti hubungan timbal balik
bagi
secara langsung antara guru dan
murid
sebagai
metode
Sedangkan
belajar. Semakin baik metode
murid
yang digunakan, semakin baik
mengajar
pula
288). Kata adab dan interaksi
hasil
yang
didapatkan
bidang
sendiri,
membantu
lain
dalam
dalam
hubungan
murid.
sebagai ilmu bantu yang tidak
berfungsi
1981:
timbal balik antara guru dan
pembelajaran
berdiri
belajar
(Sastrapradja,
kesopanan
Para ahli menganggap
dapat
proses
digunakan sebagai bentuk tata
(Surakhmad, 2001: 96).
metodologi
dalam
interaksi
tetapi
H. Problema
bidang-
dan
Tantangan
Pendidikan Kontemporer
Pendidikan Islam diakui
proses
pembelajaran. Sebuah metode
keberadaannya
memang
dan
pendidikan
karena
memiliki
umum, tidak diwarnai oleh suatu
kedudukan
sebagai
lembaga
bidang saja, tetapi mengandung
pendidikan Islam yang diakui
unsur-unsur
karena
keberadaannya secara eksplisit,
memberi alternatif lain yang
diakui menjadi satu pelajaran
dapat digunakan di dalam kelas.
yang
bersifat
netral
inovatif
wajib
dalam
sistem
diberikan
pada
tingkat dasar sampai perguruan
7
tinggi, dan ditemukannya nilanilai
Islam
dalam
METODE PENELITIAN
sistem
pendidikan (Daulay, 2009: 160).
Meskipun
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam
demikian,
bukan berarti pendidikan Islam
skripsi
tidak memiliki masalah yang
pustaka (library research) atau
muncul di era masa kini. Ada
deskriptif, yaitu penelitian yang
dua
datanya
faktor
ini
adalah penelitian
disimpulkan
berupa
yang
melatar
masalah
tersebut,
tulisan, kata-kata, gambar dan
yaitu faktor internal dan faktor
bukan angka-angka (Moleong,
eksternal.
2002: 6). Dalam hal ini peneliti
belakangi
Berikut
ini
penjelasannya:
akan menganalisis adab interaksi
1. Faktor Internal
guru dan murid dalam kisah
Musa dan Khidhr (telaah Surat
Faktor internal yang
menjadi
masalah
pendidikan
masa
Al-Kahf ayat 60-82).
pada
kini
di
B. Metode Pengumpulan Data
Karena
antaranya adalah:
penelitian
ini
pendidikan
adalah penelitian pustaka, maka
Islam yang tidak menentu
metode pengumpulan data yang
dan cenderung berpijak
digunakan
pada
dokumentasi
a. Orientasi
kebutuhan
yang
metode
yaitu
dengan
mencari data mengenai hal-hal
pragmatis.
b. Metode
adalah
atau variabel melalui catatan,
pembelajaran
cenderung
konservatif.
transkip,
buku,
majalah,
agenda
sebagainya
2. Faktor Eksternal
surat
dan
(Arikunto,
kabar,
lain
2006:
a. Dikhotomi pendidikan.
231). Data dikumpulkan dalam
b. Certificate oriented.
wujud catatan atau data tertulis.
C. Sumber Data
Sumber
data
adalah
benda, hal atau orang, tempat
8
peneliti mengamati, membaca,
atau
bertanya
tentang
HASIL
data
(Arikunto, 2006: 116). Dalam
A. Adab
Interaksi
Guru
dan
penelitian ini sumber data yang
Murid dalam Surat Al-Kahf
digunakan adalah Tafsir Al-
Ayat 60-82
Mishbāh karangan Muhammad
1. Interaksi
Quraish Shihab dan Tafsir Al-
Guru
Murid
dengan
Ahmad
Dalam surat Al-Kahf
yang
ayat 60-82 terdapat beberapa
diterjemahkan oleh Hery Noer
adab interaksi murid dengan
Aly
Abubakar.
guru yang dilakukan oleh
Tafsir Al-Mishbāh dipilih karena
Musa terhadap Khidhr, di
menekankan
antaranya adalah:
Maraghi
karangan
Musthafa
Al-Maraghi
dan
Bahrun
pada
aspek
a. Belajar
kekinian dan memiliki corak
dengan
niat
ibadah karena Allah
kebahasaan yang dominan untuk
Al-
Tujuan menuntut
Qur’an. Sedangkan Tafsir Al-
ilmu yang dilakukan oleh
Maraghi dipilih karena memiliki
Musa
corak penafsiran yang lebih rinci
berdasarkan perintah dan
dengan
petunjuk dari Allah (lihat
memudahkan
memahami
uraian-uraian
yang
bab
panjang lebar.
D. Analisis Data
penelitian
III
halaman
64),
sehingga
niatnya
pun
yang
telah
untuk beribadah kepada
dalam
kegiatan
Allah. Teori ini sesuai
selanjutnya
dengan penjelasan Heri
Data
dikumpulkan
tersebut
ini
dianalisis supaya dapat diambil
Jauhari
kesimpulan,
diuraikan pada bab II
dengan
menekankan pada
halaman
analisis isi
Muchtar
22,
yang
bahwa
(content analysis). Metode yang
“Pendidikan dalam Islam
digunakan
haruslah
adalah
metode
membina
deskriptif dan induktif.
9
berusaha
atau
mengembalikan manusia
Khidhr yang sangat halus
kepada
(lihat bab III halaman 69,
fitrahnya
yaitu
kepada Rubbubiyah Allah
80-81).
Dia
sehingga
menuntut
untuk diajar,
permintaannya
mewujudkan
tidak
manusia
yang
berjiwa
tetapi
tauhid,
takwa
kepada
diajukan dalam bentuk
Allah, rajin beribadah dan
pertanyaan,
beramal shalih, ulil albab,
aku
serta
Ucapan ini mengandung
berakhlakul
karimah”.
mengikutimu?”.
makna
b. Semangat
kesungguhan
dalam
dalam
“Bolehkah
upaya
menjadikan
menuntut ilmu
Musa
sebagai
sangat
untuk
dirinya
pengikut
atau
antusias untuk mencari
pelajar dan sesuai dengan
hamba Allah, sehingga
bab II,
dia membulatkan tekad
halaman 45 yaitu murid
untuk
dengan
harus bersikap tawadhu’
perjalanan
(rendah hati) dengan cara
berguru
menempuh
poin c
pada
yang jauh dan melelahkan
meninggalkan
(lihat bab III halaman 64
kepentingan pribadi untuk
dan halaman 77-78) dan
kepentingan
secara
pendidikannya.
implisit
sesuai
d. Murid memposisikan diri
dengan teori pada bab II
sebagai
halaman 46 poin g.
membutuhkan ilmu
c. Memperlihatkan
keseriusan
ungkapan
Pada ayat 66 juga
dengan
sopan
dan
tawadhu’
Pada
menjelaskan
ucapan
Musa
yang
mengandung
makna
kesungguhan
dalam
66
upaya mengikuti hamba
tentang
Allah yang shaleh itu
terhadap
(lihat bab III halaman 80).
ayat
10
Upaya
f. Menepati kontrak belajar
tersebut
menjadikan
sebagai
diri
pengikut
pelajar
(lihat
yang
Musa
disepakati
antara murid dengan guru
atau
bab
sudah
Pada
III
ayat
69
ditafsirkan sebagai janji
halaman 69).
dan merupakan adab yang
e. Menghormati guru
Dalam percakapan
mengandung
makna
antara Musa dan Khidhr,
permohonan
untuk
terlihat
memperoleh
bantuan
bahwa
Musa
kalimat-
Allah dalam menghadapi
kalimat yang sopan dan
sesuatu, dengan ucapan
halus
bentuk
inilah Nabi Musa tidak
seorang
dapat dinilai berbohong
menggunakan
sebagai
penghormatan
murid kepada gurunya.
dengan
Apabila Musa melakukan
ketidaksabarannya,
kesalahan,
dengan
karena dia telah berusaha
segera akan minta maaf
(lihat halaman 70 dan 81).
dan berjanji untuk berlaku
Hal ini juga sesuai dengan
sabar dan taat (lihat bab
teori pada bab II halaman
III halaman 70 dan 81).
