PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA BERBASIS WEB PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA BERBASIS WEB PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kimia

Oleh

MUHAMMAD FAUZI SYA’BANA

0800521

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis Web pada

Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Oleh

Muhammad Fauzi Sya’bana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Muhammad Fauzi Sya’bana 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

MUHAMMAD FAUZI SYA’BANA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA BERBASIS WEB PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

Disetujui dan Disahkan Oleh:

Pembimbing I

Drs. Rahmat Setiadi, M. Sc. NIP. 196004111984031002

Pembimbing II

Muhamad Nurul Hana’, S. Pd., M. Pd. NIP. 197101191997021001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. rer. nat. H. Ahmad Mudzakir, M. Si. NIP 196611211991031002


(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit” ini adalah karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan,


(5)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis Web pada Materi Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit” ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit yang teruji kualitasnya secara empiris. Metode yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (research and development). Tahapan penelitian yang dilakukan meliputi tahap pendahuluan terdiri dari survei awal, pemilihan materi, dan analisis standar isi. Selanjutnya tahap pengembangan terdiri dari analisis buku, penyusunan konten web, validasi konten web, revisi konten web, pembuatan storyboard, revisi storyboard, pembuatan web, validasi web, revisi web, pembuatan instrumen, validasi instrumen, dan revisi instrumen. Terakhir adalah tahap evaluasi bahan ajar kimia berbasis web materi larutan elektrolit dan nonelektrolit oleh guru dan siswa sebagai responden. Berdasarkan hasil uji coba terbatas, secara umum bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit telah memiliki kualitas yang baik karena ditanggapi oleh sebagian besar responden dengan respon positif.


(6)

ABSTRACT

The study is titled “The Development of Web Based Chemistry Teaching Material

on Electrolyte and Nonelectrolyte Solution” was purpose to develop web based chemistry teaching material on electrolyte and nonelectrolyte solution that the quality was empirically tested. The method of the study was Research and Development (R&D). The first step of the study was introduction that include initial survey, determination of matter, and analysis of content standard. The next step was development that include book analysis, web content compiling, validation of web content, revision of web content, storyboard making, revision of storyboard, web making, validation of web, revision of web, instrument making, validation of instrument and revision of instrument. The last step was evaluation of web based chemistry teaching material by teacher and student as respondent. Based on limited test, generally web based chemistry teaching material had a good quality because most of the respondent gave positive response.

Keyword: Development, Teaching Material, Electrolyte and Nonelectrolyte Solution


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 3

C.Pembatasan Masalah ... 3

D.Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Definisi Operasional ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ... 6

1. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran ... 6

2. Aplikasi Teknologi Multimedia dalam Pendidikan ... 8

3. Pemanfaatan Internet dalam Pembelajaran ... 10

B.Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web ... 13

1. Pengertian Bahan Ajar ... 13

2. Fungsi Bahan Ajar ... 13

3. Manfaat Bahan Ajar ... 14

4. Jenis Bahan Ajar ... 14

5. Bahan Ajar Berbasis Web ... 15

6. Karakteristik Bahan Ajar Berbasis Web ... 17


(8)

8. Langkah-langkah Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web ... 18

9. Kualitas Web ... 20

C.Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit ... 22

1. Definisi Larutan ... 22

2. Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah, dan Nonelektrolit ... 22

3. Uji Daya Hantar Listrik Larutan ... 24

4. Daya Hantar Senyawa Ionik dan Senyawa Kovalen Polar ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 27

B.Subjek Penelitian ... 28

C.Lokasi Penelitian ... 28

D.Alur Penelitian ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 33

F. Teknik Pengumpulan Data ... 34

G.Teknik Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Tahap Pendahuluan ... 36

B.Tahap Pengembangan... ... 37

C.Tahap Evaluasi ... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57

LAMPIRAN ... 59


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Karakteristik Produk TIK ... 7

