STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT.
Tessa Dwi Leoni, 2014
STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian yang berjudul “Struktur, nilai-nilai religius Islam, dan representasi budaya dalam cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau pada harian Kompas 2008-2012 sebagai alternatif bahan ajar di SMA Sumatera Barat” dilatarbelakangi oleh asumsi bahwa cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau dalam harian Kompas merupakan karya sastra yang bernilai tinggi dan memiliki struktur yang menarik, mengandung nilai-nilai religius dan representasi budaya Minangkabau yang dapat diapresiasi dan dilestarikan, serta dapat dijadikan alternatif bahan ajar yang menarik, variatif, dan mampu menarik minat dan perhatian siswa khususnya dalam pembelajaran apresiasi sastra. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur instrinsik, nilai-nilai religius, dan representasi budaya yang terkandung di dalam cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau pada harian Kompas serta pemanfaatannya sebagai alternatif bahan ajar di SMA Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis isi. Teori yang digunakan berkaitan dengan sastra, dengan pendekatan struktural dan sosiologi sastra. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Teknik yang digunakan berupa studi pustaka, penelusuran online, dan diskusi kelompok terfokus. Instrumen penelitian yakni peneliti sendiri didukung dengan pedoman analisis teks. Objek penelitian ini adalah cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau dalam harian Kompas,
yakni (1) cerpen “Uang Jemputan” karya Farizal Sikumbang, (2) cerpen “Rumah
untuk Kemenakan” karya Iyut Fitra, (3) cerpen “Ayat Keempat” karya Joni
Syahputra, (4) cerpen “Orang-orang Larenjang” karya Damhuri Muhammad, dan
(5) cerpen “Pakiah dari Pariangan” karya Gus TF Sakai.
Temuan penelitian ini adalah Pertama, cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau dalam harian Kompas memiliki struktur penceritaan logis dan kronologis. Tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam cerpen menunjukkan sikap dan karakter yang masih memegang teguh adat disamping juga terdapat beberapa tokoh yang mencoba menentang dan melonggarkan ketentuan adat Minangkabau. Latar cerita terjadi di Minangkabau (Sumatera Barat). Tema cerita adalah pengukuhan dan pelemahan adat dan budaya Minangkabau yang dilakukan oleh tokoh-tokoh Minang. Kedua, nilai-nilai religius Islam yang terkandung dalam cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau dalam harian Kompas adalah: (a) nilai akidah, (b) nilai syariat, dan (c) nilai akhlak. Ketiga, representasi budaya Minangkabau yang terkandung dalam cerpen meliputi (a) bahasa, (b) sistem pengetahuan, (c) sistem kemasyarakatan, (d) sistem teknologi dan peralatan hidup, (e) sistem mata pencaharian, dan (f) kesenian. Keempat, cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau pada harian Kompas dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar kelas XI kurikulum 2013 di SMA Sumatera Barat. Dari temuan penelitian, direkomendasikan agar cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau pada harian Kompas dijadikan sebagai alternatif bahan pembelajaran sastra di SMA Sumatera Barat. Selain itu, disarankan penanaman nilai-nilai kepada anak dilakukan sejak usia dini melalui bacaan sastra.
(2)
Tessa Dwi Leoni, 2014
STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT
A study entitled “Structure, Islam religious values, and culture representation in short stories of Minangkabau authors on Kompas Daily 2008-2012 as alternative teaching material for Senior High School in Sumatera Barat” was backgrounded by assumption that short stories of Minangkabau authors on Kompas Daily are precious literature that contain interesting structure, religious values and representation of Minangkabau culture that can be appreciated and preserved, and possible to be varied alternative for teaching material, yet can attract students will and attention especially in learning appreciation of Literature. This study is aimed to describe intrinsic structure, religious values and culture representation that contained in short stories of Minangkabau authors on Kompas Daily as alternative teaching material for Senior High School in Sumatera Barat. This study used qualitative approach with content analysis technique. The theory used is related to literature with structural approach and literature sociology. This study used descriptive method. The techniques that are used are library research, online browsing, and focused group discussion. The research instrument is the researcher herself, supported by text analysis guide. The object of this study is short stories of Minangkabau authors on Kompas Daily, such as: (1) “Uang Jemputan” by Farizal Sikumbang, (2) “Rumah untuk
Kemenakan” by Iyut Fitra, (3) “Ayat Keempat” by Joni Syahputra, (4) “Orang
-orang Larenjang” by Damhuri Muhammad, and (5) “Pakiah dari Pariangan” by Gus Tf Sakai.
