PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI SLTPN KOTA BANDUNG.

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN
KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU

Dl SLTPN KOTA BANDUNG

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Administrasi Pendidikan

4fe
Oleh:

Hj. AAS HASANAH
NIM. 01 94 39

PROGRAM PASCASARJANA (S - 2)
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2003


DISETUJLI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING

Pembimbino

yf

V
Prof. Dr. H. Abin yramsudin Makmun. M.A.

Pembimbins II

Prof. Dr. H. Moch. Idochi Anwar, M.Pd.

MENGETAHLI

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

Prof. Dr. H. Afain Svamsudin Makmun, MA


ABSTRAK

Seknlrf,
^T 1"1.bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan Kepala
Seko ah terhadap kmerja guru. Penelitian ini dilakukan terhadap sampel dan
populas, Sekolah menengah Pertama Negeri yang ada di kota Bandung
Teoi-teon yang digunakan sebagai landasan pelaksanaan penelitian
terutama mengenai kepemimpinan Kepala Sekolah yang meliputi gaya
kepemimpman peran Kepala Sekolah sebagai pendidik, manajer, administrLr

dan supervisor daiam kaitannya dengan peningkatan kinerja guru
h. t • ^ltlm mi menggunakan pendekatan lcuantitatif dengan metoda

oroSf S£ "T te^TlmeMm "#** dl°lah dengan k«r -laid

ST a- . , nXCe1' Qengan rumus Persamaan regresi, selanjutnya
ditafsirkan, dianahsis dan dideskripsikan sesuai dengan tujuan penelitian
Y
Hasil-hasil pengujian lineritas regresi dan analisis data yang diperoleh dari


keenam hipotesis ternyata populasi regresi linier, karena diperolehnya FhitT
SLT
a,pha kerja
( a }=°'°5Dan danseluruhnya
hasil Peneliria"
menunjukkan
bahwa keenam P,3da
hipotesis
yang diajukan
diterima,
hal ini

didukung oleh data empirik dengan diperolehnya koefisien -koefisien korelasi
yang positif, sehingga dapat ditafsirkan bahwa kepemimpinan Kepala Sekolah

S^nlTl^3 kePfn™PiMn. Peran KeP^a Sekolah sebagai pendidik,

JZfT dan
J peran
°l3h Kepala

SebagmSekolah
manajer'
KePalabaikSekolah
sebaga,:
administrator,
sebagaiPeran
supervisor,
secara terpisah

maupun secara terpadu berpengaruh terhadap kinerja guru

Dan hasil penelitian disimpulkan hal-hal sebagai berikut

(1) Gava

kepemimpman Kepala Sekolah memberikan pengaruh positif yang sangat besar

terhadap kinerja guru pada SLTP Negen di kota Bandung; f^)^afKeph

SekoM, sebagai pendidik memberikan pengaruh positif yang sangat Er


sltrf
, hnCrja manajer
*** Padamemberikan
SLTP Negeripengaruh
dl k0tapositif
B-dungf
perlterhadap
Kepala
Sekolah sebagai
yang (sisedang

hnerja guru pada SLTP Negeri di kota Bandung; (4) penm Kepafa SekS
tTLf^TT^mQmb^m PCngaruh P°sitif >*« besar terhadap kinerja

SZrvP
I I*8™pengaruh
dl k°ta positif
Bandung;
PCTanterhadap

KePalakinerja
Sekolahgurusebagai
supervisor memberikan
yang(5)besar
pada
SLTP Negen d, kota Banding; (6) kepemimpinan Kepala Sekolah yang meliputi

-spe~ gaya kepemimpman, Kepala Sekolah sebagai pendidik, manajer
administrator, dan supervisor secara bersama-sama memberikan pengaruh positif
yang sangat besar terhadap kinerja guru pada SLTP Negeri di kota Bandung
Sehubungan dengan itu, direkomendasikan kepada berbagai pihak atau

lembaga untuk meningkatkan kepemimpinan Kepala Sekolah yang professional
daiam kaitannya dengan peningkatan kinerja guru sebagai upaya untuk

meningkatkan kualitas pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri di

ABSTRACT

The purpose of this research is to find out an effect of the headmaster

leadership on teacher's performance. This research is done trough the sample
from thepopulation ofgovernmentjunior high schools in Bandung. Some theories
used as the research foundation are especially the headmaster leadership,
including a leadership style, a headmaster's role as an instructor, a manager, an
administrator and supervisor, in connection with the development ofthe teacher's
performance.
This research uses a quantitative approach with a descriptive method. The
data collected through questionnaires, are processed by a computer trough SPSS
and Excel Program, with the regression equation formula and then they are
interpreted, analyzed and described based on thepurpose ofthis research.
The result of the regression linearity observation and data analysis
obtained from the six hypotheses are the linear regression population. It is
because thefinding ofthe significant F at alpha = 0.05. And the results show that
the six working hypotheses are all accepted. It is supported b empirical data by
obtaining the positive coefficient of correlation. Therefore, it can be interpreted
that the headmaster leadership, including the leadership style, the headmaster's
role as an administrator, and the headmaster's role as a supervisor, both
separately and together, has an effect on the teacher's performance.
From the research result, it can be concluded that (I). The style of the
headmaster leadership has a huge positive effect on the performance of

government junior high school teachers in Bandung; (2). The headmaster's role
as a manager has an adequate positive effect on the performance ofgovernment
junior high school teachers in Bandung; (3). The headmaster's role in
administrator has a big positive effect on the performance ofgovernment junior
high school teachers in Bandung; (4). The headmaster's role as a supervisor has
a big positive effect on the performance of government junior high school
teachers in Bandung; (5). The headmaster's leadership, which consists of the
leadership style, the headmaster as an instructor, a manager, an administrator,
and a supervisor has a big positive effect on the performance of government
junior high school teachers in Bandung.
It is therefore recommended to many parties or institution to develop the

headmaster leadership professionally in connection with the development of
teacher's performance in order to develop education qualities in government
junior high school in Bandung.

DAFTAR ISI

HAL


LEMBAR PERSETUJUAN
PERNYATAAN

ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTARISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BABI

BABII

i
jjj
vii
ix
x
xi


PENDAHULUAN

1

A. Latar Belakang

1

B. Batasan Masalah

8

C. Rumusan Masalah

12

D.
E.
F.
G.


13
14
18
20

Tujuan dan Manfaat Penelitian
Kerangka Berfikir
Definisi Operasional
Hipotesis Penelitian

H. Sistematika Penulisan

21

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritik

23
23

1. Perilaku Kepemimpinan
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah
3. Tinjauan Tentang Kinerja Guru

28
41
96

4. Efektifitas dan Indikator Keberhasilan Kinerja
Guru

107

B. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
C. Posisi/Kaitan Kajian Teoritik Dengan Studi yang
Terdahulu

BABIII

BABIV

109
i 12

PROSEDUR PENELITIAN

115

A.
B.
C.
D.
E.
F.

115
115
118
122
128
131

Objek Penelitian
Metode Penelitian yang Digunakan
Populasi dan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengolahan Data
Proses Pengolahan Data melalui SPSS for Windows

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi

Analisis

Univariate

Diteliti

133

Variabel

yang
133

vii

B. Deskripsi Analisis Bivariate tentang Pengaruh
Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap

BAB V

Kinerja Guru
C. Rangkuman Hasil Analisis Data

145
155

D. Pembahasan

]59

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI....

