Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Stigma dan Kebudayaan terhadap Pasien dengan Gangguan Jiwa di RSKD Ambon

(1)

(2)

PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Judul Penelitian : Pengaruh Stigma Dan Kebudayaan Terhadap Pasien Dengan Gangguan Jiwa Di RSKD Ambon

Nama Peneliti : Sepriany Vanessa Simatauw No Kontak : 085243343220

Saya adalah mahasiswi Program S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang sedang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana masyarakat membentuk stigma terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa dan untuk memahami bagaimana pengaruh kebudayaan terhadap pembentukan stigma. Penelitian ini dapat menjadi pembelajaran nyata bagi masyarakat tentang persepsi dan kebudayaan terhadap pasien dengan gangguan jiwa. Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang negatif bagi pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara. Bapak/Ibu/Saudara bersedia menjadi responden akan diberi pertanyaan kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk dijawab yang meliputi beberapa pertanyaan yang mencakup stigma dan kebudayaan terhadap pasien dengan gangguan jiwa. Bapak/Ibu/Saudara bebas memilih tempat dan posisi yang nyaman untuk menceritakan pengalaman, pembicaraan akan direkam untuk dipelajari. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dengan tidak menyebarkan isi rekaman dan tidak menuliskan nama Bapak/Ibu/Saudara dalam wawancara tersebut. Setelah isi rekaman ditulis, peneliti akan memperlihatkan


(3)

kembali kepada Bapak/Ibu/Saudara, dan diijinkan untuk menghapus isi pembicaraan yang dirasakan tidak nyaman atau menambahkan informasi baru yang dianggap perlu.

Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu/Saudara bebas untuk mengundurkan diri tanpa sanksi apapun. Jika Bapak/Ibu/Saudara memahami dan bersedia ikut berpartsipasi dalam penelitian ini, maka dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.

Salatiga, Juni 2015 Hormat Saya,

Sepriany V.Simatauw 462011009


(4)

(5)

PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Judul Penelitian : Pengaruh Stigma Dan Kebudayaan Terhadap Pasien Dengan Gangguan Jiwa Di RSKD Ambon

Nama Peneliti : Sepriany Vanessa Simatauw No Kontak : 085243343220

Saya adalah mahasiswi Program S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang sedang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana masyarakat membentuk stigma terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa dan untuk memahami bagaimana pengaruh kebudayaan terhadap pembentukan stigma. Penelitian ini dapat menjadi pembelajaran nyata bagi masyarakat tentang persepsi dan kebudayaan terhadap pasien dengan gangguan jiwa. Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang negatif bagi pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara. Bapak/Ibu/Saudara bersedia menjadi responden akan diberi pertanyaan kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk dijawab yang meliputi beberapa pertanyaan yang mencakup stigma dan kebudayaan terhadap pasien dengan gangguan jiwa. Bapak/Ibu/Saudara bebas memilih tempat dan posisi yang nyaman untuk menceritakan pengalaman, pembicaraan akan direkam untuk dipelajari. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dengan tidak menyebarkan isi rekaman dan tidak menuliskan nama Bapak/Ibu/Saudara dalam wawancara tersebut. Setelah isi rekaman ditulis, peneliti akan memperlihatkan kembali kepada Bapak/Ibu/Saudara, dan diijinkan untuk


(6)

menghapus isi pembicaraan yang dirasakan tidak nyaman atau menambahkan informasi baru yang dianggap perlu.

Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu/Saudara bebas untuk mengundurkan diri tanpa sanksi apapun. Jika Bapak/Ibu/Saudara memahami dan bersedia ikut berpartsipasi dalam penelitian ini, maka dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.

Salatiga, Juni 2015 Hormat Saya,

Sepriany V.Simatauw 462011009


(7)

(8)

PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Judul Penelitian : Pengaruh Stigma Dan Kebudayaan Terhadap Pasien Dengan Gangguan Jiwa Di RSKD Ambon

Nama Peneliti : Sepriany Vanessa Simatauw No Kontak : 085243343220

Saya adalah mahasiswi Program S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang sedang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana masyarakat membentuk stigma terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa dan untuk memahami bagaimana pengaruh kebudayaan terhadap pembentukan stigma. Penelitian ini dapat menjadi pembelajaran nyata bagi masyarakat tentang persepsi dan kebudayaan terhadap pasien dengan gangguan jiwa. Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang negatif bagi pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara. Bapak/Ibu/Saudara bersedia menjadi responden akan diberi pertanyaan kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk dijawab yang meliputi beberapa pertanyaan yang mencakup stigma dan kebudayaan terhadap pasien dengan gangguan jiwa. Bapak/Ibu/Saudara bebas memilih tempat dan posisi yang nyaman untuk menceritakan pengalaman, pembicaraan akan direkam untuk dipelajari. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dengan tidak menyebarkan isi rekaman dan tidak menuliskan nama Bapak/Ibu/Saudara dalam wawancara tersebut. Setelah isi rekaman ditulis, peneliti akan memperlihatkan kembali kepada Bapak/Ibu/Saudara, dan diijinkan untuk


(9)

menghapus isi pembicaraan yang dirasakan tidak nyaman atau menambahkan informasi baru yang dianggap perlu.

Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu/Saudara bebas untuk mengundurkan diri tanpa sanksi apapun. Jika Bapak/Ibu/Saudara memahami dan bersedia ikut berpartsipasi dalam penelitian ini, maka dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.

Salatiga, Juni 2015 Hormat Saya,

Sepriany V.Simatauw 462011009


(10)

(11)

PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Judul Penelitian : Pengaruh Stigma Dan Kebudayaan Terhadap Pasien Dengan Gangguan Jiwa Di RSKD Ambon

Nama Peneliti : Sepriany Vanessa Simatauw No Kontak : 085243343220

Saya adalah mahasiswi Program S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang sedang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana masyarakat membentuk stigma terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa dan untuk memahami bagaimana pengaruh kebudayaan terhadap pembentukan stigma. Penelitian ini dapat menjadi pembelajaran nyata bagi masyarakat tentang persepsi dan kebudayaan terhadap pasien dengan gangguan jiwa. Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang negatif bagi pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara. Bapak/Ibu/Saudara bersedia menjadi responden akan diberi pertanyaan kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk dijawab yang meliputi beberapa pertanyaan yang mencakup stigma dan kebudayaan terhadap pasien dengan gangguan jiwa. Bapak/Ibu/Saudara bebas memilih tempat dan posisi yang nyaman untuk menceritakan pengalaman, pembicaraan akan direkam untuk dipelajari. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dengan tidak menyebarkan isi rekaman dan tidak menuliskan nama Bapak/Ibu/Saudara dalam wawancara tersebut. Setelah isi rekaman ditulis, peneliti akan memperlihatkan kembali kepada Bapak/Ibu/Saudara, dan diijinkan untuk


(12)

menghapus isi pembicaraan yang dirasakan tidak nyaman atau menambahkan informasi baru yang dianggap perlu.

Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu/Saudara bebas untuk mengundurkan diri tanpa sanksi apapun. Jika Bapak/Ibu/Saudara memahami dan bersedia ikut berpartsipasi dalam penelitian ini, maka dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.

