PROFIL BULLYING DI SEKOLAH DASAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL : Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug Tahun Ajaran 2013/2014.

(1)

No: 173/S/PPB/2014

PROFIL BULLYING DI SEKOLAH DASAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas V SD Negeri 1Ciledug

Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

Diajukan Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

oleh:

Winda Agustin Sulvia 0706282

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

PROFIL BULLYING DI SEKOLAH

DASAR DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP PROGRAM BIMBINGAN

PRIBADI-SOSIAL

Oleh

Winda Agustin Sulvia

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Winda Agustin Sulvia 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PROFIL BULLYING DI SEKOLAH DASAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL (Penelitian Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas V SD Negeri 1Ciledug

Tahun Ajaran 2013/2014)

Oleh:

Winda Agustin Sulvia 0706282

Disetujui dan disahkan oleh: PEMBIMBING I

Dr. Hj. Nani M.Sugandhi., M.Pd NIP. 19570830 1981012001

PEMBIMBING II

Dr. Ipah Saripah., M.Pd NIP. 19771014 2001122001

Mengetahui / Mengesahkan Ketua Jurusan

Psikologi Pendidikan dan Bimbingan

Fakultas Ilmu Pendidikan Univesitas Pendidikan Indonesia

Dr. Nandang Rusmana, M. Pd. NIP 19600501 1986031004


(4)

Winda Agustin Sulvia, 2014

Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial

|

ABSTRAK

Winda Agustin Sulvia, (0706282). Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial (Studi Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug Tahun Ajaran 2013/2014).

Penelitian dilatarbelakangi oleh tingginya permasalahan bullying yang terjadi di sekolah dasar dan memberikan dampak buruk terhadap peserta didik. Penelitian bertujuan mengetahui tingkat bullying yang terjadi pada 78 orang peserta didik Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug Tahun Ajaran 2013/2014. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Gambaran umum bullying peserta didik Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug berada pada tingkat kategori sedang; 2) semua bentuk bullying yang pernah terjadi meliputi aspek verbal, fisik, sikap, dan pemerasan dengan tingkat persentase tertinggi berada pada aspek pemerasan; 3) implikasi terhadap bimbingan pribadi-sosial berupa program bimbingan pribadi-sosial untuk mereduksi bullying pada peserta didik Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug.Rekomendasi hasil penelitian kepada: 1) wali kelas/guru mampu menunjukkan sikap atau perilaku menentang adanya kekerasan dan menciptakan suasaan belajar yang bernuansa bimbingan; 2) peneliti selanjutnya untuk mengujicobakan program yang telah dibuat.


(5)

Winda Agustin Sulvia, 2014

ABSTRACT

Winda Agustin Sulvia, (0706282). Profile of Bullying in Elementary School

and The Implication of Guidance Personal-Social Program (Studies Descriptive for Students on Class V at SD Negeri 1 Ciledug in year 2013/2014).

The research is based by high bullying problems that occurring in elementary school and giving the horrific impacts for students. The aim of research to determine level of bullying happened from 78 students on class v at SD Negeri 1 Ciledug in year 2013 / 2014. Research using quantitative approach with methods of descriptive. The result showed: 1) the general description bullying students on class V at SD Negeri 1 Ciledug in year 2013 / 2014 are a medium level category; 2) all forms of bullying that ever happened including the aspect of verbal, physical, attitude, and extortion with a level of the highest percentage is on aspect of exortion; 3) implication of personal-social guidance in the from of guidance personal-social programme to reduce bullying for students on class V at SD Negeri 1 Ciledug in year 2013/2014. Recommendations of research results to: 1 ) the guardian class/the teacher able to show attitude or behaviour opposed to hardness and creating an atmosphere learning with features guidance; 2) further research to try the program has been made.


(6)

Winda Agustin Sulvia, 2014

Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI ... i DAFTAR TABEL ... iii DAFTAR GRAFIK ... 4 BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. A. Latar Belakang ...Error! Bookmark not defined. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ...Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ...Error! Bookmark not defined. D. Manfaat Penelitian...Error! Bookmark not defined. E. Metode Penelitian ...Error! Bookmark not defined. BAB II KONSEP BULLYING DAN PROGRAM BIMBINGAN PRIBADI-SOSIAL ... Error! Bookmark not defined.

A. Perilaku Bullying ...Error! Bookmark not defined. B. Program Bimbingan dan Konseling Pribadi Sosial ... Error! Bookmark not

defined.

BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined. A. Lokasi, Populasi, dan Sample Penelitian ...Error! Bookmark not defined. B. Pendekatan dan Metode Penelitian ...Error! Bookmark not defined. C. Definisi Operasional Variabel ...Error! Bookmark not defined. D. Instrumen Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined. E. Uji Coba Alat Ukur ...Error! Bookmark not defined. F. Teknik Pengumpulan Data ...Error! Bookmark not defined. G. Teknik Analisis Data...Error! Bookmark not defined. H. Prosedur Penelitian ...Error! Bookmark not defined. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.


(7)

Winda Agustin Sulvia, 2014

A. Hasil Penelitian ...Error! Bookmark not defined. B. Pembahasan ...Error! Bookmark not defined. C. Pengembangan Program Bimbingan Untuk Mereduksi Bullying di Sekolah Dasar ...Error! Bookmark not defined. D. Keterbatasan Penelitian ...Error! Bookmark not defined. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .. Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ...Error! Bookmark not defined. B. Rekomendasi ...Error! Bookmark not defined. DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Winda Agustin Sulvia, 2014

Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1 Jumlah Populasi Penelitian ... 26

3.2 Kisi-kisi Instrumen Penelitian (sebelum judgement) ... 29

3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian (setelah judgement) ... 31

3.4 Kategori Interpretasi Reliabilitas ... 34

3.5 Pola Skor Alternatif Respons ... 34

3.6 Kategori Bullying Peserta Didik ... 35

4.1 Rancangan Operasional Pelaksanaan Program ... 61


(9)

Winda Agustin Sulvia, 2014

DAFTAR GRAFIK

Grafik

4.1 Gambaran Umum Distribusi FrekuensiBullying

...

39

4.2 Gambaran Umum Persentase Ketercapaian Skor

...

40

4.3 Gambaran Persentase Ketercapaian Skor Bullying Aspek Verbal ...

41

4.4 Gambaran Persentase Ketercapaian Skor Bullying Aspek Fisik ...

42

4.5 Gambaran Persentase Ketercapaian Skor Bullying Aspek Sikap ...

43

4.6 Gambaran Persentase Ketercapaian Skor bullying Aspek Pemerasan ...


(10)

Winda Agustin Sulvia, 2014

Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial

|

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan aset yang tidak dapat ternilai bagi setiap individu. Pendidikan juga sebagai alat dalam upaya membangun bangsa yang lebih maju dan berkembang. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Berdasarkan Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Maka sesuai dengan definisi dan tujuannya, pendidikan tidak hanya mengarah pada pengembangan akademik melainkan pada pengembangan pribadi dan tingkah laku. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya di sekolah, pendidikan sering kali terfokus pada pengembangan akademik peserta didik. Pengembangan pribadi dan tingkah laku yang merupakan modal keterampilan bermasyarakat cenderung terabaikan, sehingga tujuan pendidikan tidak tercapai sepenuhnya. Pendidikan yang bermutu tidak hanya mampu menghantarkan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan intelektual saja namun juga mengembangkan kemampuan dalam membangun kepribadian diri yang baik.