20.
dia
Hal ini sesuai dengan
2. Interaksi Guru dan Murid
a.
penjelasan pada bab II
bakat terhadap murid
halaman 47 bahwa murid
harus
ikhlas
dalam
ilmu
dengan
menuntut
Melakukan tes minat dan
Khidhr
pun
menerima Musa sebagai
cara menghormati guru
murid
dan berusaha memperoleh
mendengar
keridhaan guru dengan
Musa,
menggunakan
memperediksi
cara-cara
tidak
yang baik.
setelah
dia
keseriusan
walaupun
dia
Musa
mempunyai
kesabaran (lihat halaman
11
70). Kesabaran adalah
adanya
bagian
(kontrak) antara Musa
dari
karakter.
Dari tes tentang karakter
dengan
dapat diperluas ke tes
Musa
minat dan bakat. Karena
menyanggah,
bisa jadi seseorang tidak
ataupun
mempunyai bakat tetapi
komentar
mempunyai minat tinggi
perbuatan
yang dia akan berhasil.
dilakukan
Meskipun dalam kasus
Kontrak
ini Musa tidak berhasil.
selanjutnya
Khidhr
yaitu
dilarang
untuk
bertanya
memberikan
terhadap
yang
akan
Khidhr.
belajar
ini
menjadi
Hal di atas sesuai
peraturan yang mengikat
pendapat
antara Khidhr dan Musa.
dengan
Abuddin
Nata
Penjelasan di atas
yang
diuraikan pada bab II
membuktikan
adanya
halaman 48 poin c yaitu
interaksi
terjadi
guru
harus
antara guru (Khidhr) dan
memperlakukan
murid
Murid (Musa) dan sesuai
dengan
dengan ciri-ciri interaksi
Tes
guru dan murid yang
sesuai
kesanggupannya.
minat
dan
yang
bakat
diungkapkan
untuk
Syaiful Bahri Djamarah
mengetahui kemampuan
(2000: 15-16) pada bab
yang dimiliki oleh murid
II halaman 20,
dalam
interaksi guru dan murid
dilakukan
proses
pembelajaran.
b.
keterikatan
Melakukan
oleh
yaitu
membutuhkan disiplin.
kontrak
c.
belajar dengan murid
Memberikan
kepada
Konsekuensi dan
murid
hukuman
sesuai
dengan pelanggaran yang
syarat yang diucapkan
telah dilakukan
Khidhr ini menunjukkan
12
yang
Bentuk hukuman
dilakukannya
diberikan
melakukan
dalam
1) Diperingatkan dengan
B. Relevansi Adab Guru dan
lemah lembut.
Murid dalam Surat Al-Kahf
2) Diperingatkan dengan
agak
seperti
Ayat 60-82
keras,
1. Relevansi
memberikan
dengan
Komponen-komponen
celaan.
dalam Interaksi Guru dan
3) Menghukum
dengan
Murid
a. Adanya tujuan pendidikan
perpisahan
suatu
Tujuan pendidikan
pelajaran secara bertahap
pada kisah ini ditunjukkan
Sebagai pendidik,
pada ayat 60, yaitu Musa
d. Menjelaskan
Khidhr
menuntut
telah
ilmu
membimbing
dan
berdasarkan perintah dan
mengarahkan
Musa.
petunjuk dari Allah (lihat
Salah satu cara yang
bab
III
halaman
64),
dilakukannya
adalah
sehingga
niatnya
pun
menjelaskan
suatu
untuk beribadah kepada
secara
Allah. Teori ini sesuai
pelajaran
dengan penjelasan Heri
bertahap.
e.
perjalanan
bersama Musa.
kisah ini adalah:
cara
selama
Menjelaskan
hikmah
(pengetahuan
irfani)
dibalik
fakta
Jauhari
Muchtar
yang
diuraikan pada bab II
halaman 22.
atau
b. Adanya
fenomena (pengetahuan
metode
pendidikan
empiri) kepada murid
Metode
Pada ayat 78-82
dijelaskan bahwa Khidhr
pendidikan yang terdapat
menjelaskan hikmah dari
pada kisah Musa dan
perbuatan
Khidhr ini dan sesuai
yang
telah
13
dengan
metode
pendidikan
Disiplin
kontemporer
kisah
ini
dalam
ditunjukkan
adalah metode teaching
dengan adanya kontrak
and motivation (lihat bab
belajar yang harus ditaati
II halaman 34-35) yang
oleh Musa (lihat bab III
ditunjukkan
halaman 81 poin e).
pada
rasa
keingintahuan
dan
d. Terdapat pola interaksi
semangat yang dimiliki
antara guru dengan murid,
oleh
untuk
yaitu pola komunikasi dua
ilmu
arah atau disebut dengan
Musa
mempelajari
bersama Khidhr, metode
pola
wisdom
(lihat bab II halaman 26-
in
answering
question
yang
27
guru-murid-guru
nomor
ditunjukkan pada sikap
melibatkan
Khidhr
Khidhr.
yang
dalam
bijaksana
menyikapi
2. Relevansi
2)
yang
Musa
dan
sebagai
Solusi
Problema
dan
pertanyaan-pertanyaan
bagi
yang diajukan oleh Musa,
Tantangan
metode
Islam Kontemporer
reasoning
argumentation
and
Dalam
yaitu
Pendidikan
kisah
Musa
dan
Khidhr menjelaskan ilmu
Khidhr ini, terdapat solusi
kepada
yang
bertahap,
Musa
secara
dan
metode
ditawarkan
mengatasi permasalahan yang
mau‘izhah yang memiliki
sedang
kesesuaian
pendidikan
metode
dengan
reasoning
untuk
terjadi
masa
sebagaimana
and
pada
kini,
diuraikan
sebelum ini, yaitu:
argumentation.
c. Adanya ciri-ciri interaksi
a. Belajar
guru dan murid yaitu
ibadah
interaksi guru dan murid
sebagai
membutuhkan disiplin
problema tujuan menuntut
14
dengan
niat
kepada
Allah
solusi
bagi
ilmu
yang
argumentation, wisdom in
certificate
answering question dan
oriented.
menuntut
solusi
ilmu
bagi
orientasi
sebagai
sebagai
solusi
metode
pembelajaran
e. Adanya
dan cenderung berpijak
interaksi
pendidikan yang terjadi
kebutuhan
antara guru dengan murid,
pragmatis.
yaitu pola guru-murid-
c. Bentuk pengabdian dan
penghormatan
guru sebagai solusi bagi
kepada
seorang guru di antaranya
penggunaan
dengan
pembelajaran
memperlihatkan
keseriusan
sopan
Namun,
dan
konservatif.
interaksi
yang
diri
seorang
yang
ini
hanya sebatas interaksi
murid
memposisikan
metode
cenderung
dengan
tawadhu’,
sebagai
yang
cenderung konservatif.
Islam yang tidak menentu
ungkapan
bagi
penggunaan
problema
pendidikan
pada
mau’izhah
metode
b. Adanya semangat dalam
memberikan
feedback
yang
kepada
guru,
membutuhkan ilmu dan
belum terdapat interaksi
menghormati guru juga
antar murid. Akan lebih
sebagai
baik
solusi
problema
bagi
tidak
digunakan
orientasi
pendidikan Islam
kebutuhan pragmatis.
yang
metode
teaching
adalah
pola
f. Menjelaskan
hikmah
(pengetahuan
irfani)
dibalik
pembelajaran
bervariasi
yang
secara keseluruhan.
dan
cenderung berpijak pada
d. Metode
pola
yang melibatkan murid
yang
menentu
jika
fenomena
seperti
empiri)
and
fakta
atau
(pengetahuan
kepada
murid
dapat dijadikan sebagai
motivating, reasoning and
15
solusi
bagi
dikhotomi
problema
ungkapan
pendidikan,
tawadhu’.
karena pengetahuan irfani
adalah
bangunan
dasar
bagi
ilmu
agama
sementara
d.
sopan
dan
Murid memposisikan diri
sebagai seseorang yang
membutuhkan ilmu.
pengetahuan
e.
