PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK DI KOTA SERANG.

(1)

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK

DI KOTA SERANG

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Konsentrasi Administrasi Pendidikan

Oleh Dyah Maharani

NIM 1007123

PROGRAM STUDI

ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA


(2)

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK

DI KOTA SERANG

LEMBAR HAK CIPTA

Oleh :

DYAH MAHARANI

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Konsentrasi Administrasi Pendidikan

©Dyah Maharani

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2015

Hak Cipta dilindungi undnag-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(3)

DYAH MAHARANI

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK DI KOTA SERANG

disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

__________________________ Dr. Hj. Aan Komariah. M.Pd.

NIP: 197005241994022001

Pembimbing II

__________________________ Dr. Taufani C. Kurniatun, M.Si.

NIP: 196811071998022001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana UPI

__________________________ Dr. Hj. Aan Komariah. M.Pd.


(4)

ABSTRAK

Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK di Kota Serang

Dyah Maharani/1007123

Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya indikasi guru TK di Kota Serang yang belum menunjukkan kinerja mengajar yang memadai. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru di Kota Serang. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena kinerja mengajar guru TK dapat meningkatkan kualitas hasil peserta didik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, dimana desain survei menggunakan angket sebagai alat pengumpul data. Data penelitian ini diperoleh dari Kepala Sekolah dan Guru TK di Kota Serang. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik, kemudian dibandingkan dengan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu. Berdasarkan analisis data, ditemukan bahwa perilaku kepemimpinan kepala sekolah memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar Guru TK di Kota Serang dengan kategori rendah (sebesar 7,2%). Selain itu, motivasi kerja juga memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja mengajar Guru TK di Kota Serang dengan kategori cukup kuat (sebesar 32%). Secara simultan, perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap terhadap kinerja mengajar Guru TK di Kota Serang dengan kategori cukup kuat (sebesar 46,5%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat kinerja mengajar guru TK di Kota Serang dipengaruhi oleh variabel perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja sebesar 46,5% secara simultan. Sedangkan 53,5% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain. Berdasarkan hasil temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja memberikan pengaruh terhadap kinerja mengajar Guru TK di Kota Serang. Adapun rekomendasi yang diajukan adalah : 1) Kepala Sekolah dapat lebih menegaskan wewenang, tanggung jawab, pedoman kerja, dan saluran komunikasi yang jelas bagi guru, maupun kepala sekolah itu sendiri, 2) Kepala Sekolah dapat mengalokasikan insentif dan membuka peluang promosi bagi guru, 3) Guru mampu mengidentifikasikan dan mengelompokkan kompetensi, mengembangakan materi, menentukan metode dan merencanakan penilaian, 4) Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk mencoba mengkaji variabel lain yang mempengaruhi kinerja mengajar Guru TK.

Kata Kunci : Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, Kinerja Mengajar Guru


(5)

ABSTRACT

This research is motivated by the indication of a kindergarten teacher in Serang city that has not demonstrated adequate teaching performance. This study aimed to analyze the influence of the behavior of school leadership and work motivation on the teachers teaching performance in Serang City. This research is important because the kindergarten teachers teaching performance can improve the quality of the learners.This study used quantitative research methods, where the survey design is using a questionnaire as a data collection tool. The research data was obtained from the Head of School and Kindergarten Teachers in Serang City. The data obtained were statistically analyzed and compared with the theoretical study and the results of previous research.Based on data analysis, it was found that the behavior of school leadership provide a positive and significant effect on the kindergarten teacher teaching performance in Serang city with low category (by 7.2%). In addition, work motivation also provide a positive and significant effect on the kindergarten teacher teaching performance in Serang city with strong category (by 32%). Simultaneously, the behavior of school leadership and work motivation provide a positive and significant effect on the kindergarten teacher teaching performance in Serang city with strong category (46.5%).The conclusion of this study is the level of kindergarten teacher teaching performance in Serang city influenced by the behavior of school leadership variables and work motivation 46.5% simultaneously. While 53.5% are influenced by other variables. Based on the findings it can be concluded that the behavior of school leadership and work motivation influence on the kindergarten teacher teaching performance in Serang city.The recommendations made are: 1) the Principal can be asserted authority, responsibilities, guidelines, and clear channel of communication for teachers, and the principal itself, 2) the Principal may allocate incentives and promotion opportunities for teachers, 3 ) the teacher is able to identify and classify the competencies, develop the material, determine the method and plan assessment, 4) for further research is encouraged to try to assess other variables that affect the kindergarten teacher teaching performance.

Key Word : Principal Leadership Behavior, Work Motivation, Kindergarten Teacher Teaching Performance


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN i

ABSTRAK ii

ABSTRACT iii

KATA PENGANTAR iv

UCAPAN TERIMA KASIH v

DAFTAR ISI vii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 9


(7)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kinerja Mengajar Dalam Konteksi Administrasi

Pendidikan... 11

1. Definisi Kinerja Sumber Daya Manusia... 12

2.Konsep Mengajar... 13

3.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja ... 15

4.Kinerja Mengajar Guru ... 17

5.Kinerja Mengajar Guru TK ... 18

B. Kepemimpinan ... 21

1. Pengertian Kepemimpinan ... 21

2. Konsep Perilaku ... 23

3. Kepala Sekolah ... 24

4. Pengertian Perilaku Kepemimpinan ... 28

C. Motivasi Kerja 1. Pengertian Motivasi ... 33

2. Teori Motivasi ... 35

3. Fungsi Motivasi ... 41

4. Upaya Meningkatkan Motivasi ... 43

D. Kajian Terdahulu Yang Relevan ... 45

E. Kerangka Pemikiran... 46

F. Hipotesis Penelitian ... 49

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 50

1. Lokasi Penelitian ... 50

2. Subyek Populasi ... 50


(8)

1. Metode Deskriptif ... 52

2. Pendekatan Kuantitatif ... 53

C. Definisi Operasional ... 54

D. Proses Pengembangan Instrumen ... 63

1. Uji Validitas Instrumen ... 63

2. Uji Reliablitas Instrumen ... 68

E. Teknik Pengumpulan Data ... 70

1. Menentukan Alat Pengumpul Data ...70

2. Penyusunan Alat Pengumpul Data ... 71

F. Analisis Data ... 72

1. Seleksi dan Klasifikasi Data ... 72

2. Uji Normalitas Distribusi Data ... 73

3. Uji Linieritas Data ...74

4. Menghitung Kecenderungan Umum Responden ... 74

5. Uji Hipotesis ... 75

a. Analisis Korelasi ... 75

b. Analisis Regresi ... 77

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 79

1. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 79

2. Seleksi Data ... 83

3. Perhitungan Kecenderungan Umum Skor Responden Berdasarkan Perhitungan Rata-Rata (Weighted Mean Score) ... 84

4. Hasil Uji Normalitas Distribusi Data ... 101

5. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 107

B. Pembahasan ... 113 1. Gambaran Perilaku Kepemimpinan


(9)

Kinerja Mengajar Guru TKdi Kota Serang ... 113

2. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Mengajar Guru di Kota Serang ... 119

3. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru di Kota Serang ... 120

4. Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru di Kota Serang ... 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan... 123

B. Saran... 124

DAFTAR PUSTAKA ... 128


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Data Guru TK dan Kualifikasi Pendidikan

se-Kota Serang Tahun 2013 51

Tabel 3.2 Operasional Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah 55

Tabel 3.3 Operasional Variabel Motivasi Kerja 57

Tabel 3.4 Operasional Variabel Kinerja Mengajar 60

Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah 64

Tabel 3,6 Uji Validitas Motivasi Kerja 65

Tabel 3.7 Uji Validitas Kinerja Mengajar 67

Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah 68

Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Motivasi Kerja 69

Tabel 3.10 Uji Reliabilitas Kinerja Mengajar Guru 69

Tabel 3.11 Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban Skala Likert Variabel X1,X2, dan Y 72

Tabel 3.12 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS 75

Tabel 3.13 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi 76


(11)

Tabel 4.3 Data Siswa TK se-Kota Serang Tahun 2012-2013 82 Tabel 4.4 Data Guru TK dan Kualifikasi Pendidikan

se-Kota Serang Tahun 2013 83

Tabel 4.5 Jumlah Angket Tersebar dan Terkumpul 84 Tabel 4.6 Konsultasi Hasil Perhitungan WMS 85

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan WMS Variabel X1

(Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah) 87 Tabel 4.8 Hasil Perhitungan WMS Variabel X2 (Motivasi Kerja) 92 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y

(Kinerja Mengajar Guru TK) 96 Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Normalitas 102 Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data 104 Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Analisis Korelasi 108


(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Variabel-Variabel Yang Mempengaruhi Kinerja Mengajar 7 Gambar 2.1 Teori Dua Faktor Prederick Herzberg 38