Globalisasi menjadikan kehidupan semakin kompetitif dan membuka peluang untuk mencapai status dan tingkat kehidupan yang lebih baik. Dampak


(11)

2

Winda Agustin Sulvia, 2014

positif dari kondisi global ini telah mendorong manusia untuk terus berfikir, dan meningkatkan kemampuan. Adapun dampak negatifnya adalah: 1) keresahan hidup di kalangan masyarakat semakin meningkat karena banyaknya konflik, stres, kecemasan dan frustasi; 2) adanya kecenderungan pelanggaran disiplin, kolusi dan korupsi, makin sulit diterapkannya ukuran baik-jahat dan benar-salah secara lugas; 3) adanya ambisi kelompok yang dapat menimbulkan konflik, tidak saja konflik psikis tapi juga konflik fisik; dan 4) pelarian dari masalah melalui jalan pintas, yang bersifat sementara dan adiktif seperti penggunaan narkoba (Yusuf, dan Nurihsan 2009: 1).

Perkembangan individu meliputi aspek fisik, kognitif, emosi, sosial, moral dan agama. Perkembangan peserta didik sebagian menjadi tanggung jawab para pendidik. Dalam memahami perkembangan individu, pendidik hendaknya mengetahui tugas-tugas perkembangan sehingga pendidik dapat merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program pendidikan yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik (Nurihsan dan Agustin, 2009: 1).

Menurut Yusuf (Nurihsan dan Agustin, 2009: 38)sebagai konsekuensi dari fase perkembangan, anak memiliki karakteristik khusus dalam berperilaku yang direalisasikan dalam bentuk tindakan-tindakan tertentu seperti: 1) pembangkangan (negativisme); 2) agresi (agresion); 3) berselisih atau bertengkar (quarreling); 4) menggoda (teasing); 5) persaingan (rivaly); 6) kerjasama (cooperation); 7) tingkah laku berkuasa (ascendant behavior); 8) mementingkan diri sendiri (selfisness); dan 9) simpati (sympathy).

Fase kedua yaitu agresi banyak terjadi di usia anak-anak pada tingkat Sekolah Dasar. Agresi yaitu perilaku meyerang baik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi ini merupakan salah satu bentuk reaksi terhadap frustrasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginan) yang dialaminya. Agresi ini mewujud dalam perilaku menyerang, seperti: memukul, mencubit, menendang, menggigit, marah-marah dan mencaci maki. Hal ini sangat berkaitan dengan konsep bullying yang biasa terjadi di usia anak Sekolah Dasar.


(12)

3

Winda Agustin Sulvia, 2014

Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial

|

Fenomena penyimpangan perilaku termasuk tindak kekerasan di sekolah, di Indonesia terlihat dalam pemberitaan akhir-akhir ini baik di media cetak maupun ekektronik. Mulai dari yang terjadi di tingkat Sekolah Dasar misalnya kasus Fifi yang mengakhiri hidupnya karena sering diledek sebagai anak tukang bubur (Andargini, 2007 ).

Selanjutnya dari data hasil survei yang dilakukan Ratna Juwita (UI) menerangkan bahwa Yogyakarta memiliki angka tertinggi mengenai kasus bullying dibandingkan dengan kota besar lainnya seperti Jakarta dan Surabaya. Tercatat lebih kurang 70,65% kasus bullying terjadi di SMP dan SMA di kota Yogyakarta. Salah satu peserta didik SMA favorit di Jakarta Selatan, SMAN 82, Ade Fauzan Mahfuzah dipukuli oleh sekitar 30 peserta didik kelas tiga (senior) hingga dirawat di rumah sakit. Fenomena bullying juga tampak dari laporan yang diterima oleh Komnasper November 2009, tercatat ada 98 kasus kekerasan fisik, 108 kekerasan seksual, dan 176 kekerasan psikis pada anak yang terjadi di lingkungan sekolah (Rudi, 2010: 17).

Menurut National Youth Violence Prevention Resource Center (2002) menjelaskan bahwa salah satu faktor penyebab terjadinya bullying adalah iklim sekolah yang tidak kondusif. Pengawasan yang kurang dari orang tua atau guru pada saat jam istirahat, guru dan peserta didik yang tidak perduli akan bullying, serta kondisi dan lingkungan yang justru menumbuhkan perilaku bullying di sekolah.

Menurut Olweus (Saripah, 2009: 23) penelitian mengenai bullying di mulai di negara-negara Skandinavia dan Inggris. Kampanye Nasional pertama berkenaan dengan intervensi bullying yang dilakukan di Norwegia dan juga Swedia tahun 1980-an. Kemudian sejak tahun 1983, negara-negara lain seperti Finlandia, Inggris, Irlandia, dan Jepang kemudian turut melakukan kampanye nasional melawan bullying dengan melakukan sejumlah penelitian untuk memperdalam bullying juga termasuk dampak-dampaknya dan melakukan intervensi untuk mengatasi permasalahan bullying tersebut.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rigby (2003) mengungkapkan bullying yang banyak dilakukan di sekolah umumnya mempunyai tiga karakteristik yang


(13)

4

Winda Agustin Sulvia, 2014

terintegrasi yaitu (a) adanya perilaku agresi untuk menyenangkan pelaku dan menyakiti korbannya; (b) tindakan yang dilakukan secara tidak seimbang membuat korban merasa dirinya tertekan; dan (c) perilaku dilakukan secara berulang dan terus menerus. Bullying biasanya dilakukan karena tradisi balas dendam sebagai akibat dari pengalaman serupa yang pernah diderita pelaku sebelumnya (Khairunnisa: 2008).

Hasil studi tahun 2006 yang dilakukan oleh ahli intervensi bullying asal Amerika, Dr. Amy Huneck mengungkapkan bahwa 10-16 % peserta didik di Indonesia melaporkan mendapat ejekan, cemoohan, pengucilan, pemukulan, tendangan ataupun didorong, sedikitnya sekali dalam seminggu. Kemudian survei intensif yang dilakukan unit PPKM Universitas Atma Jaya terhadap ratusan anak SD dan SMP di Sulsel, Jateng, dan Sumut dari Desember 2005 sampai Maret 2006 menunjukkan sebagian responden mengaku pernah mengalami berbagai bentuk penindasan di sekolah(Susanti, 2006).

Adapun hasil survey SEJIWA (Antara, 2006)sepanjang tahun 2004-2006 pada guru-guru di tiga SMA di dua kota besar di pulau Jawa menunjukkan bahwa 18,3% guru (sekitar 1 dari 5 guru) menganggap penggencetan dan olok-olok adalah hal biasa dalam kehidupan remaja dan tidak perlu diributkan. Sebanyak 27,5% guru (sekitar 1 dari 4 guru) berpendapat bahwa sesekali mengalami penindasan tidak akan berdampak buruk pada kondisi psikologis peserta didik, hasil penelitian Huneck mengungkapkan bahwa 9 dari 10 orang dewasa yang diwawancarai menganggap bullyinghanyalah sebagian dari cara anak-anak dalam bermain.

Selanjutnya hasil studi pendahuluan yang dilakukan Saripah (2009: 3) terhadap 526 peserta didik tingkat SD di 5 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat, menunjukkan bullying menjadi masalah terbesar yang dihadapi siswa SD dalam bidang sosial, yakni sebesar 42,59%. Sebanyak 224 peserta didik mengaku sering digangu, diejek, dimintai uang dan dikucilkan oleh teman atau kakak kelasnya di sekolah. Semantara itu, peserta didik yang membentuk gang di sekolah mencapai 130 orang atau 24,71%.


(14)

5

Winda Agustin Sulvia, 2014

Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial

|

Banks (Saripah, 2009) mengungkapkan beberapa alasan bahwa pentingnya bullying harus segera ditangani dan dihentikan sejak dini yaitu: 1) kejadian bullying di dunia terjadi setiap tujuh menit sekali; 2) mayoritas tindakan bullying terjadi di dalam dan di sekitar sekolah; 3) luka emosional akibat bullying dapat bertahan sepanjang waktu; 4) anak yang menjadi korban bullying memilih untuk bunuh diri sebagai satu-satunya jalan keluar; 5) anak yang diberi label sebagai pelaku bullying memerlukan dukungan lebih dari orang dewasa, agen pemerintah, lembaga rehabilitasi dan pelayanan kesehatan mental; 6) 24.60% anak yang teridentifikasi sebagai pelaku bullying tercatat sebagai perilaku kriminal di masa dewasanya.