171

A. Kesimpulan
B. Implikasi
C. Rekomendasi

171
]72
174

DAFTARPUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

''"'

vui

177

179

DAFTAR GAMBAR

HAL

Gambar 1.1 Skema Hipotesis Pengaruh Kepala Sekolah dengan
Kinerja Guru

21

Gambar 1.2 Kerangka Pemikiran Pengaruh Perilaku Kepemimpinan
Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Gum

22

Gambar 2.1 Hubungan antara Konsiderasi dan Struktur Inisiasi

29

Gambar2.2 Lima Peranan Manajer

51

Gambar 2.3 Tugas Pendahuluan, Operasional, dan Pengembangan ....

80

Gambar 3.1 Model Konstelasi Penelitian

117

Gambar 3.2 Tahap Pengambilan Sampel

121

Gambar 4.1 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis

159

IX

DAFTAR TABEL

HAL

Tabel 1.1 Hasil Prestasi Belajar Ujian Akhir Nasional Berdasarkan
Tiga Mata Pelajaran Tahun Pelajaran 2002 - 2003 SLTPN
Kota Bandung

Tabel 1.2 Data Kondisi Guru SLTP Negeri Kota Bandung

10

11

Tabel 2.1 Dimensi Perilaku Tugas dan Perilaku Hubungan Besena
Indikator Perilakunya

40

Tabel 2.2 Perbedaan Manajer dengan Kepemimpinan

53

Tabel 2.3 Formulasi Alternatif (Proses Administrator)

62

Tabel 2.4 Dua Tujuan Evaluasi Kinerja : Suatu Perbandingan

105

Tabel 2.5 Indikator Keberhasilan Kinerja Guru

109

Tabel 3.1 Daftar Populasi Klasifikasi Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama NegeriKota Bandung

119

Tabel 3.2 Daftar Keadaan Seluruh Sampel SLTP Negeri Kota
Bandung

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

120

123

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Item Gaya
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X^

134

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Item Gaya Kepala
Sekolah sebagai Fcndiuik(X2)

136

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Item Gaya Kepala
Sekolah sebagai Manajer(X3)

137

Tabel 4.4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Item Gaya Kepala
Sekolah sebagai Adminitrator (X4)

139

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Item Gaya Kepala
Sekolah sebagai Supervisor (X5)

140

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Item Kinerja Guru (Y)

142

Menurut Persepsi Kepala Sekolah

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Item Kinerja Guru (Y)
Menurut Persepsi Siswa

144

Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Korelasi

147

Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi dan Residual

148

XI

DAFTAR LAMPIRAN

1. Angket Instrumen Penelitian
2.

DataAwal

3. Hasil Perhitungan dengan Menggunakan Program SPSS
4.

DAFTAR RI WAYAT HIDUP

xn

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan di sekolah harus menjadi

dinamisator dan komando daiam menggerakan segenap potensi tenaga
kependidikan khususnya guru daiam rangka mencapai tujuan dengan cara
membantu guru-guru secara kooperatif untuk meningkatkan produktivitas kerja,
karena para guru menginginkan Kepala Sekolah yang bukan saja teoritis memiliki
syarat-syarat

kepemimpinan

umumnya,

tetapi yang

terpenting

adalah

penerapannya melalui kepemimpinan yang benar-benar dapat dirasakan dan
berpengaruh terhadap peningkatanproduktivitas kerja guru.

Suatu kesalahan sering kali dilakukan Kepala Sekolah baik disengaja
ataupun yang tidak disengaja dengan kepemimpinan yang kurang dapat dipercaya
oleh para guru, yaitu dengan memberikan janji-janji kepada para guru namun
sedikit sekali yang dapat terpenuhi, mungkin maksudnya baik akan tetapi akibat
tidak dipenuhi janji tersebut melemahkan semangat kerja dan sedikit banyak
menimbulkan unsur keiidak percayaan para guru kepada Kepaia Sekolah.

Kepemimpinan Kepala Sekolah memberikan motivasi kerja bagi
peningkatan produktivitas kerja guru dan hasil belajar siswa, jika
kepemimpinan Kepala Sekolah tersebut benar-benar dapat dipertanggung
jawabkan, karena tanggung jawab Kepala Sekolah sangat penting dan
menentukan, sebab tinggi rendahnya hasil belajar para siswa, produktivitas
dan semangat kerja guru tergantung Kepala Sekolah daiam arti sampai
sejaulunana Kepala Sekolah mampu dan menciptakan kegairahan kerja dan
sejauh mana Kepala Sekolah mampu mendorong bawahannya untuk
bekerja sesuai dengan kebijaksanaan dan program yang telah digariskan

sehingga produktivitas kerja guru tinggi dan hasil belajar siswa meningkat.
(A. Tabrani Rusyan :1996 ; 75).

Kutipan diatas, menunjukan bahwa Kepala Sekolah yang dapat memimpin
para guru sebagai bawahan adalah Kepala Sekolah yang konsisten, bijaksana,
tegas, pandai berkomunikasi, nyata dan memandang bawahannya sebagai manusia

bukan sekedar alat, serta daiam tindakan-tindakarmya pandai menciptakan team
work yang kompak, pandai menciptakan suasana kerja yang menggembirakan,
mampu memberikan petunjuk- petunjuk atau jalan yang baik, bersikap benar,

berbuat dan berbicara menarik, dapat memahami kesulitan-kesulitan (keluh kesah)
para guru, dapat mengembangkan para guru yang benar-benar potensial dapat
dipertanggung jawabkan, mengayomi/melindungi para guru dan sebaliknya dapat
memberikan sangsi-sangsi kepada guru yang benar-benar bersalah.

Tugas seorang pemimpin seperti Kepala Sekolah menyangkut bagaimana

Kepala Sekolali bertanggung jawab atas sekolahnya daiam melaksanakan berbagai
kegiatan, seperti mengelola berbagai masalah pelaksanaan administrasi sekolah,

pembinaan tenaga kependidikan, pendayagunaan sarana dan prasarana serta
mewujudkan sekolah sebagai wawasan wiyata mandala.

Sebagai penanggung jawab daiam penyelenggaraan pendidikan Kepala
Sekolah juga mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Educator (guru)

2. Manager (pengarah, penggerak sumber daya)
3. Administrator(penguins administrasi)

4. Supervisor(pengawas, pengoreksi dan melakukan evaluasi.)

Melihat kutipan di atas, memberikan gambaran bahwa kepemimpinan

Kepala Sekolah daiam mengarahkan dan memanfaatkan segala sumber daya yang
tersedia sangat menentukan hasil belajar para siswa. Guna mewujudkan tanggung
jawab tersebut maka Kepala Sekolah sangat berperan daiam mengendalikan
keberhasilan kegiatan pendidikan, meningkatkan pelaksanaan administrasi sekolah

sesuai dengan tujuan pendidikan, dan mengatur secara profesional pendayagunaan
serta memelihara sarana dan prasarana pendidikan.

