PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BIOMETHAGREEN DI KELURAHAN CIBANGKONG KECAMATAN BATUNUNGGAL KOTA BANDUNG.

(1)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BIOMETHAGREEN DI KELURAHAN CIBANGKONG KECAMATAN

BATUNUNGGAL KOTA BANDUNG

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Jurusan Pendidikan Geografi

Oleh

METI KURNIATI NIM 1000915

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

METI KURNIATI NIM 1000915

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BIOMETHAGREEN DI KELURAHAN CIBANGKONG KECAMATAN

BATUNUNGGAL KOTA BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I

Prof. Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd NIP 19620512 1987031 002

Pembimbing II

Drs. H. Wahyu Eridiana, M.Si NIP 19550505 1986011 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

Dr. Hj. Epon Ningrum, M.Pd NIP 19620304 198704 2 001


(3)

SKRIPSI INI DI UJI PADA TANGGAL 18 JULI 2014

Panitia Ujian Terdiri Atas:

Ketua : Dekan FPIPS UPI

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 00 1 Sekretaris : Ketua Jurusan Pendidikan Geografi

Dr. H. Epon Ningrum, M.Pd NIP: 19620304 198704 2 001 Penguji : 1. Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, Ms

NIP: 19600121 198503 2 001 2. Drs. Asep Mulyadi, M.Pd NIP: 19620902 199001 1 001 3. Bagja Waluya, S.Pd., M.Pd NIP: 19721024 200112 1 001


(4)

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BIOMETHAGREEN DI KELURAHAN CIBANGKONG KECAMATAN

BATUNUNGGAL KOTA BANDUNG

Oleh Meti Kurniati

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Meti Kurniati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian,


(5)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Partisipasi Masyarakat Dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Meti Kurniati meti.kurniati@gmail.com

Pembimbing :

1) Wanjat Kastolani 2) Wahyu Eridiana

Permasalahan sampah di Kota Bandung merupakan masalah yang belum terselesaikan secara tuntas khususnya di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal laju pertumbuhan sampah terus bertambah. Solusi untuk mengendalikan sampah di daerah ini diajukan teknologi Biomethagreen. Namun, masyarakat dikelurahan Cibangkong belum seluruhnya memanfaatkan teknologi tersebut. Kondisi tersebut menarik perhatian penulis untuk mengetahui bagaimana partisipasi yang ada pada masyarakat Cibangkong dalam mengimplementasikan Biomethagreen. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarakat, menganalisis hubungan tingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakat, menganalisis hubungan jenis pekerjaan dengan partisipasi masyarakat, dan menganalisis hubungan tingkat pendapatan dengan partisipasi masyarakat. Populasi penduduk pada penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kelurahan Cibangkong sebanyak 17728 jiwa dimana jumlah KK 5312. Sedangkan sampel penduduknya berjumlah 80 orang. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan cara simple random sampling, adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif, serta teknik pengumpulan data meliputi wawancara, angket, observasi lapangan, studi literatur dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa bentuk partisipasi masyarakat Kelurahan Cibangkong terdiri atas partisipasi buah pikiran, sosial, tenaga, harta benda, dan keterampilan. Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Spearman, hubungan tingat pendidikan dengan partisipasi masyarakat sebesar 0.082 artinya terdapat hubungan yang sangat rendah antara tingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakat. Hubungan tingkat pendapatan dengan partisipasi masyarakat sebesar 0.226 artinya terdapat hubungan yang rendah antara tingkat pendapatan dengan partisipasi masyarakat. Berdasarkan hasil perhitungan Chisquare dan kontingensi, hubungan jenis pekerjaan dengan partisipasi masyarakat sebesar 0.786 artinya terdapat hubungan yang kuat anatara jenis pekerjaan dengan partisipasi masyarakat. Dengan demikian jenis pekerjaan memberikan pengaruh terhadap partisipasi karena berhubungan dengan waktu luang seseorang.


(6)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

People Participation in implementing Biomethagreen At Cibangkong Batununggal district Bandung

Meti Kurniati

meti.kurniati@gmail.com

1) Wanjat Kastolani 2) Wahyu Eridiana

Trash problems in Bandung are problems that have not been fully overcome yet, especially in Cibangkong, Batununggal district, in which the development rate of trash increase continually. A solution to control trash in this district is by implementing Biomethagreen. However, people in Cibangkong have not employed the technology yet because the distribution of this technology is limited. This condition interests researcher to investigate how Cibangkong people implemented Biomethagreen. The purposes of the study are to identify types of people participation, to analyze relationship between education level and people participation, to analyze relationship between types of occupation and people participation, and to analyze relationship between income rates and people participation. Population area in this study includes entire area of Cibangkong with 17728 human populations in which 5312 breadwinner, and population sample is 80 persons. Sampling collection technique employed in this study is simple random sampling in which the method used is descriptive method. The data collections employed in this study are interview, questionnaire, field observation, literature study, and documentation study. Based on finding, Cibangkong people participations are in kinds of ideas, social, energy, property, and skill. Based on calculation of Spearman correlation, the relationship between education level and people participation is 0.082 which means that there are low relationships between education level and people participation. The relationship between income rates and people participation is 0.226 which means there are low relationships between income rates and people participation. Based on Chi-square and contingency, the relationship between types of occupation and people participation is 0.786 which means there are strong relationship between types of occupation and people participation. Therefore, types of occupation influence people participation because it relates to someone free time.


(7)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Manusia an Lingkungan ... 9

B. Teori Partisipasi ... 11

1. Pengertian Partisipasi Masyarakat... 11

2. Bentuk-bentuk Partisipasi... 13

3. Syarat dan Prinsip Partisipasi Masyarakat ... 13

4. Tingkat Partisipasi ... 15

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi ... 17

C. Sampah ... 21

1. Jenis-jenis sampah ... 21

2. Sistem Pengelolaan Sampah Perkotaan Ideal ... 22

D. Biomethagreen ... 23

1. Bakteri Metanogenik ... 24

2. Proses Fermentasi ... 25

3. Bahan Baku Biogas ... 25

4. Komposisi Biogas... 26


(8)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Konversi Energi ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

A. Metode Penelitian ... 30

B. Populasi dan Sampel ... 31

C. Variabel Penelitian ... 34

D. Definisi Operasional ... 34

E. Instrumen Penelitian ... 36

F. Teknik Pengumpulan Data ... 40

G. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 41

1. Teknik Pengolahan Data ... 41

2. Teknik Analisis Data ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian ... 47

1. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 47

2. Kondisi Sosial... 49

B. Karakteristik Sosial Ekonomi Responden ... 54

1. Tingkat Pendidikan Responden ... 54

2. Mata Pencaharian Responden ... 56

3. Tingkat Pendapatan Responden ... 57

C. Pengolahan Sampah Organik Biomethagreen di Cibangkong ... 58

D. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen 62 1. Partisipasi Buah Pikiran ... 62

2. Partisipasi Sosial... 62

3. Partisipasi Tenaga ... 63

4. Partisipasi Harta Benda ... 63

5. Partisipasi Keterampilan... 64

E. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Partisipasi Masyarakat ... 64

F. Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Partisipasi Masyarakat ... 66

G. Hubungan Tingkat Pendapatan dengan Partisipasi Masyarakat ... 67

H. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pekerjaan ... 69

I. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pendapatan ... 70


(9)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

K. Pembahasan Hasil Penelitian ... 73

L. Implikasi Hasil Penelitian Terhadap Bidang Pendidikan Geografi ... 75

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 78

A. Kesimpulan ... 78

B. Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 82


(10)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1 Harga Rasio C/N untuk Beberapa Bahan Organik ... 26