Menghormati guru.
empiri adalah dasar bagi
f.
Menepati kontrak belajar
bangunan
ilmu
yang
yang
sudah disepakati
antara
disebut sekuler.
murid
dengan
guru.
Dari enam poin interaksi
SIMPULAN DAN SARAN
murid dengan guru, ada dua poin
baru
A. Simpulan
yang
belum dijelaskan
hasil
dalam pemikiran ahli pendidikan
telah
Islam pada bab II, yaitu murid
bab
memposisikan dirinya sebagai
sebelumnya, dapat disimpulkan
seseorang yang membutuhkan
bahwa adab interaksi guru dan
ilmu
murid dalam kisah Musa dan
belajar yang sudah disepakati
Khidhr (telaah terhadap surat Al-
antara murid dengan guru.
Kahf ayat 60-82) adalah sebagai
2. Adab interaksi guru dengan
Berdasarkan
penelitian
yang
diungkapkan
pada
dan
menepati
kontrak
berikut:
murid dalam surat Al-Kahf
1. Adab interaksi murid
ayat 60-82
a.
terhadap guru dalam surat
bakat.
Al-Kahf ayat 60-82
a.
b.
Belajar dengan niat
c.
Semangat
Melakukan
kontrak
belajar dengan murid.
ibadah karena Allah.
b.
Melakukan tes minat dan
c.
dalam
Memberikan
menuntut ilmu.
kepada
Memperlihatkan
dengan pelanggaran yang
keseriusan
murid
hukuman
telah dilakukan.
dengan
16
sesuai
d.
Menjelaskan
pelajaran
suatu
metode teaching and
secara
motivation, wisdom in
bertahap.
e.
Menjelaskan
hikmah
(pengetahuan
irfani)
dibalik
fakta
answering
question,
reasoning
and
argumentation,
dan
metode mau‘izhah.
atau
3) Terdapat
fenomena (pengetahuan
pola
empiri) kepada murid.
interaksi antara guru
Dari lima poin interaksi
dengan murid, yaitu
guru dengan murid ada satu poin
pola komunikasi dua
baru
arah
yang
belum dijelaskan
atau
disebut
dalam pemikiran ahli pendidikan
dengan
Islam yang dijelaskan pada bab
murid-guru
II yaitu menjelaskan hikmah
melibatkan Musa dan
(pengetahuan
Khidhr.
fakta
irfani)
atau
(pengetahuan
dibalik
b. Sebagai
fenomena
empiri)
pola
guruyang
Solusi
bagi
problema dan tantangan
kepada
murid.
pendidikan
3. Kisah Musa dan Khidhr ini
kontemporer, yaitu:
1) Belajar dengan niat
memiliki relevansi dengan
pendidikan
ibadah kepada Allah
Islam
sebagai solusi bagi
kontemporer:
a. Dalam
Islam
problema
komponen-
tujuan
komponen interaksi guru
menuntut ilmu yang
dan murid, yaitu:
certificate oriented.
1) Tujuan
2) Adanya
pendidikan
semangat
yang diniatkan untuk
dalam menuntut ilmu
beribadah
sebagai solusi bagi
kepada
problema
Allah.
2) Adanya
pendidikan,
pendidikan
metode
orientasi
Islam
yang tidak menentu
yaitu
17
dan
cenderung
wisdom in answering
pada
question dan metode
berpijak
kebutuhan
mau’izhah
pragmatis.
solusi
3) Bentuk
dan
bagi
penggunaan metode
pengabdian
pembelajaran
penghormatan
kepada seorang guru
cenderung
di antaranya dengan
konservatif.
5) Adanya
memperlihatkan
keseriusan
sebagai
interaksi
pendidikan
dengan
yang
yang
ungkapan sopan dan
terjadi antara guru
tawadhu’,
dengan murid, yaitu
murid
memposisikan
pola
diri
guru-murid-
sebagai seorang yang
guru sebagai solusi
membutuhkan ilmu
bagi
dan
menghormati
metode
guru
juga sebagai
penggunaan
pembelajaran
yang
solusi bagi problema
cenderung
orientasi pendidikan
konservatif. Namun,
Islam
interaksi ini hanya
yang
tidak
menentu
cenderung
pada
sebatas
dan
yang
berpijak
memberikan
feedback
kebutuhan
kepada
guru, belum terdapat
pragmatis.
interaksi
4) Metode
antar
yang
murid. Akan lebih
seperti
baik jika pola yang
pembelajaran
bervariasi
interaksi
metode teaching and
digunakan
motivating,
pola
reasoning
melibatkan
and
adalah
yang
murid
secara keseluruhan.
argumentation,
18
6) Menjelaskan hikmah
sekarang, karena di dalamnya
(pengetahuan irfani)
menawarkan dua poin baru
dibalik
yang belum dijelaskan dalam
fakta
atau
fenomena
pemikiran pendidikan Islam,
(pengetahuan
yang salah satunya menjadi
empiri)
kepada
solusi terhadap problema dan
dapat
tantangan pendidikan Islam
murid
dijadikan
kontemporer.
sebagai
2. Karena
solusi bagi problema
peneliti
mencari
dikhotomi
hanya
konsep
adab
pendidikan,
karena
interaksi guru dan murid
pengetahuan
irfani
dalam kisah Musa dan Khidhr
bagi
(telaah terhadap surat Al-
ilmu
Kahf ayat 60-82), maka untuk
sementara
penelitian selanjutnya yang
pengetahuan empiri
akan membahas kisah Musa
adalah
dan
adalah
dasar
bangunan
agama
dasar
bagi
Khidhr
atau
adab
bangunan ilmu yang
interaksi guru dan murid,
disebut sekuler.
hendaknya
menerapkan
konsep
yang
B. SARAN
adab
telah
dan
ditemukan oleh peneliti dari
adab
kisah ini melalui penelitian
interaksi antara guru dan murid
tindakan kelas atau lapangan
dalam surat Al-Kahf ayat 60-82,
dengan
cara
ada beberapa saran yang penulis
kelayakan
teorinya
ajukan:
langsung.
Setelah
mencermati
1. Kajian
membaca
kembali
kisah
Musa
3. Perlu
dan
menguji
adanya
secara
kajian
Khidhr ini relevan dan dapat
mendalam tentang hubungan
dijadikan
antara sifat u u
acuan
untuk
memperbaiki adab interaksi
dimiliki
guru dan murid pada zaman
dengan
19
azmi yang
oleh Nabi
Musa
ketidaksabarannya
Membantu Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Sesuai Standar
Nasional. Yogyakarta: Penerbit
Teras.
terhadap perbuatan Khidhr
dan tentang kontrak belajar
yang sudah disepakati antara
murid dan guru, pada poin f
Horriyah. 2011. Kisah-kisah Sangat
Misterius Super Inspiratif
dalam Al-Qur’an. Jogjakarta:
Bening.
adab interaksi antara murid
dan guru.
DAFTAR PUSTAKA
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa. 1994.
Tafsir Al-Maraghi Juz XIII,
terjemahan Hery Noer Aly dan
Bahrun Abubakar. Semarang:
CV Toha Putra.
Sardiman A. M.. 2011. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Shihab, Muhammad Quraish. 2002.
Tafsir Al-Mishbāh: Pesan,
Kesan dan Keserasian AlQur’an Jilid 8. Jakarta: Lentera
Hati.
Daulay,
Haidar
Putra.
2009.
Dinamika Pendidikan Islam di
Asia Tenggara. Jakarta: Rineka
Cipta.
