PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA.

(1)

ABSTRAK

PENGARUH METODE LATIHAN MENTAL IMAGERY TERHADAP PENGUASAAN KETERAMPILAN PASSING DAN STOPPING DALAM

PERMAINAN SEPAKBOLA

Oleh: Wedy Riandi

Untuk mencapai prestasi maksimal dalam suatu cabang olahraga khususnya sepakbola terdapat aspek fisik, teknik, taktik-strategi, dan psikis (mental) yang harus dirancang dalam suatu program selanjutnya diterapkan dalam proses latihan. Namun terkadang pada kenyataannya pelatih masih mengabaikan aspek psikis (mental) dalam proses latihan, bahkan pelaku dunia olahraga khususnya pelatih masih ada yang kurang memahami bentuk dari latihan mental (imagery). Akan tetapi jika mengalami kegagalan, pelaku dunia olahraga (pelatih) sering

menganggap dan menjadikan aspek psikis sebagai “kambing hitam” dari

kegagalan tersebut, sedangkan aspek psikis masih kurang mendapat porsi diantara bentuk latihan fisik. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh metode latihan mental imagery terhadap penguasaan keterampilan passing dan stopping dalam permainan sepakbola. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif, dengan populasi siswa SMK Negeri 2 Kota Bandung yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola, dan 22 orang dijadikan sebagai sampel. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan teknik random sampling, selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok yaitu, kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdasarkan hasil tes awal dengan cara di matching guna mendapatkan keseimbangan kemampuan pada masing-masing kelompok. Variabel indenpenden dalam penelitian ini adalah metode latihan mental imagery, sedangkan variabel dependen adalah penguasaan keterampilan passing dan stopping dalam permainan sepakbola. Hasil perhitungan dengan pendekatan statistika parametrik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikansi dari pemberian metode latihan mental imagery terhadap penguasaan keterampilan passing dan stopping dalam permainan sepakbola. Pemberian latihan mental khususnya mental imagery hendaknya disertakan dalam proses latihan. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel lebih banyak dan instrumen yang berbeda. Selain itu dapat mengungkap aspek lain yang bisa meningkatkan kualitas permainan cabang olahraga sepakbola, khususnya teknik


(2)

Abstract

The Effect Training Method of Imagery toward Governance Passing and Stopping in the Football Game

By: Wedy Riandi

To achieve maximal performance in a sport, especially football in physical aspect, technique, strategy, and mental have posted in a next program and it has posted in training process. But, sometime it is the real, coaches still disregard to mental aspect in training process, and the agent of the world sport, especially coach are not understanding of form in imagery training. But, it will be fail, the agent in the world sport (coaches) always know and they will to be psychologist

as “the black goat” of that fail however, in psychology aspect did not get something between of form physical training. The purpose has been achieved in this research, to know the effect of training method imagery to governance passing and stopping in football game. It has used for quantitative, with the students of SMKN 2 Bandung as population and they followed extracurricular football, and 22 students have been as sample. It has done use random sampling technique, and then it has been to 2 groups: control group and experiment group and to result of the first test with matching way, so to get balance ability to get groups. Independent of variable in this research is training method of imagery however, independent of variable is governance passing and stopping in football game. The result with parametric statistics is give significant effect from give training method of imagery to governance passing and stopping in football game. To give mental training, especially imagery it has followed in training process to the next researchers, the writer hope doing next research with many sample different instrument and then can give other aspect and it can increase quality of the football game. Especially passing and stopping technique in football game.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ... i

Lembar Persembahan ... ii

Lembar Pernyataan ... iii

Kata Pengantar ... iv

Ucapan Terima Kasih ... v

Abstrak ... vi

Daftar Isi ... vii

Daftar Gambar ... ix

Daftar Tabel ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Batasan Penelitian ... 9

F. Definisi Istilah ... 9

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS ... 11

A. Hakikat Latihan Imagery ... 11

1. Pengertian Mental Imagery ... 11

2. Dasar Latihan Imagery ... 12

3. Prosedur Latihan Mental Imagery ... 14

4. Waktu Dalam Latihan Mental Imagery ... 18

5. Faktor yang Mempengaruhi Efektifitas Latihan Mental Imagery 19

6. Tujuan dan Mafaat Latihan Imagery ... 22

7. Pengertian Sepakbola ... 24

8. Karakteristik Sepakbola ... 25


(4)

10.Teknik Dasar Sepakbola ... 27

11.Hakikat Tendangan Jarak Pendek (Short Pass) ... 29

12.Hakikat Menghentikan Bola (Stopping) ... 37

13.Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Mengoper (Passing) dan Menerima Bola (Stopping) ... 43

14.Hakikat Ekstrakurikuler ... 44

15.Jenis Ekstrakurikuler ... 45

16.Tujuan Ekstrakurikuler ... 47

B. Anggapan Dasar ... 48

C. Hipotesis ... 50

BAB III METODE PENELITIAN ... 51

A. Metode Penelitian ... 51

B. Desain Penelitian ... 52

C. Instrumen Penelitian ... 54

D. Prosedur Pengambilan Data Penelitian ... 57

E. Populasi dan Sampel ... 58

1. Populasi ... 58

2. Sampel ... 58

F. Tempat dan Waktu Penelitian ... 60

G. Prosedur Pengolahan Data ... 61

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 64

A. Hasil Pengolahan Data ... 64

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 65

C. Pengujian Analisis Penelitian ... 67

D. Diskusi Penemuan ... 68

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 72

C. Implikasi ... 73

Daftar Pustaka ... 74


(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga permainan yang saat ini menjadi tren masyarakat dunia, termasuk di Indonesia. Cabang olahraga yang dianggap berasal dari negara Inggris ini juga bisa dikatakan sebagai olahraga rakyat. Hal ini karena jika ada pertandingan, penonton yang datang ke stadion terdiri dari semua kalangan. Tidak mengenal kaya, miskin, memiliki jabatan ataupun tidak, semuanya berkumpul dalam satu nama yaitu pendukung (penikmat) sepakbola.