Salatiga, Juni 2015 Hormat Saya,

Sepriany V.Simatauw 462011009


(13)

(14)

PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Judul Penelitian : Pengaruh Stigma Dan Kebudayaan Terhadap Pasien Dengan Gangguan Jiwa Di RSKD Ambon

Nama Peneliti : Sepriany Vanessa Simatauw No Kontak : 085243343220

Saya adalah mahasiswi Program S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang sedang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana masyarakat membentuk stigma terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa dan untuk memahami bagaimana pengaruh kebudayaan terhadap pembentukan stigma. Penelitian ini dapat menjadi pembelajaran nyata bagi masyarakat tentang persepsi dan kebudayaan terhadap pasien dengan gangguan jiwa. Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang negatif bagi pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara. Bapak/Ibu/Saudara bersedia menjadi responden akan diberi pertanyaan kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk dijawab yang meliputi beberapa pertanyaan yang mencakup stigma dan kebudayaan terhadap pasien dengan gangguan jiwa. Bapak/Ibu/Saudara bebas memilih tempat dan posisi yang nyaman untuk menceritakan pengalaman, pembicaraan akan direkam untuk dipelajari. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dengan tidak menyebarkan isi rekaman dan tidak menuliskan nama Bapak/Ibu/Saudara dalam wawancara tersebut. Setelah isi rekaman ditulis, peneliti akan memperlihatkan kembali kepada Bapak/Ibu/Saudara, dan diijinkan untuk


(15)

menghapus isi pembicaraan yang dirasakan tidak nyaman atau menambahkan informasi baru yang dianggap perlu.

Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu/Saudara bebas untuk mengundurkan diri tanpa sanksi apapun. Jika Bapak/Ibu/Saudara memahami dan bersedia ikut berpartsipasi dalam penelitian ini, maka dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.

Salatiga, Juni 2015 Hormat Saya,

Sepriany V.Simatauw 462011009


(16)

(17)

PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Judul Penelitian : Pengaruh Stigma Dan Kebudayaan Terhadap Pasien Dengan Gangguan Jiwa Di RSKD Ambon

Nama Peneliti : Sepriany Vanessa Simatauw No Kontak : 085243343220

Saya adalah mahasiswi Program S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang sedang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana masyarakat membentuk stigma terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa dan untuk memahami bagaimana pengaruh kebudayaan terhadap pembentukan stigma. Penelitian ini dapat menjadi pembelajaran nyata bagi masyarakat tentang persepsi dan kebudayaan terhadap pasien dengan gangguan jiwa. Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang negatif bagi pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara. Bapak/Ibu/Saudara bersedia menjadi responden akan diberi pertanyaan kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk dijawab yang meliputi beberapa pertanyaan yang mencakup stigma dan kebudayaan terhadap pasien dengan gangguan jiwa. Bapak/Ibu/Saudara bebas memilih tempat dan posisi yang nyaman untuk menceritakan pengalaman, pembicaraan akan direkam untuk dipelajari. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dengan tidak menyebarkan isi rekaman dan tidak menuliskan nama Bapak/Ibu/Saudara dalam wawancara tersebut. Setelah isi rekaman ditulis, peneliti akan memperlihatkan kembali kepada Bapak/Ibu/Saudara, dan diijinkan untuk


(18)

menghapus isi pembicaraan yang dirasakan tidak nyaman atau menambahkan informasi baru yang dianggap perlu.

Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu/Saudara bebas untuk mengundurkan diri tanpa sanksi apapun. Jika Bapak/Ibu/Saudara memahami dan bersedia ikut berpartsipasi dalam penelitian ini, maka dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.

Salatiga, Juni 2015 Hormat Saya,

Sepriany V.Simatauw 462011009


(19)

(20)

PENJELASAN PENELITIAN UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Judul Penelitian : Pengaruh Stigma Dan Kebudayaan Terhadap Pasien Dengan Gangguan Jiwa Di RSKD Ambon

Nama Peneliti : Sepriany Vanessa Simatauw No Kontak : 085243343220

Saya adalah mahasiswi Program S-1 Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang sedang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana masyarakat membentuk stigma terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa dan untuk memahami bagaimana pengaruh kebudayaan terhadap pembentukan stigma. Penelitian ini dapat menjadi pembelajaran nyata bagi masyarakat tentang persepsi dan kebudayaan terhadap pasien dengan gangguan jiwa. Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang negatif bagi pekerjaan Bapak/Ibu/Saudara. Bapak/Ibu/Saudara bersedia menjadi responden akan diberi pertanyaan kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk dijawab yang meliputi beberapa pertanyaan yang mencakup stigma dan kebudayaan terhadap pasien dengan gangguan jiwa. Bapak/Ibu/Saudara bebas memilih tempat dan posisi yang nyaman untuk menceritakan pengalaman, pembicaraan akan direkam untuk dipelajari. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dengan tidak menyebarkan isi rekaman dan tidak menuliskan nama Bapak/Ibu/Saudara dalam wawancara tersebut. Setelah isi rekaman ditulis, peneliti akan memperlihatkan kembali kepada Bapak/Ibu/Saudara, dan diijinkan untuk


(21)

menghapus isi pembicaraan yang dirasakan tidak nyaman atau menambahkan informasi baru yang dianggap perlu.

Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga Bapak/Ibu/Saudara bebas untuk mengundurkan diri tanpa sanksi apapun. Jika Bapak/Ibu/Saudara memahami dan bersedia ikut berpartsipasi dalam penelitian ini, maka dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan yang telah disediakan.

Salatiga, Juni 2015 Hormat Saya,

Sepriany V.Simatauw 462011009


(22)

(23)

(24)

Daftar Pertanyaan Penelitian

Pengaruh Stigma

1. Apakah saudara memberikan cap (tanda) pada individu yang mengalami gangguan jiwa?

2. Bagaimana saudara mendeskripsikan atau menggambarkan perawatan yang anda ketahui terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa?

3. Apa saudara memandang status ekonomi juga mempengaruhi stigma pada pasien gangguan jiwa?

4. Apakah saudara memberikan rasa simbolis atau perhatian lebih pada pasien gangguan jiwa?

5. Bagaimana sikap dan tindakan anda bila melihat pasien gangguan jiwa?

6. Menurut anda apa penyebab gangguan jiwa? Apa karena makanan/ Kondisi tempat tinggal yang tidak baik/ Gagal dalam pekerjaan/ Hubungan sosial yang terganggu / Karena tidak terpenuhi tujuan hidup?

7. Bagaimana anda memandang penyebab gangguan jiwa? 8. Jika pasien gangguan jiwa pulang dari RS dan dinyatakan

sembuh? Apakah akan tetap bersosialisasi/ menjauhi? 9. Jika anda memiliki saudara dengan gangguan jiwa? Apa

tindakan anda?menjauhi/dibiarkan saja / berobat ke RS 10. Jika ada saudara anda yang suka menyendiri, tertawa

sendiri, melamun dan menunjukan perilaku yang tidak wajar? Apakah perlu dicurigai / dibiarkan saja?


(25)

Pengaruh Kebudayaan

1. Apakah anda percaya gangguan jiwa karena penyakit keturunan?

2. Apakah pasien dengan gangguan jiwa dibiarkan saja atau diperhatikan?

3. Apakah pasien yang mengalami gangguan jiwa itu perilaku abnormal?

4. Apakah anda memandang penyebab gangguan jiwa karena kekuatan spiritual/ dirasuki makluk halus/setan? 5. Apakah pasien dengan gangguan jiwa perlu dilindungi? 6. Apakah pasien gangguan jiwa tidak perlu mendapat

pengobatan?

7. Apakah pasien dengan gangguan jiwa itu pantas dikurung/ dipasung/ dibiarkan berkeliaran?

8. Apakah penderita gangguan jiwa itu berbahaya dan pantas untuk dijauhi?

9. Apakah orang yang mengalami gangguan jiwa itu karena kutukan, Bagaimana pendapat anda?

10. Apa anda menganggap pasien dengan gangguan jiwa sebagai sampah sosial?

11. Apakah pasien dengan gangguan jiwa merupakan aib keluarga?

12. Apa tanggapan anda dengan pasien yang ada di RSKD Ambon?


(26)

(27)

Hasil Wawancara Penelitian

Hasil penelitian memaparkan mengenai jawaban riset partisipan selama dilapangan. Data atau hasil tersebut diperoleh peneliti melalui proses wawancara dan observasi terhadap keluarga, tetangga dan masyarakat sekitar yang menjadi riset partisipan.