2.2 Komposisi Biogas ... 27

3.1 Variabel Penelitian ... 34

3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian... 38

3.3 Kriteria Jawaban Persentase ... 43

3.4 Pedoman Memberikan Interpretasi terhadap Koefiien Korelasi ... 46

4.1 Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin ... 51

4.2 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 53

4.3 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ... 54

4.4 Responden Menurut Tingkat Pendidikan Formal ... 54

4.5 Responden Menurut Tingkat Pendidikan Non Formal ... 55

4.6 Responden Berdasarkan Mata Pencaharian ... 56

4.7 Responden Berdasarkan Pendapatan ... 57

4.8 Partisipasi Masyarakat dalam Bentuk Buah Pikiran ... 62

4.9 Partisipasi Masyarakat dalam Bentuk Sosial ... 69

4.10 Partisipasi Masyarakat dalam Bentuk Tenaga ... 69

4.11 Partisipasi Masyarakat dalam Bentuk Harta Benda ... 64

4.12 Partisipasi Masyarakat dalam Bentuk Keterampilan ... 64

4.13 Tabulasi Silang Pendidikan dengan Partisipasi Masyarakat ... 65

4.14 Hubungan Pendidikan dengan Partisipasi Masyarakat ... 66

4.15 Tabulasi Silang Jenis Pekerjaan dengan Partisipasi Masyarakat ... 66

4.16 Hubungan Jenis Pekerjaan dengan Partisipasi Masyarakat ... 67

4.17 Tabulasi Silang Pendapatan dengan Partisipasi Masyarakat ... . 68

4.18 Hubungan Pendapatan dengan Partisipasi Masyarakat ... ..68

4.19 Tabulasi Silang Pendidikan dengan Pekerjaan ... ..69

4.20 Hubungan Pendidikan dengan Pekerjaan ... ..69


(11)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.22 Hubungan Pendidikan dengan Pendapatan ... ..71 4.23 Tabulasi Silang Pekerjaan dengan Pendapatan ... ..72 4.24 Hubungan Pekerjaan dengan Pendapatn ... ..72


(12)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung ... 1

4.1 Peta Administrasi Kelurahan Cibangkong. ... 48

4.2 Grafik Pendidikan Formal... 55

4.3 Grafik Pendidikan Non Formal ... 56

4.4 Grafik Mata Pencaharian ... 57

4.5 Peta Lokasi Persebaran Biomethagreen ... 61

4.6 Grafik Jenis Pekerjaan Menurut Tingkat Pendidikan ... 70

4.7 Grafik Tingkat Pendapatan Menurut Tingkat Pendidikan ... 71


(13)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.Instrumen Penelitian ... 86

Lampiran 2. Hasil Uji Statistika... 94

Lampiran 2.Surat-surat Penelitian ... 95

Lampiran 3.Dokumentasi Penelitian ... 96


(14)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan sampah di Kota Bandung merupakan masalah yang belum terselesaikan secara tuntas. Sebagai kota besar, jumlah penduduk Kota Bandung semakin bertambah. Penambahan tersebut akan diikuti oleh jumlah kebutuhan manusia yang meningkat dan menjadi konsumtif sehingga laju potensi timbulan sampah akan bertambah seiring dengan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat. Timbulan sampah kota Bandung berdasarkan penelitian Damanhuri (2006) menyatakan bahwa “dengan jumlah penduduk ± 2.500.000 jiwa sampah yang dihasilkan adalah ± 1500 ton/hari dengan rata-rata timbulan sampah sebesar ± 0,6kg/orang/hari”. Sumber sampah terbanyak di Kota Bandung yaitu sampah permukiman dengan komposisi 56% sampah organik dan 44% sampah anorganik (PD Kebersihan Kota Bandung, 2013)

Gambar 1.1

Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

“Pertambahan jumlah sampah yang tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana pengelolaan yang ramah lingkungan akan menyebabkan terjadinya

Permukiman 66%

Pasar 19%

Jalan 5%

Daerah Komersil

6%

Institusi 3%

Industri 1%


(15)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perusakan dan pencemaran lingkungan” (Kustiah, 2005, hlm.1). Lebih jauh

lagi, “penanganan sampah yang tidak komprehensif akan memicu terjadinya

masalah sosial, seperti amuk massa, bentrok antar warga, pemblokiran fasilitas TPA” (Hadi, 2004, hlm.7). Karena itu, perlu dilakukan pengelolaan sampah yang lebih komprehensif dan terpadu, agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat.

Berdasarkan pendekatan Geografi yaitu pendekatan kelingkungan, tempat yang manusia diami terdiri atas dua komponen utama yaitu biotik (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan saling berpengaruh satu sama lain. Dengan kata lain perubahan dari komponen biotik akan berpengaruh terhadap komponen abiotik, begitu juga sebaliknya. Ketika suatu keadaan sudah tidak lagi seimbang karena suatu hal, akan mempengaruhi kehidupan organisme dan ekosistem di sekitarnya. Pertumbuhan populasi penduduk di bumi, akan mempengaruhi aspek-aspek lainnya. Peningkatan volume sampah berpeluang menimbulkan masalah-masalah lingkungan sebagaimana diungkapkan oleh Alkadri et al (1999, hlm. 163) bahwa :

Perkembangan kota akan diikuti pertambahan jumlah penduduk, yang juga akan diikuti oleh masalah-masalah sosial dan lingkungan. Salah satu masalah lingkungan yang muncul adalah masalah persampahan. Permasalahan lingkungan yang terjadi akan menyebabkan penurunan kualitas lingkungan.

Penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh sampah dapat berpengaruh terhadap beberapa bagian kehidupan. Dampak terhadap kesehatan, yaitu bahwa sampah dapat menjadi pembawa penyakit seperti diare, tifus, dan demam berdarah. Dampak terhadap lingkungan dapat terlihat dari tercemarnya air sebagi tempat berbagai macam organisme hidup sehingga lenyapnya spesies tertentu yang akan mengganggu keseimbangan ekosistem. Selain itu, aspek sosial ekonomi masyarakat pun akan terganggu, mulai dari munculnya bau kurang sedap, terganggunya keindahan lingkungan


(16)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang akan berdampak buruk terhadap kepariwisataan, serta dapat pula menimbulkan potensi banjir karena sampah menyumbat saluran air.

Selain persoalan tentang sampah, beberapa tahun terakhir ini, energi merupakan persoalan yang krusial didunia. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk dan menipisnya sumber cadangan minyak dunia serta permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap negara untuk segera memproduksi dan menggunakan energi terbaharukan. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 5 tahun 2006 tentang kebijakan energi nasional untuk mengembangkan sumber energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar minyak. Kebijakan tersebut menekankan pada sumber daya yang dapat diperbaharui sebagai altenatif pengganti bahan bakar minyak. Salah satu sumber energi alternatif adalah biogas. Gas ini berasal dari berbagai macam limbah organik salah satunya adalah sampah organik yang dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses anaerobik digestion.

Mendengar kata “Sampah” mungkin untuk beberapa orang akan terbayang sesuatu hal yang menjijikan, barang tidak berguna, atau mungkin hal yang kotor. Namun dibalik pandangan tersebut, sampah dapat disulap menjadi barang yang berguna bahkan bernilai ekonomi. Untuk sampah organik, sisa sampah tersebut dapat dibuat kompos yang dapat digunakan untuk pupuk tanaman. Bahkan sampah dapat diubah menjadi sumber energi dari proses fermentasinya, yang bisa kita kenal dengan istilah Biogas. Energi dari biogas lebih ramah lingkungan karena pembakarannya menghasilkan polutan yang minim. Itulah sisi lain sampah yang mungkin selama ini hanya mengenal sisi buruknya saja.

My Darling (Masyarakat Sadar Lingkungan) merupakan salah satu upaya dari masyarakat Kelurahan Cibangkong melalui sebuah pembentukan komunitas yang berguna untuk menangani permasalahan sampah melalui kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Komunitas ini terbentuk


(17)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkat salah satu warga RW 11 yaitu ibu Dewi Kusmianti yang menjadi pelopor dan dibantu oleh beberapa pihak steakholder terkait kegiatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Pada mulanya pengelolaan sampah di Kelurahan Cibangkong tidak terurus, dengan kondisi tempat pembuangan sampah sementara yang terletak di RW 11 sampahnya tidak lagi diangkut oleh Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan dikarenakan tidak adanya kerjasama antara masyarakat dengan PD Keberihan. Akibatnya sampah yang ada meluap hingga ke jalanan sekitar TPS. (Kusmianti, Dewi. 2013)

Dilatarbelakangi oleh permasalahan tersebut, akhirnya Ibu Dewi melakukan sebuah tindakan awal untuk melakukan perubahan di lingkungan Cibangkong dalam mengelola sampah. Pada mulanya Ibu Dewi secara perlahan mulai mengajak masyarakat Kelurahan Cibangkong untuk ikut memilah sampah yang dimulai dari rumahnya masing-masing untuk mengurangi jumlah sampah yang menumpuk di tempat pembuangan sampah sementara. Selain untuk mengurangi jumlah sampah yang ada, beliau juga bertujuan untuk merubah pola pikir masyarakat Kelurahan Cibangkong sadar terhadap permasalahan sampah dan turut serta berpartisipasi melakukan pengelolaan sampah di Kelurahan Cibangkong dengan teknologi biomethagreen sebagai solusi dari adanya tumpukan sampah di TPS RW 11 (dokumentasi acara TV).

