HUBUNGAN REAKSI DAN KOORDINASI DENGAN HASIL PUKULAN DRIVE DALAM PERMAINAN SQUASH.
HUBUNGAN REAKSI DAN KOORDINASI DENGAN HASIL
PUKULAN DRIVE DALAM PERMAINAN SQUASH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh :
FINALDHI PALGUNADHI NIM. 1002180
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
(2)
HUBUNGAN REAKSI DAN KOORDINASI DENGAN HASIL PUKULAN DRIVE DALAM PERMAINAN SQUASH
Oleh
Finaldhi Palgunadhi
Sebuah skripsi diajukan guna memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada program studi ilmu keolahragaan
© Finaldhi Palgunadhi Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di foto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
FINALDHI PALGUNADHI
HUBUNGAN REAKSI DAN KOORDINASI DENGAN HASIL PUKULAN DRIVE
DALAM PERMAINAN SQUASH
disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Disetujui dan disahkan oleh : Penguji 1
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
Drs. Sumardiyanto, M.Pd. NIP. 196212221987031002
Pembimbing II
Iman Imanudin, S.Pd, M.Pd. NIP. 197508102001121001
Pembimbing I
Drs. Sumardiyanto, M.Pd. NIP. 196212221987031002
(4)
Finaldhi Palgunadhi, 2014
ABSTRAK
HUBUNGAN REAKSI DAN KOORDINASI DENGAN HASIL PUKULAN DRIVE DALAM PERMAINAN SQUASH
Finaldhi Palgunadhi 2014
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya komponen-komponen kondisi fisik terhadap hasil pukulan drive dalam permainan squash diantaranya reaksi dan koordinasi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara reaksi dan koordinasi dengan hasil pukulan drive dalam permainan squash. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik korelasional. Sampel yang digunakan dalam dalam penelitian ini adalah anggota UKM Squash UPI Bandung sebanyak 11 orang yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes whole body reaction time, tes lempar tangkap bola, dan tes keterampilan bermain squash (drive backhand dan forehand). Menunjukkan terdapat hubungan reaksi dan koordinasi dengan hasil pukulan drive
(forehand dan backhand). Dengan hasil penelitian reaksi dengan hasil pukulan drive forehand adalah r = - 0.658, nilai sig. 0.028 < 0.05, dengan drive backhand r = -0.626, nilai sig. 0.039 < 0.05, sedangkan hasil penelitian koordinasi dengan hasil pukulan drive forehand adalah r = 0.807, nilai sig. 0.003 < 0.05, dengan drive backhand r = 0.719, nilai sig. 0.013 < 0.05
(5)
Finaldhi Palgunadhi, 2014
ABSTRACT
RELATIONS OF REACTION AND COORDINATION WITH RESULTS OF DRIVE IN SQUASH
Finaldhi Palgunadhi 2014
This research was motivated because the importance of the components of the physical conditions of the drives results in a game of squash such as reaction and coordination. The purpose of this research was to find out the relationship between the reaction and coordination with drives results in squash game. This research use method descriptive correlational techniques. Samples used in this research is a member in student groups of squash UPI Bandung, there are 11 peoples were taken by using purposive sampling technique. Instrument used this research is a test of whole body reaction time, catching a ball throwing test and skills test playing squash (backhand and forehand drives). In this research there have reaction relationship and coordination with the results of the puch drives (forehand and backhand). With the research results within results of the blow drives (forehand) and the reaction r = - 0.658, = 0.028 < 0.05, and within drive backhand r = -0.626, = 0.039 < 0.05, while the results of the research coordination with forehand drive is r = 0.807, = 0.003 < 0.05, and drive backhand is r = 0.719, = 0.013 < 0.05.
(6)
Finaldhi Palgunadhi, 2014
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... i
UCAPAN TERIMA KASIH ... ii
ABSTRAK ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7
A. Kajian Pustaka ... 7
1. Konsep Reaksi... 8
2. Konsep Koordinasi ... 9
3. Konsep Olahraga Squash ... 11
a. Definisi Olahraga Squash ... 11
b. Karakteristik Permainan Squash... 12
c. Keterampilan Dasar Squash... 15
4. Kemampuan Kondisi Fisik dalam Permainan Squash ... 19
(7)
Finaldhi Palgunadhi, 2014
1)Reaksi Terhadap Hasil Pukulan Drive ... 22
2) Koordinasi Terhadap Hasil Pukulan Drive ... 23
5. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 24
B. Kerangka Pemikiran ... 26
C. Hipotesis Penelitian ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
A. Lokasi dan Subjek Penelitian... 29
B. Desain Penelitian ... 31
C. Metode Penelitian ... 32
D. Definisi Operasional ... 33
E. Instrumen Penelitian ... 35
F. Teknik Pengumpulan Data... 39
G. Teknik Analisis Data ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43
A. Pengolahan Data ... 43
1. Uji Normalitas ... 48
2. Pengujian Koefisien Korelasi ... 48
3. Uji Signifikansi Koefisien Korelasi ... 50
B. Pembahasan ... 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55
A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 56
DAFTAR PUSTAKA ... 57 LAMPIRAN
(8)
Finaldhi Palgunadhi, 2014
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengukuran ... 29
4.1. Penilaian Reaksi ... 43
4.2. Norma Penilaian Reaksi ... 44
4.3. Penilaian Koordinasi ... 44
4.4. Norma Penilaian Koordinasi ... 45
4.5. Penilaian Drive Forehand ... 45
4.6. Norma Penilaian Drive Forehand ... 46
4.7. Penilaian Drive Backhand... 46
4.8. Norma Penilaian Drive Backhand... 47
4.9. Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku ... 47
4.10. Hasil Pengujian Normalitas... 48
4.11. Interprestasi Koefisien Korelasi... 49
4.12. Hasil Penghitungan Koefisien Korelasi ... 49
4.13. Hasil Signifikansi Koefisien Korelasi... 50
(9)
Finaldhi Palgunadhi, 2014
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Bola Squash ... ... 13
2.2. Raket Squash ... ... 13
2.3. Lapangan Squash ... ... 14
2.4. Pukulan Basic Drive Forehand Lurus (Kiri) dan Silang (Kanan) ... 19
2.5. Pukulan Basic Drive Backhand Lurus (Kiri) dan Silang (Kanan)... 19
3.1. Desain Penelitian ... ... 31
3.2. Langkah-langkah Penelitian ... ... 32
3.3. Tes Lempar Tangkap Bola ... ... 37
(10)
Finaldhi Palgunadhi, 2014
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil Tes Reaksi ... ... 59
2. Hasil Tes Koordinasi... ... 60
3. Hasil Tes Keterampilan Pukulan Drive Forehand... ... 61
4. Hasil Tes Keterampilan Pukulan Drive Backhand ... ... 62
5. Deskriptif Data ... 63
6. Uji Normalitas Data ... 64
7. Uji Korelasion Pearson... 65
8. Uji Regresi ... 66
(11)
Finaldhi Palgunadhi, 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Olahraga squash merupakan olahraga yang mulai berkembang di Indonesia. Terbukti sudah mulai munculnya klub-klub squash yang tersebar di Indonesia. Walaupun tidak se-populer bulu tangkis atau sepak bola, tidak sedikit masyarakat sekarang sudah mulai mengetahui olahraga ini. Masyarakat pun sudah banyak yang berolahraga squash untuk kesehatan, hobi, maupun prestasi.
