PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI TERHADAP KETERAMPILAN PASSING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA SISWA SMP NEGERI PEMATANG SIANTAR.
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN TINGKAT
KESEGARAN JASMANI TERHADAP KETERAMPILAN
PASSING DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA
SISWA SMP NEGERI PEMATANGSIANTAR
TESIS
Oleh:
AMOS PADIMUN PANGGABEAN
NIM: 809122026
Tesis Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(2)
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN TINGKAT
KESEGARAN JASMANI TERHADAP KETERAMPILAN
PASSING DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA
SISWA SMP NEGERI PEMATANGSIANTAR
TESIS
Oleh:
AMOS PADIMUN PANGGABEAN
NIM: 809122026
Tesis Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
(3)
(4)
(5)
(6)
i ABSTRACT
Amos Padimun Panggabean : The Effect of Learning Method and Level of Physical Fitness Toward Passing Skills in Football at SMP Negeri Pematangsiantar. Thesis, Medan: Education Technology Program, Post Graduate Program, State University of Medan, 2013.
This Research purpose is aimed to find out : (1) The passing skills in football, the students are taught by using method of play is higher than passing skills in playing football for the students who are thaugh by using demonstrative method. (2) The passing skills in football, the students who have high level of physical fitness is higher than for football passing skills of the students who have low level of physical fitness and (3) There is interaction between method of learning and level of physical fitness through passing skills in playing football.
This research was observed at SMP Negeri 5 and SMP Negeri 3 Pematangsiantar at 2012/2013. The population is all the boys at grade VIII SMP Negeri Pematangsiantar which resume is 308 students. While the technique in taking sample of the data is using cluster random sampling which 2 classes in every schools. The resume of the sample is 60, which consisted from VIII-3 and VIII-6, and there are 26 males who use demonstration method. The test of Total physical fitness is done to classify the students about high level of physical fitness and the low level of physical fitness . The research using Quasi- experiment with is the factorial design 2 x 2. The test requirement for normality by using Liliefors . The classification of the data is distributed normally and the test of homogeneity that comes from population is homogen. The technique of data analysis used in two-ways ANOVA at significance level α= 0,05 and continued with Scheffe Test.
The Finding in this research were : (1) Passing skills in playing football that students taught by using playing method is higher than passing skills in the playing football that those who were taught by using demonstrative method in Fcount = 5,067 > Ftable =4,105; (2) The passing skills of football students who have high levels of physical fitness than the passing skills of football students who have low levels of physical fitness with Fcount = 8,851 > Ftable = 4,105; (3) There is interaction between learning method and level of physical fitness of students in influencing skills of students passing in playing football Fcount =23,048 > Ftable = 4,105. The result showed that the method of playing is better than the demonstrative method in improving passing skills in passing football of students , students who have high level of physical fitness get passing skills in playing football , rather than students with the low levels of physical fitness. Students who have low levels of physical fitness will get a higher passing skills if they given by demonstrative method.
(7)
ii ABSTRAK
Amos Padimun Panggabean: Pengaruh Metode Pembelajaran dan Tingkat Kesegaran Jasmani Terhadap Keterampilan Passing Dalam Permainan Sepakbola Siswa SMP Negeri Pematangsiantar. Tesis, Medan: Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjan, Universitas Negeri Medan, 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang diajar dengan menggunakan metode bermain lebih tinggi dari keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang diajar dengan menggunakan metode demonstrasi; (2) Keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tinggi lebih tinggi dari keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah; dan (3) adanya interaksi antara metode pembelajaran dan tingkat kesegaran jasmani siswa terhadap keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 5 dan 3 Pematangsiantar, semester ganjil tahun pembelajaran 2012/2013. Populasi, seluruh siswa laki-laki kelas VIII SMP Negeri 5 Pematangsiantar dan kelas VIII SMP Negeri 3 Pematangsiantar yang berjumlah 308 orang, sedangkan teknik pengambilan sampel dengan menggunakan cluster random sampling, yang terdiri dari dua kelas dari setiap sekolah. Jumlah sampel seluruhnya 60, yang terdiri dari kelas VIII-3 dan VIII-6 berjumlah 34 orang laki-laki yang diberikan pembelajaran dengan metode bermain dan kelas VIII-2 dan VIII-3 berjumlah 26 orang laki-laki dengan metode demonstrasi. Tes kesegaran jasmani dilakukan untuk mengelompokkan siswa atas tingkat kesegaran jasmani tinggi dan tingkat kesegaran jasmani rendah. Metode penelitian dengan menggunakan kuasi eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. Uji persyaratan normalitas dengan menggunakan Liliefors diketahui masing-masing kelompok data berdistribusi normal dan uji homogenitas dilakukan dengan uji varians terbesar berbanding varians terkecil, diketahui semua kelompok berasal dari populasi yang bersifat homogen. Teknik analisis data yang digunakan adalah ANAVA dua jalur dengan taraf signifikan α = 0,05 dan dilanjutkan dengan uji Scheffe.
Temuan dalam penelitian ini adalah : (1) keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang diajar dengan menggunakan metode bermain lebih tinggi daripada keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang diajar dengan menggunakan metode demonstrasi dengan harga Fhitung = 5,067 > Ftabel = 4,105; (2) keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tinggi lebih tinggi dari keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah dengan harga Fhitung = 8,851 > Ftabel = 4,105; (3) terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan tingkat kesegaran jasmani siswa dalam mempengaruhi keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa Fhitung = 23,048 > Ftabel = 4,105. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode bermain lebih baik daripada metode demonstasi dalam meningkatkan keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa, siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tinggi memperoleh keterampilan passing dalam permainan sepakbola lebih tinggi daripada siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah. Siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah memperoleh keterampilan passing lebih tinggi jika diberikan pembelajaran dengan metode demonstrasi.
(8)
KATA PENGANTAR
Penulis sangat bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya tesis yang berjudul “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Tingkat Kesegaran Jasmani Terhadap Keterampilan Passing Dalam Permainan Sepakbola Siswa SMP Negeri Pematangsiantar” ini telah selesai disusun yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Dalam menyelesaikan tesis ini penulis banyak menerima dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis dengan segala hormat dan kerendahan hati mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak terutama kepada Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd sebagai pembimbing I yang sekaligus sebagai Direktur Program Pascasarjana yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan dan petunjuk mulai dari merancang penelitian ini hingga penyelesaian tesis ini. Demikian juga kepada Bapak Prof. Dr. Abdul Hasan Saragih, M.Pd sebagai pembimbing II yang dengan sabar memberikan masukan dan koreksi yang sangat berarti demi penyempurnaan tesis ini. Kepada Bapak Drs. Mauruddin Sitohang selaku kepala SMP Negeri 5 Pematangsiantar yang telah memberikan inspirasi, dukungan dan kesempatan untuk berdiskusi mulai dari awal sampai selesainya penulisan tesis ini dan juga kepada narasumber yang telah memberikan masukan dan saran konstruktif dalam perbaikan tesis ini.