Hasil observasi serta wawancara dengan beberapa guru di SD Negeri 1 Ciledug, mengungkapkan permasalahan yang sering terjadi pada anak-anak yaitu pada bidang akademik, pribadi dan sosial. Permasalahan pribadi-sosial salah satunya adalah bullying, yang ditandai dengan beberapa anak yang sering mengeluarkan kata-kata kasar untuk menyakiti teman lainnya (verbal bullying) seperti mengejek, memanggil dengan sebutan buruk, dan ada juga yang melakukan bullying fisik seperti mencubit dan memukul.

Berdasarkan fakta tersebut, tampak bahwa bullyingsebenarnya telah sangat meluas di dunia pendidikan tanpa kita sadari bentuk dan akibatnya. Fakta ini sungguh sangat memprihatinkan, sekolah yang seharusnya menjadi tempat menyenangkan berubah menjadi tempat mengerikan, tempat yang seharusnya dapat menemukan teman berubah menjadi tempat untuk mencari lawan. Akibat dari kurang menyadari dan memahami dampak negatif bullying, para guru tidak secara efektif dalam mengatasi masalah bullying di sekolah. Sudah seharusnya pihak sekolah dan orang tua atau orang dewasa menyadari bahwa bullying menempati presentase 40% dari jawaban peserta didik ketika diminta menjawab pertanyaan hal-hal yang ditakuti di sekolah (Astuti, 2008: 2).

Merebaknya fenomena bullying menyebabkan ketersinggungan dengan isu kualitas pendidikan, terutama jika dilihat dari dampak-dampak yang ditimbulkan akibat dari bullying. Dampak negatif bullying tidak hanya dirasakan oleh korban semata, tetapi juga oleh pelaku bullying itu sendiri. Gross (2002: 1)


(15)

6

Winda Agustin Sulvia, 2014

mengemukakan dampak-dampak bullying bagi pelaku dalam jangka panjang seperti: 1) mendorong dirinya untuk melakukan perilaku-perilaku nakal atau antisosial lainnya, seperti melakukan corat-coret atau vandalisme, mencuri di toko atau supermarket, bolos, dan sering menggunakan narkoba; 2) perilaku anti sosial ini akan terus berlanjut sampai pada masa dewasa awal; 3) cenderung untuk meminum minuman keras, merokok, dan prestasinya buruk; 4) satu diantara empat orang yang melakukan tindak bullying tercatat di kepolisian sebagai pelaku tindak kriminal.

Dalam menyikapi hal ini maka peserta didik, orang tua dan para pendidik perlu merasa lebih terbuka untuk membicarakan bersama mengenai hal-hal apa saja yang sebenarnya terjadi di dalam kehidupan anak. Anak yang menjadi pelaku bullying perlu segera ditangani untuk menghindari dampak yang lebih buruk lagi terhadap keadaan lingkungan sekolah. Ini menjadi tanggung jawab seluruh praktisi pendidikan yang ada di lingkungan sekolah.Sebagai bagian integral dari pendidikan yang bertujuan untuk membantu individu agar mampu mengembangkan diri dengan mengadakan perubahan-perubahan positif dalam dirinya menurut Myers (Prayitno, 1995),maka seyogyanya bimbingan dan konseling turut ambil bagian dalam menangani perilaku pada pelaku bullying.

Bimbingan dan konseling pribadi sosial menurut Yusuf dan Nurihsan (2009: 11)merupakan suatu upaya membantu individu dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan keadaan psikologis dan sosial klien, sehingga individu memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Upaya bimbingan dalam rangka menanggulangi atau mencegah perilaku-perilaku yang tidak diharapkan adalah dengan mengembangkan potensi peserta didik dan memfasilitasi secara sistematik dan terprogram untuk mencapai standar kompetensi kemandirian. Upaya ini merupakan wilayah garapan bimbingan dan konseling yang harus dilakukan secara proaktif dan berbasis data tentang perkembangan peserta didik beserta faktor yang mempengaruhinya.

Terkait dengan fenomena bullying serta dampak-dampak yang ditimbulkan maka diperlukan adanya upaya penanganan yang sistematis dari berbagai pihak.


(16)

7

Winda Agustin Sulvia, 2014

Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial

|

Upaya-upaya yang dilakukan dalam menangani bullying dapat dilihat dari perspektif guru dan peserta didik. Saripah (2009: 8) mengemukakan hasil berdasarkan studi penelitian terdahulu bahwa upaya-upaya yang paling banyak dilakukan peserta didik untuk mengatasi permasalahan tersebut yakni dengan memperbanyak doa (69,77%), bercerita dengan teman atau saudara (63,31%), serta bercerita kepada orang tua (45,63%). Selanjutnya 186 peserta didik (35,31%) berusaha mengatasi masalah dengan bermain game, 8 peserta didik (1,52%) mulai mencoba merokok. Dari upaya di atas, orang yang paling diharapkan peserta didik dalam membantu menghadapi permasalahan tersebut adalah orang tua (80,60%), teman (62,17%) serta guru atau Wali Kelas (27%).

Pada konteks bimbingan dan konseling upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menyusun suatu kegiatan layanan bimbingan untuk menangani bullying. Untuk menyusun kegiatan layanan bimbingan yang aktual, maka penyusunan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada data-data aktual, dalam hal ini ialah data mengenai bullying di sekolah. Dengan adanya data aktual mengenai bullying di sekolah, maka pembimbing dapat menilai kecenderungan peserta didik terhadap perilaku tersebut dan memikirkan bentuk layanan bimbingan yang dapat diberikan, baik yang bersifat preventif, kuratif ataupun pengembangan.

Dengan demikian diharapkan layanan bimbingan dapat diberikan secara tepat sasaran. Berdasarkan hal tersebut, peneliti ini mengangkat permasalah

mengenai “Profil Bullying di Sekolah Dasar dan Implikasinya Terhadap

Bimbingan Pribadi-Sosial (Penelitian Deskriptif terhadap Peserta Didik Kelas V SD Negeri 1 Ciledug Cirebon Tahun Ajaran 2013/2014)”.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Fenomena tindak bullying yang terjadi di Sekolah Dasar memerlukan respon yang tepat karena pada kenyataannya penyelesaian yang dilakukan akhirnya hanya ditujukan untuk meredam kejadian di lembaga pendidikan yang hanya mengalami kejadian tersebut saja (Gunawan, 2007).Menghilangkan tindakan bullying di sekolah memang dirasa tidak akan mungkin bisa, tetapi paling tidak dapat meminimalkan kejadian tersebut. Berdasarkan fakta yang saat ini muncul di


(17)

8

Winda Agustin Sulvia, 2014

kalangan pelajar baik itu SMA, SMP bahkan kalangan SD fenomena bullying sangat memerlukan respon yang serius. Karena dalam penyelesaiannya selama ini kasus bullying masih dianggap hal yang biasa saja, apalagi dikalangan usia Sekolah Dasar yang memandang bullying merupakan kenakalan wajar yang dilakukan anak-anak di seusianya. Padahal penanganan bullying harus diatasi sedini mungkin agar tidak berkelanjutan.

Permasalahan dalam bullying bersifat luas berdasarkan bentuk yang dikategorikan oleh ahli. Tattum (1993: 9)membagi bullyingke dalam beberapa bentuk, yaitu: 1) bullying fisik (physicalbullying); 2) bullyingverbal (verbal bullying); 3) bullying sikap (gesture bullying); 4) bullying pemerasan (extortion bullying); 5) bullying eksklusifitas (exclusion bullying).