Olahraga squash merupakan salah satu cabang olahraga prestasi yang mulai banyak ditekuni oleh masyarakat. Dalam skripsi Cipta, S. A. (2008, hlm. 1) menyatakan bahwa,
Squash merupakan salah satu olahraga yang mulai berkembang dan mulai populer di kalangan masyarakat Jawa Barat. Hal ini dapat dibuktikan dengan munculnya perkumpulan-perkumpulan squash di berbagai daerah yang telah mengenal olahraga squash.
Olahraga squash adalah sebuah permainan di dalam ruangan dengan menggunakan raket dan sebuah bola kecil. Menurut Cipta, S. A. (2008, hlm. 1) bahwa,
Olahraga squash adalah permainan yang menggunakan raket dan bola kecil yang dilakukan oleh dua orang pemain dalam suatu ruangan yang dibatasi oleh tembok, dengan tujuan memukul bola ke dinding depan agar lawan tidak dapat mengembalikan bola tersebut.
Permainan olahraga squash menggunakan raket sebagai alat pemukul seperti halnya bulutangkis dan tenis. Permainan ini dimainkan oleh dua orang dalam sebuah ruangan. Sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Nuryadi (2010, hlm. 1),
Lapangan Squash berukuran panjang 32 feet, lebar 21 feet, tinggi dinding depan dan belakang adalah 15 dan 7 feet. Kedua pemain saling bergantian memainkan atau memukul bola ke dinding, baik itu dinding samping, belakang atau langsung ke dinding depan.
(12)
2
Finaldhi Palgunadhi, 2014
Feet merupakan satuan ukuran yang dipakai di negara Inggris dan Amerika. Feet dalam Bahasa Indonesia berarti kaki. 1 feet = 0,3048 meter. Lapangan squash mempunyai panjang 9,75 meter, lebar 6,4 meter, tinggi dinding depan 4,57 meter, dan tinggi dinding belakang 2,1 meter.
Berbeda dengan permainan bulutangkis dan tenis, squash menggunakan dinding sebagai media untuk bermain. Setiap pemain bergiliran menunggu hasil pantulan dari dinding yang telah di pukul oleh lawan. Dalam hal peraturan, bola dianggap keluar apabila menyentuh garis out.
Kemenangan adalah tujuan dalam sebuah permainan olahraga. Memperoleh skor adalah cara untuk dapat memenangkan sebuah permainan. Memperoleh skor pada permainan squash adalah apabila lawan tidak bisa mengembalikan bola secara syah. Seperti yang dijelaskan oleh Nuryadi (2010, hlm. 2), “Pemain dikatakan memenangkan rally atau mendapatkan skor, jika lawan tidak dapat mengembalikan bola secara syah, seperti; bola memantul dua
kali di lantai atau bola jatuh ke luar garis atas dinding lapangan permainan”.
Permainan squash menggunakan sistem rally point, yaitu pemain yang memenangkan rally dapat mengambil alih servis sekaligus mendapatkan skor. Pemain yang dianggap memenangkan game adalah pemain yang lebih dahulu mencapai skor 11 (satu game), apabila skor 10-10 atau deuce, maka skor harus selisih dua angka. Game yang harus dicapai oleh pemain untuk memperoleh kemenangan adalah the best of threegames atau the best of fivegames.
Pemain yang ingin mencapai prestasi dalam olahraga hanya dapat dicapai melalui proses latihan. Menurut Harsono (1988) dari buku yang ditulis Imanudin, I.: Harsono (Imanudin, I., 2008, hlm. 64) „Ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet yaitu: latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik, dan latihan mental‟. Squash merupakan teramasuk cabang olahraga yang syarat keterampilan teknik tinggi. Untuk dapat menguasai teknik yang tinggi, pemain harus dapat menguasai teknik dasar terlebih dahulu. Seperti yang di ungkapkan oleh Sudrajat (1991, hlm. 24) dari buku yang ditulis Imanudin, I.: Sudrajat (Imanudin, I., 2008, hlm. 68), „Teknik dasar adalah merupakan keterampilan-keterampilan pokok yang harus dikuasai untuk dapat berprestasi
(13)
3
Finaldhi Palgunadhi, 2014
tinggi‟. Berlatih teknik bertujuan untuk melatih gerakan-gerakan secara khusus untuk dapat menampilkan kualitas permainan yang tinggi.
Permainan squash memilki keterampilan dasar yang harus dikuasai, yaitu;
drive, volley, boast, dan service. Seperti yang dijelaskan oleh Suherman, A.
