PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT PASCA PEMBANGUNAN STADION GELORA BANDUNG LAUTAN API : Studi Kasus Eksploratif Terhadap 5 Orang Masyarakat Kelurahan Rancanumpang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung.
PERILAKU SOSIAL MASYARAKAT
PASCA PEMBANGUNAN STADION GELORA BANDUNG LAUTAN API (GBLA)
( Studi Kasus Eksploratif pada 5 orang Masyarakat Kelurahan Rancanumpang, Kec Gedebage, Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Jurusan Psikologi
Dosen Pembimbing :
Dr. Elly Malihah, M.Si.
M. Ariez Musthofa, M.Si
Disusun oleh :
Eko Putra Nugraha
0901371
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Perilaku Sosial Masyarakat
Pasca Pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api
(Studi Kasus Eksploratif terhadap 5 orang masyarakat kelurahan
Rancanumpang, Gedebage, Bandung)
Oleh
Eko Putra Nugraha
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar Sarjana Psikologi pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Eko Putra Nugraha
Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
(3)
Perilaku Sosial Masyarakat
Pasca Pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api
(Studi Kasus Eksploratif terhadap 5 orang masyarakat kelurahan
Rancanumpang, Gedebage, Bandung)
DISETUJUI DAN DISARANKAN OLEH PEMBIMBING
Pembimbing I
Dr. Elly Malihah, M.Si NIP.
Pembimbing II
M. Ariez Musthofa, M.Si NIP. 19740409 200812 1 002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Psikologi FIP UPI
Dra. Herlina,. M.Pd,. Psi NIP. 19660516 200012 2 002
(4)
(5)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Perilaku Sosial Masyarakat Pasca Pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (Studi kasus eksploratif terhadap 5 orang masyarakat kelurahan Rancanumpang, Gedebage, Bandung)“
sepenuhnya merupakan karya saya sendiri. Tidak ada dibagian dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Bandung, Januari 2014
Yang membuat pernyataan,
(6)
ABSTRAK
Eko Putra Nugraha (0901371), Perilaku Sosial Masyarakat Pasca Pembangunan
Stadion Gelora Bandung Lautan Api, (studi kasus eksploratif terhadap 5 orang masyarakat
Kelurahan Rancanumpang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung),Skripsi Psikologi UPI, FIP UPI Bandung, (2014).
Penelitian ini berusaha mendeskripsikan bentuk perubahan yang terjadi terutama pada perilaku masyarakat desa, dimana ada motif dan rangsangan yang mendorong masyarakat desa untuk bereaksi dengan lingkungannya. Hal ini menunjukkan telah terjadi suatu hubungan timbal balik yang dinamis antara pembangunan stadion tersebut dan perubahan pada penduduk setempat dalam usaha menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan studi kasus eksploratif. Dalam penelitian ini, pengumpulan data subjek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam (in depth-interview) pada lima orang masyarakat Kelurahan Rancanumpang yaitu dari pihak pemerintahan dan warga setempat. Wawancara dilakukan sebanyak lima kali. Wawancara dilakukan di rumah atau tempat kerja subjek, disesuaikan dengan kesediaan subjek untuk diwawancarai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api menimbulkan Pro dan Kontra di masyarakat, namun hal itu muncul akibat dari kurangnya pemahaman masyarakat serta minimnya informasi yang diterima. Sementara perubahan perilaku masyarakat pada interaksi penduduk, merupakan perwujudan tindakan masyarakat yang didasarkan pada sikap yang dimiliki serta dirangsang oleh motif tertentu yang dipengaruhi oleh pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
(7)
ABSTRACT
Eko Putra Nugraha, (0901371), Social behavior post- construction stadium Gelora Bandung Lautan Api, (explorative case study of the 5 community Rancanumpang Village, District Gedebage , Bandung), Skripsi Psikologi UPI, FIP UPI
this study sought to describe the shape changes that occur primarily on the behavior of rural communities, where there are motives and stimuli that encourage rural communities to react to its environment. This suggests there has been a dynamic reciprocal relationship between the stadiums of development and changes in the local population in an attempt to adapt to the developments taking place in the environment around them. The study was conducted using an exploratory case study approach. In this study , data collection research subjects conducted by purposive sampling technique. This study uses in-depth interviews (in - depth interviews) in five communities namely Rancanumpang Village of government agencies and local residents . Interviews were conducted five times. Interviews were conducted in the home or workplace subjects, tailored to the subject 's willingness to be interviewed. The results of this study indicate that the construction of the Stadium Gelora Bandung Lautan Api raises Pros and Cons in the community, but it appears to result from a lack of understanding of the community and the lack of information received. While people's behavior on the population interactions, is a manifestation of people's actions based on the attitudes and stimulated by certain motifs that are affected by the construction of the Stadium Gelora Bandung Lautan Api ( GBLA ).
(8)
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Fokus Penelitian ... 4
1.3Rumusan Masalah ... 4
1.4Tujuan Penelitian ... 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Sosial
2.1.1 Pengertian Perilaku Sosial ... 2.1.2 Jenis Perilaku ... 2.1.3 Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial ... 2.2 Hubungan Manusia dengan Lingkungannya ... 2.2.1 Lingkungan Fisik ... 2.2.2 Lingkungan Sosial ... 2.3Interaksi Sosial... 2.4Pengertian Motif... 2.5 Profil Desa Rancanumpang ... 2.6 Profil Stadion Gelora Bandung Lautan Api ...
