ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI KEUANGAN DAERAH (SIKD) DALAM MENUNJANG GOOD GOVERNMENT GOVERNACE (GGG) : Survei Pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. (2003). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset.

Arifin, Johar dan Fauzi, A. (2007). Aplikasi Excel Dalam Aspek Kuantitatif Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Balker Alan. (2000). How To Better at ... Managing People. (Alih bahasa: Soesanto Boedidamo). Jakarta: penerbit PT. Alex Media Komputindo

Gramedia. Web

:http://beta.stialanbandung.ac.id/images/stories/jurnal_administrasi/105-03memen.pdf

Bastian, Indra, (2005). Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta.

Bodnar, George H., William S. Hopwood, diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf, (2001). Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Keenam, Jakarta : Salemba Empat.

Burhan Bungin. (2010). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Cushing, Barry E., diterjemahkan oleh La Midjan, (2000). Sistem Informasi Akuntansi Pendekatan Manual Praktika Penyusunan Metode dan Prosedur, Bandung : Lembaga Informasi Akuntansi.


(2)

Halim, Abdul, (2001). Akuntansi Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Daerah, Salemba Empat, Jakarta

Ikin Solikin (2011). Pengaruh Penerapan Akuntansi Pemerintahan,Kualitas Informasi Akuntansi Dan Kualitas Aparatur Pemerintahan Daerah Terhadap Good Government Governance Dan Implikasinya Terhadap Kinerja Keuangan. Bandung.

Jogiyanto H.M. (2001). Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis, Yogyakarta: Andi.

Krina. (2003). Indikator dan Alat Ukur Prinsip Transparasi, Partisipasi dan Akuntabilitas. Web: http://www.goodgovernance.com

Krismiaji, 2005. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua; Yogyakarta : Akademi Manajemen. Perusahaan YKPN.

Latifah, Lyna dan Sabeni, Arifin. 2007. Faktor Keprilakuan Organisasi Dalam Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah dan DaerahIstimewa Yogyakarta). Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. 2007. ASPP-13.

Mardiasmo, (2004). Akuntansi Sektor Publik. CV Andi Offet. Yogyakarta

Mardiasmo, (2008). Perpajakan Edisi Revisi, CV Andi Offet. Yogyakarta.


(3)

Mardiasmo, (2009). Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Andi. Yogyakarta.

Masyarakat Transparasi Indonesia. (2006). Meraih Kembali Kepercayaan Masyarakatmelalui Good Governance. Jurnal Transparsi Edisi 14. Web: http://www.transparasi.or.id/majalah/edisi14/14berita_1.html.

Moleong, Lexi J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; PT Remaja Rosdakarya

Mulyadi, (2001). Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Marshall B. Romney, Paul John Steinbart, (2003). Accounting Information Systems, Ninth Edition, Prentice Hall.

O’Brien, J.A & Marakas, G.M, (2006). Intruduction to Information Systems, McGraw-Hill/Irwin. New York.

Peraturan Menteri Keuangan, Nomor 46 / PMK.02/ 2006, Tentang Tata Cara Penyampaian Informasi Keuangan Daerah, Jakarta.

Peraturan Pemerintah (PP) No 7 Tahun 2008 Tentamg Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan, Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24 Tahun 2005, 2007, Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), Cetakan I, Penerbit Pustaka Yustisia, Yogyakarta.


(4)

Peraturan Pemerintah (PP) No 56 Tahun 2005 Tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah, Jakarta.

Peraturan Pemerintah (PP) No 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah , Jakarta

Peraturan Pemerintah (PP) No 59 tahun 2007 Tentang Perubahan atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang pedoman pengeloaan keuangan daerah.

Peraturan Pemerintah (PP) No 65 Tahun 2010 Tentang Perubahan Sistem Informasi Keuangan Daerah, Jakarta.

Peraturan Pemerintah (PP) No 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Jakarta.

Peraturan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No 02 Tentang dalam penyajian laporan realisasi anggaran yang disusun dan disajikan dengan menggunakan anggaran berbasis kas.

Rudi Kurniawan, (2010). Sistem Informasi Keuangan Daerah dan Good Governance. Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Kewirausahaan Volume 1, No.1.

Sedarmayanti, (2004). Good Governance (Kepemerintahan yang Baik): CV. Mandar Maju

Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAAP) yang dirancang untuk dirancang untuk mendukung laporan keuangan pemerintah dan akuntabilitas


(5)

keuangan pemerintah dalam mencapai pemerintahan yang baik, meliputi akuntabilitas, manajerial dan transparansi. Jakarta.

Suara Merdeka, 2012, Pemrov Jabar Opini Wajar Tanpa Pengecualin (WTP), 2012

SubDit. Informasi Keuangan Daerah, Direktorat Pembiayaan dan Informasi Keuangan Daerah, Direktorat Jenderal Anggaran dan Perimbangan Keuangan , Slide Sistem Informasi Keuangan Daerah ( PP 56 / 2005 dan PMK 46 / 2006) , Jakarta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Tata Sutabri.(2005). Sistem Informasi Manajemen.

USDR (urban Sector Development Reform Project). 2006. Reformasi Pengelolaan

Keuangan. Web:

http://www.usdrp-indonesia.org/files/dowloadContent/72.ppt

Veitzal Rifai, Henry Simamora (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kedua. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Wahyono, Teguh. (2004). Sistem Informasi (Konsep Dasar, Analisis, Desain dan Implementasi. Graha Ilmu, Yogyakarta.


(6)

Widodo, Joko, (2001). Good Governance: Insan cendekia Pemerintah Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah dan DaerahIstimewa Yogyakarta). Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar. 2007. ASPP-13.