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran 46

Gambar 4.1 Grafik Histogram Nilai Rata-Rata Kecenderungan Umum

Variabel X1 (Perilai Kepemimpinan Kepala Sekolah) 84 Gambar 4.2 Grafik Histogram Nilai Rata-Rata Kecenderungan Umum

Variabel X2 (Motivasi Kerja) 86

Gambar 4.3 Grafik Histogram Nilai Rata-Rata Kecenderungan Umum

Variabel Y (Kinerja Mengajar Guru TK) 91 Gambar 4.4 Grafik Normalias Variabel X1 (Perilaku Kepemimpinan

Kepala Sekolah) 95

Gambar 4.5 Grafik Normalitas Variabbel X2 (Motivasi Kerja) 96 Gambar 4.6 Grafik Normalitas Y (Kinerja Mengajar Guru TK 97


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keputusan (SK Bimbingan) Lampiran 2 Surat Penelitian Kampus

Lampiran 3 Surat Penelitian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Serang Lampiran 4 Data TK Kota Serang

Lampiran 5 Lembar Coding Data Lampiran 6 Hasil Olah Data SPSS


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia menuju era globalisasi yang penuh dengan tantangan sehingga disadari bahwa pendidikan merupakan sesuatu yang sangat fundamental bagi setiap individu. Peran pemerintah sangat menentukan dalam mengelola bidang pendidikan, karena dengan sistem pendidikan yang baik diharapkan muncul generasi penerus bangsa yang berkualitas dan mampu menyesuaikan diri untuk hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia akhir-akhir ini mengalami perkembangan yang pesat. Bahkan di daerah terpencil sekalipun saat ini sudah dimulai pembangunan fasilitas yang menunjang PAUD. Pemerintah melalui Direktorat Pembinaan PAUD Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam Rencana Strategis menargetkan pada tahun 2009 sebanyak 24% anak usia 2-4 tahun dapat terlayani di PAUD Non Formal, dan sebanyak 53,9% anak usia 0-6 tahun terlayani di PAUD formal dan non formal. Pada tahun 2014, diperkirakan Angka Partisipasi Kasar (APK) layanan anak usia dini mencapai 75% di seluruh Indonesia (http://www.paudni.kemdikbud.go.id/paud/).

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan nasional : “PAUD merupakan upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.” Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dimana pada usia 4 tahun pertama, separuh kapasitas kecerdasan manusia terbentuk. Artinya jika


(15)

pada usia tersebut otak anak tidak mendapatkan rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak tidak akan berkembang secara optimal. Secara keseluruhan sampai usia 8 tahun 80% kapasitas kecerdasan sudah terbentuk, artinya kapasitas kecerdasan anak hanya bertambah 30% setelah usia 4 tahun hingga mencapai usia 8 tahun. Selanjutnya kapasitas kecerdasan anak tersebut akan mencapai 100% setelah berusia sekitar 18 tahun (Khasanah, 2013: 3).

Hasil penelitian lain menyimpulkan bahwa perkembangan yang diperoleh pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap berikutnya dan meningkatkan produktifitas kerja di masa dewasa (Sudradjat, 2005: 135). Perlu dipahami bahwa anak memiliki potensi untuk menjadi lebih baik di masa mendatang, namun potensi tersebut hanya dapat berkembang manakala diberi rangsangan, bimbingan, bantuan, dan/atau perlakuan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya.

Terkait dengan tingginya minat untuk bersekolah di PAUD dan peningkatan jumlah PAUD dari tahun ke tahun, penting untuk diupayakan peningkatan kinerja mengajar guru. Kondisi tersebut mengingat tantangan yang dihadapi oleh guru PAUD antara lain kurang tersedianya fasilitas mengajar yang memadai, sulitnya untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan hingga faktor latar belakang siswa yang ikut serta dalam program pendidikan anak usia dini (Unicef, 2012: 5).

Agustin dan Wahyudin (2012: 3) menyatakan bahwa permasalahan pendidikan anak usia dini bertambah rumit pada saat kompetensi guru juga rendah khususnya dalam memberikan pelayanan kepada anak usia dini. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak guru anak usia dini yang belum memahami tugas, fungsi, kompetensi dan keterampilan yang selayaknya dikuasai oleh guru pendidikan anak usia dini.

Salah satu kota yang memiliki jumlah PAUD yang mengalami peningkatan adalah PAUD di Kota Serang, dimana kenaikan jumlah Taman


(16)

Kanak-Kanak (TK) setiap tahunnya mengalami peningkatan sebanyak 3% dari tahun 2011 sampai tahun 2013 (Sumber : Dinas Pendidikan Kota Serang, 2013).

Salah satu sumber daya atau komponen yang harus dikelola dalam pendidikan TK adalah guru. Guru mendapatkan perhatian yang besar karena guru merupakan sumber daya potensial yang turut berperan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru merupakan ujung tombak berbagai upaya peningkatan mutu pendidikan nasional karena guru merupakan pihak yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di dalam kelas serta memiliki peran yang sangat vital dalam meningkatkan kualitas anak didiknya.

Kondisi kinerja guru TK di kota Serang dalam hal memahami materi pelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan sebelum melakukan PBM menunjukkan bahwa para guru sering kurang memahami materi pelajaran sehingga mereka seringkali mengajarkan sebuah materi yang berbeda dengan kurikulum yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam hal melakukan kegiatan administrasi seperti pencatatan dan pelaporan hasil belajar siswa, guru sering merasa kesulitan karena kepala sekolah jarang memberikan bantuan dalam hal administratif, karena berpikir itu menjadi tanggung jawab penuh guru (Sumber: Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah dan Guru di Kota Serang).

Secara teori kinerja diartikan sebagai sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan seseorang. Istilah kinerja berasal dari kata job

performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya

yang dicapai oleh seseorang). Sehingga dapat didefinisikan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2004: 67).

Kinerja mengajar guru pada dasarnya merupakan unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Kualitas kinerja mengajar guru akan sangat menentukan kualitas hasil pendidikan, karena guru merupakan pihak yang paling banyak bersentuhan langsung dengan siswa


(17)

dalam proses pendidikan/pembelajaran di sekolah. Suryosubroto (2004: 20) mengatakan bahwa kinerja mengajar guru dikatakan berkualitas apabila seorang guru dapat menampilkan kelakuan yang baik dalam usaha mengajarnya.

Keterampilan guru dalam mengajar merupakan pengintegrasian keterampilan-keterampilan yang dilandasi oleh seperangkat teori, ilmu dan teknologi, dan dilengkapi dengan unsur-unsur seni, budaya, dan nilai serta karakteristik perilaku dan pribadi guru itu sendiri. Hal ini akan tercermin dalam kinerja guru mulai dari memulai sampai mengakhiri proses belajar mengajar di kelas.

Kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru adalah kepemimpinan kepala sekolah. Dalam hal ini berfokus pada perilaku kepemimpinan kepala sekolah.

Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja mengajar guru memiliki implikasi bahwa perlu mengalihkan perhatian dari sekedar melakukan pembinaan administratif menjadi pusat pembinaan profesional dengan perhatian pada peningkatan kinerja mengajar guru dalam melakukan proses belajar mengajar di kelas.

Sementara itu dari sisi internal, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru adalah motivasi kerja. Motivasi juga merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam menunjang terwujudnya kinerja mengajar guru. Motivasi merupakan proses psikis yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat berasal dari dalam diri maupun luar diri seseorang (Usman, 2006: 250). Menurut MC Donald (dalam Martinis Yamin, 2011: 216) bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap

adanya tujuan. Pengertian yang diungkapkan oleh Mc Donald mengandung tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi itu mengawali terjadinya


(18)

perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling dan dirangsang karena adanya tujuan.

Dengan demikian motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan kinerja mengajar yang efektif. Motivasi dapat menggerakan individu untuk berbuat dan bekerja untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

Adapun hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Iis Faridah yang berjudul Kontribusi Kompetensi Kerja Guru dan Kepemimpinan Pembelajaran (Instructional Leadership) Kepala TK Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK di Kota Bandung, menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara Kompetensi Kerja Guru terhadap Kinerja Mengajar Guru TK, Kepemimpinan Pembelajaran (Instructional Leadership) Kepala TK terhadap Kinerja Mengajar guru TK, dan Kompetensi Kerja Guru dan Kepemimpinan Pembelajaran (Instructional Leadership) Kepala TK secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Mengajar Guru TK

Selanjutnya penelitian dari Tri Hartati Farida dalam bentuk tesis dengan judul Peran Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Taman Kanak-Kanak (studi Pada TK Aisyiyah Pembina Piyungan Bantul Yogyakarta), menunjukkan hasil dimana motivasi kerja guru sangat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja guru TK Aisyiyah Pembina Piyungan Bantul Yogyakarta dalam melakukan suatu kegiatan tertentu.

