PENGARUH PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS MAHASISWA PGSD.

PENGARUH PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP PENINGKATAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITISDAN KREATIF MATEMATIS MAHASISWA
PGSD

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan

Oleh:
MUTIAWATI
NIM: 1103332

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013

Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritisdan Kreatif Matematis
Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu


PENGARUH PEMBELAJARAN SINEKTIK TERHADAP PENINGKATAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITISDAN KREATIF MATEMATIS MAHASISWA
PGSD

Oleh
MUTIAWATI
Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia
2013

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister
Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidika Matematika

© MUTIAWATI 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritisdan Kreatif Matematis
Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir
Kritis dan Kreatif Matematis Mahasiswa PGSD
Oleh:
Mutiawati
mutiawati_cweet20@yahoo.co.id
ABSTRAK
Fokus utama penelitian ini adalah mengenai rendahnya kemampuan berpikir kritis
dan kreatif matematis mahasiswa PGSD. Salah satu strategi yang dapat diterapkan
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis mahasiswa
PGSD adalah dengan menerapkan pembelajaran Sinektik. Dalam proses
pembelajaran, mahasiswa dihadapkan pada masalah yang tidak masuk akal,
memberikan kesempatan menciptakan cara baru dalam memandang sesuatu,
mengekspresikan diri, dan mendekati permasalahan. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mendeskripsikan secara komprehensif pengaruh pembelajaran sinektik
terhadap kualitas peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
mahasiswa PGSD. Penelitian ini menggunakan desain quasi-experimental. Jenis
desain eksperimen yang digunakan yaitu kelompok kontrol tidak ekivalen (the
nonequivalent control group design). Mahasiswa kelompok eksperimen mendapat
pembelajaran sinektik sedangkan mahasiswa kelompok kontrol mendapat
pembelajaran konvensional. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa PGSD S1
semester II tahun ajaran 2012/2013. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik pusrposive sample. Dari lima kelas yang ada,
terpilih dua kelas sebagai sampel penelitian yaitu kelas E sebagai kelompok
eksperimen dan kelas D sebagai kelompok kontrol. Untuk memperoleh data dalam
penelitian ini, maka digunakan instrumen penelitian berupa tes kemampuan berpikir
kritis dan kreatif matematis, disposisi berpikir kritis dan kreatif, serta lembar
observasi. Data hasil pretes dan postes dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui
perbedaan rerata peningkatan kemampuan berpikir kritis dan kreatif matematis
mahasiswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil analisis
dan pengujian data diperoleh bahwa rata-rata gain ternormalisasi untuk kelas
eksperimen dengan pembelajaran sinektik lebih baik secara signifikan daripada ratarata gain ternormalisasi untuk kelas kontrol yang mendapat pembelajaran
konvensional.
Kata kunci: Pembelajaran sinektik, kemampuan berpikir kritis kemampuan

berpikir kreatif, mahasiswa PGSD

Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH .........................................................................
ABSTRAK .....................................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

i
i

iii
iv
vii
x
xi
xii

BAB I. PENDAHULUAN
A.
B.
C.
D.
E.

Latar Belakang Penelitian .............................................................
Rumusan Masalah .........................................................................
Tujuan Penelitian ...........................................................................
Manfaat Penelitian .........................................................................
Definisi Operasional ......................................................................


1
7
8
8
9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A.
B.
C.
D.
E.

F.

G.
H.
I.
J.


Kemampuan Berpikir Kritis ..........................................................
Kemampuan Berpikir Kreatif ........................................................
Berpikir Kritis dan Kreatif dalam Matematika ..............................
Model Pembelajaran Sinektik .......................................................
Orientasi Model Pengajaran Sinektik ............................................
1. Tujuan-Tujuan dan Asumsi-Asumsi ........................................
2. Wujud Kreatif dan Proses Sinektik ..........................................
3. Aktivitas Metaforis ....................................................................
a. Analogi Personal ........................................................................
b. Analogi Langsung .....................................................................
c. Compressed Conflict (Konflik yang Dipadatkan) .................
4. Latihan-latihan Peregangan; Menggunakan Metafora .............
Langkah-langkah Model Pengajaran Sinektik ..............................
a. Membuat Sesuatu yang Baru ....................................................
b. Strategi Membuat yang Asing menjadi Dikenal (Making the
Strange Familiar) ......................................................................
c. Peran dan Tugas Dosen ............................................................
Hubungan antara Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis serta Pembelajaran Sinektik ........................................
Pembelajaran Konvensional ..........................................................

Teori-Teori Pendukung .................................................................
Hipotesis Penelitian .......................................................................

Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

11
14
19
20
22
22
23
24
24
26
27
28

28
29
30
34
37
39
40
42

BAB III. METODE PENELITIAN
A.
B.
C.
D.

Desain Penelitian ...........................................................................
Populasi dan Sampel .....................................................................
Variabel Penelitian ........................................................................
Instrumen Penelitian ......................................................................
1. Tes Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis ........

a. Reliabilitas .........................................................................
b. Validitas .............................................................................
c. Daya Pembeda ...................................................................
d. Indeks Kesukaran ..............................................................
e. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Soal Tes Kemampuan
Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Matematis ................
2. Skala Sikap ..............................................................................
3. Lembar Observasi ....................................................................
E. Tahap Penelitian ............................................................................
1. Tahap Persiapan Penelitian .....................................................
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian .................................................
3. Tahap Analisis Data ................................................................
F. Teknik Analisa Data ......................................................................
1. Pengolahan Data Hasil Tes Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif
2. Data Hasil Observasi ...............................................................

