Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Simbolik Dalam Komunitas Vespa Kasoos T1 362009014 BAB IV

(1)

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Komunitas Vespa Kasoos

Komunitas Kasoos merupakan pecahan dari Pavesa (Paguyuban Vespa Salatiga). Perpecahan terjadi karena perbedaan idealisme dalam memodifikasi Vespa. Komunitas Pavesa mempunyai aturan dalam berkendara Vespa dengan bentuk standart atau original. Original yang dimaksud dalam Pavesa adalah Vespa yang tetap berbentuk pada semestinya atau standar pembuatannya dan ketika ingin dimodifikasi biasanya komunitas Pavesa hanya menambahi aksesoris kecil seperti spion, besi pengaman bodi, jok, velek serta hanya sampai mengganti warna cat. Tetapi beberapa orang dari mereka terutama yang bergabung dalam Komunitas Kasoos ada yang tidak sepaham dan kurang suka dengan adanya aturan tersebut, kemudian mendirikan Komunitas Kasoos.1

Kasoos merupakan singkatan dari Kampung Scooter Owner Salatiga. Kasoos adalah salah satu komunitas Vespa di Salatiga yang rutin

berkumpul pada hari Jum‟at malam mulai jam 21.00 WIB di alun-alun Pancasila Kota Salatiga. Komunitas Kasoos berdiri pada 31 Oktober 2004 dan didirikan oleh 31 personil pada saat itu. Sekretariat Komunitas Kasoos terletak di Jl. Imam Bonjol, Salatiga yaitu bengkel Heinz & Gepeng

(http://kasoos.blogspot.com/).

1

Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.


(2)

30

Gambar 4.1. Spanduk Logo Kasoos

Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos

Kasoos memiliki Logo gambar Vespa dengan bendera Italia (tempat dimana pertama kali vespa diproduksi) yang menjadi simbol dari revolusi gagasan Komunitas Kasoos. Tujuan didirikannya Komunitas Kasoos adalah untuk mempererat tali persaudaraan wadah saling bertukar pengalaman dalam bidang kecintaan terhadap vespa ekstrim serta berbagi informasi seputar modifikasi vespa secara ekstrim. Hal ini sama dengan yang diutarakan dalam wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos:

“Komunitas Kasoos berdiri pada 31 Oktober 2004. Sekretariat Komunitas Kasoos terletak di Jl. Imam Bonjol, Salatiga yaitu bengkel Heinz & Gepeng. Tujuan didirikannya komunitas Kasoos adalah untuk mempererat tali persaudaraan dan juga wadah saling bertukar pengalaman dalam bidang kecintaan terhadap vespa ekstrim dan yang paling penting untuk memberikan informasi seputar

modifikasi vespa secara ekstrim.”2

Komunitas Kasoos cukup dikenal, karena anggotanya adalah kalangan pencinta Vespa Salatiga yang memodifikasi Vespa secara ekstrim atau biasa disebut Vespa gembel di kalangan komunitas Vespa. Hal ini seperti yang diutarakan oleh Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos:

2

Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.


(3)

31

“Kasoos adalah kalangan pecinta Vespa Salatiga yang memodifikasi Vespa secara ekstrim atau biasa disebut Vespa gembel. Vespa gembel dibikin dengan alasan yaitu pada kekuatan mesin dan harga yang terjangkau. Perubahan bentuk dengan menambahkan tempat duduk atau variasi di samping kanan maupun kiri vespa dan berbagai aksesoris yang menempel yang dapat digunakan sebagai ciri khas dari jenis modifikasi vespa ekstrim.”3

4.2 Keanggotaan

Hasil wawancara yang telah penulis lakukan menghasilkan pembagian 2 jenis anggota komunitas vespa Kasoos yang sesuai dengan hasil wawancara meliputi:4

a. Anggota Pasif

Anggota pasif menurut penjelasan dari Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos merupakan anggota komunitas vespa Kasoos yang terdaftar secara resmi dan mengikuti serangkaian acara pelantikan, tetapi pada saat ini sudah tidak dapat mengikuti acara rutin maupun acara insidental. Keikutsertaan dalam kegiatan berkumpul sudah menurun yang disebabkan oleh pekerjaan yang menuntut untuk keluar dari lingkungan Salatiga khususnya, ataupun sudah tidak berdomisili di kota Salatiga dan jarang berpartisipasi dalam serangkaian acara yang dibuat oleh komunitas vespa Kasoos periode saat ini.

b. Anggota Aktif

Anggota aktif adalah anggota yang masih sering mengikuti dalam semua kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh komunitas

3

Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.

4

Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.


(4)

32 vespa Kasoos. Kegiatan dalam bentuk kegiatan rutin seperti

nongkrong hari Jum‟at malam mulai jam 21.00 WIB di alun-alun Pancasila Kota Salatiga, serta kegiatan yang bersifat insidental yaitu ikut berpartisipasi dalam serangkaian acara yang sering bekerjasama dengan komunitas lain.

4.3 Struktur Organisasi

Gambar 4.2. Struktur Organisasi Komunitas Kasoos

Berdasarkan gambar 4.2 struktur keanggotaan yang terjalin antar anggotanya tidak serta merta merupakan struktur keanggotaan yang terjadi di kebanyakan organisasi yang terstruktur secara hierarkis, namun dengan tidak mengesampingkan struktur keanggotaan top-down dalam

WAKIL KETUA

SANDI HERDIAN

KETUA

BAYU BUDI PRASETYO

SEKRETARIS

NILON

ANGGOTA


(5)

33 komunitasnya, jadi sifatnya situasional. Struktur keanggotaan top-down sifatnya hanya sebagai formalitas belaka.