Penelitian lain yang juga berjudul Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang yang ditulis oleh Yuli Indrawati, memperoleh hasil bahwa ada pengaruh yang positif dan signifikan antara pengaruh supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, begitu pula dengan motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang dan supervisi kepala sekolah dan


(19)

motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.

Berdasarkan uraian di atas dapat diduga bahwa perilaku kepemimpinan dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Namun demikian masih perlu diteliti lebih jauh khususnya di Kota Serang apakah Perilaku Kepemimpinan dan Motivasi Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Mengajar Guru TK.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Inti kajian penelitian ini adalah kinerja mengajar guru TK dimana kinerja mengajar guru TK itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor. Gibson (1985: 51-53), secara lebih komprehensif mengemukakan adanya tiga kelompok variabel sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja dan potensi individu dalam organisasi, yaitu :

1. Variabel individu meliputi : kemampuan keterampilan (fisik), latar belakang (keluarga, tingkat sosial, pengalaman), dan demografi (umur, asal-usul dan jenis kelamin).

2. Variabel organisasi meliputi : sumber daya, kepemimpinan, kepuasan, struktur, dan desain pekerjaan.

3. Variabel psikologis meliputi : mental/intelektual, persepsi sikap, kepribadian, belajar dan motivasi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, dan sekian banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru, yang paling menonjol adalah perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru. Untuk lebih jelasnya penelitian ini, dapat digambarkan sebagai berikut :


(20)

Gambar 1.1

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kinerja Mengajar (Gibson et al, 2000; Kristianawuri 2007)

Upaya meningkatkan kinerja mengajar guru TK dapat dilakukan dengan meningkatkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Perilaku kepemimpinan pada dasarnya merupakan tindakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai suatu tujuan sesuai dengan situasi organisasi. Agar dapat melakukan sesuatu dalam pekerjaannya, seorang guru harus mendapatkan dukungan dari kepala sekolah dalam hal menegaskan peran guru di sekolah serta hubungan baik dengan kepala sekolah selama melakukan pekerjaannya. Perilaku kepemimpinan kepala sekolah akan sangat menentukan kinerja mengajar guru dan memungkinkan terjadinya kinerja mengajar guru yang lebih efektif dan efisien.

Kinerja

Mengajar

Guru TK

Variabel psikologis: 1. Mental/Intelekt

ual

2. Persepsi 3. Sikap 4. Kepribadian 5. Belajar

6.

MOTIVASI

Variabel

individu:

1. Kemampu an

keterampil an

2. Latar belakang 3. Demografi

Variabel organisasi:

1. Sumber Daya

2.

KEPEMIMPINAN

3. Kepuasan, Struktur 4. Desain Pekerjaan


(21)

Upaya lain yang dapat dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja mengajar guru adalah melalui peningkatan motivasi kerja. Motivasi kerja merupakan dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang dipengaruhi dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirinci faktor-faktor teridentifikasi yang berkaitan dengan penelitian ini:

1. Guru sering kurang memahami materi pelajaran sehingga mereka seringkali mengajarkan sebuah materi yang berbeda dengan kurikulum yang telah ditetapkan.

2. Dalam hal melakukan kegiatan administrasi seperti pencatatan dan pelaporan hasil belajar siswa, guru sering merasa kesulitan karena kepala sekolah jarang memberikan bantuan dalam hal administratif

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dari uraian tentang latar belakang masalah yang telah penulis paparkan dan berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan, bahwa pada prinsipnya terdapat banyak faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru. Berdasarkan uraian diatas diduga perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kinerja mengajar guru. Pertanyaan penelitian sebagaimana di bawah ini :

1. Bagaimana gambaran perilaku kepemimpinan kepala sekolah TK di Kota Serang?

2. Bagaimana gambaran motivasi kerja guru TK di Kota Serang? 3. Bagaimana gambaran kinerja mengajar guru TK di Kota Serang?


(22)

4. Seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru TK di Kota Serang secara parsial?

5. Seberapa besar pengaruh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru TK di Kota Serang secara simultan?

D. Tujuan Penelitian

Secara umum, berdasarkan rumusan penelitian tersebut, penelitian inibertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru TK secara parsial Di Kota Serang. Secara khusus, peneitian ini bertujuan:

1. Mendeskripsikan Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah di Kota Serang. 2. Mendeskripsikan Motivasi Kerja Guru TK Di Kota Serang.

3. Mendeskripsikan Kinerja Mengajar Guru TK Di Kota Serang.

4. Menganalisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Di Kota Serang.

5. Menganalisis Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Di Kota Serang.

6. Menganalisis Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Motivasi Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja Mengajar Guru TK Di Kota Serang.

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Secara garis besar dan berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini akan memiliki empat aspek manfaat setidaknya. Pertama, secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk memperluas dan memperdalam kajian


(23)

mengembangkan administrasi pendidikan pada umumnya. Secara khusus, penelitian dapat menjadi sumber rujukan untuk kajian manajemen sumber daya manusia dalam bidang pendidikan. Hal ini dikarenakan peningkatan kinerja mengajar guru TK, nantinya akan berdampak pada peningkatan kualitas hasil peserta didik.

Kedua, penelitian ini memiliki manfaat dalam aspek kebijakan. Hal ini dikarenakan perkembangan kebijakan formal dalam hal peningkatan kinerja mengajar guru yang berada di Taman Kanak-Kanak selama ini admibistratif, belum dilaksanakan sesuai kebutuhan dan perkembangan usia anak didik. Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk membuat kebijakan yang tepat dalam menyusun standar kinerja mengajar guru, sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Taman Kanak-Kanak secara signifikan.

Berikutnya, secara praktis, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi para Kepala Sekolah TK agar dapat digunakan dalam upaya meningkatkan peran kepala sekolah TK terutama sebagai pemimpin dan pada akhirnya meningkatkan kinerja mengajar guru pada lembaga TK yang dipimpinnya. Sedangkan Guru TK, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam upaya mengembangkan motivasi kerja guru dalam rangka peningkatan kinerja mengajar guru menuju pendidikan anak usia dini yang berkualitas.

Terakhir, bagi para peneliti selanjutnya, diharapkan dapat memfokuskan objek penelitian pada variabel lain yang dapat meningkatkan kinerja mengajar guru TK dan mencoba membandingkannya antara satu kota dengan kota lainnya

F. Struktur Organisasi Tesis

Tesis ini disajikan dalam lima bab, sebagai berikut:


(24)

Bagian ini memaparkan latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat atau signifikansi penelitian.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan tentang kajian pustaka sebagai landasan teoretis dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis. Kerangka berfikir untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan teoritis antar variabel penelitian. Selanjutnya Hipotesis penelitian yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian atau sub masalah yang diteliti.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk di dalamnya lokasi dan subyek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan selama penelitian. Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, dan tujuan penelitian. Pembahasan atau analisis temuan yang dikaitkan dengan dasar teoretik yang telah dibahas dalam Bab Kajian Pustaka dan temuan sebelumnya.

BAB V : SIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini menyajikan Kesimpulan dan saran penafsiran dan pemaknaan penelitian terhadap analisis temuan penelitian.


(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Menurut Nasution (1996: 43) lokasi penelitian merupakan situasi yang mengandung unsur tempat, pelaku, dan kegiatan. Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di semua TK di Kota Serang.

2. Subyek Populasi

Menurut Sugiono (2007: 117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah Kepala Sekolah dan Guru TK di lingkungan Dinas Pendidikan Kota Serang sebanyak 709 orang terdiri dari 111 orang Kepala Sekolah TK, dan 598 Guru TK. Untuk lebih jelasnya penulis cantumkan dalam tabel di bawah ini :


(26)

Tabel 3.1

Data Guru TK dan Kualifikasi Pendidikan se- Kota Serang Tahun 2013

No.

Nama Kecamatan

Jumlah Guru TK

Kualifikasi Pendidikan

2012 2013

PN S

Non PNS

PNS Non

PNS SM

P

SM A

Dipl .

S-1

1 Serang 82 230 82 234 1 117 150 48

2 Cipocok Jaya 16 86 16 90 - 25 62 19

3 Kasemen 5 31 5 31 1 22 10 3

4 Taktakan 8 41 8 41 - 21 19 9

5 Walantaka 12 47 12 51 - 41 17 5

6 Curug 13 15 13 15 - 12 9 7

Jumlah: 136 450 136 462 2 238 267 91

TOTAL: 586 598 598

Sumber: Dinas Pendidikan Kota Serang, 2013

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari jumalah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2007: 118). Melalui sampel ini sebagian dari jumlah populasi yang ada tersebut diambil datanya. Data yang terkumpul tersebut kemudian dianalisis. Hasil akhir penelitian yang didapatkan, kemudian digunakan untuk merefleksikan keadaan populasi yang ada (Sukardi, 2007: 54). Dengan menggunakan Rumus Slovin :


(27)

Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 10%.

n =

n =

n =

n =

n = 87,64

Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, yang menjadi sampel adalah Kepala Sekolah dan Guru TK yang ada di Kota Serang sebanyak 88 orang.