43
44
44
44

44
49
51
53
54
56
56
57
58
58
59
59
59
59
62

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..............................................................................
1. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif .................
a. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ............................
b. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis ..........................
c. N-gain Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis
2. Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif
Matematis ................................................................................
3. Uji Homogenitas Varians Skor Kemampuan Berpikir Kritis dan
Berpikir Kreatif Matematis .....................................................
4. Uji Kesamaan Rata-rata Kemampuan Berpikir Kritis dan
Berpikir Kreatif Matematis .....................................................
5. Uji Perbedaan Dua Rerata Kemampuan Berpikir Kritis dan
Berpikir Kreatif Matematis .....................................................
6. Analisis Pengaruh Kemampua Berpikir Kritis dan Berpikir
Kreatif Matematis ....................................................................
7. Deskripsi Disposisi Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis .....
a. Disposisi Berpikir Kritis Matematis ..................................
b. Disposisi Berpikir Kreatif Matematis ................................
8. Hasil Observasi Aktivitas Mahasiswa .....................................
9. Hasil Observasi Aktivitas Dosen .............................................
Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

69
69
70
71
73
75
78
79
81
84
88
88
94
99
106

10. Pembelajaran Matematikan dengan Model Sinektik ...............
B. Pembahasan Data ...........................................................................
1. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis ................................
2. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kreatif .............................
3. Hubungan antara Kemampuan Berpikir Kritis dan Berpikir
Kreatif Matematis ....................................................................
4. Sikap Mahasiswa terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan
Kreatif Matematis ....................................................................
C. Keterbatasan Pelaksanaan Penelitian ............................................

110
113
113
115
119
123
125

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................
B. Implikasi ........................................................................................
C. Saran ..............................................................................................

127
127
128

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

129
134

Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Struktur Strategi Pertama .............................................................
Tabel 2.2 Struktur Strategi Kedua ................................................................
Tabel 3.1 Hasil Korelasi Uji Coba Instrumen Berpikir Kritis antara Penilai 1
dan Penilai 2 .................................................................................
Tabel 3.2 Hasil Korelasi Uji Coba Instrumen Berpikir Kreatif antara
Penilai 1dan Penilai 2 ...................................................................
Tabel 3.3 Uji Normalitas Hasil Uji Coba Instrumen Berpikir Kritis dan
Kreatif Matematis Penilai 1 dan Penilai 2 ....................................
Tabel 3.4 Uji Homogenitas Hasil Uji Coba Instrumen Berpikir Kritis dan
Kreatif Matematis Penilai 1 dan Penilai 2 ....................................
Tabel 3.5 Uji Perbedaan Rerata Instrumen Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Penilai 1 dan Penilai 2 ................................................
Tabel 3.6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas .................................................
Tabel 3.7 Klasifikasi Koefisien Validasi .......................................................
Tabel 3.8 Interpretasi Uji Validitas Tes Berpikir Kritis dan Berpikir
Kreatif Matematis .........................................................................
Tabel 3.9 Klasifikasi Koefisien Daya Pembeda ...........................................
Tabel 3.10 Hasil Perhitungan dan Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal
Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Matematis ...........................
Tabel 3.11 Koefisien Derajat Kesukaran .......................................................
Tabel 3.12 Hasil Perhitungan dan Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Kemampuan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Matematis ......
Tabel 3.13 Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Tes Berpikir Kritis dan
Berpikir Kreatif Matematis ..........................................................
Tabel 3.14 Kriteria Skor GainTernormalisasi ................................................
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Korelasi Skor Penilaian Pretes Berpikir Kritis
dan Berpikir Kreatif Matematis ....................................................
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Korelasi Skor Penilaian Postes Berpikir Kritis
dan Berpikir Kreatif Matematis ....................................................
Tabel 4.3 Rekapitulasi Uji Normalitas Preted dan Postes Berpikir Kritis dan
Kreatif Matematis Penilai 1 dan Penilai 2 ....................................
Tabel 4.4 Uji Perbedaan Rerata Instrumen Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Penilai 1 dan Penilai 2 ................................................
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Hasil Pretes Kreatif Kelas Eksperimen dan
Kontrol serta Postes Kreatif Kelas Kontrol Matematis Penilai 1
dan Penilai 2 .................................................................................
Tabel 4.6 Uji Perbedaan Rerata Data Hasil Pretes Kreatif Kelas Eksperimen
dan Kontrol serta Postes Kreatif Kelas Kontrol Matematis Penilai 1
dan Penilai 2 .................................................................................
Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Skor Kemampuan Berpikir Kritis .................
Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Skor Kemampuan Berpikir Kreatif ...............
Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