Selanjutnya penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Medan, Direktur dan Asisten Direktur Program
Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan. Ketua dan Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan beserta Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan kesempatan dan bantuan untuk kelancaran studi selama mengikuti perkuliahan.
2. Prof. Tina Mariany K, M.A., Ph.D., Dr. Rahma Dewi, M.Pd, Dr. R. Mursid, M. Pd, sebagai nara sumber yang telah banyak memberikan masukan guna kesempurnaan tesis ini.
(9)
3. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kota Pematangsiantar yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian lapangan di SMP Negeri 5 Pematangsiantar dan SMP Negeri 3 Pematangsiantar.
4. Bapak Kepala SMP Negeri 3 Pematangsiantar yang telah memberikan ijin penelitian di sekolah tersebut.
5. Bapak tercinta J.P Panggabean (+), teristimewa kepada Ibunda tercinta Ny. Panggabean Br. Sihombing (Op. Jonathan boru) dan kepada keluarga R.Sitepu/Br Panggabean (Jonatan), juga adinda Jeremia Panggabean dan Fitcher V Panggabean yang selalu memberi semangat kepada penulis dan tidak lupa kepada seluruh keluarga besar Panggabean dan Sihombing. Karena tanpa mereka, penulis tidak dapat berbuat apa-apa.
6. Rekan-rekan mahasiswa prodi Teknologi Pendidikan Angkatan XVII yang telah bersama-sama berbagi suka dan duka selama perkulihan.
7. Rekan-rekan guru di SMP Negeri 5 Pematangsiantar, FKGOR Pematangsiantar, atas dukungan dan semangat, doa, dan bantuan mereka yang penuh kasih kepada penulis.
8. Rekan-rekan kost Tomuan Pematangsiantar yang selalu memberi masukan dan semangat kepada penulis.
Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat dituliskan namanya satu persatu disini, penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuannya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan yang Bapak/Ibu telah berikan. Penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat dan menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi dunia pendidikan khususnya di Kota Pematangsiantar dan Propinsi Sumatera Utara secara umum.
Medan, Pebruari 2013 Penulis,
Amos P Panggabean NIM 809122026
(10)
v DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 11
C. Pembatasan Masalah ... 12
D. Rumusan Masalah ... 13
E. Tujuan Penelitian ... 13
F. Manfaat Penelitian ... 14
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoretis ... 15
1. Hakikat Keterampilan Sepakbola ... 15
2. Hakikat Metode Pembelajaran ... 30
3. Hakikat Tingkat Kesegaran Jasmani ... 47
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 51
C. Kerangka Berpikir ... 53
1. Perbedaan Keterampilan Passing Sepakbola Siswa yang Dibelajarkan dengan Metode Bermain dan Metode Demonstrasi ... 53
2. Perbedaan Keterampilan Passing Sepakbola Siswa yang Memiliki Tingkat Kesegaran Jasmani Tinggi dan yang Memiliki Tingkat Kesegaran Jasmani Rendah ... 55
3. Interaksi Antara Metode Pembelajaran dan Tingkat Kesegaran Jasmani Dalam Mempengaruhi Keterampilan Passing ... 56
D. Hipotesis Penelitian ... 58
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ... 59
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 59
B. Populasi dan Sampel ... 60
C. Metode Penelitian ... 62
D. Desain Penelitian ... 63
E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 64
F. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian ... 66
1. Prosedur Perlakuan ... 66
(11)
vi
G. Pengontrolan Perlakuan ... 69
H. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ... 71
I. Teknik Analisis Data ... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 76
1. Keterampilan Passing Sepakbola Siswa Yang Diberikan Dengan Metode Bermain ... 77
2. Keterampilan Passing Sepakbola Siswa Yang Diberikan Dengan Metode Demonstrasi ... 78
3. Keterampilan Passing Sepakbola Siswa Yang Memiliki Tingkat Kesegaran Jasmani Tinggi... 80
4. Keterampilan Passing Sepakbola Siswa Yang Memiliki Tingkat Kesegaran Jasmani Rendah ... 81
5. Keterampilan Passing Sepakbola Siswa Yang Memiliki Tingkat . Kesegaran Jasmani Tinggi Mengikuti Pembelajaran Dengan Metode Bermain ... 83
6. Keterampilan Passing Sepakbola Siswa Yang Memiliki Tingkat Kesegaran Jasmani Rendah Mengikuti Pembelajaran Dengan Metode Bermain ... 84
7. Keterampilan Passing Sepakbola Siswa Yang Memiliki Tingkat Kesegaran Jasmani Tinggi Mengikuti Pembelajaran Dengan Metode Demostrasi ... 86
8. Keterampilan Passing Sepakbola Siswa Yang Memiliki Tingkat Kesegaran Jasmani Rendah Mengikuti Pembelajaran Dengan Metode Demostrasi ... 88
B. Pengujian Prasyaratan Analisis ... 90
1. Uji Normalitas Data ... 90
2. Uji Homogenitas ... 92
C. Pengujian Hipotesis ... 96
1. Keterampilan Passing Dalam Permainan Sepakbola Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Metode Bermain Lebih Tinggi Daripada Keterampilan Passing Dalam Permainan Sepakbola Siswa Yang Diajar Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi ... 97
2. Keterampilan Passing Dalam Permainan Sepakbola Siswa Yang Memiliki Tingkat Kesegaran Jasmani Tinggi Lebih Tinggi Dari Keterampilan Passing Dalam Permainan Sepakbola Siswa Yang Memiliki Tingkat Kesegaran Jasmani Rendah ... 98
3. Terdapat Interaksi Antara Metode Pembelajaran Dan Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Dalam Mempengaruhi Keterampilan Passing Dalam Permainan Sepakbola Siswa .... 98
(12)
vii
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 103
1. Keterampilan Passing Sepakbola Siswa yang Dibelajarkan dengan Metode Bermain Lebih Tinggi Daripada Keterampilan Passing Sepakbola Siswa yang Dibelajarkan dengan Metode Demonstrasi ... 103
2. Keterampilan Passing Sepakbola Siswa yang Memiliki Tingkat Kesegaran Jasmani Tinggi Lebih Tinggi Daripada Keterampilan Passing Sepakbola Siswa yang Memiliki Tingkat Kesegaran Jasmani Rendah ... 106
3. Interaksi Antara Metode Pembelajaran dan Tingkat Kesegaran Jasmani dalam Mempengaruhi Keterampilan Passing ... 107
F. Keterbatasan Penelitian ... 112
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan ... 114
B. Implikasi ... 114
C. Saran ... 117
DAFTAR PUSTAKA ... 118
(13)
(14)
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Histogram Keterampilan Passing Sepakbola Yang Diberikan