B. Metode Penelitian

Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini yaitu bagaimana gambaran umum Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja mengajar Guru TK Di Kota Serang, apakah terdapat hubungan antara Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja mengajar Guru TK Di Kota Serang. Oleh karena itu, penulis berusaha mengambil metode yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Sebagaimana bahwa sebuah penelitian tidak akan mencapai kriteria penelitian yang tepat. Dengan metode penelitian yang tepat, diharapkan sebuah penelitian nantinya akan menjadi penelitian yang ilmiah, logis, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan secara


(28)

ilmiah. Metode penelitian pun ada sebagai suatu cara untuk mengumpulkan dan menyusun data, serta menganalisis mengenai arti data yang tealah diteliti menjadi suatu kesimpulan. Berikut merupakan metode yang digunakan penulis dalam melaksanakan penelitian ini:

1. Metode Deskriptif

Metode deskriptif merupakan metode yang ditujukan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada masa sekarang. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Arikunto (2002: 86) bahwa: “Metode

deskriptif adalah metode yang digunakan dalam mengkaji permasalah-permasalahan yang terjadi saat ini atau masa sekarang.” Metode deskriptif pun diartikan sebagai perolehan informasi atau data yang relevan dengan masalah yang diteliti melalui penelaahan berbagai konsep atau teori yang dikemukakan oleh para ahli.

Metode deskriptif dalam penelitian ini sesuai untuk digunakan karena masalah yang diambil terpusat pada masalah aktual dan berada pada saat penelitian dilaksanakan dengan melalui prosedur pengumpulan data, mengklasifikasi data kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan.

2. Pendekatan Kuantitatif

Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan masalah penelitian (Arikunto, 2002:86).

Pendekatan kuantitatif merupakan metode pemecahan masalah yang terencana dan cermat, dengan desain yang terstuktur ketat, pengumpulan data secara sistematis terkontrol dan tertuju pada penyusunan teori yang disimpulkan secara induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis secara empiris.

Pendekatan kuantitatif merupakan upaya mengukur variabel-variabel tersebut.


(29)

1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel yang nilainya tergantung dari variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel Terikat adalah Kinerja Mengajar Guru TK (Y).

2. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi Variabel Bebas adalah:

X1 : Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah X2 : Motivasi Kerja

Bentuk analisis multiple regresi ini adalah :

Keterangan:

a : Konstanta regresi b : Koefisien regresi e : Faktor penganggu

C. Definisi Operasional

Komarudin (2006) mengemukakan bahwa: “Definisi operasional

merupakan pengertian lengkap tentang suatu variabel yang mencakup

semua unsur yang menjadi ciri utama variabel itu”. Dengan adanya


(30)

salah pengertian dan penafsiran dari pembaca dikarenakan banyak istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

Penjelasan umum mengenai variabel yang diteliti itulah makna dari definisi operaisonal. Definisi operasional ini bukan merupakan teori yang di konsep oleh peneliti melainkan merupakan pendapat peneliti yang berdasarkan teori-teori tertentu.

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam menafsirkan istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini,berikut ini disampaikan definisi operasional seperti dibawah ini:

1. Pengaruh menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2010) yang

dimaksud dengan pengaruh adalah: “Daya yang ada atau timbul dari

sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau

perbuatan”. Pengaruh merupakan suatu bentuk hubungan korelasional di mana antara keadaan atau variabel satu dengan yang lain mempunyai hubungan sebab akibat, keadaan yang pertama diperkirakan menjadi penyebab atau berpengaruh bagi keadaan yang kedua.

2. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

Perilaku kepemimpinan adalah tindakan seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dalam mencapai suatu tujuan sesuai dengan situasi organisasi.

Tabel 3.2

Operasional Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator No.

Item 1.Perilaku

Kepemimpin an

1.Pengaruh 1.Struktur memprakarsai (Peran)

1.Pemimpin

mendefinisikan dan menstruktur perannya sendiri.

1,2,3, 4,5

2.Pemimpin

mendefinisikan dan menstruktur peran bawahan dalam upaya mencapai


(31)

tujuan organisasi. 2.Pertimbangan

(Dukungan)

1.Pemimpin bertindak dengan cara ramah terhadap bawahan.

9,10,1 1

2.Pemimpin bertindak mendukung terhadap bawahan. 11,12, 13,14, 15,16 2.Fokus Kerja 3.Kepemimpinan Partisipatif

1.Pemimpin mengadakan rapat tim untuk berbagi ide dan melibatkan tim dalam keputusan kelompok dan pemecahan masalah.

17,18

2.Pemimpin bertanggung jawab akan hasil yang telah disepakati.

19

Sumber : Hoy dan Miskel (2001), Gorton dkk (2007), dan Krug (2008). 3. Motivasi Kerja

Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang dipengaruhi dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.

Tabel 3.3

Operasional Variabel Motivasi Kerja

Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator No.

Ite m 2.Motivasi

Kerja

1.Intrinsik 1.Faktor motivator

(Motivator factor)

1.Prestasi, guru mampu melakukan tahap-tahap proses dalam pembelajaran.

1,2

2.Pengakuan, pemberian angka kredit terhadap aktifitas yang dilakukan guru.

3

3.Pekerjaan itu sendiri, mengajar di TK merupakan tantangan bagi guru untuk mengembangkan kemampuan.

4


(32)

kemampuan guru untuk mengajar dengan baik.

5.Kemajuan atau promosi, setiap guru mempunyai kesempatan yang sama untuk promosi.

7,8

2.Ekstrinsik 1. Faktor Higien (Hygiene factor)

1.Kebijakan, pembuatan kebijakan disesuaikan dengan kebutuhan guru.

9

2.Hubungan dengan penyelia, hubungan kerja yang baik antara kepala sekolah dan guru.

10

3.Kondisi kerja, kesesuaian kondisi kerja dengan proses belajar mengajar.

11, 12, 13

4.Gaji, imbalan yang didapat oleh guru sesuai dengan beban kerjanya.

14

5.Status, pekerjaan sebagai guru dapat meningkatkan status sosial seseorang.

15

6.Keamanan kerja, rasa aman yang didapatkan guru selama proses belajar mengajar.

16

7.Hubungan dengan kelompok, diluar jam kerja guru masih mempunyai waktu untuk bersosialisasi dengan kelompok lain.

17

8.Hubungan dengan subordinasi, terjalin komunikasi yang baik antar


(33)

rekan kerja.

9.Kehidupan personal, kemampuan guru untuk menyesuaikan antara kehidupan pribadi dengan kehidupan kerja.

19

Sumber : Silalahi (2011), Sardiman (2010), Robbins (2003) 4. Kinerja Mengajar

Kinerja mengajar adalah efektivitas guru dalam memberikan pengajaran di kelas.

Tabel 3.4

Operasional Variabel Kinerja Mengajar

Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator No.

Ite m 3.Kinerja Mengajar 1.Pengetahuan (Knowledge) 1.Pengetahuan tentang mata pelajaran

1.Menguasai materi yang akan disampaikan

1

2.Menguasai kurikulum mata pelajaran

2 2.Pengetahuan

pedagogis

1.Memiliki strategi mengajar 3 2.Menerapkan strategi mengajar dengan konsisten

4 3.Melakukan perencanaan strategi mengajar 5 2.Keterampila n (Skill) 1.Merancang/me rencanakan pembelajaran

1.Merancang kurikulum yang komprehensif dan sesuai

dengan tahapan

perkembangan anak serta sesuai dengan tujuan pendidikan.

6,7

2.Memilih strategi yang tepat dengan perkembangan dan individu serta menyediakan sumber daya untuk memberikan pengalaman belajar yang berbasis aktivitas.

8,9

2.Menciptakan lingkungan

1.Menciptakan lingkungan fisik dan sosial untuk


(34)

pembelajaran melibatkan anak-anak dan memaksimalkan

pembelajaran

2.Menggunakan teknik bimbingan positif untuk mendorong regulasi diri anak.

11

3.Melaksanakan pembelajaran

1.Melaksanakan berbagai aktivitas yang konsisten dengan tujuan pembelajaran

12

2.Mendorong keterlibatan anak dalam berbagai kegiatan pembelajaran terstruktur dan tidak terstruktur

13, 14, 15

3.Menggunakan strategi pembelajaran yang memenuhi kebutuhan unik masing-masing anak

16, 17

4.Menyediakan bimbingan dan umpan balik yang positif kepada anak-anak.

18

4.Menilai dan mengkomunikas ikan hasil belajar

1.Secara sistematik mengumpulkan,

mengorganisasikan, dan mencatat data penilaian yang berkelanjutan untuk memantau perkembangan anak.

19, 20, 21

2.Mengkomunikasikan hasil penilaian dan kemajuan anak berkelanjutan dengan keluarga dan anggota tim sekolah lainnya.