Syafi’i, Agus. 2009. “Pengertian
Adab”.
http://agusysyafii.blogspot.com
. (Diakses pada tanggal 18
Maret 2013 pukul 12:26 WIB).
Depag RI. 2010. Al-Qur’an dan
Tafsirnya. Jakarta: Penerbit
Lentera Hati.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru
dan Anak Didik dalam
Interaksi
Edukatif
Suatu
Pendekatan
Teoritis
Psikologis. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Tafsir,
Ahmad.
2008.
Ilmu
Pendidikan dalam Prespektif
Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Fathurrohman, Muhammad. 2012.
Belajar dan Pembelajaran
20
MUSA DAN KHIDHR (TELAAH TERHADAP SURAT ALKAHF AYAT 60-82)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Oleh:
Afif Arundina Raniyatushafa’
G 0000 900 45
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
ABSTRAK
Kisah-kisah dalam Al-Qur’an merupakan berita dari suatu permasalahan
dalam masa yang saling berkelanjutan atau dengan kata lain suatu pemberitaan
mengenai keadaan umat yang telah lalu dan peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.
Salah satu kisah dalam Al-Qur’an yang berkenaan dengan kisah umat terdahulu
yaitu kisah Musa dan Khidhr yang terdapat dalam Surat Al-Kahf Ayat 60-82,
karena mengandung i‘tibār yang harus diamati dan dijadikan ‘ibrah dalam
kehidupan.
Penelitian dalam skripsi ini membahas tentang masalah adab interaksi
guru dan murid dalam kisah Musa dan Khidhr (telaah terhadap Surat Al-Kahf ayat
60-82) dan bertujuan untuk mengetahui adab interaksi guru dan murid dalam
kisah tersebut beserta relevansinya dengan komponen interaksi guru dan murid
serta problema dan tantangan pendidikan Islam kontemporer.
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian pustaka (library
research), dengan sumber data yang digunakan adalah Tafsir Al-Mishbāh
karangan Muhammad Quraish Shihab dan Tafsir Al-Maraghi karangan Ahmad
Musthafa Al-Maraghi yang diterjemahkan oleh Hery Noer Aly dan Bahrun
Abubakar, ditambah dengan buku-buku penunjang lain yang berkaitan dengan
masalah penelitian.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi,
kemudian dianalisis dengan menekankan pada analisis isi (content analysis) dan
menggunakan metode deskriptif dan induktif.
Ada enam poin adab interaksi murid terhadap guru dan lima adab interaksi
guru dengan murid dalam surat Al-Kahf ayat 60-82 yang sesuai dengan ahli
pendidikan yaitu belajar dengan niat ibadah karena Allah, semangat dalam
menuntut ilmu, memperlihatkan keseriusan dengan ungkapan sopan dan
tawadhu’, menghormati guru, murid memposisikan diri sebagai seseorang yang
membutuhkan ilmu, menghormati guru dan menepati kontrak belajar yang sudah
disepakati antara murid dengan guru. Seorang guru harus melakukan tes minat
dan bakat, melakukan kontrak belajar dengan murid, memberikan hukuman
kepada murid sesuai dengan pelanggaran yang telah dilakukan, menjelaskan suatu
pelajaran secara bertahap, dan menjelaskan hikmah (pengetahuan irfani) dibalik
fakta atau fenomena (pengetahuan empiri) kepada murid.
Dalam kisah Musa dan Khidhr ini memiliki relevansi dengan pendidikan
Islam kontemporer yaitu adanya komponen interaksi guru dan murid, seperti
tujuan pendidikan, metode pendidikan, ciri-ciri interaksi guru dan murid, dan
adanya pola interaksi antara guru dan murid, serta memiliki solusi bagi problema
dan tantangan pendidikan Islam kontemporer, seperti tujuan menuntut ilmu yang
certificate oriented, orientasi pendidikan Islam yang tidak menentu dan cenderung
berpijak pada kebutuhan pragmatis, metode pembelajaran yang cenderung
konservatif dan dikhotomi pendidikan.
Kata kunci: adab, guru dan murid, surat Al-Kahf ayat 60-82
1
dengan
PENDAHULUAN
pendidikan
apabila
dalam proses interaksi tersebut
A. Latar Belakang Masalah
mengandung tujuan pendidikan,
Banyak
pendidik, anak didik, metode,
kisah-kisah
yang
situasi pendidikan, materi atau
terdapat di dalam Al-Qur’an
bahan yang diberikan dalam
karena berkaitan erat dengan
proses
adanya interaksi yang memuat
pendidikan. Kisah adalah salah
unsur-unsur pendidikan. Namun
satu metode Al-Qur’an untuk
tidak semua interaksi dikatakan
menyampaikan
sebagai interaksi guru dan murid
berbagai
aktivitas
tanpa mengetahui syarat dan
dalam
masyarakat
faktor terpenting dalam proses
konsekuensi-konsekuensi
tersebut.
perbuatan baik dan buruk kepada
tentang
pendidikan
Menurut
Winarno
pendidikan
berbagai
alat
ide,
manusia
dan
Surakhmad (1996: 14), yang
manusia
disebut sebagai interaksi guru
bertindak
dengan
berpikir
dan
terlebih
dahulu.
Kisah
murid
beberapa
apabila
unsur
memuat
dasar,
agar
dan
mempunyai
di
mereka
dapat
spesifikasi
antaranya adalah bahan (materi)
leluasa
yang menjadi isi proses, tujuan
gagasan-gagasan,
yang jelas yang akan dicapai,
pesan
pelajar (anak didik) yang aktif
memberatkan pembaca sehingga
mengalami,
tidak merasa jemu dan bosan
yang
guru
(pendidik)
melaksanakan
untuk
lebih
mengutarakan
ide-ide
dengan
dan
tidak
(Ahmadi, 2001: 7).
proses,
Dengan demikian, kisah-
metode tertentu untuk mencapai
tujuan, proses interaksi tersebut
kisah
berlangsung
ikatan
merupakan berita dari suatu
alat
permasalahan dalam masa yang
situasional
dalam
dan
adanya
Al-Qur’an
saling berkelanjutan atau dengan
pendidikan.
Suatu
dalam
kisah
kata
dapat
lain
suatu
pemberitaan
mengenai keadaan umat yang
dikatakan memiliki keterkaitan
2
telah
lalu
dan
Penulis juga ingin mengungkap
peristiwa-
salah satu kisah dalam Al-
peristiwa yang telah terjadi.
Interaksi guru dan murid
Qur’an yang berkenaan dengan
akan menjadi hubungan timbal
kisah umat terdahulu. Kisah ini
balik
apabila
berkenaan dengan Musa dan
keduanya saling mengindahkan
Khidhr yang terdapat dalam Al-
aturan agama, norma dan nilai-
Qur’an Surat Al-Kahf Ayat 60-
nilai
Namun,
82 karena mengandung i‘tibār
yang
yang harus diamati dan dijadikan
yang
yang
dalam
baik
berlaku.
kenyataannya
banyak terjadi di masyarakat,
‘ibrah
dalam
pendidikan
Diungkapkan dalam buku Kisah-
khususnya di Indonesia, banyak
kisah Sangat Misterius Super
perilaku
Inspiratif
dunia
yang
tidak
sesuai
dalam
kehidupan.
dalam
Al-Qur’an
2011:
141-143),
dengan norma, nilai, dan prinsip
(Horriyah,
kesopanan yang diatur dalam
“semua kisah yang terkandung
lembaga
adat-
dalam Al-Qur’an menyimpan
maupun
banyak hikmah dan pelajaran
ajaran agama. Sedikitnya ada
untuk kita petik, tak terkecuali
berbagai kejadian asusila akibat
kisah Musa dan Khidhr yang
tidak
adab
mengajarkan mengenai sikap,
dan
adab dan etika dalam menuntut
istiadat
pendidikan,
masyarakat
dilaksanakannya
kesopanan
murid.
antara
Ada
guru
murid
ilmu”.
yang
melakukan tindakan tidak terpuji
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini
terhadap gurunya.
kondisi
adalah untuk mengetahui adab
yang terjadi di lapangan, maka
interaksi guru dan murid dalam
diperlukan kajian khusus tentang
kisah Musa dan Khidhr (telaah
adab interaksi guru dan murid
terhadap Surat Al-Kahf ayat 60-
untuk
proses
82) serta relevansi adab interaksi
menekan
guru dan murid dalam kisah
Berawal
dari
menunjang
pendidikan
dan
Musa
kejadian yang tidak diinginkan.