Dalam upaya mewujudkan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan teknologi biomethagreen dibutuhkan upaya membangun pemikiran masyarakat terkait pemahaman dan kejelasan terhadap permasalahan yang ada salah satu upaya tersebut dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat Cibangkong. Maka upaya untuk melakukan diskusi dengan steakholder dinilai penting dan sangat mempengaruhi dari kegiatan tersebut. Kegiatan diskusi dengan steakholder dilakukan untuk mendiskusikan dan mensosialisasikan upaya steakholder dalam membantu pengelolaan sampah menjadi berkembang.


(18)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain untuk bersosialisasi mengenai pengelolaan sampah, kegiatan diskusi baik antar warga ataupun antara warga dengan steakholder bertujuan memberikan pemahaman dan melakukan pertukaran informasi tentang pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan teknologi biomethagreen. Diskusi tersebut bersifat formal, biasanya diadakan di balai pertemuan atau di rumah tokoh masyarakat setiap RW. Kegiatan resmi ini dilakukan oleh my darling, aparatur setempat, dan steakholder, meliputi kegiatan sosialisasi dan negosiasi tentang pembuatan pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan teknologi biomethagreen. Steakholder selaku tenaga ahli membuka kesempatan untuk masyarakat menanyakan berbagai pertanyaan yang terkait pembentukan pengelolaan sampah. Diadakan sesi tanya jawab antara masyarakat dengan steakholder merupakan tujuan untuk memberikan informasi sedalam-dalamnya kepada masyarakat sehingga memahaminya dengan baik. Diskusi yang dilakukan formal ini biasanya sudah direncanakan terlebih dahulu dengan baik agar waktu yang digunakan untuk melakukan diskusi disesuaikan dengan jadwal dari masing-masing pihak. Untuk kegiatan diskui formal ini biasanya dikordinir oleh Ibu Dewi dan para RW. Ibu dewi selaku sosok yang dikenal oleh para steakholder, dan para RW selaku sosok yang dapat merangkul masyarakat di Kelurahan Cibangkong.

Biomethagreen menjadi alternatif pengelolaan sampah, khususnya sampah organik. Instalasi biomethagreen merupakan pembangkit biogas dengan menggunakan prinsip kedap udara (anaerob) dengan bagian utama yang terdiri dari alat-alat pencerna (digester), lubang masuk bahan baku, lubang pengeluaran sisa hasil pencernaan (slurry), dan pipa penyaluran biogas yang terbentuk. Produk akhir dari proses fermentasi menghasilkan pupuk organik dan biogas. Selain dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga (memasak), biogas yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai sumber energi pembangkit generator listrik dengan memanfaatkan tekanan aliran gas untuk menggerakan turbin atau menggerakkan motor bakar internal.


(19)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penggagas pertama biomethagreen adalah Bapak Fatah Wiyatna beliau adalah seorang dosen Unpad Fakultas Peternakan yang membuat terobosan dengan memanfaatkan sampah organik menjadi biogas bernilai guna. Konsep ini dipandang dapat menuntaskan permasalahan sampah dan telah di uji cobakan melalui berbagai penelitiannya. Sampah organik yang dimasukkan kedalam biodigester biomethagreen akan dirombak oleh bakteri khusus penghasil methan sehingga menghasilkan gas bio. Karena gas methan sangat ringan, maka biogas yang dihasilkan memiliki tekanan yang sangat rendah sehingga sangat aman digunakan sebagai bahan bakar untuk memasak, pemanas ayam, dll. Selain itu, biogas tersebut dapat pula digunakan sebagai energi listrik yang sangat aman dan bermanfaat. Adapun keunggulan dari konsep biomethagreen dibanding model yang ada saat ini adalah prosesnya sangat mudah, jauh lebih praktis dan ramah lingkungan diantaranya: 1). Tidak memerlukan pencacahan, pembalikan dan pengayakan; 2) Tidak ada unsur kimia dalam pengelolaannya; 3) Tidak menimbulkan bau; 4) Tidak ada endapan limbah.

Berdasarka pemaparan yang telah disampaikan pada latar belakang di atas, dapat menjadi suatu kajian menarik untuk diteliti secara mendalam mengenai “Partisipasi Masyarakat Dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota

Bandung”, sesuai dengan UU No 18 Tahun 2008 Pasal 12 Tentang

“Pengelolaan Sampah” yaitu setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan.


(20)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah

1. Sulitnya menanamkan kesadaran seluruh masyarakat Kelurahan Cibangkong untuk peduli terhadap permasalahan sampah. Sampah organik dan anorganik masih disatukan dalam satu tempat sehingga menyulitkan petugas kebersihan dalam memilahnya..

2. Kurangnya biaya operasional sampah mengakibatkan para petugas kebersihan bekerja tidak maksimal.

3. Masyarakat Cibangkong masih ada yang membuang sampah ke aliran sungai Cikapundung baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terang-terangan sehingga menimbulkan banjir di musim penghujan.

4. Masyarakat kurang memanfaatkan pupuk cair dari hasil pengolahan sampah organik dengan teknologi biomethagreen karena di Kelurahan Cibangkong merupakan wilayah padat permukiman sehingga terbatasnya lahan kosong untuk berkebun.

5. Adanya kesulitan dalam mendistribusikan pupuk cair organik untuk dipasarkan sehingga bernilai ekonomis.

6. Sulitnya ketersediaan lahan untuk menempatkan alat biomethagreen di setiap RW karena terbatasnya lahan akibat padatnya permukiman.

C. Rumusan Masalah

Untuk membatasi penelitian dan permasalahan, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat dalam mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Ciabngkong?

2. Bagaimana hubungan tingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakat dalam mengimplementasikan Biomethagreen?

3. Bagaimana hubungan jenis pekerjaan dengan partisipasi masyarakat dalam mengimplementasikan Biomethagreen?

4. Bagaimana hubungan tingkat pendapatan dengan partisipasi masyarakat dalam mengimplementasikan Biomethagreen?


(21)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi bentuk partisipasi masyarakat dalam mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong.

2. Menganalisi hubungan tingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakat dalam mengimplementasikan Biomethagreen.

3. Menganalisi hubungan jenis pekerjaan dengan partisipasi masyarakat dalam mengimplementasikan Biomethagreen.

4. Menganalisis hubungan tingkat pendapatan dengan partisipasi masyarakat dalam mengimplementasikan Biomethagreen.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi dunia pendidikan, sebagai tambahan referensi keilmuan tentang permasalahan sampah beserta pengelolaannya melalui konsep Biomethagreen.

2. Bagi masyarakat umum, untuk menanamkan nilai pentingnya mengelola sampah secara bijak sehingga tercipta pelestarian lingkungan yang berkelanjutan.

3. Bagi aparat pemerintah daerah lain, sebagai bahan contoh pengelolaan sampah yang berbasis masyarakat.


(22)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

“Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2011, hlm.2). Berdasarkan sifat serta tujuan penelitian yang akan dilakukan, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Dalam tulisan yang lain, Sugiyono (2002, hlm.11) menyatakan bahwa “penelitian diskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain”.

Pendapat lain mengatakan bahwa, “Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan” (Arikunto, 2005). Selain itu, menurut Tika (2005, hlm. 4), “penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengungkapkan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya serta dapat mengungkapkan fakta-fakta yang ada, walaupun terkadang diberikan interpretasi atau analisis”. Surakhmad (dalam Noprit, 2008, hlm. 29) menjelaskan:

Pelaksanaan metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada interpretasi data itu. Karena itulah maka dapat terjadi sebuah penyelidikan deskriptif membandingkan persamaan dan perbedaan fenomena tertentu lalu mengambil bentuk studi komparatif atau mengukur suatu dimensi seperti dalam berbagai bentuk studi kuantitatif, angket, test, interview dan lain-lain, atau mengadakan klarifikasi ataupun mengadakan suatu penilaian, menentukan standar (normatif), menetapkan hubungan kedudukan (status) satu unsur dengan unsur yang lain.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk membuat suatu penjelasan atau gambaran secara sistematis, dan akurat mengenai keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti.