The study found some results. First, short stories of Minangkabau authors on Kompas Daily have logic and chronologic story structure. The characters presented in the story show behavior and characterictic which are loyal to tradition. Eventhough few characters who try to against and loosen Minangkabau custom regulation. The background of the stories is in Minangkabau (Sumatera Barat). The theme is strengthening and impairing Minangkabau tradition that undertaken by Minang public figure. Second, short stories of Minangkabau authors on Kompas Daily contain Islamic religious values that can be a model for the readers. Third, the representation of Minangkabau culture that is contained in the short stories are language, knowledge system, society system, technology system and living instrument, occupational system and arts. Fourth, short stories of Minangkabau authors on Kompas Daily are possible to be alternative teaching material for grade XI accordance with 2013 curriculum. From the finding of study, it is recommended to use short stories of Minangkabau authors on Kompas Daily as alternative Literature teaching materials for Senior High School in
(3)
Tessa Dwi Leoni, 2014
STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sumatera Barat. Moreover, it is suggested to grow values on children by using literature from early age.
(4)
Tessa Dwi Leoni, 2014
STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR BAGAN ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Fokus Penelitian ... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORETIS A. Hakikat Cerpen ... 8
B. Struktur Cerpen ... 10
C. Karakteristik Cerpen Koran ... 16
D. Nilai-nilai dalam Karya Sastra ... 18
a. Hakikat Nilai ... 18
b. Nilai-nilai dalam Karya Sastra ... 19
c. Religiusitas dalam Karya Sastra ... 20
d. Nilai-nilai Religius Islam ... 21
E. Representasi Budaya ... 23
F. Kebudayaan ... 24
a. Pengertian Kebudayaan... 24
b. Wujud Kebudayaan... 24
(5)
Tessa Dwi Leoni, 2014
STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Kebudayaan Minangkabau ... 27
G. Pendekatan Analisis Cerpen ... 27
a. Pendekatan Struktural ... 28
b. Pendekatan Sosiologi Sastra... 29
H. Alternatif Bahan Pembelajaran Sastra di SMA ... 31
I. Model Pengajaran dan Pembelajaran Cerpen ... 32
J. Penelitian yang Relevan ... 33
K. Anggapan Dasar ... 34
BAB III Metode dan Teknik Penelitian ... 36
A. Metode Penelitian ... 35
B. Sumber Data dan Objek Penelitian ... 36
C. Definisi Operasional ... 36
D. Instrumen Penelitian ... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ... 38
F. Teknik Analisis Data ... 39
G. Desain Penelitian ... 40
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Deskripsi Data ... 41
B. Analisis Data ... 52
1. Analisis Cerpen “Uang Jemputan” Karya Farizal Sikumbang . 52 a. Struktur Cerpen ... 52
b. Nilai-nilai Religius Islam dalam Cerpen ... 67
c. Representasi Budaya dalam Cerpen ... 73
2. Analisis Cerpen “Rumah untuk Kemenakan” Karya Iyut Fitra………. ... 80
a. Struktur Cerpen ... 80
b. Nilai-nilai Religius Islam dalam Cerpen ... 95
c. Representasi Budaya dalam Cerpen ... 98
3. Analisis Cerpen “Orang-orang Larenjang” Karya Damhuri Muhammad ... 102
(6)
Tessa Dwi Leoni, 2014
STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Struktur Cerpen ... 102
b. Nilai-nilai Religius Islam dalam Cerpen ... 116
c. Representasi Budaya dalam Cerpen ... 120
4. Analisis Cerpen “Ayat Keempat” Karya Jony Syahputra ... 123