Permasalahan bullying merupakan salah satu tugas konselor dengan memberilakan layanan bimbingan dan konseling berdasarkan analisis kebutuhan yang menjadi dasar pembuatan program bimbingan pribadi-sosial untuk mereduksibullying di sekolah. Rumuskan masalah penelitian di uraikan dalam bentuk pertanyaan seperti berikut.

1. Seperti apa profil bullyingPeserta Didik Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug? 2. Bagaimanakah implikasi profil bullying terhadap rumusan program

bimbingan pribadi-sosial untuk mereduksi bullying Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug?

C. Tujuan Penelitian

Secara khusus, tujuan penelitian adalah menghasilkan gambaran profil bullying di KelasV SD Negeri 1 Ciledug dan implikasinya terhadap program bimbingan pribadi-sosial. Tujuan secara umum adalah untuk memperoleh data empirik mengenai:

1. Profil bullying peseta didik Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug; dan

2. Rumusan program bimbingan pribadi-sosial untuk mereduksi bullying Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug.


(18)

9

Winda Agustin Sulvia, 2014

Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial

| D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis hasil penelitian diharapkan dapat menambah khazanah ilmu bimbingan dan konseling, khususnya berkaitan dengan kajian teoretik-konseptual tentang profil bullyingdi Sekolah Dasar yang belum banyak mendapat perhatian. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Menjadi pedoman bagi guru agar lebih peka terhadap perilaku yang ditampilkan oleh setiap peserta didik sehingga dapat mendeteksi peserta didik yang mengalami masalah.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan informasi dan menjadi bahan rekomendasi bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan teknik-teknik dalam memberikan layanan untuk mereduksi bullyingdi Sekolah Dasar.

E. Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai bullying yang terjadi pada Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yang menghasilkan penjelasan mengenai peristiwa dan permasalahan bullying yang terjadi. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif yang menghasilkan data statistik profil bullyingdi Sekolah Dasar.


(19)

Winda Agustin Sulvia, 2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Lokasi, Populasi, dan Sample Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Ciledug-Cirebon yang beralamatkan di Jln. R.A. Kartini No 22 Desa Ciledug RT 01 RW 01 Kec. Ciledug-Kab. Cirebon.

2. Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah peserta didik Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Ciledug Tahun Ajaran 2013/2014. Pengambilan populasi ini berdasarkan hasil wawancara dari beberapa guru bahwa pada peserta didik di Kelas V sering terjadi permasalahan seputar bullying baik itu sebagai pelaku maupun sebagai korban.

3. Sampel Penelitian

Sampel penelitian adalah peserta didik Kelas V SD Negeri 1 Ciledug, pengambilan sampel penelitian menggunakan Sampling jenuh yaitu seluruh populasi kelas VA maupun VB dijadikan sampel karena jumlah peserta didik yang sedikit.

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Penelitian

Peserta Didik Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug

Kelas Jumlah Populasi Jumlah Sampel

VA 39 39

VB 39 39


(20)

30

Winda Agustin Sulvia, 2014

Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial

|

B.Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan untuk memperoleh gambaran bullying yang dialami oleh peserta didik dalam bentuk angka atau statistik yang valid.

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan bentuk bullying yang dilakukan oleh peserta didik Kelas V, untuk kemudian disusun program bimbingan yang sistematis untuk menangani bullying di Sekolah Dasar.

C.Definisi Operasional Variabel

Secara operasional, variabel bullyingmengacu pada teori yang diungkapkan Tattum (1993: 8) yang mengartikan bullying sebagai keinginan dan hasrat untuk menyakiti orang lain dan membuat orang lain stres. Dalam penelitian ini bullyingadalah tindak agresif yang dilakukan oleh peserta didik Kelas V SD secara sadar untuk menyakiti teman atau adik kelasnya yang dirasa lemah dan membuat tertekan yang dilakukan berulang-ulang baik secara verbal, fisik, sikap, maupun pemerasan.

a. Bullying verbal (verbal bullying)

Bullying verbal dilakukan dalam bentuk kata-kata buruk yang diucapkan secara langsung kepada korban seperti:

1. mengejek;

2. memanggil dengan sebutan buruk;

3. memanggil dengan sebutan nama orang tua; 4. membentak;

5. mengeluarkan kata-kata kasar; 6. mengancam;

7. sering memerintah; 8. menyoraki;

9. memfitnah;

10. mempermalukan; dan 11. menyebarkan gosip buruk.


(21)

31

Winda Agustin Sulvia, 2014

b. Bullying fisik (phsycal bullying)

Bullying fisik menyerang dalam bentuk tindakan bersentuhan untuk menyakiti anggota tubuh korbannya dengan cara seperti:

1. memukul; 2. menonjok; 3. mendorong; 4. menunjuk kepala; 5. menjambak; 6. menendang; 7. mencubit; dan 8. menampar.

c. Bullying sikap (gesture bullying)

Bullyingsikap menyerang dalam bentuk sikap tidak senang yang ditunjukan pelaku kepada korban seperti:

1. bersikap sinis; 2. meludahi; 3. menyepelekan;

4. merusak barang-barang; 5. mengejek di belakang; dan 6. mengucilkan.

d. Bullying pemerasan (extortion bullying)

Bullying pemerasan dilakukan dalam bentuk ancaman dan intimidasi untuk mendapatkan uang atau barang seperti.

1. merusak barang dengan paksa 2. mengambil barang dengan paksa 3. meminjam barang dengan paksa. 4. memakai barang secara paksa; dan 5. meminta uang secara paksa.


(22)

32

Winda Agustin Sulvia, 2014

Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial

| D.Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan angket di kelas VA dan VB. Angket yang disebarkan terdiri dari satu variabel operasional yaitu bullying. Angket tersebut mengungkapkan bentuk-bentuk bullying di SD Negeri 1 Ciledug.

Angket menggunakan format skala Guttman yang digunakan untuk jawaban tegas dan konsisten yakni Ya dan Tidak. Jawaban (Ya) untuk menggambarkan bahwa peserta didik tersebut melakukan bullying, jawaban (Tidak) untuk menggambarkan bahwa peserta didik tidak melakukan bullying.

1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

Penyusunan kisi-kisi didasarkan pada uraian definisi operasional yang telah dikembangkan mengenai bentuk bullying. Kisi-kisi mengandung bentuk dan indikator untuk kemudian dijabarkan dalam bentuk pernyataan. Kisi-kisi dapat dilihat pada tabel 3.2 sebagai berikut.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen

Bullying di Sekolah Dasar

(sebelum judgement)

Bentuk Indikator Nomor Pernyataan

(-) ∑

BullyingVerbal (Verbal Bullying)

a. Mengejek b. Menyoraki

c. Memanggil dengan sebutan buruk

d. Memanggil dengan nama orang tua

1, 2, 3, 27 4, 5, 31 6, 7 8 4 3 2 1 Bullying Fisik (Pshycal Bullying) a. Memukul b.Mendorong c. Menendang d.Mencubit e. Melempar 9, 10 11

12, 29, 33 13, 30, 34 14 2 1 3 3 1 BullyingSikap (Gesture bullying)

a. Memandang sinis b.Menyuruh

c. Memusuhi

15 16, 17 18, 19, 20, 21, 28, 32, 35

1 2 7 BullyingPemerasan a. Merusak barang dengan 22 1


(23)

33

Winda Agustin Sulvia, 2014

2. Penyusunan Butir-Butir Pernyataan

Kisi-kisi yang telah dibuat menjadi butir-butir pernyataan yang secara praktis dapat dimengerti oleh peserta didik Kelas V sebagai sampel penelitian. Butir-butir pernyataan dikembangkan melalui indikator dari kisi-kisi instrumen sehingga menjadi lebih spesifik dan mudah dipahami.

E.Uji Coba Alat Ukur

Uji coba angket sebagai alat pengumpul data, dilakukan melalui beberapa tahap pengujian sebagai berikut.