(23)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Rafi’i (1986, hlm. 6), “populasi adalah sejumlah variabel penelitian yang menyangkut permasalahan yang sedang diteliti atau dengan kata lain populasi identik dengan ruang sampel”. Menurut Sugiyono (2011, hlm. 61) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Arikunto (2006, hlm. 130) mengemukakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini yaitu meliputi seluruh masyarakat yang berada di Kelurahan Cibangkong dengan jumlah penduduk sebanyak 17728 jiwa yang terdiri atas 5312 KK.

2. Sampel

Setelah diketahui populasi penelitian, tahap selanjutnya adalah menentukan sampel penelitian. Menurut Arikunto (2006, hlm. 131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2011, hlm.120). Sementara itu menurut Sumaatmadja (1988, hlm.112) “sampel adalah bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi bersangkutan. Kriteria sampel yang diambil harus mewakili keseluruhan sifat-sifat atau generalisasi yang ada pada populasi. Oleh karena itu, sebelum menarik sampel kita harus membuat estimasi (rata-rata sifat) populasi yang akan diambil sampelnya. Adapun teknik pengambilan sampel manusia maupun wilayah pada penelitian ini adalah penentuan sampel secara acak sederhana (simple random sampling). Menurut Tika (2005, hlm. 30) “Sampel acak sederhana adalah cara mengambil sampel dengan memberi kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu atau unit dalam keseluruhan populasi”. Pengambilan sampel dengan metode ini dilakukan karena seluruh masyarakat di Kelurahan Cibangkong dianggap memiliki peluang yang sama untuk memberikan pendapatnya.


(24)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk mengetahui besarnya sampel yang diambil menggunakan metode yang dikemukakan oleh Tika (2005, hlm. 31) dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Jumlah KK

1) P = —————— X 100% Jumlah Penduduk

v = √P(100-P) Keterangan: v = Variabilitas

P = Presentase karakteristik yang dianggap benar 2) � = �.�

� Keterangan:

n = Jumlah sampel yang dihitung berdasarkan rumus

z = Convidence level atau tingkat kepercayaan 95% dilihat dalam tabel Z hasilnya (1,96)

c = Convidence limit atau batas kepercayaan (10%) 3) n’ = �

+� Keterangan:

n’ = Jumlah sampel yang telah dikoreksi

n = Jumlah sampel yang dihitung berdasarkan rumus sebelumnya

N =Jumlah populasi atau yang menjadi populasi yaitu jumlah kepala keluarga.


(25)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berikut ini adalah hasil perhitungan pengambilan sampel menurut Tika (2005, hlm. 25) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Jumlah KK

1) P = —————— X 100% Jumlah Penduduk

P = 5312 x 100 17728 = 29,96 v = √P(100-P)

v = √29,96 (100-29,96) v = √29,96 (70,04) v = √2098,3984 v = 45,80 2) � = �.�

n = (1,96 x 45,80)2 102 n = 80,58

3) n = � +

n’= 80,58 1 + (80,58) 5312 n’= 80.58 1 + 0,01

n’= 79,78 dibulatkan 80 KK

Jadi, total sampel penduduk yang diambil pada penelitian ini berjumlah 80 orang.


(26)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel Independen dan variabel Dependen. Menurut Sugiyono (2001, hlm. 4) “Variabel Independen (Bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel (terikat). Sedangkan variabel Dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Untuk lebih jelasnya, berikut varibel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.1

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Variabel X Variabel Y

Sosial ekonomi:

 Tingkat pendidikan  Pekerjaan

 Pendapatan

Partisipasi masyarakat Tingkat Partisipasi:

 Buah pikiran/ide  Sosial

 Tenaga  Harta benda  Keterampilan D. Definisi Operasional

Dalam sebuah penelitian lapangan, konsep-konsep yang relevan dan berkedudukan sentral dalam penelitian terlebih dahulu harus dibuat definisi operasional. Daefinisi operasional merupakan penegasan atau realitas tertentu sebagaimana yang dipaparkan menurut konsepnya Wignjosoebroto (dalam Suyanto, 2005). Definisi operasional yang yang dirumuskan untuk setiap variabel haruslah melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti. “Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono, 2011, hlm.63). Sementara itu menurut Silalahi (2010, hlm.191) “variabel merupakan abstraksi dari gejala, peristiwa atau masalah yang memerlukan penyelidikan”. Judul


(27)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diambil dalam penelitian ini adalah “Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung”. Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran judul penelitian, maka peneliti akan memberikan penjelasan tentang konsep yang terdapat di dalam judul penelitian sebagai berikut:

1. Pertisipasi Masyarakat

Menurut Wazir, et al. (1999, hlm. 29) partisipasi bisa diartikan sebagai “keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi terentu”. Menurut Nasdian (2004, hlm. 9) memaknai partisipasi sebagai proses aktif, inisiatif diambil oleh warga komunitas sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan control secara efektif. Partisipasi tersebut dapat dikategorikan: Pertama, warga komunitas dilibatkan dalam tindakan yang telah dipikirkan atau dirancang oleh orang lain dan dikontrol oleh orang lain. Kedua, partisipasi merupakan proses pembentukan kekuatan untuk keluar dari masalah mereka.

Partisipasi yang dimaksud merupakan kesediaan keterlibatan masyarakat Kelurahan Cibangkong dalam mengimplementasikan Biomethagreen secara sadar dan penuh tanggung jawab sesuai dengan kemampuan setiap orang atau anggota masyarakatnya. Partisipasi ini dapat berupa ide/pendapat, sosial, tenaga, harta benda, dan keterampilan. Dari bentuk partisipasi tersebut akan berhubungan keadaan sosial ekonomi masyarakat yaitu berkaitan dengan pendidikan pekerjaan, dan pendapatan, sehingga dapat diketahui tingkat partisipasi yang diberikan oleh masyarakat Cibangkong.

2. Biomethagreen

Menurut Wijayatna (2013) “Biomethagreen adalah sebuah sistem pengelolaan sampah organik langsung di tempat sumbernya, dengan teknologi tepat guna yang tuntas, simpel, praktis, berdaya guna dan ramah


(28)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan”. Biomethagreen merupakan langkah pemanfaatan sampah organik menjadi biogas yang bernilai guna. Melalui konsep biomethagreen, akhirnya ditemukan satu solusi inovatif untuk membiasakan masyarakat memilah sampah. Dengan menyamakan sampah sebagai sumber energi baru berupa biogas serta bisa menangani masalah ketersediaan pupuk dan menangani masalah sampah perkotaan.

E. Instrumen Penelitian

Dalam sebuah penelitian, salah satu hal yang penting untuk diperhatikan adalah penyusunan instrumen penelitian. Menurut Arikunto (2006, hlm.160).

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dalah sebagai berikut: 1. Bahan

a. Peta Rupa Bumi skala 1:25000 lembar Bandung sebagai peta dasar untuk membuat peta administratif daerah penelitian dan peta persebaran Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong.

b. Profil Kelurahan Cibangkong beserta data-data sekunder lain yang diperoleh dari berbagai sumber berisi informasi-informasi yang menunjang terhadap objek yang diteliti.

2. Alat

a. Kamera digital untuk mendokumentaikan kondisi objek penelitian di lapangan

b. Angket untuk memperoleh informasi mengenai latar belakang masyarakat dalam memberikan partisipasi terhadap Biomethagreen c. Pedoman wawancara digunakan kepada pengurus atau pengelola

tempat sampah di kelurahan cibangkong untuk memperoleh informasi mengenai gambaran Biomethagreen.


(29)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Pedoman observasi untuk memperoleh informasi tentang teknik operasional Pengelolaan sampah Organik dan kondisi fisik Biomethagreen.