Daiam menyinggung mengenai tugas yang berat yang harus dilaksanakan

oleh Kepala Sekolah, Mortimer J. Adlert (1982) mengarahkan bahwa "The quality

ofteaching and learning that goes in a school islargely determined by the quality
of principals leadership" (mutu pembelajaran yang terjadi di sekolah adalah

ditentukan oleh sebagian besar mutu kepemimpinan Kepala Sekolah). Perlunya
Kepala Sekolah meningkatkan pengelolaan sekolah ditegaskan oleh Lipham dan
Trankin (1982) yang menyatakan bahwa "Principals must understand anddevelop
skills in the implementation of change if school are to become more effective"
(Kepala Sekolah harus memahami dan mengembangkan keterampilan daiam
melaksanakan perubahan jika sekolah iiigin menjadi efektif)

Tugas Kepala Sekolah sangat banyak dan harus bergerak dari satu tugas ke
tugas yang lain yang kadang-kadang ada tugas mendadak yang harus diselesaikan.

Dengan demikian, diperlukan Kepala Sekolah yang bisa bergerak cepat dan

dinamis serta tidak cengeng agar kinerja guru meningkat sehingga hasil belajarsiswa meningkat pula.

Disamping itu sebagai seorang perencana, Kepala Sekolah bertanggung
jawab tentang administrasi sekolah, dimana hal ini menurut pengetahuan tentang
teknik pengelolaan sekolah, baik daiam hal proses maupun teknik operasionalnya.
Keterampilan daiam proses administrasi ini meliputi juga tentang pemahaman

bagaimana mengkomunikasikan, mengkoordinir dan merumuskan berbagai hal
yang berhubungan dengan berbagai kebijakan yang datang dari atas dan
ditransformasikan ke berbagai kegiatan di sekolah.
Kemampuan teknik manajerial bagi Kepala Sekolah akan meliputi tentang

berbagai keterampilan daiam hal pemahaman yang luas tentang

seluruh

operasional sekolah daiam hubungannya dengan tuntutan teknik yang harus

dikuasai, diantaranya pengembangan kurikulum, manajemen, murid, personal,

keuangan, tata usaha, pemeliharaan sarana, pelayanan bantuan dan hubungan
sekolah dengan masyarakat.

Setiap

Kepala

Sekolah

daiam

memimpin

sekolah

masing-masing

mempunyai kepemimpman tersendiri, demikian kepemimpinan ini berpengaruh
terhadap kinerja guru dan hasil belajar para siswa.
Studi kepemimpinan telah banyak dilakuksn, baik dari sudut pandang
sosiologis maupun dari susut pandang psikologis. Studi yang diangkat dan cocok

untuk diterapkan pada kepemimpinan Kepala Sekolah adalah

pendekatan

kepemimpinan yang ditinjau dari sudut keperilakuan. Pendekatan keperilakuan
memandang bahwa kepemimpinan Kepala Sekolah dapat dipelajari dari pola
perilaku dan bukan dari sifat-sifat yang khas dari Kepala Sekolah daiam

kegiatannya untuk mempengatuhi para guru. Perilaku ini dapat berorientasi pada
tugas Kepala Sekolah ataupun pada hubungan dengan para guru.
Halpin dan Wimer (1957) dari Ohio State University melakukan studi

kepemimpinan yang menekankan dua dimensi perilaku pemimpin, yaitu apa yang
diistilahkan "Initiating structure" (memprakarsai struktur) dan "Consideration"
(pertimbangan).

Memprakarsai struktur ialah Kepala Sekolah daiam menentukan hubungan

kerja dengan para guru dan juga usahanya daiam membentuk hubungan kerja
dengan para guru dan juga usahanya daiam membentuk pola-pola organisasi,
saluran komunikasi dan prosedur kerja yang jelas. Sedangkan pertimbangan ialah
perilaku Kepala Sekolah menunjukkan persahabatan, perhatian dan respek daiam

hubungan kerja antara Kepala Sekolah dan guru daiam suatu kelompok kerja.
Selanjutnya, studi ini telah disempurnakan oleh Stogdill (1963) dengan
menunjukkan 12 faktor perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah, yaitu :
1.
2.
3.
4.

5.
6.

7.
8.

Representation (perwakilan). Pemimpin bicara dan bertindak sebagai wakil
dari kelompok.
Demand reconciliation (perlunya pemufakatan). Pemimpin menyelesaikan
konflik dan mengurangi ketidakberesan.
Tolerance to uncertainty (toleran pada ketidaktentuan). Pemimpin mampu
bertoleransi pada ketidaktentuan dan pengunduran tanpa harus marah.
Persuasiveness (bujukan). Pemimpin menggunakan bujukan dan argumentasi
yang efektif dan menunjukkan keyakinan yang kuat.
Initiation structure (memprakarsai struktur). Pemimpin menjelaskan perannya
dan menjelaskan kepada bawahannya apa yang dia harapkan.
Tolerance of freedom (toleran pada kebebasan). Pemimpin memberi
kesempatan pada bawahan untuk punya prakarsa, memutuskan.
Rote Assumption (Asumsi peranan). Pemimpin secara aktif melatih
kepemimpinannya daripada orang lain.
Consideration (pertimbangan). Pemimpin mengupayakan kelancaran,
kenyamanan, status dan peran serta dari bawahan.

9.

Productive emphasis (menekankan hasil). Pemimpin menekankan pada hasil

yang ingin dicapai.
10. Predictive accuracy (jangkau yang tepat). Pemimpin memperkirakan berbagai
hal secara tepat.
11. Integration (integrasi). Pemimpin menjaga persatuan dan mengintegrasikan
berbagai program.
12. Superior orientation (orientasi pada atasan). Pemimpin menjaga hubungan
baik dengan atasan berupaya meningkatkan status yang tinggi.

Kepemimpinan Kepala Sekolah yang dikemukakan oleh Blake dan Mouton
(1954) membedakan dua dimensi daiam kepemimpinan, yaitu "Concern for
people" (menekankan pada orang) dan "Concern for production" (menekankan

pada produksi). Menurut mereka ada 5 (lima) kepemimpinan, yaitu :
1.

2.
3.

4.
5.

Impoverished dimana pemimpin menggunakan usahanya yang paling
sedk\ikit untuk menyelesaikan tugas tertentu dan hal ini cukup untuk
mempertahankan organisasi.
Country club yang artinya kepemimpinan berdasarkan hubungan informal
antar individu, keramahtamahan, dan kegembiraan.
Task yang artinya pemimpin memandang efisiensi kerja sebagai faktor utama
untuk keberhasilan organisasi. Yang ditekankan disini adalah penampilan
individu daiam organisasi.
Middle of the road yang artinya pemimpin menjaga (tengah-tengah) antara
tugas dan hubungan manusiawi.
Team yang artinya keberhasilan organisasi bergantung pada hasil kerjasama
sejumlah individu yang penuh pengabdian. Dasar kepemimpinan ini adalah
kerjasama, penghargaan, dan kepercayaan anggota kelompok.
Dari uraian diatas memberi gambaran bahwa kepemimpinan Kepala

Sekolah berpengaruh terhadap kinerja para guru. Kepemimpinan yang bagaimana
yang digunakan Kepala Sekolah daiam mempimpin sekolah sehingga mampu
memberi kenyamanan, semangat kerja dan produktifitas kinerja terhadap guru

yang pada akhirnya para guru khususnya guru SLTP bekerja lebih baik dan
mampu menghasilkan lulusan yang bermutu.