1. Uji Kelayakan Instrumen

Butir pernyataan yang telah dikembangkan dari kisi-kisi instrumen, diuji validitas rasionalnya oleh para ahli. Kelompok penimbang dalam penelitian ini terdiri dari Dr. Mubiar Agustin, M.Pd., Drs. Sudaryat Nurdin A., dan Prof. Dr. Syamsu Yusuf, LN., M.Pd.Kelompok penimbang memvalidasi isi materi (content), konstruk (construct) dan bahasa (language).

Validasi instrumen yang dilaksanakan oleh kelompok penimbang, dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu memadai dan tidak memadai (dihilangkan, direvisi, diganti atau ditambah).

Berikut adalah kisi-kisi instrumen setelah melewati uji kelayakan instrumen. (Extortion

bullying)

paksa

b. Mengambil barang dengan paksa

c. Meminjam barang dengan paksa

d. Memakai barang secara paksa

e. Meminta uang dengan paksa

23 24 25 26

1 1 1 1


(24)

34

Winda Agustin Sulvia, 2014

Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial

|

Tabel 3. 3

Tabel Kisi-Kisi Instrumen

Bullying di Sekolah Dasar

(setelah judgement)

2. Uji Keterbacaan

Uji keterbacaan angket bullyingdi Sekolah Dasar dilakukan kepada lima orang peserta didik Kelas VA dan VB SD Negeri 1 Ciledug. Uji keterbacaan bertujuan untuk mengukur pemahaman peserta didik yang dijadikan sampel terhadap angket.

Bentuk Indikator Nomor Pernyataan

(-) ∑

BullyingVerbal (Verbal Bullying)

a.Mengejek b.Menyoraki

c.Memanggil dengan sebutan buruk

d.Memanggil dengan nama orang tua

1, 2, 3 4, 5 6, 7 8 3 2 2 1 Bullying Fisik (Pshycal Bullying) a. Memukul b.Mendorong c. Menendang d.Mencubit e. Melempar 9, 10 11 12, 13 14, 15 16 2 1 2 2 1 BullyingSikap (Gesture bullying)

a. Memandang sinis b. Menyuruh

c. Memusuhi

17 18, 19

20, 21, 22, 23 1 2 4 BullyingPemerasan (Extortion bullying)

a.Merusak barang dengan sengaja

b.Mengambil barang dengan paksa

c.Meminjam barang dengan paksa

d.Memakai barang secara paksa

e.Meminta uang dengan paksa 24 25 26 27 28 1 1 1 1 1


(25)

35

Winda Agustin Sulvia, 2014

Hasil uji keterbacaan pada Kelas V SD Negeri 1 Ciledug menunjukkan peserta didik memahami seluruh butir-butir pernyataan angket, baik dari segi bahasa, maupun makna pernyataan yang ada di dalam angket. Kesimpulan yang dapat diambil dari uji keterbacaan adalah seluruh peserta didik dianggap memahami angket bullying di Sekolah Dasar, dan angket tersebut layak diujicobakan.

3. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan tujuan menunjukkan tingkat keshahihan instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Uji validitas dalam penelitian ini melibatkan seluruh item yang terdapat dalam instrumen yang telah disusun sebelumnya. Setelah melalui uji validitas, instrumen dianggap memenuhi syarat dan sah untuk mengambil data penelitian.

Pengolahan data menggunakan metode statistika melalui software Microsoft Exel 2007. Validitas item dilakukan dengan menganalisis menggunakan rumus korelasi point biserial, yaitu:

rpbis = √

Keterangan :

rpbis = koefisien korelasi biserial

xp = rata-rata skor dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya

xt = rata-rata skor total s =standar deviasi

p = proporsi peserta didik yang menjawab benar q = proporsi peserta didik yang menjawabsalah


(26)

36

Winda Agustin Sulvia, 2014

Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial

|

Selanjutnya mencari thitung, dengan rumus:

Keterangan:

t = harga thitung untuk tingkat signifikansi r = koefisien korelasi hasil r hitung n = jumlah responden

(Riduwan, 2008: 98) Setelah di peroleh thitung selanjutnya membandingkannya dengan ttabel untuk mengetahui tingkat signifikan dengan ketentuan thitung> ttabel. Kaidah keputusan: jika thitung> ttabel berarti butir pernyataan valid, sebaliknya jika thitung< ttabel berarti butir pernyataan tidak valid. ttabel untuk α = 0,05 dengan derajat kebebasan (dk=78-2=76) adalah 1,66. Pengujian validitas dilakukan terhadap 28 item pernyataan dengan jumlah populasi 78 peserta didik. Dari 28 item diperoleh 28 item yang valid, artinya seluruh item valid (hasil perhitungan terlampir).

4. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji keterandalan instrumen perilaku bullying si Sekolah Dasar. Reliabilitas instrumen menunjukkan instrumen tersebut dapat dipercaya atau tidak. Pengolahan reliabilitas instrumen ini menggunakan metode statistika dengan menggunakan software Microsoft Exel 2007, dengan rumus uji reliabilitas adalah K-R. 20 (Kuder-Richardson. 20)

r11=


(27)

37

Winda Agustin Sulvia, 2014

r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan

p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q n = banyaknya item

S = standar deviasi dari tes

(Arikunto, 2010:100) Hasil perhitungan reliabilitas angket pengungkap perilaku bullying menunjukkan nilai reliabilitas sebesar 0,882 menunjukkan nilai reliabilitas yang tinggi. Arti dari nilai reliabilitas yang tinggi yaitu bahwa angket sangat dipercaya dan memiliki keterandalan yang tinggi (hasil perhitungan terlampir).

Kategori interprestasi nilai reliabilitas dijelaskan Arikunto (2010: 319) dalam tabel berikut.

Tabel 3.4

Kategori Interpretasi Reliabilitas Besarnya nilai r Interpretasi Antara 0 sampai dengan 9 Rendah

Antara 10 sampai dengan 19 Sedang Antara 20 sampai dengan 28 Tinggi

F. Teknik Pengumpulan Data 1. Verifikasi Data

Verivikasi data dilakukan untuk menyeleksi data yang layak untuk diolah, data yang telah dikumpulkan diperiksa kelengkapan, jumlah, dan ketelitian angket yang telah diisi untuk kemudian diolah lebih lanjut. Hasil verifikasi data menunjukkan semua angket yang telah diisi oleh peserta didik layak untuk diolah.


(28)

38

Winda Agustin Sulvia, 2014

Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial

| 2. Penyekoran Data

Data yang telah melalui verifikasi diberi skor pada setiap pilihan jawaban yang diambil. Angket menggunakan skala yang menyediakan dua alternatif jawaban. Penyekoran setiap pilihan jawaban dapat diuraikan sebagai berikut.

Tabel 3.5

Pola Skor Alternatif Respons

Jawaban Skor

Ya 0

Tidak 1

Dua alternatif jawaban dalam penelitian ini “ya” atau “tidak”, sehingga

peserta didik diminta memberikan tanda checklist (√) pada kolom jawaban yang

telah disediakan. Skor 0 diberikan bagi yang menjawab “Ya” dan skor 1 untuk pernyataan bagi yang menjawab “Tidak”.

G. Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini dirumuskan dua pertanyaan penelitian. Pertanyaan penelitian tersebut dijawab secara rinci sebagai berikut.