4.2.1 Identitas Partisipan Keluarga I Nama Jenis

Kelamin

Umur Keterangan Pekerjaan Pendidikan Terakhir Ibu. N Perempuan 46 Ibu Ibu rumah

tangga

SMP

An.I Laki-laki 19 Anak - -

4.2.2 Pengaruh Stigma dan Kebudayaan a. Pengaruh Stigma

P : Apakah tante kase tanda atau cap seng bagus par orang gila? (P : Apakah saudara memberikan cap pada individu yang mengalami gangguan jiwa?)

RP: Kase tanda kaka, lia orang gila saja su takut.

(RP :Memberikan tanda, melihat individu dengan gangguan jiwa sudah takut)

P : Bagaimana kase gambaran rawat orang gila yang tante su tahu?


(28)

(P : Bagaimana saudara mendeskripsikan atau menggambarkan perawatan yang anda ketahui terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa?)

RP : Tante tahu pas tante anak maso RS tuh cuma dapa kase obat,kase makan, kase mandi saja kalau yang laeng-laeng tuh tar tau

(RP : Tante sudah mengetahui saat anak masuk RS diberikan obat, makan, diperhatikan kebersihan diri dan lainya sudah tidak mengetahui)

P : Apa tante pandang kalo status ekonomi itu kase pengaruh tanda negatif par orang gila nh kaseng?

(P : Apa saudara memandang status ekonomi juga mempengaruhi stigma pada pasien gangguan jiwa?)

RP : Pengaruh kaka kalau orang yang seng mampu alias ekonomi kurang dong tuh seng suka orang gila apalagi kalau orang gila su bobou denk badaki.

(RP : Status ekonomi mempengaruhi apalagi kalau ekonomi kurang melihat pasien dengan gangguan jiwa sudah tidak menyukai karena bau dan kotor)

P : Apa tante kase rasa perhatian yang labe kaseng par orang gila? (P : Apa saudara memberikan rasa simbolis atau perhatian lebih pada pasien dengan gangguan jiwa?)

RP : Kase perhatian kaka apalagi yang kanal tante pung anak. (RP : Memberikan perhatian apalagi yang mengalami gangguan jiwa anaknya sendiri)

P : Kalau bukan tante anak tapi orang lain kase perhatian kaseng? (P : Kalau bukan anak kandung tetapi orang lain apa masih memberikan rasa perhatian?)

RP : Seng kase kaka lia orang gila saja sudah takut kong kalo kase perhatian lay.


(29)

(RP : Tidak memberikan rasa perhatian melihat orang yang mengalami gangguan jiwa saja sudah takut?

P : Bagaimana sikap dan tindakan tante kalo dapa lia orang gila? (P : Bagaimana sikap dan tindakan anda bila melihat pasien dengan gangguan jiwa?)

RP : tante takut dan langsung lari kaseng kalo su lia dar jau putar jalan

(RP : Tante sudah takut dan langsung pergi kadang memutar arah) P : Menurut tante apa penyebab orang sampe gila? Apa karena tasala makan/ tampa tinggal yang seng bagus/ gagal karena pekerjaan / hubungan deng tetangga yang seng bagus / karena gagal seng ada tujuan dalam hidop.

(P : Menurut anda apa penyebab gangguan jiwa? Apa karena makanan/ Kondisi tempat tinggal yang tidak baik/ Gagal dalam pekerjaan/ Hubungan sosial yang terganggu / Karena tidak terpenuhi tujuan hidup?

RP : Mungkin karena tasala makan, tampa tinggal tuh akang seng bagus dan gagal karena su kerja abis itu berhenti.

(RP : Mungkin karena salah makan, tempat tinggal yang tidak layak dan gagal dalam pekerjaan)

P : Jika orang gila su kaluar dari RS dan su sembuh? Apa akan tetap interaksi atau jauh?

(P : Jika pasien gangguan jiwa pulang dari RS dan dinyatakan sembuh? Apakah akan tetap bersosialisasi/ menjauhi?

RP : tante jauh kaka lia orang gila saja sudah takut

(RP : Tante akan tetap menjauhi melihat pasien dengan gangguan jiwa sudah takut)


(30)

P : Jika tante memiliki sodara yang gila? Apa tindakan? Jauhi/ dibiarkan saja/ bawa dong barobat? Sekarang tante pung ana sandiri apa tindakan pertama kali?

(P : Jika anda memiliki saudara dengan gangguan jiwa? Apa tindakan anda?menjauhi/dibiarkan saja / berobat ke RS ? Apa tindakan pertama kali saat anak mengalami gangguan jiwa)

RP : Tante bawa ke RS , pas tante ana suka dudu sandiri deng tatawa sandiri langsung bawa ke RS.

(RP : Tante membawa ke RS , anaknya suka duduk dan tertawa sendiri langsung memeriksa ke RS)

P : Jika ada sodara ka ana suka sandiri, tatawa sandiri, melamun dan kase tunju sikap seng masuk akal? Apa perlu curiga / kase tinggal saja?

(P : Jika ada saudara atau anak anda yang suka menyendiri, tertawa sendiri, melamun dan menunjukan perilaku yang tidak wajar? Apakah perlu dicurigai / dibiarkan saja?)

RP : Tante curiga kaka apalagi pas ana suka tatawa sandiri deng dudu sandiri tuh.

(RP : Tante curigai melihat anak kandung suka tertawa sendiri dan duduk sendiri)

b. Pengaruh Kebudayaan

P : Apakah tante percaya gangguan jiwa karena penyaki keturunan (P : Apakah anda percaya gangguan jiwa karena penyakit keturunan? )

RP : Percaya kaka itu saki keturunan

(RP : Mempercayai karena penyakit keturunan) P : Apa orang gila itu dong sikap seng normal

(P : Apakah pasien yang mengalami gangguan jiwa itu perilaku abnormal?)

RP : Seng normal kaka lah tatawa sandiri , kadang – kadang lia katong saja su lari iko katong deng suka manjaling.


(31)

(RP : Abnormal suka ketawa sendiri, terkadang suka lari mengikuti orang dan suka menanatap sinis)

P : Apa tante memandang penyebab orang gila ini karena orang pake – pake kaseng

(P : Apakah anda memandang penyebab gangguan jiwa karena kekuatan spiritual?)

RP : Batul ade itu ada karena kalau ada orang seng suka katong dong biking katong jadi gila.

(RP : Benar penyebab kekuatan spiritual karena ada orang yang tidak menyukai kita membuat kita gangguan jiwa)

P : Menurut tante batul kaseng orang gila ini gara – gara setang maso?

(P : Menurut anda penyebab gangguan jiwa karena dirasuki oleh makluk halus/ setan?)

RP : Ia kaka itu jua ada lay kaya katong pi di tampa yang sabarang jadi setang maso lah katong bicara sabarang kalo seng kaluar sudah bagitu tarus saja.

(RP : Benar kaka ada kalau kita pergi ke tempat yang sembarangan kemudian dirasuki setan dan berbicara aneh . Setan tidak keluar maka kita akan terus begitu)

P : Tante orang gila tuh dong pantas kaseng katong lindungi? (P : Apakah pasien dengan gangguan jiwa perlu dilindungi?) RP : Perlu dilindungi kaka supaya dong jang ada dijalan – jalan (RP : Perlu untuk dilindungi supaya tidak berkeliaran di jalan.) P : Orang gila pantas dapa kurung / pasung / ka kase biar dong berkeliaran?

(P : Apakah pasien dengan gangguan jiwa itu pantas dikurung/ dipasung/ dibiarkan berkeliaran?)

RP : Kurung saja kaka kaseng nanty dong balari sini sana deng nanty jua orang seng suka lia dong.


(32)

(RP : Kurung pasien nanty berkeliaran dan ada orang yang melihat tidak menyukai pasien dengan gangguan jiwa)

P : Orang gila itu dong dapa kutukan bagaimana tante pung pendapat?