(2009, hlm. 26), ”Terdapat empat bentuk keterampilan dasar squash yang pada umumnya dimiliki para pemain pemula cabang olahraga squash, yaitu drive,
volley, boast, dan service”.
Pukulan drive merupakan pukulan datar dan cepat dengan posisi sekitar setinggi pinggul hingga ke bahu dengan bola memantul ke lantai satu kali terlebih dahulu sebelum di pukul. Pukulan drive merupakan dasar dari semua pukulan yang harus dikuasai oleh pemain terlebih dahulu. Para pemain professional squash seringkali menjadikan pukulan drive sebagai senjata dalam menekan lawan dan memancing lawan agar berbuat kesalahan sehingga membuat pukulan-pukulan lawan menjadi tanggung yang bertujuan untuk menguasai permainan dan memperoleh poin. Hal ini menjadikan pukulan drive menjadi keterampilan bermain yang diutamakan dalam permainan squash, tanpa mengesampingkan pukulan lainnya.
Pukulan drive yang baik adalah pukulan yang dilakukan pemain dari hasil pantulan lawan saat rally berlangsung dengan arah jatuhnya bola sesuai target. Jatuhnya bola hasil pukulan drive bisa berada di depan, tengah maupun bagian belakang dari lapangan squash. Target jatuhnya bola yang paling baik adalah di bagian belakang yaitu berada di antara kotak servis (service box) dengan dinding belakang (back wall). Semakin bola mendekati dinding samping hasil pukulan dari dinding depan, maka akan semakin sulit bagi lawan untuk mengembalikan bola.
Mencapai sebuah prestasi tinggi dalam olahraga merupakan tujuan dari seorang atlet atau pemain. Untuk mencapai prestasi yang tinggi, seorang pemain atau atlet harus memilki kondisi fisik yang bagus. Sebagaimana dijelaskan oleh Imanudin, I. (2008, hlm. 119), “Kondisi fisik adalah faktor terpenting dalam pencapaian prestasi tinggi, atlet yang memilki kondisi yang bagus akan lebih siap
(14)
4
Finaldhi Palgunadhi, 2014
dalam menghadapi proses latihan dan juga pertandingan”. Ada empat komponen kondisi fisik dasar, yaitu: fleksibilitas, kecepatan, kekuatan, dan daya tahan.
Salah satu komponen kondisi fisik dasar, yaitu kecepatan terbagi menjadi tiga bentuk, diantaranya kecepatan maksimal (speed), kelincahan (agility), dan aksi-reaksi (quikness). Seperti yang dijelaskan oleh Imanudin, I. (2008, hlm. 111),
“Dalam olahraga, apabila kita berbicara mengenai kecepatan berarti ada 3 bentuk
kecepatan yaitu: kecepatan maksimal (speed), Agility (kelincahan), dan Quikness
(aksi-reaksi).” Dalam permainan olahraga khususnya yang berkarakteristik cepat, merespon rangsangan dari luar dengan cepat merupakan hal yang sangat penting bagi seorang pemain. Apabila pemain tidak cepat dalam bereaksi terhadap sebuah rangsangan, tentunya pemain tersebut akan kesulitan dalam merespon sebuah rangsangan.
Mukholid, A. (2007, hlm. 36), “Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan melalui indra, pikiran, atau perasaan”. Pemain yang memilki reaksi yang tinggi, tidak akan kesulitan dalam merespon rangsangan secepat mungkin. Ini memungkinkan pemain tersebut akan dapat dengan mudah melakukan berbagai gerakan yang membutuhkan kecepatan.
Pemain yang ingin berprestasi dalam olahraga harus memilki keterampilan teknik yang tinggi. Menurut Giriwijoyo, S.S.Y. dan Sidik, Z.D. (2010, hlm. 318),
“Ciri dasar keterampilan teknik mutu tinggi ialah ketepatan dan kecermatan gerakan dan/atau hasil gerakan”. Ketepatan dan kecermatan gerakan hanya bisa dilakukan jika pemain memilki koordinasi yang baik. Koordinasi melibatkan peran mata, tangan, dan kaki yang digerakan secara bersama-sama. Seperti yang dijelaskan oleh Saputra, M. dan Badruzaman. (2010, hlm. 197), “Koordinasi
merupakan gerak terpadu antara tangan, mata dan kaki dalam waktu bersamaan”.
Pemain yang memilki koordinasi yang baik akan dapat dengan baik melakukan berbagai macam gerakan. Menurut Lutan dkk. (2000, hlm. 77),
“Koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan berbagai
tingkat kesukaran dengan cepat dan efisien dan penuh ketepatan”. Koordinasi
(15)
5
Finaldhi Palgunadhi, 2014
tingkat kesulitan secara cepat, penuh sasaran dan tentunya efisien dalam gerakannya.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini akan mencoba untuk mengkaji hubungan antara reaksi dan koordinasi dengan hasil pukulan drive dalam permainan squash.
B. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai sebagai berikut:
1. Kurangnya data analisis pendukung prestasi terutama faktor komponen kondisi fisik sebagai informasi mengenai kemampuan atlet/pemain.
2. Masih kurang diperhatikannya faktor-faktor kondisi fisik untuk kepentingan meningkatkan prestasi atlet/pemain sebagai penunjang dalam pukulan drive, sebagian besar berdasarkan atas apa yang dilihat secara langsung.
3. Belum ada penelitian lanjut mengenai faktor komponen kondisi fisik seperti reaksi dan koordinasi sebagai penunjang terhadap hasil pukulan drive dalam permainan squash.
4. Perlunya melakukan penelitian mengenai hubungan reaksi dan koordinasi dengan hasil pukulan drive dalam permainan squash sebagai sarana perbaikan dan peningkatan prestasi atlet/pemain squash.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah 1. Adakah hubungan antara reaksi dengan hasil pukulan drive forehand dan
backhand dalam permainan squash?
