HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP KENAKALAN REMAJA : Studi Korelasional pada Siswa Kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu.

(1)

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS TEMAN SEBAYA TERHADAP KENAKALAN REMAJA

(Studi Korelasional pada Siswa Kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu) Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi pada Jurusan Psikologi

Disusun oleh: Halimah 0806954

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Hubungan antara Konformitas

Terhadap Teman Sebaya dengan

Kenakalan Remaja

(Studi Korelasi pada Siswa Kelas XII

SMA PGRI 2 Sindang Indramayu)

Oleh Halimah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Halimah 2013

Universitas Pendidikan Indonesia Januari 2013


(3)

(4)

(5)

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Hubungan antara Konformitas Terhadap Teman Sebaya dengan Kenakalan Remaja (Studi Korelasional pada Siswa Kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu)” ini, sepenuhnya adalah karya saya sendiri, tidak ada di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013 Yang membuat pernyataan

Halimah NIM. 0806954


(6)

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH

Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi yang berjudul Hubungan Antara Konformitas Teman Sebaya Terhadap Kenakalan Remaja pada Siswa Kelas XII SMA PGRI 2 Sindang

Indramayu” ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan, wawasan, kemampuan, pengalaman, dan referensi yang penulisi miliki. Oleh karena itu, penulis menerima segala kritik dan saran-saran yang bermanfaat dan bersifat membangun dari berbagai pihak.

Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya, penghargaan yang setinggi-tingginya dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah


(7)

3. Drs. MIF Baihaqi, M.Si, selaku Pembimbing Skripsi I 4. Dr. Tjutju Soendari, M.Pd, selaku Pembimbing Skripsi II

5. Lira Fessia Damaianti, S.Psi., M.Pd, selaku Pembimbing Akademik.

6. M. Ariez Mustofa, M.Si, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menjadi salah satu expert judgement instrumen.

7. Seluruh dosen, staf dan karyawan Universitas Pendidikan Indonesia.

8. Drs. Kuswaya SM, selaku Kepala Sekolah SMA PGRI 2 Sindang Indramayu 9. Siswa-siswi SMA PGRI 2 Sindang Indramayu.

10.Orang tuaku tercinta, mamah Hanifah dan bapak Sihabudin, Sisters and Brothers. Terima kasih.

11.Pacaraku tersayang, Agustinus Resa. Terima kasih.

12.Sahabat-sahabat terbaikku di Psychojoon, Fri, mai, iki, lilis, fia, meva, santa. 13.Seluruh teman-teman Psikologi 08 yang sangat luar biasa dan menginspirasi. 14.Sahabat-sahabat kkn, Hana dan Fauziah.

15.Sahabat-sahabat SMA Rani, Dani, Nuri. Terima kasih..

Akhir kata penulis mengharapkan penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya khususnya bagi penulis sendiri. Amin.

Bandung, Januari 2012 Penulis,


(8)

ABSTRAK

Halimah.(0806954). Hubungan Antara Konformitas Teman Sebaya Terhadap

Kenakalan Remaja pada Siswa Kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu. Skripsi. Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung (2013)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui data empiris konformitas teman sebaya di SMA PGRI 2 Sindang Indramayu, untuk mengetahui data empiris kenakalan remaja di SMA PGRI 2 Sindang Indramayu, serta untuk mengetahui data empiris hubungan konformitas teman sebaya terhadap kenakalan remaja pada SMA PGRI 2 Sindang Indramayu. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan angket pada siswa kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah Product Moment Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat konformitas teman sebaya berada pada kategori sedang yaitu sebesar 65,30% yang berarti bahwa siswa cukup mampu membuat keputusan untuk mengikuti atau tidak mengikuti suatu nilai yang ada dalam kelompok dan tingkat kenakalan remaja berada pada kategori sedang yaitu 66,32% yang berarti bahwa pelanggaran yang dilakukan tidak menjurus kepada tindakan yang kriminal ataupun merugikan orang lain. Dapat diketahui bahwa signifikansi dalam penelitian ini adalah 0.000 (<0.05). Ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel. Angka koefisien korelasi dengan α=0.05 menunjukkan angka sebesar 0,340. Hal ini menunjukkan adanya hubungan searah antara kedua variabel dan hubungan keduanya tergolong sedang. Selain itu, koefisien determinasi menunjukkan bahwa kenakalan remaja hanya memiliki kontribusi sebesar 18% terhadap konformitaas pada siswa kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu. Berdasarkan penelitian, sekolah sebagai salah satu lingkungan sosial tempat remaja berinteraksi hendaknya menciptakan dan memberikan suasana yang dapat mendorong siswa untuk dapat bereksplorasi diri dalam hal-hal positif, serta melakukan kegiatan kreatif sesuai dengan minat dan bakatnya.


(9)

ABSTRACT

Halimah.(0806954). Correlation Between Peer Group Conformity and The

Juvenile Delinquency In Students Grade XII At SMA PGRI 2 Sindang Indramayu. Reasearch papet. Department of Psychology. Indonesia University of Education. Bandung (2013)

This study aimed at finding out (1) the description of peer group conformity in adolesence on Students Grade XII at SMA PGRI 2 Sindang Indramayu, (2) the description of juvenile delinquency on Students Grade XII at SMA PGRI 2 Sindang Indramayu, (3) the correlation between peer group conformity with the juvenile delinquency on Students Grade XII at SMA PGRI 2 Sindang Indramayu. This study uses quantitative approach through correlation method. The analysis technique used is Product Moment Pearson. The researcher used the data collection techniques with distributing questionnaires to the grade XII students of SMA PGRI 2 Sindang Indramayu. Afterward, the researcher used Product Moment Pearson as analysis technique. It can be found that the significance of this study is 0.000 (<0.05). It means Ho rejected and Ha accepted. Thus it can be seen that there is a significant correlation between the two variables. Correlation coefficient with α = 0.05 showed the number of 0.340. This suggests a direct correlation between the two variables and their correlation is medium. Beside that, determination coefficient shows that the juvenile delinquency only has 18% contribution toward conformity of Grade XII students in SMA PGRI 2 Sindang Indramayu. Based on the study, a school as one of interaction social place of teenagers should create and give the atmosphere which encourage the students to explore themselves in the positive way, such as doing the activities in appropriate with their interests and aptitudes.