Dengan Metode Bermain ... 78 2 Histogram Keterampilan Passing Sepakbola Siswa Yang
Diberikan Dengan Metode Bermain ... 79 3 Histogram Keterampilan Passing Sepakbola Siswa Yang
Memiliki ... 81 4 Histogram Skor Keterampilan Passing Sepakbola Siswa Yang
Memiliki Tingkat Kesegaran Jasmani Rendah ... 82 5 Histogram Skor Keterampilan Passing Sepakbola Siswa Yang
Memiliki Tingkat Kesegaran Jasmani Tinggi Mengikuti Pembelajaran Dengan Metode Bermain ... 84 6 Keterampilan Passing Sepakbola Siswa Yang Memiliki Tingkat
Kesegaran Jasmani Rendah Mengikuti Pembelajaran Dengan Metode Bermain ... 86 7 Histogram Keterampilan Passing Sepakbola Siswa Yang
Memiliki Tingkat Kesegaran Jasmani Tinggi Mengikuti Pembelajaran Dengan Metode Demonstrasi ... 87 8. Histogram Keterampilan Passing Sepakbola Siswa Yang
Memiliki Tingkat Kesegaran Jasmani Rendah Mengikuti Pembelajaran Dengan Metode Demonstrasi ... 89 9. Interaksi Antara Metode Pembelajaran Dengan Tingkat
Kesegaran Jasmani Terhadap Keterampilan Passing Sepakbola ... 100 10. Gambar Penelitian ... 267
(15)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Silabus ... 122
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 128
3. Skenario Pembelajaran ... 171
4. Petunjuk Pelaksanaan Tes Kesegaran Jasmani ... 205
5. Petunjuk Tes Keterampilan Passing Sepakbola ... 211
6. Hasil Tes Kesegaran Jasmani ... 213
7. Perhitungan Penentuan Tingkat Kesegaran Jasmani ... 215
8. Tabulasi Data Keterampilan Passing Sepakbola Siswa ... 223
9. Distribusi Frekuensi Data Penelitian... 224
10. Perhitungan Harga Rata-Rata (M), Standar Deviasi (SD) Median (Me), Modus (Mo) ... 231
11. Uji Normalitas Data Hasil Keterampilan Passing Sepakbola... 240
12. Uji Homogenitas Varians Sampel ... 247
13. Perhitungan Anava Dua Jalur ... 251
14. Perhitungan Uji Lanjut ... 256 Lampiran
(16)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik, kecerdasan dan pertumbuhan watak. Pendidikan jasmani memiliki peran untuk dapat membantu siswa dalam usaha mencapai tujuan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak. Pendidikan Jasmani adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan di semua sekolah. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan nasional yang bertujuan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya.
Dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, sepakbola merupakan salah satu jenis olahraga yang digemari oleh peserta didik ini dapat dilihat dari kegiatan sehari-hari siswa yang bermain sepakbola disaat jam istirahat di sekolah. Dalam permainan ini, teknik atau kemampuan dasar bermain sepakbola sangat berpengaruh terhadap kualitas permainan seseorang, dikarenakan hal tersebut merupakan salah satu modal utama dalam bermain sepakbola.
Kemampuan dalam pendidikan jasmani, khususnya kemampuan siswa SMP dalam permainan sepakbola seyogiyanya sudah relatif baik. Sebab kurikulumnya sudah semakin baik. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sudah dilaksanakan dan sekarang kurikulum itu sudah diganti pula dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Selain itu, siswa tersebut juga telah memiliki
(17)
2
pengalaman berolahraga di SD selama enam tahun melalui mata pelajaran Pendidikan Jasmani di SD.
Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang masuk dalam kurikulum di sekolah menengah pertama. Roji (2006) mengatakan bahwa teknik dasar dalam passing sepakbola ada 3 yaitu : (1) passing bola dengan menggunakan kaki bagian dalam, (2) passing bola dengan menggunakan kaki bagian luar, dan (3) passing dengan menggunakan punggung kaki. Setiap teknik dasar memiliki cara yang berbeda dalam melakukannya dan memiliki tujuan yang sama yaitu memberikan bola kepada kawan.
Brillinger (2007) di dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa tujuan yang diilustrasikan di dalam permainan sepakbola adalah untuk mensimulasikan bermain dalam permainan, dimana bola pergi bolak-balik (passing) antara dua tim dan masing-masing mempunyai fungsi potensi mereka sendiri. Agar memenangi suatu pertandingan sepakbola maka seluruh unsur yang ada di dalam sepak bola harus dikuasai. Dapat disimpulkan bahwa unsur yang mendasar di dalam permainan sepakbola adalah teknik dasar keterampilan passing.
Setiap cabang olahraga mempunyai tujuan dari permainannya. Tujuan permainan sepakbola adalah pemain memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan berusaha menjaga gawangnya sendiri. Tujuan dari permainan di atas hanya sementara saja, karena tujuan yang paling utama dan diharapkan untuk dunia pendidikan adalah sepakbola mediator untuk mendidik anak agar kelak menjadi anak yang cerdas, terampil, jujur, dan sportif. Selain itu kita
(18)
3
mengharapkan dalam diri anak tumbuh dan berkembang semangat persaingan, kerjasama, interaksi sosial, dan pendidikan moral.
Raharjo (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa kemampuan gerak dasar akan mempengaruhi tingkat penguasaan keterampilan, maka guru pendidikan jasmani diharapkan dapat mengembangkan kemampuan gerak sebagai dasar untuk meningkatkan kemampuan gerak dasar, karena dengan gerak dasar yang baik akan menunjang siswa terampil dalam cabang olahraga. Kemudian dinyatakan pula terdapat interaksi antara metode praktek dan kelompok umur terhadap keterampilan dasar bermain sepakbola.
Upaya mencapai prestasi dalam olahraga merupakan hal yang kompleks karena melibatkan banyak faktor. Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam permainan sepakbola adalah passing. Quinn (2002) menyatakan program sepakbola pemula harus berjuang melawan kenyataan bahwa 70% anak didiknya memutuskan untuk berhenti bermain sepakbola pada usia 12 tahun. Kebanyakan alasan dari anak tersebut adalah bosan dengan latihan yang monoton. Dalam permainan sepakbola, passing menempati urutan pertama untuk melatihnya karena 60% dalam permainan sepakbola adalah passing. Untuk itu guru harus mampu merancang kegiatan tersebut untuk menghasilkan kesenangan, tantangan, kreativitas, pemecahan masalah, dan motivasi. Pendekatan ini menyentuh inti dari keinginan anak-anak dan mendorong semua hal yang bisa didapat melalui permainan, peniruan, dan pengambilan resiko.