Wilkinson. (2000). Accounting Information Systems: Essential Concepts and Application. Fourth Edition: John Wiley and Sons.Inc.


(7)

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Frekuensi Bimbingan Lampiran 2 Formulir Perbaikan (REVISI)

Lampiran 3 Fomulir Persetujuan Perbaikan (REVISI ) Usulan Penelitian Lampiran 4 Formulir Perbaikan (REVISI)

Lampiran 5 Formulir Perbaikan (REVISI) Skripsi

Lampiran 6 Hasil Wawancara

Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


(8)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pemerintahan daerah merupakan sub sistem dari pemerintahan nasional dan secara implisit masalah pembinaan serta pengawasan terhadap pemerintah daerah merupakan bagian intergral dari sistem penyelenggaraan pemerintahan, maka pengawasan atas penyelanggaraan pemerintah daerah oleh Pemerintahan. Walikota merupakan pemimpin yang ditunjukan untuk menjamin agar penyelenggaraan pemerintah pusat dan daerah dapat berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan perundang-undangan. Dan yang menjadi urusan dari pemerintah pusatnya sendiri adalah moneter, kebijakan luar negri, pertahanan keamanan, dan agama selain dari itu merupakan perhatian dari daerah (DPRD).

Teknologi saat ini telah mengubah cara organisasi publik untuk berhubungan dengan publik. Pada bidang akuntansi sendiri penggunaan teknologi sudah banyak dipakai terutama dalam menyajikan laporan keuangan. Karena banyaknya masalah-masalah yang terkadang sering muncul dalam penyajian laporan keuangan yang dialami oleh organisasi baik perusahaan swasta (nonpublik) dan pemerintahan (publik) seperti masalah yang biasa terjadi antara lain keterlambatan waktu pelaporan, akurasi, dan realibilitas dan kelemahan akan kemampuan yang disebabkan oleh faktor intern itu sendiri. Pemerintahan Daerah merupakan salah satu organisasi yang berkepentingan dengan teknologi informasi karena dengan menerapkan penggunaan teknologi informasi yang tentu saja bisa diharapkan mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaporan


(9)

keuangan, pengaturan mengenai informasi keuangan daerah telah diatur dalam UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pada Peraturan Pemerintah No. 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) yang telah melakukan perubahan dengan Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2010 tentang SIKD yaitu suatu sistem yang mendokumentasikan, menadministrasikan, serta mengelolah keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban pemerintah daerah (pasal 15).

Pemerintah wajib untuk menyelenggarakan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) guna menjawab kebutuhan informasi keuangan oleh masyarakat publik, dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 46 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyampaian Informasi Keuangan Daerah dan Pemerintah Daerah wajib menyampaikan data/informasi yang berkaitan dengan keuangan daerah kepada Pemerintah. SIKD yang dikembangkan dengan basis teknologi informasi, didesain sedemikian rupa agar bisa menjadi sarana untuk pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan referensi, serta proses komunikasi data/informasi keuangan daerah Departemen Keuangan dengan Pemerintah daerah dan para pemilik atau pengguna informasi keuangan daerah lainnya. SIKD menyajikan berbagai informasi baik informasi keuangan maupun non keuangan. Data keuangan utama terdiri dari APBD, Dana Perimbangan, Neraca Daerah, Laporan Arus Kas, Catatan atas Laporan Keuangan Daerah, Laporan Keuangan Perusahaan Daerah, dan data yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal daerah.


(10)

Fenomena yang terlihat baru-baru ini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jabar menyampaikan Pemprov Jabar mendapat opini wajar tanpa pengecualian (WTP) atas laporan keuangan tahun anggaran 2011. Menurut Slamet Kurniawan selaku ketua BPK Jabar neraca, laporan realisasi dan arus kas serta catatan dalam semua hal material telah disajikan wajar sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). (Suara Merdeka, 2012) dengan begitu dewasa ini pemerintah telah mengusahakan untuk menerapkan sistem aplikasi yang

memudahkan kinerja pemerintah dalam menjalankan tugas dan

mempublikasikannya pada masyarakat.

Akan tetapi, keberhasilan Pemprov Jabar mendapat opini WTP tersebut disisi lain terdapat kondisi yang kurang sesuai dalam penerapan SIKD di Pemprov Jabar. Hal tersebut diperoleh dari pra penelitian yang dilakukan di Pemprov Jabar, dimana menurut salah satu sumber disebutkan bahwa penerapan SIKD masih belum maksimal, sebagaimana dalam uraian berikut:

“SIKD telah diterapkan di pemerintahan khusunya di pemerintah provinsi Jawa Barat, namun pada kenyataannya SIKD di Provinsi Jawa Barat baru dimanfaatkan 50 persen saja dan karena baru penatauasahaan dan laporan realisasi anggaranya. Sedangkan untuk laporan arus kas, neraca dan catatan atas laporan keuangan harus secara manual.”