(P : Apakah orang yang mengalami gangguan jiwa itu karena kutukan, Bagaimana pendapat anda?)

RP : Ia kaka orang gila tuh dong dapa kutuk makanya jadi begitu. (RP : Orang dengan gangguan jiwa itu dikutuk)

P : Tante orang gila itu sampah sosial atau sampah masyarakat batul kaseng?

(P : Apa anda menganggap pasien dengan gangguan jiwa sebagai sampah sosial?)

RP : Sampah sosial kaka dong orang yang terbuang orang seng pastiu deng seng suka.

(RP : Sampah sosial orang yang dibuang dan tidak perhatikan) P : Orang gila ini dong bawa aib par keluarga kaseng?

(P: Apakah pasien dengan gangguan jiwa merupakan aib keluarga?)

RP : Aib keluarga kaka katong jadi malu.

( RP : Merupakan aib keluarga dan membuat malu keluarga) P : Apa tante pung tanggapan pas lia pasien di RSKD Ambon? (P : Apa tanggapan anda dengan pasien yang ada di RSKD Ambon?)

RP : Takut kaka, seng mau dekat – dekat deng dong (RP : Takut dan tidak ingin berdekatan.


(33)

4.2.3 Identitas Partisipan II Nama Jenis

Kelamin

Umur Keterangan Pekerjaan Pendidikan Terakhir Ny. S Perempuan 40 Tetangga Ibu rumah

tangga

SMA

4.2.4 Pengaruh Stigma dan Kebudayaan a. Pengaruh Stigma

P : Apakah tante kase tanda atau cap seng bagus par orang gila? (P : Apakah saudara memberikan cap pada individu yang mengalami gangguan jiwa?)

RP: Kase tanda seng bagus ade.

(RP :Memberikan tanda yang tidak bagus)

P : Bagaimana kase gambaran rawat orang gila yang tante su tahu?

(P : Bagaimana saudara mendeskripsikan atau menggambarkan perawatan yang anda ketahui terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa?)

RP : Tante seng tahu ade

(RP : Tidak mengetahui cara perawatan pada pasien dengan gangguan jiwa)

P : Apa tante pandang kalo status ekonomi itu kase pengaruh tanda negatif par orang gila nh kaseng?

(P : Apa saudara memandang status ekonomi juga mempengaruhi stigma pada pasien gangguan jiwa?)

RP : Bisa juga ade , karena dong orang kurang baru dong seng terurus tetap saja orang seng suka.

(RP : Status ekonomi mempengaruhi , karena bau tidak terurus tetap orang tidak menyukai)


(34)

(P : Apa saudara memberikan rasa simbolis atau perhatian lebih pada pasien dengan gangguan jiwa?)

RP : Memberikan perhatian ade (RP : Memberikan rasa perhatian)

P : Apa bentuk dari rasa perhatian yang diberikan?

(P : Apa bentuk rasa perhatian yang diberikan pada pasien dengan gangguan jiwa)

RP : Kalau lia dong jang lempar dong kasi biar saja.

(RP : Kalau melihat orang dengan gangguan jiwa tidak usah dilempari)

P : Bagaimana sikap dan tindakan tante kalo dapa lia orang gila? (P : Bagaimana sikap dan tindakan anda bila melihat pasien dengan gangguan jiwa?)

RP : tante takut ade .

(RP : Takut melihat pasien dengan gangguan jiwa)

P : Tante kan tetangga deng Ibu N. pung ana yang gila ini bagaimana pas tahu dia gila?

(P : Bagaimana sikap anda mengetahui bertetangga dengan pasien dengan gangguan jiwa?)\

RP : Tante kaget ade kok bisa dia sampe gila padahal dolo ada bae – bae saja

(RP : Kaget, bagaimana bisa sampai gangguan jiwa dulu baik – baik saja)

P : Menurut tante apa penyebab orang sampe gila? Apa karena tasala makan/ tampa tinggal yang seng bagus/ gagal karena pekerjaan / hubungan deng tetangga yang seng bagus / karena gagal seng ada tujuan dalam hidop.

(P : Menurut anda apa penyebab gangguan jiwa? Apa karena makanan/ Kondisi tempat tinggal yang tidak baik/ Gagal dalam pekerjaan/ Hubungan sosial yang terganggu / Karena tidak terpenuhi tujuan hidup?


(35)

RP : Kondisi rumah yang seng bagus, gagal dalam pekerjaan dan status ekonomi pengaruh ade biking stres lah gila.

(RP : Kondisi rumah yang tidak layak,gagal dalam pekerjaan dan status ekonomi seseorang tidak baik membuat stres dan membuat gangguan jiwa )

P : Jika orang gila su kaluar dari RS dan su sembuh? Apa akan tetap interaksi atau jauh? Nah apalagi tetangga su kaluar ini mau interaksi kaseng

(P : Jika pasien gangguan jiwa pulang dari RS dan dinyatakan sembuh? Apakah akan tetap bersosialisasi/ menjauhi? Tetangga sudah keluar dari RS apakah akan bersosialisasi?

RP : Bersosialisasi ade kaseng bicara deng dia apalagi tetangga sandiri ini

(RP : Tetap bersosialisasi dan berbicara karena tetangga)

P : Jika tante memiliki sodara yang gila? Apa tindakan? Jauhi/ dibiarkan saja/ bawa dong barobat? Sekarang tante pung ana sandiri apa tindakan pertama kali?

(P : Jika anda memiliki saudara dengan gangguan jiwa? Apa tindakan anda?menjauhi/dibiarkan saja / berobat ke RS ? Apa tindakan pertama kali saat anak mengalami gangguan jiwa)

RP : Tante bawa ke RS ade. (RP : Membawa ke RS)

P : Jika ada sodara ka ana suka sandiri, tatawa sandiri, melamun dan kase tunju sikap seng masuk akal? Apa perlu curiga / kase tinggal saja?

(P : Jika ada saudara atau anak anda yang suka menyendiri, tertawa sendiri, melamun dan menunjukan perilaku yang tidak wajar? Apakah perlu dicurigai / dibiarkan saja?)


(36)

RP : Tante curiga ade. (RP : Mencurigai)

b. Pengaruh Kebudayaan

P : Apakah tante percaya gangguan jiwa karena penyaki keturunan (P : Apakah anda percaya gangguan jiwa karena penyakit keturunan?)

RP : Percaya ade itu saki keturunan

(RP : Mempercayai karena penyakit keturunan ) P : Apa orang gila itu dong sikap seng normal

(P : Apakah pasien yang mengalami gangguan jiwa itu perilaku abnormal?)

RP : Seng normal ade. (RP : Abnormal)

P : Apa tante memandang penyebab orang gila ini karena orang pake – pake kaseng

(P : Apakah anda memandang penyebab gangguan jiwa karena kekuatan spiritual?)

RP : Seng ade itu seng batul (RP : Tidak benar )

P : Menurut tante batul kaseng orang gila ini gara – gara setang maso atau barang halus?

(P : Menurut anda penyebab gangguan jiwa karena dirasuki oleh makluk halus/ setan?)

RP : Bisa ade barang halus maso barang pikiran kosong (RP : Bisa karena dirasuki makluk halus saat pikiran kosong) P : Tante orang gila tuh dong pantas kaseng katong lindungi? (P : Apakah pasien dengan gangguan jiwa perlu dilindungi?) RP : Perlu dilindungi ade.


(37)

P : Orang gila pantas dapa kurung / pasung / ka kase biar dong berkeliaran?

(P : Apakah pasien dengan gangguan jiwa itu pantas dikurung/ dipasung/ dibiarkan berkeliaran?)

RP : Kurung saja dan diikat supaya jang maniso. (RP : Kurung dan diikat supaya jangan berkeliaran)

P : Orang gila itu dong dapa kutukan bagaimana tante pung pendapat?