7 9 9 11 11 11 13 14 15 16
(9)
BAB III METODE PENELITIAN
3.1Lokasi dan Subjek Penelitian ... 3.2Metode Penelitian ... 3.3Definisi Operasional ... 3.4Instrumen Penelitian ... 3.5Pengujian Keabsahan Data ... 3.6Teknik Pengumpulan data ... 3.7Teknik Analisis Data ... 3.8Prosedur Penelitian ...
17 18 19 20 20 21 24 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1Data Profil Subjek Penelitian ... 4.2Deskripsi Data ... 4.3Display Data ... 4.4Hasil Penelitian dan Pembahasan Subjek 1 ...
4.4.1 Hasil Penelitian dan ... 4.4.2 Pembahasan ... 4.5Hasil Penelitian dan Pembahasan Subjek 2 ...
4.5.1 Hasil Penelitian ... 4.5.2 Pembahasan ... 4.6Hasil Penelitian dan Pembahasan Subjek 3 ...
4.6.1 Hasil penelitian ... 4.6.2 Pembahasan ...
28 28 29 34 34 35 48 48 49 61 61 63
(10)
4.7Hasil Penelitian dan Pembahasan Subjek 4 ... 4.7.1 Hasil penelitian dan Pembahasan ... 4.7.2 Pembahasan ... 4.8Hasil Penelitian dan Pembahasan Subjek 5 ...
4.8.1 Hasil penelitian dan Pembahasan ... 4.8.2 Pembahasan ...
74 74 75 81 81 82
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ... B. Rekomendasi ...
90 91
(11)
DAFTAR TABEL
Tabel
4.1. Data Subjek ...
4.2. Rangkuman Konsep Diri dan Perceived Social Support Tiga Wanita
yang Mengalami Penyakit Kanker Payudara ... 69
(12)
DAFTAR GAMBAR
Gambar
3.1. Komponen-komponen Analisis data: Model Interaktif (Miles dan
Huberman, 1992) ...
4.1. Konsep Diri dan Perceived Social Support Subjek 1 (L) ...
4.2. Konsep Diri dan Perceived Social Support Subjek 2 (T) ...
4.3. Konsep Diri dan Perceived Social Support Subjek 3 (I) ...
63
90
115
(13)
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
KotaiiBandung merupakan kota metropolitan terbesar di Jawa Barat sekaligus menjadi ibu kota provinsi tersebut. Kota ini terletak 140 km sebelah tenggara Jakarta, dan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya menurut jumlah penduduk.
Kota Bandung dahulunya disebut juga dengan Parijs van Java karena keindahannya. Selain itu kota Bandung juga dikenal sebagai kota belanja, dengan mall dan factory outlet yang banyak tersebar di kota ini, dan saat ini berangsur-angsur kota Bandung juga menjadi kota wisata kuliner. Tahun 2007, British Council menjadikan kota Bandung sebagai pilot project kota terkreatif se-Asia Timur.
Saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota tujuan utama pariwisata dan pendidikan. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, Kecenderungan untuk tumbuh dan berkembangnya wilayah kota Bandung akan berdampak pada daya dukung lahan dan ekosistem kota yang sulit untuk mewadahinya sementara tuntutan perkembangan dan pertumbuhan kota akan terus berjalan. Kota Bandung harus menyesuaikan diri terhadap tuntutan-tuntutan perubahan tersebut, agar dapat mengikuti perkembangan selaras dengan tingkat perubahan yang berjalan cepat. Oleh karena itu pemerintah kota Bandung berencana untuk mengembangkan wilayah Bandung timur sebagai langkah strategis dalam penyesuaian pertumbuhan kota. Rencana Kota Bandung untuk mengembangkan wilayah Bandung Timur dengan pusat aktivitas berada di wilayah Gedebage dimaksudkan untuk mengurangi konsentrasi ke pusat Kota Bandung. Prioritas pembangunan yang direncanakan di Wilayah Bandung Timur adalah pembangunan terminal terpadu, sarana olahraga (stadion sepakbola),
(14)
2
waduk pengendalian banjir, pasar hewan dan akses Tol Gedebage (Litbang LPM Unpad, 2002).
Salah satu proyek pembangunan terbesar di wilayah ini adalah pembangunan Stadion Utama Sepakbola (S.U.S) Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), yang terbilang cukup menyita perhatian masyarakat. Stadion GBLA adalah sebuah stadion olahraga yang berada di Desa Rancanumpang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung. Stadion berada di antara ruas Jalan Tol Cileunyi-Padalarang KM 151 dan Jalan Bypass Soekarno-Hatta Bandung. Sementara itu tanah untuk bangunan stadion adalah 24,5 hektare, jika dengan fasilitas pendukung lain ditargetkan 40 hektare (wikipedia), tentu saja ini akan mengambil dan menjadikan sebagian besar wilayah desa Rancanumpang sebagai lingkungan stadion gedebage. Stadion ini mulai dibangun pada bulan Oktober 2009 dan diperkirakan akan selesai pada bulan Desember 2012 dengan menghabiskan dana sekitar 623 Miliar Rupiah.
Stadion ini akan menjadi home base klub sepak bola asal Kota Bandung yaitu Persib Bandung di musim kompetisi 2013. Banyak akibat yang disebabkan perilaku sosial masyarakat desa Rancanumpang Kec. Gedebage.
Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Litbang LPM Unpad, adanya pengalihan peruntukan lokasi, yang semula areal pertanian menjadi areal perkotaan (built up area). Asumsi yang berkembang saat ini adalah perubahan peruntukan lahan akan diikuti oleh perubahan kebiasaan masyarakat (Social Habit) dalam kegiatan mata pencahariannya, tentunya ini akan mengakibatkan pengalihan profesi pekerjaan sebagai dampak dari pembangunan wilayah. Gambaran perilaku sosial ini adalah sejauhmana dampak pembangunan stadion Gelora Bandung Lautan Api, sebagai salah satu bentuk pembangunan kota. Serta maraknya pengalihan profesi pekerjaan dan dampaknya terhadap perilaku sosial di dalam masyarakat.
Dari studi pendahuluan yang dilakukan, terungkap bahwa dampak yang dihasilkan dari pembangunan stadion menghasilkan pro dan kontra di masyarakat, sebagian masyarakat merasa dirugikan akibat pembangunan itu, dan sebagian
(15)
3
yang dialami masyarakat paska pembangunan stadion. Munculnya pro dan kontra merupakan salah satu indikasi jika pembangunan stadion utama sepakbola Gelora Bandung Lautan Api memberikan dampak terhadap perilaku sosial masyarakat.
Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001). Sebagai bukti bahwa manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain. Ada ikatan saling ketergantungan diantara satu orang dengan yang lainnya. Artinya bahwa kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana saling mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja sama, saling menghormati, tidak menggangu hak orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat. Dasar dari uraian di atas adalah bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial (W.A Gerungan, 1978). Sejak dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memuhi kebutuhan biologisnya.
Pada perkembangan menuju kedewasaan, interaksi sosial diantara manusia dapat merealisasikan kehidupannya secara individual. Hal ini dikarenakan jika tidak ada timbal balik dari interaksi sosial maka manusia tidak dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh sebagai hasil interaksi sosial. Potensi-potensi itu pada awalnya dapat diketahui dari perilaku kesehariannya. Pada saat bersosialisasi maka yang ditunjukkannya adalah perilaku sosial.
Salah satu kategori yang membentuk perilaku sosial masyarakat adalah faktor lingkungan (Baron & Byrne 1991, dalam Rusli Ibrahim, 2001), oleh karena itu faktor pembangunan stadion pasti berdampak pada perilaku sosial masyarakatnya.
Desa Rancanumpang merupakan daerah yang menjadi lokasi peruntukan pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), yang menjadi salah satu dari rangkaian proses pengembangan daerah Gedebage menjadi sentra industri dan peralihan dari kota Bandung. peneliti memandang penting data tentang perilaku sosial masyarakat di Desa Rancanumpang untuk dapat dijadikan
(16)
4
acuan dalam memberikan saran kepada pemegang kebijakan pemerintahan atau pembinaan untuk tindakan antisipasi terhadap pembangunan kawasan industri sebagai konsekuensi dibangunnya Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) tersebut. Peneliti akan mencari dampak apa saja serta perilaku apa saja yang muncul akibat dari pembangunan tersebut.
1.2 Fokus Penelitian
1. Perilaku sosial masyarakat desa Rancanumpang, pasca pembangunan Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA)
1.3 Rumusan Masalah
1 Bagaimana dampak dari pembangunan stadion utama sepakbola
(S.U.S) Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) terhadap perilaku sosial masyarakat ?
2 Bagaimana sikap masyarakat pasca pembangunan stadion Gelora
Bandung Lautan Api GBLA ?
3 Bagaimana motif dan rangsangan yang mendorong masyarakat desa untuk bereaksi dengan lingkungannya pasca pembangunan stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) ?
1.4Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh dan mengetahui gambaran mengenai:
1. Dampak pembangunan stadion utama sepakbola (S.U.S) Gedebage
terhadap perilaku sosial masyarakat.
2. Apa saja yang menjadi faktor dalam pembentukan perilaku sosial
masyarakat, sebagai dampak dari pembangunan stadion.
3. Seperti apa bentuk perubahan yang terjadi terutama pada perilaku masyarakat desa, dimana ada motif dan rangsangan yang mendorong masyarakat desa untuk bereaksi dengan lingkungannya.
(17)
5
1.5Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat memberikan sumbangan teoritis bagi disiplin ilmu psikologi, khususnya psikologi sosial mengenai perilaku sosial masyarakat. b. Dapat memberikan sumbangan informasi bagi peneliti lain yang ingin
mengadakan penelitian-penelitian lanjutan mengenai perilaku sosial, terutama yang berkaitan dengan dampak pembangunan lingkungan pada masyarakat.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah: sebagai bahan acuan atau data tentang perubahan perilaku sosial masyarakat, bagi kalangan peneliti, instansi pemerintahan, dan pemegang kebijakan.
1.6Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi skripsi ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN, berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
2. BAB II PERILAKU SOSIAL DAN STADION GELORA BANDUNG LAUTAN API (GBLA), berisi kajian pustaka dengan teori-teori mengenai perilaku sosial, dan keterangan mengenai stadion.
3. BAB III METODE PENELITIAN, berisi lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, pengujian kredibilitas data, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi pengolahan atau analisis data serta pembahasan atau analisis temuan.
5. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI, berisi tentang penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian.