2. Adakah hubungan antara koordinasi dengan hasil pukulan drive forehand dan
(16)
6
Finaldhi Palgunadhi, 2014 D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui hubungan antara reaksi dengan hasil pukulan drive forehand dan backhand dalam permainan squash.
2. Untuk mengetahui hubungan antara koordinasi dengan hasil pukulan drive forehand dan backhand dalam permainan squash.
E. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan penelitian yang diharapkan penulis dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pelatih, pembina olahraga tentang pengaruh reaksi dan koordinasi dengan hasil pukulan drive dalam permainan squash.
2. Secara praktis:
a. Hasil penelitian ini sebagai upaya meningkatkan kualitas atlet/pemain squash, khususnya meningkatkan kualitas pukulan drive dalam permainan squash. b. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dalam upaya
meningkatkan kualitas dan produktivitas terutama para pelatih, pembina olahraga dalam membina dan melatih atlet, khususnya sebagai upaya meningkatkan kualitas pukulan drive dalam permainan squash dengan cara menghubungkan terhadap reaksi dan koordinasi.
c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi prodi ilmu keolahragaan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) UPI dalam hal upaya mengembangkan olahraga squash ke arah yang lebih maju. d. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti
(17)
Finaldhi Palgunadhi, 2014
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Tempat dilakukannya penelitian ini berlokasi di UPI Bandung yang berada di Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154. Berikut uraian secara rinci pada Tabel 3.1:
Tabel 3.1.
Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengukuran
2. Subjek Penelitian
a. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan subyek yang akan diteliti. Menurut
Sugiyono (2013, hlm. 117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menjadi anggota di UKM Squash UPI yang berjumlah 20 orang.
No Variabel
Penelitian Hari/Tanggal Waktu Tempat
1 Reaksi Selasa, 13 Mei 2014 15.00 Laboratorium lantai 3 FPOK UPI Bandung 2 Koordinasi Selasa, 13 Mei 2014 16.15 Sport hall UPI Bandung 3 Hasil Pukulan
Drive
Selasa, 13 Mei 2014
17.15 Lapangan Squash Sport hall UPI Bandung
(18)
30
Finaldhi Palgunadhi, 2014
b. Sampel
Untuk mempermudah dalam pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sampel. Sugiyono (2013, hlm. 118) menjelasakan bahwa,“Sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
yaitu teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu. Ada beberapa syarat dari teknik purposive sampling seperti yang dijelaskan Arikunto, S. (2010, hlm. 183) sebagai berikut:
1) Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
2) Subjek yang diambil sebagian sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjectis).
3) Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.
Berdasarkan uraian di atas, maka sampel yang diperoleh sebanyak 11 orang. Adapun karakteristik dari sampel tersebut adalah sebagai berikut.
1) Merupakan atlet atau anggota yang terdaftar di UKM Squash UPI. 2) Atlet yang dijadikan sampel berumur 18-23 tahun.
3) Keaktifan dalam kehadiran dan proses latihan. 4) Frekuensi latihan minimal 4 kali dalam seminggu.
5) Telah menguasai teknik pukulan drive (forehand dan backhand)
6) Mempunyai pengalaman yang cukup baik dalam permainan dan pertandingan squash
7) Mempunyai pengalaman bertanding minimal tingkat daerah atau PORDA (Pekan Olahraga daerah).
Ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis penelitiannya, menurut Gay dan Diehl (1992) yang ditulis Hendri (2012), „Jika penelitiannya bersifat deskriptif, maka sampel minimumnya adalah 10% dari
(19)
31
Finaldhi Palgunadhi, 2014
populasi‟. Berdasarkan pendapat di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini bisa diterima.
B. Desain Penelitian
Suatu penelitian membutuhkan sebuah desain penelitian untuk dijadikan acuan dalam langkah-langkah penelitian. Langkah-langkah dalam penelitian ini diantaranya.
1. Menetapkan populasi dan sampel penelitian.
2. Pengambilan dan pengumpulan data melalui tes dan pengukuran. 3. Menganalisis data.
4. Menetapkan kesimpulan.
Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
r1 rx1y
r2 rx2 y
Gambar 3.1. Desain Penelitian
Sumber: Sugiyono (2013, hlm. 68)
Keterangan: X1 : Reaksi
X2 : Koordinasi
Y : Hasil Pukulan Drive dalam permainan squash rx1y : Koefisien kolerasi X1 dan Y
rx2y : Koefisien kolerasi X2 dan Y
Y X1
(20)
32
Finaldhi Palgunadhi, 2014
Adapun Langkah-langkah penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut:
Gambar 3.2.
Langkah-langkah Penelitian
C. Metode Penelitian
Sugiyono menjelaskan (2013, hlm. 3) bahwa, ”Metode penelitian adalah
sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”.
Pemecahan dari penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dengan pendekatan deskriptif korelatif. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 14),
Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandasakan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
Populasi
Sampel
Tes Reaksi Tes Keterampilan Bermain Squash
(Drive)
Pengolahan Data dan Analisis
Kesimpulan Tes Koordinasi
(21)
33
Finaldhi Palgunadhi, 2014
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik korelasional. Menurut Ibrahim dan Sudjana (2004, hlm. 64), ”Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa dan kejadian yang terjadi pada saat sekarang”. Sedangkan menurut Arikunto, S. (2010, hlm. 3), “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan
penelitian”. Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan suatu peristiwa
pada saat sekarang dalam suatu situasi. Data yang diperoleh dikumpulkan, disusun, dijelaskan, dan dianalisis untuk memperoleh kesimpulan. Hal ini untuk memperoleh gambaran yang jelas agar tujuan penelitian tercapai sesuai yang diharapkan. Kemudian mengenai teknik korelasional Arikunto, S. (2010, hlm. 4) menjelaskan
bahwa, “Penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk
mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan
perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada”. D. Definisi Operasional Variabel
Sebuah penelitian memilki variabel yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2013, hlm. 61) menyatakan bahwa, “Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Untuk menghindarkan terjadinya kekeliruan terhadap suatu istilah di dalam variabel penelitian, maka definisi oprasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Reaksi menurut Mukholid, A. (2007, hlm. 36) adalah kemampuan seseorang untuk segera bertindak secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan melalui indra, pikiran, atau perasaan. Menurut Nurhasan dan Cholil
(22)
34
Finaldhi Palgunadhi, 2014
(2007, hlm. 181) Reaksi dapat diartikan interval waktu antara penerimaan rangsangan dengan jawaban atau respone. Dalam penelitian ini reaksi yang dimaksud adalah reaksi kaki dalam merespon stimulus visual pada atlet Squash UKM UPI dengan menggunakan The Nelson Foot Reaction Test.