22, 23

3. Sikap (Attitude)

1.Tanggap (responsif)

1.Membantu siswa dalam kelas dalam memberikan solusi

24

2.Membantu siswa di luar kelas dalam memberikan solusi

25

Sumber : Kentucky Educational Professional Standards Boards (2003), Alexander (2008), dan Hsu dan Chiu (2009)

D. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen


(35)

Suatu instrumen disusun untuk mengumpulkan data yang diperlukan, sebab data merupakan alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu, suatu data harus memiliki tingkat kebenaran yang tinggi sebab akan menentukan kualitas penelitian.

Uji validitas merupakan salah satu usaha penting yang harus dilakukan peneliti guna mengukur kevalidan dari instrumen. Hal tersebut sejalan dengan yang diungkapkan oleh Arikunto (2002: 158) bahwa :

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaiknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Adapun pengujian validitas instrumen ini menggunakan rumus

gutman split-half dan dilakukan dengan bantuan SPSS For Windows 16.0, adapun uji validitas tiap variabel sebagai berikut :

a. Variabel X1 Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel X1 Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, yaitu dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Jika nilai r hitung lebih besar daripada r tabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut:

Pengujian ini menggunakan SPSS For Windows 16,0. Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (Pearson

Correlation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] < taraf signifikan (α) sebesar 0,10.


(36)

Tabel 3.5

Uji Validitas Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

Korelasi antara Nilai

Korelasi (Pearson Correlation)

Probabilitas Korelasi [sig.(2-tailed)]

Kesimpulan

Item x ke 1 dengan total x 0.736** 0.000 Valid

Item x ke 2 dengan total x 0.799** 0.000 Valid

Item x ke 3 dengan total x 0.431** 0.000 Valid

Item x ke 4 dengan total x 0.826** 0.000 Valid

Item x ke 5 dengan total x 0.752** 0.000 Valid

Item x ke 6 dengan total x 0.758** 0.000 Valid

Item x ke 7 dengan total x 0.721** 0.000 Valid

Item x ke 8 dengan total x 0.582** 0.000 Valid

Item x ke 9 dengan total x o.648** 0.000 Valid

Item x ke 10 dengan total x 0.784** 0.000 Valid Item x ke 11 dengan total x 0.811** 0.000 Valid Item x ke 12 dengan total x 0.699** 0.000 Valid Item x ke 13 dengan total x 0.792** 0.000 Valid Item x ke 14 dengan total x 0.505** 0.000 Valid Item x ke 15 dengan total x 0.799** 0.000 Valid Item x ke 16 dengan total x 0.680** 0.000 Valid Item x ke 17 dengan total x 0.832** 0.000 Valid Item x ke 18 dengan total x 0.704** 0.000 Valid Item x ke 19 dengan total x 0.271** 0.011 Valid


(37)

b. Variabel X2 Motivasi Kerja

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel X2 Motivasi Kerja, yaitu dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Jika nilai r hitung lebih besar daripada r tabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut:

Pengujian ini menggunakan SPSS For Windows 16,0. Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (Pearson

Correlation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] < taraf signifikan (α) sebesar 0,10.

Tabel 3.6

Uji Validitas Motivasi Kerja

Korelasi antara Nilai

Korelasi (Pearson Correlation)

Probabilitas Korelasi [sig.(2-tailed)]

Kesimpulan

Item x ke 1 dengan total x 0.913** 0.000 Valid

Item x ke 2 dengan total x 0.899** 0.000 Valid

Item x ke 3 dengan total x 0.003** 0.978 Valid

Item x ke 4 dengan total x 0.827** 0.000 Valid

Item x ke 5 dengan total x 0.785** 0.000 Valid

Item x ke 6 dengan total x 0.449** 0.000 Valid

Item x ke 7 dengan total x 0.645** 0.000 Valid

Item x ke 8 dengan total x 0.509** 0.000 Valid

Item x ke 9 dengan total x 0.594** 0.000 Valid

Item x ke 10 dengan total x 0.597** 0.000 Valid Item x ke 11 dengan total x 0.758** 0.000 Valid Item x ke 12 dengan total x 0.742** 0.000 Valid


(38)

Item x ke 13 dengan total x 0.872** 0.000 Valid Item x ke 14 dengan total x 0.458** 0.000 Valid Item x ke 15 dengan total x 0.875** 0.000 Valid Item x ke 16 dengan total x 0.836** 0.000 Valid Item x ke 17 dengan total x 0.782** 0.000 Valid Item x ke 18 dengan total x 0.874** 0.000 Valid Item x ke 19 dengan total x 0.227** 0.009 Valid

c. Variabel Y Kinerja Mengajar

Untuk mengetahui tingkat validitas pada item pertanyaan variabel Y Kinerja Mengajar, yaitu dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel. Jika nilai r hitung lebih besar daripada r tabel, maka item pertanyaan tersebut dinyatakan valid. Adapun perbandingannya adalah sebagai berikut:

Pengujian ini menggunakan SPSS For Windows 16,0. Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (Pearson

Correlation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] < taraf signifikan (α) sebesar 0,10.

Tabel 3.7

Uji Validitas Kinerja Mengajar

Korelasi antara Nilai

Korelasi (Pearson Correlation)

Probabilitas Korelasi [sig.(2-tailed)]

Kesimpulan

Item y ke 1 dengan total x 0.890** 0.000 Valid

Item y ke 2 dengan total x 0.878** 0.000 Valid


(39)

Item y ke 4 dengan total x 0.541** 0.000 Valid

Item y ke 5 dengan total x 0.388** 0.000 Valid

Item y ke 6 dengan total x 0.788** 0.000 Valid

Item y ke 7 dengan total x 0.758** 0.000 Valid

Item y ke 8 dengan total x 0.606** 0.000 Valid

Item y ke 9 dengan total x 0.670** 0.000 Valid

Item y ke 10 dengan total x 0.709** 0.000 Valid Item y ke 11 dengan total x 0.670** 0.000 Valid Item y ke 12 dengan total x 0.705** 0.000 Valid Item y ke 13 dengan total x 0.783** 0.000 Valid Item y ke 14 dengan total x 0.477** 0.000 Valid Item y ke 15 dengan total x 0.831** 0.000 Valid Item y ke 16 dengan total x 0.798** 0.000 Valid Item y ke 17 dengan total x 0.722** 0.000 Valid Item y ke 18 dengan total x 0.718** 0.000 Valid Item y ke 19 dengan total x 0.616** 0.009 Valid Item y ke 20 dengan total x 0.604** 0.000 Valid Item y ke 21 dengan total x 0.018** 0.870 Tidak Valid Item y ke 22 dengan total x 0.566** 0.000 Valid Item y ke 23 dengan total x 0.614** 0.000 Valid Item y ke 24 dengan total x 0.661** 0.000 Valid Item y ke 25 dengan total x 0.299** 0.005 Valid

2. Uji Realibilitas Instrumen

Menguji pada pendapat Suharsimi Arikunto (2002: 170) yang

meyatakan bahwa “ Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah cukup baik. “ Maksud dapat

“dipercaya” disini bahwa data yang dapat dihasilkan harus memiliki


(40)

Dalam penelitian ini, langkah-langkah pengujian reliabilitas angket dilakukan dengan bantuan SPSS For Windows 16,0. Adapun syarat pengambilan keputusan adalah jika r hitung > r tabel maka instrumen reliabel, dan jika sebaliknya r hitung < r tabel maka instrumen tidak reliabel. Sedangkan uji reliabilitas tiap variabel adalah sebagai berikut:

a. Variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)

Tabel 3.8

Uji Reliabilitas Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah

Cronbach’s

Alpha N of Items

.935 19

Pengujian reliabilitas pada variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah ini dengan melihat nilai korelasi Cronbach’s Alpha yaitu sebesar 0,935. Dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya, karena r hitung > batas maksimal (0,700) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah reliabel. b. Variabel Motivasi Kerja (X2)

Tabel 3.9

Uji Reliabilitas Motivasi Kerja

Cronbach’s

Alpha N of Items

.922 19

Pengujian reliabilitas pada variabel Motivasi Kerja ini dengan melihat nilai korelasi Cronbach’s Alpha yaitu sebesar 0,922. Dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya, karena r


(41)

hitung > batas maksimal (0,700) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada variabel Motivasi Kerja reliabel.

c. Variabel Kinerja Mengajar Guru TK (Y)

Tabel 3.10

Uji Reliabilitas Kinerja Mengajar Guru

Cronbach’s

Alpha N of Items

.933 25

Pengujian reliabilitas pada variabel Kinerja mengajar Guru ini dengan melihat nilai korelasi Cronbach’s Alpha yaitu sebesar 0,933. Dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya, karena r hitung > batas maksimal (0,700). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan pada variabel Kinerja Mengajar Guru reliabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan sebuah prosedur untuk memperoleh data dalam usaha memecahkan masalah dengan menggunakan teknik-teknik tertentu sehingga data yang diharapkan dapat terkumpul dan benar-benar relevan dengan permasalahan yang hendak dipecahkan (Arikunto, 2002: 197).