3
dan
Khidhr
tersebut
1. Interaksi guru dan murid
dengan komponen interaksi guru
mempunyai tujuan
dan murid, serta problema dan
tantangan
pendidikan
2. Mempunyai prosedur yang
Islam
direncanakan untuk mencapai
kontemporer.
tujuan
3. Interaksi guru
LANDASAN TEORI
dan murid
ditandai dengan penggarapan
materi khusus
A. Pengertian Interaksi Guru dan
4. Ditandai
Murid
interaksi
5. Guru
yang
membutuhkan disiplin
pengajaran. Menurut Sardiman
(2011:
pendidikan
1),
7. Mempunyai batas waktu
interaksi
mengandung
8. Diakhiri dengan evaluasi
arti
9. Evaluasi dilakukan oleh guru
adanya kegiatan interaksi dari
tenaga
pengajar
sebagai
6. Interaksi guru dan murid
untuk tujuan pendidikan dan
M.
berperan
pembimbing
berlangsung dalam suatu ikatan
A.
aktivitas
murid
Interaksi guru dan murid
adalah
dengan
untuk
yang
mengetahui
sudah
melaksanakan tugas mengajar di
tercapai atau tidaknya tujuan
satu pihak dengan warga belajar
pengajaran
(murid, anak didik atau subjek
ditentukan
belajar)
yang
sedang
Murid
Interaksi antara guru
di pihak lain.
dan
B. Ciri-ciri Interaksi Guru dan
untuk
Murid
murid
telah
menjelaskan
dimaksudkan
mencapai
pendidikan
Syaiful Bahri Djamarah
15-16),
telah
C. Tujuan Interaksi Guru dan
melaksanakan kegiatan belajar
(2000:
yang
tujuan
nasional
yang
dicanangkan
oleh
bahwa ciri-ciri interaksi guru
pemerintah dalam Undang-
dan murid sebagai berikut:
Undang Republik Indonesia
Nomor
4
20
Tahun
2003
tentang Sisdiknas Bab II
mendukung
Pasal 3, yaitu:
pembelajaran
serangkaian
Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif (Djamarah, 2000: 1621) bahwa interaksi guru dan
murid
tujuan, bahan pelajaran, metode,
alat
berinteraksi
Syaiful Bahri Djamarah
(2000: 13-14) menyebutkan ada
lima pola interaksi guru dan
murid, yaitu:
1. Pola Guru-Murid
Dalam
bentuk
yang
pelaksanaan,
interaksi
belajar
mengajar
dengan
pola
komunikasi
satu arah ini
semua kegiatan berpusat pada
guru
Keduanya
Murid
(teacher
centered).
tidak
berusaha
membuktikan
mencapai
tentang
tujuan yang telah ditentukan.
kebenaran
pengetahuan
yang
diterimanya, apalagi mencoba
Proses interaksi antara guru dan
mengaplikasikan
murid tidak terlepas dari adanya
komponen-komponen
belajar
Guru dan Murid
saling
untuk
sumber
E. Macam-macam Pola Interaksi
yang bertindak sebagai pelaku
bersama-sama
dan
(Fathurrohman, 2012: 60).
melibatkan
pendidikan.
sejumlah
komponen, di antaranya adalah
dilakukan oleh guru dan murid
dalam
mengandung
belajar
aktivitas
sedang
dimuat dalam buku Guru dan
Interaksi Guru dan Murid
mengajar
yang
berlangsung. Hal ini seperti yang
Pendidikan nasional
berfungsi
mengembangkan
kemampuan
dan
membentuk
watak
serta
peradaban
bangsa
yang
bermartabat
dalam
rangka mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
bertujuan
untuk
berkembangnya
potensi peserta didik
agar menjadi manusia
yang beriman dan
bertakwa
kepada
Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara
yang demokratis serta
bertanggung jawab.
D. Komponen-komponen
Kegiatan
kegiatan
pendapat.
Hubungan antara guru dan
yang
5
berlangsung
interaksi
belajar
sepihak, yaitu dari pihak guru
tersebut
sedangkan
(Roestiyah, 1994: 41).
berperan sebagai pembimbing
murid
hanya
yang
2. Pola Guru-Murid-Guru
dan
menciptakan
kondisi
yang
dan
jalannya
kegiatan pembelajaran.
ini sebagai fasilitator yang
motivasi
guru
mengawasi
mengarahkan
Tugas guru pada pola
memberikan
mengajar
4. Pola
Guru-Murid,
Murid-
Guru, Murid-Murid
Pola komunikasi multi
memungkinkan murid untuk
Guru
arah, memungkinkan adanya
masalah-
kesempatan yang sama bagi
masalah tertentu agar timbul
setiap murid dan guru untuk
inisiatif dari murid untuk
saling
mengkritisi dan memecahkan
murid
permasalahan
tersebut.
permasalahan akan senantiasa
Sehingga terjadilah interaksi
aktif mencari jawaban dengan
antara guru dan murid, karena
inisiatifnya sendiri sedangkan
pada pola ini ada hubungan
guru
hanya
membimbing,
timbal balik yang terjadi di
mengarahkan
dan
antara guru dan murid dan
menunjukkan sumber belajar
ada
(Roestiyah, 1994: 41-45).
giat
belajar.
melontarkan
situasi
khusus
yang
berinteraksi.
yang
Setiap
menghadapi
5. Pola Melingkar
timbul yaitu interaksi belajar
Proses
mengajar.
interaksi
belajar mengajar bisa terjadi
3. Pola Guru-Murid-Murid
dalam
Dalam hal ini, guru
pola
komunikasi
menciptakan situasi
seperti di atas, yaitu setiap
dan kondisi sehingga tercipta
murid mendapatkan giliran
suasana dan proses belajar
untuk
mengajar yang aktif. Masing-
pendapat,
masing
jawaban,
hanya
peranan
murid
dalam
memegang
mengemukakan
sanggahan
namun
diperkenankan
proses
6
dan
tidak
untuk
berbicara dua kali agar murid
yang
lain
G. Hubungan Baik Guru dan
mendapatkan
Murid
Guru dan murid memiliki
giliran untuk mengemukakan
pendapat,
sanggahan
adab yang harus dipenuhi dalam
dan
proses interaksi pendidikan. Kata
jawaban.
F. Macam-macam
adab
Metode
menunjuk
pada
suatu
kebiasaan, etika, pola tingkah
Interaksi Guru dan Murid
laku
Metode adalah cara yang
yang
dianggap
sebagai
pada fungsinya merupakan alat
model yang membawa implikasi
yang digunakan untuk mencapai
makna etika dan sosial (Syafi’i,
tujuan. Hal ini berlaku bagi guru
2009).
sebagai metode mengajar dan
berarti hubungan timbal balik
bagi
secara langsung antara guru dan
murid
sebagai
metode
Sedangkan
belajar. Semakin baik metode
murid
yang digunakan, semakin baik
mengajar
pula
288). Kata adab dan interaksi
hasil
yang
didapatkan
bidang
sendiri,
membantu
lain
dalam
dalam
hubungan
murid.
sebagai ilmu bantu yang tidak
berfungsi
1981:
timbal balik antara guru dan
pembelajaran
berdiri
belajar
(Sastrapradja,
kesopanan
Para ahli menganggap
dapat
proses
digunakan sebagai bentuk tata
(Surakhmad, 2001: 96).
metodologi
dalam
interaksi
tetapi
H. Problema
bidang-
dan
Tantangan
Pendidikan Kontemporer
Pendidikan Islam diakui
proses
pembelajaran. Sebuah metode
keberadaannya
memang
dan
pendidikan
karena
memiliki
umum, tidak diwarnai oleh suatu
kedudukan
sebagai
lembaga
bidang saja, tetapi mengandung
pendidikan Islam yang diakui
unsur-unsur
karena
keberadaannya secara eksplisit,
memberi alternatif lain yang
diakui menjadi satu pelajaran
dapat digunakan di dalam kelas.
yang
bersifat
netral
inovatif
wajib
dalam
sistem
diberikan
pada
tingkat dasar sampai perguruan
7
tinggi, dan ditemukannya nilanilai
Islam
dalam
METODE PENELITIAN
sistem
pendidikan (Daulay, 2009: 160).
