Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Simbolik Dalam Komunitas Vespa Kasoos T1 362009014 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Kasoos adalah salah satu komunitas Vespa di Salatiga yang rutin

berkumpul pada hari Jum’at malam mulai jam 21.00 WIB di alun-alun
Pancasila Kota Salatiga. Komunitas ini cukup dikenal, karena anggotanya
adalah kalangan pecinta Vespa Salatiga yang memodifikasi Vespa secara
ekstrim.1
Komunitas Kasoos berdiri pada tahun 2004 akibat perpecahan dari
Pavesa (Paguyuban Vespa Salatiga). Perpecahan terjadi karena perbedaan
idealisme dalam memodifikasi Vespa. Komunitas Pavesa mempunyai aturan
dalam berkendara Vespa dengan bentuk standart atau original. Original
yang dimaksud dalam Pavesa adalah Vespa yang tetap berbentuk pada
semestinya atau standart pembuatannya dan ketika ingin dimodifikasi
biasanya komunitas Pavesa hanya menambahi aksesoris kecil seperti spion,
besi pengaman bodi, jok, velek serta hanya sampai mengganti warna cat.
Tetapi beberapa orang dari mereka terutama yang bergabung dalam

Komunitas Kasoos ada yang tidak sepaham dan kurang suka dengan adanya
aturan tersebut.2

Kasoos merupakan singkatan dari Kampung Scooter Owner Salatiga.
Kelompok ini membebaskan anggotanya untuk memodifikasi vespa sesuai
keinginan

pemilik.

Mengacu

Kertajaya

(2008:127),

Kasoos

dapat

dikategorikan sebagai komunitas karena merupakan sekelompok orang yang

1

Pengertian ekstrim disini adalah memodifikasi vespa sesuai keinginan pemilik, apakah itu
ingin gabung dua bodi Vespa atau biasa disebut Vespa gembel di kalangan komunitas
Vespa. Jenis vespa ekstrim biasanya memiliki fokus pada bentuk yang panjang atau lebar.
Cara pengoperasian dalam mengendarai vespa tersebut berbeda dengan vespa-vespa
lainnya. Jenis modifikasi vespa ini memerlukan keahlian khusus pada saat mengendarai di
jalan raya, karena sudah tidak sesuai dengan bentuk pembuatan pabrik. (Hasil observasi
peneliti 22 April 2015)
2
Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat
Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.

1

saling peduli satu sama lain dari yang seharusnya dimana dalam sebuah
komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar anggota komunitas tersebut
karena ada kesamaan interest atau values. Dengan kata lain sebuah
komunitas seperti Kasoos di setiap anggotanya mempunyai tujuan yang
sama, hubungan pribadi yang erat antar anggotanya, dan rasa solidaritas

yang tinggi sebagai sesama pecinta Vespa. Jika ada anggota yang sedang
tertimpa masalah, anggota lainya turut merasakan dengan cara menawarkan
bantuan, sebagai bentuk solidaritas.
Hingga saat ini, Kasoos memiliki anggota 41 orang dengan berbagai
macam jenis Vespa. Ada satu kegiatan dari komunitas ini yang cukup
berbeda dengan komunitas vespa lainnya, karena dalam membangun
komunikasi selalu menggunakan media, seperti “ciu” sebagai simbol. Ciu
merupakan sebutan untuk minuman beralkohol khas dari daerah Banyumas
dan Bekonang, Sukoharjo (Direktorat Inspeksi dan Sertifikasi Pangan,
2014).
Menurut Melvyn (2006:5) alkohol membantu orang untuk bersantai,
bercakap-cakap lebih mudah dan campuran sosial. Bagi komunitas motor
Vespa Kasoos, Ciu wajib diadakan saat mereka berkumpul. Kegiatan ini
hampir setiap hari mereka lakukan di bengkel tempat para anggota kasoos
biasa berkumpul. Lokasi bengkel berada di Jl. Imam Bonjol Jetis, Salatiga,
di bengkel tersebut selalu menjadi tempat berkumpul para anggota Kasoos
sambil menikmati dan menghabiskan waktu siang sampai sore hari dengan
mengobrol dan meminum ciu. Bagi mereka, tanpa adanya ciu menjadikan
obrolan kurang menarik dan tidak leluasa. Peran ciu bagi Komunitas vespa