(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR HAK CIPTA

LEMBAR PENGESAHAN

HALAMAN PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH... ii

ABSTRAK... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... x

DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelititan... 6

D. Manfaat Penelitian... 6

1. Manfaat Teoritis ... 6


(11)

a. Pengertian teman sebaya... 9

b. Pengertian Konformitas... 11

c. Pengertian Konformitas Teman Sebaya... 13

d. Dasar-Dasar Konformitas... 14

e. Aspek-Aspek Konformitas... 14

f. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konformitas... 15

2. Kenakalan Remaja... 17

a. Pengertian Kenakalan Remaja... 17

c. Aspek-Aspek Kenakalan Remaja... 19

d. Karakteristik Kenakalan Remaja... 24

e. Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja... 25

f. Faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja... 26

B. Penelitian Terdahulu... 29

C. Kerangka Berfikir... 31

C. Hipotesis... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian... 34

1. Lokasi Penelitian...………. 34

2. Populasi Penelitian... 34

3. Sampel Penelitian... 34

B. Desain Penelitian...……..………...…… 35

C. Metode Penelitian………... 36


(12)

1.Variabel Penelitian... 37

2. Definisi Operasional Variabel... 38

E. Instrumen Penelitian... 38

1.Konformitas Terhadap Teman Sebaya... 38

2.Kenakalan Remaja... 39

3.Teknik Skoring... 41

4.Kategorisasi Skala Konformitas Terhadap Teman Sebaya... 42

5.Kategori Skala Kenakalan Remaja... 43

F. Proses Pengembangan Instrumen... 44

1.Uji Validitas Isi... 44

2.Uji Coba Instrumen... 44

3.Analisis Item... 45

4.Uji Reliabilitas... 49

G. Teknik Penngumpulan Data... 51

H. Teknik Analisis Data... 51

1.Uji Normalitas... 51

2.Uji Linieritas... 53

3.Uji Korelasi... 54


(13)

3.Tahap Pengolahan Data... 57

4. Tahap Penyelesaian... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 58

1. Data Empiris Konformitas Terhadap Teman Sebaya pada Siswa Kelas XII Di SMA PGRI 2 Sindang Indramayu ... 58

2. Data Empiris Kenakalan Remaja Siswa Kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu... 62

3. Hubungan antara Konformitas Terhadap Teman Sebaya dengan Kenakalan Remaja pada Siswa Kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu... 66

a. Uji Normalitas... 66

b. Koefisien Korelasi... 67

c. Uji Signifikansi... 69

d. Koefisien Determinasi... 69

B. Pembahasan Penelitian... 70

1. Data Empiris Konformitas Terhadap Teman Sebaya pada Siswa Kelas XII Di SMA PGRI 2 Sindang Indramayu ... 71

2. Data Empiris Kenakalan Remaja Siswa Kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu... 75

3. Hubungan Antara Konformitas Teman Sebaya dengan Kenakalan Remaja Pada Siswa Kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu.. 80


(14)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan... 82

2. Saran... 83

DAFTAR PUSTAKA... 85

LAMPIRAN-LAMPIRAN... 88 DAFTAR RIWAYAT HIDUP


(15)

DAFTAR TABEL

No. Judul Tabel Hal

3.1. Blue Print Uji Coba Instrumen Konformitas terhadap Teman

Sebaya... 39

3.2. Blue Print Uji Coba Instrumen Kenakalan Remaja... 40

3.3. Bobot alternatif jawaban instrumen Konformitas terhadap Teman Sebaya……... 41

3.4. Bobot alternatif jawaban instrumen Kenakalan Remaja... 41

3.5. Formula Pengkategorisasian Konformitas Terhadap Teman Sebaya... 42

3.6. Statistik Deskriptif Konformitas Terhadap Teman Sebaya... 42

3.7. Pengkategorisasian Konformitas Terhadap Teman Sebaya... 42

3.8. Formula Pengkategorisasian Kenakalan Remaja... 43

3.9. Statistik Deskriptif Kenakalan Remaja... 43

3.10. Pengkategorisasian Kenakalan Remaja... 43

3.11. Hasil Pengujian Validitas Variabel Konformitas Teman Sebaya... 46

3.12. Item-item yang Layak pada Instrumen Konformitas Terhadap Teman Sebaya... 47

3.13. Hasil Pengujian Validitas Variabel Kenakalan Remaja... 48

3.14. Item-item yang Layak pada Instrumen Kenakalan Remaja... 49

3.15. Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach... 50

3.16. Reliabilitas Instrumen Konformitas Teman Sebaya... 50

3.17. Reliabilitas Instrumen Kenakalan Remaja... 51

3.18. Hasil Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov... 52

3.19. Hasil Uji Linearitas... 53

3.20. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi... 54


(16)

3.22. Kriteria Signifikansi Korelasi... 56 4.1. Descriptive Statistic Variabel Konformitas Terhadap Teman Sebaya... 58 4.2. Data Empiris Konformitas Terhadap Teman Sebaya pada Siswa Kelas XII di

SMA PGRI 2 Sindang Indramayu... 59 4.3. Data Empiris Konformitas Terhadap Teman Sebaya Berdasarkan

Dasar-Dasar Pembentuk Konformitas... 60 4.4. Descriptive Statistic Variabel Kenakalan Remaja... 62 4.5. Data Empiris Kenakalan Remaja pada Siswa Kelas XII Di SMA PGRI 2

Sindang Indramayu... 63 4.6. Data Empiris Kenakalan Remaja Berdasarkan Bentuk-Bentuk

Kenakalan... 64 4.7. Uji Normalitas………... 67 4.8. Korelasi antara Konformitas Terhadap Teman Sebaya dengan Kenakalan

Remaja pada Siswa Kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu... 68 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi…………...…………...………... 70


(17)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Grafik Hal

4.1. Data Empiris Konformitas Terhadap Teman Sebaya pada Siswa Kelas XII di SMA PGRI 2 Sindang Indramayu... 59 4.2. Data Empiris Konformitas Terhadap Teman Sebaya Berdasarkan

Dasar-Dasar Pembentuk Konformitas... 61 4.3. Data Empiris Kenakalan Remaja pada Siswa Kelas XII Di SMA PGRI 2

Sindang Indramayu... 63 4.4. Data Empiris Kenakalan Remaja Berdasarkan Bentuk-Bentuk Kenakalan.. 65


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Administrasi Penelitian

Lampiran 2 : Instrumen format A sebelum uji coba Lampiran 3 : Instrumen format B sebelum uji coba Lampiran 4 : Instrumen format A setelah uji coba Lampiran 5 : Instrumen format B setelah uji coba

Lampiran 6 : Hasil uji reliabilitas dan validitas instrumen format A & B Lampiran 7 : Hasil pengolahan statistik SPSS

Lampiran 8 : Skor mentah jawaban responden pada instrumen format A Lampiran 9: Skor mentah jawaban responden pada instrumen format B Lampiran 10: Rekapitulasi absensi siswa


(19)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja memang masa yang menyenangkan sekaligus masa yang tersulit dalam hidup seseorang. Pada masa ini, sebagian besar remaja mengalami gejolak dimana terjadi perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun secara social (Sudarsono, 2004). Inilah yang disebut sebagai masa krisis karena remaja mengalami masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Di masa ini seorang anak mulai mencari jati diri. Dalam setiap peralihan, status remaja tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan. Disatu sisi, remaja bukan lagi seorang anak dan disisi lain bukan pula orang dewasa. Kebanyakan orang dewasa masih menganggap mereka sebagai anak-anak. Dan memanglah kenyataan demikian bahwa anak remaja berada di masa pubertas yakni suatu masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Menurut Remplein (Sudarsono, 2004), usia krisis remaja pada wanita berkisar antara 15,5 – 16,5 tahun, sedangkan pada laki-laki berkisar antara 16 – 17 tahun. Remaja belum sanggup berperan sebagai orang dewasa, tetapi enggan jika disebut bahwa dia masih anak-anak. Karena orang dewasa enggan memberikan peranan dan tanggung jawab kepada mereka, maka hal itu dirasakan oleh remaja sebagai kurangnya penghargaan. Perasaan kurang dihargai itu muncul dalam kelainan-kelainan tingkah laku remaja seperti kebut-kebutan di jalan raya, menghisap ganja, berkelakuan melanggar susila, berkelahi dan sebagainya. Semua contoh kenakalan tersebut


(20)

merupakan penyimpangan perilaku yang menyebabkan ketidaktentraman pada diri sendiri maupun orang lain.