a. Struktur Cerpen ... 123
b. Nilai-nilai Religius Islam dalam Cerpen ... 138
c. Representasi Budaya dalam Cerpen ... 140
5. Analisis Cerpen “Pakiah dari Periangan” Karya Gus TF Sakai……… ... 144
a. Struktur Cerpen ... 144
b. Nilai-nilai Religius Islam dalam Cerpen ... 157
c. Representasi Budaya dalam Cerpen ... 159
C. Hasil Analisis ... 162
D. Pembahasan ... 168
1. Struktur Cerpen Karya Pengarang Minangkabau pada harian Kompas 2008-2012 ... 168
2. Nilai-nilai Religius Islam dalam Cerpen Karya Pengarang Minangkabau pada harian Kompas 2008-2012 ... 175
3. Representasi Budaya Minangkabau dalam Cerpen Karya Pengarang Minangkabau pada harian Kompas 2008-2012 ... 179
BAB V ALTERNATIF BAHAN AJAR PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA ... 36
A.Dasar Pemikiran ... 186
B.Alternatif Bahan Ajar Pembelajaran Sastra di SMA (Modul) ... 186
C.Perencanaan dalam Pengajaran Cerpen... 183
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 36
A.Simpulan ... 196
B.Saran ... 207
(7)
Tessa Dwi Leoni, 2014
STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
LAMPIRAN ... 214
RIWAYAT PENULIS DAFTAR BAGAN Bagan 3.1 Desain Penelitian ... 40
Bagan 4.1 Urutan Sekuen Cerpen “Uang Jemputan” ... 54
Bagan 4.2 Jaringan Hubungan Logis Cerpen “Uang Jemputan” ... 56
Bagan 4.3 Urutan Sekuen Cerpen “Rumah untuk Kemenakan” ... 83
Bagan 4.4 Jaringan Hubungan Logis Cerpen “Rumah untuk Kemenakan” ... 85
Bagan 4.5 Urutan Sekuen Cerpen “Orang-orang Larenjang”... 103
Bagan 4.6 Jaringan Hubungan Logis Cerpen “Orang-orang Larenjang” .. 105
Bagan 4.7 Urutan Sekuen Cerpen “Ayat Keempat” ... 125
Bagan 4.8 Jaringan Hubungan Logis Cerpen “Ayat Keempat” ... 127
Bagan 4.9 Urutan Sekuen Cerpen “Pakiah dari Pariangan” ... 147
(8)
Tessa Dwi Leoni, 2014
STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Objek Penelitian ... 214 Lampiran 2. Model Alternatif Bahan Ajar (Modul) ... 237 Lampiran 3. Validasi Bahan Ajar ... 261
(9)
Tessa Dwi Leoni, 2014
STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT
(10)
Tessa Dwi Leoni, 2014
STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan kunci utama kemajuan suatu bangsa. Sebagai salah satu pilar terpenting dalam meningkatkan kinerja suatu bangsa, pendidikan yang berkualitas diyakini akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pula. Sehubungan dengan itu, berbagai upaya terobosan telah dilakukan oleh pemerintah dewasa ini. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 pasal 3 Tahun 2003, telah dirumuskan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka, lembaga pendidikan sebagai tempat mendidik adalah lembaga yang paling bertanggung jawab dalam perkembangan pendidikan seorang anak. Begitu pula dengan guru sebagai seorang pendidik merupakan tokoh yang paling dituntut untuk keberhasilan pendidikan seorang anak.
Dalam kehidupan sehari-hari, guru memiliki waktu yang lebih banyak untuk beriteraksi dengan para peserta didik di sekolah. Dengan demikian, guru dapat menanamkan nilai-nilai pendidikan dan unsur budaya kepada anak. Hal ini juga berhubungan dengan tugas guru untuk merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, melakukan penelitian dan pengkajian, dan membuka komunikasi dengan masyarakat (Sagala, 2009: 6). Namun, proses pendidikan dalam penerapannya juga ternyata tidak selalu mulus dan semudah membalik telapak tangan. Permasalahan pendidikan akan selalu muncul seiring perkembangan usia dan psikologis peserta didik.