Daiam era globalisasi ditandai pula dengan tranformasi sosial budaya yang
dahsyat yang tidak terlepas dari transformasi mundial masyarakat dunia
Masyarakat Indonesia pada umumnya dan guru SLTP Kota Bandung khususnya
tidak terlepas dari masalah serta kecenderungan-kecenderungan global tersebut.
Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan globalisasi, maka guru SLTP Kota
Bandung perlu ditingkatkan kinerjanya daiam proses pembelajaran dengan
kepemimpinan Kepala Sekolah, yaitu :

a.

Meningkatkan mutu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan para

b.

Menggalakkan penggunaan alat dan media pendidikan daiam proses
pembelajaran.
Mendorong lahirnya "Sumber Daya Manusia" yang berkualitas melalui
proses pembelajaran yang efektif dan efisien.
Menata pendayagunaan proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran

siswa.

c.
d.
e.

f.
g.
h.
i.
j.
k.
1.

berdaya dan berhasil guna.
Membina para siswa yang menghargai nilai-nilai unggul (excellence) daiam
proses pembelajaran.

Memotivasi guru, menghargai dan mengajar kualitas yang tinggi melalui
proses pembelajaran.
Meningkatkan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan globalisasi.
Memberi perhatian kepada guru yang berkualitas.
Mengubah guru untuk berorientasi kepada kekaryaan bukan kepada ijazah.
Membudayakan sikap kritis dan terbuka sebagai syarat tumbuhnya pola pikir
yang lebih demokratis.
Membudayakan nilai-nilai yang mencintai kualitas kepada para guru.
Membudayakan sikap kerja kcras, produktif dan disiplin (A. Tabrani R : 1996
:96).

Melihat kutipan di atas, bahwa pemikir, perencana, pengelola dan
pelaksana proses pembelajaran berada di tangan guru. Guru SLTP Kota Bandung

sebagai pemikir harus berusaha menggerakkan proses pembelajaran. Selama ini
faktor guru tidak bisa diganti oleh faktor non guru. Seperti komputer, robot dan

lain-lainnya. Hal seperti tersebut tidak akan mampu menggantikan gu)ru|;J||fc^|j§ff »

makhlukyangsadartujuandansadarlingkungan.
B.

x •*£&*^n***^

Batasan Masalah

Daiam melaksanakan tugas sehari-hari, kepemimpinan Kepala Sekolah

sangatlah kompleks dari pengelolaan sumber daya baik ketenagaan, sarana
prasarana serta keuangan, proses belajar mengajar, pengelolaan lingkungan
sekolah dan berbagai

kegiatan lainnya, baik yang menyangkut di daiam sekolah

maupun di luar sekolah. Dengan demikian secara rutinitas Kepala Sekolah tampak
berorientasi pada tugas administratif, sehingga kebutuhan dan pembinaan
keahliannya sering terabaikan.

Kepemimpinan Kepala Sekolah di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di
Kota Bandung sampai saat ini masih belum optimal daiam mempengaruhi kinerja
guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, daiam proses perlu ditingkatkan sebagai
upaya mengembangkan kegiatan yang ada menjadi kegiatan yang lebih baik.

Sehingga hasil belajar yang telah ditetapkan dicapai dengan baik pula melalui
kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan target dan
tujuan yang telah ditetapkan melalui kepemimpman Kepala Sekolah yang efektif.
Namun karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis dan kompleksnya

dimensi kepemimpinan Kepala Sekolah, daiam studi ini fokus masalahnya akan

dibatasi pada dimensi perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai berikut:

1. Kepemimpinan
a.

Gaya kepemimpinan, yaitu gambaran efektifitas dan penyesuaian diri dari
seorang pemimpin.

b.

Tipe kepemimpinan, yaitu ciri dan sifat yang dimiliki pemimpin daiam
menjalankarr tugasnya.

c.

Fungsi dan Peran Kepala Sekolah, yaitu lebih dititik beratkan kepada
fungsi pengajaran dan administrasi yang berperan sebagai EMAS
(Educator Manajer, Administrator dan Supervisor).

2. Kinerja Guru
a.

Absensi guru, yaitu prosentasi kehadiran guru

b.

Sepuluh kompetensi dasar guru :
-

Menguasai bahan ajar

-

Mengelola program belajar mengajar
Mengelola kelas

-

Menggunakan media dan sumber pengajaran

-

Menguasai landasan pendidikan
Mengelola interaksi belajar mengajar

-

Menilai prestasi belajar siswa
Mengenal fungsi dan program pelayanan BP
Mengenal dan ikut menyelenggarakan administrasi sekolah

-

Memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan menafsirkannya
untuk pengajaran