(18)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Rancanumpang, Gedebage. Bandung. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 5 orang yaitu masyarakat yang terkena dampak dari pembangunan stadion. Subjek dipilih dengan cara purposive sampling. Purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Karakteristik subjek yang dipilih untuk penelitian ini adalah :
1. Masyarakat kelurahan Rancanumpang, Kec Gedebage, Bandung 2. Masyarakat yang mengalami dampak dari proses pembangunan
stadion
Berdasarkan karakteristik tersebut dan akses yang dimiliki peneliti, maka terpilih lima subjek dengan kriteria yang sesuai dengan karakteristik yang diperlukan dan bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Karena sulitnya mendapatkan subjek yang berminat untuk berpartisipasi dalam penelitian, maka penelitian ini hanya meneliti lima orang masyarakat, dengan latar belakang profesi yang berbeda serta pemahaman mengenai kondisi lingkungan yang berbeda pula, untuk menjaga privasi subjek, nama asli dirahasiakan.
3.2Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus eskploratif. Pendekatan kualitatif yang dimaksud adalah untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi dan lain sebagainya (Moleong, 2007) oleh karenanya data yang akan didapatkan adalah berupa makna dibalik berbagai fenomena yang muncul dilapangan. Selain itu penelitian dari pendekatan kualitatif ini cenderung umum dan fleksibel mengikuti perkembangan dari proses penelitian.
(19)
18
Berg (2007) mengungkapkan bahwa studi kasus eksploratif adalah metode yang menekankan pada eksplorasi dari sebuah kasus guna menggali dasar-dasar dari sebuah permasalahan penelitian dan mempermudah peneliti untuk menemukan berbagai faktor signifikan yang saling berinteraksi untuk menentukan suatu karakteristik dari fenomena yang berkaitan dengan individu, komunitas, atau bahkan institusi. Selain itu, studi kasus eksploratif juga menekankan kepada pemahaman subjek penelitian terhadap apa yang mereka dengarkan atau rasakan, bagaimana mereka menginterpretasikan berbagai informasi serta tindakan yang mereka lakukan, serta melakukan penyelesaian permasalahan dan berinteraksi dengan orang-orang lainnya (Berg, 2007). Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian ini yang akan mencari faktor dan karakteristik perilaku sosial pasca pembangunan stadion Gelora Bandung Lautan Api.
3.3Definisi Operasional
Perilaku Sosial dalam penelitian ini adalah suatu perbuatan atau tingkah laku yang ditampilkan oleh individu dalam situasi sosial dengan teman sebaya baik individual maupun kelompok, dan dipengaruhi oleh hadirnya orang lain, tatar budaya dan kondisi lingkungan setempat.
Proses atau langkah-langkah yang ditempuh untuk membentuk perilaku sosial seseorang terdiri dari :
1. Perilaku dan karakteristik orang lain, yaitu berhubungan dengan orang lain, dimana perilaku sosial individu akan dibentuk dan dipengaruhi oleh orang lain
2. Proses Kognitif, yaitu berhubungan dengan Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan yang menjadi dasar kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku sosialnya 3. Faktor lingkungan, yaitu yaitu berhubungan dengan Lingkungan yang
akan mempengaruhi perilaku social masyarakat, misalnya orang yang berasal dari daerah pantai atau pegunungan yang terbiasa berkata dengan keras, maka perilaku sosialnya seolah keras pula
(20)
19
4. Tatar Budaya, yaitu berhubungan dengan Budaya di dalam masyarakat, sebagai contoh Misalnya, seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu mungkin akan terasa berperilaku sosial aneh ketika berada dalam lingkungan masyarakat yang beretnis budaya lain atau berbeda
3.4Instumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menjadi human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Untuk dapat menjadi instrumen, maka peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. (Sugiyono, 2010)
3.5Pengujian Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan Triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2011). Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini ialah :
1. Triangulasi
Triangulasi terdiri dari beberapa macam, diantaranya adalah triangulasi data, triangulasi sumber, dan triangulasi waktu. Pada penelitian ini triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber dilakukan kepada salah satu teman dekat subjek.
2. Member Check
Member Check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Member
(21)
20
kesimpulan. Jika data yang diperlukan tidak disepakati oleh narasumber maka peneliti akan melakukan pengambilan data kembali (Sugiyono, 2007)
3. Peer Debriefing
Melibatkan teman sejawat untuk berdiskusi, memberikan masukan, bahkan kritik mulai dari awal kegiatan proses penelitian sampai tersusunnya hasil penelitian adalah maksud dari peer debriefing ini. Selain dengan teman sejawat, debriefing juga bisa dilakukan dengan dosen pembimbing
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi-terstruktur. Wawancara yang akan digunakan pada penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur (semi structured interview) dalam kategori wawancara mendalam (in depth interviewing), dimana pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan wawancara terstruktur. Karena peneliti hanya dibantu dengan petunjuk wawancara yang semi terstruktur yang hanya berfungsi sebagai pengingat atau pedoman agar kesemua poin-poin penting yang akan ditanyakan telah tercakup.
Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan interviewer mengenai aspek aspek apa yang harus dibahas, juga menjadi daftar pengecek (Check List) apakah aspek aspek yang dibutuhkan dalam penelitian tersebut telah dibahas atau ditanyakan (Patton, 1998). Berikut adalah pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini.
DIMENSI ASPEK YANG DIUNGKAP INDIKATOR PERTANYAAN
Proses Kognitif
Dimensi ini berhubungan dengan Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan yang
- Pemahaman subjek
terhadap realita kondisi lingkungan saat ini
- Pemahaman subjek
Bagaimana pandangan subjek terhadap kondisi lingkungan sebelum dibangun stadion dan sesudah dibangun stadion ?
(22)
21
menjadi dasar kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Misalnya, bagaimana seseorang menyadari realita/kondisi lingkungannya yang sekarang, dan berusaha menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya yang baru
terhadap lingkungan barunya
- Sikap yang diambil subjek dalam
menyikapi perubahan lingkungannya
Apa saja yang terjadi dalam masyarakat pada saat berlangsungnya proses pembangunan stadion ?