2. Koordinasi menurut Lutan, dkk. (2000, hlm. 77) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dengan berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan efisien dan penuh ketepatan. Koordinasi menurut Saputra, M. dan Badruzaman (2010, hlm. 197) merupakan gerak terpadu antara tangan, mata dan kaki dalam waktu bersamaan. Dalam penelitian ini koordinasi yang dimaksud adalah koordinasi mata-tangan pada atlet Squash UKM UPI yang diukur menggunakan Tes Lempar Tangkap Bola.
3. Pukulan drive merupakan pukulan keras ke arah lapangan tembok depan, dengan tujuan memaksa lawan untuk memainkan pukulan berikutnya membentuk posisi yang canggung dalam di sudut belakang lapangan (Hawkey, D., 1994, hlm. 17). Dalam permainan squash pukulan tidak hanya mengarah pada satu sisi saja, namun bisa mengarah ke berbagai arah seperti sisi kanan pemain atau sisi kiri pemain. Pukulan yang dimaksud adalah pukulan drive forehand dan drive backhand. Drive forehand menurut Suherman, A. (2009, hlm. 11), merupakan senjata yang paling penting dikuasai sebab forehand memberi peluang untuk dipukul keras dan lamban namun masih tetap memberi akurasi yang lebih baik. Penguasaan pukulan backhand sangat penting agar mampu memainkan bola baik yang berada di sisi kiri maupun sisi kanan (Suherman, A., 2009, hlm. 12). Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan hasil pukulan drive adalah melihat kemampuan pemain dalam melakukan pukulan drive (forehand dan backhand) dari hasil pantulan bola dan ketepatan jatuhnya bola pada sasaran yang diharapkan. Tes untuk mengukur kemampuan pukulan drive menggunakan Item Tes Drive Backhand Dan Forehand Tes Keterampilan Bermain Squash Bagi Mahasiswa.
(23)
35
Finaldhi Palgunadhi, 2014 E. Instrumen Penelitian
Menurut Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 12), “Tes merupakan alat ukur untuk memperoleh data/informasi, sedangkan pengukuran merupakan proses untuk
memperoleh data/informasi dari individu atau obyek”. Untuk mengumpulkan data
dari sampel penelitian diperlukan suatu alat yang disebut instrumen. Sugiyono (2013, hlm. 148), “Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian, jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah The Nelson Foot Reaction Tes, Wall Pass Test, dan untuk mengukur hasil pukulan drive menggunakan Tes Keterampilan Bermain Squash (Drive Backhand dan
Forehand) Bagi Mahasiswa.
Untuk lebih jelasnya mengenai alat ukur yang akan digunakan secara rinci diuraikan sebagai berikut:
1. Tes Reaksi (The Nelson Foot Reaction Test) menurut Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 182):
a. Tujuan : Mengukur kecepatan reaksi kaki untuk merespon stimulus visual
b. Level : Anak laki-laki dan perempuan, usia Taman kanak-kanak hingga mahasiswa
c. Validitas : Face Validity
d. Reliabilitas : 0,85
e. Alat : Whole Body Reaction Time Type II Visual.
f. Pelaksanaan tes : Subyek berdiri diatas alat ukur sambil bersiap melakukan sikap melompat, kemudian subyek menunggu sinyal lampu yang berada pada alat ukur, setelah ada sinyal lampu subyek melompat dari alat ukur menerima stimulus berupa cahaya lampu dan berusaha merespon secepat mungkin dengan bergerak ke luar dari tempat.
(24)
36
Finaldhi Palgunadhi, 2014
2. Tes koordinasi mata-tangan menggunakan Tes Lempar Tangkap Bola menurut Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 251):
a. Tujuan : Mengukur kemampuan koordinasi mata dan tangan b. Validitas : Face Validity
c. Reliabilitas : Face Reliability
d. Alat / Fasilitas : Bola tenis, stop watch, dan tembok yang rata
e. Jarak : Jarak antara subyek dengan dinding yaitu Putra = 4 meter, putri = 3 meter. Diagram pelaksanaan tes bisa dilhat pada Gambar 3.1.
f. Pelaksanaan tes : Subyek berdiri di belakang garis batas lemparan sambil memegang bola tenis dengan kedua tangan di depan dada. Setelah ada aba-aba
“ya” subyek dengan segera melakukan lempar tangkap ke dinding selama 30
detik.
Catatan: disediakan 1 bola cadangan
g. Penskoran : Skor satu diberikan apabila subyek telah dapat menangkap bola dari setiap kali lemparan. Dinyatakan gagal bila:
1) menginjak/ melewati garis batas lemparan pada waktu melempar 2) Bola tidak tertangkap
h. Pengetes berjumlah tiga orang yaitu pencatat, pengawas, dan penghitung. i. Diagram pelaksanaan tes bisa dilihat pada Gambar 3.3 sebagai berikut:
(25)
37
Finaldhi Palgunadhi, 2014
Dinding
4 Meter Putri 3 Meter
Putra
Gambar 3.3. Tes Lempar Tangkap Bola
Sumber: Nurhasan dan Cholil (2007, hlm. 251)
3. Tes Hasil Pukulan Drive dalam Permainan Squash:
a. Tujuan:
Untuk mengukur hasil pukulan drive (forehand dan backhand) dalam permainan Squash.
b. Level : Mahasiswa Putra dan Putri. c. Validitas : 0,73
d. Reliabilitas : 0,83 e. Alat / Fasilitas:
Raket squash, bola squash, dan lapangan squash. f. Teknis Pelaksanaan:
Tester berdiri di dekat T.