(11)
2
Tessa Dwi Leoni, 2014
STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain itu, situasi dan kondisi serta pengaruh informasi, teknologi, dan kebudayaan juga merupakan beberapa faktor yang akan mempengaruhi proses pendidikan di sekolah disamping kurangnya kreativitas guru dalam mengembangkan bahan ajar yang sesuai dengan mental dan psikologis anak. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia pada umumnya hanya menggunakan bahan ajar yang telah disediakan atau yang terdapat di dalam buku teks Bahasa Indonesia. Sementara itu, bahan ajar tersebut tidaklah selalu mengangkat nilai-nilai dan budaya daerah setempat yang penting bagi perkembangan dan pengetahuan anak. Oleh sebab itu, segala komponen pendidikan, baik pihak keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah, termasuk guru harus bekerja keras untuk kemajuan keilmuan serta dalam proses pembentukan karakter seluruh peserta didik sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Pembelajaran sastra merupakan salah satu pintu masuk dalam pembinaan karakter bangsa. Karya sastra dapat dimanfaatkan sebagai media untuk membangun kesadaran siswa tentang nilai-nilai kehidupan. Setiap karya sastra tidak hanya menampilkan berbagai kilasan peristiwa para tokoh ke dalam isi ceritanya, namun juga mengandung banyak unsur-unsur pendidikan dan kebudayan yang dapat di ambil oleh pembacanya. Sehubungan dengan itu, menurut Horace (dalam Wellek dan Warren, 1995: 25) bahwa karya sastra “dulce et utile”, yaitu indah dan bermakna. Karya sastra sarat akan nilai-nilai sosial budaya, nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai pendidikan (moral), dan nilai-nilai humanisme yang diperlukan bagi kebutuhan hidup manusia. Maka mengajarkan sastra kepada siswa merupakan salah satu cara untuk mendekatkannya pada nilai-nilai kehidupan yang telah ada sedari dulu, yang juga perlu dilestarikan oleh generasi muda sekarang sehingga nilai-nilai tersebut tidak hilang.
Cerpen merupakan salah satu dari jenis karya sastra yang dapat dijadikan media dalam pembelajaran sastra di sekolah. Namun, tidak semua cerpen dapat dijadikan sebagai bahan ajar yang berkualitas. Dalam hal ini, guru harus pintar memilih bahan ajar yang tepat yang sesuai dengan perkembangan usia, mental anak, dan latar budaya seorang anak. Budaya lokal merupakan ciri khas suatu
(12)
3
Tessa Dwi Leoni, 2014
STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
daerah dan yang paling dekat anak. Pemanfaatan budaya lokal diramalkan dapat memudahkan guru dalam pembentukan karakter anak.
Sehubungan dengan budaya lokal, Minangkabau sudah sejak lama dikenal sebagai daerah yang banyak melahirkan sastrawan-sastrawan ternama yang diperhitungkan dalam dunia sastra Indonesia. Kenyataan ini didukung oleh banyaknya sastrawan yang berasal dari Minangkabau yang ikut adil dalam perkembangan sastra modern Indonesia. Nama-nama seperti Hamka, Marah Rusli, Abdul Muis, dan Tulis Sutan Sati merupakan nama-nama yang tercatat dalam sejarah sebagai penegak sastra modern Indonesia.
Sebagai masyarakat, pengarang tidak mungkin lepas dari lingkungan budayanya sendiri. Pengarang memperoleh ide dalam realita kehidupan sosial masyarakat. Pengarang tidak mengambil bahan-bahan cerita secara sembarang dan sembrono dari dunia nyata, tetapi berpedoman pada asas dan tujuan-tujuan tertentu ke dalam karyanya. Pengarang memungut berbagai fenomena kehidupan tersebut dengan tujuan memperluas, memperdalam, dan menjernihkan penghayatan pembaca terhadap salah satu sisi kehidupan yang disajikannya. Seorang pengarang melihat persoalan itu dalam realita objektif di tengah masyarakat tempat dia berada dan bereksistensi. Realitas objektif tersebut dijadikan sebagai material cerita dan kemudian dipadukan dengan imajinasi yang disampaikan lewat karya sastra. Penyampaian ini merupakan refleksi wajah masyarakat, pandangan, pemikiran, gugatan, harapan, dan keprihatinan pengarang (Prasetyo, 2011). Dengan demikian, para pengarang yang berasal dari Minangkabau tentu saja akan menulis karya sastra yang merefleksikan kehidupan nuansa lokal Minangkabau.
Cerita pendek yang diakronimkan dengan cerpen merupakan karya sastra yang banyak dihasilkan oleh pengarang-pengarang yang berasal dari Minangkabau. Cerpen-cerpen yang dihasilkan pengarang-pengarang Minangkabau tersebut dimuat di berbagai media massa, salah satunya adalah harian Kompas. Hal ini tidak terlepas dari konsistensi harian Kompas yang menerbitkan cerpen setiap hari Minggu. Setelah media-media khusus sastra tidak
(13)
4
Tessa Dwi Leoni, 2014
STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terbit lagi secara kontinu, surat kabar tampil memegang peranan penting memasyarakatkan karya sastra. Hal ini tidak terlepas dari peran surat kabar sebagai media komersil yang mampu memberikan keuntungan bagi penulis secara finansial. Barangkali inilah yang menyebabkan sastrawan-sastrawan ternama juga banyak menerbitkan tulisannya pada media massa. Meskipun pada mulanya ada anggapan bahwa cerpen yang diterbitkan di media massa tidak termasuk ke dalam genre sastra (Thahar, 1999: 4).