Tabel 1.1

HASIL PRESTASI BELAJAR UJIAN AKHIR NASIONAL
BERDASARKAN TIGA MATA PELAJARAN TAHUN PELAJARAN 2002
SLTPN KOTA BANDUNG
Jml

NO

NAMA

SEKOLAH

Klasifikasi

Peserta

yg hadir

Nilai Mata Pelajaran
B.lng
Mat

B.lnd

Rata-

Rata-

Rata-

Rata

Rata

Rata

Total Nilai

Niia\RataC

SLTPN

2

479

6.72

7.48

7.17

21.37

7.12

SLTPN

5

472

6.69

7.16

6.92

20.77

6.92

SLTPN

3

379

6.63

6.87

6.53

20.03

6.68

SLTPN

1

427

6.48

6.67

6.46

19.61

6.54

SLTPN

13

479

6.48

6.62

6.42

19.52

6.51

SLTPN

8

284

6.45

6.51

6.37

19.33

6.44

SLTPN

7

359

6.41

6.26

6.23

18.90

6.30

SLTPN

14

358

6.28

6.25

5.89

18.42

6.14

SLTPN

9

429

6.22

6.23

5.87

18.32

6.11

30

311

6.20

6.09

5.83

18.12

6.04

10 SLTPN
11 SLTPN

16

355

6.12

6.01

5.81

17.94

5.98

12 SLTPN

34

296

6.08

5.90

5.80

17.78

5.93

13 SLTPN

12

358

6.05

5.77

5.79

17.61

5.87

14 SLTPN

11

442

6.05

5.76

5.72

17.53

5.84

15 SLTPN

15

253

6.05

5.75

5.71

17.51

5.84

16 SLTPN

22

340

6.03

5.73

5.69

17.45

5.82

17 SLTPN

39

190

6.02

5.71

5.58

17.31

5.77

18 SLTPN

6

274

5.99

5.70

5.57

17.26

5.75

19 SLTPN

43

298

5.98

5.70

5.54

17.22

5.74

20 SLTPN

17

408

5.69

5.54

17.21

5.74

21 SLTPN

44

238

5.96

5.67

5.54

17.17

5.72

22 SLTPN

27

393

5.95

5.67

5.52

17.14

5.71

23 SLTPN

45

385

5.95

5.64

5.46

17.05

5.68

24 SLTPN

4

427

5.92

5.59

5.41

16.92

5.64

25 SLTPN

25

326

5.91

5.57

5.39

16.87

5.62

26 SLTPN

31

344

5.88

5.56

5.38

16.82

5.61

27 SLTPN

10

399

5.88

5.51

5.38

16.77

5.59

28 SLTPN

28

316

5.88

5.49

5.37

16.74

5.58

29 SLTPN

38

331

5.85

5.47

5.37

16.69

5.56

30 SLTPN

36

237

5.84

5.44

5.34

16.62

5.54

31 SLTPN

46

252

5.83

5.43

5.32

16.58

5.53

32 SLTPN

32

182

5.81

5.42

5.31

16.54

5.51

33 SLTPN

18

397

5.81

5.41

5.28

16.50

5.50

34 SLTPN

24

365

?ifti

5.39

5.27

16.47

5.43

35 SLTPN

20

347

5.80

5.38

5.25

16.43

5.48

36 SLTPN

51

323

5.80

5.31

5.25

16.36

5.45

37 SLTPN

41

275

5.78

5.30

5.24

16.32

5.44

38 SLTPN

33

237

5.77

5.27

5.23

16.27

5.42

39 SLTPN

48

317

5.77

5.24

5.22

16.23

5.41

40 SLTPN

29

286

5.77

5.23

5.19

16.19

5.40

41 SLTPN

19

334

5.74

5.21

5.13

16.08

5.36

42 SLTPN

40

345

5.72

5.08

5.13

15.93

5.31

43 SLTPN

37

400

5.72

5.07

5.12

15.91

5.30

5.28

44 SLTPN

50

358

5.71

5.02

5.11

15.84

45 SLTPN

35

190

5.63

4.97

5.11

15.71

5.24

46 SLTPN

47

426

5.62

4.96

5.08

15.66

5.22

47 SLTPN

26

310

5.60

4.96

5.01

15.57

5.19

48 SLTPN

21

236

5.57

4.86

4.98

15.41

5.14

49 SLTPN

49

451

5.49

4.86

4.98

15.33

5.11

50 SLTPN

23

309

5.47

4.84

4.96

15.27

5.09

51 SLTPN

42

311

5.39

4.84

4.84

15.07

5.02

303.54

287.52

282.61

873.67

291.22

JUMLAH

17,238

(Sumber Dinas Pendidikan Kota Bandung)

11

3. Keadaan guru SLTP Negeri di Lingkungan Dinas Pendidikan Kota Bandung
Guru merupakan sumber daya manusia yang memiliki peranan penting daiam
kegiatan pendidikan di sekolah. Kualitas guru memberikan konstribusi yang
sangat dominan terhadap kualitas hasil pembelajaran di sekolah.

No.

Pendidikan



Dl

Juniah

Prosentase
-

0.0

2

Dil

42

1.47

3

DIN

131

4.59

4

S1

2599

5

S2

84

6

S3

91.00

2.94
-

Juniah

0.00

2856
Tabel 1.2

Data kondisi guru SLTP Negeri Kota Bandung
( Sumber : Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2003 )

Berdasarkan data guru tersebut diatas diperoleh gambaran bahwa guru SLTPN

di Kota Bandung kualifikasinya sudah memadai. Hanya 1,47 % yang
kualifikasinya belum memadai dikarenakan oleh faktor umur yang mendekati
pensiun.
3. Data Prestasi Pendidikan Siswa SLTP Negeri Kota Bandung
-

Juara I Siswa Teladan Tk. Jabar an. Ima Nurbani (SLTP 5)

-

Juara II Siswa Teladan Tk. Jabar a.n. Moes Azhary (SLTP 14)

-

Juara Harapan II Siswa Teladan Tk. Jabar a.n. Afsari (SLTP 5)

-

Juara LTUB Tk. Jabar a.n. SLTP 51
( Sumber : Kantor Dinas Pendidikan Kota Bandung, 2003 )

12

C.

Rumusan Masalah

Mengingat permasalahan yang akan diungkapkan sangat luas dan guna

mendapatkan data yang rasional, aplikatif dan ilmiah, maka perlu adanya
pembatasan masalah berdasarkan pertanyaan "Seberapa besar pengaruh perilaku
kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja guru di SLTP Negeri Kota
Bandung ." Adapun masalah utama yang akan diturunkan menjadi sub-sub
masalah adalah sebagai berikut

1. Seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja
guru daiam konteks peningkatan hasilbelajarsiswa.

2. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai pendidik
terhadap kinerja guru daiam konteks peningkatan hasil belajar siswa.

3. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai manajer
terhadap kinerja guru daiam konteks peningkatan hasil belajar siswa.

4. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai administrator
terhadap kinerja guru daiam kontekshasil belajar siswa.

5. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai supervisor
terhadap kinerja guru dulam konteks hasil belajar siswa

6. Seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah dilihat dari

dimensi perilaku hubungan (gaya kepemimpinan) dan dimensi perilaku tugas
sebagai pendidik, manajer, administrator dan supervisor secara bersama-sama

terhadap kinerja guru daiam konteks hasil belajar siswa di SLTP Negeri Kota
Bandung.

13

D.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.

Tujuan Penelitian

a. Ingin mengetahui gambaran umum tentang gaya kepemimpinan Kepala
Sekolah terhadap kinerja guru di SLTP Negeri Kota Bandung.
b. Ingin mengetahui

gambaran umum tentang kepemimpinan Kepala

Sekolah sebagai pendidik terhadap kinerja guru di SLTP Negeri Kota
Bandung
c. Ingin mengetahui

gambaran umum tentang kepemimpinan Kepala

Sekolah sebagai manajer terhadap kinerja guru di SLTP Negeri Kota
Bandung.

d. Ingin mengetahui

gambaran umum tentang kepemimpinan Kepala

Sekolah sebagai administrator terhadap kinerja guru di SLTP Negeri Kota
Bandung.

e. Ingin mengetahui

gambaran umum tentang kepemimpinan Kepala

Sekolah sebagai supervisor terhadap kinerja guru di SLTP Negeri Kota
Bandung.
f.

Ingin mengetahui

Kepala

Sekolah

gambaran umum tentang porilaku kepemimpinan

dilihat

dari

dimensi

perilaku

hubungan

(gaya

kepemimpinan) dan dimensi perilaku tugas sebagai pendidik, manajer,

administrator dan supervisor secara bersama-sama terhadap kinerja guru
daiam konteks hasil belajar siswa di SLTP Negeri Kota Bandung.

14

2.

Manfaat Penelitian

a.

Masukkan

bagi

Kepala

Sekolah

SLTP

Kota

Bandung

kepemimpinan untuk meningkatkan kinerja guru yang

daiam

bermutu,

demikian pun hasil penelitian ini menjadi acuan bagi para guru daiam
upaya

meningkatkan

kinerja

guru

daiam

melaksanakan

tugas

kesehariannya.

b.

Menjadi bahan masukkan bagi para guru daiam rangka meningkatkan
kompetensi profesional sehingga kinerjanya menjadi lebih baik.

c.

Memberikan sumbangan kepada almamater berupa karya ilmiah, yang
berkenaan dengan dampak kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
kinerja guru di SLTP Kota Bandung.

d.

Memberikan bahan informasi dan data untuk penelitian lebih lanjut
mengenai masalah yang menjadi pokok pembahasan daiam tesis ini,
yaitu "Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja guru di
SLTP Negeri Kota Bandung.

E.