29
31
46
47
48
48
49
50
52
52
53
54
55
55
56
60
64
65
66
67

68

68
70
72

Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Pretes, Postes dan N-gain Kemampuan
Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Matematis ...........................
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Pretes Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .....
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Berpikir kreatif
Matematis Mahasiswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .....
Tabel 4.12 Uji Homogenitas Varians Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis .....................................................................................
Tabel 4.13 Uji Homogenitas Varians Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis .....................................................................................
Tabel 4.14 Uji Kesamaan Rata-rata Pretes Kemampuan Berpikir Kritis dan
Berpikir Kreatif Matematis ..........................................................
Tabel 4.15 Rekapitulasi Uji Kesamaan Rerata Pretes Kemampuan Berpikir
Kritis dan Berpikir Kreatif Matematis .........................................
Tabel 4.16 Uji Perbedaan Rerata Gain-Ternormalisasi Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis ...........................................................................
Tabel 4.17 Uji Perbedaan Rerata Gain-Ternormalisasi Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis .........................................................................
Tabel 4.18 Rekapitulasi Kemampuan Akhir Berpikir Krtis dan Berpikir
Kreatif Matematis .........................................................................
Tabel 4.19 Uji Korelasi Pretes Berpikir Kritis dan Kreatif Matematis ..........
Tabel 4.20 Koefisien Determinasi Korelasi ...................................................
Tabel 4.21 Hasil Analisis Regresi Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa ..................................................................
Tabel 4.22 Distribusi Jumlah Pemilih Disposisi Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Mahasiswa pada Indikator 1 ..............................
Tabel 4.23 Distribusi Jumlah PemilihDisposisi Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Mahasiswa pada Indikator 2 .............................
Tabel 4.24 Distribusi Jumlah PemilihDisposisi Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Mahasiswa pada Indikator 3 .............................
Tabel 4.25 Distribusi Jumlah PemilihDisposisi Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Mahasiswa pada Indikator 4 .............................
Tabel 4.26 Distribusi Jumlah Pemilih Disposisi Berpikir Kritis Matematis
Mahasiswa pada Indikator 5 .........................................................
Tabel 4.27 Rekapitulasi Jumlah Persentase Keberpihakan Responden
terhadap KemampuanBerpikir Kritis Matematis .........................
Tabel 4.28 Distribusi Jumlah PemilihDisposisi Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Mahasiswa pada Indikator 1 ..........................
Tabel 4.29 Distribusi Jumlah PemilihDisposisi Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Mahasiswa pada Indikator 2 ..........................
Tabel 4.30 Distribusi Jumlah PemilihDisposisi Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Mahasiswa pada Indikator 3 ...........................
Tabel 4.31 Distribusi Jumlah Pemilih Disposisi Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Mahasiswa pada Indikator 4 ...........................
Tabel 4.32 Distribusi Jumlah PemilihDisposisi Kemampuan Berpikir
Kreatif Matematis Mahasiswa pada Indikator 5 ..........................
Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

73
75
77
78
79
80
81
82
83
84
85
85
87
89
90
91
92
92
93
94
95
96
97
97

Tabel 4.33 Rekapitulasi Jumlah Persentase Keberpihakan Responden
terhadap Disposisi Kemampuan BerpikirKreatif Matematis .......
Tabel 4.34 Hasil Pengamatan Aktivitas Mahasiswa selama Proses
Pembelajaran dengan Pembelajaran Model Sinektik ...................
Tabel 4.35 Hasil Pengamatan Aktivitas Dosen selama Proses
Pembelajaran dengan Model Sinektik .........................................

Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

98
102
107

DAFTAR DIAGRAM
Diagram 2.1 5-Step Model to Move Students Toward Critical Thinking .........
Diagram 2.2 Alur Pembelajaran Model sinektik .............................................

Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

13
36

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1
Gambar 4.1
Gambar 4.2
Gambar 4.3
Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6
Gambar 4.7
Gambar 4.8
Gambar 4.9
Gambar 4.10
Gambar 4.11
Gambar 4.12
Gambar 4.13
Gambar 4.14
Gambar 4.15
Gambar 4.16
Gambar 4.17
Gambar 4.18

Gambar 4.19
Gambar 4.20

Kontinum Indeks Kesukaran ...................................................
Hasil Pretes, Postes dan N-Gain Berpikir Kritis dan Kreatif ...
Grafik Q-Q Plot Pretes dan N-Gain Berpikir Kritis ................
Grafik Q-Q Plot Pretes dan N-Gain Berpikir Kreatif ..............
Uji Normalitas Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif ........
Jumlah Persentase Keberpihakan Responden terhadap
Disposisi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis ..................
Jumlah Persentase Keberpihakan Responden terhadap
Disposisi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis .................
Hasil Observasi Aktivitas Mahasiswa dalam Pembelajaran ...
Rekapitulasi Hasil Obervasi Aktivitas Dosen dalam
Pembelajaran ............................................................................
Contoh Analogi yang dituliskan Mahasiswa ...........................
Hasil Kreasi Mahasiswa untuk dipresentasikan ......................
Hasil Pekerjaan Mahasiswa Kelas Eksperimen pada
Soal Berpikir Kritis Nomor 1 ..................................................
Hasil Pekerjaan Mahasiswa Kelas Kontrol pada Soal
Berpikir Kritis Nomor 1 ..........................................................
Hasil Pekerjaan Mahasiswa Kelas Eksperimen
Soal Berpikir Kritis Nomor 2 ..................................................
Hasil Pekerjaan Mahasiswa Kelas Eksperimen
Soal Berpikir Kritis Nomor 2 ..................................................
Kemampuan Mahasiswa untuk Menarik Kesimpulan pada
Indikator Berpikir Kritis ..........................................................
Kemampuan Mahasiswa untuk Memberikan Penilaian pada
Indikator Berpikir Kreatif ........................................................
Kemampuan Mahasiswa untuk Berpikir Luwes pada Indikator
Berpikir Kreatif .......................................................................
Kemampuan Mahasiswa Membuat Kesimpulan dengan
Menggunakan Aturan Inferensi serta Membuat Contoh lain
yang Serupa .............................................................................
Mahasiswa Mempresentasikan Hasil Kerja Kelompok
didepan Kelas ..........................................................................
Dosen Menjelaskan Materi Kuliah sementara Mahasiswa
Mencatatnya ............................................................................

Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

54
74
76
77
86
93
99
106
110
111
112
114
115
116
117
121
122
122

123
124
125

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A.1 Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...................
134
Lampiran A.2 Satuan Acara Perkuliahan (SAP) ..........................................
136
Lampiran A.3 Kisi-kisi Bahan Ajar Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD ................................................
162
Lampiran A.4 Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) .........................................
217
Lampiran A.5 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Mahasiswa PGSD ..................................................................
227
Lampiran A.6 Kisi-kisi Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis
Mahasiswa PGSD ..................................................................
235
Lampiran A.7 Pedoman Penskoran Respon Mahasiswa pada Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis ......................................................
247
Lampiran A.8 Pedoman Penskoran Respon Mahasiswa pada Kemampuan
Berpikir Kreatif Matematis ....................................................
249
Lampiran A.9 Instrumen Disposisi Berpikir Kritis .......................................
251
Lampiran A.10 Instrumen Butir Disposisi Berpikir Kreatif ............................
255
Lampiran A.11Lembaran Observasi Kegiatan Dosen dalam Perkuliahan
Matematika Lanjutan dengan Model Pembelajaran Sinektik
258
Lampiran A.12 Lembaran Observasi Kegiatan Mahasiswa dalam Perkuliahan
Matematika Lanjutan dengan Model Pembelajaran Sinektik
259
Lampiran B.1 Data Hasil Uji Coba Instrumen Berpikir Kritis Penilai 1 dan
Penilai 2 .................................................................................
260
Lampiran B.2 Data Hasil Uji Coba Instrumen Berpikir Kreatif Penilai 1 dan
Penilai 2..................................................................................
261
Lampiran B.3 Realibilitas Uji Coba Instrumen Kemampuan Berpikir Kritis
dan Kreatif..............................................................................
262
Lampiran B.4 Uji Validitas Instrumen Berpikir Kritis dan Kreatif .............
263
Lampiran C.1 Data Hasil Pretes Berpikir Kritis Kelas Eksperimen Penilai 1
dan Penilai 2 ..........................................................................
265
Lampiran C.2 Data Hasil Pretes Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen Penilai 1
dan Penilai 2 .........................................................................
266
Lampiran C.3 Data Hasil Pretes Berpikir Kritis Kelas Kontrol Penilai 1 dan
Penilai 2 .................................................................................
267
Lampiran C.4 Data Hasil Pretes Berpikir Kreatif Kelas Kontrol Penilai 1 dan
Penilai 2 .................................................................................
268
Lampiran C.5 Hasil Uji Korelasi Pretes Kemampuan Berpikir Kritis dan
Kreatif Matematis Kelas Eskperimen dan Kelas Kontrol ......
269
Lampiran D.1 Data Hasil Postes Berpikir Kritis Kelas Eksperimen Penilai 1 dan
Penilai 2..................................................................................
270
Lampiran D.2 Data Hasil Postes Berpikir Kreatif Kelas Eksperimen Penilai 1
dan Penilai 2 ...........................................................................
271
Lampiran D.3 Data Hasil Postes Berpikir Kritis Kelas Kontrol Penilai 1dan
Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Penilai 2..................................................................................
Lampiran D.4 Korealsi Postes Berpikir Kritis dan Kreatif Penilai 1 dan
Penilai 2..................................................................................
Lampiran E.1 Data Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................
Lampiran E.2 Data Pretes, Postes dan N-Gain Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Kelas Eksperimen dan Kontrol ............................
Lampiran E.3 Statistik Deskriptif N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis dan
Kreatif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ........................
Lampiran F.1 Surat Izin Melakukan Penelitian di Universitas Almuslim ...
Lampiran F.2 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ......................

Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

272
273
274
275
276
277
279

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Salah satu bidang studi yang penting dipelajari dalam kehidupan manusia
adalah matematika, karena matematika merupakan ilmu dasar yang sudah menjadi
alat untuk mempelajari ilmu-ilmu lain.Matematika merupakan ilmu universal yang
mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam
berbagai disiplin ilmu dan dapat memajukan daya pikir manusia. Dengan belajar
matematika mahasiswa akan memperoleh kemampuan berpikir dengan baik
sebagaimana pendapat Plato (dalam Sugilar, 2012: 1) bahwa mahasiswa yang baik
dalam matematika akan cenderung baik pula dalam proses berpikirnya, dan
mahasiswa yang terlatih dalam belajar matematika memiliki kecenderungan menjadi
mahasiswa pemikir yang baik. Oleh sebab itu, dosen berperan penting dalam
membantu mahasiswa agar dapat belajar matematika dengan baik.
Universitas merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang termasuk
dalam kategori pendidikan tinggi yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pendidikan profesional dan akademik dalam lingkup satu atau lebih disiplin ilmu
pengetahuan. Namun keberhasilan dari penyelenggaraan pembelajaran di suatu
universitas sangat tergantung dari kesiapan proses perencanaan pembelajaran yang
dilakukan. Hal ini senada dengan pendapat Wahyudin (2008: 118)yang mengatakan
bahwakajian cermat terhadap muatan materi, metode-metode pendekatan yang
memungkinkan dan metode-metode presentasi yang potensial semuanya harus
dipertimbangkan sebagai hal-hal penting dari proses perencanaan.
Metode-metode pendekatan yang digunakan oleh dosen dalam pembelajaran
sebaiknya harus dapat membantu cara berpikirmahasiswamenjadi lebih berkembang.
Berpikir bagi manusia merupakan kemampuan alamiah yang dimiliki sebagai
pemberian berharga dari Allah SWT. Dalam suatu proses pembelajaran, kemampuan
berpikir mahasiswa dapat dikembangkan dengan membantu dan membimbing
mahasiswa memperkaya pengalaman yang bermakna melalui pemberian soal-soal
pemecahan masalah yang bersifat open-ended atau pemecahan masalah tidak rutin.
Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