(P : Apakah orang yang mengalami gangguan jiwa itu karena kutukan, Bagaimana pendapat anda?)

RP : Seng ade.

(RP : Tidak percaya pasieng dengan gangguan jiwa karena kutukan)

P : Tante orang gila itu sampah sosial atau sampah masyarakat batul kaseng?

(P : Apa anda menganggap pasien dengan gangguan jiwa sebagai sampah sosial?)

RP : Sampah sosial ade.

(RP : Orang dengan gangguan jiwa merupakan sampah sosial) P : Orang gila ini dong bawa aib par keluarga kaseng?

(P: Apakah pasien dengan gangguan jiwa merupakan aib keluarga?)

RP : Aib keluarga ade.

( RP : Pasien dengan gangguan jiwa merupakan aib keluarga) P : Apa tante pung tanggapan pas lia pasien di RSKD Ambon? (P : Apa tanggapan anda dengan pasien yang ada di RSKD Ambon?)

RP : Seng tahu ade tante seng pernah pi disitu.


(38)

4.2.5 Identitas Partisipan Keluarga III Nama Jenis

Kelamin

Umur Keterangan Pekerjaan Pendidikan Terakhir Tn. T Laki – laki 70 Ayah Petani -

An.J Laki-laki 25 Anak - -

4.2.6 Pengaruh Stigma dan Kebudayaan a. Pengaruh Stigma

P : Apakah Om kase tanda atau cap seng bagus par orang gila? (P : Apakah saudara memberikan cap pada individu yang mengalami gangguan jiwa?)

RP: Takut ade kalau lia orang gila langsung menghindar. (RP : Takut dan langsung menghindar)

P : Bagaimana kase gambaran rawat orang gila yang om su tahu? (P : Bagaimana saudara mendeskripsikan atau menggambarkan perawatan yang anda ketahui terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa?)

RP : Yang om tahu orang gila dapa kase obat itu saja barang dolo waktu om ana maso RS cuma tahu bagitu saja

(RP : Pengobatan pasien dengan gangguan jiwa cuma dengan pemberian obat)

P : Apa om pandang kalo status ekonomi itu kase pengaruh tanda negatif par orang gila nh kaseng?

(P : Apa saudara memandang status ekonomi juga mempengaruhi stigma pada pasien gangguan jiwa?)

RP : Seng ade

(RP : tidak mempengaruhi )

P : Apa om kase rasa perhatian yang labe kaseng par orang gila? (P : Apa saudara memberikan rasa simbolis atau perhatian lebih pada pasien dengan gangguan jiwa?)


(39)

RP : Kase perhatian ade , kasihan lia orang gila apalagi sekarang yang gila om pung ana sandiri.

(RP : Memberikan perhatian karena rasa kasihan apalagi yang mengalami gangguan jiwa anaknya sendiri)

P : Kalau bukan om anak tapi orang lain kase perhatian kaseng? (P : Kalau bukan anak kandung tetapi orang lain apa masih memberikan rasa perhatian?)

RP : Seng kase ade.

(RP : Tidak memberikan rasa perhatian)

P : Bagaimana sikap dan tindakan om kalo dapa lia orang gila? (P : Bagaimana sikap dan tindakan anda bila melihat pasien dengan gangguan jiwa?)

RP : Takut ade

(RP : Melihat pasien dengan gangguan jiwa takut)

P : Menurut om apa penyebab orang sampe gila? Apa karena tasala makan/ tampa tinggal yang seng bagus/ gagal karena pekerjaan / hubungan deng tetangga yang seng bagus / karena gagal seng ada tujuan dalam hidop.

(P : Menurut anda apa penyebab gangguan jiwa? Apa karena makanan/ Kondisi tempat tinggal yang tidak baik/ Gagal dalam pekerjaan/ Hubungan sosial yang terganggu / Karena tidak terpenuhi tujuan hidup?

RP : Bisa ade tasala makan, kondisi rumah yang seng bagus , gagal dalam karja, hubungan deng tetangga yang seng bagus deng seng tercapai kebutuhan dalam hidop.

(RP : Bisa karena makanan, kondisi rumah yang tidak layak, gagal dalam pekerjaan, hubungan sosial kurang baik dan tidak tercapai kebutuhan dalam hidup)

P : Jika orang gila su kaluar dari RS dan su sembuh? Apa akan tetap interaksi atau jauh?


(40)

(P : Jika pasien gangguan jiwa pulang dari RS dan dinyatakan sembuh? Apakah akan tetap bersosialisasi/ menjauhi?

RP : tetap bersosialisasi ade. (RP : tetap akan bersosialisasi)

P : Jika om memiliki sodara yang gila? Apa tindakan? Jauhi/ dibiarkan saja/ bawa dong barobat? Sekarang tante pung ana sandiri apa tindakan pertama kali?

(P : Jika anda memiliki saudara dengan gangguan jiwa? Apa tindakan anda?menjauhi/dibiarkan saja / berobat ke RS ? Apa tindakan pertama kali saat anak mengalami gangguan jiwa)

RP : Langsung bawa ke RS par priksa. (RP : Membawa ke RS untuk diperiksa)

b. Pengaruh Kebudayaan

P : Apakah om percaya gangguan jiwa karena penyaki keturunan (P : Apakah anda percaya gangguan jiwa karena penyakit keturunan? )

RP : Seng percaya ade.

(RP : Tidak percaya bahwa gangguan jiwa karena penyakit keturunan)

P : Apa orang gila itu dong sikap seng normal

(P : Apakah pasien yang mengalami gangguan jiwa itu perilaku abnormal?)

RP : Seng normal ade lah suka tatawa sandiri kaseng garu – garu kapala tuh.

(RP : Perilaku abnormal karena suka tertawa sendiri sambing menggaruk kepala )

P : Apa om memandang penyebab orang gila ini karena orang pake – pake kaseng


(41)

(P : Apakah anda memandang penyebab gangguan jiwa karena kekuatan spiritual?)

RP : Percaya ade, itu orang biking sampe bisa gila. (RP : Percaya karena kekuatan spiritual)

P : Menurut om batul kaseng orang gila ini gara – gara setang maso?

(P : Menurut anda penyebab gangguan jiwa karena dirasuki oleh makluk halus/ setan?)

RP : Seng percaya ade (RP : Tidak percaya )

P : Om orang gila tuh dong pantas kaseng katong lindungi? (P : Apakah pasien dengan gangguan jiwa perlu dilindungi?) RP : Perlu ade supaya jang dong pastiu dijalan raya th. (RP : Perlu dilindungi agar tidak berkeliaran dijalan raya)

P : Orang gila pantas dapa kurung / pasung / ka kase biar dong berkeliaran?

(P : Apakah pasien dengan gangguan jiwa itu pantas dikurung/ dipasung/ dibiarkan berkeliaran?)

RP : Ada yang pantas ada yang seng ade (RP : Ada yang pantas ada yang tidak)

P : Kanapa ada yang pantas kanapa ada yang seng? (P : Kenapa ada yang pantas dan tidak pantas?)

RP : Yang pantas itu kalo dong suka baribot deng yang seng pantas tuh dong cuma diam saja.

(RP : Pantas itu kalau suka ribut dan tidak pantas karena diam saja)

P : Orang gila itu dong dapa kutukan bagaimana tante pung pendapat?

(P : Apakah orang yang mengalami gangguan jiwa itu karena kutukan, Bagaimana pendapat anda?)


(42)

(RP : Tidak percaya ade)

P : Om orang gila itu sampah sosial atau sampah masyarakat batul kaseng?

(P : Apa anda menganggap pasien dengan gangguan jiwa sebagai sampah sosial?)

RP : Seng ade.

(RP : Tidak menjadi sampah sosial)

P : Orang gila ini dong bawa aib par keluarga kaseng?

(P: Apakah pasien dengan gangguan jiwa merupakan aib keluarga?)