Menurut Feldman & Elliot, 1990; Hamburg, 1993; Hechinger, 1992 (Santrock, 1995:30), dewasa ini para remaja menghadapi tuntutan, harapan, serta risiko-risiko dan godaan-godaan, yang nampaknya lebih banyak dan kompleks daripada yang dihadapi oleh para remaja generasi sebelumnya. Remaja mulai ingin menyatakan wujud kedewasaanya, ingin menyatakan identitasnya dan ingin pula hendak membuktikannya. Akan tetapi, terkadang remaja menghadapi hambatan-hambatan, apa lagi yang sifatnya berlawanan dengan semangat kemudaannya, yang bertentangan dengan hati sanubarinya, yang bertentangan dengan selera, gaya hidup, dan tujuan. Bilamana hal ini berlanjut terus, karena orang tua tidak mau tahu, remaja akan memberontak. Sekedar melepaskan kejengkelan inilah sering remaja itu menunjukkan perlawanan. Remaja-remaja yang senasibpun mulai membentuk kelompok; kelompok remaja yang anggotanya berasal dari rumah tangga yang bermasalah, atau yang tidak mampu memenuhi keperluan anak-anak remaja mereka. Biasanya remaja-remaja semacam ini terikat dalam solidaritas yang kuat. Kadang-kadang mereka menyalurkan aspirasi dengan tindakan kenakalan sekedar memancing perhatian orang-orang dewasa, ataupun


(21)

kenakalan remaja dirasa telah mencapai tingkat yang cukup meresahkan bagi masyarakat.

BNN melaporkan pada tahun 2010, prevalensi penyalahgunaan narkoba meningkat menjadi 2,21% atau sekitar 4,02 juta orang. Pada tahun 2011, prevalensi penyalahgunaan meningkat menjadi 2,8 persen atau sekitar 5 juta orang (Kompas.com, 26 Juni 2011).

Seperti yang diberitakan oleh Majalah Wanita Kartini, 14 Juni 2012, hasil survei Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terhadap 4.500 remaja di 12 kota besar menghasilkan 93,7 % pernah berciuman, petting dan oral, 62 % remaja di Indonesia pernah berhubungan intim. Fakta lainnya yang juga mencengangkan, sekitar 21,2 % remaja putri di Indonesia pernah melakukan aborsi. Survei juga menyebutkan, 97% perilaku seks remaja diilhami pornografi di internet. Berdasarkan penelitian tahun 2010/ 2011 di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dengan jumlah sampel 3006 responden dengan usia 17-24 tahun, hasil menunjukkan 20.9% remaja mengalami kehamilan dan kelahiran sebelum menikah.

Adapun kenakalan yang sering terjadi di SMA PGRI 2 Sindang berdasarkan hasil wawancara dengan guru BP (Budi Pekerti), yaitu membolos sekolah. Terlihat dari data yang menunjukkan ketidakhadiran tanpa alasan jelas (alpha) yang tinggi. Terkadang dari rumah, siswa tetap berangkat ke sekolah namun tidak sampai ke sekolah. Beberapa kasus kenakalan yang terjadi di sekolah tersebut, diantaranya pernah ada murid perempuan yang


(22)

dikeluarkan dari sekolah (drop out) karena diketahui murid tersebut hamil. Untuk narkoba sendiri belum ada kasus yang tercatat di sekolah tersebut, akan tetapi ada beberapa siswa laki-laki menggunakan pil seperti obat yang mengakibatkan kehilangan kesadaran sebagai pengganti narkoba.

Menurut Santrock (2003), faktor yang ikut mempengaruhi kenakalan remaja adalah pengaruh teman sebaya. Teman-teman sebaya yang melakukan kenakalan akan meningkatkan resiko untuk menjadi pelaku kenakalan. Selama masa remaja, khususnya awal masa remaja, mereka lebih mengikuti standar-standar teman sebaya daripada yang mereka lakukan pada masa anak-anak. Bagi remaja yang memiliki kecenderungan kuat untuk memasuki suatu kelompok maka pengaruh pemberian norma oleh kelompok tersebut akan berdampak pada timbulnya konformitas yang kuat. Kondisi demikian akan membuat remaja cenderung untuk ikut atau cenderung untuk lebih menyesuaikan diri dengan norma kelompok agar mendapatkan penerimaan dan tidak ditolak (Surya, 1999: 65). Pada umumnya remaja mementingkan konformitas dan penerimaan kelompok. Apapun akan dilakukan asalkan diterima oleh kelompok.

Menurut Santrock (1995) mengemukakan bahwa konformitas mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan remaja seperti pilihan


(23)

sifatnya positif atau sebaliknya remaja terbawa pada hal-hal negatif yang menjerumuskan pada kenakalan remaja.

Berdasarkan fenomena kenakalan remaja di kota besar dan di sekolah PGRI 2 Sindang, serta faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja, maka peneliti merasa tertarik untuk mengangkat topik kenakalan remaja sebagai bahan penelitian. Peneliti ingin meneliti mengenai hubungan konformitas terhadap teman sebaya dengan kenakalan remaja. Adapun kelompok teman sebaya yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kelompok teman sebaya yang mengarah pada hal negatif.

B. Rumusan Masalah

Kasus kenakalan remaja yang terjadi di Indonesia menunjukkan data yang cukup tinggi. Angka kenakalan remaja ini dari tahun ke tahun semakin meningkat dan terus berulang. Berdasarkan masalah diatas, peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagaimana data empiris konformitas teman sebaya yang terjadi di SMA PGRI 2 Sindang Indramayu?

2. Bagaimana data empiris kenakalan remaja di SMA PGRI 2 Sindang Indramayu?

3. Apakah ada hubungan antara konformitas teman sebaya dengan kenakalan remaja SMA PGRI 2 Sindang Indramayu?


(24)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui data empiris konformitas teman sebaya di SMA PGRI 2 Sindang Indramayu.

2. Untuk mengetahui data empiris kenakalan remaja di SMA PGRI 2 Sindang Indramayu.

3. Untuk mengetahui hubungan antara konformitas teman sebaya dengan kenakalan remaja di SMA PGRI 2 Sindang Indramayu.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sehingga akan menjadi bahan yang dapat digunakan untuk perkembangan ilmu psikologi khususnya pada bidang Psikologi Sosial dan Psikologi Perkembangan yaitu memberikan sumbangan mengenai konformitas terhadap teman sebaya dan kenakalan pada tugas perkembangan pada tahapan remaja. Adapun tugas perkembangannya yaitu mencapai relasi


(25)

remaja yang tengah memasuki masa transisi dari anak-anak menuju dewasa agar tidak terjerumus kepada kenakalan remaja.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika dalam penulisan skripsi ini, sebagai berikut: BAB I Merupakan pendahuluan yang menjelaskan tentang latar

belakang masalah, rumusan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II Bab ini memuat tinjauan teoritis yang menjadi acuan dalam pembahasan masalah. Teori-teori yang dimuat adalah teori mengenai teman sebaya, konformitas, dan kenakalan remaja. Terdapat pula kerangka pemikiran dan hipotesis hasil yang melandasi penelitian ini.

