Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Rekam Jejak Peserta Pelatihan Secara Online pada CTC FTI UKSW T1 682008028 BAB II
7
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1
Penelitian Sebelumnya
Penerapan konsep sistem rekam jejak (track record), kini
telah banyak digunakan oleh sebagian besar organisasi ataupun
perorangan. Pada Penelitian yang berjudul Perancangan dan
Pembuatan Data Warehouse dan Olap Tools Track Record
Penyakit di RSU DR. Soetomo Surabaya, memiliki latar belakang
masalah yang berada pada pihak rumah sakit yang mengalami
kesulitan untuk membuat laporan dan mendapatkan data yang
diinginkan
untuk
mendukung
pengambilan
keputusan
berdasarkan masalah yang dihadapi pihak rumah sakit. Dengan
menggunakan data warehouse dan olap tools untuk dibuatnya
sebuah perangkat lunak pendukung pengambilan keputusan,
aplikasi dibuat dengan menggunakan Oracle 9i sebagai database
dan Net Beans 5.5 sebagai tempat pembuatan coding. Sebagai
hasil, aplikasi yang dibuat meliputi proses transformasi dari
database SIRS ke dalam database star schema, analisa data dalam
bentuk tabel, grafik, dan report. (Kuncoro, 2008)
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
penulis adalah sistem rekam jejak (track record) pada lembaga
8
pelatihan Certificate and Training Center (CTC) dibuat dengan
menggunakan PHP sebagai bahasa pemograman dan MySQL
sebagai database. Sehingga sistem yang dihasilkan dapat bersifat
online dan dapat diakses dari media internet. Sistem rekam jejak
pada CTC didapatkan dari sistem pendaftaran pelatihan online
yang terlebih dulu dilakukan oleh calon peserta sebelum data
pelatihan masuk ke dalam track record peserta. Sebagai hasil,
sistem rekam jejak yang dihasilkan memiliki tingkatan (grade)
yang berbeda dari setiap peserta pelatihan yang dimana dapat
mendukung keputusan yang di ambil mengenai level atau
tingkatan keahlian seorang peserta.
2.2
Rekam Jejak (Track Record)
Rekam jejak (track record) merupakan sepak terjang yang
dilalui, pencapaian yang telah diraih, baik positif ataupun
negative. Rekam jejak juga dapat dikatakan sebuah catatan
pencapaian dan kegagalan seseorang atau suatu bisnis di masa
lalu. Sistem rekam jejak (track record) yang dibangun pada
lembaga pelatihan Certificate and Training Center bertujuan
untuk melihat sejauh mana peserta pelatihan telah melakukan
pelatihan yang dilengkapi dengan level (grade) disetiap
pelatihannya. Sebelum melihat sebuah track record, seorang
member harus melakukan pendaftaran pelatihan terlebih dahulu.
Setelah melakukan pendaftaran , member dapat dikatakan sebagai
9
peserta. Pelatihan yang diambil itulah yang nantinya akan masuk
kedalam sistem track record peserta yang bersangkutan.
Dari sisi admin, track record dapat digunakan untuk
melihat keahlian yang dimiliki oleh seseorang setelah melakukan
beberapa pelatihan di lembaga CTC. Dari sumber track record
inilah pihak CTC dapat membuat suatu pernyataan atau
keputusan (sistem pendukung keputusan) yang menyatakan
bahwa peserta tersebut telah berada pada level keahlian tertentu.
2.3
Pelatihan
2.3.1
Definisi Pelatihan
Pelatihan merupakan proses belajar mengenai sebuah
wacana pengetahuan dan keterampilan yang ditujukan untuk
penerapan hasil belajar yang sesuai dengan tuntutan tertentu.
Istilah pelatihan tidak lepas dari latihan karena keduanya
mempunyai hubungan yang erat, latihan adalah kegiatan atau
pekerjaan melatih untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan.
Serta tujuan kegiatan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan seseorang agar mereka yang dilatih mendapat
pengetahuan
dan
keterampilan
dalam
memahami
melaksanakan suatu pekerjaan dengan efektif dan efisien.
dan
10
2.3.2
Tujuan Pelatihan
Menurut Beach (dalam Herman S, 2008 : 114 - 115)
tujuan pelatihan adalah sebagai berikut :
1. Reduce learning time to teach acceptable performance,
maksudnya dengan adanya pelatihan maka jarak waktu
yang
digunakan
seseorang
untuk
memperoleh
keterampilan akan lebih cepat.