Sepakbola menjadi tren masyarakat dunia, karena cabang olahraga sepakbola memiliki daya tarik bagi penikmatnya. Sejalan dengan daya tarik sepakbola Luxbacher (2011:V) mengatakan bahwa: “Alasan dari daya tarik sepakbola terletak pada kealamian permainan tersebut”. Itulah alasan mengapa olahraga kulit bundar ini dicintai penggemarnya. Sepakbola seakan memiliki kekuatan lebih untuk membawa banyak orang untuk menggemari olahraga ini. Meskipun terkadang dalam sepakbola terdapat hal yang seakan mencoreng citra olahraga tersebut, seperti tindakan anarki penonton, bahkan kecurangan lain. Namun hal ini tidak membuat banyak orang untuk berhenti menggemari olahraga yang sering juga disebut dengan football pada sebagian wilayah.

Begitu populernya sepakbola di Indonesia maka dapat kita jumpai banyak Sekolah Sepakbola (SSB) di seluruh Indonesia, yang dimaksudkan untuk mencari bakat dan mengembangkan kemampuan pemain. Tidak hanya melalui SSB, kegiatan ekstrakurikuler di sekolah juga bisa dijadikan sarana untuk mengembangkan kemampuan dalam bermain sepakbola. Bahkan sepakbola juga merambat hingga ke level perguruan tinggi. Hal ini bisa dijumpai dengan adanya Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) sepakbola, yang bertujuan untuk menyalurkan hobi dan juga mengembangkan kemampuan dalam olahraga ini.

Diantara semua tempat yang dijadikan untuk mengembangkan kemampuan dan mencari bakat pemain. Hal yang perlu mendapat perhatian dan penanganan


(6)

serius adalah menyangkut teknik dasar dan mental pemain, yang dapat mempengaruhi kemampuan fisik dan penampilan bertanding. Termasuk dalam hal ini agar proses latihan lanjutan bisa terarah, serta kesanggupan untuk menjalankan instruksi pelatih, dan dapat mencapai puncak penampilan.

Usaha untuk mengembangkan potensi olahraga memang tidak mudah, memerlukan waktu dan proses latihan yang sistematis. Satiadarma (1995:19) menjelaskan bahwa: “Menggali potensi olahraga seseorang serta melatihnya secara terarah merupakan proses belajar yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan dari tahap persiapan awal sampai pada puncak prestasi”. Sehingga sudah menjadi tugas pelatih untuk mengoreksi kekurangan atlet, terlebih dalam pengembangan bakat.

Dalam sepakbola kemampuan pemain perlu dikembangkan, karena untuk dapat bermain dengan baik, banyak aspek yang harus dikuasai. Salah satu aspek yang harus dimiliki adalah kemampuan fisik. Berkaitan dengan kemampuan fisik, Nieman (1990) yang dikutip Usli et.al (2010:29) mengartikan bahwa:

‘Kemampuan fisik sebagai suatu kemampuan untuk melakukan tugas sehari-hari dengan penuh kekuatan dan kesiapan, tanpa mengalami kelelahan dan dengan

energi yang efisien’.

Karena sepakbola jika dilihat dari lamanya pertandingan, yaitu 90 menit waktu normal (2 x 45 menit) jelas dibutuhkan kemampuan fisik yang baik untuk dapat bermain dengan optimal sepanjang pertandingan berlangsung. Berkaitan dengan ini FIFA (2014:29) menjelaskan bahwa: “The match lasts two equal periods of 45 minutes, unless otherwise mutually agreed between the referee and the two teams.

Namun jika berbicara mengenai sepakbola, tidak hanya terbatas pada komponen fisik, melainkan aspek teknik juga dibutuhkan untuk dapat bermain dengan baik. Berkaitan dengan aspek teknik dalam sepakbola, mantan pelatih timnas Indonesia pada SEA Games 1979, Wiel Coerver (1985:21) menyatakan

bahwa: “Seperti halnya di sekolah harus dipelajari dulu membaca dan menulis sebelum dapat belajar lebih lanjut, dalam sepakbola pun harus dikuasai dulu teknik-teknik untuk dapat bermain dengan baik atau berlatih secara terarah”.


(7)

Pentingnya teknik dasar harus dikuasai oleh pemain adalah untuk dapat bermain dengan baik, Sucipto dkk (2000:17) mengatakan bahwa: “Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik, pemain tersebut cenderung dapat bermain dengan baik pula”.

Selain itu alasan teknik dasar harus dikuasai oleh pemain yaitu untuk menunjang program latihan lebih lanjut dan mampu untuk menghadapi situasi dilapangan. Penguasaan teknik yang baik merupakan persyaratan agar dapat ditanggulangi berbagai situasi dalam permainan dengan sikap mantap (Coerver, 1985:19).

Dengan menguasai teknik dasar, pemain dapat lebih mudah menjalankan intruksi pelatih mengenai strategi yang akan digunakan dalam pertandingan. Tanpa penguasaan teknik dasar, akan membuat pemain kesulitan dalam bermain sepakbola, bahkan strategi atau taktik tidak bisa berjalan sebagaimana mestinya. Selain itu aspek teknik juga dapat mempengaruhi prestasi atlet, mengenai hal tersebut Djide dalam Harsuki (2003:359) menjelaskan bahwa: “Oleh karena kesalahan teknik yang berulang-ulang yang dilakukan oleh seorang atlet, tanpa adanya upaya pelatih untuk memperbaikinya, kelak atlet tersebut prestasinya akan mandek, bahkan mengalami penurunan prestasi”.

Namun saat ini, hal yang berkaitan dengan teknik dasar sering disepelekan dalam porsi latihan, ataupun pelaksanaannya oleh pemain. Fenomena yang berbanding terbalik, menyangkut teknik merupakan hal yang harus diulang hingga mencapai tingkat mahir dan otomatisasi. Dalam hal ini Coerver mengatakan

bahwa: “Penguasaan keterampilan teknik-teknik ini harus dipaksakan pelatih dengan jalan senantiasa mengulanginya kalau perlu melalui latihan secara perseorangan”.