Kerangka Berfikir
Guru Sekoiah Lanjutan Tingkat Pertama yang produktif akan mampu

menggunakan dan memanfaatkan bahan-bahan, sumber-sumber, waktu, tenaga,
uang dan faktor-faktor lain yang mendukung terlaksananya proses pembelajaran

dengan efektif dan efisien sehingga menghasilkan suatu yang lebih baik, berdaya
guna dan berhasil guna.

Produktifitas kerja yang dihasilkan guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, yaitu suatu bukti keberhasilan usaha

yang dicapai para siswa setelah melakukan kegiatan pembelajaran yang
diaplikasikan dengan memiliki berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan dan
sikap.

Untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik di sekolah, para siswa

menempuh berbagai persaingan yang sangat ketat, baik sesama teman pria maupun
teman wanita yaitu dengan menyelesaikan tugas-tugas sekolah, menguasai
berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan serta aspirasi yang memberi
kepuasan diri memperoleh hasil belajar yang lebih baik bukan saja merencanakan

peningkatan pribadi tetapi juga menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
ke daiam kehidupan sebenarnya. Maka dari itu agar siswa mendapat hasil belajar
yang lebih baik setelah melakkukan berbagai kegiatan daiam pembelajaran, harus
didukung oleh guru yangberproduktivitas kerjanya tinggi.
Kinerja guru Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama daiam rangka

meningkatkan hasil belajar siswa perlu didukung oleh kepemimpinan Kepala
Sekolah yang mencerminkan adanya keharmonisan antara Kepala Sekolah, guru
dan siswa.

Proses pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan tuntutan dan siswa

mencapai hasil belajar yang lebih baik jika didukung oleh partisipasi guru yang
produktif, yaitu guru yang memiliki kemampuan ditunjang oleh ide-ide atau

gagasannya yang cemerlang serta dibuktikan dengan perilaku di daiam proses
pembelajaran.

16

Proses

pembelajaran akan

mengalami

peningkatan dengan

adanya

kepemimpinan Kepala Sekolah yang baik, akan berdampak terhadap kinerja guru
untuk lebih baik dibanding sebelumnya, jika :

1.

Perilaku Kepala Sekolah dapat diterima dan memuaskan para guru
menganggap perilaku semacam itu merupakan sumber Iangsung dari

kepuasan atau berbagai alat untuk mendapatkan kepuasan di waktu yang akan
datang.

2.

Perilaku Kepala Sekolah dapat memotivasi para guru sampai sejauh perilaku
itu memuaskan kebutuhan guru yang digantungkan pada hasil karya yang
efektif dan

perilaku

tersebut

melengkapi

lingkungan

guru

dengan

memberikan bimbingan, kejelasan pengarahan, dan imbalan yang perlu bagi
hasil karya yang efektif.
Proses pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan tuntutan bila
didukung oleh kepemimpinan Kepala Sekolah yang memiliki kemampuan. Sebab

kemampuan Kepala Sekolah daiam arti kemampuan jasmaniah berdasarkan upaya
yang dilakukan oleh Kepala Sekolah melalui kepemimpinan, sebab setiap Kepala
Sekolah akan •uenunjukkan

kepentingan

guru daiam rangka meningkatkan

kinerja guru. Sehingga memiliki kemampuan profesional untuk bekerja dan belajar
lebih lanjut.
Kinerja guru memberikan sumbangan yang sangat besar daiam proses

pembelajaran di sekolah. Sebab kemampuan yang dikembangkan guru SLTP
adalah kemampuan jasmaniah dan kemampuan rohamah. Adapun kemampuan
jasmaniah dan rohaniah tersebut pengembangannya meliputi : segi pengetahuan,

17

keterampilan, kecakapan. Nilai-nilai perikehidupan, sikap dedikasi dan disiplin.
Oleh karena itu maka kinerja guru SLTP merupakan suatu upaya untuk menjawab
tantangan terhadap masalah-masalah yang timbul daiam proses pembelajaran.

Untuk mewujudkan hal itu, maka diperlukan konformitas dan partisipasi yang
penuh rasa tanggung jawab.

Kinerja guru SLTP merupakan suatu pola sikap dan pola perilaku serta

perbuatan yang sesuai dengan tatanan atau norma yang telah digariskan yaitu
menerapkan budaya kinerja bagi guru.

Kinerja guru daiam kegiatan mampu meningkatkan pelaksanaan tugas dan
pekerjaan. Sehingga para guru SLTP daiam bertindak dan berfikir lebih aktif dan

kreatif. Sebab aktivitas dan kreativitas yang tinggi dapat beijalan dengan baik jika
ditopang dengan kinerja yang baik, karena pelaksanaan proses pembelajaran yang
ditunjang dengan kinerja yang baik akan memberikan arah kepada guru SLTP
untuk bersikap kreatif, dinamis dan motivatif. Sikap-sikap itu antara lain terbuka
dan peka terhadap rangsangan dari luar, interest, bervariasi. Bersikap mandiri,
memiliki rasa ingin tahu, berani menjelajahi dan meneliti serta berani
mengutarakan dan mengakfuahsasixan gagasan.

Kinerja guru SLTP Kota Bandung bisa lebih baik dan meningkat jika
ditunjang oleh kepemimpinan Kepala Sekolah yang sesuai dengan kebutuhan,
sehingga hasil belajar siswa SLTP meningkat.

18

F.

Definisi Operasional
Untuk memberi pengertian yang jelas pada unsur-unsur yang akan diteliti

sesuai dengan judul dan fokus masalah, maka definisi operasional dari judul tesis
adalah:

I. Perilaku Kepala Sekolah adalah segala tindakan yang dilakukan oleh Kepala
Sekolah daiam memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar
mengajar atau tempat terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan

murid yang menerima pelajaran. (Wahjosumidjo : 1999). Berdasarkan teori
perilaku menurut Kenneth Balanche pendekatan teori ini dibagi dua aspek :
dimensi tugas (admnistrasi) dan dimensi hubungan (relationship). Fungsi dan
peran Kepala Sekolah daiam melaksanakan tugas administrasi memunculkan
indikator-indikator diantaranya:

1. Kepala Sekolah sebagai Educator, harus mempunyai:
a

Prestasi sebagai guru.

b. Kemampuan membimbing guru
c. Kemampuan untuk membimbin karyawan (TU, laboran, dsb)
6

Kemampuan membimbing siswa

e. Kemampuan mengembangkan staf

f.

Kemampuan mengikuti perkembangan iptek

g. Kemampuan memberi contoh mengajar/BK yang baik.
2. Kepala Sekolah sebagai Manajer, harus mempunyai:
a. Kemampuan menyusum program sekolah.
b. Kemampuan menyusun organisasi kepegawaian di sekolah.

19

c. Kemampuan mengerakkan staf (guru dan karyawan)
d. Kemampuan mengoptimalkan sumber daya sekolah
3. Kepala Sekolah sebagai Aministrator, harus mempunyai:
a. Kemampuan mengelola administrasi KBM dan BK

b. Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan
c. Kemampuan mengeioia administrasi keuangan
d. Kemampuan mengelola administrasi ketenagaan
e. Kemampuan mengelola administrasi sarana / prasarana
f. Kemampuan mengelola administrasi persuratan
4. Kepala Sekolah sebagai Supervisor, harus mempunyai:
a. Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan

b. Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan
c. Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi

Sedangkan dimensi hubungan (relationship) melalui aspek gaya kepemimpinan
memunculkan indikator-indikator diantaranya:
a. Pengambilan kepurusan
b.