Tinggi rendahnya keterampilan teknik dasar keterampilan passing dalam permainan sepakbola dapat juga dilihat dari prestasi yang telah diraih oleh siswa
(19)
4
tersebut. Karena dalam permainan sepakbola, teknik passing sudah ada di dalamnya. Liga Pendidikan Indonesi (LPI) merupakan agenda tahunan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pendidikan Nasional, dan bekerja sama dengan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia, dari kegiatan ini sepakbola Sumatera Utara diharapkan mencetak siswa yang terampil dalam bermain sepakbola dan dapat mengharumkan nama di tingkat nasional maupun internasional. Tetapi kenyataannya berbeda dengan yang diharapkan, pada Liga Pendidikan Indonesia (LPI) tahun 2010 yang dilaksanakan di Yogyakarta tingkat SMP tim sepakbola Sumatera Utara selalu kalah di penyisihan. Alasan utama kekalahan tersebut adalah kurangnya kemampuan dalam melakukan kombinasi teknik dasar dan kelelahan yang berlebihan. Untuk itu pendekatan permainan/aktivitas akan membantu tim tetap solid dalam bermain, juga akan mengembangkan kreativitas pemain, meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan, serta meningkatkan kemampuan fisik siswa tersebut.
Namun pada umumnya kemampuan mereka dalam mata pelajaran pendidikan jasmani tergolong masih rendah. Hal ini dapat dilihat melalui nilai rapor pendidikan jasmani siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Pematangsiantar.
Tabel 1. Nilai Rata-rata Pendidikan Jasmani Semester I Kelas VIII SMP Negeri 5 Pematangsiantar
Tahun Pelajaran Nilai Rata-rata 2008/2009
2009/2010 2010/2011
66,34 66,52 65,67 (Sumber : SMP Negeri 5 Pematangsiantar)
(20)
5
Memang penguasaan teknik-teknik dasar pada setiap jenis permainan memerlukan motivasi belajar dan kecermatan yang tinggi. Untuk permainan sepakbola misalnya, siswa harus menguasai beberapa macam teknik dasar. Sepakbola adalah permainan yang membutuhkan kemampuan individu di samping kerja sama kelompok. Untuk itu, seorang pesepakbola diwajibkan menguasai teknik, skill dan fisik yang baik agar dapat bermain dengan baik dalam suatu pertandingan. Teknik yang mendasar adalah passing, jika seorang pemain tidak memiliki teknik passing yang baik maka akan membuat aliran bola antar pemain akan terhambat. Di dalam teknik passing, ada dua cara dalam menggunakannya. Passing dapat dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam dan kaki bagian luar. Dan teknik ini harus dilatih setiap saat agar akurasi tendangannya tidak meleset dari sasaran. Sumber : http://gugunbakhtiar.wordpress.com/tiga-teknik-dasar-dalam-sepak-bola.html.
Maniroglu (2000) dalam jurnal penelitiannya menyatakan bahwa keberhasilan dalam permainan sepakbola tergantung pada berbagai faktor termasuk karakteristik fisik, kapasitas tingkat keterampilan, tingkat motivasi, dan taktik yang diperagakan oleh mereka. Faktor-faktor ini tidak mudah diukur secara objektif, tetapi orang lain dapat diuji dengan menggunakan metode standar dan dapat memberikan informasi yang berguna untuk pelatih. Oleh karena itu, sangat penting bahwa semua pemain wajib mencapai tingkat tinggi kinerja dalam keterampilan dasar passing, trapping, dribbling, tackling, dan heading. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa karakteristik fisik atau kesegaran jasmani dan
(21)
6
tingkat keterampilan yang di dalamnya sudah masuk keterampilan passing merupakan salah satu unsur dalam permainan sepakbola.
Beberapa kesalahan dalam teknik passing yaitu laju bola tidak sesuai dengan jarak passing (terlalu keras atau terlalu pelan). Jika terlalu keras, bola tidak terjangkau teman dan jika terlalu pelan bola terpotong lawan. Selain kesalahan dalam melakukan passing ada juga disebabkan faktor guru dan siswa itu sendiri antara lain:
a. Guru
1. Penjelasan yang disampaikan guru tidak dimengerti siswa,
2. Dalam menjelaskan, cara yang digunakan kurang tepat dengan kondisi siswa di lapangan,
3. Metode yang digunakan kurang tepat. b. Siswa
1. Siswa cepat jenuh dalam mengikuti pelajaran, 2. Kurang fokus dalam mengikuti pelajaran, 3. Materi pelajaran tidak diminati siswa.
Untuk dapat melakukan teknik passing diperlukan adanya latihan yang serius dan sistematis sehingga siswa menguasai keterampilan tersebut secara maksimal. Untuk dapat menguasai teknik passing tersebut maka diperlukan adanya proses yaitu melalui proses belajar mengajar yang dilakukan siswa dan guru untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan belajar mengajar keterampilan guru dalam melihat karakteristik siswa sangat diperlukan.
(22)
7
Dalam materi permainan sepakbola di sekolah, pada umumnya siswa cenderung langsung game tanpa memperhatikan teknik dasar permainan sepakbola tersebut. Untuk itu diperlukan kesadaran dan kemauan siswa dalam mengikuti pelajaran. Memperlajari teknik dasar dalam suatu olahraga sangat membosankan dan memerlukan kesegaran jasmani yang baik karena teknik dasar tersebut harus diulang sampai tahap gerakan tersebut digerak otomatisasi.
Dari hasil pengamatan di lapangan kebanyakan siswa melakukan passing atau menendang bola menggunakan ujung kaki dan sering juga dengan jari-jari kaki, hal ini dilakukan karena insting siswa itu sendiri. Siswa menganggap menendang dengan bagian kaki tersebut adalah menendang yang paling mudah. Hal ini jelas salah karena dapat membahayakan diri sendiri dan arah bola tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Pada saat pembelajaran berlangsung guru menekankan pada pembelajaran teknik dasar sepakbola akan tetapi karakteristik siswa yang masih dalam usia SMP lebih cenderung menginginkan bermain sepakbola tanpa memahami terlebih dahulu teknik dasar, hal ini disebabkan karena dalam mempelajari salah satu teknik dasar permainan olahraga sangat membosankan. Hal tersebut merupakan alasan yang membuat pembelajaran menjadi kurang efektif dan materi tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa, sehingga guru menjadi sulit untuk dapat memahami dan mengetahui sejauh mana sebenarnya penguasaan kemampuan dasar siswa dalam bermain sepakbola. Pada hakikatnya inti dari pendidikan jasmani adalah gerak atau psikomotorik. Kemampuan motorik dalam pendidikan jasmani didasarkan pada banyaknya
(23)
8
latihan yang dilakukan untuk memperoleh pengetahuan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Keterampilan passing siswa yang kurang memuaskan dalam permainan sepakbola dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya rendahnya motivasi belajar, rendahnya kualitas fisik siswa membuat siswa malas untuk berlatih dan kurangnya minat siswa terhadap permainan sepakbola. Rendahnya motivasi belajar siswa dapat menyebabkan kurangnya antusias siswa dalam belajar dan kurangnya latihan passing yang dilakukan mereka. Rendahnya kualitas fisik siswa juga dapat menghambat siswa dalam bermain sepakbola karena mudahnya mengalami kelelahan. Demikian juga kurangnya minat siswa terhadap permainan sepakbola dapat menyebabkan mereka kurang terdorong untuk melakukan latihan passing. Untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam melakukan passing maka diperlukan aktivitas gerak yang cukup dan harus dipelajari supaya mendapatkan bentuk yang benar.