Ini sebagai petunjuk awal bahwa masih ada kelemahan-kelemahan dalam penerapan SIKD dan faktor-faktor yang menghambat dalam penerapan SIKD. Dalam SIKD yang telah diterapkan di Pemprov Jabar laporan keuangannya masih ada yang dikerjakan secara manual. SIKD merupakan salah satu aplikasi teknologi informasi yang sekarang digunakan di lembaga pemerintah baik di tingkat propinsi maupun kota/kabupaten. Dalam penerapan SIKD pasti akan berkaitan


(11)

satu sama lain karena melibatkan suatu sistem teknologi informasi yang didalamnya terdapat segala urusan pemerintahan terintegrasi dalam suatu sistem, khususnya yang berhubungan dengan sistem akuntansi yang menyebabkan SIKD dalam penerapannya memungkinkan akan terjadi suatu kombinasi yang cukup kompleks dan intensif antara orang dan pengguna, hardware, software, data, dan prosedur. Suatu keberhasilan implementasi sistem tidak hanya ditentukan pada penguasaan teknis belaka, namun banyak penelitian menunjukkan bahwa faktor perilaku dari individu pengguna sistem sangat menentukan kesuksesan implementasi (Bodnar dan Howpood, 1995).

Dimana pengaruh sumber daya manusia pun bisa menunjukan apakah informasi telah sesuai dengan keinginan publik atau masyarakat. Penyelenggaran SIKD dilaksanakan baik di pusat maupun di daerah. SIKD regional diselenggarakan oleh masing-masing pemerintahan daerah selama ini dikenal oleh masyarakat dengan nama Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD). Penyelenggaraan SIKD difasilitasi oleh Departemen Dalam Negri. SIKD yang diselenggarakan oleh Pemerintah disebut dengan SIKD Nasional. Gambar di bawah ini menunjukkan bagaimana SIKD masing-masing daerah nantinya akan menjadi sumber dari SIKD nasional.


(12)

Gambar 1.1

SIKD Pada Masing-masing Daerah yang Akan Menjadi Sumber SIKD Nasional

Sumber: Subdit Informasi Keuangan Daerah, Direktorat Pembiayan dan Informasi Keuangan Daerah, Direktorat Jenderal Anggaran Perimbangan Keuangan

Untuk mencapai pemerintahan yang ideal, tentu praktik GGG perlu diterapkan dalam setiap aspek kepemerintahan, tidak terkecuali masalah keuangan. Empat prinsip dalam GGG menurut Organization for Economic Cooperation and Development diantaranya keadilan, transparansi, dapat dikontrol dan tanggungjawab dapat dilaksanakan dengan bantuan SIKD karena SIKD memiliki fungsi seperti yang dikemukakan oleh salah satu pegawai di Pemprov bahwa SIKD merupakan alat pertanggungjawaban dimana salah satunya untuk mengevaluasi laporan keuangan dengan efisien dan efektif dimana sesuai dengan tujuan dari GGG. Hakikatnya penyelenggaraan pemerintah atau kepemerintahan ditunjukan kepada terciptanya pelayanan publik.


(13)

Pada Peraturan Pemerintah (PP) 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah yang telah melakukan perubahan dengan Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2010 dimana pemerintah telah menerapkan sistem tersebut diharapkan dapat membantu kepala daerah dalam mewujudkan akuntabilitas pemerintah daerah menuju pemerintahan yang baik atau Good Government Governance. Implementasi Good Government Governance dalam pemerintahan secara sederhana adalah menerapkan prinsip Good Government Governance kedalam sistem dan pengelolaan pemerintahan daerah dengan baik dan benar. Karena apabila dihubungkan dengan kedua pemahaman tersebut, maka seharusnya sistem informasi keuangan daerah merupakan solusi bagi pemerintah daerah untuk mempertanggungjawabkan aktivitasnya kepada masyarakat. Karena dalam sistem informasi keuangan daerah diatur bagaimana informasi pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah harus dibuat untuk diinformasikan kepada masyarakat. Menurut Standar Akuntansi Pemerintahan, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan umum untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok tertentu.

Berdasarkan hasil paparan di atas peneliti ingin mengadakan penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam pada penerapan SIKD di Pemprov Jabar. Apakah dengan diterapkanya SIKD ini dapat mendorong pemerintah dalam mewujudkan prinsip Good Government Governance. Karena seharusnya dengan adanya aplikasi ini pemerintah dapat terbantu dalam menyusun laporan keuangan. Penelitian ini pun melanjutkan penelitian sebelumnya dari Rudy Kurniawan


(14)

Governance” dimana peneliti sebelumnya menyarankan untuk mengadakan penelitian setelah diterapkannya SIKD apakah dapat mewujudkan prinsip dari Good Government Governance dan hubungan SIKD dengan Good Government Governance itu seperti apa. Dan hasil pada penelitian terdahulu disebutkan bahwa dalam penerapan SIKD ini apabila telah dilaksanakan dengan baik maka, sistem ini dapat menjadi daya dorong untuk menuju tat pemerintahan yang baik, metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya adalah metode kualitatif deskriptif. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti tidak hanya menfokuskan pada saat diterapkanya SIKD, tetapi juga melakukan penelitian usaha apa yang dilakukan oleh Pemprov Jabar dalam mengatasi permasalahan tersebut dan faktor apa saja yang menghambat dalam penerapan SIKD, dan peran SIKD dalam mewujudkan GGG.

Namun dalam penerapanya SIKD apakah benar-benar telah terasa manfaat penggunaan SIKD terutama dalam mewujudkan prinsip Good Government Governance pada pemerintah provinsi Jawa Barat, disini peneliti mencoba untuk mengkaji lebih dalam lagi dimana dalam penelitian kualitatif akan memperoleh hasil temuan informasi ataupun data yang baru yang berkaitan dengan tema yang terkait dalam penelitian ini. Penelitian ini bukan data kuantitatif sehingga tidak ada alat ukur yang dapat digunakan, oleh karena itu penulis menggunakan metode kualitatif. Dimana pada peneliti ingin melanjutkan penelitian ini dengan metode kualitatif deskriptif karena pada penelitian sebelumnya, dan peneliti ingin jauh lebih memahami lebih dalam lagi tentang penerapan SIKD dalam mewujudkan prinsip GGG dimana terdapat fungsi yang sama antara SIKD dan GGG. Dengan


(15)

metode penelitian kualitatif masalah yang berkaitan dengan permasalahan di atas akan dapat diungkapkan, maka dari itu penulis memberi judul penelitian ini

“Analisis Penerapan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) Dalam Menunjang Good Government Governace (GGG)” (Studi Kasus Pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat).