Bagaimana dampak pembangunan tersebut terhadap lingkungan anda ?
Bagaimana dampak pembangunan tersebut terhadap pribadi anda ?
Sikap apa yang diambil oleh subjek setelah
terjadinya kondisi tersebut ?
Apa alasan subjek
mengambil sikap tersebut ?
Faktor lingkungan
Dimensi ini berhubungan dengan Lingkungan yang akan mempengaruhi perilaku social masyarakat, misalnya
- Pengaruh kondisi
lingkungan terhadap perilaku sosial masyarakat
- Dampak pembangunan
Bagaimana pengaruh lingkungan saat ini terhadap perilaku masyarakat desa ?
(23)
22
daerah pantai atau
pegunungan yang terbiasa berkata dengan keras, maka perilaku sosialnya seolah keras pula, ketika berada di lingkungan masyarakat yang
terbiasa lembut dan halus dalam bertutur kata.
lingkungan desa
- Dampak pembangunan
stadion terhadap masyarakat desa secara luas
pembangunan stadion terhadap lingkungan desa ?
Apa saja dampak pembangunan stadion terhadap kondisi
masyarakat secara luas ?
Perilaku dan
karakteristik orang lain
Dimensi ini berhubungan dengan orang lain, dimana perilaku social individu akan dibentuk dan dipengaruhi oleh orang lain. Sebagai contoh Jika seseorang lebih sering bergaul dengan orang-orang yang memiliki karakter santun, ada kemungkinan besar ia akan berperilaku seperti kebanyakan orang-orang berkarakter santun dalam lingkungan pergaulannya
- Peran individu dalam bermasyarakat
- Karakteristik dan perilaku masyarakat desa sebelum
pembangunan stadion
- Karakteristik dan perilaku masyarakat desa setelah
pembangunan stadion
- Peran kondisi
masyarakat terhadap individu
Bagaimana peran subjek dalam situasi
bermasyarakat ?
Seperti apa karakterisitik dan perilaku masyarakat desa sebelum dan sesudah pembangunan stadion?
Bagaimana peranan situasi masyarakat terhadap
kehidupan individu ?
Tatar Budaya
Dimensi ini berhubungan dengan Budaya di dalam masyarakat, sebagai
- budaya yang ada di lingkungan
masyarakat desa
Apa saja budaya yang ada dilingkungan masyarakat desa ?
(24)
23
contoh Misalnya,
seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu mungkin akan terasa berperilaku sosial aneh
ketika berada
dalam lingkungan masyarakat yang beretnis budaya lain atau berbeda
tersebut
- eksistensi budaya pra pembangunan dan pasca pembangunan stadion - pengaruh kebudayaan lingkungan terhadap perilaku sosial masyarakat - pengaruh kebudayaan terhadap perilaku sosial individu ?
Bagaimana eksitensi kebudayaan tersebut sebelum dan sesudah pembangunan stadion ?
Seperti apa pengaruh kebudayaan lingkungan terhadap perilaku sosial masyarakat ?
Bagaimana pengaruh kebudayaan terhadap perilaku sosial individu ?
Tabel 3.1 Pedoman wawancara semi-terstruktur
3.7Teknik Analisis Data
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles and Huberman (Sugiyono,2010:91), yaitu reduksi data, display data, dan kesimpulan/verifikasi.
Gambar 3.1 Analisis Data Miller & Huberman (Sugiyono, 2007)
DATA COLLECTION
DATA REDUCTION
CONCLUSION DRAWING/VERIFICATION
(25)
24
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan wawancara semi-terstruktur lalu hasil wawancara dicatat dengan verbatim.
b. Reduksi Data
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema dan polanya dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.
c. Display Data
Dalam penelitian kualitatif, display data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Melalui display data maka data terorganisasikan, terususn dalam pola berhubungan, sehingga akan semakin mudah dipahami.
d. Conclusion Drawing/verification
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif Miles and Huberman adalah penarikan keismpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
3.8Prosedur Penelitan
Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang dilakukan, diantaranya adalah :
1. Tahapan Persiapan
a. Melakukan studi literatur mengenai tema yang akan diteliti
b. Mencari dan mengkaji penelitian sebelumnya yang sesuai dan relevan dengan tema yang akan diambil
c. Membuat proposal penelitian
d. Menentukan karakteristik subjek yang akan diteliti
e. Melakukan wawancara awal dan observasi awal kepada masyarakat kelurahan Rancanumpang yang akan dijadikan subjek
(26)
25
f. Menghubungi subjek dan meminta kesediaanya untuk menjadi subjek penelitian
g. Membuat pedoman wawancara sesuai dengan studi literatur yang telah dilakukan
2. Tahapan Pelaksanaan
Pengambilan data melalui teknik wawancara dilakukan selama lima kali, masing masing subjek satu kali. Wawancara pertama dilakukan pada 12 September 2013 dikantor kelurahan Rancanumpang, yang merupakan tempat kerja subjek, setelah itu wawancara kedua dilakukan pada 15 September dirumah kediaman subjek, lalu wawancara ketiga dilakukan pada 19 September 2013 bertempat dikediaman subjek, setelah itu wawancara keempat dilakukan pada tanggal 24 November 2013, bertempat di rumah kediaman subjek dan yang terakhir wawancara kelima dilakukan pada tanggal 1 Desember 2013 yang bertempat di kediaman subjek. Secara keseluruhan proses wawancara dilakukan secara direkam maupun tanpa direkam, tetapi masih dalam konteks penelitian.