Cerpen harian Kompas yang dijadikan objek penelitian dibatasi pada cerpen-cerpen yang ditulis oleh pengarang-pengarang Minangkabau. Pemilihan cerpen-cerpen harian Kompas karya pengarang-pengarang Minangkabau didasarkan pada beberapa asumsi berikut. Pertama, dalam cerpen-cerpen harian Kompas terdapat nilai-nilai yang perlu diapresiasi dalam kehidupan. Umumnya cerpen-cerpen harian Kompas yang berbasis budaya lokal Minangkabau mengangkat permasalahan-permasalahan kehidupan sehari-hari yang terdapat dalam kehidupan sosial masyarakat Minangkabau dan juga dimuat dan diberitakan di media massa. Kedua, cerpen-cerpen harian Kompas yang bernuansakan budaya Minangkabau tersebut ditulis oleh penulis-penulis ternama dari Sumatera Barat dan sudah terkenal di dunia kepenulisan sastra Indonesia di antaranya: Gus tf Sakai, Iyut Fitra, Damhuri Muhammad, Farizal Sikumbang, Yusrizal KW, Adek Alwi, Joni Syahputra, dan Harris Effendi Thahar. Selain dimuat di Kompas, tulisan mereka juga sudah banyak diterbitkan dalam bentuk buku atau antologi cerpen. Ketiga, cerpen-cerpen terbitan harian Kompas adalah cerpen-cerpen yang bermutu. Tidak semua tulisan cerpen yang dikirim oleh penulis dimuat oleh redaktur Kompas. Keempat, cerpen-cerpen harian Kompas yang bernuansa budaya lokal Minangkabau dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar yang bermutu, praktis, dan mudah mendapatkannya. Selain itu, pemberian bahan ajar yang dekat dengan lingkungan dan budaya peserta didik diperkirakan akan memudahkan guru dan peserta didik untuk menangkap, memahami, dan melestarikan budaya daerahnya. Oleh sebab itu, penggunaan cerpen-cerpen harian Kompas sebagai bahan ajar perlu digalakkan.
(14)
5
Tessa Dwi Leoni, 2014
STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kehadiran hasil penelitian tentang cerpen-cerpen harian Kompas berbasis warna lokal Minangkabau dapat disumbangkan sebagai materi ajar berupa bacaan yang dapat digunakan berbagai pihak dalam pendidikan dan pembelajaran sastra baik sastra daerah maupun sastra Indonesia karena materi bacaan sastra dengan nuansa budaya lokal Minangkabau masih sulit ditemui oleh guru-guru sastra di daerah. Selain itu, penganalisisan cerpen-cerpen harian Kompas yang ditulis oleh pengarang-pengarang Minangkabau juga berguna untuk menggali, mengembangkan, dan melestarikan warisan budaya yang selanjutnya dapat memperkaya budaya nasional. Djatmiko (2006: 5) menyatakan bahwa untuk membangun masyarakat madani diperlukan karakter dan moral bangsa yang kokoh yang bersumber dari nilai-nilai luhur budaya bangsa yang dipadu dengan nilai-nilai universal.
Dengan demikian, karya sastra bernuansa budaya lokal Minangkabau yang ditulis oleh pengarang-pengarang Minangkabau merupakan karya sastra yang baik dan perlu diteliti serta diwariskan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya kepada generasi selanjutnya.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi fokus utama penelitian ini adalah pengungkapan struktur, nilai-nilai religius Islam, dan representasi budaya Minangkabau dalam lima cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau pada harian Kompas tahun 2008-2012 dan upaya pemanfaatannya sebagai alternatif bahan ajar pada pembelajaran sastra di SMA Sumatera Barat.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah penelitian yang dikemukakan di atas, masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut.