Solihin (2011) hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan taktis berpengaruh terhadap upaya meningkatkan penguasaan keterampilan dasar passing pada permainan sepakbola. Hal ini ditunjukan oleh perkembangan yang meningkat dari proses pembelajaran siklus I (68,42%), II (73,6%), dan siklus III (89,47%). Perkembangan siswa sejatinya menitikberatkan pada perkembangan individu, bukan perkembangan tim. Kesatuan dan kebersamaan dalam tim tetap penting, namun tujuan utamanya adalah perkembangan positif setiap siswa. Pada tingkat pemula hingga 14 tahun, perkembangan individu harus menjadi satu-satunya pertimbangan yang digunakan untuk menyusun dan menyelenggarakan
(24)
9
program pembelajaran. Siklus belajar berkaitan dengan bagaimana guru mengelompokkan siswa menjadi kelompok yang aktif, agar setiap anggota kelompok aktif maka dilakukan metode bermain.
Quinn (2002) menyatakan, anak-anak belajar dengan bermain akan banyak bergerak dan mendapatkan kemajuan belajar seiring dengan bertambahnya usia. Anak-anak sebaiknya dilibatkan dalam aktivitas yang dinamis dan menyenangkan dengan banyak kebebasan untuk bergerak. Disini dapat dilihat bahwa istilah belajar sambil bermain dalam pemahaman tradisional terlalu statis bagi kebanyakan anak-anak, terlalu sedikit pengambilan keputusan, dan terlalu banyak membuang waktu untuk menunggu giliran. Pendekatan permainan/aktivitas akan membuat siswa tetap tertarik pada sepakbola, juga akan mengembangkan kreativitas pemain, meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan, serta meningkatkan kemampuan fisik siswa.
Selain itu, keterampilan passing siswa SMP belum memuaskan dapat disebabkan metode pembelajarannya yang masih kurang efektif. Metode pembelajaran yang biasa digunakan guru pendidikan jasmani di sekolah, yaitu memberikan penjelasan kemudian siswa disuruh untuk melakukannya, ini dinilai kurang menarik perhatian siswa. Trianto (2009) menyatakan, prestasi belajar peserta didik merupakan hasil kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri yaitu bagaimana sebenarnya belajar tersebut. Mempelajari dan mempraktekkan keterampilan dengan tepat agak sulit, apalagi untuk siswa tahap pemula, oleh
(25)
10
karena itu guru dituntut mencari alternatif metode pembelajaran passing untuk membantu siswa agar dapat meningkatkan keterampilan passing mereka.
Berkaitan dengan upaya mencari metode pembelajaran passing peneliti tertarik pada dua macam metode pembelajaran, yaitu metode bermain dan metode demonstrasi. Metode bermain adalah sejenis latihan yang dikemas dalam bentuk situasi permainan yang dalam hal ini siswa yang melakukan kegiatan selalu berpasangan (bekerja sama) dan tidak ada yang tidak aktif (semuanya bergerak). Sedangkan metode demonstrasi adalah suatu metode pembelajaran yang menunjukkan bahwa guru memperlihatkan suatu proses atau gerak-gerik dan siswa menirukan atau mencontohnya untuk mencapai tujuan atau hasil yang optimal.
Kedua metode pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam pelatihan perolehan keterampilan passing. Namun, metode bermain diduga lebih efektif. Karena selain lebih kuat membantu perolehan keterampilan tersebut, metode bermain lebih menyenangkan, lebih menggairahkan, lebih kuat memotivasi siswa dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan lebih mudah.
Hal lain yang diduga dapat berpengaruh terhadap keterampilan passing dalam permainan sepakbola adalah tingkat kesegaran jasmani. Kesegaran jasmani erat kaitannya dengan kegiatan manusia dalam melakukan pekerjaan dan bergerak. Kesegaran jasmani yang dibutuhkan manusia untuk bergerak dan melakukan pekerjaan bagi setiap individu tidak sama, sesuai dengan gerak atau pekerjaan yang dilakukannya.
(26)
11
Sehubungan dengan masalah di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh metode pembelajaran dan tingkat kesegaran jasmani terhadap keterampilan passing dalam permainan sepakbola.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah berkenaan dengan penelitian ini, yakni sebagai berikut. Bagaimana keterampilan passing siswa dalam permainan sepakbola ? Bagaimana motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran permainan sepakbola, khususnya pembelajaran teknik passing ? Bagaimana minat siswa terhadap permainan sepakbola pada umumnya dan pembelajaran teknik passing pada khususnya ? Apakah metode pembelajaran permainan sepakbola, khususnya pembelajaran teknik passing yang digunakan selama ini sesuai dengan karakteristik siswa ? Apakah metode pembelajaran yang digunakan menarik perhatian siswa ? Bagaimana keterampilan passing siswa yang diajar dengan metode bermain dalam permainan sepakbola ? Bagaimana keterampilan passing siswa yang diajar dengan metode demonstrasi dalam permainan sepakbola ? Apakah keterampilan passing siswa yang diajar dengan metode bermain berbeda dengan keterampilan passing siswa yang diajar dengan metode demonstrasi ? Apakah tingkat kesegaran jasmani siswa mempengaruhi keterampilan passing siswa dalam bermain sepakbola ? Apakah keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tinggi lebih tinggi daripada keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah ?
(27)
12
Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan tingkat kesegaran jasmani terhadap keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa ?
C. Pembatasan Masalah
Identifikasi masalah yang telah dinyatakan di atas menunjukkan bahwa banyak masalah yang perlu mendapat pemecahan sehubungan dengan pembelajaran teknik passing dalam permainan sepakbola. Agar penelitian lebih terarah dan mendalam, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini perlu dibatasi.
Penelitian ini dibatasi hanya berkaitan dengan metode pembelajaran, tingkat kesegaran jasmani, dan keterampilan passing siswa. Selanjutnya, metode pembelajaran dibatasi hanya pada metode bermain dan metode demonstrasi. Tingkat kesegaran jasmani siswa dibatasi hanya pada tingkat kesegaran jasmani tinggi dan tingkat kesegaran jasmani rendah. Materi pembelajaran teknik passing yang digunakan, didasarkan pada kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk mata pelajaran pendidikan jasmani kelas VIII semester genap. Dalam penelitian ini hasil belajar keterampilan passing sepakbola yang diperoleh siswa dibatasi pada aspek psikomotor. Kemudian subjek penelitian ini dibatasi hanya pada siswa laki-laki kelas VIII SMP Negeri 5 Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2012/2013 dan sebagai pembanding siswa laki-laki kelas VIII SMP Negeri 3 Pematangsiantar Tahun Pembelajaran 2012/2013.
(28)
13
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang diajar dengan menggunakan metode bermain lebih tinggi dari keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang diajar dengan menggunakan metode demonstrasi ?
2. Apakah keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tinggi lebih tinggi dari keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah ?
3. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan tingkat kesegaran jasmani siswa dalam mempengaruhi keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa ?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bahwa :
1. Keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang diajar dengan menggunakan metode bermain lebih tinggi dari keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang diajar dengan menggunakan metode demonstrasi.
2. Keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tinggi lebih tinggi dari keterampilan passing
(29)
14
dalam permainan sepakbola siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah.
3. Interaksi antara metode pembelajaran dan tingkat kesegaran jasmani siswa terhadap keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa.
F. Manfaat Penelitian
Secara teoritis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada bidang pendidikan, khususnya teori-teori tentang metode pembelajaran bermain, demonstrasi dan tingkat kesegaran jasmani serta pengaruhnya terhadap keterampilan passing dalam permainan sepakbola siswa. Juga diharapkan bermanfaat untuk memperkaya sumber kepustakaan serta dapat dijadikan sebagai pedoman dan penunjang penelitian lanjutan dimasa yang akan datang.
Manfaat praktis dari penelitian ini adalah : (a) sebagai bahan pertimbangan bagi guru pendidikan jasmani SMP dalam menentukan metode pembelajaran yang efektif dan menarik; (b) sebagai bahan pengetahuan bagi guru-guru pendidikan jasmani SMP dalam mencantumkan metode pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kesegaran jasmani siswa dalam meningkatkan keterampilan passing pada permainan sepakbola; (c) sebagai bahan informasi keefektifan penggunaan metode bermain dalam pembelajaran keterampilan passing pada permainan sepakbola; dan (d) sebagai sumbangan pemikiran dalam usaha mengoptimalkan kebijakan pembelajaran untuk mencapai keterampilan passing yang lebih baik pada permainan sepakbola di SMP Negeri 5 Pematangsiantar.
(30)
114 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis penelitian yang telah dikemukakan dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut.
1. Keterampilan passing sepakbola siswa SMP Negeri 5 Pematangsiantar yang dibelajarkan dengan metode bermain lebih tinggi daripada keterampilan passing sepakbola siswa yang dibelajarkan dengan metode demonstrasi. 2. Keterampilan passing sepakbola siswa SMP Negeri 5 Pematangsiantar yang
memiliki tingkat kesegaran jasmani tinggi lebih tinggi daripada keterampilan passing sepakbola siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah. 3. Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dan tingkat kesegaran jasmani
dalam mempengaruhi keterampilan passing, dengan demikian dapat dinyatakan bahwa untuk meningkatkan keterampilan passing bola siswa dapat dilakukan melalui pembelajaran dengan metode bermain atau demonstrasi yang disesuaikan dengan tingkat kesegaran jasmani siswa.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini memberikan implikasi terutama pada perencanaan dan pengembangan pembelajaran keterampilan passing sepakbola, peran guru dan manajemen kelas.
Berdasarkan simpulan dan hasil penelitian yang menyatakan bahwa keterampilan passing sepakbola siswa yang dibelajarkan dengan metode bermain
(31)
115
lebih tinggi daripada keterampilan passing sepakbola siswa yang dibelajarkan dengan metode demonstrasi, dengan demikian agar para guru pendidikan jasmani dan kesehatan SMP memiliki pengetahuan, pemahaman dan wawasan yang luas dalam memilih metode pembelajaran khususnya materi keterampilan passing sepakbola, karena dengan adanya pengetahuan, pemahaman dan wawasan tersebut, maka guru mampu menciptakan pembelajaran keterampilan passing sepakbola yang menarik dan efektif.
Mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar dan mengajar adalah hal yang harus dicipatkan guru dalam pembelajaran keterampilan passing sepakbola, di samping mengingat bahwa belajar tidak suatu paksaan bagi siswa, sebaiknya guru menciptakan suasana belajar yang benar-benar mereka sukai. Dunia anak-anak adalah dunia bermain, tentu saja dalam suasana yang mereka sukai, maka guru harus dapat menciptakan dunia tersebut dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik, efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam melakukan teknik passing dalam permainan sepakbola memerlukan kerja otot yang ada dalam kesegaran jasmani. Sebab tanpa kesegaran jasmani sebagai salah satu aktifitas fisik, siswa akan mengalami kesulitan dalam menguasai berbagai teknik dalam permainan sepakbola, hal ini perlu diperhatikan guru atau pelatih sepakbola dalam memilih siswa yang akan dibelajarkan untuk keterampilan passing sepakbola
Untuk mencipatakan suasana pembelajaran yang menarik bagi siswa, guru harus lebih kreatif menciptakan suasana belajar yang disuguhkan dengan permainan-permainan yang menarik. Dengan metode bermain yang melibatkan
(32)
116
siswa secara langsung lebih membangkitkan semangat siswa yang memiliki kesegaran jasmani tinggi, karena dalam pembelajaran dengan metode bermain siswa dilibatkan langsung dalam permainan, sedangkan guru hanya sebagai fasilitatator siswa akan lebih aktif bergerak dalam kelompoknya untuk melaksanakan tugas gerak dan bersifat kompetitif.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode bermain akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dari awal sampai akhir dalam setiap tahapan pembelajaran dengan berbagai bentuk aktivitas. Siswa akan turut menentukan kriteria keberhasilan kegiatan belajar terutama apabila anak dilibatkan secara aktif.
Metode pembelajaran demonstrasi yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan passing sepakbola yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah juga memberikan pengaruh positif, hal ini berarti metode demonstrasi cocok dalam pembelajaran keterampilan passing sepak bola bagi siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah. Pada umumnya siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah sifatnya hanya suka meniru, kurang dalam hal kreatifitas.
Perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa menuntut guru harus mengetahui dan memahaminya sehingga dapat mendisain metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang dimiliki siswa, menggunakan metode yang bervariasi, tidak memihak pada salah satu metode pembelajaran. Artinya sebelum guru mengajar, guru tersebut sudah tahu karakter siswa, menyusun rancangan-rancangan, metode pembelajaran dan hal lain yang akan dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar.
(33)
117
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat dan simpulan diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada guru pendidikan jasmani, kesehatan diharapkan lebih inovatif dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan materi, menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
2. Bagi guru pendidikan jasmani, kesehatan yang belum mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa, disarankan untuk menggunakan metode pembelajaran bermain untuk meningkatkan hasil tes keterampilan passing sepakbola siswa.
3. Bagi guru yang mengetahui tingkat kesegaran jasmani disarankan untuk menggunakan metode bermain kepada siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tinggi dan menggunakan metode demonstrasi untuk siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah.
4. Kepada pihak sekolah juga diharapkan untuk lebih memperhatikan penyediaan sarana dan prasarana maupun fasilitas pembelajaran yang dapat membantu guru dalam menjalankan tugasnya dengan baik.
5. Disarankan kepada stake holder di dinas pendidikan untuk memberdayakan guru-guru yang telah menyelesaikan program Pascasarjana Teknologi Pendidikan dalam mendesain dan mengembangkan kurikulum di daerah. Selanjutnya disarakan untuk memberikan bantuan kepada guru-guru yang hendak melanjutkan pendidikan ke program pascasarjana baik berupa ijin maupun bantuan dana pendidikan.