2. Improve performance on present job, pelatihan bertujuan
untuk meningkatkan prestasi kerja seseorang dalam
menghadapi
pekerjaan-pekerjaan
yang
sedang
dihadapinya.
3. Attitude
formation,
pelatihan
diharapkan
dapat
membentuk sikap dan tingkah laku seseorang dalam
melakukan pekerjaannya.
4. Aid in solving operating problem, pelatihan membantu
memecahkan masalah-masalah operasional perusahaan
sehari-hari.
5. Fill
menpower
needs,
pelatihan
bertujuan
untuk
mempersiapkan seseorang untuk mendapatkan keahlian
dalam bidang tertentu.
6. Benefits to employee themselves, dengan adanya pelatihan
diharapkan
seseorang
mempunyai
kemampuan
dan
pengetahuan yang tinggi serta dapat menimbulkan
kepuasan atas apa yang dikerjakannya.
11
2.3
Sistem
Pendukung
Keputusan
(Decision
Support Sistem)
Sistem pengambilan keputusan atau Decision Support
Systems (DSS) adalah suatu bentuk dari sistem informasi
manajemen yang secara khusus dibuat untuk mendukung
perencana dan stakeholders dalam pengambilan keputusan. DSS
dapat
mencerminkan
berbagai
konsep
dari
pengambilan
keputusan dan kondisi yang berbeda-beda, dan akan sangat
berguna untuk semi-structured atau unstructured problems
dimana proses pengambilan keputusan ditingkatkan dengan
dialog interaktif antara DSS dengan pengguna.
Kelebihan utama dari DSS adalah kemampuannya untuk
memanfaatkan sistem komputer untuk membantu pengambil
keputusan dalam mempelajari masalah dan mengambil kebijakan,
dan meningkatkan pemahaman mengenai kondisi lingkungan
dimana kebijakan tersebut akan diterapkan dengan mengakses
data dan model yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan
tersebut.
DSS
berfungsi
untuk
mengembangkan
dan
mengevaluasi beragam alternatif solusi untuk memperoleh
pemahaman mengenai permasalahan, trade off antara obyektifobyektif yang ada, dan mendukung proses pengambilan
keputusan.
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1
Penelitian Sebelumnya
Penerapan konsep sistem rekam jejak (track record), kini
telah banyak digunakan oleh sebagian besar organisasi ataupun
perorangan. Pada Penelitian yang berjudul Perancangan dan
Pembuatan Data Warehouse dan Olap Tools Track Record
Penyakit di RSU DR. Soetomo Surabaya, memiliki latar belakang
masalah yang berada pada pihak rumah sakit yang mengalami
kesulitan untuk membuat laporan dan mendapatkan data yang
diinginkan
untuk
mendukung
pengambilan
keputusan
berdasarkan masalah yang dihadapi pihak rumah sakit. Dengan
menggunakan data warehouse dan olap tools untuk dibuatnya
sebuah perangkat lunak pendukung pengambilan keputusan,
aplikasi dibuat dengan menggunakan Oracle 9i sebagai database
dan Net Beans 5.5 sebagai tempat pembuatan coding. Sebagai
hasil, aplikasi yang dibuat meliputi proses transformasi dari
database SIRS ke dalam database star schema, analisa data dalam
bentuk tabel, grafik, dan report. (Kuncoro, 2008)
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
penulis adalah sistem rekam jejak (track record) pada lembaga
8
pelatihan Certificate and Training Center (CTC) dibuat dengan
menggunakan PHP sebagai bahasa pemograman dan MySQL
sebagai database. Sehingga sistem yang dihasilkan dapat bersifat
online dan dapat diakses dari media internet. Sistem rekam jejak
pada CTC didapatkan dari sistem pendaftaran pelatihan online
yang terlebih dulu dilakukan oleh calon peserta sebelum data
pelatihan masuk ke dalam track record peserta. Sebagai hasil,
sistem rekam jejak yang dihasilkan memiliki tingkatan (grade)
yang berbeda dari setiap peserta pelatihan yang dimana dapat
mendukung keputusan yang di ambil mengenai level atau
tingkatan keahlian seorang peserta.