Bola di lempar sendiri ke atas, biarkan bola memantul satu kali di lantai kemudian lakukan pukulan drive maksimal 10 pukulan tanpa henti.
(26)
38
Finaldhi Palgunadhi, 2014
Bola hasil pantulan dari dinding depan akan diberi nilai sesuai dengan tempat jatuhnya bola tersebut.
Setiap tester diberikan kesempatan tiga kali dari forehand dan backhand.
Target jatuhnya bola hasil pantulan dari dinding muka di bagi ke dalam empat area dengan skor/nilai yang berbeda (1,2,3,dan 4).
d. Pukulan sah
Pukulan yang dianggap sah, yaitu pukulan yang langsung ke dinding depan di atas tin dan tidak menyentuh garis luar lapangan.
Bola dari dinding depan boleh memantul dulu ke dinding samping, dinding belakang, maupun langsung ke lantai.
e. Penskoran
Setiap satu kali drive diberikan nilai/skor menurut jatuhnya bola.
Skor total adalah jumlah frekuensi pukulan dalam satu periode rally x skor menurut jatuhnya bola.
Total skor ideal sama dengan frekuensi (maksimal 10) kali skor ideal (4) = 40. e. Pengetes berjumlah tiga orang yaitu pencatat skor, penghitung frekuensi jumlah
pukulan, dan pengawas.
Berikut lebih jelasnya mengenai Tes Hasil Pukulan drive dalam permainan Squash bisa dilihat pada Gambar 3.4.
(27)
39
Finaldhi Palgunadhi, 2014
Gambar 3.4.
Tes Keterampilan Bermain Squash (Drive Backhand dan Forehand) Sumber: Cipta, S. A. (2011, hlm. 113)
F. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan metode dan desain yang digunakan, adapun langkah-langkah sebagai berikut dalam pengumpulan data:
1. Menetapkan populasi dan sampel penelitian. 2. Melakukan tes reaksi kepada subyek.
3. Melakukan tes koordinasi mata-tangan kepada subyek.
4. Melakukan tes keterampilan bermain squash (Drive Forehand dan Backhand) kepada subyek.
5. Melakukan pengolahan dan analisis data dari hasil ketiga tes. 6. Menetapkan kesimpulan.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi pearson dengan derajat kepercayaan 0,05. Analisis penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel bebas atau independen (Reaksi dan Koordinasi Mata-Tangan)
(28)
40
Finaldhi Palgunadhi, 2014
dengan satu variabel terikat atau dependen (pukulan drive forehand dan backhand), dimana analisis diolah dengan menggunakan program Statistical Product for Social Science (SPSS) versi 17. Adapun langkah-langkahnya adalah
1. Melakukan tes reaksi kepada sampel.
2. Melakukan tes koordinasi mata-tangan kepada sampel.
3. Melakukan tes keterampilan bermain squash (Drive Forehand dan Backhand) kepada sampel.
4. Mengumpulkan data hasil tes.
5. Input data dari skor tersebut pada program komputer Microsoft Excel 2010. Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis, dengan tujuan dapat memperoleh kesimpulan penelitian. Dalam pelaksanaannya pengolahan data dilakukan melalui dua tahapan, yaitu uji asumsi statistik dan uji hipotesis.
1. Uji Asumsi Statistik
Uji asumsi statistik merupakan tahapan pengolahan data melalui rumus-rumus statistik, dengan tujuan akhirnya menjawab rumusan masalah penelitian. Dalam tahapannya, uji asumsi statistik melalui tahapan sebagai berikut.
a. Deskripsi Data
Deskripsi data merupakan tahapan pengolahan untuk memperoleh informasi mengenai data, diantaranya rata-rata, standar deviasi, skor terendah dan skor tertinggi.
b. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berada pada taraf distribusi normal atau tidak. Menguji normalitas data dari setiap data. Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji Kolmogorov-smirnov, dengan asumsi kelompok sampel termasuk ke dalam sampel kecil atau 30 ke bawah. Format pengujiannya dengan membandingkan nilai probabilitas (p) atau signifikansi
(29)
41
Finaldhi Palgunadhi, 2014
(Sig.) dengan derajat kebebasan (dk) α = 0,05. Uji kebermaknaannya adalah sebagai
berikut:
1) Jika nilai Sig. Atau P-value > 0,05 maka data dinyatakan normal. 2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka data dinyatakan tidak normal.
c. Uji Korelasi
Uji korelasi dilakukan untuk menguji hipotesis hubungan antar variabel. Dalam hal ini menggunakan korelasi bivariate/product moment pearson. Uji kebermaknaannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai Sig. Atau P-value > 0,05 maka dinyatakan tidak terdapat hubungan. 2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka dinyatakan terdapat hubungan.
2. Uji Hipotesis
Hipotesis 1:
Terdapat hubungan antara dan reaksi dengan hasil pukulan drive forehand dan
backhand dalam permainan squash.
H0: Tidak ada hubungan antara reaksi dengan hasil pukulan drive forehand dan backhand dalam permainan squash.
H1: Terdapat hubungan antara reaksi dengan hasil pukulan drive forehand dan backhand dalam permainan squash.
Jika probabilitas (Sig.) > 0,05, maka H0 diterima.
Jika probabilitas (Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak.
Hipotesis 2:
Terdapat hubungan antara koordinasi dengan hasil pukulan drive forehand dan
backhand dalam permainan squash.
H0: Tidak ada hubungan antara koordinasi dengan hasil pukulan drive forehand dan backhand dalam permainan squash.