Pada saat mahasiswa dihadapkan pada masalah matematis yang sukar, rumit,
tidak dikenal dan tidak dapat dijawab seketika, mahasiswaakan berpikir untuk
menemukan solusi dari masalah yang dihadapi. Untuk itu mahasiswaakanberpikir
dengan menduga, mencoba-coba, memprediksi, serta mencari rumusan sederhana
yang kemudian bisa dibuktikan kebenaran dari solusi yang diperolehnya. Ketika
itulah mahasiswa membutuhkan ketrampilan berpikir, keaslian ide, fleksibilitas serta
keluwesannya

dalam

mencari

solusi

penyelesaian

dari

masalah

yang

dihadapi.Kegiatan berpikir seperti ini dalam proses pembelajaran matematika disebut
high-order mathematical thinking skill (Hendrayana, 2008: 1).
Dua diantara kemampuan berpikir yang termasuk dalam kategori high-order
mathematical thinking skill (ketrampilan berpikir matematis tingkat tinggi) adalah
kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif. Ada empat alasan yang dikemukakan
oleh

Wahab

(dalam

Maulana,

2012:1),

mengenai

perlunya

dibiasakan

mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif dikalangan
mahasiswa, yakni: (1) tuntutan zaman yang menghendaki mahasiswa dapat mencari,
memilih, dan menggunakan informasi untuk kehidupan bermasyarakat dan bernegara;
(2) setiap mahasiswa senantiasa berhadapan dengan berbagai masalah dan pilihan,
sehingga dituntut mampu berpikir kritis dan berpikir kreatif; (3) kemampuan
memandang sesuatu dengan cara yang berbeda dalam memecahkan masalah; dan (4)
berpikir kritis merupakan aspek dalam memecahkan permasalahan secara kreatif agar
mahasiswa dapat bersaing secara adil dan mampu bekerja sama dengan bangsa lain.
Ironisnya, dari hasil studibeberapa penelitian yang telah dilakukan, ditemukan
berbagai bukti, misalnya: Rofi’udin (1999) menyatakan bahwa terjadi keluhan
tentang rendahnya kemampuan berpikir kritis-kreatif yang dimiliki oleh lulusan
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi karena pendidikan berpikir belum
ditangani denganbaik. Mayadiana (2005) menyatakan bahwa kemampuan berpikir
kritis mahasiswa PGSD masih rendah, yakni hanya mencapai 36,62% untuk
mahasiswa berlatar belakang IPA, serta 34,06% untuk keseluruhan. Maulana (2012)
menyatakan bahwa rerata kemampuan berpikir kritis mahasiswa PGSD sebesar
33,3%.Supriadi (2005) menyatakan bahwa nilai tes berpikir kritis mahasiswa PGSD
masih kurang memuaskan, yakni dengan terlihatnya skor rerata 50% dalam mata
Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3

kuliah Kapita Selekta Matematika. Kampylis, Saariluoma & Berki (2011)
menyimpulkan bahwa guru SD membutuhkan rekomendasi suatu set yang praktis dan
dapat dipahami tentang bagaimana dan mengapa berpikir kreatif perlu dipupuk dalam
diri seorang siswa yang sedang belajar di sekolah dasar. Oleh karena itu, penanganan
kecakapan berpikir kritis-kreatif sangat penting diintegrasikan dalam setiap mata
kuliah yang dikelola di pendidikan tinggi.
Menurut Anderson (dalam Hedrayana, 2008: 1) bila berpikir kritis
dikembangkan, mahasiswa akan cenderung untuk mencari kebenaran, berpikir
divergen (terbuka dan toleran terhadap ide-ide baru), dapat menganalisa masalah
dengan baik, berpikir secara sistematis, penuh rasa ingin tahu, dewasa dalam berpikir
dan dapat berpikir kritis secara mandiri. Berpikir kritis adalah aktivitas terampil, yang
bisa dilakukan dengan baik atau sebaliknya, dan pemikiran kritis yang baik akan
memenuhi beragam standar intelektual, seperti kejelasan, relevansi, kecukupan,
koherensi, dan lain-lain (Fisher, 2008:13), sehingga pemikir yang kritis percaya ada
banyak situasi dalam memutuskan apa yang mesti dipercaya dan langkah apa yang
bisa ditempuh dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Selanjutnya, Bailin, S.,
Case, Coombs & Daniels (1999) juga menyebutkan bahwa “Critical thinking often
requires imagining possible consequences, generating original approaches and
indentifying alternative perspectives. Thus, creativity plays an important role in
thinking critically”.Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa dengan adanya pola
pikir kritis dalam diri mahasiswaakan membawa mahasiswa tersebut menuju kearah
pola pikir yang kreatif.
Namun bertolak belakang dengan pendapat para ahli di atas Baker, Rudd &
Pameroy mempunyai pandangan yang berbeda terkait dengan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif, mereka berasumsi bahwa berpikir kreatif adalah kegiatan berpikir
secara divergen sedangkan berpikir kritis adalah kegiatan berpikir secara konvergen;
berpikir kreatif adalah mencoba untuk menciptakan sesuatu yang baru dengan
melakukan pelanggaran terhadap prinsip-prinsip yang telah diterima sedangkan
berpikir kritis dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip yang telah diterima,
sehingga berpikir kritis dan berpikir kreatif bagaikan dua sisi mata uang yang saling
berbeda dan tidak identik (Baker, Rudd & Pameroy, 2001:173). Oleh karena itu,
Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4

untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara kemampuan berpikir kritis dan
kreatif, penanganan dan kajian yang lebih mendalam tentang berpikir kritis dan
kreatif sangat penting dilaksanakan, sehingga terdapat satu keyakinan dan kesamaan
visi terhadap asumsi yang akan digunakan dalam menerapakan pembelajaran di
lembaga-lembaga pendidikan.
Selanjutnya Meissner (dalam Utari, 2010: 12) menyarankan agar dalam
kegiatan pembelajaran dosenlebih memperhatikan perkembangan individual dan
sosial, menyajikan masalah yang menantang atau masalah yang berkenaan dengan
penalaran,

serta

mendorong

peserta

didik

mengajukan

ide

secara

spontan.Pembelajaran dengan masalah yang menantang artinya pembelajaran yang
menyajikan permasalahan dengan pemecahan soal secara beragam dan bervariasi
(flexibility) dan memberikan jawaban secara lancar (fluency).Pembelajaran ini melatih
dan menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasiinteraksi, sharing, keterbukaan, dan sosialisasi (Wahidin, 2011: 9).Selain itu,
Mumford (dalam Puccio, Murdock & Mance, 2007)menemukan bukti bahwa
pemecahan masalah yang dilakukan secara kreatif dapat memberikan pengaruh
penting terhadap kinerja seorang pemimpin ataupun tokoh-tokoh tertentu.
Menurut Munandar (1985:51), ciri-ciri mahasiswa yang memiliki pola pikir
kreatif adalah didalam diri mahasiswa tersebut penuh dengan rasa ingin tahu, tertarik
terhadap tugas-tugas majemuk yang dirasakan sebagai tantangan, berani mengambil
resiko untuk membuat kesalahan atau untuk dikritik orang lain, tidak mudah putus
asa, menghargai keindahan, mempunyai rasa humor, dapat menghargai baik diri
sendiri maupun orang lain dan sebagainya. Pola pikir kreatif mempunyai peranan
penting dalam menyajikan kreativitas.Penyajian kreativitas tidak selamanya timbul
begitu saja dari dalam mahasiswa, tetapi perlu pembinaan atau hasil kreatif yang telah
ada terlebih dahulu.Sebagaimana diungkapkan oleh Ruindungan (1996) bahwa
kemampuan kreatif bukan semata-mata faktor bawaan, melainkan ditentukan juga
oleh faktor lingkungan.Hal ini berarti kreativitas mahasiswa dapat timbul dari peran
dosen disaat mengajar untuk dapat memunculkan ide-ide dan kemampuan berpikir
kreatif dari mahasiswa, baik itu melalui proses belajar mengajar di suatu universitas
atau melalui lembaga-lembaga lain.
Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5

Oleh karena itu, untuk memaksimalkan proses belajar mengajar yang baik
diperlukan perhatian yang serius untuk menjadikan pembelajaran yang lebih menarik
dari dosenterhadap segala macam aktivitas pembelajaran yang berlangsung. Melalui
aktivitas pembelajaran matematika yang benar, seorang calon guru khususnya
mahasiswa PGSD dapat menguasai konsep-konsep matematika yang benar dan
mampu menyajikannya secara menarik.Sepintas lalu konsep matematika yang
diberikan kepada murid Sekolah Dasar (SD) memang sangatlah sederhana dan
mudah, tetapi sebenarnya materi matematika SD memuat konsep-konsep yang
mendasar dan penting tidak boleh dipandang sebelah mata, sebab menurut Marzuki
(2010:2) kesan dan pandangan yang diterima murid terhadap suatu konsep pada
sekolah dasar dapat terbawa pada masa selanjutnya, sehingga mahasiswa PGSD
dituntut

untuk

mampu

mengidentifikasi

konsep-konsep

yang

relevansi,

mendeduksikan suatu prinsip, mampu memberikan teknik-teknik yang beragam dan
bervariasi dalam memecahkan masalah serta menumbuhkan pola pikir orisinil dari
siswa SD pada saat pembelajaran matematika berlangsung.
Berdasarkan alasan yang dikemukakan di atas, jelaslah bahwa kemampuan
berpikir kritis dan kreatif sangat penting dikembangkan, khususnya bagi mahasiswa
PGSDyang sedang mengasah dan mengembangkan nalar. Mahasiswa PGSD yang
memiliki kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir kreatifbiasanya, ketika
mereka dihadapkan pada sebuah tugas yang harus diselesaikan secara sadar pasti akan
bersikap logis. Masalah dan tugas pengekspresian diri, logika sering kali bekerja
dengan