1. Bagaimanakah struktur (fakta-fakta cerita dan tema) cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau dalam harian Kompas 2008-2012?
(15)
6
Tessa Dwi Leoni, 2014
STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagaimanakah nilai-nilai religius Islam yang terkandung dalam cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau pada harian Kompas 2008-2012?
3. Bagaimanakah representasi budaya Minangkabau dalam cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau pada harian Kompas 2008-2012? 4. Bagaimanakah pemanfaatan cerpen karya pengarang-pengarang
Minangkabau dalam harian Kompas 2008-2012 sebagai alternatif bahan ajar di SMA Sumatera Barat?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian di atas, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan hal-hal berikut.
1. Mendeskripsikan struktur (fakta-fakta cerita dan tema) cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau dalam harian Kompas 2008-2012. 2. Mendeskripsikan nilai-nilai religius Islam yang terkandung dalam cerpen
karya pengarang-pengarang Minangkabau pada harian Kompas 2008-2012.
3. Mengetahui representasi budaya Minangkabau dalam cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau pada harian Kompas 2008-2012. 4. Memaparkan pemanfaatan cerpen karya pengarang-pengarang
Minangkabau dalam harian Kompas 2008-2012 sebagai alternatif bahan ajar di SMA Sumatera Barat.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi masyarakat Minangkabau khususnya dan Indonesia pada umumnya untuk melihat struktur, nilai-nilai religius Islam, dan representasi budaya Minangkabau yang terkandung di dalam cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau pada harian Kompas 2008-2012 sehingga diharapkan tumbuh penghargaan terhadap karya sastra terutama sastra berbasis budaya lokal Minangkabau. Setelah tumbuh
(16)
7
Tessa Dwi Leoni, 2014
STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penghargaan, berikutnya tumbuh kesadaran akan perlunya menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra berbasis budaya lokal Minangkabau.
Selain apa yang sudah dikemukakan di atas, kajian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, penelitian ini diharapkan memperkaya teori-teori tentang kajian struktural dalam karya sastra jenis cerpen yang berbasis budaya lokal. Kedua, penelitian ini diharapkan dapat dapat memperkaya teori-teori pengkajian nilai-nilai dan representasi budaya yang terkandung dalam karya sastra jenis cerpen. Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam memilih bahan ajar yang murah dan praktis, namun tetap berkualitas dan bermanfaat bagi peserta didik. Kedua, dapat dimanfaatkan oleh para guru bahasa dan sastra Indonesia di sekolah sebagai bahan alternatif pembelajaran, terutama pembelajaran apresiasi sastra naratif. Ketiga, bagi para akademisi dan peneliti sastra dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan rujukan bahkan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. Keempat, agar para penulis cerpen lebih peduli dan giat menghasilkan karya sastra yang bermutu bagi anak-anak usia sekolah. Kelima, bagi peneliti sendiri sebagai penambah pengetahuan dan pengalaman di lapangan.
(17)
8
Tessa Dwi Leoni, 2014
STRUKTUR, NILAI-NILAI RELIGIUS ISLAM, DAN REPRESENTASI BUDAYA MINANGKABAU DALAM CERPEN KARYA PENGARANG-PENGARANG MINANGKABAU PADA HARIAN KOMPAS 2008-2012 SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN AJAR DI SMA SUMATERA BARAT
(1)
daerah dan yang paling dekat anak. Pemanfaatan budaya lokal diramalkan dapat memudahkan guru dalam pembentukan karakter anak.
Sehubungan dengan budaya lokal, Minangkabau sudah sejak lama dikenal sebagai daerah yang banyak melahirkan sastrawan-sastrawan ternama yang diperhitungkan dalam dunia sastra Indonesia. Kenyataan ini didukung oleh banyaknya sastrawan yang berasal dari Minangkabau yang ikut adil dalam perkembangan sastra modern Indonesia. Nama-nama seperti Hamka, Marah Rusli, Abdul Muis, dan Tulis Sutan Sati merupakan nama-nama yang tercatat dalam sejarah sebagai penegak sastra modern Indonesia.