RP : Seng ade.

( RP : Tidak menjadi aib keluarga)

P : Apa Om pung tanggapan pas lia pasien di RSKD Ambon? (P : Apa tanggapan anda dengan pasien yang ada di RSKD Ambon?)

RP : Takut ade. (RP : Takut)

4.2.7 Identitas Partisipan IV Nama Jenis

Kelamin

Umur Keterangan Pekerjaan Pendidikan Terakhir Tn. N Laki-laki 50 Tetangga Pegawai

swasta

D3 ekonomi

4.2.8 Pengaruh Stigma dan Kebudayaan a. Pengaruh Stigma

P : Apakah Om kase tanda atau cap seng bagus par orang gila? (P : Apakah saudara memberikan cap pada individu yang mengalami gangguan jiwa?)

RP: Kase tanda seng suka orang gila, taku deng orang gila th bobou


(43)

(RP : Memberikan tanda, tidak menyukai, takut dan orang dengan gangguan jiwa bau)

P : Bagaimana kase gambaran rawat orang gila yang Om su tahu? (P : Bagaimana saudara mendeskripsikan atau menggambarkan perawatan yang anda ketahui terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa?)

RP : Dong dapa bina, dapa kase makan, minum obat dan setiap hari mandi.

(RP : Orang dengan gangguan jiwa dibina, diberi makanan, obat dan diperhatikan dalam hal kebersihan diri)

P : Apa om pandang kalo status ekonomi itu kase pengaruh tanda negatif par orang gila nh kaseng?

(P : Apa saudara memandang status ekonomi juga mempengaruhi stigma pada pasien gangguan jiwa?)

RP : Bisa kaka.

(RP : Status ekonomi bisa mempengaruhi)

P : Apa Om kase rasa perhatian yang labe kaseng par orang gila? (P : Apa saudara memberikan rasa simbolis atau perhatian lebih pada pasien dengan gangguan jiwa?)

RP : Seng kaka.

(RP : Tidak memberikan rasa perhatian)

P : Bagaimana sikap dan tindakan Om kalo dapa lia orang gila? (P : Bagaimana sikap dan tindakan anda bila melihat pasien dengan gangguan jiwa?)

RP : Cuek saja kaka

(RP : Tidak memperdulikan pasien dengan gangguan jiwa)

P : Om kan tetangga deng Tn T. pung ana yang gila ini bagaimana pas tahu dia gila?

(P : Bagaimana sikap anda mengetahui bertetangga dengan pasien dengan gangguan jiwa?)


(44)

(RP : Tidak memperdulikan)

P : Menurut Om apa penyebab orang sampe gila? Apa karena tasala makan/ tampa tinggal yang seng bagus/ gagal karena pekerjaan / hubungan deng tetangga yang seng bagus / karena gagal seng ada tujuan dalam hidop.

(P : Menurut anda apa penyebab gangguan jiwa? Apa karena makanan/ Kondisi tempat tinggal yang tidak baik/ Gagal dalam pekerjaan/ Hubungan sosial yang terganggu / Karena tidak terpenuhi tujuan hidup?

RP : Dong gagal dalam pekerjaan kaseng gara – gara seng dapa karja

(RP : Gagal dalam pekerjaan dan tidak mempunyai pekerjaan sehingga menyebabkan gangguan jiwa )

P : Jika orang gila su kaluar dari RS dan su sembuh? Apa akan tetap interaksi atau jauh? Nah apalagi tetangga su kaluar ini mau interaksi kaseng

(P : Jika pasien gangguan jiwa pulang dari RS dan dinyatakan sembuh? Apakah akan tetap bersosialisasi/ menjauhi? Tetangga sudah keluar dari RS apakah akan bersosialisasi?

RP : bisa – bisa bersosialisasi kaka. (RP : Tetap bersosialisasi)

P : Jika Om memiliki sodara yang gila? Apa tindakan? Jauhi/ dibiarkan saja/ bawa dong barobat? Sekarang tante pung ana sandiri apa tindakan pertama kali?

(P : Jika anda memiliki saudara dengan gangguan jiwa? Apa tindakan anda?menjauhi/dibiarkan saja / berobat ke RS ? Apa tindakan pertama kali saat anak mengalami gangguan jiwa)

RP : Om langsung bawa ke RS kaka. (RP : Membawa ke RS)


(45)

P : Jika ada sodara ka ana suka sandiri, tatawa sandiri, melamun dan kase tunju sikap seng masuk akal? Apa perlu curiga / kase tinggal saja?

(P : Jika ada saudara atau anak anda yang suka menyendiri, tertawa sendiri, melamun dan menunjukan perilaku yang tidak wajar? Apakah perlu dicurigai / dibiarkan saja?)

RP : Om curiga kaka barang kan peduli. (RP : Mencurigai karena peduli)

b. Pengaruh Kebudayaan

P : Apakah Om percaya gangguan jiwa karena penyaki keturunan (P : Apakah anda percaya gangguan jiwa karena penyakit keturunan? )

RP : Percaya kaka.

(RP : Mempercayai karena penyakit keturunan ) P : Apa orang gila itu dong sikap seng normal

(P : Apakah pasien yang mengalami gangguan jiwa itu perilaku abnormal?)

RP : Seng normal kaka lah dong saja suka bajalang sandiri baru tatawa – tatawa tuh.

(RP : Abnormal dan suka berjalan sendiri sambil tertawa)

P : Apa Om memandang penyebab orang gila ini karena orang pake – pake kaseng

(P : Apakah anda memandang penyebab gangguan jiwa karena kekuatan spiritual?)

RP : Batul kaka ada yang biking itu sampe gila.

(RP : Benar ada orang yang memakai kekuatan spiritual)

P : Menurut Om batul kaseng orang gila ini gara – gara setang maso atau barang halus?

(P : Menurut anda penyebab gangguan jiwa karena dirasuki oleh makluk halus/ setan?)


(46)

(RP : Tidak bisa)

P : Om orang gila tuh dong pantas kaseng katong lindungi? (P : Apakah pasien dengan gangguan jiwa perlu dilindungi?) RP : Seng pantas ade.

(RP : Tidak pantas.)

P : Orang gila pantas dapa kurung / pasung / ka kase biar dong berkeliaran?

(P : Apakah pasien dengan gangguan jiwa itu pantas dikurung/ dipasung/ dibiarkan berkeliaran?)

RP : Kurung saja kaka

(RP : Pasien dengan gangguan jiwa sebaiknya dikurung)

P : Orang gila itu dong dapa kutukan bagaimana om pung pendapat?

(P : Apakah orang yang mengalami gangguan jiwa itu karena kutukan, Bagaimana pendapat anda?)

RP : Percaya kaka.

(RP : Percaya pasien dengan gangguan jiwa karena kutukan) P : Om orang gila itu sampah sosial atau sampah masyarakat batul kaseng?

(P : Apa anda menganggap pasien dengan gangguan jiwa sebagai sampah sosial?)

RP : Sampah sosial kaka.

(RP : Orang dengan gangguan jiwa merupakan sampah sosial) P : Orang gila ini dong bawa aib par keluarga kaseng?

(P: Apakah pasien dengan gangguan jiwa merupakan aib keluarga?)

RP : Aib keluarga kaka

( RP : Pasien dengan gangguan jiwa merupakan aib keluarga) P : Apa tante pung tanggapan pas lia pasien di RSKD Ambon? (P : Apa tanggapan anda dengan pasien yang ada di RSKD Ambon?)


(47)

RP : Mau maso saja taku barang dari dolo kanal RS par orang gila itu.