Meskipun pada gambar 4.2 struktur keanggotaan tergambar top-down, namun Komunitas Kasoos memiliki struktur keanggotaan yang dalam arti bahwa struktur dari atas ke bawah atau dari ketua kepada anggota bukan dikemas dalam pesan-pesan yang sifatnya perintah, melainkan pembagian tugas secara proporsional. Dalam komunitas Kasoos, struktur keanggotaan dimaknai bukan sebagai satu keharusan yang mewajibkan anggotanya untuk taat terhadap pimpinan, lebih dari itu, Komunitas Kasoos mengedepankan semangat kekeluargaan dan solidaritas yang menjadi modal dasar bagi perkembangan keanggotaan komunitas.

4.4 Simbolisasi dalam Komunitas Vespa Kasoos

Hermawan (2008: 127) menyatakan bahwa komunitas adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain dari yang seharusnya dimana dalam sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar anggota komunitas tersebut karena ada kesamaan interest atau values. Sejalan mengenai konsep komunitas tersebut, salah satu ikatan yang membentuk suatu komunitas ialah karena adanya identitas kolektif yang disepakati menjadi penanda dari kelompok tersebut. Identitas menurut Giddens (1991: 187) bukanlah seperangkat karakteristik yang kita miliki atau kita tunjuk, tetapi lebih kepada model berpikir tentang diri kita sendiri. Giddens menjelaskan identitas sebagai sebuah proyek. Artinya, identitas tersebut merupakan kreasi mengenai diri sendiri yang berada dalam sebuah


(6)

34 proses berpikir yang dilatarbelakangi oleh pengalaman di masa lalu dan apa yang kita harapkan di masa depan (Giddens, 1991: 188).

Simbol memiliki peranan penting dalam membangun interaksi komunikasi simbolik komunitas Kasoos.Dalam tataran konsep komunikasi, maka secara sederhana dapat dilihat bahwa komunikasi dalam komunitas Kasoos hakikatnya adalah suatu proses interaksi simbolik antara anggota komunitas Kasoos. Dalam proses tersebut terjadi pertukaran pesan yang pada dasarnya terdiri dari simbolisasi-simbolisasi tertentu kepada anggota komunitas Kasoos dalam proses berkomunikasi.

Gambar 4.3. Acara Kumpul Komunitas Kasoos

Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketua, wakil ketua dan satu anggota Komunitas Kasoos, peneliti merangkum sejumlah simbol-simbol yang sering dipergunakan dalam pola komunikasi simbolik di Komunitas Kasoos, sebagai berikut pada tabel 4.1.


(7)

35

Tabel 4.1. Simbolisasi dalam Komunitas Vespa Kasoos

No Simbol Makna Simbol Peran Simbol Konteks

Komunikasi

1 Lambang Komunitas Logo Vespa

dengan bendera Italia (tempat dimana pertama

kali vespa

diproduksi)

menjadi simbol dari revolusi gagasan.

Penanda

komunitas Kasoos.

Simbol adalah suatu lambang kebersamaan dalam

berorganisasi

yang dapat

memberi

persamaan visi

dan misi

terhadap kumpulan sepeda motor jenis vespa yang digunakan ketika acara bersama

komunitas lain.

2 Vespa Gembel Memodifikasi

Vespa secara

ekstrim. Kebebasan mengekspresikan diri.

Pembeda

komunitas Kasoos dengan komunitas Vespa lainnya di Salatiga.

Memberikan

ruang dan

ekspresi untuk mendukung organisasi dan mempermudah interaksi sesama anggota yang digunakan ketika acara kumpul rutin. 3 Minuman Keras tradisional

Jenis Ciu

Mempererat antar anggota komunitas Vespa Kasoos.

Membantu

anggota untuk bersantai,

bercakap-cakap lebih mudah dalam bersosialiasasi.

Sebagai salah satu cara dalam berkomunikasi melalui ciu sebagai pelumas social

mempererat individu satu dengan lainnya dalam

berkomunikasi yang digunakan ketika acara kumpul


(8)

36 4 Vespa Drugs/vespa balap Kebebasan

mengekspresikan diri.

Menunjukkan prestasi dalam perlombaan vespa

drugs antar

komunitas.

Memberikan identitas pada komunitas dan mengangkat kreatifitas pada setiap level biasanya

digunakan

ketika ada

perlombaan.

5 Kopdar (kopi darat) Kumpul rutin Merujuk pada

jadwal kumpul rutin setiap hari jumat malam.

Kopdar dilakukan dengan tujuan memberikan visi dan misi yang sepaham dalam

keanggotaan.

Hal ini

dilakukan ketika kumpul rutin.

6 Amunisi Minuman keras ciu Penanda bahwa

mereka

membutuhkan ciu

Penanda, kata sandi dalam kelompok untuk memberikan suatu modal jejaring dalam kelompok. Digunakan ketika hendak minum

bersama.

7 Boged Singkatan dari

botol gede

Mengartikan minuman keras ciu botol gede

Penanda, kata sandi dalam kelompok untuk memberikan suatu modal jejaring dalam kelompok. Digunakan ketika acara minum

bersama.

8 Bocil Singkatan dari

botol kecil

Mengartikan minuman keras ciu botol kecil.

Penanda, kata sandi dalam kelompok untuk memberikan


(9)

37

suatu modal jejaring dalam kelompok. Digunakan ketika acara minum

bersama.

9 Setengah kopling Sudah mabuk Menunjukkan

bahwa orang

sudah mabuk

Penanda, kata sandi dalam kelompok untuk memberikan suatu modal jejaring dalam kelompok. Digunakan ketika acara minum

bersama.

10 Ndas Bagong Julukan untuk

vespa sprint

Menunjukkan

pada vespa

tertentu yang memiliki kepala yang besar.