Sebagai masyarakat, pengarang tidak mungkin lepas dari lingkungan budayanya sendiri. Pengarang memperoleh ide dalam realita kehidupan sosial masyarakat. Pengarang tidak mengambil bahan-bahan cerita secara sembarang dan sembrono dari dunia nyata, tetapi berpedoman pada asas dan tujuan-tujuan tertentu ke dalam karyanya. Pengarang memungut berbagai fenomena kehidupan tersebut dengan tujuan memperluas, memperdalam, dan menjernihkan penghayatan pembaca terhadap salah satu sisi kehidupan yang disajikannya. Seorang pengarang melihat persoalan itu dalam realita objektif di tengah masyarakat tempat dia berada dan bereksistensi. Realitas objektif tersebut dijadikan sebagai material cerita dan kemudian dipadukan dengan imajinasi yang disampaikan lewat karya sastra. Penyampaian ini merupakan refleksi wajah masyarakat, pandangan, pemikiran, gugatan, harapan, dan keprihatinan pengarang (Prasetyo, 2011). Dengan demikian, para pengarang yang berasal dari Minangkabau tentu saja akan menulis karya sastra yang merefleksikan kehidupan nuansa lokal Minangkabau.
Cerita pendek yang diakronimkan dengan cerpen merupakan karya sastra yang banyak dihasilkan oleh pengarang-pengarang yang berasal dari Minangkabau. Cerpen-cerpen yang dihasilkan pengarang-pengarang Minangkabau tersebut dimuat di berbagai media massa, salah satunya adalah harian Kompas. Hal ini tidak terlepas dari konsistensi harian Kompas yang menerbitkan cerpen setiap hari Minggu. Setelah media-media khusus sastra tidak
(2)
terbit lagi secara kontinu, surat kabar tampil memegang peranan penting memasyarakatkan karya sastra. Hal ini tidak terlepas dari peran surat kabar sebagai media komersil yang mampu memberikan keuntungan bagi penulis secara finansial. Barangkali inilah yang menyebabkan sastrawan-sastrawan ternama juga banyak menerbitkan tulisannya pada media massa. Meskipun pada mulanya ada anggapan bahwa cerpen yang diterbitkan di media massa tidak termasuk ke dalam genre sastra (Thahar, 1999: 4).
Cerpen harian Kompas yang dijadikan objek penelitian dibatasi pada cerpen-cerpen yang ditulis oleh pengarang-pengarang Minangkabau. Pemilihan cerpen-cerpen harian Kompas karya pengarang-pengarang Minangkabau didasarkan pada beberapa asumsi berikut. Pertama, dalam cerpen-cerpen harian Kompas terdapat nilai-nilai yang perlu diapresiasi dalam kehidupan. Umumnya cerpen-cerpen harian Kompas yang berbasis budaya lokal Minangkabau mengangkat permasalahan-permasalahan kehidupan sehari-hari yang terdapat dalam kehidupan sosial masyarakat Minangkabau dan juga dimuat dan diberitakan di media massa. Kedua, cerpen-cerpen harian Kompas yang bernuansakan budaya Minangkabau tersebut ditulis oleh penulis-penulis ternama dari Sumatera Barat dan sudah terkenal di dunia kepenulisan sastra Indonesia di antaranya: Gus tf Sakai, Iyut Fitra, Damhuri Muhammad, Farizal Sikumbang, Yusrizal KW, Adek Alwi, Joni Syahputra, dan Harris Effendi Thahar. Selain dimuat di Kompas, tulisan mereka juga sudah banyak diterbitkan dalam bentuk buku atau antologi cerpen. Ketiga, cerpen-cerpen terbitan harian Kompas adalah cerpen-cerpen yang bermutu. Tidak semua tulisan cerpen yang dikirim oleh penulis dimuat oleh redaktur Kompas. Keempat, cerpen-cerpen harian Kompas yang bernuansa budaya lokal Minangkabau dapat dijadikan sebagai alternatif bahan ajar yang bermutu, praktis, dan mudah mendapatkannya. Selain itu, pemberian bahan ajar yang dekat dengan lingkungan dan budaya peserta didik diperkirakan akan memudahkan guru dan peserta didik untuk menangkap, memahami, dan melestarikan budaya daerahnya. Oleh sebab itu, penggunaan cerpen-cerpen harian Kompas sebagai bahan ajar perlu digalakkan.