BAB III Bab ini menjelaskan mengenai lokasi, populasi, dan sampel penelitian, desain penelelitian, metode penelitian, variabel penelitian dan definisi operasional Variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengambilan data, teknik analisis data, dan prosedur pelaksanaan penelitian.

BAB IV Bab ini memuat hasil penelitian dan pembahasan penelitian.


(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah di Kota Indramayu yaitu SMA PGRI 2 Sindang yang beralamat di Jl. MT. Haryono Sindang Indramayu. Adapun pemilihan lokasi berdasarkan pada studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan menunjukkan bahwa di sekolah tersebut memiliki tingkat ketidakhadiran tanpa alasan jelas (alpha) sebesar 12% pada bulan Agustus, 15% pada bulan September, 8% pada bulan Oktober, dan 7,8% pada bulan November.

2. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (Riduwan, 2009: 5), populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subyek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA PGRI 2 Sindang Indramayu yang berjumlah 369 siswa.


(27)

orang yang terpilih betul oleh peneliti menurut ciri-ciri spesifik yang dimiliki oleh sampel itu.

Adapun yang menjadi ciri-ciri/ kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perempuan atau Laki-laki 2. Berusia antara 16-17 tahun.

Kriteria tersebut mengacu pada pendapat Remplein (Sudarsono, 2004), usia krisis remaja pada wanita berkisar antara 15,5–16,5 tahun, sedangkan pada laki-laki berkisar antara 16–17 tahun. Berdasarkan hal tersebut, akhirnya peneliti mengambil sampel pada remaja berusia antara 16-17 tahun dan didapatkan sampel penelitian sebanyak 98 siswa sebagai responden.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian korelasiondal. Menurut Suryabrata (2010: 82), tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Berikut gambaran design pada penelitian ini:

Konformitas

Teman Sebaya


(28)

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Masyhuri dan Zainudin (2008: 13), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang tidak mementingkan kedalaman data, penelitian kuantitatif tidak terlalu menitikberatkan pada kedalaman data, yang penting dapat merekam data sebanyak-banyaknya dari populasi yang luas. Dalam penelitian ini digunakan metode korelasional karena penelitian ini ingin mengetahui adanya hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya.

• Kenakalan yang tidak dapat diterima lingkngan sosial

• Tindak Kenakalan ringan

• Tindak

kenakalan berat

• Pengaruh Formatif

• Pengaruh Informational

Kenakalan

Remaja

Hubungan


(29)

Variabel penelitian diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian, sering pula variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Suryabrata, 2010). Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah konformitas terhadap teman sebaya sebagai variabel independen (V1) dan kenakalan remaja sebagai variabel dependen (V2).

2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (Suryabrata, 2010). Definisi operasional dalam variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Konformitas terhadap Teman Sebaya

Konformitas terhadap teman sebaya merupakan kecenderungan individu untuk menyamakan nilai diri dengan nilai kelompok dengan cara mengubah perilaku atau pandangannya untuk menyesuaikan dengan perilaku atau pandangannya dengan kelompok.

Konformitas diukur dengan skala konformitas yang disusun sesuai dengan dasar pembentuk konformitas yang dikemukakan oleh Myers (2005: 237), yaitu pengaruh normatif dan pengaruh informational. Semakin tinggi skor yang diperoleh dalam konformitas terhadap teman sebaya berarti semakin tinggi konformitas terhadap teman sebaya dan demikian juga sebaliknya.


(30)

Kenakalan remaja merupakan suatu perilaku yang tidak sesuai dengan norma yang ada di suatu masyarakat tertentu, yang sifatnya dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Kenakalan remaja diukur dengan skala kenakalan yang disusun sesuai dengan bentuk-bentuk kenakalan remaja yang dikemukakan oleh Santrock (2002: 22), yaitu tindakan yang tidak dapat diterima secara sosial, tindakan pelanggaran ringan, dan tindakan pelanggaran berat.

E. Instrumen Penelitian

1. Konformitas Terhadap Teman Sebaya

Untuk mengukur variabel konformitas terhadap teman sebaya, peneliti menyusun sendiri instrumen yang berpedoman pada teori dari Myers (2005). Adapun Skala yang digunakan untuk konformitas teman sebaya adalah skala Likert. Instrumen ini terdiri dari 2 dimensi yaitu pengaruh normatif dan pengaruh informational. Penyusunan isntrumen ini untuk lebih jelasnya dijabarkan dalam bentuk Blue Print pada tabel berikut ini:


(31)

Konformitas Teman Sebaya

Pengaruh normative

Seberapa besar individu berperilaku sesuai dengan kelompok.

1,2,3,4,5, 6,7. Seberapa besar individu memilih

berpenampilan sesuai dengan kelompok.

8,9,10,11, 12,13,14. Seberapa besar individu

mengikuti kegiatan yang sama dengan kelompok.

15,16,17, 18,19. Seberapa besar individu

memenuhi standar atau norma dalam kelompok.

20,21,22, 23. Pengaruh

informational

Seberapa besar individu mengikuti pemikiran dari kelompok.

24,25,26, 27,28,29. Seberapa besar individu meminta

pendapat dari kelompok.

30,31,32, 33,34,35, 36. Seberapa besar individu

beranggapan pendapat kelompok selalu benar.

37,38,39, 40.

Total 40

2. Kenakalan Remaja

Untuk mengukur variabel kenakalan remaja, peneliti menyusun sendiri instrumen yang berpedoman pada teori dari Santrock (2002). Adapun Skala yang digunakan untuk kenakalan remaja adalah skala Likert. Instrumen ini terdiri dari 3 dimensi yaitu tindakan yang tidak dapat diterima secara sosial, tindakan pelanggaran ringan, dan tindakan pelanggaran berat. Penyusunan instrumen ini untuk lebih jelasnya dijabarkan dalam bentuk Blue Print pada tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2

Blue Print Uji Coba Instrumen Kenakalan Remaja


(32)

Kenakalan Remaja Tindakan yang tidak dapat diterima secara sosial

Seberapa besar individu melakukan aktivitas seksual.

1,2,3,4. Seberapa besar individu

melakukan pemberontakan. 5,6,7,8,9, 10,11. Tindakan pelangaran ringan.

Tingkat individu dalam

berkendara tanpa memiliki SIM.

12.

Seberapa besar individu

melalaikan tugas sebagai seorang murid.

13,14,15, 16,17,18, 19. Seberapa besar individu

melakukan pelanggaran terhadap aturan sekolah. 20.21,22, 23,24,25, 26,27. Tindakan pelanggaran berat.

Seberapa besar individu melakukan tindakan yang menyakiti fisik sendiri maupun orang lain.

28,29,30, 31,32.

Seberapa besar individu melakukan tindakan yang menimbulkan korban materi.

33,34.

Seberapa besar individu melakukan transaksi yang melanggar hukum.

35,36,37.

Seberapa besar individu

melakukan tindakan pemaksaan.

38,39,40. Seberapa besar individu

melakukan kegiatan yang membahayakan diri.