baik.Tetapi

mengekspresikan

diri

ketika

solusi

ternyata

tidak

atau

cara-cara

cukup

layak

lainditerapkan
untuk

dalam

menyelesaikan

permasalahan,dibutuhkan pembelajaran yang dapat mengembangkan kreativitas
diri.Pada saat seperti inilah penggunaan model pembelajaran sinektik dirasakan
sangatlah sesuai. Sinektik dirancang untuk membimbing mahasiswamasuk ke dalam
dunia yang hampir tidak masuk akal, memberikan kesempatan menciptakan cara baru
dalam memandang sesuatu, mengekspresikan diri, dan mendekati permasalahan
(Bruce, Marsha &Emily, 2009:249).
Disamping itu, sinektik juga merupakan pembelajaran yang memperhatikan
pemikiran kreatif dan keunikan individu sehingga dapat membantu mahasiswa
Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6

mengembangkan cara-cara berpikir yang “segar” (bukan sekedar logis) tentang
mahasiswa, motivasi-motivasi mereka, sifat hukuman, tujuan dan sifat masalah.
Mengembangkan empati pada mahasiswa yang berkonflik dan mengakui bahwa
pendapat yang berbeda tentang konflik tersebut sangatlah berguna, karena terlalu
memaksakan diri menggunakan solusi yang “logis” dapat membutakan dalam melihat
kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih kreatif.
Model pembelajaran sinektik pertama kali dirancang oleh Gordon (dalam
Joyce & Weil, 2003), pembelajaran ini merupakan pendekatan yang sangat menarik
dan menyenangkan dalam mengembangkan inovasi-inovasi.Gordon (dalam Joyce &
Weil, 2003: 239-240) menggagas sinektik berdasarkan empat gagasan yang sekaligus
juga menyaingi pendangan-pandangan konvensional tentang kreativitas.“First,
creativity is important in everyday activities. Second, the creative process is not at all
mysterious.Third, creative invention is similar in all fields the arts, the sciences,

engineering and is characterized by the same underlying intellectual processes.
Gordon's fourth assumption is that individual and group inventions (creative
thinking) are very similar”.
Elemen utama dalam sinektik adalah analogi, dalam latihan sinektik
mahasiswa “bermain” dengan analogi-analogi sehingga mereka bisa santai dan mulai
menikmati tugasnya membuat perbandingan-perbandingan metaforis.Kemudian,
mereka menggunakan analogi-analogi tersebut untuk memecahkan masalah dan
memunculkan gagasan menarik (Bruce, Marsya & Emily, 2009: 248). Tiga jenis
analogi yang digunakan sebagai basis latihan sinektik yaitu: (a) analogi personal
(personal analogy); (b) analogi langsung (direct analogy); dan (c) konflik padat
(compressed conflict).
Pendekatan sinektik didasarkan pada psikologi kreativitas, sehingga dalam
struktur pengajarannya terdapat dua strategi atau model pengajaran yang didasarkan
pada prosedur-prosedur sinektik, yaitu (1) Membuat sesuatu yang baru (creating
something new),(2) Membuat yang asing menjadi familiar (making the strange
familiar).
Dalam pembelajaran sinektikperanan mahasiswa sangatlah dominan, karena
disini mereka dilibatkan secara aktif dalam pembahasan terutama ketika membuat
Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7

analogi dalam upaya mencari penyelesaian masalah matematisyang diberikan oleh
dosen atau konflik pribadi.Dalam pembelajaran sinektik, dosen harus mampu
memperhatikan dan menjangkau mahasiswa yang memiliki pola pikir yang masih
perlu untuk diatur sedemikian rupa hingga dapat membentuk pola pikir yang kritis
dan kreatif.
Berdasarkan paparan di atas, penulis menduga bahwa pembelajaran sinektik
dapat mendorong kemampuan berpikir kritis dan berpikir kreatif matematis
mahasiswa PGSD, karena model pembelajaran ini mengharuskan mahasiswa untuk
mendeskripsikan sendiri materi kuliah berdasarkan pola pikir mahasiswa. Dengan
pembelajaran ini mahasiswa dibiasakan untuk menganalogi dan memeriksa kembali
tugas awal yang diberikan dosen. Dengan demikian mereka akan terbiasa untuk
menggunakan kemampuan berpikir kritis dan membantu membentuk pola pikir yang
kreatif dari mahasiswa tersebut.
Atas dasar permasalahan dan fakta-fakta yang diungkapkan di atas, pada
penelitian ini akan dikaji “Pengaruh Pembelajaran Sinektik terhadap Peningkatan
Kemampuan Berpikir Kritis dan BerpikirKreatifMatematis MahasiswaPGSD”.

B. Rumusan Masalah
Mengacu pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa yang
mendapat pembelajaran sinektik lebih baik daripada mahasiswa yang mendapat
pembelajaran konvensional?
2. Apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis mahasiswa yang
mendapat pembelajaran sinektik lebih baik daripada mahasiswa yang mendapat
pembelajaran konvensional?
3. Apakah kemampuan berpikir kritis matematis mempengaruhi kemampuan
berpikir kreatif matematis mahasiswa atau sebaliknya?
4. Bagaimana sikap mahasiswa terhadap kemampuan berpikir kritis dan berpikir
kreatif matematis?

Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8

C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah seperti yang dikemukakan di atas, secara
khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui apakah peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis mahasiswa
yang mendapat pembelajaran sinektik lebih baik daripada mahasiswa yang
mendapat pembelajaran biasa;
2. Mengetahui apakah peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis
mahasiswa yang mendapat pembelajaran sinektik lebih baik daripada mahasiswa
yang mendapat pembelajaran biasa;
3. Melihat apakah terdapat pengaruh antara kemampuan berpikir kritis matematis
terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis atau sebaliknya;
4. Mendeskripsikan sikap mahasiswa terhadap kemampuan berpikir kritis dan
berpikir kreatif matematis.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa, bila pembelajaran sinektik ini ternyata terbukti meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam matematika, maka pembelajaran
sinektik ini dapat dijadikan sebagai model pembelajaran yang dapat ditempuh
mahasiswa untuk meningkatkan berpikir kritis dan kreatifnya dalam matematika
baik dalam proses belajar secara individu, kelompok atau dengan adanya
bimbingan dosen.
2. Bagi dosen di Universitas, jika ternyata pembelajaran sinektik ini dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mahasiswa dalam
matematika, maka pembelajaran metematika dengan pembelajaran sinektik ini
dapat dijadikan salah satu alternatif untuk mengembangkan potensi berpikir kritis
dan berpikir kreatif dalam matematika.
3. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan ide baru
untuk penelitian lebih lanjut, sehingga hasil-hasil penelitian semakin berkembang
dan dapat menjawab kebutuhan di lapangan pada saat proses belajar berlangsung.

Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9

4. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran
pembelajaran khususnya bagi dosen-dosen yang mengajarkan mata kuliah
matematika di PGSD dalam rangka meningkatkan kualitas mahasiswa PGSD.

E. Definisi Operasional
Dalam rangka memperoleh persamaan persepsi dan menghindarkan
penafsiran yang berbeda dari beberapa istilah dalam penelitian ini, maka peneliti
memberikan definisi operasional sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: (1)
Kemampuan membuat generalisasi dan mempertimbangkan hasil generalisasi,
yaitu kemampuan menentukan aturan umum dari data yang tersaji dan
kemampuan menentukan kebenaran hasil generalisasi beserta alasannya; (2)
Kemampuan merumuskan masalah ke dalam model matematis, yaitu kemampuan
menyatakan persoalan ke dalam diagram, tabel, grafik dan simbol matematis; (3)
Kemampuan mendeduksi dengan menggunakan prinsip, yaitu kemampuan untuk
menarik kesimpulan

dari pernyataan-pernyataan

yang disajikan

dengan

menggunakan aturan inferensi; (4) Kemampuan memberikan contoh inferensi,
yaitu kemampuan menuliskan contoh soal yang memuat aturan inferensi.
2. Kemampuan berpikir kreatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat
ketrampilan matematis mahasiswa dalam berpikir lancar, luwes, orisinil,
memperinci dan mengevaluasi.
a. Ketrampilan

berfikir

ide/jawaban/penyelesaian

lancar

(fluency)

yaitu

masalah/pertanyaan

mencetuskan
dengan

banyak

lancar

dan

memberikan banyak cara/saran serta memikirkan lebih dari satu jawaban.
b. Ketrampilan berpikir luwes (flexibility) yaitu menghasilkan beragam
gagasan/jawaban/pertanyaan/arah alternatif dan melihat suatu masalah dari
beragam sudut pandang serta mampu mengubah cara pendekatan/pemikiran.
c. Ketrampilan berpikir orisinil (originality) yaitu, mampu melahirkan
ungkapan yang baru dan unik serta memikirkan cara/kombinasi yang tidak
lazim.

Mutiawati, 2013
Pengaruh Pembelajaran Sinektik Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Matematis Mahasiswa PGSD
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

10

d. Kemampuan elaborasi (elaboration) yaitu, mampu mengembangkan suatu
gagasan/produk dan

menambahkan/memperinci

detil-detil

dari suatu

obyek/gagasan/situasi.
e. Ketrampilan menilai (evaluation) adalah kemampuan mengemukakan alasan
kebenaran jawaban soal yang telah dibuat.
3. Pembelajaran Sinektik adalah suatu teori tentang pernyataan persoalan dan
pemecahan berdasarkan pemikiran kreatif dengan menerapkan analogi dan
metafora yang dikembangkan melalui asumsi psikologi kreatif dan keunikan
individu.Untuk kepentingan penelitian ini, peneliti memodifikasi langkah-langkah
model pembelajaran sinektik dari Bruce, Marsya & Weil serta dari Masunah, dkk
yang disusun sebagai berikut: (1) Tahap persiapan; (2) Latihan-latihan
Peregangan (stretching exercises); (3) Tahap pengenalan konsep; (4) Tahap
berkreasi; dan (5) Presentasi karya.
4. Sikap (respon) mahasiswa adalah tanggapan mahasiswa yang menunjukkan
kecendrungan mahasiswa untuk merespon positif atau negatif tentang kemampuan
berpikir

kritis

dan

berpikir

kreatif

matematis

setelah

berlangsungnya

pembelajaran model sinektik.
5. Pembelajaran biasa (konvensional) adalah pembelajaran yang biasa dilakukan
oleh dosen-dosen yang mengajar sebelumnya di kelas yang akan diteliti.
Pembelajaran dimulai dengan penyampaian materi, pemberian contoh soal oleh
dosen, dan dilanjutkan dengan pengerjaan soal-soal latihan oleh mahasiswa.
6. Peningkatan (gain) pada penelitian ini terdiri