(3)
Kehadiran hasil penelitian tentang cerpen-cerpen harian Kompas berbasis warna lokal Minangkabau dapat disumbangkan sebagai materi ajar berupa bacaan yang dapat digunakan berbagai pihak dalam pendidikan dan pembelajaran sastra baik sastra daerah maupun sastra Indonesia karena materi bacaan sastra dengan nuansa budaya lokal Minangkabau masih sulit ditemui oleh guru-guru sastra di daerah. Selain itu, penganalisisan cerpen-cerpen harian Kompas yang ditulis oleh pengarang-pengarang Minangkabau juga berguna untuk menggali, mengembangkan, dan melestarikan warisan budaya yang selanjutnya dapat memperkaya budaya nasional. Djatmiko (2006: 5) menyatakan bahwa untuk membangun masyarakat madani diperlukan karakter dan moral bangsa yang kokoh yang bersumber dari nilai-nilai luhur budaya bangsa yang dipadu dengan nilai-nilai universal.
Dengan demikian, karya sastra bernuansa budaya lokal Minangkabau yang ditulis oleh pengarang-pengarang Minangkabau merupakan karya sastra yang baik dan perlu diteliti serta diwariskan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya kepada generasi selanjutnya.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi fokus utama penelitian ini adalah pengungkapan struktur, nilai-nilai religius Islam, dan representasi budaya Minangkabau dalam lima cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau pada harian Kompas tahun 2008-2012 dan upaya pemanfaatannya sebagai alternatif bahan ajar pada pembelajaran sastra di SMA Sumatera Barat.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah penelitian yang dikemukakan di atas, masalah penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan berikut.
1. Bagaimanakah struktur (fakta-fakta cerita dan tema) cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau dalam harian Kompas 2008-2012?
(4)
2. Bagaimanakah nilai-nilai religius Islam yang terkandung dalam cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau pada harian Kompas 2008-2012?
3. Bagaimanakah representasi budaya Minangkabau dalam cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau pada harian Kompas 2008-2012? 4. Bagaimanakah pemanfaatan cerpen karya pengarang-pengarang
Minangkabau dalam harian Kompas 2008-2012 sebagai alternatif bahan ajar di SMA Sumatera Barat?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian di atas, penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan hal-hal berikut.
1. Mendeskripsikan struktur (fakta-fakta cerita dan tema) cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau dalam harian Kompas 2008-2012. 2. Mendeskripsikan nilai-nilai religius Islam yang terkandung dalam cerpen
karya pengarang-pengarang Minangkabau pada harian Kompas 2008-2012.
3. Mengetahui representasi budaya Minangkabau dalam cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau pada harian Kompas 2008-2012. 4. Memaparkan pemanfaatan cerpen karya pengarang-pengarang
Minangkabau dalam harian Kompas 2008-2012 sebagai alternatif bahan ajar di SMA Sumatera Barat.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi masyarakat Minangkabau khususnya dan Indonesia pada umumnya untuk melihat struktur, nilai-nilai religius Islam, dan representasi budaya Minangkabau yang terkandung di dalam cerpen karya pengarang-pengarang Minangkabau pada harian Kompas 2008-2012 sehingga diharapkan tumbuh penghargaan terhadap karya sastra terutama sastra berbasis budaya lokal Minangkabau. Setelah tumbuh
(5)
penghargaan, berikutnya tumbuh kesadaran akan perlunya menyerap nilai-nilai yang terkandung dalam karya sastra berbasis budaya lokal Minangkabau.
Selain apa yang sudah dikemukakan di atas, kajian ini diharapkan bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Secara teoretis, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, penelitian ini diharapkan memperkaya teori-teori tentang kajian struktural dalam karya sastra jenis cerpen yang berbasis budaya lokal. Kedua, penelitian ini diharapkan dapat dapat memperkaya teori-teori pengkajian nilai-nilai dan representasi budaya yang terkandung dalam karya sastra jenis cerpen. Secara praktis, manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam memilih bahan ajar yang murah dan praktis, namun tetap berkualitas dan bermanfaat bagi peserta didik. Kedua, dapat dimanfaatkan oleh para guru bahasa dan sastra Indonesia di sekolah sebagai bahan alternatif pembelajaran, terutama pembelajaran apresiasi sastra naratif. Ketiga, bagi para akademisi dan peneliti sastra dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan rujukan bahkan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. Keempat, agar para penulis cerpen lebih peduli dan giat menghasilkan karya sastra yang bermutu bagi anak-anak usia sekolah. Kelima, bagi peneliti sendiri sebagai penambah pengetahuan dan pengalaman di lapangan.
(6)