41,42,43

Total 43

3. Teknik Skoring


(33)

keadaan/pengalaman siswa. Siswa diharuskan memilih salah satu dari opsi yang tersedia. Setiap opsi memiliki nilai sebagaimana disajikan pada tabel 3.3 dan 3.4.

Tabel 3.3

Bobot alternatif jawaban instrumen Konformitas terhadap Teman Sebaya

Pengukuran Bobot

Jawaban Positif (+)

Sangat Tidak Sesuai 1

Tidak Sesuai 2

Ragu-ragu 3

Sesuai 4

Sangat sesuai 5

Tabel 3.4

Bobot alternatif jawaban instrumen Kenakalan Remaja

Pengukuran Bobot

Jawaban Positif (+)

Tidak pernah 1

Pernah 2

Kadang-kadang 3

Jarang 4

Sering 5

4. Kategorisasi Skala Konformitas Terhadap Teman Sebaya

Pada variabel konformitas terhadap teman sebaya, yang terdiri dari 36 item skala yang dibuat digolongkan menjadi 3 kategori (rendah, sedang, tinggi). Adapun kategori skala yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.5:

Tabel 3.5

Formula Pengkategorisasian Konformitas Terhadap Teman Sebaya

Kriteria Kategori

X < (μ - 1,0σ) Rendah


(34)

(μ + 1,0σ) ≤ X Tinggi

(Azwar, 2007)

Kategorisasi ini didasarkan pada nilai rata-rata dan standar deviasi yang diperoleh. Nilai rata-rata dan standar deviasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Statistik Deskriptif Konformitas Terhadap Teman Sebaya

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Konformitas 98 77.00 131.00 104.1837 12.37752 Valid N (listwise) 98

Dari tabel 3.6 tersebut, maka didapat hasil pengkategorisasian untuk konformitas terhadap teman sebaya sebagai berikut:

Tabel 3.7

Pengkategorisasian Konformitas Terhadap Teman Sebaya

Kriteria Kategori

x < 91.81 Rendah

91.81 ≤ x < 116.55 Sedang

116.55 ≤ x Tinggi

5. Kategori Skala Kenakalan Remaja

Pada variabel kenakalan remaja, yang terdiri dari 43 item skala yang dibuat digolongkan menjadi 3 kategori (rendah, sedang, tinggi). Adapun kategori skala yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.8:

Tabel 3.8


(35)

Kategorisasi ini didasarkan pada nilai rata-rata dan standar deviasi yang diperoleh. Nilai rata-rata dan standar deviasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.9

Statistik Deskriptif Kenakalan Remaja Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kenakalan Remaja 98 44,00 126,00 74,0306 18,66606

Valid N (listwise) 98

Dari tabel 3.9 tersebut, maka didapat hasil pengkategorisasian untuk kenakalan remaja sebagai berikut:

Tabel 3.10

Pengkategorisasian Kenakalan Remaja

Kriteria Kategori

x < 55.37 Rendah

53.37 ≤ x < 92.69 Sedang

92.69 ≤ x Tinggi

F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Validitas Isi

Validitas isi ditegakkan pada langkah telaah dan revisi butir pertanyaan/butir pernyataan, berdasarkan pendapat profesional

(professional judgement) para penelaah (Suryabrata, 2010: 60).

Pengujian validitas dilakukan dengan mengkonsultasikan kepada expert judgement setelah instrumen konformitas teman sebaya dan instrumen kenakalan remaja selesai dibuat peneliti. Expert judgement yang dilibatkan sebanyak 3 orang, yang terdiri dari satu dosen Psikologi Sosial, satu dosen Metodologi Penelitian, dan satu dosen pembimbing.


(36)

Setelah dilakukan uji validitas isi oleh ketiga expert judgement tersebut, selanjutnya dilakukan uji coba instrumen kepada sampel yang masih mencakup dalam populasi yang telah ditentukan yaitu siswa kelas XII IPA 2 sebanyak 29 orang.

2. Uji Coba Instrumen

Hakikatnya pada setiap pengukuran selalu diharapkan untuk mendapat hasil ukur yang akurat dan objektif. Salah satu upaya untuk mencapainya adalah alat ukur yang digunakan harus valid atau sahih dan reliabel atau andal (Hadi, 2000). Oleh karena itu sebelum skala diberikan kepada subjek yang sebenarnya maka sebaiknya dilakukan uji coba terlebih dahulu.

Subjek uji coba instrumen penelitian ini adalah siswa kelas XII IPA 2 di SMA PGRI 2 Sindang Indramayu sebanyak 29 orang (satu kelas) yang masih dalam satu populasi penelitian. Adapun item yang digunakan adalah item yang telah diuji validitasnya melalui expert judgement yang terdiri dari 40 item untuk variabel konformitas terhadap teman sebaya dan 43 item untuk variabel kenakalan remaja.

3. Analisis Item

Analisis item adalah mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah skor tiap butir (Sugiyono, 2008). Proses analisis


(37)

dipertimbangkan untuk menurunkan sedikit batas kriteria koefisien dari 0,30 menjadi 0,25 sehingga jumlah item yang diinginkan dapat tercapai (Azwar, 2007). Berdasarkan teori tersebut, peneliti memutuskan untuk menurunkan sedikit standar kriteria koefisien korelasi pada variabel konformitas terhadap teman sebaya dan kenakalan remaja karena banyaknya jumlah item yang gugur dan tidak mewakili salah satu dimensi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.11

Hasil Pengujian Validitas Variabel Konformitas Teman Sebaya

Corrected Item-Total

Correlation Keterangan VAR00001 .364 Valid VAR00002 -.033 Tidak valid VAR00003 .499 Valid VAR00004 .475 Valid VAR00005 .458 Valid VAR00006 .333 Valid VAR00007 .346 Valid VAR00008 .516 Valid VAR00009 .287 Valid VAR00010 .000 Tidak valid VAR00011 .318 Valid VAR00012 .458 Valid VAR00013 .358 Valid VAR00014 .403 Valid VAR00015 .149 Tidak valid VAR00016 .533 Valid VAR00017 .508 Valid VAR00018 .521 Valid VAR00019 .420 Valid


(38)

VAR00020 .418 Valid VAR00021 .500 Valid VAR00022 .689 Valid VAR00023 .394 Valid VAR00024 .523 Valid VAR00025 .108 Tidak valid VAR00026 .336 Valid VAR00027 .312 Valid VAR00028 .524 Valid VAR00029 .205 Tidak valid VAR00030 .497 Valid VAR00031 .479 Valid VAR00032 .459 Valid VAR00033 .592 Valid VAR00034 .252 Valid VAR00035 .218 Tidak valid VAR00036 .505 Valid VAR00037 .463 Valid VAR00038 .511 Valid VAR00039 .497 Valid VAR00040 .729 Valid

Setelah dilakukan uji coba validitas dengan menggunakan product moment Pearson, diperoleh 34 item yang valid atau >0,25 dan 6 item lainnya tidak valid atau <0,25. Keenam item yang tidak valid tersebut, 4 item diantaranya dibuang dan 2 item lainnya diperbaiki, sehingga menghasilkan:

Tabel 3.12

Item-item yang Layak pada Instrumen Konformitas Terhadap Teman Sebaya

No Dimensi Item yang layak

1 Pengaruh Normative 1,2,3,4,5,6,7,8,9,11,12,13,14,16,17,18,1 9,20,21,22,23.


(39)

Tabel 3.13

Hasil Pengujian Validitas Variabel Kenakalan Remaja

Corrected Item-Total

Correlation Keterangan VAR00001 .345 Valid VAR00002 .444 Valid VAR00003 .357 Valid VAR00004 .396 Valid VAR00005 .017 Tidak Valid VAR00006 .224 Tidak Valid VAR00007 .340 Valid VAR00008 .473 Valid VAR00009 .426 Valid VAR00010 .175 Tidak Valid VAR00011 .452 Valid VAR00012 .609 Valid VAR00013 .422 Valid VAR00014 .355 Valid VAR00015 .387 Valid VAR00016 .268 Valid VAR00017 .082 Tidak Valid VAR00018 .507 Valid VAR00019 .198 Tidak Valid VAR00020 .339 Valid VAR00021 .513 Valid VAR00022 .755 Valid VAR00023 .400 Valid VAR00024 .648 Valid VAR00025 .580 Valid VAR00026 .076 Tidak Valid


(40)

VAR00027 .571 Valid VAR00028 .000 Tidak Valid VAR00029 .000 Tidak Valid VAR00030 .387 Valid VAR00031 .328 Valid VAR00032 .387 Valid VAR00033 .164 Tidak Valid VAR00034 .527 Valid VAR00035 .000 Tidak Valid VAR00036 .000 Tidak Valid VAR00037 .000 Tidak Valid VAR00038 .474 Valid VAR00039 .000 Tidak Valid VAR00040 .307 Valid VAR00041 .290 Valid VAR00042 .132 Tidak Valid VAR00043 .484 Valid

Setelah dilakukan uji coba validitas dengan menggunakan product moment Pearson, diperoleh 29 item yang valid atau >0,25 dan 14 item lainnya tidak valid atau <0,25. Adapun keempat belas item yang tidak valid tersebut diperbaiki agar dapat mewakili setiap dimensinya, sehingga menghasilkan:

Tabel 3.14

Item-item yang Layak pada Instrumen Kenakalan Remaja

No Dimensi Item yang layak

1 Tindakan yang tidak dapat diterima secara sosial

1,2,3,4,5,6,7,8,9,11.

2 Tindakan penggaran ringan

12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24, 25,26,27.

3 Tindakan pelanggaran berat

28,29,30,31,32,33,34,35,36,37,38,39,40, 41,42,43.


(41)

untuk menentukan pengaruh variabel yang satu terhadap variabel yang lain (Nasution, 2003: 77). Tinggi rendahnya reliabilitas secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Dalam penelitian ini, koefisien reliabilitas dihitung dengan menggunakan SPSS versi 19 for Windows. Menurut Guilford (Subino, 1987:155), kriteria koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dapat dikategorikan seperti pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.15

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Kriteria Koefisien

Sangat reliabel >0.900 Reliabel 0.700 – 0.900 Cukup reliabel 0.400 - 0.700 Kurang reliabel 0.200 – 0.400

Tidak reliabel <0.200

Adapun hasil yang didapat berdasarkan perhitungan uji reliabilitas yang dilakukan terhadap instrumen konformitas teman sebaya sebesar 0,898. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen konformitas terhadap teman sebaya masuk dalam kategori reliabel. Berikut ini hasil perhitungan reliabilitas konformitas teman sebaya dapat dilihat dalam tabel 3.16:

Tabel 3. 16

Reliabilitas Instrumen Konformitas Teman Sebaya

Cronbach's Alpha N of Items ,898 32

Sedangkan untuk instrumen kenakalan remaja didapatkan koefisien reliabilitas sebesar 0,884. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen


(42)

kenakalan remaja masuk dalam kategori reliabel. Berikut ini hasil perhitungan reliabilitas konformitas teman sebaya dapat dilihat dalam tabel 3.17:

Tabel 3. 17

Reliabilitas Instrumen Kenakalan Remaja

Cronbach's Alpha N of Items ,884 29

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara atau metode yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan (Azwar, 2007). Peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan menyebarkan angket pada siswa kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu. Angket merupakan teknik pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner (daftar pertanyaan/isian) untuk diisi langsung oleh responden seperti yang dilakukan dalam penelitian untuk menghimpun pendapat umum.


(43)

statistik parametrik. Akan tetapi bila penyebaran datanya tidak normal, maka akan digunakan teknik statistik non parametrik.

Dalam melakukan uji normalitas menggunakan bantuan software SPSS versi 19.0 for Windows. Menurut Candiasa (2007: 16) mengemukakan mengenai aturan dari pengambilan keputusan yaitu jika signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sebaliknya jika signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka sampel bukan berasal dari populasi yang normal.

Uji normalitas untuk data konformitas terhadap teman sebaya dan kenakalan remaja ini menggunakan analisis Kolmogorov Smirnov dengan bantuan software SPSS versi 19.0 for Windows. Hasil yang diperoleh seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.18

Hasil Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

VAR00001 VAR00002

N 98 98

Normal Parametersa,b Mean 104,1837 74,0306

Std. Deviation 12,37752 18,66606

Most Extreme Differences Absolute ,073 ,137

Positive ,069 ,137

Negative -,073 -,059

Kolmogorov-Smirnov Z ,721 1,355

Asymp. Sig. (2-tailed) ,675 ,051

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(44)

Nilai p (Asymp. Sig) untuk konformitas terhadap teman sebaya (0.675) dan kenakalan remaja (0.051) lebih besar dari 0.05. Maka dapat disimpulkan bahwa data konformitas terhadap teman sebaya dan kenakalan remaja berdisribusi normal.

2. Uji Linieritas

Menurut Hadi (2000: 14), uji linieritas bertujuan untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat, selain itu uji linieritas ini juga diharapkan dapat mengetahui taraf signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Apabila penyimpangan yang ditemukan tidak signifikan, maka hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat adalah linier. Adapun untuk menafsirkan hasil uji linearitas digunakan kriteria. Suatu data dikatakan Linear jika f hitung lebih besar dari f tabel.

Dalam penelitian ini f hitung sebesar 21,737 lebih besar dari f tabel yaitu sebesar 1,9845. Untuk signifikansi besarnya adalah 0,000 lebih kecil dari 0,05. Artinya hubungan antara variabel konformitas terhadap teman sebaya dan kenakalan remaja adalah linear.

Tabel 3.19 Hasil Uji Linearitas


(45)

3. Uji Korelasi

Analisis hubungan antar variabel dalam penelitian ini menggunakan analisis korelasi. Analisis korelasi digunakan untuk mencari keeratan hubungan dan arah hubungan. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment (Pearson). Korelasi Product Moment digunakan untuk menguji hipotesis hubungan antara satu variabel independen dengan satu variabel dependen.

Standarisasi yang harus dipenuhi untuk menggunakan korelasi Product Moment adalah data dari kedua variabel harus membentuk distribusi normal. Uji korelasi ini akan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 19 for Windows.