(RP : Untuk masuk saja takut karena mengetahui RSKD hanya untuk pasien dengan gangguan jiwa)

4.2.8 Identitas Partisipan Keluarga V Nama Jenis

Kelamin

Umur Keterangan Pekerjaan Pendidikan Terakhir N Perempuan 21 Kakak Penjaga

toko

SMA

S Perempuan 16 Adik - -

4.2.9 Pengaruh Stigma dan Kebudayaan a. Pengaruh Stigma

P : Apakah Kaka kase tanda atau cap seng bagus par orang gila? (P : Apakah saudara memberikan cap pada individu yang mengalami gangguan jiwa?)

RP: Kase tanda negatif usi.

(RP : Memberikan tanda negatif usi ) P : Barang kanapa kase tanda negatif? (P : Mengapa memberikan tanda negatif?) RP : Barang seng suka dong usi

(RP : Tidak menyukai pasien dengan gangguan jiwa)

P : Bagaimana kase gambaran rawat orang gila yang kaka su tahu? (P : Bagaimana saudara mendeskripsikan atau menggambarkan perawatan yang anda ketahui terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa?)

RP : Beta seng tahu usi waktu b ade maso RS b seng pernah pi lia. (RP : Tidak mengetahui dan pada saat adiknya masuk RS tidak pernah menjenguk)


(48)

P : Apa kaka pandang kalo status ekonomi itu kase pengaruh tanda negatif par orang gila nh kaseng?

(P : Apa saudara memandang status ekonomi juga mempengaruhi stigma pada pasien gangguan jiwa?)

RP : Mempengaruhi usi.

(RP : Status mempengaruhi stigma )

P : Apa kaka kase rasa perhatian yang labe kaseng par orang gila apalagi yang gila ini kaka pung ade?

(P : Apa saudara memberikan rasa simbolis atau perhatian lebih pada pasien dengan gangguan jiwa? Apalagi adik kandung?)

RP : Kase perhatian b pung ade karena sibuk karja saja dolo-dolo di RS b seng bisa lia.

(RP : Memberikan perhatian. Waktu adik masuk RS tidak bisa jenguk karena ada pekerjaan )

P : Bagaimana sikap dan tindakan kaka kalo dapa lia orang gila? (P : Bagaimana sikap dan tindakan anda bila melihat pasien dengan gangguan jiwa?)

RP : Menghindar

(RP : Menghindar dari pasien dengan gangguan jiwa)

P : Menurut kaka apa penyebab orang sampe gila? Apa karena tasala makan/ tampa tinggal yang seng bagus/ gagal karena pekerjaan / hubungan deng tetangga yang seng bagus / karena gagal seng ada tujuan dalam hidop.

(P : Menurut anda apa penyebab gangguan jiwa? Apa karena makanan/ Kondisi tempat tinggal yang tidak baik/ Gagal dalam pekerjaan/ Hubungan sosial yang terganggu / Karena tidak terpenuhi tujuan hidup?

RP : Putus asa karena ekonomi yang seng cukup. (RP : Putus asa karena ekonomi yang tidak terpenuhi)

P : Kaka pas ade pulang tuh mau bicara deng dia kaseng ka jauh dar dia?


(49)

(P : Jika pasien gangguan jiwa pulang dari RS dan dinyatakan sembuh? Apakah akan tetap bersosialisasi/ menjauhi?

RP : Bicara usi.

(RP : Tetap akan berbicara)

b. Pengaruh Kebudayaan

P : Apakah kaka percaya gangguan jiwa karena penyaki keturunan (P : Apakah anda percaya gangguan jiwa karena penyakit keturunan? )

RP : Penyaki keturunan usi

(RP : Percaya bahwa gangguan jiwa karena penyakit keturunan) P : Apa kaka memandang penyebab orang gila ini karena orang pake – pake kaseng

(P : Apakah anda memandang penyebab gangguan jiwa karena kekuatan spiritual?)

RP : Percaya usi dong pake ilmu hitam. (RP : Percaya karena kekuatan spiritual)

P : Menurut kaka batul kaseng orang gila ini gara – gara setang maso?

(P : Menurut anda penyebab gangguan jiwa karena dirasuki oleh makluk halus/ setan?)

RP : Seng percaya usi (RP : Tidak percaya )

P : Kaka orang gila tuh dong pantas kaseng katong lindungi? (P : Apakah pasien dengan gangguan jiwa perlu dilindungi?) RP : Perlu dilindungi , seng boleh dirumah harus di RS

(RP : Perlu dilindungi tidak boleh tinggal dirumah tetapi harus di rawat di RS)

P : Orang gila pantas dapa kurung / pasung / ka kase biar dong berkeliaran?

(P : Apakah pasien dengan gangguan jiwa itu pantas dikurung/ dipasung/ dibiarkan berkeliaran?)


(50)

RP : Kurung usi tapi sesuai kondisi lay. (RP : Kurung tetapi sesuai kondisi)

P : Kanapa kurung tetapi sesuai kondisi kaka? (P : Kenapa ada yang kurung tetapi sesuai kondisi?)

RP : Sesuai kondisi bagini kalo dia baribot kurung kalo seng lay kase kaluar jua.

(RP : Sesuai kondisi maksudnya kalau ribut dan dikeluarkan bila sudah tenang)

P : Orang gila itu dong dapa kutukan bagaimana kaka pung pendapat?

(P : Apakah orang yang mengalami gangguan jiwa itu karena kutukan, Bagaimana pendapat anda?)

RP : Sering ada yang dapa kutuk usi, ada dapa dari moyang – moyang makanya jadi gila barang moyang – moyang datang goda. (RP : Percaya dikutuk dan digodai dari para leluhur)

P : Orang gila ini dong bawa aib par keluarga kaseng?

(P: Apakah pasien dengan gangguan jiwa merupakan aib keluarga?)

RP : Aib keluarga usi b malu jaga dapa bilang pung ade gila.

( RP : Menjadi aib keluarga dan malu sering diejek mempunyai adik yang gangguan jiwa)

P : Apa kaka pung tanggapan pas lia pasien di RSKD Ambon? (P : Apa tanggapan anda dengan pasien yang ada di RSKD Ambon?)

RP : Seng tahu usi


(51)

4.2.9 Identitas Partisipan VI

Nama Jenis Kelamin

Umur Keterangan Pekerjaan Pendidikan Terakhir Ny. V Perempuan 31 Tetangga Guru S1 Tata busana

4.2.10 Pengaruh Stigma dan Kebudayaan a. Pengaruh Stigma

P : Apakah saudara memberikan cap pada individu yang mengalami gangguan jiwa?

RP: Tidak, jika orang tersebut yang kita temui bertingkah dan berkelakuan aneh, berbicara sendiri dan ketika kita merasa terancam maka kita harus menghindar.

P : Bagaimana saudara mendeskripsikan atau menggambarkan perawatan yang anda ketahui terhadap individu yang mengalami gangguan jiwa?

RP : Diketahui kalau pribadi yang mengalami gangguan jiwa pasti akan mendapatkan penanganan khusus sesuai gangguan jiwa yang diderita.

P : Apa saudara memandang status ekonomi juga mempengaruhi stigma pada pasien gangguan jiwa?

RP : Iya, yang terjadi kalau ada keluarga yang ekonomi lemah dan memiliki anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa terkadang mereka berusaha mengobati tetapi jika tidak mampu mereka mengurung/ mengikat/ memasung orang dengan gangguan jiwa karena kalau tidak begitu masyarakat akan marah jika melihat berkeliaran.

P : Apa saudara memberikan rasa simbolis atau perhatian lebih pada pasien dengan gangguan jiwa?


(52)

Kalau iya karena kalau kita mengetahui orang yang menderita gangguan jiwa hanya berbicara sendiri tidak melakukan hal kasar. Kalau tidak karena mereka merontak dan bertindak kasar.

P : Bagaimana sikap dan tindakan anda bila melihat pasien dengan gangguan jiwa?

RP : Menghindar, karena mereka asik dengan tingkah laku mereka Acuh, karena mereka kasar, tidak sopan dan tidak memakai baju. P : Bagaimana sikap anda mengetahui bertetangga dengan pasien dengan gangguan jiwa

RP : Kaget.

P : Menurut anda apa penyebab gangguan jiwa? Apa karena makanan/ Kondisi tempat tinggal yang tidak baik/ Gagal dalam pekerjaan/ Hubungan sosial yang terganggu / Karena tidak terpenuhi tujuan hidup?

RP : Gagal dalam pekerjaan, tidak terpenuhi tujuan hidup dan putus cinta.

P : Jika pasien gangguan jiwa pulang dari RS dan dinyatakan sembuh? Apakah akan tetap bersosialisasi/ menjauhi? Tetangga sudah keluar dari RS apakah akan bersosialisasi?

RP : Mereka dapat bersosialisasi dapat juga tidak tergantung respon masyarakat sekitar dan dukungan keluarga.

P : Jika anda memiliki saudara dengan gangguan jiwa? Apa tindakan anda?menjauhi/dibiarkan saja / berobat ke RS ? Apa tindakan pertama kali saat anak mengalami gangguan jiwa?

RP : Berobat ke RS , mereka hanya sakit perlu pengobatan dan perhatian serta dukungan.

P : Jika ada saudara atau anak anda yang suka menyendiri, tertawa sendiri, melamun dan menunjukan perilaku yang tidak wajar? Apakah perlu dicurigai / dibiarkan saja?


(53)

RP : Perlu dicurigai bisa iya atau tidak

Bisa iya kalau tindakannya berlangsung lama dan terus menerus. Bisa tidak jika yang dilakukan dalam batas normal.

b. Pengaruh Kebudayaan

P : Apakah anda percaya gangguan jiwa karena penyakit keturunan?

RP : Tidak percaya

P : Apakah pasien yang mengalami gangguan jiwa itu perilaku abnormal?

RP : Iya, karena dalam tindakannya tidak normal seperti tidak memakai baju dan telanjang.

P : Apakah anda memandang penyebab gangguan jiwa karena kekuatan spiritual?

RP : Tidak percaya.

P : Menurut anda penyebab gangguan jiwa karena dirasuki oleh makluk halus/ setan?

RP : Bukan ,karena dirasuki makluk halus bukan gangguan jiwa. P : Apakah pasien dengan gangguan jiwa perlu dilindungi?

RP : Iya perlu baik dalam tahap pengobatan/ rehabilitasi sampai sembuh dan beradaptasi kembali setelah sembuh.

P : Apakah pasien dengan gangguan jiwa itu pantas dikurung/ dipasung/ dibiarkan berkeliaran?)

RP : Tidak mereka hanya sakit.

P : Apakah orang yang mengalami gangguan jiwa itu karena kutukan, Bagaimana pendapat anda?)

RP : Bukan karena kutukan.

P : Apa anda menganggap pasien dengan gangguan jiwa sebagai sampah sosial?

RP : Tidak.

P: Apakah pasien dengan gangguan jiwa merupakan aib keluarga RP : Tidak


(54)

P : Apa tanggapan anda dengan pasien yang ada di RSKD Ambon? RP : Mereka mendapat penanganan dan perlakuan berbeda mereka diobati sehingga bisa normal “sembuh” dan bisa beradaptasi lagi dimasyarakat.

4.2.11 Identitas Partisipan VII Nama Jenis

Kelamin

Umur Keterangan Pekerjaan Pendidikan Terakhir D Perempuan 18 Mahasiswa

sekitar RSKD

Mahasiswa SMA

4. 2.12 Pengaruh Stigma dan Kebudayaan a. Pengaruh Stigma

P : Apakah ade kase tanda atau cap seng bagus par orang gila? (P : Apakah saudara memberikan cap pada individu yang mengalami gangguan jiwa?)

RP: Kase tanda seng bae kaka dong saja gila taku nanty dong pegang – pegang.

(RP : Memberikan tanda negatif takut disentuh oleh pasien dengan gangguan jiwa )

P : Apa ade pandang kalo status ekonomi itu kase pengaruh tanda negatif par orang gila nh kaseng?

(P : Apa saudara memandang status ekonomi juga mempengaruhi stigma pada pasien gangguan jiwa?)

RP : Pengaruhi sekarang orang gila orang kurang baru seng pernah barobat pasti orang tarsuka jua.

(RP : Mempengaruhi orang dengan gangguan jiwa, dari keluarga kurang mampu banyak orang tidak menyukai)

P : Sekarang pas tahu ade kampus dimuka ini ada RSKD ini apa ade pung pendapat?


(55)

(P : Bagaimana reaksi dan pendapat mengetahui kampus berhadapan dengan RSKD)

RP : Pertama kali itu beta kaget ini baku dekat deng rumah sakit jiwa ini taku jang sampe pasien kaluar kamari lah lari iko katong. (RP : Kaget karena bersebalahan dengan RS dan takut pasien lari mengikuti) .

b.Pengaruh Kebudayaan P : Pas lia orang gila reaksi bagaimana?

(P : Apa reaksi saat melihat pasien dengan gangguan jiwa?)

RP : Lari dolo, pas dong lari iko katong macam su dekat ini ambel batu lah lempar saja supaya dong taku.

(RP : Lari dan menimbuk pasien dengan batu)

P : Apakah ade percaya gangguan jiwa karena penyaki keturunan (P : Apakah anda percaya gangguan jiwa karena penyakit keturunan? )

RP : Seng percaya.

(RP : Tidak percaya bahwa gangguan jiwa karena penyakit keturunan)

P : Apa ade memandang penyebab orang gila ini karena orang pake – pake kaseng

(P : Apakah anda memandang penyebab gangguan jiwa karena kekuatan spiritual?)

RP : Percaya kaka apalagi dong seng suka katong keluarga, ka seng suka katong labe kaseng seng bisa lia katong bagaya ada yang seng suka lah pake-pake katong.

(RP : Percaya karena tidak menyukai keluarganya, iri hati dan memakai kekuatan spiritual)

P : Menurut kaka batul kaseng orang gila ini gara – gara setang maso?

(P : Menurut anda penyebab gangguan jiwa karena dirasuki oleh makluk halus/ setan?)


(56)

RP : Percaya kaka, setang maso lalu seng mau kaluar lay barang su nyaman deng badang yang dia maso jadi katong senu seng tahu apa - apa

(RP : Percaya, setan merasuki dan tidak ingin keluar karena sudah menguasai tubuh kita.


(57)

(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Stigma dan Kebudayaan terhadap Pasien dengan Gangguan Jiwa di RSKD Ambon T1 462011009 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Stigma dan Kebudayaan terhadap Pasien dengan Gangguan Jiwa di RSKD Ambon T1 462011009 BAB II

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Stigma dan Kebudayaan terhadap Pasien dengan Gangguan Jiwa di RSKD Ambon T1 462011009 BAB IV

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Stigma dan Kebudayaan terhadap Pasien dengan Gangguan Jiwa di RSKD Ambon T1 462011009 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Stigma dan Kebudayaan terhadap Pasien dengan Gangguan Jiwa di RSKD Ambon

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Keluarga dalam Memberikan Dukungan Sosial pada Pasien yang Mengalami Gangguan Jiwa di RSKD Ambon T1 462010007 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Keluarga dalam Memberikan Dukungan Sosial pada Pasien yang Mengalami Gangguan Jiwa di RSKD Ambon T1 462010007 BAB II

0 0 20

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Keluarga dalam Memberikan Dukungan Sosial pada Pasien yang Mengalami Gangguan Jiwa di RSKD Ambon T1 462010007 BAB IV

0 0 47

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Keluarga dalam Memberikan Dukungan Sosial pada Pasien yang Mengalami Gangguan Jiwa di RSKD Ambon

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Fungsi Keluarga dalam Memberikan Dukungan Sosial pada Pasien yang Mengalami Gangguan Jiwa di RSKD Ambon

0 3 41