Salah satu teknik dasar dalam sepakbola yang memang benar-benar mencirikan olahraga ini yaitu passing. Karena sepakbola merupakan olahraga yang dimainkan dominan oleh kaki, meskipun anggota tubuh lain dapat digunakan kecuali lengan dan tangan yang hanya diperbolehkan untuk penjaga gawang (di daerah gawang). Mielke (2007:19) berpendapat bahwa: “Passing paling baik


(8)

dilakukan dengan menggunakan kaki, tetapi bagian tubuh lain juga bisa digunakan”.

Passing merupakan operan bola dalam jarak pendek. Dengan memiliki teknik passing yang baik, tim akan lebih mudah untuk menguasai bola dalam pertandingan. Sejalan dengan ini Luxbacher (2011:11) mengatakan bahwa:

“Untuk menguasai bola dan menciptakan kesempatan mencetak gol, anggota tim harus meningkatkan kemampuan mengoper dan menerima bola yang baik”. Karena passing dapat diteruskan dengan teknik lain, seperti setelah menahan bola (stopping) umpan dari teman dapat diteruskan untuk menggiring bahkan dapat langsung melakukan shooting ke gawang untuk mencetak gol. Sehingga bisa dikatakan teknik dasar passing (menendang) dan stopping (menghentikan bola) penting dimiliki dan dikuasai oleh pemain sepakbola.

Meskipun passing dan stopping merupakan ciri dari permainan sepakbola. Namun teknik tersebut terkadang belum bisa dikuasai dengan baik oleh pemain sepakbola. Hal ini bisa dilihat ketika pemain melakukan passing pada rekan satu tim, namun arah bola tidak tepat pada sasaran sehingga menyulitkan rekan satu tim untuk menerima bola tersebut. Begitu juga dengan teknik stopping, jika tidak dikuasai dengan baik, walaupun umpan (operan) yang diberikan rekan satu tim telah tepat sasaran tanpa penguasaan sempurna, lawan akan mudah untuk merebut atau memotong umpan tersebut. Bahkan terkadang ketika pemain sepakbola melakukan stopping, hasil pantulan bola jauh dari jangkauan kaki sehingga menyulitkan penguasaan bola setelah mendapat umpan.

Itulah sebabnya dalam proses latihan sepakbola, untuk mencapai prestasi puncak, tentu seluruh aspek harus dilatihkan. Tanpa memandang atau menghilangkan salah satu aspek. Berkaitan dengan aspek-aspek yang harus dilatihkan Sidik (2008:11) menjelaskan bahwa: “Apa yang harus di latih-kan (Aspek-aspek) ? 1. Aspek fisik, 2. Aspek teknik, 3. Aspek taktik-strategi, 4. Aspek

psikis”.

Seluruh aspek harus dilatihkan dalam upaya mencapai prestasi puncak, karena aspek-aspek tersebut saling mempengaruhi dan menunjang dalam penampilan pemain sepakbola. Pemain sepakbola dengan kualitas fisik baik, akan


(9)

menjadi sia-sia jika tidak memiliki mental yang baik. Oleh karena itu pelatih serta pembina olahraga dalam memberikan dan membuat program latihan harus secara berkesinambungan, agar hasil (tujuan) dari proses latihan tidak menjadi sia-sia. Berkaitan dengan ini Gunarsa (1995:3) menjelaskan bahwa: “Semua latihan fisik yang telah dilakukan dengan semua prosedur latihan yang baik, akan sia-sia kalau aspek kejiwaan tidak diikutsertakan”.

Namun dalam proses latihan sepakbola saat ini, pelatih terkadang mengabaikan, dan tidak memahami cara atau manfaat dari melatih aspek psikis/mental. Berhubungan dengan ini Satiadarma (2000:177) mengatakan bahwa: “Banyak tokoh olahraga baik pelatih, atlet maupun pembina, tidak terlalu memahami manfaat pelatihan keterampilan psikologis”. Selain itu secara realitas masih ada pelatih kurang mengerti cara untuk mengembangkan mental atletnya atau memberikan bentuk program latihan mental dengan berbagai alasan. Lebih lanjut Satiadarma (2000:178) menjelaskan bahwa: “Disamping itu, sebagian orang justru bersikap negatif atau tidak menganggap perlu bagi atlet untuk mengikuti latihan keterampilan psikologis”.

Aspek psikis memang harus dilatihkan dalam program dan pelaksanaan latihan hal ini guna membentuk ketahanan mental pemain. Berkaitan dengan ketahanan mental Ibrahim dan Komarudin (2008:171) menjelaskan bahwa:

Ketahanan mental adalah kondisi kejiwaan yang mengandung kesanggupan untuk mengembangkan kemampuan menghadapi gangguan, ancaman dalam keadaan bagaimanapun juga, baik yang datang dari dirinya sendiri maupun dari luar dirinya.

Jika ketahanan mental telah dimiliki, maka dalam menghadapi pertandingan pemain bisa mengeluarkan kemampuannya secara optimal, tidak terpengaruh dengan gangguan yang datang, baik dari dalam diri pemain tersebut ataupun dari luar, seperti lawan dan penonton. Itulah alasan aspek psikis tidak bisa dihilangkan dari program latihan, serta dalam melatih seluruh cabang olahraga khususnya sepakbola.


(10)

Saat ini ketika suatu tim mengalami kekalahan, padahal tim tersebut sudah memiliki fisik, teknik serta taktik yang baik, kalangan awam dan berbagai pihak sering menilai dan mengatakan aspek psikis (mental) menjadi penyebab hal tersebut. Selain itu kita juga sering mendengar pelatih mengatakan faktor mental merupakan penyebab kekalahan timnya, serta menilai mental atletnya telah kalah sebelum bertanding. Sejalan dengan ini Satiadarma (2000:7) mengatakan bahwa:

“Berbagai pihak kerap kali menunjuk pada aspek psikologis sebagai penentu

kegagalan seorang atlet”.

Jika berbagai pihak dan pelatih mengatakan hal tersebut sebagai penyebab kekalahan serta kegagalan dalam meraih prestasi, maka latihan mental harus diberikan kepada timnya. Oleh karena itu para pemain harus diberikan porsi khusus dalam mengembangkan kemampuan mental diantara jadwal latihan fisik dan teknik yang telah dibuat dalam program latihan.