Tabel 3.20

Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2009)

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,430. Koefisien korelasi ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sedang antara konformitas terhadap teman sebaya dan


(46)

kenakalan remaja. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan pada tabel 3.19 berikut ini:

Tabel 3.21 Hasil Uji Korelasi

Correlations

VAR00001 VAR00002

VAR00001 Pearson Correlation 1 ,430**

Sig. (2-tailed) ,000

N 98 98

VAR00002 Pearson Correlation ,430** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 98 98

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

4. Uji Signifikansi

Menurut Sugiyono (2009), uji signifikansi dilakukan untuk menguji apakah hubungan yang ditemukan signifikan atau tidak. Pada penelitian ini uji signifikansi diukur dengan membandingkan angka signifikansi/probabilitas yang dihasilkan oleh kedua variabel dengan taraf signifikansinya. Kriteria Signifikansi korelasinya dapat dilihat pada tabel 3.20.


(47)

Untuk menilai seberapa besar pengaruh variabel X terhadap Y maka digunakan koefisien diterminasi (KD) yang merupakan koefisien korelasi yang biasanya dinyatakan dengan persentase (%).

Keterangan:

KD = Koefisien Determinasi r = Koefisien Korelasi Pearson

I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Tahap Persiapan

a. Menentukan topik yang akan diteliti b. Melakukan studi kepustakaan c. Menyusun proposal penelitian

d. Mengajukan proposal penelitian kepada Dewan Skripsi e. Mengajukan perizinan penelitian

2. Tahap Pengumpulan Data

a. Menentukan kelas yang akan diambil sebagai sampel penelitian b. Menyebarkan kuesioner

3. Tahap Pengolahan Data

a. Verifikasi data penelitian b. Tabulasi data

c. Ngolah data secarastatistik

4. Tahap Penyeleseian KD = r2 x 100%


(48)

a. Menganalisis data penelitian

b. Membahas hasil dan analisis penelitian berdasarkan teori c. Menyusun laporan hasil penelitian


(49)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dalam mengkaji hubungan konformitas terhadap teman sebaya dengan kenakalan remaja kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu, didapat rumusan kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum konformitas terhadap teman sebaya pada siswa kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu berada pada kategori sedang. Hal ini berarti bahwa siswa mampu membuat keputusan untuk mengikuti atau tidak mengikuti suatu nilai yang ada dalam kelompok. Siswa akan mengikuti suatu nilai apabila nilai tersebut sesuai dengan standar yang dimiliki siswa.

2. Secara umum kenakalan remaja pada siswa kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu berada pada kategori sedang. Hal ini berarti bahwa sebagian besar siswa kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu menunjukkan tindakan pelanggaran yang bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat. Siswa dengan kenakalan remaja yang sedang cenderung menampilkan perilaku yang melanggar norma, namun masih dalam kategori wajar. Artinya, pelanggaran yang dilakukan tidak menjurus kepada tindakan yang kriminal ataupun merugikan orang lain. Walaupun siswa pernah melakukan kenakalan


(50)

remaja, namun siswa masih memiliki kontrol dalam dirinya dengan tidak mengarah kepada tindak kriminal.

3. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang positif antara konformitas teman sebaya dengan kenakalan remaja pada siswa kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu pada kategori sedang. Dan hasil positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara konformitas teman sebaya dengan kenakalan remaja, sehingga apabila konformitas terhadap teman sebaya yang negatif tinggi, maka kenakalan remaja pun akan tinggi, begitupun sebaliknya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mencoba memberikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Konformitas seharusnya dimanfaatkan siswa sebagai wadah untuk mengeksplorasi diri dalam hal-hal yang bersifat positif. Dalam pergaulan, siswa harus lebih selektif memilih teman. Sebaiknya siswa memilih teman yang akan mengarahkan perilakunya pada hal yang baik. Siswa pun harus dapat memilah perilaku ataupun pandangan yang akan dianutnya agar tidak kehilangan identitas dirinya karena terlalu ingin diterima oleh


(51)

mendorong siswa untuk dapat bereksplorasi diri dalam hal-hal positif, serta melakukan kegiatan kreatif sesuai dengan minat dan bakatnya. Misalnya dengan menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang siswa dalam kegiatan yang bersifat positif.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya yang berminat untuk mengangkat tema yang sama diharapkan mempertimbangkan variabel-variabel lain yang lebih mempengaruhi kenakalan remaja, seperti konsep diri, identitas diri. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah menggunakan data tambahan seperti observasi dan wawancara agar hasil yang didapat lebih mendalam dan sempurna, karena tidak semua hal dapat diungkap dengan angket.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, A. R, dan Byrne. (2005). Psikologi Sosial. (edisi sebelas). Jakarta: Erlangga.

Candiasa, I. M. 2007. Statistik Multivariat. Program Pascasarjana UniversitasPendidikan Ganesha Singaraja.

Chintya, T. (2007). “Konformitas Kelompok Dan Perilaku Seks Bebas Pada

Remaja”. Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol 1, 75-80.

Conger, J.J. (1991). Adolescence and youth (edisi empat). New York: Harper Collins

Hadi, S. (2000). Metodelogi Research. Yogyakarta: Andi Offset.

Hogg, A., & Vaughan, GM. 2002. Social Psychology (3rd edition). London: Prentice Hall.

Kistyarini. (2011, 26 Juni). BNN: 5 Juta Pengguna Narkoba di Indonesia. Kompas [Online]. Tersedia: http://kompas.com. [11 November 2011]

Ingersoll, G. M. (1989). Adolescents. Englewood Cliffs NJ: Prentice Hall

Kartono, K. (2006). Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kurniawan, S & A. Mutho M. Rois. (2005). “Tawuran, Prasangka Terhadap Kelompok Siswa Sekolah Lain, Serta Konformitas pada Kelompok Teman


(53)

Myers, D. G. (2005). Social Psychology. (edisi enam). North America: McGraw-Hill.

Nasution. (2003). Metode Research. (edisi enam). Jakarta: Bumi Aksara.

Nyoman, I.G. (2012). “Faktor Kriminogen Kenakalan Remaja Dan Hukumnya”. Jurnal Sains dan Teknologi.Vol 1,(3) 1-10.

Papalia, D E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2001). Human development (edisi delapan). Boston: McGraw-Hill.

Patacchini, E & Zenou, Y. (2008). “Juvenile Delinquency and Conformism”. International Journal. Vol 1, 1-19

Santrock, J. W. (1995). Perkembangan masa hidup. (edisi dua). Jakarta: Erlangga.

. (2002). Life-Span Development. (edisi dua). Jakarta: Erlangga

. (2003).Adolescence: Perkembangan Remaja. (edisi enam). Jakarta: Erlangga

. (2007). Remaja. (edisi sebelas). Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S.W. (2002). Psikologi Remaja. (edisi enam). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudarsono. (2004). Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.

Surya, F.A. (1999). Perbedaan Tingkat Konformitas ditinjau dari Gaya Hidup pada Remaja. Jurnal Psikologika. Vol 7, No. 3.

Suryabrata. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali pers.

Sears, dkk. (1994). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2008). Statistik dan Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta


(54)

Subino. (1987). Konstruksi dan Analisis Tes: Suatu Pengantar Kepada Teori Tes dan Pengukuran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ulfa, M. (2007). Peran Persepsi Keharmonisan Keluarga Dan Konsep Diri Terhadap Kecenderungan Kenakalan Remaja. Tesis UGM. Yogyakarta: Tidak diterbitkan.