1. Menentukan alat pengumpul data

Guna memperoleh data yang diperlukan, penulis berusaha menentukan alat pengumpul data yang tepat, yang sesuai dengan karakteristik sumber data yang bersangkutan. Secara umum teknik


(42)

pengumpulan data dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni teknik langsung dan teknik tidak langsung.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik pengumpulan data tidak langsung dengan mengadakan komunikasi dengan subyek penelitian melalui perantara instrumen atau angket. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala (1-5).

Angket yaitu seperangkat daftar pertanyaan maupun pernyataan tertulis keadaan responden yang menjadi anggota sampel penelitian (Arikunto, 2002: 200). Sejalan dengan pendapat Surakhmad (dalam Meliani, 2007:53) yang mengemukakan bahwa: “Pada umumnya ada dua bentuk angket: a. angket berstruktur, b. angket yang tidak

berstruktur”. Berdasarkan pendapat tersebut, untuk mengukur variabel

X1, X2 dan variabel Y, maka dalam penelitian ini digunakan angket berstruktur (tertutup). Angket berstruktur atau tertutup berisikan kemungkinan-kemungkinan atau jawaban yang telah tersedia. Seperti pendapat Faisal (1982: 178) yang menyatakan:

Angket yang menghendaki jawaban pendek atau jawabannya diberikan dengan memberi tanda tertentu, disebut angket tertutup. Angket demikian biasanya meminta jawaban yang membutuhkan

tanda “check” (√) pada item yang terasuk dalam alternatif jawaban.

Jenis angket yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah pertanyaan atau pertanyaan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkapkan dari variabel-variabel yang ada disertai alternatif jawaban. Adapun beberapa alasan yang menyebabkan peneliti menggunakan angket tertutup:

a. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti bersifat kuantitatif. b. Responden akan lebih leluasa dalam memberikan jawaban.

c. Waktu yang diperlukan relatif singkat dalam menghimpun data. d. Pengumpulan data akan lebih efisien ditinjau dari segi biaya,


(43)

2. Penyusunan alat pengumpul data

Dalam penyusunan alat pengumpul data, penulis berpedoman pada ruang lingkup variabel-variabel terkait. Instrumen yang berupa angket terdiri dari angket tentang perilaku kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja, dan kinerja mengajar guru TK di Kota Serang.

Untuk memudahkan alat pengumpul data, dalam hal ini adalah angket, peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menetapkan indikator-indikator dari setiap variabel penelitian yang dianggap penting untuk ditanyakan pada responden berdasarkan pada teori-teori yang telah diuraikan.

b. Membuat kisi-kisi butir item berdasarkan variabel penelitian. c. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang disertai alternatif jawaban

yang telah dipilih responden berdasarkan indikator variabel yang telah ditentukan dalam kisi-kisi item.

d. Menetapkan kriteria penskoran untuk setiap alternatif jawaban setiap item pada setiap variabel dengan menggunakan skor penilaian yang berkisar dari 5 sampai 1. Alat pengumpul data dikembangkan dengan angket yang berbentuk Skala Likert dengan alternatif jawaban untuk masing-masing variabel dan diberikan skor sebagai berikut:

Tabel 3.11

Kriteria Penskoran Alternatif Jawaban Skala Likert Variabel X1, X2 dan Y

Pertanyaan Skor

Selalu (SL) 5

Sering (SR) 4

Kadang-kadang (KD) 3


(44)

Tidak Pernah (TP) 1 Sumber : Sugiyono (2007: 94-95)

F. Analisis Data

1. Seleksi dan Klasifikasi Data

Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan dan penyeleksian data yang diperoleh dari responden melalui angket. Dengan begitu dapat diketahui data yang terkumpul layak atau tidak layak untuk diolah. Sedangkan klasifikasi data dimaksudkan untuk memudahkan pengolahan data sekanjutnya karena data telah dikelompoknya sesuai dengan variabel-variabel yang bersangkutan. Dalam hal ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Pemeriksaan jumlah angket, disini jumlah angket yang terkumpul dipastikan mendekati jumlah angket yang disebar.

b. Memeriksa keutuhan jumlah angket, dipastikan tidak terdapat kekurangan jumlah lembar dalam tiap angket.

c. Memeriksa angket yang bisa diolah.

d. Mengelompokkan angket-angket tersebut berdasarkan variabel yang bersangkutan, kemudian memberikan skor pada tiap alternatif jawaban.

2. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik apa yang digunakan pada pengolahan data selanjutnya. Apabila penyebaran datanya normal maka akan digunakan statistik parametrik, namun apabila penyebaran datanya tidak normal maka akan digunakan teknik statistik non parametrik.

Hipotesis yang telah dirumuskan akan diuji dengan statistik parametrik, di mana penggunaan statistik parametrik mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi


(45)

normal (Sugiono, 2011: 172). Oleh karena itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu pengujian normalitas data. Adapun dalam penelitian ini, uji normalitas data dilakukan denan menggunakan bantuan SPSS For Windows 16.0.

Dalam menjelaskan hasil uji apakah sebuah distribusi data bisa dikatakan normal atau tidak dengan pedoman pengambilan keputusan: a. Jika nilai Asymp. Sig. atau signifikansi atau probabilitas < 0,05,

distribusi adalah tidak normal.

b. Jika nilai Asymp. Sig. atau signifikansi atau probalitas > 0,05, distribusi adalah normal.

3. Uji Linieritas Data

Untuk menentukan apakah hubungan Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y) bersifat linier, Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y) bersifat linier, dan Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y) bersifat linier.

4. Menghitung Kecenderungan Umum Responden

Teknik perhitungan ini digunakan untuk mencari gambaran kecenderungan umum responden sekaligus untuk menentukan kedudukan setiap item atau indikator, maka digunakan uji statistik yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu dengan menggunakan rumus Weighted Means Score (WMS) sebagai berikut :

̅ Keterangan :

̅ = Jumlah rata-rata yang dicari

X = Jumlah skor gabungan (frekuensi jawaban yang dikali bobot nilai untuk setiap alternatif jawaban/kategori)


(46)

Adapun langkah-langkah dalam pengelolaan WMS adalah : a. Memberikan bobot untuk setiap alternatif jawaban yang dipilih. b. Menghitung jumlah responden setiap item dan kategori jawaban. c. Menunjukkan jawaban responden untuk setiap item dan langsung

dikalikan dengan bobot alternatif jawaban itu sendiri.

d. Menghitung nilai rata-rata untuk setiap item pada masing-masing kolom.

e. Menentukan kriteria pengelompokkan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban.

f. Menentukan kriteria untuk setiap item dengan menggunakan tabel konsultasi hasil perhitungan WMS dalam tabel konsultasi (Anugrah, 2007:92) dibawah ini :

Tabel 3.12

Konsultasi hasil Perhitungan WMS

Rentang Nilai Kriteria Penafsiran Variabel X dan Y

3,50-4,00 Sangat tinggi Sangat baik

2,50-3,49 Tinggi Baik

1,50-2,49 Cukup Tinggi Cukup Baik

1,01-1,49 Rendah Kurang Baik

0,01-1,00 Sangat Rendah Sangat Kurang Baik

5. Uji Hipotesis

Tujuan dari uji hipotesis ini yaitu untuk mengetahui apakah kesimpulan berakhir pada penerimaan atau penolakan. Adapun cara-cara yang digunakan dalam uji hipotesis ini antara lain:


(47)

Analisis korelasi merupakan teknik statistik yang berusaha menemukan kekuatan hubungan antar variabel. Analisis korelasi berkaitan erat dengan analisis regresi. Beberapa perhitungan dalam analisis regresi dapat dipergunakan dalam perhitungan analisis korelasi.

a) Mencari koefisien korelasi antar variabel yang dijelaskan sebagai berikut:

(1) Menguji hipotesis pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Mengajar Guru (Y).

Pertama kali harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara Perilaku

Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru TK.

Ha : Terdapat pengaruh antara Perilaku Kepemimpinan

Kepala Sekolah terhadap Kinerja Mengajar Guru TK. Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus :

√ ∑ ∑

b) Menafsirkan koefisien korelasi yang diperoleh dengan menggunakan tabel sebagai berikut:

Tabel 3.13

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80-1,00 Sangat Kuat


(48)

0,40-0,599 Sedang

0,20-0,39 Rendah

0,001-0,19 Sangat Rendah

c) Mencari koefisien determinasi yang diperlukan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang diberikan variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y, dengan rumus :

Keterangan :

KD = Koefisien Determinasi yang dicari r2 = Koefisien korelasi

b. Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk mencari pola hubungan fungsional antara beberapa variabel. Dalam hal ini Sudjana (dalam Meliani, 2007:70) mengemukakan bahwa:

Jika kita mempunyai data yang terdiri atas dua atau lebih variabel, sewajarnya untuk dipelajari cara bagaimana variabel-variabel itu berhubungan. Hubungan yang didapat pada umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan matematik yang menyatakan hubungan fungsional antara variabel-varibael. Studi yang menyangkut masalah ini dikenal dengan analisis regresi.