1.2 Rumusan Masalah

Agar pembahasan dalam penulisan yang saya buat ini mencapai sasaran yang tepat maka yang dijadikan permasalahan yang diuraikan di atas, maka dirumuskan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan SIKD di Pemrov Jabar belum sepenuhnya berjalan dengan maksimal?

2. Usaha apa yang telah dilakukan Pemrov Jabar dalam mengatasi kelemahan penerapan SIKD?

3. Bagaimana peran SIKD dapat mewujudkan prinsip GGG?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fakta, mengkaji dan meneliti data dan hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang berkaitan dengan penerapan SIKD dalam mewujudkan prinsip Good Government Governance dan laporan keuangan apa saja yang disajikan pada SIKD.


(16)

Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan penerapan SIKD tidak berjalan secara maksimal, dan juga untuk mengetahui bagaimana upaya dari Pemprov Jabar setelah diterapkannya SIKD tapi pada kenyataannya masih terdapat kelemahan-kelemahan pada aplikasinya.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan SIKD belum

sepenuhnya berjalan dengan maksimal.

2. Mengetahui usaha yang dilakukan Pemerintah Pemprov bahwa masih terdapat kelemahan pada penerapan SIKD.

3. Mengetahui peran SIKD dalam mewujudkan prinsip GGG yang

diantaranya meliputi transparansi, akuntabilitas, dan responsibilitas.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Praktis

Dengan adanya penelitian ini penulis dapat menganalisis penerapan SIKD pada pelaporan keuangan di Pemrov Jabar sehingga SIKD ini dilaksanakan dengan sebaiknya, tentunya sistem ini dapat menjadi daya dorong untuk menuju tata pemerintahan yang baik (Good Government Governance). Begitu juga Pemerintah dapat memanfaatkan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) ini sebagai salah satu kemajuan teknologi dalam meningkatkan sistem manajemen


(17)

dan proses kerja pemerintah terutama dapat menjadi sebagai salah satu instrumen untuk meningkatkan transparasi dan akuntabilitas di mata masyarakat.

1.4.2 Kegunaan Teoritis

Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan atau memperluas pengetahuan peneliti dan pembaca serta dapat menjadi bahan tambahan pengembangan wawasan di bidang Ilmu Akuntansi Sektor Publik. Dan menjadikan penelitian ini sebagai bahan referensi serta acuan bagi penelitian selanjutnya.


(18)

BAB III

OBYEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dibahas dalam penelitian ini dan berhubungan dengan yang terjadi sekarang, dimana tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana pemahaman tentang penerapan SIKD pada laporan keuangan, penelitian ini ditujukan pada pegawai di Pemprov Jabar. Alasan memilih tempat tersebut sebagai obyek penelitian karena berdasarkan hasil dari pra penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan ada fenomena yang unik dan menarik untuk diteliti pada penerapan SIKD ini. Sehingga pada penelitian ini peneliti merasa lebih tertantang untuk diteliti lebih lanjut dan juga diharapkan dari obyek penelitian ini dapat mendapatkan informasi dan penjelasan yang lebih mendalam.

Adapun waktu pelaksanaan dari penelitian ini adalah sekitar satu bulan sampai dengan data yang dibutuhkan untuk penelitian ini sudah dianggap jenuh dan dari diadakannya penelitian ini sudah tercapai.


(19)

3.2 Metode Penelitian

3.2.1 Desain Penelitian

Pada penelitian ini peneliti melakukan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi agar tujuan penelitian dapat tercapai, dimana pada penekatan fenomenalogi peneliti dapat mengamati secara langsung realitas yang terjadi, sehingga dapat memperoleh informasi yang mendalam dan lebih ke perilaku sosial berusaha untuk memahami peristiwa beserta kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Penelitian kualitatif menurut Lexy J. Moleong (2007:6) adalah:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Secara holostik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Sedangkan menurut Sugiyono (2010:1) penelitian kualitatif adalah:

Penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) diamana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara tringulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif yang artinya suatu analisis bedasarkan data yang diperoleh kemudian dikembangkan sehingga menjadi hipotesis, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekannkan makna dari pada generalisasi.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif berfokus pada suatu masalah yang ditemukan dan nantinya akan mendapatkan sebuah teori yang baru dimana pada penelitian kualitatif mendapatkan data secara induktif dan lebih mementingkan proses daripada hasil.


(20)

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk membedah fenomena yang diamati di lapangan oleh peneliti, menurut Endang Danial dan Nanan Warsiah (2009:62) metode deskriptif adalah “Metode yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik suatu situasi, kondisi obyek bidang kajian pada suatu waktu secara akurat”. Tujuan metode ini untuk memperlihatkan keberadaan suatu fenomena yang ada.

Peneliti mencoba menggambarkan pemahaman atas suatu fenomena tertentu, dalam penelitian ini peneliti menemukan hasil temuan dilapangan bahwa pada penerapan SIKD masih terdapat beberapa hambatan, dan SIKD berperan dalam meweujudkan prinsip Good Government Governance. Peneliti telah mencari jawaban atas pertanyaan yang muncul dari masalah ini yang berkaitan dengan rumusan masalah pada penelitian ini.