Tabel 2. 2. Checklist Evaluasi Web ... 21

Tabel 2. 3. Contoh Elektrolit Kuat, Elektrolit Lemah, dan Nonelektrolit ... 23

Tabel 2. 4. Perbandingan Daya Hantar Listrik ... 26

Tabel 3. 1. Teknik Pengumpulan Data ... 34

Tabel 4. 1. Frekuensi Kemunculan Materi pada Survei Awal ... 37

Tabel 4. 2. Contoh Validasi Konten Web ... 39

Tabel 4. 3. Persentase Jawaban Guru untuk Aspek Konten ... 43

Tabel 4. 4. Hasil Wawancara Guru untuk Aspek Konten ... 44

Tabel 4. 5. Persentase Jawaban Guru dan Siswa untuk Aspek Bahasa ... 45

Tabel 4. 6. Persentase Jawaban Guru dan Siswa untuk Aspek Desain Audio dan Visual ... 46

Tabel 4. 7. Hasil Wawancara Guru dan Siswa untuk Aspek Desain Audio dan Visual ... 47

Tabel 4. 8. Persentase Jawaban Guru dan Siswa untuk Aspek Navigasi ... 50


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1. Konsep Multimedia ... 9

Gambar 2. 2. Elektrolit Tester ... 24

Gambar 2. 3. Pengujian Daya Hantar Listrik Larutan ... 25

Gambar 3. 1. Langkah-langkah Penggunaan Metode R & D ... 27

Gambar 3. 2. Alur Penelitian... 29


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A

Lampiran A. 1. Format Wawancara Survei Awal ... 59

Lampiran A. 2. Analisis Standar Isi ... 61

Lampiran B Lampiran B. 1. Analisis Buku ... 62

Lampiran B. 2. Validasi Konten Web... 64

Lampiran B. 3. Storyboard Web ... 70

Lampiran B. 4. Validasi Web ... 82

Lampiran B. 5. Angket Guru ... 91

Lampiran B. 6. Angket Siswa ... 96

Lampiran C Lampiran C. 1. Panduan Penggunaan Web ... 100


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangatlah pesat, salah satu perkembangan tersebut adalah internet. Internet, singkatan dari

interconnection and networking, adalah jaringan informasi global, yaitu “The

largest global network of computers, that enables people throughout the world to

connect with each other” (Rusman, 2012). Internet secara fisik terdiri atas

komputer-komputer yang terhubung satu sama lain melalui kanal komunikasi elektris kabel (wired) maupun non kabel (wireless). Selain aspek fisik, bagian penting dari jaringan internet adalah kandungan informasi yang bisa saling dipertukarkan di antara komputer-komputer yang terhubung dalam jaringan tersebut. Informasi yang saling dipertukarkan dalam jaringan internet merupakan isyarat elektris dalam bentuk digital (Kemendiknas, 2010b).

Pengguna internet di dunia sangat banyak, termasuk di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan pengguna internet terbesar keempat di Asia, setelah Cina, India, dan Jepang (http://www.internetworldstats.com/). Menurut situs tersebut, per 30 Juni 2012, pengguna internet di Indonesia adalah sebanyak 55.000.000 orang. Pengguna internet ini berasal dari berbagai kalangan, tidak mengenal jenis kelamin, usia, etnis, maupun agama dan tentu saja para siswa pun telah banyak yang menggunakannya. Dengan banyaknya pengguna internet maka semakin banyak pula informasi yang dapat dipertukarkan.

Layanan internet yang paling dikenal dan paling cepat perkembangan teknologinya adalah World Wide Web (WWW) atau biasa disebut dengan web. Layanan ini menggunakan link hypertext yang disebut hyperlink untuk merujuk dan mengambil halaman-halaman web dari server. Halaman web dapat berisi suara, gambar, animasi, teks, dan program perangkat lunak yang menyusunnya menjadi dokumen yang dinamis. Pengguna dapat melihat web dari sebuah browser yaitu program yang dapat menampilkan data dalam format HTML (skrip halaman


(13)

2

web) (Kristianto, 2002). Layanan internet inilah yang dimanfaatkan di bidang pendidikan dengan adanya bahan ajar berbasis web.

Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa pendidik diharapkan mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, pendidik diharapkan untuk mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar (Kemendiknas, 2010a).

Merujuk pada esensi dari KTSP serta anjuran para pakar pendidikan, dalam pelaksanaan pembelajaran sebaiknya pendidik menggunakan lebih dari satu media secara lengkap (multimedia), sesuai dengan keperluan dan yang menyentuh semua aspek. Hal ini sejalan dengan prinsip pembelajaran pada satuan pendidikan yang harus diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Flemming dan Levie memberikan petunjuk tentang penggunaan multimedia dalam pembelajaran seperti berikut: ”Apabila pembelajaran dilaksanakan dengan hanya menggunakan satu media maka rangsangan yang diperlukan untuk belajar sangat terbatas. Suatu pembelajaran seharusnya menggunakan multimedia agar rangsangan yang diperlukan untuk belajar menjadi lengkap karena telah meliputi rangsangan yang disebabkan oleh penggabungan audio dan visual”. Oleh karena itu penggunaan bahan ajar berbasis web sebagai bahan ajar multimedia menjadi salah satu pilihan yang baik untuk pelaksanaan pembelajaran (Kemendiknas, 2010a).

Hasil survei mengenai materi yang cocok dijadikan bahan ajar berbasis web terhadap beberapa guru kimia Sekolah Menengah Atas (SMA) di kota Bandung dan sekitarnya, memunculkan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Materi larutan elektrolit dan nonelektrolit cocok untuk dijadikan web, karena dalam


(14)

3

bahan ajar web yang merupakan bahan ajar multimedia dapat ditampilkan berbagai media, baik itu audio, visual, maupun audio visual. Materi larutan elektrolit yang bersifat abstrak, seperti proses pelarutan zat terlarut dapat ditampilkan dalam animasi. Materi larutan elektrolit dan nonelektrolit yang lain, seperti uji daya hantar listrik larutan akan lebih mudah dipahami jika menggunakan media audio visual seperti video bernarasi. Selain lebih mudah dipahami, dengan menggunakan video bernarasi tidak akan perlu dilakukan percobaan sehingga lebih menghemat bahan.

Selain itu, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (PUSTEKKOM KEMDIKBUD) pun belum mengembangkan bahan ajar berbasis web untuk materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Oleh karena alasan-alasan di atas, maka peneliti mengembangkan bahan ajar berbasis web untuk materi ini.

B.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana bahan ajar kimia berbasis web yang dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit?”

Untuk lebih memperjelas masalah maka dirumuskan sub-masalah sebagai berikut:

1. Apakah web yang dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit sudah memenuhi kualitas sebagai bahan ajar?

2. Bagaimana tanggapan guru terhadap bahan ajar kimia berbasis web yang dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit?

3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap bahan ajar kimia berbasis web yang dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit?

C.Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi sampai pengujian terbatas keterpakaian bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit di kelas X semester 2 Sekolah Menengah Atas.


(15)

4

D.Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengembangkan bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit yang teruji kualitasnya secara empiris.

E.Manfaat Penelitian

Manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa

Bahan ajar kimia berbasis web yang dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit diharapkan dapat membantu siswa dalam mempelajari materi ini dan memberikan kesempatan untuk belajar secara mandiri.

2. Bagi Guru

Bahan ajar kimia berbasis web yang dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit diharapkan dapat membantu guru sebagai bahan ajar utama ataupun bahan ajar tambahan dalam pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

Dengan dilaksanakannya penelitian ini, peneliti dapat mengembangkan bahan ajar kimia berbasis web yang benar secara pedagogi.