Instrumen yang baik haruslah valid dan reliabel sebab baik benarnya data yang diambil melalui instrumen menentukan berkualitasnya suatu penelitian. Oleh karena itu dalam penyusunan instrumen penelitian ini harus sesuai dengan prosedur dan tahapan yang ditetapkan. Dalam penyusunan dan pengembangan instrumen, peneliti menyusunnya sesuai dengan prosedur dan tahapan yang dikemukakan oleh Sugiyono (2011) yaitu:

a. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel, dan sub variabel.

b. Penulisan butir soal, atau item kuisioner dan lembar observasi.

c. Penyuntingan, yaitu melengkapi dengan pedoman pengerjaan dan yang lainnya.

d. Uji coba, dilakukan dalam skala kecil guna menguji validitas dan reliabilitas instrumen.

e. Penganalisaan hasil, analisi item, melihat pola jawaban dan sebagainya f. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik sesuai

dengan data yang diperoleh sewaktu uji coba.

Penentuan metode dan instrumen diatas didasarkan oleh berbagai pertimbangan yang dimiliki peneliti. Adapun pertimbangan tersebut diantaranya adalah keterbatasan waktu, objek penelitian, sumber data, serta keterbatasan dana yang dimiliki peneliti. Adapun kisi-kisi instrument dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2


(30)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Partisipasi dalam Mengimplementasikan Biomethagreen

Konsep Teoritis Variabel Indikator No Item

Identitas responden:

a. Nama b. Jenis kelamin c. Umur d. Alamat

 1, 2, 3, 4 Kondisi sosial ekonomi

Semakin tinggi latar belakang pendidikan, tentunya mempunyai pengetahuan yang luas tentang pembangunan dan bentuk serta tata cara partisipasi yang dapat diberikan.

(Litwin dalam Surotinojo, 2009) Pekerjaan dan

pendidikan tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya. pekerjaan akan berpengaruh terhadap waktu luang seseorang untuk terlibat dalam berpartisipasi. banyak hal tampak bahwa penduduk yang pendapatannya tinggi, membayar pengeluaran tunai dan jarang

melakukan kerja fisik sendiri. Sementara penduduk yang

pendapatannya rendah, atau pas-pasan akan

Tingkat pendidikan Jenis pekerjaan Tingkat pendapatan

a. Pendidikan formal b. Pendidikan nonformal

a. Pekerjan utama b. Pekerjaan sampingan

a. Jumlah anggota keluarga b. Pengeluaran selama satu

bulan

c. Pendapatan pokok d. Pendapatan sampingan e. Pendapatan bersih

 5, 6, 7

 8, 9, 10

 11, 12, 13, 14, 15


(31)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

cenderung berpartisipasi dalam hal tenaga.

Partisipasi masyarakat dalam mengimplementasikan Biomethagreen Definisi: Partisipasi merupakan keterlibatan spontan dengan kesadaran disertai dengan tanggungjawab terhadap kepentingan kelompok untuk mencapai tujuan bersama (Sastropoetro, 1988) Tingkat partisipasi Bentuk-bentuk partisipasi 1. Pendapat/ide a. Memberikan

pendapat/ide dalam rapat pengolahan sampah b. Merasakan manfaat

teknologi biomethagreen 2. Sosial

a. Penyuluhan tentang pengolahan sampah berteknologi

biomethagreen 3. Tenaga

a. Menyumbangkan tenaga untuk pengolahan sampah oraganik

b. Mengikuti kerja bakti. 4. Harta benda

a.Memberikan harta berupa uang untuk membayar iuran sampah serta menyumbangkan barang untuk pengolahan biomethagreen b.Menyumbangkan

sampah organik untuk biomethagreen

5. Keterampilan

a. Memiliki kemampuan pengolahan sampah organik berteknologi biomethagreen b.Memiliki kemampuan

lain dalam

pengolahan sampah organik

 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24

 25, 26, 27, 28

 29, 30, 31, 32, 33

 34, 35, 36

 37, 38, 39


(32)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara

Teknik wawancara digunakan sebagai pedoman untuk memperoleh data atau informasi secara langsung dari responden tentang aktifitas yang dilakukan di lokasi penelitian. Teknik wawacara dalam penelitian ini bertujuan untuk memperolah data/keterangan dari pengelola sampah serta masyarakat yang terlibat didalamnya terkait pengolahan sampah dengan teknologi Biomethagreen.

2. Angket

Angket digunakan untuk memperoleh data primer dari responden di Kelurahan Cibangkong. Teknik ini dilakukan dengan cara membuat berbagai macam pertanyaan yang kemudian diberikan kepada sampel yang telah ditentukan (masyarakat kelurahan Cibangkong). Tujuan dari pembuatan angket ini untuk mengetahui fakta sebenarnya dilapangan berkaitan dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat serta bentuk partisipasi masyarakat dalam mengimplementasikan Biomethagreen. 3. Observasi lapangan

Menurut Tika (2005, hlm. 44) Observasi adalah “teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan data yang aktual dan langsung di lokasi penelitian”. Yang diobservasi dalam penelitian ini adalah cara pengolahan Biomethgreen, cara warga membuang sampah, dan jumlah persebaran lokasi Biomethagreen di kelurahan Cibangkong.


(33)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Studi literatur adalah teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku-buku, majalah, artikel, dan informasi yang terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti.

5. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, notulen, agenda dan sebagainya. Studi ini digunakan untuk melengkapai data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.

G. Teknik Pengolahan dan Analisi Data 1. Teknik Pengolahan Data

Agar tersusun dengan yang diharapkan maka langkah pengolahan data dilakukan secara sistematis, adapun langkah pengolahannya adalah sebagai berikut:

a. Tahap persiapan atau mengoleksi data, langkah ini dimaksudkan untuk melakukan pengecekan terhadap kelengkapan data yang terkumpul melalui instrument penelitian yaitu angket dan pedoman wawancara. b. Editing data adalah pengecekan kembali data yang telah dikumpulkan

dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik atau relevan untuk diproses atau di olah lebih lanjut. Dalam proses editing ini ada beberapa hal yang harus diteliti kembali diantaranya kelengkapan pengisian instrumen penelitian.

c. Coding dan Frekuensi adalah usaha pengklasifikasian jawaban dari para responden menurut macamnya. Dalam melakukan coding, jawaban responden diklasifikasikan dengan memberikan kode tertentu berupa angka. Setelah coding dilaksanakan, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan ialah menghitung frekuensi

d. Tabulasi merupakan proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk tabel, gambar, bagan, dan peta.


(34)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Teknik analisis data

Analisi data adalah suatu teknik yang digunakan untuk menganalisi data yang telah terhimpun sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan. Menurut Silalahi (2010, hlm. 332) “analisis data adalah proses penyederhanaan data dan penyajian data dengan mengelompokannya dalam suatu bentuk yang mudah dibaca dan di interpretasi. Dalam penelitian ini, teknik analisa data dilakukan dengan analisa data statistik melalui bantuan software SPSS versi 17.0 for window. Langkah-langkah yang dilakukan data statistik melalui bantuan SPSS versi 17.0 for windows adalah:

a. Pengelompokan jenis data b. Tabulasi data

c. Koding

d. Pengolahan data melalui bantuan software SPSS versi 17.0 for window

Analisis yang digunakan dalam pengolahan data hasil penelitian ini adalah menggunakan prosentase dan korelasi.

a. Prosentase

Melakukan analisis presentase untuk mengetahui kecenderungan responden dan fenomena-fenomena di lapangan dengan menggunakan rumus sebagai berikut ini:

= �

%

Keterangan : P = Persentase

F = Frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih N = Konstanta seluruh frekuensi jawaban yang jadi pilihan 100 = Konstanta

Dengan melihat kecenderungan jawaban dari responden maka karakteristik responden akan diketahui. Setelah dilakukan perhitungan


(35)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

maka hasil persentase tersebut diklasifikasikan dengan kategori sebagai berikut yang dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