Vaughan, G.M., & Hogg, M.A. (2002) Introduction to Social Psychology. (edisi tiga). Sydney: Prentice.

Wiggins, J.A, Wiggins, B.B, dan Zanden, J.V. (1994). Social Psychology. (edisilima). New York: Mc. Graw-Hill.

Willis, S. (2005). Remaja dan Permasalahannya .Bandung: Alfabeta.

Worchel, S. dan Cooper, J. (1986). Understanding Social Psychology. Illinois: The Dorsey Press.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dalam mengkaji hubungan konformitas terhadap teman sebaya dengan kenakalan remaja kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu, didapat rumusan kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara umum konformitas terhadap teman sebaya pada siswa kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu berada pada kategori sedang. Hal ini berarti bahwa siswa mampu membuat keputusan untuk mengikuti atau tidak mengikuti suatu nilai yang ada dalam kelompok. Siswa akan mengikuti suatu nilai apabila nilai tersebut sesuai dengan standar yang dimiliki siswa.

2. Secara umum kenakalan remaja pada siswa kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu berada pada kategori sedang. Hal ini berarti bahwa sebagian besar siswa kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu menunjukkan tindakan pelanggaran yang bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat. Siswa dengan kenakalan remaja yang sedang cenderung menampilkan perilaku yang melanggar norma, namun masih dalam kategori wajar. Artinya, pelanggaran yang dilakukan tidak menjurus kepada tindakan yang kriminal ataupun merugikan orang lain. Walaupun siswa pernah melakukan kenakalan


(2)

remaja, namun siswa masih memiliki kontrol dalam dirinya dengan tidak mengarah kepada tindak kriminal.

3. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang positif antara konformitas teman sebaya dengan kenakalan remaja pada siswa kelas XII SMA PGRI 2 Sindang Indramayu pada kategori sedang. Dan hasil positif menunjukkan adanya hubungan yang searah antara konformitas teman sebaya dengan kenakalan remaja, sehingga apabila konformitas terhadap teman sebaya yang negatif tinggi, maka kenakalan remaja pun akan tinggi, begitupun sebaliknya.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mencoba memberikan rekomendasi sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Konformitas seharusnya dimanfaatkan siswa sebagai wadah untuk mengeksplorasi diri dalam hal-hal yang bersifat positif. Dalam pergaulan, siswa harus lebih selektif memilih teman. Sebaiknya siswa memilih teman yang akan mengarahkan perilakunya pada hal yang baik. Siswa pun harus dapat memilah perilaku ataupun pandangan yang akan dianutnya agar tidak kehilangan identitas dirinya karena terlalu ingin diterima oleh lingkungan sosialnya.

2. Bagi Pihak Sekolah


(3)

mendorong siswa untuk dapat bereksplorasi diri dalam hal-hal positif, serta melakukan kegiatan kreatif sesuai dengan minat dan bakatnya. Misalnya dengan menyediakan sarana dan prasarana untuk menunjang siswa dalam kegiatan yang bersifat positif.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya yang berminat untuk mengangkat tema yang sama diharapkan mempertimbangkan variabel-variabel lain yang lebih mempengaruhi kenakalan remaja, seperti konsep diri, identitas diri. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah menggunakan data tambahan seperti observasi dan wawancara agar hasil yang didapat lebih mendalam dan sempurna, karena tidak semua hal dapat diungkap dengan angket.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2007). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, A. R, dan Byrne. (2005). Psikologi Sosial. (edisi sebelas). Jakarta: Erlangga.

Candiasa, I. M. 2007. Statistik Multivariat. Program Pascasarjana UniversitasPendidikan Ganesha Singaraja.

Chintya, T. (2007). “Konformitas Kelompok Dan Perilaku Seks Bebas Pada Remaja”. Jurnal Ilmiah Psikologi. Vol 1, 75-80.

Conger, J.J. (1991). Adolescence and youth (edisi empat). New York: Harper Collins

Hadi, S. (2000). Metodelogi Research. Yogyakarta: Andi Offset.

Hogg, A., & Vaughan, GM. 2002. Social Psychology (3rd edition). London: Prentice Hall.

Kistyarini. (2011, 26 Juni). BNN: 5 Juta Pengguna Narkoba di Indonesia. Kompas [Online]. Tersedia: http://kompas.com. [11 November 2011]

Ingersoll, G. M. (1989). Adolescents. Englewood Cliffs NJ: Prentice Hall

Kartono, K. (2006). Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kurniawan, S & A. Mutho M. Rois. (2005). “Tawuran, Prasangka Terhadap Kelompok Siswa Sekolah Lain, Serta Konformitas pada Kelompok Teman Sebaya”. Jurnal Psikologi.Vol. 4 (2), 85-94.

Masyhuri & M. Zainuddin. (2008). Metode Penelitian. Bandung: Replika Aditama.

Monks, F.J. Knoers, A.M.P. Haditono, S.R. (2004). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press


(5)

Myers, D. G. (2005). Social Psychology. (edisi enam). North America: McGraw-Hill.

Nasution. (2003). Metode Research. (edisi enam). Jakarta: Bumi Aksara.

Nyoman, I.G. (2012). “Faktor Kriminogen Kenakalan Remaja Dan Hukumnya”.

Jurnal Sains dan Teknologi.Vol 1,(3) 1-10.

Papalia, D E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2001). Human development (edisi delapan). Boston: McGraw-Hill.

Patacchini, E & Zenou, Y. (2008). “Juvenile Delinquency and Conformism”.

International Journal. Vol 1, 1-19

Santrock, J. W. (1995). Perkembangan masa hidup. (edisi dua). Jakarta: Erlangga.

. (2002). Life-Span Development. (edisi dua). Jakarta: Erlangga

. (2003).Adolescence: Perkembangan Remaja. (edisi enam). Jakarta: Erlangga

. (2007). Remaja. (edisi sebelas). Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S.W. (2002). Psikologi Remaja. (edisi enam). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sudarsono. (2004). Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta.

Surya, F.A. (1999). Perbedaan Tingkat Konformitas ditinjau dari Gaya Hidup pada Remaja. Jurnal Psikologika. Vol 7, No. 3.

Suryabrata. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali pers.

Sears, dkk. (1994). Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga.

Sugiyono. (2008). Statistik dan Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta


(6)

Subino. (1987). Konstruksi dan Analisis Tes: Suatu Pengantar Kepada Teori Tes

dan Pengukuran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Ulfa, M. (2007). Peran Persepsi Keharmonisan Keluarga Dan Konsep Diri

Terhadap Kecenderungan Kenakalan Remaja. Tesis UGM. Yogyakarta:

Tidak diterbitkan.

Vaughan, G.M., & Hogg, M.A. (2002) Introduction to Social Psychology. (edisi tiga). Sydney: Prentice.

Wiggins, J.A, Wiggins, B.B, dan Zanden, J.V. (1994). Social Psychology. (edisilima). New York: Mc. Graw-Hill.

Willis, S. (2005). Remaja dan Permasalahannya .Bandung: Alfabeta.

Worchel, S. dan Cooper, J. (1986). Understanding Social Psychology. Illinois: The Dorsey Press.