Pada saat pengambilan data melalui teknik wawancara ini tidak ditemui hambatan yang berarti karena kedua subjek sangat kooperatif dalam menjawab pertanyaan dan melakukan perjanjian untuk bertemu. 3. Tahap Pengolahan Data
a. Melakukan pencatatan wawancara dengan verbatim b. Melakukan reduksi data
c. Melakukan penyajian data
(27)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada lima warga anggota masyarakat Kelurahan Rancanumpang, diketahui beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terjadinya beberapa kasus Pro dan Kontra pembangunan diakibatkan oleh kurangnya pemahaman warga mengenai tujuan pembangunan serta dampak pembangunan secara keseluruhan seharusnya dapat diatasi dengan pemberian informasi dan sosialisasi mengenai pembangunan secara efektif dan efisien, misal pemberian sosialisasi secara langsung kepada beberapa warga yang berpotensi terkena dampak langsung pembangunan.
2. Setiap subjek memiliki respon yang berbeda terhadap pembangunan stadion sepakbola Gelora Bandung Lautan Api, dilihat dari motif dan rangsangan serta sikap dan perilaku yang ditunjukan dalam bereaksi dengan lingkungannya
3. Sebagian warga yang kontra terhadap pembangunan adalah beberapa orang yang dirugikan akibat pembangunan, seperti kehilangan pekerjaan, kerusakan tempat tinggal, namun ada juga beberapa yang hanya menginginkan kompensasi materi dari pemerintah.
4. Sebagai Lurah setempat, Subjek 1 membuat visi Rancanumpang Ngahiji sebagai alat pemersatu bagi warga sekitar, selain itu subjek sering turun langsung kelapangan dan itu cukup dirasakan oleh beberapa warga dalam mengusung kebersamaan dilingkungan kelurahan Rancanumpang.
5. Subjek 1 menganggap kehadiran stadion sebagai sesuatu yang harus disyukuri keberadaannya, meskipun disini subjek menjadi salah satu
(28)
91
warga yang terkena dampak langsung, dan subjek mengemukakan jika seluruh masyarakat dilibatkan dalam proses pembangunan.
6. Faktor kehadiran supporter Persib Bandung atau yang biasa disebut
“bobotoh” menjadi suatu bentuk kekhawatiran tersendiri bagi warga,
terlebih stadion itu akan digunakan sebagai homebase klub sepakbola Persib kedepannya, karakter bobotoh yang terkadang berbuat kekerasan jika tim yang dibelanya kalah, dikhawatirkan warga akan mengganggu kenyamanan penduduk asli sekitar.
7. Sebagian warga banyak yang alih profesi pekerjaan, ada yang beralih profesi menjadi wirausahawan karena potensi wilayah yang semakin ramai, ada juga yang beralih karena kehilangan pekerjaan utama. Minimnya pengembangan kompetensi keahlian yang diberikan menjadikan sebagian warga yang kehilangan pekerjaan merasa kesulitan mencari pekerjaan baru.
8. Pembangunan PLTSA (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) yang baru baru ini direncanakan oleh pemerintahan belum sepenuhnya tersosialisasi dengan baik, sebagian warga menganggap jika nantinya akan berdampak buruk bagi udara wilayah sekitar dan akan menimbulkan bau tak sedap, namun sesungguhnya PLTSA tidak akan seperti itu, dan isu ini menjadi ramai dikalangan masyarakat sehingga memunculkan gerakan penolakan terhadap pembangunan tersebut, menurut informasi saat ini, pembangunan itu sementara dihentikan .
5.2Saran dan Rekomendasi 1. Saran kepada masyarakat
Saran untuk warga masyarakat khususnya warga di daerah Rancanumpang, sebaiknya gali informasi mendalam mengenai setiap rencana yang dibuat oleh pemerintah, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman diantara warga karena ketidak tahuan informasi secara menyeluruh, dan inipun berlaku bagi seluruh warga masyarakat di Indonesia terutama yang mengalami pemekaran penduduk atau terkena dampak pembangunan.
2. Saran kepada pihak pemerintahan dan pengembang
(29)
92
sebaiknya proses sosialisasi diberikan secara efektif dan efisien dan tepat sasaran, dengan menemui warga yang terkena dampak langsung lingkungan, dan pemberian pelatihan kompetensi keahlian bagi warga yang mengalami alih profesi atau kehilangan pekerjaan akibat pembangunan sebaiknya dilakukan dengan lebih baik dan lebih variatif.
3. Saran untuk peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan bisa menjadikan penelitian ini sebuah studi komparasi pada perilaku masyarakat pasca pembangunan stadion sepakbola GBLA secara kualitatif, hal ini akan membuat penelitian menjadi lebih kaya karena peneliti akan bisa membandingkan perilaku sosial masyarakat secara langsung, bukan hanya dibandingkan degan teori pembentukan perilaku sosial.
(30)
Daftar Pustaka
Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda karya. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Parker, Ian. 2008. Psikologi Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Audi Yogyakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Smith, Jonathan, A. 2009. Dasar-dasar Psikologi Kualitatif : Pedoman Praktis Metode
Penelitian. Bandung: Nusamedia.
Hurlock, E. (1998). Journal of social psychology & personality. November. Washington DC: American Psychological Association.