Kriteria Jawaban Persentase

No Persentase Keterangan

1 0 % Tidak seorangpun

2 1%-24% Sebagian kecil 3 25%-49% Hampir setengahnya

4 50 % Setengahnya

5 51%-74% Sebagian besar 6 75%-99% Hampir seluruhnya

7 100% Seluruhnya

Sumber: Arikunto (1991, hlm. 57) b. Skala Guttman

Skala guttman merupakan skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten terhadap suatu permasalahan yang di tanyakan. Misalnya: “Ya dan Tidak”, atau hanya memiliki dua interval. Data yang diperoleh berupa data interval atau ratio dikotomi (dua alternatif yang berbeda). Pada skala guttman jawaban responden dapat berupa kor tertinggi bernilai (1) dan skor terendah (0) dan analisis dilakukan menggunakan kriteria interperetasi skor pada hasil penelitian, dimasukan ke dalam tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Pengkategorian tersebut dilakukan berdasarkan interval batasan dengan cara sebagai berikut:


(36)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai Maksimum = Skor tertinggi Nilai Minimum = Skor terendah

Interval = Nilai Maksimum – Nilai Minimum Jumlah Interval

Penentuan kategori (range) :

1)Nilai minimum + interval = Kategori rendah 2)Nilai kategori rendah + interval = Kategori sedang 3)Nilai kategori sedang + interval = Kategori tinggi

Perhitungan variabel Partisipasi Masyarakat dibagi menjadi tiga kategori (C), yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Jumlah pertanyaan partisipasi dalam variabel ini ada 24 soal dan masing-masing pertanyaan memiliki bobot nilai maksimal 1 dan nilai minimal 0. Pembagian kategori variabel partisipasi masyarakat dilakukan melalui tahap berikut:

N max = 24 N min = 4

��� ���� = − = .

Range : 4 – 10,67 = Rendah 10,68 – 17,35 = Sedang 17,36 – 24 = Tinggi c. Korelasi

Menurut Sujarweni dan Endrayanto (2012, hlm.59) “Korelasi merupakan salah satu statistik infarensi yang akan menguji apakah dua variabel atau lebih mempunyai hubungan atau tidak”. Berikut ini adalah pengelompokan variabel berdasarkan cara pengolahannya:

1) Korelasi Spearman Rank (rho)

Prosedur statistik ini bertujuan untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas dan


(37)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel terikat dengan jenis data ordinal dan ordinal. Variabel yang dihubungkan dengan prosedur statistik Spearman Rank antara lain:

a) Tingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakat b) Tingkat pendapatan dengan partisipasi masyarakat

Adapun rumus yang digunakan dalam Spearman Rank adalah sebagai berikut:

� = −

� � −

Keterangan:

rs =Nilai korelasi spearman rank

d2 = Selisih setiap pasangan rank

n = Jumlah pasangan rank untuk spearman

2) Koefisien Kontingensi

Koefisien kontingensi digunakan untuk menghitung hubungn antar variabel dengan jenis data berbentuk nominal. Variabel yang dihubungkan dengan prosedur statistik koefisien kontingensi adalah untuk mencari hubungan jenis pekerjaan dengan partisipasi masyarakat. Adapun rumus koefisien kontingensi yang digunakan yaitu :

� = √

+ �

Keterangan :

C = Nilai kefisien kontingensi x2 = Nilai chi kuadrat

N = Jumlah sampel


(38)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

� = ∑ ∑

+

= =

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel 3.4

Tabel 3.4

Pedoman untuk memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat Sumber: Sugiyono (2011, hal. 231)


(39)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Partisipasi

Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung”, maka pada akhir dari penelitian ini akan di paparkan uraian singkat mengenai kesimpulan sebagai berikut:

1. Bentuk-bentuk partisipasi masyarakat di Kelurahan Cibangkong dalam mengimplementasikan Biomethagreen diantaranya adalah (1) Partisipasi buah pikiran yaitu sebagian besar masyarakat Kelurahan Cibangkong memberikan pendapat, ide dan gagasan dalam rapat mengenai pengelolaan sampah organik dengan teknologi Biomethagreen. (2) Partisipasi sosial yaitu hampir setengahnya masyarakat Kelurahan Cibangkong mengikuti komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling). (3) Partisipasi tenaga yaitu sebagian besar masyarakat Kelurahan Cibangkong menyumbangkan tenaganya dalam pengelolan sampah organik Biomethagreen. (4) Partisipasi harta benda yaitu hampir seluruhnya masyarakat Kelurahan Cibangong menyumbangkan sampah organik untuk Biomethagreen. (5) Partisipasi keterampilan yaitu hampir setengahnya masyarakat Kelurahan Cibangkong memiliki kemampuan dalam pengolahan sampah organik Biomethagreen.

2. Terdapat hubungan yang sangat rendah antara tingkat pendidikan dengan partisipasi masyarakat. Seharusnya semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula partisipasi masyarakat dalam mengimplementasikan Biomethagreen. Namun di Kelurahan Cibangkong, masyarakat yang berpendidikan SD merupakan masyarakat yang paling banyak memberikan partisipasi dalam


(40)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengimplementasikan Biomethagreen. Hal ini terjadi karena mayoritas penduduk di Kelurahan Cibangkong berpendidikan SD. Penduduk yang berpendidikan SD tersebut mayoritas tidak memiliki pekerjan serta tidak memiliki penghasilan sehingga mereka banyak berpartisipasi dalam pengolahan Biomethagreen untuk memperoleh biogas guna memenuhi kebutuhan hidup karena ketidak mampuannya untuk membeli gas, namun sebagian besar masyarakat yang berpendidikan SD mengikuti penyuluhan dan pelatihan Biomethagreen sehingga mereka kaya akan pengetahuan dalam pengolahan Biomethagreen.

3. Terdapat hubungan yang kuat antara jenis pekerjaan dengan partisipasi masyarakat. Jenis pekerjaan seseorang akan berkaitan dengan waktu luang seseorang. Penduduk yang tidak bekerja/pensiun dan bermatapencaharian sebagai pedagang merupakan penduduk yang banyak memberikan partisipasinya dalam mengimplementasikan Biomethagreen karena masyarakat yang tidak bekerja memiliki waktu luang yang banyak untuk berpartisipasi dan penduduk yang bekerja sebagai pedagang tidak terikat oleh waktu kerja serta dapat mengatur waktu luangnya sendiri sehingga memiliki waktu untuk berpartisipasi secara aktif.

4. Terdapat hubungan yang rendah antara tingkat pendapatan dengan partisipasi masyarakat. Penduduk yang memiliki penghasilan Rp.1100.000-2000.000 adalah penduduk yang paling banyak memberikan partisipasi dalam mengimplementasikan Biomethagreen dan perolehan penghasilan tersebut didominasi oleh penduduk yang bekerja sebagai pedagang, sehingga dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya mereka lebih memilih memanfaatkan dan mengolah sampah organik Biomethagreen untuk memperoleh biogas guna meminimalisir pengeluaran kebutuhan hidupnya. Sedangkan penduduk yang berpenghasilan > 3000.000, adalah penduduk yang paling sedikit dalam berpartisipasi mengimplementasikan Biomethagreen. Hal


(41)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut karena penduduk yang berpenghasilan >3000.000 beranggapan lebih baik membeli gas di warung yang sudah siap pakai karena lebih praktis dan tidak menunggu proses yang lama untuk memperoleh gas tersebut. Penduduk yang berpenghasilan >3000.000 didominasi oleh penduduk yang bekerja sebagai PNS, yang tidak memiliki banyak waktu luang karena disibukan oleh kegiatannya sehari-hari.

B. Saran

Berdasarkan apa yang telah dianalisis dan disimpulkan pada bagian sebelumnya, maka peneliti memberikan rekomendasi terkait penelitian ini, yaitu:

1. Bagi masyarakat Kelurahan Cibangkong

Penulis berharap kesadaran dan kepedualian terhadap pelestarian lingkungan khususnya terhadap masalah sampah agar lebih diperhatikan, karena sekecil apapun partisipasi masyarakat akan sangat membantu dalam menangani masalah sampah perkotaan, jika dilakukan bersama-sama dengan masyarakat lainnya.