3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung karena datanya sudah tersedia sehingga penulis tinggal mencari dan mengumpulkan data tersebut sedangkan data primer merupakan data yang didapatkan langsung dari narasumber atau informan.

Menurut Sugiyono (2007:218-219) tehnik penentuan informan dalam penelitian ini adalah menggunakan tehnik Purposive sampling, yaitu:


(21)

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu dapat diartikan bahwa informan yang kita pilih dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin sebagai penguasa sehingga akan memdahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti.

Metode Purposive sampling dalam penelitian peneliti telah memilih narasumber dan harus bisa memahami posisi dengan beragam peran dan keterlibatannya dengan kemungkinan akses informasi yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini yang menjadi narasumber (informan) adalah pihak-pihak yang mengetahui informasi yang dibutuhkan yaitu pegawai instansi pemerintah di Pemprov Jabar terutama bagian pelaporan dan keuangan.

Berikut ini adalah daftar informan dengan berbagai jabatan di Biro Keuangan Setda pada Bagian Akuntansi dan Pelaporan Provinsi Jawa Barat yang telah berhasil peneliti wawancarai berkaitan dengan tema penelitian.

Tabel 3.2.2 Informan Penelitian

No Identitas Informan

1. Sub Bag Pengelola SIKD dan SIPKD/Administrator

2. Sub Bag Bendahara Pembantu

3. Sub Bag Pelaksana Akuntansi & Pelaporan 4. Kasubag Evaluasi & Pembinaan

Lalu peneliti juga mencoba mendapatkan data sekunder dimana peneliti mencoba mengumpulkan data dengan mengunakan dokumen dan arsip. Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas dimana pada penelitian ini tertuju pada Analisis Penerapan SIKD dalam


(22)

Menunjang Good Government Governance di Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Sumber data yang berupa dokumen dalam penelitian ini diambil dari http: // www.djpk.depkeu.go.id./

Setelah data ditentukan, selanjutnya teknik pengumpulan data agar mendapatkan data sesuai dengan tujuan dari penelitian dan memenuhi standar yang diinginkan oleh peneliti. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara, antara lain:

1. Wawancara

Merupakan kegiatan untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada informan, dimana peneliti membuat kerangka dan garis-garis besar pokok-pokok yang ditanyakan dalam proses wawancara. Dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan percakapan yang mendalam yang diarahkan pada masalah tertentu dengan para informan yang sudah dipilih untuk mendapatkan data yang diperlukan. Teknik wawancara ini tidak dilakukan dengan stuktur yang ketat dan formal agar informasi yang dikumpulkan memiliki kapasitas yang cukup, hanya saja untuk memberikan pedoman dalam rangka wawancara maka penulis membuat pedoman wawancara. Wawancara telah dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan antara peneliti dengan informan yang terkait pada pegawai akuntansi dan pelaporan di Pemprov Jabar.


(23)

2. Telaah Dokumen

Telaah dokumen digunakan dengan maksud untuk melihat semua dokumen baik berupa undang-undang dan peraturan pemerintah maupun referensi dari setiap bahan tertulis. Telaah dokumen dalam penelitian ini dilakukan untuk menelusuri dan menemukan informasi tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) dalam menunjang Good Governace Government (GGG) di Pemprov Jabar dari berbagai dokumen yang tercatat agar data yang diperoleh legih absah. Seluruh data yang diperoleh melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan yang memuat deskripsi yang luas tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) dalam menunjang Good Governace Government (GGG) di Pemprov Jabar. Pencatatan dilakukan secara selektif sesuai dengantujuan penelitian, peneliti memilih fakta dan informasi mana yang harus diperhatikan atau dicatat dan mana yang harus diabaikan, fakta dan informasi yang dicatat itulah yang dijadikan data.

3.2.3 Instrumen Penelitian

Pada penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama pada penelitian ini adalah peneliti itu sendiri, karena pada awalnya permasalah dalam penelitian kualitatif belum jelas dan pasti. Karena pada dasarnya peneliti harus berperanserta dalam melakukan pengamatan yang lebih mendalam dimana peneliti harus benar-benar memahami metode kualitatif, menguasai bidang yang sudah diteliti, siap untuk memasuki obyek penelitian.


(24)

Selain itu peneliti juga telah terjun langsung ke lapangan serta berinteraksi dengan orang-orang yang berkaitan lansung dalam tujuan dari penelitian ini, pada saat pengumpulan data di lapangan dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti mencatat informasi yang telah ditemukan, lalu bisa juga dengan menggunakan alat perekam atau tape recorder. Karena pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sampling) (Lexy J. Moleong 2007:224). Yaitu sampel yang dipilih adalah orang yang memilki kemampuan dalam bidang yang telah diteliti oleh penulis dan mampu memberikan informasi yang dibutuhkan.

Dimana yang dimaksud dengan interaksi peneliti dengan pihak yang mampu memberikan informasi sesuai dengan tujuan dengan tujuan dari peneliti adalah dengan bentuk interaksi peneliti dengan pegawai Pemprov Jabar yang mengetahui lebih mendalam tentang SIKD dan juga Good Government Governance. Peneliti telah mencari tahu faktor apa yang menyebabkan SIKD belum berjalan dengan maksimal serta upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Pemprov Jabar bahwa pada penerapan SIKD masih terdapat kelemahan dalam penerapannya. Dari penelitian ini data yang didapat dan dikumpulkan melalui rekaman hasil wawancara atau catatan tertulis antara peneliti dengan informan yang terkait.