F. Definisi Operasional

1. Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan sesuatu (KBBI, 2003).

2. Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran (Depdiknas, 2008).

3. World Wide Web (WWW) adalah layanan internet yang paling banyak

dikenal dan paling cepat perkembangan teknologinya. Layanan ini menggunakan link hypertext yang disebut hyperlink untuk merujuk dan mengambil halaman-halaman web dari server. Halaman web dapat berisi


(16)

5

suara, gambar, animasi, teks, dan program perangkat lunak yang menyusunnya menjadi dokumen yang dinamis. Pengguna dapat melihat web dari sebuah browser yaitu program yang dapat menampilkan data dalam format HTML (skrip halaman web) (Kristianto, 2002).


(17)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (research and development). Metode ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2010). Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit. Berikut adalah langkah-langkah pada metode Research and Development (R & D):

Gambar 3. 1. Langkah-langkah Penggunaan Metode R & D

Berdasarkan pembatasan masalah, langkah-langkah R & D yang dilakukan dalam penelitian ini hanya sampai tahap uji coba produk tanpa dilanjutkan dengan revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk yang kedua, serta produksi massal.

Potensi dan Masalah

Pengumpulan Data

Desain Produk

Validasi Desain

Revisi Desain Uji Coba

Produk Revisi Produk

Uji Coba Pemakaian

Revisi Produk Produksi Massal


(18)

28

B.Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian yang dilakukan adalah bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan responden yang terdiri dari dua dosen ahli materi dan web, lima orang guru SMA yang mengajar mata pelajaran Kimia di Kota Bandung, serta 25 orang siswa SMA di Kota Bandung yang telah mempelajari materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.

C.Lokasi Penelitian

Uji coba produk yang dikembangkan, yakni bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit dilakukan di SMA Negeri 17 Bandung.

D.Alur Penelitian

Alur penelitian merupakan langkah-langkah yang ditempuh untuk menjawab permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya. Alur penelitian yang dilakukan ditunjukkan dengan bagan berikut:


(19)

29

Gambar 3. 2. Alur Penelitian

TAHAP PENGEMBANGAN

Penyusunan Konten Web

Validasi Konten Web

Revisi Konten Web

Pembuatan Storyboard

Revisi Storyboard

Pembuatan Web Pembuatan Instrumen

Validasi Web

Revisi Instrumen Revisi Web

TAHAP EVALUASI

Uji Coba Produk

Pengambilan Data

Kualitas Bahan Ajar berbasis

Web TAHAP PENDAHULUAN

Survei Awal

Penentuan Materi

Analisis Standar Isi

Analisis Data

Validasi Instrumen Analisis Buku


(20)

30

1. Tahap Pendahuluan a. Survei awal

Survei awal dilakukan pada guru-guru SMA yang mengajar mata pelajaran kimia. Survei ini berupa wawancara mengenai materi yang menurut guru-guru tersebut cocok dijadikan bahan ajar berbasis web.

b. Penentuan materi

Dari hasil survei didapatkan beberapa materi yang menurut guru-guru yang diwawancara cocok untuk dijadikan bahan ajar berbasis web. Materi-materi tersebut kemudian dipilih berdasarkan kemunculan paling banyak. Salah satu materi yang muncul paling banyak adalah larutan elektrolit dan nonelektrolit.

c. Analisis Standar Isi

Setiap standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) suatu materi memiliki tujuan pembelajaran dengan kebutuhan waktu penyampaian di kelas yang berbeda-beda. Tahapan ini dilakukan untuk menentukkan batasan pengembangan bahan ajar yang disesuaikan dengan SK dan KD suatu materi yang tujuan pembelajarannya mampu dicapai dengan satu kali pertemuan di kelas.