Latihan mental merupakan, latihan yang berfokus pada pengembangan kondisi psikologis dan jiwa pemain, mengingat atlet atau pemain sepakbola yang juga manusia memiliki emosi dengan seluruh sumber-sumber kemampuan jiwa. Dengan telah diberikannya pelatihan mental tentunya diharapkan pemain sepakbola telah siap menghadapi berbagai tekanan selama pertandingan yang dapat menunjang keberhasilan meraih prestasi.

Banyak ahli yang telah mengemukakan teknik dalam pelatihan mental. Misalnya ada teknik pelatihan mental yang khusus untuk meningkatkan konsentrasi, kontrol diri, pernafasan, mengendalikan stress, meningkatkan motivasi, dan sebagainya (Ibrahim dan Komarudin, 2008:186).

Salah satu bentuk pelatihan mental adalah latihan mental imajeri (mental

imagery). Terry Orlick dalam Ibrahim dan Komarudin, (2008:216) mengemukakan bahwa: ‘Mental imagery adalah semacam simulasi, tetapi

simulasi ini terjadi dalam otak kita’. Hal ini akan membuat atlet atau pemain sepakbola secara otomatis akan melihat dirinya melakukan sesuatu melalui proses visualisasi yang dibayangkan olehnya. Selanjutnya akan berpengaruh terhadap penampilan dirinya dalam aktivitas nyata, sesuai dengan yang telah dibayangkan. Selain itu dengan melakukan latihan mental imagery atlet juga dapat


(11)

mengembangkan keterampilan yang telah dikuasai ataupun keterampilan gerak baru. Sehingga dalam pertandingan, pemain sepakbola telah benar-benar siap menghadapi pertandingan dengan beban mental yang disertai gangguan dari luar dirinya.

Dengan demikian, pemain sepakbola membutuhkan pelatihan mental

imagery yang mempunyai fungsi atau manfaat untuk bisa menghadapi

keterampilan fisik atau kombinasi keterampilan fisik. Selanjutnya akan membuat atlet atau pemain sepakbola lebih mudah menerapkan instruksi yang telah diberikan oleh pelatih dalam pertandingan. Sejalan dengan ini Satiadarma (2000:188) berpendapat bahwa: “Karena di dalam imagery, seseorang bisa

membayangkan sesuatu yang belum terjadi menjadi telah terjadi”.

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengungkap dalam suatu karya ilmiah dengan judul:

Pengaruh Metode Latihan Mental Imagery Terhadap Penguasaan Keterampilan

Passing dan Stopping Dalam Permainan Sepakbola”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini yaitu: “Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari pemberian latihan mental imagery terhadap penguasaan keterampilan passing dan

stopping dalam cabang olahraga sepakbola pada pemain ekstrakurikuler sepakbola Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Kota Bandung?”

C. Tujuan Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian hendaknya memiliki tujuan atau maksud masalah tersebut diteliti. Sejalan dengan ini Riduwan (2012:6) menyatakan bahwa: “Tujuan penelitian mengungkapkan keinginan peneliti untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian yang diajukan”. Berdasarkan pada ketertarikan penulis terhadap masalah yang di dapat, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh latihan mental imagery terhadap penguasaan keterampilan passing dan stopping


(12)

dalam cabang olahraga sepakbola pada pemain ekstrakurikuler sepakbola SMK Negeri 2 Kota Bandung.

D. Manfaat Penelitian

Dalam setiap penelitian atau penulisan seseorang maupun kelompok, tentunya diharapkan dapat bermanfaat yang merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Berkaitan dengan kegunaan atau manfaat penelitian, Riduwan (2012:6) mengatakan bahwa: “Kegunaan penelitian adalah untuk menjelaskan tentang manfaat dari penelitian itu sendiri”. Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan oleh penulis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan masukan dan tambahan informasi ilmiah bagi guru, pelatih, pemain dan pembina olahraga sepakbola, khususnya untuk meningkatkan penguasaan keterampilan passing dan stopping cabang olahraga sepakbola. Serta diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian lanjutan mengenai pengaruh latihan mental imagery terhadap penguasaan keterampilan dalam upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga.

b. Manfaat Praktis

1. Bagi penulis dari penelitian ini dapat memperoleh pengetahuan dan wawasan dalam pelatihan olahraga sepakbola dengan menerapkan latihan mental

imagery.

2. Sebagai masukan informasi bagi atlet/pemain yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler sepakbola SMK Negeri 2 Kota Bandung tentang perlunya latihan mental imagery untuk membina penguasaan keterampilan passing dan

stopping dalam cabang olahraga sepakbola.

3. Sebagai bahan pengetahuan bagi guru Pendidikan Jasmani dan pelatih mengenai bentuk latihan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan keterampilan passing dan stopping cabang olahraga sepakbola.


(13)

4. Masukan dan informasi bagi pelatih guna menangani dan mengembangkan seluruh aspek latihan dalam membuat program latihan, tanpa menghilangkan salah satu aspek.

E. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini untuk memfokuskan masalah yang diteliti maka penulis membatasi ruang lingkup permasalahan meliputi:

1. Variabel bebas yaitu melakukan tes keterampilan passing dan stopping dengan pemberian perlakuan (treatment) latihan mental imagery sebelum melakukan tes.

2. Variabel terikat yaitu penguasaan keterampilan passing dan stopping. 3. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen.

4. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa ekstrakurikuler sepakbola SMK Negeri 2 Kota Bandung.

5. Sampel dalam penelitian ini adalah 22 siswa (pemain) ekstrakurikuler sepakbola SMK Negeri 2 Kota Bandung.

6. Lokasi penelitian, di FPOK Padasuka Bandung.

F. Definisi Istilah

Penjelasan istilah dimaksudkan agar tidak terjadi salah pengertian yang dipakai dalam suatu penelitian, maka batasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menurut Surakhmad (1982:7) pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.

2. Menurut Sidik (2008:4) latihan adalah suatu proses aktivasi tubuh yang dilakukan secara sistematis, bertahap, terus-menerus, dan beban aktivitasnya meningkat teratur.