(34)
118
DAFTAR PUSTAKA
Adisaptra dkk. (1999). Panduan Teknis Tes dan Latihan Kesegaran Jasmani. Jakarta : PPITOR Kantor Menpora
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Ateng, A.K. (1992). Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta : Ditjend Dikti Depdikbud
Annuarrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Barnadib, I (1996). Dasar-Dasar Kependidikan. Bogor : Yudhistira
Books George.A. and Thomas D. Fahey. (1984). Exercise Physiologis Human Bioenergetics and its Applications. New York : Jhon Willey.
Brillinger, D.R. (2007). A Potential Funtion Approach to the Flow of Play in Soccer, (Online), Article 3, Volume 3 (http//www.University of California, Berkeley, [email protected], diakses 22 April 2012) Budianingsih, C.A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Bennett, N, Wood, L. dan Rogers, S. (1998). Teaching Through Play. Terjemahan
Frans Kowa. 2005. Jakarta : Grasindo
Delphie, B. (2009). Aplikasi Permainan. Sleman : Inti Sejati Klaten
Dick, W and Carey, O (2001). The Sistematic Design of Instruction, Florida : Library of Congress Cataloging
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Djamarah, S.B. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Fox. E.L. Bowers. (1992). Sport. Philadelphia : WB. Sounders Company. Gunawan, A.W. (2004). Genius Learning Strategi. Jakarta : Gramedia
Hamalik, O. (2010). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara
Hamid, A. (2009). Teori Belajar Pembelajaran. Medan : Universitas Negeri Medan
(35)
119
Hardinoto, N. (2003). Pengaruh Bermain dan Permainan dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Terhadap Kemampuan Gerak Dasar Siswa Sekolah Dasar Gajah Mada Kota Madya Medan. Tesis Tidak Diterbitkan. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan http://www.liga-pendidikan.com/
diakses tanggal 26 April 2012
http://gugunbakhtiar.wordpress.com/tiga-teknik-dasar-dalam-sepak-bola.html diakses tanggal 9 Desember 2010
Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Gelora. Aksara Pratama
Kiram, P.Y. (1992). Belajar Motorik. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Koger, R. (2007). Latihan Dasar Andal Sepak Bola Remaja, Klaten : Saka Mitra Kompetensi
Kusnita, E. (2010). Hubungan Antara Kesempatan Bermain, Kebugaran Tubuh, dan Kemampuan Menggunakan Balok Dengan Perkembangan Motorik Anak Taman Kanak-Kanak Di Kota Medan, Tesis Tidak Diterbitkan. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Lewis, M (2000). Soccer for Dummies. New York. Wiley Publishing. Inc
Lutan, R. (2000). Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Majid, A. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rasdakarya Maniroglu, S. (2000). The Effects of the Speed Function on Some Technical
Elements in Soccer, (Online), ISSN 1543-9518 (http//www.united states sports university.edu, diakses 22 April 2012)
Meier, D. (2005). The Accelarated Learning. Bandung : Mizan Pustaka Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Mielke, D. (2007). Dasar-Dasar Sepak Bola. Jakarta : Pakar Raya
Muhajir (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta : Erlangga Mujiono dan Hasibuan, J.J. (2008). Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
(36)
119
Mutohir, T. Ch. dan Maksum, A. (2007). Sport Development Index : Konsep, Metodologi, dan Aplikasi. Jakarta : Indeks
Napitupulu, R. (2011). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Power Lengan Terhadap Hasil Belajar Lempar Lembing Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Porsea. Tesis Tidak Diterbitkan. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, Selayang Pandang, (2009). Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI), (2010). Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Quinn, R. & Fleck, T. Panduan Latihan Sepakbola Andal. Terjemahan oleh Ragged. 2002. Jakarta. Sunda Kelapa Pustaka.
Raharjo, S. (2007). Keterampilan Dasar Bermain Sepakbola, (Online), Vol 9, No. 2, (http//www.jurnal.unm.edu, diakses 22 April 2012).
Roji. (2006). Pendidikan Jasmani Untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Sabri, A. (2005). Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Jakarta : Quantum. Teaching
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana
Schmidt, R.A. (1988). Motor Control and Learning a Behavior Emphasis. Champaign Illionis : Human Kinetic
Seels, B.B. dan Richey. (1994). Teknologi Pembelajaran. Jakarta : UP Universitas Negeri Jakarta
Sejahtera (2010). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Keterampilan Passing Dalam Permainan Bola Voli SMP Negeri 30 Medan, Tesis Tidak Diterbitkan. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
(37)
119
Singer, R.N, dan Dick, W. (1982). The Learning of Motor Skills. New York : Macmillan Publishing
Solihin, M. Sidik., Sucipto., dan Budiana, D. (2011). Penerapan Pendekatan Taktis dalam Upaya Meningkatkan Penguasaan Keterampilan Dasar Passing Pada Permainan Sepakbola, (Online), Jilid 2, No. 4, (http//www.jurnal.upi.edu, diakses 21 April 2012).
Sukintaka. (2004). Teori Pendidikan Jasmani. Bandung : Nuansa
Suparman, A. (2001). Desain Instruksional. Jakarta : Universitas Terbuka
Surakhmad, W. (1982). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar : Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung : Tarsito
Tedjasaputra, M.S. (2005). Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta : Grasindo Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana
Widaninggar, W (2010). Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. Jakarta : Kementerian Pendidikan Nasional
(1)
siswa secara langsung lebih membangkitkan semangat siswa yang memiliki kesegaran jasmani tinggi, karena dalam pembelajaran dengan metode bermain siswa dilibatkan langsung dalam permainan, sedangkan guru hanya sebagai fasilitatator siswa akan lebih aktif bergerak dalam kelompoknya untuk melaksanakan tugas gerak dan bersifat kompetitif.
Dalam pelaksanaan pembelajaran dengan metode bermain akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dari awal sampai akhir dalam setiap tahapan pembelajaran dengan berbagai bentuk aktivitas. Siswa akan turut menentukan kriteria keberhasilan kegiatan belajar terutama apabila anak dilibatkan secara aktif.
Metode pembelajaran demonstrasi yang digunakan dalam pembelajaran keterampilan passing sepakbola yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah juga memberikan pengaruh positif, hal ini berarti metode demonstrasi cocok dalam pembelajaran keterampilan passing sepak bola bagi siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah. Pada umumnya siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah sifatnya hanya suka meniru, kurang dalam hal kreatifitas.
Perbedaan tingkat kesegaran jasmani siswa menuntut guru harus mengetahui dan memahaminya sehingga dapat mendisain metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang dimiliki siswa, menggunakan metode yang bervariasi, tidak memihak pada salah satu metode pembelajaran. Artinya sebelum guru mengajar, guru tersebut sudah tahu karakter siswa, menyusun rancangan-rancangan, metode pembelajaran dan hal lain yang akan dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar.