2. Tahap Pengembangan a. Analisis buku

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui konsep-konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit yang muncul pada buku-buku yang beredar di pasaran serta kesesuaiannya dengan standar isi. Buku yang dianalisis berjumlah tiga buah dengan salah satu buku merupakan Buku Sekolah Elektronik (BSE).


(21)

31

b. Penyusunan konten web

Penyusunan konten web dilakukan setelah mengetahui konsep-konsep yang harus muncul sehingga sesuai dengan standar isi. Konten web yang disusun berisi teks, tabel, dan gambar.

c. Validasi konten web

Tahap validasi dilakukan untuk mengetahui kesalahan-kesalahan yang terdapat pada konten web yang telah disusun. Validasi konten web dilakukan oleh dua orang dosen. Hasil validasi akan menunjukkan letak kesalahan dari konten web yang telah disusun.

d. Revisi konten web

Revisi diperlukan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ada dalam konten web. Hasil dari revisi inilah yang nantinya menjadi isi dari web yang dikembangkan.

e. Pembuatan storyboard

Storyboard merupakan cetak biru dari web yang akan dibuat. Storyboard dibuat untuk menentukan letak judul, letak teks, letak gambar, serta jumlah halaman web.

f. Revisi storyboard

Storyboard yang telah dibuat kemudian direvisi karena masih dimungkinkan terdapat kesalahan. Hasil dari revisilah yang kemudian akan dijadikan rancangan web yang dikembangkan.

g. Pembuatan web

Web dibuat berdasarkan storyboard yang telah direvisi. Pembuatan web menggunakan bantuan beberapa software seperti Notepad dan Dreamweaver. Dalam pembuatannya, web yang dikembangkan berasal dari template. Hal ini untuk membuat tampilan web lebih menarik, serta untuk mempermudah pengerjaannya.


(22)

32

h. Validasi web

Sebelum diunggah, web harus melalui tahap validasi. Tahapan ini untuk menentukan apakah web yang dibuat telah layak untuk diunggah sehingga dapat diakses melalui internet.

i. Revisi web

Hasil validasi akan menunjukkan kekurangan dari web yang telah dibuat. Sebelum diunggah, kekurangan tersebut harus diperbaiki atau setidaknya dikurangi. Oleh karena itu, web perlu melalui tahap revisi.

j. Pembuatan instrumen

Instrumen untuk mengambil data, dibuat beriringan dengan pembuatan web. Sehingga setelah uji coba dilakukan dapat dilanjutkan dengan pengambilan data. Instrumen yang dibuat adalah angket untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap web yang dikembangkan. Instrumen yang dibuat merupakan modifikasi dari checklist yang merujuk pada buku Integrating Educational Technology into Teaching, tahun 2006 oleh M. D. Roblyer. Checklist tersebut dibuat berdasarkan kriteria-kriteria untuk mengevaluasi web. Dengan demikian, jika siswa dan guru memberikan tanggapan positif pada angket yang diberikan maka dapat disimpulkan bahwa web yang dikembangkan memiliki kualitas yang baik.

k. Validasi instrumen

Sebelum digunakan untuk mengambil data, instrumen harus divalidasi agar data yang diambil benar-benar merupakan data yang diperlukan. Validasi ini dilakukan dengan memberikan instrumen yang telah dibuat pada dosen pembimbing. Instrumen kemudian diperiksa untuk mengetahui kesalahan yang ada, seperti kalimat yang ambigu atau tidak lengkap.

l. Revisi instrumen

Instrumen kemudian melalui tahap revisi untuk diperbaiki. Hasil dari revisi yang telah valid yang kemudian akan digunakan untuk mengambil data.