3. Terry Orlick (1980) dalam Ibrahim dan Komarudin (2008:16) mengatakan bahwa mental imagery adalah semacam simulasi, tetapi simulasi ini terjadi dalam otak kita.


(14)

4. (Kamusbahasaindonesia.org/penguasaan:2013:3Desember) penguasaan adalah pemahaman atau kesanggupan untuk menggunakan (pengetahuan, kepandaian, dsb).

5. Menurut Singer (1980) dalam Mahendra (2007:6) keterampilan adalah derajat keberhasilan yang konsisten dalam mencapai suatu tujuan dengan efisien dan efektif.

6. Menurut Mielke (2007:19) passing adalah seni memindahkan momentum bola dari satu pemain ke pemain lain.

7. Menurut Lingling et.al (2010:46) menghentikan bola (stopping) merupakan kemampuan dari anggota-anggota tubuh (kecuali lengan) dalam menghentikan bola baik yang datang dari teman, maupun dari lawan, dan merupakan teknik dasar yang penggunaannya tidak terlepas dari teknik dasar lainnya.

8. Menurut Sucipto et.al (2000:7) sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang.

G. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I Pendahuluan, latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, definisi istilah, dan struktur organisasi skripsi. BAB II Tinjauan Teoritis, menguraikan bahasan mengenai landasan teori yang dibangun untuk mendukung penelitian yang dilakukan, anggapan dasar, dan hipotesis.

BAB III Metode Penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian, prosedur pengambilan data penelitian, populasi dan sampel, tempat dan waktu penelitian, prosedur pengolahan data.

BAB IV Pengolahan dan Analisis Data, merupakan uraian tentang jawaban dari hipotesis dan rumusan masalah penelitian.


(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN

Penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematik dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku (Nazir, 1999:99).

Metode dalam suatu penelitian merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan tujuan dalam sebuah penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan mengumpulkan hasil pemecahan masalah melalui cara tertentu sesuai dengan prosedur penelitian yang dilakukan. Seperti yang dikemukakan Arikunto (2010:203) bahwa: “Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya”.

Penggunaan metode penelitian sangat tergantung pada permasalahan yang akan dibahas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode eksperimen. Berkaitan dengan ini Sugiyono (2012:72) menjelaskan bahwa: “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Penelitian dengan pendekatan eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel yang lain dalam kondisi yang terkontrol secara ketat (Riduwan, 2012:50).

Metode ini penulis gunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian eksperimen yaitu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan (treatment) yang dalam hal ini adalah latihan mental imagery terhadap penguasaan keterampilan passing dan stopping dalam cabang olahraga sepakbola, pada siswa SMK Negeri 2 Kota Bandung yang mengikuti ekstarakurikuler cabang olahraga sepakbola.


(16)

B. Desain Penelitian

Agar penelitian tidak keluar dari ketentuan yang sudah ditetapkan, maka diperlukan desain penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan desain eksperimen. Desain penelitian yang penulis rancang adalah sebagai berikut, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1.

(pretest-posttest control group design) (Sumber: Sugiyono, 2012:76)

Keterangan:

R : Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang masing-masing dipilih secara random/acak

O1 : Keterampilan passing dan stopping kelompok eksperimen sebelum latihan

dengan mental imagery

O3 : Keterampilan passing dan stopping kelompok kontrol

O2 : Keterampilan passing dan stopping kelompok eksperimen setelah latihan

dengan mental imagery

O4 : Keterampilan passing dan stopping kelompok kontrol

X : Treatment (latihan mental imagery)

Dalam penelitian ini sampel diberikan tes awal sebelum diberikan treatment atau perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal pada masing-masing kelompok sebelum diberikan perlakuan dan pelaksanaan tes akhir. Setelah masing-masing kelompok diberi tes awal, selanjutnya salah satu kelompok (kelompok eksperimen) diberikan perlakuan atau treatment yaitu latihan mental

imagery. Sedangkan pada kelompok kontrol melakukan latihan tanpa disertai

dengan imagery.

Setelah diberi perlakuan yakni latihan mental imagery pada kelompok eksperimen, dan latihan tanpa diberi perlakuan imagery pada kelompok kontrol, penulis memberikan tes keterampilan passing dan stopping cabang olahraga sepakbola pada masing-masing kelompok. Mengenai lama waktu yang diperlukan

R O1 X O2


(17)

untuk mengembangkan keterampilan Mahendra (2007) yang dikutip Noor (2012:46) mengatakan bahwa: ‘Untuk mengembangkan suatu keterampilan yang baik, maka diperlukan waktu selama satu bulan atau tiga sampai empat minggu latihan”. Katch dan Mc Ardle dalam Harsono (1988:116) menjelaskan bahwa: “lamanya berlatih didalam training zone: untuk olahraga prestasi 45-120 menit. Untuk olahraga kesehatan 20-30 menit”.

Selanjutnya untuk melihat pengaruh dari latihan Hebbelinck (1978:28) menjelaskan bahwa: ‘….the effect of training can be observed after two or three

week are convenient to label the medium term effects”. Dari pernyataan tersebut

penulis dapat mengartikan bahwa pengaruh dari latihan dapat dilihat atau diamati setelah dua atau tiga minggu latihan untuk melihat efek jangka menengah.

Berdasarkan uraian mengenai pengaruh latihan dan mengembangkan keterampilan, penulis dapat menyimpulkan dalam penelitian ini latihan dilakukan selama 4 minggu (12 pertemuan) durasi dalam setiap pertemuan latihan yaitu 65 menit, dilakukan sebanyak tiga kali dalam seminggu. Pemberian perlakuan pada kelompok eksperimen yaitu latihan mental imagery, dilakukan sebelum latihan selama 10 menit.

Setelah proses latihan berlangsung penulis melakukan tes akhir pada masing-masing kelompok dengan tujuan untuk menghasilkan data yang akan disusun, dan diolah secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh latihan mental imagery terhadap penguasaan keterampilan passing dan

stopping cabang olahraga sepakbola. Untuk lebih jelasnya langkah-langkah dalam


(18)

Gambar 3.2.