(2)
117
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat dan simpulan diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada guru pendidikan jasmani, kesehatan diharapkan lebih inovatif dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam menyampaikan materi, menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan.
2. Bagi guru pendidikan jasmani, kesehatan yang belum mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa, disarankan untuk menggunakan metode pembelajaran bermain untuk meningkatkan hasil tes keterampilan passing sepakbola siswa.
3. Bagi guru yang mengetahui tingkat kesegaran jasmani disarankan untuk menggunakan metode bermain kepada siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tinggi dan menggunakan metode demonstrasi untuk siswa yang memiliki tingkat kesegaran jasmani rendah.
4. Kepada pihak sekolah juga diharapkan untuk lebih memperhatikan penyediaan sarana dan prasarana maupun fasilitas pembelajaran yang dapat membantu guru dalam menjalankan tugasnya dengan baik.
5. Disarankan kepada stake holder di dinas pendidikan untuk memberdayakan guru-guru yang telah menyelesaikan program Pascasarjana Teknologi Pendidikan dalam mendesain dan mengembangkan kurikulum di daerah. Selanjutnya disarakan untuk memberikan bantuan kepada guru-guru yang hendak melanjutkan pendidikan ke program pascasarjana baik berupa ijin maupun bantuan dana pendidikan.
(3)
118
Adisaptra dkk. (1999). Panduan Teknis Tes dan Latihan Kesegaran Jasmani. Jakarta : PPITOR Kantor Menpora
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Ateng, A.K. (1992). Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta : Ditjend Dikti Depdikbud
Annuarrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Barnadib, I (1996). Dasar-Dasar Kependidikan. Bogor : Yudhistira
Books George.A. and Thomas D. Fahey. (1984). Exercise Physiologis Human Bioenergetics and its Applications. New York : Jhon Willey.
Brillinger, D.R. (2007). A Potential Funtion Approach to the Flow of Play in Soccer, (Online), Article 3, Volume 3 (http//www.University of California, Berkeley, [email protected], diakses 22 April 2012) Budianingsih, C.A. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Bennett, N, Wood, L. dan Rogers, S. (1998). Teaching Through Play. Terjemahan
Frans Kowa. 2005. Jakarta : Grasindo
Delphie, B. (2009). Aplikasi Permainan. Sleman : Inti Sejati Klaten
Dick, W and Carey, O (2001). The Sistematic Design of Instruction, Florida : Library of Congress Cataloging
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta Djamarah, S.B. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Fox. E.L. Bowers. (1992). Sport. Philadelphia : WB. Sounders Company. Gunawan, A.W. (2004). Genius Learning Strategi. Jakarta : Gramedia
Hamalik, O. (2010). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta : Bumi Aksara
Hamid, A. (2009). Teori Belajar Pembelajaran. Medan : Universitas Negeri Medan
(4)
119
Hardinoto, N. (2003). Pengaruh Bermain dan Permainan dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Terhadap Kemampuan Gerak Dasar Siswa Sekolah Dasar Gajah Mada Kota Madya Medan. Tesis Tidak Diterbitkan. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan http://www.liga-pendidikan.com/
diakses tanggal 26 April 2012
http://gugunbakhtiar.wordpress.com/tiga-teknik-dasar-dalam-sepak-bola.html diakses tanggal 9 Desember 2010
Hurlock, E.B. (1999). Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Gelora. Aksara Pratama
Kiram, P.Y. (1992). Belajar Motorik. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Koger, R. (2007). Latihan Dasar Andal Sepak Bola Remaja, Klaten : Saka Mitra Kompetensi
Kusnita, E. (2010). Hubungan Antara Kesempatan Bermain, Kebugaran Tubuh, dan Kemampuan Menggunakan Balok Dengan Perkembangan Motorik Anak Taman Kanak-Kanak Di Kota Medan, Tesis Tidak Diterbitkan. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Lewis, M (2000). Soccer for Dummies. New York. Wiley Publishing. Inc
Lutan, R. (2000). Pengukuran dan Evaluasi Penjaskes. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Majid, A. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Bandung : Remaja Rasdakarya Maniroglu, S. (2000). The Effects of the Speed Function on Some Technical
Elements in Soccer, (Online), ISSN 1543-9518 (http//www.united states sports university.edu, diakses 22 April 2012)
Meier, D. (2005). The Accelarated Learning. Bandung : Mizan Pustaka Miarso, Y. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Mielke, D. (2007). Dasar-Dasar Sepak Bola. Jakarta : Pakar Raya
Muhajir (2007). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta : Erlangga Mujiono dan Hasibuan, J.J. (2008). Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
(5)
Mutohir, T. Ch. dan Maksum, A. (2007). Sport Development Index : Konsep, Metodologi, dan Aplikasi. Jakarta : Indeks
Napitupulu, R. (2011). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Power Lengan Terhadap Hasil Belajar Lempar Lembing Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Porsea. Tesis Tidak Diterbitkan. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
Nurhasan. (2001). Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, Selayang Pandang, (2009). Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI), (2010). Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional
Quinn, R. & Fleck, T. Panduan Latihan Sepakbola Andal. Terjemahan oleh Ragged. 2002. Jakarta. Sunda Kelapa Pustaka.
Raharjo, S. (2007). Keterampilan Dasar Bermain Sepakbola, (Online), Vol 9, No. 2, (http//www.jurnal.unm.edu, diakses 22 April 2012).
Roji. (2006). Pendidikan Jasmani Untuk SMP Kelas VII. Jakarta : Erlangga Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Sabri, A. (2005). Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Jakarta : Quantum. Teaching
Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana
Schmidt, R.A. (1988). Motor Control and Learning a Behavior Emphasis. Champaign Illionis : Human Kinetic
Seels, B.B. dan Richey. (1994). Teknologi Pembelajaran. Jakarta : UP Universitas Negeri Jakarta
Sejahtera (2010). Pengaruh Metode Pembelajaran dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Keterampilan Passing Dalam Permainan Bola Voli SMP Negeri 30 Medan, Tesis Tidak Diterbitkan. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan
(6)
119
Singer, R.N, dan Dick, W. (1982). The Learning of Motor Skills. New York : Macmillan Publishing
Solihin, M. Sidik., Sucipto., dan Budiana, D. (2011). Penerapan Pendekatan Taktis dalam Upaya Meningkatkan Penguasaan Keterampilan Dasar Passing Pada Permainan Sepakbola, (Online), Jilid 2, No. 4, (http//www.jurnal.upi.edu, diakses 21 April 2012).
Sukintaka. (2004). Teori Pendidikan Jasmani. Bandung : Nuansa
Suparman, A. (2001). Desain Instruksional. Jakarta : Universitas Terbuka
Surakhmad, W. (1982). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar : Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung : Tarsito
Tedjasaputra, M.S. (2005). Bermain, Mainan, dan Permainan. Jakarta : Grasindo Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta : Kencana
Widaninggar, W (2010). Tes Kesegaran Jasmani Indonesia. Jakarta : Kementerian Pendidikan Nasional