Maryana, E. (2006). Perilaku Sosial Siswa Sekolah dasar. Skripsi pada PPB UPI Bandung: tidak diterbitkan
Wirawan, Sarlito. (2006). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada Gerungan, W. A. (2002). Psikologi Sosial. Jakarta: Refika Aditama
Sobariah, O. (2005) Kecenderungan Perilaku Sosial siswa Di Sekolah Di Telaah dari Pola Asuh Orang Tua. Skipsi PPB UPI Bandung: tidak diterbitkan
Walgito, Bimo.(2003). Psikologi Social Suatu Pengantar, Yogyakarta: Andi Yogyakarta Khairat, Nur. (2013). Sikap dan Perilaku Sosial. [Online] Tersedia
http://nurkhairat.blogspot.com/2013/03/sikap-dan-perilaku-sosial.html. Diunduh 29 Maret 2013
Sabiq, Zamzami (2012). Definisi Psikologi Sosial. [Online] tersedia http://zamzamisabiq.blogspot.com/2012/09/definisi-psikologi-sosial.html. Diunduh 7 September 2012
Hansen, Hubert Buch (2013). Journal for the Theory of Social Behaviour. [Online] tersedia http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/jtsb.12044/full. Diunduh 19
(31)
Ageng, Pratiwi Sekar. (2012). Perilaku Sosial. [Online] tersedia http://sekaragengpratiwi.wordpress.com/2012/02/02/perilaku-sosial/. Diunduh 2 Februari 2012.
Krech, Et. Al. (1962). Individual in Society. Tokyo: McGraw Hill, Kogakasha
Haryanto. (2011). Pengertian Interaksi Sosial. [Online] tersedia http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/. Diunduh 16 Februari 2011 Sarwono, Sarlito. (2002). Psikologi Sosial Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka
Lingga. (2011). Motif Sosial. [Online] tersedia
http://oxygendistro.blogspot.com/2011/06/makalah-psikologi-sosial-tentang-motif.html. Diunduh. 24 Juni 2011
Foredi, Gasa (2009). Sikap, Motif, dan Prasangka Sosial. [Online] tersedia http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/05/sikap-motif-dan-prasangka-sosial.html. Diunduh. 5 Mei 2009
(1)
25
f. Menghubungi subjek dan meminta kesediaanya untuk menjadi subjek penelitian
g. Membuat pedoman wawancara sesuai dengan studi literatur yang telah dilakukan
2. Tahapan Pelaksanaan
Pengambilan data melalui teknik wawancara dilakukan selama lima kali, masing masing subjek satu kali. Wawancara pertama dilakukan pada 12 September 2013 dikantor kelurahan Rancanumpang, yang merupakan tempat kerja subjek, setelah itu wawancara kedua dilakukan pada 15 September dirumah kediaman subjek, lalu wawancara ketiga dilakukan pada 19 September 2013 bertempat dikediaman subjek, setelah itu wawancara keempat dilakukan pada tanggal 24 November 2013, bertempat di rumah kediaman subjek dan yang terakhir wawancara kelima dilakukan pada tanggal 1 Desember 2013 yang bertempat di kediaman subjek. Secara keseluruhan proses wawancara dilakukan secara direkam maupun tanpa direkam, tetapi masih dalam konteks penelitian.
Pada saat pengambilan data melalui teknik wawancara ini tidak ditemui hambatan yang berarti karena kedua subjek sangat kooperatif dalam menjawab pertanyaan dan melakukan perjanjian untuk bertemu. 3. Tahap Pengolahan Data
a. Melakukan pencatatan wawancara dengan verbatim b. Melakukan reduksi data
c. Melakukan penyajian data
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada lima warga anggota masyarakat Kelurahan Rancanumpang, diketahui beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terjadinya beberapa kasus Pro dan Kontra pembangunan diakibatkan oleh kurangnya pemahaman warga mengenai tujuan pembangunan serta dampak pembangunan secara keseluruhan seharusnya dapat diatasi dengan pemberian informasi dan sosialisasi mengenai pembangunan secara efektif dan efisien, misal pemberian sosialisasi secara langsung kepada beberapa warga yang berpotensi terkena dampak langsung pembangunan.
2. Setiap subjek memiliki respon yang berbeda terhadap pembangunan stadion sepakbola Gelora Bandung Lautan Api, dilihat dari motif dan rangsangan serta sikap dan perilaku yang ditunjukan dalam bereaksi dengan lingkungannya
3. Sebagian warga yang kontra terhadap pembangunan adalah beberapa orang yang dirugikan akibat pembangunan, seperti kehilangan pekerjaan, kerusakan tempat tinggal, namun ada juga beberapa yang hanya menginginkan kompensasi materi dari pemerintah.
4. Sebagai Lurah setempat, Subjek 1 membuat visi Rancanumpang Ngahiji sebagai alat pemersatu bagi warga sekitar, selain itu subjek sering turun langsung kelapangan dan itu cukup dirasakan oleh beberapa warga dalam mengusung kebersamaan dilingkungan kelurahan Rancanumpang.
5. Subjek 1 menganggap kehadiran stadion sebagai sesuatu yang harus disyukuri keberadaannya, meskipun disini subjek menjadi salah satu
(3)
91
warga yang terkena dampak langsung, dan subjek mengemukakan jika seluruh masyarakat dilibatkan dalam proses pembangunan.
6. Faktor kehadiran supporter Persib Bandung atau yang biasa disebut “bobotoh” menjadi suatu bentuk kekhawatiran tersendiri bagi warga, terlebih stadion itu akan digunakan sebagai homebase klub sepakbola Persib kedepannya, karakter bobotoh yang terkadang berbuat kekerasan jika tim yang dibelanya kalah, dikhawatirkan warga akan mengganggu kenyamanan penduduk asli sekitar.