Mencerminkan keanggotaan yang bersifat saling

membantu dan bekerja sama, karena memiliki jenis vespa yang sama dan mempermudah pola jejaring di antara mereka. Digunakan ketika

menunjuk pada model vespa.

11 Minti Julukan untuk

vespa PTS

Menunjukkan pada jenis vespa tertentu karena bentuknya kecil yakni vespa PTS

Mencerminkan keanggotaan yang bersifat saling

membantu dan bekerja sama, karena memiliki jenis vespa yang sama dan mempermudah pola jejaring di antara mereka. Digunakan ketika


(10)

38

menunjuk pada model vespa.

12 Turing Jalan-jalan dengan

tujuan berwisata

Menunjukkan

bahwa mereka

akan berwisata mengendarai vespa

bersama-sama untuk

melepas penat.

Suatu agenda resmi dalam suatu kelompok untuk

mempengaruhi kecintaannya terhadap vespa dan bersama mengendarainya sebagai representasi dari kekeluargaan. Turing dilakukan ketika acara berwisata bersama mengendarai vespa.

13 Nyetep Memberikan

bantuan

Istilah dalam menolong sesama pengguna vespa, jika mogok atau kehabisan bensin.

Kegiatan untuk mempengaruhi kelompok bertujuan untuk mempererat persaudaraan dan berfikir sama layaknya keluarga.

Digunakan ketika menolong sesama

pengguna vespa

yang mogok

atau kehabisan bensin.

14 Sespan Vespa yang sudah

dimodifikasi

memiliki tempat duduk di samping.

Untuk

memberitahukan

bahwa mereka

butuh vespa

sespan untuk

mengangkut

barang atau

penumpang.

Kegiatan untuk mempengaruhi kelompok bertujuan untuk mempererat persaudaraan dan berfikir sama layaknya keluarga.


(11)

39 Digunakan ketika

membutuhkan vespa sespan.

15 Ngangkat Membeli vespa Menunjukkan

bahwa ada teman yang mau membeli vespa

Sebagai suatu solidaritas dalam

berorganisasi digunakan ketika transaksi jual-beli vespa antar anggota.

16 Rolling Jalan-jalan

berkeliling

Ajakan untuk

konvoi vespa

Suatu agenda resmi dalam suatu kelompok untuk

mempengaruhi kecintaannya terhadap vespa dan bersama mengendarainya sebagai

representasi dari kekeluargaan. Dilakukan ketika konvoi vespa.

17 Satu vespa sejuta saudara Slogan komunitas vespa saat jambore atau mengadakan acara

Menunjukkan

bahwa semua

pengguna vespa adalah saudara, dan mewajibkan untuk saling sapa apabila bertemu di jalan.

Kegiatan untuk mempengaruhi kelompok bertujuan untuk mempererat persaudaraan dan berfikir sama layaknya keluarga.

Digunakan saat jambore atau mengadakan acara bersama.

18 Ladies Scoot Perempuan

penggemar vespa

Merujuk pada

perempuan yang suka vespa dan mengendarai vespa. Sebagai penanda komunitas dalam berorganisasi dan memposisikan semua dengan


(12)

40

sama, tanpa memandang status gender. Digunakan ketika merujuk pada perempuan yang suka vespa dan

mengendarai vespa.

19 Cuk atau Men Panggilan sesama

anggota komunitas

Panggilan yang menunjukkan

keakraban di

antara mereka.

Penanda, kata sandi dalam kelompok untuk memberikan suatu modal jejaring dalam kelompok. Digunakan ketika

berkomunikasi dengan sesama anggota.

Sumber: Hasil penelitian, 2015 (diolah kembali)

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa ciri-ciri pola komunikasi simbolik dalam komunitas vespa Kasoos adalah:

1. Pola komunikasi bukan dikemas dalam pesan-pesan yang sifatnya perintah, melainkan pembagian tugas secara proporsional.

2. Komunikasi bersifat kekeluargaan.

3. Di dalam komunikasi terjalin solidaritas yang kuat.

4.5 Pola Komunikasi Komunitas Vespa Kasoos

Menurut Roger dan Lawrence (dalam Cangara, 2004:19), komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. Sesuai dengan


(13)

41 asas kekeluargaan yang dianut dalam komunitas Kasoos, pola komunikasi yang terjalin antar anggotanya tidak serta merta merupakan pola komunikasi yang terjadi di kebanyakan organisasi yang terstruktur secara hierarkis, namun dengan tidak mengesampingkan struktur dalam komunitasnya, Kasoos memiliki satu pola komunikasi yang bukan dikemas dalam pesan-pesan yang sifatnya perintah, melainkan pembagian tugas secara proporsional. Dalam komunitas Kasoos, komunikasi dimaknai bukan sebagai satu keharusan yang mewajibkan anggotanya untuk taat terhadap pimpinan, lebih dari itu, Kasoos mengedepankan semangat kekeluargaan dan solidaritas yang menjadi modal dasar bagi perkembangan keanggotaan komunitas.