3.2.4 Teknik Analisis Data

Pada penelitaian kualitatif, data yang didapatkan berupa data dengan tingkat variasi yang tinggi karena data yang diperoleh dari berbagai sumber dan


(25)

teknil pengumpulan data. Maka dari itu diperlukan penyusunan data secara sistematis yang disebut analisis data. Bogdan & Biklen (dalam Lexi J. Moleong, 2007:248) mengatakan bahwa:

Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan pada orang lain.

Analisis data dalam penelitian berupa:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Menurut Sugiyono (2008) reduksi data adalah:

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Reduksi data merupakan komponen pertama analisis data yang mempertegas, memperpendek, membuat fokus, membuang hal yang tidak penting dan mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan peneliti dapat dilakukan.

Proses analisa data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu wawancara, mempelajari, mengamati dan memahami dokumen resmi ataupun data tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) dalam Menunjang Good Government Governance (GGG) di Pemprov Jabar.


(26)

2. Sajian Data (Display Data)

Setelah dilkukannya reduksi data, langkah selanjutnya yaitu display data adalah penyajian secara singkat agar peneliti dapat menguasai data dan tidak tenggelam dalam tumpukan detail.

Menurut Sugiyono (2008:249), dalam penelitian kualitatif penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Display data bertujuan agar dapat melihat gambaran keseluruhan untuk mengambil kesimpulan secara tepat dari bagian yang menjadi hasil penelitian. Dalam hal ini pembuatan display data meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, deskripsi hasil wawancara di Pemprov Jabar, analisis data yang diperoleh, kesimpulan dari hasil penelitian serta saran.

3. Conclusing Drawing (Verification)

Menurut Sugiyono (2008:252), kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang disebutkan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Hal ini dikarenakan rumusan masalah ataupun masalah dalam kualitatif dapat berubah dan bersifat sementara dan masih berkembang setelah dilaksanakan penelitian. Kesimpulan sementara yang telah dirumuskan masih terus diverifikasi berulang-ulang dan berharap sehingga menjadi kesimpulan akhir.


(27)

3.2.5 Teknik Pengujian Kredebilitas Data

Hasil penelitian kualitatif seringkali diragukan karena dianggap tidak memenuhi syarat validitas data realibilitas, oleh sebab itu ada cara-cara memperoleh tingkat kepercayaan yang dapat digunakan unuk memenuhi kriteria kredibilitas (validitas internal). Menurut Burhan Bungin (2007:330), tringulasi dengan sumber data dilakukan dengan membandingkan dengan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara yang berbeda dalam penelitaian kualitatif. Tringulasi sumber data ini adalah sebagai berikut (Paton, 987, Burhan Bungin, 2010:257):

(1) membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (3) membandingkan dengan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang yang berada dan orang pemerintahan, (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berjaitan.

Dengan begitu pada penelitian ini peneliti dituntut harus mampu melakukan wawancara ulang dengan beberapa orang yang sama di tempat atau waktu yang berbeda dimana pihak-pihak tersebut telah diwawancarai sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk menguji apakah pihak-pihak yang telah diwawancarai telah menjawab hal yang sama ketika pertama kali diwawancara. Dalam wawancara ulang ini peneliti telah mencoba menyakan hal yang lebih bervariasi lagi namun dalam konten pertanyaan sama seperti pertanyaan yang sebelumnya


(28)

diajukan, guna mengumpulkan informasi yang lebih banyak dan membandingkan hasil wawancara dengan yang sebelumnya.

Hasil penelitian diharapkan adalah berupa kesamaan atau alasan yang terjadinya perbedaan mengecek data yang telah diperoleh melalui bebrapa sumber (Moleong, 2006:2003, Bardiansyah, 2006:145, Burhan Bungin,2010:257).

Tringulasi dengan teori menurut Patton (1987; Moleong, 2010:331) yaitu, “Hal itu dapat dilaksanakan dan hal itu dinamakannya penjelasan banding (rival expanation)”. Dimana tringulasi dengan teori dilakukan peneliti untuk membandingkan data dan mendapatkan data yang lebih relevan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan agar mempermudah pengungkapan data-data yang diperlukan oleh penulis.


(29)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Adapun hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mengahambat penerapan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih kurang memahami dan mengerti memakai aplikasi SIKD ini dan juga Pemda membutuhkan waktu untuk melakukan menyeseuaian karena SIKD ini baru diterapkan.

2. Usaha yang dilakukan di Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah melakukan kegiatan usaha baik seperti pelatihan dan pembinaan dalam pengelolaan keuangan daerah untuk laporan keuangan yang mengacu kepada Peraturan Pemerintah (PP) maupun Peraturan Daerah (Perda) yang telah ditetapkan. 3. SIKD dapat mewujudkan prinsip Good Government Governance (GGG)

karena dalam fungsi SIKD yaitu bentuk pertanggungjawaban,

penyampaian informasi dan sarana evaluasi berkaitan dengan prinsip GGG yaitu keadilan, transparansi dapat dikontrol dan tanggungjawab memiliki tujuan yang sama yaitu dalam meningkatkan kualitas kinerja dalam penyampaikan laporan keuangan menjadi efektif dan efisien.


(30)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:

1. Sejalan dengan penerapan SIKD Pemrov sendiri harus mulai membenahi diri terkait dengan penerapan SIKD yang belum maksimal dimana faktor-faktor yang menjadi kendala adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih kurang, oleh karena itu Pemerintah Provinsi Jawa Barat perlu melakukan penambambahan pegawai dengan diseleksi terlebih dahulu untuk memilih orang yang memiliki keahlian khusus terutama di bidang sistem informasi akuntansi agar penyampaian laporan keuangan menjadi lebih maksimal dan tepat waktu.