Langkah-Langkah Penelitian

C. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya suatu penelitian merupakan melakukan pengukuran, oleh karena itu dalam pelaksanaannya harus ada alat ukur yang digunakan. Alat ukur diperlukan dalam penelitian bertujuan untuk memperoleh data, sehingga data yang diperoleh hasilnya lebih baik dan sistematis. Sejalan dengan ini Arikunto (2010:203) menjelaskan bahwa: “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data (Sugiyono, 2012:222). Lebih lanjut Sugiyono (2012:121) menjelaskan bahwa:

Populasi

Sampel

Kelompok Eksperimen Latihan disertai

imagery

Kelompok Kontrol Latihan tanpa disertai

imagery

Tes Awal (keterampilan passing dan stopping)

Tes Akhir Tes Akhir

Pengolahan dan Analisis Data


(19)

Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.

Instrumen penelitian ada yang dibuat oleh peneliti dan ada juga yang sudah dibakukan oleh para ahli, karena instrumen penelitian ini akan digunakan untuk melakukan pengukuran yang bertujuan untuk menghasilkan data kuantitatif yang tepat dan akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala yang jelas (Riduwan, 2012:78).

Dengan demikian, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan alat ukur tes keterampilan cabang olahraga sepakbola (passing dan stopping) dengan tingkat validitas (0,87) dan tingkat reliabilitas (0,84) sebagai alat ukur untuk memperoleh data.

Adapun tes keterampilan cabang olahraga sepakbola passing dan stopping (Nurhasan dan Cholil, 2007:207-209) adalah dapat dilihat pada Gambar 3.3 dibawah ini.

Tes Sepakbola (passing dan stopping)

Tujuan:

Mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menyepak dan menahan bola. Alat yang digunakan:

- Bola 2 buah - Stopwatch

- Bangku Swedia 4 buah (papan ukuran 3m x 60 cm sebanyak 2 buah) - Kapur.

Petunjuk Pelaksanaan:

- Testee berdiri dibelakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari

sasaran/papan, boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak ataupun sebaliknya.

- Pada aba-aba “Ýa”, testee mulai menyepak bola ke sasaran/papan dan


(20)

menyepak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan sepakan pertama.

- Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30 detik.

- Apabila bola keluar dari daerah sepak, maka testee menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.

Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila:

- Bola ditahan dan disepak di depan garis sepak yang akan menyepak bola. - Hanya menahan dan menyepak bola dengan satu kaki saja.

Untuk lebih jelasnya pada Gambar.3.3. disajikan diagram lapangan tes sepak tahan bola yang merupakan alat ukur tes keterampilan passing dan stopping sepakbola.

60cm

4m

4m

3m

Gambar 3.3.

Diagram Lapangan Tes Sepak Tahan Bola (Sumber: Nurhasan dan Cholil, 2007:209)


(21)

Cara menskor:

Jumlah menyepak dan menangkis bola yang sah, selama 30 detik. Hitungan 1, diperoleh dari satu kali kegiatan menendang bola.

D. Prosedur Pengambilan Data Penelitian

A. Pendahuluan

1. Menyiapkan sampel. 2. Sosialisasi pengetesan. B. Inti

1. Persiapan 2. Berdoa 3. Sosialisasi tes 4. Mencoba 5. Pemanasan 6. Pelaksanaan

- Testee berdiri dibelakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari

sasaran/papan, boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak ataupun sebaliknya.

- Pada aba-aba “Ya”, testee mulai menyepak bola ke sasaran/papan dan

menahannya kembali dengan kaki dibelakang garis tembak yang akan menyepak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan sepakan pertama.

- Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30 detik.

- Apabila bola keluar dari daerah sepak, maka testee menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.

C. Evaluasi

1. Pengumpulan data tes 2. Evaluasi pelaksanaan tes 3. Berdoa/penutup.


(22)

Kualifikasi Testor dalam Pelaksanaan Tes:

- Kinkin Sodikin, dan Rahmat, pelatih ekstrakurikuler sepakbola SMK Negeri 2 Kota Bandung yang telah berpengalaman dalam melatih dan mengetahui secara jelas tentang peraturan permainan sepakbola.

Tugas Testor dalam Pelaksanaan Tes:

- Mengamati waktu, dan menghitung jumlah frekuensi tendangan saat testee melakukan tes passing dan stopping.

Tugas Penulis dalam Pelaksanaan Tes: - Menyiapkan sampel

- Menyiapkan alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tes.

- Mencatat jumlah frekuensi passing-stopping yang dilakukan testee.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan sekelompok subjek atau objek yang diperlukan dalam melakukan penelitian. Hal ini karena dari populasi dan sampel selanjutnya akan diperoleh data dan keterangan yang dapat dijadikan sebagai informasi atau jawaban terhadap masalah penelitian. Berkaitan dengan ini Riduwan (2012:54) menjelaskan bahwa: “Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian”.

Dengan demikian maka populasi dalam penelitian adalah siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Kota Bandung yang mengikuti dan terdaftar di kegiatan ekstrakurikuler cabang sepakbola, yaitu sebanyak 46 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian subjek/objek dari populasi yang dapat mewakili

karakteristik dari populasi tersebut. Sejalan dengan ini Riduwan (2012:56) menjelaskan bahwa: “Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”. Berkaitan dengan jumlah sampel Surakhmad (1990:100) mengatakan bahwa: “Apabila


(23)

jumlah populasi dibawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50% dan di atas seribu sebesar 15%”.

Berdasarkan penjelasan diatas, dalam penelitian ini penulis menetapkan jumlah sampel sebanyak 22 siswa, dari 46 siswa yang terdaftar dalam populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan Probability Sampling dengan teknik

simple random sampling. Berkaitan dengan ini Sugiyono (2012:82) menjelaskan

bahwa: “Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dapat menjadi anggota sampel”. Hal ini dilakukan oleh penulis karena dalam pengambilan sampel tidak membedakan tingkatan atau mengistimewakan anggota dari populasi semua memiliki hak yang sama untuk menjadi sampel.

Setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi, diberi nomor urut mulai dari 1 sampai dengan banyaknya subjek. Di dalam pengambilan sampel biasanya peneliti sudah menentukan terlebih dulu besarnya jumlah sampel yang paling baik (Arikunto, 2010:177). Lebih lanjut Arikunto (2010:180) memaparkan contoh dari populasi sebanyak 1000 orang dengan sampel 200 orang bahwa:

Pada kertas-kertas kecil kita tuliskan nomor subjek, satu nomor untuk setiap kertas. Kemudian kertas ini digulung. Dengan tanpa prasangka, kita mengambil 200 gulungan kertas, sehingga nomor-nomor yang tertera pada gulungan kertas yang terambil itulah yang merupakan nomor subjek sampel peneliti kita.

Maka dalam penilitian ini, adapun cara yag digunakan penulis dalam pengambilan sampel menjadi 22 orang adalah anggota populasi diberi nomor urut 1-46. Selanjutnya nomor digulung pada kertas kecil, kemudian di random dengan cara dikocok. Nomor yang keluar pada saat dikocok merupakan subjek yang akan dijadikan sampel penelitian.

Dari 22 orang yang terpilih menjadi sampel penelitian kemudian dibagian menjadi dua kelompok yakni 11 orang sebagai kelompok eksperimen dan 11 orang sebagai kelompok kontrol. Pembagian anggota kelompok eksperimen dan kontrol berdasarkan pada hasil tes awal (pretest) dengan cara di ranking (matching) dari nilai yang paling besar ke nilai terendah untuk mendapatkan


(24)

kesamaan pada masing-masing kelompok. Adapun pembagian kelompok sampel dalam penelitian disajikan penulis pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Pembagian Sampel Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

1 2

4 3

5 6

8 7

9 10

12 11

13 14

16 15

17 18

20 19

21 22

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat untuk melakukan penelitian ini dilaksanakan di lapangan tempat latihan ekstrakurikuler sepakbola SMK Negeri 2 Kota Bandung yaitu lapangan sepakbola BSI. Pelaksanaan tes awal keterampilan teknik passing dan stopping sepakbola dilaksanakan dilapangan bola basket SMK Negeri 2 Kota Bandung. Adapun jadwal pelaksanaan tes akhir dari penelitian ini yaitu, keterampilan sepakbola passing dan stopping dari pengaruh pemberian metode latihan mental

imagery adalah sebagai berikut:

Hari/Tanggal : Rabu/ 14 Mei 2014

Tempat : Lapangan FPOK, Padasuka (Bandung) Waktu : Pukul 15.00 WIB-Selesai.


(25)

G. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data hasil penelitian telah terkumpul, untuk mengetahui hasil dari masalah penelitian yang diukur, maka selanjutnya penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus statistika sebagai berikut:

1. Menghitung nilai rata-rata data hasil penelitian dengan rumus:

�̅ =

Σ�

Keterangan:

� = Mean atau skor rata-rata yang dicari ∑X = Jumlah skor

n = Jumlah sampel

2. Menghitung nilai simpangan baku dengan menggunakan rumus:

= √

∑ ��

� − 1

− �̅

2

Keterangan:

S = Simpangan baku yang dicari Xi = Jumlah skor yang diperoleh � = Jumlah skor rata-rata n = Jumlah sampel

3. Uji normalitas data dengan menggunakan uji Liliefors. Untuk pengujian tersebut digunakan prosedur sebagai berikut:

a. Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai yang paling besar.

b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z-skor yaitu:

=

�− �

c. Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan: Jika nilai Z negative, maka dalam menentukan Fzi-nya adalah 0,5 – luas daerah distribusi Z pada tabel.


(26)

d. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyak sampel.

e. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.

f. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo.

g. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukan nilai L.

4. Pengujian Homogenitas dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

� = � � � � �� � � � � �

Keterangan:

F = Homogenitas yang dicari

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah: - Jika Fhitung ≥ Ftabel, tidak homogen

- Jika Fhitung ≤ Ftabel, homogen

Batas kritis penolakan dan penerimaan hipotesis: - dk pembilang = n-1

- dk penyebut = n-1 - dengan α = 0, 05


(27)

5. Uji signifikansi dengan menggunakan rumus:

=

�̅ − �̅

√ 1

� +

1

Dimana:

2 2

2 1 1 2 2

1 2

( 1) ( 1)

2

n S n S

S

n n

  

 

Keterangan:

t

= nilai t yang dicari (thitung)

�̅

= nilai rata-rata kelompok 1

�̅

= nilai rata-rata kelompok 2 S = simpangan baku gabungan

= jumlah sampel kelompok 1

2 = jumlah sampel kelompok 2

S

2 1 = simpangan baku variabel 1

S

2 2 = simpangan baku variabel 2 - Derajat kebebasan (n1 + n2 – 2)

- Uji dua pihak

Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis: - Terima hipotesis jika thitung ≤ ttabel

- Tolak hipotesis jika thitung ≥ ttabel


(1)

Kualifikasi Testor dalam Pelaksanaan Tes:

- Kinkin Sodikin, dan Rahmat, pelatih ekstrakurikuler sepakbola SMK Negeri 2 Kota Bandung yang telah berpengalaman dalam melatih dan mengetahui secara jelas tentang peraturan permainan sepakbola.

Tugas Testor dalam Pelaksanaan Tes:

- Mengamati waktu, dan menghitung jumlah frekuensi tendangan saat testee melakukan tes passing dan stopping.

Tugas Penulis dalam Pelaksanaan Tes: - Menyiapkan sampel

- Menyiapkan alat yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tes.

- Mencatat jumlah frekuensi passing-stopping yang dilakukan testee.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan sekelompok subjek atau objek yang diperlukan dalam melakukan penelitian. Hal ini karena dari populasi dan sampel selanjutnya akan diperoleh data dan keterangan yang dapat dijadikan sebagai informasi atau jawaban terhadap masalah penelitian. Berkaitan dengan ini Riduwan (2012:54)

menjelaskan bahwa: “Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada

suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah

penelitian”.