2. Bagi Pemerintah

Dengan adanya 7 unit lokasi Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong, telah memberikan solusi dalam menangani masalah sampah organik. Namun, alangkah lebih baiknya apabila pemerintah Kota Bandung bersedia menambah unit alat Biomethgreen tidak hanya di Kelurahan Cibangkong, tapi di seluruh kelurahan yang ada di Kota Bandung. Sehingga masalah sampah perkotaan dapat teratasi dan lingkungan tetap lestari serta memberikan manfaat lain bagi masyarakat yaitu menghasilkannya biogas dan pupuk cair. Selain itu, diharapkan Dinas Kebersihan Kota Bandung serta BPLHD Kota Bangdung bersedia membantu membuka jalur pendistribusian pupuk cair dari produk pengolahan sampah Biomethagreen, karena pihak pengelola merasa


(42)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kesulitan untuk di memasarkannya, sehingga diharapkan pemanfaatan dari pupuk cair ini dapat dirasakan banyak pihak.

3. Bagi peneliti lain

Penelitian ini hanya fokus kepada aspek partisipasi masyarakat dalam mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung, penelitian ini diharapkan bisa menjadi reverensi apabila ada peneliti lain yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang Biomethagreen, baik yang ada di kelurahan Cibangkong ataupun yang ada di Kota Bandung. 4. Bagi Pelajar tingkat SMA

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memperkaya pengetahuan ketika mempelajari sub pokok bahasan tentang fenomena antroposfer serta pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup.


(43)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alkadri, et al. (1999). Pengembangan wilayah. Jakarta: Tiga Pilar.

Adimihardja, A. dan Hikmat, H. (2004). Participatory Research Appraisal. Bandung:Humaniora Utama Press.

Adisasmita, R. (2006). Membangun Desa Partisipatif. Makasar: Graha Ilmu.

Andrian. (2012). Pengelolaan Sampah Melalui Konsep Bank Sampah di Kota Cimahi. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia.Bandung: Tidak diterbitkan.

Anonim. (2008). Statistik Persampahan Indonesia. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup.

Anonim. (2011). Muhammad Fatah Wiyatna: Dosen Pembuat Biomethagreen, Biogas dari Sampah. [Online]. Tersedia di:

http://indonesiaproud.wordpress.com/2011/03/06/muhammad-fatah-wiyatna-dosen-pembuat-biomethagreen-biogas-dari-sampah/. Diakses 28 Februari 2014.

Anonim. (2013). Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Aplikasi Pengolahan Sampah Organik Teknologi Biomethagreen. Tersedia di: http://biomethagreen.com/. Diakses 12 Januari 2014.

Anonim. (2013). Biomethagreen. [Online]. Tersedia di: http://blogs.unpad.ac.id/margahayu/biomethagreen/. Diakses 02 Januari 2014.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.


(44)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ayu, Komang. (2008). Tesis Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi Kasus Di Sampangan Dan Jomblang, Kota Semarang). Semarang: Universitas Diponegoro.

Baba. (2007). Jurnal Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Peternak Sapi Perah Dalam Penyuluhan Di Kabupaten Enrekang.

[Online]. Tersedia di:

www.academia.edu/5530118/JURNAL_AGROMEDIA. Diakses 14 Januari

2014.

Bintarto,R.(1997). Geografi Kota. Pengantar.Yogyakarta: Spring.

Bintarto, R. dan Surastopo. (1979). Metode Analisis Geografi. Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan, Ekonomi, dan Sosial (LP3ES).

Gurniwan KP. (2006). Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung: Buana Nusantra

Hasan, Iqbal. (2004). Analisi Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, Iqbal. (2010). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara

Isbandi, Adi. (2007). Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas dari Pemikiran Menuju Penerapan. Depok: FISIP UI Press.

Koentjaraningrat.(1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rieneka Cipta.

Koentjaraningrat. (1997). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.


(45)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lokita, Dinda Ayu. (2011). Partisipasi Masyarakat Dalam Program Pengelolaan Sampah.Bogor: Universitas Pertanian Bogor.

Mubyarto. (1984). Potensi Pembangunan Desa. Bandung: Universitas Padjajaran.

Mutakin, A. (2000). Geografi Perilaku. Bandung:Jurusan Pendidikan Geografi, FPIPS UPI. Tidak diterbitkan.

Nasution. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara

Nawawi, Hadar. (1993). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Noer, Hamka Hendra. (1998). Tesis Pola Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Permukiman. [Online]. Tersedia di: http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=78806&lokasi=lokal. Diakses 07 Januari 2014.

Nurfuadah, Rifa Nadia. (2011). Biomethagreen, Sampah Perkotaan. [Online].

Tersedia di:

http://kampus.okezone.com/read/2011/01/18/372/415137/biomethagreen-biogas-dari-sampah-perkotaan/large. Diakses 28 Januari 2014.

Pasaribu, dan Simanjuntak. (1986). Sosiologi Pembangunan. Bandung: Tarsito Rafi’I, Suryatna. (1998). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa.

Riduwan dan Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Afabeta.


(46)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sastropoetro. (1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.

Silalahi. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refiks Aditama

Soetrisno. (1995). Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta: Kanisius

Solaeman, H. (1985). Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Berencana. Bandung: BSSW

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. (1991). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sujaraweni, W dan Endrayanto, P. (2012). Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sumaatmadja, N. (1997). Metode Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara

Sumaatmadja, Nursid. (1996). Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya, dan Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.

Sumaatmadja, N. (1998). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Bandung: Alumni.

Surotinojo, I. (2009). Partisipasi Masyarakat dalam Program Sanitasi Oleh Masyarakat (Sanimas) di Desa Bajo Kecamatan Talimuta Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Semarang: Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota. Universitas Diponegoro


(47)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syahrudin. (2008). Membuat Biogas dari Kotoran Hewan. Jakarta: Bentara Cipta Prima.

Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara

Wahyuni, Sri. (2006). Membuat Biogas Pengganti Bahan Bakar Minyak dan Gas dari Kotoran Ternak. Jakarta: Agromedia.

Yulianti, Yoni. (2012). Artikel Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (Pnpm) Mandiri Perkotaan Di Kota Solok. Padang: Universitas Andalas


(48)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Validitas Angket

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

1 Anis 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 15

2 Ai 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23

3 Putri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 20

4 Nanda 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 20

5 Muhsi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 19

6 Agus 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23

7 Gilang 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 19

8 Ardiansyah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 18

9 Dewa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 20

10 Farihal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 19

11 Anih 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24

12 Dewi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25

13 Yani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 23

14 Tata 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23

15 Kesya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22

16 Ita 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23

17 Yuyu 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 9

18 Riri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 23

19 Suparmi 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 17

20 Sunaryo 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 13

21 Salma 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 19

22 Rahmawat 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 19

23 Euis 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25

24 Narsa 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 11

25 Anton 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25

26 Asep 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 11

27 Titi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 24

28 Supiyana 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 9

29 Dede 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 11

30 Tarsun 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 11

0.86083 0.86083 0.46028 0.35628 0.6755 0.54066 0.22243 0.89044 0.68313 0.82736 0.34477 0.6091 0.79561 0.7512 0.28332 0.28332 0.13741 0.19776 0.05893 0.35867 0.07203 0.0140008 0.801046 0.7278957 0.68528801 8.95091 8.95091 2.74343 2.01768 4.84758 3.40079 1.20722 10.3535 4.94981 7.79459 1.94351 4.06385 6.94945 6.02206 1.56327 1.56327 0.73405 1.06754 0.31239 2.03316 0.38214 0.0740925 7.081054 5.6172234 4.979187016

0.361

valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid tidak valid valid valid valid Signifikasi

No Nama No Soal Partisipasi Buah Pikiran No Soal Partisipasi Sosial No Soal Partisipasi Keterampilan Jumlah

Korelasi t hitung t tabel


(1)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alkadri, et al. (1999). Pengembangan wilayah. Jakarta: Tiga Pilar.

Adimihardja, A. dan Hikmat, H. (2004). Participatory Research Appraisal. Bandung:Humaniora Utama Press.

Adisasmita, R. (2006). Membangun Desa Partisipatif. Makasar: Graha Ilmu.

Andrian. (2012). Pengelolaan Sampah Melalui Konsep Bank Sampah di Kota Cimahi. Skripsi Universitas Pendidikan Indonesia.Bandung: Tidak diterbitkan.

Anonim. (2008). Statistik Persampahan Indonesia. Jakarta: Kementrian Lingkungan Hidup.