(30)
42
Finaldhi Palgunadhi, 2014
H1: Terdapat hubungan antara koordinasi dengan hasil pukulan drive forehand dan backhand dalam permainan squash.
Jika probabilitas (Sig.) > 0,05, maka H0 diterima.
(31)
Finaldhi Palgunadhi, 2014
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dan uraian yang telah dikemukakan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat Hubungan Antara Reaksi dengan Hasil Pukulan Drive Forehand dan
Backhand dalam Permainan Squash.
2. Terdapat Hubungan Antara Koordinasi dengan Hasil Pukulan Drive Forehand
dan Backhand dalam Permainan Squash.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian, penulis mempunyai beberapa saran sebagai berikut.
1. Bagi para atlet/pemain cabang olahraga squash disarankan untuk lebih meningkatkan kualitas keterampilan dasar squash terutama pukulan drive
(forehand dan backhand), karena dalam hal ini pemain/atlet yang memiliki hasil pukulan drive yang baik akan dapat membuat lawan kesulitan dalam mengembalikan hasil bola.
2. Bagi para pembina dan pelatih cabang olahraga squash diharapkan dengan hasil penelitian yang didapat bisa lebih memperhatikan komponen-komponen kondisi fisik yang dapat menunjang terhadap hasil pukulan drive (forehand dan
backhand) seperti reaksi dan koordinasi yang memilki hubungan terhadap hasil pukulan drive. Selain faktor seperti reaksi dan koordinasi, para pembina dan pelatih juga tetap harus memperhatikan komponen-komponen kondisi fisik yang lain.
3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang cabang olahraga squash, penulis sarankan meneliti komponen kondisi fisik
(32)
56
Finaldhi Palgunadhi, 2014
lainnya yang dapat menunjang terhadap hasil pukulan drive seperti kekuatan, power, stabilisasi dan keseimbangan. Selain itu penulis menyarankan juga untuk mencoba meneliti keterampilan-keterampilan squash lainnya seperti Service,
Volly, Boast.
4. Berdasarkan dengan penelitian yang telah dilakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih luas dan kajian yang lebih mendalam, hal ini dikarenakan penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga.
(33)
Finaldhi Palgunadhi, 2014
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian (suatu pendekatan praktik). Jakarta: Rineka Cipta.
Cipta, S. A. (2008). Profil denyut nadi atlet squash pelatda jawa barat pada saat bertanding dan pada saat istirahat. (Skripsi), Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Cipta, S. A. (2011). Tes keterampilan bermain squash untuk mahasiswa FPOK UPI. (Tesis). Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Giriwijoyo, S.S.Y. dan Sidik, Z.D. (2010). Ilmu faal olahraga. Edisi 8. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Gunawan, H. (2013). Hubungan antara kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan dengan hasil service side spin pada permainan tenis meja. (Skripsi). Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Hawkey, D. (1994). Play the game squash. Blandford: Avon.
Hendri (2012). Menentukan ukuran sampel menurut para ahli. [Online].
Tersedia di:
http://teorionlinejurnal.wordpress.com/2012/08/20/menentukan-ukuran-sampel-menurut-para-ahli/. Diakses 29 April 2014.
Ibrahim dan Sudjana (2004). Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Imanudin, I. (2008). Ilmu kepelatihan olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Ingram, D.V., Lewkonia, I. (1973). Ocular Hazards of Playing Squash Rackets,
54 (1), 434-438.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1214917/pdf/brjopthal002 82-0074.pdf. Diakses 23 November 2013.
Lutan, R., Saputra, S. P., Yusuf, U. (2000). Dasar-dasar kepelatihan. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.
Mahendra, A. (2007). Teori belajar mengajar motorik. Bandung: FPOK-Universitas Pendidikan Indonesia.
(34)
58
Finaldhi Palgunadhi, 2014
Mukholid, A. (2007). Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMA kelas XI. Edisi pertama. Bandung: Yudhistira.
Mulya, A. (2011). Ensiklopedia olahraga indonesia. Jilid 3. Bandung: Angkasa Bandung.
Nurhasan, H dan Cholil, D. (2007). Tes dan pengukuran keolahragaan.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Nuryadi. (2010). Analisis permainan olahraga squash dan implikasinya dalam pelatihan. [Online]. Tersedia di: http://www.file.upi.edu/mak.ana.squash.pdf. Diakses 1 Oktober 2013. Rahyubi, H. (2012). Teori belajar dan aplikasi pembelajaran motorik: deskripsi
dan tinjauan kritis. Bandung: Nusa Media.
Saputra, M. dan Badruzaman. (2010). Perkembangan pembelajaran motorik: sebuah konsep dan implementasi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suherman, A. (2013). Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Suherman, A., Cholil, D. H., Cipta, S.A., Nuryadi. (2009). Laporan: Hasil penelitian pengkajian instrumen tes keterampilan olahraga berbasis IPTEKOR 2009 (tes keterampilan olahraga squash). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
(1)
Finaldhi Palgunadhi, 2014
Hubungan Reaksi D an Koordinasi D engan Hasil Pukulan Drive Dalam Permainan Squash Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Sig.) dengan derajat kebebasan (dk) α = 0,05. Uji kebermaknaannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai Sig. Atau P-value > 0,05 maka data dinyatakan normal. 2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka data dinyatakan tidak normal. c. Uji Korelasi
Uji korelasi dilakukan untuk menguji hipotesis hubungan antar variabel. Dalam hal ini menggunakan korelasi bivariate/product moment pearson. Uji kebermaknaannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai Sig. Atau P-value > 0,05 maka dinyatakan tidak terdapat hubungan. 2) Jika nilai Sig. Atau P-value < 0,05 maka dinyatakan terdapat hubungan.
2. Uji Hipotesis
Hipotesis 1:
Terdapat hubungan antara dan reaksi dengan hasil pukulan drive forehand dan
backhand dalam permainan squash.