1. Pertanyaan penelitian mengenai gambaran umum bentuk bullying pada peserta didik Kelas V SD Negeri 1 Ciledug Tahun Ajaran 2013/2014 diperoleh dari hasil persentase jawaban peserta didik dalam angket mengenai bullying. Cara yang dilakukan dengan menjumlahkan jawaban dan mengkategorikan jawaban menjadi tiga ketegori yaitu, tinggi, sedang, dan rendah. Untuk menentukan panjang kelas, terlebih dahulu perlu diketahui rentang (R) antara skor terbesar dengan skor terkecil, rumus yang digunakan yaitu:

R = skor terbesar – skor terkecil


(29)

39

Winda Agustin Sulvia, 2014

Setelah diketahui nilai rentang (R), maka panjang kelas (p), dapat diketahui dengan rumus:

bk=

Keterangan: R= rentang

P= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

(Furqon, 2001:24) Berdasarkan perhitungan di atas, maka pembagian kategori bullying disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.6

Kategori Bullying Peserta Didik Rentang

Skor Kategori Deskripsi

0-9 Rendah Peserta didik pada kategori rendah memperlihatkan gambaran tidak pernah melakukan bullying di lingkungan sekolah, baik dalam bentuk verbal, fisik, sikap, dan pemerasan.

10-19 Sedang Peserta didik pada kategori ini memperlihatkan gambaran perilaku bullying kepada teman atau adik kelas di lingkungan sekolah dalam intensitas yang jarang atau tidak terlalu sering, baik itu bullying verbal, fisik, sikap, dan pemerasan.

20-28 Tinggi Peserta didik pada kategori tinggi memperlihatkan gambaran perilaku bullying kepada teman atau adik kelas di lingkungan sekolah dalam intensitas yang sangat sering, baik itu bullying verbal, fisik, sikap, dan pemerasan.

2. Pertanyaan penelitian mengenai program bimbingan untuk mereduksi bullying di Sekolah Dasar di rumuskan berdasarkan kategori dan indikator bullying tinggi dan sedang. Penyusunan program terdiri dari empat aspek utuh layanan dasar, layanan responsif, perencanaan individual, dan dukungan sistem. Data yang telah diolah mengenai bullying di Sekolah Dasar menjadi dasar pembuatan program. Program tersebut menjadi


(30)

40

Winda Agustin Sulvia, 2014

Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial

|

rekomendasi bagi program layanan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.

1. Menyusun proposal penelitian dibimbing oleh Dosen mata kuliah metode riset. 2. Mengajukan proposal penelitian pada seminar proposal di hadapan Dosen mata

kuliah Metode Riset, kemudian direvisi dan disahkan oleh Dewan Skripsi, dan Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

3. Mengajukan permohonan pengangkatan Dosen Pembimbing pada tingkat Fakultas.

4. Mengajukan permohonan izin penelitian dari Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Surat izin penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan pada Kepala Sekolah SD Negeri 1 Ciledug.

5. Melakukan studi pendahuluan ke SD Negeri 1 Ciledug mengenai bullying dan bekerja sama dengan guru-guru dan wali kelas.

6. Menyusun instrumen penelitian dan melakukan uji kelayakan instrumen oleh dosen-dosen ahli Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

7. Melakukan uji coba instrumen bersamaan dengan pengumpulan data kepada subjek di kelas VA dan VB SD Negeri 1 Ciledug.

Melaksanakan pengolahan, mendeskripsikan dan menganalisis data yang telah dikumpulkan.


(31)

Winda Agustin Sulvia, 2014

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Gambaran bullying pada peserta didik Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug Tahun Ajaran 2013/2014 berada pada kategori sedang. Akan tetapi berdasarkan hasil yang diperoleh secara umum dapat disimpulkan bahwa bullying kategori sedang di SD Negeri 1 Ciledug berpotensi untuk berubah menjadi kategori tinggi.Hal ini disebabkan oleh selisih jumlah 1 orang peserta didik saja antara kategori sedang dan kategori tinggi. Dari empat aspek perilakubullying pada peserta didik Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug Tahun Ajaran 2013/2014 persentase ketercapaian skor yang paling tinggi berada pada aspek pemerasan, kemudian aspek sikap, dan selanjutnya aspek fisik, sedangkan aspek yang paling rendah berada pada aspekbullying verbal.

2. Program bimbingan pribadi-sosial bagi pelaku bullyingpada peserta didik Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug Tahun Ajaran 2013/2014 disusun berdasarkan indikator yang tertinggi pada setiap aspeknya yakni indikator tertinggi mengambil barang dengan paksa pada aspek pemerasan, indikator memandang sinis pada aspek sikap, kemudian indikator melempar pada aspek fisik, dan memanggil dengan sebutan nama orang tua pada aspek verbal. Unsur-unsur program bimbingan meliputi rasional, kompetensi yang dikembangkan, dasar dan landasan operasional, deskripsi kebutuhan, tujuan program, personel, rencana operasional, pengembangan tema, sarana dan prasarana, serta evaluasi dan tindak lanjut.

A.Rekomendasi

Rekomendasi hasil penelitian ditunjukkan kepada wali kelas atau guru kelas dan peneliti selanjutnya.


(32)

72

Winda Agustin Sulvia, 2014

Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial

| 1. Wali Kelas/Guru Kelas

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, wali kelas atau guru kelas dapat menggunakan program layanan bimbingan pribadi-sosial dalam kegiatan di sekolah dengan syarat memahami prosedur dan langkah dalam pelaksanaannya. Wali kelas atau guru harus mampu menunjukkan sikap atau perilaku tanpa unsur kekerasan, menentang adanya kekerasan dan menciptakan suasaan belajar yang bernuansa bimbingan. Salah satu cara dengan menggunakan kata-kata yang sopan ketika mengajar di kelas, dengan lembut memperlakukan peserta didik, dengan bahasa tubuh yang hangat, serta mengajarkan batasan hak dan kewajiban antara guru dan peserta didik juga antara peserta didik satu dan lainnya sehingga mampu menciptakan suasana yang nyaman dan aman untuk peserta didik.

2. Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan keterbatasan penelitian, kepada peneliti selanjutnya direkomendasikan hal-hal sebagai berikut.

a. Meneliti bullying di tingkat Sekolah Dasar secara keseluruhan baik pelaku maupun korban.

b. Mengujicobakan program yang telah dibuat untuk mengetahui keefektifan program yang telah dibuat untuk mereduksi bullying.


(33)

Winda Agustin Sulvia, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Allent, Kathleen P. (2010). Classroom Management, Bullying, and Teacher Practise. Journal of University of Roachester Vol.34. (15 Juni 2013) Andargini, M. Rivai. (2007). Bullying, Efek Traumatis dan Cara Menghindarinya.

[Online]. (15 Juni 2013).

Antara. (2006). Selamatkan Putra/i Anda dari “Bullying”. [Online]. Tersedia: http//www.antara.co.id/print/index.php?id=33112. (17 Juni 1013).

Arikunto, S. (2010).Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Astuti, P. Retno. (2008). Meredam Bullying; 3 Cara Efektif Mengatasi Kekerasan

Pada Anak. Jakarta: P.T. Gramedis Widiasarana Indonesia.

Boyle, D.J. (2005). Youth Bullying: Incidence, Impact, and Interventions. Journal pf The New Jersey Psychological Association, 55(3),22-24. (17 juni 2013).

Campbell, M. A. (2005). Cyber Bullying: An old problem in a new guise?. Australian Journal of Guidance and Counselling 15 (1): 68-76. (18 Juni 2013).

Chaplin, J. P. (a.b Dr. Kartini Kartono). (2005). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Prass.

Coloroso, Barbara. (2006). Penindasan, Tertindas, dan Penoonton; Resep Memutus Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah hingga SMU. Jakarta: Serambi Ilmu Pustaka.

Coloroso, Barbara. (2007). Stop Bullying (Memutus Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah Hingga SMU). (alih bahasa : Santi Indra Astuti). Jakarta : PT. Ikrar Mandiri abadi.