Meskipun
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian dalam
demikian,
bukan berarti pendidikan Islam
skripsi
tidak memiliki masalah yang
pustaka (library research) atau
muncul di era masa kini. Ada
deskriptif, yaitu penelitian yang
dua
datanya
faktor
ini
adalah penelitian
disimpulkan
berupa
yang
melatar
masalah
tersebut,
tulisan, kata-kata, gambar dan
yaitu faktor internal dan faktor
bukan angka-angka (Moleong,
eksternal.
2002: 6). Dalam hal ini peneliti
belakangi
Berikut
ini
penjelasannya:
akan menganalisis adab interaksi
1. Faktor Internal
guru dan murid dalam kisah
Musa dan Khidhr (telaah Surat
Faktor internal yang
menjadi
masalah
pendidikan
masa
Al-Kahf ayat 60-82).
pada
kini
di
B. Metode Pengumpulan Data
Karena
antaranya adalah:
penelitian
ini
pendidikan
adalah penelitian pustaka, maka
Islam yang tidak menentu
metode pengumpulan data yang
dan cenderung berpijak
digunakan
pada
dokumentasi
a. Orientasi
kebutuhan
yang
metode
yaitu
dengan
mencari data mengenai hal-hal
pragmatis.
b. Metode
adalah
atau variabel melalui catatan,
pembelajaran
cenderung
konservatif.
transkip,
buku,
majalah,
agenda
sebagainya
2. Faktor Eksternal
surat
dan
(Arikunto,
kabar,
lain
2006:
a. Dikhotomi pendidikan.
231). Data dikumpulkan dalam
b. Certificate oriented.
wujud catatan atau data tertulis.
C. Sumber Data
Sumber
data
adalah
benda, hal atau orang, tempat
8
peneliti mengamati, membaca,
atau
bertanya
tentang
HASIL
data
(Arikunto, 2006: 116). Dalam
A. Adab
Interaksi
Guru
dan
penelitian ini sumber data yang
Murid dalam Surat Al-Kahf
digunakan adalah Tafsir Al-
Ayat 60-82
Mishbāh karangan Muhammad
1. Interaksi
Quraish Shihab dan Tafsir Al-
Guru
Murid
dengan
Ahmad
Dalam surat Al-Kahf
yang
ayat 60-82 terdapat beberapa
diterjemahkan oleh Hery Noer
adab interaksi murid dengan
Aly
Abubakar.
guru yang dilakukan oleh
Tafsir Al-Mishbāh dipilih karena
Musa terhadap Khidhr, di
menekankan
antaranya adalah:
Maraghi
karangan
Musthafa
Al-Maraghi
dan
Bahrun
pada
aspek
a. Belajar
kekinian dan memiliki corak
dengan
niat
ibadah karena Allah
kebahasaan yang dominan untuk
Al-
Tujuan menuntut
Qur’an. Sedangkan Tafsir Al-
ilmu yang dilakukan oleh
Maraghi dipilih karena memiliki
Musa
corak penafsiran yang lebih rinci
berdasarkan perintah dan
dengan
petunjuk dari Allah (lihat
memudahkan
memahami
uraian-uraian
yang
bab
panjang lebar.
D. Analisis Data
penelitian
III
halaman
64),
sehingga
niatnya
pun
yang
telah
untuk beribadah kepada
dalam
kegiatan
Allah. Teori ini sesuai
selanjutnya
dengan penjelasan Heri
Data
dikumpulkan
tersebut
ini
dianalisis supaya dapat diambil
Jauhari
kesimpulan,
diuraikan pada bab II
dengan
menekankan pada
halaman
analisis isi
Muchtar
22,
yang
bahwa
(content analysis). Metode yang
“Pendidikan dalam Islam
digunakan
haruslah
adalah
metode
membina
deskriptif dan induktif.
9
berusaha
atau
mengembalikan manusia
Khidhr yang sangat halus
kepada
(lihat bab III halaman 69,
fitrahnya
yaitu
kepada Rubbubiyah Allah
80-81).
Dia
sehingga
menuntut
untuk diajar,
permintaannya
mewujudkan
tidak
manusia
yang
berjiwa
tetapi
tauhid,
takwa
kepada
diajukan dalam bentuk
Allah, rajin beribadah dan
pertanyaan,
beramal shalih, ulil albab,
aku
serta
Ucapan ini mengandung
berakhlakul
karimah”.
mengikutimu?”.
makna
b. Semangat
kesungguhan
dalam
dalam
“Bolehkah
upaya
menjadikan
menuntut ilmu
Musa
sebagai
sangat
untuk
dirinya
pengikut
atau
antusias untuk mencari
pelajar dan sesuai dengan
hamba Allah, sehingga
bab II,
dia membulatkan tekad
halaman 45 yaitu murid
untuk
dengan
harus bersikap tawadhu’
perjalanan
(rendah hati) dengan cara
berguru
menempuh
poin c
pada
yang jauh dan melelahkan
meninggalkan
(lihat bab III halaman 64
kepentingan pribadi untuk
dan halaman 77-78) dan
kepentingan
secara
pendidikannya.
implisit
sesuai
d. Murid memposisikan diri
dengan teori pada bab II
sebagai
halaman 46 poin g.
membutuhkan ilmu
c. Memperlihatkan
keseriusan
ungkapan
Pada ayat 66 juga
dengan
sopan
dan
tawadhu’
Pada
menjelaskan
ucapan
Musa
yang
mengandung
makna
kesungguhan
dalam
66
upaya mengikuti hamba
tentang
Allah yang shaleh itu
terhadap
(lihat bab III halaman 80).
ayat
10
Upaya
f. Menepati kontrak belajar
tersebut
menjadikan
sebagai
diri
pengikut
pelajar
(lihat
yang
Musa
disepakati
antara murid dengan guru
atau
bab
sudah
Pada
III
ayat
69
ditafsirkan sebagai janji
halaman 69).
dan merupakan adab yang
e. Menghormati guru
Dalam percakapan
mengandung
makna
antara Musa dan Khidhr,
permohonan
untuk
terlihat
memperoleh
bantuan
bahwa
Musa
kalimat-
Allah dalam menghadapi
kalimat yang sopan dan
sesuatu, dengan ucapan
halus
bentuk
inilah Nabi Musa tidak
seorang
dapat dinilai berbohong
menggunakan
sebagai
penghormatan
murid kepada gurunya.
dengan
Apabila Musa melakukan
ketidaksabarannya,
kesalahan,
dengan
karena dia telah berusaha
segera akan minta maaf
(lihat halaman 70 dan 81).
dan berjanji untuk berlaku
Hal ini juga sesuai dengan
sabar dan taat (lihat bab
teori pada bab II halaman
III halaman 70 dan 81).
20.
dia
Hal ini sesuai dengan
2. Interaksi Guru dan Murid
a.
penjelasan pada bab II
bakat terhadap murid
halaman 47 bahwa murid
harus
ikhlas
dalam
ilmu
dengan
menuntut
Melakukan tes minat dan
Khidhr
pun
menerima Musa sebagai
cara menghormati guru
murid
dan berusaha memperoleh
mendengar
keridhaan guru dengan
Musa,
menggunakan
memperediksi
cara-cara
tidak
yang baik.
setelah
dia
keseriusan
walaupun
dia
Musa
mempunyai
kesabaran (lihat halaman
11
70). Kesabaran adalah
adanya
bagian
(kontrak) antara Musa
dari
karakter.