Motivasi

c.

Komunikasi

II. Kinerja Guru adalah proses dan hasil kerja guru daiam mengelola dan
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk mencapai tujuan pendidikan
dan pengajaran (Hickman 1990 : 57). Kinerja guru memunculkan indikator-

indikator diantaranya:

20

1. Kualitas hasi kerja
2. Kemampuan
3.

Inisiatif

4.

Komunikasi

5. Ketepatan waktu

G.

Hipotesis Penelitian

a. Terdapat pengaruh positif gaya kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap
kinerja guru di SLTP Negeri Kota Bandung.

b. Terdapat pengaruh positif Kepala Sekolah sebagai pendidik terhadap
kinerja guru di SLTP Negeri Kota Bandung.

c. Terdapat pengaruh positif Kepala Sekolah sebagai manajer terhadap
kinerja guru di SLTP Negeri Kota Bandung.

d. Terdapat pengaruh positif Kepala Sekolah sebagai administrator terhadap
kinerja guru di SLTP Negeri Kota Bandung.

e. Terdapat pengaruh positif Kepala Sekolah sebagai supervisor terhadap
kinerja guru di SLTP Negeri Kota Bandung.

f. Terdapai pengaruh positif gaya kepemimpinan, Kepala Sekolah sebagai
pendidik, manajer, administrator, dan supervisor secara bersama-sama
terhadap kinerja guru di SLTP Negeri Kota Bandung.

Apabila diskematikkan, hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:

21

Xi

fa*! •yj
X2

(p*2

y)

(pxs.y)
-A

X3

U>*4 tf
X4

,s>

*s>-

v?

X5

-(pX1,X2,X3,X4,X5,y)-

Gambar 1.1 Skema Hipotesis Pengaruh Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru

H.

Sistematika Penulisan

Daiam rangka mempemudah untuk mempelajari tesis ini, maka ditetapkan
sistematika sebagai berikut:

I. Bab Pertama, merupakan bab pendahuluan, pada bab ini penulis mengutarakan
gambaran umum tentang latar belakang permasalahan, pembahasan masalah,
kegunaan penelitian, maksud dan tujuan dan perumusan masalah, keimigka

berpikir, agar pembaca memahami maksud penulis. Selanjutnya diuraikan pula
anggapan dasar, pertanyaan penelitian yang diajukan pada sub bab terakhir,
penulis menyampaikan sistematika pembahasan.

II.

Bab Kedua, merupakan uraian-uraian tentang teori-teori dasar yang ada
kaitannya dengan kepemimpinan Kepala Sekolah. Bahasa diawali dengan

22

mengutarakan pengertian kepemimpinan, kepemimpinan Kepala Sekolah dan
efektivitas kinerja guru.

III.

Bab Ketiga, menjabarkan tentang prosedur penelitian, yang secara garis besar
telali disingung pada bab satu. Diawali dengan metoda penelitian yang

digunakan, serta lokasi penelitian yang meliputi populasi dan sampel yang
diteliti. Berikutnya adalah pengembangan alat pengumpulan data sena iaporan
tentang instrumen yang digunakan tempat dan jadwal penelitian daiam sub bab
ini dibahas pula tentang rencana penelitian.
IV.

Bab Keempat, penulis menyajikan data hasil penelitian, termasuk di daiam

uraian tentang deskripsi data hasil penelitian yang dilanjutkan dengan
mendeskripsikan data setiap variabel kualitas kinerja guru serta hasil belajar
siswa. Berikutnya bahasan analisis bivariate dan analisis dijelaskan secara rinci

tentang pengujian secara statistik atas pertanyaan penelitian yang diajukan
serta hasil yang diperoleh melalui penelitian.

V.

Bab Kelima, pada bab ini penulis mencoba mengemukakan beberapa
kesimpulan dari uraian yang telah dikemukakan, yakni kesimpulan tentang
kepemimpinan Kepala Sekolah, kualitas kinerja guru-guru SLTP Negeri Kota

Bandung, serta sekolah tersebut dapat berpengaruh terhadap guru-guru SLTP
yang dipimpirmya, untuk selanjutnya diajukan rekomendasi bagi para pembuat
kebijakan, para pengguna hasil penelitian serta peneliti yang akan melanjutkan

penelitian ini, sebagai sumbangan penulis daiam rangka pencapaian tujuan
pendidikan.

KERANGKA PEMIKIRAN

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah
Terhadap Kinerja Guru
Harapan

1. Kepala Sekolah dapat meningkatkan kemampuan
Teknik Manajerial Pemimpin secara optimal, baik
melalui perilaku tugas maupun perilaku hubungan

DIMENSI PERILAKU

supaya mencapai hasil yang lebih baik.

HUBUNGAN:

2. Guru diharapkan mengintropeksi kemampuannya
daiam mengelola interaksi belajar mengajar daiam
kelas untuk prestasi kerja yang lebih baik

1. Gaya Kepemimpinan (X1)
a. Motivasi

b. Pengambilan Keputusan
c. Komunikasi

PERILAKU

A

Kinerja Guru (Y)
Indikator:

Kualitas Hasil Kerja

KEPEMIMPINAN
CEPALA SEKOLAH

Kemampuan
Inisiatif

(X)

Komunikasi

Ketepatan Waktu

DIMENSI PERILAKU TUGAS
(ADM):

2. KS sebagai Educator (X2)
3. KS sebagai Manager (X3)

4. KS sebagai Administrator (X4)
5. KS sebagai Supervisor (X5)

Temuan :
PBM:

1. Merencanakan

Pengajaran
2. Melaksanakan
PBM

3. Mengevaluasi
PBM

1. Kepala Sekolah melalui dimensi hubungan
sangat tinggi

2. Kepala Sekolah melalui dimensi tugas
sangat tinggi

a. Educator
b. Manajer
c. Administrator

: Tinggi
: Sedang
: Tinggi

d. Supervisor

: SangatTingg

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Objek Penelitian

Objek penelitian ini, bertitik tolak dari suatu persoalan manajerial pada

persekolahan khususnya SLTP Negeri, dipandang dari teori serta konsep
berkenaan dengan kinerja maka diduga akan berpengaruh terhadap peningkatan
mutu pendidikan. Objek yang diidentifikasikan mempakan informasi umum dan

karakteristik manajerial SLTP Negeri yang ada di kota Bandung. Informasi

diidentifikasi dari aktivitas Kepala Sekolah daiam tugas sehari-hari dipandang dari
dimensi kepemimpinannya.

B. Metode Penelitian yang Digunakan

Metode penelitian digunakan dengan tujuan untuk dapat mengungkapkan
permasalahan yang diteliti. Daiam penelitian mengenai pengaruh perilaku

kepemimpinan

Kepala Sekolah terhadap kinerja gum di Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama Negeri ini digunakan : metode deskriptif kuantitatif.
Metode deskriptif, menumt Nazir ( 1985 : 65 ) adalah suatu metode untuk

meneliti status kelompok manusia, suatu objek, serta kondisi dan system

pemikiran pada masa sekarang. Tujuannya adalah membuat gambaran secara
sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diteliti.