Dengan kata lain analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi seberapa jauh nilai dependen (variabel Y) bila variabel independen (variabel X1 dan X2) diubah. Adapun analisis regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi ganda. Regresi ganda dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai kedua variabel independen secara bersama-sama dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiono,


(49)

2008: 267). Adapun persamaan regresi ganda yang dimaksud adalah:

̂

Keterangan :

Y = nilai yang diprediksikan a = konstanta

b1 = koefisien regresi independen 1

b2 = koefisien regresi independen 2

X1 = nilai variabel independen 1

X2 = nilai variabel independen 2

Perhitungan analisis korelasi dan analisis regresi ini dilakukan menggunakan SPSS For Windows 16.0.


(50)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bagian akhir tesis ini akan dikemukakan hal-hal pokok yang disajikan sebagai pemaknaan penelitian secara terpadu terhadap semua hasil penelitian yang diperoleh dalam bentuk Kesimpulan dan Rekomendasi.

A. Kesimpulan

Kinerja mengajar merupakan efektivitas guru dalam memberikan pengajaran di kelas. Dalam melakukan pengajaran kinerja guru menjadi suatu hal yang penting, karena guru merupakan pihak yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran di dalam kelas serta memiliki peran yang sangat vital dalam meningkatkan kualitas anak didiknya. Terkait dengan hal tersebut, penelitian ini telah menganalisis kinerja mengajar Guru TK di Kota Serang yang dipengaruhi oleh dua variabel bebas, yaitu perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja . Berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa kesimpulan yang perlu diperhatikan:

1. Deskripsi perilaku kepemimpinan kepala sekolah TK di Kota Serang kecenderungannya sangat intensif. Hal ini berarti bahwa kepala sekolah menunjukkan perilaku kepeminpinan yang meliputi pembagian peran berdasarkan struktur, tugas, tanggung jawab, memberikan pertimbangan, dukungan, dan menunjukkan kepemimpinan partisipatif sudah dilakukan dengan cukup intensif. Dari 3 sub dimensi perilaku kepemimpinan kepala sekolah, sub dimensi dengan intensitas tertinggi adalah kepemimpinan partisipatif, sedangkan sub dimensi dengan intensitas terendah adalah struktur memprakarsai (peran).

2. Deskripsi motivasi kerja untuk mendukung kinerja mengajar guru tergolong sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa motivasi kerja guru yang meliputi faktor


(51)

motivator dan faktor higien telah menunjukkan kecenderungan tinggi. Dari 2 sub dimensi motivasi kerja, sub dimensi dengan kecenderungan tertinggi adalah faktor higien, sedangkan sub dimensi dengan kecenderungan terendah adalah faktor motivator.

3. Deskripsi kinerja mengajar guru TK di Kota Serang tergolong sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa guru TK di Kota Serang sudah menunjukkan kinerja mengajar yang baik. Kinerja mengajar yang baik tersebut diukur dari pengetahuan tentang mata pelajaran, pengetahuan pedagogis, merancang/merencanakan pembelajaran, menciptakan lingkungan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai dan mengkomunikasikan hasil belajar, dan tanggap (responsif). Dari tujuh sub dimensi dalam konteks kinerja mengajar, sub dimensi dengan kecenderungan tertinggi adalah tanggap (responsif), sedangkan sub dimensi dengan kecenderungan terendah adalah merancang/merencanakan pembelajaran.

4. Kinerja Mengajar Guru TK dipengaruhi oleh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dengan kategori rendah. Hal ini bermakna bahwa kinerja mengajar Guru TK dapat ditingkatkan dengan meningkatkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Dalam menjalankan perilaku kepemimpinannya kepala sekolah cenderung sering melakukan sharing ide, melibatkan tim dalam pemecahan masalah yang ada dan bertanggung jawab akan hasil yang telah disepakati. Tetapi kurang dalam hal mendefinisikan dan menstruktur perannya sendiri, maupun peran guru dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.

5. Kinerja Mengajar Guru TK dipengaruhi oleh motivasi kerja dengan kategori cukup kuat. Hal ini bermakna bahwa kinerja mengajar guru TK dapat ditingkatkan dengan meningkatkan motivasi kerja guru. Motivasi kerja memberikan pengaruh terhadap kinerja mengajar guru TK dalam hal proses belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa motivasi kerja yang baik dapat meningkatkan kualitas kinerja mengajar guru TK.

6. Secara simultan, kinerja mengajar guru TK dipengaruhi oleh perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja secara positif dan signifikan


(52)

dengan kategori cukup kuat. Hal tersebut bermakna bahwa kinerja mengajar guru TK dapat ditingkatkan dengan meningkatkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja. Kepala sekolah yang mampu menunjukkan perilaku yang baik serta guru yang dapat menunjukkan motivasi kerja yang baik, akan dapat meningkatkan kinerja mengajar guru TK. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, penelitian ini menyimpulkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja mengajar guru TK di Kota Serang.

B. Rekomendasi

1. Meskipun perilaku kepemimpan kepala sekolah TK berada pada kategori sangat tinggi, kinerja mengajar guru TK dapat ditingkatkan lebih baik lagi dengan meningkatkan sub dimensi struktur memprakarsai (peran). Hal ini penting dilakukan karena akan mampu meningkatkan kinerja mengajar guru TK. Peningkatan struktur memprakarsai (peran) dapat dilakukan dengan cara menegaskan seberapa besar wewenang maupun tanggung jawab yang harus dipikul baik untuk masing-masing pekerjaan (baik untuk guru, maupun kepala sekolah itu sendiri) yang merupakan bagian dari pekerjaan yang lebih besar dimana sasarannya adalah untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan, kepala sekolah dapat menyediakan saluran komunikasi yang dapat dimanfaatkan oleh kepala sekolah itu sendiri, guru, staf sekolah untuk menyampaikan masukan dan pendapat dari masing-masing individu tersebut, dan juga kepala sekolah dapat menyediakan pedoman kerja yang jelas, agar guru dapat melakukan pekerjaan secara terkendali dan konsisten. Sehingga nantinya dapat diketahui kelemahan dari sistem yang ada di sekolah, apakah kelemahan itu disebabkan karena faktor manusianya ataupun ada perubahan dalam sistem pelayanan pendidikan.

2. Meskipun motivasi kerja dalam konteks kinerja mengajar guru TK sudah tergolong cukup tinggi, motivasi kerja akan lebih baik lagi jika sub dimensi faktor motivator dapat ditingkatkan lagi. Hal ini penting dilakukan karena faktor motivator sangat berdampak bagi kinerja mengajar guru TK.


(53)

Peningkatan faktor motivator, bisa dilakukan dengan cara mengalokasi insentif secara periodik untuk memotivasi kinerja para guru yang unggul atau memenuhi standar performa bagus. Insentif dapat diberikan setiap catur wulan kepada guru-guru yang berdedikasi tinggi dan efisien. Juga dengan cara membuka peluang akan adanya promosi bagi guru, karena dengan ada promosi tersebut guru akan merasa dihargai jerih payahnya, merasa dianggap mampu, dan merasa memiliki kesempatan untuk mengaktualisasikan diri.

3. Meskipun kinerja mengajar guru TK telah dilakukan dengan baik, tetapi kinerja mengajar guru TK dapat ditingkatkan lagi dengan meningkatkan sub dimensi yang berkaitan dengan merancang dan merencanakan pembelajaran Untuk meningkatkan hal tersebut, yang dapat dilakukan adalah Guru mampu mengidentifikasi dan mengelompokkan kompetensi yang ingin dicapai setelah proses pembelajaran. Kompetensi yang ingin dikembangakan harus mengandung muatan yang menjadi materi standar, yang dapat diidentifikasi berdasarkan keputusan peserta didik, kebutuhan masyarakat, ilmu pengetahuan, dan filsafat. Guru mampu mengembangkan materi standar. Materi standar merupakan isi kurikulum yang diberikan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran dan pembentukkan kompetensi. Guru mampu menentukan metode. Penentuan metode pembelajaran erat kaitannya dengan pemilihan strategi pembelajaran yang paling efisien dan efektif dalam memberikan pengalaman belajar yang diperlukan untuk membentuk kompetensi dasar. Dalam hal ini, stretegi pembelajaran merupakan kegiatan guru dalam melakukan proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik untuk mencapai tujuan. Guru mampu merencanakan penilaian. Sejalan dengan KTSP yang berbasis kompetensi penilaian hendaknya dilakukan berdasarkan apa yang dilakukan oleh peserta didik selama proses pembelajaran dan pembentukan kompetensi. Oleh karena itu, penilaian hendaknya dilakukan berbasis kelas dan ujian dilakukan berbasis sekolah. Tyler (1986) mengatakan bahwa penilaian pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui tercapai tidaknya pembelajaran


(54)

yang telah dilaksanakan yang mencakup semua komponen pembelajaran baik proses maupun hasilnya.