Anonim. (2011). Muhammad Fatah Wiyatna: Dosen Pembuat Biomethagreen, Biogas dari Sampah. [Online]. Tersedia di:

http://indonesiaproud.wordpress.com/2011/03/06/muhammad-fatah-wiyatna-dosen-pembuat-biomethagreen-biogas-dari-sampah/. Diakses 28 Februari 2014.

Anonim. (2013). Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Aplikasi Pengolahan Sampah Organik Teknologi Biomethagreen. Tersedia di: http://biomethagreen.com/. Diakses 12 Januari 2014.

Anonim. (2013). Biomethagreen. [Online]. Tersedia di: http://blogs.unpad.ac.id/margahayu/biomethagreen/. Diakses 02 Januari 2014.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineka Cipta.


(2)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ayu, Komang. (2008). Tesis Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (Studi Kasus Di Sampangan Dan Jomblang, Kota Semarang). Semarang: Universitas Diponegoro.

Baba. (2007). Jurnal Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Peternak Sapi Perah Dalam Penyuluhan Di Kabupaten Enrekang.

[Online]. Tersedia di:

www.academia.edu/5530118/JURNAL_AGROMEDIA. Diakses 14 Januari

2014.

Bintarto,R.(1997). Geografi Kota. Pengantar.Yogyakarta: Spring.

Bintarto, R. dan Surastopo. (1979). Metode Analisis Geografi. Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan, Ekonomi, dan Sosial (LP3ES). Gurniwan KP. (2006). Pemahaman Konsep dan Metodologi. Bandung: Buana

Nusantra

Hasan, Iqbal. (2004). Analisi Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, Iqbal. (2010). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Bumi Aksara

Isbandi, Adi. (2007). Perencanaan Partisipatoris Berbasis Aset Komunitas dari Pemikiran Menuju Penerapan. Depok: FISIP UI Press.

Koentjaraningrat.(1990). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rieneka Cipta. Koentjaraningrat. (1997). Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:PT


(3)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lokita, Dinda Ayu. (2011). Partisipasi Masyarakat Dalam Program Pengelolaan Sampah.Bogor: Universitas Pertanian Bogor.

Mubyarto. (1984). Potensi Pembangunan Desa. Bandung: Universitas Padjajaran. Mutakin, A. (2000). Geografi Perilaku. Bandung:Jurusan Pendidikan Geografi,

FPIPS UPI. Tidak diterbitkan.

Nasution. (2003). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara Nawawi, Hadar. (1993). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press

Noer, Hamka Hendra. (1998). Tesis Pola Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Permukiman. [Online]. Tersedia di: http://lontar.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=78806&lokasi=lokal. Diakses 07 Januari 2014.

Nurfuadah, Rifa Nadia. (2011). Biomethagreen, Sampah Perkotaan. [Online].

Tersedia di:

http://kampus.okezone.com/read/2011/01/18/372/415137/biomethagreen-biogas-dari-sampah-perkotaan/large. Diakses 28 Januari 2014.

Pasaribu, dan Simanjuntak. (1986). Sosiologi Pembangunan. Bandung: Tarsito

Rafi’I, Suryatna. (1998). Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa.

Riduwan dan Akdon. (2010). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Afabeta.


(4)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sastropoetro. (1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi, dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni.

Silalahi. (2010). Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT Refiks Aditama Soetrisno. (1995). Menuju Masyarakat Partisipatif. Yogyakarta: Kanisius

Solaeman, H. (1985). Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Berencana. Bandung: BSSW

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi, Arikunto. (1991). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sujaraweni, W dan Endrayanto, P. (2012). Statistika untuk Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sumaatmadja, N. (1997). Metode Pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara Sumaatmadja, Nursid. (1996). Manusia dalam Konteks Sosial, Budaya, dan

Lingkungan Hidup. Bandung: Alfabeta.

Sumaatmadja, N. (1998). Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Bandung: Alumni.

Surotinojo, I. (2009). Partisipasi Masyarakat dalam Program Sanitasi Oleh Masyarakat (Sanimas) di Desa Bajo Kecamatan Talimuta Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Semarang: Tesis. Program Pasca Sarjana Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota. Universitas Diponegoro


(5)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Syahrudin. (2008). Membuat Biogas dari Kotoran Hewan. Jakarta: Bentara Cipta Prima.

Tika, Pabundu. (2005). Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara

Wahyuni, Sri. (2006). Membuat Biogas Pengganti Bahan Bakar Minyak dan Gas dari Kotoran Ternak. Jakarta: Agromedia.

Yulianti, Yoni. (2012). Artikel Analisis Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (Pnpm) Mandiri Perkotaan Di Kota Solok. Padang: Universitas Andalas


(6)

Meti Kurniawati, 2014

Partisipasi Masyarakat dalam Mengimplementasikan Biomethagreen di Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

1 Anis 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 15

2 Ai 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23

3 Putri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 20

4 Nanda 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 20

5 Muhsi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 19

6 Agus 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23

7 Gilang 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 19

8 Ardiansyah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 18

9 Dewa 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 20

10 Farihal 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 19

11 Anih 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 24

12 Dewi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25

13 Yani 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 23

14 Tata 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 23

15 Kesya 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 22

16 Ita 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 23

17 Yuyu 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 9

18 Riri 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 23

19 Suparmi 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 17

20 Sunaryo 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 13

21 Salma 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 19

22 Rahmawat 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 19

23 Euis 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25

24 Narsa 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 11

25 Anton 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25

26 Asep 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 11

27 Titi 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 24

28 Supiyana 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 9

29 Dede 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 11

30 Tarsun 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 11

0.86083 0.86083 0.46028 0.35628 0.6755 0.54066 0.22243 0.89044 0.68313 0.82736 0.34477 0.6091 0.79561 0.7512 0.28332 0.28332 0.13741 0.19776 0.05893 0.35867 0.07203 0.0140008 0.801046 0.7278957 0.68528801 8.95091 8.95091 2.74343 2.01768 4.84758 3.40079 1.20722 10.3535 4.94981 7.79459 1.94351 4.06385 6.94945 6.02206 1.56327 1.56327 0.73405 1.06754 0.31239 2.03316 0.38214 0.0740925 7.081054 5.6172234 4.979187016

0.361

valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid tidak valid valid valid valid Signifikasi

No Nama No Soal Partisipasi Buah Pikiran No Soal Partisipasi Sosial No Soal Partisipasi Keterampilan Jumlah

Korelasi t hitung t tabel


Dokumen yang terkait

STRATEGI LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGUNAN (Studi di Kelurahan Wonoasih Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo)

5 36 26

Penguatan Kelembagaan Masyarakat di Kelurahan Margasari, Kecamatan Margacinta, Kota Bandung

0 6 102

Pemberdayaan pengrajin rajutan melalui penguatan kelompok swadaya masyarakat (KSM) bagi pengembangan aktivitas ekonomi masyarakat: kasus pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Binong Kecamatan Batununggal Kota Bandung

0 22 260

PERAN AGENT OF CHANGE PADA KOMUNITAS MASYARAKAT SADAR LINGKUNGAN (MY DARLING) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Studi pada Komunitas Masyarakat Sadar Lingkungan di RW 11 Kelurahan Cibangkong Kecamatan Batununggal Bandung.

0 0 46

PEMIMPIN PELOPOR SEBAGAI FAKTOR PENGGERAK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM BANK SAMPAH DI RW. 14 KELURAHAN TAMANSARI KECAMATAN BANDUNG WETAN KOTA BANDUNG.

0 2 36

PARTISIPASI TOKOH MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT SUKAMULYA CERDAS KELURAHAN SUKAMULYA KECAMATAN CINAMBO KOTA BANDUNG.

1 6 37

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM P2KP/PNPM MANDIRI KELURAHAN SUMURBOTO KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG.

0 0 1

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BIOMETHAGREEN DI KELURAHAN CIBANGKONG KECAMATAN BATUNUNGGAL KOTA BANDUNG - repository UPI S GEO 1000915 Title

0 0 4

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PROGRAM SEJUTA BIOPORI DI KELURAHAN LEBAK SILIWANGI KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG - repository UPI S GEO 1101803 Title

0 0 3

Arahan Peremajaan Unit Lingkungan Perumahan (Studi Kasus Permukiman Padat Dan Liar di Kelurahan Batununggal Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung)

0 0 8