Dari tes tentang karakter
dengan
dapat diperluas ke tes
Musa
minat dan bakat. Karena
menyanggah,
bisa jadi seseorang tidak
ataupun
mempunyai bakat tetapi
komentar
mempunyai minat tinggi
perbuatan
yang dia akan berhasil.
dilakukan
Meskipun dalam kasus
Kontrak
ini Musa tidak berhasil.
selanjutnya
Khidhr
yaitu
dilarang
untuk
bertanya
memberikan
terhadap
yang
akan
Khidhr.
belajar
ini
menjadi
Hal di atas sesuai
peraturan yang mengikat
pendapat
antara Khidhr dan Musa.
dengan
Abuddin
Nata
Penjelasan di atas
yang
diuraikan pada bab II
membuktikan
adanya
halaman 48 poin c yaitu
interaksi
terjadi
guru
harus
antara guru (Khidhr) dan
memperlakukan
murid
Murid (Musa) dan sesuai
dengan
dengan ciri-ciri interaksi
Tes
guru dan murid yang
sesuai
kesanggupannya.
minat
dan
yang
bakat
diungkapkan
untuk
Syaiful Bahri Djamarah
mengetahui kemampuan
(2000: 15-16) pada bab
yang dimiliki oleh murid
II halaman 20,
dalam
interaksi guru dan murid
dilakukan
proses
pembelajaran.
b.
keterikatan
Melakukan
oleh
yaitu
membutuhkan disiplin.
kontrak
c.
belajar dengan murid
Memberikan
kepada
Konsekuensi dan
murid
hukuman
sesuai
dengan pelanggaran yang
syarat yang diucapkan
telah dilakukan
Khidhr ini menunjukkan
12
yang
Bentuk hukuman
dilakukannya
diberikan
melakukan
dalam
1) Diperingatkan dengan
B. Relevansi Adab Guru dan
lemah lembut.
Murid dalam Surat Al-Kahf
2) Diperingatkan dengan
agak
seperti
Ayat 60-82
keras,
1. Relevansi
memberikan
dengan
Komponen-komponen
celaan.
dalam Interaksi Guru dan
3) Menghukum
dengan
Murid
a. Adanya tujuan pendidikan
perpisahan
suatu
Tujuan pendidikan
pelajaran secara bertahap
pada kisah ini ditunjukkan
Sebagai pendidik,
pada ayat 60, yaitu Musa
d. Menjelaskan
Khidhr
menuntut
telah
ilmu
membimbing
dan
berdasarkan perintah dan
mengarahkan
Musa.
petunjuk dari Allah (lihat
Salah satu cara yang
bab
III
halaman
64),
dilakukannya
adalah
sehingga
niatnya
pun
menjelaskan
suatu
untuk beribadah kepada
secara
Allah. Teori ini sesuai
pelajaran
dengan penjelasan Heri
bertahap.
e.
perjalanan
bersama Musa.
kisah ini adalah:
cara
selama
Menjelaskan
hikmah
(pengetahuan
irfani)
dibalik
fakta
Jauhari
Muchtar
yang
diuraikan pada bab II
halaman 22.
atau
b. Adanya
fenomena (pengetahuan
metode
pendidikan
empiri) kepada murid
Metode
Pada ayat 78-82
dijelaskan bahwa Khidhr
pendidikan yang terdapat
menjelaskan hikmah dari
pada kisah Musa dan
perbuatan
Khidhr ini dan sesuai
yang
telah
13
dengan
metode
pendidikan
Disiplin
kontemporer
kisah
ini
dalam
ditunjukkan
adalah metode teaching
dengan adanya kontrak
and motivation (lihat bab
belajar yang harus ditaati
II halaman 34-35) yang
oleh Musa (lihat bab III
ditunjukkan
halaman 81 poin e).
pada
rasa
keingintahuan
dan
d. Terdapat pola interaksi
semangat yang dimiliki
antara guru dengan murid,
oleh
untuk
yaitu pola komunikasi dua
ilmu
arah atau disebut dengan
Musa
mempelajari
bersama Khidhr, metode
pola
wisdom
(lihat bab II halaman 26-
in
answering
question
yang
27
guru-murid-guru
nomor
ditunjukkan pada sikap
melibatkan
Khidhr
Khidhr.
yang
dalam
bijaksana
menyikapi
2. Relevansi
2)
yang
Musa
dan
sebagai
Solusi
Problema
dan
pertanyaan-pertanyaan
bagi
yang diajukan oleh Musa,
Tantangan
metode
Islam Kontemporer
reasoning
argumentation
and
Dalam
yaitu
Pendidikan
kisah
Musa
dan
Khidhr menjelaskan ilmu
Khidhr ini, terdapat solusi
kepada
yang
bertahap,
Musa
secara
dan
metode
ditawarkan
mengatasi permasalahan yang
mau‘izhah yang memiliki
sedang
kesesuaian
pendidikan
metode
dengan
reasoning
untuk
terjadi
masa
sebagaimana
and
pada
kini,
diuraikan
sebelum ini, yaitu:
argumentation.
c. Adanya ciri-ciri interaksi
a. Belajar
guru dan murid yaitu
ibadah
interaksi guru dan murid
sebagai
membutuhkan disiplin
problema tujuan menuntut
14
dengan
niat
kepada
Allah
solusi
bagi
ilmu
yang
argumentation, wisdom in
certificate
answering question dan
oriented.
menuntut
solusi
ilmu
bagi
orientasi
sebagai
sebagai
solusi
metode
pembelajaran
e. Adanya
dan cenderung berpijak
interaksi
pendidikan yang terjadi
kebutuhan
antara guru dengan murid,
pragmatis.
yaitu pola guru-murid-
c. Bentuk pengabdian dan
penghormatan
guru sebagai solusi bagi
kepada
seorang guru di antaranya
penggunaan
dengan
pembelajaran
memperlihatkan
keseriusan
sopan
Namun,
dan
konservatif.
interaksi
yang
diri
seorang
yang
ini
hanya sebatas interaksi
murid
memposisikan
metode
cenderung
dengan
tawadhu’,
sebagai
yang
cenderung konservatif.
Islam yang tidak menentu
ungkapan
bagi
penggunaan
problema
pendidikan
pada
mau’izhah
metode
b. Adanya semangat dalam
memberikan
feedback
yang
kepada
guru,
membutuhkan ilmu dan
belum terdapat interaksi
menghormati guru juga
antar murid. Akan lebih
sebagai
baik
solusi
problema
bagi
tidak
digunakan
orientasi
pendidikan Islam
kebutuhan pragmatis.
yang
metode
teaching
adalah
pola
f. Menjelaskan
hikmah
(pengetahuan
irfani)
dibalik
pembelajaran
bervariasi
yang
secara keseluruhan.
dan
cenderung berpijak pada
d. Metode
pola
yang melibatkan murid
yang
menentu
jika
fenomena
seperti
empiri)
and
fakta
atau
(pengetahuan
kepada
murid
dapat dijadikan sebagai
motivating, reasoning and
15
solusi
bagi
dikhotomi
problema
ungkapan
pendidikan,
tawadhu’.
karena pengetahuan irfani
adalah
bangunan
dasar
bagi
ilmu
agama
sementara
d.
sopan
dan
Murid memposisikan diri
sebagai seseorang yang
membutuhkan ilmu.
pengetahuan
e.
Menghormati guru.
empiri adalah dasar bagi
f.
Menepati kontrak belajar
bangunan
ilmu
yang
yang
sudah disepakati
antara
disebut sekuler.
murid
dengan
guru.