4. Berdasarkan pengaruh yang diberikan oleh perlaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru TK, disarankan bahwa perilaku yang berkaitan dengan kinerja mengajar guru lebih diperdalam lagi. Sehingga apabila kepala sekolah hendak meningkatkan kinerja guru, maka yang sebaiknya dilakukan adalah merubah perilaku kepemimpinannya dan meningkatkan lagi pemberian motivasi kepada guru.

5. Akhirnya dari hasil penelitian ini, penulis menyarankan kepada peneliti yang lain, yang akan meneliti Kinerja Guru TK untuk memasukkan variabel lain seperti : kemampuan, pengalaman kerja, struktur desain kerja, sistem reward yang secara teoritis dapat mempengaruhi kinerja mengajar guru.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Akdon. (2008). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian untuk Administrasi dan

Manajemen. Bandung: Dewa Ruci

Ali, M. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka.

Basri, A.F.M. & Rivai, V. (2005). Performance Appraisal. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Burhanuddin, Y. (2005). Administrasi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Pedoman Penilaian Kinerja Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Depdiknas

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS).

Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Raudhatul Athfal. Jakarta: Depdiknas.

Engkoswara. (2010). Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Faridah, I. (2012). Kontribusi Kompetensi Kerja Guru dan Kepemimpinan

Pembelajaran (Instructional Leadership) Kepala TK Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK di Kota Bandung. Bandung: Universitas Pendidikan

Indonesia.

Farida, T.H. (2014). Peran Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru Taman

Kanak-Kanak (studi Pada TK Aisyiyah Pembina Piyungan Bantul Yogyakarta). Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Gary, D. (2009). Manajemen Personalia Teknik dan Konsep Modern. Edisi


(56)

Gibson, dkk. (2006). Organizations behaviour, structure, processes. Dallas: Business Pub.

Gorton, R., Judy, A.,& Petra, S. (2007). School Leadership&Administration. New York: McGraw-Hill.

Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hamzah. B.U. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya (Analisis Di Bidang

Pendidikan). Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan. J.J. dan Moedjiono. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hill V. (2013). Principal Leadership Behaviors Which Teachers At Different

Career Stage Perceive As Affecting Job Satisfaction. Western Michigan

University.

Hicks, H.G & Gullet, R.G. (2002). Organisasi Teori dan Tingkah Laku. Jakarta: Bumi Aksara.

Hoy, Waine K. And Miskell, Cecil G. (2008). Educational Administration:

Theory, Research, and Practise (6 th ed., international edition). Singapore:

McGrawHill Co.

Indrawati, Y. (2012). Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja

Terhadap Kinerja Guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Salatiga: Universitas Kristen Satya

Wacana.

Isjoni. (2009). Model Pembelajaran Anak Usia Dini (Membentuk Generasi

Cemerlang Harapan Bangsa). Bandung: Alfabeta.

Joffrion. A.M (2011). Principal Leadership Behaviors And School Performances

Scores In Southeastern Louisiana Elementary/Middle Schools. Louisiana :


(1)

Gibson, dkk. (2006). Organizations behaviour, structure, processes. Dallas: Business Pub.

Gorton, R., Judy, A.,& Petra, S. (2007). School Leadership&Administration. New York: McGraw-Hill.

Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hamzah. B.U. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya (Analisis Di Bidang Pendidikan). Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan. J.J. dan Moedjiono. (2009). Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Hill V. (2013). Principal Leadership Behaviors Which Teachers At Different Career Stage Perceive As Affecting Job Satisfaction. Western Michigan University.

Hicks, H.G & Gullet, R.G. (2002). Organisasi Teori dan Tingkah Laku. Jakarta: Bumi Aksara.

Hoy, Waine K. And Miskell, Cecil G. (2008). Educational Administration: Theory, Research, and Practise (6 th ed., international edition). Singapore: McGrawHill Co.

Indrawati, Y. (2012). Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru TK/RA di UPTD Pendidikan Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Salatiga: Universitas Kristen Satya Wacana.

Isjoni. (2009). Model Pembelajaran Anak Usia Dini (Membentuk Generasi Cemerlang Harapan Bangsa). Bandung: Alfabeta.

Joffrion. A.M (2011). Principal Leadership Behaviors And School Performances Scores In Southeastern Louisiana Elementary/Middle Schools. Louisiana : Southeastern Louisiana University.


(2)

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013) Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non Formal, Dan Informal. Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini. [Online]. Tersedia di:

http://www.paudni.kemdikbud.go.id/paud/. Diakses : 14 April 2013. Kentucky Education Professional Standards Board. (2003). Kentucky Teacher

Standards for Preparation and Certification: Interdisciplinary Early

Childhood Education Birth to Primary. [Online]. Tersedia:

http://www.epsb.ky.gov/teacherprep/iecestandards.asp. Diakses : 22 April 2013.

Keputusan Walikota Serang. (2008). Keputusan Walikota Serang Nomor 34 Tahun 2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Kota Serang.

Khasanah. M. (2013). Pendidikan Anak Usia Dini. Serang: Universitas Airlangga. Krug. F.W. (2008). From Leadership Behavior To Cognition: A Constructivist

Theory of US Principals. Journal of Educational Administration, 36 (3), hlm. 229-248

Lunenberg, Fred C and Allan C. Ornstein. (2006). Educational Administration: Concepts and Practise. USA: Wadsworth

Mangkunegara. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Martinis, Yamin. (2011). Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Mulyadi. (2010). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budya Mutu. Malang : UIN Maliki Press.

Mulyasa, E. (2009). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.


(3)

Nasution. (2009). Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Nawawi, Hadari. (2004). Administrasi Pendidikan. Jakarta: CV Masagung Nazir, Mohammad. (2008). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Peraturan Daerah Kota Serang. (2008). Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Serang.

Peraturan Kementerian Pendidikan Nasional. (2009). Permendiknas Nomor 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.

Peraturan Pemerintah. (2005). Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Quinn. D.M (2004). The Impact of Principal Leadership Behavior On Instructional Practise And Student Engagement. Journal of Educational Administration, 40 (5). hlm 447-467.

Robbins, S.P. (2009). Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Sardiman A.M. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Samsudin, S. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.

Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: CV. Mandar Maju.

Seegum. A.K. (2013). Motivation Among Public Primary School Teachers in Mauritius. International Journal of Educational Administration, 27 (4). hlm. 446-464


(4)

Scarbrough. J.M. (2014). Principal Leadership Behaviors Found in Reward High Schools With High Academic Growth. Union University

Silalahi, U. (2011). Asas-Asas Manajemen. Bandung: PT. Refika Aditama.

Solihin, I. (2009). Corporate Social Responsibility from Charity to Sustainability. Jakarta: Salemba Empat.

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sudjarwo. (2008).Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.

Sugiono. (2006). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Suherman, E. (2008). Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta. Sulistyorini. (2008). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Pengembangan

Sekolah Dasar. Jember: CSS.

Suryadi, A. (2006). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Pos PAUD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Pendidikan Luar Sekolah Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini.

Suryosubroto. (2004). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini (Pengantar Dalam Berbagai

Aspeknya). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sutisna. (2003). Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung: Remaja Rosdakarya


(5)

Syamsudin, E. (2006). Pedoman Penerapan Pendekatan Beyond Centers And Circle Times (BCCT) Dalam Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Thoha, M. (2012). Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Tim Dosen Administrasi Pendidikan. (2005). Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI.

Undang-Undang RI. (2004). Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah.

Undang-Undang RI. (2005). Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

Unicef Indonesia. (2012). Ringkasan Kajian. Pendidikan & Perkembangan Anak Usia Dini. [Online]. Tersedia di: http://www.unicef.org/indonesia/id/A3_-_B_Ringkasan_Kajian_Pendidikan.pdf. Diakses 15 April 2013.

Usman, H. (2006). Manajemen Teori-Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahjosumidjo. (2010). Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan Teoritik dan Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wahyono, S. (2010). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Wahyudi. (2009). Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi

Pembelajaran (Learning Organization). Bandung: Alfabeta.

Wahyudi, U. dan Mubiar, A. (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini (Panduan Untuk Guru, Tutpr, Fasilitator dan Pengelola Pendidikan Anak Usia Dini). Bandung: Refika Aditama.


(6)

Yi Chiu, J.L. (2009). Perceived differences in teaching performance from viewpoints of lecturers and students. International Journal of Educational Management, 23 (7), hlm. 564-573