H0: Tidak ada hubungan antara reaksi dengan hasil pukulan drive forehand dan
backhand dalam permainan squash.
H1: Terdapat hubungan antara reaksi dengan hasil pukulan drive forehand dan
backhand dalam permainan squash.
Jika probabilitas (Sig.) > 0,05, maka H0 diterima. Jika probabilitas (Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak. Hipotesis 2:
Terdapat hubungan antara koordinasi dengan hasil pukulan drive forehand dan
backhand dalam permainan squash.
H0: Tidak ada hubungan antara koordinasi dengan hasil pukulan drive forehand dan
(2)
42
H1: Terdapat hubungan antara koordinasi dengan hasil pukulan drive forehand dan
backhand dalam permainan squash.
Jika probabilitas (Sig.) > 0,05, maka H0 diterima. Jika probabilitas (Sig.) < 0,05, maka H0 ditolak.
(3)
Finaldhi Palgunadhi, 2014
Hubungan Reaksi D an Koordinasi D engan Hasil Pukulan Drive Dalam Permainan Squash Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang diperoleh dan uraian yang telah dikemukakan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian sebagai berikut:
1. Terdapat Hubungan Antara Reaksi dengan Hasil Pukulan Drive Forehand dan
Backhand dalam Permainan Squash.
2. Terdapat Hubungan Antara Koordinasi dengan Hasil Pukulan Drive Forehand
dan Backhand dalam Permainan Squash.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian, penulis mempunyai beberapa saran sebagai berikut.
1. Bagi para atlet/pemain cabang olahraga squash disarankan untuk lebih meningkatkan kualitas keterampilan dasar squash terutama pukulan drive
(forehand dan backhand), karena dalam hal ini pemain/atlet yang memiliki hasil pukulan drive yang baik akan dapat membuat lawan kesulitan dalam mengembalikan hasil bola.
2. Bagi para pembina dan pelatih cabang olahraga squash diharapkan dengan hasil penelitian yang didapat bisa lebih memperhatikan komponen-komponen kondisi fisik yang dapat menunjang terhadap hasil pukulan drive (forehand dan
backhand) seperti reaksi dan koordinasi yang memilki hubungan terhadap hasil pukulan drive. Selain faktor seperti reaksi dan koordinasi, para pembina dan pelatih juga tetap harus memperhatikan komponen-komponen kondisi fisik yang lain.
3. Bagi rekan mahasiswa yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut tentang cabang olahraga squash, penulis sarankan meneliti komponen kondisi fisik
(4)
56
lainnya yang dapat menunjang terhadap hasil pukulan drive seperti kekuatan, power, stabilisasi dan keseimbangan. Selain itu penulis menyarankan juga untuk mencoba meneliti keterampilan-keterampilan squash lainnya seperti Service,
Volly, Boast.
4. Berdasarkan dengan penelitian yang telah dilakukan, sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih luas dan kajian yang lebih mendalam, hal ini dikarenakan penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga.
(5)
Finaldhi Palgunadhi, 2014
Hubungan Reaksi D an Koordinasi D engan Hasil Pukulan Drive Dalam Permainan Squash Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian (suatu pendekatan praktik). Jakarta: Rineka Cipta.
Cipta, S. A. (2008). Profil denyut nadi atlet squash pelatda jawa barat pada saat bertanding dan pada saat istirahat. (Skripsi), Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Cipta, S. A. (2011). Tes keterampilan bermain squash untuk mahasiswa FPOK UPI. (Tesis). Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Giriwijoyo, S.S.Y. dan Sidik, Z.D. (2010). Ilmu faal olahraga. Edisi 8. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Gunawan, H. (2013). Hubungan antara kecepatan reaksi dan fleksibilitas pergelangan tangan dengan hasil service side spin pada permainan tenis meja. (Skripsi). Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Hawkey, D. (1994). Play the game squash. Blandford: Avon.
Hendri (2012). Menentukan ukuran sampel menurut para ahli. [Online].
Tersedia di:
http://teorionlinejurnal.wordpress.com/2012/08/20/menentukan-ukuran-sampel-menurut-para-ahli/. Diakses 29 April 2014.
Ibrahim dan Sudjana (2004). Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Imanudin, I. (2008). Ilmu kepelatihan olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Ingram, D.V., Lewkonia, I. (1973). Ocular Hazards of Playing Squash Rackets,
54 (1), 434-438.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1214917/pdf/brjopthal002 82-0074.pdf. Diakses 23 November 2013.
Lutan, R., Saputra, S. P., Yusuf, U. (2000). Dasar-dasar kepelatihan. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional.
Mahendra, A. (2007). Teori belajar mengajar motorik. Bandung: FPOK-Universitas Pendidikan Indonesia.
(6)
58
Mukholid, A. (2007). Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMA kelas XI. Edisi pertama. Bandung: Yudhistira.
Mulya, A. (2011). Ensiklopedia olahraga indonesia. Jilid 3. Bandung: Angkasa Bandung.
Nurhasan, H dan Cholil, D. (2007). Tes dan pengukuran keolahragaan.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Nuryadi. (2010). Analisis permainan olahraga squash dan implikasinya dalam
pelatihan. [Online]. Tersedia di:
http://www.file.upi.edu/mak.ana.squash.pdf. Diakses 1 Oktober 2013. Rahyubi, H. (2012). Teori belajar dan aplikasi pembelajaran motorik: deskripsi
dan tinjauan kritis. Bandung: Nusa Media.
Saputra, M. dan Badruzaman. (2010). Perkembangan pembelajaran motorik: sebuah konsep dan implementasi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2013). Statistika untuk penelitian. Bandung: Alfabeta.
Suherman, A. (2013). Tes dan pengukuran keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Suherman, A., Cholil, D. H., Cipta, S.A., Nuryadi. (2009). Laporan: Hasil penelitian pengkajian instrumen tes keterampilan olahraga berbasis IPTEKOR 2009 (tes keterampilan olahraga squash). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.