Dari enam poin interaksi
SIMPULAN DAN SARAN
murid dengan guru, ada dua poin
baru
A. Simpulan
yang
belum dijelaskan
hasil
dalam pemikiran ahli pendidikan
telah
Islam pada bab II, yaitu murid
bab
memposisikan dirinya sebagai
sebelumnya, dapat disimpulkan
seseorang yang membutuhkan
bahwa adab interaksi guru dan
ilmu
murid dalam kisah Musa dan
belajar yang sudah disepakati
Khidhr (telaah terhadap surat Al-
antara murid dengan guru.
Kahf ayat 60-82) adalah sebagai
2. Adab interaksi guru dengan
Berdasarkan
penelitian
yang
diungkapkan
pada
dan
menepati
kontrak
berikut:
murid dalam surat Al-Kahf
1. Adab interaksi murid
ayat 60-82
a.
terhadap guru dalam surat
bakat.
Al-Kahf ayat 60-82
a.
b.
Belajar dengan niat
c.
Semangat
Melakukan
kontrak
belajar dengan murid.
ibadah karena Allah.
b.
Melakukan tes minat dan
c.
dalam
Memberikan
menuntut ilmu.
kepada
Memperlihatkan
dengan pelanggaran yang
keseriusan
murid
hukuman
telah dilakukan.
dengan
16
sesuai
d.
Menjelaskan
pelajaran
suatu
metode teaching and
secara
motivation, wisdom in
bertahap.
e.
Menjelaskan
hikmah
(pengetahuan
irfani)
dibalik
fakta
answering
question,
reasoning
and
argumentation,
dan
metode mau‘izhah.
atau
3) Terdapat
fenomena (pengetahuan
pola
empiri) kepada murid.
interaksi antara guru
Dari lima poin interaksi
dengan murid, yaitu
guru dengan murid ada satu poin
pola komunikasi dua
baru
arah
yang
belum dijelaskan
atau
disebut
dalam pemikiran ahli pendidikan
dengan
Islam yang dijelaskan pada bab
murid-guru
II yaitu menjelaskan hikmah
melibatkan Musa dan
(pengetahuan
Khidhr.
fakta
irfani)
atau
(pengetahuan
dibalik
b. Sebagai
fenomena
empiri)
pola
guruyang
Solusi
bagi
problema dan tantangan
kepada
murid.
pendidikan
3. Kisah Musa dan Khidhr ini
kontemporer, yaitu:
1) Belajar dengan niat
memiliki relevansi dengan
pendidikan
ibadah kepada Allah
Islam
sebagai solusi bagi
kontemporer:
a. Dalam
Islam
problema
komponen-
tujuan
komponen interaksi guru
menuntut ilmu yang
dan murid, yaitu:
certificate oriented.
1) Tujuan
2) Adanya
pendidikan
semangat
yang diniatkan untuk
dalam menuntut ilmu
beribadah
sebagai solusi bagi
kepada
problema
Allah.
2) Adanya
pendidikan,
pendidikan
metode
orientasi
Islam
yang tidak menentu
yaitu
17
dan
cenderung
wisdom in answering
pada
question dan metode
berpijak
kebutuhan
mau’izhah
pragmatis.
solusi
3) Bentuk
dan
bagi
penggunaan metode
pengabdian
pembelajaran
penghormatan
kepada seorang guru
cenderung
di antaranya dengan
konservatif.
5) Adanya
memperlihatkan
keseriusan
sebagai
interaksi
pendidikan
dengan
yang
yang
ungkapan sopan dan
terjadi antara guru
tawadhu’,
dengan murid, yaitu
murid
memposisikan
pola
diri
guru-murid-
sebagai seorang yang
guru sebagai solusi
membutuhkan ilmu
bagi
dan
menghormati
metode
guru
juga sebagai
penggunaan
pembelajaran
yang
solusi bagi problema
cenderung
orientasi pendidikan
konservatif. Namun,
Islam
interaksi ini hanya
yang
tidak
menentu
cenderung
pada
sebatas
dan
yang
berpijak
memberikan
feedback
kebutuhan
kepada
guru, belum terdapat
pragmatis.
interaksi
4) Metode
antar
yang
murid. Akan lebih
seperti
baik jika pola yang
pembelajaran
bervariasi
interaksi
metode teaching and
digunakan
motivating,
pola
reasoning
melibatkan
and
adalah
yang
murid
secara keseluruhan.
argumentation,
18
6) Menjelaskan hikmah
sekarang, karena di dalamnya
(pengetahuan irfani)
menawarkan dua poin baru
dibalik
yang belum dijelaskan dalam
fakta
atau
fenomena
pemikiran pendidikan Islam,
(pengetahuan
yang salah satunya menjadi
empiri)
kepada
solusi terhadap problema dan
dapat
tantangan pendidikan Islam
murid
dijadikan
kontemporer.
sebagai
2. Karena
solusi bagi problema
peneliti
mencari
dikhotomi
hanya
konsep
adab
pendidikan,
karena
interaksi guru dan murid
pengetahuan
irfani
dalam kisah Musa dan Khidhr
bagi
(telaah terhadap surat Al-
ilmu
Kahf ayat 60-82), maka untuk
sementara
penelitian selanjutnya yang
pengetahuan empiri
akan membahas kisah Musa
adalah
dan
adalah
dasar
bangunan
agama
dasar
bagi
Khidhr
atau
adab
bangunan ilmu yang
interaksi guru dan murid,
disebut sekuler.
hendaknya
menerapkan
konsep
yang
B. SARAN
adab
telah
dan
ditemukan oleh peneliti dari
adab
kisah ini melalui penelitian
interaksi antara guru dan murid
tindakan kelas atau lapangan
dalam surat Al-Kahf ayat 60-82,
dengan
cara
ada beberapa saran yang penulis
kelayakan
teorinya
ajukan:
langsung.
Setelah
mencermati
1. Kajian
membaca
kembali
kisah
Musa
3. Perlu
dan
menguji
adanya
secara
kajian
Khidhr ini relevan dan dapat
mendalam tentang hubungan
dijadikan
antara sifat u u
acuan
untuk
memperbaiki adab interaksi
dimiliki
guru dan murid pada zaman
dengan
19
azmi yang
oleh Nabi
Musa
ketidaksabarannya
Membantu Meningkatkan Mutu
Pembelajaran Sesuai Standar
Nasional. Yogyakarta: Penerbit
Teras.
terhadap perbuatan Khidhr
dan tentang kontrak belajar
yang sudah disepakati antara
murid dan guru, pada poin f
Horriyah. 2011. Kisah-kisah Sangat
Misterius Super Inspiratif
dalam Al-Qur’an. Jogjakarta:
Bening.
adab interaksi antara murid
dan guru.
DAFTAR PUSTAKA
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Al-Maraghi, Ahmad Musthafa. 1994.
Tafsir Al-Maraghi Juz XIII,
terjemahan Hery Noer Aly dan
Bahrun Abubakar. Semarang:
CV Toha Putra.
Sardiman A. M.. 2011. Interaksi dan
Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta.
Shihab, Muhammad Quraish. 2002.
Tafsir Al-Mishbāh: Pesan,
Kesan dan Keserasian AlQur’an Jilid 8. Jakarta: Lentera
Hati.
Daulay,
Haidar
Putra.
2009.
Dinamika Pendidikan Islam di
Asia Tenggara. Jakarta: Rineka
Cipta.
Syafi’i, Agus. 2009. “Pengertian
Adab”.
http://agusysyafii.blogspot.com
. (Diakses pada tanggal 18
Maret 2013 pukul 12:26 WIB).
Depag RI. 2010. Al-Qur’an dan
Tafsirnya. Jakarta: Penerbit
Lentera Hati.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru
dan Anak Didik dalam
Interaksi
Edukatif
Suatu
Pendekatan
Teoritis
Psikologis. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Tafsir,
Ahmad.
2008.
Ilmu
Pendidikan dalam Prespektif
Islam. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Fathurrohman, Muhammad. 2012.
Belajar dan Pembelajaran
20