(23)

33

3. Tahap Evaluasi a. Uji coba produk

Web yang telah direvisi kemudian diujicobakan kepada siswa SMA yang telah mempelajari materi larutan elektrolit dan nonelektrolit, serta guru mata pelajaran kimia. Jumlah siswa yang mengikuti uji coba adalah 25 orang sedangkan guru berjumlah lima orang.

b. Pengambilan data

Data diambil setelah dilakukan uji coba produk dengan menggunakan instrumen yang telah valid kepada siswa dan guru yang telah menggunakan web yang dikembangkan.

c. Analisis data

Data yang telah diambil kemudian dianalisis untuk mengetahui kualitas dari bahan ajar berbasis web yang dikembangkan. Teknik analisis data dicantumkan pada bagian akhir bab ini.

d. Kualitas bahan ajar

Dari hasil analisis data akan didapat kualitas dari bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit yang dikembangkan.

E.Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan ialah angket. Angket dibuat menyerupai pilihan berganda dengan pilihan terakhir dapat diisi responden jika tanggapan yang ingin disampaikan tidak terdapat pada pilihan-pilihan sebelumnya. Pilihan tanggapan yang tersedia untuk tiap pernyataan tidak selalu sama. Contoh pilihan tanggapan adalah sesuai atau tidak sesuai; ya atau tidak; seluruhnya, sebagian besar atau sebagian kecil; serta pendek, sedang, atau panjang.


(24)

34

Selain angket terdapat juga wawancara. Wawancara dilakukan jika ada responden, baik itu siswa maupun guru yang memberikan respon negatif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui alasan responden memberikan respon negatif tersebut.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan setelah dilakukan uji coba produk bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit terhadap siswa dan guru.

Tabel 3. 1. Teknik Pengumpulan Data

No. Instrumen Jenis Data Sumber

Data

Pengumpulan Data

1. Angket Tanggapan terhadap bahan ajar berbasis web untuk materi larutan elektrolit dan nonelektrolit

Guru dan siswa SMA

Dilakukan setelah uji coba produk

2. Wawancara Klarifikasi siswa dan guru yang memberikan respon negatif pada angket yang diberikan

Guru dan siswa SMA

Dilakukan setelah uji coba produk

G.Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh berdasarkan angket akan diolah dengan cara statistik desktiptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Data berdasarkan angket akan dibuat persentase untuk setiap pernyataan yang kemudian akan dideskripsikan. Rumus persentase sebagai berikut:


(25)

35

Keterangan : P = persentase f = jumlah jawaban

n = jumlah jawaban seluruhnya

Selanjutnya hasil pengolahan data angket guru dan siswa dideskripsikan dan dibahas untuk memperoleh kesimpulan awal mengenai kualitas bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.


(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan: 1. Secara umum bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan

nonelektrolit yang diproduksi telah memiliki kualitas yang baik dilihat dari aspek konten, bahasa, desain audio dan visual, serta navigasi.

2. Bahan ajar kimia berbasis web yang dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit diberi tanggapan oleh guru berdasarkan empat aspek, yakni:

 Konten

Secara umum, konten dalam web yang dikembangkan telah memiliki kualitas yang baik. Namun, menurut beberapa guru terdapat sebagian materi yang dapat menyebabkan miskonsepsi pada siswa.

 Bahasa

Secara umum, bahasa yang digunakan dalam web yang dikembangkan telah sesuai dengan tata bahasa yang baik dan benar.

 Desain audio dan visual

Secara umum, desain audio dan visual dalam web yang dikembangkan telah memiliki kualitas yang baik.

 Navigasi

Secara umum, navigasi dalam web yang dikembangkan telah memiliki kualitas yang baik. Namun, tombol navigasi memiliki ukuran yang kurang besar dan warnanya kurang kontras.


(27)

56

3. Bahan ajar kimia berbasis web yang dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit diberi tanggapan oleh siswa berdasarkan tiga aspek, yakni:

 Bahasa

Secara umum, bahasa yang digunakan dalam web yang dikembangkan telah sesuai dengan tata bahasa yang baik dan benar.

 Desain audio dan visual

Secara umum, desain audio dan visual dalam web yang dikembangkan telah memiliki kualitas yang baik. Namun, warna teks dalam web kurang kontras dengan warna latar halaman.