Ciri-ciri pola komunikasi pada Komunitas Vespa Kasoos tersebut mengarah pada konsep DeVito (1997) tentang pola komunikasi yang dapat dikatakan sebagai pola lingkaran, seperti yang tergambar berikut ini:

Gambar 4.4. Pola Komunikasi dalam Komunitas Kasoos

Dalam komunitas Kasoos, pesan merupakan hal yang terpenting dalam berkomunikasi, pesan yang dikirimkan dari komunikator kepada komunikan dalam komunitas Kasoos. Meskipun Komunitas Kasoos


(14)

42 merupakan sebuah organisasi yang terstruktur dengan model top-down, namun hal itu bersifat situasional. Struktur model top-down sifatnya hanya sebagai formalitas belaka. Pola Komunikasi di Komunitas Kasoos lebih bersifat antar teman atau kekeluargaan bukan antar atasan dan bawahan. Hal tersebut dinyatakan Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos:

“Komunikasi yang terjalin dalam komunitas Kasoos bukan di antara

ketua dan anggota namun lebih kepada antar saudara, jadi situasinya lebih santai, karena komunitas vespa ini berciri khas solidaritas kekeluargaan antar anggota. Model top-down sifatnya hanya sebagai formalitas belaka.”5

Berdasarkan observasi peneliti, solidaritas merupakan perangkat penting dalam pola komunikasi komunitas Kasoos. Solidaritas dalam komunitas Kasoos sangatlah kuat, dimana didasarkan atas persamaan rasa dan kesetiakawanan dimana tidak ada kelompok-kelompok di dalamnya. Di dalam komunitas Kasoos semua sama, tidak ada yang dibeda-bedakan. Rasa solidaritas terhadap sesama Scooterist Kasoos diwujudkan dalam kesetiakawanan yang erat dalam komunitas vespa. Kesetiakawanan ini kemudian diwujudkan para Scooterist Kasoos dengan perilaku yang selalu peduli terhadap sesama Scooterist. Seperti yang diungkapkan Sandi Herdian, selaku Wakil Ketua Komunitas Kasoos:

“Saya masuk jadi anggota terus bertahan selama ini jadi scooterist,

karena solidaritasnya yang menurutku tidak ada duanya, di komunitas Kasoos saya banyak belajar arti kesetiakawanan, kalau ada anak vespa mogok motornya di tengah jalan pasti kita berhenti

untuk membantu.”6

5

Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.

6

Wawancara dengan Sandi Herdian, Wakil Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 25 April 2015.


(15)

43 Dalam pola komunikasi, komunitas Kasoos telah memiliki satu patokan pola yang cukup jelas, mencirikan pola komunikasi model lingkaran di mana peran ketua komunitas Kasoos tidak lebih hanya sebagai figur pengumpul ide maupun gagasan. Pola komunikasi model lingkaran yang diperkenalkan oleh DeVito (1997) merupakan ciri pola komunikasi dari Komunitas Kasoos merupakan model yang mencirikan kesamaan hak komunikasi semua anggotanya, walaupun ada sosok ketua, namun ia tidak lebih dari seorang figur pengumpul ide dan gagasan anggotanya. Kedudukan ketua dalam konteks pola komunikasi Komunitas Kasoos model lingkaran adalah sama dengan anggota lainnya.

4.6 Analisis Interaksi Komunikasi Simbolik dalam Komunitas Kasoos

Menurut Blumer (dalam Soeprapto, 2002) teori interaksi simbolik merujuk pada interaksi khusus yang berlangsung antar manusia. Aktor tidak akan beraksi begitu rupa atas tindakan orang lain, melainkan ia menafsirkan dan mendefinisikan setiap tindakan orang lain itu dengan makna tertentu. Oleh karena itu, esensi interaksi simbolik menurut Mulyana (2002: 68) adalah suatu aktivitas yang merupakan ciri khas manusia yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna.

Simbol-simbol yang dibentuk oleh individual-individual dalam komunitas Kasoos, secara tidak langsung merupakan pembentukan identitas komunitas tersebut. Dengan demikian identitas dapat dimaknai sebagai penanda bahwa komunitas Kasoos berbeda dengan yang lainnya. Andrianto


(16)

44 (2006: 200-201) mengidentifikasi tiga peran utama simbol dalam komunitas bagikonstruksi identitas komunitas yaitu:

1. Sebagai sumber rujukan penampilan dan gaya sesuai yang ditampilkan;

2. Memberi pemaknaan terhadap simbol-simbol budaya yang dipraktekkan dalaminteraksi komunitasnya;

3. Membangun kohesivitas kelompok.

Dalam proses interaksi sosial, Komunitas Kasoos secara simbolik mengkomunikasikan arti terhadap anggotanya yang terlibat di dalamnya. Sebuah arti dari simbol yang disepakati tentunya mempunyai makna dan tujuan di kalangan Komunitas Kasoos. Anggota Komunitas Kasoos menggunakan simbol-simbol tersebut dalam membangun pola komunikasi antar anggotanya.

Berdasarkan pola Simbol yang disepakati Komunitas Kasoos tersebut bertujuan sebagai pembeda dengan komunitas vespa lainnya yang ada di Kota Salatiga dalam membangun pola komunikasi model lingkaran seperti yang dipaparkan oleh DeVito (1997) yang memungkinkan semua anggota berkomunikasi dengan yang lainnya. Hal tersebut juga dinyatakan oleh Adhi Nugraha, selaku anggota Komunitas Kasoos:

“Biasanya kami memakai simbol-simbol sebagai pembeda kelompok vespa kami dengan kelompok vespa lainnya, selain itu fungsinya juga dapat membangun komunikasi dan keeratan hubungan antar anggota Kasoos itu sendiri. Komunikasi kami lebih bersifat antar teman atau kekeluargaan bukan antar atasan dan bawahan.”7

7

Wawancara dengan Adhi Nugraha, anggota Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 27 April 2015.