2

ini sangatlah berarti ketika ingin sharing ataupun sekedar berkumpul di
keseharian mereka. Obrolan mereka seputar kehidupan sehari-hari bicara
soal Vespa, cinta, sekolah, pekerjaan, sampai masalah keluarga, mereka
sudah seperti saudara sendiri sehingga bisa saling terbuka satu sama lainnya,
alkohol sebagai pelumas sosial (hasil pra penelitian).
Pelanggan bengkel yang bukan dari anggota Kasoos pun pasti
ditawari minumum ciu jika sedang berada di bengkel, tetapi tidak dengan
paksaan pelanggan harus meminumnya. Jika pelangggan mau minum
dipersilahkan, tetapi para anggota tidak memaksa. Dari kebiasaan-kebiasaan
komunitas Kasoos meminum ciu pada saat berkumpul saling berinteraksi di
bengkel, lama-kelamaan ciu menjadi identitas mereka saat berkumpul dan
berkomunikasi di bengkel tersebut baik dari pandangan orang-orang dari
komunitas Vespa lain, begitu juga bagi para anggota Kosoos sendiri.
Identitas yang dibentuk oleh individual-individual dalam sebuah
komunitas sosial, secara tidak langsung merupakan pembentukan identitas
komunitas tersebut (Barker, 2005: 220). Seperti halnya komunitas Kasoos,
kegiatan minum ciu yang hampir setiap hari dilakukan di bengkel adalah
salah satu simbol mereka yang membedakan mereka dengan komunitas

Vespa lainnya, mengkomsumsi ciu memiliki tujuan yang sama yaitu agar
lebih terbuka dan leluasa saat sedang berkomunikasi, kegiatan ngunjuk ciu
juga menimbulkan nilai solidaritas yang tinggi antar anggota Kasoos,
mereka memiliki kepercayaan bahwa ciu adalah minuman keras tradisional
yang layak diminum tidak ada bedanya dengan minuman keras bercukai dan
berlabel Depkes, ciu dengan harga yang lebih murah dan menurut mereka

3

memiliki kualitas dan efek yang sama dengan minuman keras bermerek
lainnya yang sama-sama memabukan.
Para anggota Kasoos menggunakan ciu saat berkumpul di bengkel
sudah sejak komunitas ini berdiri, saat itu harga ciu masih Rp. 7.500/1,5
liternya sampai hinga dengan saat ini mereka masih mengkomsumsi ciu
karena sudah menjadi kebiasaan. Mereka juga beralasan harganya lebih
murah dari minuman berlabel dan memiliki fungsi yang sama-sama bisa
memabukan. Di sisi lain mereka mempunyai pemikiran bahwa ciu yang
merupakan produk lokal yang harus dipertahankan serta dikenalkan kepada
pengkomsumsi minuman keras, jika sedang tour keluar kota mereka selalu
membawa ciu untuk diberikan kepada komunitas Vespa lain yang mereka

kunjungi di luar Kota. Meski di Salatiga sendiri ciu adalah jenis minuman
keras yang dilarang oleh Pemerintah Kota Salatiga sesuai dengan Peraturan
Daerah (Perda) No. 15 tahun 1998 yang melarang keras penjualan miras
tanpa izin di Kota Salatiga.
Dengan melihat kasoos sendiri adalah komunitas motor yang
beranggotakan dari berbagai kalangan dan sebagai pengendara motor
sangatlah berbahaya jika harus mengemudikan motor dalam pengaruh
alkohol, mereka sadar akan hal itu tetapi mereka seakan tidak menghiraukan
hal tersebut. Anggota Kasoos terdiri dari berbagai kalangan mulai dari anak
remaja yang masih sekolah ditingkat SMP dan SMA, kalangan muda
mahasiswa dan pekerja sampai dengan orang tua semuanya meminum ciu
untuk berkomunikasi satu sama lain. Melihat kebiasaan para anggota
Kasoos meminum ciu pada saat berkumpul saling berinteraksi di bengkel,

4

lama-kelamaan ciu menjadi identitas mereka saat berkumpul dan
berkomunikasi.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka penelitian ini akan mencoba
untuk menelaah secara mendasar tentang kekhususan pola interaksi

simbolik yang terjadi di komunitas Vespa Kasoos sebagai bagian dari proses
sosial yang diciptakan oleh perilaku antar individu anggota komunitas
Vespa Kasoos. Jika ditinjau secara umum, kondisi yang menyangkut pola
komunikasi simbolik, dibangun melalui serangkaian proses panjang proses
sosial dalam komunitas Vespa Kasoos, baik secara interpersonal maupun
dengan kelompok, sehingga berakibat pada terjadinya peneguhan hubungan.
Namun yang menjadi persoalan adalah apa saja simbol-simbol yang
digunakan komunitas Vespa Kasoos dalam membangun komunikasi
sehingga meneguhkan identitas komunitas ini.

1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah: Bagaimana pola komunikasi simbolik pada komunitas
Vespa Kasoos?

1.3


Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebelumnya, maka tujuan penelitian

ini adalah menggambarkan pola komunikasi simbolik pada komunitas
Vespa Kasoos.

5

1.4

Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi dalam
mengungkap pola komunikasi simbolik terutama dari kalangan
komunitas yang muncul di masyarakat karena hobby atau kepentingan
lainnya.
2. Manfaat Praktis
Sebagai pembelajaran kepada Mahasiswa yang ingin melakukan
penelitian mencakup pola komunikasi simbolik terkait komunitas yang

ada di masyarakat. Juga memberikan informasi kepada masyarakat
tentang fenomena sebuah komunitas vespa khususnya Kasoos yang
ada di kota salatiga.

6