 Navigasi

Secara umum, navigasi dalam web yang dikembangkan telah memiliki kualitas yang baik.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan untuk dilakukan:

1. Perbaikan tombol navigasi dalam web dengan menggunakan ukuran yang lebih besar dan warna yang lebih kontras. Selain itu, warna teks juga perlu diperbaiki dengan diubah menjadi lebih kontras dengan warna latar halaman.

2. Pengujian terbatas bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit menggunakan jaringan intranet.


(28)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anonim. (2012). Internet Usage in Asia. [Online]. Tersedia:

http://www.internetworldstats.com/stats3.htm. [22 November 2012]

Chang, R. (2005). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Johari, J. M., & Rachmawati, M. (2007). Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kemendiknas. (2010). Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

__________. (2010). Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Kristianto, D. (2002). Fasilitas di Internet. [Online]. Tersedia:

http://faculty.petra.ac.id/dwikris/docs/desgrafisweb/www/3-fasilitas_internet.html. [23 November 2012]

Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Raemeta, S. (2008). Pemroduksian Video Demonstrasi Pada Materi Pokok Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Roblyer, M. D. (2006). Intergrating Educational Technology into Teaching. New Jersey: Pearson Education Inc.


(29)

58

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sunarya, Y. (2002). Kimia Dasar 2. Bandung: Alkemi Grafisindo Press.

Sutresna, N. (2008). Kimia untuk Kelas X Semester 2 Sekolah Menengah Atas. Bandung: Penerbit Grafindo Media Pratama.

Syukri. (1999). Kimia Dasar 2. Bandung: Penerbit ITB.

Tasri, L. (2011). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web. [Online]. Tersedia:

http://www.ft-unm.net/medtek/Jurnal_MEDTEK_Vol.3_No.2_Oktober_2011_pdf/Jurnal %20Lu%27mu%20Tasri.pdf [21 januari 2013]

Utami, B. et al. (2009). Kimia 1: Untuk SMA / MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.


(1)

Muhammad Fauzi Sya’bana, 2013

Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis Web Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Selain angket terdapat juga wawancara. Wawancara dilakukan jika ada responden, baik itu siswa maupun guru yang memberikan respon negatif. Hal ini dilakukan untuk mengetahui alasan responden memberikan respon negatif tersebut.

F. Teknik Pengumpulan Data

Data dikumpulkan setelah dilakukan uji coba produk bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit terhadap siswa dan guru.

Tabel 3. 1. Teknik Pengumpulan Data

No. Instrumen Jenis Data Sumber

Data

Pengumpulan Data

1. Angket Tanggapan terhadap bahan ajar berbasis web untuk materi larutan elektrolit dan nonelektrolit

Guru dan siswa SMA

Dilakukan setelah uji coba produk

2. Wawancara Klarifikasi siswa dan guru yang memberikan respon negatif pada angket yang diberikan

Guru dan siswa SMA

Dilakukan setelah uji coba produk

G.Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh berdasarkan angket akan diolah dengan cara statistik desktiptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi. Data berdasarkan angket akan dibuat persentase untuk setiap pernyataan yang kemudian akan dideskripsikan. Rumus persentase sebagai berikut:


(2)

35

Muhammad Fauzi Sya’bana, 2013

Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis Web Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit

Keterangan : P = persentase f = jumlah jawaban

n = jumlah jawaban seluruhnya

Selanjutnya hasil pengolahan data angket guru dan siswa dideskripsikan dan dibahas untuk memperoleh kesimpulan awal mengenai kualitas bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit.


(3)

Muhammad Fauzi Sya’bana, 2013

Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis Web Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan: 1. Secara umum bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan

nonelektrolit yang diproduksi telah memiliki kualitas yang baik dilihat dari aspek konten, bahasa, desain audio dan visual, serta navigasi.