(17)

45 Herbert Blumer mengemukakan tiga premis utama yang mendasari teori interaksionisme simbolis (Soeprapto, 2002: 120-121), yaitu:

1. Meaning: manusia bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna-makna yang ada pada sesuatu itu bagi mereka

2. Language: makna itu diperoleh dari hasil interaksi sosial yang dilakukan dengan orang lain melalui penggunaan bahasa.

3. Thought: makna-makna tersebut disempurnakan di saat proses interaksi sosial sedang berlangsung.

Berdasarkan tiga premis utama Herbert Blumer, maka interaksi komunikasi simbolik dalam Komunitas Kasoos dapat didasarkan menjadi:

1. Meaning

Dalam hal ini, Logo komunitas Kasoos yang bergambar Vespa dengan bendera Italia (tempat dimana pertama kali vespa diproduksi) menjadi simbol dari revolusi gagasan komunitas Kasoos dalam memaknai modifikasi vespa. Komunitas Kasoos membebaskan anggotanya untuk memodifikasi Vespa secara ekstrim atau biasa disebut Vespa gembel di kalangan komunitas Vespa. Dalam hal ini terjadi interaksi pribadi yang erat antar anggota komunitas tersebut karena ada kesamaan interest atau values (Kertajaya, 2008:127).


(18)

46

Gambar 4.5 Salah Satu Bentuk Vespa Gembel

Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos

Komunitas Kasoos memaknai memodifikasi Vespa secara ekstrim atau biasa disebut Vespa gembel sebagai bentuk kebebasan berekspresi dan berkreatifitas. Hal tersebut dinyatakan Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos:

“Komunitas Kasoos membebaskan anggotanya memodifikasi Vespa. Anggota Komunitas Kasoos biasanya menggunakan barang-barang bekas yang ditempelkan pada vespa misalnya tempat sampah, spanduk, botol-botol, sapu lidi, tulisan-tulisan, bungkus makanan dan juga barang-barang yang masih diperlukan untuk berjaga-jaga suatu saat dibutuhkan salah satunya yaitu tali dan kawat.”8

Sandi Herdian, selaku Wakil Ketua Komunitas Kasoos menyatakan:

“Mungkin orang lain yang tidak paham terhadap komunitas kami akan memandang norak, tapi bagi kami memodifikasi Vespa secara ekstrim itu adalah bentuk kebebasan ekspresi anggota dalam berkreasi. Jenis vespa ekstrim biasanya memiliki fokus pada bentuk yang panjang atau lebar. Cara pengoperasian dalam mengendarai

8

Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.


(19)

47 vespa tersebut berbeda dengan vespa-vespa lainnya, salah satu modifikasi yang dilakukan oleh anggota Komunitas Kasoos yaitu dengan melakukan perubahan bentuk dan panjang sampai 6 meter atau menggunakan sumbu dan roda lebih dari 3 sumbu dan menggunakan roda lebih dari 6 roda, kopling dan gas dipindahkan pada kaki sehingga pengoperasian vespa dengan aliran ini sama dengan pengoperasian mobil. Jenis modifikasi vespa ini memerlukan keahlian khusus pada saat mengendarai di jalan raya, karena sudah

tidak sesuai dengan bentuk pembuatan pabrik.”9

Gambar 4.6 Salah Satu Bentuk Vespa Ekstrim

Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos

Dalam pola komunikasi simbolik Komunitas Kasoos sebenarnya akan memiliki makna yang berbeda-beda berpulang kepada siapa atau bagaimana memandang bentuk vespa ekstrim tersebut. Ketika vespa ekstrim tersebut dilihat oleh di luar komunitasnya, maka mungkin akan memaknai norak. Padahal jika di komunitas kasoos, anggota di sana memaknai vespa ekstrim dengan cara yang berbeda. Interaksi ini dilandasi pemikiran bahwa

9

Wawancara dengan Sandi Herdian, Wakil Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 25 April 2015.


(20)

48 memodifikasi vespa secara ekstrim merupakan bentuk kebebasan ekspresi anggota dalam berkreasi.

Selain itu, ada satu kegiatan dari komunitas ini yang cukup berbeda, karena dalam membangun komunikasi selalu menggunakan

media yang mereka sebut “ciu” sebagai simbol. Bagi komunitas

Vespa Kasoos, Ciu wajib diadakan saat mereka berkumpul. Kegiatan ini hampir setiap hari mereka lakukan di bengkel tempat para anggota kasoos biasa berkumpul. Bagi mereka, tanpa adanya ciu menjadikan obrolan kurang menarik dan tidak leluasa. Hal tersebut dinyatakan Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos:

“Peran ciu bagi Komunitas ini sangatlah berarti ketika ingin sharing ataupun sekedar berkumpul di keseharian. Obrolan seputar kehidupan sehari-hari bicara soal Vespa, cinta, sekolah, pekerjaan, sampai masalah keluarga, kami sudah seperti saudara sendiri sehingga bisa saling terbuka satu sama lainnya, alkohol sebagai pelumas sosial dalam kebersamaan kami.”10

Adhi Nugraha, selaku anggota Komunitas Kasoos juga menyatakan bahwa:

“Kami mengkomsumsi ciu agar lebih terbuka dan leluasa saat berkomunikasi . Bagi komunitas Vespa Kasoos, Ciu wajib diadakan saat kami berkumpul. Seperti misalnya, jika sedang tour keluar kota kami selalu membawa ciu untuk diberikan kepada komunitas Vespa lain yang kami kunjungi di luar Kota.”11

Kegiatan minum ciu yang hampir setiap hari dilakukan di bengkel atau di luar adalah salah satu simbol mereka yang membedakan mereka dengan komunitas Vespa lainnya,

10

Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.

11

Wawancara dengan Adhi Nugraha, anggota Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 27 April 2015.