Dengan demikian maka populasi dalam penelitian adalah siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Kota Bandung yang mengikuti dan terdaftar di kegiatan ekstrakurikuler cabang sepakbola, yaitu sebanyak 46 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian subjek/objek dari populasi yang dapat mewakili

karakteristik dari populasi tersebut. Sejalan dengan ini Riduwan (2012:56)

menjelaskan bahwa: “Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi”. Berkaitan


(2)

jumlah populasi dibawah 100 dapat dipergunakan sampel sebesar 50% dan di atas

seribu sebesar 15%”.

Berdasarkan penjelasan diatas, dalam penelitian ini penulis menetapkan jumlah sampel sebanyak 22 siswa, dari 46 siswa yang terdaftar dalam populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan Probability Sampling dengan teknik

simple random sampling. Berkaitan dengan ini Sugiyono (2012:82) menjelaskan bahwa: “Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

memberikan peluang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dapat

menjadi anggota sampel”. Hal ini dilakukan oleh penulis karena dalam pengambilan sampel tidak membedakan tingkatan atau mengistimewakan anggota dari populasi semua memiliki hak yang sama untuk menjadi sampel.

Setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi, diberi nomor urut mulai dari 1 sampai dengan banyaknya subjek. Di dalam pengambilan sampel biasanya peneliti sudah menentukan terlebih dulu besarnya jumlah sampel yang paling baik (Arikunto, 2010:177). Lebih lanjut Arikunto (2010:180) memaparkan contoh dari populasi sebanyak 1000 orang dengan sampel 200 orang bahwa:

Pada kertas-kertas kecil kita tuliskan nomor subjek, satu nomor untuk setiap kertas. Kemudian kertas ini digulung. Dengan tanpa prasangka, kita mengambil 200 gulungan kertas, sehingga nomor-nomor yang tertera pada gulungan kertas yang terambil itulah yang merupakan nomor subjek sampel peneliti kita.

Maka dalam penilitian ini, adapun cara yag digunakan penulis dalam pengambilan sampel menjadi 22 orang adalah anggota populasi diberi nomor urut 1-46. Selanjutnya nomor digulung pada kertas kecil, kemudian di random dengan cara dikocok. Nomor yang keluar pada saat dikocok merupakan subjek yang akan dijadikan sampel penelitian.

Dari 22 orang yang terpilih menjadi sampel penelitian kemudian dibagian menjadi dua kelompok yakni 11 orang sebagai kelompok eksperimen dan 11 orang sebagai kelompok kontrol. Pembagian anggota kelompok eksperimen dan kontrol berdasarkan pada hasil tes awal (pretest) dengan cara di ranking


(3)

kesamaan pada masing-masing kelompok. Adapun pembagian kelompok sampel dalam penelitian disajikan penulis pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

Pembagian Sampel Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

1 2

4 3

5 6

8 7

9 10

12 11

13 14

16 15

17 18

20 19

21 22

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat untuk melakukan penelitian ini dilaksanakan di lapangan tempat latihan ekstrakurikuler sepakbola SMK Negeri 2 Kota Bandung yaitu lapangan sepakbola BSI. Pelaksanaan tes awal keterampilan teknik passing dan stopping sepakbola dilaksanakan dilapangan bola basket SMK Negeri 2 Kota Bandung. Adapun jadwal pelaksanaan tes akhir dari penelitian ini yaitu, keterampilan sepakbola passing dan stopping dari pengaruh pemberian metode latihan mental

imagery adalah sebagai berikut:

Hari/Tanggal : Rabu/ 14 Mei 2014

Tempat : Lapangan FPOK, Padasuka (Bandung) Waktu : Pukul 15.00 WIB-Selesai.


(4)

G. Prosedur Pengolahan Data

Setelah data hasil penelitian telah terkumpul, untuk mengetahui hasil dari masalah penelitian yang diukur, maka selanjutnya penulis melakukan pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus statistika sebagai berikut:

1. Menghitung nilai rata-rata data hasil penelitian dengan rumus:

�̅ =

Σ�

Keterangan:

� = Mean atau skor rata-rata yang dicari

∑X = Jumlah skor

n = Jumlah sampel

2. Menghitung nilai simpangan baku dengan menggunakan rumus:

= √

∑ �

� − 1

− �̅

2 Keterangan:

S = Simpangan baku yang dicari Xi = Jumlah skor yang diperoleh

� = Jumlah skor rata-rata n = Jumlah sampel

3. Uji normalitas data dengan menggunakan uji Liliefors. Untuk pengujian tersebut digunakan prosedur sebagai berikut:

a. Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai pengamatan yang paling kecil sampai yang paling besar.

b. Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan pendekatan Z-skor yaitu:

=

�− �

c. Untuk tiap baku angka tersebut, dengan bantuan tabel distribusi baku (tabel distribusi Z). Kemudian hitung peluang dari masing-masing nilai Z


(5)

d. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyak sampel.

e. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya.

f. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo.

g. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukan nilai L.

4. Pengujian Homogenitas dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

� = � � � � �� � � � � �

Keterangan:

F = Homogenitas yang dicari

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis adalah: - Jika Fhitung ≥ Ftabel, tidak homogen

- Jika Fhitung ≤ Ftabel, homogen

Batas kritis penolakan dan penerimaan hipotesis: - dk pembilang = n-1

- dk penyebut = n-1 - dengan α = 0, 05


(6)

5. Uji signifikansi dengan menggunakan rumus:

=

�̅ − �̅

√ 1

� +

1

Dimana:

2 2

2 1 1 2 2

1 2

( 1) ( 1)

2

n S n S

S

n n

  

 

Keterangan:

t

= nilai t yang dicari (thitung)

�̅

= nilai rata-rata kelompok 1

�̅

= nilai rata-rata kelompok 2 S = simpangan baku gabungan

= jumlah sampel kelompok 1

2 = jumlah sampel kelompok 2

S2 1 = simpangan baku variabel 1

S

2 2 = simpangan baku variabel 2

- Derajat kebebasan (n1 + n2 – 2)

- Uji dua pihak

Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis: - Terima hipotesis jika thitung ≤ ttabel

- Tolak hipotesis jika thitung ≥ ttabel