2. Bahan ajar kimia berbasis web yang dikembangkan pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit diberi tanggapan oleh guru berdasarkan empat aspek, yakni:

 Konten

Secara umum, konten dalam web yang dikembangkan telah memiliki kualitas yang baik. Namun, menurut beberapa guru terdapat sebagian materi yang dapat menyebabkan miskonsepsi pada siswa.

 Bahasa

Secara umum, bahasa yang digunakan dalam web yang dikembangkan telah sesuai dengan tata bahasa yang baik dan benar.

 Desain audio dan visual

Secara umum, desain audio dan visual dalam web yang dikembangkan telah memiliki kualitas yang baik.

 Navigasi

Secara umum, navigasi dalam web yang dikembangkan telah memiliki kualitas yang baik. Namun, tombol navigasi memiliki ukuran yang kurang besar dan warnanya kurang kontras.


(4)

56

Muhammad Fauzi Sya’bana, 2013

Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis Web Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit 3. Bahan ajar kimia berbasis web yang dikembangkan pada materi larutan

elektrolit dan nonelektrolit diberi tanggapan oleh siswa berdasarkan tiga aspek, yakni:

 Bahasa

Secara umum, bahasa yang digunakan dalam web yang dikembangkan telah sesuai dengan tata bahasa yang baik dan benar.

 Desain audio dan visual

Secara umum, desain audio dan visual dalam web yang dikembangkan telah memiliki kualitas yang baik. Namun, warna teks dalam web kurang kontras dengan warna latar halaman.

 Navigasi

Secara umum, navigasi dalam web yang dikembangkan telah memiliki kualitas yang baik.

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan untuk dilakukan:

1. Perbaikan tombol navigasi dalam web dengan menggunakan ukuran yang lebih besar dan warna yang lebih kontras. Selain itu, warna teks juga perlu diperbaiki dengan diubah menjadi lebih kontras dengan warna latar halaman.

2. Pengujian terbatas bahan ajar kimia berbasis web pada materi larutan elektrolit dan nonelektrolit menggunakan jaringan intranet.


(5)

Muhammad Fauzi Sya’bana, 2013

Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis Web Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, H. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Anonim. (2012). Internet Usage in Asia. [Online]. Tersedia:

http://www.internetworldstats.com/stats3.htm. [22 November 2012]

Chang, R. (2005). Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Depdiknas. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Johari, J. M., & Rachmawati, M. (2007). Kimia 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kemendiknas. (2010). Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis TIK. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

__________. (2010). Panduan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Kristianto, D. (2002). Fasilitas di Internet. [Online]. Tersedia:

http://faculty.petra.ac.id/dwikris/docs/desgrafisweb/www/3-fasilitas_internet.html. [23 November 2012]

Munir. (2010). Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Raemeta, S. (2008). Pemroduksian Video Demonstrasi Pada Materi Pokok Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit. Skripsi Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Tidak diterbitkan.

Roblyer, M. D. (2006). Intergrating Educational Technology into Teaching. New Jersey: Pearson Education Inc.


(6)

58

Muhammad Fauzi Sya’bana, 2013

Pengembangan Bahan Ajar Kimia Berbasis Web Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Non Elektrolit Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer, Mengembangkan

Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Sunarya, Y. (2002). Kimia Dasar 2. Bandung: Alkemi Grafisindo Press.

Sutresna, N. (2008). Kimia untuk Kelas X Semester 2 Sekolah Menengah Atas. Bandung: Penerbit Grafindo Media Pratama.

Syukri. (1999). Kimia Dasar 2. Bandung: Penerbit ITB.

Tasri, L. (2011). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Web. [Online]. Tersedia:

http://www.ft-unm.net/medtek/Jurnal_MEDTEK_Vol.3_No.2_Oktober_2011_pdf/Jurnal

%20Lu%27mu%20Tasri.pdf [21 januari 2013]

Utami, B. et al. (2009). Kimia 1: Untuk SMA / MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.