(21)

49 mengkomsumsi ciu memiliki pemaknaan yang sama bagi anggota yaitu agar lebih terbuka dan leluasa saat sedang berkomunikasi, kegiatan minum ciu juga menimbulkan nilai solidaritas yang tinggi antar anggota Kasoos. Dari kebiasaan-kebiasaan komunitas Kasoos meminum ciu pada saat berkumpul saling berinteraksi di bengkel, lama-kelamaan ciu menjadi identitas mereka saat berkumpul dan berkomunikasi di bengkel tersebut baik dari pandangan orang-orang dari komunitas Vespa lain, begitu juga bagi para anggota Kosoos sendiri.

Gambar 4.7 Kegiatan Minum Ciukomunitas Kasoos

Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos

2. Language

Dalam Komunitas Kasoos, pemaknaan muncul dari interaksi sosial yang dipertukarkan di antara mereka. Makna bukan muncul atau melekat pada sesuatu atau suatu objek secara alamiah. Makna berasal dari hasil proses negosiasi melalui penggunaan bahasa


(22)

50 (language)—dalam perspektif interaksionisme simbolik. Seperti misalnya istilah-istilah bahasa yang terdapat dalam Komunitas Kasoos: amunisi, boged, bocil, setengah kopling, ndas bagong, minti, nyetep, sespan, ngangkat, rolling, satu vespa sejuta saudara, ladies scoot, cuk atau men. Hal tersebut dinyatakan Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos:

“Kami memiliki istilah-istilah sendiri dalam berkomunikasi antar anggota, seperti misalnya istilah amunisi, boged, bocil, setengah kopling, ndas bagong, minti, nyetep, sespan, ngangkat, rolling, satu vespa sejuta saudara, ladies scoot, cuk atau men. Hal tersebut untuk

membedakan kami dengan anggota komunitas vespa lainnya.”12 Gambar 4.8 “Ladies Scoot” Istilah Wanita Penggemar Vespa

Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos

Blumer (dalam Soeprapto, 2002) menegaskan tentang pentingnya penamaan dalam proses pemaknaan. Komunitas Kasoos memperoleh pemaknaan dari proses negosiasi bahasa. Makna dari kata-kata istilah dalam Komunitas Kasoos tidaklah memiliki arti sebelum dia mengalami negosiasi di dalam Komunitas Kasoos di

12

Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.


(23)

51 mana simbolisasi bahasa tersebut hidup. Makna kata-kata istilah tersebut tidak muncul secara sendiri, tidak muncul secara alamiah. Pemaknaan simbol bahasa yang terdapat dalam Komunitas Kasoos dari suatu bahasa pada hakikatnya terkonstruksi secara sosial.

Bahasa sebagai sistem yang sangat luas dan kata-kata adalah simbol yang digunakan untuk menggantikan sesuatu yang lain. Komunitas Kasoos mempunyai simbol bahasa tersendiri. Istilah kata-kata yang digunakan anggota Komunitas Kasoos tersebut biasanya hanya diketahui oleh anggota sendiri dalam pola komunikasi simboliknya. Pihak komunitas lain biasanya tidak akan mengetahui makna atau arti dari istilah bahasa tersebut.

3. Thought

Dalam Komunitas Kasoos, interaksionisme simbolik menggambarkan proses berpikir sebagai komunikasi dengan anggota-anggota komunitas itu sendiri. Cara bagaimana anggota Komunitas Kasoos berpikir dan bertindak banyak ditentukan oleh praktek bahasa di dalamnya. Di dalam Komunitas Kasoos, simbol bahasa sebenarnya bukan sekedar dilihat sebagai „alat pertukaran

pesan‟ semata, tapi lebih melihat posisi bahasa lebih sebagai seperangkat ide yang dipertukarkan kepada antar anggota di dalamnya secara simbolik melalui kebersamaan komunitas, meski pun berbeda dengan pola fikir dan kebiasaan umum masyarakat. Hal tersebut dinyatakan Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos:


(24)

52

“Perilaku yang dianggap berbeda di tengah-tengah masyarakat memang hal yang wajar, karena di negara kita ini memiliki norma dan aturan. Namun ketika norma dan aturan tersebut berbeda dengan pola pikir dan kebiasaan sebagian orang maka akan muncul perbedaan paham tentang kehidupan. Komunitas Kasoos memang memiliki pola fikir dan kebiasaan yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Contoh kecil yakni vespa ekstrem, tradisi minum ciu yang kami menyebutnya sebagai kebebasan berekspresi.”13

Adhi Nugraha, selaku anggota Komunitas Kasoos juga menyatakan bahwa:

“Mungkin kami dianggap norak, dekil, gembel atau apalah oleh orang lain yang melihat kami. Tapi kami enjoy saja, karena anggapan orang lain berbeda dengan anggapan yang komunitas kami bangun. Masyarakat seringkali menganggap para skuteris gembel sebagai pemuda tanpa masa depan yang cenderung gila dan banyak pula dari masyarakat yang menganggap mereka lucu dan aneh, serta unik. Terlepas dari anggapan mereka, kami menganggap apa yang kami lakukan adalah suatu bentuk ekspresi kebebasan dalam

berkreatifitas.”14

Gambar 4.9 Komunitas Kasoos Saat Kumpul Bersama

Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos

Perbedaan penggunaan simbol bahasa pada akhirnya juga menentukan perbedaan cara berpikir anggota Komunitas Kasoos tersebut. Hal tersebut yang menjadikan cara berpikir anggota

13

Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.

14

Wawancara dengan Adhi Nugraha, anggota Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 27 April 2015.


(25)

53 Komunitas Kasoos berbeda dengan anggota komunitas vespa lainnya atau masyarakat pada umumnya. Simbolisasi dalam proses interaksi tersebut tidak secara mentah-mentah dapat diterima dari oleh lain komunitas, karena tiap komunitas pada dasarnya mencernanya kembali dalam proses berpikir sesuai dengan preferensi komunitas masing-masing. Hal tersebut dipengaruhi oleh interpretasi Komunitas Kasoos dalam penafsiran simbolisasi itu sendiri.