Depdikbud.(2003). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Furqon.(2001). Statistik Terapan untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Gross, R.I. (2002). We are all Either Bullies, Bullied, or Bystanders. American Medical Association. [Online]. Tersedia: www.amaassn.org/go/adolescenthealth. (19 Juni 2013)


(34)

Winda Agustin Sulvia, 2014

Profil Bullying Di Sekolah Dasar dan Implikasinya terhadap Program Bimbingan Pribadi-Sosial

|

Gunawan, Helmi. (2007). Tindak Kekerasan di Lingkungan Sekolah. Artikel pada Pikiran Rakyat.

Khairunnisa. (2008). Geng nero: Kekerasan Remaja yang Ditumbuhkembangkan. [Online]. Tersedia: http://www.bullyingpks.php(19 Juni 2013)

McEachern, A., Kenny, M., Blake, E. And Aluede, O. (2005). Bullying in Schools: International Variations. Journal of Social Sciences special Issue No. 8: 51-58 (25 Juni 2013).

National Youth Violence Prevention Resource Center. (2002). Facts for Teens: Bullying. [Online]. Tersedia: http://www.safeyouth.org. (26 Juni 2013) Nuriksan, A. Juntika dan Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan

Remaja. Bandung : PT. Refika Aditama.

Northwest Regional Educational Laboratory. (2001). Schoolwide Prevention of Bullying. [Online]. Tersedia: http//www.nwrel.org/request. (4 Juli 2013) Permatasari, I. (2011). Program Bimbingan Pribadi Sosial Bagi Pelaku Bullying

di SMA. Skripsi (tidak diterbitkan). Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia.

Prayitno. (1995). Dasar-dasar Bimnbingan dan Konseling. Jakarta : PT Rineka Cipta

Priyatna, Andri. (2020). Let’s Ending Bullying (Memahami, Mencegah, dan Mengatasi Bullying). Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Putri, Silmia. (2013). Profil aperilaku Bullying di Pesantren dan Implikasinya Bagi Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial. Skripsi (tidak diterbitkan). Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia.

Quiroz, HC., et al. (2006). Bullying in Schools; Fighting The Bully Battle. [Online]. Tersedia : http/www.schoolsafety.us/pubfiles/bullying chalk talk. Pdf. (5 September 2013).

terhadap Peserta Didik Kelas V SD Negeri 1Ciledug Riduwan.(2004). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Rigby, K. (2003). Consequences of Bullying in School Journal of Can J Psychiatry, Vol 48, no 9. (5 September 2013).

Rudi, Tisna. (2010). Informasi PerihalBullying. [Online]. Tersedia:


(35)

Winda Agustin Sulvia, 2014

Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode, Teknik, dan Aplikasi). Bandung: Rizqi press 2009.

Sanders, Cheryl E. & Phye, Gary D. (2003). Bullying (Implications of The Classroom). United States Of america : Elsevier Academic Press.

Saripah, Ipah. (2009). Model Konseling Kognitif Perilaku Untuk Mereduksi Bullying Siswa. Disertasi (tidak diterbitkan). Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia.

Sarwono, Sarlito. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

SEJIWA, (2007). Bullying : Masalah Tersembunyi dalam Dunia Pendidikan di

Indonesia. [Online]. Tersedia :

http/sejiwa.org/sejiwaprogramme/workshop-nasional/(10 Februari 2010). (8 Juli 2013)

Smith dan Sharp., et al. (1994). School Bullying.London : Routlegde.

Suherman,U. Dan Sudrajat, D. (1989). Evaluasi dan Pengembangan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Pulikasi Jurusan PPB-FIP UPI. Susanti, Inda. (2006). Bullying Bikin Anak Depresi dan Bunuh Diri. [Online].

Tersedia: http://www.kpai.go.id/mn_access.php?to=2-artikel&sub=kpai_2artikel_bd.html. (20 September 2013).

Syamsu, Y. dan Nurihsan, A. Juntika. (2009). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Kerjasama Program Pasca Sarjana UPI dengan PT. Remaja Rosdakarya.

Tattum, Delwyn. (2003). Understanding and Managing Bullying. London: Heinemann Education.

Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.


(1)

40

rekomendasi bagi program layanan bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.

1. Menyusun proposal penelitian dibimbing oleh Dosen mata kuliah metode riset. 2. Mengajukan proposal penelitian pada seminar proposal di hadapan Dosen mata

kuliah Metode Riset, kemudian direvisi dan disahkan oleh Dewan Skripsi, dan Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

3. Mengajukan permohonan pengangkatan Dosen Pembimbing pada tingkat Fakultas.

4. Mengajukan permohonan izin penelitian dari Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Surat izin penelitian yang telah disahkan kemudian disampaikan pada Kepala Sekolah SD Negeri 1 Ciledug.

5. Melakukan studi pendahuluan ke SD Negeri 1 Ciledug mengenai bullying dan bekerja sama dengan guru-guru dan wali kelas.

6. Menyusun instrumen penelitian dan melakukan uji kelayakan instrumen oleh dosen-dosen ahli Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan.

7. Melakukan uji coba instrumen bersamaan dengan pengumpulan data kepada subjek di kelas VA dan VB SD Negeri 1 Ciledug.

Melaksanakan pengolahan, mendeskripsikan dan menganalisis data yang telah dikumpulkan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Gambaran bullying pada peserta didik Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug Tahun Ajaran 2013/2014 berada pada kategori sedang. Akan tetapi berdasarkan hasil yang diperoleh secara umum dapat disimpulkan bahwa

bullying kategori sedang di SD Negeri 1 Ciledug berpotensi untuk berubah

menjadi kategori tinggi.Hal ini disebabkan oleh selisih jumlah 1 orang peserta didik saja antara kategori sedang dan kategori tinggi. Dari empat aspek perilakubullying pada peserta didik Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug Tahun Ajaran 2013/2014 persentase ketercapaian skor yang paling tinggi berada pada aspek pemerasan, kemudian aspek sikap, dan selanjutnya aspek fisik, sedangkan aspek yang paling rendah berada pada aspekbullying verbal.

2. Program bimbingan pribadi-sosial bagi pelaku bullyingpada peserta didik Kelas V di SD Negeri 1 Ciledug Tahun Ajaran 2013/2014 disusun berdasarkan indikator yang tertinggi pada setiap aspeknya yakni indikator tertinggi mengambil barang dengan paksa pada aspek pemerasan, indikator memandang sinis pada aspek sikap, kemudian indikator melempar pada aspek fisik, dan memanggil dengan sebutan nama orang tua pada aspek verbal. Unsur-unsur program bimbingan meliputi rasional, kompetensi yang dikembangkan, dasar dan landasan operasional, deskripsi kebutuhan, tujuan program, personel, rencana operasional, pengembangan tema, sarana dan prasarana, serta evaluasi dan tindak lanjut.

A.Rekomendasi

Rekomendasi hasil penelitian ditunjukkan kepada wali kelas atau guru kelas dan peneliti selanjutnya.


(3)

72

1. Wali Kelas/Guru Kelas

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, wali kelas atau guru kelas dapat menggunakan program layanan bimbingan pribadi-sosial dalam kegiatan di sekolah dengan syarat memahami prosedur dan langkah dalam pelaksanaannya. Wali kelas atau guru harus mampu menunjukkan sikap atau perilaku tanpa unsur kekerasan, menentang adanya kekerasan dan menciptakan suasaan belajar yang bernuansa bimbingan. Salah satu cara dengan menggunakan kata-kata yang sopan ketika mengajar di kelas, dengan lembut memperlakukan peserta didik, dengan bahasa tubuh yang hangat, serta mengajarkan batasan hak dan kewajiban antara guru dan peserta didik juga antara peserta didik satu dan lainnya sehingga mampu menciptakan suasana yang nyaman dan aman untuk peserta didik.

2. Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan keterbatasan penelitian, kepada peneliti selanjutnya direkomendasikan hal-hal sebagai berikut.

a. Meneliti bullying di tingkat Sekolah Dasar secara keseluruhan baik pelaku maupun korban.

b. Mengujicobakan program yang telah dibuat untuk mengetahui keefektifan program yang telah dibuat untuk mereduksi bullying.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Allent, Kathleen P. (2010). Classroom Management, Bullying, and Teacher

Practise. Journal of University of Roachester Vol.34. (15 Juni 2013)

Andargini, M. Rivai. (2007). Bullying, Efek Traumatis dan Cara Menghindarinya. [Online]. (15 Juni 2013).

Antara. (2006). Selamatkan Putra/i Anda dari “Bullying”. [Online]. Tersedia: http//www.antara.co.id/print/index.php?id=33112. (17 Juni 1013).

Arikunto, S. (2010).Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta Astuti, P. Retno. (2008). Meredam Bullying; 3 Cara Efektif Mengatasi Kekerasan

Pada Anak. Jakarta: P.T. Gramedis Widiasarana Indonesia.

Boyle, D.J. (2005). Youth Bullying: Incidence, Impact, and Interventions. Journal pf The New Jersey Psychological Association, 55(3),22-24. (17 juni 2013).

Campbell, M. A. (2005). Cyber Bullying: An old problem in a new guise?.

Australian Journal of Guidance and Counselling 15 (1): 68-76. (18 Juni

2013).

Chaplin, J. P. (a.b Dr. Kartini Kartono). (2005). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Prass.

Coloroso, Barbara. (2006). Penindasan, Tertindas, dan Penoonton; Resep

Memutus Rantai Kekerasan Anak dari Prasekolah hingga SMU. Jakarta:

Serambi Ilmu Pustaka.

Coloroso, Barbara. (2007). Stop Bullying (Memutus Rantai Kekerasan Anak dari

Prasekolah Hingga SMU). (alih bahasa : Santi Indra Astuti). Jakarta : PT.

Ikrar Mandiri abadi.

Depdikbud.(2003). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional

Furqon.(2001). Statistik Terapan untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta

Gross, R.I. (2002). We are all Either Bullies, Bullied, or Bystanders. American

Medical Association. [Online]. Tersedia:


(5)

Gunawan, Helmi. (2007). Tindak Kekerasan di Lingkungan Sekolah. Artikel pada Pikiran Rakyat.

Khairunnisa. (2008). Geng nero: Kekerasan Remaja yang Ditumbuhkembangkan. [Online]. Tersedia: http://www.bullyingpks.php(19 Juni 2013)

McEachern, A., Kenny, M., Blake, E. And Aluede, O. (2005). Bullying in

Schools: International Variations. Journal of Social Sciences special

Issue No. 8: 51-58 (25 Juni 2013).

National Youth Violence Prevention Resource Center. (2002). Facts for Teens:

Bullying. [Online]. Tersedia: http://www.safeyouth.org. (26 Juni 2013)

Nuriksan, A. Juntika dan Agustin, M. (2011). Dinamika Perkembangan Anak dan

Remaja. Bandung : PT. Refika Aditama.

Northwest Regional Educational Laboratory. (2001). Schoolwide Prevention of

Bullying. [Online]. Tersedia: http//www.nwrel.org/request. (4 Juli 2013)

Permatasari, I. (2011). Program Bimbingan Pribadi Sosial Bagi Pelaku Bullying

di SMA. Skripsi (tidak diterbitkan). Bandung: Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia.

Prayitno. (1995). Dasar-dasar Bimnbingan dan Konseling. Jakarta : PT Rineka Cipta

Priyatna, Andri. (2020). Let’s Ending Bullying (Memahami, Mencegah, dan Mengatasi Bullying). Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Putri, Silmia. (2013). Profil aperilaku Bullying di Pesantren dan Implikasinya

Bagi Program Bimbingan dan Konseling Pribadi-Sosial. Skripsi (tidak

diterbitkan). Bandung: Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia.

Quiroz, HC., et al. (2006). Bullying in Schools; Fighting The Bully Battle. [Online]. Tersedia : http/www.schoolsafety.us/pubfiles/bullying chalk talk. Pdf. (5 September 2013).

terhadap Peserta Didik Kelas V SD Negeri 1Ciledug Riduwan.(2004). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta

Rigby, K. (2003). Consequences of Bullying in School Journal of Can J

Psychiatry, Vol 48, no 9. (5 September 2013).

Rudi, Tisna. (2010). Informasi PerihalBullying. [Online]. Tersedia:


(6)

Rusmana, Nandang. (2009). Bimbingan dan Konseling Kelompok di Sekolah (Metode, Teknik, dan Aplikasi). Bandung: Rizqi press 2009.

Sanders, Cheryl E. & Phye, Gary D. (2003). Bullying (Implications of The

Classroom). United States Of america : Elsevier Academic Press.

Saripah, Ipah. (2009). Model Konseling Kognitif Perilaku Untuk Mereduksi

Bullying Siswa. Disertasi (tidak diterbitkan). Bandung: Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan Universitas Pendidikan Indonesia. Sarwono, Sarlito. (2011). Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

SEJIWA, (2007). Bullying : Masalah Tersembunyi dalam Dunia Pendidikan di

Indonesia. [Online]. Tersedia :

http/sejiwa.org/sejiwaprogramme/workshop-nasional/(10 Februari 2010). (8 Juli 2013)

Smith dan Sharp., et al. (1994). School Bullying.London : Routlegde.

Suherman,U. Dan Sudrajat, D. (1989). Evaluasi dan Pengembangan Program

Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Pulikasi Jurusan PPB-FIP UPI.

Susanti, Inda. (2006). Bullying Bikin Anak Depresi dan Bunuh Diri. [Online]. Tersedia: http://www.kpai.go.id/mn_access.php?to=2-artikel&sub=kpai_2artikel_bd.html. (20 September 2013).

Syamsu, Y. dan Nurihsan, A. Juntika. (2009). Landasan Bimbingan dan

Konseling. Bandung: Kerjasama Program Pasca Sarjana UPI dengan PT.

Remaja Rosdakarya.

Tattum, Delwyn. (2003). Understanding and Managing Bullying. London: Heinemann Education.

Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia.


Dokumen yang terkait

Hubungan Minat Peserta Didik Dalam Mengikuti Pendidikan Non-Formal Dengan Prestasi Belajar Peserta Didik Dalam Bidang Studi Fiqih di Kelas VIII Pondok Pesantren Asy-Syarif Desa Ajung Kabupaten Jember Tahun 2012/2013

0 6 3

Studi Deskriptif Gangguan tidur Pada Anak Usia 9-12 Tahun di SD Negeri Pisangan 1 Ciputat.2015

5 25 77

Penerapan Media Diorama Skala terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa Kelas V SD Negeri 1 Ujungpandan INFORMASI ARTIKEL

0 0 11

View of Peningkatan Kemampuan Peserta Didik pada Materi Pembelajaran Iman terhadap Hari Akhir Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas IX-1 di SMP Negeri 24 Bandar Lampung

0 0 12

PENEGAKAN HUKUM PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAKAN PENINDASAN ATAU BULLYING DI SEKOLAH DASAR

0 0 13

PROFIL PERILAKU AGRESIF SISWA DAN IMPLIKASINYA BAGI BIMBINGAN KONSELING

0 2 5

View of Pengembangan Minat Baca Peserta Didik : Studi Peran Kepala Sekolah

0 0 5

Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Sikap Profesional Guru terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Peserta Didik Kelas X IPS di SMA Negeri 1 Ceper Tahun Ajaran 2017/2018

0 0 14

PENGARUH PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIK PESERTA DIDIK (Penelitian terhadap Peserta Didik Kelas V SDN Paturaman Desa Sukaratu Kecamatan Wanaraja Kabupaten Garut Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 0 13

Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, dan Kecerdasan Spiritual terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi pada Peserta Didik Kelas XI IPS di SMA Negeri 1 Bulu Tahun Ajaran 2017/2018

0 1 19