115

16

Metode kuantitatif, dilakukan melalui pendekatan koresional yang

digunakan untuk proses pengujian atas hipotesis penelitian yang diajukan, yaitu
sejauh mana variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor
lainnya.
1. Operasionalisasi Variabel

Daiam penelitian ini difokuskan kepada perilaku kepemimpinan dari
Kepala Sekolah.

Variabel penelitian ini terbagi kedalam dua jenis, yaitu :
1. Variabel

bebas

atau

variabel

pengaruh (independent variabel), yaitu

kepemimpinan Kepala Sekolah.
2. Variabel terikat atau varabel terpengamh (dependent variabel), yaitu kinerja
gum.

Variabel bebas daiam penelitian ini terdiri dari lima sub variabel yakni,
Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah (XI), Kepala Sekolah sebagai Pendidik
(X2),

Kepala

Sekolah

sebagai

Manajer

(X3),

Kepala

Sekolah

sebagai

Administrator (X4), dan Kepala Sekolah sebagai Supervisor (X5). Sedangkan
variabel terikat (Y) daiam penelitian ini adalah Kinerja Gum. Keterikatan antara
variabel-variabel tersebut dapat digambarkan melalui diagram berikut

17

X,

^V (pxi,y)

x2

^^\(px2,y)

x.

(pxl, x2, x3, x4, x5, y)

^^^^
fe

x3

Y

.

(px3,y)
X4

^y*

.

/S (px5,y)

x5

Y= Poi + PiXt +£/•;,•=!, 2, 3, 4, 5
Gambar 3.1 Model Konstelasi Penelitian

Xi

= Gaya kepemimpinan Kepala Sekolah

X2

= Kepala Sekolah sebagai Pendidik

X3

= Kepala Sekolah sebagai Manajer

X4

= Kepala Sekolah sebagai Administrator

X5

= Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Y

= Kinerja Gum

pxi,y = besamya pengaruh X| terhadap y

px2,y = besamya pengaruh x2 terhadap y
pX3,y = besamya pengaruh x3 terhadap y
px4,y = besamya pengaruh X4 terhadap y
px5,y = besamya pengaruh X5 terhadap y
pxi,x2,X3,X4,x5,y = besamya pengaruh xi terhadap y
2.

Jenis dan Sumber Data

Data yang diperoleh, selaras dengan operasionalisasi variabel baik ditinjau
dari ukuran dan skala, maupun jenisnya. Maka data ini dapat dikelompokkan pada

data jenis data deskrit kontinu. Oleh sebab itu setiap data yang diperoleh terlebih
dahulu diklasifikasi dan diolah menjadi satu kelas data interval.

Sumber data daiam penelitian ini, diambil dari sumbernya dengan dua cara
yaitu, langsung (primer) dan tidak langsung (sekunder) sebagai informasi
tambahan atau pelengkap yang diambil dari pihak-pihak berwenang dan
kompeten.

1. Populasi

Sugiyono (1997:57)

menyatakan bahwa "Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek-objek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan".

119

Populasi penelitian ini adalah gum SLTP Negeri di lingkungan Kota
Bandung. Adapun keselumhan dari populasi tersebut diklasifikasi pada tingkat
distribusi wilayah Barat, Utara, Timur dan Selatan.

Tabel 3.1 Daftar Populasi Klasifikasi Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri
Kota Bandung
Peringkat
1

2
3
4
5
6

7
8

9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

23
24
25

26

Nama Sekolah

SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri

Klasifikasi

Wilayah

Peringkat

B

Utara

27

B

Utara

28

5
2
3
8
13
7
1
14
34
9
28
11
12
4
44
45
10
31
27
17
30
26
46
43
22
39

(Sumber: Kantor Dikua.;

B

Selatan

29

B

Timr

30

C

Timr

31

C

Utara

32

C

Barat

33

C

Utara

34

C

Selatan

35

C

Barat

36

C

Selatan

37

C

Selatan

38

C

Barat

39

C

Timr

40

C

Utara

41

C

Tirrur

42

C

Selatan

43

C

Timr

44

C

Utara

45

C

Timr

46

C

Timr

47

C

Barat

48

C

Tirrur

49

C

Selatan

50

C

Utara

51

C

Selatan

Nama Sekolah

SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri
SLTPNegeri

15
35
20
36
18
16
37
40
19
50
25
48
38
6
23
24
47
41
21
32
29
33
49
51
42

Klasifikasi

Wilayah

C

Barat

C

Utara

C

Timr

C

Selatan

C

Tirrur

C

Barat

C

Tirrur

C

Utara

C

Utara

C

Timr

C

Barat

C

Timr

C

Selatan

C

Barat

C

Barat

C

Barat

C

Barat

C

Barat

C

Selatan

D

Barat

D

Utara

D

Selatan

D

Barat

D

Tirrur

D

Barat

jidikan Kota Bandung, 2003 )

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono 1997:57). Penentuan sampel sebagai responden penelitian

menggunakan pendekatan statistik dengan rancangan sampel Master bertahap

ganda. Oleh sebab itu diperlukan pengambilan sampel tertentu secara bertahap.

120

Secara lebih jelas, penentuan sampel sebagai responden di wilayah yang akan
diteliti yakni di Kota Bandung dapat diuraikan sebagai berikut:
Dari keempat wilayah di Kota Bandung (Barat, Timur, Utara dan Selatan),

diambil dari masing-masing dua SLTP Negeri sebagai sampel yang terdiri dari

kategori rangking/grade (tinggi/baik) dan (rendah/kurang) dengan berdasar pada
perolehan nilai rata-rata Nilai Ebtanas Murni (NEM).

Tabel 3.2 Daftar Keadaan Slumh Sampel SLTP Negeri Kota Bandung
Wilayah

No.

Bandung Barat

1

Bandung Timur

2

Bandung Utara

3

4

Bandung Selatan

Sekolah

SLTPNegeri
SLTP Negeri
SLTP Negeri
SLTP Negeri
SLTP Negeri
SLTP Negeri
SLTPNegeri
SLTP Negeri

12
9
13
30
2
22
3
45

Peringkat

Klasifikasi

13

C

10

B

5

A

21

B

2

A

25

C

3

A

16

C

Selanjutnya dari masing-masing SLTPN yang dijadikan sampel penetitian

diambil responden sebagai anggota sampel yang terdiri tiga orang gum secara
random untuk mengukur perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah, sehingga
selumh responden untuk mengukur perilaku kepemimpinan Kepala Sekolah
berjumlah 3 x 8 = 24 orang gum. Dan untuk mengukur kinerja gum, diambil
responden yang terdiri tiga rang siswa dari tiap sekolah secara acak. Dengan
demikian diperoleh jumlah responden 3x8 =24 orang siswa. Sedangkan pada
responden Kepala Sekolah untuk mengukur kinerja gum, untuk menyamakan

data, maka data yang diperoleh dari instrumen dikali 3 sehingga
responden.

menjadi 24

121

Tahap pengambilan sampel tersebut secara sistematis dapat digambarkan
sebagai berikut.

KOTA
BANDUNG

8 Orang
Kepala Sekolah

8x3=24

8x3=24

Orang Guru

Orang Siswa

Gambar 3.2 Tahap Pengambilan Sampel.

122

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan daiam penelitian in