Berdasarkan analisis interaksi komunikasi simbolik pada komunitas Vespa Kasoos yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat digambarkan interaksi komunikasi simbolik pada komunitas Kasoos pada gambar 4.11.

Gambar 4.10. Interaksi Komunikasi Simbolik Komunitas Vespa Kasoos

Berdasarkan Gambar 4.10, maka dapat dinyatakan bahwa dengan mengamati Interaksi simbolik komunitas Vespa Kasoos dapat menunjuk pada karakter interaksi khusus yang berlangsung antar anggota Komunitas Vespa Kasoos. Proses komunikasi dalam Komunitas Vespa Kasoos terjadi

Komunitas Vespa Kasoos

Simbol-simbol dalam komunitas Kasoos

Pola komunikasi model lingkaran yang berciri

kekeluargaan dan solidaritas antar anggota

Interaksi komunikasi simbolik pada Komunitas Vespa Kasoos:


(26)

54 secara primer. Proses komunikasi secara primer yaitu proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan media primer, yakni simbol (Effendy, 2003:11).

Melalui simbol komunitas Vespa Kasoos, peneliti dapat memahami interaksi komunikasi simbolik Komunitas Vespa Kasoos. Komunitas adalah hasil interaksi dari individu di dalamnya dan bukan penyebab. Makna esensial akan tercermin melalui pola komunikasi simbolik antar anggota Komunitas Vespa Kasoos. Pemaknaan (meaning) simbol merujuk kepada bahasa (language) simbol. Proses berpikir (tought) merujuk kepada bahasa (language). Bahasa (language) menentukan bagaimana proses pemaknaan (meaning) dan proses berpikir (tought) dalam interaksi komunikasi simbolik Komunitas Vespa Kasoos. Jadi, ketiganya saling terkait secara erat dalam membangun interaksi komunikasi simbolik Komunitas Vespa Kasoos.


(1)

49 mengkomsumsi ciu memiliki pemaknaan yang sama bagi anggota yaitu agar lebih terbuka dan leluasa saat sedang berkomunikasi, kegiatan minum ciu juga menimbulkan nilai solidaritas yang tinggi antar anggota Kasoos. Dari kebiasaan-kebiasaan komunitas Kasoos meminum ciu pada saat berkumpul saling berinteraksi di bengkel, lama-kelamaan ciu menjadi identitas mereka saat berkumpul dan berkomunikasi di bengkel tersebut baik dari pandangan orang-orang dari komunitas Vespa lain, begitu juga bagi para anggota Kosoos sendiri.

Gambar 4.7 Kegiatan Minum Ciukomunitas Kasoos

Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos

2. Language

Dalam Komunitas Kasoos, pemaknaan muncul dari interaksi sosial yang dipertukarkan di antara mereka. Makna bukan muncul atau melekat pada sesuatu atau suatu objek secara alamiah. Makna berasal dari hasil proses negosiasi melalui penggunaan bahasa


(2)

50 (language)—dalam perspektif interaksionisme simbolik. Seperti misalnya istilah-istilah bahasa yang terdapat dalam Komunitas Kasoos: amunisi, boged, bocil, setengah kopling, ndas bagong, minti, nyetep, sespan, ngangkat, rolling, satu vespa sejuta saudara, ladies scoot, cuk atau men. Hal tersebut dinyatakan Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos:

“Kami memiliki istilah-istilah sendiri dalam berkomunikasi antar anggota, seperti misalnya istilah amunisi, boged, bocil, setengah kopling, ndas bagong, minti, nyetep, sespan, ngangkat, rolling, satu vespa sejuta saudara, ladies scoot, cuk atau men. Hal tersebut untuk

membedakan kami dengan anggota komunitas vespa lainnya.”12

Gambar 4.8 “Ladies Scoot” Istilah Wanita Penggemar Vespa

Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos

Blumer (dalam Soeprapto, 2002) menegaskan tentang pentingnya penamaan dalam proses pemaknaan. Komunitas Kasoos memperoleh pemaknaan dari proses negosiasi bahasa. Makna dari kata-kata istilah dalam Komunitas Kasoos tidaklah memiliki arti sebelum dia mengalami negosiasi di dalam Komunitas Kasoos di

12

Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.


(3)

51 mana simbolisasi bahasa tersebut hidup. Makna kata-kata istilah tersebut tidak muncul secara sendiri, tidak muncul secara alamiah. Pemaknaan simbol bahasa yang terdapat dalam Komunitas Kasoos dari suatu bahasa pada hakikatnya terkonstruksi secara sosial.

Bahasa sebagai sistem yang sangat luas dan kata-kata adalah simbol yang digunakan untuk menggantikan sesuatu yang lain. Komunitas Kasoos mempunyai simbol bahasa tersendiri. Istilah kata-kata yang digunakan anggota Komunitas Kasoos tersebut biasanya hanya diketahui oleh anggota sendiri dalam pola komunikasi simboliknya. Pihak komunitas lain biasanya tidak akan mengetahui makna atau arti dari istilah bahasa tersebut.