2.2
Rekam Jejak (Track Record)
Rekam jejak (track record) merupakan sepak terjang yang
dilalui, pencapaian yang telah diraih, baik positif ataupun
negative. Rekam jejak juga dapat dikatakan sebuah catatan
pencapaian dan kegagalan seseorang atau suatu bisnis di masa
lalu. Sistem rekam jejak (track record) yang dibangun pada
lembaga pelatihan Certificate and Training Center bertujuan
untuk melihat sejauh mana peserta pelatihan telah melakukan
pelatihan yang dilengkapi dengan level (grade) disetiap
pelatihannya. Sebelum melihat sebuah track record, seorang
member harus melakukan pendaftaran pelatihan terlebih dahulu.
Setelah melakukan pendaftaran , member dapat dikatakan sebagai
9
peserta. Pelatihan yang diambil itulah yang nantinya akan masuk
kedalam sistem track record peserta yang bersangkutan.
Dari sisi admin, track record dapat digunakan untuk
melihat keahlian yang dimiliki oleh seseorang setelah melakukan
beberapa pelatihan di lembaga CTC. Dari sumber track record
inilah pihak CTC dapat membuat suatu pernyataan atau
keputusan (sistem pendukung keputusan) yang menyatakan
bahwa peserta tersebut telah berada pada level keahlian tertentu.
2.3
Pelatihan
2.3.1
Definisi Pelatihan
Pelatihan merupakan proses belajar mengenai sebuah
wacana pengetahuan dan keterampilan yang ditujukan untuk
penerapan hasil belajar yang sesuai dengan tuntutan tertentu.
Istilah pelatihan tidak lepas dari latihan karena keduanya
mempunyai hubungan yang erat, latihan adalah kegiatan atau
pekerjaan melatih untuk memperoleh kemahiran atau kecakapan.
Serta tujuan kegiatan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan seseorang agar mereka yang dilatih mendapat
pengetahuan
dan
keterampilan
dalam
memahami
melaksanakan suatu pekerjaan dengan efektif dan efisien.
dan
10
2.3.2
Tujuan Pelatihan
Menurut Beach (dalam Herman S, 2008 : 114 - 115)
tujuan pelatihan adalah sebagai berikut :
1. Reduce learning time to teach acceptable performance,
maksudnya dengan adanya pelatihan maka jarak waktu
yang
digunakan
seseorang
untuk
memperoleh
keterampilan akan lebih cepat.
2. Improve performance on present job, pelatihan bertujuan
untuk meningkatkan prestasi kerja seseorang dalam
menghadapi
pekerjaan-pekerjaan
yang
sedang
dihadapinya.
3. Attitude
formation,
pelatihan
diharapkan
dapat
membentuk sikap dan tingkah laku seseorang dalam
melakukan pekerjaannya.
4. Aid in solving operating problem, pelatihan membantu
memecahkan masalah-masalah operasional perusahaan
sehari-hari.
5. Fill
menpower
needs,
pelatihan
bertujuan
untuk
mempersiapkan seseorang untuk mendapatkan keahlian
dalam bidang tertentu.
6. Benefits to employee themselves, dengan adanya pelatihan
diharapkan
seseorang
mempunyai
kemampuan
dan
pengetahuan yang tinggi serta dapat menimbulkan
kepuasan atas apa yang dikerjakannya.
11
2.3
Sistem
Pendukung
Keputusan
(Decision
Support Sistem)
Sistem pengambilan keputusan atau Decision Support
Systems (DSS) adalah suatu bentuk dari sistem informasi
manajemen yang secara khusus dibuat untuk mendukung
perencana dan stakeholders dalam pengambilan keputusan. DSS
dapat
mencerminkan
berbagai
konsep
dari
pengambilan
keputusan dan kondisi yang berbeda-beda, dan akan sangat
berguna untuk semi-structured atau unstructured problems
dimana proses pengambilan keputusan ditingkatkan dengan
dialog interaktif antara DSS dengan pengguna.
Kelebihan utama dari DSS adalah kemampuannya untuk
memanfaatkan sistem komputer untuk membantu pengambil
keputusan dalam mempelajari masalah dan mengambil kebijakan,
dan meningkatkan pemahaman mengenai kondisi lingkungan
dimana kebijakan tersebut akan diterapkan dengan mengakses
data dan model yang bermanfaat untuk pengambilan keputusan
tersebut.
DSS
berfungsi
untuk
mengembangkan
dan
mengevaluasi beragam alternatif solusi untuk memperoleh
pemahaman mengenai permasalahan, trade off antara obyektifobyektif yang ada, dan mendukung proses pengambilan
keputusan.