7. Sebagian warga banyak yang alih profesi pekerjaan, ada yang beralih profesi menjadi wirausahawan karena potensi wilayah yang semakin ramai, ada juga yang beralih karena kehilangan pekerjaan utama. Minimnya pengembangan kompetensi keahlian yang diberikan menjadikan sebagian warga yang kehilangan pekerjaan merasa kesulitan mencari pekerjaan baru.
8. Pembangunan PLTSA (Pembangkit Listrik Tenaga Sampah) yang baru baru ini direncanakan oleh pemerintahan belum sepenuhnya tersosialisasi dengan baik, sebagian warga menganggap jika nantinya akan berdampak buruk bagi udara wilayah sekitar dan akan menimbulkan bau tak sedap, namun sesungguhnya PLTSA tidak akan seperti itu, dan isu ini menjadi ramai dikalangan masyarakat sehingga memunculkan gerakan penolakan terhadap pembangunan tersebut, menurut informasi saat ini, pembangunan itu sementara dihentikan .
5.2Saran dan Rekomendasi 1. Saran kepada masyarakat
Saran untuk warga masyarakat khususnya warga di daerah Rancanumpang, sebaiknya gali informasi mendalam mengenai setiap rencana yang dibuat oleh pemerintah, sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman diantara warga karena ketidak tahuan informasi secara menyeluruh, dan inipun berlaku bagi seluruh warga masyarakat di Indonesia terutama yang mengalami pemekaran penduduk atau terkena dampak pembangunan.
2. Saran kepada pihak pemerintahan dan pengembang
Proses sosialisasi saat itu masih dirasa kurang efektif, dan itu terbukti oleh timbulnya pro dan kontra ditengah-tengah masyarakat,
(4)
92
sebaiknya proses sosialisasi diberikan secara efektif dan efisien dan tepat sasaran, dengan menemui warga yang terkena dampak langsung lingkungan, dan pemberian pelatihan kompetensi keahlian bagi warga yang mengalami alih profesi atau kehilangan pekerjaan akibat pembangunan sebaiknya dilakukan dengan lebih baik dan lebih variatif.
3. Saran untuk peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya diharapkan bisa menjadikan penelitian ini sebuah studi komparasi pada perilaku masyarakat pasca pembangunan stadion sepakbola GBLA secara kualitatif, hal ini akan membuat penelitian menjadi lebih kaya karena peneliti akan bisa membandingkan perilaku sosial masyarakat secara langsung, bukan hanya dibandingkan degan teori pembentukan perilaku sosial.
(5)
Daftar Pustaka
Moleong, L. J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda karya. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Parker, Ian. 2008. Psikologi Kualitatif. Yogyakarta: Penerbit Audi Yogyakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Smith, Jonathan, A. 2009. Dasar-dasar Psikologi Kualitatif : Pedoman Praktis Metode
Penelitian. Bandung: Nusamedia.
Hurlock, E. (1998). Journal of social psychology & personality. November. Washington DC: American Psychological Association.
Maryana, E. (2006). Perilaku Sosial Siswa Sekolah dasar. Skripsi pada PPB UPI Bandung: tidak diterbitkan
Wirawan, Sarlito. (2006). Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Raja Grafindo Persada Gerungan, W. A. (2002). Psikologi Sosial. Jakarta: Refika Aditama
Sobariah, O. (2005) Kecenderungan Perilaku Sosial siswa Di Sekolah Di Telaah dari Pola Asuh Orang Tua. Skipsi PPB UPI Bandung: tidak diterbitkan
Walgito, Bimo.(2003). Psikologi Social Suatu Pengantar, Yogyakarta: Andi Yogyakarta Khairat, Nur. (2013). Sikap dan Perilaku Sosial. [Online] Tersedia
http://nurkhairat.blogspot.com/2013/03/sikap-dan-perilaku-sosial.html. Diunduh 29 Maret 2013
Sabiq, Zamzami (2012). Definisi Psikologi Sosial. [Online] tersedia http://zamzamisabiq.blogspot.com/2012/09/definisi-psikologi-sosial.html. Diunduh 7 September 2012
Hansen, Hubert Buch (2013). Journal for the Theory of Social Behaviour. [Online] tersedia http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/jtsb.12044/full. Diunduh 19 November 2013
(6)
94
Ageng, Pratiwi Sekar. (2012). Perilaku Sosial. [Online] tersedia http://sekaragengpratiwi.wordpress.com/2012/02/02/perilaku-sosial/. Diunduh 2 Februari 2012.
Krech, Et. Al. (1962). Individual in Society. Tokyo: McGraw Hill, Kogakasha
Haryanto. (2011). Pengertian Interaksi Sosial. [Online] tersedia http://belajarpsikologi.com/pengertian-interaksi-sosial/. Diunduh 16 Februari 2011
Sarwono, Sarlito. (2002). Psikologi Sosial Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka
Lingga. (2011). Motif Sosial. [Online] tersedia
http://oxygendistro.blogspot.com/2011/06/makalah-psikologi-sosial-tentang-motif.html. Diunduh. 24 Juni 2011
Foredi, Gasa (2009). Sikap, Motif, dan Prasangka Sosial. [Online] tersedia http://ilmu-psikologi.blogspot.com/2009/05/sikap-motif-dan-prasangka-sosial.html. Diunduh. 5 Mei 2009