2. Pemerintah Provinsi Jawa Barat perlu melakukan penambahan waktu dalam pembinaan dan pelatihan, jangan hanya satu tahun sekali dalam melakukan pembinaan dan pelatihan seharusnya melakukan pelatihan yang lebih sering lagi, karena dengan melakukan pembinaan dan pelatihan secara intens maka kulitas kinerja semakin meningkat.

3. Agar prinsip dari Good Government Governance (GGG) dapat tercapai maka pemerintah harus lebih memaksimalkan dalam penerapan SIKD karena apabila sistem sudah terlaksana dengan baik maka dengan maka tata kelola perintahannya pun akan menjadi lebih baik.

4. Bagi pihak yang tertarik pada penelitian ini, peneliti menyarankan untuk lebih mendalam lagi meneliti tentang SIKD namun dengan objek yang berbeda kerena masih banyak hal yang bisa dikupas tentang SIKD karena


(31)

SIKD sendiri baru diterapkan di Pemprov Jabar sehingga akan muncul lagi fakta-fakta dan teori yang baru untuk diteliti kembali.


(32)

Kata Pengantar

Assalamua’alaikum Wr.Wb.

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, hingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kita semua untuk menikmati segala karunia-Nya karena atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan dengan tepat waktu.

Pada skripsi ini penulis mengambil judul: “ Analisis Penerapan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) Dalam Menunjang Good Government Governace (GGG)”. (Survei Pada Pemerintah Provinsi Jawa Barat). Adapun maksud dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian skripsi ini jauh dari kesempurnaan, berhubung dengan keterbatasan penulis. Karena itu, penulis mengaharapkan kritik yang membangun. Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya terutama dalam pengembangan ilmu studi akuntansi. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Amin ya Rabbal Alamin

Wassalamua’laikum Wr. Wb.

Bandung, Oktober 2012


(33)

Sebagai rasa syukur penulis atas rahmat-Nya, karena penulis telah diberi pentunjuk dalam perlindungan sehinga penulis telah menyelesaikan skripsi ini dengan penuh perjuangan, usaha dan buah dari hasi kerja keras. Penulis dalam kesempatan ini mengucapkan banyak terimakasih atas bimbingan, pengarahan, bantuan dan dorongan yang sangat berharga dari semua pihak. Penghargaan, cinta kasih dan rasa terima kasih yang tiada terkira kepada Ibunda Ai Hendrani dan Ayahanda Ate Heryana selalu memberikan motivasi baik do’a, moril maupun materil untuk penulis. Tidak lupa penulis ucapkan sebsar-besarnya rasa terima kasih penulis kepada Bapak Drs. H. Nono Supriatna., M.Si., selaku pembimbing I dan Bapak Toni Heryana., S.Pd., MM. Selaku pembimbing II yang telah membimbing dengan penuh kesabaran, memberi masukan berupa saran-saran berharga, tenaga, waktu dan ilmunya kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, MPD, selaku Rektor Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Bapak Dr. H. Edi Suryadi, Msi., selaku Dekan Fakultas Pendidikan Ekonomi Bisnis.

3. Bapak Toni Heryana. S.Pd, MM., selaku Ketua Program Studi Akuntansi.


(34)

Arief Ramdhany, SPd., Ssos., Msi., sebagai penguji skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Program Studi Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia dan dosen-dosen dari program lain yang telah mengabdikan diri untuk mengajar dan memberi berbagai wawasan semasa kuliah, 7. Bapak Rizky Nur Hidayat, staf administrasi program studi akuntansi,

yang telah membantu penulis bukan hanya dalam administrasi juga membantu penulis melalui nasehat-nasehat dan perhatianya.

8. Kepada adikku Galuh Alam yang telah memberikan semangat dan doa dalam perjuangan skripsi ini.

9. Kepada Ridwan Noegraha, S. E kekasih hati penulis terima kasih atas bantuan, dukungan, selalu ada disaat penulis membutuhkan bantuan dan mendampingi penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

10.Kepada semua keluarga besarku dan juga saudara-saudaraku yang tidak bisa disebutkan satu persatu penulis juga mengucapkan terima kasih berkat doa, dorongan beserta semangat, serta pepatah-pepatah yang bijak yang telah diberikan.

11.Kepada sahabat-sahabat yang memberikan semangat yang sangat besar Ana Setiana S.E, Chairunnisa Puspitawati S.E, Tirta Pertiwi S. S.E, Eko Prasetyo W. S.E, Sadam Wahyu S.E, dan Andri Januar S.Pd sehingga memberikan kekuatan pada penulis untuk berjuang mengerjakan skripsi ini.