3. Thought

Dalam Komunitas Kasoos, interaksionisme simbolik menggambarkan proses berpikir sebagai komunikasi dengan anggota-anggota komunitas itu sendiri. Cara bagaimana anggota Komunitas Kasoos berpikir dan bertindak banyak ditentukan oleh praktek bahasa di dalamnya. Di dalam Komunitas Kasoos, simbol bahasa sebenarnya bukan sekedar dilihat sebagai „alat pertukaran

pesan‟ semata, tapi lebih melihat posisi bahasa lebih sebagai seperangkat ide yang dipertukarkan kepada antar anggota di dalamnya secara simbolik melalui kebersamaan komunitas, meski pun berbeda dengan pola fikir dan kebiasaan umum masyarakat. Hal tersebut dinyatakan Bayu Budi Prasetyo, selaku ketua Komunitas Kasoos:


(4)

52

“Perilaku yang dianggap berbeda di tengah-tengah masyarakat memang hal yang wajar, karena di negara kita ini memiliki norma dan aturan. Namun ketika norma dan aturan tersebut berbeda dengan pola pikir dan kebiasaan sebagian orang maka akan muncul perbedaan paham tentang kehidupan. Komunitas Kasoos memang memiliki pola fikir dan kebiasaan yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Contoh kecil yakni vespa ekstrem, tradisi minum ciu yang kami menyebutnya sebagai kebebasan berekspresi.”13

Adhi Nugraha, selaku anggota Komunitas Kasoos juga menyatakan bahwa:

“Mungkin kami dianggap norak, dekil, gembel atau apalah oleh orang lain yang melihat kami. Tapi kami enjoy saja, karena anggapan orang lain berbeda dengan anggapan yang komunitas kami bangun. Masyarakat seringkali menganggap para skuteris gembel sebagai pemuda tanpa masa depan yang cenderung gila dan banyak pula dari masyarakat yang menganggap mereka lucu dan aneh, serta unik. Terlepas dari anggapan mereka, kami menganggap apa yang kami lakukan adalah suatu bentuk ekspresi kebebasan dalam

berkreatifitas.”14

Gambar 4.9 Komunitas Kasoos Saat Kumpul Bersama

Sumber: Dokumentasi Komunitas Vespa Kasoos

Perbedaan penggunaan simbol bahasa pada akhirnya juga menentukan perbedaan cara berpikir anggota Komunitas Kasoos tersebut. Hal tersebut yang menjadikan cara berpikir anggota

13

Wawancara dengan Bayu Budi Prasetyo, Ketua Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 22 April 2015.

14

Wawancara dengan Adhi Nugraha, anggota Komunitas Kasoos, di Sekretariat Komunitas Kasoos pada tanggal 27 April 2015.


(5)

53 Komunitas Kasoos berbeda dengan anggota komunitas vespa lainnya atau masyarakat pada umumnya. Simbolisasi dalam proses interaksi tersebut tidak secara mentah-mentah dapat diterima dari oleh lain komunitas, karena tiap komunitas pada dasarnya mencernanya kembali dalam proses berpikir sesuai dengan preferensi komunitas masing-masing. Hal tersebut dipengaruhi oleh interpretasi Komunitas Kasoos dalam penafsiran simbolisasi itu sendiri.

Berdasarkan analisis interaksi komunikasi simbolik pada komunitas Vespa Kasoos yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat digambarkan interaksi komunikasi simbolik pada komunitas Kasoos pada gambar 4.11.

Gambar 4.10. Interaksi Komunikasi Simbolik Komunitas Vespa Kasoos

Berdasarkan Gambar 4.10, maka dapat dinyatakan bahwa dengan mengamati Interaksi simbolik komunitas Vespa Kasoos dapat menunjuk pada karakter interaksi khusus yang berlangsung antar anggota Komunitas Vespa Kasoos. Proses komunikasi dalam Komunitas Vespa Kasoos terjadi

Komunitas Vespa Kasoos

Simbol-simbol dalam komunitas Kasoos

Pola komunikasi model lingkaran yang berciri

kekeluargaan dan solidaritas antar anggota

Interaksi komunikasi simbolik pada Komunitas Vespa Kasoos:


(6)

54 secara primer. Proses komunikasi secara primer yaitu proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan media primer, yakni simbol (Effendy, 2003:11).

Melalui simbol komunitas Vespa Kasoos, peneliti dapat memahami interaksi komunikasi simbolik Komunitas Vespa Kasoos. Komunitas adalah hasil interaksi dari individu di dalamnya dan bukan penyebab. Makna esensial akan tercermin melalui pola komunikasi simbolik antar anggota Komunitas Vespa Kasoos. Pemaknaan (meaning) simbol merujuk kepada bahasa (language) simbol. Proses berpikir (tought) merujuk kepada bahasa (language). Bahasa (language) menentukan bagaimana proses pemaknaan (meaning) dan proses berpikir (tought) dalam interaksi komunikasi simbolik Komunitas Vespa Kasoos. Jadi, ketiganya saling terkait secara erat dalam membangun interaksi komunikasi simbolik Komunitas Vespa Kasoos.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Komunitas Mobil Foxy Salatiga dalam Mempertahankan Nilai Kelompok T1 362009032 BAB IV

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Simbolik Dalam Komunitas Vespa Kasoos

0 1 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Simbolik Dalam Komunitas Vespa Kasoos T1 362009014 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Simbolik Dalam Komunitas Vespa Kasoos T1 362009014 BAB II

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Simbolik Dalam Komunitas Vespa Kasoos T1 362009014 BAB V

0 0 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pola Komunikasi Simbolik Dalam Komunitas Vespa Kasoos

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konsep Diri Cosplayer Berdasarkan Komunikasi Simbolik T1 362008028 BAB IV

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Komunitas dalam Mempertahankan Solidaritas (Studi pada Komunitas Kicau Mania Salatiga) T1 362007005 BAB IV

1 4 5

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Groupthink Komunitas Club Motor dalam Solidaritas Kelompok: Studi pada Komunitas RAC Salatiga T1 BAB IV

0 0 5

T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Komunikasi Komunitas Futsal Youthkrew Premier League dalam Eksistensi di Kota Salatiga T1 BAB IV

0 0 16