(35)

2008 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dimana kalian adalah teman-teman yang istimewa karena kenangan akan masa belajar dan perkuliahan di akuntansi UPI tidak akan penulis lupakan seumur hidup. 13.Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan kepada

penulis, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Penulis dalam hal ini tidak dapat berbuat banyak untuk membalas atas segala bantuan dan jasa yang diberikan kepada penulis, akan tetapi penulis berharap semoga Allah SWT membalas dengan senantiasa diberikan kebahagiaan dan kesejahteraan kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Akhir kata semoga penelitian ini memberikan manfaat bagi orang yang membaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Bandung, Oktober 2012


(36)

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI ... 11

2.1 Tinjauan Pustaka ... 11

2.1.1 Definisi Akuntansi Sektor Publik ... 11

2.1.2 Tujuan Akuntansi Sektor Publik ... 12

2.1.3 Definisi Sistem ... 13

2.1.4 Jenis-jenis Sistem ... 14

2.1.5 Definisi Informasi ... 16

2.1.6 Karakteristik Informasi ... 17

2.1.7 Definisi Sistem Informasi ... 19

2.1.8 Komponen Sistem Informasi ... 20

2.1.9 Jenis-jenis Sistem Informasi ... 22

2.1.10 Definisi Sistem Informasi Akuntansi ... 23

2.1.11 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ... 25

2.1.12 Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi ... 26

2.1.13 Unsur-unsur Sistem Informasi Akuntansi ... 28


(37)

2.1.17 Sistem Informasi Keuangan Daerah Sebagai Dasar

Mendorong Good Government Governance ... 39

2.2 Kerangka Pemikiran ... 42

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN ... 47

3.1 Obyek Penelitian ... 47

3.2 Metode Penelitian... 48

3.2.1 Desain Penelitian ... 48

3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.2.3 Instrumen Penelitian... 52

3.2.4 Teknik Analisis Data ... 53

3.2.5 Teknik Pengujian Kredibilitas Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1 Hasil Penelitian ... 58

4.1.1 Gambaran Umum Biro Keuangan Sekertaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat ... 58

4.1.1.1 Sejarah Biro Keuangan Keuangan Sekertaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat ... 58

4.1.1.2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan Biro Keuangan Provinsi Jawa Barat ... 61

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 68

4.2.1 Faktor-faktor yang Menyebabkan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) Belum Berjalan Dengan Maksimal ... 78

4.2.2 Usaha yang Dilakukan Dalam Menangani Hambatan Penerapan SIKD ... 90


(38)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...110

5.1 Simpulan...110

5.2 Saran...111

DAFTAR PUSTAKA...113


(39)

DAFTAR TABEL


(40)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 SIKD Pada Masing-masing Daerah yang Akan Menjadi Sumber SIKD Nasional ... 5 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 46 Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Biro Keuangan Sekertaris Daerah

Provinsi Jawa Barat ... 62 Gambar 4.2 Pengguna Sistem Informasi Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Di Pemda ... 70


(41)

Lampiran 1 Formulir Frekuensi Bimbingan Lampiran 2 Formulir Perbaikan (REVISI)

Lampiran 3 Fomulir Persetujuan Perbaikan (REVISI ) Usulan Penelitian Lampiran 4 Formulir Perbaikan (REVISI)

Lampiran 5 Formulir Perbaikan (REVISI) Skripsi

Lampiran 6 Hasil Wawancara

Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 8

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Kegunaan Penelitian... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KAJIAN TEORI ... 11

2.1 Tinjauan Pustaka ... 11

2.1.1 Definisi Akuntansi Sektor Publik ... 11

2.1.2 Tujuan Akuntansi Sektor Publik ... 12

2.1.3 Definisi Sistem ... 13

2.1.4 Jenis-jenis Sistem ... 14

2.1.5 Definisi Informasi ... 16

2.1.6 Karakteristik Informasi ... 17

2.1.7 Definisi Sistem Informasi ... 19

2.1.8 Komponen Sistem Informasi ... 20

2.1.9 Jenis-jenis Sistem Informasi ... 22

2.1.10 Definisi Sistem Informasi Akuntansi ... 23

2.1.11 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ... 25

2.1.12 Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi ... 26


(2)

2.1.15 Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD)... 32

2.1.16 Good Government Governance (GGG) ... 35

2.1.17 Sistem Informasi Keuangan Daerah Sebagai Dasar Mendorong Good Government Governance ... 39

2.2 Kerangka Pemikiran ... 42

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN ... 47

3.1 Obyek Penelitian ... 47

3.2 Metode Penelitian... 48

3.2.1 Desain Penelitian ... 48

3.2.2 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.2.3 Instrumen Penelitian... 52

3.2.4 Teknik Analisis Data ... 53

3.2.5 Teknik Pengujian Kredibilitas Data ... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

4.1 Hasil Penelitian ... 58

4.1.1 Gambaran Umum Biro Keuangan Sekertaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat ... 58

4.1.1.1 Sejarah Biro Keuangan Keuangan Sekertaris Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Barat ... 58

4.1.1.2 Struktur Organisasi dan Deskripsi Jabatan Biro Keuangan Provinsi Jawa Barat ... 61

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 68

4.2.1 Faktor-faktor yang Menyebabkan Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) Belum Berjalan Dengan Maksimal ... 78

4.2.2 Usaha yang Dilakukan Dalam Menangani Hambatan Penerapan SIKD ... 90


(3)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...110

5.1 Simpulan...110

5.2 Saran...111

DAFTAR PUSTAKA...113


(4)

DAFTAR TABEL


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 SIKD Pada Masing-masing Daerah yang Akan Menjadi Sumber SIKD Nasional ... 5 Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 46 Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Biro Keuangan Sekertaris Daerah

Provinsi Jawa Barat ... 62 Gambar 4.2 Pengguna Sistem Informasi Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Di Pemda ... 70


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Frekuensi Bimbingan

Lampiran 2 Formulir Perbaikan (REVISI)

Lampiran 3 Fomulir Persetujuan Perbaikan (REVISI ) Usulan Penelitian

Lampiran 4 Formulir Perbaikan (REVISI)

Lampiran 5 Formulir Perbaikan (REVISI) Skripsi

Lampiran 6 Hasil Wawancara

Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian